Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
I.
ini
seringnya
berupa
variabel
permukaan
seperti
2. Tujuan Praktikum
Acara pengamatan unsur cuaca ini dilaksanakan dengan tujuan:
a. Mengetahui unsur cuaca menggunakan alat-alat manual
1
b. Mengetahui macam alat pengukur unsur cuaca
dan cara penggunaannya.
3. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum Agroklimatologi acara pengamatan unsur-unsur cuaca
dan alatnya ini dilaksanakan pada tanggal 3 November 2013 pukul
09.00 WIB. Bertempat di Stasiun Klimatologi, Desa Sukosari,
Kecamatan Jumantono, Karanganyar.
B. Tinjauan Pustaka
1. Radiasi Surya
Radiasi Surya adalah Sumber utama dari energi atmosfer,
penyebarannya diseluruh permukaan bumi merupakan pengendali terhadap
cuaca dan iklim. Radiasi surya merupakan gelombang elektromagnetik,
berasal dari proses fusi nuklir yang mengubah hidrogen menjadi helium.
Radiasi yang dipancarkan berupa gelombang elektromagnetik sebesar 75.3
juta watt/ m2. Jarak rata surya- bumi 150 juta km, radiasi yang mencapai
puncak atmosfer 1360W/m2. 50% energinya sampai ke permukaan bumi,
30%nya dipantulkan kembali ke angkasa.( Wahyu 2010)
Radiasi surya terdiri dari spectra ultraviolet (panjang gelombang
kurang dari 0,38 mikron) yang berpengaruh merusak karena daya
bakarnya sangat tinggi, spectra Photosynthetically Active Radiation (PAR)
yang berperan membangkitan proses fotosintesis dan spectra inframerah
(lebih dari 0,74 mikron) yang merupakan pengatur suhu udara. Spectra
radiasi PAR dapat dirinci lebih lanjut menjadi pita-pita spectrum yang
masing-masing memiliki karakteristik tertentu. Ternyata spectrum biru
memberikan sumbangan yang paling potensial dalam fotosintesis
(Kartasapoetra 2004).
Penerimaan radiasi surya di permukaan bumi sangat bervariasi
menurut tempat dan waktu. Menurut tempat disebabkan oleh perbedaan
letak lintang serta keadaan atmosfer terutama awan. Menurut waktu,
perbedaan radiasi terjadi dalam sehari (dari pagi sampai sore) maupun
secara musiman (dari hari ke hari) (TT. Glen & HH. Lyle 2008).
Radiasi matahari yang sampai di permukaan bumi terdiri dari tiga
komponen, yaitu langsung, baur dan global. Radiasi global merupakan
gabungan langsung dan baur. Radiasi langsung dapat pula dibagi dua
bentuk yaitu radiasi langsung normal dan horizontal. Radiasi langsung
normal dan horizontal digunakan bila memperkirakan radiasi pada
permukaan datar, miring dan tegak. Permukaan miring meliputi lereng
bukit/gunung
(pertanian
dan
perkebunan),
plat
penadah
miring
(pengeringan, rumah kaca, pemanas air surya, panel sel surya, atap rumah
dll). Radisi pada permukaan tegak bangunan (dinding). Radiasi pada
permukaan datar di pertanian dan perikanan (penguapan di hamparan
sawah, bentangan kolam dan bendungan dll). Untuk memperkirakan
radiasi pada permukaan miring dan tegak, sudut kemiringan dan orientasi
permukaan merupakan faktor penentu (Lizenhs 2010).
2. Tekanan Udara
Tekanan
udara
merupakan
tenaga
yang
bekerja
untuk
gunung, angin akan berbelok ke arah kiri, ke kanan atau ke atas (Usman
2004)
7. Evaporasi
Evaporasi merupakan proses fisis perubahan cairan menjadi uap,
hal ini terjadi apabila air cair berhubungan dengan atmosfer yang tidak
jenuh, baik secara internal pada daun (transpirasi) maupun secara eksternal
pada permukaan-permukaan yang basah. Suatu tajuk hutan yang lebat
menaungi permukaan di bawahnya dari pengaruh radiasi matahari dan
angin yang secara drastis akan mengurangi evaporasi pada tingkat yang
lebih rendah. Transpirasi pada dasarnya merupakan salah satu proses
evaporasi yang dikendalikan oleh proses fotosintesis pada permukaan daun
(tajuk). Perkiraan evapotranspirasi adalah sangat penting dalam kajiankajian hidrometeorologi
Laju
evapotranspirasi
(Suryatmojo 2006).
dapat
diestimasi
dengan
beberapa
evapotranspirasi
berdasar
pengurangan
berat
akibat
menguapnya air dari silinder tanah dengan struktur yang tidak terganggu
(undisturbed soil) yang bagian atasnya ditanami dengan tanaman. Sesuai
dengan jenis vegetasinya yang akan dengan diukur berdasar data
evapotranspirasi yang diukur dengan menggunakan panci evaporasi
(Kartasapoetra 2004).
8. Awan
Awan adalah gumpalan uap air yang terapung di atmosfir.
Kelihatan seperti asap berwarna putih atau kelabu di langit. Udara selalu
mengandung uap air. Apabila uap air ini meluap menjadi titik-titik air,
maka terbentuklah awan. Penguapan ini bisa bisa terjadi dengan dua cara :
a. Apabila udara panas, lebih banyak uap terkandung di dalam udara karena
air lebih cepat menguap. Udara panas yang sarat dengan air ini akan naik
tinggi, hingga tiba di satu lapisan dengan suhu yang lebih rendah, uap itu
akan mencair dan terbentuklah awan, molekul-molekul titik air yang tak
terhingga banyaknya.
b. Suhu udara tidak berubah, tetapi keadaan atmosfir lembap. Udara makin
lama akan menjadi semakin tepu dengan uap air .
Berdasarkan morfologinya, awan dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
(1) Awan Commulus yaitu awan yang bentuknya bergumpal-gumpal (bundarbundar) dan dasarnya horizontal. (2) Awan Stratus yaitu awan yang tipis dan
tersebar luas sehingga dapat menutupi langit secara merata. Dalam arti khusus
awan stratus adalah awan yang rendah dan luas. (3) Awan Cirrus yaitu awan
yang berdiri sendiri yang halus dan berserat, berbentuk seperti bulu burung.
Sering terdapat kristal es tapi tidak dapat menimbulkan hujan (Usman 2004).
Jika udara naik ke atmosfir yang lebih tinggi, udara tersebut akan
mengembang dan mendingin. Seterusnya, udara tersebut makin mendingin dan
tidak dapat lebih lama lagi menampung uap air. Beberapa uap air
berkondensasi pada partikel-partikel di atmosfir dan terbentuklah titik air.
Titik-titik ini mengambang (melayang-layang) di udara. Gerakan udara ke atas
(atau aliran udara) akan menahan turunnya titik-titik air tersebut. Dan jutaan
butir-butiran air yang melayang-layang tersebut satu dengan lainnya akan
membentuk awan. Di daerah tropis awan maksimum pada musim panas dan
sesuai dengan curah hujan maksimum. Di daerah pantai barat subtropis awan
dan curah hujan maksimum pada musim dingin. Di daerah pedalaman benua
variasi awan tahunan berlawanan dengan curah hujan tahunan. Pada musim
panas curah hujan maksimum, tetapi awan minimum karena pada musim panas
awan cumulus yang bersifat local, sedang pada musim dingin awan strato
meliputi daerah yang luas (Wuryatno, dkk 2000).
10
C. Hasil Pengamatan
1. Radiasi Surya
Jam
Prosentase
terbakar
06.00-08.00
09.00
10.00
(menit)
55
50
45
45%
83%
75%
11
11.00
12.00
13.00
14.00
Total
20
30
30
10
4 jam
30%
50%
50%
17%
2. Tekanan Udara
12
Bagian-bagian Utama :
Skala
Sangkar
Prinsip Kerja :
13
1)
2)
Termohighograf
14
15
16
2) Ombrograf
17
6. Angin
18
3) Skala
b. Prinsip Kerja
Membaca skala yang tertera pada anemometer
7. Evaporasi
19
20
D. Pembahasan
1. Radiasi Surya
Pengamatan radiasi surya meliputi lama penyinaran dan intensitas
radiasi. Lama penyinaran adalah lamanya surya bersinar cerah sampai di
permukaan bumi dalam satu hari. Satuan lama penyinaran adalah jam/hari.
Alat yang digunakan untuk mengukur lamanya penyinaran adalah
Sunshine Recorder tipe Campbell Stokes.
Pada sunshine recorder ini, kertas pias akan terbakar karena sinar
matahari yang difokuskan oleh bola kaca pada alat tersebut. Semakin besar
intensitas penyinaran, maka kertas pias akan banyak terbakar. Kertas pias
akan terbakar jika ada sinar matahari yang jatuh ke bola, bola kaca di sini
berfungsi memfokuskan sinar yang jatuh di atasnya sehingga dapat
membakar kertas yang berada di bawahnya. Kertas Pias yang terbakar
tidak mengeluarkan asap dan tidak memunculkan api, sehingga
pembakarannya tidak memyebar. Pada mangkok logam terdapat tiga slot
tempat peletakkan kertas pias. Ini menyesuaikan dengan belahan bumi
yang dipasang alat ini. Pada sunshine recorder ini peletakannya sudah
paten dari BMKG yaitu sebesar 27. Hal ini menyesuaikan dengan arah
sudut datangnya matahari dan besarnya garis lintang.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada pukul 06.00-08.00
kertas pias terbakar selama 55 menit dengan prosentase 45%. Pukul
09.00kertas pias terbakar selama 50 menit dengan prosentase 83%. Pukul
10.00 kertas pias terbakar selama 45 menit dengan prosentase 75%. Pukul
11.00 kertas pias terbakar selama 20 menit dengan prosentase 30%. Pukul
12.00 kertas pias terbakar selama 30 menit dengan prosentase 50%. Pukul
13.00 kertas pias terbakar selama 30 menit dengan prosentase 50%. Pukul
14.00 kertas pias terbakar selama 10 menit dengan prosentase 17%.
Prosentase tertinggi yaitu 83% pada pukul 09.00 lama kertas pias terbakar
50 menit. Sedangkan untu prosentase yang terendah yaitu 17% pada pukul
14.00 lama kertas pias terbakar 10 menit.
21
suatu
tempat. Semakin tinggi suatu tempat maka tekanan udara pada daerah
tersebut akan meningkat pula. Selain itu besarnya tekanan udara juga
dipengaruhi oleh suhu udara. Alat yang digunakan untuk mengukur
besarnya tekanan udara adalah barometer. Tinggi angka yang ditunjukkan
oleh barometer selain ditunjukkan oleh tekanan udara pada saat itu juga
dipengaruhi oleh altitude (tinggi tempat), latitud (garis lintang), gravitasi,
serta suhu udara. Hal ini disebabkan karena gradien tekanan udara vertikal
yang tidak selalu tetap karena kerapatan udara dipengaruhi oleh faktorfaktor suhu, kadar uap iar di udara dan gravitasi.
Pengaruh letak lintang terhadap tekanan udara yaitu akibat adanya
gaya gravitasi yang terkecil di khatulistiwa dan terbesar di kutub yang
menyebabkan tekanan udara disekitar garis khatulistiwa cenderung lebih
tinggi dibandingkan di kutub. Kemudian pengaruh suhu atau temperatur
dalam pengukuran tekanan udara adalah apabila suhunya naik, akan
mengembang dan apabila suhunya turun air raksa cenderung menyusut,
22
23
24
yang ada di atas permukaan tanah rata seandainya tidak ada infiltrasi dan
evaporasi, dengan satuan milimeter. Curah hujan 1 mm berarti banyaknya
hujan yang jatuh di atas sebidang tanah seluas 1 m2 = 1mm x 1m2 = 0,01
dm x 100 dm2 = 1 dm3 = 1 liter. Hari hujan adalah suatu hari dimana
terkumpul curah hujan 0,5 mm atau lebih.
Alat yang diguanakan yaitu ombrograf dan ombrometer. Prinsip
kerja ombrograf adalah curah hujan yang jatuh pada corong mengalir ke
tabung penampung sehingga permukaan air naik dan mendorong
pelampung dimana sumbunya bertepatan dengan sumbu pena. Tangkai
pena bertinta akan ikut naik dan memberi berkas garis pada kertas
berskala, bergeraknya kertas searah dengan jarum jam dan sesuai dengan
waktu yang ada.
Ombrometer dan Ombograf mempunyai kegunaan yang sama,
yakni untuk mengukur besarnya curah hujan. Namun, perbedaan antara
keduanya adalah pada ombrograf kita tinggal melihat skala yang tertera
pada alat tersebut, sedangkan pada ombrometer sistem perhitungan yang
digunakan masih memerlukan tenaga manusia (manual).
Pengamatan terhadap besarnya curah hujan tidak dilakukan pada
praktikum, hal ini dikarenakan pada saat pelaksanaan praktikum tidak
turun hujan. Curah hujan diukur tiap hari dan dari data tersebut dapat
dihitung curah hujan tiap bulan dan akhirnya curah hujan tahunan. Jika
curah hujan terlalu besar akan menyebabkan tanaman roboh karena terlalu
banyak air.
6. Angin
Angin mempunyai arah dan kecepatan. Arah angin biasa
dinyatakan dengan dari mana arah angin itu datang. Untuk menentukan
arah angin digunakan alat penunjuk arah angin yang disebut wind vane.
Posisi wind vane yang menunjukkan arah angin dapat dilihat dengan
melihat posisi vane yang menunjukkan arah angin, kemudian mencatat
arah angin pada waktu itu.
25
26
angin bertiup berasal dari daerah gersang atau panas maka angin tersebut
kurang mengandung uap air sehingga angin tersebut bersifat hangat.
Akibatnya, wilayah atau daerah yang dilewati akan dipengaruhi oleh
angin yang bersuhu tinggi dari tempat yang dilewati. Sebaliknya angin
yang berasal dari daerah perairan banyak mengandung uap air sehingga
akan mempengaruhi kandungan uap air pada daerah yang dilewatinya.
7. Evaporasi
Evaporasi adalah penguapan air dari permukaan bumi ke atmosfer.
Evaporasi tanah (Es) adalah penguapan air langsung dari tanah mineral.
Nilai Es kecil dibawah tegakan hutan karena serasah dan tumbuhan
menghalangi radiasi matahari mencapai permukaan tanah mineral hutan
dan mencegah gerakan udara di atasnya. E s bertambah besar dengan makin
berkurangnya tumbuhan dan jenis penutup tanah lainnya.
Nilai evaporasi merupakan selisih tinggi permukaan dari dua kali
pengukuran setelah nilai curah hujan diperhitungkan apabila pada waktu
pengukuran terjadi hujan. Sehingga secara tidak langsung evaporimeter
berhubungan dengan ombrometer. Perhitungan evaporasi (Eo) :
a. Bila tidak terjadi hujan
Eo = (P0-P1) mm
b. Bila terjadi hujan
Eo = (P0-P1) + x mm
c. Bila hujan sangat lebat sehingga panci terisi air sampai tumpah atau
meluap maka pengukuran penguapan tidak dapat dilakukan dan diberi
tanda x pada angka pencatatan.
Keterangan :
Eo : Evaporasi
P0 : tinggi permukaan air di awal periode
P1 : tinggi permukaan air di akhir periode
X : besarnya curah hujan
Pengukuran dilakukan pada permukaan air dalam keadaan tenang
didalam tabung peredam riak (Still Well Cylinder). Still Well Cylinder
27
28
E. Komprehensif
29
30
31
awan dari satu tempat ke tempat yang lain terjadi karena adanya angin yang
terbentuk karena perbedaan tekanan udara yang terjadi.
Evaporasi meningkat karena tingginya intensitas cahaya matahari yang
menerpa bumi dan adanya angin. Kadar evaporasi mempengaruhi curah hujan
di suatu tempat. Evaporasi tinggi menyebabkan kelembaban udara meningkat
kemudian menyebabkan terbentukkan awan. Lalu pada keadaan tertentu, awan
akan mengalami kondensasi dan terjadilah hujan. Hal ini tidak lepas juga dari
pengaruh suhu.
Secara keseluruhan pengaruh unsur cuaca satu dengan yang lain dapat
dijelaskan sebagai berikut. Unsur iklim dan cuaca yang paling dominan adalah
radiasi surya. Meskipun paling dominan, besarnya radiasi surya juga
dipengaruhi oleh unsur iklim yang lain yaitu awan. Luas dan ketebalan awan
yang berbeda-beda akan menyebabkan perbedaan penerimaan radiasi surya ke
bumi. Dimana pembentukan awan dipengaruhi oleh suhu, angin dan
kelembaban udara. Adanya radiasi surya juga akan mempengaruhi suhu udara
disuatu daerah. Semakin besar penerimaan radiasi surya disuatu daerah, maka
suhunya akan tinggi. Kemudian suhu yang tinggi tersebut akan menyebabkan
tekanan udara menjadi tinggi, hal ini juga menyebabkan udara akan mengalir
dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah dalam
bentuk angin. Perubahan kecepatan angin akibat perubahan tekanan udara
tersebut akan menyebabkan perubahan suhu dan curah hujan. Faktor-faktor
yang juga mempengaruhi perubahan tekanan udara adalah letak lintang dan
luas daratan/ lautan. Sedangkan perubahan tekanan udara sendiri dapat
dipengaruhi oleh suhu, curah hujan, dan evapotranspirasi. Adanya perubahan
suhu akan mempengaruhi keragaman kelembaban dengan perbandingan yang
berbanding terbalik. Apabila suhu rendah maka kelembaban akan tinggi begitu
pula sebaliknya jika suhu tinggi maka kelembaban akan rendah. Selain suhu,
kelembaban udara dipengaruhi oleh tekanan udara dan curah hujan. Di daerah
yang rendah, maka tekanan udaranya akan tinggi dan di daerah yang tinggi,
maka tekanan udaranya akan rendah. Turunnya hujan disuatu tempat membuat
suhu sekitarnya akan menurun dan juga mengakibatkan adanya kenaikan
32
33
b.
Radiasi surya adalah sesuatu yang menyebar ke arah luar dari suatu
sumber, yang dimana sumber utamanya adalah matahari. Alat yang
digunakan untuk mengukurnya adalah sunshhine recorder tipe Cambell
Stokes.
c.
d.
Alat pengukur suhu dalam kegiatan praktikum ini ada dua macam yaitu
Termometer maksimum dan minimum dan Termometer tanah bengkok.
e.
f.
g.
h.
Pada praktikum kali ini jenis awan yang didapati adalah Awan Strato
Cumulus yang masuk dalam klasifikasi awan rendah.
2. Saran
Setelah melakukan praktikum tentang pengamatan unsur cuaca
secara manual, ada beberapa saran yang bisa dijadikan sebagai perbaikan
untuk kedepannya:
a. Praktikum agroklimatologi yang dilakukan di Jumantono ini agar
koordinasi antara praktikan dan co-ass lebih diperhatikan lagi.
34
35
DAFTAR PUSTAKA
Benyamin L 2002. Dasar-Dasar Klimatologi. Jakarta: PT. Raja Gdafindo
Persaja
Foth, Henry 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Edisi Ke-7. Yogyakarta: Gadjah
Mada Press
Kartasoeputra 2004. Klimatologi:Pengaruh Iklim Terhadap Tanaman dan Tanan
Edisi Revisi. Jakarta: Bumi aksara
Marjuki 2006. Pertanian dan Masalahnya.Yogyakarta: Andi Offset
Oxlay 2011. Cahaya, Suhu dan Kelembaban. http:///il 9d.shoong.com. Diakses
tangga 9 November 2013
Ridwar 2006. Pengaruh Tekanan Udara.Malang: Jurusan Teknik Mesin
Universitas Muhm madiyah Malang
Team SOS 2011. Pemanasan Global: Solusi dan Peluang Bisnis. Jakarta:
Gramedia
TT Lyle 2007. Pengantar Iklim.Yogyakarta: UGM Pres
Soewandi 2005. Prosedur dan Pengambilan Contoh Analtisis Tanaman.
Yogyakarta: UGM Press
Suryatmojo 2006. http:///mayong.staff.ugm.ac.id. Diakses tangga 9 November
2013
Usman 2004. Analisis Kepekaan Beberapa Metode Pendugaan Evapotranspirasi
Potensial terhadap Perubahan iklim Vol. 6 No. 2 Jurnal Natur Indonesia
Wuryanto 2000. Klimatologi.Bandung: ITB
36
37
38
B. Tinjauan Pustaka
AWS (Automatic Weather Stations) merupakan suatu peralatan
atau sistem terpadu yang di disain untuk pengumpulan data cuaca secara
otomatis serta di proses agar pengamatan menjadi lebih mudah. AWS ini
umumnya dilengkapi dengan sensor, RTU (Remote Terminal Unit),
Komputer, unit LED Display dan bagian-bagian lainnya. Sensor-sensor
yang digunakan meliputi sensor temperatur, arah dan kecepatan angin,
kelembaban, presipitasi, tekanan udara, pyranometer, net radiometer. RTU
(Remote Terminal Unit) terdiri atas data logger dan backup power, yang
berfungsi sebagai terminal pengumpulan data cuaca dari sensor tersebut
dan di transmisikan ke unit pengumpulan data pada komputer
(Farensa 2012).
Sensor pada AWS adalah jantung dan jiwa dari sistem. Oleh karena
itu banyak perawatan harus dilakukan ketika memilih sensor yang tepat
untuk kebutuhan pengguna. AWS standar Biro menggunakan sensor untuk
memantau temeprature, kelembaban, kecepatan angin dan arah, tekanan
dan curah hujan. Sensor lanjutan lainnya yang tersedia untuk aplikasi
khusus. Sensor ini dapat memantau ketinggian awan (ceilometer),
visibilitas, cuaca saat ini, badai, suhu tanah (pada kisaran kedalaman) dan
suhu terestrial. Biro ini juga menyelidiki jenis lain dari sistem seperti
penguapan otomatis. Kualitas data akhir yang diterima oleh peneliti atau
petani hanya dapat sebagus kualitas sensor yang dapat digunakan. Tidak
ada analisis post dari data dapat meningkatkan akurasi atau keandalan
informasi yang diperoleh (David 2009).
BMG telah memasang beberapa peralatan AWS
baik yang
39
40
2. Prinsip Kerja
AWS ini dilengkapi dengan alat sensor , unsur- unsur cuaca akan
terdeteksi oleh sensor dan terekam selama 24 jam, dan unsur-unsur
cuaca tersebut akan terekam setiap 10 menit pada alat Lodger,
kemudian data dari Lodger tersebut dipindahkan dan di edit ke PC
Computer program AWS. Data yang sudah tercatat pada PC Computer
program AWS diarsipkan kemudian dikirim ke BMG Jakarta. Alat ini
dapat mengamati dan mencatat unsur - unsur cuaca, yaitu Suhu udara,
Suhu tanah dengan kedalaman 10 cm dan 20 cm, Kelembaban udara,
Titik embun, Tekanan udara, Arah dan kecepatan angin, Curah hujan,
dan Radiasi matahari. Waktu pengamatan dilakukan selama 24 jam.
41
D. Pembahasan
AWS (Automatic Weather Stations) merupakan suatu peralatan
atau sistem terpadu yang di disain untuk pengumpulan data cuaca secara
otomatis serta di proses agar pengamatan menjadi lebih mudah. AWS ini
umumnya dilengkapi dengan sensor, RTU (Remote Terminal Unit),
Komputer, unit LED Display dan bagian-bagian lainnya.
Fungsi alat AWS ini untuk mengukur dan mencatat unsur cuaca
secara otomatis. AWS ini dilengkapi dengan alat sensor , unsur- unsur
cuaca akan terdeteksi oleh sensor dan terekam selama 24 jam, dan unsurunsur cuaca tersebut akan terekam setiap 10 menit pada alat Lodger,
kemudian data dari Lodger tersebut dipindahkan
dan di edit ke PC
42
Daerah batas-pengukuran;
Data representatif;
Kompatibel Data;
Ketelitian;
Kestabilitasan data untuk jangka panjang.
43
44
45
46
47
DAFTAR PUSTAKA
Agus
K
2008.
Automatic
Weather
Station,
AWS.
http://www.klimatologibanjarbaru.com. Diakses pada 9 November 2013
pukul 17.00 WIB
2012. http://farensapetanisukses1.blogspot.com.
November 2013 pukul 17.00 WIB
Diakses
pada
48
49
48
pada beberapa
50
B. Tinjauan Pustaka
Temperatur (suhu) adalah salah satu sifat tanah yang sangat penting
secara langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan juga terhadap
kelembapan, aerasi, stuktur, aktifitas mikroba, dan enzimetik, dekomposisi
serasah atau sisa tanaman dan ketersidian hara-hara tanaman. Tenperatur tanah
merupakan salah satu faktor tumbuh tanaman yang penting sebagaimana
halnya air, udara dan unsur hara. Proses kehidupan bebijian, akar tanaman dan
mikroba tanah secara langsung dipengaruhi oleh temperatur tanah
(Hanafiah et al. 2005).
Suhu tanah merupakan hasil dari keseluruhan radiasi yang merupakan
kombinasi emisi panjang gelombang dan aliran panas dalam tanah. Suhu tanah
juga disebut intensitas panas dalam tanah dengan satuan derajat celcius,
derajat farenheit, derajat Kelvin dan lain-lain. (Kemala Sari Lubis 2007).
Suhu merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Suhu berkorelasi positif dengan
radiasi matahari. Suhu tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman. Tinggi
rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan oleh radiasi matahari, kerapatan
tanaman, distribusi cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas tanah.
Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis penting: bukaan stomata, laju
transpirasi, laju penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi.
Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti oleh peningkatan proses
di atas. Setelah melewati titik optimum, proses tersebut mulai dihambat: baik
secara fisik maupun kimia, menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi).
Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman akan menyebabkan cepat
hilangnya kandungan lengas tanah. Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan evaporasi. Pada musim
kemarau, peningkatan suhu iklim mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman terutama pada daerah yang lengas
tanahnya terbatas. Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah dapat diatasi
melalui perlakuan pemulsaan (mengurangi evaporasi dan transpirasi) (Imran
2009).
51
52
53
D. Hasil Pengamatan
Tabel 2.1 Pengukuran Suhu Tanah
Hari
Kel
07.30
07.45
76
08.00
08.15
75
08.30
08.45
74
09.00
09.15
77
09.30
09.45
80,81
10.00
10.15
79
10.30
10.45
78
11.00
11.15
Sumber: Laporan Sementara
Sabtu, 2 November 2013
73
Jam
Kontrol
(Tanah)
28
28
27,5
28
27,5
28
30
31
32
34
35
35,5
36,5
37,5
38
39
Cover crop
(rumput)
28
27
27
27
26
28
31
30
30
31,1
31
30,5
30,5
30
30
30,1
54
E. Pembahasan
Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa suhu tanah tertinggi
didapatkan pada saat termometer diberi perlakuan menggunakan mulsa plastik
bening. Hal ini tidak sesuai dengan teori yaitu tanah yang diberi perlakuan
menggunakan mulsa plastik hitam yang mendapatkan suhu tertinggu.
Disebabkan karena warna hitam menyerap panas. Suhu di pengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain radiasi matahari, curah hujan, kecepatan angin,
vegetasi tanaman dan awan, sehingga hasil pengamatan yang didapatkan tidak
sesuai teori.
Kita dapat mengkaitkan hubungan antara gejala ini dengan radiasi
matahari. Pada saat termometer diletakkan di tanah yang menggunakan mulsa
plastic bening, sinar matahari langsung sampai ke termometer, dan
ini
disebabkan karena sinar matahari tidak tertahan oleh mulsa plastic bening,
sehingga suhu termometer tidak berubah.
Berbeda saat termometer diletakkan dengan perlakuan menggunakan
mulsa plastik hitam, perubahan yang terjadi tidak terlalu signifikan. Hal ini
disebabkan karena sinar matahari diserap langsung oleh mulsa plastik hitam
dan tidak langsung mencapai tanah, sehingga suhu yang terukur pada
thermometer tidaklah sebesar mulsa plastic bening.
Selain di pengaruhi oleh radiasi matahari, suhu tanah juga dipengaruhi
oleh curah hujan, yaitu apabila curah hujan tinggi maka suhu tanah akan
menurun, sedangkan pada waktu curah hujan rendah maka suhu tanah akan
meningkat. Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa pada waktu hujan
suhu tertinggi pada waktu termometer diletakkan di mulsa plastic bening,
karena hujan akan tertahan di atas mulsa dan tidak langsung diterima oleh
termometer.
55
56
DAFTAR PUSTAKA
Hanafiah, Kemas Ali 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. PT. Radja Grifindo Persada.
Jakarta.
Imran, Syaiful 2009. Hubungan Suhu dan Pertumbuhan Tanaman. Dalam blog :
ipank review's blog.
Kamala sari lubis 2007.Aplikasi Suhu dan Aliran PanasTtanah.USU.Medan
Sudirman U, Agung P, Joko W 2008.Sistem Irigasi Mikro Menggunakan OctaMitter pada Tanaman Jeruk di Lahan Lebak pada Musim Kemarau. J
Enjiniring 2(7): 69-76.
57
2. Tujuan Praktikum
57
58
59
B. Tinjauan Pustaka
Kelembaban ialah jumlah uap air yang terdapat di udara. Kelembaban
dapat mempengaruhi efek temperatur. Fluktuasi kelembaban secara horisontal
mengakibatkan kelembaban lebih tinggi di malam hari, sedangkan di siang hari
lebih rendah. Kelembaban, temperatur, dan cahaya berperan sangat besar dalam
mengatur aktivitas organism dan sering menjadi faktor pembatas terhadap
penyebaran organisme (Nainggolan 2001).
Salah satu fungsi utama kelembaban adakah sebagai lapisan pelindyng
permukaan bumi. Kelembaban udara dapat menurunkan suhu dengan cara
menyerap atau memantulkan sekurang-kurangnya setengah radiasi matahari
gelombang pendek yang menuju ke permukaan bumi. Ia juga membantu
menahan keluarnya radiasi matahari gelombang panjang dari permukaan bumi
pada waktu siang dan malam hari (Chay 2002).
Evaporasi adalah penguapan air dari permukaan air, tanah, dan bentuk
permukaan bukan vegetasi yang terjadi karena proses fisika. Dua unsur utama
untuk dapat berlangsungnya evaporasi yaitu energi ( radiasi) matahari dan
ketersediaan air. Sebagian radiasi gelombang pendek matahari akan diubah
menjadi energi panas di dalam tanaman, air dan tanah. Energi panas tersebut
akan menghangatkan udara sekitarnya. Sebagian energi matahari akan diubah
menjadi tenaga mekanik yang menyebabkan perputaran udara di atas
permukaan tanah transpirasi adalah proses uap air meninggalkan tanaman dan
memasuki atmosfer, baik melalui evaporasi dari permukaan air ataupun
permukaan tanah basah. Evapotranspirasi jelas merupakan jumlah air yang
dikembalikan legi ke atmosfer dari permukaan tanah, badan air, dan vegetasi
oleh adanya pengaruh faktor-faktor iklim dan fisiologis vegetasi
(Norvida 2008).
60
61
62
D. Hasil Pengamatan
Tabel 4.1 Pengamatan Suhu, RH, dan Intensitas Cahaya di Naungan
Kel
Jam
Suhu
RH
In.C
Berat Pot(g)
Evp
Trns
ET
Eth
Angin
g/h
--0
-2
-0
-4
-4
-2
-4
g/h
--4
-4
-8
-4
-6
-8
-8
g/h
--4
-4
-6
-12
-6
-14
-12
g/h
--4
-6
-8
-8
-10
-10
-12
m/s
0,00
0,00
0,73
0,60
0,33
0,41
0,42
0,44
l
o
C
75
07.30
27,2
74
08.00
27,8
73
08.30
28,8
76
09.00
29,6
79
09.30
30,4
78
10.00
31,1
77
10.30
31,4
80,81
11.00
32,4
Sumber: Laporan Sementara
%
71
67
64
62
56
52
51
46
Fc
56600
70000
1200
16400
19800
20500
12000
20100
A
1320
1320
1319
1319
1317
1315
1314
1312
B
1309
1307
1305
1301
1299
1296
1292
1288
C
1429
1427
1425
1422
1416
1413
1406
1400
63
Tabel 4.2 Pengamatan Suhu, RH, dan Intensitas Cahaya di Rumah Kaca
kel
Jam
Suhu
RH
In.C
Fc
U
l
Berat Pot(g)
Evp
Trns
ET
Eth
Angin
g/h
--
g/h
m/s
--
0,00
76
07.30
27
75
20700
1557
1436
1715
--
g/h
--
75
08.00
30
72
22000
1555
1430
1709
-4
-12
-12
-16
0,00
74
08.30
32
65
33400
1555
1425
1706
-0
-10
-6
-10
0,60
73
09.00
33
64
33200
1553
1420
1699
-4
-10
-14
-14
0,42
80,81
09.30
34
59
68000
1550
1412
1692
-6
-16
-14
-22
0,44
79
10.00
35
56
58700
1548
1406
1685
-4
-12
-14
-16
1,33
78
10.30
35
55
70200
1545
1399
1677
-6
-14
-16
-20
0,63
77
11.00
36
52
10700
1543
1392
1670
-4
-14
-14
-18
0,58
g/h
64
Tabel 4.3 Pengamatan Suhu, RH, dan Intensitas Cahaya di Tempat terbuka
Suhu
o
C
74
07.30
27
73
08.00
30
76
08.30
32
75
09.00
32
78
09.30
33
77
10.00
33,5
80,81
10.30
34,5
79
11.00
35
Sumber: Laporan Sementara
kel
Jam
RH
%
52
42
39
35
26
21,5
21
19
In.C
Fc
68000
75900
66700
73600
84200
85500
39100
93800
u
l
A
2388
2384
2382
2376
2371
2366
2362
2358
Berat Pot(g)
B
1504
1500
1494
1490
1486
1481
1476
1472
C
1246
1240
1232
1225
1216
1205
1197
1188
Evp
g/h
--8
-4
-12
-10
-10
-8
-8
Trns
g/h
--8
-12
-8
-8
-10
-10
-8
ET
g/h
--12
-16
-14
-18
-22
-16
-18
Eth
g/h
--16
-16
-20
-18
-20
-18
-16
Angin
m/s
0,64
2,83
0,66
1,66
1,32
1,70
2,12
1,62
65
E. Pembahasana
Dalam praktikum didapatkan data bahwa
terdapat pada rumah kaca 32,75C, tempat terbuka 32,125C dan yang terakhir
di tempat naungan 29,83C.
Faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya suhu antara lain, sudut
datangnya sinar matahari, tinggi rendahnya tempat, awan, angin dan arus laut
serta lamanya penyinaran.
Sudut datang sinar matahari terkecil terjadi pada pagi dan sore hari,
sedangkan sudut terbesar pada waktu siang hari tepatnya pukul 12.00 siang.
Sudut datangnya sinar matahari yaitu sudut yang dibentuk oleh sinar matahari
dan suatu bidang di permukaan bumi. Semakin besar sudut datangnya sinar
matahari, maka semakin tegak datangnya sinar sehingga suhu yang diterima
bumi semakin tinggi. Sebaliknya, semakin kecil sudut datangnya sinar
matahari, berarti semakin miring datangnya sinar dan suhu yang diterima bumi
semakin rendah.
Semakin tinggi kedudukan suatu tempat, temperatur udara di tempat
tersebut akan semakin rendah, begitu juga sebaliknya semakin rendah
kedudukan suatu tempat, temperatur udara akan semakin tinggi. Perbedaan
temperatur udara yang disebabkan adanya perbedaan tinggi rendah suatu
daerah disebut amplitudo.
Awan merupakan penghalang pancaran sinar matahari ke bumi. Jika
suatu daerah terjadi awan (mendung) maka panas yang diterima bumi relatif
sedikit, hal ini disebabkan sinar matahari tertutup oleh awan dan kemampuan
awan menyerap panas matahari. Permukaan daratan lebih cepat menerima
panas dan cepat pula melepaskan panas, sedangkan permukaan lautan lebih
lambat menerima panas dan lambat pula melepaskan panas. Apabila udara
pada siang hari diselimuti oleh awan, maka temperatur udara pada malam hari
akan semakin dingin.
Angin dan arus laut mempunyai pengaruh terhadap temperatur udara.
Misalnya, angin dan arus dari daerah yang dingin, akan menyebabkan daerah
yang dilalui angin tersebut juga akan menjadi dingin.
66
67
68
a. Suhu udara rata-rata tertinggi ada pada rumah kaca, tempat terbuka
dan naungan.
b. Kelembaban rata-rata tertinggi ada pada rumah kaca, naungan dan
rumah kaca.
c. Intensitas cahaya rata-rata tertinggi ada pada tempat terbuka,
naungan, dan rumah kaca.
d. Lokasi dan intensitas cayaha juga mempengaruhi evapotranspirasi
2. Saran
Perlu adanya perawatan dan penjagaan kebersihan pada Rumah Kaca.
69
DAFTAR PUSTAKA
Chay A 2002. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Nainggolan, Doan. 2001. Aspek Ekologis Kultivar Buah Merah Panjang
(Pandanus conoideus Lamk) di Daerah Dataran Rendah Manokwari.
Manokwari: Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas
Cenderawasih. Pertanian IPB. Bogor.
Novrida Mulya 2008. Menyelamatkan pangan dengan irigasi hemat air.
Yogyakarta: Kanisius
70
V.
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Ketinggian suatu tempat mempunyai besar yang berbeda-beda
untuk setiap wilayah di bumi. Hal ini karena ketinggian tempat memiliki
pengaruh yang besar dalam proses perubahan faktor-faktor pembentuk
cuaca. Di antara pengaruh tersebut adalah dalam hubungannya dengan
tekanan udara, suhu udara, dan kelembaban relatif.
Suhu udara merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh
terhadap
pertumbuhan
dan
perkembangan
tanaman.
Suhu
udara
71
pengaruh
altitude
terhadap
unsur-unsur
cuaca
ini
periode yang hampir bersamaan dan dilakukan saat udara cerah. Lokasi
pengamatan
meliputi
Tawangmanggu.
Solo,
Karanganyar,
Karangpandan
dan
72
B. Tinjauan Pustaka
Tekanan udara diukur berdasarkan tekanan gaya pada permukaan
dengan luas tertentu, misalnya 1 cm2. Satuan yang digunakan adalah atmosfer
(atm),millimeter kolom air raksa (mmHg) atau milibar (mbar). Tekanan udara
patokan (sering juga disebut) tekanan udara normal) adalah tekanan kolom
udara setinggi lapisan atmosfer bumi pada garis lintang 450 dan suhu 00C.
besarnya tekanan udara tersebut dinyatakan sebagai 1 atm. Tekanan sebesar 1
atm ini setara dengan tekanan yang diberikan oleh kolom air raksa setinggi
760 mm. satuan tekanan selain dengan atm atau mmHg juga dapat dan sering
dinyatakan dalam satuan kg/m2 (Benyamin 2002).
Tekanan udara semakin keatas semakin rendah. Bervariasinya tekanan
udara disebabkan oleh adanya gravitasi bumi. Gas-gas penyusun udara terdiri
atas molekul-molekul yang masing-masing mempunyai massa. Oleh karena
itu molekul-molekul gas tersebut akan tertarik ke bumi. Benda yang
mempunyai massa maka dia akan mempunyai berat. Gaya per satuan luas kita
namakan tekanan (Tika 2008).
Suhu adalah unsur iklim yang sulit didefinisikan. Bahkan ahli
meteorologipun mempertanyakan apa yang dimaksud dengan suhu udara,
karena unsur cuaca ini berubah sesuai dengan tempat. Pengukuran suhu udara
hanya memperoleh satu nilai yang menyatakan nilai rata-rata suhu atmosfer.
Secara fisis suhu dapat didefinisikan sebagai tingkat gerakan molekul benda,
makin cepat gerakan molekul, makin tinggi suhunya. Suhu juga dapat
didefinisikan sebagai tingkat panas suatu benda. Panas bergerak dari sebuah
benda yang mempunyai suhu tinggi ke benda yang mempunyai suhu rendah
(Tjasyono 2004).
Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu
benda dan alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah thermometer.
73
74
75
76
D. Hasil Pengamatan
Tabel 5.1 Pengaruh Altitute terhadap Tekanan Udara, Suhu Udara dan RH Udara (Bis A)
Lokasi
Karangpandan
Tawangmangu
Karanganyar
Intensitas
Suhu
Suhu
RH
Kelengasan
udara
Tanah
Udara
Tanah
pH
(oC)
(C)
(%)
09.00
31,2
30
66
6,8
09.10
28,4
29
76
6,3
Waktu
Cahaya
Tekanan
Kecepatan
Matahari
Udara
Angin (m/s)
68500
1012
0,49
53200
1012
Vegetasi
Kemiringan
Ketinggian
(%)
(mdpl)
Koordinat
441
S 7 37 0,5
1,09
2
2
441
441
E 111 2 47,1
(FC)
09.20
29
29
74
6,2
87600
1012
09.30
33,9
34,2
54
2,5
6,2
101700
1012
0,7
sengon.
441
1233
S 7 39 40,7
1233
E 111 8 44,3
1233
11.00
26,6
30
62
43600
1020
2,18
11.10
28,7
31
54
135800
1020
1,54
11.20
28,1
30
64
5,2
45700
1020
1,54
11.30
33,1
31,5
48
5,2
149400
1020
1,68
1233
184
S 7 35 51,8
184
E 110 5 31
14.00
34,3
34
43
2,5
58600
1010
0,35
14.10
34,2
35
42
67400
1010
0,96
angsana.
14.20
34,6
35
44
55300
1010
1,65
184
14.30
35,7
36,5
41
62600
1010
1,06
184
Tabel 5.2 Hubungan Altitude terhadap Tekanan Udara, Suhu Udara, dan RH Udara (Bis B)
Lokasi
Karanganyar
Karangpandan
Tawangmangu
Suhu
Suhu
RH
udara
Tanah
Udara
(oC)
(C)
09.00
09.10
09.20
09.30
11.00
11.10
11.20
11.30
14.00
14.10
14.20
32
31
32
32
35
36
36,5
36
28
28
30
29,5
28,9
30
30
34
34
33,5
34
26
25
25
41
44
46
46
19
28
30
32
44
43
36
45
50
40
45
45
42
43
32
65
60
60
14.30
30
25
36
50
Waktu
(%)
Intensitas
RH
Tanah
Kecepatan
Cahaya
Tekanan
Matahari
Udara
6,5
7,9
7,9
7
7
7,5
7,5
7,5
7,3
7
7
(FC)
49000
50500
51000
52300
25400
63300
73300
64100
14000
20400
18500
1300
1300
1300
1300
1013,1
1013,1
1013,1
1013,1
911,3
911,3
911,3
0,8
0,2
0,2
0,6
1,4
0,5
1,4
1,6
1,0
1,1
1,6
24400
911,3
1,4
pH
(%)
Angin
Vegetasi
(m/s)
Rumput, angsana, kacang
tanah, pisang, palem, jati.
Rumput, putri malu, jati, padi,
mahoni,palem, nangka, mlinjo,
kelapa, pisang.
Pohon pisang, pinus, cemara,
jagung, bawang, kol, jambu,
pakis, rumput, mangga, pepaya,
Kemiringan
Ketinggian
(%)
(mdpl)
Koordinat
0
0
0
0
10
10
10
10
13
13
13
13
185
185
185
185
474
474
474
474
1245
1245
1245
1245
110o 57 515 BT
Kemiringan
Ketinggian
Koordinat
7o 35 86 LS
111o 2 785 BT
7o 37 10 LS
111o 8 745 BT
7o 39 788 LS
Tabel 5.3 Hubungan antara altitude dengan tekanan udara, suhu udara, dan RH (Bis C)
Lokasi
Waktu
Suhu
Suhu
RH
Kelengasan
udara
Tanah
(%)
Tanah
pH
Intensitas
Tekanan
Kecepatan
Cahaya
Udara
Angin
Vegetasi
Tawangmangu
Karanganyar
Karangpandan
Matahari
(oC)
(C)
09.00
09.10
09.20
09.30
11.00
11.10
11.20
11.30
14.00
14.10
14.20
37
36
38
40
32
35
34
35
45
40
42
26
26
26
26
32
34
33
32
38
38
35
58
57
53
59
69
66
64
63
51
49
50
40
45
45
29
20
20
20
20
25
18
2
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
36800
5100
24200
16500
56500
54500
55800
56600
38600
43500
23500
1019
1019
1019
1019
1011
1011
1011
1011
1010
1010
1010
1,96
2,50
1,03
2,31
1,09
2,5
0,76
1,09
1,77
1,29
1,61
14.30
40
35
52
13700
1010
1,42
(%)
(%)
(mdpl)
13
13
13
13
0
0
0
0
6
6
6
6
1241
1241
1241
1241
221
221
221
221
480
480
480
480
(FC)
Daun bawang, wortel, kol,
cabai, pinus, ketela, pisang,
cemara.
Angsana, palem, sawah padi.
S 7 39 37,2
E 111 8 44,7
S 7 35 51,7
E 110 57 31
S 7 37 6
B 111 2 97,9
E. Pembahasan
Dalam pembahasan mengenai pengaruh altitude terhadap kondisi
unsur-unsur cuaca, praktikan membahas hasil pengamatan dari bus B yaitu
sesuai dengan pengamatan yang dilakukan oleh praktikan. Lokasi pengamatan
di Karanganyar terletak pada koordinat 110o 57515BT dan 7o3586LS
dengan ketinggian 185 mdpl dan kemiringan 0%. Vegetasi di tempat tersebut
didominasi oleh pohon angsana, rumput, pohon pisang, palem, pohon mangga,
jati, dan kacang. Suhu udara konstan yaitu 32oC. Suhu tanah juga konstan
yaitu kisaran 30oC. Kelembaban udara tertinggi terjadi pada pukul 09.20 yang
mencapai 46% dan kelembaban tanah tertinggi terjadi pada pukul 09.10
mencapai 50%. PH pada tanah Karanganyar tergolong netral yaitu 7. Intensitas
cahaya matahari tertinggi 52300FC, tekanan udara stabil yaitu 1300mb, serta
besarnya kecepatan angin tertinggi terjadi pada pukul 09.00 yang mencapai
sekitar 0,8/s.
Lokasi pengamatan di Karangpandan terletak pada koordinat
07o3700,4BT dan 111o0247,5LS dengan ketinggian 474 mdpl dan
kemiringan 10%. Vegetasi di tempat tersebut didominasi oleh kelapa, jati,
sengon, rumput, pohon pisang, palem, pohon nangka, mahoni, putri malu dan
mlinjo. Suhu udara tertinggi terjadi pada pukul 11.20 yang mencapai 36.5oC
dan suhu tanah relatif konstan yaitu mencapai 34oC. Kelembaban udara
tertinggi terjadi pada pukul 11.30 yang mencapai 32% dan kelembaban tanah
tertinggi terjadi pada pukul 11.00 yang mencapai 45%. PH pada tanah
Karangpandan tergolong netral yaitu 7.5. Intensitas cahaya matahari tertinggi
pada pukul 11.20 berkisar 733300FC, tekanan udara sebesar 1013.1mb, serta
besarnya kecepatan angin tertinggi pada pukul 11.30 sekitar 1,6 m/s.
Lokasi pengamatan di Tawangmangu terletak pada koordinat
07o3946,4BT dan 111o0845,4LS dengan ketinggian 1245 mdpl dan
kemiringan 13%. Vegetasi di tempat tersebut didominasi oleh daun bawang,
seledri, kubis, cemara, rumput, pohon pisang, jagung, singkong, dan rumput.
Suhu udara tertinggi terjadi pada pukul 14.20 yang mencapai 30oC dan suhu
tanah tertinggi terjadi pada pukul 14.00 yang mencapai 26oC. Kelembaban
udara tertinggi terjadi pada pukul 14.00 yang mencapai 44% dan kelembaban
tanah tertinggi terjadi pada pukul 14.10 yang mencapai 60%. PH pada tanah
Tawangmangu tergolong netral yaitu 7. Intensitas cahaya matahari tertinggi
pada pukul 14.30 yaitu berkisar 24400FC, tekanan udara sebesar 911.3mb,
serta besarnya kecepatan angin tertinggi sekitar 1.6m/s.
Secara keseluruhan dari ketiga tempat tersebut. Suhu udara konstan
yaitu mencapai 32oC dan suhu tanah tertinggi terjadi pada pukul 11.20 yang
mencapai 36,5oC. Kelembaban udara tertinggi terjadi pada pukul 09.20 yang
mencapai 468% dan kelembaban tanah tertinggi terjadi pada pukul 14.10 dan
14.20 yang mencapai 60%. PH pada tanah Karanganyar tergolong netral yaitu
7. Intensitas cahaya matahari tertinggi 73300FC dan yang terendah 14000FC,
tekanan udara tertinggi sebesar 1300mb, serta besarnya kecepatan angin
tertinggi terjadi pada pukul 09.00 yang mencapai sekitar 1,6/s.
Pada praktikum kali ini diamati hubungan antara ketinggian tempat
dengan suhu udara, tekanan udara dan kelembaban udara serta intensitas
cahayanya. Hasil pengamatan yang diperoleh menunjukkan perbedaan pada
suhu yang sama namun kelembabannya berbeda. Hal ini disebabkan karena
kelembaban tidak hanya dipengaruhi oleh suhu tetapi juga tergantung pada
waktu pengamatannya. Dalam hal ini waktu yang ditentukan berdasarkan
lamanya penyinaran atau besarnya penerimaan energi radiasi surya. Perbedaan
waktu penyinaran atau penerimaan cahaya akan mempengaruhi besar tekanan
udara, suhu udara dan kelembaban udaranya.
Dapat dikatakan bahwa semakin tinggi suatu tempat maka suhu
udaranya akan semakin rendah akibat adanya perbedaan penerimaan energi
radiasi surya. Semakin tinggi suatu tempat maka tekanan udaranya akan
semakin rendah yang disebabkan adanya tekanan yang semakin jauh akibat
ketinggian tempatnya sehingga menyebabkan angin menjadi cepat yang
menunjukkan atau menyebabkan suhu udara rendah dengan kelembaban yang
tinggi.
Berdasarkan teori, semakin siang atau banyaknya penerimaan energi
radiasi surya maka suhu akan meningkat, kelembaban menurun dan tekanan
udara akan konstan sesuai ketinggian tempat. Dalam pratikum ini didapat
perubahan suhu, tekanan, kelembaban serta intensitas cahaya yang berbeda hal
ini disebabkan adanya perbedaan waktu pengamatan dan ketinggian tempat.
Suhu semakin siang akan semakin tinggi, kelembaban akan semakin rendah,
intensitas cahaya akan semakin tinggi dengan tekanan udara yang sesuai
dengan ketinggian tempat.
ketinggian
tempat
akan
menentukan
besar
suhu
udaranya,
DAFTAR PUSTAKA
2008.
Tekanan
Udara
Makin
Keatas
Semakin
Rendah.
http://www.fisikaasyik.com. Diakses pada tanggal 23 November 2013.
86
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Dalam atmosfer (lautan udara) senantiasa terdapat uap air. Kadar
uap air dalam udara disebut kelembaban (lengas udara). Kadar ini
selalu berubah-ubah tergantung pada temperatur udara setempat.
Kelembaban udara adalah persentase kandungan uap air dalam udara.
Kelembaban udara ditentukan oleh jumlah uap air yang terkandung di
dalam udara. Total massa uap air per satuan volume udara disebut
sebagai kelembaban absolut. Perbandingan antara massa uap air
dengan massa udara lembab dalam satuan volume udara tertentu
disebut sebagai kelembaban spesifik. Massa udara lembab adalah total
massa dari seluruh gas-gas atmosfer yang terkandung, termasuk uap
air;jika massa uap air tidak diikutkan, maka disebut sebagai massa
udara kering.
Dalam kehidupan di bumi ini kelembaban udara menentukan
bagaimana mahluk hidup tersebut dapat beradaptasi dengan
kelembaban yang ada di lingkungannya. Dalam bidang pertanian
kelembaban
udara
biasanya
digunakan
untuk
meningkatkan
87
Thermograph
dan
Hygrograph
dinamakan
Acara
Agroklimatologi
bertujuan
untuk
88
B.
Tinjauan Pustaka
Suhu udara dicatat oleh thermometer yang disimpan dalam kotak
berkisi kisi terbuka, diketahui sebagai saringan Stevenson, dipasang
setinggi kira 0 kira 1,25 m dari permukaan tanah. Termometer ini perlu
terlindungi dari presipitasi dan cahaya langsung dari matahari. Banyak
pengamatan dilakukan dengan menggunakan termometer maksimum dam
minimum. Semua itu merekam, dengan bantuan penunjuk, suhu maximal
dan minimal yang dialami setelah alat itu dipasang (Rahman 2011).
Kelembaban udara menyatakan banyaknya uap air dalam udara.
Jumlah uap air dalam udara ini sebetulnya hanya merupakan sebagian kecil
saja dari seluruh atmosfer. Yaitu hanya kira-kira 2% dari jumlah massa.
Akan tetapi uap air ini merupakan komponen udara yang sangat penting
ditinjau dari segi cuaca dan iklim (Agung 2009).
Beberapa prinsip yang secara umum digunakan dalam pengukuran
kelembaban udara yaitu (1) metode pertambahan panjang dan (2) berat,pada
benda-benda higroskopis, serta (3) metode termodinamika. Alat pengukur
kelembaban udara secara umum disebut hygrometer sedangkan yang
menggunakan metode termodinamika disebut psikrometer (Gunarsih 1990).
Pada pengamatan keadaan atmosfer kita di stasiun cuaca atau stasiun
meteorologi digunakan beberapa alat yang mempunyai sifat-sifat yang
hampir sama dengan alat-alat ilmiah lainnya yang digunakan untuk
penelitian di dalam laboratorium, misalnya bersifat peka dan teliti.
Perbedaannya terletak pada penempatannya danpara pemakainya. Alat-alat
laboratorium umumnya dipakai pada ruang tertutup, terlindung dari hujan
dan debu-debu, angin dan lain sebagainya serta digunakan oleh observer.
Dengan demikian sifat alat-alat meteorologi disesuaikan dengan tempat
pemasangannya dan para petugas yang menggunakannya.
(Runtunuwu 2008).
Alat meteorologi umumnya ada dua macam yaitu jenis biasa bukan
pencatat dan jenis pencatat. Contoh jenis alat biasa adalah termometer,
barometer, pluviometer, psikromrter, dan sebagainya. Alat pencatat misalnya
89
(Tjasyono
90
C.
91
D.
E.