Está en la página 1de 27

Talk Less Do More

Home

Preface

Friday, July 22, 2011


Fungsi Arang Aktif (Charcoal) Pada Medium Kultur
Arang aktif atau charcoal adalah arang yang sudah dipanaskan selama beberapa jam dengan
menggunakan uap atau udara panas (George & Sherrington, 1984). Bahan ini mempunyai sifat
adsorpsi yang sangat kuat. Arang aktif dapat ditambahkan ke dalam media pada berbagai tahap
perkembangan kultur. Bahan ini dapat ditambahkan pada media inisiasi, media regenerasi, atau media
perakaran.
Penambahan arang aktif dapat membantu pertumbuhan perkembangan kultur, tergantung dari
jenis kulturnya. Secara umum, pengaruh arang aktif adalah sebagai berikut:
1. Mengadsorpsi persenyawaan-persenyawaan toxic yang terdapat dalam media yang dapat menghambat
pertumbuhan kultur, seperti :

a. Persenyawaan-persenyawaan fenolik dari jaringan yang terluka waktu inisiasi.


b. Persenyawaan 5-hidroksimetil furfural yang diduga terbentuk dari gula yang berada dalam
larutan asam lemah dan mengalami pemanasan dengan tekanan tinggi
(Nitsch et al, 1968 dalam Gunawan 1988).
2. Mengadsorpsi zat pengatur tumbuh sehingga:

a. Mencegah pertumbuhan kalus yang tidak diinginkan, seperti dalam androgenesis dan pucuk
yang ingin diakarkan.

b. Membantu embryogenesis kultur dalam media regenerasi tanpa auksin, mungkin dengan
bertindak sebagai sink yang menarik auksin dari dalam sel sehingga embryogenesis dapat
terjadi
(Drew, (1979 dalam George & Sherringtone, 1984).
3. Merangsang perakaran dengan mengurangi tingkat cahaya yang sampai ke bagian eksplan yang
terdapat dalam media.
Arang aktif ditambahkan dengan konsentrasi yang bervariasi yakni 0.5-6 %, tergantung dari
tujuan. Dalam media yang ditambahkan arang aktif, harus diusahakan agar arang aktif terbagi rata
dalam media. Sesudah sterilisasi dalam autoklaf botol media harus sering dikocok sampai agar
mulai membeku. Bila tidak diadakan pengocokan, maka hampir semua arang aktif berada di lapisan
bawah media (George, 1984).

Posted by Meirina at 2:58:00 am


Reactions:
Labels: Kultur Jaringan_Learning
No comments:

Post a Comment
Newer Post Older Post Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)

Popular

Fungsi Zat Pewarna pada Pengecatan Gram


Zat warna adalah senyawa kimia berupa garam-garam yang salah satu ionnya
berwarna. Garam terdiri dari ion bermuatan positif dan ion bermuata...

Aplikasi Bioteknologi Pada Pembuatan Roti


Aplikasi Bioteknologi Konvensional
Bioteknologi merupakan bidang terapan
biosains dan teknologi dimana organisme hidup atau...

Iklim Dan Pengaruhnya Terhadap Proses Pembentukan Tanah


Setiap tempat pada waktu tertentu memiliki suhu udara, tekanan udara, kelembaban,
keadaan awan, dan presipitasi yang relative berbeda. Keada...

Laporan Praktikum Mamalia


BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerajaan binatang memiliki beberapa
tingkatan untuk membagi hewan-hewan yang terda...

CHORDATA
CHORDATA PENDAHULUAN Hewan yang termasuk chordata adalah semua hewan
yang memiliki penyokong tubuh dalam, mulai dari tingkat sederhan...

Menghitung Eritrosit Dan Leukosit


PENDAHULUAN Latar Belakang Di seluruh plasma darah, terdapat dua kelas sel
darah yang menyebar yaitu eritrosit (sel darah merah) dan leukos...

Analisis Enzim Pencernaan Pada Usus Ikan Mas (Cyprinus carpio)

PENDAHULUAN Latar Belakang Karbohidrat adalah kelompok nutrien yang


penting dalam susunan makanan, sebagai sumber kalori. Sumber karbohidrat...

Potato Dextrose Agar (PDA) Medium


Potato dextrose agar (PDA) termasuk medium semi alamiah karena tersusun atas
bahan alami (kentang) dan bahan sintesis (dextrose dan agar...

Pompa Ion dan Mekanisme Transpot Pada Tumbuhan


Sekilas Mengenai Pompa Ion Air berdifusidari suatu larutan yang encer ke larutan yan
lebih pekat. Pada umumnya larutan tanah merupakan laru...

Interaksi Hewan-Tumbuhan
Suatu ekosistem selalu menunjukkan interaksi antara komunitasnya. Interaksi yang
terjadi selalu memberikan pengaruh satu sama lain. Pada kon...

There was an error in this gadget

First Step To Final Destination


TIME
Followers
Meirina
It's Not That I'm So smart, Its Just That I Stay with Problems Longer
View my complete profile

Materi
Everything About Plant's (68) Kultur Jaringan_Learning (22) Selain Tumbuhan (22) Tugas
Semester 5 (13) Sosial Sciences (6) tugas semester 6 (6) Tugas Semester 7 (5) HaveFun (3)

tags
Everything About Plant's (68) HaveFun (3) Kultur Jaringan_Learning (22) Selain Tumbuhan
(22) Sosial Sciences (6) Tugas Semester 5 (13) tugas semester 6 (6) Tugas Semester 7 (5)

Translate
Diberdayakan oleh

Terjemahan

Search

READER's
135,278

mine

2013 (7)

2012 (6)

2011 (63)
o November (2)
o September (2)
o August (2)
o July (30)

Terminologi Pewarisan Sifat 'Mendel'

Sterilisasi (Mikrobiologi)

Teknik Aseptis

Potato Dextrose Agar (PDA) Medium

Fungsi Arang Aktif (Charcoal) Pada Medium Kultur

Macam Media Kultur

Sitokinin

Auksin

TERMINOLOGI

Nicotiana tabacum var, Prancak 95

Giberelin

Browning

Bahan Pemadat Medium

Larutan Stok & Pembuatan Medium MS

Columna Vertebrae

Tulang

OTOT

Sistem Respirasi Manusia

Jaringan Syaraf

Tahapan Respirasi Tumbuhan

Sirip Ikan

Pengukuran Bagian Tubuh Ikan

Vitellogenesis Ikan

Hipofisasi

Ikan Gatul

Musci-Lumut Daun

Marchantia

Riccia

Jati (Review)

Embryology Bryophyta

o June (2)
o May (1)
o April (5)

o March (16)
o January (3)

2010 (39)

2009 (30)

There was an error in this gadget

mei

Simple but Not Simpler


Watermark template. Powered by Blogger.
http://mei-science.blogspot.co.id/2011/07/fungsi-arang-aktif-charcoal-padamedium.html

myblog
Senin, 27 Mei 2013
kultur jaringan pembuatan media
LAPORAN PRAKTIKUM
KULTUR JARINGAN
ACARA II
PEMBUATAN MEDIA

Semester :
Genap 2012/2013
Oleh:
Nama

: Yunita Fajri Pertiwi

NIM

: A1L011128

Rombongan : E

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2012
A. JUDUL : PEMBUATAN MEDIA
B. PENDAHULUAN

a.

Latar Belakang
Prinsip dasar kultur jaringan tanaman adalah bahwa setiap sel dalam tubuh organisme
merupakan suatu unit otonom yang totipotensi, yaitu kemampuan tipa sel yang berasal dari

semua bagian tanaman untuk tumbuh menjadi tanaman sempurna jika di letakkan pada media
dan lingkungan yang sesuai.
Keberhasilan kultur jaringan ditentukan oleh media tanam dan jenis tanaman.
Campuran media yang satu mungkin cocok dengan jenis tanaman tertentu, namun tidak
cocok untuk jenis tanaman yang lain. Hal ini disebabkan karena setiap spesies tanaman dan
bagian dari tanaman mempunyai kemampuan yang tidak sama dalam mensintesa atau
merombak zat- zat yang menyusun media. Oleh karena itu tidak ada formulasi yang sesuai
untuk semua jenis tanaman yang menyebabkan diciptakannya berbagai macam media yang
disesuaikan dengan jenis tanaman yang akan dikulturkan (Hendaryono, 1994).
Media kultur jaringan merupakan tempat tumbuh bagi eksplan .Untuk menjamin
pertumbuhan eksplan yang ditanam, media kultur jaringan tanaman harus berisi semua zat
yang diperlukan media tersebut dan harus berisi garam mineral berupa unsur makro dan
mikro, gula, protein, vitamin, dan hormon tumbuh.
Media kultur jaringan harus mengandung unsur hara makro dan unsur hara mikro
dalam kadar perbandingan tertentu, sumber energi (sukrosa), satu atau dua macam vitamin
dan zat pengatur tumbuh. Unsure-unsur yang diberikan dalam bentuk garam organic, unsure
hara makro sangat menunjang pertumbuhan jaringan dan diberikan dalm jumlah banyak dari
unsur mikro. Unsur hara mikro meliputi Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Sulfur(S),
Kalsium (Ca), dan Magnesium (Mg), Seng(Zn), Bor(B), molibdemnum (mo).
Zat pengatur tumbuh (ZPT) sangat diperlukan sebagai komponen medium bagi
pertumbuhan dan differensiasi. Tanpa penambahan ZPT dalam medium, pertumbuhan
mungkin terhambat bahakan tidak tumbuh. Golongan auksin yang sering digunakan pada
medium kultur jaringan adalah 2,4D, IAA, NAA, dan IBA. Sedangkan dari golongan
sitokinin adalah kinetin, zeatin, BAP. Konsentrasi yang digunakan untuk masing-masing
tanaman dan bagian tanaman tidak sama.

Tanaman memerlukan makanan yang sering disebut hara tanaman (plant nutrient).
Tanaman menggunakan bahan anorganik untuk mendapatkan energi dan pertumbuhannya.
Dengan fotosintesis, tanaman mengumpulkan karbon yang ada di atmosfir yang kadarnya
sangat rendah, ditambah dengan air diubah menjadi bahan organik oleh klorofil dengan
bantuan sinar matahari. Unsur yang diserap untuk pertumbuhan dan metabolisme tanaman
dinamakan hara tanaman. Mekanisme pengubahan unsur hara menjadi senyawa organik atau
energi disebut metabolisme (Anonim, 2007).
Nutrisi dasar untuk kultur sel tanaman pada dasarnya mirip dengan nutrisi yang
dibutuhkan oleh tanaman itu sendiri. Namun, variasi komposisi nutrisi tergantung pada selsel, jaringan-jaring, organ-organ dan protoplasma serta jenis tanaman yang akan dikulturkan.
Komposisi media yang diguanakan untuk menumbuhkan eksplan harus mengandung nutrien
esensial makro dan mikro dengan perbandingan komposisi tertentu yang sesuai dengan
kebutuhan jenis dan varietas tanaman yang dijadikan eksplan. Nutrien esencial makro terdiri
atas 6 elemen makro nutrien yang terdiri atas: nitrogen, kalium, magnesium, kalsium,
belerang dan fosfor serta tujuh eleven mikro yang terdiri atas besi, mangan, seng, tembaga,
boron, molibden, dan khlor dalam bentuk ikatan kimia dan perbandingan yang sesuai
(Wetherell, 1982)

b. Tujuan
Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat:
1. Mengetahui dan mempraktikan cara membuat larutan stok.
2. Mengetahui dan mempraktikan cara membuat media MS.
3. Melakukan sterilisasi medium.

C. METODE PELAKSANAAN
Tempat pelaksanaan : Di ruang lab pemuliaan tanaman.
Waktu
a.

: 28 november 2012

Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam pembuatan media MS adalah tabung
erlenmeyer, gelas ukur, pipet ukur, pengaduk, magnetic stirer, kompor,
pH meter, timbangan analitik, autoclave, dan alumunium foil, seal, dan
kertas payung.
Bahan yang digunakan dalam pembuatan media MS adalah unsur
hara makro : 1900 mg/l KNO3, 1650 mg/l NH4NO3, 440 mg/l CaCl2. 2
H2O, 370 mg/l MgSO4, 170 mg/l ; unsur hara mikro : MnSO4. 4 H20 22,3
mg/l, ZnSO4. 7 H2O

8,6 mg/l, M3BO3 6,2 mg/l, KI 0,83 mg/l,

Na2MoO4.2H20 0,25 mg/l, CuSO4.5H20 0,025 mg/l ; besi : FeSO4.7H2O


27,8 mg/l, Na2-EDTA.2H2O 37,3 mg/l ; vitamin : Mio-inositol 100 mg/l,
Thiamin HCl 0,1 mg/l, Asam nikotinat 0,5 mg/l, Piridoksin HCl 0,5 mg/l,
Glisin 2 mg/l ; ZPT : sitokinin 1 mg/l, auksin 1 mg/l ; bahan pemadat (agar)
: 7 gr/l ; sukrosa : 30 gr/l ; KOH atau NaOH : 1 M ; HCl : 1 M.

a.

Prosedur Kerja

1. Pembuatan Larutan Stok


a. Larutan stok A merupakan larutan hara makro, dibuat 10 kali dilarutkan sampai 1000 ml
aquades.
b. Larutan stok B merupakan larutan hara mikro, dibuat 1000 kali dilarutkan dalam 100 ml
aquades.
c. Larutan stok C merupakan campuran FeSO4.7H2O dan Na2-EDTA, dibuat 100 kali dan
dilarutkan kedalam 200ml aquades.
d. Larutkan stok D merupakan larutan vitamin kecuali mio-inositol, dibuat 100 kali dalam 200
ml aquades.
e. Larutan stok E merupakan larutan mio-inositol , dibuat 100 kali dan dilarutkan ke dalam 100
ml aquades.
f. Larutan stok F merupakan larutan ZPT, dibuat 100 kali dilarutkan kedalam 500 ml aquades.

2. Pembuatan Media MS
a. Aquades sebanyak 500 ml dipersiapkan di dalam erlenmeyer ukuran 1000
ml. Larutan stok A, B, C, D, E, dan F dimasukkan kedalam erlenmeyer
sesuai dengnan yang dibutuhkan. Untuk pembuatan 1 liter medium, maka
stok A diambil sebanyak 100 ml, stok B 0,1 ml, stok C 2 ml, stok D 2 ml,
stok E 1 ml, dan stok F 5 ml. Semua larutan dicampur sambil digoyangkan
wadahnya agar semua bahan kimia tersebut larut.
b. Sukrosa ditimbang sebanyak 30 gr dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer
(pada pointa) sambil diaduk sampai homogen.
c. Aquades ditambahkan sampai volumenya 1000 ml.
d. pH larutan diukur dengan menggunakan pH meter elektrik atau kertas
lakmus, pH yang diutuhkan sekitar 5,7-5,8. Jika terlalu asam maka larutan
ditambahkan KOH atau NaOH 1 M dan jika terlalu basa dapat ditambahkan

HCl 1 M. Penambahan bahan tersebut dilakukan hingga pH yang


diinginkan tercapai.
e. Agar-agar ditambahkan ke dalam larutan tersebut sebanyak 7 gr, lalu
f.

dipanaskan di atas kompor sampai mendidih sambil di aduk-aduk.


Medium dituangkan ke dalam botol kultur sekitar 20 ml per botol

tergantung ukuran botol.


g. Botol ditutup dengan alumunium foil kemudian direkatkan menggunakan
seal.
3. Sterilisasi Media
a. Botol kultur yang sudah berisi medium dimasukkan ke dalam autoclave
untuk disterilisasi dengan tekanan botol 15-17,5 psi pada suhu 120C
selama 20 menit sampai tiga kali.
b. Setelah disterilkan, botol-botol yang berisi medium diangkat dan
c.

disimpan dalam ruangan sejuk sampai siap digunakan..


Medium siap digunakan, namun untuk mengetaui

ada

tidaknya

kontaminasi dalam medium sebalikya.

D. PEMBAHASAN

Beberapa macam media dasar yang dikenal antara lain (Hendaryono, 1994):
1.

Mdium dasar Murashige dan Skoog (MS). Media ini mempunyai konsentrasi garam
garam mineral yang tinggi dan senyawa N dalam bentuk NO3- dan NH4+.

2. Mdium dasar B5 atau Gamborg. Digunakan untuk kultur suspensi sel bangsa legume.
3. Mdium dasar white. Digunakan untuk kultur akar mengandung konsentrasi garam garam
mineral yang rendah.
4. Mdium Vacin Went (VW). Digunakan sebagai mdium anggrek.
5. Mdium dasar Nitsch dan Nitsch. Digunakan untuk kultur tepungsari (pollen) dan kultur sel.

6.

Mdium dasar Schenk dan Hildebrandt. Digunakan untuk kultur jaringan tanaman
monokotil.

7. Mdium dasar Woody Plant Mdium (WMP). Digunakan untuk tanaman berkayu.
8. Mdium dasar N6. Digunakan untuk tanaman serealia terutama padi.
Media dasar terdapat dalam bentuk kemasan dan lebih praktis, Namur karena
harganya masih relatif mahal, maka para peneliti berupaya meramu komposisi media sendiri.
Untuk unsur makro komposisi masing masing campurannya cukup ditimbang.
Praktikum kali ini dalam pembuatan media ini adalah menggunakn media MS, dari
berbagai komposisi

dasar ini kadang-kadang dibuat modifikasi, misalnya hanya

menggunakan ( MS), atau menggunakan komposisi garam garam makro berdasarkan MS


tetapi mikro dan vitamin berdasarkan komposisi Heller. Zat pengatur tumbuh yang akan
digunakan disesuaikan dengan tujuan

inisiasi kultur, setelah rencana media tanam

dimantapkan, dibuat laruta stok yang pekat.


Praktikum kali ini yaitu melakukan pembuata media Murashige and Skoog (MS).
Media ini terdiri dari berbagai larutan stok, diantaranya larutan stok A atau unsur hara makro
(NH4NO3, KNO3, CaCl2, 2H2O, MgSO4, 7H2O dan KH2PO4), larutan stok B atau unsur hara
mikro (MnSO4, 4H2O, ZnSO4, 4H2O, H3BO3, Kl, NaM0O4, 2H2O, CuSO4, H2O, dan C0Cl2. 6H2O),
larutan stok C (FeSO4.7H2O, Na2-EDTA), larutan stok D atau vitamin (Mio-inositol, air
kelapa), larutan stok E (ZPT), glukosa, dan agar. Pembuatan larutan stok ini bertujuan untuk
memudahkan penimbangan bahan-bahan yang digunakan karena penggunaannya yang sangat
sedikit. Larutan stok ini mempunyai kepekatan yang sangat tinggi sehingga pemakaiannya
harus disesuaikan dengan kebutuhan (Mardin, 2005).
Penambahan Mio-inositol pada media kultur bertujuan untuk membantu diferensiasi
dan pertumbuhan sejumlah jaringan. Bila mio-inositol diberikan bersama auksin, kinetin dan
vitamin, maka dapat mendorong pertumbuhan jaringan kalus (Daisy dan Ari, 2002).

Larutan stok adalah larutan bahan media yang dibuat dalam jumlah atau volume
besar. Pembuatan larutan stok bertujuan untuk menghemat pekerjaan menimbang bahan yang
berulang-ulang setiap kali membuat media. Larutan stok sebaiknya disimpan di tempat yang
bertemperatur rendah dan gelap (dianjurkan untuk disimpan dalam lemari es).
Fungsi kandungan unsur makro
1. KNO3
Berfungsi memperkuat tubuh tanaman, karena unsur KNO 3 ini dapat menguatkan
serabut-serabut akar, sehingga daun, bunga dan buah tidak mudah gugur. Disamping itu juga
berfungsi memperlancar memetabolisme dan mempengaruhi penyerapan makanan.
2. NH4NO3
Berfungsi menyuburkan tanaman sabab dapat membentuk protein, lemak dan
berbagai persenyawaan organik lainnya. NH4NO3 juga digunakan dalam pertumbuhan
vegetative tanaman, pembentukan hijau daun yang sangat dimanfaatkan dalam proses
fotosintesis.
3. CaCl2.2H2O
Berfungsi merangsang pembentukan bulu-bulu akar, mengeraskan batang dan
merangsang pembentukan biji.
4. MgSO4.7H2O
Berfungsi dengan terbentuknya sejumlah protein maka pertumbuhan daun menjadi hijau,
terbentuk karbohidrat, lemak serta minyak-minyak lainnya.
Fungsi bahan yang digunakan pada pembuatan media kultur jaringan ini:
1. Unsur Besi (Fe)
Unsur Fe dibutuhkan sedikit banyak dari pada unsur mikro lainnya. Pada medium unsur Fe
ini berfungsi untuk menyangga kestabilan pH media selama digunakan untuk menumbuhkan

jaringan tanaman pada tanaman. Unsur ini berfungsi untuk pernafasan pembentukan hijau
daun.
2. Unsur Sukrosa
Sukrosa pada media kultur jaringan berfungsi sebagai sumber energi yang diperlukan
untuk inkubasi kalus.
3. Unsur Mio-inositol
Penambahan Mio-inositol pada medium bertujuan untuk membantu differensiasi dan
pertumbuhan sejumlah jaringan.
4. Unsur Vitamin
Vitamin-vitamin yang sering digunakan dalam kultur jaringan adalah Tiamin (vitamin
B1), Piridoksin (vitamin B6) dan asam nikotonat. Tiamin berfungsi untuk mempercepat
pembelahan sel pada meristem akar juga berperan dalam koenzim dalam reaksi yang
menghasilkan energi dari karbohidrat dan memindahkan energi.
5. Unsur-unsur Asam Amino
Asam amino berperan penting untuk pertumbuhan dan differensiasi kalus. Kebutuhan
asam amino untuk setiap tanaman berbeda-beda.
6. Unsur Zat Pengatur Tumbuh
Zat pengatur tumbuh pada tanaman adalah senyawa organik bukan hara yang dalam
jumlah sedikit dapat mendukung, menghambat dan merubah proses fisiologi tumbuhan. Zat
pengatur tumbuh dalam tanaman terdiri dari lima kelompok yaitu Auksin, Gibberelin,
Sitokinin, Etilen dan inhibitor dengan ciri khas serta pengaruh berlainan terhadap proses
fisiologi.
Zat pengatur tumbuh tanaman berperan penting dalam mengontrol
proses biologi dalam jaringan tanaman (Davies, 1995; Gaba, 2005).
Perannya antara lain mengatur kecepatan pertumbuhan dari masing-

masing jaringan dan mengintegrasikan bagian-bagiantersebut guna


menghasilkan bentuk yang kita kenal sebagai tanaman. Aktivitas zat
pengatur tumbuh di dalam pertumbuhan tergantung dari jenis, struktur
kimia, konsentrasi, genotipe tanaman serta fase fisiologi tanaman
(Satyavathi et al., 2004; George, 1993; Dodds dan Roberts, 1982)
Sukrosa sering ditambahkan pada media kultur jaringan sebagai sumber energi yang
diperlukan untuk induksi kalus. Sukrosa dengan konsentrasi 2 % - 5 % merupakan sumber
karbon. Penggunaan sukrosa diatas kadar 3 % menyebabakan terjadinya penebalan dinding
sel. Pengaruh rangsangan dari gula terhadap pertumbuhan ditentukan oleh cara sterilisasinya.
Penggunaan autoclave untuk sterilisasi dapat memberikan pengaruh baik atau buruk terhadap
pertumbuhan, tergantung dari gula yang digunakan sdalam media tersebut (Daisy dan Ari,
2002)
Medium kultur jaringan ditambahkan pemadat yaitu menggunakan agar-agar.
Keuntungan penggunaan agar-agar adalah:
-

Agar membeku pada temperatur kurang dari 45oC, sehingga dalam kisaran temperatur kultur
dalam keadaan beku yang stabil.

Tidak dicerna oleh enzim makanan

Tidak bereaksi dengan persenyawaan penyusun medium.

E. KESIMPULAN

1.

Pembuatan larutan stok yang terdiri dari unsur hara makro dan unsur hara mikro harus
dilakukan secara teliti dan berurutan, jika bahan-bahan tersebut dimasukkan secara
bersamaan maka akan menimbulkan reaksi pengendapan (persipitat).

2. Salah satu faktor yang mempengaruhi media yaitu pH. Apabila ph terlalu tinggi maka akan
menyebabkan media menjadi keras (media padat). Demikina pula jika pH terlalu rendah,
maka media akan menjadi sangat lembek. pH optimal yaitu 5,8.
3. Media ini terdiri dari berbagai larutan stok, diantaranya larutan stok A atau unsur hara makro
(NH4NO3, KNO3, CaCl2, 2H2O, MgSO4, 7H2O dan KH2PO4), larutan stok B atau unsur hara
mikro (MnSO4, 4H2O, ZnSO4, 4H2O, H3BO3, Kl, NaM0O4, 2H2O, CuSO4, H2O, dan C0Cl2. 6H2O),
larutan stok C (FeSO4.7H2O, Na2-EDTA), larutan stok D atau vitamin (Mio-inositol),
larutan stok E (ZPT), glukosa, dan agar.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. Kultur Jaringan http://dinyunita-kuljar.blogspot.com. Diakses pada 11 Desember 2009.


Gaba, V.P. 2005. Plant Growth Regulator. In R.N. Trigiano D.J. Gray (eds.)
Plant
Tissue Culture and Development. CRC Press. London. p. 87-100.
George, E.F. 1993. Plant Propagation by Tissue Culture. Part 1. The
Technology Exegetic. England. p. 1361.
Hendaryono, D.S dkk. 1994. Teknik Kultur Jaringan. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Mardin, S. 2005. Handout Kultur Jaringan Tanaman Hortikultura. Fakultas Pertanian Universitas
Jenderal Soedirman, Purwokerto.
Sriyanti, Daisy P. dan Ari Wijayani. 2002. Teknik Kultur Jaringan : Pengenalan dan Petunjuk
Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif-Modern. Kanisius, Yogyakarta.
Wetherell, D.F. 1982. Pengantar Propagansi Tanaman Secara In Vitro. Semarang: IKIP Semarang Press.
Diposkan oleh yunita fajri di 22.01
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Arsip Blog

2013 (3)
o Mei (3)

kultur jaringan pembuatan media

laporan agroklimatologi acara 2 suhu minimum dan m...

bahaya merokok

Mengenai Saya

yunita fajri
Lihat profil lengkapku
Template PT Keren Sekali. Gambar template oleh molotovcoketail. Diberdayakan oleh
Blogger.

Esha Flora Plants and Tissue Culture


Search ...

Home

About

Product

Articles

Forum

Contact us

Login

Newest Articles

Kunjungan Mahasiswa Universitas Pelita Harapan

Pelatihan Privat Hormon

Paket Alat dan Bahan Kultur Jaringan

Ekstrakurikuler Kultur Jaringan SMK Kehutanan Bhakti Rimba

Kunjungan Siswi SMA Bina Bangsa Sejahtera Bogor

Pilih Bahasa

Company Profile
PETA LOKASI >>. Esha Flora

Most Read Posts

Produk dan Jasa

Cara Membuat Media Tanam Kultur Jaringan dari bahan organik

Pengertian Kultur Jaringan

Berbagai Macam Media Tanam Anggrek

KULTUR JARINGAN SKALA RUMAH TANGGA

Popular Tags

kultur jaringan tanaman

skripsi

kuljar

eshaflora

anggrek

teknik kuljar

pelatihan

Raflesia

Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) pada Kultur Jaringan


Tanaman

Print

Email

Details
Written by Kuljar
Share this post

Konsep Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) diawali


dari konsep hormon. Hormon tanaman atau fitohormon adalah senyawa-senyawa organik
tanaman yang dalam konsentrasi rendah mempengaruhi proses-proses fisiologis. Prosesproses fisiologis terutama mengenai proses pertumbuhan, diferensiasi dan perkembangan
tanaman. Proses-proses lain seperti pengenalan tanaman, pembukaan stomata, translokasi dan
serapan hara dipengaruhi oleh hormon tanaman.
Dengan berkembangnya pengetahuan biokimia dan industri kimia banyak ditemukan
senyawa-senyawa yang mempunyai fisiologis serupa dengan hormon tanaman. Senyawa ini
dikenal
dengan
nama
ZPT.
Batasan tentang zat pengatur tumbuh pada tanaman (plant regulator), adalah senyawa organik
yang tidak termasuk hara (nutrient), yang mempunyai 2 fungsi yaitu menstimulir dan
menghambat atau secara kualitatif mengubah pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Sedangkan fitohormon adalah senyawa organik yang bukan nutrisi yang aktif dalam jumlah
kecil yang disintetis pada bagian tertentu, yang umumnya ditranslokasikan ke bagian lain
tanaman yang menghasilkan suatu tanggapan secara biokimia, fisiologis dan morfologis.
Saat ini dikenal terdiri dari lima kelompok yaitu auksin, giberelin, sitokinin, etilin dan
asam absisak (ABA).
Untuk pembelian hormon-hormon ini anda dapat menghubungiEshaflora Tissue Culture.

Esha Flora Plants and Tissue Culture, Powered by Joomla! Joomla template by SiteGround

tanamaninvitro
32003

Selasa, 01 Mei 2012


UNSUR HARA MAKRO DAN MIKRO DAN MANFAATNYA

Unsur Makro
Hara makro dalam media kultur jaringan adalah; N (nitrogen), P (phospor), K
(kalium), Mg (magnesium), Ca (kalsium) dan S (sulfur). Fungsi masing-masing unsur
adalah sebagai berikut:
1. Nitrogen (N)
Kegunaan nitrogen bagi tanaman adalah untuk menyuburkan tanaman, sebab unsur N
dapat membentuk protein, lemak dan berbagai persenyawaan organik lain. Yang
paling penting dalam hal ini adalah pembentukan protein atau lazim disebut putih

telur. Putih telur banyak terdapat pada sel-sel yang masih hidup, yaitu pada bagian
yang sedang aktif tumbuh. Jadi unsur N dipergunakan terutama untuk
pertumbuhan vegetatif tanaman. Kecuali itu, unsur N juga berperanan dalam
pembentukan hijau daun, di mana hijau daun ini berguna untuk melaksana-kan
proses pemasakan pada tanaman (proses fotosintesis) yang nantinya akan
menghasilkan karbonhidrat.
2. Fosfor (P)
Unsur P terutama dibutuhkan tanaman untuk pembentukan karbohidrat. Maka unsur
P ini dibutuhkan secara besar-besaran pada waktu pertumbuhan benih,
pembungaan, pemasakan buah dan biji.
3. Kalium (K)
Unsur K berfungsi untuk memperkuat tubuh tanaman, karena unsur ini dapat
menguatkan serabut-serabut akar sehingga daun, bunga dan buah tidak mudah
gugur. Di samping itu, unsur K juga berfungsi memperlancar metabolisme dan
mempengaruhi penyerapan makanan.
4. Sulfur (S)
Unsur S merupakan unsur yang penting untuk pembentukan beberapa jenis protein,
seperti asam amino dan vitamin B1. Unsur S juga berperanan penting dalam
pembentukan bintil-bintil akar. Di samping itu, unsur S juga membantu
pembentukan anakan sehingga pertumbuhan dan ketahanan tanaman terjamin.
5. Kalsium (Ca)
Unsur Ca terdapat pada batang dan daun tanaman. Unsur Ca ini bertugas merangsang pembentukan bulu-bulu akar, mengeraskan batang dan merangsang
pembentukan biji . Karena unsur Ca bersama-sama dengan unsur Mg akan memproduksi cadangan makanan.
6. Magnesium (Mg)
Dengan menambahkan unsur Mg, maka kandungan fosfat dalam tanaman dapat
meningkat. Sedangkan kegunaan dari fosfat itu sendiri adalah sebagai bahan
mentah untuk pembentukan sejumlah protein. Dengan terbentuknya sejumlah
protein ini maka pertumbuhan daun menjadi sempurna dan terbentuk karbohidrat,
lemak dan minyak.
Hara Mikro
Hara mikro dalam media kultur jaringan diantaranya adalah: Fe (besi), Mn
(mangan), Zn (seng), B (boron), Cu (tembaga), Co (cobalt), Na (natrium), dan Mo
(molibdenum). Masing-masing fungsi dari unsur tersebut adalah sebagai berikut:
1. Besi (Fe)

Unsur Fe dibutuhkan sedikit lebih banyak daripada unsur mikro lainnya. Unsur fe
biasa diberikan dalam bentuk FeSO4. 7H2O. Pada tanaman, unsur Fe berfungsi
sebagai pembentuk hijau daun dan membantu proses respirasi.
2. Natrium (Na)
Natrium pada umumnya bagi tanaman tidak mutlak diperlukan. Beberapa macam
tanaman seperti; bit, rupanya membutuhkan natrium. Unsur ini sama perlunya
seperti kalium untuk pertumbuhan tanaman bit.
3. Mangan (Mn)
Mangan mempunyai peranan yang penting di dalam fisiologi tanaman, karena mangan
merupakan komponen berbagai enzim. Juga diperlukan oleh tanaman untuk
pembentukan hijau daun. Menurut Gerretsen, mangan juga mempunyai pengaruh
terhadap proses asimilasi karbon.
4. Tembaga (Cu)
Mengenai fungsi Cu terhadap tanaman masih sangat sedikit diketahui. Ia men-dorong
terbentuknya hijau daun dan termasuk komponen dari beberapa enzim. Pada
tanaman muda yang kekurangan Cu, gejalanya adalah pucuk-pucuk daun yang mati
dan lemas.
5. Boron (B)
Boron mempunyai peranan pada transportasi di dalam tanaman. Pada tanaman yang
isi benihnya terdiri dari 2 bagian; boron berfungsi terhadap pembagian sel. Pada
tanaman semacam ini kekurangan B dapat mengakibatkan terjadinya mati pucuk
yang masih muda dan rusaknya titik-titik tumbuh dari bagian-bagian tanaman yang
akhirnya menjadi busuk dan mati.
6. Kobalt (Co)
Fungsi Co secara detail belum diketahui terhadap pertumbuhan tanaman. Tetapi
pada ternak; ketiadaan unsur Co dapat menyebabkan terganggunya stok vitamin B
12.
7. Molibdenum (Mo)
Molibdenum sebagai zat makanan tanaman. Pada beberapa kasus tanaman yang
kekurangan zat ini gejalanya adalah tidak terbentuknya bunga, daun-daunnya tidak
tumbuh, dan tanaman kerdil. Tanaman yang menderita biasanya memper-lihatkan
pertumbuhan daun yang buruk dan warnanya hijau muda.
Diposkan oleh tanamaninvitro di 21.50
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Cp:
email: greenpower_08@yahoo.co.id
Hp : 081 317 377 694

Mengenai Saya

tanamaninvitro
Tangerang, Indonesia
Alumni IPB A-35 Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan - Lab Kuljar. Pekerjaan :
Konsultan
Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

2014 (1)

2013 (3)

2012 (15)
o Mei (15)

MACAM BENTUK LAMINAR AIR FLOW CABINET

AKLIMATISASI

PROSES PENANAMAN EKSPLAN

KOMPOSISI MEDIA KULTUR JARINGAN

PEMBUATAN MEDIA

ARANG AKTIF

BAHAN PEMADAT MEDIA

SUMBER ENERGI

ZAT PENGATUR TUMBUH

VITAMIN DAN ASAM AMINO

UNSUR HARA MAKRO DAN MIKRO DAN MANFAATNYA

METODE STERILISASI EKSPLAN TANAMAN

STERILISASI ALAT-ALAT DAN MEDIA TANAM

TEKNIK STERILISASI

RUANGAN LABORATORIUM KULTUR JARINGAN

2011 (1)

Entri Populer

RUANGAN LABORATORIUM KULTUR JARINGAN


Pertumbuhan eksplan dalam kultur jaringan diusahakan dalam lingkungan yang
aseptik dan terkendali. Laboratorium yang efektif merupa...

KOMPOSISI MEDIA KULTUR JARINGAN


Pada umumnya media kultur jaringan dibedakan menjadi media dasar dan media
perlakuan. Resep media dasar adalah resep kombinasi zat yan...

UNSUR HARA MAKRO DAN MIKRO DAN MANFAATNYA


Unsur Makro Hara makro dalam media kultur jaringan adalah; N (nitrogen), P
(phospor), K (kalium), Mg (magnesium), Ca (kalsium...

METODE STERILISASI EKSPLAN TANAMAN


Dalam kultur jaringan, inisiasi kultur yang bebas dari kontaminan merupakan langkah
yang sangat penting, karena tanaman yang dari lap...

ZAT PENGATUR TUMBUH

Zat pengatur tumbuh adalah persenyawaan organik selain nutrient yang dalam jumlah
sedikit (1 mM) dapat merangsang, menghambat, atau men...

teman
Cari Blog Ini
Memuat...
Template Kelembutan. Diberdayakan oleh Blogger.

También podría gustarte