Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
PERTUNJUKAN WAYANG
Dibuat untuk memenuhi tugas Ujian Tengah Semester
: Semester I
Dosen
Oleh:
Nama
NPM
: 1606902132
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah dengan judul Seni Musik dalam Pertunjukan Wayang ini
dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terima
kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, saya yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Pembahasan
Wayang adalah sebuah pertunjukan teater dengan boneka atau manusia.
Wayang merupakan seni tradisional Indonesia yang berkembang pesat di Pulau
Jawa dan Bali. Pertunjukan ini juga populer di beberapa daerah seperti Sumatera
dan Semenanjung Malaya juga memiliki beberapa budaya wayang yang
terpengaruh oleh kebudayaan Jawa dan Hindu. UNESCO, lembaga yang
membawahi kebudayaan dari PBB, pada 7 November 2003 menetapkan wayang
sebagai pertunjukkan bayangan boneka tersohor dari Indonesia, sebuah warisan
mahakarya dunia yang tak ternilai dalam seni bertutur (Masterpiece of Oral and
Intangible Heritage of Humanity).
Pertunjukan seni Wayang selalu didukung musik pakeliran. Pakeliran
merupakan semua bunyi vokal maupun instumental yang dipergunakan untuk
mendukung suasana yang ingin dibangun dalam sebuah pementasan wayang.
Musik pakeliran secara umum meliputi gamelan, sindhen, penyanyi laki-laki,
pemain gamelan dan lagu karawitan yang semua disesuaikan dengan pertunjukan
wayang. Gamelan yang menjadi musik pengiring pertunjukan wayang dimainkan
dalam nada pelog atau slendro disesuaikan dengan suasana adegan yang sedang
dimainkan. Musik gamelan menjadi pendukung penyampaian nilai-nilai yang ada
dalam pertunjukan wayang. Jenis musik gamelan untuk pewayangan beda dengan
musik gamelan untuk tari ataupun lagu karawitan biasa. Pada perkembangan adat
Jawa, musik gamelan yang mengiri wayang menjadi ciri hiburan kaum priyayi.
Dalam perkembangan kemudian, musik yang mengiringi pementasan wayang
dikolaborasikan dengan musik modern dan menghasilkan musik pakeliran
kontemporer. Dalam seni pedalangan, musik pakeliran terdiri atas unsur-unsur
berikut: gending dan tembang, kombangan , dodogan dan keprakan.
1. Gending dan Tembang
Gending dan tembang dalam musik pakeliran menggunakan iringan
gamelan. Akan tetapi, musik gamelan yang digunakan berbeda dengan musik
untuk tarian dan lagu Jawa. Gending atau lagu yang digunakan dalam
pewayangan disebut gendhing wayang. Gending ini memang digarap secara
khusus untuk keperluan pewayangan demi membangun suasana yang ada dalam
penyanyi dan dilengkapi dengan backing vocal yang disebut gerong, tanpa
disertai atraksi tarian.
Gamelan
gending
Bonang
(Solo)
dan
gamelan
gending
Soran
Gamelan Perang. Gamelan ini lebih kompleks dari gamelan biasa dan
digunakan untuk mengiringi prajurit.
Selain itu juga ada beberapa jenis gamelan Bali, seperti gamelan Gong Kebyar,
gamelan Angklung, dan gamelan Gender Wayang. Semua jenis gamelan ini
memiliki ciri khas masing-masing.
1.1.2 Alat-alat Musik Gamelan
1.1.2.1 Kendang
Kendang terbuat dari kayu dan kulit (kulit sapi atau kambing). Kendang
ini dibunyikan dengan dipukul atau di-tepak dengan tangan, tanpa menggunakan
alat bantu. Kendang yang kecil disebut ketipung, kendang yang berukuran sedang
disebut kendang ciblon/kebar. Kendang paling besar dinamakan kendang gedhe
atau biasa disebut kendang kalih. Kendang berfungsi sebagai pengatur atau
pengendali (pamurba) irama lagu/gending. Begitu pentingnya peranan kendang,
biasanya seorang dalang akan membawa pengendang sendiri dalam setiap
pementasannya, sehingga sang dalang akan lebih mantap dalam menggelar
pakeliran-nya.
1.1.2.2 Demung, Saron, Peking
Alat musik ini berbentuk bilahan dengan enam atau tujuh bilah (satu
oktaf) yang ditempatkan pada bingkai kayu yang juga berfungsi sebagai resonator.
Memainkannya dengan cara ditabuh dengan tabuh yang terbuat dari kayu.
Terdapat 3 jenis, berdasarkan ukurannya yaitu:
Demung
Demung berukuran paling besar dan beroktaf tengah. Balungan atau rangkaian
melodi dalam gamelan dimainkan dalam wilayah yang terbatas. Jumlah demung
dalam satu set gamelan minimal ada dua, yaitu demung laras Slendro dan demung
laras Pelog. Walaupun demikian, saat ini banyak set gamelan yang menggunakan
lebih dari satu demung. Hal ini bertujuan untuk membuat suasana menjadi lebih
ramai dan menampilkan kesan kolosal atau semarak, sehingga dapat menarik
minat banyak penonton.
Saron
Saron berukuran lebih kecil daripada demung dan beroktaf tinggi. Sama
seperti demung, balungan pada saron dimainkan dalam wilayah yang terbatas.
Satu set gamelan biasanya memiliki 2 buah saron, meskipun ada yang memiliki
lebih dari itu. Saron ini berfungsi memainkan lagu jalin menjalin yang bertempo
cepat.
Peking berbentuk seperti saron kecil dan beroktaf paling tinggi. Saron
penerus atau peking berfungsi sebagai timbangan, artinya mengimbangi bonang
penerus dalam membuat melodi lagu.
1.1.2.3 Gong dan Kempul
Gong berfungsi untuk menandai permulaan dan akhiran gendhing serta
memberi rasa keseimbangan setelah berlalunya kalimat gendhing yang panjang.
Rangkaian instrumen gong terdiri dari kempul, yaitu gong gantung yang
berukuran kecil; gong suwukan atau gong siyem, yaitu gong gantung yang
berukuran sedang; dan gong besar (ageng). Ketiganya digantung pada satu tempat
yang disebut gayor.
1.1.2.4 Bonang
Bonang dibagi menjadi dua jenis, yaitu bonang barung dan bonang
penerus. Perbedaannya pada besar dan kecilnya saja, dan juga pada cara
memainkan iramanya. Bonang barung adalah bonang yang berukuran besar dan
beroktaf tengah sampai tinggi. Pada jenis gendhing bonang, bonang barung
memainkan pembuka gendhing dan menuntun alur lagu gendhing. Bonang
panerus adalah bonang
1.1.2.5 Slentem
Slentem berbentuk bilah seperti gender, namun lebih panjang dan lebih
lebar. Kadang, slentem disebut sebagai gender panembung. Slentem mempunyai
bilah sebanyak bilah saron dan beroktaf rendah. Balungan dimainkan dalam
wilayah yang terbatas.
1.1.2.6 Gender
Gender terbuat dari logam perunggu, kuningan dan/atau besi. Bahan yang
paling bagus adalah yang terbuat dari perunggu karena selain tampilannya
menarik, bunyinya juga lebih nyaring dan jernih. Sesuai dengan fungsi lagu,
wilayah nada, dan ukurannya, ada dua macam gender, yaitu gender barung
(Babok) dan gender penerus (Lanang). Fungsi gender adalah untuk mebangun
suasana kelir (adegan wayang yang sedang berlangsung).
1.1.2.7 Kethuk dan Kenong
Kenong dan kethuk adalah instrumen yang berbentuk mirip gong berposisi
horisontal. Kenong dan kethuk berfungsi untuk menggaris-bawahi struktur
gendhing dan pendukung irama gendhing. Perbedaan kenong dan kethuk hanya
pada irama bermainnya saja. Keduanya selalu bermain jalin-menjalin.
1.1.2.8 Gambang
Instrumen ini dibuat dari bilah-bilah kayu yang dibingkai pada gerobogan
yang juga berfungsi sebagai resonator. Bilah gambang biasanya berjumlah 17
sampai 20, dan mencakup 2 oktaf atau lebih. Gambang dimainkan dengan tabuh
berbentuk bundar dengan tangkai panjang biasanya dari tanduk/sungu. Satu set
gamelan biasanya memiliki 2 gambang, Slendro dan Pelog. Fungsinya adalah
sebagai pengisi lagu atau gendhing.
1.1.2.9 Rebab
Rebab adalah instrumen yang terbuat dari kayu, kawat (string), semacam
kulit yang tipis atau kain yang dibordir untuk menutup lubang pada badan rebab
(babat). Rebab berfungsi sebagai pembuka dan pemimpin gendhing. Wilayah nada
rebab mencakup luas wilayah gendhing apa saja. Pada kebanyakan gendhing,
rebab juga memberi tuntunan musikal kepada ansambel untuk beralih dari seksi
yang satu ke yang lain.
1.2.10 Siter
Kesimpulan
Wayang adalah sebuah pertunjukan teater dengan boneka atau manusia.
Pertunjukkan wayang selalu diiringi oleh musik pakeliran yang terdiri atas unsur
unsur seperti gending dan tembang, kombangan, dan dhogogan dan keprakan.
Gending dan tembang dalam musik pakeliran menggunakan iringan gamelan yang
mempunyai empat jenis, yaitu gamelan klenengan, gamelan gending boning,
gamelan sekaten, dan gamelan perang. Gamelan terdiri dari kendang, demung,
saron, peking, gong dan kempul, boning, slentem, gender, kethuk dan kenong,
gambang, rebab, siter, dan suling.
Selain itu unsur pakeliran lainnya yaitu kombangan dan dhogogan dan
keprakan. Kombangan adalah kata kiasan yang berasal dari nama binatang berkaki
enam kumbang, atau dalam bahasa Jawa Kombang, sedangkan Dhodog adalah
suara yang dihasilkan dari kotak wayang yang berada di samping seorang dalang.
Sementara keprak digantungkan di kotak wayang yang berada tepat di telapak
kaki dalang
Referensi
1. "Wayang puppet theatre", Inscribed in 2008 (3.COM) on the Representative
List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity (originally proclaimed in
2003)". UNESCO. Diakses 26 October 2016.
2. Sumarsam (1998). Introduction to Javanese Gamelan. Middletown.
3. Soetarno, dkk (2007). Estetika Pedalangan. Surakarta: ISI Surakarta. ISBN
979-8217-59-4.
4. Koentjaraningrat (1984). Kebudayaan Jawa. Jakarta: Balai Pustaka.
5. Clifford Geerstz (1983). Abangan, Santri, Priyayi dalam Masyarakat Jawa.
Pustaka Jaya.
6. Bambang Murtiyoso, dkk (2007). Teori Pedalangan. Surakarta: ISI Surakarta.
ISBN 979-8217-60-8.
7. Kiky Arisandy (2012). "Perkembangan Pementasan Kesenian Tradisional
Wayang Kulit Bagi Masyarakat Desa Purworejo, Kecamatan Ngunut,
Kabupaten Tulungagung". Universitas Negeri Malang.
8. www.academia.edu/5121123/Alat_pukul_tak_bernada