Está en la página 1de 7

Nama

: Febry Christoper

NIM

: 41116110081

Jurusan

: Teknik Sipil

RESUME MANAJEMEN KONSTRUKSI


The Design and Construction Process

Pendahuluan
Salah satu dari tahapan proyek dalam proyek konstruksi adalah tahap perancangan.
Design is a process of creating the description of a new facility, usually represented
by detailed plans and specifications; construction planning is a process of identifying activities
and resources required to make the design a physical reality.
Dapat diartikan bahwa desain adalah proses menciptakan gambaran fasilitas baru, yang
biasanya diwakili oleh rencana rinci dan spesifikasi. Sedangkan perencanaan konstruksi adalah
suatu proses mengidentifikasi kegiatan dan sumber daya yang dibutuhkan untuk membuat
desain realitas fisik. Dapat disimpulkan bahwa desain dan proses konstruksi merupakan suatu
sistem yang terintegrasi, dimana dalam pelaksanaan konstruksi tergantung pada hasil desain
yang telah dibuat dan disetujui.

Metodologi Desain
Serangkaian tindakan yang diambil dalam proses desain konseptual dapat digambarkan sebagai
berikut (gambar 1):
Formulasi mengacu pada definisi atau deskripsi masalah desain dalam arti luas melalui
sintesis ide yang menggambarkan fasilitas alternatif.
Analisis memurnikan definisi atau deskripsi masalah dengan memisahkan informasi penting
dari perifer dan menarik bersama-sama detail penting. Interpretasi dan prediksi biasanya
diperlukan sebagai bagian dari analisis.
Pencarian (Search) melibatkan pengumpulan seperangkat solusi potensial untuk melakukan
fungsi tertentu dan memenuhi kebutuhan pengguna.

Keputusan (Decision)berarti bahwa setiap satu solusi yang potensial dievaluasi dan
dibandingkan dengan alternatif sampai solusi terbaik diperoleh.
Spesifikasi (Specification) adalah untuk menggambarkan solusi yang dipilih dalam bentuk
yang berisi cukup detail untuk implementasi.
Modifikasi mengacu pada perubahan dalam larutan atau re-desain jika solusi ditemukan
akan menginginkan atau jika informasi baru ditemukan dalam proses desain.

Gambar 1: Proses Desain Konseptual (Diadaptasi dari RW Jensen dan Tonies CC, Software
Engineering, Prentice Hall, Englewood Cliffs, NJ, 1979, p.22)

Ada berbagai gaya desain digunakan, adapun penerapan gaya tergantung pada faktor-faktor
seperti waktu atau alat desain yang tersedia, sifat dari masalah desain.
Adapun gaya desain tersebut :
1. Desain top-down. Apabila memulai dari deskripsi perilaku pembangunan dan pekerjaan
menuju deskripsi komponen dan interkoneksi mereka.

Gambar 2: Sebuah Model Top-Down Desain Rumah Sakit


Ilustrasi pada gambar 2. Ruang di masing-masing divisi kemudian dibagi lebih lanjut bagi
berbagai departemen di divisi, dan semua jalan ke bawah garis hirarki.

2. Bottom-up desain. Apabila dimulai dengan satu set komponen, dan melihat apakah mereka
dapat diatur untuk memenuhi deskripsi perilaku pembangunan.

Gambar 3: Sebuah Model untuk bottom-up desain sebuah Suite Pemeriksaan

Tahap Perancangan
1. Preliminary Design (Pra Rancangan)
Kegiatan pada tahap ini meliputi ;
-

Memantapkan konsep desain

Membuat gambar pra desain

Membuat perkiraan biaya kasar

Hasil Pra-rancangan mencakup:


-

Gambar pra desain ( site plan denah, tampak, potongan, perspektif)

Rencana anggaran biaya awal

Usulan spesifikasi teknis material

2. Design Development (Pengembangan Rancangan)


Merupakan tahap pengembangan dari pra rancangan yang sudah dibuat dan perhitunganperhitungan yang lebih detail, mencakup:
-

perhitungan-perhitungan detail (struktural maupun non struktural) secara terperinci.

gambar-gambar detail (gambar arsitektur, elektrikal, struktur, mekanikal, dsb.)

outline specification (garis besar)

estimasi cost untuk konstruksi secara terperinci.

3. Disain akhir dan penyiapan dokumen pelaksanaa (final design & construction
document)
Merupakan tahap akhir dari perencanaan dan persiapan untuk tahap pelelangan,
mencakup:
-

Penyusunan Detailed Engineering Design (DED)

Penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Bill of Quantity (BQ)

Penyusunan perhitungan teknik, dokumen kontrak, dan daftar informasi supplier

Verifikasi dan validasi desain

Perubahan desain (aanvuling)

Gambar 4. Tahapan Desain


Vale Engineering
Value Engineering atau rekayasa nilai adalah suatu teknik manajemen yang menggunakan
pendekatan sistematik untuk mencari keseimbangan fungsional antara biaya, keandalan dan
kinerja suatu produk atau proyek.

Gambar 5. Penggunaan VE dalam tahapan proyek (Chris Hendrickson and Tung Au , 2000)

Tahapan Value Engineering terdiri dari :


1. Tahap Informasi,

Mengumpulkan informasi sebanyak mungkin yang meliputi informasi tentang sistem,


struktur, fungsi, dan biaya dari objek yang dipelajari (proyek). Tahap ini juga menjawab
permasalahan tentang siapa yang melakukan, apa yang dapat dilakukan, dan apa yang
seharusnya tidak dilakukan.
Tahap Informasi,meliputi analisis fungsi dan pembuatan diagram FAST
a. Analisis fungsi
Di sini penyaringan dan kombinasi antara keperluan proses produksi, pemasaran, dan
fungsi mengalami kristalisasi, artinya yang pada tahap sebelumnya baru berupa ide kini
meningkat ke pemecahan secara kongkrit. Analisis fungsi merupakan basis utama di
dalam value engineering karena analisis inilah yang membedakan VE dari teknik-teknik
penghematan biaya lainnya. Analisis ini membantu tim VE di dalam menentukan biaya
terendah yang diperlukan untuk melaksanakan fungsi-fungsi utama dan fungsi-fungsi
pendukung dan mengidentifikasi biaya-biaya yang dapat dikurangi atau dihilangkan
tanpa mempengaruhi kinerja atau kendala produk.
b. Pembuatan diagram FAST
FAST merupakan singkatan untuk Function Analysis System Technique. FAST merupakan
alat bantu yang menggambarkan secara grafik hubungan logik fungsi suatu elemen,
subsistem, atau fasilitas. Diagram FAST merupakan suatu diagram blok yang didasarkan
atas jawaban-jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaanMengapa? dan Bagaimana?
untuk item yang sedang ditinjau.

Gambar 6. Diagram FAST


2. Tahap Kreatif
3. Tahap Analisis

4. Tahap Pengembangan dan rekomendasi


5. Tahap presentasi dan pelaporan

Hasil dari Value Engineering Proyek

Biaya pekerjaan

Waktu Pelaksanaan

Kualitas hasil pekerjaan

Kekuatan struktur bangunan

Keindahan arsitektur bangunan

Value Engineering Change Proposal


VECP adalah menggiatkan inovasi dengan harapan bahwa akan terjadi penghematan biaya. VECP
merupakan salah satu unsur kontrak konstruksi. Tujuan program VECP adalah memacu
kontraktor untuk mencari dan mempelajari metoda dan material konstruksi yang lebih baik,
menyerahkan VECP, dan setelah diterima memperoleh kompensasi yang adil dan layak berupa
pembagian penghematan yang dihasilkan. Proses VECP melibatkan Kontraktor, Pemberi Tugas,
Manajer Konstruksi, Pengguna, dan Konsultan Perencana.
Proses dasar untuk VECP adalah sebagai berikut (NCHRP, 2005):
Kontraktor harus menyerahkan VECP yang memuat gagasan menurunkan biaya proyek (atau
kadang-kadang juga penghematan waktu)
Pemberi Tugas (dengan bantuan Konsultan Perencana) meninjau kualitas VECP untuk
menentukan kelayakannya dalam mendukung proses pengambilan keputusan.
Pemberi Tugas (dengan bantuan Konsultan Perencana) mengambil keputusan penerimaan
atau penolakan VECP.
Bila diterima, kontraktor dan Pemberi Tugas akan membagi penghematan yang
diidentifikasi terhadap kontrak dengan pembagian 50%/50%.
Perencanaan Proyek
Perencanaan proyek merupakan tahap awal, sebelum dilakukan perancangan (design).
Timbulnya gagasan karena kebutuhan akan wadah kegiatan, sarana dan prasana. Tahap ini
adalah awal dari penetapan gagasan/ide yang berawal dari keinginan atau kondisi tertentu

dimana timbulnya kebutuhan akan ruang atau wadah guna menampung kegiatan atau aktifitas
tertentu. Biasanya dibarengi dengan penetapan Visi dan Misi serta Konsep Dasar.
Adapun didalam perencanaan,kegiatan yang dilakukan antara lain :

Penyusunan Work Breakdown structure (WBS)

Penyusunan Organization Analysis Table (OAT)

Memperkirakan durasi dari WBS,OAT, Analisa Harga Satuan dan ketersediaan Sumber Daya
Manusia

También podría gustarte