Está en la página 1de 66

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
berkat dan bimbinganNya sehingga makalah dengan judul Asuhan Keperawatan pada Ny.H
dengan Post Partum Fisiologis dapat terselesaikan dengan baik.
Adapun makalah ini adalah sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program
profesi Ners bagian Maternitas dan sebagai bahan seminar Asuhan Keperawatan di Ruang
Nifas (Post Partum Care) Rumah Sakit Umum Haji Makasaar.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan makalah ini dapat terselesaikan atas
bimbingan dari pembimbing yang telah meluangkan waktunya memberikan arahan dan
masukan selama penyusunan makalah ini, karena itu kami ucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya.
Akhirnya kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini berguna bagi pembaca, bagi tenaga keperawatan pada khususnya
dan masyarakat pada umumnya.
Makassar, 08 Juni 2011

Penyusun
Kelompok VI

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Angka kematian maternal dan perinatal merupakan indikator kemajuan suatu Negara.

Ini digunakan sebagai ukuran untuk menilai kualitas pelayanan kesehatan terutama pelayanan
Ante Natal Care (ANC), Intra Natal Care (INC) dan Post Natal Care (PNC) serta perawatan
perinatal, neonatal dan bayi.
Masa puerperium/nifas adalah salah satu sasaran dari pelayanan kesehatan ini,
merupakan satu masa yang harus dilewati seorang ibu dimana pada masa ini ibu tersebut juga
memerlukan perhatian yang khusus sama halnya dengan masa kehamilan dan intra-natal.
Dalam masa ini terjadi banyak perubahan untuk kembali ke fungsi fisiologis normal ibu
sebelum hamil yang mana dalam proses tersebut dapat terjadi berbagai macam komplikasi
baik itu komplikasi fisik maupun psikis yang dapat mempengaruhi status kesehatan ibu yang
juga secara otomatis akan mempengaruhi perawatan terhadap bayi dan perannya dalam
keluarga. Selain itu dalam masa ini juga diharapkan adanya proses adaptasi baik itu oleh ibu,
ayah dan juga anggota keluarga lainnya sehingga tidak terjadi konflik internal dan eksternal
dari ibu dan anggata keluarga lainnya sehubungan dengan kehadiran anggota keluarga yang
baru.
Oleh karena itu penerapan perawatan secara holistik yang mencakup bio-psiko-sosiospiritual perlu diterapkan terhadap ibu yang dalam masa nifas beserta keluarganya untuk
mencegah komplikasi-komplikasi post partum, derngan demikian angka morbiditas dan
mortalitas terhadap maternal dan bayi dapat dikurangkan.

B.

Tujuan Penulisan
1.

Tujuan Umum
Memperoleh pengalaman nyata dalam menerapkan Asuhan Keperawatan (ASKEP)
pada klien postnatal fisiologis dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan,
bertitik tolak pada perubahan-perubahan bio-fisik-psiko-sosial postnatal.

2.

Tujuan Khusus
a.

Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada klien post natal


fisiologis

b.

Mahasiswa mampu menganalisa data-data yang diperoleh saat


melakukan pengkajian pada klien post partum fisiologis

c.

Mahasiswa mampu merumuskan diagnosa keperawatan klien post


natal fisiologis

d.

Mahasiswa mampu merencanakan tindakan keperawatan klien post


natal fisiologis sesuai dengan masalah keperawatan yang ditemukan

e.

Mahasiswa

mampu

mengimplementasikan

rencana

tindakan/intervensi keperawatan pada klien post natal fisiologis


f.

Mahasiswa mampu mengevaluasi tindakan/intervensi keperawatan


pada klien post natal fisiologis

C.

Manfaat Penulisan
1. Bagi mahasiswa, dapat dijadikan bahan referensi dan bahan kajian dalam
mengupayakan cara-cara untuk mengembangkan asuhan keperawatan pada klien post
partum fisiologis.
2. Bagi pihak Rumah Sakit, khususnya Ruang Perawatan Nifas (Post Partum Care)
dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan pelayanan
keperawatan profesional pada ibu post natal.
3. Bagi institusi pendidikan, pelaksanaan seminar kasus ini merupakan salah satu upaya
dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta didik, sehingga
peserta didik mampu mengaplikasikan ilmu dan keterampilan secara efisien di
tempat praktek dan di tempat kerjanya untuk masa yang akan datang.
4. Pelaksanaan seminar kasus dapat menjadi ajang diskusi, sharing informasi dan
transfer ilmu antara peserta didik, pembimbing dari institusi dan lahan serta pihak
Rumah Sakit yang bersangkutan.
5. Hasil diskusi seminar dapat dijadikan tambahan literatur sebagai kontribusi ilmiah
yang berarti pada bidang ilmu keperawatan maternitas.

D.

Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah :
1.

Metode Kepustakaan
Metode penulisan dengan menggunakan beberapa literatur sebagai sumber.

2.

Metode Wawancara dan Pemeriksaan Fisik


Data diperoleh melalui wawancara dan pemeriksaan fisik secara langsung
terhadap klien dan keluarga.

3.

Metode Observasi dan Implementasi


Masalah keperawatan yang diperoleh kemudian diobservasi dan rencana intervensi
keperawatan diimplementasikan langsung terhadap klien dengan tetap melibatkan
peran aktif keluarga klien.

4.

Metode Evaluasi Proses Keperawatan


Evaluasi proses keperawatan sangat penting untuk menentukan sejauh mana
masalah keperawatan dapat diatasi, sehingga dapat direncanakan intervensi
lanjutan.

5.

Metode Pendokumentasian
Setiap tindakan dan catatan perkembangan keperawatan harus didokumentasikan
sebagai suatu bahan evaluasi terhadap proses keperawatan yang telah dilakukan
dan sebagai aspek legal tindakan keperawatan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. FISIOLOGI MATERNAL PADA PERIODE PASCAPARTUM


Masa puerperium atau masa nifas mulai setelah partus selesai, dan berakhir setelah
kira-kira 6 minggu. Akan tetapi, seluruh alat genital baru pulih kembali seperti sebelum ada
kehamilan dalam waktu 3 bulan. Periode ini disebut juga trimester keempat kehamilan.
Terdapat perubahan fisiologis pada masa puerperium, yang meliputi sebagai berikut:
a. Sistem reproduksi dan struktur terkait
Uterus
Proses involusi
Pada akhir tahap ketiga persalinan, uterus berada di garis tengah, kira-kira 2 cm di
bawah umbilikus dengan bagian fundus bersandar pada promontorium sakralis. Pada saat ini
besar uterus kira-kira lama dengan besar uterus sewaktu usia kehamilan 16 minggu dan
beratnya kira-kira 1000 g.
Dalam waktu 12 jam, tinggi fundus mencapai kurang lebih 1 cm diatas umbilikus.
Dalam bebrapa hari kemudian, perubahan infolusi berlangsung dengan cepat. Fundus turun
kira-kira 1-2 cm setiap 24 jam. Pada hari pascapartum keenam fundus normal akan berada di
pertengahan antara umbilikus dan simfisis pubis. Uterus tidak bisa dipalpasi pada abdomen
pada hari ke 9 pascapartum.
Pada masa pascapartum penurunan kadar ekstrogen dan progesteron menyebabkan
terjadinya aotulisis, kerusakan secara langsung jarimngan hipertropi yang berlebihan. Sel-sel
tambahan yang terbentuk selama masa hamil. Inilah penyebab ukuran uterus sedikit lebih
besar setelah hamil.

Kontraksi
Internsitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera setelah bay lahir
diduga terjadi sebagai teradap penurunan volume intra uterine yang sangat besar. Hormon
estrogen yang dilepas dari hipofisis memperkuat an mengatur kontraksi uterus, mengopresi
pemvbuuluh darah, dan membantu hemostasis. Selam satu sampai dua jam pertama pasca
partum intensitas kontraksi uterus bisa berkurtang dan menjadi tidak teratur. Pada primipara,
tonus uterus meningkat sehingga fundus pada umumnya tetap kencang. Relaksasi dan
kontraksi yang periodik sering dfialami multipara dan bisa menimbulkan nyeri yang bertahan
sepanjang masa awal puerperium.

Lokia
Karakteristik Lochia :
~ Setelah melahirkan uterus membersihkan diri dari debris dengan pengeluaran
pervaginam Lochia
~ Jenis-jenis lochia adalah:
a. Lochia Rubra yaitu pengeluaran pervaginam pada 3 hari pertama
postpartum berupa darah dan sedikit bekuan.
b. Lochia Serosa berwarna lebih terang, seperti pink atau kecoklatan,
pengeluaran sampai hari ke-9.
c.Lochia Alba yaitu pengeluaran mulai hari kesepuluh warna kuning,
keputihan, mengandung banyak sel lekosit dan sel sel debris.
~ Bau lochia, sedikit amis dan segar seperti darah menstruasi
~ Bau busuk, ada infeksi dan membutuhkan pengkajian lebih lanjut
~ Pengeluaran pervaginam setelah 2 3 minggu, kemungkinan endometriosis

Serviks
Batas waktu
Lochia

sejak

Pengeluaran normal

Pengeluaran tidak normal

melahirkan
Darah

dengan

bekuan,

bau

amis,
Byk bekuan, bau busuk,

Rubra

Hari 1-3

meningkat

dengan
pembalut penuh darah

bergerak,

meneteki

dan peregangan
Pink atau coklat
dengan
Serosa

konsistensi, Bau busuk, pembalut penuh

Hari 4-9
serosanguineus,

bau darah

amis.
Bau busuk, pembalut penuh
darah,

lochea

Kuning putih, bau menetap,


Alba

kembali

serosa
ke

Hari 10
amis

pengeluaran

pink

atau

merah, pengeluaran lebih


dari 2-3 minggu.
Serviks menjadi lunak segera setelah ibu meahirkan. 18 jam pasca partum, serviks memendek
dsan konsistensinya menjadi lebih padat dan kembali ke bentuk semula. Serviks setinggi
segmen bawah uterus tetap edematosa, tipis, dan rapuh selama beberapa hari setelah ibu
melahirkan. Ektoserviks (bagianb servikas yang menonjol ke vagina) terelihat memar dan
sedikit lasaerasi kecil-kondisi yang optimal untuk perkembangan infeksi. Muara serviks, yang
berdilatasi 10 cm sewaktu melahirkan, menutup secara bertahap. Dua jari mungkin masih
dapat dimasukkan ke dalam muara serviks pada hari ke empat sampai hari ke enam pasca
partum, tetapi hanya tangkai kuret terkecil yang dapat dimasukkan pada akhir minggu ke dua.

Muara serviks eksterna tidak akan membentuk lingkaran seperti sebelum melahirkan, tetapi
terlihat memanjang seperti suatu celah, sering disebut seperti mulut ikan.
Vagina dan Perineum
Estrogen pascapartum yang menurun berperan dalam penipisan mukosa vagina dan
hilangnya rugae. Vagina yang semula sangat teregang akan kembali secara bertahap ke peran
sebelum hamil, enam sampai delapan minggu setelah bayi lahir. Rugae akan kembali terlihat
pada sekitar minggu keempat. Pada umumnya rugae akan memipih secara permanen.
Mukaosa tetap atrofi pada wanita yang menyusui sekurang-kurangnya sampai menstruais
dimulai kembali. Penembalan mukosa vagina terjadi seiring pemulihan fungsi ovarium.
Kekurangan estrogen menyebabkan penurunan jumlah pelumas vagina dan penipisan mukosa
vagina.
Topangan Otot Panggul
Struktur penopang uterus dan vagina bisa mengalami cedera sewaktu melahirkan dan
masalah genekologi dapat timbul dikemudian hari. Jaringan penopang dasar panggul yang
terobek atau teregang saat ibu melahirkan memerlukan waktu sampai 6 bulan untuk kembali
ke tonus semula.

b. Sistem Endokrin
Hormon Plasenta
Selama periode pascapartum terjadi perubahan hormon yang besar. Pengeluaran
plasenta menyebabkan penurunan signifikan hormon-hormon yang diproduksi oleh organ
tersebut. Kadar estrogen dan progesteron menurun secara mencolok setelah plasenta
keluar, kadar terendahnya dicapai kira-kira satu minggu pascapartrum. Penurunan kadar

estrogen berkaitan dengan pembengkakan payudara dan diuresis cairan ekstraseluler


berlebih yang terakumulasi selama masa hamil. Pada wanita yang tidak menyusui kadar
estrogen mulai meningkat pada minggu kedua setelah melahirkan dan lebih tinggi dari
wanita yang menyusui pada pascapartum hari ke 17.
Hormon hipofisis dan Fungsi Ovarium
Waktu dimulainya ovulasi dan menstruasi pada wanita menyusui dan tidak menyusui
berbeda. Kadar prolaktin meningkat secara progresif sepanjang masa hamil. Pada wanita
menyusui, kadar prolaktin tetap meningkat sampai minggu keenam setelah melahirkan.
Kadar prolaktin serum dipengaruhi oleh kekerapan menyusui, lama setiap kali menyusui
dan banyak makanan tambahan yang diberikan. Setelah melahirkan, wanita tidak
menyusui mengalami penurunan kadar prolaktin, mencapai rentang sebelum hamil selama
dua minggu.
Pada wanita tidak menyusui, ovulasi terjadi dini, yakni dalam 27 hari setelah
melahirkan, dengan waktu rata-rata 70-75 hari. Pada wanita menyusui rata-rata terjadi
ovulasi sekitar 190 hari. Cairan menstruasi pertama setelah melahirkan biasanya lebih
banyak daripada normal. Dalam tiga sampai empat siklus, jumlah cairan menstrusi wanita
kembali seperti semula.
c. Abdomen
Apabila wanita berdiri di hari pertama setelah melahirkan, abdomennya akan
menonjol dan membuat wanita tersebut tampak seperti masih hamil. Dalam dua minggu
setelah melahirkan, dinding abdomen wanita itu akan rileks. Diperlukan sekitar enam minggu
untuk dinding abdomen kembali ke keadaan sebelum hamil. Kulit memperoleh kembali
elastisitasnya. Tetapi sejumlah kecil stria menetap. Pengembalian tonus otot bergantung
kepada kondisi otot sebelum hamil, latihan fisik yang tepat, dan jumlah jaringan lemak. Pada
keadaan tertentu dengan atau tanpa ketegangan yang berlebihan seperti bayi lahir besar atau
hamil kembar otot-otot dinding abdomen memisah suatu keadaan yang dinamai diastasis recti
abdominis.

d. Sistem Urinarius
Dalam 12 jam setelah melahirkan,ibu mulai membuang kelebihan cairan yang
tertimbun di jaringan selama dia hamil.Salah satu mekanisme untuk mengurangi cairan yang
teretensi selama masa hamil ialah diaforesis luas,terutama pada malam hari,selama 2-3 hari
pertama setelah melahirkan.Diuresis pasca partum yang disebabkan oleh penurunan kadara
estrogen,hilangnya peningkatan tekanan vena pada tungkai bawah,dan hilangnya peningkatan
volume darah akibat kehamilan,merupakan mekanisme lain tubuh untukmengatasi kelebihan
cairan. Kehilangan cairan melalui keringat melalui peningkatan jumlah urin menyebabkan
penurunan berat badan sekitar 2.5 kg selama masa pascapartum.
Kombinasi trauma akibat kelahiran, peningkatan kapasitas kandung kemih setelah
bayi lahir, dan efek konduksi anastesi menyebabkan keinginan untuk berkemih menurun.
Rasa nyeri pada panggul yang timbul akibat dorongn saat melahirkan, laserasi vagina, atau
episiotomi menurunkan atau mengubah refleks berkemih. Distensi kandung kemih yang
berlebihan dapat menyebabkan kandung kemih lebih peka terhadap infeksi sehingga
mengganggu proses berkemih normal. Dengan mengososngkan kandung kemih secara
adekuat, tonus kandung kemih biasanya akan pulih kembali dalam 5-7 hari setelah bayi lahir.

e. Sistem Gastrointestinal
Ibu biasanya lapar segera setelah melahirkan dan merasa sangat lapar setelah benarbenar pulih dari efek anelgesi, anestesi, dan keletihan. Peningkatan untuk memperoleh
makanan dan konsumsi cemilan sering ditemukan. Penurunan tonus dan motilitas otot traktus
cerna menetap selama waktu yang singkat setelah bayi lahir; pengembalian tonus dan
motilitas ke keadaan normal diperlambat oleh pemberian analgesik yang berlebihan.
BAB secara spontan bisa tertunda selama 2-3 hari setelah melahirkan karena tonus
otot menurun selama proses persalinan dan awal masa pascapartum, diare sebelum persalinan,
enema sebelum melahirkan, kurang makan atau dehidrasi. Kebiasaan buang air yang teratur
perlu dicapai kembali setelah tonus usus kembali normal.
f. Payudara
konsentrasi hormon yang menstimulasi perkembangan payudara selama wanita hamil
menurun dengan cepat setelah bayi lahir dan waktu yang dibutuhkan hormon kembali ke

kadar sebelum hamil dipengaruhi apakah ibu menyusui ayau tidak.Pada ibu tidak menyusui
payudara biasanya teraba nodular yang bersifat lateral dan dfifus dan bila tidak menggunakan
antilaktogenik, kadar prolaktin akan turun dengan cepat, sekresi dan ekskresi kolostrum
menetap selama beberapa hari pertama; dapat terjadi pembengkakan pada hari ketiga atau
keempat pascapartum dan dapat hilang dengan sendirinya dan rasa tidak nyaman biasa
berkurang 24-36 jam.
Pada ibu yang menyusui sebelum laktasi dimulai, payudara teraba lunak dan
kolostrum dikeluarkan dari payudara. Setelah laktasi dimulai payudara terasa hangat dan
keras ketika disentuh. Rasa nyeri akan menetap selama sekitar 48 jam. Putting susu harus
diperiksa untuk dikaji erektilitasnya dan untuk menemukan apakah ada fisura atau keretakan.
g. Sistem Kardiovaskuler
perubahan volume darah tergantung pada beberapa faktor misalnya kehilangan darah
selama melahirkan dan mobilisasi serta pengeluaran cairan ekstravaskuler. Pada minggu
ketiga dan keempat setelah bayi lahir, volume darah biasanya menurun sampai mencapai
volume sebelum hamil. Tiga perubahan fisiologis pascapartum pembuluh darah maternal
pascapartum yang melindungi: 1) hilangnya sirkulasi uteroplasenta yang mengurangi ukuran
pembuluh darah maternal 10-15%, 2) hilangnya fungsi endokrin plasenta yang
menghilangkan stimulus vasodilatasi, dan 3) terjadinya mobilisasi air ekstravaskuler yang
disimpan selama hamil. Oleh karena itu, syok hipovolemik biasanya tidak terjadi pada
kehilangan darah normal.
Denyut jantung, volume sekuncup dan curah jantung meningkat sepanjang masa
hamil. Segera setelah wanita melahirkan, keadaan ini akan meningkat bahkan lebih tinggi
selama 30-60 menit karena darah yang melintasi sirkuit uteroplasenta tiba-tiba kembali ke
sirkulasi umum.
Tanda-tanda vital,perubahan tanda-tanda vital bisa terlihat jika dalam keadaaan
norma;.Peningkatan kecil sementera,baik peningkatan tekanan tekanan darah sistol maupun
diastol dapat timbul dan berlangsung selama sekitar 4 hari setelah wanita melahirkan. Setelah
rahim kosong,diafragma menurun,aksis jantung kembali normal dan impuls titik maksimum
dan EKG kembali normal.
Komponen darah,hemaktokrit dan hemoglobin.Selama 72 jam setelah bayi
lahir,volume plasma yang hilang lebih besar daripada sel darah yang hilang.Penurunan
volume plasma dan peningkatan sel darah merah dikatkan dengan peningkatan hematokrit
pada hari 3-7 Pascapartum.hitung sel darah putih.Leukositosis normal pada kehamilan rata-

rata sekitar 12.000/mm 3.Selama 10-12 hari pertama setelah bayi lahir,nilai leukosit antara
20.000 dan 25.000/mm3 merupakan hal yang umum.Faktor koagulasi.Faktor-faktor
pembekuan dan fobrinogen biasanya meningkat selama masa hamil dan tetap meningkat pada
awal puerperium.Keadaan hiperkoagulasi,yang biasa diiringi kerusakan pembuluh darah dan
imobilitas,mengakibatkan peningkatan tromboembolisme,terutama setelah wanita melahirkan
secara sesaria.Aktivitas fibrinolitik juga meningkat selama beberapa hari pertama setelah bayi
lahir.
Varises ditungkai dan disekitar anus(hemoroid) sering dijumpai pada wanita
hamil.Varises,bahkan varises vulva yang jarang dijumpai, akan mengecil denan cepat segera
setelah bayi lahir.

h. Sistem Neurologi
Perubahan neurologis selama puerperium merupakan kebalikan adaptasi neurologis
yang terjadi saat wanita hamil dan disebabkan trauma yang dialami saat wanita bersalin dan
melahirkan. Rasa tidak nyaman neurologis yang diinduksi kehamilan akan menghilang setelah
wanita melahirkan. Eliminasi edema fisiologis melalui diuresis setelah bayi lahir
menghilangkan sindrom Karpal Tunnel dengan mengurangi kompresi saraf meridian. Rasa
baal dan kesemutan yang dialami wanita hamil biasanya hilang setelah anak lahir kecuali jika
mengangkat dan memindahkan bayi memperburuk keadaan. Nyeri kepala memerlukan
pemeriksaan yang cermat. Nyeri kepala pascapartum disebabkan berbagai keadaan termasuk
hipertensi akibat kehamilan, stress, dan kebocoran cairan cerebrospinalis ke dalam ruang
ekstradural selama jarum epidural diletakkan di tulang punggung untuk anastesi.
i. Sistem Muskuluskeletal
Adaptasi sistem muskuluskeletal ibu yang terjadi selama masa hamil berlangsung
secara terbalik pada masa pascapartum. Adaptasi ini mencakup hal yang membantu relaksasi
dan hipermobilitas sendi dan perubahan pusat berat tubuh akibat pembesaran rahim.
j. Sistem Integumen
Kloasma yang muncul selama masa hamil biasanya menghilang saat kehamilan
berakhir. Hiperpigmentasi di aerola dan linea nigra tidak menghilang seluruhnya setelah bayi

lahir. Pada beberapa wanita, pigmentasi pada daerah tersebut akan menetap. Kulit yang
meregang pada payudara, abdomen, paha, dan panggul mungkin memudar tetapi tidak hilang
seluruhnya. Kelainan pembuluh darah biasanya berkurang sebagai respon terhadap penurunan
kadar estrogen setelah kehamilan berakhir. Rambur halus yang tumbuh dengan lebat pada
waktu hamil biasanya akan menghilang setelah wanita melahirkan, tetapi rambut kasar yang
timbul sewaktu hamil biasanya akan menetap. Konsistensi dan kekuatan kuku akan kembali
pada keadaan sebelum hamil. Diaporesis adalah perubahan yang paling jelas terlihat pada
sistem integumen.

B. ADAPTASI PSIKOSOSIAL PADA POST PARTUM


Fase-fase transisi :
o

Fase antisipasi kehamilan :


Fase antisipasi orang tua, membuat keputusan dan harapan, membagi pekerjaan dalam
keluarga.

Fase bulan madu (periode post partum)


Kontak lebih lama dan intim, menggali keadaan anggota keluarga yang

baru.

Menurut Rubin, fase adaptsi ibu meliputi :


1. Taking In
- Dependet
- Pasif
- Fokus pada diri sendiri
- Perlu tidur dan makan
2. Taking Hold
- Dependent
- Independent
- Fokus melibatkan bayi
- Melakukan perawatan diri sendiri
- Waktu yang baik untuk penyuluhan
- Dapat menerima tanggungjawab
3. Letting Go
- independence pada peran yang baru
- letting go terjadi pada hari-hari terakhir pad minggu pertama persalinan.

Adaptasi psikologis ayah :


1. Respon ayah :
-

Bangga dan takut memegang bayi.


- Diekspresikan secara berbeda-beda, dekat dengan keluarga, mengadakan pesta
dengan teman-teman.

Pada waktu immediately ; kelihatan lelah dan mengantuk.


- Bila ada komplikasi bayi, maka ayah akan mencari informasi untuk ibu dalam
merawat bayinya.
2. Psikologis ayah :
Tergantung keterlibatan selama proses kelahiran berlangsung. Biasanya ayah
merasa lelah dan ingin selalu dekat dengan istri dan anaknya. Bila ada masalah
dengan bayinya dan harus dirawat terpisah dengan ibunya, maka ayah merupakan
sumber informasi bagi ibu mengenai anaknya. Dalam hal ini ayah sering merasa
khawatir tentang keadaan istri dan anaknya.
Ayah juga dapat mengalami post partum blue karena masalah keuangan keluarga,
merasa tidak yakin akan kemampuannya sebagai orang tua dan kesulitan
beradaptasi terhadap perubahan hubungan dengan istrinya.
3. Psikologi keluarga :
Kehadiran bayi yang baru lahir di dalam keluarga menimbulkan adanya
perubahan-perubahan paeran dan hubungan di dalam keluarga tersebut.
Umpamanya anak yang lebih besar sekarang menjadi kakak, orang tua menjadi
kakek, suami-istri harus saling membagi perhatian karena tuntutan dan
ketergantungan bayi dalam memenuhi kebutuhannya. Bila banyak anggota
keluarga yang dapat membantu dalam merawat bay, mungkin keadaannya tidal
sesulit bila tidak ada yang membantu.
Mengingat kompleksnya tugas-tugas ibu pada masa sesudah melahirkan,
dimana ibu harus merawat dirinya, merawat bayinya dan melakukan tugas rumah
tangga, maka perawat bidan bertanggungjawab untuk mempersiapkan ibu sebelum
melahirkan.
4. Cara adaptasi Sibling :

Ajak saudara kandung jenguk ke rumah sakit

Telepon

Waktu pulang ; ayah memegang bayi, ibu memegang peranan dalam siling

Sibling merawat boneka, ibu merawat bayi

Jangan mengurangi waktu

Beri hadiah dari bayi untuk sibling

Anjurkan pengunjung untuk menegur sibling


C. PERAWATAN PASCA PERSALINAN
1. Mobilisasi, karena lelah sehabis bersalin, ibu harus diistirahatkan tidur terlentang
selama 8 jam pasca persalinan, kemudian boleh miring-miring ke kanan dan ke kiri
untuk mencegah terjadinya trombosis, tromboemboli. Pada hari kedua diperbolehkan
duduk, hari ke-3 jalan-jalan dan hari keempat dan kelima sudah diperbolehkan pulang.
2. Diet : makan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori. Sebaiknya makan makanan
yang mengandung protein, banyak cairan sayur-sayuran dan buah-buahan.
3. Miksi : hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri secepatnya, kadang-kadang wanita
mengalami sulit kencing karena sfingter uretra ditekan oleh kepala janin dalam spasme
otot iritasi sfingter ani selama persalinan, juga karena adanya edema kandung kemih
yang terjadi selama persalinan. Bila kandung kemih penuh dan wanita hamil sulit
kencing, sebaiknya dilakukan kateterisasi.
4. Defekasi : buang air besar harus dilakukan 3 4 hari pasca persalinan. Bila masih sulit
buang air besar dan terjadi obstipasi apalagi berak keras, dapat diberikan obat laksans
peroral, atau per rektal, jika belum bisa lakukan klisma.
5. Perawatan payudara (mamma) ; perawatan payudara dimulai sejak wanita hamil
supaya puting susu lemah tidak keras dan kering sebagai persiapan untuk menyusui
bayinya, bila bayi meninggal laktasi harus dihentikan dengan :
- membebat payudara
- memberi obat estrogen untuk supresi LH. Seperti tablet lynoral dan parlodel.
6. Laktasi untuk menghadapi masa laktasi (menyusukan) sejak dari kehamilan.
7. Cuti hamil dan bersalin ; menurut UU bagi wanita pekerja berhak mengambil cuti
hamil dan bersalin selama 3 bulan, 1 bulan sebelum bersalin dan 2 bulan setelah
bersalin.
8. Pemeriksaan pasca persalinan
Pemeriksaan post natal antara lain :
a) Pemeriksaan umum ; TD, nadi, keluhan dan sebagainya
b) Keadaan umum ; suhu badan, selera makan dan lain-lain

c) Payudara ; ASI, putting susu


d) Dinding perut ; perineum, kandung kemih dan rektum
e) Sekret yang keluar; lochia, flour albus
f) Keadaan alat-alat kandungan
9. Nasehat untuk ibu post partum
a) Fisioterapi postnatal sangat baik bila diberikan
b) Sebaiknya bayi disusui
c) Kerjakan gimnastik setelah bersalin
d) Untuk kesehatan ibu, bayi dan keluarga sebaiknya melakukan KB untuk
menjarangkan anak
e) Bawalah bayi anda untuk memperoleh imunisasi.

D. KONSEP DASAR KEPERAWATAN


PENGKAJIAN

Merujuk pada catatan riwayat keperawatan pada masa prenatal dan intrapartal.

Melakukan pemeriksaan fisik dan pengkajian psikososial terhadap ibu, ayah dan
anggota keluarga

Perawat mendeteksi adanya penyimpangan dari kondisi yang normal

Dari masa prenatal, kaji masalah kesehatan selama kehamilan yang pernah timbul,
seperti: anemia, hipertensi dalam kehamilan dan diabetes.

Kaji proses persalinan, lama dan jenis persalinan, kondisi selaput dan cairan
ketuban, respon bayi terhadap persalinan, obat-obatan yang digunakan, respon
keluarga khususnya ayah pada persalinan dan kelahiran.

Dilakukan segera pada masa immediate postpartum, seperti: observasi tanda vital,
keseimbangan cairan, pencegahan kehilangan darah yang abnormal dan eliminai
urin.

PENGKAJIAN FISIOLOGIK MELIPUTI:


1.

Tanda tanda vital


Harus dimonitor secara teratur pada masa early postpartum, terutama

pengkajian terhadap adaptasi kardiovaskuler dan tanda tanda infeksi


Diukur setiap 4 jam selama 24 jam pertama dan selanjutnya setiap 8 jam.

2.

Tonus, Posisi Dan Tinggi Fundus Uterus

Kaji jumlah, warna, bau dan adanya bekuan darah

Tanyakan pada ibu berapa kali ganti pembalut dan tingkat saturasinya

Aliran lochia sifatnya banyak, sedang dan ringan

Jika mengganti pembalut tiap 2 jam, berarti banyak

Jika seperti menstruasi, berarti ringan

Jika kurang, berarti sedikit

Jika banyak, Perlu pengkajian lebih lengkap

3. Perubahan

Payudara

Perhatikan puting payudara apakah ada lecet atau luka, menonjol atau tidak.
4. Kondisi

Perineum dan Rektum

Kaji tiap 4 jam selama 24 jam pertama selanjutnya setiap hari.

Posisi ibu miring dengan posisi kaki ditekuk

Bila dilakukan episiotomi, kaji REEDA

Jika tdk ada episiotomi, kaji edema & bruising

Tanyakan tingkat ketidaknyamanan ibu

Adanya bruising, edema dan nyeri hepatoma

Pada rektum kaji hemoroid, kapan timbul dan apakah menimbulkan


gangguan terhadap pola BAB.

5. Fungsi

Kandung Kemih
Kaji adanya kesulitan BAK dan pengosongan kandung kemih yang tidak
tuntas

Motivasi ibu untuk BAK setiap 3 atau 4 jam

Kaji adanya rasa seperti terbakar bila BAK, tanda ISK

6. Fungsi

Gastrointestinal

Kaji bising usus dan adanya mual muntah, apakah sudah flatus atau BAB

Dikaji dua kali sehari sampai kondisi kembali normal

Diet ibu postpartum, tinggi protein dengan pemasukan cairan sekitar 3000 cc
per hari untuk membantu proses penyembuhan dan mencegah konstipasi

7. Ekstremitas

Bawah

Kaji sensasinya, peregangan, edema dan tanda tanda tromboembolisme


pada masa immediate postpartum

Laporkan tim kesehatan, bila:

Kemerahan, rasa hangat dan nyeri


Perasaan berat pada ekstremitas
Tanda homan positif
8. Kenyamanan

& Istirahat

Kaji pola dan jumlah jam tidur apa yang dapat dilakukan untuk membantu
ibu meningkatkan istirahat selama di RS.

9. Aspek

Kaji rasa tidak nyaman yang timbul


Psikologis
Kaji respon ibu terhadap persalinan, persepsi ibu terhadap respon keluarga
dan status psikologi

Kaji status psikologi ayah

Kemampuan orang tua dalam perawatan anak

Respon keluarga terhadap bayi

Dukungan dan bantuan keluarga setelah pulang

PRIORITAS KEPERAWATAN

1. Meningkatkan kenyamanan dan kesejahteraan umum


2. Mencegah komplikasi
3. Mendukung ikatan keluarga
4. Memberikan informasi dan pedoman antisipasi
Tujuan pulang :
1. Kebutuhan fisiologis / psikologis dipenuhi
2. Komplikasi dicegah / teratasi
3. Ikatan keluarga dimulai
4. Kebutuhan pasca partum dipahami
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Nyeri (akut) ketidak-nyamanan
- Dapat dihubungkan dengan trauma mekanis, ecioma/pembesaran jaringan atau
distensi, efek hormonal.
- Kemungkinan dibuktikan oleh : melaporkan kram (after pain), sakit kepala, ketidaknyamanan perineal, dan nyeri tekan payudara, perilaku melindungi/distraksi, wajah
menunjukkan nyeri.
- Hasil yang diharapakan : mengidentifikasi dan menggunakan intervensi untuk
mengatasi ketidak-nyamanan dengan tepat. Mengungkapkan kurangnya ketidaknyamanan.
Intervensi dan Rasional
a) Tentukan adanya lokasi dan sifat ketidak-nyamanan. Tinjau ulang persalinan dan
catatan kelahiran
R/ mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan khusus dan intervensi yang tepat.
b) Inspeksi perbaikan perineum dan episiotomi. Perhatikan edema, ekimosis, nyeri tekan
lokal, eksudat purulen atau kehilangan perlekatan jahitan (rujuk pada DK : infeksi,
risiko tinggi terhadap
R/ dapat menunjukkan trauma pada jaringan perineal dan atau terjadinya
kompliksi yang memerlukan evalusi / intervensi lanjut.
c) Beri kompres es pada perineum, 24 jam pertama setelah kelahiran, selama 15 menit.
memberi anastesi lokal.
R/Meningkatkan vasokonstriksi dan mengurangi edema dan vasodilatsi
d) Berikan kompres panas lembab (misalnya rendam duduk/bak mandi) diantara 100 0 dan
1050F (380C sampai 43,20C) selama 20 menit, 3 sampai 4 hari setelah 24 jam pertama.

R/Meningkatkan sirkulasi pada perineum, meningkatkan oksigenasi dan nutrisi


pada jaringan, menurunkan edema dan menaikkan penyembuhan.
e) Anjurkan untuk duduk dengan otot gluteal terkontraksi diatas perbaikan episiotomi.
R/ penggunaan pengencangan gluteal saat duduk menurunkan stress dan tekanan
langsung pada perineum.
f) Inspeksi payudara dan jaringan putting ; kaji adanya pembesaran dan puting pecahpecah.
R/ pada 24 jam pasca partum, payudara harus lunak dan tidak perih, dan puting susu
harus bebas dari pecah-pecah atau area kemerahan.
g) Anjurkan menggunakan bra penyokong
R/ mengangkat payudara, mengakibatkan posisi lebih nyaman.
KOLABORASI

Berikan bromokriptin mesilat (parlodel) dua kali sehari dengan makan selama 2-3
minggu, kaji hipertensi pada klien; tetap bersama klien selama ambulasi pertama. Berikan
informasi tentang kemungkinan membengkaknya kembali payudara atau kongesti bila
penggunaan obat dihentikan.
R/ bekerja untuk menekan sekresi prolaktin, namun merupakan reseptor agonis
dopamin dan dapat menyebabkan hipotensi berat.

Berikan analgesik 30-60 menit sebelum menyusui. Untuk klien yang tidak menyusui,
berikan analgesik setiap 3-4 jam selama pembesaran payudara dan afterpain.
R/ memberikan kenyamanan khususnya selama laktasi, bila afterpain paling hebat
karena pelepasan oksitosin

Berikan spesifik anastetik, salep topikal, dan kompres wite hitel untuk perineum bila
dibutuhkan.
R/ meningkatkan kenyamanan lokal.

Bantu sesuai dengan kebutuhan dengan infeksi salin atau pemberian blood paten
pada sisi punksi aural. Pertahankan klien pada posisi horizontal setelah prosedur.
R/ efektif untuk menghilangkan sakit kepala spinal berat. Prosedur blood patch
mempunyai keberhasilan 90%-100% ; menciptakan bekuan darah yang menghasilkan
tekanan dan menyegel kebocoran.

2) Menyusui (tergantung apakah ibu bayi menunjukkan kepuasan atau ketidakpuasan dengan
pengalaman menyusui)
Dapat berhubungan dengan ; tingkat pengetahuan, pengalaman sebelumnya, usia
gestasi bayi, tingkat dukungan struktur/karakteristik fisik payudara ibu.
Kemungkinan dibuktikan oleh : ungkapan ibu akan tingkat kepuasan, observasi proses
menyusui, respon/penambahan BB.
Hasil yang diharapkan : klien akan mendemonstrasikan teknih menyusui,
mengungkapkan pemahaman tentang proses/situasi
menyusui,
menunjukkan kepuasan regimen menyusui satu lain dengan
bayi dipuaskan setelah menyusui.
Intervensi dan Rasional
a) Kaji pengetahuan dengan : tingkat pengetahuan, pengalaman klien tentang menyusui
sebelumnya.
R/ membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan saat ini dan mengembangkan rencana
perawatan.
b)

Tentukan sistem pendukung yang tersedia pada klien, dan sikap pasangan/keluarga.
R/ mempunyai dukungan yang cukup meningkat kesempatan untuk pengalaman
menyusi dengan berhasil. Sikap dan komentar negatif mempengaruhi upaya-upaya dan
dapat menyebabkan klien menolak mencoba untuk menyusui.

c)

Demonstrasikan dan tinjau ulang teknik-teknik menyusui, perhatikan posisi bayi selama
menyusui dan lama menyusui.
R/ posisi yang tepat biasanya mencegah luka putting, tanpa memperhatikan lamanya
menyusui

d)

Kaji putting klien ; anjurkan klien melihat putting sehabis menyusui


R/ identifikasi dan intervensi dini dapat mencegah/membatasi terjadinya luka atau pecah
putting yang dapat merusak proses menyusui.
KOLABORASI

Rujuk klien pada kelompok pendukung; misalnya posyandu


R/ memberikan bantuan terus-menerus untuk meningkatkan kesuksesan hasil

Identifikasi sumber yang tersedia di masyarakat sesuai indikasi misalnya program


Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
R/ pelayanan ini mendukung pembinaan ASI melalui pendidikan klien dan nutrisional.
3)

Cedera, risiko tinggi terhadap


Faktor risiko dapat meliputi : biokimia, fungsi regulator, efek-efek anastesi,
tromboembolisme
Kemungkinan dibuktikan oleh : (tidak dapat diterapkan, adanya tanda-tanda gejala untuk
menegakkan diagnosa aktual)
Hasil yang diharapkan klien akan : mendemonstrasikan pelaku untuk menurunkan faktorfaktor risiko/melindungi diri. Bebas dari komplikasi.
Intervensi dan Rasional

a) Tinjau ulang kadar Hb darah dan kehilangan darah pada waktu melahirkan. Catat tandatanda anemia.
R/ anemia adalah kehilangan darah mempredesposisikan sinkope klien karena
ketidakadekuatan pengiriman oksigen ke otak

b)

Biarkan klien duduk dilantai atau kursi kursi dengan kepala diantara kaki atau
berbaring pada posisi datar bila ia merasa pusing.
R/ membantu mempertahankan atau meningkatkan sirkulasi dan pengiriman oksigen ke
otak

c) Berikan kompres panas lokal : meningkatkan tirah baring dengan meninggikan tungkai
yang sakit
R/ merangsang sirkulasi dan menurunkan penumpukan pada vena di ekstremitas bawah,
menurunkan edema dan meningkatkan penyembuhan
KOLABORASI

Beri MgSO4 melalui pompa infus, sesuai indikasi


R/ membantu matikan kepekaan serebral pada adanya titik atau eklamsia

Berikan kaos kaki penyokong atau balutan elastis untuk kaki bila risiko-risiko ada atau
gejala-gejala flebitis ada.

R/ menurunkan statis vena melalui aliran balik vena

Berikan anti koagulan : evaluasi faktor-faktor koagulasi dan perhatikan tanda-tanda


kegagalan pembekuan
R/ meskipun biasanya tidak diperlukan, anti koagulan dapat mencegah terjadinya
trombus lebih lanjut.

4)

Infeksi, risiko tinggi terhadap


Faktor risiko dapat meliputi : trauma jaringan/kerusakan kulit, penurunan Hb, prosedur
invasif, peningkatan pemajanan lingkungan, ruptur
ketuban lama, malnutrisi
Kemungkinan dibuktikan oleh : (tidak dapat diterapkan, adanya tanda/gejala untuk
menegakkan diagnosa aktual)

Hasil yang diharapkan klien akan :


mendemonstrasikan teknik-teknik untuk menurunkan risiko atau menaikkan penyembuhan,
menunjukkan luka yang bebas dari drainase purulen. Bebas dari infeksi, tidak febris dan
mempunyai aliran lochia dan karakter normal.
Intervensi dan Rasional

Kaji catatan pranatal dan antenatal, perhatikan frekuensi pemeriksaan vagina dan
komplikasi seperti ketuban pecah dini, persalinan lama, hemoragi dan tertahannya
plasenta
R/ membantu mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang dapat mengganggu
penyembuhan dan kemunduran pertumbuhan epitel jaringan endometrium dan
memberi kecenderungan klien terkena infeksi.

Pantau suhu dan nadi secara rutin den sesuai dengan indikasi, catat tanda-tanda
menggigil, anoreksia atau malaise.
R/ kenaikan suhu sampai 100F (38,30C) dalam 24 jam pertama sangat menandakan
infeksi.

Evaluasi kondisi puting ; perhatikan adanya pecah-pecah, kemerahan atau nyeri tekan.
Anjurkan pemeriksaan rutin payudara.

R/ terjadinya fissura pecah-pecah pada putting menimbulkan potensial risiko terkena


mastitis.
5)

Eliminasi urin, perubahan


Dapat dihubungkan dengan ; efek hormonal, trauma mekanis, edema jaringan, efek-efek
anastesi
Kemungkinan dibuktikan oleh ; peningkatan pengisian/distensi kandung kemih,
perubahan
pada jumlah/frekuensi berkemih.
Hasil yang diharapkan klien akan ; berkemih tidak dibantu dalam 6-8 jam setelah
kelahiran. Mengosongkan kandung kemih setiap
berkemih
Intervensi dan Rasional

Palpasi kandungan kemih, pantau tinggi fundus uteri dan lokasi serta jumlah aliran
lochia
R/ aliran plasma ginjal yang menaikkan 25% - 50% selama periode pranatal, tetap
tinggi pada periode pertama pasca partum, mengakibatkan peningkatan pengisian
kandung kemih.

Perhatikan edema laserasi/episiotomi dan jenis anatesi yang digunakan


R/ trauma kandung kemih atau uretra, atau edema dapat mengganggu berkemih,
anatesi dapat mengganggu sensasi penuh pada kantong kemih

Tes urin terhadap albumin dan aseton


R/ proses katalitik dihubungkan dengan involusi uterus dapat mengakibatkan
protemuria (+) pada : 2 hari pertama pasca partum.

KOLABORASI

Kateterisasi, dengan kateter lurus atau indwelling, sesuai indikasi


R/ mungkin perlu untuk mengurangi distensi kandung kemih untuk memungkinkan
involusi uterus, dan mencegah anatomi kandung kemih karena distensi berlebihan.

Dapatkan spesimen urin dengan menggunakan teknik penampungan yang bersih atau
kateterisasi.
R/ adanya bakteri atau kultur dan sensitifitas positif adalah diagnosis ISK.

6) Kekurangan volume cairan, resiko tinggi terhadap


Faktor resiko dapat meliputi : penurunan masukan/penggantian tidak adekuat,
kelebihan cairan berlebihan
Kemungkinan dibuktikan ; tidak dapat ditetapkan, adnya tanda dan gejala untuk
menegakkan dignosis aktual
Hasil yang diharapkan klien akan ; tetap normatensif dengan masukan cairan dan
keluaran urine seimbang dan Hb/Ht dalam kadar
normal
Inteversi dan rasioanl :
Catat kehilangan cairan pada waktu kelahiran : tinjau ulang riwayat interpartal.
R/ potensial hemorangi untuk kehilangan darah berlebihan pada waktu kelahiran
yang berlanjut pada periode pasca partum dapat diakibatkan dari persalinan yang
lama, stimulasioksotosin tertahannya jaringan, uterus overdistersi atau anastesi
umu.
Dengan perlahan masase undus bila uterus menonjol
R/ merangsang kontraksi uterus dapat mengontrol pendarahan
Perhatikan adanya rasa haus, beri cairan sesaui toleransi
R/ rasa haus mungkin merupakan cara homeostasis dari pergantian cairan melalui
peningkatan rasa haus.
Evaluasi status kandung kemih : tingkatkan pengosongan bila kandung kemih penuh.
R/ kandung kemih penuh mengganggu kontraktilitas uterus dan menyebabkan
perubahan posisi dan relaksasi fundus.
Pantau suhu
R/ penaikan suhu dapat meemperberat dehidrasi
Pantau nadi
R/ takikardia dapat terjadi memaksimalkan sirkulasi cairan, pada kejadian dehidrasi
atau hemoragi.
Kaji tekanan darah sesuai indikasi
R/ penaikan TD mungkin karena efek-efek lasopressor oksitosin, atau terjadinya
HKK yang baru atau sebelumnya.Penaikan TD adalah tanda lanjut kehilangan
cairan berlebihan khususnya bila ditandai dengan syock.
8. Evaluasi masukan cairan dan saluran urine selama diberikan infus I.V atau sampai

pola berkemih normal terjadi


R/ membantu dalam analisis keseimbangan cairan dan derajat kekurangan.
Pantau pengisian payudara dan supali ASI bila menyusui
R/ klien dehidrasi tidak mampu menghasilkan ASI yang adekuat

KOLABORASI
Ganti cairan yang hilang dengan infus I.V yang mengandung elektrolit
R/ membantu menciptakan volume darah sirkulasi dan menggantikan kehilangan
karena kelahiran da diaoresis.

Lakukan atau tingkatkan kecepatan cairan I.V seperti laritan RL dengan oksitosin 10
sampai dengan 20 unit.
R/ oksitosin diperlukan untuk menstimulasi meometrium bila pendarahan berlebihan
menetap atau uterus gagal untuk kontraksi. Pendarahan menetap pada adanya pundus
kuat dapat menandakan laserasi dan kebagian terhadap penyelidikan lanjut.

Konstipasi
Dapat berhubungan dengan : penurunan tonus otot (diastasis rekti), efek-efek
progesteron, dehidrasi, kelebihan analgesia atau
anestasia, diare persalinan kurang masukan, nyeri
perineal/reksal
Kemungkinan dibuktikan oleh ; melaporkan rasa penuh abdomen/rektal atau tekanan,
mual, fases kurang dari biasanya mengejang pada
defekasi, penurunan bising usus.
Hasil yang di hampirkan klien akan : melakukan kembali kebiasaan defekasi yang
biasanya optimal dalam 4 hari setelah kelahiran.
Tindakan interversi
a) Auskeltasi adanya gesing usus, perhatikan kebiasaan pengosongan normal atau
diastasis reksi :
R/ mengevaluasi fungsi usus adanya diastasis recti berat (pemisahan dan dua otot
rectus sepanjang garis mediara dari dinding abdomen) menurun tunus otot abdomen

diperlukan untuk upaya mengedar secara pengosongan.

b) Kaji terhadap adanya hemoroid. Berikan informasi tentang memasukkan kembali


hemoroid kedalam kanal anorektal dengan jari dilumesi atau dengan sarung tangan,
dan berikan kompreses atau kompres white hatel atau krim anastesik lokal.
R/ menurun ukuran hemoroid, menghilangkan gatal dan ketidak nyamanan dan
menaikkan vasokongriksi lokal.
c) Berikan informasi diet yang tepat tentang pentingnya makanan kasar, peningkatan
cairan, upaya untuk membuat pola pengosongan normal.
R/ makanan kasar (misalnya buah-buahan dan sayur-sayuran) da peningkatan
cairan menghasilkan bulk dan merangsang eliminasi.
d) Anjurkan peningkatan tingkat aktivitas ambolasi sesuai toleransi
R/ membantu menaikkan paristalsik gastrointestiruak
e) Kaji episiotomi ; perhatikan adanya laserasi dan derajat keterlibatan jaringan.
R/ edema berlebihan atau trauma perineal dengan lesensi derajat ke-3 dan ke-4
dapat menyebabkan ketidak nyamanan dan mencegah klien dari merelaksasi
perireum selama pengosongan karena takut untuk terjadi cairan selanjutnya.
f) Kolaborasi laksatif. Pelunak faesis, sopositori atau edema
R/ perlu untuk meningkatkan kembali kebiasaan defekasi normal dan mencegah
mengajar atau stress perinal selama pengosongan. (catatan : pemberian supositonia
atau enema pada adanya leserasi derajat 3 atau 4 dapat dikontra indikasikan karena
trauma lanjut dapat terjadi).

BAB III
TINJAUAN KASUS
PENGKAJIAN POST PARTUM
Tanggal Pengkajian

: Senin, 23 Mei 2011

Ruangan/RS

: Kamar IIIA Ruang Nifas/ RSU Haji

DATA UMUM KLIEN


1. Inisial klien

: Ny. H

Inisial Suami

: Tn M

2. Usia

: 33 tahun

Usia

: 36 tahun

3. Status perkawinan : Kawin

Status perkawinan

: Kawin

4. Pekerjaan

Pekerjaan

: Wiraswasta

: URT

5. Pendidikan terakhir : SMA

Pendidikan terakhir : SMA

Riwayat Kehamilan dan Persalinan Yang Lalu


No.

1.

2.

Tahun

Tipe
Persalinan

2008

2011

Normal

Normal

Penolong

Dokter

Dokter

Jenis
kelamin

Perempuan

Laki-laki

Pengalaman menyusui : ya/tidak

BB lahir

3000
gr
3150
gr

Keadaan bayi

Masalah

waktu lahir

kehamilan

Hidup,
menangis
spontan
Hidup,
menangis

berapa lama : + 2 bulan u/ anak pertama

1. Berapa kali periksa kehamilan

: Setiap bulan selama kehamilan

2. Masalah kehamilan

:-

Riwayat Persalinan
: Spontan (letkep/letsu)/Tindakan (EV,EF)
Tgl/jam : 23 Mei 2011/ 08.10 WITA

4.

spontan

Riwayat Kehamilan saat ini

1. Jenis persalinan

2. Jenis kelamin bayi

: L/P, BB/PB : 3150 gram/ 51 cm

3. Perdarahan

: 100 cc

Masalah dalam persalinan : tidak ada masalah

Riwayat Ginekologi
1.

Masalah ginekologi : Klien mengatakan ingin melakukan KB spiral

2.

Riwayat KB

: Klien mengikuti program KB yaitu pil dan suntik

DATA UMUM KESEHATAN SAAT INI


Status obstetrik : GII PII A0 H0

Bayi Rawat Gabung : Ya/tidak


Jika tidak, alasan

Keadaan umum

: Baik

Kesadaran

: Compos Mentis

BB/TB

: 58 Kg/ 155 cm

: Kebijakan Rumah Sakit

Tanda Vital
Tekanan Darah

: 120/80 mmHg

Nadi: 87 x/mnt

Pernapasan

: 18 x/mnt

Suhu: 36,5 oC

Kepala Leher
Kepala

: Bentuk mesochepal, rambut sebahu warna hitam, tidak ada nyeri


tekan, tidak ada massa tumor

Mata

: Bentuk mata simetris kanan/kiri, isokor kanan/kiri, pupil 2mm, reaksi


terhadap cahaya (+), tidak ada massa tumor dan nyeri tekan,
konjungtiva : hiperemis, sklera : putih

Hidung

: Bentuk hidung simetris kanan/kiri, kesulitan bernapas (-), pernapasan


cuping hidung (-) tidak ada massa tumor, sekret (-)

Mulut

: Warna bibir merah agak kehitaman, pucat (-), kesulitan bicara (-),
kesulitan menelan (-)

Telinga: Bentuk telinga simetris kanan/kiri, tidak ada massa tumor dan nyeri
tekan
Leher

: Kulit leher warnanya tampak sama dengan kulit sekitar, tidak ada
pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada massa tumor dan nyeri tekan

Masalah Khusus

: Tidak ada masalah khusus

Dada
Jantung

: Tidak ada keluhan, S1 dan S2 terdengar murni reguler

Paru

: bronkhovesikuler

Payudara

: Klien mengatakan payudaranya terasa agak tegang, nyeri tekan (+)

Puting susu

: Sebelah kanan puting susu menonjol (keluar), sebelah kiri puting susu
berbentuk flat

Pengeluaran ASI

: Terdapat bendungan ASI, belum ada pengeluaran ASI


semenjak partus

Masalah Khusus

: Klien belum mengetahui dengan baik perawatan payudara


yang benar

Abdomen
Involusi Uterus
Fundus Uteri

: Pertengahan pusat simfisis

Kontraksi

: Tidak ada

Posisi

: Ditengah-tengah

Kandung kemih

: Tidak ada distensi

Diastasis rektus abdominis

: 2 cm x 9 cm

Fungsi pencernaan

: Klien belum BAB sejak partus

Masalah Khusus : Perineum dan Genital


Vagina
Integritas kulit:
Edema (-)
Memar (-)
Hematom (-)
Perineum

: Terdapat luka bekas jahitan ( 3 jahitan ), ruptur.

Tanda REEDA
R : Kemerahan : ya/tidak
E : Edema

: ya/tidak

E : Ekimosis

: ya/tidak

D : Dischargeserum/pus/darah/tidak ada
A : Approximate : baik/tidak
Kebersihan
Lokia :

: Daerah perineum dan sekitarnya tampak bersih

Jumlah

: + 50 cc

Jenis/warna

: Rubra/merah dengan bekuan

Konsistensi

: Encer

Bau

: Amis darah

Hemorhoid
Derajat

: Tidak ada
: (-)

Lokasi : (-)

Berapa lama : (-)

Nyeri : ya/tidak

Masalah khusus : Klien mengeluh nyeri pada area bekas jahitan, terdapat kasa (klien
mengatakan takut mengeluarkan kasa tersebut)
P: Jahitan pada luka ruptur perineum
Q: Nyeri tumpul
R: Perineum
S: Skala 3 (Range 1-10)
T: Saat klien bergerak
Ekstremitas
Ekstremitas Atas
Edema : ya/tidak
Varises : ya/tidak
Ekstremitas Bawah
Edema : ya/tidak
Varises : ya/tidak
Tanda Homan : (-)
Masalah khusus : Tidak ada
Eliminasi
Urine
Kebiasaan BAK : pada awal dan akhir kehamilan, klien mengatakan sering BAK,
Frekuensi

: 5-6 kali/hari

BAK saat ini

: 3-4 kali/hari ; nyeri (-)

Fekal
Kebiasaan BAB : 1 kali/hari
BAB saat ini

: belum sejak partus

Masalah Khusus : tidak ada

Istirahat dan Kenyamanan


Pola tidur :
Kebiasaan tidur : Tidak teratur,
Biasanya malam 22.00 05.00 dan siang 14.00 15.00 ;
Durasi

: 8-9 jam
Frekuensi : 1-2 kali/hari (siang dan malam)

Pola tidur saat ini : seperti biasa, cuma agak terganggu karena luka ruptur pada
Perineum
Keluhan ketidaknyamanan :
P: Jahitan pada luka ruptur perineum
Q: Nyeri tumpul
R: Perineum
S: Skala 3 (Range 1-10)
T: Saat klien bergerak
Mobilisasi dan Latihan
Tingkat mobilisasi

Latihan/senam

: Klien tidak melakukan senam

Masalah khusus

:-

Nutrisi dan Cairan


Asupan nutrisi

: Baik ; nafsu makan : baik/kurang/tidak ada

Asupan cairan

: + 2000 cc ; cukup/kurang

Masalah khusus :
Keadaan Mental
Adaptasi psikologis

: Baik

Penerimaan terhadap bayi

: Baik

Masalah khusus

:-

Kemampuan menyusui:
Obat-obatan yang dikonsumsi saat ini :
-

Cefadroxyl 500 mg 3x1

Asam Mefenamat 500 mg 3x1

SF 1x1

Hasil pemeriksaan penunjang :


Pemeriksaan

Hasil

Nilai Normal

GDS

69 mg/dl

< 140

WBC

15,1 103/mm3

4,3 10,8

RBC

1,87 106/mm3

4,2 6,4

Hb

11,1 g/dl

12,0 18,0

HCT

18,9 %

37,0 52,0

PLT

106 103/mm3

150 - 450

RANGKUMAN HASIL PENGKAJIAN


Masalah :
-

Klien merasakan nyeri (ketidaknyamanan) pada area perineum

Klien mengatakan puting susu pada payudaranya yang sebelah kiri tidak keluar

Puting susu payudara kiri berbentuk flat, nyeri tekan (+)

Perencanaan Pulang :
a. Menganjurkan kepada ibu untuk melanjutkan perawatan dirinya dan bayinya
dirumah sesuai dengan yang diajarkan termasuk : perawatan luka perineum,
perawatan payudara dan perawatan tali pusat bayinya.
b. Menganjurkan kepada ibu untuk mengontrol secara teratur kondisinya maupun
kondisi bayinya ke Pelayanan Kesehatan terdekat.
c. Menjelaskan kepada ibu metode kontrasepsi yang tersedia (kelebihan dan
kekurangannya) serta memberi kebebasan baginya untuk menentukan metode yang
sesuai untuknya selama masa menyusui.
d. Menganjurkan kepada ibu untuk dapat mengimunisasi bayinya secara teratur dan
lengkap untuk mencegah penyakit-penyakit yang lebih parah seperti TBC, Polio,
Tetanus, pertusis , Hepatitis).

KLASIFIKASI DATA

DATA SUBJEKTIF
-

DATA OBJEKTIF

Klien mengatakan putting susu

payudara sebelah kirinya tidak keluar


-

Klien mengeluh nyeri pada perineum,

Puting susu payudara kiri berbentuk


flat, nyeri tekan (+)

skala = 3 (range 1-10)

Tampak luka episiotomi pada


perineum, sudah dijahit

Vital Sign :
BP : 120/80 mmHg
HR : 87/mnt
RR : 18x/mnt
T : 36,5oC

ANALISA DATA
NO
.

D ATA

M AS ALAH

1.

DS :

NYERI

Klien mengeluh nyeri pada daerah


perineum, skala nyeri = 3 (range 110)
DO :
Tampak luka pada perineum, sudah
dijahit
2.

DS :

Menyusui (ketidakpuasan)

Klien mengatakan putting susu pada


payudara kirinya tidak keluar
DO :
-

Puting susu payudara kiri


berbentuk flat

3.

Nyeri tekan (+)

FAKTOR RESIKO :
Terdapat luka ruptur pada perineum

RESTI : INFEKSI

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST PARTUM


DIAGNOSA
NO.
1.

KEPERAWATAN
Nyeri b./d terputusnya Nyeri
kontinuitas

TUJUAN
berkurang

INTERVENSI
RASIONAL
dengan 1. Tentukan adanya lokasi dan sifat Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan

jaringan, kriteria :

yang ditandai dengan:

DS :
Klien mengeluh nyeri
pada daerah perineum,

Ibu mengatakan nyeri

ketidaknyamanan.

Tinjau

ulang khusus dan intervensi yang tepat

persalinan dan catatan kelahiran

berkurang
-

Adaptasi terhadap nyeri


meningkat

2. Inspeksi perbaikan perineum dan Dapat menunjukkan trauma berlebihan


episiotomi,

perhatikan
nyeri

edema, pada jaringna perineal atau terjadinya

skala nyeri = 3 (range

ekimosis,

tekan

lokal, komplikasi yang memerlukan

1-10)

eksudat purulen atau kehilangan evaluasi/intervensi lanjut


perlengketan jahitan

DO :
Tampak luka pada
perineum, sudah dijahit

3. Berikan kompres panas lembab Meningkatkan sirkulasi pada perineum,


(misalnya rendam duduk diantara meningkatkan oksigenasi dan nutrisi
380C 43,20C selama 20 menit, 3- pada jaringan, menurunkan edema, dan
4 kali/hari setelah 24 jam pertama.
4. Inspeksi

hemoroid.

meningkatkan penyembuhan

Sarankan Membantu untuk mengurangi

penggunaan kompres es selama 20 hemoroid dan varises vulva dengan


menit setiap 4 jam, dan menaikkan meningkatkan vasokonstriksi lokal.
pelvis

pada

bantal

jika

ada

hemoroid.
5. kaji nyeri tekan uterus, tentukan Selama 12 jam pascapartum, kontraksi
adanya

dan

intensitas

frekuensi

afterpain,

atau uterus kuat dan reguler, dan ini

perhatikan berlanjut sampai 2-3 hari selanjutnya.

faktor-faktor pemberat
6. inspeksi payudara dan jaringan Pada 24 jam pascapartum, payuda
puting kaji adanya pembesaran dan harus lunak dan tidak perih dan puting
puting pecah-pecah

harus bebas dari pecah-pecah atau area


kemerahan

7. Anjurkan

penggunaan

penyokong

bra Mengangkat payudara ke depad dan ke


dalam mengakibatkan posisi lebih
nyaman

8. Anjurkan klien memulai menyusui Respons mengisap awal kuat dan


pada puting yang tidak nyeri tekan mungkin menimbulkan nyeri dengan
untuk beberapa kali pemberian memberi susu pada payuda yang tidak
susu secara berurutan, bila hanya sakit
satu puting yang sakit atau luka

9. Kaji klien terhadap kepenuhan Kembalinya fungsi kandung kemih


kandung kemih, implementasikan normal dapat memerlukan waktu 4-7
tindakan-tindakan

untuk hari, dan overdistensi kandung kemih

memudahkan berkemih

dapat menciptakan perasaan dorongan


dan ketidaknyamanan

KOLABORASI
10. Berikan analgesik 30-60 menit Memberikan kenyamanan, khususnya
sebelum menyusui

selama laktasi, bila afterpain paling


hebat karena pelepasan oksitosin

2.

1.
-

Kaji

pengetahuan

Mengungkapkan

pengalaman

klien

pemahaman tentang

tentang menyusui

dan Membantu dalam mengidentifikasi

sebelumnya kebutuhan saat ini dan


mengembangkan rencana perawatan

proses/situsi menyusui
-

Mendemonstrasikan
teknik efektif dari

Mempunyai dukungan yang cukup,


2.

Tentukan

sistem

pendukung meningkatkan kesempatan untuk

menyusui

yang tersedia pada klien, dan sikap pengalaman menyusui dengan berhasil

Menunjukkan kepuasan

pasangan/keluarga

menyusui

Menyediakan sumber yang dapat


3.

Berikan informasi verbal dan dirujuk klien sesuai kebutuhan


tertulis

mengenai

fisiologi

dan

keuntungan menyusui, perawatan


puting dan payudara, kebutuhan diet
khusus,

dan

faktor-faktor

memudahkan

atau

yang

mengganggu

keberhasilan menyusui
Membantu dalam megidentifikasi
4.

Demonstrasikan

dan

tinjau kebutuhan.

ulang teknik-teknik menyusui


Pemajanan pada udara atau panas
5.

Anjurkan

klien

untuk membantu mengencangkan puting,

Menyusui

mengeringkan puting dengan udara sedangkan sabun dapat menyebabkan

(ketidakpuasan)

selama

berhubungan dengan

menyusui

payudara ibu berbentuk

penggunaan sabun atau bantalan bra

20-30
dan

menit

setelah kering

menghindari

flat, yang ditandai

berlapis plastik, dan mengganti

dengan:

pembalut bila basah atau lembab

DS :

Dapat mengembalikan fungsi normal

Klien mengatakan
3.

6.

Lakukan perawatan payudara payudara untuk menyusui.

putting susu pada

untuk memperbaiki nipple payudara Peningkatan suhu sampai 38, 3 C

payudara kirinya tidak

Tidak terjadi infeksi, Dengan

keluar

kriteria :

DO :
-

Puting susu

ibu.
1.

dalam 24 jam sangat menandakan

Pantau suhu dan nadi

dengan infeksi, peningkatan 38,0 C pada 2

Suhu tubuh 37 C, Nadi 96

rutin dan sesuai indikasi, catat dari 10 hari pertama pst partum

x/m, TD 120/70 mmHg,

tanda-tanda menggigil, anoreksia adalah bermakna.

Lochi tidak berbau busuk

dan malaise.

payudara kiri

Kegagalam miometrium untuk

berbentuk flat

involusi, atau terjadinya nyeri tekan

Nyeri tekan (+)

2.

Kaji lokasi dan kontraktilitas ekstrim menandakan kemungkinan


uterus,

perhatikan perubahan tertahannya jaringan plasenta atau

involisonal

atau adanya

nyeri infeksi

tekan uterus ekstrim.


Lochia secara normal bauh amis /
daging, namun pada endometritis ,
3.

Catat

jumlah dan bauh rabas rabas mungkin perulent dan bauh

lochia
kemajuan

atau perubahan pada busuk, mungkin gagal untuk


normal dari rubra menunjukan kemajuan normal dari

menjadi serosa

rubra menjadi serossa sampai alba.

Terjadinya fisura/pecah-pecah pada


putting menimbulkan potensial resiko
Risiko infeksi b/d

4.

Kaji

keadaan

bekas jahitan pada

Anjurkan

perineum, yang

payudara

putting

pemeriksaan

susu. mastitis
rutin
Statis urinaris meningkatkan resiko

ditandai dengan:
FAKTOR RESIKO :

terhadap infeksi
5.

Perhatikan frekwensi berkemih

Terdapat luka ruptur

Gejala ISK dapat tampak pada hari ke

pada perineum

2 -3 pascapartu karena naiknya infeksi


6.

Kaji terhadap tanda-tanda ISK traktus dari uretra ke kandung kemih


atau sistisis. Catat warna dan dan kemungkinan ke ginjal
tampilan urine, hematuria yang
terlihat

dan

adanya

nyeri

suprapubis

Pembersihan sering dari depan ke


belakang membantu mencegah

7.

Lakukan/anjurkan
perawatan

perineal.

untuk kontaminasi rektal memasuki vagina


Anjurkan atau uretra

mandi setiap hari

dan ganti

pembalut

sedikitnya

perinel

setiap 4 jam, dari depan ke


belakang.

Membantu mencegah atau

menghalangi penyebaran infeksi


8.

Anjurkan teknik mencuci tangan


dengan cermat dan pembuangan Klien yang BBnya 20% di bawah BB
pembalut dengan tepat.

9.

Kaji

status

perhatikan
kuku,

nutrisi
tampilan

kulit,

normal atau yang anemik atau

dsb.

klien, malnutrisi lebih rentan terhadap infeksi


rambut, pascapartum

Catat

BB

kehamilan dan penambahan BB


prenatal.

Protein membantu meningkatkan


penyembuhan dan regenerasi jaringan

10.

Berikan

informasi

tentang baru dan zat besi perlu untuk sentises

makanan pilihan tinggi protein, Hb, Vitamin C memfasilitasi abrosbsi


vitamin C, dan zat besi, anjurkan besi dan perlu untuk sintesis dinding
klien

untuk

masukan cairan

meningkatkan sel . Peningkatan cairan membantu


sampai 2000 mencegah stasis urin dan masalah-

ml/hari

masalah ginjal
Menurunkan laju dan metabolisme dan
memungkinkan nutrisi dan O2

11.

Tingkatkan tidur dan istirahat

digunakan untuk proses pemulihan


daripada untuk kebutuhan energi.

Membantu memperbaiki defesiensi


KOLABORASI
1. Berikan preparat zat besi dan
vitamin bila perlu

Mencegah infeksi dan penyebaran ke


jaringan sekitar.

2. Berikan antibiotik spektrum luas

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No. Dx Hari/Tanggal
1.
Senin, 23 Mei

Pukul
10.00

2011

Implementasi
Menentukan adanya, lokasi, dan sifat ketidaknyamanan

Evaluasi
Senin, 23 Mei 2011 (Pukul 13.45)

Hasil:

S : Klien mengatakan masih merasa tidak

Klien mengatakan merasa tidak nyaman pada area

nyaman di area perineumnya

perineal, klien merasa nyeri dengan skala = 3,


diperberat jika klien bergerak

O: Skala nyeri = 3 (range 1-10)


Klien menggunakan bra penyokong

10.05

Menginspeksi perbaikan perineum, adanya hemoroid


Hasil:

A: Masalah belum teratasi

Daerah perineum kelihatan bersih, terdapat tampon


pada perineum, terdapat luka dengan 4 jahitan,

10.08

P: Lanjutkan intervensi :

edema (-), nyeri tekan (+),eksudat purulent (-), tidak ada

1.

Tentukan sifat ketidaknyamanan

kehilangan perlengketan jahitan, hemoroid (-)

2.

Inspeksi perbaikan perineum

3.

Anjurkan klien melakukan perawatan


perineum

Menganjurkan klien untuk mengompres area perineum


dengan kompres panas lembab, 3-4 kali/hari (selama 20

4.

dengan air hangat sebelum pemberian

menit)

ASI

Hasil:
Klien mau melakukan anjuran perawat

Menganjurkan penggunaan bra penyokong

Anjurkan untuk mengompres payudara

5.

Anjurkan klien untuk mengubah posisi


atau teknik napas dalam jika merasa

10.10

Hasil:
Klien mau melakukan anjuran perawat

nyeri pada perineum


6.

Anjurkan kepada pasien untuk segera


menyusui 30-60 menit setelah

10.11

Mengkaji nyeri tekan uterus, ada atau tidaknya afterpain


Hasil:
Nyeri tekan uterus (-), afterpain (-).

Menginspeksi payudara dan jaringan putting


Hasil:

10.15

Payudara terasa lunak dan tidak perih, putting tidak


pecah-pecah, kemerahan (-)

10.17

Menganjurkan klien untuk memberikan kompres panas


pada payudara sebelum pemberian ASI dan
menganjurkan klien untuk memulai menyusui dari
bagian yang tidak sakit
Hasil:
Klien mau melakukan anjuran perawat

Mengkaji kemampuan berkemih klien

meminum Asam Mefenamat

10.20

Hasil:
Klien mengatakan sudah dapat BAK sejak post partum
(Senin, 23 Mei 2011 pukul 11.00), klien partus pada
pukul 08.10

10.25

Mengubah posisi klien dan menganjurkan tehnik napas


dalam
Hasil:
Klien mengatakan lebih nyaman

Menganjurkan klien untuk segera menyusui 30-60 menit


setelah meminum Asam Mefenamat

10.30

Hasil:
Klien mau melakukan anjuran perawat

1.

Selasa, 24 Mei
2011

Menentukan sifat ketidaknyamanan

Selasa, 24 Mei 2011 (Pukul 12.00)


S:

08.00

Hasil:

08.20

Klien mengatakan masih merasa tidak

Klien mengatakan merasa tidak nyaman pada area

nyaman di area perineumnya tapi tidak

perineal, klien merasa nyeri dengan skala = 2,

menggagu aktivitasnya

diperberat jika klien bergerak

Menginspeksi perbaikan perineum

Klien mengatakan nyeri dapat dikontrol

O: Skala nyeri = 1 (range 1-10)

Hasil:
Daerah perineum kelihatan bersih, tidak ada

A: Masalah teratasi

kehilangan perlengketan jahitan, hemoroid (-)


P: Pertahankan intervensi keperawatan

Menganjurkan klien untuk mengompres area perineum


menit)

Senin, 23 Mei
2011

Anjurkan klien melakukan perawatan

dengan kompres panas lembab, 3-4 kali/hari (selama 20

08.45

2.

1.

perineum di rumah
2.

Anjurkan untuk melakukan teknik

Hasil:

management nyeri (reposisi, teknik napas

Klien mengatakan tadi telah mengompres perineum

dalam, atau pengalihan perhatian) jika

dengan air hangat selama + 20 menit

klien mengalami nyeri

Senin, 23 Mei 2011 (pukul 13.45)

Mengkaji pengetahuan dan pengalaman klien tentang S : Klien mengatakan belum bisa menyusui
dengan baik

menyusui

Klien mengatakan payudara sebelah kiri

Hasil:

lebih nyeri dibandingkan yang sebelah

kanan

Klien telah mengetahui tehnik menyusui yang benar


dan mengetahui manfaat ASI bagi anaknya

Klien telah mempunyai pengalaman sebelumnya

O: Putting susu payudara sebelah kiri sudah


mulai keluar.

tentang menyusui, klien mempunyai 1 anak dan


lamanya klien menyusui anak + 2 bulan

Menentukan sistem pendukung pada klien


Hasil:
-

A: Masalah belum teratasi


P: Lanjutkan Intervensi
1.

perawatan payudara

Klien ditemani oleh suami, suami tampak kooperatif,


klien dan suami tampak harmonis

Anjurkan pasien untuk tetap melakukan

2.

Perbaiki putting susu pasien dengan


menggunakan spoit

Memberikan informasi tentang perawatan payudara


dengan cara mengompres dengan air hangat dan dingin
secara bergantian, diakhiri dengan kompres dingin
Hasil:
-

Klien dapat menyebutkan kembali cara perawatan


payudara.

Melakukan tindakan memperbaiki putting susu klien

yang berbentuk flat dengan menggunakan spoit


Hasil:

Putting susu klien sudah mulai keluar

Menyarankan kepada pasien untuk menampung ASI


dengan cara memompa menggunakan breast pump
Hasil:
-

2.

Klien mau menampung ASI yang menetes

Selasa, 24 Mei

Selasa, 24 Mei 2011 (pukul 12.00)

2011
S : Klien mengatakan sudah bisa menyusui

Menganjurkan kepada pasien untuk tetap melakukan


perawatan payudara

dengan baik

Hasil:
-

O:
Pasien mengatakan akan tetap melakukan perwatan

payudara

keluar, berbentuk, tegak

Perbaiki putting susu pasien dengan menggunakan spoit

Klien tampak menyusui dengan


payudara sebelah kiri

Hasil:
-

Putting susu payudara sebelah kiri sudah

Putting susu payudara kiri sudah keluar, tegak


A: Masalah teratasi
P: Pertahankan intervensi keperawatan:
Anjurkan pasien untuk tetap melakukan
perawatan payudara

No. Dx Hari/Tanggal
3.
Senin, 23 Mei
2011

Pukul

Implementasi

Memantau suhu dan keadaan klien

Evaluasi
Senin, 23 Mei 2011 (pukul 13.45)
S:-

Hasil:
Suhu = 370C
Nadi = 80x/mnt

O: Suhu = 36,50C
Nadi = 80x/mnt

Klien tidak menggigil, anoreksia (-), malaise (-)


A: Faktor risiko tidak terjadi

Mengkaji lokasi dan kontraktilitas uterus


Hasil:

P: Pertahankan intervensi keperawatan

TFU: pertengahan simfisis, kontraktilitas uterus (+),

1.

Pantau suhu pasien

nyeri tekan uterus ekstrem (-)

2.

Kaji lokasi uterus dan kontraktilitas


uterus

Melakukan perawatan perineum kepada pasien dengan

3.

Kaji keadaan lokia

melakukan vulva higiene dan pemasangan softex dari

4.

Perhatikan tanda-tanda ISK

depan ke belakang

5.

Anjurkan tetap perawatan perineal

Hasil:

6.

Anjurkan mengkonsumsi makanan

Area perineum tampak bersih, terdapat tampon

yang tinggi protein, vit.C, pemasukan

(klien mengatakan sudah ada sejak kemarin saat

masukan cairan sampai 2000 ml/hari

persalinan dan pasien takut untuk


mengeluarkannya)

Pembalut penuh (50cc), terdapat darah dengan


bekuan, bau: amis, jenis : rubra

Memperhatikan frekuensi berkemih, tanda-tanda ISK


Hasil:

Klien mengatakan BAK: + 3-4 kali/hari

Tanda-tanda cystitis (-)

Nyeri suprapubis (-)

Warna urine: kuning agak kemerahan

Menganjurkan perawatan perineal kepada klien, mandi


setiap hari, teknik mencuci tangan dan pembuangan
pembalut dengan tepat
Hasil:
Klien mengatakan mengerti dengan penjelasan perawat
dan mau melaksanakan anjuran perawat

Menganjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang


tinggi protein, vit.C yaitu putih telur, daging, sayur dan
buah-buahan. Dan menganjurkan masukan cairan sampai
2000 ml/hari
Hasil:

3.

Selasa, 24 Mei
2011

Klien mengerti dengan penjelasan perawat

Selasa, 24 Mei 2011 (pukul 12.00)

Memantau suhu dan keadaan klien


Hasil:
Suhu = 36,80C

S:O: Suhu = 36,80C

Nadi = 76x/mnt

Nadi = 76x/mnt

Klien tidak menggigil, anoreksia (-), malaise (-)


A: Faktor risiko tidak terjadi

Mengkaji lokasi dan kontraktilitas uterus

P: Lanjutkan intervensi keperawatan

Hasil:
TFU: diatas simfisis, kontraktilitas uterus (+), nyeri

1.

Pantau suhu pasien

tekan uterus ekstrem (-)

2.

Kaji lokasi uterus dan kontraktilitas


uterus

Mengkaji keadaan lokhia

3.

Kaji keadaan lokia

Hasil:

4.

Perhatikan tanda-tanda ISK

Jumlah: 50 cc (softeks penuh 1 pad); bau: amis ;

5.

Anjurkan tetap perawatan perineal

jenis: rubra

6.

Anjurkan mengkonsumsi makanan


yang tinggi protein, vit.C, pemasukan

Memperhatikan frekuensi berkemih, tanda-tanda ISK


Hasil:
-

Klien mengatakan BAK: + 3-4 kali/hari

Tanda-tanda cystitis (-)

Nyeri suprapubis (-)

Warna urine: kuning agak kemerahan

masukan cairan sampai 2000 ml/hari

Tetap menganjurkan perawatan perineal kepada klien,


mandi setiap hari, teknik mencuci tangan dan
pembuangan pembalut dengan tepat.
Hasil:
Klien mengatakan mengerti dengan penjelasan perawat
dan mau melaksanakan anjuran perawat

RESUME KEPERAWATAN PNC FISIOLOGIS


Nama
Umur
Pekerjaan

: Ny. M
: 27 tahun
: IRT

Agama
R. Perawatan
Tgl. Pengkajian

: Islam
: Nifas Kmr. B5
: 30 Okt 2008

1. Masalah keperawatan pada saat pasien di rawat:


a.

Nyeri (ketidaknyamanan) b/d trauma mekanis (rupture perineum dan


afterpain), yang ditandai dengan klien menyatakan adanya nyeri tumpul pada area
perineum yang mengalami ruptur dan sudah dijahit, nyeri timbul saat klien
banyak bergerak, dengan skala nyeri = 3 (range 1-10).

b.

Menyusui (ketidakpuasan) b/d payudara ibu berbentuk flat yang


ditandai dengan payudara sebelah kiri klien tampak berbentuk flat dan nyeri tekan
(+).

c.

Resiko tinggi infeksi b.d. adanya luka ruptur pada perineum.

2. Tindakan Keperawatan Selama Dirawat:


a.

Memberikan intervensi baik secara fisik maupun psikis, dalam


bentuk tindakan atau anjuran/HE,

untuk membantu ibu mengatasi atau

mengurangkan nyeri yang dirasakannya (sesuai intervensi Keperawatan Dx. 1)


b.

Mengkaji tingkat pengetahuan dan memberikan intervensi


dalam bentuk HE tentang perawatan payudara dan tehnik menyusui yang tepat
agar pengetahuan ibu tentang laktasi dapat ditingkatkan sehingga program
pemberian ASI ekslusif dapat dijalankan dengan baik oleh ibu (sesuai intervensi
Keperawatan DX 2)

c.

Mencegah terjadinya infeksi

dengan memantau tanda-tanda

infeksi, anjuran-anjuran tentang personal hygiene dan menghindari kontaminasi


dan memutus rantai perkembangbiakan kuman melalui teknik aseptik dan septic
(Sesuai intervensi Keperawatan DX 4).

3. Evaluasi
a.

Nyeri ibu dapat berkurang pada skala 1

b.

Ibu telah mengerti tentang cara perawatan payudara dan tehnik serta manfaat
menyusui dan pentingnya ASI buat bayinya serta telah menunjukkan teknik
menyusui yang betul sesuai dengan yang diajarkan.

c.

Infeksi tidak terjadi

4. Nasehat pada waktu pasien pulang:


e. Menganjurkan kepada ibu untuk melanjutkan perawatan dirinya dan bayinya
dirumah sesuai dengan yang diajarkan termasuk : perawatan luka perineum,
perawatan payudara dan perawatan tali pusat bayinya.
f. Menganjurkan kepada ibu untuk mengontrol secara teratur kondisinya maupun
kondisi bayinya ke Pelayanan Kesehatan terdekat.
g. Menjelaskan kepada ibu metode kontrasepsi yang tersedia (kelebihan dan
kekurangannya) serta memberi kebebasan baginya untuk menentukan metode yang
sesuai untuknya selama masa menyusui.
h. Menganjurkan kepada ibu untuk dapat mengimunisasi bayinya secara teratur dan
lengkap untuk mencegah penyakit-penyakit yang lebih parah seperti TBC, Polio,
Tetanus, pertusis , Hepatitis).

BAB IV
PE M BAH ASAN

A.

Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada klien Ny.H dan keluarga melalui wawancara langsung,
pemeriksaan fisik, status klien dan observasi perawatan terhadap klien,. Dari hasil
pengkajian tersebut didapatkan bahwa semua data-data yang ada pada klien sesuai dengan
teori yang telah diuraikan sebelumnya walaupun tidak semua data-data dalam teori
tersebut dimanifestasikan oleh klien.
Adapun manifestasi yang ditunjukkan oleh klien yang sesuai dengan konsep teori
postnatal adalah sebagai berikut:
-

Klien sudah memahami cara perawatan perineum dan payudara selama masa nifas
terkait dengan status obstetrik klien yang multipara. Hal ini diperkuat dengan teori dan
penelitian yaitu:

Tinggi Fundus Uteri (TFU) klien pada hari kedua postpartum adalah pertengahan
simpisis dan umbilikus.

B.

Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan diangkat berdasarakan data-data yang menunjang baik data
subyektif maupun data objektif serta faktor resiko dari klien. Dari 7 Diagnosa
Keperawatan yang mungkin muncul pada klien postnatal, maka ditemukan tiga diagnosa
yang muncul, yang terdiri dari dua diagnosa teridentifikasi aktual dan satu diagnosa
keperawatan adalah bersifat potensial atau risiko.

C.

Implementasi
Implementasi yang diberikan kepada klien berdasarkan intervensi yang sudah
direncanakan dari tiga diagnosa yang diangkat pada klien, namun tidak semua intervensi
yang direncanakan tersebut dapat diimplementasikan oleh karena keterbatasan mahasiswa
meliputi waktu yang terbatas untuk memfollow up kondisi pasien.

BAB V
PENUTUP

A.

Kesimpulan
Setelah melaksanakan praktek profesi keperawatan maternitas terhadap ibu post natal
fisiologis khususnya menerapkan asuhan keperawatan pada Ny. H di Ruang Rawat Nifas
RS.Umum Haji Kamar IIIA Makassar, kami dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1.

Dalam penerapan Asuhan keperawatan secara sistematis dari


pengkajian sampai evaluasi pada Ny. H dengan Postnatal ditemukan 3 diagnosa
keperawatan terdiri dari 2 diagnosa aktual dan 1 diagnosa potensial/resiko. Dimana
semua diagnosa aktual yang diangkat berdasarkan evaluasi yang kami lakukan telah
teratasi, sedangkan untuk diagnosa potensial/resiko yaitu infeksi tidak terjadi. Tetapi
meskipun begitu klien tetap dianjurkan untuk rutin memeriksakan diri dan bayinya
sambil rawat jalan serta melakukan perawatan perineum dan payudara dirumah untuk
mengetahui kemajuan dari implementasi yang telah diberikan.

2.

Sesuai dengan teori pada Klien Postnatal fisiologis terdapat 7


diagnosa keperawatan tapi pada praktik/kasus yang dikelola hanya ditemukan 2
diagnosa aktual dan 1 diagnosa yang bersifat risiko yang sesuai dengan respon dan
kondisi klien.

3.

Kesuksesan praktik profesi Ners di Rumah Sakit Umum Haji


Makassar lebih khusus dalam penerapan Asuhan Keperawatan pada Ny. H, tidak
terlepas dari peranan pembimbing institusi maupun lahan dan keaktifan peserta didik

dalam menjalankan praktek profesi serta kerjasama mahasiswa dalam menerapkan


manajemen keperawatan yang profesional.
B.

Saran
1.

Pelaksanaan Asuhan Keperawatan akan berhasil apabila ada


kerjasama yang baik antara sesama perawat, tim medis dan tenaga kesehatan lainnya
karena itu hendaknya kerjasama yang baik senantiasa dipelihara dan terus
dipertahankan.

2.

Agar proses keperawatan berlangsung dengan tepat dan benar


hendaknya pengadaan sarana penunjang/alat-alat dapat dilakukan sehingga dapat
dimanfaatkan semaksimal dan seefektif mungkin.

3.

Disarankan kepada semua tenaga keperawatan agar meluangkan


waktu dan tenaga untuk melakukan dokumentasi keperawatan setelah selesai
melakukan tindakan sebagai bukti legal pelaksanaan Asuhan Keperawatan profesional

4.

Diharapkan kepada pembimbing agar terus dipertahankan dalam


membimbing langsung kepada mahasiswa yang praktik pada lahan praktik.

5.

Dalam rangka peningkatan kualitas Ners dalam praktek profesi


keperawatan maternitas khususnya di ruangan postnatal, disarankan kepada Tim
Profesi Maternitas agar mendistribusikan mahasiswa yang akan menjalani praktek
tersebut secara efisien agar pencapaian target dan pengalaman belajar dapat terpenuhi,
dengan demikian akan meningkatkan profesionalitas mahasiswa dalam pelaksanaan
tindakan keperawatan dan ASKEP serta kiranya diharapkan instrumen yang digunakan
dalam pengkajian dalam hal ini format pengkajian dapat dilengkapi sehingga dapat

secara jelas menggambarkan kondisi klien dan peserta didik dapat segera mengetahui
masalah keperawatan yang ada.

DAFTAR PUSTAKA
Moctar, Rustam. Sinopsis obstruksi : Obstetri Fisiologis, obstetri patologis,
Edisi 2, Jilid 1. Jakarta. EGC, 1998
Bobak, Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4, Jakarta, EGC, 2004
Wikojosostro, Hanifa, Ilmu Kebidanan. Edisi 3, cetakan 3, Jakarta,
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiraharjo, 1994.
Doengus, Merillyn E. Rencana Perawatan Maternal/bayi, Pedoman untuk
Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien, edidi 2, jakarta, EGC, 2001.

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ iii
BAB

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan ............................................................................................ 2
C. Manfaat Penulisan .......................................................................................... 3
D. Metode Penulisan .......................................................................................... 3

BAB II. TINJAUAN TEORITIS


A. Konsep Medis ............................................................................................... 5
B. Konsep Keperawatan (Diagnosa Keperawatan yang
berhubungan dengan Masa Puerperium) ...................................................... 17
BAB III. TINJAUAN KASUS (PENGKAJIAN DAN ASKEP)
A. Pengkajian ...................................................................................................... 30
B. Penyimpangan KDM ...................................................................................... 37
C. Klasifikasi Data .............................................................................................. 38
D. Analisa Data ................................................................................................... 42
E. Rencana Perawatan ........................................................................................ 51
F. Implementasi dan Evaluasi (SOAP) ............................................................... 65
G. Resume Keperawatan .................................................................................... 67
BAB IV. PEMBAHASAN ................................................................................................. 69
BAB V . PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................... 70
B. Saran ......................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 72
LAMPIRAN
Laporan Seminar Kasus
08 JUNI 2011

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN Ny.H dengan POSTPARTUM FISIOLOGIS
DI RUANG PERAWATAN NIFAS (POSTNATAL CARE)
RS. UMUM HAJI MAKASSAR

Oleh :
KELOMPOK VI C1 DAN VI C2
Budianto
Rahmatiah
Marmina
A. Ulfiyani Wahid

Suhenny Z.
Sri Nurhidayah
A. Risva Elya P.

PROGRAM PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN MATERNITAS

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2011

También podría gustarte