Está en la página 1de 8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Penyediaan Air bersih
Pada masa dahulu sistem penyediaan air adalah untuk menyediakan air yang cukup berlebihan.
Tetapi pada masa kini ada pembatasan untuk penghematan energi dan adanya keterbatasan
sumber air. Tahun-tahun akhir ini, bahan dalam air buangan makin beraneka ragam jenisnya dan
rumit kualitasnya. Sebagai akibat perubahan menu makanan manusia, kemajuan teknologi dan
industri. Tapi diharapkan sampai saat ini fungsi air tidak berubah. Meskipun plambing adalah
sarana yang sangat penting dan dikenal banyak orang, kesalahan dalam perancangan,
pemasangan atau perawatan dari peralatan plambing dapat membahayakan jiwa manusia. Dapat
disimpulkan bahwa tidaklah mudah dalam merancang instalasi plambing sehingga banyak
Negara menetapkan undang-undang, peraturan, pedoman pelaksanaan (code of practice). Di
Indonesia sendiri disiapkan Pedoman Plambing Indonesia.

2.2 Definisi Dan Kualitas Alat Plumbing


2.2.1 Definisi Alat Plumbing
Istilah alat plumbing digunakan untuk semua peralatan yang dipasang di dalam maupun di luar
gedung, yang merupakan media untuk menyediakan (memasukkan) air panas atau air dingin, dan
untuk menerima (mengeluarkan) air buangan. Atau secara singkat dapat dikatakan sebagai semua
peralatan yang dipasang pada:
a Ujung akhir pipa, untuk memasukkan air
b Ujung awal pipa, untuk membuang air buangan
2.2.2 Fungsi Peralatan Plumbing
a Menyediakan air bersih ke tempat-tempat yang dikehendaki dengan tekanan yang cukup
b

(fungsi sistem penyediaan air).


Membuang air kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian pentimg

lainnya (fungsi pembuangan).


2.2.3 Kualitas Alat Plumbing
Bahan yang digunakan sebagai alat plumbing harus memenuhi syarat-syarat berikut:
a tidak menyerap air
b mudah dibersihkan
c tidak berkarat dan tidak mudah aus
d relatif mudah dibuat dan mudah dipasang

Bahan yang banyak digunakan adalah porselen, besi atau baja yang dilapisi email, berbagai jenis
plastik, dan baja tahan karat. Untuk bagian alat plumbing yang tidak atau jarang terkena air,
dapat digunakan bahan kayu. Alat plumbing yang tergolong mewah menggunakan marmer
berkualitas tinggi (Noerbambang, 2005).
2.3 Peralatan Saniter
Peralatan yang digunakan dalam perencanaan sistem plumbing antara lain:
1 Kloset
Kloset dibagi dalam beberapa golongan menurut konstruksinya, yakni:
a Tipe Wash-Out (bilas keluar)
Tipe ini adalah yang paling tua dari jenis kloset duduk. Kotoran tidak jatuh ke dalam air yang
merupakan sekat, melainkan pada suatu permukaan penampung yang agak luas dan sedikit
berair, sehingga pada waktu penggelontoran tidak bisa bersih betul, akibatnya sering
menimbulkan bau yang tidak sedap.
b Tipe Wash Down (bilas bawah)
Tipe ini mempunyai konstruksi sedemikian hingga kotoran jatuh langsung atau tidak
langsung ke dalam air sekat, sehingga bau yang timbul akibat sisa kotoran tidak terlalu
menyengat dibandingkan dengan tipe wash out.
c Tipe Siphon
Tipe ini memiliki konstruksi jalannya air buangan yang lebih rumit dibandingkan tipe wash
down, dimana sedikit menunda aliran air buangan tersebut sehingga timbul efek siphon .
Jumlah air yang ditahan dalam mangkuk sebagai sekat lebih banyak, juga muka airnya
lebih tinggi dibanding tipe wash down. Oleh karena itu bau lebih berkurang lagi pada tipe ini.
d Tipe Siphon Jet
Tipe ini dibuat agar menimbulkan efek siphon yang lebih kuat, dengan memancarkan air
dalam sekat melalui suatu lubang kecil searah aliran air buangan. Dibandingkan dengan tipe
siphon , tipe siphon jet akan menggunakan air penggelontor lebih banyak.
e Tipe Blow Out
Tipe ini sebenarnya dirancang untuk menggelontor dengan cepat air kotor dalam mangkuk
kloset, tetapi akibatnya membutuhkan air dengan tekanan sampai 1 kg/cm 2, dan menimbulkan
suara berisik.
2 Peturasan

Ditinjau dari konstruksinya, peturasan dapat dibagi seperti halnya kloset. Yang paling banyak
digunakan adalah tipe wash-down. Untuk tempat-tempat umum, sering dipasang peturasan
berbentuk mirip talang, dibuat dari porselen, plastik atau baja tahan karat, dan memenuhi
persyaratan berikut:
a
b
c

Dalamnya talang 15 cm atau lebih


Pipa pembuangan ukuran 40 mm atau lebih dan dilengkapi saringan
Pipa penggelontor harus diberi lubang untuk menyiram bidang belakang talang dengan

lapisan air
Laju aliran penggelontor dapat ditentukan dengan menganggap setiap 45 cm panjang

talang ekivalen dengan satu peturasan biasa.


3 Lavatory
Merupakan suatu tempat atau wadah untuk mencuci tangan atau bahkan cuci muka sekalipun.
4 Bak mandi
Pada Berbagai macam bentuk dan ukurannya serta memiliki spesifikasi teknis masing-masin.
Yang paling banyak digunakan di Indonesia ialah jenis bak penampung air, meskipun ada pula
beberapa masyarakat kelas atas yang menggunakan jenis bath tub untuk keperluan mandinya.
Fungsi dari peralatan plambing adalah untuk menyediakan air bersih ke tempat-tempat yang
dikehendaki dengan takanan yang cukup, membuang air kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa
mencemarkan bagian penting lainnya. Sistem yang pertama dilaksanakan oleh sistem penyediaan
air bersih, dan yang kedua oleh sistem pembuangan.

2.4 Penentuan kebutuhan air bersih


Dalam perancangan sistem penyediaan air untuk suatu gedung, kapasitas peralatan dan dimensi
pipa didasarkan pada jumlah dan laju aliran air (kebutuhan air bersih) dari tiap-tiap peralatan
plumbing yang ada dalam gedung yang harus disediakan untuk gedung tersebut.
Untuk memperkirakan besarnya laju aliran air, terdapat 3 metode yang dapat digunakan, yaitu:
1

Penaksiran berdasarkan jumlah pemakai (penghuni)


Metode ini didasarkan pada pemakaian air rata-rata sehari dari tiap penghuni, dan perkiraan
jumlah penghuni.Dengan diketahuinya jumlah penghuni, maka angka tersebut digunakan
untuk menghitung pemakaian air rata-rata sehari berdasarkan standar pemakaian air per
orang per hari tergantung dari peruntukan gedung tersebut. Apabila jumlah penghuni tidak

diketahui, dapat ditaksir berdasarkan luas lantai dan menetapkan kepadatan hunian per luas
lantai. Luas lantai yang digunakan sebagai patokan adalah luas lantai efektif, berkisar antara
55 sampai 80 % dari luas keseluruhan gedung. Tabel Pemakaian air rata-rata per orang per
hari ( tabel 3.12 pada buku Perancangan dan pemeliharaan sistem plumbing, MORIMURA
dan NOERBAMBANG hal. 48) dapat dipakai sebagai acuan, tetapi harus tetap diperiksa
kondisi pemakaian gedung yang dirancang.
Jika jumlah penghuni tidak diketahui dengan pasti, maka jumlah penghuni ditetapkan dari
luas lantai efektif dengan penetapan hunian 5-10 m2/orang, terutama untuk gedung
perkantoran seperti pada perencanaan ini. Pemakaian air rata-rata yang diperoleh dengan
metode ini hanya bisa digunakan untuk menghitung dimensi pipa penyediaan air (misalnya
pipa dinas / pipa dari PAM) dan bukan untuk menentukan dimensi pipa dalam seluruh
jaringan.
Tabel 2.1
Pemakaian Air Rata-rata Perorang Setiap Hari

No
.

Jenis Gedung

1.
2.
3.

Perumahan mewah
Rumah biasa
Apartement

4.
5.

Asrama
Rumah Sakit

6.
7.
8.

Sekolah dasar
SLTP
SLTA dan lebih

Pemakaian
Air Rata-rata
Sehari
(liter)
250
160-250
200-250

120
Mewah >1000
Menengah 5001000
Umum 350500

40
50

Jangka
Waktu
Pemakaian
Rata-rata
Sehari
( jam)
8-10
8-10
8-10

Perbandinga
n Luas lantai
Efektif/total
(%)

Keterangan

42-45
50-53
45-50

Setiap penghuni
Setiap penghuni
Mewah 250 L
Menengah 180 L
Bujangan 120 L
Bujangan

8-10

45-48

5
6
6

58-60
58-60

(setiap tempat
tidur pasien)
Pasien luar: 8 L
Staf/pengawal:
120 L
Keluarga pasien:
160 L
Guru: 100 L
Guru: 100 L
Guru/dosen: 100

9.
10.
11.

12.

tinggi
Rumah-toko
Gedung kantor
Toserba (toko serba
ada departement
store

80
100-200
100
3

Pabrik/industri

8
8
7

60-70
55-60

8
Buruh pria: 60
Wanita: 100

13.

Stasiun/terminal

15
3

14.

Restoran

15.

Restoran Umum

5
30
7
15

16.

Gedung
pertunjukkan

17.
18.

Gedung bioskop
Toko pengecer

19.

Hotel/penginapan

5
30

10
40

3
6

10
250-300

53-55

L
Penghuni: 160 L
Setiap pegawai
Pemekaian hanya
untuk kakus,
belum termasuk
untuk restoran
Perorang, setiap
giliran (kalau
kerja lebih dari 8
jam sehari)
Setiap
penumpang
(yang tiba
maupun
berangkat)
Untuk penghuni
160 L
Untuk penghuni
160 L, pelayan:
100 L, 70%dari
jumlah tamu
perlu 15 L/orang
untuk kakus, cuci
tangan dsb.
Kalau digunakan
siang dan malam,
pemakaian
dihitung per
penonton.
Jam pemakaian
dalam tabel
adalah per
penonton
IDEM
Pedagang besar:
30L/tamu, 150
L/staff, atau 5 L
perhari setiap m2
luas lantai.
Untuk setiap
tamu, untuk staff
120-150 L,
penginapan 200

20.

Gedung peribadatan

L
Berdasarkan
jumlah jamaah
perhari
Untuk setiap
pembaca yang
tinggal
Setiap tamu
Setiap tamu
Setiap tempat
duduk
Setiap tamu

10
21.

Perpustakaan

6
25

22.
23.
24.

Bar
Perkumpulan sosial
Kelab malam

25.

Gedung
perkumpulan
Laboratorium

26.

6
30
30
120-350
150-200
8
100-200

Setiap staff

Sumber : Noerbambang-Morimura, 2005


Persamaan yang digunakan adalah :
Luas efektif total = 55-80% x luas total
Jumlah Penghuni = luas lantai ef./kep.hunian
Q = penghuni x keb.air per kapita
2

Penaksiran berdasarkan jenis dan jumlah alat plumbing


Metode ini dipakai bila kondisi pemakaian dan jumlah dari setiap jenis alat plumbing
diketahui. Tabel Pemakaian air tiap alat plumbing, laju aliran airnya dan kuran cabang (tabel
3.13 Perancangan dan pemeliharaan sistem plumbing, MORIMURA dan NOERBAMBANG
hal. 49) dan Tabel Faktor pemakaian (%) dan jumlah alat plumbing (tabel 3.15 Perancangan
dan pemeliharaan sistem plumbing, MORIMURA dan NOERBAMBANG hal. 66) dapat
digunakan sebagai referensi dalam perhitungan kebutuhan air rata-rata.
Tabel 2.2 Faktor pemakaian (%) dan jumlah alat plumbing.

Jumlah alat
1
Jenis alat
Kloset, dengan
katup gelontor

12

16

24

32

40

50

70

100

50

50

40

30

27

23

19

17

15

12

10

satu

10

Alat plumbing

100

75

55

biasa
satu 3
5
Sumber : Noerbambang-Morimura, 2000

48

45

42

40

39

38

35

33

10

13

16

19

25

33

3 Penaksiran berdasarkan unit beban alat plumbing


Dalam metode ini untuk setiap alat plumbing ditetapkan suatu unit beban (fixture unit). Untuk
setiap bagian pipa, besarnya unit beban dari semua alat plumbing dijumlahkan, kemudian
ditentukan besarnya laju aliran air dengan memplotkan antara unit beban alat plumbing
dengan laju aliran air dengan kurva pada kurva hubungan antara unit beban alat plumbing
denga laju aliran (Gb. 3.61. pada Perancangan dan pemeliharaan sistem plumbing,
MORIMURA dan NOERBAMBANG hal. 67) Dalam menentukan besarnya laju aliran air
dengan kurva tersebut, perlu dimasukkan faktor kemungkinan penggunaan serempak dari
masing-masing alat plumbing. Tabel Unit alat plumbing untuk penyediaan air dingin (tabel
3.16 Perancangan dan pemeliharaan sistem plumbing, MORIMURA dan NOERBAMBANG
hal. 68) memberikan besarnya unit beban untuk setiap alat plumbing.
Tabel 2.3 Unit alat plumbing untuk penyediaan air dingin.
Jenis
alat plumbing

Jenis
penyediaan air

Kloset
Kloset

Katup gelontor
Tangki gelontor

Unit alat plumbing


Untuk
Untuk
pribadi
umum
6
10
3
5

Peturasan terbuka
(urinal stall)

Katup gelontor

Peturasan terbuka
(urinal stall)

Tangki gelontor

Bak cuci tangan untuk


Keran
kamar operasi
Keran pencampur
Pancuran mandi (shower)
2
dingin panas

Keterangan

3
4

Sumber : Noerbambang-Morimura, 2000

Dalam perencanaan atau membuat sistem plumbing suatu bangunan bertingkat, perlu
direncanakan tangki-tangki air yang akan digunakan atau tidak menggunakannya. Ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan tangki seperti :

Pemasangan tangki dalam bangunan

Pemasangan tangki di lantai bangunan

Ruang bebas untuk pemeriksaan sekililing tangki

Lubang perawatan

Konstruksi yang mencegah air dam

Pipa peluap

Pipa ven

Pemasangan tangki air di luar gedung

Gabungan dengan tangki air pemadam kebakaran

Dari segi kualitas air, terdapat ketentuan dalam penyediaannya sebagai berikut:
a

Air yang dapat dialirkan ke alat perlengkapan plumbing hanya yang memenuhi persyaratan
air minum

Air yang tidak memenuhi persyaratan air minum, penggunaanya hanya dibatasi untuk kakus,
peturasan dan alat plumbing lain yang tidak memerlukan persyaratan air minum

Kran serta alat plumbing lainnya yang tidak memenuhi persyaratan air minum harus diberi
tanda dapat membahayakan kesehatan.

También podría gustarte