Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Penyediaan Air bersih
Pada masa dahulu sistem penyediaan air adalah untuk menyediakan air yang cukup berlebihan.
Tetapi pada masa kini ada pembatasan untuk penghematan energi dan adanya keterbatasan
sumber air. Tahun-tahun akhir ini, bahan dalam air buangan makin beraneka ragam jenisnya dan
rumit kualitasnya. Sebagai akibat perubahan menu makanan manusia, kemajuan teknologi dan
industri. Tapi diharapkan sampai saat ini fungsi air tidak berubah. Meskipun plambing adalah
sarana yang sangat penting dan dikenal banyak orang, kesalahan dalam perancangan,
pemasangan atau perawatan dari peralatan plambing dapat membahayakan jiwa manusia. Dapat
disimpulkan bahwa tidaklah mudah dalam merancang instalasi plambing sehingga banyak
Negara menetapkan undang-undang, peraturan, pedoman pelaksanaan (code of practice). Di
Indonesia sendiri disiapkan Pedoman Plambing Indonesia.
Bahan yang banyak digunakan adalah porselen, besi atau baja yang dilapisi email, berbagai jenis
plastik, dan baja tahan karat. Untuk bagian alat plumbing yang tidak atau jarang terkena air,
dapat digunakan bahan kayu. Alat plumbing yang tergolong mewah menggunakan marmer
berkualitas tinggi (Noerbambang, 2005).
2.3 Peralatan Saniter
Peralatan yang digunakan dalam perencanaan sistem plumbing antara lain:
1 Kloset
Kloset dibagi dalam beberapa golongan menurut konstruksinya, yakni:
a Tipe Wash-Out (bilas keluar)
Tipe ini adalah yang paling tua dari jenis kloset duduk. Kotoran tidak jatuh ke dalam air yang
merupakan sekat, melainkan pada suatu permukaan penampung yang agak luas dan sedikit
berair, sehingga pada waktu penggelontoran tidak bisa bersih betul, akibatnya sering
menimbulkan bau yang tidak sedap.
b Tipe Wash Down (bilas bawah)
Tipe ini mempunyai konstruksi sedemikian hingga kotoran jatuh langsung atau tidak
langsung ke dalam air sekat, sehingga bau yang timbul akibat sisa kotoran tidak terlalu
menyengat dibandingkan dengan tipe wash out.
c Tipe Siphon
Tipe ini memiliki konstruksi jalannya air buangan yang lebih rumit dibandingkan tipe wash
down, dimana sedikit menunda aliran air buangan tersebut sehingga timbul efek siphon .
Jumlah air yang ditahan dalam mangkuk sebagai sekat lebih banyak, juga muka airnya
lebih tinggi dibanding tipe wash down. Oleh karena itu bau lebih berkurang lagi pada tipe ini.
d Tipe Siphon Jet
Tipe ini dibuat agar menimbulkan efek siphon yang lebih kuat, dengan memancarkan air
dalam sekat melalui suatu lubang kecil searah aliran air buangan. Dibandingkan dengan tipe
siphon , tipe siphon jet akan menggunakan air penggelontor lebih banyak.
e Tipe Blow Out
Tipe ini sebenarnya dirancang untuk menggelontor dengan cepat air kotor dalam mangkuk
kloset, tetapi akibatnya membutuhkan air dengan tekanan sampai 1 kg/cm 2, dan menimbulkan
suara berisik.
2 Peturasan
Ditinjau dari konstruksinya, peturasan dapat dibagi seperti halnya kloset. Yang paling banyak
digunakan adalah tipe wash-down. Untuk tempat-tempat umum, sering dipasang peturasan
berbentuk mirip talang, dibuat dari porselen, plastik atau baja tahan karat, dan memenuhi
persyaratan berikut:
a
b
c
lapisan air
Laju aliran penggelontor dapat ditentukan dengan menganggap setiap 45 cm panjang
diketahui, dapat ditaksir berdasarkan luas lantai dan menetapkan kepadatan hunian per luas
lantai. Luas lantai yang digunakan sebagai patokan adalah luas lantai efektif, berkisar antara
55 sampai 80 % dari luas keseluruhan gedung. Tabel Pemakaian air rata-rata per orang per
hari ( tabel 3.12 pada buku Perancangan dan pemeliharaan sistem plumbing, MORIMURA
dan NOERBAMBANG hal. 48) dapat dipakai sebagai acuan, tetapi harus tetap diperiksa
kondisi pemakaian gedung yang dirancang.
Jika jumlah penghuni tidak diketahui dengan pasti, maka jumlah penghuni ditetapkan dari
luas lantai efektif dengan penetapan hunian 5-10 m2/orang, terutama untuk gedung
perkantoran seperti pada perencanaan ini. Pemakaian air rata-rata yang diperoleh dengan
metode ini hanya bisa digunakan untuk menghitung dimensi pipa penyediaan air (misalnya
pipa dinas / pipa dari PAM) dan bukan untuk menentukan dimensi pipa dalam seluruh
jaringan.
Tabel 2.1
Pemakaian Air Rata-rata Perorang Setiap Hari
No
.
Jenis Gedung
1.
2.
3.
Perumahan mewah
Rumah biasa
Apartement
4.
5.
Asrama
Rumah Sakit
6.
7.
8.
Sekolah dasar
SLTP
SLTA dan lebih
Pemakaian
Air Rata-rata
Sehari
(liter)
250
160-250
200-250
120
Mewah >1000
Menengah 5001000
Umum 350500
40
50
Jangka
Waktu
Pemakaian
Rata-rata
Sehari
( jam)
8-10
8-10
8-10
Perbandinga
n Luas lantai
Efektif/total
(%)
Keterangan
42-45
50-53
45-50
Setiap penghuni
Setiap penghuni
Mewah 250 L
Menengah 180 L
Bujangan 120 L
Bujangan
8-10
45-48
5
6
6
58-60
58-60
(setiap tempat
tidur pasien)
Pasien luar: 8 L
Staf/pengawal:
120 L
Keluarga pasien:
160 L
Guru: 100 L
Guru: 100 L
Guru/dosen: 100
9.
10.
11.
12.
tinggi
Rumah-toko
Gedung kantor
Toserba (toko serba
ada departement
store
80
100-200
100
3
Pabrik/industri
8
8
7
60-70
55-60
8
Buruh pria: 60
Wanita: 100
13.
Stasiun/terminal
15
3
14.
Restoran
15.
Restoran Umum
5
30
7
15
16.
Gedung
pertunjukkan
17.
18.
Gedung bioskop
Toko pengecer
19.
Hotel/penginapan
5
30
10
40
3
6
10
250-300
53-55
L
Penghuni: 160 L
Setiap pegawai
Pemekaian hanya
untuk kakus,
belum termasuk
untuk restoran
Perorang, setiap
giliran (kalau
kerja lebih dari 8
jam sehari)
Setiap
penumpang
(yang tiba
maupun
berangkat)
Untuk penghuni
160 L
Untuk penghuni
160 L, pelayan:
100 L, 70%dari
jumlah tamu
perlu 15 L/orang
untuk kakus, cuci
tangan dsb.
Kalau digunakan
siang dan malam,
pemakaian
dihitung per
penonton.
Jam pemakaian
dalam tabel
adalah per
penonton
IDEM
Pedagang besar:
30L/tamu, 150
L/staff, atau 5 L
perhari setiap m2
luas lantai.
Untuk setiap
tamu, untuk staff
120-150 L,
penginapan 200
20.
Gedung peribadatan
L
Berdasarkan
jumlah jamaah
perhari
Untuk setiap
pembaca yang
tinggal
Setiap tamu
Setiap tamu
Setiap tempat
duduk
Setiap tamu
10
21.
Perpustakaan
6
25
22.
23.
24.
Bar
Perkumpulan sosial
Kelab malam
25.
Gedung
perkumpulan
Laboratorium
26.
6
30
30
120-350
150-200
8
100-200
Setiap staff
Jumlah alat
1
Jenis alat
Kloset, dengan
katup gelontor
12
16
24
32
40
50
70
100
50
50
40
30
27
23
19
17
15
12
10
satu
10
Alat plumbing
100
75
55
biasa
satu 3
5
Sumber : Noerbambang-Morimura, 2000
48
45
42
40
39
38
35
33
10
13
16
19
25
33
Jenis
penyediaan air
Kloset
Kloset
Katup gelontor
Tangki gelontor
Peturasan terbuka
(urinal stall)
Katup gelontor
Peturasan terbuka
(urinal stall)
Tangki gelontor
Keterangan
3
4
Dalam perencanaan atau membuat sistem plumbing suatu bangunan bertingkat, perlu
direncanakan tangki-tangki air yang akan digunakan atau tidak menggunakannya. Ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan tangki seperti :
Lubang perawatan
Pipa peluap
Pipa ven
Dari segi kualitas air, terdapat ketentuan dalam penyediaannya sebagai berikut:
a
Air yang dapat dialirkan ke alat perlengkapan plumbing hanya yang memenuhi persyaratan
air minum
Air yang tidak memenuhi persyaratan air minum, penggunaanya hanya dibatasi untuk kakus,
peturasan dan alat plumbing lain yang tidak memerlukan persyaratan air minum
Kran serta alat plumbing lainnya yang tidak memenuhi persyaratan air minum harus diberi
tanda dapat membahayakan kesehatan.