Está en la página 1de 22

ANGGARAN DASAR

FAKASIMA
(Fanatik Kabau Sirah Mania )
KOTA PAYAKUMBUH
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM

MUKADIMAH
DENGAN RAHMAT TUHAN
YANG MAHA ESA

Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa, maka penjajahan dalam segala
bentuk dan manifestasinya di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan
dan perikeadilan.
Bahwa Kemerdekaan Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 adalah hasil
perjuangan seluruh rakyat Indonesia sejak berabad-abad dicapai dengan korban jiwa, raga, air mata dan
harta benda yang tak ternilai.
Bahwa cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945 adalah untuk mewujudkan masyarakat madani yang
demokrati adil dan makmur materil dan spiritual berdasarkan Pancasila sebagaimana yang termaktub
dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Bahwa oleh karena itu, sadar sepenuhnya terhadap panggilan sejarah dan tanggung jawabnya sebagai
generasi penerus perjuangan cita-cita bangsa, kami masyarakat warga Negara Indonesia yang
bersemangatkan Sumpah Pemuda 1928 dan Proklamasi Kemerdekaan 1945, berideologi Pancasila,
berjiwa patriotik dan militan, setia dan konsekuen kepada Negera Kesatuan Republik Indonesia
berdasarkan Pancasial dan UUD 1945, dengan ini mempersatukan diri dalam wadah Organisasi Sosial
Kemasyarakatan Fakasima(fanatik kabau sirah mania) yang diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran
RumahTangga.

BAB I
NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN
Pasal 1
Organisasi ini bernama FAKASIMA ( Fanatik Kabau Sirah Mania )
Pasal 2
Organisasi FAKASIMA didirikan pada tanggal 17 Agustus 2013 di Kota Payakumbuh
untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.
Pasal 3
Organisasi FAKASIMA berkedudukan di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

BAB II
AZAS DAN TUJUAN
Pasal 4
Organisasi FAKASIMA berazaskan Pancasila dan UUD 1945

Pasal 5
Organisasi FAKASIMA bertujuan untuk melestarikan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
mewujudkan masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945.
BAB III
STATUS DAN SIFAT
Pasal 6
Status Organisasi FAKASIMA adalah Independen
Pasal 7
1. Organisasi Fakasima bersifat terbuka tanpa membeda-bedakan ras, suku, agama, golongan, serta latar
belakang sosial politik kemasyarakatan.
2. Organisasi Fakasima memiliki sifat mandiri, perjuangan/pergerakan yang militan, persaudaraan,
patriotik, inovatif, kreatif dan kepemimpinan yang konsekuen.
BAB IV
POKOK-POKOK PERJUANGAN
Pasal 8
Organisasi Fakasima memiliki pokok-pokok perjuangan yang merupakan misi perjuangan organisasi di
berbagai bidang seperti:
Di Bidang Organisasi dan Kaderisasi
1. Memajukan peran dan program Fakasima sebagai pengabdian kepada masyarakat, bangsa dan negara.
2. Membangun iklim yang harmonis dan kondusif serta taat dan menjunjung tinggi aturan-aturan
organisasi.
3. Menciptakan SDM yang berkualitas sebagai kade-kader bangsa.
4. Mengokohkan basis dan menguatkan eksistensi Fakasima sebagai organisasi yang mengakar, modern,
maju, mandiri serta bermoral.
Di Bidang Ideologi dan Politik
1. Melaksanakan Pancasila secara murni dan konsekuen sebagaimana yang tercatum dalam pembukaan
UUD 1945.
2. Merekatkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
3. Memupuk kesadaran dan penghayatan akan arti hakekat nusantara sebagai kesatuan politik, satu
kesatuan ekonomi, satu kesatuan sosial-budaya dan satu kesatuan pertahanan keamanan.
Di Bidang Ekonomi
1. Membangun kedaulatan ekonomi masyarakat, bangsa dan negara.
2. Mengangkat harkat dan martabat bangsa melalui pemberdayaan ekonomi rakyat.
Di Bidang Agama, Sosial dan Budaya
1. Membangun masyarakat Indonesia yang berbudi pekerti luhur, terampil dan cerdas.
2. Memajukan kebudayaan daerah secara nasional.
3. Membangun solidaritas dan kesetiakawanan nasioanal.
4. Menbagun etika moral dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Di Bidang Pertahanan dan Keamanan Nasional
1. Mewujudkan Indonesia yang nyaman, aman, tentram dan damai.
2. Mewujudkan pertahanan keamanan rakyat semesta.
Di Bidang Alam dan Lingkungan Hidup
1. Mewujudkan Pembangunan Nasional yang berkelanjutan dan berwawasan alam dan lingkungan
hidup.
2. Menciptakan kesadaran alam dan lingkungan hidup dalam kehidupan masyarakat.
3. Menciptakan keseimbangan alam dan lingkungan hidup.

Di Bidang Hubungan Luar Negeri


1. Mendukung kesetaraan bangsa Indonesia dalam tatanan kehidupan Internasional ataupun era
globalisasi.
2. Mewujudkan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Di Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia
1. Menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan melalui penegakan supremasi hukum dan Hak Asasi
Manusia.
2. Mewujudkan kepastian dan keadilan hukum.
3. Mewujudkan kepastian hak-hak warga negara
BAB V
IKRAR, TEKAT, SEMBOYAN
Pasal 9
Ikrar, Tekat, Semboyan, Organisasi diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
BAB VI
LAMBANG DAN ATRIBUT
Pasal 10
Organisasi Fakasima mempunyai lambang yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 11
Organisasi Fakasima memiliki atribut yang merupakan identitas organisasi berupa: pataka, panji-panji,
Kartu Tanda Anggota (KTA), pakaian seragam, papan nama, kop surat, stempel dan kelengkapan lainnya
yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
BAB VII
KEANGGOTAAN
Pasal 12
1. Anggota Fakasima ialah warga negara Indonesia yang setia pada Negara Kesatuan Republik
Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
2. Keanggotaan Organisasi Fakasima terdiri dari:
* Anggota Biasa
* Anggota Kehormatan
* Anggota Luar Biasa
3. Ketentuan keanggotaan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga

BAB VIII
KEDAULATAN
Pasal 13
Kedaulatan Organisasi Fakasima di tangan anggota yang dilaksanakan sepenuhnya oleh perwakilan
dalam Musyawarah Besar.
BAB IX
MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT
Pasal 14
Musyawarah dan rapat-rapat Organisasi Fakasima di Tingkat Nasional terdiri dari:
*Musyawarah Besar (MUBES)
*Musyawarah Besar Luar Biasa (MUBESLUB)
*Rapat Pimpinan Paripurna (RAPIMPUR)
*Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS)
*Rapat Pleno

Pasal 15
Musyawarah dan rapat-rapat Organisasi Fakasima di Tingkat Wilayah terdiri dari:
* Musyawarah Wilayah (MUSWIL)
* Musyawarah Wilayah Luar Biasa (MUSWILLUB)
* Rapat Kerja Wilayah (RAKERWIL)
* Rapat Pleno
Pasal 16
Musyawarah dan rapat-rapat Organisasi Fakasima di Tingkat Cabang terdiri dari:
* Musyawarah Cabang (MUSCAB)
* Musyawarah Cabang Luar Biasa (MUSWILCAB)
* Rapat Kerja Cabang (RAKERCAB)
* Rapat Pleno
Pasal 17
Musyawarah dan rapat-rapat Organisasi Fakasima di Tingkat Anak Cabang terdiri dari:
* Musyawarah Anak Cabang (MUSANCAB)
* Rapat Pleno
Pasal 18
Musyawarah dan rapat-rapat Organisasi Fakasima di Tingkat Ranting terdiri dari:
* Musyawarah Ranting (MUSRAN)
* Rapat Pleno
Pasal 19
Musyawarah dan rapat-rapat Organisasi Fakasima di Tingkat Anak Ranting terdiri dari:
* Musyawarah Anak Ranting (MUSANRAN)
* Rapat Pleno
Pasal 20
1. Kekuasaan tertinggi dalam organisasi adalah Musyawarah Besar (Mubes).
2. Kekuasaan, wewenangan musyawarah-musyawarah dan rapat-rapat diatur secara rinci dalam
Anggaran Rumah Tangga.

BAB X
QUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 21
1. Quorum musyawarah dan rapat-rapat dinyatakan sah apabila dihadiri oleh setengah ditembah satu dari
jumlah unsur utusan yang hadir.
2. Pengambilan keputusan dalam musyawarah dan rapat-rapat pada azasnya dilakukan secara
musyawarah untuk mufakat.
3. Apabila pengambilan keputusan dalam musyawarah atau dalam rapat-rapat tidak padat tercapai
mufakat maka keputusan diambil melalui voting yang berdasarkan suara terbanyak.
4. Sistem dan mekanisme pengambilan keputusan diatur dalam peraturan organisasi.
5. Pengambialn keputusan dalam musyawarah dan rapat-rapat diambil dengan persetujuan sekurangkurangnya dua pertiga jumlah unsur utusan yang hadir.
6. Khusus Quorum tentang perubahan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga dan pembubaran
organisasi harus dihadiri oleh dua pertiga dari jumlah unsur utusan yang hadir yakni Majelis Pimpinan
Wilayah dan Majelis Pimp[inan Cabang yang definitif. Dan pengambilan keputusan untuk hal ini
diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya dua pertiga dari jumlah unsur utusan anggota
musyawarah yang hadir.

BAB XI
SUSUNAN, PIMPINAN DAN KEDUDUKAN
Pasal 22
Kedudukan Organisasi Fakasima di setiap jenjang dan tingkatan sebagai berikut:
* Tingkat Nasional, keberdudukan di Payakumbuh dipimpin oleh Majelis Pimpinan Nasional.
* Tingkat Propinsi berkedudukan di Ibukota Propinsi dipimpin oleh Majelis Pimpinan Wilayah
( KORDIV ).
* Tingkat Kabupaten/Kota berkedudukan di Ibukota Kabupaten/Kota dipimpin oleh Majelis Pimpinan
Cabang ( SEKTOR ).
* Tingkat Kecamatan berkedudukan di daerah Kecamatan dipimpin oleh Majelis Pimpinan Anak
Cabang ( RAYON ).
* Tingkat Kelurahan/Desa berkedudukan di daerah Kelurahan/Desa dipimpin oleh Majelis Pimpinan
Ranting ( GUGUS ).
* Tingkat RW atau yang setingkat dipimpin oleh Majelis Pimpinan Anak Ranting.
Pasal 23
1. Organisasi Fakasima di tingkat Nasional, tingkat Propinsi, tingkat Kabupaten/Kota mempunyai
Majelis Pertimbangan Organisasi.
2. Di tingkat Kecamatan dan Kelurahan/Desa dan RW mempunyai Penasehat.
3. Susunan dan Komposisi kepimpinan, wewenang dan tugas pokok Majelis Pimpinan, Pimpinan Anak
Cabang, Pimpinan Ranting, Majelis Pertimbangan dan Penasehat diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga.
BAB XII
LEMBAGA DAN BADAN
Pasal 24
1. Organisasi Fakasima mempunyai atau dapat membentuk Lembaga-lembaga sesuai kebutuhan
organisasi seperti:,Pekerja, Pelajar dan Mahasiswa, Perempuan/Srikandi, dan lain-lain serta Badanbadan sesuai kebutuhan seperti: Pendidikan, Sosial, Keagamaan Seni dan Budaya dan lain-lain.
2. Organisasi Fakasima mempunyai dan dapat membentuk badan-badan usaha.
3. Lembaga-lembaga sesuai peran sektoral dan kekhususannya berada baik di tingkat nasional, wilayah
dan cabang.
4. Badan-badan sesuai kekhususannya berada di tingkat nasional atau tingkat wilayah atau di tingkat
cabang.
5. Hubungan lembaga dan badan dengan Organisasi Fakasima diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
BAB XIII
KEUANGAN DAN KEKAYAAN ORGANISASI
Pasal 25
* Keuangan Organisasi Fakasima diperoleh dari:
* Iuran wajib anggota
* Sumbangan yang tidak mengikat
* Usaha-usaha yang syah
* Iuran sukarela pengurus
* Iuran wajib anggota diatur dalam peraturan organisasi
Pasal 26
1. Kekayaan Organisasi Fakasima adalah semua barang yang bergerak dan barang tidak bergerak yang
tercatat dan terdaftar sebagai asset dan investaris.
2. Kekayaan Organisasi Fakasima setelah dibubarkan akan ditentukan di dalam Musyawarah Besar yang
membubarkan organisasi sesuai Bab X Pasal 21 Anggaran Dasar.

BAB XIV
KETENTUAN KHUSUS
Pasal 27
1. Khusus tentang perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat dilakukan
melalui Musyawarah Besar atau Musyawarah Besar Luar Biasa.
2. Pembubaran Organisasi hanya dapat dilakukan melalui Musyawarah Besar Luar Biasa yang khusus
diadakan untuk itu, atas permintaan sekurang-kurangnya dari MPW dan atau 2/3 MPC.
BAB XV
PERATURAN PERALIHAN
Pasal 28
1. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah
Tangga dan Peraturan Organisasi yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar ini, dan dapat
dievaluasi dalam Rapat Pimpinan Paripurna.
2. Apabila timbul perbedaan tafsiran mengenai sesuatu ketentuan Anggaran Dasar ini diselesaikan oleh
Rapat Pimpinan Paripurna dan dievaluasi dalam Musyawarah Besar/ Musyawarah Besar Luar Biasa.
BAB XVI
PENUTUP
Pasal 29
1. Anggaran Dasar sebelumnya dinyatakan tidak berlaku lagi setelah Anggaran Dasar ini ditetapkan.
2. Anggaran Dasar ini mulai berlaku sejak tanggal di tetapkan.

ANGGARAN RUMAH TANGGA


FAKASIMA
BAB I
LAMBANG, IKRAR,TEKAD, SEMBOYAN
SALAM PERJUANGAN DAN LAGU PERJUANGAN
Pasal 1
LAMBANG

I. Lambang Organisasai
1. Lambang Organisasi mengandung unsur-unsur rumah adat gonjong
lima,dengan tanduk kepala kerbau yang diatasnya adA tulisan Fakasima, di
dalam perisai yang disampingnya ada marawa adat minangkabau.
2. Keseluruhan lambang tersebut mengandung makna:
a. Rumah Adat Gonjong Lima artinya melambangkan Rukun Islam.
b. Tanduk Kerbau yang berdarah artinya setiap usaha harus dilalui dengan
perjuangan dan kerja keras serta di sertai dengan doa.
c. Tulisan Fakasima kepanjangannya Fanatik Kabau Sirah Mania yang
merupakan nama Organisasi
d. Gambar marawa merupakan lambang bendera minangkabau yang
mencakup Luhak Nan Tigo,yang menganut adat basandi syarak, syarak
basandi kitabullah.Adat mangato syarak mamakai
e. Didalam Perisai ada tulisan Tarapuang Samo Hanyuik Tarandam samo
Basah
Yang artinya segala suka duka kita tanggung bersama dan satu untuk
semua dan semua untuk satu.
f.
Pita dibagian bawah bertuliskan 17 Agustus 2013 artinya Tahun
terbentuknya organisasi
Fakasima pada tanggal 17 Agustus 2013
g. Arti warna:
i. Putih
ii. Hitam
kepastian
iii. Kuning
iv. Merah

: Kesucian, tidak ternoda dan tidak tercela


: Melambangkan kebulatan tekad, ketetapan hati atau
: Malambangkan keagungan, undang-undang dan hukum
: Melambangkan, keberanian atau kekuatan

II. Stempel
* Bentuk bulat didalamnya terdapat lambang Fakasima dengan diameter 3,5 cm.
* Tinta stempel berwarna biru.
6. Kartu Tanda Anggota dan Kartu Tanda Pengurus dengan atau menyertakan warna marawa serta di
cantumkan lambang Fakasima.
7. Panji-panji kebesaran dan pataka dengan ukuran perbandingan panjang dan lebar 3 (tiga) dan 2 (dua)
dengan:
* Warna merah dasar.
* Ditengah-tengah lambang Fakasima.
8. Papan nama dengan ukuran perbandingan panjang dan lebar 3 (tiga) dan 2 (dua) dengan:
* Warna dasar merah.

* Ditengah-tengah tulisan Fakasima.


* Tulisan putih dan merah.
* Di kiri kanan logo Fakasima dan Semen Padang
9. Seragam Organisasi terdiri dari:
* Kemeja warna merah dengan kombinasi warna hitam dan kuning.
* Baju lengan pendek dan lengan panjang kombinasi warna hitam, merah dan kuning Marawa ).
* Baju lengan panjang hitam.
* Celana hitam, jeans hitam, dan loreng berwarna dasar merah, kuning, hitam ( marawa ).
* Baret berwarna merah darah les hitam, topi pet berwarna dasar merah dengan logo Fakasima
serta tulisan Sacida salam cinta damai
Pengaturan lebih lanjut tentang seragam organisasi diatur dalam peraturan organisasi.
10. Lencana disesuaikan dengan ukuran perbandingan 3 ( tiga) dan 2 (dua).
11. Kelengkapan seragam organisasi teridiri dari:
Jaket dan kemeja memakai 4 (empat) tanda yaitu:
- Lengan kanan : logo Semen Padang FC
- Lengan kiri : Logo Fakasima
ciri wilayah sesudah dilaporkan kepada DPP.
Dua benderah merah putih yang bersilangan.
- Dada kanan : Nama Anggota dan Bendera merah putih
- Dada kiri : Logo Garuda dan tulisan Fakasima.
- Bagian belakang tulisan Fakasima dan Semen Padang FC serta tulisan nama daerah masing- masing
Pasal 2
Ikrar Organisasi Fakasima adalah:
- Bertanah air satu, tanah air Indonesia.
- Berbangsa satu, bangsa Indonesia.
- Berideologi satu, ideologi Pancasila.
Pasal 3
Tekad Organisasi Fakasima adalah
Fakasima Jaya Selalu
Pasal 4
Semboyan Organisasi Fakasima
Tarapuang Samo Anyuik Tarandam Samo Basah
Pasal 5
Salam perjuangan Organisasi Fakasima adalah:
Fakasima 1x dijawab Fakasima 1x
Fakasima 3x dijawab Sacida 3x
Pasal 6
Lagu perjuangan Organisasi Fakasima adalah Mars Fakasima
BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 7
Yang dapat diterima menjadi calon anggota biasa adalah:
1. Setiap warga negara Indonesia yang telah berusia 13 tahun.
2. Menyatakan persetujuannya dan menerima Anggaran Dasar dan Anggran Rumah Tangga, misi
perjuangan dan semua peraturan-peraturan dan ketentuan Organisasi Fakasima.
3. Mengajukan dan mengisi formulir permohonan untuk menjadi anggota biasa.
4. Setiap calon anggota dinyatakan sah sebagai anggoata apabila telah mendapatkan Kartu Tanda
Anggota Organisasi Fakasima yang secara tehnis diatur dalam Peraturan Organisasi.
5. Keanggotaan Lembaga dan badan Organisasi Fakasima diatur dalam Peraturan Organisasi.

Pasal 8
Anggota Luar Biasa adalah anggota yang telah memperlihatkan/ membuktuikan kesetiannya terhadap
organisasi minimal dalam waktu 6 (enam) tahun dan dianggap berjasa dan menaru perhatian alam
pemgembangan organisasi.
Pasal 9
Anggota Kehormatan bukan anggota biasa dan luar biasa dari pejabat dan tokoh masyarakat yang
banyak bantuannya terhadap organisasi, berideologikan Pancasila dan bertindak menguntungkan
organisasi.
BAB III
KADER
Pasal 10
1. Kader adalah kekuatan inti organisasi, selaku pengerak, pemikir, pengagas dan pelaksana tugas
organisasi yang dipersiapkan menjadi pemimpin dalam kehidupan organisasi, masyarakat, bangsa dan
negara.
2. Kader Organisasi Fakasima ialah anggota Fakasima yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan
kaderisasi formal Fakasima dan dinyatakan lulus dengan sertifikat/ piagam sebagai kader dan
merupakan pengerak inti organisasi.
3. Kader Organisasi Fakasima terdiri dari:
* Kader Kordiv
* Kader Sektor
* Kader Rayon
* Kader Gugus
4. Kaderisasi adalah proses terus menerus dalam rangka mandewasakan, memandirikan dan
mengakarkan Fakasima dalam kehidupan masyarakat dan bangsa.
5. Ketentuan mengenai Kaderisasi akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi.
BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 11
1. Setiap anggota mempunyai hak:
* Memperoleh perlakuan yang sama dari organisasi
* Memperoleh perlindungan, pembelaan, pendidikan dan pelatihan kader, bimbingan dan pembinaan
dari organisasi.
* Mengeluarkan pendapat, saran, usul yang bersifat konstuktifdan posiotif baik secara lisan maupun
tertulis.
* Dipilih.
* Menbela diri.
* Terkecuali untuk memilih dan menjadi pengurus, harus mematuhi ketentuan dan persyaratan yang
telah ditetapkan organisasi.
2. Setiap anggota berkewajiban:
* Menghayati, mentaati dan mengamalkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan semua
ketentuan serta peraturan organisasi.
* Mematuhi dan melaksanakan ketetapan-ketetapan Musyawarah Besar.
* Mengamankan dan memperjuangkan terwujudnya visi dan misi organisasi.
* Berdedikasi, loyal dan penuh tanggung jawab terhadap organisasi.
* Menentang setiap usaha dan tindakan yang akan merusak citra organisasi.
* Melaksanakan tugas-tugas organisasi.
* Menghadiri acara-acara yang diselenggarakan oleh organisasi.
* Khusu bagi kader wajib menghadiri setiap acara organisasi.
* Membayar iuran wajib anggota.

* Menjaga kerahasiaan, keharmonisan dan kehormatan organisasi.

Pasal 12
1. Anggota Luar Biasa berhak mengajukan dan atau memberikan pendapat, saran yang bertalian dengan
organisasi baik lisan maupun tertulis kepada semua tingkat organisasi dengan mengindahkan tata
hubungan kerja organisasi.
2. Anggota Kehormatan berhak memberikan pendapat serta mengajukan saran-saran dan atau nasehat
baik diminta ataupun tidak, secara lisan dan tertulis.
BAB V
SANKSI DAN BERHENTINYA ANGGOTA
Pasal 13
1. Sanksi terhadap anggota atau fungsionaris terdiri dari:
* Teguran lisan.
* Teguran tertulis.
* Pemberhentian sementara.
* Pemecatan.
2. Sanksi yang berupa teguran lisan danteguran tertulis serta pemberhaentian sementara dapat dilakukan
oleh Majelis Pimpinan di setiap jenjang dan tingkatan organisasi.
3. Teguran lisan dan tertulis dapat dilakukan kepada jenjang kepemimpinan organisasi oleh Majelis
Pimpinan Nasional atau kepemimpinan setingkat diatasnya serta kepada anggota dilakukan oleh
kepemimpinan sesuai tingkatannya.
4. Pemberhetian sementara dilakukan oleh Majelis Pimpinan Nsional atas usul Majelis Pimpinan
Wilayah atau oleh Majelis Pimpinan Wilayah atas usul Majelis Pimpinan Cabang.
5. Khusus sanksi berupa pemecatan hanya dapat diberikan oleh Majelis Pimpinan Nasional setelah yang
bersangkutan diberi kesempatan untuk membela diri dihadapan forum Musyawarah Besar.
6. Rehabilitasi dapat dilakukan dengan pertimbangan kepentingan organisasidan hak anggota atas
kebenaranargumentasinya yang diverifikasioleh sesuatu komisi yang dibentuk.
Pasal 14
1. Anggota dinyatakan berhenti apabila:
* Meninggal dunia.
* Berhenti atas permintaan sendiri secara tertulis.
* Dipecat oleh Majelis Pimpinan Nasional atas usul Mjelis Pimpinan Wilayah dan atau karena yang
bersangkutan melanggar ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga, peraturanperaturan organisasi dan atau beberapa kali membuat kesalahan yang merugikan nama baik secara
sengaja.
* Lepas dari kewarganegaraan Indonesia.
2. Sanksi terhadap anggota didasarkan pada:
* Melanggar ketentuan Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga yang dianggap cukup berat.
* Melakukan tindakan yang merugikan organisasi.
3. Tata cara perberhentian sementara atau pemecatan anggota adalah sebagai berikut:
* Terlebih dulu memberikan teguran lisan.
* Memberikan teguran tulisan.
* Jika tidakdijawabatau terdapat keterangan, maka diadakan rapat untuk mengambil keputusan
pemberhentian sementara.
* Keputusan yang diambil oleh Majelis Pimpinan Nasional atau Majelis Pimpinan Wilayah
dipertanggung jawabkan pada Musyawarah Besar.
4. Mengenai pemberhentian sementara dan pemecatan yang dipertanggung jawabkan pada Musyawarah
Besar dengan pemberian kesempatan membela diri akan diambil keputusan dalam bentuk:
* Membatalkan pemberhentian sementara.
* Menetapkan pemberhentian sementara untuk masa waktu tertentu.

* Memecat.

BAB VI
KEDAULATAN, KEKUASAAN, WEWENANG
MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT
Pasal 15
1. Musyawarah Besar Fakasima adalah pemegang kekuasaan tertinggi organisasi yang diadakan sekali
dalam empat tahun dan berwenang:
* Menetapkan dan atau merubah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
* Menetapkan Garis-Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) dan program umum organisasi.
* Menilai dan menetapkan alporan pertanggungjawaban laporan Majelis Pimpinan Nasional.
* Memilih dan menetapkan Ketua Umum Majelis Pimpinan Nasional dan menyusun komposisi
kepengurusan kolektif untuk masa bakti empat tahun.
* Menetapkan Majelis Pertimbangan.
* Menetapkan keputusan pemberhentian sementara, pemecahan an atau merehabilitasi anggota yang
terkena sanksi pemberhentian sementara.
* Menetapakan lembaga dan badan organisasi Fakasima atau keputusan-keputusan lainnya yang
dianggap perlu.
* Menetapkan badan verfikasi keuangan dan kekayaan organisasi.
* Menetapkan kebijakan dan pemikiran organisasi dalam menhadapi persoalan nasional maupun
internaisonal.
2. Musyawarah Besar dihadiri oleh:
* Majelis Pimpinan Nasioanal.
* Majelis Pimpinan Organisasi Tingkat Nasional. ( KORDIV ).
* Majelis Pimpinan Wilayah.( SEKTOR ).
* Majelis Pimpinan Cabang. ( RAYON ).
* Lembaga/ Badan tingkat Nasional
* Undang-undangan lainnya yang ditentukan oleh Majelis Pimpinan Nasioanl.
3. Penyelenggaraan Musyawarah Besar dilakukan oleh Majelis Pimpinan Nasional.
4. Bahan, acara dan tata tertib Musyawarah Besar dipersiapkan oleh Majelis Pimpinan Nasional untuk
dimajukan ke Musyawarah Besar.
5. Majelis Pimpinn Nasional memberikan pertanggungjawabannya kepada Musyawarah Besar dan
disampaikan oleh/melalui Ketua Umum Majelis Pimpinan Nasional.
6. Musyawarah Besar dipimpin oleh Majelis Pimpinan Nasional.
7. Tempat Musyawarah Besar ditentukan oleh Majelis Pimpiana Nasional.
Pasal 16
1. Musyawarah Besar Luar Biasa mempunyai kekuasaan dan wewenang sama dengan Musyawarah
Besar.
2. Musyawarah Besar Luar Biasa diselenggarakan atas dasar rekomendasi Rapat Pimpinan Paripurna
(Rapimpur) Majelis Pimpinan Nasional dengan ketentuan sebagai berikut:
* Sebagai permintaan Majelis Pimpinan Nasional apabila kelangsungan hidup organisasi dalam keadaan
terancam atau karena ada hal-hal yang mendasar.
* Sebagai permintaan 2/3 (dua pertiga) Majelis Pimpinan Wilayah dan (setengah) ditambah satu
Majelis Pimpinan Cabang.
Pasal 17
1. Musyawarah Wilayah adalah pemegang kekuasaan tertinggi di tingkat Wilayah yang diadakan sekali
dalam waktu lima tahun dan berwenang:
* Menetapkan program wilayah dalam rangka pelaksanaan program umum Fakasima.

* Menilai dan menetapkan laporan pertanggung jawaban Majelis Pimpinan Wilayah.


* Memilih dan menetapkan Ketua Majelis Pimpinan Wilayah dan menyusun komposisi kepengurusan
kolektif untuk masa bakti empat tahun.
* Menetapkan Majelis Pertimbangan.
* Menentukan pendirian/ sikap organisasi di tingkat wilayah dalam menghadapi persoalan wilayah.
* Mensahkan atau menolak pemberhentian sementara terhadap anggota yang telah diberhentikan
sementara oleh Majelis Pimpinan Wilayah.
2. Musyawarah Wilayah dihadiri oleh:
* Majelis Pimpinan Nasional.
* Majelis Pimpinan Wilayah.
* Majelis Pertimbangan Organisasi Tingkat Wilayah.
* Majelis Pimpinan Cabang.
* Lembaga/ Badan tingkat Wilayah.
* Undang-undangan lainnya yang detentuksn oleh Majelis Pimpinan Wilayah.
Pasal 18
1. Musyawarah Wilayah Luar Biasa mempunyai kekuasaan dan wewenang sama dengan Musyawarah
Wilayah.
2. Musyawarah Wilayah Luar Biasa diselenggarakan tas dasar keputusan/ instruksi Majelis Pimpinan
Nasional apabila kelangsungan hidup organisasi dianggap dalam keadaan terancam atau karena ada halhal yang mendasar yang memaksa di Majelis Pimpinan Wilayah dengan ketentuan sebagai berikut:
* Sebagai permintaan Majelis Pimpinan Nasional.
* Sebagai permintaan Majelis Pimpinan Wilayah.
* Sebagai permintaan 2/3 (dua pertiga) Majelis Pimpinan Cabang dan atau (setengah) ditambah satu
Pimpinan Anak Cabang.
Pasal 19
1. Musyawarah Cabang Fakasima adalah pemegang kekuasaan tertinggi Cabang yang diadakan sekali
dalam empat tahun dan berwenang:
* menetapkan program Cabang dalam rangka pelaksanaan program umum Fakasima.
* Menilai dan menetapkan laporan pertanggung jawaban Majelis Pimpinan Cabang.
* Memilih dan menetapkan Ketua Majelis Pimpinan Cabang dan komposisi kepengurusan kolektif untuk
masa bakti empat tahun.
* Menetapkan Majelis Pertimbangan.
* Menentukan pendirian/ sikap organisasi di tingkat cabang dalam menghadapi persoalan cabang.
2. Musyawarah Cabang dihadiri oleh:
* Majelis Pimpinan Wilayah.
* Majelis Pimpinan Cabang.
* Majelis Pertimbangan Organisasi Tingkat Cabang.
* Majelis Pimpinan Anak Cabang.
* Lembaga/ Badan tingkat Cabang.
* Undang-undangan lainnya yang ditentukan oleh Majelis Pimpinan Cabang.
Pasal 20
1. Musyawarah Cabang Luar Biasa mempunyai kekuasaan dan wewenang sama dengan Musyawarah
Cabang.
2. Musyawarah Cabang Luar Biasa diselenggarakan tas dasar keputusan/ instruksi Majelis Pimpinan
Wilayah apabila kelangsungan hidup organisasi dianggap dalam keadaan terancam atau karena ada halhal yang mendasar yang memaksa di Majelis Pimpinan Cabang dengan ketentuan sebagai berikut:
* Sebagai permintaan Majelis Pimpinan Wilayah.
* Sebagai permintaan Majelis Pimpinan Cabang.
* Sebagai permintaan 2/3 (dua pertiga) Majelis Pimpinan Anak Cabang.

Pasal 21
1. Musyawarah Pimpinan Anak Cabang adalah pemegang kekuasaan tertinggi di tingkat Kecamatan
yang diadakan sekali dalam 3 (tiga) tahun dan berwenang:
* Menilai dan menetapkan laporan pertanggung jawaban Majelis Pimpinan Anak Cabang.
* Memilih dan menetapkan Ketua Majelis Pimpinan Anak Cabang dan komposisi kepengurusan
personalia funsionaris kolektif untuk masa bakti tiga tahun.
* Menetapkan Penasehat Anak Cabang.
2. Musyawarah Pimpinan Anak Cabang dihadiri oleh:
* Pimpinan Anak Cabang.
* Majelis Pimpinan Cabang.
* Pimpinan Ranting.
* Undang-undangan lainnya yang ditentukan oleh Pimpinan Anak Cabang.
Pasal 22
1. Musyawarah Pimpinan Ranting adalah pemegang kekuasaan tertinggi di tingkat Kelurahan/ Desa/
Nagari yang diadakan sekali dalam 2 (dua) tahun dan berwenang:
* Memilih dan menetapkan laporan pertanggung jawaban Pimpinan Ranting. dan komposisi
kepengurusan personalia funsionaris kolektif untuk masa bakti dua tahun.
* Memilih dan menetapkan Ketua Pimpinan Ranting dan komposisi kepengurusan personalia
funsionaris kolektif untuk masa bakti dua tahun.
* Menetapkan Penasehat Ranting.
2. Musyawarah Pimpinan Ranting dihadiri oleh:
* Pimpinan Ranting.
* Pimpinan Anak Cabang.
* Penasehat Ranting.
* Anggota Ranting.
* Undang-undangan lainnya yang ditentukan oleh Pimpinan Ranting.
Pasal 23
1. Rapat Pimpinan Paripurna Fakasima yang hendak merekomendasikan Mubeslub adalah forum rapat
tertinggi organisasi di tingkat nasional yang dapat diadakan sewaktu-waktu oleh Majelis Pimpinan
Nasional apabila:
* Ketua umum berhalangan tetap/ meninggal, berhenti atau tidak dapat melaksanakan kewajibannya
dalam masa jabatannya sehingga menganggu/ mengancam kelangsungan hidup organisasi.
* Organisasi mengalami keadaan genting yang memaksa.
2. Rapat Pimpinan Paripurna adalah forum rapat tertinggi organisasi di tingkat Nasional hanya
mempunyai kekuasaan dan wewenang mengevaluasi dan menetapkan rekomendasi dan keputusankeputusan lainnya yang tidak bertentangan dengan kekuasaan dan wewenang Musyawarah Besar atau
Musyawarah Besar Luar Biasa.
3. Rapat Pimpinan Paripurna berwenang merekomendasikan pemikiran kebijakan organisasi yang akan
dibahas dalam Musyawarah Besar atau Musyawarah Besar Luar Biasa.
4. Rapat Pimpinan Paripurna dihadiri oleh:
* Majelis Pimpinan Nasional.
* Majelis Pertimbangan Organisasi Tingkat Nasional.
* Majelis Pimpinan Wilayah.
* Lembaga/ Badan tingkat Nasional.
* Majelis Pimpinan Cabang.
* Undang-undangan lainnya yang ditentukan oleh Majelis Pimpinan Nasional.

Pasal 24
1. Rapat Kerja Nasional Fakasima adalah forum rapat kerja organisasi di tingkat Nasional yang diadakan
minimal sekali dalam satu periode masa bakti untuk mengevaluasi dan mencanangkan program kerja
jangka pendek, menengah dan jangka panjang yang akan dilaksanakan Majelis Pimpinan.
2. Rapat Kerja Nasional Fakasima dilaksanakan oleh Majelis Pimpinan Nasional.
3. Rapat Kerja Nasional dihadiri oleh:
* Majelis Pimpinan Nasional.
* Majelis Pertimbangan Organisasi Tingkat Nasional.
* Majelis Pimpinan Wilayah.
* Lembaga/ Badan tingkat Nasional.
* Undang-undangan lainnya yang ditentukan oleh Majelis Pimpinan Nasional.
Pasal 25
1. Rapat Kerja Wilayah Fakasima adalah forum rapat kerja organisasi di tingkat Wilayah/ Propinsi yang
diadakan minimal sekali dalam satu periode masa bakti untuk mengevaluasi dan mencanangkan
program kerja jangka pendek dan jangka menengah yang akan dilaksanakan Majelis Pimpinan
Wilayah.
2. Rapat Kerja Wilayah Fakasima diselenggarakan oleh Majelis Pimpinan Wilayah.
3. Rapat Kerja Wilayah dihadiri oleh:
* Majelis PimpinanWilayah.
* Majelis Pertimbangan Organisasi Tingkat Wilayah.
* Majelis Pimpinan Nasional.
* Majelis Pimpinan Cabang.
* Lembaga/ Badan tingkat Wilayah.
* Undang-undangan lainnya yang ditentukan oleh Majelis Pimpinan Wilayah.
Pasal 26
1. Rapat Kerja Cabang Fakasima adalah forum rapat kerja organisasi di tingkat Cabang yang diadakan
minimal sekali dalam satu periode masa bakti untuk mengevaluasi dan mencanangkan program kerja
jangka pendek dan jangka menengah yang akan dilaksanakan Majelis Pimpinan Cabang.
2. Rapat Kerja Cabang Fakasima diselenggarakan oleh Majelis Pimpinan Cabang.
3. Rapat Kerja Cabang dihadiri oleh:
* Majelis Pimpinan Cabang.
* Majelis Pimpinan Wilayah.
* Majelis Pertimbangan Organisasi Tingkat Cabang.
* Lembaga/ Badan tingkat Cabang.
* Undang-undangan lainnya yang ditentukan oleh Majelis Pimpinan Cabang.
Pasal 27
Rapat Pleno Majelis Pimpinan di setiap jenjang dan tingkatan ialah forum internal di masing-masing
Majelis Pimpinan yang dihadiri oleh:
1. Kolektif Majelis Pimpinan.
2. Ketua-Ketua Lembaga dan badan.
3. Undangan yang ditentukan oleh Majelis Pimpinan apabila diperlukan.
Pasal 28
Rapat Harian Majelis Pimpinan di setiap jenjang dan tingkatan ialah forum rapat internal di masingmasing Majelis Pimpinan yang dihadiri oleh:
1. Unsur Harian Majelis Pimpinan.
2. Undangan yang ditentukan oleh Majelis Pimpinan apabila diperlukan.
Pasal 29
Rapat Pleno Pimpinan Anak Cabang ialah forum rapat Internal di masing-masing Pimpinan Anak
Cabang yang dihadiri oleh Pimpinan Kolektif Anak Cabang.

Pasal 30
Rapat Ranting ialah forum internal di masing-masing Pimpinan Ranting yang dihadiri oleh Pimpinan
Kolektif Ranting.
BAB VII
HAK BICARA DAN HAK SUARA
Pasal 31
Pelaksanaan Hak Bicara dan Hak Suara para utusan Musyawarah dan rapat-rapat yang diatur dalamBab
VI Anggaran Rumah Tangga ini akan ditetapkan dalam peraturan organisasi dan tata tertib persidangan.
BAB VIII
SUSUNAN DAN KOMPOSISI KEPEMIMPINAN
Pasal 32
Susunan dan Komposisi Kepemimpinan Majelis Pimpinan, adalah sebagai berikut:
Majelis Pimpinan Nasional:
1. 1 (satu) orang Ketua Umum.
2. 1 (satu) orang Wakil Ketua Umum.
3. 10 (sepuluh) orang Ketua-Ketua.
4. 1 (satu) orang Seketaris Umum
5. 1 (sepuluh) orang Sekretaris.
6. 1 (satu) orang Bendahara Umum.
7. 1 (satu) orang Bendahara.
8. 3 (tiga) orang anggota Masing-masing bidang.
9. Ex-Officio Lembaga/ Badan.
Pasal 33
Majelis Pimpinan Wilayah:
1. 1 (satu) orang Ketua.
2. 1 (satu) orang Wakil Ketua.
3. 5 (lima) orang Ketua Bidang.
4. 1 (satu) orang Seketaris.
5. 5 (lima) orang Wakil Sekretaris.
6. 1 (satu) orang Bendahara.
7. 1 (satu) orang Wakil Bendahara.
8. 3 (tiga) orang anggota masing-masing bidang.
9. Ex-Officio Lembaga/ Badan.
Pasal 34
Majelis Pimpinan Cabang:
1. 1 (satu) orang Ketua.
2. 1 (satu) orang Wakil Ketua.
3. 3 (tiga) orang Ketua Bidang.
4. 1 (satu) orang Seketaris.
5. 1 (satu) orang Wakil Sekretaris.
6. 1 (satu) orang Bendahara.
7. 1 (dua) orang Wakil Bendahara.
8. 3 (tiga) orang anggota masing-masing bidang.
9. Ex-Officio Lembaga/ Badan.
Pasal 35
Pimpinan Anak Cabang:
1. 1 (satu) orang Ketua.
2. 1 (satu) orang Wakil Ketua.
3. 1 (satu) orang Seketaris.
4. 1 (satu) orang Wakil Sekretaris.
5. 1 (satu) orang Bendahara.
6. 1 (satu) orang Wakil Bendahara.
7. 3 (tiga) orang anggota masing-masing bidang.

Pasal 36
Pimpinan Ranting:
1. 1 (satu) orang Ketua.
2. 1 (satu) orang Wakil Ketua.
3. 1 (satu) orang Seketaris.
4. 1 (satu) orang Wakil Sekretaris.
5. 1 (satu) orang Bendahara.
Pasal 37
Pimpinan Anak Ranting:
1. 1 (satu) orang Ketua.
2. 1 (satu) orang Wakil Ketua.
3. 1 (satu) orang Seketaris.
4. 1 (satu) orang Wakil Sekretaris.
5. 1 (satu) orang Bendahara.
Pasal 38
1. Bidang-bidang Majelis Pimpinan Nasional terdiri dari:
* Organisasi dan Keanggotaan
* Ideologi dan Politik
* Pertahanan dan Keamanan Nasional (Hankamnas)
* Litbang dan Kaderisasi
* Ekonomi
* Agama, Sosial dan Budaya
* Hukum dan HAM
* Pengembangan Usaha
* Alam dan Lingkungan Hidup
* Hubungan Luar Negeri
2. Untuk bidang-bidang Majelis Pimpinan Wilayah dan Majelis Pimpinan Cabang terdiri dari point (a)
sampai point (i) ayat 1 Pasal 38 di atas yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing tingkatan
dan untuk bidang-bidang di tingkat anak cabang disesuaikan kebutuhan.
Pasal 39
Majelis Pimpinan Cabang kota administratif akan diatur dalam peraturan tersendiri.
BAB IX
SUSUNAN DAN KOMPOSISI MAJELIS PERTIMBANGAN
DAN PENASEHAT
Pasal 40
Majelis Pertimbangan terdiri dari:
1. Tokoh-tokoh yang mempunyai wibawa dan pengaruh, baik di tingkat pusat, Dati I, dan Dati II.
2. Unsur-unsur permintaan yang memangku jabatan yang mempunyai ruang lingkup dan atau hubungan
pembinaan serta pengembangan generasi muda.
3. Ketua dan atau pengurus sebelumnnya.
4. Anggota-anggota lainnya yang dianggap perlu oleh musyawarah.
Pasal 41
Penasehat terdiri dari:
1. Tokoh-tokoh yang mempunyai wibawa dan pengaruh, baik di tingkat Kecamatan, Kelurahan dan
Desa.
2. Unsur-unsur permintaan yang memangku jabatan yang mempunyai ruang lingkup dan atau hubungan
pembinaan serta pengembangan generasi muda.
3. Ketua dan atau pengurus sebelumnnya.
4. Anggota-anggota lainnya yang dianggap perlu oleh musyawarah.

Pasal 42
Majelis Pertimbangan di tingkat Nasional , Wilayah dan Cabang terdiri dari:
1. 1 (satu) orang Ketua
2. 1 (satu) orang Wakil Ketua
3. 1 (satu) orang Sekretaris
4. Sejumlah anggota sesuai keperluan
Pasal 43
Penasehat Pimpinan Anak Cabang dan Pimpinan Ranting terdiri dari:
1. 1 (satu) orang Ketua
2. 1 (satu) orang Wakil Ketua
3. 1 (satu) orang Sekretaris
4. Sejumlah anggota sesuai keperluan
BAB X
WEWENANG DAN TUGAS POKOK
Pasal 44
Wewenang Majelis Pimpinan Nasional ialah:
1. Pimpinan Organisasi tertinggi dalam mencapai tujuan dan melaksanakan pokok-pokok perjuangan
organisasi.
2. Bersifat kolektif, dalam menentukan dan mengawasi kebijakan-kebijakan organisasi untuk pencapaian
tujuan organisasi.
3. Memimpin dan mengendalikan jajaran Fakasima dalam melaksanakan pokok-pokok perjuangan untuk
pencapaian tujuan dan pengembangan Fakasima.
4. Mengkoordinasikan kebijakan dan upaya-upaya organisasi khusunya dalam hal ini memelihara
hubungan yang serasi dengan pemerintah, organisasi sosial politik, organisasi kemasyarakatan dan
badan-badan/ pihak-pihak eksternal organisasi lainnya.
5. Mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menangani situasi yang mengancam dan atau
mengancam kelangsungan hidup organisasi Fakasima.
Pasal 45
Wewenang Majelis Pimpinan Wilayah ialah:
1. Pimpinan Organisasi tertinggi di tingkat wilayah dalam mencapai tujuan dan melaksanakan pokokpokok perjuangan organisasi.
2. Menetapkan pokok-pokok kebijaksanaan dan pedoman-pedoman organisasi di tingkat wilayah
sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan lain yang lebih tinggi.
3. Bersifat kolektif, dalam menentukan dan mengawasi kebijakan-kebijakan organisasi di tingkat
wilayah untuk pencapaian tujuan organisasi di tingkat wilayah.
4. Memimpin dan mengendalikan jajaran Fakasima di tingkat wilayah dalam melaksanakan pokokpokok perjuangan untuk pencapaian tujuan dan pengembangan Fakasima.
5. Mengkoordinasikan kebijakan dan upaya-upaya organisasi di tingkat wilayah, khusunya dalam hal ini
memelihara hubungan yang serasi dengan pemerintah, organisasi sosial politik, organisasi
kemasyarakatan dan badan-badan/ pihak-pihak eksternal organisasi lainnya.
Pasal 46
Wewenang Majelis Pimpinan Cabang ialah:
1. Pimpinan Organisasi tertinggi di tingkat cabang dalam mencapai tujuan dan melaksanakan pokokpokok perjuangan organisasi.
2. Menetapkan pokok-pokok kebijaksanaan dan pedoman-pedoman organisasi di tingkat cabang
sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan lain yang lebih tinggi.
3. Bersifat kolektif, dalam menentukan dan mengawasi kebijakan-kebijakan organisasi di tingkat cabang
untuk pencapaian tujuan organisasi di tingkat wilayah.
4. Memimpin dan mengendalikan jajaran Fakasima di tingkat cabang dalam melaksanakan pokok-pokok
perjuangan untuk pencapaian tujuan dan pengembangan Fakasima.

5. Mengkoordinasikan kebijakan dan upaya-upaya organisasi di tingkat cabang, khusunya dalam hal ini
memelihara hubungan yang serasi dengan pemerintah, organisasi sosial politik, organisasi
kemasyarakatan dan badan-badan/ pihak-pihak eksternal organisasi lainnya.
Pasal 47
Wewenang Pimpinan Anak Cabang ialah:
1. Sebagai pimpinan tertinggi di tingkat kecamatan.
2. Mengambil keputusan-keputusan di tingkat kecamatan.
Pasal 48
Wewenang Pimpinan Ranting ialah:
1. Sebagai pimpinan tertinggi di tingkat kelurahan.
2. Mengambil keputusan-keputusan di tingkat kelurahan dan nagari.
Pasal 49
Wewenang Pimpinan Anak Ranting ialah:
1. Sebagai pimpinan tertinggi di tingkat RW.
2. Mengambil keputusan-keputusan sesuai dengan tingkatannya
Pasal 50
Majelis Pimpinan Nasional memiliki tugas pokok:
1. Melaksanakan keputusan dan ketetapan Mubes, Rapat Pimpinan Paripurna, Rakernas, Rapat Pleno
MPN dan Peraturan Organisasi.
2. Merumuskan kebijakan-kebijakan organisasi yang diperlukan guna pencapaian tujuan organisasi.
3. Menberikan pengarahan, petunjuk, bantuan, bimbingan dan penbinaan terhadap Majelis Pimpinan
Wilayah maupun Lembaga/ Badan di tingkat Nasional.
4. Menjalin hubungan yang serasi dengan pemerintah, lembaga-lembaga tinggi dan tertinggi negara,
TNI/ Polri maupun badan-badan/ pihak-pihak eksternal oeganisasi lainnya yang saling mendukung
dan bermanfaat.
5. Menjalin kerjasama yang harmonis dengan seluruh jajaran organisasi guna mengembangkan,
meningkatkan, memantapkan kesinambungan keberadaan organisasi utamanya dalam upaya
mewujudkan cita-cita Fakasima.
6. Memperhatikan dengan sungguh-sungguh pertimbangan/ atau nasehat Majelis Pertimbangan
Organisasi tingkat Nasional.
7. Melantik Pimpinan Kolektif Majelis Pimpinan Wilayah.
8. Menjalankan usaha-usaha pendidikan kader dan pengembangan organisasi.
9. Merencanakan, menggali sumber-sumber keuangan organisasi.
10. Memberikan pertanggungjawaban dalam Mubes.
Pasal 51
Majelis Pimpinan Wilayah memiliki tugas pokok:
1. Melaksanakan keputusan dan ketetapan Mubes, Rapat Pimpinan Paripurna, Rakernas, Keptusan
MPN, Muswil, Rakerwil, Rapat Pleno MPW dan Peraturan Organisasi.
2. Merumuskan kebijakan-kebijakan organisasi yang diperlukan guna pencapaian tujuan organisasi di
tingkat Wilayah.
3. Menberikan pengarahan, petunjuk, bantuan, bimbingan dan penbinaan terhadap Majelis Pimpinan
Cabang maupun Lembaga/ Badan di tingkat Wilayah.
4. Menjalin hubungan yang serasi dengan pemerintah, lembaga-lembaga tinggi dan tertinggi negara,
TNI/ Polri maupun badan-badan/ pihak-pihak eksternal oeganisasi lainnya di tingkat Wilayah yang
saling mendukung dan bermanfaat.
5. Menjalin kerjasama yang harmonis dengan seluruh jajaran organisasi guna mengembangkan,
meningkatkan, memantapkan kesinambungan keberadaan organisasi utamanya dalam upaya
mewujudkan cita-cita Fakasima.
6. Memberikan pertanggungjawaban dalam Muswil.
7. Melantik Pimpinan Kolektif Majelis Pimpinan Cabang.
8. Memperhatikan dengan sungguh-sungguh pertimbangan/ atau nasehat Majelis Pertimbangan
Organisasi tingkat Wilayah.
9. Menjalankan usaha-usaha pendidikan kader dan pengembangan organisasi di tingkat Wilayah.
10. Merencanakan, menggali sumber-sumber keuangan organisasi di tingkat Wilayah.

Pasal 52
Majelis Pimpinan Cabang memiliki tugas pokok:
1. Melaksanakan keputusan dan ketetapan Mubes, Rapat Pimpinan Paripurna, Rakernas, Keptusan
MPN, Muswil, Rakerwil, Keptusan MPW, Muscab, Rakercab, Rapat Pleno MPC dan Peraturan
Organisasi.
2. Merumuskan kebijakan-kebijakan organisasi yang diperlukan guna pencapaian tujuan organisasi di
tingkat Cabang.
3. Menberikan pengarahan, petunjuk, bantuan, bimbingan dan penbinaan terhadap Majelis Pimpinan
Anak Cabang maupun Lembaga/ Badan di tingkat Cabang.
4. Menjalin hubungan yang serasi dengan pemerintah, lembaga-lembaga tinggi dan tertinggi negara,
TNI/ Polri maupun badan-badan/ pihak-pihak eksternal oeganisasi lainnya di tingkat Cabang yang
saling mendukung dan bermanfaat.
5. Menjalin kerjasama yang harmonis dengan seluruh jajaran organisasi guna mengembangkan,
meningkatkan, memantapkan kesinambungan keberadaan organisasi utamanya dalam upaya
mewujudkan cita-cita Fakasima.
6. Memberikan pertanggungjawaban dalam Muscab.
7. Melantik Pimpinan Kolektif Majelis Pimpinan Anak Cabang.
8. Memperhatikan dengan sungguh-sungguh pertimbangan/ atau nasehat Majelis Pertimbangan
Organisasi tingkat Cabang.
9. Menjalankan usaha-usaha pendidikan kader dan pengembangan organisasi di tingkat Cabang.
10. Merencanakan, menggali sumber-sumber keuangan organisasi di tingkat Cabang.
Pasal 53
Pimpinan Anak Cabang memiliki tugas pokok:
1. Melaksanakan program kegiatan.
2. Melaksanakan perintah dan petunjuk jenjang kepemimpinan organisasi di atasnya.
3. Memberikan pengarahan, petunjuk, bantuan, bimbingan dan pembinaan terhadap Majelis Pimpinan
Ranting, Pimpinan Anak Ranting dan Anggotanya.
4. Menjalin hubungan yang serasi dan seimbang dengan institusi masyarakat, Pemerintah, TNI dan Polri
di tingkat Kecamatan.
5. Memberikan pertanggungjawaban kepada Musyawarah Anak Cabang.
Pasal 54
Pimpinan Ranting memiliki tugas pokok:
1. Melaksanakan program kegiatan.
2. Melaksanakan perintah dan petunjuk jenjang kepemimpinan organisasi di atasnya.
3. Memberikan pengarahan, petunjuk, bantuan, bimbingan dan pembinaan terhadap Majelis Pimpinan
Anak Ranting, Pimpinan dan Anggotanya.
4. Menjalin hubungan yang serasi dan seimbang dengan institusi masyarakat, Pemerintah, TNI dan Polri
di tingkat Kelurahan/ Desa.
5. Memberikan pertanggungjawaban kepada Musyawarah Ranting.
Pasal 55
1. Melaksanakan perintah dan petunjuk jenjang kepemimpinan organisasi diatasnya.
2. Memberikan pengayoman, pengawasan, pengarahan, petunujk, bimbingan dan pembinaan trhadap
anggotanya.
3. Menjalin hubungan yang serasi dan seimbang dengan institusi masyarakat, Pemerintah di tingkat RW.
Pasal 56
1. Majelis Pertimbangan di setiap jenjang dan tingkatan organisasi adalah merupakan wahana konsultatif
organisasi sesuai tingkatannya, yang memiliki hak tugas:
* Memberi nasehat, saran dan pertimbangan yang bersifat konstruktif, positif baik diminta maupun tidak
diminta.
* Apabila dianggap perlu, Majelis Pertimbangan Organisasi dapat meminta Majelis Pimpinan untuk
berdialog.

* Mengetahui kebijakan organisasi dan dapat meminta penjelasan terhadap setiap permasalahan yang
ditimbulkan oleh Majelis Pimpinan didalam mengemban tugas-tugas organisasi.
* Penyusunan pertimbangan, saran dan nasehat Majelis Pertimbangan diatur dalam mekanisme Rapat
Majelis Pimpinan Organisasi.
* Mendampingi Majelis Pimpinan sesuai tingkatannya.
* Mengadakan rapat sedikitnya satu kali dalam satu tahun.
2. Majelis Pertimbangan berkewajiban menjaga nama baik, kewibawaan dan keharmonisan organisasi.
Pasal 57
1. Penasehat adalah merupakan penasehat organisasi di tingkat Kecamatan dan Kelurahan/ Desa, yang
memiliki hak tugas:
* Memberi nasehat, saran dan pertimbangan yang bersifat konstruktif, positif kepada Pimpinan Anak
Cabang atau Pimpinan Ranting baik diminta maupun tidak diminta.
* Apabila dianggap perlu, Penasehat dapat meminta Pimpinan Anak Cabang atau Pimpinan Ranting
untuk berdialog.
* Mengetahui kebijakan organisasi dan dapat meminta penjelasan terhadap setiap permasalahan yang
ditimbulkan oleh Pimpinan Anak Cabang didalam mengemban tugas-tugas organisasi.
* Penyusunan saran dan nasehat Penasehat diatur dalam mekanisme Rapat Penasehat.
* Mendampingi Pimpinan Anak Cabang dan atau Pimpinan Ranting.
* Mengadakan rapat sedikitnya satu kali dalam satu tahun.
2. Penasehat berkewajiban menjaga nama baik, kewibawaan dan keharmonisan organisasi.
Pasal 58
Fungsi dan tugas pokok Lembaga dan Badan ialah:
1. sebagai pelaksana-pelaksana program organisasi yang bersifat khusu/ sektoral.
2. sebagai media/ sarana pendukung perjuangan Organisasi Fakasima.
BAB XI
PERSYARATAN DASAR ORGANISASI
Pasal 59
1. Tingkat Nasional sekurang-kurangnya telah mempunyai setengah ditambah satu dari jumlah tingkat
Propinsi se-Indonesia.
2. Tingkat Wilayah sekurang-kurangnya telah mempunyai setengah ditambah satu dari jumlah tingkat
Kabupaten/ Kota di Propinsi.
3. Tingkat Cabang sekurang-kurangnya telah mempunyai setengah ditambah satu dari jumlah
Kecamatan yang ada di Kabupaten/ Kota.
4. Tingkat Anak Cabang sekurang-kurangnya telah mempunyai setengah ditambah satu dari jumlah
Kelurahan/ Desa/ nagari yang ada di kecamatan.
5. Tingkat Ranting sekurang-kurangnya telah mempunyai 25 orang anggota.
6. Tingkat Anak Ranting (RW/ Dusun/ Desa/ nagaari) harus ada minimal 10 (sepuluh) orang anggota.
BAB XII
MASA BAKTI
Pasal 60
Masa Bakti Majelis Pimpinan secara berjenjang sesuai dengan tingkatannya sebagai berikut:
1. Majelis Pimpinan Nasional 4 (empat) tahun.
2. Majelis Pimpinan Wilayah 4 (empat) tahun.
3. Majelis Pimpinan Cabang 4 (empat) tahun.
4. Pimpinan Anak Anak Cabang 4 (empat) tahun.
5. Pimpinan Ranting 2 (dua) tahun.
6. Pimpinan Anak Ranting 2 (dua) tahun.

BAB XIII
LEMBAGA DAN BADAN
Pasal 61
Susunan, ruang lingkup keneradaan, komposisi, keanggotaan dan mekanisme Lembaga dan Badan diatur
dalam peraturan organisasi.
BAB XIV
HUBUNGAN LEMBAGA DAN BADAN DENGAN
MAJELIS PIMPINAN FAKASIMA
Pasal 62
1. Kebijakan strategis yang menyangkut kondisi eksternal organisasi, menjadi wewenang Majelis
Pimpinan yang dikoordinasikan kepada Lembaga dan Badan sesuai tingkatannya.
2. Menyangkut program internal, Lembaga dan Badan melakukan koordinasi dan kemitraan dengan
Malejis Pimpinan sesuai dengan tingkatannya.
3. Majelis berwenang mengambil langkah-langkah yang diperlukan apabila kegiatan yang dilaksanakan
oleh Lembaga dan Badan dapat mengancam atau merugikan Organisasi Fakasima.
4. Hubungan Lembaga dan Badan dengan Majelis Pimpinan Organisasi Fakasima sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 62 ayat 1, 2, dan 3, dirinci lebig lanjut dalam peraturan organisasi.
BAB XV
PERATURAN PERALIHAN
Pasal 63
1. Mengenai pergantian antar waktu kepemimpinan organisasi di semua tingkatannya akan diatur dalam
peraturan organisasi.
2. Hal-hal yang belum diatur di dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur kemudian didalam
peraturan organisasi, peraturan pusat, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis dan peraturan lainnya
yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasardan Anggaran Rumah Tangga Organisasi Fakasima,
dan dapat dievaluasi dalam Rapat Pimpinan Paripurna.
3. Anggaran Rumah Tangga sebelumnya dianggap tidak berlaku lagi setelah Anggaran Rumah Tangga
ini ditetapkan.
4. Segala peraturan organisasi sebelumnya, dinyatakan tetap berlaku selama belum diadakan perubahan
dan tidak bertentangan engan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

BAB XVI
PENUTUP
Pasal 64
Anggaran Dasar Organisasi FAKASIMA Kota Payakumbuh ini mulai berlaku
sejak tanggal di tetapkan sampai masa kepengurusan organisasi ini berakhir.

Ditetapkan
Pada Tanggal

: Payakumbuh
: Januari 2016

Ketua

Sekretaris

APRIMAN SURAL

AFRINALDI

Mengetahui
Walikota Payakumbuh

RIZA FALEPI, ST.MT Dt.Rajo Kaompek Suku

También podría gustarte