Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Disusun oleh :
AHMAD RIFFKI GIFARI
161110065
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini.
Tidak lupa kami ucapkan kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah
memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari sempurna
dan disana sini masih banyak kekurangan dan kesalahan, oleh sebab itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Pada kesempatan ini juga kami tak lupa mengucapkan terima kasih. Dan
semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
teman-teman. Amin.
Bandar Lampung, Oktober 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A.
B.
C.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara konseptual, kurikulum merupakan suatu respon pendidikan
terhadap kebutuhan masyarakat dan bangsa dalam membangun generasi muda
bangsanya. Kurikulum harus menjamin pemberdayaan siswa pada semua aspek
kompetensi, yang memungkinkan siswa siap menjadi warga masyarakat yang
bermutu. Oleh pihak sekolah, pemberdayaan siswa dilakukan dengan segala cara,
menata proses pembelajaran sesuai situasi dan lingkungannya. Pikiran ini
sebenarnya telah diakomodir oleh KTSP selama ini. Romine (dalam Hamalik,
2010:18) menyatakan:
Curriculum is interpreted to mean all of the organized courses, activities, and
experiences which pupils have under direction of the school, whether in the
classroom or not
Jadi, kurikulum diinterpretasikan untuk mengorganisasikan semua
pelajaran, aktivitas, dan pengalaman siswa di bawah arahan pihak sekolah, entah
di dalam kelas atau di luar kelas. Di sini, guru memiliki peran sangat vital dalam
menata proses pembelajaran.
Setiap diberlakukannya kurikulum baru selalu diberikan nama pada
kurikulum baru tersebut. Pemberian nama tersebut dikaitkan dengan tahun
pemberlakuannya. Misal kurikulum yang diberlakukan pada tahun 1975 disebut
kurikulum 75. Kurikulum yang diberlakukan pada tahun 1984 disebut kurikulum
84. Kurikulum yang diberlakukan pada tahun 1994 disebut kurikulum 1994.
Kurikulum yang diberlakukan pada tahun 2004 disebut kurikulum 2004. Khusus
untuk kurikulum 2004 sering disebut Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).
Kurikulum KBK ini tidak berumur panjang, karena pada tahun 2006 diberlakukan
kurikulum baru lagi yang disebut kurikulum 2006. Kurikulum 2006 ini lebih
populer dengan sebutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Karena sejak
diberlakukan kurikulum 2006 ini sekolah (satuan pendidikan) harus membuat
kurikulum sendiri, yang tentu tiap sekolah berbeda kurikulumnya, namun begitu
tetap mengacu pada standar nasional yang telah ditetapkan, di antaranya permen
no 22 tahun 2006 tentang Standar Isi, permen no 23 tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan.
Sebutan kurikulum (kurikulum 94 misalnya) sebenarnya bukan sebutan
resmi, karena sebutan itu tidak tercantum di dalam dokumen resmi seperti permen.
Demikian juga sebutan kurikulum 2013 itu juga tidak ada dalam permen, baik
permen no 54 tentang Standar Kompetensi Lulusan, permen no 64, 65, 66, 67, 68,
69, 70 tahun 2013. Termasuk permen 81A tentang Implementasi Kurikulum
(bukan Implementasi Kurikulum 2013). Jadi sebutan kurikulum 2013 itu bukan
sebutan resmi. Oleh karena diimplementasikan pada tahun 2013 maka kurikulum
itu disebut kurikulum 2013. (http://fatkoer.wordpress.com/2013/12/31/ )
Standar Proses KTSP diatur dalam Permendiknas No 41 Tahun 2007,
sedangkan standar proses Kurikulum 2013 diatur dalam Permendikbud No 65
Tahun 2013. Kedua peraturan menteri ini masing-masing menjadi dasar hukum
pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah untuk
mencapai kompetensi lulusan. Dalam hal ini, dengan berlakunya Permendikbud
No 65 Tahun 2013 maka Permendiknas No 41 Tahun 2007 dinyatakan tidak
berlaku lagi.
Pada Permendikbud No 65 Tahun 2013 pasal 1 ayat 1, dinyatakan bahwa
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah selanjutnya disebut Standar
Proses, merupakan kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan
pendidikan dasar dan menengah untuk mencapai kompetensi lulusan.
Mengenai inovasi kurikulum 2013, menarik untuk dikaji apakah
Permendiknas No 41 Tahun 2007 pantas diubah karena memiliki banyak
kekurangan ataukah malah sebaliknya. Karena dalam edaran Bahan Uji Publik
Kurikulum 2013, disebutkan bahwa ada empat elemen perubahan dari KTSP 2006
ke kurikulum 2013, yaitu (1) standar isi, (2) standar proses, (3) standar penilaian
dan (4) standar kompetensi lulusan. Sehingga perlu bagi kita untuk mengkaji
mengenai perbedaan esensial antara kurikulum 2013 dengan KTSP 2006.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
makin mengalami perubahan . Tidak hanya perubahan fisik secara biologis namun
mulai dari gaya hidup sampai cara hidup pun ikut-ikutan berubah.
Everett M. Rogers ( 1383 ) menyebutkan inovasi adalah suatu ide,
gagasan, praktik, atau obyek / benda yang disadari dan diterima sebagai hal baru
oleh seseorang atau kelompok untuk diadopsi.
Secara sedaerhana inovasi dimaknai sebagai pembaruan atau perubahan
dengan ditandai oleh adanya hal yang baru. Pada dasarnya inovasi merupakan
pemikiran cemerlang yang bercirikan hal baru atau pun berupa praktik praktik
tertentu ataupun berupa produk dari suatu hasil pemikiran dan olah teknologi yang
diterapkan melalui tahapan tertentu yang diyakini dan dimaksudkan untuk
memecahkan masalah persoalan yang timbul dan memperbaiki suatu keadaan
tertentu yang terjadi dimasyarakat. (http://arassh.wordpress.com/2013/03/22/)
Menyangkut perkembangan jaman, sektor pendidikan merupakan sektor
vital yang mengalami perubahan yang cukup signifikan seperti yang dilansir dari
media sosial www.kompas.com menyebutkan bawasannya, "sektor pendidikan di
Indonesia cenderung mengalami banyak perubahan dan uniknya lagi ketika ganti
Mentri Pendidikan, ganti pula sistem pendidikan di Indonesia.
Banyaknya propaganda yang menyebutkan perubahan kurikulum KTSP
menuju kurikulum 2013 ini mulai dari aspek kerjar target/terburu-buru,
pendidikan yang tepat, meringankan siswa, penyalahan anggaran pendidikan
Indonesia, sampai yang hanya ingin mengurangi beban buku yang ada pada tas
siswa. Namun propaganda ini tidak menyulutkan optimisme pemerintah
membangun Inovasi sistem pendidikan yang ada di Indonesia.
Dalam mata kuliah Inovasi pendidikan menyatakan, "bawasannya sebuah inovasi
memerlukan suatu modal yang sangat besar dalam penciptaannya diantaranya
melibatkan modal materil seperti: dana/uang, peralatan yang memadai serta
berkualitas dan modal nonmateril seperti: waktu, pemikiran yang matang serta
pertimbangan-pertimbangan lain".
Sedangkan, Kurikulum adalah rancangan pendidikan yang memberi
kesempatan untuk peserta didik mengembangkan potensi dirinya dalam suatu
suasana belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan kemampuan dirinya untuk
memiliki kualitas yang diinginkan masyarakat dan bangsanya. (Kemdikbud,
2012:2).
Sehingga inovasi kurikulum ialah pembaruan atau perubahan rancangan
pendidikan dalam pencapaian suatu cara yang bisa mempermudah cara tersebut
agar menjadi efektif serta efisien.
Oleh karena itu setidaknya penciptaan sebuah inovasi akan sangat
melibatkan segala sesuatu yang kita miliki, sehingga tujuan dari inovasi tersebut
tiada lain adalah mempermudah suatu cara yang sudah ada sehingga dalam
pelaksanaannya menjadi efektif dan efisien. Hal ini lah yang menjadikan sebuah
inovasi akan sangat bisa berpengaruh apabila dapat diterima oleh akal rasional
orang yang akan mendapatkan inovasi tersebut.
Penulis ingin menyarankan pembuatan inovasi kurikulum adalah salah
satu langkah dalam pencapaian suatu cara yang bisa mempermudah cara tersebut
agar menjadi efektif serta efisien. Namun apabila inovasi tersebut belum bisa
diterima atau bahkan di tolak, maka perlunya revisi atau tinjauan ulang bagi
inovator (orang yang membuat inovasi) terhadap penciptaan inovasinya sehingga
pada akhirnya tujuan akhir dari inovasi bisa dirasakan oleh semua orang.
B.
No
Kurikulum 2013
KTSP 2006
dahulu,
melalui
Permendiknas No 22
Permendikbud No 54 Tahun
2013.
ditentukan
Setelah
itu
baru
SKL
(Standar
Kompetensi
Lulusan)
melalui
Kurikulum,
yang
Permendiknas No 23
dituangkan
dalam
Tahun 2006
aspek pengetahuan
dan
hard
skills
yang
keterampilan,
dan
pengetahuan
3
di
jenjang
SD
Tematik
di jenjang SD Tematik
Terpadu untuk kelas IIII
mata
banyak
pelajaran
lebih
dibanding
Kurikulum 2013
5
Standar
Proses
pembelajaran
dari
pelajaran
Elaborasi,
di
jenjang
terdiri
Eksplorasi,
dan
SMP/SMA/SMK dilakukan
Konfirmasi
proses
pembelajaran
terdiri
Mengamati,
Mengolah,
dalam
dari
Menanya,
Menyajikan,
Menyimpulkan,
dan
Mencipta.
6
TIK
dan
pelajaran
Komunikasi)
sebagai
mata
bukan
sebagai
mata
pelajaran,
Standar
Penilaian
Standar
menggunakan
penilaian
lebih
otentik,
yaitu
mengukur
Penilaiannya
dominan
pada
aspek pengetahuan
dan
pengetahuan
berdasarkan
Pramuka
menjadi
Pramuka
bukan
ekstrakuler wajib
ekstrakurikuler wajib
Peminatan
(Penjurusan)
XI
SMA/MA
10
BK
lebih
menekankan
mengembangkan
potensi
siswa
BK
pada
menyelesaikan masalah
siswa
lebih
Sumber lain :
a. Pada KTSP proses pembelajaran yang lebih dominan adalah aspek kognitif,
psikomotor, dan afektif, sedangkan pada kurikulum 2013 dalam proses belajar
mengajar nantinya yang lebih dominan adalah afektif, psikomotor, baru
kognitif. Artinya siswa dalam proses
lebih
psikomotornya.
b. Kurikulum 2013 sangat menekankan penyeimbangan antara aspek kognitif
(intelektual), psikomotorik (gerak) dan afektif (sikap). Berbeda dengan KTSP
2006 yang pada tahap implementasinya cenderung lebih fokus pada aspek
kognitifnya.
c. Aspek standar isi. Jumlah mata pelajaran yang ada di dalam setiap jenjang di
kurikulum 2013 berkurang. Contoh: untuk sekolah dasar yang awalnya 10
menjadi 6 mata pelajaran, tetapi esensi yang diharapkan dari setiap
pembelajaran tetap ada, sehingga cara yang digunakan didalam kurikulum
2013 adalah integrasi beberapa pelajaran ke pelajaran lain. Integrasi ini
disebut pembelajaran tematik. Pengurangan jumlah pelajaran pada kurikulum
2013 namun demikian berimbas pada penambahan waktu belajar. Untuk
tingkat sekolah dasar penambahan 4 jam dalam 1 minggu.
d. Standar proses pembelajaran. Perubahan yang signifikan terjadi pada
pendekatan pembelajaran yang dilakukan. Pembelajaran yang pada awalnya
menggunakan pendekatan behaviorisme dan kognitifisme, sekarang mulai
bergeser menuju kedekatan konstrutivisme. Hal ini akan berimbas pada guru
di kelas yang pada awalnya cenderung menggunkan guru sebagai sumber
pembelajaran (teacher-centered leaning), menjadi siswa dan lingkungannya
sebagai sumber (student-centered leaning).
e. Perubahan standar penilaian. Pada kurikulum KTSP 2006 penilaian yang
dilakukan cenderung menggunakan penilaian akhir tanpa ada penilaian pada
proses pembelajaran. Pada kurikulum baru ini ( Kurikulum 2013), penilaian
akan di proses belajar turut dimasukan. Nantinya akan ada penilaian forfolio
terhadap pribadi siswa. (http://sumihikmahsari.wordpress.com/2013/10/10/)
2. Contoh perbedaan antara kurikulum 2013 dengan KTSP 2006
Pada Kurikulum 2013, ada perubahan mendasar dibanding kurikulum KTSP 2006,
yaitu antara lain:
a. Untuk SD, meminimumkan jumlah mata pelajaran dengan hasil dari 10 dapat
dikurangi menjadi 6 melalui pengintegrasian beberapa mata pelajaran:
1) IPA menjadi materi pembahasan pelajaran Bahasa Indonesia , Matematika,
dll
2) IPS menjadi materi pembahasan pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, dll.
3) Muatan lokal menjadi materi pembahasan Seni Budaya dan Prakarya serta
4)
pelajaran.
b. Untuk SD, menambah 4 jam pelajaran per minggu akibat perubahan proses
pembelajaran dan penilaian.
c. Untuk SMP, meminimumkan jumlah mata pelajaran dengan hasil dari 12
dapat dikurangai menjadi 10 melalui pengintegrasian beberapa mata pelajaran:
TIK menjadi sarana pembelajaran pada semua mata pelajaran, tidak berdiri
sendiri.
Muatan lokal menjadi materi pembahasan Seni Budaya dan Prakarya.
Mata pelajaran Pengembangan Diri diintegrasikan ke semua mata
pelajaran
d. Untuk SMP, menambah 6 jam pelajaran per minggu sebagai akibat dari
perubahan pendekatan proses pembelajaran dan proses penilaian.
Itulah beberpa perbedaan Kurikulum 2013 dan KTSP. Walaupun
kelihatannya terdapat perbedaan yang sangat jauh antara Kurikulum 2013 dan
KTSP, namun sebenarnya terdapat kesamaan Esensi Kurikulum 2013 dan KTSP.
Misal pendekatan ilmiah (Saintific Approach) yang pada hakekatnya adalah
pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa mencari pengetahuan bukan menerima
pengetahuan. Pendekatan ini mempunyai esensi yang sama dengan Pendekatan
Keterampilan Proses (PKP). Masalah pendekatan sebenarnya bukan masalah
kurikulum, tetapi masalah implementasi yang tidak jalan di kelas. Bisa jadi
pendekatan ilmiah yang diperkenalkan di Kurikulum 2013 akan bernasib sama
dengan pendekatan-pendekatan kurikulum terdahulu bila guru tidak paham dan
tidak bisa menerapkannya dalam pembelajaran di kelas.
(http://fatkoer.wordpress.com/2013/12/31/).
keterampilan.
Penilaian
lebih
ditekankan
pada
aspek
penjurusan,
dan
kurikulum
akan
terlalu
padat
jika
pendidikan
kita.
Sebaliknya,
ia
dipaksakan untuk
ini
akan
menghasilkan out
come pendidikan
yang
b.
c.
pembicaraan
(Poerwadarminta,
1983;
dalam
mempelajari
pengetahuan
dan
d.
dan
keterampilan
11
diharapkan
dapat
sikap,
mengatasi
f.
VI
32
36
g.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara konseptual, kurikulum merupakan suatu respon pendidikan
terhadap kebutuhan masyarakat dan bangsa dalam membangun generasi muda
bangsanya. kurikulum diinterpretasikan untuk mengorganisasikan semua
pelajaran, aktivitas, dan pengalaman siswa di bawah arahan pihak sekolah, entah
di dalam kelas atau di luar kelas.
Setiap diberlakukannya kurikulum baru selalu diberikan nama pada
kurikulum baru tersebut. Pemberian nama tersebut dikaitkan dengan tahun
pemberlakuannya. Misal kurikulum yang diberlakukan pada tahun 1975 disebut
kurikulum 75. Kurikulum yang diberlakukan pada tahun 1984 disebut kurikulum
84. Kurikulum yang diberlakukan pada tahun 1994 disebut kurikulum 1994.
Kurikulum yang diberlakukan pada tahun 2004 disebut kurikulum 2004. Khusus
untuk kurikulum 2004 sering disebut Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).
Muncul kurikulum baru lagi yang disebut kurikulum 2006. Kurikulum 2006 ini
lebih populer dengan sebutan KTSP. Kemudian ada kurikulum yang baru lagi
yakni kurikulum 2013.
Standar Proses KTSP diatur dalam Permendiknas No 41 Tahun 2007,
sedangkan standar proses Kurikulum 2013 diatur dalam Permendikbud No 65
Tahun 2013. Kedua peraturan menteri ini masing-masing menjadi dasar hukum
13
14