Está en la página 1de 18

MAKALAH

KURIKULUM PEMBELAJARAN IPS

Disusun oleh :
AHMAD RIFFKI GIFARI
161110065

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PGMI
TAHUN 2016
1

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini.
Tidak lupa kami ucapkan kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah
memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari sempurna
dan disana sini masih banyak kekurangan dan kesalahan, oleh sebab itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Pada kesempatan ini juga kami tak lupa mengucapkan terima kasih. Dan
semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
teman-teman. Amin.
Bandar Lampung, Oktober 2016

Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A.
B.
C.

Inovasi Kurikulum 2013.............................................................3


Perbedaan Esensial Kurikulum 2013 Dengan Ktsp 2006...........4
Beberapa Permasalahan Pada Standar Proses Ktsp 2006
Dan Upaya Perbaikan Pada Kurikulum 2013.............................9

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.............................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara konseptual, kurikulum merupakan suatu respon pendidikan
terhadap kebutuhan masyarakat dan bangsa dalam membangun generasi muda
bangsanya. Kurikulum harus menjamin pemberdayaan siswa pada semua aspek
kompetensi, yang memungkinkan siswa siap menjadi warga masyarakat yang
bermutu. Oleh pihak sekolah, pemberdayaan siswa dilakukan dengan segala cara,
menata proses pembelajaran sesuai situasi dan lingkungannya. Pikiran ini
sebenarnya telah diakomodir oleh KTSP selama ini. Romine (dalam Hamalik,
2010:18) menyatakan:
Curriculum is interpreted to mean all of the organized courses, activities, and
experiences which pupils have under direction of the school, whether in the
classroom or not
Jadi, kurikulum diinterpretasikan untuk mengorganisasikan semua
pelajaran, aktivitas, dan pengalaman siswa di bawah arahan pihak sekolah, entah
di dalam kelas atau di luar kelas. Di sini, guru memiliki peran sangat vital dalam
menata proses pembelajaran.
Setiap diberlakukannya kurikulum baru selalu diberikan nama pada
kurikulum baru tersebut. Pemberian nama tersebut dikaitkan dengan tahun
pemberlakuannya. Misal kurikulum yang diberlakukan pada tahun 1975 disebut
kurikulum 75. Kurikulum yang diberlakukan pada tahun 1984 disebut kurikulum
84. Kurikulum yang diberlakukan pada tahun 1994 disebut kurikulum 1994.
Kurikulum yang diberlakukan pada tahun 2004 disebut kurikulum 2004. Khusus
untuk kurikulum 2004 sering disebut Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).
Kurikulum KBK ini tidak berumur panjang, karena pada tahun 2006 diberlakukan
kurikulum baru lagi yang disebut kurikulum 2006. Kurikulum 2006 ini lebih
populer dengan sebutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Karena sejak
diberlakukan kurikulum 2006 ini sekolah (satuan pendidikan) harus membuat
kurikulum sendiri, yang tentu tiap sekolah berbeda kurikulumnya, namun begitu

tetap mengacu pada standar nasional yang telah ditetapkan, di antaranya permen
no 22 tahun 2006 tentang Standar Isi, permen no 23 tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan.
Sebutan kurikulum (kurikulum 94 misalnya) sebenarnya bukan sebutan
resmi, karena sebutan itu tidak tercantum di dalam dokumen resmi seperti permen.
Demikian juga sebutan kurikulum 2013 itu juga tidak ada dalam permen, baik
permen no 54 tentang Standar Kompetensi Lulusan, permen no 64, 65, 66, 67, 68,
69, 70 tahun 2013. Termasuk permen 81A tentang Implementasi Kurikulum
(bukan Implementasi Kurikulum 2013). Jadi sebutan kurikulum 2013 itu bukan
sebutan resmi. Oleh karena diimplementasikan pada tahun 2013 maka kurikulum
itu disebut kurikulum 2013. (http://fatkoer.wordpress.com/2013/12/31/ )
Standar Proses KTSP diatur dalam Permendiknas No 41 Tahun 2007,
sedangkan standar proses Kurikulum 2013 diatur dalam Permendikbud No 65
Tahun 2013. Kedua peraturan menteri ini masing-masing menjadi dasar hukum
pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah untuk
mencapai kompetensi lulusan. Dalam hal ini, dengan berlakunya Permendikbud
No 65 Tahun 2013 maka Permendiknas No 41 Tahun 2007 dinyatakan tidak
berlaku lagi.
Pada Permendikbud No 65 Tahun 2013 pasal 1 ayat 1, dinyatakan bahwa
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah selanjutnya disebut Standar
Proses, merupakan kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan
pendidikan dasar dan menengah untuk mencapai kompetensi lulusan.
Mengenai inovasi kurikulum 2013, menarik untuk dikaji apakah
Permendiknas No 41 Tahun 2007 pantas diubah karena memiliki banyak
kekurangan ataukah malah sebaliknya. Karena dalam edaran Bahan Uji Publik
Kurikulum 2013, disebutkan bahwa ada empat elemen perubahan dari KTSP 2006
ke kurikulum 2013, yaitu (1) standar isi, (2) standar proses, (3) standar penilaian
dan (4) standar kompetensi lulusan. Sehingga perlu bagi kita untuk mengkaji
mengenai perbedaan esensial antara kurikulum 2013 dengan KTSP 2006.

BAB II
PEMBAHASAN
A.

Inovasi Kurikulum 2013


Perkembangan jaman merupakan salah satu faktor manusia makin hari

makin mengalami perubahan . Tidak hanya perubahan fisik secara biologis namun
mulai dari gaya hidup sampai cara hidup pun ikut-ikutan berubah.
Everett M. Rogers ( 1383 ) menyebutkan inovasi adalah suatu ide,
gagasan, praktik, atau obyek / benda yang disadari dan diterima sebagai hal baru
oleh seseorang atau kelompok untuk diadopsi.
Secara sedaerhana inovasi dimaknai sebagai pembaruan atau perubahan
dengan ditandai oleh adanya hal yang baru. Pada dasarnya inovasi merupakan
pemikiran cemerlang yang bercirikan hal baru atau pun berupa praktik praktik
tertentu ataupun berupa produk dari suatu hasil pemikiran dan olah teknologi yang
diterapkan melalui tahapan tertentu yang diyakini dan dimaksudkan untuk
memecahkan masalah persoalan yang timbul dan memperbaiki suatu keadaan
tertentu yang terjadi dimasyarakat. (http://arassh.wordpress.com/2013/03/22/)
Menyangkut perkembangan jaman, sektor pendidikan merupakan sektor
vital yang mengalami perubahan yang cukup signifikan seperti yang dilansir dari
media sosial www.kompas.com menyebutkan bawasannya, "sektor pendidikan di
Indonesia cenderung mengalami banyak perubahan dan uniknya lagi ketika ganti
Mentri Pendidikan, ganti pula sistem pendidikan di Indonesia.
Banyaknya propaganda yang menyebutkan perubahan kurikulum KTSP
menuju kurikulum 2013 ini mulai dari aspek kerjar target/terburu-buru,
pendidikan yang tepat, meringankan siswa, penyalahan anggaran pendidikan
Indonesia, sampai yang hanya ingin mengurangi beban buku yang ada pada tas
siswa. Namun propaganda ini tidak menyulutkan optimisme pemerintah
membangun Inovasi sistem pendidikan yang ada di Indonesia.
Dalam mata kuliah Inovasi pendidikan menyatakan, "bawasannya sebuah inovasi
memerlukan suatu modal yang sangat besar dalam penciptaannya diantaranya
melibatkan modal materil seperti: dana/uang, peralatan yang memadai serta

berkualitas dan modal nonmateril seperti: waktu, pemikiran yang matang serta
pertimbangan-pertimbangan lain".
Sedangkan, Kurikulum adalah rancangan pendidikan yang memberi
kesempatan untuk peserta didik mengembangkan potensi dirinya dalam suatu
suasana belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan kemampuan dirinya untuk
memiliki kualitas yang diinginkan masyarakat dan bangsanya. (Kemdikbud,
2012:2).
Sehingga inovasi kurikulum ialah pembaruan atau perubahan rancangan
pendidikan dalam pencapaian suatu cara yang bisa mempermudah cara tersebut
agar menjadi efektif serta efisien.
Oleh karena itu setidaknya penciptaan sebuah inovasi akan sangat
melibatkan segala sesuatu yang kita miliki, sehingga tujuan dari inovasi tersebut
tiada lain adalah mempermudah suatu cara yang sudah ada sehingga dalam
pelaksanaannya menjadi efektif dan efisien. Hal ini lah yang menjadikan sebuah
inovasi akan sangat bisa berpengaruh apabila dapat diterima oleh akal rasional
orang yang akan mendapatkan inovasi tersebut.
Penulis ingin menyarankan pembuatan inovasi kurikulum adalah salah
satu langkah dalam pencapaian suatu cara yang bisa mempermudah cara tersebut
agar menjadi efektif serta efisien. Namun apabila inovasi tersebut belum bisa
diterima atau bahkan di tolak, maka perlunya revisi atau tinjauan ulang bagi
inovator (orang yang membuat inovasi) terhadap penciptaan inovasinya sehingga
pada akhirnya tujuan akhir dari inovasi bisa dirasakan oleh semua orang.
B.

Perbedaan Esensial Kurikulum 2013 Dengan Ktsp 2006


Sesuatu yang baru tentu mempunyai perbedaan dengan yang lama. Begitu

pula kurikulum 2013 mempunyai perbedaan dengan KTSP 2006.


Kurikulum 2013 sudah diimplementasikan pada tahun pelajaran
2013/2014 pada sekolah-sekolah tertentu (terbatas). Kurikulum 2013 diluncurkan
secara resmi pada tanggal 15 Juli 2013. Sesuatu yang baru tentu mempunyai
perbedaan dengan yang lama. Begitu pula kurikulum 2013 mempunyai perbedaan
dengan KTSP 2006.
1.
Perbedaan isi kurikulum 2013 dengan KTSP 2006
Berikut ini adalah perbedaan isi kurikulum 2013 dan KTSP 2006:

No

Kurikulum 2013

KTSP 2006

SKL (Standar Kompetensi

Standar Isi ditentukan

Lulusan) ditentukan terlebih

terlebih dahulu melalui

dahulu,

melalui

Permendiknas No 22

Permendikbud No 54 Tahun

Tahun 2006. Setelah itu

2013.

ditentukan

Setelah

itu

baru

SKL

ditentukan Standar Isi, yang

(Standar

Kompetensi

berbentuk Kerangka Dasar

Lulusan)

melalui

Kurikulum,

yang

Permendiknas No 23

dituangkan

dalam

Tahun 2006

Permendikbud No 67, 68,


69, dan 70 Tahun 2013
2

Aspek kompetensi lulusan

lebih menekankan pada

ada keseimbangan soft skills

aspek pengetahuan

dan

hard

skills

yang

meliputi aspek kompetensi


sikap,

keterampilan,

dan

pengetahuan
3

di

jenjang

SD

Tematik

Terpadu untuk kelas I-VI

di jenjang SD Tematik
Terpadu untuk kelas IIII

Jumlah jam pelajaran per

Jumlah jam pelajaran

minggu lebih banyak dan

lebih sedikit dan jumlah

jumlah mata pelajaran lebih

mata

sedikit dibanding KTSP

banyak

pelajaran

lebih

dibanding

Kurikulum 2013
5

Standar

Proses

Standar Proses dalam

pembelajaran setiap tema di

pembelajaran

jenjang SD dan semua mata

dari

pelajaran

Elaborasi,

di

jenjang

terdiri

Eksplorasi,
dan

SMP/SMA/SMK dilakukan

Konfirmasi

dengan pendekatan ilmiah


(saintific approach), yaitu
standar

proses

pembelajaran

terdiri

Mengamati,
Mengolah,

dalam
dari

Menanya,
Menyajikan,

Menyimpulkan,

dan

Mencipta.
6

TIK (Teknologi Informasi

TIK

dan

pelajaran

Komunikasi)

sebagai

mata

bukan

sebagai

mata

pelajaran,

melainkan sebagai media


pembelajaran
7

Standar

Penilaian

Standar

menggunakan

penilaian

lebih

otentik,

yaitu

mengukur

Penilaiannya
dominan

pada

aspek pengetahuan

semua kompetensi sikap,


keterampilan,

dan

pengetahuan

berdasarkan

proses dan hasil.


8

Pramuka

menjadi

Pramuka

bukan

ekstrakuler wajib

ekstrakurikuler wajib

Peminatan

Penjurusan mulai kelas

(Penjurusan)

mulai kelas X untuk jenjang

XI

SMA/MA
10

BK

lebih

menekankan

mengembangkan

potensi

siswa

BK

pada

menyelesaikan masalah
siswa

lebih

Sumber lain :
a. Pada KTSP proses pembelajaran yang lebih dominan adalah aspek kognitif,
psikomotor, dan afektif, sedangkan pada kurikulum 2013 dalam proses belajar
mengajar nantinya yang lebih dominan adalah afektif, psikomotor, baru
kognitif. Artinya siswa dalam proses

lebih

menonjolkan afektif dan

psikomotornya.
b. Kurikulum 2013 sangat menekankan penyeimbangan antara aspek kognitif
(intelektual), psikomotorik (gerak) dan afektif (sikap). Berbeda dengan KTSP
2006 yang pada tahap implementasinya cenderung lebih fokus pada aspek
kognitifnya.
c. Aspek standar isi. Jumlah mata pelajaran yang ada di dalam setiap jenjang di
kurikulum 2013 berkurang. Contoh: untuk sekolah dasar yang awalnya 10
menjadi 6 mata pelajaran, tetapi esensi yang diharapkan dari setiap
pembelajaran tetap ada, sehingga cara yang digunakan didalam kurikulum
2013 adalah integrasi beberapa pelajaran ke pelajaran lain. Integrasi ini
disebut pembelajaran tematik. Pengurangan jumlah pelajaran pada kurikulum
2013 namun demikian berimbas pada penambahan waktu belajar. Untuk
tingkat sekolah dasar penambahan 4 jam dalam 1 minggu.
d. Standar proses pembelajaran. Perubahan yang signifikan terjadi pada
pendekatan pembelajaran yang dilakukan. Pembelajaran yang pada awalnya
menggunakan pendekatan behaviorisme dan kognitifisme, sekarang mulai
bergeser menuju kedekatan konstrutivisme. Hal ini akan berimbas pada guru
di kelas yang pada awalnya cenderung menggunkan guru sebagai sumber
pembelajaran (teacher-centered leaning), menjadi siswa dan lingkungannya
sebagai sumber (student-centered leaning).
e. Perubahan standar penilaian. Pada kurikulum KTSP 2006 penilaian yang
dilakukan cenderung menggunakan penilaian akhir tanpa ada penilaian pada
proses pembelajaran. Pada kurikulum baru ini ( Kurikulum 2013), penilaian
akan di proses belajar turut dimasukan. Nantinya akan ada penilaian forfolio
terhadap pribadi siswa. (http://sumihikmahsari.wordpress.com/2013/10/10/)
2. Contoh perbedaan antara kurikulum 2013 dengan KTSP 2006

Pada Kurikulum 2013, ada perubahan mendasar dibanding kurikulum KTSP 2006,
yaitu antara lain:
a. Untuk SD, meminimumkan jumlah mata pelajaran dengan hasil dari 10 dapat
dikurangi menjadi 6 melalui pengintegrasian beberapa mata pelajaran:
1) IPA menjadi materi pembahasan pelajaran Bahasa Indonesia , Matematika,
dll
2) IPS menjadi materi pembahasan pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, dll.
3) Muatan lokal menjadi materi pembahasan Seni Budaya dan Prakarya serta
4)

Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.


Mata pelajaran Pengembangan Diri diintegrasikan ke semua mata

pelajaran.
b. Untuk SD, menambah 4 jam pelajaran per minggu akibat perubahan proses
pembelajaran dan penilaian.
c. Untuk SMP, meminimumkan jumlah mata pelajaran dengan hasil dari 12
dapat dikurangai menjadi 10 melalui pengintegrasian beberapa mata pelajaran:
TIK menjadi sarana pembelajaran pada semua mata pelajaran, tidak berdiri
sendiri.
Muatan lokal menjadi materi pembahasan Seni Budaya dan Prakarya.
Mata pelajaran Pengembangan Diri diintegrasikan ke semua mata
pelajaran
d. Untuk SMP, menambah 6 jam pelajaran per minggu sebagai akibat dari
perubahan pendekatan proses pembelajaran dan proses penilaian.
Itulah beberpa perbedaan Kurikulum 2013 dan KTSP. Walaupun
kelihatannya terdapat perbedaan yang sangat jauh antara Kurikulum 2013 dan
KTSP, namun sebenarnya terdapat kesamaan Esensi Kurikulum 2013 dan KTSP.
Misal pendekatan ilmiah (Saintific Approach) yang pada hakekatnya adalah
pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa mencari pengetahuan bukan menerima
pengetahuan. Pendekatan ini mempunyai esensi yang sama dengan Pendekatan
Keterampilan Proses (PKP). Masalah pendekatan sebenarnya bukan masalah
kurikulum, tetapi masalah implementasi yang tidak jalan di kelas. Bisa jadi
pendekatan ilmiah yang diperkenalkan di Kurikulum 2013 akan bernasib sama
dengan pendekatan-pendekatan kurikulum terdahulu bila guru tidak paham dan
tidak bisa menerapkannya dalam pembelajaran di kelas.
(http://fatkoer.wordpress.com/2013/12/31/).

C. Beberapa Permasalahan Pada Standar Proses Ktsp 2006 Dan Upaya


Perbaikan Pada Kurikulum 2013
a. Permasalahan Pada Standar Proses KTSP 2006
a. Umumnya pembelajaran hanya berorientasi pada penguasaan konsep
ilmu dan dominan dilakukan di dalam kelas.
Dalam KTSP 2006, proses pembelajaran tidak disertai tagihan
penilaian secara tegasdan simultan antara aspek sikap, pengetahuan
dan

keterampilan.

Penilaian

lebih

ditekankan

pada

aspek

pengetahuan saja. Guru menganggap siswa telah mencapai standar


kompetensi manakala siswa tersebut mendapat nilai bagus dalam
bentuk tes tertulis. Sementara tes tertulis hanya mengukur aspek
kognitif saja. Ini merupakan kelemahan KTSP yang memengaruhi
cara kerja guru di mana desain pembelajaran umumnya hanya
berorientasi pada penguasaan konsep saja.
b. Pembelajaran cenderung berpusat pada guru
Dampak lanjutan dari pembelajaran hanya berorientasi pada
penguasaan konsep adalah kecenderungan bahwa pembelajaran
didominasi guru. Padahal, pembelajaran yang ideal adalah berpusat
pada orang yang sedang belajar. Situasi ini hampir sama dengan
nasib kurikulum Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) dimana siswa
seharusnya aktif melakukan kegiatan belajar.
c. Proses belajar dengan sistem penjurusan di tingkat SMA/SMK
KTSP 2006 menggunakan sistem penjurusan. Ini berarti, siswa
diharuskan mempelajari beberapa mata pelajaran yang telah dikemas
pada suatu jurusan. Entah siswa berminat atau tidak berminat, ia tetap
mempelajari semua bidang studi yang ada. Sebagai gambaran,
andaikan seorang siswa lebih berminat mempelajari bahasa China
daripada bahasa Jerman. Selama ini, Bahasa Jerman telah ada dalam
sistem

penjurusan,

dan

kurikulum

akan

terlalu

padat

jika

mengakomodir bahasa China. Minat siswa tersebut jadinya tidak


dilayani

pendidikan

kita.

Sebaliknya,

ia

dipaksakan untuk

mempelajari semua konten matapelajaran Bahasa Jerman yang telah


diatur kurikulum.
d. Proses evaluasi: terjadi fenomena menyontek
Proses (pelaksanaan) evaluasi pada tengah atau akhir semester oleh
pihak sekolah, umumnya tidak disertai pengawasan ketat seperti
pelakasaan UN. Pelaksanaan UN sendiri rawan kebocoran soal. Karena
proses evaluasi pembelajaran lebih dominan dilakukan dengan tes,
maka besar kemungkinan nilai perolehan siswa tidak menunjukkan
kemampuan dirinya.
e. Pembelajaran yang berorientasi pada buku teks
Pada KTSP 2006, SK/KD diturunkan dari mata pelajaran. Mata
pelajaran memuat pokok-pokok bahasan tertentu yang disusun dalam
suatu buku teks siswa/buku pelajaran. Dampaknya adalah guru
memilih metode dan mendesaian pembelajaran cenderung hanya
berorientasi pada buku teks yang ada.
f. Buku teks hanya memuat materi bahasan
Pada KTSP 2006, buku teks sebagai sumber belajar berupa hanya
memuat materi bahasan. Bukut teks tidak disertai dengan proses
(metode) pembelajaran dan sistem penilaian. Jika dibiarkan, proses
seperti

ini

akan

menghasilkan out

come pendidikan

yang

memiliki pengetahuan tetapi tidak diimbangi oleh keterampilan.


b. Perbaikan Pada Kurikulum 2013
Di tengah masyarakat, tuntutan kualitas siswa secara utuh sebagai
manusia harus mencakup tiga aspek kompetensi: (1) sikap, (2)
pengetahuan, dan (3) keterampilan. Untuk mengatasi kelemahan KTSP
2006, pemerintah menyusun kurikulum 2013 dengan perubahan Standar
Proses sebagai berikut:
a.
Perbaikan bagian inti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Bagian inti RPP pada KTSP 2006, yang memuat (a) eksplorasi,
(b) elaborasi dan (c) konfirmasi diubah menjadi pelaksanaan
standar (a) sikap; (b) pengetahuan, (c) keterampilan pada
kurikulum 2013. RPP dengan aspek keterampilan dan sikap,
berarti tuntutan kurikulum dilengkapi dengan mencipta.
Tuntutan sikap pada bagian inti RPP berarti membina (langsung)
siswa untuk menjalankan sikap yang sesuai karakter bangsa.
10

Dengan demikian, kurikulum 2013 mendukung pendidikan


karakter.

b.

Mengganti sistim penjurusan dengan sistim peminatan tingkat


SMA
Sistem penjurusan berarti telah ada satu paket mata pelajaran dalam
satu jurusan (IPA, Bahasa, atau IPS). Artinya, siswa hanya belajar
mata pelajaran yang menjadi jurusannya sekalipun materi pelajaran
itu tidak diminati. Pada kurikulum 2013, proses belajar diubah
seiring perubahan standar isi di mana ada kelompok: mata

c.

pelajaran wajib dan mata pelajaran pilihan.


Mengubah pendekatan pembelajaran yakni:
1) Tematik Integratif
Pendekatan tematik dan/atau tematik terpadu: tiap mata
pelajaran membuat pembelajaran secara terintegratif terpadu.
Artinya KD antar mata pelajaran tidak berjalan sendiri-sendiri
dan tidak saling mengabaikan, tetapi diikat oleh tuntutan
pembentukan kompetensi inti: sikap, pengetahuan dan
keterampilan.
Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi
pokok

pembicaraan

(Poerwadarminta,

1983;

dalam

Kemdikbud, 2012). Dengan tema diharapkan akan memberikan


banyak keuntungan, di antaranya:
Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema
tertentu;
Siswa
mampu

mempelajari

pengetahuan

dan

mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar mata


2)

pelajaran dalam tema yang sama;


Pendekatan saintifik dan/atau inkuiri dan penyingkapan
(discovery) dan/atau pembelajaran yang menghasilkan karya

d.

berbasis pemecahan masalah (project based learning).


Mengatasi Fenomena Nilai Hasil Menyontek
Adanya rancangan keseimbangan penilaian antara
pengetahuan

dan

keterampilan
11

diharapkan

dapat

sikap,

mengatasi

fenomena menyontek. Nilai prestasi hasil belajar bukan hanya


berdasarkan jawaban di atas kertas, tetapi diimbangi dengan
e.

penilaian sikap dan portofolio atau hasil karya nyata.


Perubahan jam pelajaran
Tak dapat dihindari bahwa aspek sikap dan keterampilan berdampak
pada lama (durasi waktu) proses pembelajaran.

Pemerintah mengubah alokasi waktu pembelajaran sebagai berikut:


Jumlah waktu pelajaran pada kelas
I
II
III
IV
V
KTSP 2006
26
27
28
32
32
Kur 2013
30
32
34
36
36
(disadur dari Bahan Uji Publik Kurikulum 2013)
Kurikulum

f.

VI
32
36

Pembelajaran lebih mengaktifkan siswa


Kata-kata operasional menuntun guru untuk mencegah terjadinya
pembelajaran berpusat pada guru. Guru lebih ditekankan untuk hadir
sebagai mediator dan penuntun antara siswa dengan tuntutan

g.

kompetensi inti (sikap, pengetahuan, keterampilan) secara utuh.


Perubahan buku teks siswa
Pada kurikulu 2013, buku teks siswa dirancang tidak hanya memuat
materi pelajaran tetapi disertai dengan proses pembelajaran, sistem
penilaian, serta kompetensi yang diharapkan. (Bahan Uji Publik
Kurikulum 2013:15).

12

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara konseptual, kurikulum merupakan suatu respon pendidikan
terhadap kebutuhan masyarakat dan bangsa dalam membangun generasi muda
bangsanya. kurikulum diinterpretasikan untuk mengorganisasikan semua
pelajaran, aktivitas, dan pengalaman siswa di bawah arahan pihak sekolah, entah
di dalam kelas atau di luar kelas.
Setiap diberlakukannya kurikulum baru selalu diberikan nama pada
kurikulum baru tersebut. Pemberian nama tersebut dikaitkan dengan tahun
pemberlakuannya. Misal kurikulum yang diberlakukan pada tahun 1975 disebut
kurikulum 75. Kurikulum yang diberlakukan pada tahun 1984 disebut kurikulum
84. Kurikulum yang diberlakukan pada tahun 1994 disebut kurikulum 1994.
Kurikulum yang diberlakukan pada tahun 2004 disebut kurikulum 2004. Khusus
untuk kurikulum 2004 sering disebut Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).
Muncul kurikulum baru lagi yang disebut kurikulum 2006. Kurikulum 2006 ini
lebih populer dengan sebutan KTSP. Kemudian ada kurikulum yang baru lagi
yakni kurikulum 2013.
Standar Proses KTSP diatur dalam Permendiknas No 41 Tahun 2007,
sedangkan standar proses Kurikulum 2013 diatur dalam Permendikbud No 65
Tahun 2013. Kedua peraturan menteri ini masing-masing menjadi dasar hukum

13

pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah untuk


mencapai kompetensi lulusan. Dalam hal ini, dengan berlakunya Permendikbud
No 65 Tahun 2013 maka Permendiknas No 41 Tahun 2007 dinyatakan tidak
berlaku lagi.
Sesuatu yang baru tentu mempunyai perbedaan dengan yang lama. Begitu
pula kurikulum 2013 mempunyai perbedaan dengan KTSP 2006. Yang tentunya
pembaruan atau perubahan tersebut dalam rangka mencapai suatu cara yang bisa
mempermudah cara tersebut agar menjadi efektif serta efisien serta meningkatkan
mutu pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Kemendikbud. Bahan Uji Publik Kurikulum 2013. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Kemendikbud. Dokumen Kurikulum 2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Hamalik, Oemar. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Permendikbud No 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Kurikulum 2013.
Permendiknas No 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses KTSP 2006.
http://arassh.wordpress.com/2013/03/22/inovasi-kurikulum-dan-pembelajaran/)
http://derilidzikri-pgsdipab.blogspot.com/2013/02/inovasi-kurikulum-2013.html
http://fatkoer.wordpress.com/2013/12/31/ktsp-dan-kurikulum-2013/
http://sumihikmahsari.wordpress.com/2013/10/10/perbedaan-kurikulum-2013dan-ktsp-2006/

14

También podría gustarte