Está en la página 1de 15

STUDY DAN DESIGN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR

KAWASAN PERBATASAN KECAMATAN BANTAN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

LATAR BELAKANG

Berdasarkan Keputusan Kepala BNPP Nomor 1 Tahun 2015 tentang


Rencana Induk Pengelolaan Perbatasan Negara Tahun 2015-2019,
tercatat 5 (lima) kecamatan di Kabupaten Bengkalis tersebut masuk
kedalam kategori Lokasi Prioritas (Lokpri) penanganan Kawasan
Perbatasan Negara, yang mana kecamatan tersebut antara lain :
Kecamatan Bukit Batu, Kecamatan Bantan, Kecamatan Rupat Utara,
Kecamatan rupat dan Kecamatan Bengkalis.

Badan Pengelolaan Perbatasan Kabupaten Bengkalis

I-1

STUDY DAN DESIGN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR


KAWASAN PERBATASAN KECAMATAN BANTAN

Kawasan Perbatasan Negara di wilayah Pulau Sumatera, khususnya


Lokpri yang berada dalam Wilayah Kosentrasi Pengembangan (WKP)
Kabupaten Bengkalis, secara geografis berada di lokasi yang sangat
strategis yakni berbatasan langsung dengan Selat Malaka sebagai
jalur strategis pelayaran perdagangan internasional. Kondisi ini
menempatkan Kabupaten Bengkalis menjadi strategis secara nasional
terutama dibidang pertahanan dan keamanan wilayah NKRI. Serta
merupakan

peluang

pertumbunhan

besar

ekonomi

bagi
dalam

setiap

daerah

Lokpri

meningkatkan

untuk

kesejahteraan

masyarakat yang berada di kawasan perbatasan.


Potensi kawasan perbatasan memiliki nilai ekonomis yang sangat
besar, dan akan menjadi lebih sangat bernilai lagi jika kawasan
perbatasan ini didukung dengan ketersedian infrastruktur dasar
(jalan, pelabuhan, telekomunikasi, permukiman, listrik, air bersih,
pendidikan, dan kesehatan) yang sangat baik.
Permasalahan lain yang tidak dapat dilepaskan dalam pengelolaan
kawasan perbatasan adalah patok batas antar negara yang dijadikan
titik koordinat perbatasan atau Titik Dasar/Titik Referensi sebagai
acuan untuk menarik Garis Pangkal Kepulauan Indonesia yang berada
Tabel 1.3Daftar Lokasi Prioritas Pengelolaan Batas Wilayah Negara Dan Kawasan Perbatasan Di Provinsi Riau

di

pulau-pulau

terluar

berpotensi

hilang

diakibatkan

oleh

baik
faktor

aktivitas manusia maupun


faktor

degradasi

lingkungan secara alamiah


(abrasi).

Hal

dapat

tersebut

menyebabkan

terancamnya

keberadaan

dan

pulau-pulau

fungsi

terluar serta terancamnya


Sumber :Peraturan Kepala BNPP Nomor 1 Tahun 2015

kedaulatan negara karena

Badan Pengelolaan Perbatasan Kabupaten Bengkalis

I-2

STUDY DAN DESIGN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR


KAWASAN PERBATASAN KECAMATAN BANTAN

hilangnya titik koordinat dan garis batas wilayah NKRI dengan negara
tetangga.
Untuk mewujudkan mimpi menjadikan Kawasan perbatasan sebagai
beranda depan sekaligus pintu gerbang (exit entry point) menuju
dunia

internasional,

kesenjangan

serta

pembangunan

untuk

mewujudkan

antar

wilayah,

pengurangan

diperlukan

arah

pengembangan wilayah yang dapat mendorong transformasi dan


akselerasi pembangunan wilayah, maka strategi dan langkah-langkah
pembangunan

dengan

menggunakankan

pendekatan

prinsip

pengelolaan yang berbasis problem focus dan area focus perlu


dilakukan.

Pengembangan

kawasan

perbatasan

memerlukan

kebijakan yang menyeluruh (holistic). Kebijakan yang holistic ini perlu


diletakkan dalam suatu konsep pengembangan kawasan perbatasan
yang memuat langkah-langkah strategis, terpadu, prioritas, dengan
tahapan pengembangan yang jelas dan kosisten. Disamping itu,
pengembangan kawasan perbatasan harus selaras dengan konsep
pengembangan infrastruktur baik fisik maupun non-fisik, daya dukung
lingkungan, serta rencana tata ruang dan wilayah (RTRW) daerah
setempat.
Dalam rangka meningkatkan penyebaran pembangunan ke seluruh
daerah dan meningkatkan keserasian pembangunan sektoral dan
regional dan pertumbuhan antar daerah serta partisipasi daerah
dalam pembangunan perlu dilihat komponen terkecil dari sistem
pemerintahan

yakni

desa.

Infrastruktur

yang

ada

pada

desa

hakekatnya merupakan basis dari pembangunan nasional, karena


apabila setiap desa telah mampu melaksanakan pembangunan
secara mandiri maka kemakmuran masyarakat akan mudah terwujud
dan

secara

nasional

akan

meningkatkan

indek

kemakmuran

masyarakat Indonesia.

Badan Pengelolaan Perbatasan Kabupaten Bengkalis

I-3

STUDY DAN DESIGN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR


KAWASAN PERBATASAN KECAMATAN BANTAN

Setiap desa memiliki poteni baik potensi fisik yang berupa tanah, air,
iklim, lingkungan geografis, binatang ternak, dan sumber daya
manusia, serta potensi non-fisik berupa masyarakat dengan corak
dan interaksinya. Problem yang dihadapi desa yang berada di
kawasan perbatasan khususnya desa-desa perbatasan yang ada di
Kabupaten Bengkalis yaitu belum optimalnya pemanfaatan potensi
ekonomi yang dimiliki untuk dijadikan sebagai potensi ekonomi
unggulan desa, disisi yang lain masih kurang tersedianya infrastruktur
yang merupakan salah satu faktor inti dalam upaya membangun dan
mengelola potensi yang dimiliki oleh desa yang berada dikawasan
perbatasan. Hal tersebut merupakan permasalahan umum yang
terjadi dan selama ini dihadapi hampir disemua desa perbatasan
yang ada di Kabupaten Bengkalis.
Ketersediaan infrastruktur yang memadai akan sangat membantu
berkembangnya masyarakat di suatu wilayah, kegiatan usaha,
ekonomi dan sosial di suatu wilayah. Hal tersebut dapat dilihat dari
kenyataan bahwa daerah yang mempunyai kelengkapan sistem
infrastruktur

yang

baik,

mempunyai

tingkat

laju

pertumbuhan

ekonomi dan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik pula,


dibandingkan dengan daerah yang memiliki kelengkapan infrastruktur
yang terbatas. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penyediaan
dan

pemanfaatan

infrastruktur

merupakan

faktor

kunci

dalam

mendukung setiap kegiatan pembangunan termasuk pembangunan


kawasan perbatasan.
Dalam

pengembangan

infrastruktur

kawasan

perbatasan

perlu

menitikberatkan pada pemahaman spatial tentang infrastruktur


kawasan perbatasan, dimana pemahaman yang mendalam mengenai
area perencanaan akan mempermudah dalam mendata kekurangan
dan kelemahannya, untuk mengetahui infrastruktur yang telah ada,
bagaimana kondisinya dan infrastruktur apa yang dibutuhkan oleh
masyarakat yang lebih tepat sasaran.

Badan Pengelolaan Perbatasan Kabupaten Bengkalis

I-4

STUDY DAN DESIGN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR


KAWASAN PERBATASAN KECAMATAN BANTAN

Namun saat ini masih sangat sedikit kawasan perbatasan yang


mengembangkan

infrastrukturnya.

Hal

ini

disebabkan

kawasan

perbatasan lebih banyak diposisikan sebagai obyek pembangunan


sehingga sangat menggantungkan diri pada bantuan pemerintah
pusat. Rendahnya kreatifitas sumber daya manusia di kawasan
perbatasan sebagai akibat dari sistem pembangunan yang bersifat
sentralistik pada masa lalu mengakibatkan banyak infrastruktur
dibiarkan

terbengkalai

kemakmuran

masyarakat.

tidak

dikembangkan

Sekarang

saatnya

untuk
kita

sumber

membangun

kawasan perbatasan berbasis pada pengembangan infrastruktur


berdasarkan karaktarestik dan potensi yang dimiliki.
Dalam melakukan pengembangan infrastruktur kawasan perbatasan
perlu melibatkan partisipasi masyarakat secara proporsional. Hal ini
diperlukan

agar

setiap

program

pengembangan

mendapatkan

dukungan penuh dari masyarakat, mulai dari pendataan, pengkajian,


pengerjaan proyek, pemanfaatan hingga pemeliharaan. Dengan
mengembangkan partisipasi masyarakat maka pembangunan akan
lebih

efektif

dan

efisien

karena

masyarakat

akan

lebih

bertanggungjawab terhadap keberlangsungan pembangunan, mereka


merasa ikut memiliki setiap hasil pembangunan.

Pengembangan kawasan perbatasan dikemukakan pula secara lebih


tegas dalam Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2015 tentang

Badan Pengelolaan Perbatasan Kabupaten Bengkalis

I-5

STUDY DAN DESIGN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR


KAWASAN PERBATASAN KECAMATAN BANTAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 20152019 khususnya dalam agenda pengurangan ketimpangan antar
wilayah. Salah satu sasaran pengurangan ketimpangan antar wilayah
adalah Terwujudnya percepatan pembangunan di wilayah-wilayah
strategis, wilayah tertinggal, termasuk wilayah perbatasan dalam
suatu sistem wilayah pengembangan ekonomi yang terintegrasi dan
sinergis.

Peraturan

perundang-undangan

dan

kebijakan

pembangunan nasional mencerminkan adanya pergeseran paradigma


dan dimensi pembangunan kawasan perbatasan yang selama ini
cenderung berorientasi inward looking menjadi outward looking.
Infrastruktur merupakan sistem fisik yang menyediakan sarana
transportasi, drainase, pengairan, bangunan gedung serta fasilitas
publik lainnya, yang mana sarana ini dibutuhkan untuk memenuhi
berbagai kebutuhan dasar manusia baik itu kebutuhan ekonomi
maupun kebutuhan sosial (Grigg : 1988). Infrastruktur dapat diartikan
seluruh

prasarana

pemerintah

atau

dan

sarana

perorangan

yang

untuk

sengaja
mendukung

dibangun

oleh

terlaksananya

kegiatan yang berhubungan dengan kebutuhan dasar masyarakat


sehari-hari dalam lingkup sosial dan ekonomi.
Ketersediaan infrastruktur memiliki keterkaitan yang sangat erat
dengan tingkat perkembangan wilayah, yang antara lain dicirikan
oleh laju pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Hal
tersebut dapat dilihat dari kenyataan bahwa daerah yang mempunyai
kelengkapan jaringan infrastruktur yang lebih baik, juga mempunyai
tingkat laju pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat
yang lebih baik pula, apabila dibandingkan dengan daerah yang
mempunyai infrastruktur yang terbatas. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa penyediaan infrastruktur merupakan faktor kunci
dalam mendukung pembangunan nasional.
Pengembangan infrastruktur dilakukan melalui pendekatan wilayah
yang menggunakan piranti tata ruang, dan dimaksudkan untuk dapat

Badan Pengelolaan Perbatasan Kabupaten Bengkalis

I-6

STUDY DAN DESIGN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR


KAWASAN PERBATASAN KECAMATAN BANTAN

mengikat keterpaduan rencana lintas wilayah dan lintas sektor serta


diantara

pemangku

kepentingan.

Oleh

karena

itu,

kawasan

perbatasan dituntut untuk mampu meningkatkan pelayanan dasar


kepada

masyarakat,

memberikan

mendorong

dukungan

pertumbuhan

terhadap

ekonomi

pengurangan

dan

kesenjangan

pertumbuhan antar daerah, antar sektor, serta antar kota dan desa.
Dengan adanya pendekatan ini, diharapkan sarana dan prasarana
akan

dapat

mendorong

peningkatan

pertumbuhan

ekonomi,

peningkatan kehidupan sosial budaya masyarakat, peningkatan peran


serta swasta dan masyarakat, serta kenyamanan dan kelestarian
lingkungan.
Berkaitan dengan itu, dokumen study dan design pengembangan
infrastruktur

kawasan

perbatasan

Kabupaten

Bengkalis

disusun

dengan maksud agar dapat terumusnya arah, pola strategi dan


design serta peta skala prioritas penanganan infrastruktur di kawasan
perbatasan, diharapkan akan menjadi acuan para stakeholders dalam
pembangunan

dan

pengembangan

infrastruktur

di

kawasan

perbatasan, lebih tepat sasaran dan sesuai dengan karakteristik dan


potensi yang dimiliki serta sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
1.2. LANDASAN HUKUM
Landasan

hukum

dalam

study

dan

design

pengembangan

infrastruktur kawasan perbatasan Kabupaten Bengkalis, adalah :


1. Undang-Undang

Nomor

25

Tahun

2004

tentang

Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional;


2. Undang-Undang

Nomor

40

Tahun

2006

tentang

Tata

Cara

Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional;


3. Undang-Undang

Nomor

17

Tahun

2007

tentang

Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;


4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

Badan Pengelolaan Perbatasan Kabupaten Bengkalis

I-7

STUDY DAN DESIGN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR


KAWASAN PERBATASAN KECAMATAN BANTAN

5. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara;


6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
7. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan
Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil;
8. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);
9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah;
10.

Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah Nasional;


11.

Peraturan

Pemerintah

Nomor

62

Tahun

2010

tentang

Pemanfaatan Pulau-pulau Kecil Terluar;


12.

Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2010 tentang Badan Nasional

Pengelola Perbatasan;
13.

Peraturan Badan Nasional Pengelola Perbatasan Nomor 1 Tahun

2011 tentang Desain Besar Pengelolaan Batas Wilayah Negara


dan Kawasan Perbatasan Tahun 2011-2025

(Berita

Negara

Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 44);


14.

Peraturan Badan Nasional Pengelola Perbatasan Nomor 1 Tahun

2015 tentang Rencana Induk Pengelolaan Perbatasan Negara


Tahun 2015-2019 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 589);
15.

Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 9 Tahun 2009 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Provinsi


Riau Tahun 2005 - 2025 (Lembaran Daerah Provinsi Riau Tahun
2009 Nomor 9);

Badan Pengelolaan Perbatasan Kabupaten Bengkalis

I-8

STUDY DAN DESIGN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR


KAWASAN PERBATASAN KECAMATAN BANTAN

16.

Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 10 Tahun 2010 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Provinsi


Riau

Tahun 2009-2013 (Lembaran Daerah Provinsi Riau Tahun

2010 Nomor 10);


17.

Peraturan Daerah Kabupten Bengkalis Nomor 03 Tahun 2007

tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah


Kabupaten

Bengkalis

Tahun

2005-2025

(Lembaran

Daerah

Kabupaten Bengkalis Tahun 2007 Nomor 03);


18.

Peraturan Daerah Kabupaten Bengkalis Nomor 19 Tahun 2004

tentang Rencana

Tata

Ruang Wilayah Kabupaten

Bengkalis

(Lembaran Daerah Kabupaten Bengkalis Tahun 2004 Nomor 22)


dan Revisi RTRW Kabupaten Bengkalis 2010-2030;
19.

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bengkalis, Kecamatan

Bengkalis Dan Kecamatan Bantan Tahun 2012-2031;


20.

Grand Design Pengembangan Wilayah Perbatasan Kabupaten

Bengkalis;
21.

Rencana Induk Pengelolaan Kawasan Perbatasan Kabupaten

Bengkalis;
22.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kabupaten Bengkalis Tahun 2016-2021.


1.3. MAKSUD, TUJUAN, dan SASARAN
Maksud kegiatan study dan design pengembangan infrastruktur
kawasan perbatasan Kecamatan Bantan diaharapkan dapat dijadikan
sebagai pedoman dalam menentukan arah kebijakan dan strategi
dalam penanganan infrastruktur di dalam kawasan perbatasan
Kecamatan Bantan. Ketersediaan infrastruktur merupakan faktor
kunci dalam mendukung setiap kegiatan pembangunan termasuk
dalam

mendukung

pembangunan

kawasan

perbatasan

untuk

kesejahteraan masyarakat, sejalan dengan visi dan misi Kabupaten

Badan Pengelolaan Perbatasan Kabupaten Bengkalis

I-9

STUDY DAN DESIGN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR


KAWASAN PERBATASAN KECAMATAN BANTAN

Bengkalis yang dijabarkan ke dalam RPJMD Kabupaten Bengkalis


2016-2021, salah satu misi yang ingin dicapai oleh Pemerintah
Kabupaten

Bengkalis

infrastruktur

yakni

yang

menyediakan

Terwujudnya

berkualitas

infrastruktur

untuk

tersebut

penyediaan

rakyat.

merupakan

Untuk

wewenang

pemerintah.
Study dan Design Pengembangan Infrastruktur Kawasan Perbatasan
Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis mempunyai tujuan yang
ingin dicapai yakni sebagai berikut:
a. Terpetakannya skala prioritas penanganan infrastruktur didalam
kawasan perbatasan.
b. Tersusunnya

dokumen

study

dan

design

pengembangan

infrastruktur kawasan perbatasan Kecamatan Bantan sesuai


dengan

karakteristik

dan

potensi

yang

ada

dengan

menghubungkan keterkaitan antar wilayah dan sektor.


Sasaran yang ingin dicapai dalam kegiatan study dan design
pengembangan infrastruktur kawasan perbatasan, antara lain:
a. Teridentifikasinya kondisi Infrastruktur secara akurat dan valid,
baik menyangkut aspek fisik, ekonomi, Pemerintahan dan Kesra
maupun infrastruktur yang ada di wilayah pengembangan;
b. Tersedianya

dokumen

study

dan

design

pengembangan

infrastruktur kawasan perbatasan Kecamatan Bantan;


c. Terpetakannya skala prioritas penanganan dari masing-masing
infrastruktur didalam kawasan perbatasan;
d. Tersusunnya
kawasan

study

dan

perbatasan

design

pengembangan

Kecamatan

Bantan

infrastruktur

sesuai

dengan

karakteristik dan potensi yang ada dengan menghubungkan


keterkaitan antar wilayah dan sektor.
1.4. RUANG LINGKUP
1.4.1. Ruang Lingkup Wilayah

Badan Pengelolaan Perbatasan Kabupaten Bengkalis

I - 10

STUDY DAN DESIGN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR


KAWASAN PERBATASAN KECAMATAN BANTAN

Ruang lingkup wilayah study dan design pengembangan infrastruktur


kawasan perbatasan difokuskan pada Lokasi Prioritas (Lokpri), seperti
yang tetuang di dalam dokumen Kerangka Acuan Kerja (KAK) ruang
lingkup kegiatan study dan design pengembangan infrastruktur
kawasan perbatasan difokuskan di Kecamatan Bantan, dengan fokus
wilayah pada 3 (tiga) desa yakni Desa Pambang Pesisir, Desa Teluk
Pambang dan Desa Pambang Baru.
1.4.2. Ruang Lingkup Kegiatan
Kegiatan study dan design pengembangan infrastruktur kawasan
Kecamatan Bantan ini pada hakikatnya
program-program

strategis

(pusat/provinsi/kabupaten)

adalah menyelaraskan

pembangunan

terhadap

lintas

pengembangan

sektoral

infrastruktur

dengan memahami potensi kawasan perbatasan (kearifan lokal)


secara parsial.
Untuk

menyelesaikan

penyusunan

dokumen

study

dan

design

diperlukan serangkaian tahapan dengan lingkup kegiatan sebagai


berikut :
a. Tahap Persiapan
Kegiatan persiapan terdiri dari:
Penyusunan dan pemantapan metodologi kegiatan, persiapan
mobilisasi tenaga ahli, pembuatan jadwal dan peorganisasian
kegiatan, pembuatan rancangan pelaporan, dan penyiapan
sarana dan prasarana pelaksanaan kegiatan.
Koordinasi awal yaitu terkait penyamaan persepsi mengenai
bagaimana teknik dan metode yang digunakan dalam study
dan design pengembangan infrastruktur kawasan perbatasan
Kecamatan Bantan.
b. Tahap Survey Lokasi/Pengumpulan Data
Pengumpulan data sekunder, berupa dokumen peraturan
perundangan, dokumen rencana tata ruang, dokumen rencana

Badan Pengelolaan Perbatasan Kabupaten Bengkalis

I - 11

STUDY DAN DESIGN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR


KAWASAN PERBATASAN KECAMATAN BANTAN

sektoral serta dokumen-dokumen yang terkait lainnya, melalui


survey instansional ke beberapa instansi.
Pengumpulan

data

primer

yakni

meidentifikasi

kondisi

infrastruktur fisik, infrastruktur ekonomi dan kesejahteraan


rakyat dan infrastruktur pemerintahan serta data potensi
objek/lokasi strategis dengan melakukan survey lapangan
(observasi), serta data dari stakeholders baik pemerintah,
dunia usaha dan masyarakat melalui wawancara serta metode
angket.
c. Tahap Pengolahan Data dan Analisis
Kegiatan ini merupakan proses pengolahan data dan analisis
yang dibutuhkan dalam menyusun dokumen study dan design.
Perumusan isu-isu strategis lokasi kegiatan dikaitkan dengan
agenda pembangunan kabupaten.
Menentukan
infrastruktur

arah

dan

yang

langkah-langkah

sesuai

dengan

pengembangan
potensi

dan

problem/kebutuhan masyarakat di kawasan perbatasan


d. Tahap Pelaporan Dan Seminar (Expose) Laporan Kegiatan
Setiap akhir dari tahap penyusunan dan penyerahan laporan
akandiseminarkan/didiskusikan

bersama

tim

teknis

guna

kesempurnaan laporan. Selain dari tim teknis, forum diskusi dapat


mengundang stakeholders yang lain baik Pemerintah, dunia usaha
dan masyarakat sebagai partisipator guna mendapatkan masukan
serta ide-ide agar hasil study benar-benar dapat sesuai dengan
maksud dan tujuan dari kegiatan ini.
Mekanisme pelaporan kegiatan ini adalah sebagai berikut :
Laporan Pendahuluan, yakni laporan yang berisi rencana
dan jadwal pelaksanaan pekerjaan, pengorganisasian kegiatan,
tinjauan awal terhadap literatur, peraturan perundangan,
rencana-rencana

tata

ruang

dan

rencana

Badan Pengelolaan Perbatasan Kabupaten Bengkalis

sektoral.

Juga

I - 12

STUDY DAN DESIGN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR


KAWASAN PERBATASAN KECAMATAN BANTAN

dilengkapi dengan pendekatan dan metode pelaksanaan


pekerjaan serta teknik pengumpulan dan analisa data yang
akan digunakan dalam study dan design pengembangan
infrastruktur kawasan perbatasan Kecamatan Bantan.
Laporan

Antara,

yakni

penyajian

hasil

pengamatan

(observasi) langsung terhadap objek/lokasi strategis, hasil


pengumpulan data dari partisipatif stakeholders, merumuskan
isu-isu strategis, hasil analisa data berupa perumusan konsep
arah

kebijakan

serta

peta

skala

prioritas

penanganan

infratruktur kawasan perbatasan.


Laporan Akhir, yakni laporan yang berisi rumusan final study
dan design pengembangan infrastruktur kawasan perbatasan
Kecamatan Bantan.
Tahap seminar/persentasi laporan kegiatan terdiri dari:
Seminar/Persentasi Laporan Pendahuluan;
Seminar/Persentasi Laporan Antara; dan
Seminar/Persentasi Laporan Akhir.
1.5. PRODUK/KELUARAN
Produk/keluaran dari kegiatan ini adalah dokumen Study dan Design
Pengembangan Infrastruktur Kawasan Perbatasan Kecamatan Bantan,
dilengkapi dengan hasil study dan gambar design pengembangan
infrastruktur kawasan perbatasan Kecamatan Bantan Kabupaten
Bengkalis pada Desa Pambang Pesisir dan Desa Teluk Pambang dan
Desa Pambang Baru, sesuai dengan karakteristik dan potensi yang
dimiliki.
1.6. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Laporan

pendahuluan

menggambarkan

kedalaman

pemahaman

terhadap kerangka acuan kerja dan lokasi kegiatan serta memuat


gambaran teknis pendekatan dan metodologi pelaksanaan pekerjaan

Badan Pengelolaan Perbatasan Kabupaten Bengkalis

I - 13

STUDY DAN DESIGN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR


KAWASAN PERBATASAN KECAMATAN BANTAN

dan

rencana

pelaksanaan

pekerjaan.

Adapun

susunan

atau

sistematika penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:


BAB I

PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan latar belakang dari kegiatan yang
dilakukan dalam menyusun dokumen study dan design
pengembangan infrastruktur kawasan perbatasan, maksud,
tujuan dan sasaran, ruang lingkup kegiatan, dasar hukum
serta sistematika pembahasan.

BAB II

GAMBARAN UMUM WILAYAH KAJIAN


Bab ini menguraikan tentang gambaran umum wilayah
proyek

yaitu

Kecamatan

Bantan

Kabupaten

Bengkalis.

Gambaran ini disusun berdasarkan data-data sekunder yang


dikumpulkan dari berbagai sumber.
BAB III TIJAUAN KEBIJAKAN
Bab

ini

membahas

tentang

literatur,

peraturan

perundangan, rencana-rencana tata ruang, rencana serta


kebijakan-kebijakan

sektoral

yang

selaras

dengan

pembangunan, untuk menangkap isu dan perencanaan yang


perlu diakomodir di dalam penyusunan strategi dan model
pengembangan desa perbatasan Kabupaten Bengkalis.

BAB IV METODE DAN PENDEKATAN


Dalam bab ini akan menguraikan tentang pendekatan dan
metode yang akan dilaksanakan oleh konsultan yang dirinci
sesuai

dengan

tujuan

dan

sasaran

dari

pelaksanaan

pekerjaan.
BAB V

RENCANA KERJA DAN STRUKTUR ORGANISASI PEKERJAAN

Badan Pengelolaan Perbatasan Kabupaten Bengkalis

I - 14

STUDY DAN DESIGN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR


KAWASAN PERBATASAN KECAMATAN BANTAN

Pada

bab

ini

dikemukakan

rencana

kerja

yang

akan

dilaksanakan dalam penyusunan dokumen study dan design


pengembangan
organisasi

infrastruktur.

pelaksanaan

Juga

pekerjaan,

diuraikan
jadwal

susunan

pelaksanaan

pekerjaan, rincian tugas dan jadwal penugasan, serta


pelaporan kegiatan.

Badan Pengelolaan Perbatasan Kabupaten Bengkalis

I - 15

También podría gustarte