Está en la página 1de 6

Sap 2

SAP (Standar Akuntansi Pemerintahan)


Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam
menyusun dan menyajikan Laporan Keuangan Pemerintah, yang terdiri atas Laporan Keuangan Pemerintah
Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD), dalam rangka transparansi dan akuntabilitas
penyelenggaraan akuntansi pemerintahan, serta peningkatan kualitas LKPP dan LKPD. SAP dinyatakan dalam
bentuk Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP), yaitu SAP yang diberi judul, nomor, dan tanggal
efektif. Selain itu, SAP juga dilengkapi dengan Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan.
Latar Belakang
IAI membuat standar akuntansi pada tahun 1994 dan terus berkembang melalui Badan Keuangan
Akuntansi Negara, Departemen Keuangan. Seiring dengan era reformasi, pengelolaan keuangan negara mulai
merujuk pada transparansi dan akuntabilitas. Terbukti dengan adanya PP 105/2002 yang menjelaskan bahwa
standar akuntansi pemerintahan diperlukan dalam rangka pertanggungjawaban keuangan daerah. Untuk itu,
Menteri Keuangan membentuk sebuah komite yang bertugas untuk menyusun konsep standar akuntansi
pemerintah pusat dan daerah pada tahun 2002 yang disebut dengan Komite Standar Akuntansi Pemerintah
(KSAP) Pusat dan Daerah, dimana hal ini tercantum dalam KMK 308/KMK.012/2002. KSAP bertugas
mempersiapkan, mengkaji, melakukan riset terbatas dan menerbitkan berbagai publikasi yang berhubungan
dengan standar, antara lain Interpretasi Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (IPSAP) dan Buletin
Teknis.
Proses Penyusunan SAP
a. Identifikasi Topik untuk Dikembangkan Menjadi Standar
Tahap ini merupakan proses pengidentifikasian topik-topik akuntansi danpelaporan keuangan
yang memerlukan pengaturan dalam bentukpernyataan standar akuntansi pemerintahan.
b. Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) di dalam KSAP
KSAP dapat membentuk pokja yang bertugas membahas topik-topik yang telah disetujui.
Keanggotaan Pokja ini berasal dari berbagai instansi yang kompeten di bidangnya.
c. Riset Terbatas oleh Kelompok Kerja
Untuk pembahasan suatu topik, Pokja melakukan riset terbatas terhadap literatur-literatur,
standar akuntansi yang berlaku di berbagai negara, praktik-praktik akuntansi yang sehat (best
practices), peraturan-peraturan dan sumber-sumber lainnya yang berkaitan dengan topik yang akan
dibahas.
d. Penulisan Draf SAP oleh Kelompok Kerja
Berdasarkan hasil riset terbatas dan acuan lainnya, Pokja menyusun draf SAP. Draf yang telah
selesai disusun selanjutnya dibahas oleh Pokja.
e. Pembahasan Draf oleh Komite Kerja
Draf yang telah disusun oleh pokja dibahas oleh anggota Komite Kerja. Pembahasan diutamakan
pada substansi dan implikasi penerapan standar. Dengan pendekatan ini diharapkan draf tersebut
menjadi standar akuntansi yang berkualitas. Pembahasan ini tidak menutup kemungkinan terjadi
perubahan-perubahan dari draf awal yang diusulkan oleh Pokja. Pada tahap ini, Komite Kerja juga
melakukan diskusi dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk menyamakan persepsi.
f. Pengambilan Keputusan Draf untuk Dipublikasikan
Komite Kerja berkonsultasi dengan Komite Konsultatif untuk pengambilan keputusan
peluncuran draf publikasian SAP.
g. Peluncuran Draf SAP (Exposure Draft)
KSAP melakukan peluncuran draf SAP dengan mengirimkan draf SAP kepada stakeholders,
antara lain masyarakat, legislatif, lembaga pemeriksa, dan instansi terkait lainnya untuk memperoleh
tanggapan.
h. Dengar Pendapat Publik Terbatas (Limited Public Hearing) dan Dengar Pendapat Publik (Public
Hearings)
Dengar pendapat dilakukan dua tahap yaitu dengar pendapat publik terbatas dan dengar pendapat
publik.
i. Pembahasan Tanggapan dan Masukan terhadap Draf SAP
KSAP melakukan pembahasan atas tanggapan/masukan yang diperoleh dari dengar pendapat
terbatas, dengar pendapat publik dan masukan lainnya dari berbagai pihak untuk menyempurnakan
draf SAP.
j. Finalisasi Standar
Dalam rangka finalisasi draf SAP, KSAP memperhatikan pertimbangan dari BPK. Disamping
itu, tahap ini merupakan tahap akhir penyempurnaan substansi, konsistensi, koherensi maupun
bahasa. Finalisasi setiap PSAP ditandai dengan penandatanganan draf PSAP oleh seluruh anggota
KSAP.

SAP yang Berlaku di Indonesia


Pada tanggal 13 Juni 2005 Presiden menandatangani Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Pada tahun 2010 diterbitkan PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan, sehingga sejak saat itu PP No. 24 Tahun 2005 dinyatakan tidak berlaku lagi. PP No.
71 Tahun 2010 mengatur penyusunan dan penyajian laporan keuangan berbasis akrual.

SAP 3
2.1

Akuntansi Manajemen
akuntansi manajemen sebagai suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, pengakumulasian,
penganalisaan, penyiapan, penginterpretasian dan pengkomunikasian informasi finansial yang digunakan oleh
manajemen untuk perencanaan, evaluasi, dan pengendalian organisasi serta menjamin bahwa sumber daya
digunakan secara tepat dan akuntabel.

2.2

Akuntansi Sebagai Alat Perencanaan Organisasi


Dalam hal perencanaan organisasi, akuntansi manajemen berperan dalam pemberian informasi historis dan
prospektif untuk memfasilitasi perencanaan. Proses perencanaan juga melibatkan aspek prilaku yaitu partisipasi
dalam penegembangan sistem perencanaan, penetapan tujuan dan pemilihan alat yang paling tepat untuk
memonitor perkembangan pencapaian tujuan.
Informasi akuntansi sebagai alat perencanaan pada dasarnya dapat dibedakan menjadi tiga kelompok,
yaitu:
1. Informasi sifatnya rutin ataukah ad hoc
2. Informasi kuantitatif ataukah kualitatif
3. Informasi disampaikan melalui saluran formal ataukah informal
2.3 Akuntansi sebagai Alat Pengandalian Organisasi
Fungsi utama informasi akuntansi pada dasarnya adalah pengendalian. Informasi akuntansi merupakan alat
pengendalian yang vital bagi organisasi karena akuntansi memberikan informasi yang bersifat kuantitatif.
Informasi akuntansi pada umumnya dinyatakan dalam bentuk ukuran finansial, sehingga memungkinkan untuk
dilakukan pengintegrasian informasi dari tiap-tiap unit organisasi yang pada akhirnya membentuk gambaran
kinerja organisasi secara keseluruhan.
Dalam memahami akuntansi sebagai alat pengendalian perlu dibedakan penggunaan informasi akuntansi
sebagai alat pengendalian keuangan (financial control) dengan akuntansi sebagai alat pengendalian organisasi
(organizational control). Pengendalian keuangan terkait dengan peraturan atau sistem aliran uang dalam
organisasi, khususnya memastikan bahwa organisasi memiliki likuiditas dan solvabilitas yang cukup baik.
2.4 Peran Akuntansi Sektor Publik
Peran akuntansi manajemen dalam organisasi sektor publik meliputi:
1. Perencanaan startegik.
Akuntansi manajemen dibutuhkan sejak tahap perencanaan strategik. Pada tahap perencanaan strategik,
manajemen organisasi membuat alternatif-alternatif program yang dapat mendukung strategi organisasi
2. Pemberian informasi biaya.
Cost Finding
Pada tahap cost finding, pemerintah mengakumulasi data mengenai biaya yang dibutuhkan untuk
menghasilkan produk/jasa pelayanan.
Cost Recording
Setelah berhasil dilakukan cost finding, tahap berikutnya adalah melakukan cost recording yang
meliputi kegiatan pencatatan data ke dalam sistem akuntansi organisasi.
Cost Analyzing
Setelah dilakukan pencatatan biaya, tahap berikutnya adalah melakukan analisis biaya, yaitu
mengidentifikasi jenis dan perilaku biaya, perubahan biaya, dan volume kegiatan. Manajemen
organisasi harus dapat menentukan pemicu biaya (cost driver) agar dapat dilakukan strategi
efisisensi biaya.
Strategic Cost Management
Setelah dilakukan analisis biaya, tahap berikutnya adalah menentukan strategi penghematan biaya agar
tercapai value for money.
3. Penilaian investasi.
menilai kelayakan investasi secara ekonomi dan financial.
4. Penganggaran.
Akuntansi manajemen berperan untuk memfasilitasi terciptanya anggaran publik yang efektif.

5. Penentuan biaya pelayanan (cost of service) dan penentuan tarif pelayanan (charging for service).
Akuntansi manajemen digunakan untuk menentukan berapa biaya yang dikeluarkan untuk memberikan
pelayanan tertentu dan berapa tarif yang akan dibebankan kepada pemakai jasa pelayanan publik,
termasuk menghitung subsidi yang diberikan
6. Penilaian kinerja.
Penilaian kinerja merupakan bagian dari sistem pengendalian. Penilaian kinerja dilakukan untuk
mengetahui tingkan efisiensi dan efektivitas organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan
SAP 4
4.1. Pengendalian Manajemen
Pengendalian manajemen adalah proses dimana manajer memengaruhi anggotanya untuk melaksanakan
strategi organisasi.
Sistem pengeendalian mempunyai beberapa elemen-elemen adalah sebbagai berikut :
1. Detector atau sensor yakni suatu alat yang mengindefikasikan apa yang sedang terjadi dalam suatu proses
yang sedang dikendalikan.
2. Assessor atau pembanding yakni suatu alat untuk menentukan ketepatan. Biasanya ukuran yang dipakai
adalah dengan membandingkan kenyataan dan standar yang telah ditetapkan atau dari apa yang seharusnya
terjadi.
3. Efektor yakni alat yang digunakan untuk mengubah sesuatu yang diperoleh dari assessor.
4. Jaringan komunikasi yakni alat yang mengirim informasi antara detector dan assessor dan antara assessor
dan efektor.
Proses ini meliputi tiga aktivitas,yaitu :
1. Komunikasi; agar bawahan bertindak secara efektif;
2. Motivasi; bawahan harus diberi motivasi untuk menyelesaikan tugas;
3. Evaluasi; efesien atau efektifnya seorang bawahan melakukan tugasnya harus dievaluasi terlebih dahulu
4.2.

Tipe Pengendalian
Tipe pengendalian manajemen dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu:
1. Pengendalian preventif (preventif control), Dalam tahap ini pengendalian manajemen terkait dengan
perumusan strategi perencanaan strategik yang dijabarkan dalam bentuk program-program.
2. Pengendalian operasional (operational control, Dalam tahap ini pengendalian manajemen terkait dengan
pengawasan pelaksanaan program yang telah ditetapkan melalui alat berupa anggaran. Anggaran digunakan
untuk menghubungkan perencanaan dengan pengendalian.
3. Pengendalian kinerja, ada tahap ini pengendalian manajemen berupa analisis evaluasi kinerja berdasarkan
tolok ukur kinerja yang telah ditetapkan.
4.3. Struktur Pengendalian
Sistem pengendalian manajemen harus didukung dengan struktur organisasi yang baik. Struktur organisasi
termanifestasi dalam bentuk struktur pusat pertanggungjawaban (responsibility centers). Pusat
pertanggungjawaban adalah unit organisasi yang dipimpin oleh manajer yang bertanggungjawab terhadap
aktivitas pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya.
Pusat-Pusat Pertanggungjawaban
Pada dasarnya terdapat empat jenis pusat pertanggungjawaban, yaitu:
1.

Pusat biaya (expense center)


Pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya dinilai berdasarkan
biaya yang telah dikeluarkan. Contoh pusat biaya adalah Departemen Produksi, Dinas Sosial, dan
Dinas Pekerjaan Umum.

2.

Pusat Pendapatan (revenue center)


Pusat pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya dinilai
berdasarkan pendapatan yang dihasilkan. Contoh pusat pendapatan adalahDinas Pendapatan Daerah
dan Departemen Pemasaran.

3.

Pusat Laba (profit center)


Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban yang membandingkan input (expense) dengan
output (revenue) dalam satuan moneter. Kinerja manajer dinilai berdasarkan laba yang dihasilkan.
Contoh: BUMN dan BUMD, obyek pariwisata milik PEMDA, Bandara, dan Pelabuhan.

4.

Pusat investasi (investment center)

Pusat investasi adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya dinilai berdasarkan
laba yang dihasilkan dikaitkan dengan investasi yang ditanamakan pada pusat pertanggungjawaban
yang dipimpinnya. Contoh pusat investasi adalah Departemen Riset dan Pengembangan dan Balitbang.
4..4. Proses Pengendalian
Proses pengendalian manajemen pada organisasi sektor publik dapat dilakukan dengan menggunakan
saluran komunikasi formal dalam organisasi yang meliputi:
1.

Rumusan strategi (strategy formulation), Perumusan strategi merupakan proses penentuan visi, misi,
tujuan, sasaran, target (outcome), arah dan kebijakan, serta strategi organisasi.

2.

Perencanaan startegik (strategic plannning)

3.

Penganggaran

4.

Operasional (pelaksanaan anggaran), dan

5.

Evaluasi kinerja
SAP 5

5.1. Pengertian Anggaran


Anggaran publik adalah rencana kegiatan dalam bentuk perolehan pendapatan dan belanja dalam satuan
moneter.
Anggaran sektor publik penting karena beberapa alasan, yaitu:
a. Anggaran merupakan alat bagi pemerintah untuk mengarahkan pembangunan sosial-ekonomi, menjamin
kesinambungan, dan meningkatkan kualititas hidup masyarakat.
b. Anggaran diperlukan karena adanya kebutuhan dan keinginan masyarakat yang tak terbatas dan terus
berkembang, sedangkan sumber daya yang ada terbatas.
c. Anggaran diperlukan untuk meyakinkan bahwa pemerintah telah bertanggung jawab terhadap rakyat.
Dalam hal ini anggaran publik merupakan instrumen pelaksanaan akuntabilitas publik oleh lembagalembaga publik yang ada.
5.2. Fungsi Anggaran
1. Anggaran sebagai alat perencanaan
Anggaran sektor publik dibuat untuk merencanakan tindakan apa yang akan dilakukan oleh pemerintah,
berapa biaya yang dibutuhkan, dan berapa hasil yang diperoleh dari belanja pemerintah tersebut.
2. Anggaran sebagai alat pengendalian
Sebagai alat pengendalian, anggaran memberikan rencana detail atas pendapatan dan pengeluaran
pemerintah agar pembelanjaan yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.
3. Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal
Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal pemerintah digunakan untuk menstabilkan ekonomi dan
mendorong pertumbuhan ekonomi. Melalui anggaran publik tersebut dapat diketahui arah kebijakan
fiskal pemerintah, sehingga dapat dilakukan prediksi-prediksi dan estimasi ekonomi.
4. Anggaran sebagai alat politik
Pada sektor publik, anggaran merupakan dokumen politik sebagai bentuk komitmen eksekutif dan
kesepakatan legislative atas penggunaan dana publik untuk kepentingan tertentu.
5. Anggaran sebagai alat koordinasi dan komunikasi
Anggaran publik merupakan alat koordinasi antar bagian dalam pemerintahan. Anggaran publik yang
disusun dengan baik mampu mendeteksi inkonsistensi suatu unit kerja dalam pencapaian tujuan
organisasi.
6. Anggaran sebagai alat penilaian kinerja
Anggaran merupakan wujud komitmen dari budget holder (eksekutif ) kepada pemberiwewenang
(legislatif). Kinerja eksekutif akan dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran dan efisiensi
pelaksanaan anggaran.
7. Anggaran sebagai alat motivasi
Anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk memotivasi manajer, dan stafnya agar bekerja secara
ekonomis, efektif, dan efisien dalam mencapai target dan tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
8. Anggaran sebagai alat untuk menciptakan ruang publil
5.3. Jenis Anggaran
Anggaran sektor publik dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Anggaran Operasional, Anggaran operasional digunakan untuk merencanakan kebutuhan sehari-hari


dalam menjalankan pemerintahan. Pengeluaran pemerintah yang dapat dikategorikan dalam anggaran
operasional adalah Belanja Rutin.
2. Anggaran Modal, Anggaran modal menunjukkan rencana jangka panjang dan pembelanjaan atas aktiva
tetap seperti gedung, peralatan, kendaraan, perabot, dan sebagainya. Pengeluaran modal yang besar
biasanya dilakukan dengan menggunakan pinjaman.
5.4. Prinsip Anggaran
Prinsip-prinsip anggaran sektor publik meliputi :
a. Otorisasi Oleh Legislatif
Anggaran publik harus mendapat otorisasi dari legislatif terlebih dahulu sebelum eksekutif dapat
membelanjakan anggaran tersebut.
b. Komprehensif
Anggaran harus dapat menunjukkan yang semua penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Oleh karena
itu, adanya dana non-budgetair pada dasarnya menyalahi prinsip anggaran yang bersifat komprehensif
c. Keutuhan Anggaran
Semua penerimaan dan pembelanjaan pemerintah harus terhimpun dalam dana umum (general fund)
d. Nondiscretionary Appropriation
Jumlah yang disetujui oleh dewan legislatif harus termanfaatkan secara ekonomis, efisien, dan efektif
e. Periodik
Anggaran merupakan suatu proses yang periodic, bersifat tahunan maupun multi-tahunan
f. Akurat
Estimasi anggaran hendaknya tidak memasukkan cadangan yang tersembunyi (hidden reserve) yang
dapat dijadikan sebagai kantong-kantong pemborosan dan inefisiensi anggaran serta dapt mengakibatkan
munculnya underestimate pendapatan dan overestimate pengeluaran
g. Jelas
Anggaran hendaknya sederhana, dapat dipahami masyarakat dan tidak membingungkan
h. Diketahui Publik
Anggaran harus diinformasikan kepada masyarakat luas.

SAP 7
7.1. Analisis Investasi Publik
1. Program Investasi Publik
Dalam melaksanakan fungsi pelayanan masyarakat, pemerintah dihadapkan pada masalah pengambilan
keputusan investasi publik. Keputusan investasi publik diperlukan untuk mendukung pelaksanaan program,
kegiatan, dan fungsi yang menjadi prioritas kebijakan
2. Penentuan Kebutuhan Investasi Publik
Penentuan kebutuhan investasi publik berkaitan dengan jumlah anggaran yang akan ditetapkan bagi masingmasing unit organisasi.
3. Aspek Kelayakan Investasi
a. Aspek Teknis
Aspek teknis merupakan bagian penting dari analisis investasi yang harus dipertimbangkan. Jika suatu usulan
investasi sudah tidak layak dilihat dari aspek teknisnya, maka usulan tersebut menduduki prioritas pertama
untuk ditolak.
b. Aspek Sosial dan Budaya
Untuk melaksanakan suatu proyek maka perlu mempertimbangkan implikasi sosial yang lebih luas dari
investasi yang diusulkan. Aspek sosial budaya ini menyangkut pertimbangan pendistribusian pelayanan secara
adil dan merata, sehingga mampu memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat.
c. Aspek Ekonomi dan Finansial
Pertimbangan aspek ekonomi meliputi kegiatan menganalisis apakah suatu proyek yang diusulkan akan
memberikan kontribusi yang nyata tcrhadap pembangunan perekonomian secara keseluruhan dan apakah
kontribusinya cukup bcsar dalam menentukan penggunaan sumber-sumber daya yang digunakan.
d. Aspek Distribusi

Keputusan investasi merupakan keputusan yang perlu dikaitkan dengan masalah distribusi pelayanan
publik secara adil dan merata.
4. Faktor yang mempengaruhi Investasi
a. Tingkat diskonto yang digunakan
b. Tingkat inflasi
c. Risiko dan ketidakpastian
Required rate of return akan semakin tinggi jika risiko investasi naik. Ketidakpastian ekonomi dan hukum,
kekacauan sosial-politik, tidak adanya jaminan keamanan, dan kebijakan yang tidak konsisten dapat
meningkatkan risiko investasi.
d. Capital rationing
Capital rationing adalah keadaan ketika organisasi menghadapi masalah ketersediaan dana untuk melakukan
pengeluaran investasi
5. Teknik Dasar Penilaian Investasi
(1) metode penilaian investasi tradisional,
Laba Akuntansi / Jumlah Modal yang Di Investasikan dan
Kelemahan Metode ROCE : mengakrualkan item, tidak memperhitungkan nilai waktu uang
(2) Metode penilaian investasi dengan menggunakan discounted cash flow
misalnya adalah net present value (NPV) dan internal rale of return (IRR). NPV dihitung dengan cara
mendiskontokan aliran kas di masa datang (future cash flow) dengan faktor diskonto tertentu yang
merefleksikan biaya kesempatan modal (opportunity cost of capital). NPV diperoleh dengan cara
mengurangkan pengeluaran investasi awal dengan aliran kas di masa depan yang di-present value-kan.
Proyek yang memberikan nilai NPV positif adalah proyek yang memiliki prioritas untuk diterima dan
proyek yang nilai NPV-nya negatif adalah proyek yang harus ditolak.
IRR mendiskontokan future cash flow pada tingkat NPV yang bernilai nol. Atau dengan kata lain adalah
ukuran yang menyetarakan aliran kas bersih di masa datang (future net cash flow) dengan pengeluaran
investasi awal. IRR dinyatakan dalam persentase, proyek yang memiliki nilai IRR yang besar adalah
proyek yang potensial untuk diterima.
7.2. Penentuan Harga Pelayanan Publik

También podría gustarte