Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Taubat yang murni ialah taubat yang terhimpun padanya lima syarat.
1. Ikhlas karena Allah Subhanahu wa Taala, dengan meniatkan taubat itu karena
mengharapkan wajah Allah dan pahalanya serta selamat dari adzabnya.
2. Menyesal atas perbuatan maksiat itu, dengan bersedih karena melakukannya dan
berangan-angan bahwa dia tidak pernah melakukannya.
3. Meninggalkan kemasiatan dengan segera. Jika kemaksiatan itu berkaitan dengan hak
Allah Subhanahu wa Taala, maka ia meninggalkannya, jika itu berupa perbuatan haram
dan ia segera mengerjakannya, jika kemaksiatan tersebut adalah meninggalkan
kewajiban. Jika kemaksiatan itu berkaitan dengan hak makhluk, maka segera ia
membebaskan diri darinya, baik dengan mengembalikannya kepada yang berhak maupun
meminta maaf kepadanya.
4. Bertekad untuk tidak kembali kepada kemasiatan tersebut di masa yang akan datang.
5. Taubat tersebut dilakukan sebelum habis masa penerimaannya, baik ketika ajal datang
maupun ketika matahari terbit dari tempat tenggelamnya.
Allah Subhanahu wa Taala berfirman.
Artinya :
Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan
kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka,
(barulah) ia mengatakan. Sesungguhnya saya bertaubat sekarang [An-Nisa :
18]
Dan bertaubatlah kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu
beruntung." [An-Nuur: 31]
Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang
semurni-murninya, mudah-mudahan Rabb-mu akan menutupi kesalahankesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam Surga yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang
beriman yang bersamanya, sedangkan cahaya mereka memancar di hadapan dan
di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan, Ya Rabb kami,
sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami. Sesungguhnya
Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu. [At-Tahrim:8]
PENGERTIAN TAUBAT NASHUHA
Taubat nashuha adalah kembalinya seorang hamba kepada Allah Ta'ala, tidak ada sekutu
bagi-Nya dari dosa yang pernah ia lakukan karena sengaja atau lupa dengan kembali secara
benar, ikhlas, percaya, dan berhukum dengan ketaatan yang akan mengantarkan hamba
tersebut kepada kedudukan para wali Allah yang bertakwa serta menjauhkan antara ia dengan
jalan-jalan syaitan.
WAJIBNYA TAUBAT NASHUHA
Ketahuilah wahai hamba yang bertaubat -semoga Allah memberikan taufiq kepadamu
untuk melakukan taubat yang akan menghapus dosa sebelumnya dan semoga Allah
membekalimu dengan takwa- bahwa taubat nashuha adalah fardhu 'ain atas setiap muslim.
Dzat Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang berfirman:
Artinya :
Dan bertaubatlah kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu
beruntung." [An-Nuur: 31]
Dzat Yang Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang juga berfirman
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang
semurni-murninya ." [At-Tahriim : 8]
Allah Yang Maha Penyayang telah berfirman melalui lisan Nabi Syuaib :
Artinya :
Ayat-ayat yang mulia lagi tegas ini, sesuai dengan hadits-hadits yang mulia dan shahih.
Seandainya para hamba tidak melakukan dosa niscaya Allah akan menciptakan makhluk
lain yang melakukan dosa, kemudian Allah akan mengampuni mereka, dan Dia-lah Yang
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Maka marilah wahai para hamba Allah kita bersegera melakukan taubat nashuha yang akan
mensucikan ruh dari segala kotoran-kotorannya dan membersihkan hati dari raan (karat)nya.
Karena dosa-dosa adalah karat yang melekat pada hati dan penghalang dari segala hal yang
dicintai dan berpaling dari hal-hal yang akan menjauhkan hati dari sesuatu yang dicintai
secara syara adalah kewajiban yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
Sesungguhnya apabila seorang mukmin melakukan dosa, maka akan terjadi bintik hitam di
dalam hatinya. Jika ia bertaubat dan melepaskan dosa tersebut serta beristighfar, maka
hatinya akan dibersihkan. Namun, jika ia menambah dosanya, maka bintik hitam tersebut
pun akan bertambah hingga menutupi hatinya. Maka itulah yang dimaksud dengan raan
(karat) yang disebutkan oleh Allah dalam kitab-Nya, Sekali-kali tidak demikian, sebenarnya
apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka. [Al-Muthaffifin: 14].
ANJURAN UNTUK MELAKUKAN TAUBAT NASHUHA
Allah Subhanahu wa Taala telah menganjurkan untuk melakukan taubat dan beristighfar,
karena hal itu lebih baik daripada gemar melakukan dosa yang terus-menerus dilakukannya.
Allah Jalla Tsana-uhu berfirman:
Artinya :
Maka jika mereka bertaubat, itu adalah lebih baik bagi mereka, dan jika mereka
berpaling, niscaya Allah akan mengadzab mereka dengan adzab yang pedih di
dunia dan di akhirat dan mereka sekali-kali tidak mempunyai seorang pelindung
dan penolong pun di muka bumi." [At-Taubah: 74]
Maka mengapa mereka tidak bertaubat kepada Allah dan memohon ampun
kepada-Nya. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." [Al-Maidah:
74]
Karena itulah, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam selalu memperbanyak taubat dan istighfar
(memohon ampunan) sehingga para Sahabat beliau menghitung ucapan beliau dalam suatu
majelis:
Wahai Rabb-ku ampunilah aku, terimalah taubat-ku, sesungguhnya Engkau Maha
Penerima taubat lagi Maha Pengampun. Sebanyak seratus kali.
Demikian pula para Nabi dan Rasul-Rasul Allah, mereka senantiasa menganjurkan kaumkaum mereka untuk bertaubat. Allah Taala berfirman melalui lisan Nabi Shalih :
Artinya :
Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shalih. Shalih berkata, 'Hai
kaumku, beribadahlah kepada Allah, sekali-kali tidak ada bagimu ilah selain
Dia. Dia telah menciptakan kamu dari tanah dan menjadikan pemakmurnya,
karena itu mohonlah ampunan-Nya kemudian bertaubatlah kepada-Nya.
Sesungguhnya Rabb-ku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa
hamba-Nya)." [Huud: 61]
Semoga Allah merahmati al-Qurthubi rahimahullah yang dalam kitab Tafsiirnya (V/92) telah
menganggap baik perkataan Muhammad al-Waraq yang mengatakan:
Berikanlah taubat yang diharapkan untuk jiwamu, sebelum kematian dan sebelum lisan-lisan
dibelenggu. Bersegeralah menutup jiwa dengan taubat karena sesungguhnya, taubat adalah
simpanan dan harta berharga bagi orang yang ingin kembali lagi berbuat kebaikan.