Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
DI SUSUN OLEH :
NAMA : NANIK HANDAYANI
NIM : 010115A077
PRODI : S1 KEPERAWATAN
KELAS : B
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang telah memberikan beragam
nikmat-Nya sehingga Alhamdulillah diberikan kelancaran dalam membuat makalah ini. Salawat dan
salam semoga selamanya tercurah dan terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, para
sahabatnya serta seluruh umatnya termasuk kita yang akan melanjutkan perjuangan dakwahnya semoga
kita akan mendapatkan safaatnya nanti diakhirat. Amin.
Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada seluruh pihak yang telah mendukung
terselesaikannya makalah ini.
Saya menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena saya pun masih dalam tahap
belajar. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini di kemudian hari. Semoga Makalah ini memberikan manfaat yang besar bagi
kita semua. Amin.
Ungaran, 30 November 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ................................................................................... 2
DAFTAR ISI ................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN
A.
B.
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian globalisasi dan politik .............................................................4
B. Dampak Positif dan Negatif Globalisasi terhadap Perkembangan Politik
Indonesia.........................................................................................................5
C. Tipe-tipe Budaya Politik yang Berkembang di Indonesia........................9
D. Faktor Penentu Stabilitas Kondisi Politik Indonesia Saat
ini .......................................................................................................................11
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan............................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Globalisasi dan Politik:
Kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Globalisasi belum
memiliki definisi yang mapan, kecuali sekadar definisi kerja (working definition), sehingga
tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses
sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan
negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau
kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya
masyarakat. Dan Globalisasi juga merupakan suatu proses yang mencakup keseluruhan dalam
berbagai bidang kehidupan sehingga tidak tampak lagi adanya batas-batas yang mengikat
secara nyata, sehingga sulit untuk disaring atau dikontrol.
Pengertian politik sendiri adalah, politik berasal dari bahasa yunani yaitu polisyang artinya
Negara kota. Pada awalnya politik berhubungan dengan berbagai macam kegiatan dalam
Negara/kehidupan Negara. Istilah politik dalam ketatanegaraan berkaitan dengan tatacara
pemerintahan , dasar dasar pemerintahan, ataupun dalam hal kekuasaan Negara. Politik pada
dasarnya menyangkut tujuan-tujuan masyarakat, bukan tujuan pribadi. Politik biasanya
menyangkut kegiatan partai politik, tentara dan organisasi kemasyarakatan. Dapat disimpulkan
bahwa politik adalah interaksi antara pemerintah dan masyarakat dalam rangka proses
pembuatan kebijakan dan keputusan yang mengikat tentang kebaikan bersama masyarakat
yang tinggal dalam suatu wilayah tertentu.
2.2. Dampak Positif dan Negatif Globalisasi terhadap Perkembangan Politik Indonesia:
1. Dampak Positif:
1. Meningkatnya peranan Indonesia dalam hubungan Internasional dalam menciptakan
perdamaian dunia, serta pulihnya citra Indonesia dan kepercayaan masyarakat Internasional,
mendorong terciptanya tatanan dan kerja sama ekonomi regional dan Internasional yang lebih
baik dalam mendukung pembangunan Nasional merupakan sasaran dalam hubungan
Internasional di era globalisasi bagi negara Indonesia.
2. Arah kebijakan dalam pemantapan Politik Luar Negeri dan peningkatan kerja sama
Internasional dijabarkan dalam program-program pembangunan.
3. Program pemantapan Politik Luar Negeri dan optimalisasi Diplomasi Indonesia.
Tujuan: Meningkatkan kapasitas dan kinerja politik luar negeri dalam memberikan kontribusi
bagi proses demokralisasi, stabilitas politik, dan persatuan Nasional dan lebih memperkuat
kinerja Diplomasi Indonesia.
4. Program peningkatan kerja sama Internasional.
Tujuan: Memanfaatkan secara lebih optimal yang ada pada forum-forum kerja sama
Internasional terutama melalui kerja sama ASEAN, APEC, dan kerja sama multilateral lainnya
dan antara negara-negara yang memiliki kepentingan yang sejalan dengan Indonesia.
5. Program Penegasan Komitmen Perdamaian Dunia
Tujuan: Menegaskan komitmen Indonesia terhadap perlakuan dan perumusan aturan-aturan
serta hokum Internasional, mempertahankan pentingnya prinsip-prinsip multilateralisme
dalam hubungan Internasional derta menentang unilateralisme, agresi, dan penggunaan
segalabentuk kekerasan dalam menyelesaikan permasalahan Internasional.
2. Dampak Negatif:
aset yang berarti dalam pencaturan politik di Indonesia. Puncak periode ini adalah terjadinya
Pemberontakan G-30-S/PKI tanggal 30 September 1965.
c) Periode Orde Baru (19661998)
Inilah masa pemerintahan Soeharto (Presiden RI yang kedua) yang melakukan pembenahan
dalam sistem politik, antara lain, mengenai jumlah partai politik, yaitu melalui
penyederhanaan partai politik (fusi). Terlepas dari pasang surutnya peran partai politik dalam
menentukan perkembangan sistem politik Indonesia, Sistem Politik Demokrasi Pancasila yang
dikehendaki UUD 1945 sebelum terjadi amendemen.
2) Sistem politik Indonesia setelah Amandemen UUD 1945
Sistem politik hasil amandemen UUD 1945 tidak mengenal adanya lembaga tertinggi negara.
Semua lembaga berada pada posisi yang sebanding. Selain itu, ada lembaga negara yang
dihapuskan, yaitu DPA (Dewan Pertimbangan Agung), dan ada pula beberapa lembaga negara
yang baru, yaitu DPD (Dewan Perwakilan Daerah), MK (Mahkamah Konstitusi), dan KY
(Komisi Yudisial). Sistem politik setelah Amendemen UUD 1945 sebagai berikut.
a) Bentuk negara adalah kesatuan dan bentuk pemerintah adalah republik yang terdiri dari 33
provinsi dengan asas desentralisasi sehingga terdapat pemerintahan daerah dan pemerintahan
pusat.
b) Parlemen terdiri dari dua kamar (sistem bikameral), yaitu Dewan Perwakilan Rakyat dan
Dewan Perwakilan Daerah. Anggota DPR dipilih oleh rakyat melalui pemilu dan merupakan
perwakilan dari rakyat,sedangkan anggota DPD adalah perwakilan provinsi yang anggotanya
dipilih oleh rakyat di daerah yang bersangkutan melalui pemilu. Masa jabatannya adalah lima
tahun. DPR memiliki kekuasaan membuat undang-undang, menetapkan APBN, dan
mengawasi jalannya pemerintahan.
c) Majelis Permusyawaratan Rakyat adalah lembaga negara yang berwenang melantik
Presiden dan Wakil Presiden, memberhentikan presiden dan wakil presiden, serta mengubah
dan menetapkan UUD. Anggota MPR adalah anggota DPR dan anggota DPD yang memiliki
masa jabatan lima tahun.
d) Eksekutif dipegang dan dijalankan oleh Presiden yang berkedudukan sebagai kepala negara
dan kepala pemerintahan. Presiden dan Wakil Presiden dipilih secara langsung oleh rakyat
melalui pemilu untuk masa jabatan lima tahun dan dapat dipilih kembali satu kali dalam
jabatan yang sama. Presiden sebagai kepala pemerintahan membentuk kabinet yang terdiri dari
menteri-menteri. Menteri-menteri bertanggung jawab kepada presiden. Presiden tidak dapat
membubarkan parlemen dan tidak bertanggung jawab kepada parlemen.
e) Kekuasaan yudikatif dipegang dan dijalankan oleh Mahkamah Agung dan badan peradilan
di bawahnya bersama Mahkamah Konstitusi. Adapun Komisi Yudisial berwenang memberikan
usulan mengenai pengangkatan Hakim Agung.
f) Pemilu diselenggarakan untuk memilih anggota DPR dan DPD, juga memilih Presiden dan
Wakil Presiden dalam satu paket.
g) Sistem kepartaian adalah multipartai. Jumlah partai yang mengikuti Pemilu pada tahun
2004 adalah 24 partai dan pada tahun 2009 adalah 34 partai politik.
h) BPK merupakan badan yang memiliki kekuasaan untuk memeriksa pengelolaan dan
tanggung jawab tentang keuangan negara. Hasil pemeriksaan diserahkan kepada DPR.
Anggota BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) dipilih oleh DPR dengan memerhatikan
pertimbangan dari DPD dan selanjutnya diresmikan oleh Presiden.
i) Pada pemerintahan daerah, yaitu provinsi dan kabupaten/kota dibentuk pula badan/lembaga
legislatif, eksekutif, dan yudikatif.
(1) Kekuasaan legislatif dijalankan oleh DPRD Provinsi di wilayah
provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota di wilayah kabupaten/kota.
Anggotanya dipilih langsung oleh rakyat melalui Pemilu.
(2) Kekuasaan eksekutif pada provinsi dipegang oleh gubernur, sedang pada daerah
kabupaten/kota dipegang oleh bupati/wali kota yang semuanya dipilih langsung oleh rakyat di
daerah masing-masing melalui Pemilu.
(3) Kekuasaan yudikatif pada provinsi dijalankan oleh pengadilan tinggi dan untuk
kabupaten/kota dijalankan oleh pengadilan negeri.
2.8. Tipe-tipe Budaya Politik yang Berkembang di Indonesia:
Budaya politik merupakan pola perilaku suatu masyarakat dalam kehidupan benegara,
penyelenggaraan administrasi negara, politik pemerintahan, hukum, adat istiadat, dan norma
kebiasaan yang dihayati oleh seluruh anggota masyarakat setiap harinya. dapat di artikan
sebagai suatu sistem nilai bersama suatu masyarakat yang memiliki kesadaran untuk
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan kolektif dan penentuan kebijakan publik untuk
masyarakat seluruhnya.
Selain budaya politik itu dapat bertahan, budaya politik juga dapat terbentuk dengan adanya
pengaruh-pengaruh paham yang masuk kedalam budaya politik asli, sehingga menimbulkan
globalisasi atau perubahan-perubahan yang tidak disadari secara langsung terhadap sistem
politik yang berkembang pada saat ini.
Menurut Almond dan Verba, budaya politik demokratis merupakan gabungan dari budaya
politik partisipan, subjek, dan paroikal.
1. Budaya politik parokial
Budaya politik parokial yaitu budaya politik yang tingkat partisipasi politiknya sangat rendah.
Ciri-ciri :
Apatis
Anggota masyarakat cenderung tidak menaruh minat terhadap objek politik yang luas
Kesadaran anggota masyarakat akan adanya pusat kewenangan dan kekuasaan dalam
masyarakatnya rendah
Warga negara cukup puas untuk menerima apa yang berasal dari pemerintah
Mereka memiliki pengetahuan yang memadai mengenai sistem politik secara umum, tentang
peran pemerintah dalam membuat kebijakan beserta penguatan, dan berpartisipasi aktif dalam
proses politik yang berlangsung
Ciri-ciri :
Warga negara memiliki kepekaan terhadap masalah atau isu-isu mengenai kehidupan
politik.
Warga memiliki kesadaran akan peran, hak, dan kewajiban, dan tanggung jawabnya
Warga mampu dan berani memberikan masukan, gagasan, tuntutan, kritik terhadap
pemerintah.
Warga memiliki kesadaran untuk taat pada peraturan dan kebijakan yang dikeluarkan
tanpa perasaan tertekan.
Contoh budaya politik parokial yakni keaktifan masyarakat terhadap berbagai hal yang
berkaitan dengan politik seperti pemilu, demonstrasi, dan lain-lain.
2.9. Faktor Penentu Stabilitas Kondisi Politik Indonesia Saat ini:
Kondisi Politik Indonesia terus mengalami perkembangan. Penegakan demokrasi di Indonesia
mendapat perbaikan meskipun dalam perjalanannya banyak ditemui kendala. Namun dengan
adanya perbaikan tersebut, maka arah perkembangan kondisi politik Indonesia menuju ke arah
yang lebih baik. Asalkan faktor-faktor yang mempengaruhinya bisa dijaga dengan baik, antara
lain :
1. Kekuatan Finansial
Ekonomi Indonesia termasuk 20% yang pertumbuhannya paling pesat di dunia. Dengan
kondisi itu maka posisi tawar Indonesia sebagai negara tujuan investor untuk menanamkan
modalnya menjadi sangat sentris dan penting. Kekuatan finansial ini mempengaruhi kondisi
politik Indonesia. Para elit politik melihat peluang kekuasaan pemerintah cukup besar dalam
menguasai pengelolaan sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Kesinambungan
pertumbuhan ekonomi harus ditopang oleh stabilitas kondisi politik Indonesia. Sehingga kedua
hal ini saling berhubungan dan tarik menarik yang besar.
Tanpa stabilitas politik yang kuat maka kekuatan finansial menjadi lumpuh begitu pula
sebaliknya. Oleh karena itu pengambilan kebijakan ekonomi perlu mempertimbangkan aspekaspek yang terkait. Kebijakan ekonomi yang diambil terus mengupayakan tumbuhnya iklim
bisnis yang kondusif.
2. Penegakan Supremasi Hukum
Sebagus apapun sebuah Undang-Undang dan peraturan, tidak akan lebih baik dibanding
Undang-Undang dan Peraturan yang ditegakkan dan dijalankan oleh seluruh komponen yang
terlibat. Proses penegakan hukum Indonesia yang berjalan lancar dan memberikan manfaat
sebagaimana cita-cita pembuat undang-undang akan memperngaruhi persepsi rakyat terhadap
ketegasan dan keadilan penguasa. Penegakan hukum yang runcing ke 'bawah' namun tumpul
ke 'atas' justru dapat menyebabkan berkurangnya kepercayaan rakyat kepada pemegang
kekuasaan. Prioritas penegakan hukum menjadi sorotan publik terhadap kinerja penegak
hukum. Seberapa besar manfaat yang dihasilkan dari penegakan hukum bisa dinilai dari
manfaat ekonomi bagi negara. Contoh dalam kasus korupsi yang merebak di kalangan elit
politik, maka penegakan hukum harus diprioritaskan bagaimana mengurangi dampak kerugian
negara melalui penyitaan harta hasil korupsi dan pemiskinan koruptor itu sendiri dari pada
hukuman penjara yang beberapa tahun. Efek jera terhadap tindak pidana korupsi merupakan
hal yang krusial di mata publik.
Dengan demikian jelas penegakan hukum akan mempengaruhi kondisi politik Indonesia. Para
elit politik melihat peluang ini secara tajam untuk mengambil hati rakyat melalui pola
pencitraan.
3. Kebijakan Politik Indonesia
Langkah pemerintah dalam mengambil kebijakan politik baik dalam maupun luar negeri
langsung berdampak kepada kondisi politik Indonesia. Kebijakan politik Indonesia yaitu bebas
dan aktif harus memberikan dampak yang positif bagi pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
Peran Indonesia sangat besar dalam pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara. Dengan
kebijakan politik tersebut maka Indonesia harus bisa mengurangi dampak tekanan asing
terutama negara adikuasa.
Kebijakan Politik Negara terkadang juga mempertimbangkan dalam responnya terhadap
kebijakan luar negeri negara lain terutama negara adikuasa. Misalnya, kebijakan geopolitik
dan geostrategik luar negeri Amerika bisa saja mempengaruhi mengancam kedaulatan RI.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari adanya globalisasi yang dalam hal ini melibatkan suatu Negara masuk kedalam suatu
perubahan atau perkembangan yang tidak dapat dihindari. Atau juga proses alamiah yang akan
membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu
tatanan kehidupan baru dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya
masyarakat. Dan Globalisasi juga merupakan suatu proses yang mencakup keseluruhan dalam
berbagai bidang kehidupan sehingga tidak tampak lagi adanya batas-batas yang mengikat
secara nyata.
Adanya Globalisasi Politik, Indonesia dapat dengan mudah melakukan komunikasi
Internasional, sehingga meningkatkan kapasitas dan kinerja politik luar negeri dalam
memberikan kontribusi bagi proses demokralisasi, stabilitas politik, dan persatuan Nasional
dan lebih memperkuat kinerja Diplomasi Indonesia dengan luar negeri, sehingga pulihnya
citra Indonesia dan kepercayaan masyarakat Internasional.
Perkembangan suatu Politik di Negara banyak dipengaruhi oleh globalisasi. Indonesia telah
banyak sekali mengalami suatu perubahan sistem Pemerintahan dari zaman Kolonialisme
hingga sekarang, banyak sekali Ideologi-ideologi asing yang masuk kedalam sistem Negara
ini, yakni contoh ketika pada saat Soekarno mengadopsi paham Komunisme dengan
Demokrasi Terpimpinya, pada saat itu banyak sekali pertentangan-pertentangan dari berbagai
pihak, selain itu masih banyak Negara-negara yang sistem politiknya berubah diakibatkan oleh
Globalisasi politik, dengan menimbulkan suatu kekerasan dan pemeberontakan sebagai bentuk
protes terhadap pemerintahnya.
Jadi Globalisasi sangat Mendominasi suatu perubahan politik di suatu Negara maupun Daerah,
tetapi banyak juga yang masih kental akan kebudayaan yang di pegang teguh selamanya.
DAFTAR PUSTAKA
http://restilestarinilovekorea.blogspot.com/2010/09/pkn-budaya-politik.html
http://www.tuliskan.com/2013/03/pengertian-dan-pentingnya-globalisasi-bagiIndonesia.html
http://pelajaran-lengkap.blogspot.com/2013/09/pengertian-macam-macam-budayapolitik.html
https://www.facebook.com/GudangIlmu/posts
http://www.slideshare.net/kukuhnapakimuttaqin/globalisasi-politik
http://icun1922.blogspot.com/2013/03/makalah-pkn-pengaruh-globalisasi-di.html