Está en la página 1de 14

INDONESIA MENGHADAPI GLOBALISASI

GLOBALISASI POLITIK INDONESIA

DI SUSUN OLEH :
NAMA : NANIK HANDAYANI
NIM : 010115A077
PRODI : S1 KEPERAWATAN
KELAS : B

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


STIKES NGUDI WALUYO UNGARAN
2015/2016

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang telah memberikan beragam
nikmat-Nya sehingga Alhamdulillah diberikan kelancaran dalam membuat makalah ini. Salawat dan
salam semoga selamanya tercurah dan terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, para
sahabatnya serta seluruh umatnya termasuk kita yang akan melanjutkan perjuangan dakwahnya semoga
kita akan mendapatkan safaatnya nanti diakhirat. Amin.
Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada seluruh pihak yang telah mendukung
terselesaikannya makalah ini.
Saya menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena saya pun masih dalam tahap
belajar. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini di kemudian hari. Semoga Makalah ini memberikan manfaat yang besar bagi
kita semua. Amin.
Ungaran, 30 November 2015

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ................................................................................... 2
DAFTAR ISI ................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang ....................................................................................... 4

B.

Rumusan Masalah ................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian globalisasi dan politik .............................................................4
B. Dampak Positif dan Negatif Globalisasi terhadap Perkembangan Politik
Indonesia.........................................................................................................5
C. Tipe-tipe Budaya Politik yang Berkembang di Indonesia........................9
D. Faktor Penentu Stabilitas Kondisi Politik Indonesia Saat
ini .......................................................................................................................11
BAB III PENUTUP
A.

Kesimpulan............................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Masalah Globalisasi bidang politik membawa pengaruh besar terhadap kehidupan politik
didunia, termasuk Indonesia. Dengan adanya globalisasi, perkembangan politik telah merujuk
pada sistem konglomerasi antara negara-negara maju, Negara berkembang dan Negara-negara
terbelakang. Di Indonesia, perkembangan politik ditandai dengan semakin besarnya tuntutan
masyarakat terhadap pemerintah untuk mewujudkan keterbukaan, kebebasan dan demokrasi.
Globalisasi mendorong terwujudnya pemerintahan yang demokratis, terbuka,bersih, dan
berwibawa. Selanjutnya rakyat dapat merasa semakin memiliki kebebasan untuk
menyampaikan semua aspirasi dan tuntutan kepada pemerintah. Selain itu, dengan
berlangsungnya eraglobalisasi, perhatian pemerintah terhadap penegakan HAM semakin
meningkat, hal inidikarenakan isu HAM merupakan isu penting yang menjadi sorotan di dunia
internasional.Tenaga kerja dibawah umur, kekerasan dalam rumah tangga, pembunuhan
merupakan contohpermasalahan yang seharusnya mendapatkan ruang agar segera diperhatikan
oleh pemerintahdan mendapatkan cara untuk mengatasinya meskipun dalam praktiknya hal
tersebut belumdapat dituntaskan malahan pemerintah seperti tidak peduli dan lebih
mementingkan masalahmereka sendiri.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana Globalisasi mempengaruhi perkembangan Sistem Politik di Indonesia
2. Bagaimana Pentingnya Globalisasi di Bidang Politik
3. Apa Pengaruh Positif Globalisasi terhadap Rasa Nasionalisme

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Globalisasi dan Politik:
Kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Globalisasi belum
memiliki definisi yang mapan, kecuali sekadar definisi kerja (working definition), sehingga
tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses

sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan
negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau
kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya
masyarakat. Dan Globalisasi juga merupakan suatu proses yang mencakup keseluruhan dalam
berbagai bidang kehidupan sehingga tidak tampak lagi adanya batas-batas yang mengikat
secara nyata, sehingga sulit untuk disaring atau dikontrol.
Pengertian politik sendiri adalah, politik berasal dari bahasa yunani yaitu polisyang artinya
Negara kota. Pada awalnya politik berhubungan dengan berbagai macam kegiatan dalam
Negara/kehidupan Negara. Istilah politik dalam ketatanegaraan berkaitan dengan tatacara
pemerintahan , dasar dasar pemerintahan, ataupun dalam hal kekuasaan Negara. Politik pada
dasarnya menyangkut tujuan-tujuan masyarakat, bukan tujuan pribadi. Politik biasanya
menyangkut kegiatan partai politik, tentara dan organisasi kemasyarakatan. Dapat disimpulkan
bahwa politik adalah interaksi antara pemerintah dan masyarakat dalam rangka proses
pembuatan kebijakan dan keputusan yang mengikat tentang kebaikan bersama masyarakat
yang tinggal dalam suatu wilayah tertentu.
2.2. Dampak Positif dan Negatif Globalisasi terhadap Perkembangan Politik Indonesia:
1. Dampak Positif:
1. Meningkatnya peranan Indonesia dalam hubungan Internasional dalam menciptakan
perdamaian dunia, serta pulihnya citra Indonesia dan kepercayaan masyarakat Internasional,
mendorong terciptanya tatanan dan kerja sama ekonomi regional dan Internasional yang lebih
baik dalam mendukung pembangunan Nasional merupakan sasaran dalam hubungan
Internasional di era globalisasi bagi negara Indonesia.
2. Arah kebijakan dalam pemantapan Politik Luar Negeri dan peningkatan kerja sama
Internasional dijabarkan dalam program-program pembangunan.
3. Program pemantapan Politik Luar Negeri dan optimalisasi Diplomasi Indonesia.
Tujuan: Meningkatkan kapasitas dan kinerja politik luar negeri dalam memberikan kontribusi
bagi proses demokralisasi, stabilitas politik, dan persatuan Nasional dan lebih memperkuat
kinerja Diplomasi Indonesia.
4. Program peningkatan kerja sama Internasional.
Tujuan: Memanfaatkan secara lebih optimal yang ada pada forum-forum kerja sama
Internasional terutama melalui kerja sama ASEAN, APEC, dan kerja sama multilateral lainnya
dan antara negara-negara yang memiliki kepentingan yang sejalan dengan Indonesia.
5. Program Penegasan Komitmen Perdamaian Dunia
Tujuan: Menegaskan komitmen Indonesia terhadap perlakuan dan perumusan aturan-aturan
serta hokum Internasional, mempertahankan pentingnya prinsip-prinsip multilateralisme
dalam hubungan Internasional derta menentang unilateralisme, agresi, dan penggunaan
segalabentuk kekerasan dalam menyelesaikan permasalahan Internasional.

2. Dampak Negatif:

Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat


membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah
dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa
nasionalisme bangsa akan hilang

Negara-negara yang kuat ekonominya akan bersekongkol dalam rangka mencari


keuntungan sebesar-besarnya. hal ini seringkali merugikan negara-negara miskin yang
ketahanan ekonominya lemah.
Penyebaran nilai-nilai politik barat baik secara langsung atau tidak langsung dalam seperti
dalam bentuk unjuk rasa, demonstrasi yang semakin berani dan terkadang mengabaikan
kepentingan umum dengan cara membuat kerusuhan dan anarkis. Semakin lunturnya nilainilai politik yang berdasarkan semangat kekeluargaan, masyarakat mufakat dan gotong
royong. Semakin menguatnya nilai-nilai politik berdasarkan semangat individual, kelompok,
oposisi, rofessi mayoritas atau tirani minoritas.
2.5. Pengaruh positif globalisasi terhadap nilai- nilai Nasionalisme:
1) Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis.
Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika pemerintahan djalankan secara
jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan
positif tersebut berupa rasa nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat.
2) Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan
kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan
kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa.
3) Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja
yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan
kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa
nasionalisme kita terhadap bangsa.
2.6. Dampak Globalisasi dapat Merubah Sistem Politik Dunia:
Globalisasi di bidang politik juga memberikan dampak terhadap perubahan perpolitikan dunia,
khususnya akhir-akhir ini seperti diberitakan oleh para mediainternasional yakni seperti contoh
kasus demonstrasi yang menuntun pemerintah Tiongkok untuk memberikan kemerdekaan
kepada rakyat Tibet yang berujung pada sebuah demonstrasi berdarah. Implikasi dari adanya
globalisasi politik yang dalam hal ini melibatkan negara MaoZedong yaitu munculnya tuntutan
kebebasan demokrasi pada tahun 1989. Peristiwa berdarah yang dikenal dengan Peristiwa
Tiananmen tersebut berakhir dengan bentrokan dengan aparat keamanan yang menewaskan
ribuan mahasiswa dan pemuda.Pemberontakan ini sedikit membawa angin demokratisasi
sehingga membuat China saat ini dapat dikatakan sebagainegara Super Power baru.

Di Filipina, rakyat melakukan gerakan sosial (people power) dan berhasilmenggulingkan


rezim diktator Ferdinand Marcos pada tahun 1986. Pada tahun 1991, politika partheid
dihapuskan di Afrika Selatan. Perubahan yang sama juga terjadi di Eropa Timur,rakyat
melakukan demonstrasi menggulingkan rezim komunis yang berkuasa. Kasus serupajuga
terjadi di Indonesia, yaitu dengan runtuhnya rezim pemerintahan Orde Baru pada tahun1998.
Sebenarnya dalam beberapa tahun terakhir ini terdapat satu isu yang amat menarikuntuk
dianalisa. Adanya demonstrasi beberapa masyarakat di wilayah Timur Tengah yang
mengundang perhatian masyarakat dunia dikarenakan gelombang demonstrasi ini menyambar
ke beberapa negara bukan hanya melibatkan satu negara saja.
2.7. Perkembangan sistem politik di Indonesia:
Umumnya perkembangan politik merupakan dimana suatu sistem di Negara tersebut telah
mengalami suatu perubahan dengan dipengaruhi oleh Globalisasi dunia dengan masuknya
suatu paham asing kedalam paham Negara itu dengan menerimanya atau sengaja
memasukanya demi mencapai suatu tujuan, Sejak merdeka,perkembangan politik di Indonesia
telah banyak mengalami perubahan seperti :
1) Sistem politik Indonesia sebelum Amendemen UUD 1945
Perkembangan politik dan sistem politik suatu negara dapat disimpulkan, salah satunya, dari
perkembangan partai-partai politiknya. Perkembangan partai politik di Indonesia dimulai sejak
zaman Belanda. Ini menjadi manifestasi bangkitnya kesadaran nasional. Pola kepartaian pada
masa itu menunjukkan keanekaragaman, ada yang bertujuan sosial (Budi Utomo dan
Muhammadiyah), ada yang menganut asas politik berdasarkan agama, seperti Masyumi, Partai
Sarikat Islam Indonesia (PSII), Partai Katolik, dan Partai Kristen Indonesia (Parkindo), dan
ada juga partai-partai yang mendasarkan diri pada suatu ideologi tertentu, seperti Partai
Nasional Indonesia (PNI) yang berasaskan nasionalisme dan Partai Komunis Indonesia (PKI)
yang berasaskan komunisme. Di masa penjajahan Jepang, kegiatan partai politik tidak
diperbolehkan, kecuali pembentuk partai golongan Islam (Masyumi).
Hukum dan Pilar-Pilar Demokrasi perkembangan politik di Indonesia setelah kemerdekaan
dapat diklasifikasikan ke dalam tiga periode:
a) Periode Demokrasi Liberal (19451959)
Masa ini ditandai dengan adanya kebebasan untuk mendirikan partai politik. Peranan partaipartai politik sangat dominan dalam menentukan arah tujuan negara melalui badan perwakilan.
Masa ini berakhir dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
b) Periode Demokrasi Terpimpin (19591966)
Masa ini ditandai dengan adanya persaingan (rivalitas) tiga kutub, yaitu antara Soekarno
(Presiden RI) yang didukung oleh partai-partai berhaluan nasionalis, PKI yang didukung oleh
partai-partai berhaluan sosialis, dan pihak militer yang dimotori oleh TNI AD. Saat itu, partai
politik memiliki posisi tawar (bargaining position) yang lemah sehingga kurang menunjukkan

aset yang berarti dalam pencaturan politik di Indonesia. Puncak periode ini adalah terjadinya
Pemberontakan G-30-S/PKI tanggal 30 September 1965.
c) Periode Orde Baru (19661998)
Inilah masa pemerintahan Soeharto (Presiden RI yang kedua) yang melakukan pembenahan
dalam sistem politik, antara lain, mengenai jumlah partai politik, yaitu melalui
penyederhanaan partai politik (fusi). Terlepas dari pasang surutnya peran partai politik dalam
menentukan perkembangan sistem politik Indonesia, Sistem Politik Demokrasi Pancasila yang
dikehendaki UUD 1945 sebelum terjadi amendemen.
2) Sistem politik Indonesia setelah Amandemen UUD 1945
Sistem politik hasil amandemen UUD 1945 tidak mengenal adanya lembaga tertinggi negara.
Semua lembaga berada pada posisi yang sebanding. Selain itu, ada lembaga negara yang
dihapuskan, yaitu DPA (Dewan Pertimbangan Agung), dan ada pula beberapa lembaga negara
yang baru, yaitu DPD (Dewan Perwakilan Daerah), MK (Mahkamah Konstitusi), dan KY
(Komisi Yudisial). Sistem politik setelah Amendemen UUD 1945 sebagai berikut.
a) Bentuk negara adalah kesatuan dan bentuk pemerintah adalah republik yang terdiri dari 33
provinsi dengan asas desentralisasi sehingga terdapat pemerintahan daerah dan pemerintahan
pusat.
b) Parlemen terdiri dari dua kamar (sistem bikameral), yaitu Dewan Perwakilan Rakyat dan
Dewan Perwakilan Daerah. Anggota DPR dipilih oleh rakyat melalui pemilu dan merupakan
perwakilan dari rakyat,sedangkan anggota DPD adalah perwakilan provinsi yang anggotanya
dipilih oleh rakyat di daerah yang bersangkutan melalui pemilu. Masa jabatannya adalah lima
tahun. DPR memiliki kekuasaan membuat undang-undang, menetapkan APBN, dan
mengawasi jalannya pemerintahan.
c) Majelis Permusyawaratan Rakyat adalah lembaga negara yang berwenang melantik
Presiden dan Wakil Presiden, memberhentikan presiden dan wakil presiden, serta mengubah
dan menetapkan UUD. Anggota MPR adalah anggota DPR dan anggota DPD yang memiliki
masa jabatan lima tahun.
d) Eksekutif dipegang dan dijalankan oleh Presiden yang berkedudukan sebagai kepala negara
dan kepala pemerintahan. Presiden dan Wakil Presiden dipilih secara langsung oleh rakyat
melalui pemilu untuk masa jabatan lima tahun dan dapat dipilih kembali satu kali dalam
jabatan yang sama. Presiden sebagai kepala pemerintahan membentuk kabinet yang terdiri dari
menteri-menteri. Menteri-menteri bertanggung jawab kepada presiden. Presiden tidak dapat
membubarkan parlemen dan tidak bertanggung jawab kepada parlemen.
e) Kekuasaan yudikatif dipegang dan dijalankan oleh Mahkamah Agung dan badan peradilan
di bawahnya bersama Mahkamah Konstitusi. Adapun Komisi Yudisial berwenang memberikan
usulan mengenai pengangkatan Hakim Agung.

f) Pemilu diselenggarakan untuk memilih anggota DPR dan DPD, juga memilih Presiden dan
Wakil Presiden dalam satu paket.
g) Sistem kepartaian adalah multipartai. Jumlah partai yang mengikuti Pemilu pada tahun
2004 adalah 24 partai dan pada tahun 2009 adalah 34 partai politik.
h) BPK merupakan badan yang memiliki kekuasaan untuk memeriksa pengelolaan dan
tanggung jawab tentang keuangan negara. Hasil pemeriksaan diserahkan kepada DPR.
Anggota BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) dipilih oleh DPR dengan memerhatikan
pertimbangan dari DPD dan selanjutnya diresmikan oleh Presiden.
i) Pada pemerintahan daerah, yaitu provinsi dan kabupaten/kota dibentuk pula badan/lembaga
legislatif, eksekutif, dan yudikatif.
(1) Kekuasaan legislatif dijalankan oleh DPRD Provinsi di wilayah
provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota di wilayah kabupaten/kota.
Anggotanya dipilih langsung oleh rakyat melalui Pemilu.
(2) Kekuasaan eksekutif pada provinsi dipegang oleh gubernur, sedang pada daerah
kabupaten/kota dipegang oleh bupati/wali kota yang semuanya dipilih langsung oleh rakyat di
daerah masing-masing melalui Pemilu.
(3) Kekuasaan yudikatif pada provinsi dijalankan oleh pengadilan tinggi dan untuk
kabupaten/kota dijalankan oleh pengadilan negeri.
2.8. Tipe-tipe Budaya Politik yang Berkembang di Indonesia:
Budaya politik merupakan pola perilaku suatu masyarakat dalam kehidupan benegara,
penyelenggaraan administrasi negara, politik pemerintahan, hukum, adat istiadat, dan norma
kebiasaan yang dihayati oleh seluruh anggota masyarakat setiap harinya. dapat di artikan
sebagai suatu sistem nilai bersama suatu masyarakat yang memiliki kesadaran untuk
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan kolektif dan penentuan kebijakan publik untuk
masyarakat seluruhnya.
Selain budaya politik itu dapat bertahan, budaya politik juga dapat terbentuk dengan adanya
pengaruh-pengaruh paham yang masuk kedalam budaya politik asli, sehingga menimbulkan
globalisasi atau perubahan-perubahan yang tidak disadari secara langsung terhadap sistem
politik yang berkembang pada saat ini.
Menurut Almond dan Verba, budaya politik demokratis merupakan gabungan dari budaya
politik partisipan, subjek, dan paroikal.
1. Budaya politik parokial
Budaya politik parokial yaitu budaya politik yang tingkat partisipasi politiknya sangat rendah.
Ciri-ciri :

Apatis

Pengetahuan politik rendah

Tidak peduli dan menarik diri terhadap kehidupan politik

Anggota masyarakat cenderung tidak menaruh minat terhadap objek politik yang luas

Kesadaran anggota masyarakat akan adanya pusat kewenangan dan kekuasaan dalam
masyarakatnya rendah

Warga negara tidak terlalu berharap dalam sistem politik

Tidak ada peranan politik yang bersifat khusus

Lingkupnya sempit dan kecil

Masyarakatnya sederhana dan tradisional

2. Budaya politik kaula


Budaya politik kaula (subjek),yaitu budaya politik yang masyarakat yang bersangkutan sudah
relatif maju baik sosial maupun ekonominya tetapi masih bersifat pasif. Budaya politik suatu
masyarakat dapat dikatakan subyek jika terdapat frekuensi orientasi yang tinggi terhadap
pengetahuan sistem politik secara umum dan objek output atau terdapat pemahaman mengenai
penguatan kebijakan yang di buat oleh pemerintah.
Ciri-ciri :

Memiliki pengetahuan dalam bidang politik yang cukup

Partisipasi politik minim

Kesadaran berpolitik rendah

Kehidupan ekonomi warga negara sudah baik

Tingkat pendidikan relatif maju

Masyarakat menyadari otoritas pemerintah sepenuhnya

Warga negara cukup puas untuk menerima apa yang berasal dari pemerintah

Warga negara menganggap dirinya kurang dapat mempengaruhi sistem politik

Masyarakat secara pasif patuh pada pejabat, pemerintah, dan undang-undang

3. Budaya politik partisipan (Modern)


Budaya politik partisipan,yaitu budaya politik yang ditandai dengan kesadaran politik yang
sangat tinggi. Masyarakat mampu memberikan opininya dan aktif dalam kegiatan politik.

Mereka memiliki pengetahuan yang memadai mengenai sistem politik secara umum, tentang
peran pemerintah dalam membuat kebijakan beserta penguatan, dan berpartisipasi aktif dalam
proses politik yang berlangsung
Ciri-ciri :

Pengetahuan tentang politik tinggi.

Kesadaran berpolitik tinggi.

Kontrol politik aktif.

Warga negara memiliki kepekaan terhadap masalah atau isu-isu mengenai kehidupan
politik.

Warga mampu menilai terhadap masalah atau isu politik.

Warga menyadari adanya kewenangan atau kekuasaan pemerintah.

Warga memiliki kesadaran akan peran, hak, dan kewajiban, dan tanggung jawabnya

Warga mampu dan berani memberikan masukan, gagasan, tuntutan, kritik terhadap
pemerintah.

Warga memiliki kesadaran untuk taat pada peraturan dan kebijakan yang dikeluarkan
tanpa perasaan tertekan.
Contoh budaya politik parokial yakni keaktifan masyarakat terhadap berbagai hal yang
berkaitan dengan politik seperti pemilu, demonstrasi, dan lain-lain.
2.9. Faktor Penentu Stabilitas Kondisi Politik Indonesia Saat ini:
Kondisi Politik Indonesia terus mengalami perkembangan. Penegakan demokrasi di Indonesia
mendapat perbaikan meskipun dalam perjalanannya banyak ditemui kendala. Namun dengan
adanya perbaikan tersebut, maka arah perkembangan kondisi politik Indonesia menuju ke arah
yang lebih baik. Asalkan faktor-faktor yang mempengaruhinya bisa dijaga dengan baik, antara
lain :
1. Kekuatan Finansial
Ekonomi Indonesia termasuk 20% yang pertumbuhannya paling pesat di dunia. Dengan
kondisi itu maka posisi tawar Indonesia sebagai negara tujuan investor untuk menanamkan
modalnya menjadi sangat sentris dan penting. Kekuatan finansial ini mempengaruhi kondisi
politik Indonesia. Para elit politik melihat peluang kekuasaan pemerintah cukup besar dalam
menguasai pengelolaan sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Kesinambungan
pertumbuhan ekonomi harus ditopang oleh stabilitas kondisi politik Indonesia. Sehingga kedua
hal ini saling berhubungan dan tarik menarik yang besar.

Tanpa stabilitas politik yang kuat maka kekuatan finansial menjadi lumpuh begitu pula
sebaliknya. Oleh karena itu pengambilan kebijakan ekonomi perlu mempertimbangkan aspekaspek yang terkait. Kebijakan ekonomi yang diambil terus mengupayakan tumbuhnya iklim
bisnis yang kondusif.
2. Penegakan Supremasi Hukum
Sebagus apapun sebuah Undang-Undang dan peraturan, tidak akan lebih baik dibanding
Undang-Undang dan Peraturan yang ditegakkan dan dijalankan oleh seluruh komponen yang
terlibat. Proses penegakan hukum Indonesia yang berjalan lancar dan memberikan manfaat
sebagaimana cita-cita pembuat undang-undang akan memperngaruhi persepsi rakyat terhadap
ketegasan dan keadilan penguasa. Penegakan hukum yang runcing ke 'bawah' namun tumpul
ke 'atas' justru dapat menyebabkan berkurangnya kepercayaan rakyat kepada pemegang
kekuasaan. Prioritas penegakan hukum menjadi sorotan publik terhadap kinerja penegak
hukum. Seberapa besar manfaat yang dihasilkan dari penegakan hukum bisa dinilai dari
manfaat ekonomi bagi negara. Contoh dalam kasus korupsi yang merebak di kalangan elit
politik, maka penegakan hukum harus diprioritaskan bagaimana mengurangi dampak kerugian
negara melalui penyitaan harta hasil korupsi dan pemiskinan koruptor itu sendiri dari pada
hukuman penjara yang beberapa tahun. Efek jera terhadap tindak pidana korupsi merupakan
hal yang krusial di mata publik.
Dengan demikian jelas penegakan hukum akan mempengaruhi kondisi politik Indonesia. Para
elit politik melihat peluang ini secara tajam untuk mengambil hati rakyat melalui pola
pencitraan.
3. Kebijakan Politik Indonesia
Langkah pemerintah dalam mengambil kebijakan politik baik dalam maupun luar negeri
langsung berdampak kepada kondisi politik Indonesia. Kebijakan politik Indonesia yaitu bebas
dan aktif harus memberikan dampak yang positif bagi pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
Peran Indonesia sangat besar dalam pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara. Dengan
kebijakan politik tersebut maka Indonesia harus bisa mengurangi dampak tekanan asing
terutama negara adikuasa.
Kebijakan Politik Negara terkadang juga mempertimbangkan dalam responnya terhadap
kebijakan luar negeri negara lain terutama negara adikuasa. Misalnya, kebijakan geopolitik
dan geostrategik luar negeri Amerika bisa saja mempengaruhi mengancam kedaulatan RI.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari adanya globalisasi yang dalam hal ini melibatkan suatu Negara masuk kedalam suatu
perubahan atau perkembangan yang tidak dapat dihindari. Atau juga proses alamiah yang akan
membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu
tatanan kehidupan baru dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya
masyarakat. Dan Globalisasi juga merupakan suatu proses yang mencakup keseluruhan dalam
berbagai bidang kehidupan sehingga tidak tampak lagi adanya batas-batas yang mengikat
secara nyata.
Adanya Globalisasi Politik, Indonesia dapat dengan mudah melakukan komunikasi
Internasional, sehingga meningkatkan kapasitas dan kinerja politik luar negeri dalam
memberikan kontribusi bagi proses demokralisasi, stabilitas politik, dan persatuan Nasional
dan lebih memperkuat kinerja Diplomasi Indonesia dengan luar negeri, sehingga pulihnya
citra Indonesia dan kepercayaan masyarakat Internasional.
Perkembangan suatu Politik di Negara banyak dipengaruhi oleh globalisasi. Indonesia telah
banyak sekali mengalami suatu perubahan sistem Pemerintahan dari zaman Kolonialisme
hingga sekarang, banyak sekali Ideologi-ideologi asing yang masuk kedalam sistem Negara
ini, yakni contoh ketika pada saat Soekarno mengadopsi paham Komunisme dengan
Demokrasi Terpimpinya, pada saat itu banyak sekali pertentangan-pertentangan dari berbagai
pihak, selain itu masih banyak Negara-negara yang sistem politiknya berubah diakibatkan oleh
Globalisasi politik, dengan menimbulkan suatu kekerasan dan pemeberontakan sebagai bentuk
protes terhadap pemerintahnya.
Jadi Globalisasi sangat Mendominasi suatu perubahan politik di suatu Negara maupun Daerah,
tetapi banyak juga yang masih kental akan kebudayaan yang di pegang teguh selamanya.

DAFTAR PUSTAKA
http://restilestarinilovekorea.blogspot.com/2010/09/pkn-budaya-politik.html
http://www.tuliskan.com/2013/03/pengertian-dan-pentingnya-globalisasi-bagiIndonesia.html
http://pelajaran-lengkap.blogspot.com/2013/09/pengertian-macam-macam-budayapolitik.html
https://www.facebook.com/GudangIlmu/posts
http://www.slideshare.net/kukuhnapakimuttaqin/globalisasi-politik
http://icun1922.blogspot.com/2013/03/makalah-pkn-pengaruh-globalisasi-di.html

También podría gustarte