Está en la página 1de 2

Autisme adalah gangguan perkembangan yang ditandai dengan perkembangan gangguan

dalam komunikasi, interaksi sosial, dan perilaku. Autisme menimpa satu dari sekitar 100 anak
dan mempengaruhi kehidupan baik anak itu sendiri maupun keluarga mereka. Penyakit autis
cenderung lebih banyak pada jenis kelamin laki-laki lima kali lipat dibandingkan pada jenis
kelamin perempuan.
Pengertian Autis kadang dikaitkan dengan pengklasifikasian sebagai gangguan
perkembangan pervasif, kategori gangguan yang sering digambarkan secara bergantian
dengan spektrum yang luas dari gangguan perkembangan yang mempengaruhi anak-anak dan
orang dewasa yang disebut gangguan spektrum autistik (ASD). Kisaran gangguan gejala
autis ini bervariasi dari individu sangat terganggu dengan autisme kepada individu-individu
lain yang memiliki kelainan interaksi sosial tetapi kecerdasan normal (sindrom Asperger).
Selain itu, autisme dapat ditemukan berhubungan dengan gangguan lain seperti
keterbelakangan mental dan kondisi medis tertentu. Tingkat gejala autisme dapat berkisar
dari ringan sampai parah. Penderita autis yang ringan mungkin saja tampak normal, namun
pada gejala autisme yang parah mungkin memiliki cacat intelektual yang ekstrim.
Bagi sebagian orang, mungkin akan bertanya apa itu autis? Apakah penyakit autis ini
berkaitan dengan genetik? Karena gangguan yang berbeda dapat mengakibatkan autisme,
pertanyaan tersebut cukup rumit untuk dijelaskan. Beberapa gangguan seperti sindrom X dan
tuberous sclerosis, yang keduanya berhubungan dengan autisme, merupakan penyakit genetik
(warisan). Studi terbaru menemukan bahwa gen untuk setidaknya satu jenis autisme keluarga
mungkin terdapat pada kromosom 13. Namun, mayoritas penderita autisme tidak memiliki
sejarah keluarga yang kuat adanya , yang mendukung premis bahwa lingkungan atau
kombinasi dari faktor lingkungan dan genetik berkontribusi pada pengembangan autisme.
Dalam konteks ini, lingkungan dimaksudkan untuk menunjukkan adanya faktor non-genetik,
termasuk infeksi, racun, nutrisi, dan lain sebagainya.

Bagaimana Autisme Di Diagnosis Pada Anak-Anak dan


Orang Dewasa?
Fitur penting dari ciri-ciri autisme adalah gangguan perkembangan signifikan atau abnormal
dari komunikasi dan interaksi sosial. Sebelum melakukan terapi autis pada penderita,
penting untuk evaluasi medis dimulai dengan riwayat kesehatan menyeluruh dan pemeriksaan
fisik. Pemeriksaan ini harus dilakukan oleh seorang praktisi tidak hanya akrab dengan
autisme, tetapi dengan gangguan lain yang mungkin tampak mirip atau meniru gejala
autisme. Praktisi harus memiliki keahlian khusus dalam pemeriksaan gangguan neurologis.
Sebagai contoh, adanya kelemahan ringan atau refleks meningkat pada satu sisi tubuh akan
menyebabkan pemeriksa untuk menyimpulkan bahwa terdapat kelainan struktural dalam otak
sehingga perlu pemeriksaan MRI otak. Sejarah dan pemeriksaan fisik akan menunjuk
pemeriksa untuk tes diagnostik khusus dalam rangka mengevaluasi kondisi lain yang
berhubungan dengan autisme atau keterlambatan perkembangan.
Setiap anak yang memiliki keterlambatan bahasa harus memiliki pendengaran yang
dievaluasi secara bertahap. Agar perkembangan bahasa dapat kembali normal, penderita
autisme harus memiliki kemampuan mendengar yang cukup pada volume rendah dalam
rentang frekuensi tinggi.

Baik pada anak-anak maupun dewasa, pemeriksaan neurologis normal tidak perlu dilakukan
seperti otak CT scan atau MRI scan. Namun, jika pemeriksaan neurologis pada penderita
autis adalah sugestif dari lesi otak struktural, maka studi neuroimaging sebaiknya CT Scan
MRI harus dilakukan.
DiagnosIs yang paling baik adalah dengan cara seksama mengamati perilaku anak dalam
berkomunikasi, bertingkah laku dan tingkat perkembangannya. Pemeriksaan klinis dan
penunjang lainnya mungkin diperlukan untuk memastikan kemungkinan adanya penyebab
lain tersebut karena karakteristik dari penyandang autis ini banyak sekali ragamnya sehingga
cara diagnosa yang paling ideal adalah dengan memeriksakan anak pada beberapa tim dokter
ahli seperti ahli neurologis, ahli psikologi anak, ahli penyakit anak, ahli terapi bahasa, ahli
pengajar dan ahli profesional lainnya dibidang autis.
Dokter ahli atau praktisi kesehatan profesional yang hanya mempunyai sedikit pengetahuan
dan wawasan mengenai autisme akan mengalami kesulitan dalam mendiagnosa autisme.
Kadang-kadang dokter ahli atau praktisi kesehatan profesional keliru melakukan diagnosa
dan tidak melibatkan orang tua sewaktu melakukan diagnosa. Kesulitan dalam pemahaman
autisme dapat menjurus pada kesalahan dalam memberikan pelayanan kepada penyandang
autisme yang secara umum sangat memerlukan perhatian yang khusus dan rumit.
Hasil pengamatan sesaat belumlah dapat disimpulkan sebagai hasil mutlak dari kemampuan
dan perilaku seorang anak. Masukkan dari orang tua mengenai kronologi perkembangan anak
adalah hal terpenting dalam menentukan keakuratan hasil diagnosa. Secara sekilas,
penyandang autis dapat terlihat seperti anak dengan keterbelakangan mental, kelainan
perilaku, gangguan pendengaran atau bahkan berperilaku aneh dan nyentrik. Yang lebih
menyulitkan lagi adalah semua gejala autism tersebut diatas dapat timbul secara bersamaan.
Karenanya sangatlah penting untuk membedakan antara autis dengan yang lainnya sehingga
diagnosa yang akurat dan penanganan sedini mungkin dapat dilakukan untuk menentukan
terapi yang tepat.

También podría gustarte