Está en la página 1de 5

No.

dokumen

STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)

Tanggal Terbit :

FISIOTERAPI DADA
No. revisi

Halaman :

Ditetapkan Direktur,

Drg. Rias Ari Mukti


PENGERTIAN Suatu usaha untuk mengeluarkan secret dari dalam paru-paru atau trachea, baik
dengan cara batuk maupun penghisapan dalam waktu yang singkat dan energi
yang sedikit.
TUJUAN
1; Untuk mempertahankan, memperbaiki dan mencapai keefektifan dari
seluruh bagian paru-paru termasuk relaksasi otot pernapasan.
2; Untuk mencegah kolaps dari pada suatu bagian paru-paru yang disebabkan
oleh terhambatnya sekresi secret.
3; Menghindari terjadinya bronchopneumonia dan komplikasi pernapasan
lainnya.
4; Untuk mempertahankan kelancaran sistem sirkulasi agar tidak terjadi
komplikasi pada pembuluh darah.
5; Untuk mempertahankan suatu pengaturan yang baik daripada semua
gerakan persendian.
6; Untuk mencegah atropi otot-otot.
KEBIJAKAN Memberikan Pelayanan Medik dan Keperawatan yang Cepat, Cermat, Tepat,
Aman, Nyaman, Komunikatif, Manusiawi, Bermutu,dan Memuaskan.
PROSEDUR Fisioterapi dada terdiri dari :
a; Latihan pernapasan (breathing exercise)
Tujuan :
Membantu lancarnya pengeluaran secresi dan merangsang terjadinya batuk
serta mendapatkan pengembangan yang maksimal dari pada bagian paruparu yang terpengaruh atau terkena penyakit.
Bentuk latihan pernapasan :
1; Pernapasan diaphragma
2; Pernapasan thorak (dada)
Caranya :
1; Melatih pasien bagaimana caranya bernapas dalam dengan
menggunakan diafragma. Pasien disuruh menghembuskan napas
lewat mulut kemudian menarik napas lewat mulut kemudian menaik
napas lewat hidung secara perlahan.
2; Pasien bernapasan dalam seperti (1) dengan frekuensi 5-20 kali

tarikan / hembusan napas lalu dibatukkan.


3; Latihan napas dilakukan setiap 1-2 jam.
b; Menepuk (cuping /clapping)
Tujuan :
Untuk menolong mendorong dalam menggerakkan sekresi-sekresi paruparu yang diharapkan dapat keluar secara gaya berat (gravity). Teknik ini
dilakukan dengan menepuk-nepukkan tangan kita dalam posisi
tertelungkup.
Caranya :
1; Penepukan pada dinding thoraks pasien 30 detik pada suatu daerah
penepukan.
2; Tepukan dapat membuat secret terlepas sehingga udara dapat masuk ke
paru-paru dan secresi bisa keluar kearah bronchus dan trachea lalu pasien
di suruh batuk.
3; Pada waktu penepukan perhatikanlah keadaan umum pasien dan reaksi
pasien.
c; Menggetarkan (vibrating)
Tujuan :
i; Merangsang terjadinya batuk
ii; Membantu lancarnya pengeluaran secresi.
Caranya :
1; Pasien disuruh bernafas diafragma
2; Letakkan kedua tangan kita keatas dinding thoraks pada waktu pasien
mengeluarkan nafas, kita lakukan tindakan menggetarkan tangan kita.
3; Setalah dilakukan vibrasi 3-4 kali lalu disuruh batuk.
Perhatian :
1; Tindakan ini bisa dilakukan dengan vibrator (alat memakai tenaga
listrik).
2; Cegah terjadinya kerusakan tulang iga dan organ-organ didalamnya.
Adapun posisi clapping atau fibrasi pada :

Seluruh lebar bahu atau meluas beberapa jari ke klavikula apabila


daerah paru yang perlu di clapping/vibrasi adalah daerah bronkus
apikal.

Lebar bahu masing-masing sisi apabila yang akan di clapping dan


vibrasi adalah daerah bronkus posterior.

Dada depan di bawah klavikula, apabila yang akan di clapping dan


vibrasi adalah daerah bronkus anterior.

Anterior dan lateral dada kanan dan lipat ketiak sampai midanterior
dada apabila yang akan di clapping dan vibrasi adalah daerah lobus
tengah (bronkus lateral dan medial).

Lipat ketiak kiri sampai midanterior dada apabila yang akan di


clapping dan vibrasi adalah daerah bronkus superor dan inferior.

Sepertiga bawah kosta posterior kedua sisi, apabila yang akan di


clapping dan vibrasi adalah daerah bronkus apikal.

Sepertiga bawah kosta posterior kedua sisi, apabila yang akan di


clapping dan vibrasi adalah daerah bronkus medial.

Sepertiga bawah kosta posterior kanan, apabila yang di clapping dan


vibrasi adalah daerah bronkus lateral.

Sepertiga bawah kosta posterior kedua sisi, apabila yang di clapping


dan vibrasi adalah daerah bronkus posterior.
d; Drainage (postural drainage)
Tujuan :
1; Agar tidak terjadi penimbunan sekresi didalam paru-paru.
2; Mencegah terhambatnya saluran Bronchus dan dengan demikian
mencegah kolaps dari paru-paru.
Caranya :
1; Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan.
2; Cuci tangan.
3; Atur posisi:

Pasien diposisikan menungging / head down (sesuai dengan


kasus)selama 15-60 menit lalu disuruh batuk-batuk.

Semi-Fowler bersandar ke kanan, ke kiri lalu ke depan apabila


daerah yang akan didrainase pada lobus atas bronkus apikal.

Tegak dengan sudut 45 membungkuk ke depan pada bantal dengan


45 ke kiri dan kanan apabila daerah yang akan didraenase bronkus
posterior.

Berbaring dengan bantal di bawah lutut apabila yang akan


didraenase bronkus anterior.

Posisi Trendelenburg dengan sudut 30 atau dengan menaikkan kaki


tempat tidur 35-45 cm, sedikit miring ke kiri apabila yang akan
didraenase pada lobus tengah (bronkus lateral dan medial).

Posisi Trendelenburg dengan sudut 30 atas dengan menaikkan kaki


tempat tidur 35-40 cm, sedikit miring ke kanan apabila daaerah yang
akan didrainase bronkus superior dan inferior.

Condong dengan bantal di bawah panggul apabila yang didrainase


bronkus apikal.

Posisi Trendelenburg dengan sudut 45 atau dengan menaikkan kaki


tempat tidur 45-50 cm ke samping kanan, apabila yang akan
didrainase bronkus medial.

Posisi Trendelenburg dengan sudut 45 atau dengan menaikkan kaki


tempat tidur 45-50 cm ke samping kiri, apabila yang di drainase
bronkus lateral.

Posisi Trendelenburg condong dengan sudut 45 dengan bantal di


bawah panggul, apabila yang akan didrainase bronkus superior
4; Lama pengaturan posisi pertama kali adalah 10 menit, kemudian periode

selanjutnya kurang lebih 15-30 menit.


5; Lakukan observasi tanda vital selama prosedur.
6; Setelah pelaksanaan drainase postural lakukan clapping, vibrasi, dan
pengisapan (suction).
7; Cuci tangan seteah prosedur dilakukan.
e; Suction intra trachea
Dilakukan pada :
1; Pasien dengan retensi sputum : status asmaticus, pneumonia, dll.
2; Pasien dengan tirah baring yang lama.
3; Pasien dengan pemasangan alat bantu nafas (kecuali pasien post
trepanasi dan oedema paru)
4; Pasien yang dilakukan trakheostomi.
5; Pasien dengan post trakheostomi : tumor paru, open heart, hernia
diafragma, dll.
6; Pasien dengan kelumpuhan otot pernapasan : GBS, myastenia grafis,
fraktur cervikal, dll.
Persiapan Alat :
1; Alat suction / zuig aparat
2; Oksigen dan perlengkapannya
3; Kateter penghisap / kateter suction steril dengan diameter dari
diameter kanula trakheostomi / tube.
4; Kateter penghisap tidak steril untuk membersihkan mulut.
5; Sarung tangan steril
6; Kassa steril 2-3 lembar
7; Alkohol 70%
8; Cairan PZ / aquades steril untuk membilas
9; Bengkok
10; Kom berisi air bersih
11; Stetoskop
12; Bag and mask
Persiapan pasien :
1; Pasien diberitahu tentang tindakan yang akan dilakukan
2; Posisi pasien diatur sesuai dengan keadaan.
Cara kerja :
1; Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
2; Dengarkan suara nafas pasien dengan stetoskop.
3; Memberikan oksigenasi 100% untuk pasien respirator 5-10 kali
pernafasan
4; Memakai sarung tangan steril kemudian mengambil kateter menghisap
steril yang sudah dibasahi alkohol 70%
5; Alat suction /penghisap dihidupkan dan dipegang tangan kiri
6; Tube / trakheostomi dibuka dan didesinfeksi dengan kasa yang sudah
dibasahi alkohol 70%.
7; Kateter penghisap dimasukkan dengan posisi ditekuk dan waktu

menghisap baru dibuka.


8; Kateter penghisap ditarik sambil diputar (perhatikan teknik aseptik).
9; Kateter penghisap yang telah digunakan untuk menghisap didesinfeksi
dengan kasa alkohol 70% lalu dibilas dengan PZ / Aquades steril.
10; Setelah dilakukan penghisapan, lakukan oksigenasi kembali sambil
dilakukan clapping pada dada / punggung secara bergantian.
11; Prosedur no. 6 s/d 10 dilakukan berulang-ulang sampai suara nafas
bersih.
12; Dengarkan suara nafas dengan stetoskop
13; Alat dibereskan, pasien dikembalikan ke posisi semula.
Perhatian :
a; Suction intracheal ini dilakukan setiap 2-4 jam sekali dan dilakukan
sebelum pemberian makan atau sonde.
b; Lakukan sewaktu-waktu bila suara nafas kotor atau sekret banyak.
c; Selama melakukan harus diperhatikan pula tanda-tanda vital pasien.
UNIT TERKAIT IRNA

También podría gustarte