Está en la página 1de 32

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

S
DENGAN DIAGNOSA MEDIS CRONIC OBSTRUBTIC PULMONARY DISEASE
DI RUANG CEMPAKA RSUD TABANAN
TANGGAL 6 - 9 NOVEMBER

OLEH :

I PUTU ADITYA WARDANA

(P07120015088)

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR


JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2016
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. S

DENGAN DIAGNOSA MEDIS CRONIC OBSTRUBTIC PULMONARY DISEASE


DI RUANG CEMPAKA RSUD TABANAN
TANGGAL 6 - 9 NOVEMBER
I.

PENGKAJIAN
1.

Identitas

a. Identitas Pasien
Nama

: Tn. S

Umur

: 79 tahun

Agama

: Hindu

Jenis Kelamin

: Laki - laki

Status

: Menikah

Pendidikan

: Sd

Pekerjaan

: Buruh

Suku Bangsa

: Indonesia

Alamat

: Banjar Buwit Delod, Sema Kediri

Tanggal Masuk

: 29-10-2016

Tanggal Pengkajian : 6 November 2016


No. Register

: 298340

Diagnosa Medis

: PPOK susp TU Paru

b. Identitas Penanggung Jawab


Nama

: Tn. D

Umur

: 46 Tahun

Hub. Dengan Pasien : Anak Kandung


Pekerjaan

: Buruh

Alamat

: Banjar Buwit Delod, Sema Kediri

2. Status Kesehatan
a. Status Kesehatan Saat Ini
1) Keluhan Utama (Saat MRS dan saat ini)

Batuk berdahak +, kadang disertai dengan darah, nafsu makan berkurang, lemas
2) Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit saat ini
Panas sejak tadi siang disertai dengan batuk +, dahak +, kadang-kadang disertai dengan darah,
riwayat batuk berdahak disertai dengan dahak sejak 2 bulan yang lalu, riwayat penyakit sesak
3) Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Pemeberian Nebulizer, Monitor tanda-tanda vital secara periodik setiap 8 jam, Monitor EKG,
Pasang Infus RL 20 tpm , Sampel darah, AGD, Pemeriksaan RO Thorax, Pemberian obat
levofloxaxin 1x1, Pct 3x1, methyl predisolon
b. Satus Kesehatan Masa Lalu
1) Penyakit yang pernah dialami
Keluarga pasien mengatakan pasien pernah mengalami sesak nafas dan nyeri yang dirasakan
seperti saat ini sebelumnya pasien hanya merasakan sakit biasa dan tidak terlalu parah seperti
yang di rasakan sekarang, pasien mempunyai riwayat hipertensi.
2) Pernah dirawat
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien belum pernah dirawat inap, hanya dirawat ke dokter
umum di kampungnya
3) Alergi
Pasien tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat dan makanan.
4) Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll)
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien dulu seorang perokok dan terbiasa meminum kopi.
c.

Riwayat Penyakit Keluarga


Keluarga pasien mengatakan memiliki riwayat penyakit asma pada keluarganya.

d. Diagnosa Medis dan therapy


Pasien didiagnosa mengalami Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) susp TU Paru, dan
diberikan penanganan berupa :

a.
b.
c.
d.
e.

Combivent
Pct (Tab)
Methyl Predisolon
Levoflocaxine (500 mg)
Codein

2x1 amp
3x1
2x1
1x1
3x1

3. Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)


a.

Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan


Pasien terlihat sangat cemas dengan penyakit yang dideritanya, karena sebelumnya pasien tidak
pernah mengalami penyakit seperti yang dirasakan saat ini lebih berat yaitu sesak nafas dan
nyeri dada, Pasien tampak gelisah, dan ini merupakan pertamakalinya pasien rawat inap di
Rumahsakit.

b. Pola Nutrisi-Metabolik
Sebelum sakit

Sebelum sakit keluarga pasien mengatakan bahwa pasien makan dengan porsi biasa 3x1 sehari,
dengan mandiri. Minum bisa sebanyak 1,5 liter perhari.
Saat sakit

Pasien mengatakan nafsu makan menurun, makanan yang diberikan rumah sakit tidak dapat
dihabiskan, pasien makan dengan disuapin oleh keluarganya, serta pasien tidak makan makanan
sampingan/makanan dari luar Rumah Sakit. Pasien minum habis hanya 2 gelas/hari.
c.

Pola Eliminasi

1) BAB & BAK


Sebelum sakit

Keluarga pasien mengatakan pasien mampu BAB & BAK secara normal dan mandiri di pagi hari
dengan tekstur feses lembek dan berwarna kuning kecoklatan berbentuk colon, warna urine
kuning dan berbau ammonia.
Saatsakit

Keluarga Pasien mengatakan BAB dan BAK pasien tidak lancar, warna urine kuning dan bau
khas urine, BAB pasien tidak lancar kadang bisa 1 kali dalam 3 hari, dan frekwensinya sedikit.
Input Cairan:
Infus RL (2 FLS)

= 1000 cc

Infus NaCl

= 500 cc

Amino fluid

= 500 cc

Makan

= 500 cc

Minum

= 600 cc +
3100 cc

Output cairan: BAK

= 2160 cc

BAB

= 50 cc

IWL

= 900 cc +

(15 cc x 60 kg)

= 3060 cc
Jadi Balance cairan Tn S dalam 24 jam Intake cairan - output cairan 3100 cc 3210 cc =
- 110
d. Pola aktivitas danlatihan
1) Aktivitas
KemampuanPerawatanDi

ri
Makandanminum

Mandi

Toileting

Berpakaian

Berpindah

0: mandiri, 1: Alatbantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain danalat, 4: tergantung total
2) Latihan

Sebelumsakit

Keluarga pasien mengatakan pasien melakukan aktifitasnya seperti biasa dengan mandiri sebagai
seorang buruh.
Saat sakit
Pasien tampak kesulitan melakukan aktifitas untuk memenuhi kebutuhan pokoknya sangat
ketergantungan dengan orang lain dan alat.
e.

Pola kognitif dan Persepsi

Pasien berkomunikasi kurang baik, pandangan pasien baik dan jelas, pasien bingung untuk
menjawab pertanyaan perawat, keluarga Pasien mengatakan tidak pernah memperhatikan
penyakit yang dialami pasien. Pasien dan keluarga pasien juga masih belum mengerti tentang
penyakit yang diderita pasien. Pasien dan keluarga banyak bertanya tentang penyakit yang
dialaminya
f.

Pola Persepsi-Konsep diri


1. Identitas diri : Pasien mampu mengenali dirinya sebagai seorang kepala keluarga dengan
2 anak.
2. Gambaran diri : Pasien merasa kalau dirinya sakit dan memerlukan pertolongan.
3. Ideal diri : Pasien mengatakan ingin segera sembuh dan dapat berkumpul dengan
keluarganya dirumah.
4. Harga diri : Pasien tidak merasa minder dengan keadaan yang sekarang dan tampak selalu
kooperatif terhadap perawat yang merawatnya.
5. Peran diri : Selama ini pasien berperan sebagai kepala rumah tangga bagi keluarganya.

g.

Pola Tidur dan Istirahat


Sebelumsakit

Keluarga pasien mengatakan pasien biasa tidur malam kurang lebih 7 jam, mulai pukul 23.00
WITA sampai 06.00 WITA.
Saat sakit

Keluarga Pasien mengatakan tidur malam selama kurang lebih 4 jam dengan kualitastidur yang
buruk , mulai pukul 23.00 WITA sampai 03.00 WITA, dan terkadang pasien tidur siang kurang
lebih 1 jam
h. Pola Peran-Hubungan
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mampu berinteraksi dan mengenal lingkungan dengan
baik, pasien ramah dengan keluarga dan lingkungan sekitarnya.
i.

Pola Seksual-Reproduksi
Sebelumsakit

Pasien adalah seorang lansia yang sudah mempunyai 4 orang anak

Saatsakit

Pasien tidak mampu melakukan BAB dan BAK secara mandiri, sehingga membutuhkan orang
lain untuk membantunya.
j.

Pola Toleransi Stress-Koping


Keluarga pasien mengatakan pasien bila ada masalah selalau membicarakan dengan keluarganya,
pasien tampak cemas dan takut dengan penyakit yang di deritanya

k. Pola Nilai-Kepercayaan
Keluarga pasien mengatakan bahwa sebelum sakit pasien biasa sembahyang 3 waktu di pura,
namun sekarang hanya bisa berdoa diatas tempat tidur.
4.

Pengkajian Fisik

a.

Keadaan umum : CM
Tingkat kesadaran : Composmetis / apatis / somnolen / sopor/koma
GCS

: verbal: 5 Psikomotor: 6 Mata : 4

b. Tanda-tanda Vital : Nadi = 80 x/menit, Suhu = 36 derajat, TD = 110/60 mmhg RR = 25 x/menit


c.

Keadaan fisik

a.

Kepala dan leher

Bentuk mesochepal, keadaan rambut bersih warna rambut putih, Tidak terdapat pembesaran
kelenjar tiroid, nyeri tekan (-), lesi (-), benjolan (-), suhu kulit teraba hangat.
b. Thorak
1. Inspeksi : Bentuk simetris kanan dan kiri,
2. Palpasi : Nyeri pada dada sebelah kiri, ada bantuan otot bantu pernapasan (retraksi otot)
3. Perkusi : Suara paru sonor, suara jantung redup.
4. Auskultasi : Bunyi jantung S1, S2, reguler

c.

Payudara dan ketiak :


inspeksi : kebersihan ketiak terjaga bersih, kulit elastis tidak ada pembesaran di daerah payudara
palpasi : tidak ada lesi dan nyeri

d. abdomen

1. inspeksi : Kulit bersih tidak ada luka pada daerah abdomen


2. Auskultasi : Paristaltik usus 12x/menit dengan kekuatan usus lemah
3. Perkusi : Suara timpani
4. Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan pada daerah abdomen
e.

Genetalia

Tidak ada kelainan


f.

Integumen :
Kulit bersih, turgor kulit baik (elastic), warna kulit coklat, pasien tampak berkeringat, CRT 2
detik

g.

Ekstremitas

Atas
Anggota gerak lengkap pada kedua tangan kanan dan kiri, pergerakan bebas, pasien
terpasang jarum infus pada tangan kiri, keadaan area daerah jarum infus bersih, dengan
pemberian infus 20 tetes/menit

Bawah
Anggota gerak lengkap pada kaki kanan dan kiri, dan tidak terdapat edema pada kaki kanan
dan kiri

h. Neurologis

Status mental dan emosi :


Cara berpakaian klien kurang rapi, ekspresi wajah tampak lemah pucat, bicara klien dengan
pelan dan kecil, GCS mata : 4, verbal : 5, Motorik : 6.

Pengkajian saraf kranial :


Saraf olfaktorius bersih dari sumabatan tidak ada gangguan, saraf optikus pasien terganggu
pasien rabun dekat, saraf trigeminus tidak terganggu sentuhan dirasakan (+), saraf facialis tidak
terganggu pasien dapat merasakan rasa, saraf vestibulotrochlear tidak terganggu pasien dapat
mendengar suara, saraf glosofangeus dan vagus tidak terganggu pasien sanggup menelan dengan
baik, saraf assesorius tidak terganggu pasien bisa menggerakkan bahu secara bersamaan, saraf
hipoglosus tidak terganggu pasien dapat menggerakkan lidah ke kiri dan ke kanan.

Pemeriksaan refleks (motorik) :

Pasien duduk, jongkok, berdiri harus dibantu dengan orang lain, tidak bisa melakukan aktifitas
motorik seperti saat sehat.
b. Pemeriksaan Penunjang
1. Data laboratorium yang berhubungan
1. Laboratorium darah lengkap pada
Tanggal 29 November 2016
Jenis Pemeriksaan

KE

Hasil

Satuan

Nilai

Metode

Rujuka
n

Elektrolit
Natrium

123

MMOL/

135-155

ISE

Kalium

3,4

3,5-5,5

ISE

klorida

89

MMOL/

95-105

ISE

L
MMOL/
L
Hematologi
Darah lengkap 5 diff
Hemoglobin

10,9

Gr/dl

13,0-18,0

Spectrophotometri

Hematokrit

34,7

39,0-54,0

Kalkulasi

Lekosit

18,3

10^3/ul

4,0-10,0

Optical count

150-500

Optical count

4,4-6,0

Optical count

40,0-74,0

Kalkulasi

19,0-48,0

Kalkulasi

3,40-9,00

Kalkulasi

0,6-7,0

Kalkulasi

0,0-1,5

Kalkulasi

Trombosit
Eritrosit

210
L

4,20

83,3

8,32

HITUNG JENIS DIFF

NEU%
LIM%
MONO%
EOS%
BASO%

INDEX ERITROSIT
MCV
MCH

10^3/ul
10^6/ul

8,01

%
%
%

0,03
0

%
%

0,32
1

MCHC

RDW

MPV
L
KIMIA KLINIK
Glukosa

Fl

82-92

Optical count

82,6

Pg

27-31

Kalkulasi

25,9

g/dl

32-36

Kalkulasi

31,4

11,6-14,8

kalkulasi

13,7

fl

6,8-10,0

MG/DL

74-106

GHOD

MG/DL

8-18

GLDH

5,95

BUN
H

125
13

2. Pemeriksaan radiologi
Tanggal 3 November 2016

Enhancing solid mass dengan ukuran 65,3x82x86,1 mm di segmen anteroapicoposterior


lobus superior paru kiri disertasi pnemoniac reaction(T3N0M0)

Efusi pleura kiri

Artheosklerosis di aorta

Multiple lesi hipodens di lobus kanan hepar suspect proses metatase

3. Pemeriksaan penunjang diagnostic lain


Uji Makroskopis dalam pot berisi 2 cc sputum, kental berwarna merah

5.

Sputum purulen + bacterial infection

ANALISA DATA

A. Tabel Analisa Data


DATA
1. DS: Tn. S
mengatakan bahwa

Etiologi
Ketidaknyamanan pada mulut
(inflamasi)

dirinya batuk

Respon tubuh menghasilkan sputum

mengeluarkan
sputum

MASALAH
Bersihan jalan nafas
tidak efektif

Peningkatan produk sekret


Bersihan jalan nafas tidak efektif

DO: RR: 24x/menit,


pasien batuk
peningkatan akumulasi sekret
batuk produktif
2. DS: Tn. S

kurang dari kebutuhan


tubuh

mengatakan saya

anoreksia

merasa tidak nafsu

Perubahan nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh

makan

Perubahan nutrisi

DO: Berat badan


pasien menurun

Suplai O2 ke seleruh tubuh menurun


Intoleransi Aktifitas

3. DS : Tn. S

Kompensasi tubuh untuk memenuhi


kebutuhan O2 meningkat

mengatakan tidak
bisa beraktifitas dan
terus merasa

Penggunaan energy untuk bernafas


meningkat

kelelahan
DO : Pasien tampak
lemas dan pucat,
pemenuhan
kebutuhan
tergantung dengan

Intoleransi aktiftas

orang lain dan alat.

B. Tabel Daftar Diagnosa Keperawatan /Masalah Kolaboratif Berdasarkan Prioritas


NO

TANGGAL /

DIAGNOSA KEPERAWATAN

TANGGAL

JAM

Ttd

TERATASI

DITEMUKAN

1.

6 November

1. Tidak

2016

efektifnnya

berhubungan

bersihan

dengan

jalan

kontriksi

nafas
bronkus

peningkatan pembentukan sputum, batuk tidak


efektif, infeksi bronkopulmonal.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan produksi sputum berlebih.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
hipoksemia,keletihan, pola napas tidak efektif.

C. Rencana Tindakan Keperawatan


Hari/

No

Tgl

Dx

Minggu

Rencana Perawatan
Tujuan dan Kriteria

Rasional

Setelah dilakukan ASKEP Mandiri


selama

diharapkan bersihan jalan

2016

Intervensi

Hasil

/
Nov.

Ttd

24

jam

nafas kembali efektif


1. Frekuensi
normal

napas
(16-

20x/menit)
2. Tidak sesak
3. Tidak ada sputum
4. Batuk berkurang

1. Auskultasi bunyi napas.

1. Beberapa

derajat

Catat adanya bunyi napas,

spasme

bronkus

mis.,

terjadi

dengan

mengi,

krekels,

ronki

obstruksi

2. Kaji/pantau

frekuensi

pernapasan. Catat rasio


inspirasi/ekspirasi

nyaman,

mis.,

peninggian kepala tempat

dan

dapat/tak
dimanifestasikan
adanya

3. Kaji pasien untuk posisi


yang

napas

jalan

bunyi

napas adventisius,
mis.,
krekels

penyebaran,
basah,

tidur,

duduk

padasandaran tempat tidu


4. Pertahankan

posisi

lingkungan

minimum,

mis., debu, asap, dan ulu


bantal yang berhubungan
dengan kondisi individu
5. Dorong/bantu

latihan

napas abdomen atau bibir


6. Observasi

karakteristik
menetap,

(bronchitis); bunyi
napas

redup

dengan

ekspirasi

mengi (emfisema);
atau

tak

adanya

bunyi napas (asma


berat).
2. Takipnea biasanya
ada pada beberapa
derajat dan dapat
ditemukan

pada

penerimaan

atau

batuk,

mis.,

batuk

pendek,

basah.

selama

Bantu

tindakan

untuk

stres/adanya proses

memperbaiki keefektifan

infeksi

akut.

upaya batuk

Pernapasan

dapat

7. Tingkatkan
cairan
3000ml/hari
toleransi jantung.

masukan
sampai
sesuai

melambat

dan

frekuensi ekpirasi
memanjang
disbanding
inspirasi.
3. Peninggian kepala
tempat

tidur

mempermudah
fungsi

pernapsan

dengan
menggunakan
graviatsi.

Namun

pasien

dengan

distres berat akan


mencari

posisi

yang paling mudah


untuk

bernapas.

Sokongan
tangan/kaki dengan
meja, bantal, dan
lain-lain membantu
menurunkan
kelemahan otot dan
dapat sebagai alat
ekspansi dada.
4. Pencetus

tipe

reaksi

alergi

pernapasan
dapat

yang

mentriger

episode akut.
5. Memberikan
pasien

beberapa

cara

untuk

mengatasi

dan

mengontrol
dispnea

dan

menurunkan
jebakan udara.
6. Batuk

dapat

menetap
tidak

tetapi
efektif,

khususnya

bila

pasien lansia, sakit


akut,

atau

kelemahan. Batuk
paling efektif pada
posisi duduk tinggi
atau
bawah

kepala

di

setelah

perkusi dada.
7. Hidrasi
memebantu
menurunkan
kekentalan sekret,
mempermudah
pengeluaran.
Pengguanaan
cairan hangat dapat
menurunkan
spasme

bronkus.

Cairan

selama

makan

dapat

meningkatkan
distensi gaster dan
tekanan

pada

diafragma.
Kolaborasi
8. Berikan

obat

sesuai

indikasi.

halus

9. Bronkodilator, mis., agonis:

epinefrin

(Adrenalin, Vaponefrin);
albuterol

8. Merilekskan

Proventil,

Ventolin);

terbutalin

(Brethine,

Brethaire);

isoetarin

(Brokosol,

Bronkometer);
10. Xantin, mis.aminofilin,
oxtrifilin, teofilin.
11. Kromolin
(intal),
flunisolida (Aerobid)
12. Steroid oral, IV, dan

otot
dan

menurunkan
kongesti

lokal,

menurunkan
spasme

jalan

napas, mengi, dan


produksi mukosa.
Obat-obat mungkin
per oral, injeksi,
atau inhalasi.
9. Menurunkan
edema mukosa dan
spasme otot polos

inhalasi; metilprednisolon

dan

(Medrol);

menurunkan

deksametason

(Decadral);
mis.

antihistamin
Beklometason,

triamnisolon;
13. Antimikrobal;
14. Analgesik,penekan

kelemahan otot dan


meningkatkan
diafragma.

mis.,
produk

10. Menurunkan
inflamasi

dextrometorfan (Benylin

napas

DM,

edema

Comtrex,

Novahistine).
15. Berikan

tambahan, mis., nebuliser


humidifier

aerosol ruangan.
16. Bantu

jalan

lokal

dan

dengan

menghambat efek
humidifikasi

ultranik,

juga

kontraktilitas

batuk/antitusif
kodein,

dapat

pengobatan

histamin

dan

mediator lain.
11. Kortikosteroid
digunakan

untuk

mencegah

reaksi

pernapasan mis., IPPB,

alergi

atau

fisioterapi dada.

menghambat
pengeluaran

17. Awasi/buat
GDA,

nadi

foto dada.

grafik

seri

oksimetri,

histamin,
menurunkan berat
dan

frekuensi

spasme

jalan

napas,

inflasi

pernafasan

dan

dispnea
12. Banyak
antimikroba

dan

diindikasikan
untuk mengontrol
infeksi
pernapasan/pneum

onia.
13. Batuk
yang

menetap
melelahkan

perlu ditekan untuk


menghemat energi
dan
memungkinkan
pasien istirahat.
14. Kelembaban
menurunkan
kekentalan

sekret

mempermudah
pengeluaran
dapat

dan

membantu

menurunkan/menc
egah pembentukan
mukosa tebal pada
bronkus.
15. Drainase

postural

dan perkusi bagian


penting

untuk

membuang
banyaknya
sekresi/kental dan
memperbaiki
ventilasi

pada

segmen dasar paru.


Catatan:

dapat

meningkatkan
spasme
pada asma.

bronkus

16. membuat

dasar

untuk pengawasan
kemajuan/kemund
uran

proses

penyakit

dan

komplikasi.

Hari/

No

Tgl

Dx

Minggu

Rencana Perawatan
Tujuan dan Kriteria

selama

diharapkan

Nov.

2016

Intervensi

Hasil
Setelah dilakukan ASKEP
3

24

jam

terpenuhinya

kebutuhan nutrisi sesuai


kebutuhan.

mempertahankn
nutrisi

adekuat

Mengidentifikasi
kebutuhan

nutrisi

individual
Peningkatan

asupan

kebiasaan

diet,

pernapasan akut sering

masukan makanan saat

anoreksia

ini.

dispnea,

Catat

derajat
makanan.

ukuran tubuh.
2. Auskultasi bunyi usus.
3. Berikan perawatan oral

karena
produksi

sputum, dan obat. Selain


itu,

pasien

mempunyai

PPOM
kebiasaan

makan buruk, meskipun

sering , buang secret,

kegagalan

pernapasan

berikan wadah khusus

membuat

untuk sekali pakai dan

hipermetabolik dengan

tisu.
4. Dorong periode istirahat

peningkatan kebutuhan

status

kalori. Sebagai akibat

semalam 1 jam sebelum

sepertiga

pasien sering masuk RS

dan

makan.

menjadi

setengah

dengan beberapa derajat

Berikan porsi kecil tapi

malnutrisi. Orang yang

porsi untuk setiap kali


makan

1. Kaji

distress

dari

masukan
porsi

1. Pasien

Evaluasi berat badan dan

perilaku
masukan

Rasional

Mandiri

kesulitan

menunjukkan

Ttd

sesudah

sering.
5. Hindari
penghasil

makanan
gas

dan

minuman karbonat.
6. Hindari makanan yang
sangat panas atau sangat
dingin.
7. Timbang

berat

badan

mengaliami
sering

emfisema

kurus

dengan

perototan kurang.
2. Penurunan bising usus
menunjukkan penurunan
motilitas
konstipasi
umum)

gaster

dan

(komplikasi
yang

sesuai indikasi

berhubungan

Kolaborasi

dengan

pembatasan pemasukan

8. Konsul ahli gizi/nutrisi


pendukung

tim

memberikan

untuk

makanan

cairan, pilihan makanan


buruk,

penurunan

aktivitas

dan

hipoksemia.
yang mudah di cerna, 3. Rasa tak enak, bau dan
secara nutrisi seimbang,
penampilan
adalah
mis.nutrisi
tambahan
pencegah
utama
oral/selang,
nutrisi
terhadap nafsu makan
parental
9. Kaji

pemeriksaan

laboratorium,
mis.albumin

serum,

dan

dapat

membuat

dan

muntah

mual
dengan

peningkatan

kesulitan napas.
transferin, profil asam 4. Membantu menurunkan
amino, besi, pemeriksaan
kelemahan
selama
keseimbangan nitrogen,
waktu
makan
dan
glukosa,
fungsi

pemeriksaan
hati,

elektrolit.

Berikan
vitamin/mineral/erlektrol
it sesuai indikasi.

memberikan
kesempatan

untuk

meningkatkan masukan
kalori total.
5. Dapat
menghasilkan
distensi abdomen yang
mengganggu

napas

abdomen dan gerakan


diafragma,

dan

dapat

meningkatkan dispnea.
6. Suhu ekstrem dapat
mencetus/meningkatkan
spasme batuk.
7. Berguna

untuk

menentukan kebutuhan
kalori, menyusun tujuan
berat
evaluasi

badan,

dan

keadekuatan

rencana nutrisi.

8. Metode

makan

dan

kebutuhan

kalori

didasarkan

pada

situasi/kebutuhan
individu

untuk

memberikan

nutrisi

maksimal dengan upaya


minimal
pasien/penggunaan
energy.
9. Mengevaluasi/mengatas
i

kekurangan

dan

mengawasi keefektifan
tiap nutrisi.

Hari/

No

Tgl

Dx

Minggu

Tujuan dan Kriteria


Hasil
Setelah dilakukan ASKEP
selama

/
6

Rencana Perawatan

Nov.

2016

24

jam

Ttd

Intervensi

Rasional

1. Dukung pasien dalam 1. Otot-otot


menegakkan

regimen

yang

mengalami kontaminasi

diharapkan dapat melakukan

latihan teratur dengan

membutuhkan

aktivitas

cara

seperti

orang

normal (sehat)
dengan

napas

pendek lebih sedikit.


2. Mengungkapkan
perlunya

untuk

melakukan
setiap

berjalan

atau

banyak

lainnya

yang

memberikan

beban

tambahan

paru-

latihan

1. Melakukan aktivitas

latihan

hari

dan

lebih

sesuai, seperti berjalan


perlahan.
2. Sarankan

paru.
konsultasi

dengan ahli terapi fisik


untuk

menentukan

program latihan spesifik


terhadap

kemampuan

memperagakan

pasien.

Siapkan

unit

rencana latihan yang

portable untuk berjaga-

oksigen
pada

Melalui

yang teratur,
kelompok

dan

latihan
bertahap,

otot

ini

menjadi lebih terkondisi,


dan

pasien

dapat

melakukan lebih banyak


tanpa mengalami napas

akan di lakukan di

jaga jika diperlukan

pendek. Latihan yang

rumah.
3. Berjalan dan secara

bertahap memutus siklus


yang melemahkan ini.

bertahap
meningkatkan waktu
dan jarak berjalan
untuk memperbaiki
kondisi fisik.

4. Minimal

bisa

berjalan

10-15

meter.

D.

Implementasi Keperawatan

Hari/
Tgl/Jam
Minggu/

No Dx
6

Tindakan Keperawatan
1. Mengkaji/pantau

November

pernapasan.

2016

inspirasi/ekspirasi

WITA

10.00

frekuensi

Catat

Ttd

Evaluasi proses

rasio

2. Mengkaji pasien untuk posisi

1. DS:

pasien

mengatakan sesak
DO :Frekuwensi nafas
24 x/menit, cepat dan
dangkal.

yang

nyaman,

peninggian

mis.,

kepala

tempat

tidur, duduk

2. DS

pasien

mengatakan

merasa

3. Memberikan obat sesuai

lebih nyaman
DO : Pasien diubah

dengan program terapi

posisi dari fowler ke

4. Bronkodilator, mis., -agonis:


epinefrin

(Adrenalin,

Vaponefrin);
(

albuterol

Proventil,

Ventolin);

terbutalin

(Brethine,

Brethaire);

isoetarin

(Brokosol, Bronkometer);

semi fowler.
3. DO

Obat

yang

berhasil masuk :
Pct,
Codein,
Combivent,

Methyl

Predisolon,
levoflocaxine
4. DS
:

Pasien

mengatakan sesaknya
berkurang
DO : Nebulizer selama
15

menit

merasa

pasien

tenang

dan

nyaman

1. DS
Jam
WITA

14.00

1. Mengkaji

kebiasaan

diet,

masukan makanan saat ini.


Catat
makanan.

derajat

kesulitan

Evaluasi

berat

badan dan ukuran tubuh.


2. Mengauskultasi bunyi usus.

mengatakan

Pasien
tidak

nafsu makan dengan


bubur,

hanya

meminum susu.
DO : Pasien mual
2. DS
:
pasein
mengatakan

belum

dapat BAB
DO :Suara bising usus
terdengar 5x/menit

1) Mendukung

pasien

dalam

1. DS

pasien

menegakkan regimen latihan

mengatakan kesulitan

teratur dengan cara berjalan


atau latihan lainnya yang

untuk bangun
DO : Pasien masih

sesuai,

kesulitan

seperti

berjalan

perlahan.

bangun

untuk
dari tempat

tidur dan berjalan.

posisi

1. DS : pasien merasa

lingkungan minuman, mis,

nyaman.
DO : Seprai dan alat

1. Mempertahankan

debu, asap, dan ulu bantal


Senin,

November
2016
WITA

14.00

yang berhubungan dengan


kondisi individu
2. Mengobservasi karakteristik
batuk, mis., menetap, batuk
pendek,

basah.

Bantu

tindakan untuk memperbaiki

tidur

lainya

sudah

diganti, tabung oxygen


berada

disamping

kanan klien.
2. DS
:
mengatkan

pasien
masih

keefektifan upaya batuk


3. Memberikan obat sesuai

batuk
DO : Pasien batuk

indikasi.
4. Analgesik,penekan

dengan

lebih banyak di malam

batuk/antitusif mis., kodein,


produk
(Benylin

dextrometorfan
DM,

frekwensi

Comtrex,

Novahistine).

hari dan mengluarkan


sputum.
3. Obat berhasil masuk :
Pct,

Codein,

Combivent,

Methyl

Predisolon,
levoflocaxine
4. Obat kodein berhasil
masuk.
1. Mendorong periode istirahat

1. DS

pasien

semalam 1 jam sebelum dan

mengatakan

kurang

sesudah

nafsu makan
DO
:

Pasien

makan.

Berikan

porsi kecil tapi sering.


2.

Jam

16.00

WITA

3.

Menghindari

makanan

penghasil gas dan minuman

jam

karbonat.

makanan

Menimbang berat badan


sesuai indikasi.

4.

beristirahat selama 1

Mengkaji
laboratorium

pemeriksaan
,

misal,

di

siang

masuk

berhasil
bubur.
2. DS :

hari,

sendok

pasien

dan

keluarga

pasien

serum, transferin, profil asam

mengerti
DO
:

Tidak

amino,

memperbolehkan

Hemoglobin dan hematokrit


besi,

pemeriksaan

keseimbangan

nitrogen,

glukosa, pemeriksaan fungsi


hatielektrolit.

Berikan

vitamin/mineral/elektrolit.

keluarga

pasien

memberikan ubi rebus,


kol.
3. DO : BB pasien = 60
Kg
4. DO :Hemoglobin =
10,9

(13,0-18,0),

Hematokrit
(39,0-54,0)
1. DS
:
1. Mendukung

pasien

dalam

34,0
pasien
sudah

menegakkan regimen latihan

merasa bisa bergerak.


DO : Pasien sudah

teratur dengan cara berjalan

mampu untuk miring

atau latihan lainnya yang


sesuai,

seperti

perlahan.
2. Menyarankan

mengatakan

berjalan
konsultasi

dengan ahli terapi fisik untuk


menentukan program latihan
spesifik terhadap kemampuan
pasien. Siapkan unit portable

kanan dan miring kiri


secara mandiri, belum
mampu untuk berdiri
sendiri.
2. DS
:

Pasien

mengatakan kelelahan
DO : Latihan berdiri

untuk

berjaga-jaga

jika

diperlukan

dan

menggerakkan

kaki

tidak

dapat

diikuti sampai selesai

1. Mengkaji/pantau
pernapasan.

frekuensi

Catat

rasio

inspirasi/ekspirasi
2. Mengauskultasi bunyi napas.
Catat adanya bunyi napas,
mis., mengi, krekels, ronki
3. Mengkaji pasien untuk posisi
yang

Senin 8

November
2016

Pukul

18.00 WITA

nyaman,

peninggian

kepala

Proventil,

masih

sesak
DO :

Frekuwensi

nafas 22 x/menit,.
2. DS
:
Pasien
mengatakan

masih

sesak
DO : Bunyi tambahan
terdengar

tempat

diseluruh

lapang

bronkiolus

(dada

pasien)
3. DS
:

pasien

dengan program terapi


5. Bronkodilator, mis., -agonis:

mengatakan

wheezing

4. Memberikan obat sesuai

Vaponefrin);

Pasien

mis.,

tidur, duduk

epinefrin

oleh pasien.
1. DS
:

(Adrenalin,
albuterol
Ventolin);

terbutalin

(Brethine,

Brethaire);

isoetarin

(Brokosol, Bronkometer);

mengatakan

merasa

lebih nyaman
DO : Posisi kepala
pasien

berada

lebih

keatas
4. Obat yang

berhasil

masuk :
Pct,

Codein,

Combivent,

Methyl

Predisolon,
levoflocaxine
5. DS : Pasien merasa
lebih nyaman
DO : Nebulizer selama
15

menit

merasa nyaman

pasien

1.

DS

Pasien

mengatakan

kurang

nafsu makan
DO : Suara bising
1. Mengauskultasi bunyi usus.
2. Memberikan perawatan oral
sering , buang secret, berikan
wadah khusus untuk sekali
pakai dan tisu.
3. Mendorong periode istirahat
semalam 1 jam sebelum dan
sesudah

makan.

Berikan

porsi kecil tapi sering.


4. Mengkaji
pemeriksaan

Jam
WITA

20.00

laboratorium,

mis.albumin

usus terdengar 6 x/
menit
2. Sputum
tempat

sudah

di

pemeriksaan,

Hasil sputum purulen


+ bacterial infection.
3. DS
:
Pasien
mengatakan

sudah

mencoba

untuk

serum, transferin, profil asam

banyak makan
DO
:
Pasien

amino,

beristirahat selama 1

besi,

pemeriksaan

keseimbangan

nitrogen,

glukosa, pemeriksaan fungsi


hati,

elektrolit.

Berikan

vitamin/mineral/erlektrolit
sesuai indikasi.

jam

di

siang

makanan

masuk

berhasil
bubur,

hari,

10

sendok

susu

habis

diminum.
4. Hemoglobin = 10,9
(13,0-18,0),
Hematokrit

34,0

(39,0-54,0)
1. DS

mengatakan

pasien
sudah

merasa bisa bergerak.


dalam

DO : Pasien sudah

menegakkan regimen latihan

mampu untuk miring

teratur dengan cara berjalan

kanan dan miring kiri

1. Mendukung

pasien

atau latihan lainnya yang

secara mandiri, belum

sesuai,

mampu untuk berdiri

seperti

perlahan.
2. Menyarankan

berjalan
konsultasi

dengan ahli terapi fisik untuk


menentukan program latihan
spesifik terhadap kemampuan
pasien. Siapkan unit portable

untuk

berjaga-jaga

jika

sendiri.
2. DS

Pasien

mengatakan kelelahan
DO : Latihan berdiri
dan

menggerakkan

kaki tidak dapat diikuti


sampai

diperlukan.

selesai

oleh

pasien.

1. DS

pasien

mengatakan

1. Mengauskultasi bunyi napas.


Catat adanya bunyi napas,
mis., mengi, krekels, ronki
2. Mengkaji/pantau
pernapasan.

frekuensi

Catat

rasio

inspirasi/ekspirasi
3. Mengkaji pasien untuk posisi
yang

nyaman,

peninggian

kepala

mis.,
tempat

tidur, duduk pada sandaran

Selasa

November
2016
WITA

10.00

tempat tidur
4. Mempertahankan

posisi

lebih

nyaman.
DO : Tidak terdengar
bunyi

suara

tambahan
2. DS
:

nafas
Pasien

mengatakan sesaknya
berkurang
DO : Frekwensi nafas
20 x/menit dalam
3. DS : Pasien mentakan
lebih nyaman.
DO : Posisi pasien
semi fowler
4. DS : Pasien merasa
lebih nyaman.
DO : Seprai dan alat

lingkungan minimum, mis.,

tidur

debu, asap, dan ulu bantal

diganti, tabung oxygen

yang

berada

berhubungan

kondisi individu

dengan

lainya

kanan klien.

sudah

disamping

5. Mendorong/bantu

latihan

napas abdomen atau bibir


6. Mengobservasi

karakteristik

batuk, mis., menetap, batuk


pendek,

basah.

Bantu

tindakan untuk memperbaiki


keefektifan upaya batuk

5. DS

Pasien

mengatakan
DO : Pasien mampu
bernapas
menggunakan
mulutnya.
6. DS
:

pasien

mengatakan

masih

batuk.
DO : Batuk pasien
masih

ada

dan

mengeluarkan dahak
5. DS
:
pasien
mengatakan

kurang

nafsu makan
DO
:

Pasien

beristirahat selama 1
jam
1. Mendorong periode istirahat
semalam 1 jam sebelum dan
sesudah

makan.

Berikan

porsi kecil tapi sering.


2.

Menghindari

makanan

penghasil gas dan minuman


karbonat.
3.

Menimbang berat badan


Mengkaji

WITA

11.00

makanan

masuk

berhasil
bubur.
6. DS :

hari,

sendok

pasien

dan

keluarga

pasien

mengerti
DO
:

Tidak

memperbolehkan
pasien

pemeriksaan

memberikan ubi rebus,

laboratorium , misal, albumin

kol.
7. DO : BB pasien = 60

serum, transferin, profil asam

Jam

siang

keluarga

sesuai indikasi.
4.

di

amino,

besi,

keseimbangan

pemeriksaan
nitrogen,

Kg
8. DO :Hemoglobin =

glukosa, pemeriksaan fungsi

10,9

hatielektrolit.

Hematokrit

Berikan

(13,0-18,0),
=

34,0

vitamin/mineral/elektrolit.

(39,0-54,0)

1. DS

mengatakan

pasien
sudah

merasa bisa bergerak.


DO : Pasien sudah
mampu untuk miring
kanan dan miring kiri
secara mandiri, belum
mampu untuk berdiri
1. Mendukung

pasien

dalam

menegakkan regimen latihan


teratur dengan cara berjalan
atau latihan lainnya yang
sesuai,

seperti

perlahan.
2. Menyarankan

berjalan
konsultasi

dengan ahli terapi fisik untuk


menentukan program latihan
spesifik terhadap kemampuan
pasien. Siapkan unit portable
untuk

berjaga-jaga

diperlukan.

jika

sendiri.
2. DS
:

Pasien

mengatakan kelelahan
DO : Latihan berdiri
dan

menggerakkan

kaki

tidak

dapat

diikuti sampai selesai


oleh pasien.

E.

Evaluasi Keperawatan
No
1

Hari/Tgl
Jam
Minggu 9 November

No Dx

Evaluasi

TTd

S : Pasien merasakan lebih segar namun

2016

masih merasa batuk dan mengluarkan

Jam 10.00 WITA

dahak
O : Pasien tampak lebih segar T:110/70,
T : 36,5, RR : 22, P : 80.
A : Masalah belum teratasi
P : Tambahkan Intervensi
1. Ajarkan

pasien

dan

keluarga

tentang makna perubahan pada


sputum, seperti ; warna, karakter,
jumlah, dan bau.
2. Singkirkan atau tangani faktor
penyebab,

seperti

nyeri,

keletiham, dan secret yang kental


3. Pertahankan keadekuatan hidrasi
untuk mengencerkan dahak.
S : Pasien mengatakan sudah dapat
2

makan makanan yang disedikan habis


piring.
O : Nafsu makan klien bertambah, BB
tetap 60 KG
A : Tujuan tercapai
P : Pertahankan kondisi pasien

S : Pasien mengatakan masih belum bisa


3

untuk berdiri melakukan aktifitas


O : Klien sudah dapat duduk dan
berpindah posisi di atas tempat tidur,
belum

mampu

untuk

berjalan

mandiri.
A : Tujuan Belum tercapai
P : Tambahkan Intervensi
1. Pantau tanda vital sebelum dan 5
menit setelah aktifitas baru
2. Biarkan klien berjalan selambat
mungkin semampunya
3. Kaji ketakutan untuk jatuh
4. Gunakan dan ajarkan tindakan
pencegahan jatuh

Denpasar, 2016
Mengetahui

Mahasiswa

Pembimbing Praktik/ CI

I Putu Aditya Wardana


NIP :

NIM : P07120015088

Mengetahui
Pembimbing Akademik/ CT

Ns I Wayan Sukawana, S.Kep, M.Pd


NIP : 196709281990031001

También podría gustarte