Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
dan eksak tidak terlepas dari tanggung jawab keselamatan dan kesehatan kerja,
baik segi perencanaan maupun pengambilan keputusan dan organisasi.
Baik kecelakaan kerja, gangguan kesehatan, maupun pencemaran
lingkungan harus merupakan bagian dari biaya produksi. Sekalipun sifatnya
sosial, setiap kecelakaan atau tingkat keparahannya tidak dapat dilepaskan dari
faktor ekonomi dalam suatu lingkungan kerja. Pencegahan kecelakaan dan
pemeliharaan hygiene dan kesehatan kerja tidak saja dinilai dari segi biaya
pencegahannya, tetapi juga dari segi manusianya.
Antara biaya kecelakaan dan biaya pencegahan terdapat beberapa pokok
yang berakar pada manajemen. Pokok pokok ini menentukan kebijaksanaan
perusahaan yang mengendalikan operasi. Kebijakan ini melahirkan satu atau dua
kemungkinan : hasil yang baik dan atau hasil yang merugikan sebagai akibat
kecelakaan. Untuk memperkecil kerugian ini, segala upaya perlu diadakan.
Selama biaya pencegahan masih lebih kecil dibanding faedahnya, perlu diadakan
usaha untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja.
1.1
kerja yang dapat mengakibatkan berbagai kerugian, baik kerugian harta benda
(rusaknya peralatan) maupun kerugian jiwa manusia (luka ringan, luka berat,
cacat atau tewas). Keselamatan kerja bertalian dengan keselamatan manusia,
mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, tempat kerja /
lingkungan kerja serta cara cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja
menyangkut segenap proses produksi dan distribusi, baik barang maupun jasa,
keselamatan kerja adalah tugas untuk semua orang yang bekerja. Keselamatan
kerja adalah dari, oleh dan untuk setiap tenaga kerja serta orang lainnya juga
mayarakat pada umumnya. Salah satu aspek penting sasaran keselamatan kerja
mengingat resiko bahayanya, adalah penerapan teknologi, terutama teknologi
yang lebih maju dan mutakhir.
1.2
tata cara yang disusun secara sistematis dengan tujuan untuk menerapkan
peraturan peraturan keselamatan kerja dengan mudah dan jelas, sehinggan dapat
digunakan sebagai pedoman oleh para pekerja dan para pengawas serta
penanggung jawab pekerjaan untuk menyelenggarakan kerja yang aman bagi
manusia dan peralatan listrik yang termasuk dalam ruang lingkup pekerjaannya.
Prosedur keselamatan kerja sangat erat kaitannya dengan hal hal keamanan
personil, kelayakan peralatan kerja, dan keamanan peralatan listrik tegangan
tinggi berhubungan erat dengan keandalan sistem operasi dan kontinuitas
penyaluran tenaga listrik.
Kegiatan keselamatan kerja direncanakan / dipersiapkan sebelum
pekerjaan dimulai yang dalam pelaksanaannya merupakan prosedur atau langkah
langkah berurutan sedemikian rupa sehingga pelaksanaan pekerjaan pada
instalasi listrik tegangan tinggi berjalan aman dan lancar.
Kegiatan manuver peralatan instalasi listrik tegangan tinggi merupakan
tahapan pelaksanaan pekerjaan dari suatu rencana kerja pemeliharaan / perbaikan
instalasi transmisi / gardu induk yang telah disetujui bersama oleh PLN Sektor,
Unit Pengatur Beban (UPB) dan Area Pengatur Distribusi (APD). Pada waktu
pemeliharaan peralatan gardu induk dan SUTT, kegiatan keselamatan kerja dan
kegiatan manuver peralatan instalasi listrik sudah menjadi kegiatan rutin bagi
operator gardu induk bersama sama dengan Unit Pengatur Beban / Dispatcher
SCADA.
Rutinitas yang sudah berlangsung lama dan bersifat monoton ini
cenderung memberi peluang terjadinya kesalahan manuver atau kesalahan
prosedur pelaksanaan pekerjaan yang pada akhirnya juga dapat menimbulkan
kecelakaan kerja.perubahan organisasi PT. PLN (Persero) yang secara umum
menuntut agar perusahaan dikelola secara lebih profesional, efektif, efisien dan
andal, maka dalam upaya meningkatkan keandalan dan keselamatan kerja serta
pelayanan kepada konsumen, perlu adany suatu prosedur dalam melaksanakan
pekerjaan pada instalasi tegangan tinggi, khususnya yang menyangkut
keselamatan kerja. Dengan menerapkan prosedur ini secara benar dan sungguh
sungguh, disertai rasa kesadaran yang tinggi diharapkan akan didapat suatu zero
accident.
3
pelaksana real time yang merupakan kepanjangan tangan dari PLN sektor yang
bersangkutan dalam melaksanakan operasi dan pemeliharaan instalasi tenaga
listrik tegangan tinggi (gardu induk dan transmisi) dilingkungan kerjanya. Dengan
tujuan agar diperoleh kelangsungan penyaluran tenaga listrik secara handal.
Di Unit Transmisi dan Gardu Induk inilah prosedur keselamatan kerja
pada instalasi tegangan tinggi / ekstra tinggi diterapkan / dilaksanakan. Supaya
dapat melaksanakan prosedur keselamatan kerja dengan baik, diperlukan job
description yang benar pada para pelaksana dan pengawas. Pelaksanaan ini harus
sesuai dengan peraturan dan buku petunjuk yang dikeluarkan dan diedarkan oleh
P.T. PLN (Persero). Dalam hal ini petunjuk dan peraturan ini telah diuji dan
disahkan oleh para ahli K3 dengan menggunakan peraturan yang ketat dan
menyeluruh, mengingat keselamatan kerja adalah tujuan utama dari pekerjaan
yang dilaksanakan.
Penyelia Menengah
Penyelia Dasar
Kepala Seksi
Operasi
Gardu Induk
Juru Administrasi
Pengusahaan Transmisi
dan GI
Teknisi Transmisi
Juru Satuan
Pengamatan
Keterangan :
Perintah langsung
Gambar 1
operasi dan pemeliharaan transmisi dan gardu induk. Untuk melaksanakan tugas
pokok sebagai unsur pelaksana, Unit transmisi dan Gardu Induk mempunyai
fungsi :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
untuk melaksanakan fungsi tersebut, transmisi dan gardu induk terdiri dari tiga
seksi, yaitu :
1.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
2.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
3.
a.
b.
Melaksanakan
tata
Usaha
kesekretariatan.
keuangan
dan
d.
e.
f.
tinggi di unit unit transmisi dan gardu induk, maka perlu ditunjuk para
pengawas yang terdiri dari :
a.
b.
c.
d.
Prosedur
Keselamatan Kerja
pada Instalasi
Tegangan Tinggi
Pengawas Pekerjaan
Pengawas K3
Penanggung Jawab
Gambar 2 Para pengawas untuk melaksanakan prosedur keselamatan kerja pada instalasi tegangan
tinggi.
Tugas dan tanggung jawab para pengawas tersebut adalah sebagai berikut :
Pengawas Manuver
Mengawasi
Pegawas Pekerjaan
pelaksanaan
pemeliharaan
instalasi
yang
meliputi
metode
tegangan tinggi seperti halnya yang telah diterapkan pada Unit unit transmisi
dan gardu induk di lingkungan PT. PLN (Persero) P3B, maka diperlukan tahapan
tahapan sebagai berikut :
Tahap I
: Persiapan
Tahap II
Tahap III
Memberikan
penjelasan
mengenai
pekerjaan
yang
akan
kecelakaan kerja
tegangan
Memasang
pentanahan
setempat
(pentanahan
portable),
pentanahan ini berguna untuk memotong arus yang datang dari sisi hulu.
hanya dilaksanakan oleh personil yang telah ditunjuk dan diperiksa pada saat
persiapan)
Pengetesan Tegangan
Pentanahan
Pelaksanaan Pekerjaan
Gambar 3 Urutan pengamanan pekerjaan pembebasan tegangan
10
Hal hal yang harus dilaksanakan pada tahap ketiga ini adalah sebagi
berikut :
Pemeriksaan hasil pekerjaan
pengawas
pekerjaan
meneliti
kembali
lokasi
pekerjaan
pentanahan
setempat
(pentanahan
portable)
Pentanahan
dilepaskan
terlebih
dahulu
11
6
6.1
diperiksa apakah PMT yang dikeluarkan tadi sudah terbuka sempurna, dilihat
dari penunjukkan indikator O (keluar) atau I (masuk) atau indikator lain
yang menunjukkan apakah PMT membuka atau menutup.
PMS PMS (pemisah) rel dan line dikeluarkan kemudian
diperiksa secara visual apakah kontak kontak PMS tersebut telah keluar
sempurna.
Load Break Switch (LBS) rel dan lin dikeluarkan kemudian
diperiksa secara visual apakah kontak kontak LBS tersebut telah keluar
sempurna.
12
kembali
TAHAP I
PERSIAPAN
TAHAP II
PEMBEBASAN
TEGANGAN DAN
PELAKSANAAN
PEKERJAAN
TAHAP III
PEKERJAAN SELESAI
DAN PEMBERIAN
TEGANGAN
peralatan yang bertegangan, dimana batas jaraknya tidak boleh dilanggar untuk
keamanan. Batas jarak daerah berbahaya sampai pada daerah yang aman
tergantung dari besarnya nominal tegangan sistem.
Sedangkan jarak aman (safety distance) adalah jarak diluar daerah
berbahaya yang mana manusia dapat menjangkau tanpa ada resiko terkena
tegangan yang dialirkan dari peralatan yang bertegangan.
Menurut Electrical Safety Advice (ESA), jarak aman diperlihatkan pada
tabel berikut :
13
Tabel 1 Jarak minimum aman dalam melaksanakan pekerjaan instalasi sistem bertegangan
60 72.5
75
80 100
100
100 145
120
150 170
140
220 245
210
275 420
350
JARAK AMAN
DAERAH
BERBAHAYA
14
dari kondisi tidak operasi atau keluar dari sistem ke kondisi operasi atau masuk
kedalam sistem.
Dalam manuver terjadi suatu kegiatan operasi pembukaan dan penutupan
PMT, CB, PMS, fuse atau bentuk kegiatan lain dalam pemutusan / penyambungan
sirkit listrik serta pelepasan dan pemasangan sistem pentanahan. Prosedur
manuver dikenal juga dengan istilah lain yaitu Prosedur Switching.
1.
Tujuan Manuver
Setiap manuver bertujuan untuk :
kebutuhan sistem, keamanan / keselamatan personil dan keamanan /
keselamatan instalasi / peralatan
2.
a.
b.
c.
3.
Pelaksana Manuver
Pelaksana manuver terdiri dari :
a.
b.
c.
P3B (JCC)
d.
UPB (ACC)
15
e.
9
APD (DCC)
Macam macam Manuver
a. membuka PMT
b. mengecek secara visual, apakah PMT sudah terbuka dengan sempurna
16
17
4. a. menutup PMT
b. memeriksa secara visual apakah PMT tersebut sudah menutup secara
sempurna
c. melepas rambu peringatan pada mimic panel
9.3 Manuver Pemindahan Operasi dari Rel I ke Rel II atau Sebaliknya
Untuk manuver pemindahan operasi dari rel I ke rel II atau sebaliknya, ada
dua macam prosedur yaitu prosedur tanpa pemadaman beban dan prosedur dengan
pemadaman beban.
1. Tanpa Pemadaman Beban
Keterangan gambar :
a = PMS Rel I Kopel
e = PMT Kopel
f = PMT Beban
2.
3.
4.
18
5.
6.
7.
Keterangan gambar :
a = PMS Rel I
b = PMS Rel II
c = PMT
Urutsn manuver pemindahan beban ke rel II :
1. membuka PMT
2. membuka PMS Rel I
3. menutup PMS Rel II
4. Menutup PMT
9.4 Manuver Pemberian dan Pembebasan Tegangan pada Penghantar yang
Dioperasikan Pararel dan Disuatu sisi Menggunakan PMS
19
Gambar 11 Diagram garis tunggal manuver pemberian dan pembebasan tegangan pada penghantar
yang dioperasikan pararel dan disuatu sisi menggunakan PMS
20
a.
b.
10.1
a. isi, maksud dan tujuan perintah manuver kurang jelas / kurang bisa dimengerti
oleh penerima perintah manuver (operator)
b. salah melaksanakan perintah manuver
c. melaksanakan manuver dengan cara yang tidak aman / ceroboh
d. melaksanakan manuver tidak sesuai dengan prosedur / SOP yang berlaku
10.2
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Cuaca buruk
g.
21
dikurangi sampai sekecil kecilnya. Berikut ini merupakan beberapa usaha / cara
cara untuk mencegah terjadinya kecelakaan dalam manuver.
Tabel 2 Potensi Bahaya Kecelakaan dan Pencegahannya
No.
Pencegahan Kecelakaan
Dapat Menimbulkan
Kecelakaan
YANG DISEBABKAN
OLEH UNSAFE ACT
1.
perintah
operator
2
salah
melaksanakan a.
perintah manuver
b.
manuver,
serta
untuk
.3.
melaksanakan
manuver a.
22
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
harus
mengecek
dulu
apakah
UNSAFE
CONDITION
1.
manuver
harus
menggunakan
pelindung diri
c. pelaksana manuver tidak boleh berada pada
daerah bahaya maupun menyentuh peralatan
bertegangan
d. pelaksana manuver jangan sampai keliru
membuka / menutup PMT, PMS maupun
PMS tanah
e. sebelum
mengeluarkan
PMS
Rel,
Len
23
kemungkinan timbulnya
ledakan / kebakaran pada a. pada waktu menutup / memasukkan kembali
peralatan, misalnya pada
kesalahan
manuver
kegagalan
kerja
peralatan
adanya
dari
yang
digunakan
3.
baik
kerja
sehingga a.
dan
memasang
penerangan
permanen
pada
manuver
harus
membawa
24
terlihat
4.
penerangan portable
Cuaca buruk
a. tidak diperkenankan bekerja I switchyard
pada saat cuaca buruk
b. menginformasikan
kondisi
cuaca
buruk
Adanya
gangguan
peralatan komunikasi
komunikasi
ulang
dengan
2.
3.
25
4.
pada gardu induk yang besar perlu dipasang lebih dari satu kawat
pentanahan pada setiap titik pentanaha, sesuai dengan fault level gardu induk
yang bersangkutan.
5.
6.
7.
8.
9.
alat pentanahan portable harus diperiksa setiap triwulan sekali, dan hasil
pemeriksaannya dicatat dalam kartu pemeliharaan yang bersangkutan.
Pemeriksaan juga harus dilaksanakan sebelum digunakan. Setiap alat
pentanahan portable yag rusak harus ditarik dari pemakaian.
10.
11.
12.
26
13.
14.
Terbuat
Fungsi / Kegunaan
dari bahan isolasi,
bentuknya
(tongkat
penghubung)
Cara pemakaian :
Sebelum
digunakan,
alat
pentanahan
2.
PMS tanah
Alat
ini
dipergunakan
sebagai
pengaman
pad
27
3.
4.
Voltage
(alat
tegangan)
5.
Rambu rambu
pengaman / tanda
peringatan
tonggak dipasang
pembatas
daerah
kerja
pemeliharaan.
28
Pemberian
tanda
tanda
dilakukan
oleh
7.
Pakaian kerja
dibengkel,
regu
jaga
maupun
regu
Sarung tangan
9.
Kaca mata
10.
11.
Sepatu kerja
29
Masker
(respirator)
Bangku yang terisolasi terhadap tanah yang berfungsi
13.
Bangku isolator
sebagai
alat
bantu
bagi
petugas
pada
waktu
melaksanakan pekerjaan.
Melindungi telinga dari kebisingan. Macamnya : ear
14.
Alat
telinga
(ear
protector)
15.
Peralatan
pernapasan
(breathing
apparatus)
Penutup
dada
30
17.
Jas hujan
31
32
14 Petunjuk
Pelaksanaan
Pemasangan
Pentanahan
Setempat
pada
33
2.
3.
Salah
cara
melaksanakan
pemasangan
atau
pelepasan
peralatan
pentanahan.
34
2.
35
3.
36
4.
37
5.
38
39
40