Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Meningkatnya tekanan darah di dalam saluran arteri bisa terjadi melalui beberapa cara, yaitu :
jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya,
arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat
mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut, karena-nya darah pada
setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh darah yang sempit daripada biasanya dan
menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yan terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah
menebal dan kaku karena arteriosklerosis.
Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi vasokonstriksi, yaitu
jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau
hormon di dalam darah.
Bertambahnya cairan dalam sirkuilasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah, hal ini
terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan
air dari dalam tubuh, volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanand arah juga
meningkat, sebaliknya jia : aktivitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami pelebaran,
banyak cairan keluar dari sirkulasi, maka tekanan darah akan menurun.
Penyesuaian terhadap faktor faktor tersebut dilaksanakan oleh perubahan di dalam fungsi ginjal
dan sistem saraf otonom (bagian dari system saraf yang mengatur berbagai fungsi tubuh secara
otomatis).
Ginjal mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara : jika tekanan darah meningkat,
ginjal akan menambah pengeluaran garam dan air, sehingga volume darah bertambah dan
tekanan darah kembali normal. Jika tekanan darah menururn, ginjal akan mengurangi
pembuangan garam dan air, sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali
normal. Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang disebut
rennin, yang memicu pembentukan hormone angiotensin, yang selanjutnya akan memicu
pelepasan hormon aldosteron. Ginjal merupakan organ penting dalam mengendalikan tekanan
darah, karena iti berbagai penyakit dan kelainan pada ginjal bisa menyebabkan terjadinya
tekanan darah tinggi.
Misalnya penyempitan arteri yang menuju ke salah satu ginjal (stenosis arteri renalis) bisa
menyebabkan hipertensi. Perdangan dan cedera pada salah satu atau kedua ginjal juga bisa
menyebabkan naiknya tekanan darah.
Sistem saraf simpatis merupakan bagian dari system saraf otonom, yang untuk sementara waktu
akan : meningkatkan tekanan darah selama respon fight or flight (reaksi fisik tubuh terhadap
ancaman dari luar). Meningkatkan kecepatan dan kekuatan denyut jantung; jugta mempersempit
sebagian besar arteriola, tetapi memperlebar arteteriola di daerah tertentu (misalnya otot rangka,
yang memerlukan pasokan darah yang lebih banyak). Mengurangi pembuangan air dan garam
oleh ginjal, sehingga akan meningkatkan volume darah dalam tubuh. Melepaskan hormone
epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin (noradrenalin), yang merangsang jantung dan pembuluh
darah.
3. Etiologi
a. Usia
Hipertensi akan makin meningkat dengan meningkatnya usia hipertensi pada yang berusia dari
35 tahun dengan jelas menaikkan insiden panykit arteri dan kematian premature.
b. Jenis Kelamin
berdasar jenis kelamin pria umumnya terjadi insiden yang lebih tinggi daripada wanita. Namun
pada usia pertengahan, insiden pada wanita mulai meningkat, sehingga pada usia di atas 65
tahun, insiden pada wanita lebih tinggi.
c. Ras
Hipertensi pada yang berkulit hitam paling sedikit dua kalinya pada yang berkulit putih.
d. Pola Hidup
Faktor seperti halnya pendidikan, penghasilan dan faktor pola hidup pasien telah diteliti, tanpa
hasil yang jelas. Penghasilan rendah, tingkat pendidikan rendah dan kehidupan atau pekerjaan
yang penuh stress agaknya berhubungan dengan insiden hipertensi yang lebih tinggi. Obesitas
juga dipandang sebagai faktor resiko utama. Merokok dipandang sebagai faktor resiko tinggi
bagi hipertensi dan penyakit arteri koroner. Hiperkolesterolemia dan hiperglikemia adalah faktor
faktor utama untuk perkembangan arterosklerosis yang berhubungan dengan hipertensi.
4. Berdasarkan penyebab, hipertensi di bagi dalam 2 golongan :
a. Hipertensi primer / essensial
Merupakan hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui, biasanya berhubungan dengan faktor
keturunan dan lingkungan
b. Hipertensi sekunder
Merupakan hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui secara pasti, seperti gangguan
pembuluh darah dan penyakit ginjal.
5. Faktor pencetus
a. Obesitas
b. Kebiasaan merokok
c. Minuman beralkohol
d. Penyakit kencing manis dan jantung
e. Wanita yang tidak menstruasi
f. Stress dan kurang olah raga
g. Diet yang tidak seimbang, makanan berlemak dan tinggi kolesterol
6. Tanda dan Gejala
a. Sakit kepala dan pusing
b. Nyeri kepala berputar
c. Rasa berat di tengkuk
d. Marah / emosi tidak stabil
e. Mata berkunang kunang
f. Telinga berdengung
g. Sukar tidur h. Kesemutan
i. Kesulitan bicara
j. Rasa mual / muntah
k. Epistaksis
l. Migren
m. Mudah lelah
n. Tinistus yang diduga berhubungan dengan naiknya tekanan darah
7. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi hipertensi berdasarkan The Joint National Commite on Detection Evaluation and
Treatmen of High Blood Pressure, adalah sebagai berikut :
Kategori Sistolik Diastolik
a. Normal tinggi (perbatasan) 130 139 85 89
b. Stadium 1, ringan 140 159 90 99
c. Stadium 2, sedang 160 179 100 109
d. Stadium 3, berat 180 209 110 119
e. Stadium 4, sangat berat 210 > 120 >
8. Komplikasi
a. Stroke
b. Infakr miokard
c. Gagal ginjal
d. Ensefalopati
e. Gangguan penglihatan
9. Penatalaksanaan Medik
a. Penatalaksanaan farmakologis / perubahan gaya hidup pengurangan asupan garam dan upaya
penurunan berat badan, menghindari faktor resiko seperti merokok, minum alcohol,
hiperlipidemia dan stress.
b. Penatalaksanaan dengan obat berlandaskan beberapa prinsip
Upaya menurunkan tekana darah dicapai denga menggunakan obat anti hipertensi selain
dengan perubahan gaya hidup.
Pengobatan penggunaan obat golongan diuretic, penyekat beta antagonis kalsium, dan
penghambat enzim koversi angiotensin (penghambat ACE) merupakan anti hipertensi
yang sering digunakan.
Rencana Tindakan :
a) Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar
b) Tetapkan dan nyatakan batas tekanan darah normal, jelaskan tentang hipertensi dan efeknya
pada jantung, pembuluh darah, ginjal dan otak c) Bantu pasien dalam mengidentifikasi faktor
faktor resiko kardiovaskuler. Misalnya : obesitas, diet lemak, kolesterol, merokok dan minum
alkohol
d) Bahas pentingnya menghentikan rokok, dan bantu pasien dalam rencana untuk berhenti
merokok
e) Jelaskan tentang obat yang diresepkan, rasional, dosis, efek samping.
D. Kesimpulan Secara umum hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan
yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke,
aneurisme, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Tekanan darah dalam
kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak anak secara normal memiliki
tekanan darah yang jauh lebih rendah dari pada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh
aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat akan melakukan aktivitas dan lebih rendah
ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari akan berbeda paling tinggi pada waktu pagi
hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari.