Está en la página 1de 4

II.

EKSTRAKSI
Simplisia dapat digunakan secara langsung atau diolah menjadi suatu bentuk sediaan herbal.
Untuk memudahkan dalam proses produksi sediaan herbal dilakukan suatu proses ekstraksi.
Ekstraksi merupakan proses pemisahan bahan dari campurannya dengan menggunakan pelarut.
Dengan melalui ekstraksi, zat-zat aktif yang ada dalam simplisia akan terlepas. Terdapat
beberapa istilah yang perlu dietahui berkaitan dengan proses ekstraksi antara lain:
Ekstraktan/menstrum: pelarut/campuran pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi
Rafinat: sisa/residu dari proses ekstraksi
Dalam proses ekstraksi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:
Jumlah simplisia yang akan diesktrak
Derajat kehalusan simplisia
Semakin halus, luas kontak permukaan akan semakin besar sehingga proses ekstraksi
akan lebih optimal.
Jenis pelarut yang digunakan
Jenis pelarut berkaitan dengan polaritas dari pelarut tersebut. Hal yang perlu
diperhatikan dalam proses ekstraksi adalah senyawa yang memiliki kepolaran yang sama
akan lebih mudah tertarik/ terlarut dengan pelarut yang memiliki tingkat kepolaran yang
sama. Berkaitan dengan polaritas dari pelarut, terdapat tiga golongan pelarut yaitu:
- Pelarut polar
Memiliki tingkat kepolaran yang tinggi, cocok untuk mengekstrak senyawasenyawa yang polar dari tanaman. Pelarut polar cenderung universal digunakan
karena biasanya walaupun polar, tetap dapat menyari senyawa-senyawa dengan
tingkat kepolaran lebih rendah. Salah satu contoh pelarut polar adalah: air,
metanol, etanol, asam asetat.
- Pelarut semipolar
Pelarut semipolar memiliki tingkat kepolaran yang lebih rendah dibandingkan
dengan pelarut polar. Pelarut ini baik untuk mendapatkan senyawa-senyawa
semipolar dari tumbuhan. Contoh pelarut ini adalah: aseton, etil asetat,
kloroform
- Pelarut nonpolar
Pelarut nonpolar, hampir sama sekali tidak polar. Pelarut ini baik untuk
mengekstrak senyawa-senyawa yang sama sekali tidak larut dalam pelarut polar.
Senyawa ini baik untuk mengekstrak berbagai jenis minyak. Contoh: heksana,
eter
Beberapa syarat-syarat pelarut yang ideal untuk ekstraksi:
- Tidak toksik dan ramah lingkungan
- Mampu mengekstrak semua senyawa dalam simplisia
- Mudah untuk dihilangkan dari ekstrak
- Tidak bereaksi dengan senyawa-senyawa dalam simplisia yang diekstrak
- Murah/ ekonomis
Lama waktu ekstraksi
Lama ekstraksi akan menentukan banyaknya senyawa-senyawa yang terambil. Ada
waktu saat pelarut/ ekstraktan jenuh. Sehingga tidak pasti, semakin lama ekstraksi
semakin bertambah banyak ekstrak yang didapatkan.
Metode ekstraksi, termasuk suhu yang digunakan

Terdapat banyak metode ekstraksi. Namun secara ringkas dapat dibagi berdasarkan
penggunaan panas sehingga ada metode ekstraksi dengan cara panas, serta tanpa
panas. Metode panas digunakan jika senyawa-senyawa yang terkandung sudah
dipastikan tahan panas. Metode ekstraksi yang membutuhkan panas antara lain:
- Dekok
Ekstraksi dilakukan dengan solven air pada suhu 90-95C selama 30 menit.
- Infus
Hampir sama dengan dekok, namun dilakukan selama 15 menit.
- Refluks
Dilakukan dengan menggunakan alat destilasi, dengan merendam simplisia
dengan pelarut/solven dan memanaskannya hingga suhu tertentu. Pelarut yang
menguap sebagian akan mengembung kembali kemudian masuk ke dalam
campuran simplisia kembali, dan sebagian ada yang menguap.

Soxhletasi
Mirip dengan refluks, namun menggunakan alat khusus yaitu esktraktor Soxhlet.
Suhu yang digunakan lebih rendah dibandingkan dengan refluks. Metode ini
lebih hemat dalam hal pelarut yang digunakan.

Coque
Penyarian dengan cara menggodok simplisia menggunakan api langsung. Hasil
godokan setelah mendidih dimanfaatkan sebagai obat secara keseluruhan
(termasuk ampas) atau hanya digunakan hasil godokannya saja tanpa
menggunakan ampasnya.
Seduhan
Dilakukan dengan menggunakan air mendidih, simplisia direndam dengan
menggunakan air panas selama waktu tertentu (5-10 menit) seperti halnya
membuat teh seduhan.

Metode ekstraksi dingin dilakukan ketika senyawa yang terdapat dalam simplisia tidak
tahan terhadap panas atau belum diketahui tahan atau tidaknya, antara lain:
- Maserasi
Ekstraksi dilakukan dengan cara merendam simplisia selama beberapa waktu,
umumnya 24 jam dalam suatu wadah tertentu dengan menggunakan satu atau
campuran pelarut.
- Perkolasi
Perkolasi merupakan ekstraksi cara dingin dengan mengalirkan pelarut secara
kontinu pada simplisia selama waktu tertentu.
Proses Ekstraksi
Proses saat ekstraksi menentukan hasil ekstrak. Beberapa proses ekstraksi menghendaki
kondisi yang terlindung dari cahaya, ini terutama pada proses ekstraksi bahan-bahan
yang mengandung kumarin dan kuinon. Ekstraksi bisa dilakukan secara bets per bets
atau secara kontinu. Pada ekstraksi skala industri, umumnya dilakukan secara kontinu.
Ekstraksi bisa dilakukan secara statik (tanpa pengadukan) atau dengan proses dinamik
(dengan pengadukan).

Jenis-jenis Ekstrak
Terdapat beberapa jenis ekstrak baik ditinjau dari segi pelarut yang digunakan ataupun hasil
akhir dari ekstrak tersebut.
Ekstrak air
Menggunakan pelarut air sebagai cairan pengekstraksi. Pelarut air merupakan pelarut
yang mayoritas digunakan dalam proses ekstraksi. Ekstrak yang dihasilkan dapat
langsung digunakan atau diproses kembali seperti melalui pemekatan atau proses
pengeringan.
Tinktur
Sediaan cari yang dibuat dengan cara maserasai ataupun perkolasi simplisia. Pelarut
yang umum digunakan dalam proses produksi tinktur adalah etanol. Satu bagian
simplisia diekstrak dengan menggunakan 2-10 bagian menstrum/ekstraktan.
Ekstrak cair
Bentuk dari ekstrak cair mirip dengan tinktur namun telah melalui pemekatan hingga
diperoleh ekstrak yang sesuai dengan ketentuan farmakope.
Ekstrak encer
Dikenal sebagai ekstrak tenuis, dibuat seperti halnya ekstrak cair. Namun kadang masih
perlu diproses lebih lanjut.
Ekstrak kental
Ekstrak ini merupakan ekstrak yang telah mengalami proses pemekatan. Ekstrak kental
sangat mudah untuk menyerap lembab sehingga mudah untuk ditumbuhi oleh kapang.
Pada proses industri ekstrak kental sudah tidak lagi digunakan, hanya merupakan tahap
perantara sebelum diproses kembali menjadi ekstrak kering
Ekstrak kering (extract sicca)
Ekstrak kering merupakan ekstrak hasil pemekatan yang kemudian dilanjutkan ke tahap
pengeringan. Prose pengeringan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara yaitu:
o Menggunakan bahan tambahan seperti laktosa, aerosil
o Menggunakan proses kering beku, proses ini mahal

o Menggunakan proses proses semprot kering atau fluid bed drying


Ekstrak minyak
Dilakukan dengan cara mensuspensikan simplisia dengan perbandingan tertentu dalam
minyak yang telah dikeringkan, dengan cara seperti maserasi.
Oleoresin
Merupakan sediaan yang dibuat dengan cara ekstraksi bahan oleoresin (mis. Capsicum
fructus dan zingiberis rhizom) dengan pelarut tertetu umumnya etanol.

Proses Ekstraksi Skala Industri


Terdapat beberapa tahapan dalam proses ekstraksi skala industri, meliputi:
Penghalusan/ penggilingan simplisia
Ekstraksi tanaman obat
Pemurnian ekstrak
Pemekatan ekstrak
Pengeringan ekstrak
Standardisasi ekstrak
Pengemasan
Standardisasi Ekstrak
Ekstrak yang dihasilkan dalam skala industri harus merupakan ekstrak yang sudah terstandar
sesuai dengan ketentuan yang berlaku (mengacu pada MMI atau kompendia yang lain seperti
Farmakope). Komponen standardisasi ekstrak meliputi:
Pengujian makro dan mikroskopik untuk identitas
Pemeriksaan pengotor/ zat asing organik dan anorganik
Penentuan susut pengeringan dan kandungan air
Penentuan kadar abu
Penentuan kadar serat
Penentian kadar komponen terekstraksi (kadar sari)
Penentuan kadar bahan aktif/ senyawa penanda
Penentuan cemaran mikroba dan tidak adanya bakteri patogen
Pemeriksaan residu pestisida.

También podría gustarte