Está en la página 1de 12

ASKEP VASKULER PERIFER

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sistem peredaran darah merupakan salah satu sistem organ yang
paling penting, yang bertanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan
penting tertentu. Ini terdiri dari darah, pembuluh darah, dan jantung.
Semua komponen ini memainkan peran penting dalam fungsi normal dari
hati manusia dan sistem peredaran darah secara keseluruhan. Jantung
memompa darah ke berbagai organ melalui pembuluh darah, di mana
oksigen dan nutrisi didistribusikan ke bagian-bagian tubuh.
Sesuai penelitian medis, penyakit dan gangguan dari account
sistem peredaran darah untuk angka kematian tertinggi dibandingkan
dengan penyakit lain. Kedua, keturunan dan faktor genetik bertanggung
jawab untuk menyebabkan penyakit sistem peredaran darah manusia.
Namun demikian, dengan statistik saat ini mengklaim peningkatan angka
masalah jantung dan sirkulasi, sangat penting bagi kita untuk belajar
tentang masalah-masalah terkait.
Fungsi utama dari sistem sirkulasi adalah untuk memasok
oksigen, hormon, dan nutrisi penting lainnya ke sel-sel tubuh dan
jaringan. Dalam siklus ini, juga melakukan pekerjaan menggantikan
karbon dioksida dengan oksigen. Setiap gangguan atau penyimpangan
dalam siklus peredaran darah menyebabkan kondisi medis, yang dapat
ringan sampai parah.
B. Tujuan Penulisan
1. Mengidentifikasi factor anatomi dan fisiologi aliran darah perifer dan
oksigenasi jaringan.
2. Menggunakan parameter yang sesuai untuk mengkaji sirkulasi perifer.
3. Menggunakan proses keperawatan sebagai kerangka kerja perawatan
pasien dengan insufisiensi sirkulasi ekstremitas.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Penyakit Vaskular Peripheral merupakan penyakit pembuluh darah perifer
mempengaruhi sirkulasi darah ke bagian tubuh yang ekstrimitas. Penyakit
vaskular termasuk segala kondisi yang mempengaruhi sistim peredaran
darah anda. Ini mencakup dari penyakit-penyakit arteri-arteri, vena-vena
dan pembuluh-pembuluh limfa anda sampai ke kekacauan-kekacauan
darah yang mempengaruhi sirkulasi. (Suzanne C Smeltzer, 2001)
B.
1.
2.
3.
4.

Etiologi
Gagal jantung
Infeksi
Perubahan pembuluh darah dan pembuluh limfe
Proses penuaan
(Suzanne C Smeltzer, 2001)

C. Manifestasi Klinis
1. Nyeri
Nyeri berat seperti kram pada ekstremitas disebabkan oleh
ketidakmampuan system arteri mencukupi kebutuan aliran darah
kejaringan saat menghadapi peningkatan kebutuhan akan nutrisi. Karena
jaringan dipaksa menyelesaikan siklus energy tanpa nutrisi, maka akan
dihasilkan metabolit otot dan asam laktat. Nyeri akan dirasakan ketika
metabolit mengganggu ujung syaraf jaringan sekitarnya.
2. Perubahan kulit
Aliran darah yang tidak memadai mengakibatkan ekstremitas yang dingin
dan pucat, kekurangan oksigen, sianosis.
3. Denyut nadi lemah
Penyakit arteri oklusif mengganggu aliran darah dan dapat menurunkan
atau menghilangkan denyutan nadi pada ekstremitas.
4. Edema
Penurunan aliran darah vena mengakibatkan peningkatan tekanan vena,
diikuti peningkatan tekanan hidrostatik perifer, filtrasi bersih cairan keluar
dari kapiler ke rongga intertisial, dan selanjutnya terjadi edema
5. Kelemahan
6. Ganggren
Gangguan akan terjadi setelah iskemia berat yang lama dan menunjukan
adanya nekrosis jaringan.
7. Kesemutan
8. Disfungsi Ereksi

D. Patofisiologi
Penurunan aliran darah melalui pembuluh darah perifer merupakan
tanda pada semua penyakit vaskuler perifer. Efek fisiologis berybahnya
aliran darah tergantung pada besarnya kebutuhan jaringan yang melebihi
suplai oksigen dan nutrisi yang tersedia. Bila kebutuhan jaringan tinggi,
maka bila terjadi sedikit penurunan aliran darah dapat mengganggu
pemeliharaan integritas jaringan sehingga jaringan menjadi iskemi
(kekurangan suplai darah), malnutrisi dan kematian apabila kekurangan
aliran darah tersebut tidak diperbaiki.
Gagal jantung, aliran darah perifer yang tidak memadai terjadi bila
kerja pemompaan jantung tidak efisien. Gagal jantung kiri menyebabkan
penimbunan darah diparu dan penurunan aliran kedepan atau curah
jantung. Gagal jantung kanan menyebabkan kengesti vena sistemik dan
penurunan aliran darah.
Perubahan pembuluh darah dan pembuluh limfa. Pembuluh darah
yang utuh, paten dan responsive diperlukan untuk menyalurkan oksigen
yang cukup ke jaringan dan mengangkat sampah metabolisme. Arteri
dapat mengalami obstruksi akibat plak aterosklerosis, thrombus atau
embolus. Arteri dapat rusak atau mengalami obstruksi akibat trauma
kimia atau mekanis, infeksi atau proses radang, gangguan vasospastik
dan malformasi congenital. Oklusi arteri yang mendadak menyebabkan
iskemia berat pada jaringan, sering irreversible dan berakir dengan
kematian jaringan. Bila oklusi arteri berlangsung secara bertahap, resiko
kematian jaringan mendadak lebih rendah karena sirkulasi kolateral
mempunyai kesempatan untuk berkembang.
Aliran darah vena menurun akibat trobus yang menyumbat vena,
katup vena yang inkompeten, atau oleh menurunya efktifitas kerja
pemompaan

otot

disekitarnya.

Penurunan

aliran

darah

vena

mengakibatkan peningkatan tekanan vena, diikuti peningkatan tekanan


hidrostatik perifer, filtrasi bersih cairan keluar dari kapiler ke rongga
intertisial, dan selanjutnya terjadi edema. Jaringan edema tidak mampu
menerima nutrisi yang memadai dari darah dan sebagai konsekuensinya
jaringan tersebut lebih peka terhadap kematian dan infeksi.

Sumbatan pembuluh limfe juga dapat mengakibatkan edema.


Pembuluh

limfe

dapat

mengalami

penyumbatan

oleh

tumor

atau

kerusakan akibat trauma mekanis atau proses radang.


Proses penuaan menghasilkan dinding pembuluh darah yang
mempengaruhi transportasi oksigen dan nutrisi kejaringan. Lapisan intima
menebal sebagai akibat proliferasi seluler dan fibrosis. Serabut elastic di
lapisan media mengalami klaisifikasi, tipis dan terpotong dan kolagen
tertimbun

di

lapisan

intima

maupun

media.

Perubahan

tersebut

mengakibatkan kekakuan pembuluh darah, yang meningkatkan tekanan


perifer gangguan aliran dara, dan peningkatan kerja ventrikel kiri.

BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas klien : selain nama klien, juga orangtua; umur, alamat, asal kota
dan daerah.
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama : penyebab utama klien sampai dibawa ke rumah sakit.
b. Riwayat penyakit sekarang : tanda dan gejala klinis gangguan vaskuler

perifer, gejala yang mudah diamati adalah nyeri sperti krrem yang hilang
c.

saat istirahat.
Riwayat penyakit dahulu : untuk mengidentifikasi adanya faktor-faktor
penyulit atau faktor yang membuat kondisi pasien menjadi lebih parah
kondisinya. Komplikasi
pertimbangan

dalam

dari

penyakit

penanganan

terdahulu

aterosklerosis.

dapat

menjadi

Adanya

penyakit

hipertensi, ataupun penyakit kardiovaskuler lain dapat dipertimbangkan


pengaruhnya terhadap terjadinya gangguan vaskuler.

d. Riwayat penyakit keluarga : adakah penyakit yang diderita oleh anggota

keluarga

yang

mungkin

ada

hubungannya

dengan

penyakit

klien

sekarang.
3. Pola fungsi kesehatan
a. Pola nutrisi-metabolik.

Kehilangan nafsu makan. Pada awal kejadian adanya mual atau muntah
(adanya peningkatan intra kranial) kehilangan senasai pada lidah, dagu,
tenggorokan dan gangguan menelan.
b. Pola eliminasi

Adanya perubahan pola eliminasi, anuria, inkontensia urine, distensi


abdomen, tidak ada bising usus ( illeus paralitik ).
c. Pola aktifitas-latihan
Adanya kesukaran terhadap aktivitas karena kelemahan, kehilangan
sensasi atau paralysis atau hemiplegi, mudah lelah.
d. Pola tidur dan istirahat
Kesukaran untuk istirahat karena kelemahan secara umum dan gangguan
penglihatan.
e. Pola sensorik

Adanya sinkop atau pusing, nyeri kepala menurunnya penglihatan atau


kekaburan

pandangan,

gangguan

penciuman

atau

perabaan

atau

sentuhan menurun terutama pada daerah luka dan ekstremitas, status


mental,

koma,

ekstremitas

lemah

atau

paralisis,

tidak

dapat

menggenggam, paralisis wajah, tidak dapat bicara, berkomunikasi secara


verbal, kehilangan pendengaran, penglihatan, sentuhan, refleks pupil, dan
dilatasi.
4. Pemeriksaan fisik, fokus pada sistem kardiovaskuler dan sistem respirasi
Pemeriksaan tanda-tanda vital TD, Nadi, RR dan Suhu penting dilakukan
untuk mengetahui tanda awal dari ketidakstabilan hemodinamik tubuh,
gambaran dari tanda vital yang tidak stabil merupakan indikasi dari
peningkatan atau penurunan kondisi perfusi jaringan dan kegagalan
jantung dalam berkontraksi.
a. Keluhan atau adanya nyeri: Pada identifikasi nyeri perlu dikaji lebih dalam
seberapa besar nyeri muncul, lokasi dan sifat nyeri termasuk penjalaran
dari nyeri yang muncul sehingga dapat diklasifikasikan daerah/area yang
mengalami aterosklerosis. Adanya nyeri yang terkaji dapat menjadi
patokan, didaerah mana kira-kira lokasi yang mengami penyumbatan dan
setelah itu perlu di identifikasi kembali dengan beberapa pemeriksaan
penunjang untuk membuktikan dan mempertegas kondisi pasien.

b. Pemeriksaan tanda-tanda vital

Tanda-tanda vital merupakan pemeriksaan fisik yang sangat penting


dilakukan karena adanya perubahan tanda-tanda vital menunjukkan
kelainan sirkulasi dalam sistem sistemik tubuh. Dengan asumsi penurunan
kontraktilitas otot-otot jantung, maka denyut nadi akan menurun dan juga
tekanan darah naik lama kelamaan akan menurun karena penurunan
cardiac output. Oleh karena itu pengkajian terhadap tanda-tanda vital
sangat perlu dilakukan sebagai indikasi awal adanya kelainan sistemik
tubuh.
c. Pemantauan Hemodinamik

Disamping pemantauan TTV, perlu juga haru dikaji sistem hemodinamik


tubuh, karena adanya perubahan curah jantung, maka sirkulasi juga
akan berkurang, demikian juga cairan dan keseimbangan cairan akan
berpengaruh terhadap tekanan hemodinamik tubuh
d. Pemamtauan perubahan penampakan dan temperature kulit
Aliran darah yang tidak memadai mengakibatkan ekstremitas dingin

Rubor terlihat dalam 20 menit sampai 2 menit setelah ektremitas


tergantung dan merupakan petunjuk adanya kerusakan arteri dimana

a.

pembuluh darah tidak mampu berkonstruksi.


Sianosis
Rambut hilang
Kuku rapuh
Kulit kering
Atropi dan ulserasi
Edema bilateral atau unilateral
5. Pemeriksaan penunjang
ECG (Electrocardiogram)
ECG bermanfaat dalam mengidentifikasi iskemia miokardium, apalagi
dalam kondisi istirahat. Adanya gambaran depresi S-T atau horizontal
1mm atau lebih diluar titik J, bersifat khas, walaupun tidak patognomonik
iskemia kardium. Gambaran lain dari adanya kelainan ECG mencakup
perubahan

gelombang

ST-T

nonspesifik,

kelambatan

hantaran

atrioventrikularis dan intraventrikel serta aritmia bersifat non spesifik


untuk penyakit jantung koroner aterosklerotik.
b. Laboratorium darah
Lipid darah (lemak) bahwa telah diketahui bahwa hiperlipidemia adalah
suatu faktor penting dalam perkembangan aterosklerosis koronaria.
Demikian juga peningkatan kadar gula darah yang diatas rata-rata, hal ini

menunjukkan

adanaya

risk

factor

lain

yang

dapat

menyebabkan

aterosklerosis.
Elektrolit : ketidakseimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan dapat

mempengaruhi kontraktilitas, contoh: hipokalemia atau hiperkalemia.


Sel darah Putih (SDP) : leukosit (10.000-20.000) biasanya tampak

sehubungan dengan proses inflamasi.


Kecepatan sedimentasi : apabila meningkat maka menunjukkan adanya
inflamasi.
Kimia : mungkinnormal tergantung abnormalitas fungsi atau perfusi organ

akut atau kronis.


Kolesterol atau

trigeliserida

serum

meningkat,

menunjukkan

arteriosclerosis.
c. Pemeriksaan dengan Echokardiografi
Pemeriksaan penunjang lain yaitu pemeriksaan echo-kardiografi, dari
pemeriksaan ini dapta dilihat lokasi penyumbatan dan berapa besar
tingkat aliran darah yang mengaliri koroner dan jantung, dan dilihat juga
seberapa besar adanya penyumbatan aliran tersebut. Dari hasil echo
yang dapat memotret dari 3 dimensi memungkinkan diagnosa dan
tindakan yang akan dilakukan akan tepat sasaran.
d. Angiografi koroner
Menggambarkan penyempitan atau sumbatan arteri koroner dan biasanya
dilakukan sehubungan dengan pengukuran tekanan serambi dan mengkaji
fungsi ventrikel kiri (fraksi ejeksi).
e. Pemeriksaan Photo thorak

Hasil, mungkin normal atau menunjukkan pembesaran jantung didug


gagal jantung koroner atau aneurisme ventrikuler. Pemeriksaan ini
disamping

untuk

mengetahui

seberapa

besar

adanya

pembesaran

jantung, juga untuk mengetahui dan mengidentifikasi gangguan sistem


respirasi terutama paru. Dengan adanya photo thorak dapat diketahui
secara dini adanya pneumonia atau infeksi lain sehingga faktor penyulit
tersebut dapat dicegah dan ditangani dengan cepat.
B. Diagnose dan intervensi
1. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan gangguan
sirkulasi.
Tujuan : meningkatkan suplai darah arteri ke ekstremitas.
Kriteria hasil :
Ekstremitas hangat pada perabaan

Warna ekstremitas membaik


Melakukan seri latihan Bueger Allen 6 kali, 4 kali secukupnya
Intervensi :
a. Menurunkan ekstremitas dibawah jantung.
Rasional : ekstremitas bawah yang tergantung memperlancar suplai darah
arteri.
b. Mendorong latihan jalan seddang atau latihan ekstremitas bertahap.
Rasional : latihan otot memperbaiiki aliran darah dan pertumbuhan
sirkulasi kolateral.
c. Mendorong latihan postural aktif (latihan Bueger Allen).
Rasional : dengan latihan postural, pengisian akibat gravitasi terganggu
sehingga pembuluh darah menjadi kosong.
Tujuan : mengurangi kongesti vena.
Kriteria hasil :
Mengurangi edema ekstremitas
Intervensi :
a. Meninggikan ekstremitas diatas jantung.
Rasional : peninggian ekstremitas melawan

tarikan

gravitasi,

meningkatkan aliran balek vena, dan mencegah statis vena.


b. Dilarang berdiri diam atau duduk terlalu lama.
Rasional : berdiri diem atau beridir lama mengakibatkan statis vena.
c. Mendorong pasien untuk berjalan-jalan
Rasional : berjalan-jalan memperbaiki aliran balek vena dengan

a.

mengaktifasi pompa otot.


Tujuan : memperbaiki vasodilatasi dan mencegah penekanan perifer.
Kriteria hasil :
Tidak merokok
Menghindari menyilang kaki
Melindungu ekstremitas dari pejanan dingin
Intervensi :
Menjaga suhu hangat dan menghindari suhu dingin.
Rasional : kengahatan memperbaiki aliran arteri dengan mencegah efek

vasokontriksi akibat dingin.


b. Melarang merokok.
Rasional : nikotin menyebabkan vasospasme yang menghambat sirkulasi
perifer.
c. Memeberikan penyuluhan cara menghinddari emosi, penatalaksaan stres.
Rasional : stress emosional menyebabkan vasokontriksi perifer dalam
menstimulasi system saraf sismpatis.
d. Memdorong menghinddari memakai pakaian dan aksesoris yang mengikat
(missal, sabuk yang terlalu ketat)
e. Mendorong untuk menghindari menyilang kaki
Rasional : menyilangkan kaki menyebabkan penekanan pembuluh darah
dengan gangguan sirkulasi statis vena

f. Mendorong untuk menghindari obat vasodilator dan penyekap adrenegik


sesuai resep dengan pendekatan keperawatan yang sesuai.
Rasional : vasodilator melemaskan otot polos, bahan adrenergic menyekat
respon terhadap impuls saraf simpatis atau sirkulasi ketokolamin.
2.

Nyeri berhubungan dengan gangguan kemampuan pembuluh darah

menyuplai oksigen.
Tujuan : menghilangkan nyeri.
Kriteria hasil :
Nyeri hilang atau berkurang
Intervensi :
a. Memperbaiki sirkulasi.
Rasional : perbaikan sirkulasi perifer meningkatkan oksigen yang disuplai
ke otak dan megurangi akumulasi metabolit yang menyebabkan spasme
otot.
b. Memberikan

nalgetik

sesuai

dengan

resep

dengan

pendekatan

keperawatan yang sesuai.


Rasional : analgetik mengurangi nyeri dan memungkinkan pasien
berpartisispasi dalam aktifitas dan latihan memperbaiki sirkulasi.
3. Risiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan gangguan sirkulasi
Tujuan : pencapaian atau mempertahankan integritas jaringan.
Kriteria hasil :
Menghindari trauma dan iritasi kulit
Mengenakan sepatu pelindung
Setia kepada aturan higiene
Makan diet seimbang yang mengandung cukup protein, vitamin B dan
vitamin C
Intervensi :
a. Menginstruksikan cara menghindari trauma terhadap ekstremitas.
Rasional : jaringan dengan nutrisi buruk peka terhadap trauma dan infeksi
bakteri, penyembuhan luka melambat dan berhenti sehubungan dengan
perfusi jaringan yang buruk.
b. Memdorong pemakaian sepatu dan bantalan pelindung pada daerah yang
tertekan.
Rasional : sepatu dan bantalan pelindung mencegah cedera dan lepuh.
c. Mendorong hygiene ketat mandi dengan sabun netral, mengoleskn
pelembab, memotong kuku dengan hati-hati.
Rasional : sabun netral dan pelembab mencegah kekeringan dan pecahpecah kulit.
d. Diperingatkan untuk menghindari gosokn atau garukan kuat.

Rasional : menggaruk dan menggosok dapat menyebabkan abrasi kulit


dan invasi bakteri.
e. Promosi nutrisi yang baik asupan vitanib B dan C yang adekuat dan
protein, mengontrol obesitas.
Rasional : nutrisi yang bagus akan berguna pada proses penyembuhan
dan mencegah kerusakan jaringan.
4. Deficit pengetahuan mengenai aktifitas perawatan diri.
Tujuan : patuh dalam menjalankan program perawatan diri.
Kriteria hasil :
Melakukan perubahan posisi sesering yang dianjurkan
Melakukan latihan postural sesuai yang dianjurkan
Minum obat sesuai resep
Melakukan upaya pencegahan trauma
Melaksanakan program penatalaksaan stress
Intervensi :
a. Mengikutsertakan keluarga atau orang terdekat dalam

program

penyuluhan
Rasional : kepatuhan dalam program perawatan dalam meningkat apabila
pasien menerima dukungan dari keluarga dan kelompok dukungan diri
yang sesuai.
b. Memberikan instruksi tertulis mengenai perawatan kaki, tungkai, dan
program perawatan.
Rasional : instruksi tertulis sebagai pengingat dan penguat informasi.
c. Merujuk kekelompok bantuan diri sesuai keperluan, missal klinik
penghentian rokok, penatalaksaan stress, penatalaksaan berat badan, dan
program latihan.
C. Evaluasi
1. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan gangguan
a.

b.

c.

sirkulasi.
Memperlihatkan peningkatan suplai darah arteri ke ekstremitas
Ekstremitas terasa hangat bila disentuh
Warna kulit membaik (bebas dari rubor dan sianosis)
Nadi peifer teraba
Penurunan kongesti vena
Meninggikan ekstremitas bawah sesuai yang dianjurkan
Menghindari berdiri diam atau duduk terlalu lama
Edema berkurang
Memperbaiki vasodilatasi, mencegah kompresi vaskuler
Melindungu ekstremitas dari pajanan dingin
Tidak merokok

2.

3.

4.

Menjalankan program penatalaksaan stress


Memakai pakaian yang tidak ketat
Tidak melipat tungkai
Minum obat sesuai resep
Nyeri berhubungan dengan gangguan kemampuan pembuluh darah
menyuplai oksigen.
Bebas dari rasa nyeri
Risiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan gangguan sirkulasi
Integritas jaringan terpelihara
Menghindari trauma dan iritasi kulit
Mengenakan sepatu pelindung
Mematuhi aturan kebersihan
Makan diet seimbang yang cukup mengandung protein, vitamin B dan C
Deficit pengetahuan mengenai aktifitas perawatan diri.
Melakukan aktifitas perawatan diri

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Kritik dan Saran

KATA PENGANTAR
Hidayat, Aziz Alimul. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika.
Suzanne C. Smeltzer, Brenda G. Bare. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Brunner
& Sudarth ed. 8. Jakarta: ECG.
Mansjoer, Arif . 2000 . Kapita Selekta Kedokteran . Jakarta : Media Sculapius
Doengoes, Marilynn, dkk, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan ; Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, edisi 3, alih
bahasa : I Made Kariasa dan Ni Made S. Jakarta: ECG

También podría gustarte