Está en la página 1de 9

"TEMPAT DAN JANGKA WAKTU PELAPORAN

USAHA"
Guru: Sri Widayati, S.E.,M.,S.Pd

Disusun oleh kelompok 5:


1. Puspa Eka Sari
2. Shanti Dewi
3. Reni Andriani
4. Rani Mareta
5. Siti Kholifah
6. Warnoto

Kelas XI Akuntansi II
Tahun Pelajaran 2016/2017

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat tuhan yang maha esa karena atas limpahan
rahmat daa hidayah-nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
jenis-jenis pajak
Kami mengucapkan terimakasih karena dalam penyusunan makalah ini
kami tidak lepas dari bimbingan dan dukungan ibu guru, orang tua, dan
teman-teman yang selalu memberikan motivasi, inspirasi dan semangat.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan
wawasan khususnya bagi penyusunnya dan umumnya bagi para
pembacanya.

Bandar lampung, 06 September 2016

P
enyusun

iii
DAFTAR ISI

Kata
pengantar......................................................................................................
.....ii
Daftar
isi...................................................................................................................
...iii
Bab I
pendahuluan..................................................................................................
...01
1.1 latar
belakang.......................................................................................................
01
1.2 rumusan
masalah................................................................................................01
1.3
tujuan............................................................................................................
........01
1.4
manfaat.........................................................................................................
.......01
Bab II
pembahasan..................................................................................................
..02
2.1 Jangka waktu pelaporan
usaha.........................................................................02
2.2 Tempat Pelaporan Kegiatan
Usaha...................................................................02
Bab III
penutup.........................................................................................................
.05

3.1
kesimpulan....................................................................................................
......05
3.2 daftar
pustaka.....................................................................................................05

01
BAB I PENDAHULUAN

1.1 latar belakang


Pembayaran pajak merupakan perwujudan dari kewajiban kenegaraan dan
peran serta Wajib Pajak untuk secara langsung dan bersama-sama
melaksanakan kewajiban perpajakan untuk Pembiayaan Negara dan
Pembangunan Nasionalsesuai falsafah undang-undang perpajakan,
membayar pajak bukan hanya merupakan kewajiban, tetapi merupakan
hak dari setiap Warga Negara untuk ikut berpartisipasi dalam bentuk
peran serta terhadap Pembiayaan Negara dan Pembangunan Nasional .
Tanggung jawab atas kewajiban pembayaran pajak sebagai percerminan
kewajiban kenegaraan di bidang perpajakan berada pada anggota
masyarakan sendiri untuk memenuhi kewajiban tersebut. Hal tersebut
sesuai dengan sistem self assessment yang dianut oleh Sistem Perpajakan
di Indonesia.
1.2 rumusan masalah

1. Tempat dan jangka waktu pelaporan usaha


1.3 tujuan
Agar munculnya kesadaran pada masyarakat akan manfaat dari
membayar pajak, bahwa dengan pajak kita telah ikut berperan serta
dalam Pembiayaan Negara dan Pembangunan Nasional, sehingga dapat
dirasakan manfaatnya.
1.4 manfaat
1. Sebagai penyelesaian tugas bagi bahasa indonesia bagi penulis.
2. Penulis dapat mengetahui cara pembuatan karya ilmiah.
3. Sebagai penambah wawasan bagi para pembaca.

02
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Jangka waktu pelaporan usaha


Berdasarkan Pasal 4 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 68/PMK.03/2010.
Pengusaha wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak, apabila sampai dengan suatu bulan dalam tahun
buku jumlah peredaran bruto dan/atau penerimaan brutonya melebihi Rp
600.000.000,00.
Kewajiban melaporkan usaha untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena
Pajak tersebut dilakukan paling lama akhir bulan berikutnya setelah bulan
saat jumlah peredaran bruto dan/atau penerimaan brutonya melebihi Rp
600.000.000,00. Contoh, jika omzet Rp600.000.000,00 terlampaui di bulan
Maret 2012, maka batas waktu pelaporan kegiatan usahanya adalah pada
tanggal 30 April 2012.
2.2 Tempat Pelaporan Kegiatan Usaha

Tempat bagi Wajib Pajak di atas untuk melaporkan usahanya untuk


dikukuhkan sebagai PKP adalah di :
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan
Konsultasi Perpajakan (KP2KP) yang wilayah kerjanya meliputi tempat
tinggal atau tempat kedudukan, dan/atau tempat kegiatan usaha Wajib
Pajak
TEMPAT DAN JANGKA WAKTU PENDAFTARAN ATAU PELAPORAN KEGIATAN
USAHA
Pasal 2
(1) Tempat pendaftaran Wajib Pajak untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib
Pajak dan tempat pelaporan kegiatan usaha Pengusaha untuk memperoleh
Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak adalah di Kantor Pelayanan
Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat
kedudukan dan/atau tempat kegiatan usaha Wajib Pajak dan/atau
Pengusaha yang bersangkutan.
(2) Dalam hal tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak berada
dalam dua atau lebih wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak, Direktur
Jenderal Pajak menetapkan tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib
Pajak.
Pasal 3
Tempat Pendaftaran bagi Wajib Pajak tertentu dan pelaporan usaha bagi
Pengusaha Kena Pajak tertentu ditentukan sebagai berikut :
03
Kantor Pelayanan Pajak Perusahaan Negara dan Daerah untuk Badan
Usaha Milik Daerah yang berkedudukan di wilayah Daerah Khusus Ibukota
Jakarta dan seluruh Wajib Pajak Badan Usaha Milik Negara;
. Kantor Pelayanan Pajak Penanaman Modal Asing untuk seluruh Wajib
Pajak Penanaman Modal Asing yang tidak Go Public, kecuali yang selama
ini telah resmi terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak
berkedudukan dan Wajib Pajak Penanaman Modal Asing yang bertempat
kedudukan di Kawasan Berikat Pulau Batam, Kawasan Pulau Bintan dan
Kawasan Pulau Karimun, atas permohonan Wajib Pajak diberikan
kemudahan mendaftarkan diri dan melaporkan usahanya pada KPP
setempat;
. Kantor Pelayanan Pajak Badan dan Orang Asing untuk seluruh Wajib Pajak
Badan dan Orang Asing;

. Kantor Pelayanan Pajak Perusahaan Go Public untuk seluruh Wajib Pajak


yang telah mendapat izin emisi saham dari Badan Pengawas Pasar Modal
kecuali Wajib Pajak Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik
Daerah, serta Wajib Pajak Penanaman Modal Asing yang bertempat
kedudukan di Kawasan Berikat Pulau Batam, Kawasan Pulau Bintan dan
Kawasan Pulau Karimun, atas permohonan Wajib Pajak diberikan
kemudahan mendaftarkan diri dan melaporkan usahanya pada KPP
setempat;
. Kantor Pelayanan Pajak setempat untuk Wajib Pajak Badan Usaha Milik
Daerah yang berkedudukan di luar Daerah Khusus Ibukota Jakarta;
. Kantor Pelayanan Pajak tempat cabang atau kegiatan usaha dilakukan
untuk Wajib Pajak Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah,
Penanaman Modal Asing, Badan dan Orang Asing, dan Perusahaan Go
Public, terbatas pada Pajak Penghasilan Pemotongan, Pajak Penghasilan
Pemungutan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah;
Pasal 4
(1) Wajib Pajak orang pribadi yang dalam satu Tahun Pajak memperoleh
penghasilan melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak, harus mendaftarkan
diri untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak selambat-lambatnya
pada akhir tahun pajak yang bersangkutan atau selambat-lambatnya satu
bulan setelah saat usaha mulai dijalankan bagi Wajib Pajak yang
memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (5).

04
(2) Dikecualikan dari kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah Wajib Pajak orang pribadi yang semata-mata menerima atau
memperoleh penghasilan

hanya dari satu pemberi kerja yang telah dipotong pajak berdasarkan
Pasal 21 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1994.
(3) Wajib Pajak orang pribadi yang dikecualikan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) atas permintaannya dapat diberikan Nomor Pokok Wajib
Pajak.

(4) Wajib Pajak badan harus mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor
Pokok Wajib Pajak selambat-lambatnya satu bulan setelah saat usaha
mulai dijalankan.
(5) Pengusaha yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-Undang Nomor
8 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor
11 Tahun 1994 harus melaporkan usahanya untuk dikukuhkan menjadi
Pengusaha Kena Pajak selambat-lambatnya satu bulan setelah saat usaha
mulai dijalankan dan kepadanya diberikan Nomor Pengukuhan Pengusaha
Kena Pajak.
(6) Pengusaha sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dapat melaporkan
usahanya untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak sebelum saat
usaha mulai dijalankan.
Wajib Pajak sebagai Pengusaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Nomor 8 TAHUN 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai
Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah , yang :
a. memilih sebagai Pengusaha Kena Pajak, wajib mengajukan pernyataan
tertulis untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak;
b. tidak memilih sebagai Pengusaha Kena Pajak tetapi sampai dengan
suatu masa pajak dalam suatu tahun buku seluruh nilai peredaran bruto
telah melampaui batasan yang ditentukan sebagai Pengusaha Kecil, wajib
melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak
paling lambat akhir masa pajak berikutnya.

05
BAB III PENUTUP
3.1 kesimpulan
Kewajiban wajib pajak adalah melakukan pembayaran pajak yang
merupakan kewajiban dan hak bagi setiap warga negara Indonesia yang
dikategorikan dalam UU perpajakan. Dalam pelaksanaannya, wajib pajak
harus memiliki syarat-syarat sesuai ketentuan yang berlaku di Indonesia.
Hal tersebut sesuai dengan sistem self assessment yang dianut oleh
SistemPerpajakan di Indonesia.

3.2 daftar pustaka


http://suadulmalihah.blogspot.com/2014/11/makalah-hak-dankewajiban-pajak_4.html?m=1
http://www.pajakonline.com/engine/learning/view.php?id=70

También podría gustarte