Está en la página 1de 3

Tips-tips untuk melakukan relaktasi

1. Evaluasi kembali apa yang menjadi motivasi ibu untuk melakukan relaktasi. Siapkan
mental ibu dan cari dukungan terutama dari keluarga terdekat (suami, orangtua atau
teman dekat). Dibutuhkan kesabaran yang tinggi karena seringkali memerlukan waktu
yang lama sehingga ibu merasa putus asa dan membutuhkan dukungan.
2. Berkunjung ke klinik laktasi untuk bertemu dengan konsultan laktasi. Dibutuhkan
arahan dan dukungan dari konsultan laktasi mengenai tehnik dan posisi menyusui
yang baik dan benar.
3. Sangat dianjurkan untuk sering melakukan kontak kulit dengan bayi (skin-to-skin
contact) pada saat bayi tidak menyusu antara lain dengan melakukan metode kanguru,
dimana bayi selalu berada di dada ibu. Tidurlah bersama bayi pada siang
maupun malam hari, dekap dan gendonglah bayi sesering mungkin. Sebisa mungkin
seluruh pekerjaan yang berkaitan dengan bayi dapat dikerjakan oleh ibu sendiri, baik
memandikan bayi, mengganti popok, ataupun mengajak bayi bermain.
4. Bila bayi mau menyusu: Susuilah bayi sesering mungkin setiap 1- jam, paling tidak
8-12 kali dalam 24 jam.
- Gunakan ke-2 payudara, minimal 10-15 menit pada setiap
payudara pada satu kesempatan menyusui
- Pastikan posisi dan pelekatan bayi pada payudara adalah baik
- Monitor asupan bayi cukup atau tidak dengan memantau buang air kecil bayi,
minimal 6 kali atau lebih dalam sehari
- Jangan mengunakan botol susu ataupun dot bayi. Metode finger feding
(memasukkan jari tangan ibu yang bersih sampai menyentuh langit-langit mulut bayi)
bisa digunakan untuk meningkatkan refleks menghisap bayi
- Pada awal kegiatan dibutuhkan suplemen, baik ASI donor ataupun susu formula,
dengan menggunakan alat bantu berupa pemakaian pipa nasogastrik yang
dihubungkan ke cangkir atau semprit, dimana sisi yang satu lagi di tempelkan pada
payudara. Ibu dapat mengontrol pengaliran cairan dengan menaikkan atau
merendahkan cangkir atau semprit saat bayi menyusu pada payudara ibu. Metode drip
drop dengan menggunakan cangkir berisi suplemen atau dengan semprit yang
diteteskan di payudara saat bayi menyusu merupakan salah satu metode yang sering
digunakan, demikian pula dengan alat bantu laktasi lain seperti Lact-Aid Nursing
Trainer System (Lact- id International) Supplemental Nursing System (Medela)
juga dapat digunakan.
5. Bila bayi tidak mau menyusu:
- Pastikan bayi dalam keadaan sehat
- Tingkatkan kontak kulit dengan bayi, mungkin dengan mengunakan metode kanguru
- Lakukan pemijatan payudara lalu perah ASI selama 20-30 menit, 8-12 x/hari
- Lebih sering memberikan payudara pada bayi walaupun bayi tidak mau menyusu
dan gunakan alat bantu untuk memberikan suplemen, baik ASI donor ataupun
susu formula
- Jangan menggunakan botol susu ataupun dot bayi

6. Monitor asupan bayi dengan memantau urin bayi, minimal 6 kali atau lebih dalam
sehari
7. Lakukan laktasi pada saat ibu dan bayi dalam keadaan tenang dan rileks. Jangan
memaksa bayi untuk menyusu. Jika bayi menolak menyusu tentunya hal ini akan
mengganggu proses relaktasi. Tunda hingga kondisi nyaman untuk ibu dan bayi.
8. Tingkatkan konsumsi makanan ibu dengan diet yang sehat dan seimbang.
9. Penggunaan obat-obatan yang dapat membantu stimulasi produksi ASI
(lactogogues/galactogogue) mungkin diperlukan bagi mereka yang tidak berhasil
melakukan relaktasi ataupun induksi dengan panduan tersebut di atas.
10. Monitoring asupan bayi:
Timbanglah bayi setiap minggu, minimal kenaikkan berat badan bayi berusia kurang
dari 9 bulan adalah 125 gram/minggu atau 500 gram/bulan
- Monitor urin dan feses bayi. Frekuensi urin 6 kali atau lebih dalam sehari, tidak
pekat ataupun bau. Dalam 4 minggu pertama, bayi mengeluarkan feses lembik
cenderung cair warna kuning kecoklatan, beberapa kali dalam sehari. Selanjutnya
frekuensi buang air besar akan berkurang sekali sehari sampai 7-10 hari sekali.
Konsistensi dan warna feses akan berubah bila bayi telah mendapat makanan
pendamping ASI.
- Bayi yang bangun setiap 2-3 jam, menyusu dengan lahap dan terlihat aktif
berinteraksi sosial sesuai dengan usianya, dapat menjadi panduan akan kecukupan
asupan yang diterimanya.
11. Jumlah suplemen yang dibutuhkan bayi dan pengurangan suplemen saat relaktasi atau
induksi laktasi dilakukan
- Timbanglah bayi dan berilah suplemen yang direkomendasikan (ASI donor atau
susu formula) 150 ml/kg BB/hari dengan alat bantu
- Bila produksi ASI meningkat, kurangi sebanyak 50 ml setiap beberapa hari dengan
memantau berat badan bayi tiap minggu sesuai penjelasan di atas. Pengurangan
dilakukan pada jumlah suplemen bukan pada kekentalannya Pengurangan sejumlah
50 ml tersebut dapat dilakukan diantara beberapa kesempatan, misalnya kurangi pada
2 kali kesempatan menyusu dengan 25 ml perkali atau kurangi 5 kali kesempatan
menyusu dengan 10 ml perkali
- Lanjutkan jumlah yang ada setelah pengurangan tersebut untuk beberapa hari
- Bila bayi menunjukkan asupannya cukup(urin 6 kali atau lebih, tidak pekat atau bau,
dan penambahan berat badan 125 gram atau lebih) kurangi lagi jumlah suplemen
yang diberikan
- Bila bayi menunjukkan asupan kurang, pertahankan jumlah yang ada dalam 1
minggu lagi
- Bila bayi tetap menunjukkan asupan yang kurang tambahkan lagi 50 ml dari jumlah
suplemen terakhir yang telah diberikan
Tips-tips untuk melakukan induksi laktasi
1. Selain-hal tersebut di atas yang telah dijelaskan, wanita yang akan mengadopsi bayi
disarankan untuk memijat payudara dan memerah setiap 3 jam dan sekali pada malam
hari selama 10-15 menit setiap kali dalam 3-6 bulan sebelum bayi datang. Berbeda

dengan wanita yang hamil dan melahirkan, ibu yang akan mengadopsi anak dan
belum pernah hamil, tidak memiliki kesempatan mengalami 9 bulan perubahan
hormonal tubuhnya dalam menyiapkan diri untuk laktasi, sehingga hisapan bayi
ataupun pemerahan payudara sangat diperlukan untuk kesiapan melakukan dan
mempertahankan laktasi. Sering kali obat obat yang mengandung hormal diperlukan
untuk mengatasinya
2. Pemerahan ASI dengan menggunakan 2 pompa listrik pada ke-2 payudara pada satu
kesempatan sangat dianjurkan
3. Kesehatan dan kesejahteraan bayi adalah yang diutamakan. Pertumbuhan dan
perkembangan bayi sesuai usia dan jenis kelamin harus dipantau secara teratur.
Kunjungan teratur ke dokter anak harus dilakukan untuk pemantauan ini.
4. Frekuensi dan lama menyusu bayi serta usia mulai diberikan makanan pendamping
bayi adalah sama seperti bayi yang lain.
5. Karena ibu yang mengadopsi bayi kemungkinan tidak dapat, memproduksi cukup
ASI, dukungan dan pendampingan ibu sangat dibutuhkan untuk keberhasilan induksi
laktasi. Anjurkan ibu untuk menemui kelompok pendukung ASI yang ada di daerah
tempat tinggal ibu.
Kesimpulan
Usaha relaktasi umumnya menghasilkan produksi ASI yang lebih banyak dari pada induksi
laktasi. Payudara wanita yang mendapat pengaruh hormonal kehamilan, dan terutama wanita
yang pernah menyusui, akan dapat memproduksi banyak ASI saat wanita tersebut melakukan
relaktasi.
Percaya diri dan motivasi yang kuat adalah kunci utama keberhasilan program relaktasi
maupun induksi laktasi. Percayalah bahwa ibu akan mampu memberikan yang terbaik untuk
bayi.
Rutin menyusu pada ibu dan ibu rutin memerah ASI, merupakan kunci untuk keberhasilan
menstimulasi produksi ASI, baik pada relaktasi maupun induksi laktasi
Keberhasilan produksi ASI, seberapapun jumlahnya, hendaknya dipandang sebagai karunia
yang patut disyukuri.

También podría gustarte