Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
to
105
B padatahappraimplantasi
Efekperlakuanrubratoksin
danfetus
terhadapperkembangan
embriopraimplantasi
SwissWebster
mencit(Mus musculus)
danSriSudarwati*.
TienW. Surjono**,
Ramadhan
Sumarmin*,
"Jurusan Biologi, IKIP Padang
" Jurusan Biologi, FMIPA, lnstitutTeknologiBandung,Jl. Ganesa 10 Bandung, 40132
1999
1999;diterima:29
Desember
25 Desember
Masuk:3Aguslus1999;revisimasuk:
Sari
RubratoksinB adalah metabolit sekunderyang dihasilkan olch Penicillium rubrun dan Penicilliu,npurpurogerurn, yaitu kapang
yangacapkaliterdapatsebagaipencemnrserealia,terulamapadabahanmakanandan pakan tcmak. RubratoksinB dosis tunggal0,8
dan0,9 mg/kg berat badan diberikan secaraintraperitonealpada mencit Swiss Websterumur kebuntingan0 hari atau 2 hari (tahap
praimplantasi).
Mcncit kontrol hanya diberi propilen glikol sebagaipelarut rubratoksinB. Et'ek perlakuanlerhadapperkcmbangan
embriopraimplantasidiamati pada umur kebuntingan3,5 hari, sedangkanterhadapfetus pada umur kebuntingan 18 hari. I{asil
pengamatan
menunjukkanbahwa perkembanganembrio praimplantasiterhambat,ditandai oleh berkurangnyajumlah blastosista
tampakbahwajumlah
akhirdanjumlah sel penyusunnya,sefia masih adanyatahapperkembanganawal. Padatahappascaimplantasi
implantasidanjumlah fetus hidup menurun,kematianintrauterusmeningkat,dan muncul kelainanberupalangit-langitbercelahpada
fetus.Secaraumum, hasil pengamatanyang diperoleh berbeda nyata dari kontrol dan sejalan dengan besarnyadosis rubratoksin B
yangdiberikan.Pada perlakuan umur kebuntingan0 hari, embrio lebih banyak terhambatpada tahap 1-8 sel dan morula tjdak
mampat,sedangkanpada perlakuan umur kebuntingan 2 hari terjadi pergeseranhambatan ke tahap yang lebih tua, terutama pada
morula mampat. Terbukti bahwa perlakuan rubratoksin B pada tahap praimplantasi menghambat perkembangan embrio
praimplantasiyang mengakibatkanpenurunanjumlah implantasi dan jumlah letus hidup, serla mampu memunculkan kelainan
perkembanganpada lbtus.
Kata kunci:efek rubratoksin B; embrio; fetus; malfonnasi; mencir; perlakuan tahap praimplantasi.
Abstract
Effectsof preimplantationtreatmcnlsof rubratoxin B on the developmentof preimplant"ationembryosand
fctusesof SwissWebstermouse(Mus musculus)
Rubratoxin B is a sccondary metabolite of Penicilliwn rubnt,w md Penicillirun purpurogenum, which moulds are oflen
contaminalingcereals,particularly food and feed. Single dosagesof rubratoxinB 0.8 and 0.9 mg/kg body weight were administered
intraperitoneally
to Swiss Webster mice on day 0 or day 2 of gestabon(preimplantationstage).Control mice were given propylene
glycolonly as rubratoxinB solvent.The effectsof thoselreatments<lnpreimplantationembryoswere observedon gestationday 3.5,
'il'he
results revealed that the development of preimplantation
whereasthose on I'etuseswere observed on day 18 of gestation.
embryoswas inhibited, shown by the decreasednumber of latc blas&rcystsand the presenceof earlier developmentalstages.In the
postimplantation
stagetheseoccurred:reductionin the number of inrplantationsites and live fetuses,increasedintrauterinedeath,
and cleft palate in the fetuses.In general, the results of the parametersobtained differed significantly compared to the controls and
were dose related.In the treatment on gestation day 0, most of the prr:implantartiondevelopmentaldelays occurred at earlier stages,
i.e. 1-8 cells stage and uncompacted morulae, whereas in the groups treated c'n gestation day 2 inhibition shifted to older stages,
predominantlyat compacted morulae. It is concluded that preimplantation treartmentsof rubratoxin B inhibit the preimplantation
and
development
of the embryos,and consequentlydecrease(he numberof implantattionsites,as well as the number of live I'etuses,
is able to induce fetal malformation.
Key words: effectsof rubratoxin B; embryos;fetuses; malformation; nouse; preimplantation treatmenl
Pendahuluan
Rubratoksin
B adalahsuatumikotoksinyangmerupakan
metabolit sekunder dari Penicilliunt. rubrum dan
Penicilliuntpurpurogenum.Kedua jenis kapang ini
acapkalitumbuhdan mencemaribiji-bijian dan serealia,
106
2,1 Bahan
Hewan percobaanyang digunakan ialah mencit Swiss
Wcbster yang diperoleh dari Jurusan Farmasi-ITB.
to7
1-8
sel
0 (konlrol)
0,8
0 (kontrol)
0,9
Blaslosista
akhir
Tanpa
Berdegenerasi
zona
pelusida
Tidak
mampal
Mampal
4,17
(4)
13,54
(13)
22,92
(22)
59,37
(57)
1 4 , 1 3- ' ,
(13)
9,78'
(s)
13,04
(12)
8,69"
(8)
29,35"
(27)
5,44',
(14)
0
8,26
(10)
20,66
(25)
24,79
(30)
1 0 , 17 '
(12)
7,63
11,86'
(14)
16,95'
(20)
22,O3"
(26)
8
8
Morula
Purala
(e)
Awal
Sedang
1,65
(s4)
(2)
I,65
(2)
20,34(24)
0
4,80
(s)
12,5
( 13 )
23,08
(24)
59,62
(62)
0.8
19,23"
(20)
16,23
(17)
20,19
(21)
28,85"
(30)
13,64"
(14)
0 (konlrol)
8,26
(10)
18,18
(22)
23,97
(29)
49,59
(60)
3,42"
(41
4 )7"
11,97"
( 14 )
10,26"
21,37.'
(25)
(s)
/,ot
44,64
(10)
(7)
(13)
1,92
(2)
zona
pelusida
emono
(umlah)
(2)
Tolal
(s)
0 (konlrol)
0.9
persenlaso
Embrioabnormal
2,17
(2)
0
0
(37)
15,38"
(16)
40,17
(47)
50,43"
(se)
':berbedanyatadarikontrolpadap<0,05":berbedasangatnyatadarikonlrolpadap<Q,A1(Wilcoxonbranksumtesg
108
Fersentase
blastosistaawal dan blastosistasedangpada
Selain menghambat perkembangan embrio praimkelompok pedakuan,terutamapada perlakuanumur
plantasi, rubratoksin B juga mengakibatkanterdapatnya
kebuntingan2 hui dosis 0,9 mg/kg b.b. (3,42Eo embrio abnormal, yang pada kelompok kontrol tidak
bla.stosistaawal dan 4,27Vo blastosistasedang), pernah muncul, Embrio abnormal yang paling banyak
umumnyalebih rendahdan berbedanyatahinggasangat ditemukandan kejadiannyasangatnyata adalah embrio
nyata dari kontrol (l2,5%osarnpai 24,79%;o).
Lebih
yang berdegenerasi, pada perlakuan dengan dosis
rendahnyapersentaseini disebabkanoleh banyaknya tertinggi yang diberikan pada umur kebuntingan 0 hari
embrio yang perkembangannya
terhambatpada tahapdan terutamapada perlakuanumur kebuntinganZ han.
tahapsebelumnya,
terutamapadatahapmorulamampat.
Perlakuandengan dosis 0,9 mg/kg b.b. menrunculkan
31,360/o
embrio abnormalpadaumur kebuntingan0 hari,
Pola hambatanperkembangan
pada pedakuanumur
kebuntingan
0 hari atau2 hari,danterjadinyapergeseran dan 50.4"37opada perlakuan umur kebuntingan 2 hut.
Selain itu, ditemukan pula embrio tanpa zona pelusida
hambatanke arah tahapperkembangan
yang lebih tua
pada perlakuanumur kebuntingan2 hari, ditunjukkan yang menyebar pada semua kelompok perlakuan, dan
pada umumnya sangatnyata lebih banyak tlari kontrol.
padaGambarI, yaitu padaperlakuandosis0,8 mg/kg
b.b. Pola hambatanperkembangan
yang didapatsesuai Terdapatnyazona pelusida tanpa embrio, yang muncul
denganhasil pengamatanbeberapapeneliti terdahulu hanya pada perlakuanurnur kebuntingan0 hari dengan
dosis 0,8 mg/kg b.b.. tidak dianggap sebagaikelainan,
yang menggunakanteratogenyang lain pada mencit
melainkan sebagaiernbrio yang terlalu cepat menehs.
Kud;ddydanICR [6,13,17].
(a) eo
!
I
50
rontrot
0,8ms/ksb.b
10
8
t-20
12346C
Perkembangan embrio
(b) eo
fl kontrol
J 0,smg/kgb.b
s0
ao
so
20
10
123i{56
Perkembangan
embrio
Keterangan: Perkembangan
mbriotahap :
1:1-8sl
2 : Morulalidak mampat
3 : Morulamampal
4 : Blaslosistaawal
5 : Blastosislasedang
6 : Blastosistaakhir
. Pola hambatanperkembanganmbrlo praimplanlasi
&Cttp*laluan rubratoksin(b) dosistunggal0,8 mg/kgb.b. yang
diborikansecaraintraperiloneal
pada mencilumuikebuntingan
0 hari (a) dan 2 hari (b) serla pergesranhambatanke lah;p
perkembangan
yang l6bihlua pada perlakuanumur kebuntingan
2 hari (b)
1(}9
Tabel2 Jurnlahsel yang mnyusunblastosistaakhirpada perlakuanrubraloksinB umur kebunlingannol alau dua hari
yang diamatipada umur kebunlingan3.5 hari
Umurkebunlingan
saal prlakuan
(hari)
Dosis
(mg/kg
hh\
J u m l a hi n d u k Kisaranjumlah
yang diamali blastosistaakhir
liap induk
Jumlah
blastosisla
yang diamali
Rala-ratajumlah
sel blaslosisla
akhir
4-8
42
62,23t 3,03a
0,8
tl
z- o
'A
55,64+ 3,50b
0,9
1-4
16
5 2 , 1 3+ 2 , 6 4c
0
(konlrol0
4-8
44
6 0 , 0 5* 2 , 6 1a
0,8
27
5 7 , 3 8+ 2 ,1 8b
0,9
1a
5 3 , 7 8r 3 , 3 3a
(kontrol)
n
n-?
{-{-
-l
62t-60t-.
rr8I
,sl
,'4
E 52I
I
50J
0 hari
2 hari
48I
qo l-Kontrol
0.8
0.9
ljosrs(nE/kgbb)
2 Pengaruh
B dosislungglal
Gambar
rubraloksin
0,8atau0.9
padamencit
b.b.yangdiberikan
secaraintraperitonal
mg/kg
jumlahselyang
nolalauduaharilerhadap
umurkebuntingan
menyusun
blastosista
akhir.
harnbatan
tcrhadapjurnlah scl tcrscbut lcbih parah bila
rubratoksin
B diberikan pada urnur kcbuntingan0 hari.
Pcnumnanjurnlah scl pcnyusun blastosista akhir
dilaporkanpula pada pcrlakuan dcngan sikofoslamida
[8], rnetilrncrkurikloridadan rncrkuriklorida [6], scrta
mitornisin C 13l yang dibcrikan pada tahap
praimplantasi.
Pcnurunanjurnlah scl ini discbabkanolch
terhambatnyapcmbclahan sel, yang antara lain
diakibatkan
oleh terharnbatnyainisiasi translasimRNA
olehmbratoksinB untuk menghasilkanprotcin trrbulin.
Proteinmbulin merupakankornponenrnikrotubul yang
berperan dalam proscs pcmbelahan sel 12,231.
proses translasi dapat juga di.sebabkan
Tcrhambatnya
oleh rubratoksin B yang mcnyebabkan disagregasi
Polisom[2zl].
Terhadap perkembangan pascairnplantasi, ternyata
rubratoksinB yang dibcrikan pada tahap prairnplantasi
dapat menunrnkanjumlah fetus hidup pada semua
kelompokperlakuansecarasangatnyata.Demikian pula
halnya dengan mcningkatnya kcmatian intrautenrs,
terutama berupa cmbrio yang diresorbsi, yang
kejadiannyasangatnyata hampir pada semua kelompok
perlakuan(Tabel 3). Juniah implantasimenurun sccara
nyata pada pcrlakuan umur kebuntingan 0 hari dan
menjadisangatnyata pada perlakuan umur kebuntingan
2 hari.Menunrnnyajumlah implantasi oleh rubratoksin
110
Tabel 3 Penampilanrproduksimencilyang diberirubratokslnB padaumur kebunlingannol atau dua hari dan diamalipada umur
kebunlingan18 hari
Kematianinlraulerus
Dosis Jumlah Jumlah Jumlah Kehilangan
Umur
a
Kebuntingan (mg/kg i n d u k korpus rmpran- praimplanluteum
lasl
lasl
saal
Jumlah Jumlah Total
penaKuan
felus
embno
XrSD ItSD
l%l
(%l
(hari)
diresorpsi mali
@
@
0
(konlrol)
0,8
122
(15,2s
r
0,89)
119
( 1 4 , 8 6I
1,13)
129
110
( 1 3 , 3 8I
1,69)'
/l(q+
0,93)
0,9
124
/16 (+
108
( 1 3 ,rs
(v"l
('/4
Fetushidup
Jumlah
fetus
f/4
IA
(13,28)*
Berat
badan
felus (g)
XlSD
@
(2,46\
19
(1s,14)*
(2"4e1 (7,62)'
119
(100)
'l,242+.
0,023
101
(e2,70)"
1,233
r
0,032
0,s3)
2,O7)',
0
(kontrol)
125
( 1 5 , 6 3*
1,19)
120
( 1 4 , 8 6*
0,ee)
5
(3,13)
1
(0,6e)
0,8
100
( 1 5 , 5t
1 , 6 0r '
21
(17,23\*
I
(s,07)"
0.9
121
( 1 5 , 1r 3
0,89)
120
( 1 5 , 2r5
1,04)
74
(9 ,2s1
2,76\"
46
(40,74)*
20
2
22
52
1,276 t
(30,04)* (4,47) (34,51)-(66,72)" 0,053
induk(g)
Jumlahfelus
dengan kelainan X T S D
perkembangan*
@
dan perdarahan
(v"l
2
(1,34)
1
(0,6e)
24,84 t
2.14
1 8 , 4 4*
2,29*
(s,2s)'
20,34r
2,82*
2
(1,67)
23,56i
2,18
2
(1,74)
19 , 1 5*
2,29*
10
( 18 , 1s ) *
14,84x
4,77
17
7
84
24
1 , 2 O t7
( 1 4 , 6 e ) * ( 6 , 6 7 ) ' (21,36)" ( 7 s , 1 6 ) " 0 , 0 2 6
0
Prlambanan
berat
119
1 , 2 2 3t
(99,31) 0,057
1l
2
89
1,152
*
(1,7s) ( 1 0 , 8 6 ) - ( 8 s , 1 4 ) " 0 , 0 1 5
':berbedanyatadarikontrolpadap<0,05,":berbedasangalnyaladarlkonlrolpadap<0,01(@:Ulit-Sludenl,a:Wilcoxonsrank
surn lesl), # : kelainanprkmbanganberupa langll-langilbrcslah dan club fool
Dosis
(m/kg
bb)
Jumlah
induk yang
diamali
Jumlahfelus
yangdiamatl
Jumlahfelus dengan
kelainanperkembangan
(/"\
Jumlahletus
oengan
perdarahan
(/")
Club foot
119
1
(0,56)
(konlrol)
0,8
101
0,9
84
(o,74)
2
119
(kontrol)
: 0,8
89
0,9
52
Langit-langit
bercelah
1
(0,78)
0
(3,75)
1
(0,78)
2
(1.67)
1
(0.96)
1
(0.78)
4
(2,52)
6
(15,63)"
" : berbedasangal nyala dari konlrol pada p < O,O1(Wilcoxon'sranK sum test'l
Kesimpulan
pada
Rubratoksin
B yangdiberikansecaraintraperitoneal
tahap praimplantasimencit (Mus musculus) Swiss
Websterumur kebuntingan0 hari alau 2 harr, dengan
dosis tunggal 0,8 atau 0,9 mg/kg b.b., menyebabkan
hambatan dan kelainan perkembangan embrio
praimplantasi,serta berkurangnyajumlah sel yang
menyusunblastosistaakhir. Terhadapperkembangan
pascaimplantasi,
rubratoksin B memrrunkanjurnlah
implanta.sidan jumlah fetus hidup, meningkatkan
kematianinFauterus,sertadapatmemunculkan
kelainan
perkembangan
padafefus.
5 Ucapanterima kasih
Penulismengucapkanterima kasih kcpada Departetnen
Pendidikandan KebudayaanRI atas bantuanbiaya dari
penelitianini.
ProyckTJRGEuntuk pelaksanaarr
6 Daftarpustaka
1. Darnranto.
W , Kabir, IrJ., lnouye,NI.,Takagishi,Y.
& \'arnarrurra,ll. Efltcts ol 2-mcthoxyethanoland
rurt-'tlioxvacctic
atrid on prcinplantation mouse
ernbryrrs
itr vrtro Em'iron.Metl.,38"33-36(1994).
2. Dcsarah,D.. I-{aycs,A.W. & Ho, l.K. Ellect of
triph0sphatase
activitics
nrbraroxinB 0n aclcflosinc
'l'oxicol.
Appl. Pharnracol..39,71-19.
in thc nx>rrsc.
(Ie77).
l.
111
( r968).
u.s.A.44-102
1 7 .Setiorini,R., Inouye,M. & Oda, S. Et'fectsof zirrc
chklride, mcrcuric chloride, and cadrnium chloride
on preimplantationux)usgcrnbryosin vito. Environ.
M e d . .3 5 , 1 3 5 - 1 3 81 1 9 9 ri .
2 l Tarkowski, A.K.