Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Beberapa pasien dengan hipotiroidisme mempunyai kelenjar tiroid yang
mengalami atrofi atau tidak mempunyai kelenjar tiroid akibat pembedahan atau ablasi
radioisotope, atau akibat destruksi oleh antibody autoimun yang beredar dalam
sirkulasi. Cacat perkembangannya dapat juga menjadi penyebab tidak terbentuknya
kelenjar tiroid pada kasus hipotiroidisme kongenital. Goiter dapat terlihat pada pasien
hipotiroidisme dengan dapat herediter dalam biosintesis hormone tiroid; pada
penderita seperti ini terjadi peningkatan pelepasan TSH yang menyebabkan
pembesaran tiroid goiter dapat juga terlihat pada penderita tiroiditis Hashimoto, suatu
penyakit autoimun yang infiltrasi limfosit dan destruksi kelenjar tiroidnya dikaitkan
dengan antitiroglobulin atau antibodi mikrosomal sel antiroid. Pasien dengan
hipotoidisme sekunder mungkin menderita tumor hipofisis dan defisiensi hormonehormon trofik hipofisis lainya. Suatu keadaan dimana kelenjar tirod kurang aktif dan
menghasilkan terlalu sedikit hormone tiroid. Hipotiroid yang sangat berat disebut
miksedema.
Hipotiroidisme terjadi akibat penurunan kadar hormon tiroid dalam darah.
Kelainan ini kadang-kadang disebut miksedema.
Hipotiroidisme congenial atau kretinisme mungkin sudah timbul sejak lahir, atau
menjadi nyata dalam beberapa bulan pertama kehidupan. Nanifestasi dini kritenisme
antara lain ikterus fisiologik yang menetap, tangisan parau, konstipasi, somnolen, dan
kesulitan untuk mencapai perkembangan normal. Anak yang menderita hipotiroidisme
congenital memperlihatkan tubuh yang pendek; profil kasar, lidah menjulur kkeluar;
hidung yang lebar dan rata; mata yang jaraknya jauh; rambut jarang; kulit kering;
perut menonjol; dan hernia umbilikalis.
Pemeriksaan
radiologi
rangka
keterlambatan
dalam
pertumbuhan,
perkembangan
gigi.Komplikasi
menunjukkan
disgenesis
utama
dari
tulang
spifisis,
yang
dan
hipotiroidisme
mengalami
keterlambatan
congenial
dan
hipotiroidisme juvenilis yang tidak diketahui dan tidak diobati adalah retardasi
mental.Keadaan ini dapat dicegah dengan memperbaiki hipotiroidisme secara
dini.Para ahli medis yang merawat bayi baru lahir dan bayi kecil harus menyadari
kemungkinan ini.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu menjelaskan apa yang dimaksud dengan Hipotiroid
2. Tujuan Khusus
1) Mampu menjelaskan definisi Hipotiroid
2) Mampu menjelaskan etiologi Hipotiroid
3) Mampu menjelaskan manifestasi klinis penyakit Hipotiroid
4) Mampu menjelaskan tanda dan gejala hipotiroid
5) Mampu menjelaskan patofisilogi hipotiroid
6) Mampu menjelaskan komplikasi hipotiroid
7) Mampu menjelaskan Asuhan keperawatan penyakit Hipotiroid
C. Manfaat
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
B. Etiologi
Etiologi dari hipotiroidisme dapat digolongkan menjadi tiga tipe yaitu
1. Hipotiroid primer
Mungkin disebabkan oleh congenital dari tyroid (kretinism),sintesis hormone yang
kurang baik ,defisiensi iodne (prenatal dan postnatal), obat anti tiroid ,pembedahan
atau terapi radioaktif untik hipotoroidisme,penyakit inflamasi kronik seperti
penyakit hasimoto,amylodosis dan sarcoidosis.
2. Hipoteroid sekunder
Hipotoroid sekunder berkembang ketika adanya stimulasi yang tidak memadai dari
kilenjar tiroid normal,konsekwensinya jumlah tiroid stimulating hormone (TSH)
meningkat.ini mungkin awal dari satu mal fungsi dari pituitary atau hipotalamus.ini
juga dapat di sebabkan oleh resistensi perifer terhadap hormone tiroid.
3. Hipotiroid tertier/pusat
Hipotiroid tertier dapat berkenbang jika hipotalamus gagal untuk memproduksi
toroid releasing (TSH) dan akibatnya tidak dapat distimulasi pituitary untuk
mengeluarka TSH.ini mungkin berhubungan dengan suatu tumor/ lesi destruktif
lainnya diarea hipotalamus.ada dua bentuk utama dari goiter sederhana yaitu
endemic dan sporadic. Goiter endemic prinsipnya di sebabkan oleh nutrisi,defisiensi
iodine .ini mengalah pada goiter bert dengan karekteristik area geografis oleh
minyak dan air yang berkurang dan iodine. (NANDA NIC-NOC ).
Sporadic goiter tidak menyempit ke area geografik lainya .Biasanya di sebabkan
a.
b.
oleh:
Kelainan genetic yang dihasilkan karena metabolism iodine yang salah
Ingesti dari jumlah besar nutrisi goiterogen (agen produksi goiter yang menghambat
produksi T4) seperti kobis ,kacang ,kedelai,buah persik, bayam ,kacang polong,
c.
C. MENIFESTASI KLINIS
1. Kulit dan rambut
a. kulit kering,pecah-pecah ,bersisik dan menebal
b. Pembengkakan ,tangan ,mata dan wajah
5.
6.
c.
7.
8.
gelombang
mendatar/inverse
e. Penyakit jantung iskemik
f. Hipotensialasi
g. Efusi pleural
h. Dipnea
Gastrointestinal
a. Konstipasi, anoreksia, peningkatan BB, distensi abdomen
b. Abtruksi usus oleh efusi pretoneal
c. Aklorhidria, anti body sel perietal gaster, anemia pernisiosa
Renalis
a. Aliran darah ginjal berkurang, GFR menurun
b. Retensi air (volume plasma berkurang)
Hipokalsemia
Hematologi
a. Anemia normokrom normositik
b. Anemia mikrositik/ makrositik
c. Gangguan koagulasi ringan
Sistem endokrin
a. Pada perempuan terjadi perubahan menstruasi seperti amenore/ masa menstruasi
yang panjang, menoragi dan glaktore dengan hiperprolakteni
b. Gangguan pentilasi
c. Gangguan hormone pertumbuhan dan respon ACTH, hipofisis terhadap insulin
akibat hipoklikemi
d. Gangguan sintesis kortison, kliren kortison menurun
E. Patofisiologi
Iodium merupakan semua bahan utama yang dibutuhkan tubuh untuk
pembentukan hormon tyroid.Bahan yang mengandung iodium diserap usus, masuk ke
dalam sirkulasi darah dan ditangkap paling banyak oleh kelenjar tyroid.Dalam
kelenjar, iodium dioksida menjadi bentuk yang aktif yang distimuler oleh Tiroid
Stimulating Hormon kemudian disatukan menjadi molekul tiroksin yang terjadi pada
fase sel koloid.Senyawa yang terbentuk dalam molekul diyodotironin membentuk
tiroksin (T4) dan molekul yoditironin (T3).Tiroksin (T4) menunjukkan pengaturan
umpan balik negatif dari sekresi Tiroid Stimulating Hormon dan bekerja langsung
pada tirotropihypofisis, sedang tyrodotironin (T3) merupakan hormon metabolik tidak
aktif.Beberapa obat dan keadaan dapat mempengaruhi sintesis, pelepasan dan
metabolisme tyroid sekaligus menghambat sintesis tiroksin (T4) dan melalui
rangsangan umpan balik negatif meningkatkan pelepasan TSH oleh kelenjar hypofisis.
Keadaan ini menyebabkan pembesaran kelenjar tyroid.( Hotma Rumahorbo,1999)
F.
Komplikasi
a.
b.
G. Penatalaksanaan
1. Medis
Tujuan primer penatalalaksanaan hipotiroidisme ialah memulihkan metabolisme
pasien kembali kepada keadaan metabolic normal, dengan cara mengganti hormone
yang hilang.Livotiroksin sintetik (Synthroid atau levothroid) merupakan preparat
terpilih untuk pengobatan hipotiroidisme dan supresi penyakit goiter nontoksik.Dosis
terapi penggantian hormonal berdasarkan pada konsentrasi TSH dalam serum
pasien.Preparat tiroid yang dikeringkan jarang digunakan karena sering menyebabkan
kenaikan sementara konsentrasi T3 dan kadang-kadang disertai dengan gejala
hipertiroidisme. Hal-hal yang bisa dilakukan pada pasien dengan hipotiroid antara
lain:
a)
b)
c)
d)
e)
2. keperawatan
a)
b)
c)
d)
e)
modifikasi aktifitas
pemantauan yang berkelanjutan
pengaturan suhu
dukungan emosional
pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan dirumah
BAB III
ASKEP TEORITIS
A. Pengkajian
a.
Pemeriksaan fisik
Identitas klien
Biasanya berisikan nama, umur, jenis kelamin,
agama,
Pemeriksaan thorak
I :biasanya bentuknya semetris kiri dan kanan dan biasanya pola nafas tidak efektif akibat
P
P
A
Jantung
I: biasanya tidak icus cordis tidak terlihat
P: biasanya icus cordis teraba
P: biasanya bunyinya pekak
A:biasanyadetak jantung melambat
Abdomen
I: biasanya bentuk perut datar
A: biasanya bunyi peristaltik yang keras dan panjang
P: biasanya tidak terasa nyeri
P: biasanya tympani
Integument :
Biasanya Kulit kering, pecah-pecah, bersisik dan menebal,Pembengkakan, tangan, mata dan
wajah,Tidak tahan dingin
C. Dignosa yang akan muncul
1. Intoleransi aktifitas b/d kelelahan dan penurunan proses kognitif
2. Perubahan suhu tubuh: hipotermi b/d penurunan metabolisme
3. Konstipasi b/d penurunan fungsi gastrointestinal
4. Ketidak efektifan pola nafas b/d depresi fentilasi
5. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d lambatnya laju
metabolisme tubuh
6. Defisiensi pengetahuan b/d kurang informasi tentang program pengobatan untuk terapi
penggantian tiroid seumur hidup
DIAGNOSA KEPERAWATAN
o
1
Intoleransi aktivitas
NOC
1.
2.
3.
4.
a.
Energi konservation
Aktiviti terapi
Aktiviti tolerance 1.
Kolaborasikan dengan
Self care: AD.rs
tenaga
rehabilitasi
Kriteria hasil:
Berpartisipasi dalam medik
dalam
aktifitas
fisik
disertai
tekanan
b.
NIC
dan RR
Mampu
aktifitas
sehari-hari dilakukan
3.
Bantu untuk memilih
(ADLS) secara mandiri
c.
Tanda-tanda vital aktifitas konsisten yang
normal
sesuai
dengan
d. Energi fisikomotor
kemampuan
fisik,
e. Level kelemahan
f.
Mampu berpindah: psikologi dan sosial
4.
Bantu
untuk
dengan atau tanpa
mengidentifikasi
dan
bantuan alat
g. Status kardiopulmunari mendapatkan
sumber
adekuat
yang diperlukan
h. Sirkulasi status baik
aktifitas
i.
Status
respirasi:
diinginkan
pertukaran gas dan
5.
Bantu
fentilasi adekuat
mendapatkan alat
aktifitas
seperti
untuk
yang
untuk
bantu
korsi
roda
6.
Bantu
untuk
mengidentifikasi untuk
7.
8.
waktu luang
Bantu pasien
keluarga
mengidentifikasi
atau
untuk
kekurangan
9.
dalam
beraktifitas
Sediakan pengobatan
pasif bagi yang aktif
beraktifitas
10. Bantu pasien untuk
mengembangkan
motifasi
diri
dan
penguatan
11. Monitor respon fisik,
emosi,
2
Hipotermia
NOC
Batasan karakteristik
Kriteria hasil:
Suhu tubuh dibawah normal, kulit -Suhu tubuh
dingin,
hiperttensi,pucat,menggigil,takikard
i
Faktor yang berhubungan:
Penuaan,
konsumsi
alkohol,kerusakan
hipotalamus,penurunan
metabolisme,tidak
beraktifitas,malnutrisi,trauma
laju
sosial
dan
spiritual..
NIC
-temperature regulation
dalam
1. monitor suhu setiap dua
batas normal
njam
-nadi dan pernapasan
2. monitor
dalam rentang normal
tekanan
darah,nadi
dan
pernafasan
3. monitor warna dan suhu
kulit
4. tingkatkan intake cairan
5. selimuti pasien untuk
mencegah
kehilangan
TTV
dan
selama aktifitas
4. monitor kualitas nadi
5. monitor
irama
pernafasan
6. monitor suhu,warna dan
kelembaban kulit
7. identifikasi perubahan
3
gejala,bising usus,feces
frekuensi,volume,kosult
asi
dengan
dokter
ke
toilet
mendorong
meningkatkan
cairan
asupan
kecuali
di
kontraindikasi
anjurkan pasien
atau
keadaan tinja
- anjurkan klien
untuk
pasien
secara teratur
- ajarkan pasien
atau
Kriteria hasil:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Batasan karakteristik
1.
Mendemonstrasikan
1.
- Perubahankedalaman pernafasan,
2.
batuk efektif dan suara
-penurunan
tekanan
ekspirasi
nafas yang bersih
,penuranan ventilasi seminit.
2.
Menunjukkan jalan
-Penurunan kapasitas vital.
3.
-dipneu
nafas yang paten
-peningkatan diameter anterior
3.
Tanda-tanda vital
4.
psterior
dalam rentang normal
-vase expirasi memanjang
-takipneu
5.
Faktor yang berhubungan:
Ansietas
Posisi tubuh
Deformitas tulang dan dinding dada
6.
Keletihan
7.
Gangguan muskuloskeletal
Obesitas
Nyeri
8.
batuk
sekret
atau
saction
Auskultasi suara nafas
Atur intex untuk cairan
mengobtimalkan
keseimbangan
Monitor respirasi dan
O2
9. Pertahankan jalan nafas
yang paten
10. Monitor peralatan dan
aliran oksigen
11.
Monitor
adanya
kecemasan pasien
Vital sign monitoring
1. Pantau TTV
2. Monitor suara paru
3. Monitor frekuensi dan
5
irama pernafasan
Kriteria hasil:
Nutrition manageman:
BB meningkat
1.
Kaji adanya alergi
BB ideal sesuai
makanan
dengan tinggi badan 2. Kolaborasi dengan ahli
Mengidentifikasi
gizi
kebutuhan nutrisi
3. Anjurkan pasien untuk
Menunjukkan
meningkatkan protein
peningkatan
fungsi
dan fitamin c
mengecap dan menelan
4. Berikan makanan yang
terpilih
5.
Ajarkan
pasien
membuat
catatan
makanan harian
6. Monitor jumlah nutrisi
4.
mengabsobsi nutrisi
Ketidak mampuan untuk mencerna
5.
makanan
Ketidak
mampuan
untuk
Nutrisi monitoring
1. BB pasien dalam batas
menelan
makanan
6. Faktor psikologis
2.
normal
Monitor
3.
pengaruh BB
Monitor lingkungan
adanya
selama makan
4. Jadwalkan pengobatan
dan
tindakan
tidak
pikmentasi
Monitor
perubahan
keadaan
rambut
7. Monitor mual muntah
8. Monitor keadaan mata
9. Catat adanya udema,
hiperemik,
hipertonik,
Difisiensi pengetahuan
Batasan karakteristik:
1. Prilaku hiperbola
2.
Ketidak akuratan
oral
10. Catat warna lidah
Kriteria hasil:
Teacing: disease proses:
1. Pasien dan keluarga
1.
Berikan peningkatan
mengikuti
1.
2.
3.
4.
5.
pemahaman
dan
pengungkapan masalah
Faktor- faktor yang berhubungan: 2.
Keterbatasan kognitif
Kurang pajanan
Kurang minat dalam belajar
Kurang dapat mengingat
3.
Tidak peduli dengan sumber
informasi
menyatakan
tentang
tingkat
dijelaskan
kesehatan
oleh
tim
6.
Rujuk
agensi
lokal
pasien
pada
dikomunitas
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipotiroidisme adalah suatu keadaan dimana kelenjar tirod kurang aktif dan
menghasilkan terlalu sedikit hormone tiroid.Hipotiroid yang sangat berat disebut
miksedema.
Hipotiroidisme terjadi akibat penurunan kadar hormon tiroid dalam darah. Kelainan
ini kadang-kadang disebut miksedema.
Hipotiroidisme congenial atau kretinisme mungkin sudah timbul sejak lahir, atau
menjadi nyata dalam beberapa bulan pertama kehidupan. Nanifestasi dini kritenisme
antara lain ikterus fisiologik yang menetap, tangisan parau, konstipasi, somnolen, dan
kesulitan untuk mencapai perkembangan normal. Anak yang menderita hipotiroidisme
congenital memperlihatkan tubuh yang pendek; profil kasar, lidah menjulur kkeluar;
hidung yang lebar dan rata; mata yang jaraknya jauh; rambut jarang; kulit kering;
perut menonjol; dan hernia umbilikalis
B. Saran
Dengan makalah asuhan keperawatan pada pasien dengan hipoparatiroid ini
diharapkan peserta didik lebih mampu mengaplikasikannya dalam merawat pasien
khususnya hipotiroid
DAFTAR PUSTAKA
Arief, M, Suproharta, Wahyu J.K. Wlewik S. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, ED : 3 jilid :
1. Jakarta : Media Aesculapius FKUI.
Barbara,
C.
Long.1996. Perawatan
Medikal
Bedah
(Suatu
Pendekatan
Proses