Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
46
| Buletin | Do'a | Fatwa | Hadits | Khutbah | Kisah | Mu'jizat | Qur'an | Sakinah | Tarikh | Tokoh | Aqidah | Firqah |
Fiqih | Tsaqofah | Sastra |
| Pustaka Sofwa | Kajian | Kaset | Kegiatan | Konsultasi | Materi KIT | Ekonomi Islam | Analisa |
Menu Utama
Home
Kontributor
Tentang Kami
Buku Tamu
Produk Kami
Kirim Artikel /
Berita
Formulir
Jadwal Shalat
Kontak Kami
Jadwal Kajian
Harian
Hari ini Kajian Ba'da
Magrib di Masjid AlSofwa
Materi :
Aqidah
Penceramah :
Ust.Abu Bakar M
Altway Lc
Kajian Islam
Al-Qur'an Sebagai
Pedoman Hidup
Penyimpangan
Kaum Wanita
Bekal Seorang Da'i
Pedoman Wanita
Muslimah
Statistik Situs
Selasa,27-7-2004 -10:28:52
Hits ...: 581900
Online : 18 users
Pencarian
cari di
search
Pemeran cerita kita kali ini adalah salah seorang sahabat yang
bernama Abdullah bin Hudzafah as-Sahmiy.
Iklan
Boleh saja sejarah tidak mengangkat pembicaraan tentang tokoh
ini sebagaimana telah berjuta-juta orang arab sebelumnya yang
tidak pernah diangkat. Akan tetapi Islam yang agung telah
menakdirkan Abdullah bin Hudzafah as-Sahmiy bertemu dengan
para pembesar dunia pada zaman itu; Kisra Persia dan Kaisar
Romawi. Kisah ini kemudian diabadikan oleh sejarah sepanjang
Liputan Kegiatan !
zaman.
Beasiswa Untuk
Kisahnya bersama Kisra raja persia terjadi pada tahun ke-enam
Seorang Hamzah
Hijriyyah ketika Nabi Shallallhu 'alaihi Wa Sallam
Ibnu Sabilillah
berkeinginan mengirimkan sekelompok para sahabatnya untuk
Diklat Islam Untuk
mengantarkan surat kepada raja-raja 'Ajam (non Arab). Surat
Umum Di Ponpes.
tersebut berisi ajakan beliau kepada mereka untuk memeluk
Al-Ukhuwah, Solo
Islam. Dan Rasul Shallallhu 'alaihi Wa Sallam sangat
menyadari bahwa tugas ini amat berbahaya.
Diklat SMU Di
Pemalang
Para utusan itu akan pergi ke negeri nun jauh yang belum pernah
menjalin perjanjian sebelumnya. Mereka tidak mengerti
Jajak Pendapat
bahasanya dan tidak mengetahui tabi'at-tabi'at rajanya.
Kemudian mereka akan mengajak raja-raja itu untuk
Nama Islami
(puteri)
Yumna
Yusriyyah (puteri)
(puteri)
Yusra
Pustaka Sofwa
Fatwa-Fatwa Untuk
Anak Muslim
Kuburan Dikunjung
Dan Di Sanjung
Segera Terbit !
Sebab Mekarmu
Hanya Sekali
Banner
// // //
Buletin
Kajian
Ekonomi
Fatwa
Fiqih
Firaq
Khutbah
Kisah
Konsultasi
Maka para sahabat Rasulullah Shallallhu 'alaihi Wa Sallam
berkata, "Wahai Rasulullah, kami siap melaksanakan apa yang
Nama Islami
engkau kehendaki, maka utuslah kami dengan sesuka hati
Quran
engkau."
Rasulullah Shallallhu 'alaihi Wa Sallam memilih enam orang
Tarikh
sahabatnya untuk menyampaikan surat-suratnya kepada raja-raja
Tokoh
Arab dan 'Ajam, dan di antara ke-enam orang tersebut adalah
'Abdullah bin Hudzafah as-Sahmiy, ia dipilih untuk
Pilih
menyampaikan surat Nabi Shallallhu 'alaihi Wa Sallam kepada
Kisra Persia.
Hasil Jajak Pendapat
'Abdullah bin Hudzafah menyiapkan kendaraannya dan
berpamitan dengan istri dan anaknya, lalu bergerak
melaksanakan tugasnya dengan turun dan naik gunung,
sendirian tidak ada yang menemaninya kecuali Allah, hingga ia
sampai ke negeri Persia, kemudian ia meminta izin masuk untuk
menemui sang kisra dan menyerahkan surat kepadanya.
Sang kisrapun memerintahkan agar istananya dihiasi dan
memanggil pembesar-pembesar Persia untuk hadir di
kerajaannya, Kemudian 'Abdullah bin Hudzafah dipersilahkan
masuk.
Abdullah bin Hudzafah menemui penguasa Persia itu dengan
pakaian tipis yang membalut tubuhnya yang dirangkap jubahnya
yang kasar, tampak padanya kesederhanaan orang Arab.
Namun ia sangat percaya diri, berdiri tegap, nampak pada
penampilannya kewibawaan Islam dan bercokol dalam hatinya
kebesaran Iman.
Mutiara Hikmah
Maklumat !
Pembukaan
Pendaftaran MAIS
Telah Terbit Bundel
Buletin 1424 H
Komentar Imam AlMasjid Al-Haram
Makkah Syaikh Dr.
yang dirobek olehnya, Rasul langsung berkata, "Mudahmudahan Allah merobek-robek kerajaan-nya."
Adapun Kisra, ia telah menulis surat kepada Badzan wakilnya
yang ditugaskan di Yaman, "Utuslah dua orang prajuritmu yang
kuat-kuat kepada orang yang muncul di Hijaz ini, dan
perintahkanlah keduanya agar membawanya kepadaku...", maka
Badzan mengutus dua orang terbaiknya kepada Rasulullah
Shallallhu 'alaihi Wa Sallam, ia juga membekali surat untuk
diberikan kepadanya, di dalam surat itu ia menyuruhnya supaya
beliau berangkat bersama kedua orang itu untuk menemui Kisra
dengan segera...Dan ia meminta dari kedua orang itu untuk
mendengar khabar Nabi Shallallhu 'alaihi Wa Sallam dan
memata-matainya, dan menyampaikan berita yang diperolehnya
kepadanya.
Kedua orang itu segera berangkat sehingga mereka sampai ke
Thaif dan menjumpai para pedagang Quraisy, lalu keduanya
bertanya kepada mereka tentang Muhammad Shallallhu 'alaihi
Wa Sallam, maka mereka menjawab, "Ia berada di Yatsrib!."
Kemudian para pedagang itu bergegas menuju ke Mekkah
dengan riang untuk menyampaikan khabar gembira, mereka
mengucapkan selamat bagi orang-orang Quraisy sambil berkata,
"Bersenang-senanglah kalian, karena Kisra telah menangani
Muhammad dan kalian bakal aman dari kejahatannya."
Adapun kedua orang tadi, mereka telah pergi menuju kota
Madinah dan bertemu Nabi Shallallhu 'alaihi Wa Sallam, dan
memberikan surat Badzan kepadanya, dan keduanya berkata
kepada beliau, Sesungguhnya raja diraja Kisra telah menulis
surat kepada raja kami Badzan supaya ia mengutus orang
kepadamu, orang itu akan membawamu kepadanya... Dan kami
telah mendatangimu supaya kamu pergi bersama kami
kepadanya, jika kamu menuruti kami, kami akan memberi tahu
Kisra tentang sesuatu yang berguna bagi kamu dan ia akan
menahan siksaannya darimu, dan jika kamu tidak mau, maka ia
adalah orang yang kamu telah tahu keganasannya, kekerasannya
dan kemampuannya untuk membinasakanmu dan kaummu.
Maka Rasul Shallallhu 'alaihi Wa Sallam tersenyum dan
berkata kepada keduanya, "Hari ini, kembalilah kamu berdua ke
tempat tendamu dan datanglah kamu berdua besok ke sini."
Dan keesokan harinya keduanya datang kepada Nabi Shallallhu
'alaihi Wa Sallam dan mereka berkata kepadanya, "Apakah
kamu telah siap untuk berangkat bersama kami kepada Kisra?"
menganga.
Lalu Kaisar menengok ke arah Abdullah bin Hudzafah dan
mengajaknya untuk memeluk agama Nasrani, akan tetapi
tawaran itu ditolaknya dengan amat keras, bahkan lebih keras
dari sebelumnya.
Dan setelah Kaisar telah putus asa, ia menyuruh supaya
Abdullah diceburkan di panci yang dipakai untuk menceburkan
kedua sahabatnya. Dan ketika ia telah didekatkan dengan panci
itu, keluarlah air matanya, maka berkatalah orang-orang Kaisar
kepada rajanya, "Ia menangis!"
Maka Kaisar menyangka bahwa ia telah jera dan berkata,
Kembalikan ia kepadaku." Ketika ia telah sampai di depannya,
Kaisar menawarinya untuk memeluk agama Nasrani dan ia
menolak, maka Kaisar berkata, "Sialan kamu, lalu apa yang
membuatmu menangis?"
Ia menjawab, "Yang membuatku menangis adalah bahwa aku
berkata kepada diriku, 'Kamu diceburkan di panci ini sekarang
lalu jiwamu melayang, dan sesunggungnya aku menginginkan
kalau aku mempunyai nyawa sejumlah rambutku lalu
diceburkan semuanya di panci ini di dalam jalan Allah.'"
Maka berkatalah Kaisar durjana itu, "Maukah kamu mencium
kepalaku dan aku membebaskanmu?"
Maka Abdullah berkata, beserta semua tawanan muslim juga?"
Kaisar berkata, "Dan semua tawanan muslim juga." Abdullah
berkata, Aku bergumam dalam hati, Aku mencium kepala salah
satu dari musuh Allah lalu ia membebaskanku dan tawanan
muslim semuanya, tidak masalah bagiku."
Lalu ia mendekatinya dan mencium kepalanya, maka raja
Romawi itu menyuruh supaya tawanan-tawanan muslim
dikumpulkan dan diserahkannya kepadanya, maka diserahkanlah
mereka kepadanya.
Abdullah bin Hudzafah datang kepada Umar bin al-Khaththab
radliyallhu 'anhu dan menceritakan kisahnya, maka sangat
bergembiralah al-Faruq, dan ketika beliau melihat tawanantawanan, beliau berkata, "Setiap orang islam selayaknya
mencium kepala Abdullah bin Hudzafah... dan aku orang
pertama yang melakukannya!" Lalu beliau berdiri dan mencium
kepalanya....*