Está en la página 1de 8

| IP: 202.81.61.

46

| Buletin | Do'a | Fatwa | Hadits | Khutbah | Kisah | Mu'jizat | Qur'an | Sakinah | Tarikh | Tokoh | Aqidah | Firqah |
Fiqih | Tsaqofah | Sastra |
| Pustaka Sofwa | Kajian | Kaset | Kegiatan | Konsultasi | Materi KIT | Ekonomi Islam | Analisa |
Menu Utama
Home
Kontributor
Tentang Kami
Buku Tamu
Produk Kami
Kirim Artikel /

Berita
Formulir
Jadwal Shalat
Kontak Kami
Jadwal Kajian
Harian
Hari ini Kajian Ba'da
Magrib di Masjid AlSofwa
Materi :
Aqidah
Penceramah :
Ust.Abu Bakar M
Altway Lc
Kajian Islam
Al-Qur'an Sebagai
Pedoman Hidup
Penyimpangan
Kaum Wanita
Bekal Seorang Da'i
Pedoman Wanita
Muslimah

Artikel Tokoh Islam :


'Abdullah Bin Hudzafah as-Sahmiy -radhiallaahu 'anhuJumat, 04 Juni 04
(Dipaksa Mencium Kepala Kaisar, Asalkan Tawanan Kaum
Muslimin Bebas )

Statistik Situs
Selasa,27-7-2004 -10:28:52
Hits ...: 581900
Online : 18 users
Pencarian
cari di

"Sudah sepatutnya setiap Muslim mencium kepala Abdullah bin


Hudzafah as-Sahmiy dan saya adalah orang pertama yang
melakukannya" (Umar bin al-Kaththab)

search

Pemeran cerita kita kali ini adalah salah seorang sahabat yang
bernama Abdullah bin Hudzafah as-Sahmiy.
Iklan
Boleh saja sejarah tidak mengangkat pembicaraan tentang tokoh
ini sebagaimana telah berjuta-juta orang arab sebelumnya yang
tidak pernah diangkat. Akan tetapi Islam yang agung telah
menakdirkan Abdullah bin Hudzafah as-Sahmiy bertemu dengan
para pembesar dunia pada zaman itu; Kisra Persia dan Kaisar
Romawi. Kisah ini kemudian diabadikan oleh sejarah sepanjang
Liputan Kegiatan !
zaman.
Beasiswa Untuk
Kisahnya bersama Kisra raja persia terjadi pada tahun ke-enam
Seorang Hamzah
Hijriyyah ketika Nabi Shallallhu 'alaihi Wa Sallam
Ibnu Sabilillah
berkeinginan mengirimkan sekelompok para sahabatnya untuk
Diklat Islam Untuk
mengantarkan surat kepada raja-raja 'Ajam (non Arab). Surat
Umum Di Ponpes.
tersebut berisi ajakan beliau kepada mereka untuk memeluk
Al-Ukhuwah, Solo
Islam. Dan Rasul Shallallhu 'alaihi Wa Sallam sangat
menyadari bahwa tugas ini amat berbahaya.
Diklat SMU Di
Pemalang
Para utusan itu akan pergi ke negeri nun jauh yang belum pernah
menjalin perjanjian sebelumnya. Mereka tidak mengerti
Jajak Pendapat
bahasanya dan tidak mengetahui tabi'at-tabi'at rajanya.
Kemudian mereka akan mengajak raja-raja itu untuk

Nama Islami
(puteri)
Yumna
Yusriyyah (puteri)
(puteri)
Yusra
Pustaka Sofwa
Fatwa-Fatwa Untuk
Anak Muslim
Kuburan Dikunjung
Dan Di Sanjung
Segera Terbit !
Sebab Mekarmu
Hanya Sekali
Banner
// // //

meninggalkan agamanya dan berpisah dengan kebesaran dan


kerajaannya serta memeluk agama suatu kaum yang beberapa di
antara mereka adalah penduduk wilayah yang tunduk terhadap
kekuasaan mereka.

Rubrik apa yang


paling anda sukai di
situs ini ?

Ini adalah perjalanan yang berbahaya. Yang pergi dalam


perjalanan itu akan dianggap hilang dan yang bisa kembali
pulang seolah-olah dilahirkan kembali.
Untuk itu Rasulullah mengumpulkan para sahabatnya dan
berpidato di hadapan mereka. Setelah memuji dan menyanjung
Allah, bersyahadat lalu berkata:

Buletin

(Amma ba'du, Sesungguhnya aku ingin mengutus sebagian


kamu kepada raja-raja 'Ajam, maka janganlah kamu membantah
kepadaku sebagaimana bani Israil membantah kepada Isa bin
Maryam).

Kajian

Ekonomi
Fatwa
Fiqih
Firaq

Khutbah
Kisah

Konsultasi
Maka para sahabat Rasulullah Shallallhu 'alaihi Wa Sallam
berkata, "Wahai Rasulullah, kami siap melaksanakan apa yang
Nama Islami
engkau kehendaki, maka utuslah kami dengan sesuka hati
Quran
engkau."
Rasulullah Shallallhu 'alaihi Wa Sallam memilih enam orang
Tarikh
sahabatnya untuk menyampaikan surat-suratnya kepada raja-raja
Tokoh
Arab dan 'Ajam, dan di antara ke-enam orang tersebut adalah
'Abdullah bin Hudzafah as-Sahmiy, ia dipilih untuk
Pilih
menyampaikan surat Nabi Shallallhu 'alaihi Wa Sallam kepada
Kisra Persia.
Hasil Jajak Pendapat
'Abdullah bin Hudzafah menyiapkan kendaraannya dan
berpamitan dengan istri dan anaknya, lalu bergerak
melaksanakan tugasnya dengan turun dan naik gunung,
sendirian tidak ada yang menemaninya kecuali Allah, hingga ia
sampai ke negeri Persia, kemudian ia meminta izin masuk untuk
menemui sang kisra dan menyerahkan surat kepadanya.
Sang kisrapun memerintahkan agar istananya dihiasi dan
memanggil pembesar-pembesar Persia untuk hadir di
kerajaannya, Kemudian 'Abdullah bin Hudzafah dipersilahkan
masuk.
Abdullah bin Hudzafah menemui penguasa Persia itu dengan
pakaian tipis yang membalut tubuhnya yang dirangkap jubahnya
yang kasar, tampak padanya kesederhanaan orang Arab.
Namun ia sangat percaya diri, berdiri tegap, nampak pada
penampilannya kewibawaan Islam dan bercokol dalam hatinya
kebesaran Iman.

Mutiara Hikmah

Maklumat !
Pembukaan
Pendaftaran MAIS
Telah Terbit Bundel
Buletin 1424 H
Komentar Imam AlMasjid Al-Haram
Makkah Syaikh Dr.

Ketika Kisra melihatnya sedang menghadapnya, ia menunjuk


salah seorang ajudannya untuk mengambil surat dari tangannya,
maka Abdullah berkata, "Tidak!, Rasulullah Shallallhu 'alaihi
Wa Sallam menyuruhku supaya aku menyerahkan surat ini
langsung ke tanganmu dan aku tidak akan mengingkari perintah
Rasulullah."
Lalu Kisra berkata, "Biarkan ia mendekat kepadaku." dan
setelah ia mendekat kepadanya, Kisra mengambil surat dari
tangannya.
Kemudian Kisra memanggil juru tulis arab dari negeri penduduk
Hirah dan menyuruhnya supaya membuka surat dan
membacanya di hadapannya. Dan ternyata di dalamnya,
"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, dari Muhammad utusan Allah kepada Kisra
pembesar Persia, kesejahteraanlah bagi orang yang mengikuti
petunjuk..."
Ketika Kisra mendengar sepotong surat ini, maka menyalalah
kemarahan di dadanya, mukanya merah dan otot lehernya
melembung besar, karena Rasulullah Shallallhu 'alaihi Wa
Sallam memulai dengan menyebutkan?, lalu ia menarik surat
dari tangan juru tulisnya dan merobek-robeknya tanpa
mengetahui apa yang tertulis dalam surat itu, lalu ia berteriak:
Apakah ia menulis surat kepadaku dengan seperti ini, sedangkan
ia adalah hambaku!!"
Lalu ia menyuruh supaya Abdullah bin Hudzafah dikeluarkan
dari singgasananya, lalu ia dikeluarkan.
Abdullah bin Hudzafah keluar dari kerajaan Kisra, dan ia tidak
tahu apa yang akan ditakdirkan oleh Allah kepadanya...dibunuh
atau dibiarkan pergi?.
Akan tetapi ia masih bisa berkata, "Demi Allah aku tidak perduli
terhadap keadaanku setelah aku menyampaikan surat Rasulullah
Shallallhu 'alaihi Wa Sallam ." dan ia menaiki kendaraannya
dan pergi.
Dan ketika Kisra telah reda dari marah, ia menyuruh supaya
Abdullah dipanggil masuk kembali kepadanya, namun Abdullah
tidak ditemukan... lalu mereka mencarinya akan tetapi mereka
tidak menemukan jejaknya... Hingga mereka mencari di jalan
yang menuju ke negeri arab dan mereka menemukannya namun
ia telah jauh.
Dan ketika Abdullah menemui Nabi Shallallhu 'alaihi Wa
Sallam ia menceritakan apa yang terjadi tentang Kisra dan surat

Su'ud ibn Ibrahim


Al-Syuraim

yang dirobek olehnya, Rasul langsung berkata, "Mudahmudahan Allah merobek-robek kerajaan-nya."
Adapun Kisra, ia telah menulis surat kepada Badzan wakilnya
yang ditugaskan di Yaman, "Utuslah dua orang prajuritmu yang
kuat-kuat kepada orang yang muncul di Hijaz ini, dan
perintahkanlah keduanya agar membawanya kepadaku...", maka
Badzan mengutus dua orang terbaiknya kepada Rasulullah
Shallallhu 'alaihi Wa Sallam, ia juga membekali surat untuk
diberikan kepadanya, di dalam surat itu ia menyuruhnya supaya
beliau berangkat bersama kedua orang itu untuk menemui Kisra
dengan segera...Dan ia meminta dari kedua orang itu untuk
mendengar khabar Nabi Shallallhu 'alaihi Wa Sallam dan
memata-matainya, dan menyampaikan berita yang diperolehnya
kepadanya.
Kedua orang itu segera berangkat sehingga mereka sampai ke
Thaif dan menjumpai para pedagang Quraisy, lalu keduanya
bertanya kepada mereka tentang Muhammad Shallallhu 'alaihi
Wa Sallam, maka mereka menjawab, "Ia berada di Yatsrib!."
Kemudian para pedagang itu bergegas menuju ke Mekkah
dengan riang untuk menyampaikan khabar gembira, mereka
mengucapkan selamat bagi orang-orang Quraisy sambil berkata,
"Bersenang-senanglah kalian, karena Kisra telah menangani
Muhammad dan kalian bakal aman dari kejahatannya."
Adapun kedua orang tadi, mereka telah pergi menuju kota
Madinah dan bertemu Nabi Shallallhu 'alaihi Wa Sallam, dan
memberikan surat Badzan kepadanya, dan keduanya berkata
kepada beliau, Sesungguhnya raja diraja Kisra telah menulis
surat kepada raja kami Badzan supaya ia mengutus orang
kepadamu, orang itu akan membawamu kepadanya... Dan kami
telah mendatangimu supaya kamu pergi bersama kami
kepadanya, jika kamu menuruti kami, kami akan memberi tahu
Kisra tentang sesuatu yang berguna bagi kamu dan ia akan
menahan siksaannya darimu, dan jika kamu tidak mau, maka ia
adalah orang yang kamu telah tahu keganasannya, kekerasannya
dan kemampuannya untuk membinasakanmu dan kaummu.
Maka Rasul Shallallhu 'alaihi Wa Sallam tersenyum dan
berkata kepada keduanya, "Hari ini, kembalilah kamu berdua ke
tempat tendamu dan datanglah kamu berdua besok ke sini."
Dan keesokan harinya keduanya datang kepada Nabi Shallallhu
'alaihi Wa Sallam dan mereka berkata kepadanya, "Apakah
kamu telah siap untuk berangkat bersama kami kepada Kisra?"

Beliau berkata kepada mereka berdua, "Kamu berdua tidak akan


menemukan Kisra setelah hari ini... Allah telah
membinasakannya, anaknya (Syirwaih) telah membunuhnya
pada malam ini... di bulan ini..." Maka keduanya mencermati
wajah Nabi dan mulai nampaklah keheranan di wajah mereka,
dan keduanya berkata, "Apakah anda sadar apa yang anda
katakan? bolehkah kami menulis hal itu kepada Badzan? Beliau
menjawab, "Ya, dan katakan kepadanya Bahwa agamaku akan
sampai ke seluruh kekuasaan Kisra, dan jika kamu masuk Islam
aku akan memberikan apa yang kamu kuasai, dan aku jadikan
kamu raja atas kaummu."
Kedua orang itu keluar dari Rasulullah Shallallhu 'alaihi Wa
Sallam dan pulang menemui Badzan dan menyampaikan khabar;
maka Badzan berkata, "Jika apa yang dikatakan Muhammad
benar, maka ia adalah seorang nabi, dan jika tidak benar, maka
kita akan pikirkan lagi nanti."
Tidak lama kemudian datanglah surat Syirwaih kepada Badzan,
ia berkata dalam surat itu, "Amma ba'du, aku telah membunuh
Kisra, dan aku tidak membunuhnya kecuali karena balas
dendam untuk kaumku, ia telah banyak membunuh pembesarpembesar mereka, memboyong perempuan-perempuan mereka
dan menjarah harta mereka, jika suratku ini telah datang
kepadamu, maka jadilah kamu dan kaummu orang-orang yang
taat kepadaku."
Ketika Badzan membaca surat Syirwaih, ia tidak melanjutkan
bacaannya, akan tetapi ia melemparkannya ke sampingnya dan
ia menyatakan masuk Islam, dan begitu pula orang-orangnya
dari Persia yang ada di Yaman semua masuk Islam.
Ini adalah kisah pertemuan Abdullah bin Hudzafah dan Kisra
raja Persia.
Lalu bagaimana pertemuannya dengan Kaisar pembesar
Romawi?
Pertemuannya dengan Kaisar adalah terjadi pada zaman khalifah
Umar bin al-Khaththab radliyallhu 'anhu pada saat itu ia
mempunyai kisah yang sangat indah...
Pada tahun kesembilan hijriyah Umar bin al-Khaththab
mengutus pasukan untuk memerangi Romawi, dan diantaranya
Abdullah bin Hudzafah as-Sahmiy. Kaisar pembesar Romawi
sendiri telah mendengar khabar tentang pasukan-pasukan kaum
muslimin yang mempunyai kebenaran iman, kekokohan aqidah

dan keteguhan jiwa dalam menegakkan jalan Allah dan RasulNya.


Maka Kaisar menyuruh pasukannya bahwa jika mereka
mendapatkan tawanan dari kaum muslimin, supaya mereka tidak
membunuhnya dan membawa kepadanya dalam keadaan
hidup... Dan Allah memang telah berkehendak bahwa Abdullah
bin Hudzafah as-Sahmiy jatuh tertawan oleh pasukan Romawi,
lalu mereka membawanya kepada rajanya, dan mereka berkata,
"Dia termasuk sahabat Muhammad yang lebih dahulu memeluk
agamanya, dan ia telah menjadi tawanan kami, lalu kami
hadirkan ia kepada engkau."
Raja Romawi menatap Abdullah bin Hudzafah agak lama dan
berkata, "Aku akan menawari kamu sesuatu!"
Ia berkata, "Apa itu?"
Maka ia berkata, "Aku tawari kamu untuk masuk Nasrani...jika
kamu menerima aku akan membebaskan kamu, dan aku beri
kamu kedudukan. Maka tawanan itu berkata dengan lantang dan
yakin, Tidak!...Kematian adalah seribu kali lebih aku cintai
daripada apa yang kamu tawarkan kepadaku itu!"
Maka Kaisar berkata, "Sungguh aku melihatmu sebagai orang
pemberani...Jika kamu menerima tawaranku, aku beri kamu
jabatan dan aku bagi kerajaanku kepadamu.
Maka tawanan yang terikat itu tersenyum dan berkata, "Demi
Allah jika kamu memberiku semua apa yang kamu miliki dan
semua apa yang dimiliki orang-orang arab supaya aku
meninggalkan agama Muhammad dalam sekejap mata, aku tidak
akan melakukannya!"
Ia berkata, "Kalau begitu aku akan membunuhmu."
Ia berkata, "Terserah kamu." Kemudian ia menyalibnya, dan ia
berkata kepada para ahli panahnya dengan bahasa romawi
"Panahlah dekat tangannya, sambil ia menawarinya untuk
masuk nasrani, dan Abdullah menolaknya.
Lalu ia berkata, "Panahlah dekat kakinya." Dan ia menawarkan
kepadanya supaya ia meninggalkan agama Muhammad, tetapi ia
menolak.
Setelah itu Kaisar menyuruh supaya mereka berhenti
menyakitinya, dan supaya menurunkannya dari kayu salib,
kemudian ia meminta supaya didatangkannya panci besar, lalu
panci itu diisi dengan minyak dan diletakkan di atas api
sehingga minyak itu mendidih, lalu kaisar meminta supaya
didatangkan dua orang tawanan dari kaum muslimin, lalu ia
menyuruh supaya salah seorang dari keduanya diceburkan di
dalamnya, maka bertebaranlah dagingnya dan tulangnya nampak

menganga.
Lalu Kaisar menengok ke arah Abdullah bin Hudzafah dan
mengajaknya untuk memeluk agama Nasrani, akan tetapi
tawaran itu ditolaknya dengan amat keras, bahkan lebih keras
dari sebelumnya.
Dan setelah Kaisar telah putus asa, ia menyuruh supaya
Abdullah diceburkan di panci yang dipakai untuk menceburkan
kedua sahabatnya. Dan ketika ia telah didekatkan dengan panci
itu, keluarlah air matanya, maka berkatalah orang-orang Kaisar
kepada rajanya, "Ia menangis!"
Maka Kaisar menyangka bahwa ia telah jera dan berkata,
Kembalikan ia kepadaku." Ketika ia telah sampai di depannya,
Kaisar menawarinya untuk memeluk agama Nasrani dan ia
menolak, maka Kaisar berkata, "Sialan kamu, lalu apa yang
membuatmu menangis?"
Ia menjawab, "Yang membuatku menangis adalah bahwa aku
berkata kepada diriku, 'Kamu diceburkan di panci ini sekarang
lalu jiwamu melayang, dan sesunggungnya aku menginginkan
kalau aku mempunyai nyawa sejumlah rambutku lalu
diceburkan semuanya di panci ini di dalam jalan Allah.'"
Maka berkatalah Kaisar durjana itu, "Maukah kamu mencium
kepalaku dan aku membebaskanmu?"
Maka Abdullah berkata, beserta semua tawanan muslim juga?"
Kaisar berkata, "Dan semua tawanan muslim juga." Abdullah
berkata, Aku bergumam dalam hati, Aku mencium kepala salah
satu dari musuh Allah lalu ia membebaskanku dan tawanan
muslim semuanya, tidak masalah bagiku."
Lalu ia mendekatinya dan mencium kepalanya, maka raja
Romawi itu menyuruh supaya tawanan-tawanan muslim
dikumpulkan dan diserahkannya kepadanya, maka diserahkanlah
mereka kepadanya.
Abdullah bin Hudzafah datang kepada Umar bin al-Khaththab
radliyallhu 'anhu dan menceritakan kisahnya, maka sangat
bergembiralah al-Faruq, dan ketika beliau melihat tawanantawanan, beliau berkata, "Setiap orang islam selayaknya
mencium kepala Abdullah bin Hudzafah... dan aku orang
pertama yang melakukannya!" Lalu beliau berdiri dan mencium
kepalanya....*

* Untuk bahan tambahan tentang biografi Abdullah bin

Hudzafah, silah baca:


1. al-Ishabah fi tamyizi ash-shahabah oleh Ibnu Hajar, 2:287288
2. as-sirah an-nabawiyyah oleh Ibnu Hisyam, tahqiq as-saqa
3. Hayatus al-Shahabah oleh Muhammad Yusuf alKandahlawiy, jilid 4
4. Tahdzibu at-Tahdzib, 5:185
5. Imta'ul asma', 1:308,444
6. Husnu ash-Sahabah, Hal.503
7. Muhbar, Hal.77
8. Tarikh Islam oleh adz-Dzahabiy, 2:88
Hit : 1 | Index Tokoh Islam | kirim ke teman | Versi cetak |
|
|
|
|
| Pasca
Shahabat Tabi'in TabiutTabi'in
Kontemporer
Abad 3 H |
|
|
|
|
YAYASAN AL-SOFWA
Jl.Raya Lenteng Agung Barat No.35 PostCode:12810 Jakarta Selatan - Indonesia
Phone: 62-21-78836327. Fax: 62-21-78836326. e-mail: info @alsofwah.or.id | website:
www.alsofwah.or.id | Member Info Al-Sofwa
Artikel yang dimuat di situs ini boleh di copy & diperbanyak dengan syarat tidak untuk komersil.

También podría gustarte