Está en la página 1de 2

TANDA-TANDA KENABIAN

Sejak kecil Muhammad SAW telah memperlihatkan keistimewaan yang sangat luar biasa. Usia 5
bulan ia sudah pandai berjalan, usia 9 bulan ia sudah mampu berbicara. Pada usia 2 tahun ia sudah
bisa dilepas bersama anak-anak Halimah yang lain untuk menggembala kambing. Saat itulah ia
berhenti menyusu dan karenanya harus dikembalikan lagi pada ibunya. Dengan berat hati Halimah
terpaksa mengembalikan anak asuhnya yang telah membawa berkah itu, sementara Aminah sangat
senang melihat anaknya kembali dalam keadaan sehat dan segar.Namun tak lama setelah itu
Muhammad SAW kembali diasuh oleh Halimah karena terjadi wabah penyakit di kota Mekah. Dalam
masa asuhannya kali ini, baik Halimah maupun anak-anaknya sering menemukan keajaiban di sekitar
diri Muhammad SAW. Anak-anak Halimah sering mendengar suara yang member salam kepada
Muhammad SAW, Assalamu Alaika ya Muhammad, padahal mereka tidak melihat ada orang di
situ.Dalam kesempatan lain, Dimrah, anak Halimah, berlari-lari sambil menangis dan mengadukan
bahwa ada dua orang bertubuh besar-besar dan berpakaian putih menangkap Muhammad SAW.
Halimah bergegas menyusul Muhammad SAW. Saat ditanyai, Muhammad SAW menjawab, Ada 2
malaikat turun dari langit. Mereka memberikan salam kepadaku, membaringkanku, membuka bajuku,
membelah dadaku, membasuhnya dengan air yang mereka bawa, lalu menutup kembali dadaku tanpa
aku merasa sakit. Halimah sangat gembira melihat keajaiban-keajaiban pada diri Muhammad SAW,
namun karena kondisi ekonomi keluarganya yang semakin melemah, ia terpaksa mengembalikan
Muhammad SAW, yang saat itu berusia 4 tahun, kepada ibu kandungnya di Mekah.Dalam usia 6
tahun, Nabi Muhammad SAW telah menjadi yatim-piatu. Aminah meninggal karena sakit
sepulangnya ia mengajak Muhammad SAW berziarah ke makam ayahnya. Setelah kematian Aminah,
Abdul Muthallib mengambil alih tanggung jawab merawat Muhammad SAW. Namun kemudian
Abdul Muthallib pun meninggal, dan tanggung jawab pemeliharaan Muhammad SAW beralih pada
pamannya, Abu Thalib.Ketika berusia 12 tahun, Abu Thalib mengabulkan permintaan Muhammad
SAW untuk ikut serta dalam kafilahnya ketika ia memimpin rombongan ke Syam (Suriah). Usia 12
tahun sebenarnya masih terlalu muda untuk ikut dalam perjalanan seperti itu, namun dalam perjalanan
ini kembali terjadi keajaiban yang merupakan tanda-tanda kenabian Muhammad SAW. Segumpal
awan terus menaungi Muhammad SAW sehingga panas terik yang membakar kulit tidak dirasakan
olehnya. Awan itu seolah mengikuti gerak kafilah rombongan Muhammad SAW. Bila mereka
berhenti, awan itu pun ikut berhenti. Kejadian ini menarik perhatian seorang pendeta Kristen bernama
Buhairah yang memperhatikan dari atas biaranya di Busra. Ia menguasai betul isi kitab Taurat dan
Injil. Hatinya bergetar melihat dalam kafilah itu terdapat seorang anak yang terang benderang sedang
mengendarai unta. Anak itulah yang terlindung dari sorotan sinar matahari oleh segumpal awan di atas
kepalanya. Inilah Roh Kebenaran yang dijanjikan itu, pikirnya. Pendeta itu pun berjalan
menyongsong iring-iringan kafilah itu dan mengundang mereka dalam suatu perjamuan makan.
Setelah berbincang-bincang dengan Abu Thalib dan Muhammad SAW sendiri, ia semakin yakin
bahwa anak yang bernama Muhammad adalah calon nabi yang ditunjuk oleh Allah SWT. Keyakinan
ini dipertegas lagi oleh kenyataan bahwa di belakang bahu Muhammad SAW terdapat sebuah tanda
kenabian. Saat akan berpisah dengan para tamunya, pendeta Buhairah berpesan pada Abu Thalib,
Saya berharap Tuan berhati-hati menjaganya. Saya yakin dialah nabi akhir zaman yang telah
ditunggu-tunggu oleh seluruh umat manusia. Usahakan agar hal ini jangan diketahui oleh orang-orang
Yahudi. Mereka telah membunuh nabi-nabi sebelumnya. Saya tidak mengada-ada, apa yang saya
terangkan itu berdasarkan apa yang saya ketahui dari kitab Taurat dan Injil. Semoga tuan-tuan selamat
dalam perjalanan. Apa yang dikatakan oleh pendeta Kristen itu membuat Abu Thalib segera
mempercepat urusannya di Suriah dan segera pulang ke MekahPada usia 20 tahun, Muhammad SAW
mendirikan Hilful-Fudl, suatu lembaga yang bertujuan membantu orang-orang miskin dan teraniaya.
Saat itu di Mekah memang sedang kacau akibat perselisihan yang terjadi antara suku Quraisy dengan

suku Hawazin. Melalui Hilful-Fudl inilah sifat-sifat kepemimpinan Muhammad SAW mulai tampak.
Karena aktivitasnya dalam lembaga ini, disamping ikut membantu pamannya berdagang, namanya
semakin terkenal sebagai orang yang terpercaya. Relasi dagangnya semakin meluas karena berita
kejujurannya segera tersiar dari mulut ke mulut, sehingga ia mendapat gelar Al- Amn, yang artinya
orang yang terpercaya.

También podría gustarte