Está en la página 1de 10

Rancang Bangun Sistem pengendalian Level Unit Storage Tank A

pada Simulator Mixing Process


Oleh:
Dion Hendra Wisudana (2409 030 002)
Pembimbing: Ir. Matraji M.Sc

Ir. Roekmono
Program Studi D3 Teknik Instrumentasi
Jurusan Teknik Fisika - Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh November
Kampus ITS Keputih Sukolilo, Surabaya 60111
ABSTRAK

Seiring dengan meningkatnya kebutuhan akurasi pengukuran dan pengendalian level


yang baik dalam skala laboratorium maupun industri maka perlu dibuat sebuah sistem
pengukuran yang mampu memberikan akurasi yang baik dengan akurasi yang memadai dan
mampu tahan terhadap gangguan. Untuk hal tersebut diperlukan alat pengendalian level agar
level pada suatu plan tetap terjaga kondisinya seperti kondisi setpoint. Pengendalian yang
digunakan pada tugas akhir ini adalah pengendalian dengan menggunakan PLC
(Programmable Logic Control) untuk mengendalikan putaran propeller pada mixing tank
yang kemudian diintegrasikan dengan DCS sehingga dapat ditampilkan menggunakan HMI
(Human Machine Interface). Pengendalian atau sistem kontrol level pada unit storage tank ini
dimaksudkan untuk menjaga ketinggian permukaan larutan A. PLC yang digunakan adalah
PLC 5/40 Allen Bradley. Sebelum larutan tersebut dicampurkan pada mixing tank.
Pengendali yang digunakan menggunakan kontroller DCS (Distributted Control System).
Pada Tugas Akhir kali ini DCS yang digunakan merupakan tipe ControlLogix 1756 system
dari allen bradley Rockwell.
Kata kunci: PLC,DCS, Pengendali
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hampir semua proses industri dalam
menjalankan
proses
produksinya
membutuhkan bantuan sistem pengendali, Ada
banyak pengendalian yang harus dikendalikan
di dalam suatu proses. Diantaranya yang
paling umum, adalah tekanan (pressure)
didalam sebuah vessel atau pipa, aliran (flow)
didalam pipa, suhu (temperature) di unit
proses seperti mixing process, atau permukaan
zat cair (level) disebuah tangki. Ada beberapa
parameter lain diluar keempat elemen diatas
yang cukup penting juga dan juga perlu
dikendalikan karena kebutuhan spesifik proses
yang disebut juga sebagai variabel proses
analitik, diantaranya : pH, Velocity, berat, lain
sebagainya.
Pengendalian
pada
umumnya
menghendaki proses berjalan dengan stabil.
Proses yang stabil merupakan sebuah proses
dimana besarnya setpoint sama dengan

besarnya meassurment variabel, sehingga error


sama dengan nol. Error yang sama dengan nol
ini dapat mengakibatkan tidak adanya
manipulated variabel untuk membuka atau
menutup valve yang menjadikan sebuah proses
yang berjalan secara kontinyu tanpa gangguan.
Untuk itu diperlukan suatu pengontrol pada
system pengendalian dimana controller akan
didesain menjadi Local Control Unit ( LCU )
yang nantinya akan dihubungkan dengan
Human Machine Interface ( HMI ) sehingga
system control dapat didistribusikan dan LCU
akan mengontrol plant sehingga proses
pengendalian
menjadi
stabil.
Pada
pengendalian dan sistem kontrol seringkali
sering menggunakan sebuah kontroller berupa
DCS agar pengendalian dari variabel- variabel
proses tersebut dapat didistribusikan secara
langsung pada server. Sistem kontrol atau
pengendalian level pada storage tank
dimaksudkan untuk menjaga ketinggian
permukaan larutan pada unit storage tank ini.

Seperti halnya dalam sistem kontrol dan


pengendalian yang dimana sebelum dilakukan
aksi kontrol harus dilakukan aksi pengukuran
terlebih dahulu. Pada kasus ini digunakan
sensor berupa d/p transmitter.
1.2 Permasalahan
Pada pelaksanaan tugas akhir ini terdapat
permasalahan yaitu bagaimana menjaga dan
mempertahankan level pada unit Storage Tank
A pada simulator Mixing process agar larutan
tersebut dapat diteruskan menuju mixing tank.
1.3 Batasan Masalah
Perlu diberikan beberapa
batasan permasalahan dengan tujuan agar
pembahasan tidak meluas dan menyimpang
dari tujuan. Adapun batasan permasalahan dari
sistem yang dirancang ini adalah :
Bahwa tugas akhir ini hanya
membahas
tentang
sistem
pengendalian
untuk variabel
proses level pada unit storage
tank A sebagai bagian dari suatu
sistem simulator mixing process.
Dalam tugas akhir ini untuk
pengendalian yang digunakan
adalah
pengendalian
dengan
menggunakan kontroller dengan
PLC 5/40 AB ssebagai slave dan
pengendali utama beserta HMI
menggunakan controllogix 1756
AB.
Software yang digunakan sebagai
HMI aalah factorytalkview SE dan
software untuk pemrograman
ladder PLC dengan RSLogix.
Mode pengukuran yang dilakukan
adalah mode pengukuran dengan
menggunakan measuring unit d/p
transmitter.
Pengendalian level menggunakan
PLC 5/40 AB dengan ladder yang
diprogram
pada
software
RSLogix.

1.4 Tujuan
Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk
merancang suatu sistem pengendalian yang
bertujuan untuk menjaga dan mempertahankan
level pada unit Storage Tank A pada simulator
Mixing process agar larutan tersebut dapat
diteruskan menuju mixing tank.

BAB II TEORI PENUNJANG


2.1 Sistem Kontrol dan Pengendalian
Proses
Hampir semua proses di industri
membutuhkan peralatan peralatan otomatis
untuk mengendalikan parameter parameter
prosesnya. Otomatisasi tidak hanya diperlukan
demi kelancaran operasi, keamanan, ekonomi
maupun mutu produk, tetapi lebih merupakan
kebutuhan pokok. Suatu proses industri tidak
akan dapat dijalankan tanpa bantuan sistem
pengendalian. Parameter parameter yang
umum dikendalikan dalam suatu proses adalah
tekanan (pressure), laju aliran (flow), suhu
(temperature ) dan permukaan zat cair (level).
Gabungan serta alat alat pengendalian
otomatis itulah yang disebut sistem
pengendalian proses (process control system).
Sedangkan semua peralatan yang membentuk
sistem
pengendalian
tersebut
disebut
instrumentasi pengendalian proses (process
control instrumentation).
Istilah istilah yang perlu diketahui dalam
sistem otomatis adalah sebagai berikut:
Proses : tatanan peralatan yang
mempunyai
suatu
fungsi
tertentu,
contohnya level tangki.
Controlled Variable : besaran atau
variabel yang dikendalikan. Besaran ini
pada diagram kotak disebut juga dengan
output proses atau level tangki..
Manipulated Variable : input dari suatu
proses yang dapat di manipulasi agar
controlled variable sesuai dengan set
point-nya.
Disturbance : besaran lain (selain
manipulated variable) yang dapat
menyebabkan berubahnya level tangki
diatas dari tangki yang dikendalikan
Sensing Element : bagian paling ujung
suatu sistem pengukuran, seperti sensor
level.
Transmitter : untuk membaca sinyal
sensing element dan mengubah sinyal
yang dapat dipahami oleh kontroller
seperti signal conditioning (SC).
Tranducer : unit pengalih sinyal.
Measurement Variable : sinyal yang
keluar dari transmitter. Jika dalam
pengendalian level, sinyal yang keluar
adalah berupa level.
Set Point : besar process variable (level)
yang dikehendaki.

Controller : elemen yang melakukan


tahapan mengukur - membandingkan
menghitung mengkoreksi. Proporsional
Integral Derivatif (PID) salah satu
controller yang sering digunakan dalam
industri.
Final Control Element : bagian akhir dari
instrumentasi sistem pengendalian yang
berfungsi untuk mengubah measurement
variable dengan cara manipulated
variable, berdasarkan perintah pengendali.
Salah satu final control element yang
digunakan dalam pengendalian level
adalah motorized valve.
Secara garis besar suatu rangkaian
pengendalian proses dibagi menjadi 4 langkah,
yaitu : mengukur membandingkan menghitung mengkoreksi. Langkah pertama
yaitu mengukur , merupakan tugas dari sensor.
Langkah berikutnya adalah membandingkan
apakah hasil pengukuran dari sensor sudah
sesuai dengan apa yang dikehendaki. Apabila
terjadi ketidaksesuaian antara set point dengan
hasil pengukuran maka akan dilakukan
perhitungan untuk menentukan aksi apa yang
dilakukan supaya sesuai dengan set point yang
diinginkan. Pada langkah kedua dan ketiga ini
adalah tugas dari pengendali. Langkah terakhir
adalah melakukan pengkoreksian yang
merupakan tugas dari aktuator.
2.2 Storage Tank
Tangki penyimpanan yang tersedia
dalam berbagai bentuk. Tergantung pada
status produk, Bisa jadi vertikal dan horisontal
silinder, atas terbuka dan tertutup atas, bawah
datar, bagian bawah kerucut, bawah lereng dan
bawah piring. Tangki besar cenderung silinder
vertikal, atau telah sudut bulat sudut (transisi
dari dinding sisi vertikal ke profil bawah,
untuk lebih mudah menahan tekanan
hidrostatik diinduksi hidrolik cairan). Tank
wadah paling untuk menangani cairan selama
transportasi dirancang untuk menangani
berbagai tingkat tekanan.

Gambar 2.1 Storage tank[3]


2.3 PLC (Programmable Logic Controller)
Otomatisasi merupakan salah satu
realisasi dari perkembangan teknologi, dan
merupakan satu-satunya alternatif yang tidak
dapat dielakkan lagi untuk memperoleh sistem
kerja yang sederhana, praktis, dan efisien
sehingga memperoleh hasil dengan tingkat
keakuratan yang tinggi. Segi waktu juga harus
dipertimbangkan, karena dengan semakin
pendek waktu yang diperlukan untuk proses
produksi, maka akan mendapatkan hasil yang
mempunyai kualitas lebih jika dibandingkan
dengan proses produksi yang menggunakan
waktu lebih lama. Selain jumlah produksi
lebih banyak, biaya pengoperasiannya juga
dapat ditekan seminim mungkin serta
membutuhkan tenaga yang lebih sedikit,
sehingga proses produksi tersebut memperoleh
keuntungan
lebih
tinggi.
Berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan diatas, untuk
menunjang proses otomatisasi agar faktorfaktor produksi dapat tercapai dibutuhkan
sistem kontrol. Programmable Logic Control
(PLC) merupakan salah satu kontroler yang
umum digunakan. Pada dasarnya didalam PLC
terdapat beberapa peralatan yang berfungsi
sebagai relay, coil, latching coil, timer,
counter, perubahan analog ke digital,
perubahan digital ke analog dan lain
sebagainya yang dapat digunakan untuk
mengendalikan peralatan dengan bantuan
program yang kita rancang sesuai dengan
kehendak kita. PLC dapat digunakan untuk
mengatur peralatan dengan pengendali
perangkat lunak.

2.4 Sensor Level ( d/p transmitter)


Sensor
level adalah pengukur
ketinggian permukaan fluida cair pada suatu
tangki. Level adalah suatu besaran fisika
yang dapat dikatakan sebagai variabel proses
dasar yang dapat diukur dengan jenis sensor
fisika (sesuai dengan klasifikasi sensor).
Sensor yang digunakan adalah dengan
menggunakan d/p transmitter.
Untuk
mengukur
level
dapat
menggunakan d/p transmitter. Sensor berupa
d/p transmitter merupakan instrument yg
paling umum dugunakan untuk pengukuran
level. Selain harganya lebih murah,
instalasinya
pun
lebih
mudah
dibandingkan level transmitter jenis lain.
Level
transmitter
sendiri
banyak
macamnya,seperti radar, ultrasonic, radioaktif,
D/P, displacer, etc. Jadi d/p transmitter itu
sendiri juga bisa digunakan sebagai level
transmitter. Yang membedakan masingmasing tipe level transmitter adalah prinsip
kerjanya. Untuk d/p hanya menggunakan
prinsip tekanan hidrostatis yg rumusnya bisa
kita lihat dibuku- buku fisika dasar. Untuk di
tangki, d/p transmitter yg digunakan pun
bermacam- macam dengan cara installasi yg
berbeda pula.
Untuk tangki yg terbuka kita bisa
menggunakan flanged d/p transmitter dengan
L side dibiarkan ke ATM. Ini lebih efisien
karena kita tidak perlu tubing untuk hook-up.
Untuk tangki tertutup, kita bisa menggunakan
d/p type level transmitter dengan hook-up
tubing. Dry leg dan Wet leg pada d/p
transmitter. Untuk dry leg memang tidak
direkomendasikan digunakan (tergantung pada
service tanki juga), karena ada beberapa kasus
error yang terjadi pada Plow disebabkan
kondensasi dan evaporasi fluida dari tanki.
Sehingga untuk mengatasi hal tersebut
dipakailah
wet leg.
Sebenarnya selain dry leg dan wet leg,
ada juga beberapa hal yang harus diperhatikan
pada instalasi DP transmitter seperti zero
suppresion sebagai kompensasi dari jarak
pemasangan DP transmitter dan zero elevation
sebagai kompensasi dari instalasi wet leg
(dimana pada P low bisa mendapat P lebih besar
dari P high, karena tinggi dari wet leg bisa sama
atau lebih tinggi dari level tanki tersebut,
sehingga hasil DP bisa menjadi negatif, karena
itu saat kalibrasi dan set up transmitter

dibutuhkan positif bias agar pembacaan


transmitter tidak
instrumen adalah impuls saluran pipa
dengan berjalan dari sisi hulu dan hilir dari
lubang piring, proses tekanan dari masingmasing
baris
dikirim
melalui
isolatingdiafrakma dan mengisi minyak
Silicone cairan ke sensing diafrakma di bagian
tengah kapsul. Capacitance piring di kedua sisi
sensing
diafrakma
mendeteksi posisi yang diafrakma dan
mengkonversikan diferensial tekanan menjadi
sinyal 4-20 mA. 8246-A yang berkomunikasi
dengan 8246-C menggunakan Antarmuka
standar frekuensi shift keying, yang diterima
secara luas komunikasi teknik. Antarmuka
yang menggunakan frekuensi tinggi sinyal
dilapiskan keatasnya pada 4-20 mA transmitter
output untuk berkomunikasi atas lingkaran.
Karena energi bersih ditambahkan ke
lingkaran kecil, komunikasi tidak mengganggu
4-20 mA sinyal sama sekali. Instrumen yang
dapat kembali berkisar dengan atau tanpa alat.
Interface unit jika tidak tersedia, kisaran dapat
diatur dengan tombol yang terletak di bawah
label sertifikasi logam. Rentang pengaturan
dapat mengambil tempat di baris yang
disediakan 8246-A-3M
(3-katup, zeroing
manifold) atau 8246-A-5M (5-katup, dan
zeroing baris blowdown manifold) digunakan
untuk mengisolasi yang impuls baris Dari
proses
Dalam tahanan mentransfer aplikasi
ini
untuk
umum
menggunakan lubang piring dikombinasikan
dengan
diferensial
preassure
(DP)
transmitters untuk menunjukkan volumetric
arus dan untuk dijadikan sebagai "cash
register." Karena ini, pelanggan Emerson
Process Management permintaan handal,
akurasi tinggi perangkat. Bergantung pada
kualitas pengukuran perangkat, beberapa
sumber kesalahan ada di dalam pipa negatif
yang mungkin mempengaruhi ketepatan alur
pengukuran. Dua Contoh-contoh termasuk
Persen Square Root Error (%SRE) Amerika
dan melebihi Gas Association (Aga) denyut
lingkungan
disarankan
batas.
Bila
menggunakan DP untuk menentukan arus
menilai, maka persegi akar DP adalah
proporsional dan mengalir dianggap sangat
akurat pengukuran saat operasi di bawah
steadystate kondisi. Bila proses ini tidak stabil,
untuk contoh ini karena disebabkan oleh
pulsations pompa, Kompresor atau kontrol

katup, maka akan menunjukkan hasil yang


lebih tinggi daripada arus menilai sebenarnya.
Sebelum bekerja pada mengidentifikasi% SRE
yang telah diambil bentuk metode signifikan
untuk meningkatkan tingkat yang di DP adalah
sampel untuk mencapai virtual seketika DP
membaca. Teknik ini efektif menghilangkan
square root kesalahan melalui kemampuan
untuk melaporkan rata-rata seketika persegi
akar DP, dianggap oleh dunia industri menjadi
akurat keterwakilan benar arus tinggi.
Sebelumnya telah ada perangkat tersedia baik
untuk memberikan yang handal dan akurat
tekanan pengukuran serta menawarkan
indikasi adanya proses denyutan sampai
sekarang. 3051S yang dilengkapi dengan
diagnosa fitur papan memenuhi kedua
kebutuhan. Khas aliran aplikasi akan
mengambil persegi akar rata-rata dari beberapa
DP pembacaan sebagai artifact dari sampel
menilai bila menggunakan Distributed Control
System (DCS) atau arus komputer.

dan juga solenoid valve sebagai aktuator yang


bertujuan untuk mengatur input fluida yang
masuk dari water supply ke storage tank.
Start

Studi Literatur

Perancangan Alat dan


komponen penyusun
mixing process unit

Uji Alat

Penentuan Model
Pengendali ON-OFF

TIDAK

Validasi pengukuran

Uji Performansi Plan

YA

Uji Set Point

YA

TIDAK

Pengambilan Data

Penyusunan Laporan

Selesai

TIDAK

YA

Gambar 3.1 Flowchart Pengerjaan Tugas


Akhir
Gambar 2.10 Wiring DP
Transmitter[5]

Gambar 2.11 Bagian depan DP transmitter[5]

BAB III PERANCANGAN DAN


PEMBUATAN ALAT
3.1 Konsep Perancangan
Perancangan sistem storage tank A
terdiri dari transmitter sebagai sensor level

Prinsip kerja dari unit storage tank A


yaitu fluida air yang keluar melalui solenoid
valve dari water supply akan berhenti ketika
sensor level DP transmitter mendeteksi
ketinggian maksimal yang telah ditentukan
oleh set point setelah itu fluida air yang telah
terisi dalam storage tank A akan tersimpan.
Setelah set point tercapai fluida air tersebut
akan dilanjutkan untuk dicampur pada mixing
tank dengan perbandingan ratio control
dengan menggunakan dua buah control valve.
Perbandingan yang akan tercampur yaitu 1 : 3
untuk perbandingan antara storage tank A dan
storage tank B.

Gambar 3.2 Gambar Storage Tank A


Dalam proses pembuatan alat terdapat
metodologi yang dilakukan antara lain :
Studi literatur
Melakukan
pemahaman
sistem
pengendalian
level
dengan
menggunakan
mode
on-off
dan
pemasangan instrument seperti level
transmitter yang digunakan sebagai
measuring unit pada plan tersebut.
Perancangan Alat
Melakukan perancangan sistem unit
storage tank A dengan memperhatikan
alat-alat instrumentasi yang dipakai
pada plan seperti sensor atau
transmitter, controller dan aktuator.
Pengujian Alat
Melakukan pengujian alat apakah alat
yang telah di bangun berjalan atau tidak
berjalan.
Pengujian Performansi Alat
Melakukan uji performansi alat apakah
alat yang telah terbangun menunjukkan
hasil performa sesuai yang diharapkan.

dikeluarkan dari DP transmitter 4-20 mA dan


tegangan 1-5 Volt yang merupakan sinyal
standart. Untuk pemasangan DP transmitter
sebagai sensor level dengan open tank
dilakukan pemasangan pipa berulir sebagai
penyambung antara tanki dengan transmitter di
bagian lubang pada transmitter yang
bertuliskan LOW sedangkan yang lubang pada
transmitter yang bertuliskan HIGH tidak
terpasang pipa karena pada tangki terbuka
lubang HIGH pada transmitter bernilai 1 atm.
Sedangkan pengkabelan pada transmitter
dihubungkan pada supply ( + dan - ) dan check
yang berada dibelakang bagian transmitter dan
tersambung pada control panel plant
keseluruhan.

Gambar 3.4 Wiring pada transmitter


3.3 Pengkabelan PLC5/40

3.2 Pemasangan dan wiring DP Transmitter

Gambar 3.3 Pemasangan Transmitter


DP transmitter yang digunakan
sebagai sensor level yaitu menggunakan
produk dari YOKOGAWA dengan sinyal yang

Gambar 3.5 Allen bradley PLC5/40


Gambar diatas adalah gambar port
input dan output allen bradley PLC5/40,
dimana terdiri dari power supply, 2 modul
input, 2 modul output, downloader, serta ada
kunci yang digunakan untuk memposisikan
keadaan PLC sesuai yang diinginkan yaitu
posisi run, program dan remote.
Posisi
run
digunakan
untuk
menjalankan program yang ada, atau program
yang telah di download dari software RSLogix
5 untuk dijalankan. Selain melalui posisi kunci

run, dapat juga pada posisi remote yaitu


keadaan run dapat diperintahkan melalui
software pendukungnya. Posisi remote juga
dapat digunakan untuk keadaan download
ladder diagram yang telah dibuat didalam
software RSLogix, sedangkan posisi prog pada
kunci tersebut merupakan posisi dimana untuk
mematikan posisi run dan untuk proses
pendownloadtan pada PLC5/40 untuk keadaan
manual.

Gambar diatas merupakan perangkat


lunak yang digunakan untuk membuat lader
diagram sebagai pendukung dari PLC 5/40.
Perangkat lunak tersebut adalah RSLogix 5,
Dimana pada perangkat lunak ini sangat
mudah
penggunaanya.
Adapun
untuk
penginstalan RSLogix 5 tersebut harus
memnuhi standart sistem pada komputer yaitu
seperti yang ada pada gambar dibawah ini. Hal
ini dikarenakan untuk kelancaran penggunaan

software RSLogix
Gambar 3.8 standar sistem minimum
Gambar 3.6 Port I/O PLC5/40
Port output dari PLC5/40 berjumlah
32 buah begitu jugfa dengan port inputnya
karena dalam satu modul input dan output
berjumlah 16 buah. Output dari PLC5/40
ditambah dengan terminal relay dan juga
supply tegangan eksternal. Hal ini dikarenakan
PLC 5/40 tidak mempunyai supply internal
sehingga membutuhkan supply tegangan dari
luar. MCB disini digunakan untuk keamanan
PLC, alat ini ditambahkan untuk menghindari
kejadian yang tidak diinginkan yaitu hubungan
arus pendek karena hal ini dapat menyebabkan
kerusakan pada PLC5/40.

Selain itu digunakan juga software


factorytalk view untuk kontroller controllogix
1756 system. Tampilan dari software tersebut
adalah sebagai berikut.

3.4 Perancangan software

Gambar 3.9 Gambar tampilan dari factorytalk


view

Gambar 3.7 RSLogix 5

3.6 Diagram Blok Pengendalian Level


Komponen yang terdapat dalam
diagram blok pengendalian level yaitu
controller berfungsi sebagai kontrol level yang
menerima informasi level yang terukur dari
sensor
transmitter
sehingga
dapat
mengkondisikan solenoid valve membuka atau
menutup.
Metode
pengendalian
yang
digunakan dalam pengendalian level ini adalah
menggunakan pengendalian ON/OFF.

Input
Output
Contro
ller

Solenoid
Valve

Pros
es

Transmitte
r

Gambar 3.10 Diagram Blok


Pengendalian Level
3.5 Pemasangan Solenoid Valve
Solenoid valve adalah katup yang
digerakan oleh energi listrik, mempunyai
kumparan sebagai penggeraknya yang
berfungsi untuk menggerakan piston yang
dapat digerakan oleh arus AC maupun DC,
solenoid valve atau katup (valve) solenoida
mempunyai lubang keluaran, lubang masukan
dan lubang exhaust, lubang masukan,
berfungsi sebagai terminal / tempat cairan
masuk atau supply, lalu lubang keluaran,
berfungsi sebagai terminal atau tempat cairan
keluar yang dihubungkan ke beban, sedangkan
lubang exhaust, berfungsi sebagai saluran
untuk mengeluarkan cairan yang terjebak saat
piston bergerak atau pindah posisi ketika
solenoid valve bekerja.
Prinsip kerja dari solenoid valve/katup
(valve) solenoida yaitu katup listrik yang
mempunyai koil sebagai penggeraknya
dimana ketika koil mendapat supply tegangan
maka koil tersebut akan berubah menjadi
medan magnet sehingga menggerakan piston
pada bagian dalamnya ketika piston berpindah
posisi maka pada lubang keluaran dari
solenoid valve akan keluar cairan yang berasal
dari supply, pada umumnya solenoid valve
mempunyai tegangan kerja 100/200 VAC
namun ada juga yang mempunyai tegangan
kerja DC. Berikut merupakan gambar
pemasangan
solenoid
valve
beserta
pengkabelannya pada unit storage tank A.

Gambar 3.11 Pemasangan Solenoid Valve


BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
DATA
Dalam bab ini menjelaskan tentang
hasil simulasi dan juga data yang diperoleh
dari suatu plant storage tank yang dibuat.
4.1 Hasil Pengujian Transmitter
Tabel dibawah ini menunjukkan tabel
yang berupa nilai perbandingan pengukuran
untuk transmitter dalam tegangan (volt) dan
arus (mA). Pengukran dilakukan pada nilai
standar yang telah tercantum di manual book.
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Level Transmitter
No
1
2
3
4
5
6
7

V
1.801
2.420
3.048
3.685
4.330
4.985
5

mA
4,6
8.53
12,46
12.74
16,38
16,97
19,87

Untuk mengetahui keakuratannya


transmitter perlu diuji dengan menggunakan
multimeter. Pengujian dilakukan dengan
menghubungkan transmitter dengan power
supply dan setelah terhubung digunakan
multimeter untuk mengukur output yang
terbaca oleh transmitter. Probe pada
multimeter dihubungkan pada bagian check di
belakang bagian transmitter.
Dari hasil
pengukuran yang diperoleh nilai yang terukur
dengan membandingkan besaran dari tegangan
dengan arus standar pada interval tegangan 1-5
Volt dan arus 4-20 mA. Perubahan nilai
tegangan dan arus terjadi ketika pada lubang
high/low pada transmitter diberikan tekanan
udara.

4.2 Perbandiangan Level dan Tegangan


dengan Set Point 40cm
Pengujian alat dilakukan dengan nilai
set point pada 40 cm. Ketika level dari dasar
sampai mencapai 40 cm terjadi pula perubahan
tegangan terukur.
Tabel 4.2 Hasil Pengujian dengan Set Point 40
cm
N Lev Tegangan
o. el
(V.Out)
(cm
)
1
0
0
-2,69
7,23
2
5
1,23
-1,46
2,13
3
10
1,37
-1,32
1,74
4
15
2,24
-0,45
0,2025
5
20
2,56
-0,13
0,0169
6
25
3,76
1,07
1,1149
7
30
3,96
1,27
1,6129
8
35
3,98
1,29
1,6641
9
40
4,97
2,28
5,1984

= 19,23

Dari data diatas dapat dihitung standar


deviasi (
dan nilai ketidakpastian (UA1)
sebagai berikut

= 1,55
Setalah diketahui standar deviasi
untuk nilai ketidakpastiannya (UA1) adalah
sebagai berikut.

Grafik
diatas
menunjukkan
perbandingan keneikan level dengan tegangan
yang terukur. Dari grafik diatas dapat
diketahui bahwa sifat perbandingan antara
kenaikan level dengan tegangan berbanding
lurus.
4.3 Perbandiangan Level dan Tegangan
dengan Set Point 30cm
Pengujian alat dilakukan dengan nilai
set point pada 40 cm. Ketika level dari dasar
sampai mencapai 30 cm terjadi pula perubahan
tegangan terukur. Setelah itu dapat dicarinilai
rata- rata pengukuran, standar deviasi dan nilai
ketidakpastian mutlaknya. Hasil pengujian
didapatkan dengan 9 data pada nilai interval 0
sampai 30 cm.
Tabel 4.3 Hasil Pengujian dengan Set Point 30
cm
N Lev Tegangan
o. el
(V.Out)
(cm
)
1
0
0
-3,06
9,36
2
4
0,98
-2,08
4,32
3
8
1,87
-1,19
1,41
4
12
2,09
-0,43
0,18
5
16
3,24
0,18
0,03
6
20
3,98
0,92
0,84
7
24
4,69
1,63
2,65
8
28
5,05
1,99
3,96
9
30
5,13
2,07
4,28

UA1 =

= 27,03
=

= 0,17

Grafik 4.1 Perbandingan Level dan Tegangan


dengan set point 40 cm

Dari data diatas dapat dihitung standar


deviasi (
dan nilai ketidakpastian (UA1)
sebagai berikut

= 1,83

Setelah diketahui standar deviasi


untuk nilai ketidakpastiannya (UA1) adalah

bandul yang disambungkan dengan


rangkaian pembagi tegangan dan
transmitter.
Logika PLC dirancang dengan
mengalamatkan (addressing) bandul
yang disambungkan dengan rangkaian
pembagi tegangan dan transmitter ke
salah satu I/O pada PLC.
Perbandingan antara kenaikan level
dengan tegangan terukur berbanding
lurus.

sebagai berikut.
UA1 =

= 0,61

Grafik 4.2 Perbandingan Level dan Tegangan


dengan set point 30 cm

Grafik
diatas
menunjukkan
perbandingan keneikan level dengan tegangan
yang terukur. Dari grafik diatas dapat
diketahui bahwa sifat perbandingan antara
kenaikan level dengan tegangan berbanding
lurus.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari tugas akhir yang telah dilakukan
dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
Tipe pengendalian yang dirancang
berupa on-off dengan menggunakan

5.2 Saran
Dari tugas akhir yang telah dilakukan
didapatkan beberapa saran yang dapat
dipertimbangkan sebagai berikut :
Rancang bangun dapat dikembangan
dengan memperbaiki slot analog
input pada contollogix 1756 karena
kontroller tersebut tidak dapat
membaca
hasil
sensing
dari
transmitter
Frameware dan software yang
digunakan harus lebih kompetibel
agar dapat dikembangkan untuk
mengubah set point melalui interface
dari monitor.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.ab.com
2. http://en.wikipedia.org/wiki/programable
_logic_controller
3. http://ikhwanpcr.blogspot.com/2009/12/m
ixing-process-industry.html
4. http://angelfire.com/sc/polmanastra/modu
ler.html
5. http://asropun.blogspot.com/transmitter/d
ptransmitter.html
6. http://facespooks.blogspot.com/2012/02/
water-lever-control-wlc-rangkaian.html
7. http://bocahcakil.blogspot.com/2011/07/rangkaiansensor-posisi-level-potensiometer.html

También podría gustarte