Está en la página 1de 7

ANALISIS PENENTUAN KADAR BESI (Fe) DALAM SAMPEL AIR KRAN DARI

DAERAH HEGARMANAH, JATINANGOR DENGAN METODE KOLORIMETRI DAN


SPEKTROFOTOMETRI UV-VISIBLE
Aneu Nur Utami
Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung Sumedang Km.21 Jatinangor 45363
Telp. 022 7996200, Fax 022 779 6200 e-mail: anne_tami19@gmail.com
PENDAHULUAN

akan unsur tersebut. Zat besi (Fe) adalah unsur

Air merupakan sumber daya alam yang

yang penting untuk metabolism tubuh dan

diperlukan untuk hidup orang banyak, bahkan

pembentukan hemoglobin. Untuk keperluan ini

oleh semua makhluk hidup. Saat ini, masalah

tubuh membutuhkan 7 -35 mg unsur tersebut

utama yang dihadapi oleh sumber daya air

perhari. Konsentrasi unsur besi dalam air yang

meliputi kuantitas air yang sudah tidak mampu

melebihi 2 mg/ l akan menimbulkan noda

memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan

noda pada peralatan dan bahan bahan yang

kualitas air untuk keperluan domestik yang

berwarna

semakin turun (Effendi, 2003). Air perlu

digunakan sebagai zat penambah darah bagi

dipelihara kualitasnya agar tetap bermanfaat

penderita anemia (Basset, 1994).

bagi hidup dan kehidupan manusia serta


makhluk hidup lainnya (Mahida, 1986).

putih.

Kelebihan
menyebabkan

Besi

secara

zat

keracunan,

besi

farmakologi

(Fe)

dimana

bisa
terjadi

Besi sering menjadi masalah dalam

muntah, diare, dan kerusakan usus. Dalam

penyediaan air untuk kebutuhan rumah tangga

bidang kesehatan, besi (Fe2+) dalam dosis besar

terutama kalau sumbernya adalah air tanah. Air

pada manusia bersifat toksik. Konsumsi Fe 2+

yang

bila

berlebih berakibat pada meningkatnya feritrin

bersentuhan dengan udara menjadi keruh,

dan hemosiderin dalam sel parenkim hati,

berbau,

untuk

akibatnya hemosiderin akan masuk ke dalam sel

dikonsumsi tentunya dengan alasan estetika.

parenkim organ organ lain, misalnya pankreas,

Kekeruhan dan warna kuning terbentuk karena

otot jantung dan ginjal sehingga dalam jangka

oksidasi besi (II) menjadi besi (III) berupa

waktu panjang, hemosiderin akan tertimbun

endapan koloid berwarna kuning.

dalam organ organ dan merusak kerja organ

tinggi
dan

kandungan
tidak

besi

(Fe)

menyenangkan

Adanya unsur - unsur besi dalam air


diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tubuh

tersebut (Widowati, 2008).

Kolorimetri merupakan suatu metoda

menggunakan spektrofotometer UV-Vis untuk

analisa kimia yang didasarkan pada tercapainya

mengetahui serapan maksimum.

kesamaan besaran warna antara larutan sampel

Alat dan Bahan

dengan larutan standar dengan menggunakan

Alat alat yang digunakan dalam analisa

sumber cahaya polikromatis dan detektor mata.

meliputi : Beaker glass; Labu Ukur; Pipet

Metoda ini didasarkan pada penyerapan cahaya

volume; Pipet tetes; Kuvet; Spektrofotometer

tampak dan energi radiasi lainnya oleh suatu

UV-Vis.

larutan. Syarat metoda kolorimetri adalah harus

Bahan bahan yang digunakan dalam

berwarna. Jika larutan tidak berwarna maka

analisa meliputi : Aquadest; Asam sulfat pekat;

dilakukan

Etanol 96%; Ferri ammonium sulfat; 1,10-

dahulu

pengomplekan

dengan

penambahan reagen pewarna (Basset, 1994).


Spektrofotometer UV-Vis merupakan

Fenantrolin;

Hidroksilammonium

sulfat;

Natrium asetat; Sampel air kran Hegarmanah,

alat yang digunakan dalam analisis kolorimetri,

Jatinangor.

salah satunya untuk penentuan kadar ion logam

Pembuatan Larutan Fe Standar

dalam sampel padatan atau cairan baik secara

Preparasi larutan besi(II) standar dengan

kualitatif maupun kuantitatif. Analisis secara

konsentrasi 10 ppm dilakukan dengan cara

kualitatif berdasarkan pada panjang gelombang

ditimbang sebanyak 0,0702 g ferri ammonium

yang

sulfat lalu dimasukkan ke dalam labu ukur 1 L

ditunjukkan

sedangkan

oleh

kuantitatif

puncak

spectrum,

berdasarkan

pada

dan dilarutkan dengan sedikit aquades. Asam

penurunan intensitas cahaya yang diserap oleh

sulfat pekat 2,5 mL ditambahkan ke dalam labu

suatu media. Pembentukan warna dilakukan

ukur, tambahkan aquades sampai tanda batas,

dengan cara menambahkan bahan pengompleks

lalu dikocok sampai homogen.

yang selektif terhadap unsure yang ditentukan

Pembuatan Larutan 1,10-fenantrolin

(Fatimah, 2009).

Sebanyak

100

mg

1,10-fenantrolin

monohidrat dilarutkan dalam 100 mL aquades.


METODE

Pembuatan

Penelitian ini bersifat laboratorium,


sampel yang dianalisis adalah air kran yang

Larutan

Hidroksilammonium

Sulfat
Sebanyak 2 g Hidroksilammonium sulfat

berasal dari daerah Hegarmanah Jatinangor,

dilarutkan dalam 100 mL aquades.

yang terletak pada latitude 065554.4S dan

Pembuatan Larutan Natrium Asetat

longitude

1074640.6E.

Analisis

Sebanyak 10 g natrium asetat dilarutkan

menggunakan metode kolorimetri kemudian

dalam 100 mL aquades.

dilanjutkan

Pembuatan Kurva Kalibrasi

dengan

pengukuran

absorbansi

Dibuat

larutan

Fe

dengan

Penentuan kadar besi dari sampel yaitu

berbagai konsentrasi 8; 6; 4; 2; 1 ppm dalam

air kran yang berasal dari daerah Hegarmanah

labu ukur 20 mL dengan menambahkan 16 mL;

Jatinangor,

12 mL; 8 mL; 4 mL; dan 2 mL, serta dibuat

065554.4S dan longitude 1074640.6E

blanko yang berisi 12,5 mL aquades. Lalu ke

menggunakan metode kolorimetri. Adapun alat

dalam masing-masing labu ukur ditambahkan 1

yang digunakan untuk menentukan absorbansi

mL 1,10 Fenantrolin, Sodium asetat 1,6 mL, dan

maksimum yaitu spektrofotometer UV-Visible.

0.2 mL (4 tetes) Hidroksilammonium Sulfat dan

Spektrofotometri

ditambahkan

batas.

adalah spektrofotometri cahaya tampak (visible)

Selanjutnya masing-masing labu ukur dikocok.

dengan panjang gelombang 512 nm, karena

Campuran tersebut selanjutnya dimasukkan

logam besi mempunyai panjang gelombang

kedalam

absorbansinya

lebih dari 400nm sehingga jika menggunakan

menggunakan spektrofotometer UV-Vis dengan

spektrofotometri UV, logam besi dalam sampel

panjang gelombang 512 nm. Setiap kuvet yang

tidak terdeteksi.

aquades

kuvet

standar

hingga

dan

diukur

tanda

telah digunakan dibilas dengan etanol 96%.


Absorbansi

yang

diperoleh

yang

terletak

yang

pada

digunakan

latitude

tepatnya

Terlebih dahulu dibuat larutan standar

selanjutnya

yang telah diketahui konsentrasinya secara pasti,

digunakan untuk memperoleh persamaan regresi

tujuannya untuk membuat kurva kalibrasi yang

linier dan dibuat kurva kalibrasi konsentrasi Fe

dapat digunakan untuk menghitung konsentrasi

standar terhadap absorbansi.

besi dalam sampel air kran. Larutan sampel


dibandingkan dengan larutan standar dengan

Preparasi Sampel

cara membandingkan intensitas warna dari

Di dalam labu ukur 20 mL, sampel

larutan sampel dengan warna variasi dari larutan

dimasukkan sebanyak 12,5 mL lalu ditambahkan

standar Fe3+ maka dapat ditentukan konsentrasi

1 mL 1,10 Fenantrolin, Sodium asetat 1,6 mL,

dari

dan 4 tetes Hidroksilammonium Sulfat dan

menggunakan spektrofotometri visibel adalah

ditambahkan

cuplikan

Selanjutnya

sampel

ukur

tanda

dikocok.

batas.

yang

sampel.
dianalisis

Syarat
bersifat

analisis
stabil

Campuan

membentuk kompleks dan larutan berwarna.

tersebut dimasukkan ke dalam kuvet dan diukur

Oleh karena itu, dalam penetuan kadar besi

absorbansinya.

dalam

selanjutnya

labu

hingga

larutan

Absorbansi

digunakan

yang

untuk

diperoleh

air,

perlu

ditambahkan

menentukan

hidroksilammonium sulfat untuk mereduksi

konsentrasi sampel menggunakan persamaan

Fe3+ menjadi Fe2+. Besi dalam keadaan Fe2+ akan

regresi linier yang telah diperoleh.

lebih stabil dibandingkan besi Fe3+, serta


meningkatkan solubilitas.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam keadaan dasar, larutan besi tidak


berwarna sehingga perlu ditambahkan larutan
1,10-fenantrolin agar membentuk kompleks
larutan berwarna. Reaksi antara besi dengan
1,10-fenantrolin

merupakan

i
rata
0.0019
0.00193
Air kran 0.002
3
0.0019
Tabel 2 : Hasil absorbansi sampel (max 512 nm)

reaksi

Pengukuran absorbansi larutan Fe standar

kesetimbangan dan berlangsung pada pH 6

dan sampel dilakukan secara triplo dan diperoleh

sampai 8. Karena alasan tersebut, pH larutan

rata-rata absorbansi seperti yang tercantum pada

harus dijaga tetap dengan cara menambahkan

kedua tabel diatas. Absorbansi yang didapat

garam natrium asetat. Pengompleksan besi

pada pengukuran ini adalah serapan untuk Fe

dengan

dalam

menggunakan

fenantrolin

akan

sampel.

Pengukuran

serapan

atau

menghasilkan pewarnaan merah jingga yang

absorbansi spektrofotometri biasanya dilakukan

disebabkan

pada suatu panjang gelombang yang sesuai

pembentukan

kation

kompleks

2+

[Fe(C12H8N2)3] .

dengan serapan maksimum karena konsentrasi

Dalam pengukuran larutan standar dan

besar terletak pada titik ini, artinya serapan

sampel digunakan blanko, dimana larutan

larutan encer masih terdeteksi. Rentang panjang

blanko % transmitansinya harus 100. Larutan

gelombang yang diuji adalah 400-600 nm. Pada

blanko yang digunakan adalah pereaksi yang

keadaan tertentu

digunakan (tanpa sampel) berupa campuran

menurun

larutan

larutan

gelombang. Dari hasil percobaan ini dapat

natrium asetat, 1,10-fenantrolin dan aquades.

disimpulkan bahwa larutan standar tersebut

Larutan kompleks yang terbentuk berwarna

menyerap cahaya secara maksimal terjadi pada

orange. Fungsi dari blanko adalah mengukur

panjang gelombang 512 nm.

hidroksilammonium

sulfat,

serapan pereaksi yang digunakan untuk analisis


kadar Fe sehingga jumlah serapan Fe sendiri
adalah nilai absorbansi larutan standar atau
sampel (mengandung pereaksi dan Fe) dikurangi
serapan pereaksinya.
Data hasil absorbansi larutan Fe standar adalah
sebagai berikut :

nilai

dengan

bertambahnya

absorbansi standar
(max 512 nm)
Sampel

Absorbans

-trasi
(ppm)
1
0.1793
2
0.3329
Rata 4
0.6872
6
0.9106
8
0.8915

Konsentrasi

Fe

standar

panjang

secara

spektrofotometri visible ditentukan berdasarkan


kurva kalibrasi yang dibuat dengan mengukur
absorbansi larutan strandar besi dengan variasi
konsentrasi. Kurva kalibrasi yang diperoleh
bentuknya

Absorbansi
0.1772
0.3334
0.6885
0.9123
0.8977

kembali

Tabel 3 : Kurva larutan Fe standar

Konsen
Tabel 1 : Hasil

absorbansi

rata-rata
0.1816
0.3335
0.6888
0.9122
0.892

0.179366667
0.333266667
0.688166667
0.9117
0.893733333

tidak

linier karena pada


saat konsentrasi 8
ppm absorbansinya
turun,

sehingga

kurva tidak memenuhi hukum Lambert-Beer

0.001933= 0,1095x + 0,1412

yang

x = -1,271844 ppm

menyatakan

bahwa

nilai

absorbansi

berbanding lurus dengan konsentrasi, dimana


semakin

besar

diatas

diperoleh konsentrasi Fe dalam sampel air kran

dihasilkan warna yang semakin tajam dan

-1,271844 ppm. Tanda minus dapat dikatakan

intensitas cahaya yang diserap oleh kompleks

menunjukkan bahwa konsentrasi sampel lebih

larutan

kecil

semakin

larutan

perhitungan

maka

berwarna

konsentrasi

Berdasarkan

besar

sehingga

daripada

konsentrasi

larutan

membuat nilai absorbansinya semakin besar

pembandingnya, dalam hal ini larutan standar

juga. Hal ini kemungkinan disebabkan karena

Fe. Tetapi secara logika, nilai konsentrasi tidak

pengambilan larutan standar pada konsentrasi 8

bisa bernilai negatif. Oleh karena itu, nilai

ppm

konsentrasi

tidak

akurat

dan

persisi

sehingga

dibuat

mutlak positif

menjadi

berpengaruh saat pengukuran absorbansi. Hal

1,271844 ppm. Kadar besi dalam sampel adalah

yang perlu diperhatikan adalah pada konsentrasi

0,127 mg/100mL atau 0.00127 mg/mL, sehingga

yang terlalu pekat, kurva deret standar menjadi

sampel air kran tersebut aman untuk dikonsumsi

tidak linier. Biasanya konsentrasi di atas 0,1 M.

sebagai air minum. Dalam air minum, kadar besi

Hal ini karena pada konsentrasi yang tinggi,

yang diperbolehkan dan sesuai standar yang

jarak antar partikel zat menjadi sangat rapat. Hal

telah di tetapkan oleh Departemen Kesehatan RI

ini akan mempengaruhi distribusi muatan, dan

di dalam Permenkes No. 416 /Per/Menkes/IX/

mengubah cara molekul melakukan serapan.

1990 tentang air bersih yaitu sebesar 1,0 mg/L.

Oleh karena itu terkadang pada konsentrasi

Sedangkan kadar besi >1,0 mg/L dianggap

terlalu tinggi kurva tidak linier.

membahayakan kehidupan organisme akuatik.

Pengujian

sampel

dilakukan

dengan

mengukur nilai absorbansi maksimum dengan

KESIMPILAN

menngunakan spektrofotometer visible pada

Identifikasi kadar besi (Fe) dalam sampel

panjang gelombang 512 nm. Nilai absorbansi

air kran yang berasal dari daerah Hegarmanah

yang didapat kemudian disubstitusikan ke dalam

Jatinangor,

persamaan regresi linier dari kurva kalibrasi

065554.4S dan longitude 1074640.6E,

larutan standar Fe. Dari kurva standar diperoleh

dapat dilakukan dengan metode kolorimetri

persamaan garis y = 0,1095x + 0,1412.

menggunakan

Persamaan ini digunakan untuk menghitung

Kompleks

konsentrasi

gelombang

Fe

yang

ada

pada

sampel

yang

terletak

pada

spektrofotometri

menyerap
maksimum

sinar
512

latitude

visible.

pada

panjang

nm.

Melalui

berdasarkan absorbansinya.

perhitungan regresi linier diperoleh konsentrasi

Konsentrasi Fe dalam sampel:

besi(II) yang terkandung dalam sampel sebesar

y = ax + b

1,271844

ppm,

sehingga

aman

untuk

dikonsumsi. Hal ini karena kadar besi yang


diperbolehkan dan sesuai standar yang telah di

Effendi, H. ( 2003 ). Telaah Kualitas Air.


Yogyakarta : Kanisius.

tetapkan oleh Departemen Kesehatan RI di

Fatimah, S., Iis, H., Agus, J. Pengaruh Uranium

dalam Permenkes No. 416 /Per/Menkes/IX/

Terhadap Analisis Thorium Menggunakan

1990 tentang air bersih yaitu sebesar 1,0 mg/L,

Spektrofotommeter

sedangkan pada sampel air kran tersebut kadar

Nasional V, ISBN 1978-0176, 2009.

besinya hanya 0.00127 mg/mL.

UV-Vis.

Seminar

Mahida, U.N. 1986. Pencemaran Air dan


Pemanfaatan Limbah Industri. Jakarta :

DAFTAR PUSTAKA
Basset, J. et al. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia

UGM Press.
Widowati, W. 2008.

Efek

dan

Toksik Logam

Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta :

Pencegahan

Penanggulangan

EGC.

Pencemaran. Yogyakarta : Penerbit Andi.

También podría gustarte