Está en la página 1de 5

Penggabungan Usaha

Penggabungan usaha mengacu pada merger atau akuisisi suatu bisnis. Hal ini
terjadi bila sebuah perusahaan mengakuisisi sebagian besar sekuritas ekuitas satu
perusahaan lain atau lebih. Beberapa alasan ekonomis penggabungan usaha
adalah:
1. Untuk memperoleh sumber bahan baku, fasilitas produksi, teknologi, jaringan
1. pemasaran, atau pangsa pasar yang tidak ternilai.
2. Untuk menjamin sumber keuangan atau akses terhadap sumber keuangan.
3. Memperkuat manajemen.
4. Meningkatkan efisiensi operasi.
5. Mendorong diversifikasi.
6. Mempercepat masuk ke pasar
7. Mencapai skala ekonomi.
8. Memperoleh manfaat pajak.
Meskipun demikian,penggabungan usaha juga dapat digunakan sebagai alat untuk
meningkatkan citra perusahaan,anggapan potensi pertumbuhan,atau
kesejahteraannya,serta dapat digunakan untuk meningkatkan laba.

Akuntansi Penggabungan Usaha


FASB mengeluarkan dua standar penting (SFAS 141 "Business Combination"
dan SFAS 142 "Goodwill and Other Intangible Assets") terkait dengan akuntansi dan
pelaporan penggabungan usaha. Standar ini mengharuskan penggunaan metode
pembelian dalam akuntansi akuisisi dan tidak diamortisasinya goodwill.
Dalam akuntansi metode pembelian, perusahaan harus mengakui nilai pasar
wajar aset berwujud dan aset tak berwujud yang diperoleh dalam neracanya yang
diakui bersamaan dengan nilai pasar wajar dari kewajiban yang diasumsikan. Aset
berwujud disusutkan dan aset tak berwujud yang dapat diidentifikasi diamortisasi
selama estimasi masa manfaatnya.SFAS 142 menyatakan bahwa goodwill tidak lagi
diamortisasi.
Goodwill akan diuji setiap tahun untuk penurunan nilai(impairment).Jika nilai
buku goodwill melebihi nilai wajarnya,rugi penurunan nilai akan diakui sebesar
selisih tersebut.

Laporan Keuangan Konsolidasi


Laporan keuangan konsolidasi Melaporkan hasil operasi dan kondisi
keuangan perusahaan induk dan anak perusahaannya dalam satu perangkat
laporan. Laporan konsolidasi mengabaikan identitas legal yang terpisah antara
perusahaan induk dan anak perusahaan karena alasansubstansi ekonomi.Laporan
keuangan konsolidasi merefleksikan entitas bisnis yang dikendalikan oleh
perusahaan tunggal-yaitu induk perusahaan.

Mekanisme Konsolidasi
Konsolidasi meliputi dua langkah: agregasi dan eliminasi. Pertama, laporan
keuangan yang telah dikonsolidasi menggabungkan aset, kewajiban, pendapatan,
dan beban anak perusahaan dengan pos yang berhubungan dengan laporan
keuangan perusahaan induk.Langkah kedua adalah mengeliminasi transaksi
antarperusahaan (atau pos resiprokal) untuk menghindari perhitungan ganda
(double accounting) atau laba yang diakui prematur.
Efek bersih dari konsolidasi pada neraca adalah melaporkan akuisisi anak
perusahaan pada nilai pasar wajar pada tanggal akuisisi. Hasil penilaian aset
berwujud anak perusahaan dan aset tidak berwujudnya yang dapat diidentifikasi,
dilaporkan pada pos yang terpisah. Selisih antara harga pembelian dengan harga
wajar pasar aset yang dapat diidentifikasi tersebut dicatat sebagai goodwill.
Goodwill hanya dicatat setelah nilai pasar wajar seluruh aset berwujud dan
aset tidak berwujud diakui. Aset tak berwujud ini dianggap memiliki masa manfaat
terbatas sehingga diamortisasi setiap tahun.

Penurunan Nilai Goodwill


Goodwill yang dicatat dalam proses konsolidasi memilki umur yang tidak
terbatas,dan karenanya tidak diamortisasi.Goodwill ditelaah setiap tahun untuk
penurunan nilai/ impairment. Penelaahan ini merupakan proses yang meliputi
perbandingan antara nilai pasar wajar dengan nilai bukunya dalam akun investasi.

Masalah- Masalah Penggabungan Usaha Pertimbangan


Kontinjen
Dengan sistem akuntansi kini, pembayaran masa depan dengan
pengembalian tinggi diakui sebagai tambahan biaya pembelian ketika uang sudah
dibayarkan (biasa disebut kenaikan goodwill). Kewajiban pembeli untuk pembayaran
kontinjen yang terkandung dalam penawaran harus dinyatakan dalam nilai wajar
pada tanggal pembelian dan dinilai ulang secara berkala setiap kuartal agar dapat
merefleksikan kinerja aktual. Sehingga akan diperoleh volatilitas laba ketika
pertimbangan kontinjen dinilai ulang.

Alokasi Total Biaya


Setelah total harga/biaya perolehan aset yang diakuisisi dapat ditentukan,
harga perolehan tersebut harus dialokasikan ke masing-masing aset. Aset yang
dapat diidentifikasi meliputi aset tidak berwujud dan aset berwujud.SFAS 141
mengharuskan perusahaan untuk mengidentifikasi dan menilai kategori aset tak
berwujud yang spesifik, meliputi:
1. Merek dagang dan aset lain yang terkait dengan pemasaran.
2. Kesepakatan untuk tidak bersaing.
3. Daftar pelanggan, kontrak, dan aset lain yang terkait dengan pelanggan.
4. Aset tak berwujud yang terkait dengan seni artistik seperti tulisan atau lagu,
video dan bahan audiovisual, termasuk program televisi dan video musik.

5. Aset tidak berwujud yang terkait dengan hubungan kontraktual seperti lisensi,
royalti, iklan, dan kontrak manajemen, perjanjian sewa guna usaha atau
waralaba, hak penyiaran, kontrak kerja, dan sejenisnya.
6. Paten, perangkat lunak komputer, basis data, rahasia dagang/ formula
rahasia, dan aset lain yang terkait dengan teknologi.

Penelitian dan Pengembangan dalam Proses


Beberapa perusahaan menghapuskan sebagian biaya akuisisi sebagai
penelitian dan pengembangan (litbang) yaitu dengan menilai aset IPR&D
perusahaan yang diakuisisi sebelum menghapusnya. Dengan adanya insentif untuk
menghindari pengakuan IPR&D sebagai goodwill, perusahaan menilai IPR&D
setinggi mungkin untuk meningkatkan penghapusan, atau mengurangi amortisasi
goodwill. Penghapusan sepeti itu akan menimbulkan masalah kualitas laba jika
IPR&D disajikan overstated karena hal tersebut akan merendahkan aset dan
meninggikan pengembalian ekuitas (dan aset).

Utang dalam Laporan Konsolidasi


Jika induk perusahaan menjamin kewajiban anak perusahaan, kreditor
memiliki jaminan sebagai tambahan pengaman dengan provisi jaminan potensial.
Untuk menilai keamanan kewajiban, analisis kita harus mempelajari laporan
keuangan masing- masing perusahaan.

Keuntungan dari Penawaran Perdana Saham Anak


IPO menjasi hal yang umum dilakukan anak perusahaan karena perusahaan
berusaha mendapatkan laba yang tidak diakui dalam nilai saham anak
perusahaannya, dan pada saat yang sama mempertahankan pengendalian atas
anak perusahaan.

Penjualan dan Pendapatan sebelum Akuisisi


Saat akuisisi anak perusahaan dilakukan di tengah tahun, perusahaan hanya
melaporkan ekuitas mereka dalam pendapatan dari anak perusahaan dari tanggal
akuisisi ke depan.
Terdapat dua metode untuk mencapai hal tersebut:
1. Perusahaan dapat menerbitkan laporan laba rugi konsolidasi dengan
penjualan,beban, dan laba anak perusahaan dari tanggal akuisisi ke depan.
2. Perusahaan dapat melaporkan dalam laporan laba rugi konsolidasinya
penjualan dan beban anak perusahaan seluruh tahun dan menarik laba
sebelum akuisisi sehingga hanya laba setelah akuisisi yang dimasukkan dalam
laba bersih konsolidasi.

Push Down Accounting


Harga perolehan perusahaan A untuk mengakuisisi perusahaan B harus
didorong turun dan digunakan untuk membentuk basis akuntansi yang baru dalam
laporan keuangan perusahaan B yang terpisah. SEC mengakui bahwa kehadiran
utang publik, saham preferen atau kepemilikan minoritas yang signifikan dalam anak
perusahaan dapat berdampak pada kemampuan induk perusahaan untuk
mengendalikan kepemilikan.Dalam kasus ini, SEC tidak memaksakan untuk
menerapan Push Down Accounting.

Keterbatasan Tambahan dalam Laporan Keuangan Konsolidasi


1. Laporan keuangan masing- masing perusahaan yang membentuk entitas yang
lebih besar tidak selalu dibuat berdasarkan basis yang dapat diperbandingkan.
2. Laporan konsolidasi tidak mengungkapkan pembatasan penggunaan kas di
masing-masing perusahaan.
3. Perusahaan dengan kondisi keuangan yang buruk seringkali digabungkan
dengan perusahaan yang kondisi keuangannya kuat sehingga mengaburkan
analisiskarena aset satu perusahaan yang dikonsolidasikan tidak dapat
digunakan untuk membayar kewajiban perusahaan yang lain.
4. Tingkat transaksi antar perusahaan tidak dapat diketahui, kecuali prosedur
yang mendasari proses konsolidasi dilaporkan laporan konsolidasi umumnya
hanya menyajikan hasil akhir.
5. Akuntansi untuk konsolidasi anak perusahaan keuangan dan asuransi
menimbulkan masalah khusus bagi analis.

Konsekuensi Akuntansi Goodwill


Definisi akuntansi atas goodwill. Goodwill merupakan selisih lebih antara
harga perolehan dan nilai pasar wajar aset bersih yang diperoleh dalam transaksi
pembelian. Dari segi analis, Goodwill mencerminkan nilai ekonomis nyata seperti
nama dagang yang memerlukan pengembangan dan pemeliharaan yang mahal dan
kelebihan pembayaran karena harapan yang tidak realistis, antusiasme yang
berlebihan, atau tiadanya penilaian, atau analisis yang tepat.
Pengukuran nilai sisa goodwill menimbulkan masalah pengukuran potensial.
Sebagai contoh, pembayaran karena kesalahan estimasi, persaingan tender yang
ketat, atau kecerobohan atas sumber daya pemilik atau kreditor tertelan dalam
goodwill.

Akuntansi Penyatuan untuk Penggabungan Usaha


Perbedaan antara metode penyatuan dengan akuntansi pembelian terletak
pada jumlah yang dicatat sebagai investasi awal dalam perusahaan yang diakuisisi.
Dalam metode pembelian, akun investasi didebit sebesar harga beli, yaitu nilai pasar
wajar perusahaan yang diakuisisi pada tanggal akuisisi. Dalam metode penyatuan,
akun investasi didebit sebesar nilai buku perusahaan yang diakuisisi. Aset tidak

dinaikkan nilainya dari harga perolehan yang dilaporkan dalam neraca perusahaan
yang dinvestasi, tidak terdapat aset tak berwujud baru yang muncul dari akuisisi, dan
tidak ada goodwill yang dilaporkan.Tidak diakui goodwill ini merupakan daya tarik
utama metode penyatuan karena perusahaan menghindari amortisasi goodwill yang
berakibat pada penurunan kas.

Mekanisme Akuntansi Penyatuan Kepentingan


Akibat yang mungkin timbul dari akuntansi penyatuan dibandingkan dengan
akuntansi pembelian:
1. Aset diperoleh dan dibawa pada nilai buku, bukan pada nilai pasar yang
tersedia.
2. Penyajian aset yang lebih rendah (understatement) menghasilkan ekuitas
gabungan yang lebih rendah
3. Penyajian aset yang lebih rendah (understatement) (termasuk persediaan,
aset tetap, goodwill, dan aset tidak berwujud) menghasilkan beban yang lebih
rendah (seperti harga pokok penjualan, penyusutan, dan amortisasi) dan
menghasilkan laba yang lebih tinggi.
4. Penyajian aset yang lebih rendah memungkinkan menghasilkan keuntungan
penghentian aset yang lebih tinggi.
5. Penyajian ekuitas yang lebih rendah atau penyajian laba yang lebih tinggi
menghasilkan rasio return on investment-ROI yang lebih tinggi.
6. Laporan laba rugi dan neraca gabungan disajikan kembali untuk seluruh
periode yang dilaporkan.

También podría gustarte