Está en la página 1de 4

Pengerti

an

Kriteria diagnosis :
Mencret, ubun-ubun cekung, mulut/bibir
kering, turgor menurun, nadi cepat, mata
cekung, nafas cepat dan dalam, oliguri

Tujuan

Sebagai acuan penatalaksanaan tentang diare


akut

Kebijaka
n

Dibawah tanggungjawab UGD dan rawat inap.

Prosedu
r

Diagnosis Diferensial
Menret psikologi (shigella, V. Cholera,
Salmonella, E. Coli, Raota Firus, Campilo
bacter)

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan rutin tinja.

Perawatan
Rawat Inap, bila terdapat dehidrasi berat /
sedang

Terapi
Rehidrasi oral
indikasi, diit

prenteral,

antibiotik

atas

Penyulit
Asidosis, hipokalemi, renjatan, hipernatremi,
kejang

Informet concent (tertulis)


Diperlukan pada tindakan invasif

Lama perawatan
Tiga sampai lima hari

Masa pemulihan
Dua sampai tiga minggu

Out Put
Sembuh total

Terapi
Dehidrasi ringan : (BB

s/d 5%)

Oralit

Diit sesuai dengan umur

cc)

Susu - Pengeceran (1 T = 40-50


- Susu rendah laktosa / bebesa

laktosa
-

Antibiotik : atas indikasi

Dehidrasi sedang : (BB s/d 10%)


-

Infus Ringer Laktat

Dehidrasi berat : (BB s/d 5%)


-

Infus RL : 1-2 jam I 20cc/KgBB


Selanjutnya sesuai jumlah cc/24

jam

Unit
terkait

RAWAT INAP, BP, PUSTU/POLINDES

URAIAN TUGAS PETUGAS P2 DIARE


Diposkan oleh Rizki Kurniadi

1. Menyusun rencana kegiatan P2 diare berdasarkan data program puskesmas dan


ketentuan perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja.
2. Melaksanakan kegiatan P2 diare meliputi penemuan dini penderita diare, penanganan
penderita diare, penyuluhan diare dan koordinasi lintas program terkait sesuai dengan
prosedur dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku
3. Mengevaluasi hasil kegiatan P2 diare secara keseluruhan.
4. Membuat catatan dan laporan kegiatan di bidang tugasnya sebagai bahan informasi
dan pertanggung jawaban kepada atasan.
5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan
Salah satu cara untuk meningkatkan manajemen Puskesmas yaitu dengan dilaksanakannya
akreditasi, dimana petugas puskesmas melaksanakan selft assesment.
Adapun kegiatan yang di akreditasi ada 7 (tujuh) indikator/standar yang terdiri dari 25
parameter.
Saat ini Kabupaten Cirebon akan mengakreditasi sebanyak 10 (sepuluh) Puskesmas.

Hambatan yang dirasakan selama ini adalah kebiasaan petugas puskesmas, dimana petugas
tersebut biasanya tidak pernah mendokumentasikan kegiatan-kegiatan yang mereka
laksanakan, namun dengan adanya akreditasi semua pekerjaan harus terdokumentasi, dalam
artian hasil kinerja kita harus bisa dibuktikan secara administrasi, kerana dengan berbasis
bukti manajemen skill akan terwujud.
Awalnya petugas puskesmas merasakan bahwa akreditasi adalah sebagai beban karena
tugas pokok belum terselesaikan ditambah adanya akreditasidan bahkan akreditasi menjadi
tugas pokok bukan lagi tugas sampingan karena ada target harus lulus walaupun kata itu
tidak terucapkansehingga sering lembur dan berusaha membuat program yang belum
pernah dikerjakan.capek..pusing..jengkel..ngedumel sendiri..saling
menyalahkan..sering muncul dan hari-hari begitu cepat berlalu.
Dari pengalaman tidak pernah mendokumentasikan kegiatan menjadi budaya yang harus
dilakukansulit tapi setelah dilaksanakan ternyata hasilnya memuaskan..kinerja menjadi
terukur dan terstruktur ..hasil kegiatan begitu nyata tidak mengada-ada. dan hasilnya
dapat dipertanggungjawabkan .jam kerja tak pernah kosong lagi bahkan kurang. 150 jam
yang tersedia selama sebulan dengan perhitungan 120 jam untuk menyelesaikan tugas pokok
dan 30 jam untuk melaksanakan tugas tambahan terasa kurang.
Tapi.itu dulu waktu waktu akan ada penilaian akreditasisetelah selesai penilaian dan
dinyatakan lulus akankah budaya tulis menulis itu masih berlangsung??? itu yang menjadi
pertanyaan..
Bila memang budaya itu terus dipupuk dan dikembangkan maka Akreditasi ada
manfaatnyatapi kalau semuanya hanya copy pasteakreditasi hanya berupa topeng
belakalulus tapi sebenarnya tidak luluslebih baik tidak terakreditasi dari pada lulus
hanya formalitas..yah nggak???

También podría gustarte