Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Disusun Oleh :
MOH. FURQON
(12.0838.S)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit infeksi sekarang ini yang banyak menimbulkan kematian adalah
saluran pernafasan baik itu pernafasan atas maupun bawah, yang bersifat akut atau
kronis
salah
satunya
anak
berbeda
dengan bronchitis yang terjadi pada orang dewasa. Pada anak bronchitis merupakan
bagian dari berbagai penyakit saluran nafas lain, namun dapat juga merupakan
penyakit tersendiri (Ngastiyah, 2006).
Di Amerika Serikat, menurut National Center for health Statistics, kira-kira
ada
14
juta
orang
menderita bronchitis.
Lebih
dari
12
juta
orang
BAB II
LANDASAN TEORI
ialah keadaan klinis yang disebabkan oleh berbagai penyebab dengan gejala
batuk yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu berturut-turut dan atau
berulang paling sedikit 3 kali dalam 3 bulan, dengan atau tanpa disertai gejala
respiratorik dan non respiratorik lainnya. Dengan memakai batasan ini secara
klinis jelas bahwa bronchitis kronik pada anak adalah batuk kronik dan atau
berulang (BKB) yang telah disingkirkan penyebab-penyebab BKB itu
misalnya asma atau infeksi kronik saluran napas dan sebagainya.
Walaupun belum ada keseragaman mengenai patologi
dan
Non-spesifik
asap rokok
Polusi udara
4. Patofisiologi
Virus (penyebab tersering infeksi) - Masuk saluran pernapasan - Sel mukosa
dan sel silia - Berlanjut - Masuk saluran pernapasan(lanjutan) - Menginfeksi
saluran pernapasan - Bronkitis - Mukosa membengkak dan menghasilkan lendir Pilek 3 4 hari - Batuk (mula-mula kering kemudian berdahak) - Riak jernih Purulent - Encer - Hilang - Batuk - Keluar - Suara ronchi basah atau suara napas
kasar - Nyeri subsernal - Sesak napas - Jika tidak hilang setelah tiga minggu Kolaps paru segmental atau infeksi paru sekunder (pertahanan utama).
Apabila bronchitis kongenital patogenesisnya tidak diketahui diduga erat
hubungannya dengan genetic serta factor pertumbuhan dan perkembangan fetus
dalam kandungan. Pada bronchitis yang didapat patogenesisnya diduga melelui
beberapa mekanisme : factor obstruksi bronkus, factor infeksi pada bronkus atau
paru-paru, fibrosis paru, dan factor intrinsik dalam bronkus atau paru.
Patogenesis pada kebanyakan bronchitis yang didapat melalui dua mekanisme
dasar:
a. Infeksi bacterial pada bronkus atau paru, kemudian timbul bronchitis. Infeksi
pada bronkus atau paru akan diikuti proses destruksi dinding bronkus daerah
infeksi dan kemudian timbul bronchitis.
b. Obstruksi bronkus akan diikuti terbentuknya bronchitis, pada bagian distal
obstruksi dan terjadi infeksi juga destruksi bronkus.
Bronchitis merupakan penyakit paru yang mengenai paru dan sifatnya kronik.
Keluhan-keluhan yang timbul juga berlangsung kronik dan menetap . keluhankeluhan yang timbul erat dengan : luas atau banyaknya bronkus yang terkena,
tingkatan beratnya penyakit, lokasi bronkus yang terkena, ada atau tidaknya
komplikasi lanjut. Keluhan-keluhan yang timbul umumnya sebagai akibat adanya
beberapa hal: adanya kerusakan dinding bronkus, akibat komplikasi, adanya
kerusakan fungsi bronkus.
5. Pathway
peningkatan distress
c) Berkeringat
d) Palpitasi abdomial dapat menunjukkan hepatomegali
6) B6 (Bone)
Gejala
a) Keletihan, kelelahan
b) Ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas karena sulit bernafas
c) Ketidakmampuan untuk tidur, perlu dalam posisi duduk tinggi
d) Dispnea pada saat istirahat atau respon terhadap aktivitas atau latihan
Tanda
a) Keletihan
b) Gelisah
c) Insomnia
2. Pemeriksaaan diagnostik
a. Rongent
Peningkatan tanda bronkovaskuler
b. Tes fungsi paru
Memperkirakan derajad disfungsi paru
c. Volume residu
Meningkat
d. GDA
Memperkirakan progresi penyakit (Pa02 menurun dan PaCO2 meningkat atau
normal)
e. Bronkogram
Pembesaran duktus mukosa
f. Sputum
Kultur untuk menentukan adanya infeksi,identifikasi pathogen
g. EKG
Disritmia arterial
h. EKG latihan
Membantu dalam mengkaji derajad disfungsi paru untuk program latihan
3. Diagnosa perawatan
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi
sekret.
Tujuan : Mempertahankan jalan nafas paten.
Rencana Tindakan:
1) Auskultasi bunyi nafas
Rasional : Beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan
nafas dan dapat dimanifestasikan dengan adanya bunyi nafas.
2) Kaji/pantau frekuensi pernafasan.
Rasional : Tachipnoe biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat
ditemukan selama / adanya proses infeksi akut.
3) Dorong/bantu latihan nafas abdomen atau bibir
sekret
mempermudah pengeluaran.
b. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan obstruksi jalan nafas oleh
sekresi, spasme bronchus.
Tujuan : Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan yang
adekuat dengan GDA dalam rentang normal dan bebas gejala distress
pernafasan
Rencana Tindakan:
1) Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan.
Rasional : Berguna dalam evaluasi derajat distress pernafasan dan
kronisnya proses penyakit.
2) Tinggikan kepala tempat tidur, dorong nafas dalam.
Rasional : Pengiriman oksigen dapat diperbaiki dengan posisi duduk
tinggi dan
3) Latihan nafas untuk menurunkan kolaps jalan nafas, dispenea dan kerja
nafas. Auskultasi bunyi nafas.
Rasional : Bunyi nafas makin redup karena penurunan aliran udara atau
area konsolidasi
4) Awasi tanda vital dan irama jantung
Rasional : Takikardia, disritmia dan perubahan tekanan darah dapat
menunjukkan efek hipoksemia sistemik pada fungsi jantung.
5) Awasi GDA
Rasional : PaCO2 biasanya meningkat, dan PaO2 menurun sehingga
hipoksia terjadi derajat lebih besar/kecil.
6) Berikan O2 tambahan sesuai dengan indikasi hasil GDA
Rasional : Dapat memperbaiki/mencegah buruknya hipoksia.
c. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan broncokontriksi, mukus.
Tujuan : perbaikan dalam pola nafas.
Rencana Tindakan:
1) Ajarkan pasien pernafasan diafragmatik dan pernafasan bibir
Rasional : Membantu pasien memperpanjang waktu ekspirasi. Dengan
teknik ini pasien akan bernafas lebih efisien dan efektif.
BAB III
RESUME KASUS
sudah diperiksakan keklinik terdekat tapi tidak kunjung sembuh. Saat pengkajian
pada tanggal 9 mei 2016 jam 21.00 wib ibu pasien mengatakan panasya sudah hilang,
batuk dan pilek masih, BAB berlendir dan klien rewel. Suhu 36C , BB 5,7 Kg Rr 33
x /menit Nadi 101 x/menit.
Menurut keterangan dari keluarga An. N sebelumnya tidak pernah masuk RS.
An.N anak kedua dari 2 bersaudara. Klien tinggal bersama kedua orang tua dan
kakak kandungnya. Keadaan lingkungan tempat tinggal mereka selalu
bersih
dirumah terdapat keluarga yang merokok. imunisasi An.N yaitu sudah mendapatkan
imunisasi imunisasi BCG, hepatitis B, polio, DPT, Hib. Tidak mempunyai riwayat
alergi terhadap apapun. Riwayat pencegahan tindakan medisnya ketika sakit, An. N
hanya dibawa kepuskesmas atau dokter terdekat.
Riwayat keperawatan untuk pola nutrisi metabolic pada An.N tidak ada
perubahan sebelum sakit dan selama sakit, makan ASI + bubur tim. Riwayat
keperawatan untuk pola eliminasinya, An.N selama sakit menggunakan pampers dan
mengenai pola eliminasi BAB berlendir 10x sehari. riwayat keperawatan untuk pola
istirahat tidurnya selama sakit ketika tidur sering bangun dimalam hari, tidur siang
1 jam, tidur malam 4 jam klien sering rewel ketika akan tidur ataupun setelah
bangun tidur.
Pada pemeriksaan fisiknya ditemukan data kesadaran Compos Mentis,dengan
suhu 36C, nadi 101 x/menit , Rr : 33 x/menit, bb sebelum sakit 6 kg ketika sakit bb
5,7 kg.
Untuk pemeriksaan fisik yang mengalami gejala abnormal pada hidung yaitu,
terdapat sekret pada kedua lubang hidung. Pada dada, inspeksi paru pengembangan
dada simetris, Auskultasinya wezing palpasinya, Tidak ada nyeri tekan, perkusi
Sonor, pada jantung Tidak ada pembesaran jantung, pada jantung auskultasinya
Terdengar bunyi jantung 1 dan 2 (lup dup), Palpasi Tidak ada nyeri tekan, denyut nadi
teraba, Perkusi Suara jantung redup. Pada bagian ekstrimitas bawah kaki kiri
terpasang infus Trindex 24 tpm.
diinginkan
pada
diagnosa
diatas,kita
bunyi nafas,
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Analisa Kasus
An.N dirawat diruang garuda RSUD Dr. M. ASHARI Pemalang dengan diagnosa
Bronkitis. Ibu pasien mengatakan 4 hari sebelum masuk RS panasnya naik turun,
batuk, muntah tiap batuk, sudah diperiksakan keklinik terdekat tapi tidak kunjung
sembuh. Saat pengkajian pada tanggal 9 mei 2016 jam 21.00 wib ibu pasien
mengatakan panasya sudah hilang, batuk dan pilek masih, BAB berlendir dan klien
rewel. Suhu 36C , BB 5,7 Kg Rr 33 x /menit Nadi 101 x/menit. Bronkitis merupakan
suatu gejala penyakit pernapasan. biasanya merupakan lanjutan dari infeksi saluran
peranpasan atas atau bersamaan dengan penyakit saluran pernapasan atas lain seperti
Sinobronkitis, Laringotrakeobronkitis, Bronkitis pada asma dan sebagainya.
Penyebab terjadinya bronchitis secara congenital, bronchitis ini terjadi kelainan
sejak dalam kandungan. Factor genetic atau factor pertumbuhan dan factor
perkembangan fetus memegang peran penting. Pada An. N diusia 7 bulan ini sering
batuk tetapi diperiksakan keklinik terdekat sembuh, saat pertama batuk badanya
panas naik turu. Untuk tanda gejala dari penyakit bronchitis ini sama seperti yang
dialami oleh An.N yaitu demam ringan, batuk produktif, ganguan tidur, terjadi kapan
saja saat bernapas terdengar wezing.
Untuk penatalaksanaan pada klien yang mengalami bronkitis akan diberikan pada
tindakan perawatan yang penting ialah mengontrol batuk dan mengeluarakan
lender/secret, Sering mengubah posisi, Banyak minum, Inhalasi, Nebulizer, Untuk
mempertahankan daya tahan tubuh, setelah anak muntah dan tenang perlu diberikan
minum susu atau makanan lain. Disini klien mendapatkan terapi anti mikrobial
berdasarkan kultur dan sensivitas, ceftriaxone 175 Mg 2x iv, sanmol 75 mg 4x iv,
methylprednisolone 10 mg 3x iv.
Ceftriaxone adalah golongan antibiotik cephalosporin yang dapat digunakan
untuk mengobati beberapa kondisi akibat infeksi bakteri, seperti pneumonia, sepsis,
meningitis, infeksi kulit, gonore atau kencing nanah, dan infeksi pada pasien dengan
sel darah putih yang rendah. Selain itu, ceftriaxone juga bisa diberikan kepada pasien
yang akan menjalani operasi-operasi tertentu untuk mencegah terjadinya infeksi.
Sanmol adalah obat yang digunakan sebagai penurun demam untuk segala usia
dan pereda nyeri seperti sakit kepala, sakit gigi dan nyeri ringan lainnya. Sanmol
BAB V
PENUTUP
A. SIMPULAN
Bronchitis adalah suatu penyakit yang ditandai adanya dilatasi ( ektasis ) bronkus
lokal yang bersifat patologis dan berjalan kronik . Berdasarkan kasus yang diderita
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilynn E, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, ; alih bahasa, I Made Kariasa; editor,
Monica Ester, Edisi 3, Jakarta : EGC
Dona L. Wong, 2004, Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik Edisi 4, Jakrta : Buku
Kedokteran EGC
Keliat, Budi Anna, Proses Keperawatan
Ngastiyah, 1997. Perawatan Anak Sakit, Jakarta : Buku Kedokteran EGC