Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan merupakan suatu seni dan ilmu yang mencakup berbagai
aktivitas, konsep, dan keterampilan yang berhubungan dengan ilmu sosial dan fisik
dasar, etika dan isu-isu yang beredar serta bidang lain (Potter, 2005)
Dengan demikian, perawat dituntut untuk mempunyai pengetahuan dan
keterampilan yang adekuat terkait dengan proses perawatan luka yang dimulai dari
pengkajian yang komprehensif, perencanaan intervensi yang tepat, implementasi
tindakan, evaluasi hasil yang ditemukan selama perawatan serta dokumentasi hasil
yang sistematis. Isu yang lain yang harus dipahami oleh perawat adalah berkaitan
dengan cost effectiveness. Manajemen perawatan luka modern sangat mengedepankan
isu tersebut. Hal ini ditunjang dengan semakin banyaknya inovasi terbaru dalam
perkembangan produk-produk yang bisa dipakai dalam merawat luka
Perawatan luka merupakan tindakan keperawatan yaitu berupa mengganti
balutan dan membersihkan luka baik pada luka yang bersih maupun luka yang kotor.
Sebagai bidan harus pula mengetahui dan terampil dalam melakukan perawatan luka.
Pelayanan keperawatan sebagai pelayanan profesional ditujukan pada berbagai
respons individu dan keluarga terhadap masalah kesehatan yang dihadapinya
termasuk respons pasien yang menjalani pembedahan.
BerdasarkanhasilpenelitianyangdilakukanpadabulanMaretsampaidengan
mei2014, didapatkandatabahwadari10orangpasienpascaoperasiyangadadi
Ruang Rawat Inap Bedah RSUD Ciamis ditemukan ada 3 orang pasien dengan
keadaanlukaoperasijelekdan7oranglainnyadengankeadaanlukaoperasibagus.
Berdasarkanhasilwawancaradengansalahseorangperawatyangbertugasdi
RuangRawatInapBedahRSUDCiamis,tidakjarangditemukanpasienpascaoperasi
mengalamiinfeksisehinggabiasanyaratarataharirawathanya3harimenjadi57
hari.
Diantara faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keadaan luka operasi jelek
adalah perawatan luka, mobilisasi, nutrisi, personal hygen dan riwayat kesehatan
klien itu sendiri. Dan juga faktor factor pendukung lain adalah pengetahuan,
informasi, peran keluarga, pendidikan, dan sosial budaya. Pengetahuan merupakan
hasil dari tahu, dan itu terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu
objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga (Soekidjo Notoatmodjo, 2003:121). Dengan pengetahuan
yang tinggi tentang perawatan luka Post Operasi, maka keluargan akan mampu
melakukan perawatan luka. Begitu pula bila pengetahuannya rendah maka keluarga
tidak akan mampu melakukan perawatan luka.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk mengambil
judul Hubungan pengetahuan keluarga tentang perawatan pasien Post Operasi
dengan kejadian komplikasi Post Operasi di ruang rawat inap bedah RSUD Ciamis.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan umum dan tujuan khusus sebagai berikut :
1. Tujuan Umum :
Mendapat gambaran mengenai pengetahuan dan perilaku keluarga dan pasien
pasca operasi tentang perawatan luka operasi di Ruang Rawat Inap Bedah
RSUD ciamis tahun 2014.
2. Tujuan Khusus :
Mengidentifikasi pengetahuan pasien dan keluarga pasca operasi mengenai :
a. Pengertian perawatan luka post operasi pada pasien yang dirawat di
Ruang Rawat Inap Bedah RSUD ciamis
b. Tujuan perawatan luka post operasi pada pasien yang dirawat di Ruang
Rawat Inap Bedah RSUD ciamis
c. Tahap-tahap perawatan luka post operasi pada pasien yang dirawat di
Ruang Rawat Inap Bedah RSUD ciamis
d. Manfaat perawatan luka post operasi pada pasien yang dirawat di Ruang
Rawat Inap Bedah RSUD ciamis
e. Mengetahuifaktorfaktoryangmempengaruhipenyembuhanlukapasca
operasi.
f. Mengetahui hubungan antara pengetahuan keluarga dengan prilaku
keluarga dalam melakukan perawatan luka post operasi.
D. Manfaat Penelitian
1. BagiPendidikanKeperawatan
Penelitian ini dapat menjadi suatu masukan untuk perkembangan ilmu
keperawatankhususnyabagiKeperawatanMedikalBedah.
2. BagiPelayananKesehatandanTenagaKesehatan
Penelitianinidapatmenjadimasukandalammeningkatkanmutudankualitas
pelayanandanasuhankeperawatanpadapasienpascaoperasi.
3. BagiPenelitiSelanjutnya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi atau bahan rujukan
untukpenelitianselanjutnya
pancaindra
manusia
yakni
indra
penglihatan,
pendengaran,
kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari
atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan
tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa
orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan,
menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi
tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau matari
harus
dapat
menjelaskan,
menyebutkan
contoh,
menyimpulkan,
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjuk kepada sesuatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat
menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan dan
sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu
didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan
kriteria-kriteria yang ada.
2.1.1.3 Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan menurut Soekidjo Notoatmodjo dapat
dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi
yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman
pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan
dengan tingkatan-tingkatan diatas.
Menurut
Notoatmodjo
(2003),
pengetahuan
seseorang
dapat
terlebih
dahulu.
Keyakinan
ini
bisamempengaruhi
serta
meningkatkan
kesehatan
seseorang,
tetapi
Bagaimana
seseorang
merespons
sebagainya,
sehingga
lingkungan
tersebut
tidak
mempengaruhi
kesehatannya.
2.3.
2.3.1.
Pengertian Luka
Pengertian Luka menurut para ahli :
Menurut Mansjoer, Luka adalah keadaan hilang atau terputusnya
kontinuitas jaringan.
Menurut InETNA, Luka adalah sebuah injuri pada jaringan yang
mengganggu proses selular normal, luka dapat juga dijabarkan dengan
adanya kerusakan pada kuntinuitas atau kesatuan jaringan tubuh yang
biasanya disertai dengan kehilangan substansi jaringan.
R. Sjamsu Hidayat, Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan
tubuh yang disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan
suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik atau gigitan hewan
Koiner dan Taylan, Luka adalah terganggunya (disruption) integritas
normal dari kulit dan jaringan di bawahnya yang terjadi secara tiba-tiba
atau disengaja, tertutup atau terbuka, bersih atau terkontaminasi,
superficial atau dalam.
Luka insisi, terjadi karena teriris oleh instrument yang tajam. Misal yang
2.
3.
bengkak.
Luka lecet, terjadi akibat kulit bergesek dengan benda lain yang biasanya
4.
5.
6.
kawat.
Luka tembus, terjadi akibat luka yang menembus organ tubuh, biasanya
pada bagian awal luka masuk diameternya kecil tetapi bagian ujung
biasanya akan melebar.
2.3.4.
menghilangkan
debris
dari
jaringan
yang
luka
dan
dan
pembersihan
mempercepat
luka
proses
adalah
meningkatkan,
penyembuhan
luka
serta
lokal.
Bila perlu lakukan penutupan luka.
4. Penjahitan luka
Luka bersih dan diyakini tidak mengalami infeksi serta berumur kurang
dari 8 jam boleh dijahit primer, sedangkan luka yang terkontaminasi berat
dan atau tidak berbatas tegas sebaiknya dibiarkan sembuh.
5. Penutupan Luka
Penutupan luka adalah mengupayakan kondisi lingkungan yang baik pada
luka sehingga proses penyembuhan berlangsung optimal.
6. Pembalutan
Pertimbangan dalam menutup dan membalut luka sangat tergantung pada
penilaian kondisi luka. Pembalutan berfungsi sebagai pelindung terhadap
penguapan, infeksi, mengupayakan lingkungan yang baik bagi luka dalam
proses penyembuhan, sebagai fiksasi dan efek penekanan yang mencegah
berkumpulnya rembesan darah yang menyebabkan hematom.
7. Pemberian Antibiotik
Prinsipnya pada luka bersih tidak perlu diberikan antibiotik dan pada luka
terkontaminasi atau kotor maka perlu diberikan antibiotik.
8. Pengangkatan Jahitan
Jahitan diangkat bila fungsinya sudah tidak diperlukan lagi. Waktu
pengangkatan jahitan tergantung dari berbagai faktor seperti, lokasi, jenis
pengangkatan luka, usia, kesehatan, sikap penderita dan adanya infeksi.
2.4.
Konsep Operasi/Pembedahan
asuhan
perencanaan
pasien,
mengidentifikasi
keperawatan
kemudian
berfokus
pada
peningkatan