Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
ADM
Pengajara
Muri
Keuanga
Personi
PENDIDIKA
n dan
n Sekolah l
dan
Sekolah
Kurikulum
dan Tata
Struktur
dan
Sekolah
Usaha
Masyarakat
Pengambilan
Keputusan
Perencanaan
Pengorganisasi
Motivasi
Komunikasi
Mempengaruhi
Kontrol
Evaluasi
Kepuasaan Pelanggan
Manajemen berbasis sekolah (MBS) dapat diartikan sebagai model pengelolaan yang
memberikan otonomi (kewenangan dan tanggungjawab) lebih besar kepada sekolah, memberikan
fleksibilitas/ keluwesan keluwesan kepada sekolah, dan mendorong partisipasi secara langsung warga
sekolah (guru, siswa, kepala sekolah, karyawan) dan masyarakat (orangtua siswa, tokoh masyarakat,
ilmuwan, pengusaha, dan sebagainya.), untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan
pendidikan nasional serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan otonomi tersebut, sekolah
diberikan kewenangan dan tanggungjawab untuk mengambil keputusan-keputusan sesuai dengan
kebutuhan, kemampuan dan tuntutan sekolah serta masyarakat atau stakeholder yang ada. (Catatan: MBS
tidak dibenarkan menyimpang dari peraturan perundang-undangan yang berlaku).
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU
DAN DOSEN PASAL 34.
Perubahan dimensi pola manajemen pendidikan dari yang lama ke pola yang baru menuju
MBS dapat digambarkan sebagai berikut:
Pola lama
Menuju Pola baru
- Suberdinasi
>
- Otonomi
- Pengambilan keputusan terpusat
> - Pengambilan keputusan partisipasi
- Ruang gerak kaku
>
- Ruang gerak luwes
- Pendekatan birokratik
>
- Pendekatan Profesional
- Sentralistik
>
- Desentralistik
- Diatur
>
- Motivasi diri
- Over regulasi
>
- Deregulasi
- Mengontrol
>
- Mempengaruhi
- Mengarahkan
>
- Memfasilitasi
- Menghindar Resiko
>
- Mengelola resiko
- Gunakan uang semuanya
> - Gunakan seefisien mungkin
- Individu yang cerdas
> - Teamwork yang cerdas
- Informasi terpribadi
>
- Informasi terbagi
- Pendelegasian
>
- Pemberdayaan
- Organisasi hirarkis
>
- Organisasi datar
Mengacu pada dimensi-dimensi tersebut, sekolah memiliki wewenang lebih besar dalam
pengelolaan lembaganya. Pengambilan keputusan akan dilakukan secara partisipatif dengan
mengikutsertakan peran masyarakat sebesar-besarnya. Selanjutnya, melalui penerapan MBS akan nampak
karakteristik lainnya dari profil sekolah mandiri, di antaranya sebagai berikut:
a.
b.
Perubahan sekolah akan lebih didorong oleh motivasi internal dari pada diatur oleh luar sekolah.
c.
d.
Peranan para pengawas bergeser dari mengontrol menjadi mempengaruhi, dari mengarahkan menjadi
memfasilitasi dan dari menghindari resiko menjadi mengelola resiko.
e.
f.
g.
h.
Manajemen sekolah akan lebih menggunakan pemberdayaan dan struktur organisasi akan lebih datar
sehingga akan lebih sederhana dan efisien.