Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sektor publik merupakan organisasi yang sangat komplek sehingga
menyebabkan banyaknya kebutuhan informasi yang harus diketahui oleh
pihak internal maupun eksternal mengenai kebijakan kebijakan akuntansi
yang berpengaruh dalam penyusunan laporan keuangan dan pengaturan
keuangan pemerintah.
Keberagaman piutang di pemerintahan menjadi sumber utama
pembelajaran bagi mahasiswa untuk dapat memperoleh wawasan sebanyakbanyaknya mengenai kebijakan akuntansi mengenai piutang yang benar dan
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Dengan
memahami
kebijakan
akuntansi
piutang
akan
dapat
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI PIUTANG
Piutang adalah hak pemerintah untuk menerima pembayaran dari
entitas lain termasuk wajib pajak/bayar atas kegiatan yang dilaksanakan oleh
pemerintah. Piutang merupakan salah satu aset yang sangat penting bagi
pemerintah daerah.
Semua standar akuntansi menempatkan piutang sebagai aset yang
penting dan memiliki karakteristik tersendiri baik dalam pengakuan,
pengukuran maupun pengungkapannya.
Penyisihan piutang tak tertagih adalah taksiran nilai piutang yang
kemungkinan tidak dapat diterima pembayarannya dimasa akan datang dari
seseorang dan/atau korporasi dan/atau entitas lain. Nilai penyisihan piutang
tak tertagih tidak bersifat akumulatif tetapi diterapkan setiap akhir periode
anggaran sesuai perkembangan kualitas piutang.
Penilaian kualitas piutang untuk penyisihan piutang tak tertagih
dihitung berdasarkan kualitas umur piutang, jenis/karakteristik piutang, dan
diterapkan dengan melakukan modifikasi tertentu tergantung kondisi dari
debitornya. Mekanisme perhitungan dan penyisihan saldo piutang yang
mungkin tidak dapat ditagih, merupakan upaya untuk menilai kualitas
piutang.
B. KLASIFIKASI PIUTANG
Piutang dilihat dari sisi peristiwa yang menyebabkan timbulnya piutang
dibagi atas:
1. Pungutan
Piutang yang timbul dari peristiwa pungutan, terdiri atas :
a. Piutang pajak daerah pemerintah provinsi
b. Piutang pajak daerah pemerintah kabupaten/kota
c. Piutang retribusi
3
Pinjaman,
Penjualan,
Kemitraan,
dan
Pemberian
Fasilitas/Jasa,
diakui sebagai piutang dan dicatat sebagai aset di neraca, apabila
memenuhi kriteria:
1. Harus didukung dengan naskah perjanjian yang menyatakan hak dan
kewajiban secara jelas;
2. Jumlah piutang dapat diukur;
3. Telah diterbitkan surat penagihan dan telah dilaksanakan penagihan;
dan
4. Belum dilunasi sampai dengan akhir periode pelaporan.
b. Piutang Dana Bagi Hasil (DBH)
Pajak dan Sumber Daya Alam dihitung berdasarkan realisasi
penerimaan pajak dan penerimaan hasil sumber daya alam yang menjadi
5
hak daerah yang belum ditransfer. Nilai definitif jumlah yang menjadi hak
daerah pada umumnya ditetapkan menjelang berakhirnya suatu tahun
anggaran.
Apabila alokasi definitif menurut Surat Keputusan Menteri
Keuangan telah ditetapkan, tetapi masih ada hak daerah yang belum
dibayarkan sampai dengan akhir tahun anggaran, maka jumlah tersebut
dicatat sebagai piutang DBH oleh pemerintah daerah yang bersangkutan.
c. Piutang Dana Alokasi Umum (DAU)
Diakui apabila akhir tahun anggaran masih ada jumlah yang belum
ditransfer, yaitu merupakan perbedaaan antara total alokasi DAU menurut
Peraturan Presiden dengan realisasi pembayarannya dalam satu tahun
anggaran. Perbedaan tersebut dapat dicatat sebagai hak tagih atau piutang
oleh Pemerintah Daerah yang bersangkutan, apabila Pemerintah Pusat
mengakuinya serta menerbitkan suatu dokumen yang sah untuk itu.
d. Piutang Dana Alokasi Khusus (DAK)
Diakui pada saat Pemerintah Daerah telah mengirim klaim
pembayaran yang telah diverifikasi oleh Pemerintah Pusat dan telah
ditetapkan jumlah difinitifnya, tetapi Pemerintah Pusat belum melakukan
pembayaran. Jumlah piutang yang diakui oleh Pemerintah Daerah adalah
sebesar jumlah klaim yang belum ditransfer oleh Pemerintah Pusat.
e. Piutang Dana Otonomi Khusus (Otsus) atau Hak Untuk Menagih
Diakui pada saat pemerintah daerah telah mengirim klaim
pembayaran
kepada
Pemerintah
Pusat
yang
belum
melakukan
pembayaran.
Piutang transfer lainnya diakui apabila:
1. Dalam hal penyaluran tidak memerlukan persyaratan, apabila
sampai dengan akhir tahun Pemerintah Pusat belum menyalurkan
seluruh pembayarannya, sisa yang belum ditransfer akan menjadi
hak tagih atau piutang bagi daerah penerima;
2. Dalam hal pencairan dana diperlukan persyaratan, misalnya tingkat
penyelesaian pekerjaan tertentu, maka timbulnya hak tagih pada
harus
didukung
Pembebanan/SKP2K/SKTJM/Dokumen
dengan
yang
bukti
dipersamakan,
SK
yang
10
ternyata
di
kemudian
hari
diterima
11
12
13
14
Uraian
(Dalam Rupiah)
20X1 20X0
ASET
2
3
ASET LANCAR
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
Piutang Pajak
xxx
xxx
Putang Retribusi
xxx
xxx
15
10
Penyisihan Piutang
xxx
xxx
11
(xxx)
(xxx)
12
xxx
xxx
13
xxx
xxx
14
xxx
xxx
15
xxx
xxx
16
xxx
xxx
17
xxx
xxx
18
Piutang Lainnya
xxx
xxx
19
Persediaan
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
23
xxx
xxx
20
21
Investasi Nonpermanen
24
xxx
xxx
25
xxx
xxx
26
xxx
xxx
27
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
28
29
30
xxx
xxx
31
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
32
33
34
35 ASET TETAP
36
Tanah
xxx
xxx
37
xxx
xxx
38
xxx
xxx
39
xxx
xxx
40
xxx
xxx
16
41
42
Akumulasi Penyusutan
43
xxx
xxx
(xxx)
(xxx)
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
44
45 DANA CADANGAN
46
47
Dana Cadangan
Jumlah Dana Cadangan (46)
48
49 ASET LAINNYA
50
51
52
53
54
Aset Lain-Lain
55
56
57 JUMLAH ASET (20+33+43+47+55)
17
keputusan
penghapusan
piutang,
dasar
pertimbangan
Dokumen
18
Piutang retribusi
3. Jurnal Standar
Pada saat Diterbitkan SKR Daerah oleh SKPD maka jurnal standar:
Jurnal LO dan Neraca
Tanggal
XXX
Nomor
Kode
Bukti
Rekening
XXX
XXX
XXX
XXX
Uraian
Piutang ....
Debit
Kredit
XXX
Pendaptan ... LO
XXX
Kode
Uraian
Bukti
Rekening
XXX
XXX
Kas di bendahara
XXX
penerimaan....
Piutang....
Debit
Kredit
XXX
XXX
Jurnal LRA
Tanggal Nomor
XXX
Kode
Bukti
Rekenin
XXX
g
XXX
XXX
Uraian
Debit
Kredi
t
Perubahan SAL
XXX
Pendapatan ...LRA
XXX
Apabila Wajib Retribusi menyetor langsung ke kas daerah pada Bank yang
ditunjuk, maka pada saat diterima Nota Kredit dari bank, jurnal standar:
Jurnal LO dan Neraca
Tanggal
Nomor
Kode
Bukti
Rekenin
Uraian
Debit
Kredi
t
19
g
XXX
XXX
XXX
RK PPKD
XXX
Pendapatan ... LO
Nomor
Kode
Uraian
Bukti
Rekenin
XXX
g
XXX
XXX
XXX
Jurnal LRA
Tanggal
XXX
XXX
Debit
Kredi
t
Perubahan SAL
XXX
XXX
Pada saat diterima Nota Kredit dari bank untuk pembayaran yang
bersumber dari piutang maka jurnal standar:
Jurnal LO dan Neraca
Tanggal
XXX
Nomor
Kode
Bukti
Rekenin
XXX
g
XXX
Uraian
Debit
Kredi
t
RK PPKD
XXX
Piutang ... LO
Kode
Uraian
XXX
XXX
Jurnal LRA
Tanggal Nomor
XXX
Bukti
Rekenin
XXX
g
XXX
XXX
Debit
Kredi
t
Perubahan SAL
Pendapatan ... LRA
XXX
XXX
Nomor
Kode
Bukti
Rekening
SKR/
Uraian
1.1.3.02.17 Piutang
Dokumen
Restribusi
yang
tempat
Dipersama
kan
Debit
Kredit
500.000
pelanggan
8.1.1.17.01 Pendapatan
500.000
Retribusi
pelelangan ikanLO
Kemudian diterima pembayaran dari wajib retribusi atas SKR
Daerah dan Bendahara Penerimaan SKPD telah menerima pembayaran
dari wajib retribusi maka PPK SKPD akan mencatat dalam jurnal:
Jurnal LO dan Neraca
Tanggal
Nomor Bukti
Kode
Uraian
Debit
Kredit
Rekening
12
Desembe
r 2015
BTP/
1.1.1.02.0
Kas
dokumen
bendahara
yang
di 500.00
0
penerima
dipersamaka
1.1.3.02.1
Piutang
Retribusi
500.000
tempat
pelelangan
Jurnal LRA
Tanggal
Nomor Bukti
Kode
Uraian
Debit
Kredit
Rekening
21
12
Desembe
r 2015
BTP/ 0.0.0.0.00
dokumen
Perubahan
500.00
SAL
yang
dipersamaka
4.1.1.17.0
Pendapatan
retribusi
500.000
pelelangan
ikan LRA
Jika
Pembayaran
oleh
wajib
retribusi
dilakukan
dengan
Nomor Bukti
Kode
Uraian
Debit
RK PPKD
500.00
Kredit
Rekening
12
Desembe
r 2015
BTP/ 1.1.1.01.0
dokumen
yang
dipersamaka
1.1.3.02.1
Piutang
Retribusi
500.000
tempat
pelelangan
Jurnal LRA
Tanggal
Nomor Bukti
Kode
Uraian
Debit
Kredit
Rekening
12
Desembe
r 2015
BTP/ 0.0.0.00.0
dokumen
Perusahaan
500.00
SAL
yang
22
dipersamaka
4.1.2.02.0
Retribusi
tempat
500.000
pelelangan
-LRA
Contoh Penyisihan Piutang SKPD
Berdasarkan data piutang retribusi yang dikelola SKPD Mattirobulu
dimana didapatkan saldo piutang retribusi sebesar Rp170.000.000,00. Dari
saldo piutang retribusi PPK SKPD menetapkan kualitas piutang retribusi.
Adapun kualitas piutangretribusi terdiri dari:
A.
B.
C.
D.
lancar;
kurang Lancar;
ragu-ragu;
macet.
Jumlah
Kualitas
%Taksiran
Penyisihan
Tidak
Piutang
Piutang
Rp.100.000.00
Lancar
Tertagih
0,5%
retribusi
Piutang
0
Rp. 50.000.000
Kurang
10%
Rp.5.000.000
retribusi
Piutang
Rp. 15.000.000
lancar
Ragu-ragu
50%
Rp.7.500.000
retribusi
Piutang
Rp. 5.000.000
Macet
100%
Rp.5.000.000
Rp.500.000
retribusi
Jumlah
Rp.18.000.00
0
23
Tanggal
12
Nomor
Kode
Bukti
Rekening
Memorial 9.1.8.01.01
Desember
Uraian
Debit
Beban
Rp.18.000.000
Kredit
penyisi
2015
han
piutang
1.1.5.01.01
pajak
Penyisi
Rp.18.000.000
han
piutana
pajak
Dokumen
SKP
daerah
SKPDKB
hasil
dipesamakan
Piutang
transfer
1.
2.
3.
4.
5.
PMK
PMK
Perpres
PMK
PMK
pemerintah
lainnya:
1. Dana otsus
2. Data penyesuaian
3. Piutang dana bos kurang
salur
1. PMK
2. PMK
3. Keputusan kepala daerah /
PMK / dokumen yang
dipersamakan
yang
dipersamakan
2. Keputusan kepala daerah /
dokumen
yang
dipersamakan
25
3. Dokumen
yang
dipersamakan
Bagian
lancar
tagihan
panjang
Bagian
lancar
tuntutan
ganti Surat
kerugian daerah
keputusan
kerugian
pembebanan
dokumen
yang
dipersamakan
Uang muka
3. Jurnal Standar
Telah diterima dokumen berupa PMK/Perpres/Surat Keputusan
Kepala Daerah/Kontrak/ Surat Perjanjian/Dokumen yang dipersamakan
dan
belum
akuntansi
diterima
akan
pembayaran
melakukan
maka
fungsi
jurnal
standar:
XXX
Nomor
Kode
Uraian
Bukti
Rekenin
XXX
g
XXX
Piutang ....
XXX
Pendapatan .... LO
Debit
Kredi
t
XXX
XXX
26
mencatat
piutang
maka
sebagai
fungsi
penerimaan
akuntansi
kas
untuk
melakukan
pelunasan
jurnal
standar:
XXX
Nomor
Kode
Uraian
Debit
Bukti
Rekening
XXX
XXX
XXX
Piutang ...
Kredit
XXX
XXX
Jurnal LRA
Tanggal
XXX
Nomor
Kode
Bukti
Rekening
XXX
Uraian
Debit
Kredi
t
XXX
Perubahan SAL
XXX
Pendapatan
XXX
....
XXX
LRA
Contoh Pencatatan Piutang Pajak
Pada Tanggal 20 Oktober 2015 PPKD Mattirobulu mengeluarkan
Surat Ketetapan Pajak Daerah atas Pajak Hotel sebesar Rp400.000,00 dan
wajib pajak belum melakukan pembayaran maka berdasarkan hal itu
fungsi akuntansi PPKD melakukan pencatatan dengan jurnal sebagai
berikut:
Jurnal LO dan Neraca
Tanggal
20
Oktober
2015
Nomor
Kode
Bukti
Rekening
SKP/
dokumen
1.1.3.01.06
Uraian
Piutang
Debit
Kredit
400.000
pajak hotel
yang
27
dipersama 8.1.1.06.01
Pendapatan
kan
hotel LO
400.000
Nomor Bukti
Kode
Uraian
Debit
Kredit
Rekening
20
Novembe
r 2015
BTP/
1.1.1.01.0
Kas
di 400.00
dokumen
kas
yang
daerah
dipersamaka
1.1.3.01.0
Piutang
400.00
pajak
hotel
Jurnal LRA
Tanggal
Nomor Bukti
Kode
Uraian
Debit
Kredit
Rekening
20
Novembe
r 2015
BTP/
0.0.0.00.0
Perubahan 400.00
dokumen
SAL
dipersamaka
4.2.2.06.0
Pajak
hotel
yang
400.00
...
LRA
Contoh Piutang Transfer Pemerintah Pusat
28
Nomor
Kode
Bukti
Rekening
02
Nota
Januari
kredit
2015
1.1.3.05.01
Uraian
Piutang
Debit
Kredit
bagi 2.000.000
hasil pajak
dokumen
yang
8.2.1.01.01
Pendapatan
dipersam
akan
2.000.000
LO
fungsi
akuntansi
dengan
Asumsi
PPKD
jurnal
pelaksanaan
(Permendagri
melakukan
pencatatan
sebagai
anggaran
mengikuti
Nomor
berikut:
kode
rekening
64
Tahun
Uraian
Debit
BAS
2013)
Nomor
Kode
Bukti
Rekening
Februari dokumen
2015
di
Kredit
kas 2.000.000
daerah
yang
29
bagi
2.000.000
hasil pajak
Jurnal LRA
Tanggal
Nomor Bukti
Kode
Uraian
Debit
Kredit
Perubahan
2.000.00
SAL
dipersamaka
4.2.1.01.0
Pendapatan
2.000.00
bagi
Rekening
03
Nota
kredit 0.0.0.00.0
Februar
dokumen
i 2015
yang
hasil
PBB LRA
Contoh Piutang Pemerintah Daerah Lainnya
Pada tanggal 20 Oktober 2015 Pemerintah Daerah menerima Surat
Keputusan Kepala Daerah /dokumen yang dipersamakan tentang bagi
Hasil Pajak dimana dalam dokumen tersebut mencantumkan yang menjadi
hak Pemerintah Daerah sebesar Rp10.000.000,00. Berdasarkan hal itu
fungsi akuntansi akan melakukan pencatatan dengan jurnal sebagai
berikut:
Jurnal LO dan Neraca
Tanggal
20
Oktober
2015
Nomor
Kode
Bukti
Rekening
Uraian
Piutang
dokumen
bagi hasil
yang
pajak
dipersamak
daerah
Pendapata
an
8.2.3.01.01
Debit
Kredit
10.000.000
10.000.000
bagi
hasil pajak
LO
30
yang
dipersamakan
tentang
bagi
Hasil
Pajak.
Nomor
64
Tahun
2013)
Nomor Bukti
Kode
Uraian
Debit
Kredit
Rekening
20
Novembe
r 2015
Nota
kredit 1.1.1.01.0
dokumen
yang
Kas di Rp.
kas
10.000.00
daerah
dipersamaka
1.1.3.01.0
Piutan
Rp.
g bagi
10.000.000
hasil
pajak
Jurnal LRA
Tanggal
Nomor Bukti
Kode
Uraian
Debit
Kredit
Rekening
20
Novembe
r 2015
Nota
kredit 0.0.0.00.0
dokumen
Perubaha Rp.
n SAL
dipersamaka
1.1.3.01.0
Pendapat
an
10.000.000
yang
bagi
Rp.
10.000.000
hasil
pajak
31
LRA
Lancar;
Kurang Lancar;
Ragu-ragu;
Macet.
Jumlah
Kualitas
%Taksiran
Penyisihan
Tidak
Piutang
Lancar
Tertagih
0,5%
Kurang
10%
Rp.5.000.000
lancar
Ragu-ragu
50%
Rp.5.000.000
Macet
100%
Rp.15.000.00
Rp.500.000
0
Rp. 25.500.000
Jumlah
Beban
Penyisihan
Piutang
tahun
2015
ini
sebesar
sebagai
berikut:
32
Tanggal
31
Deseembe
Nomor
Kode
Bukti
Rekening
Memoria
1.1.5.01.0
Penyisiha Rp.
n piutang 25.500.000
r 2015
Uraian
Debit
Kredit
pajak
9.1.8.01.0
Beban
Rp.
penyisiha
25.500.000
n piutang
pajak
33
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Piutang adalah hak pemerintah untuk menerima pembayaran dari
entitas lain termasuk wajib pajak/bayar atas kegiatan yang dilaksanakan oleh
pemerintah. Piutang dilihat dari sisi peristiwa yang menyebabkan timbulnya
piutang dibagi atas: 1) Pungutan, 2) Perikatan, 3)Transfer antar Pemerintahan,
4) Tuntutan Ganti Kerugian Daerah.
Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013,
Piutang antara lain diklasifikasikan sebagai berikut: 1) Piutang Pendapatan, 2)
Piutang Lainnya.
Piutang diakui saat timbul klaim/hak untuk menagih uang atau
manfaat ekonomi lainnya kepada entitas lain.Piutang dapat diakui ketika: 1)
Diterbitkan surat ketetapan/dokumen yang sah; 2) Telah diterbitkan surat
penagihan dan telah dilaksanakan penagihan; atau 3) Belum dilunasi sampai
dengan akhir periode pelaporan.
Peristiwa-peristiwa yang menimbulkan hak tagih, yaitu peristiwa yang
timbul dari: 1) Pemberian Pinjaman, Penjualan, Kemitraan, dan Pemberian
Fasilitas/Jasa, 2) Piutang Dana Bagi Hasil (DBH), 3) Piutang Dana Alokasi
Umum (DAU), 4) Piutang Dana Alokasi Khusus (DAK), 5) Piutang Dana
Otonomi Khusus (Otsus) atau Hak Untuk Menagih, 6) Piutang Bagi Hasil
Dari Provinsi, 7) Transfer Antar Daerah, 8) Piutang Kelebihan Transfer, 9)
Piutang Ganti Rugi.
B. Saran
Pencatatan akuntansi terlihat sangat rumit, karena kurangnya kita
dalam memahami materinya. Dengan lebih meluangkan waktu untuk
mempelajarinya, tentu akuntansi tidak akan terlihat sulit.
34
35
DAFTAR PUSTAKA
PP 71/2010
Modul 2 Permendagri 64/2013 Tentang Kebijakan Akuntansi Piutang
Pemerintah Daerah
36