Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
html
Mendengar kata induktif ini sudah menjadi hal yang tidak asing dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia, tetapi terasa menjadi asing saat ada dalam
pembelajaran matematika. Ternyata kata induktif ini digunakan juga dalam
pembelajaran matematika yang terkenal dengan permainan angka dan
logikanya.
Pendekatan induktif pada awalnya dikemukakan oleh filosof dari Inggris yang
bernama Prancis Bacon (1561) yang menghendaki agar penarikan kesimpulan
didasarkan atas fakta-fakta yang konkret sebanyak mungkin. Cara induktif ini
disebut juga sebagai dogmatif yang artinya bersifat mempercayai begitu saja
tanpa diteliti secara rasional. Dengan kata lain bahwa fakta-fakta yang ada
menjadi suatu landasan dalam cara induktif ini.
Menurut Sagala (2006, hlm. 77), berpikir induktif ialah suatu proses dalam
berpikir yang berlangsung dari khusus menuju ke yang umum. Orang mencari
ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu dari berbagai fenomena, kemudian menarik
kesimpulan bahwa ciri-ciri atau sifat-sifat itu terdapat pada semua jenis
fenomena.
Menurut Suwangsih dan Tiurlina (2006, hlm. 108), pendekatan induktif
menggunakan penalaran induktif, hingga cara empiris bisa diterapkan. Dengan
cara ini konsep-konsep matematika yang abstrak dapat dimengerti siswa melalui
benda-benda konkret. Sementara itu menurut Indriana (2011, hlm. 165)
pembelajaran induktif adalah sebuah penalaran yang bermula dari khusus
(pengamatan, ukuran, data) ke umum (aturan, hukum, teori-teori).
Dapat disimpulkan bahwa pendekatan induktif adalah suatu proses bernalar
yang bermula dari khusus menuju ke yang umum dengan memperhatikan
unsur fakta setelah terjadi pengamatan. Dengan kata lain pendekatan induktif
memberi kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruksi sendiri
pengetahuaanya melalui konsep-konsep yang khusus hingga umum.
Berkenaan dengan pembelajaran induktif di sekolah dasar merupakan suatu hal
yang harus dimiliki oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.
Pembelajaran induktif ini pada dasarnya membutuhkan suatu contoh yang
kongkret yang dapat mudah dimengerti oleh siswa, kemudian dengan
adanya contoh tersebut maka siswa akan lebih mudah dalam memahami
maksud dari contoh-contoh tersebut, sehingga pada tahap selanjutnya siswa
dapat menarik kesimpulan mengenai maksud dari contoh-contoh yang telah
dipaparkan tersebut.
Pada dasarnya penerapan pendekatan induktif harus memperhatikan
karakteristik siswa, bahan ajar, keterampilan guru, serta waktu yang tersedia.
Menurut Yamin (2005, hlm. 78) pendekatan induktif tepat dipergunakan bila,
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan induktif memiliki langkahlangkah tersendiri dalam pelaksanaanya. Menurut Sagala (2006, hlm. 77)
langkah-langkah yang dapat digunakan dalam pendekatan induktif adalah:
a. Memilih konsep, prinsip, aturan yang akan disajikan dengan pendekatan
induktif;
b. Menyajikan contoh-contoh khusus konsep, prinsip atau aturan itu yang
memungkinkan siswa memperkirakan (hipotesis) sifat umum yang terkandung
dalam contoh-contoh itu;
c. Disajikan bukti-bukti yang berupa contoh tambahan untuk menunjang atau
menyangkal perkiraan itu; dan
d. Disusun pernyataan mengenai sifat umum yang telah terbukti berdasarkan
langkah-langkah yang terdahulu.
1.
1+3+5+7=
Dari kesamaan di atas didapatkan rumus n suku pertama dari bilangan ganjil 1 +
3 + 5 + 7 +....+ (2n-1)=
, n bilangan asli.
Menurut Setyo& Harmini (2011) Cara pembuktian suatu rumus P yang berlaku
untuk setiap bilangan asli n dilakukan langkah-langkah sebagai berikut.
1.
2.
1.
Jika dari langkah satu dan dua telah diselidiki dan ternyata benar, maka dapat
disimpulkan bahwa rumus P berlaku untuk setiap bilangan asli n. Pembuktian
seperti ini dinamakan pembuktian menggunakan induksi matematika.
Contoh:
Buktikan dengan induksi matematika bahwa
1 + 2 + 3+....+ n-=
n( n +1 )
Bukti
P (n) : 1 + 2 + 3+....+ n-=
Untuk n = 1, P (1) : 1 =
n( n +1 )
. 1 (1+1), benar
Untuk n
k (k + 1) + (k + 1)
= (k + 1) (
k + 1)
k( k +1 )
n( n +1 )
C.
1.
(k + 1) (k + 2)
a.
2.
D.
2.
3.
Guru memberitahu siswa untuk menuliskan benda-benda yang tadi telah
diamati.
4.
Siswa bersama guru melakukan tanya jawab mengenai, Benda apa saja
yang ada di kelas ini?.
5.
6.
Guru menampung pendapat-pendapat dari siswa dan dituliskannya di
papan tulis.
7.
Guru menggambarkan bentuk benda yang tadi diucapkan oleh siswa.
(gambar sederhana)
8.
9.
10. Salah satu siswa disuruh maju untuk menuliskan jumlah benda yang ada ke
papan tulis.
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan induktif memiliki langkahlangkah tersendiri dalam pelaksanaanya. Menurut Sagala (2006, hlm.77)
langkah-langkah yang dapat digunakan dalam pendekatan induktif adalah:
a.
Memilih konsep, prinsip, aturan yang akan disajikan dengan pendekatan
induktif;
Skenario :
11. Guru memilih konsep penjumlahan 2 bilangan ganjil yang hasilnya selalu
genap.
b.
Menyajikan contoh-contoh khusus konsep, prinsip atau aturan itu yang
memungkinkan siswa memperkirakan (hipotesis) sifat umum yang terkandung
dalam contoh-contoh itu;
Skenario :
12. Guru menanyakan kembali kepada siswa mengenai bilangan ganji itu apa
saja?.
13. Siswa menjawab dengan ramai. 1, 3, 5, 6, 7, 9, dan seterusnya
14. Masih masuk ke materi awal mengenai penjumlahan.
15. Guru menyediakan soal-soal diantaranya sebagai berikut:
c.
Disajikan bukti-bukti yang berupa contoh tambahan untuk menunjang atau
menyangkal perkiraan itu; dan
Skenario :
16. Siswa memilih sendiri angka berapa saja yang ingin dijumlahkan,
bilangan ganjil.
asalkan
b.
Menyajikan aturan, prinsip yang bersifat umum lengkap dengan definisi
dan buktinya.
Guru :Guru mengecek pengetahuan siswa dengan bertanya apakah kalian
mengetahui bangun datar segitiga, dan bagimana besar sudut ketiga segitiga?.
Siswa: Siswa menjawab dengan cara diskusi sebentar dengan temannya dengan
membaca buku yang telah disediakan oleh guru.
Guru : Guru mengklarifikasi bahwa setiap segitiga jika dijumlahkan ketiga
sudutnya selalu berjumlah
d.
Disajikan bukti-bukti untuk menunjang atau menolak kesimpulan bahwa
keadaan khusus itu merupakan gambaran dari keadaan umum.
Guru : Guru memberi suatu contoh segitiga siku-siku buktikan dengan cara
ketiga ujungnya dipotong dan disatikan menjadi satu, ukur dengan busur
benarkah berjumlah
Siswa : Siswa mencoba membuat sebuah segitiga siku-siku secara
berkelompok dari sebuah kertas, kemudian ketiga sudut tersebut dihubungkan
untuk diukur dengan busur derajat.
Setelah terbukti maka siswa dapat mencoba dengan membuat segitiga
sembarang lainnya untuk mencoba dibuktikan.
DAFTAR PUSTAKA