Está en la página 1de 19

LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI

ISOLASI DNA PLASMID

Oleh :
Kelompok C-6
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Firdha Aprillia .W.


Zumatul Amilin
Masuliyatul Hukmiyah
Dwi Ayu Yuniarsih
Novi Artha Liasari
Yudistia Aimmatun Nisa

(142210101066)
(142210101068)
(142210101070)
(142210101083)
(142210101106)
(142210101118)

BAGIAN BIOLOGI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,atas segala limpahan rahmat serta
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan bioteknologi tentang isolasi DNA
plasmid.
Kami ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan laporan ini.
Kami mohon maaf apabila dalam laporan ini terdapat kekurangan baik dari segi
penyajian tulisan, gambar maupun penjelasan mengenai objek yang diangkat, karena
sesungguhnya tidak ada manusia yang sempurna. Untuk itu, apabila ada kritik dan saran
mohon disampaikan kepada kami, sesungguhnya itu dapat menjadi acuan untuk memperbaiki
laporan kami yang akan datang.

penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................

DAFTAR ISI.................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................
1.1

Latar Belakang

1.2

Rumusan Masalah

1.3

Tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................


2.1

DNA Plasmid....................................................................................

2.2

Isolasi DNA Plasmid...........................................................................

BAB III METODE PRAKTIKUM......................................................................


3.1

Alat dan Bahan..................................................................................

3.2

Cara Kerja........................................................................................

BAB IV HASIL DAN

PEMBAHASAN............................................................................................

BAB V PENUTUP..........................................................................................
5.1

Kesimpulan 13

5.2

Saran 13

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................

LAMPIRAN..................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semua makhluk hidup memiliki materi genetik untuk mempertahankan kelangsungan
struktur, sifat, fungsi dan aktivitas-aktivitas kimia dalam selnya. DNA merupakan salah satu
jenis asam nukleat yang berperan sebagai materi genetic yang menurunkan sifat tertentu dari
satu generasi ke generasi turunannya. Materi ini mengarahkan pembentukan protein dan RNA
tertentu yang penting dalam sel makhluk hidup. DNA juga mengatur pertumbuhan dan
pembelahan sel, termasuk informasi untuk diferensiasi sel sehingga terbentuk tumbuhan,
hewan, manusia dan mikroorganisme lainnya. Begitu pentingnya DNA ini sehingga disebut
sebagai molekul utama kehidupan (Wirahadikusumah, 1985).Untuk mengisolasi DNA dari
suatu sel maka dilakukan pemisahan antara protein dan asam nukleat dengan mengekstrasi
nukleoprotein yang terdapat dalam sel.
DNA (Deoxyribose Nucleic Acid) adalah master molekul (molekul utama) yang
mengkode semua informasi yang dibutuhkan untuk proses metabolisme dalam setiap
organisme. DNA ini tersusun atas 3 komponen utama yaitu gula deoksiribosa, basa nitrogen
dan fosfat yang tergabung membentuk nukleotida . DNA terdapat di dalam setiap sel makhluk
hidup dan disebutsebagai cetak biru kehidupan karena molekul ini berperan penting sebagai
pembawa informasi hereditas yang menentukan struktur protein dan proses metabolisme lain
(Istanti, 1999).
Isolasi DNA merupakan langkah untuk mempelajari DNA. Salah satu prinsisp isolasi
DNA yaitu dengan sentrifugasi. Sentrifugasi merupakan teknik untuk memisahkan campuran
berdasarkan berat molekul komponennya. Molekul yang mempunyai berat molekul besar
akan berada di bagian bawah tabung dan molekul ringan akan berada pada bagian atas
tabung. Hasil sentrifugasi akan menunjukkan dua macam fraksi yang terpisah, yaitu
supernatan pada bagian atas dan pelet pada bagian bawah (Campbell et al ., 2000).
Plasmid adalah molekul DNA sirkuler berukuran relatif kecil di luar kromosom yang terdapat
di dalam sel prokariot, khususnya bakteri dan sel eukariotik tingkat rendah. DNA plasmid
berukuran lebih kecil dari DNA kromosom dan dapat bereplikasi sendiri. Plasmid biasanya
digunakan dalam teknologi DNA rekombinan menggunakan E. coli sebagai host, sehingga
dalam rekayasa genetika plasmid sering digunakan sebagai vektor untuk membawa gen-gen
tertentu yang diinginkan ke dalam suatu sel inang. Gen-gen tersebut selanjutnya akan
mengekspresikan produk komersial tertentu seperti insulin, interferon, dan berbagai enzim
(Stanfield 1996).
1

Penggunaan plasmid dalam DNA rekombinan dilakukan karena plasmid memiliki tiga
region yang berperan penting untuk DNA kloning, yaitu replication origin, marker yang
memungkinkan adanya seleksi (biasanya gen resisten antibiotik) dan region yang mampu
disisipi oleh fragmen DNA dari luar (Lodish et al).Berdasarkan jumlah plasmid di dalam sel,
plasmid dibedakan menjadi 2, yaitu: low copy number plasmids (dalam satu sel hanya
mengandung satu atau beberapa plasmid saja) dan high copy number plasmids (dalam satu sel
mengandung banyak plasmid hingga ribuan).
Teknik isolasi plasmid yang baik sangat dibutuhkan terutama untuk studi genetik
terhadap gen-gen yang terdapat pada plasmid dan pengembangan teknologi DNA rekombinan.
Dalam isolasi DNA plasmid biasanya diperoleh plasmid dalam 3 topologi, yaitu: covalently
closed circulair (ccc), open circulair (oc), dan linier (l). Isolasi plasmid bertujuan untuk
mengisolasi atau memisahkan plasmid dari molekul-molekul lain yang terdapat di dalam sel
(Yoni Suryani, dkk. 2011).
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari praktikum ini adalah :
a. Bagaimana prinsip isolasi DNA Plasmid ?
b. Bagaimana cara isolasi DNA Plasmid bakteri E.coli ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
a. Untuk mengetahui prinsip isolasi DNA plasmid
b. Untuk mengetahui cara melakukan isolasi plasmid bakteri E-coli

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 DNA Plasmid
Plasmid merupakan salah satu vektor pembawa molekul DNA di dalam proses
rekayasa DNA melalui teknologi DNA rekombinan. Plasmid banyak sekali digunakan dalam
2

pengklonan DNA, karena relatif mudah dalam penanganannya. Plasmid adalah molekul DNA
utas ganda sirkuler (tidak berujung) yang berukuran kecil yang terdapat di dalam sitoplasma
dan dapat melakukan replikasi secara autonom.
Beberapa hal penting yang dapat menyebabkan plasmid dapat digunakan sebagai
wahana (vektor) kloning, antara lain adalah :
a
Plasmid mempunyai ukuran molekul yang kecil sehingga DNA nya lebih mudah
b

diisolasi dan dimanipulasi


DNA nya berbentuk sirkuler sehingga DNA akan lebih stabil selama diisolasi secara

kimia
Mempunyai titik ori (origin of replication) sehingga dapat memperbanyak diri

(bereplikasi) di dalam sel inang secara otonomi


Jumlah kopi yang banyak (multiple copy) sehingga terdapat di dalam sel dalam jumlah

banyak dan membuat DNA lebih mudah diamplifikasi


Mempunyai penanda seleksi, yakni gen ketahanan terhadap antibiotik tertentu sehingga
lebih memudahkan dalam mendeteksi plasmid yang membawa gen tertentu
Plasmid adalah molekul DNA sirkuler berukuran relatif kecil di luar kromosom yang

terdapat di dalam sel prokariot, khususnya bakteri. Gen-gen yang terdapat di dalam plasmid
pada umumnya tidak esensial bagi pertumbuhan dan kelangsungan hidup individu bakteri,
tetapi sering kali menyandi sintesis protein untuk resistensi terhadap antibiotik. Dalam
rekayasa genetika plasmid sering digunakan sebagai vektor untuk membawa gen-gen tertentu
yang diinginkan ke dalam suatu sel inang. Gen-gen tersebut selanjutnya akan
mengekspresikan produk komersial tertentu seperti insulin, interferon, dan berbagai enzim
Isolasi DNA merupakan langkah mempelajari DNA. Salah satu prinsisp isolasi DNA yaitu
dengan sentrifugasi. Sentrifugasi merupakan teknik untuk memisahkan campuran berdasarkan
berat molekul komponennya. Molekul yang mempunyai berat molekul besar akan berada di
bagian bawah tabung dan molekul ringan akan berada pada bagian atas tabung. Hasil
sentrifugasi akan menunjukkan dua macam fraksi yang terpisah, yaitu supernatan pada bagian
atas dan pelet pada bagian bawah.

2.2 Isolasi DNA Plasmid


Secara garis besar isolasi plasmid terdiri dari tiga tahapan kegiatan, yaitu tahap
kultivasi dan harvesting, tahap lisis dan tahap pemurnian DNA plasmid. Kultivasi yaitu
memberikam kesempatan bagi bakteri untuk memperbanyak diri sehingga pada saat
pemanenan didapatkan plasmid dalam jumlah yang banyak. Lisis (pemecahan dinding sel),
membran sel bakteri tersusun atas membran luar dan membran dalam, membran luar terdiri
atas lipopolisakarida, protein, fosfolipid, lipoprotein, dan peptidoglikan sedangkan membran
3

dalam tersusun atas membran fosfolipid bilayer yang juga terintegrasi protein di dalamnya
(Saunders and Parkers, 1999). Secara kimia lisis dinding sel dapat dilakukan dengan
menambahkan senyawa kimia seperti lisozim, EDTA (ethilendiamin tetraasetat), dan SDS
(sodium dodesil sulfat). Dalam hal ini fungsi EDTA adalah sebagai perusak sel dengan cara
mengikat magnesium. Ion ini berfungsi untuk mempertahankan integritas sel maupun
mempertahankan aktivitas enzim nuklease yang merusak asam nukleat. Adapun SDS yang
merupakan sejenis deterjen dapat digunakan untuk merusak membran sel. Ini semua
menyebabkan sel menjadi lisis. Kotoran sel yang ditimbulkan akibat perusakan oleh EDTA
dan SDS dibersihkan dengan cara sentrifugasi, sehingga yang tertinggal hanya molekul
nukleotida (DNA dan RNA). Untuk menghilangkan protein dari larutan, digunakan phenol
(mengikat protein dan sebagian kecil RNA) dan chloroform (membersihkan protein dan
polisakarida dari larutan). Etanol berfungsi untuk memekatkan, memisahkan DNA dari
larutan dan mengendapkan DNA.

BAB III METODE PRAKTIKUM


3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
- Shaker Incubator 370C
- UV Transilluminator
- Mikropipet
- Sentrifuge
4

- Tabung mikrosentrifus 1,5 ml


- Tip biru 1 ml
- Tip kuning 100 l
- Tip putih 10 l
3.1.2 Bahan
- Bakteri Eschericia coli PET 30
- Medium Luria Bertani
- Kanamycin
- Solution I (150 mM glukosa, 25 mM Tris Cl pH 8, 10 mM EDTA pH 8)
- Solution II (0,2 N NaOH, 1% SDS)
- Solution III (60 mL 5M Potassium asetat, 11,5 mL Asam asetat glasial, 28,5 mL
aquadest)
- PCI (phenol, chloroform, isoamilalkohol)
- Buffer TE
- Etanol pa
- Na asetat
3.2 Cara Kerja

1
2
3
4
5
6
6

7
8
9

1
0

1
2
3
7

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Setiap organisme memiliki DNA yang terletak dalam inti sel atau nukleus yang
disebut sebagai DNA kromosomal, begitu pula bakteri. Selain DNA kromosomal, bakteri juga
memiliki DNA ekstrakromosomal. Plasmid merupakan DNA ekstrakromosomal yang berbeda
karakternya dengan DNA kromosomal. Bentuk plasmid adalah sirkuler double helix dengan
ukuran 1 kb sampai lebih dari 200 kb. Pada bakteri, jumlah plasmid yang dimiliki bervariasi
bahkan sampai ribuan ataupun tidak memiliki plasmid.
Plasmid bisa saja tidak terdapat pada bakteri yang biasa saja karena plasmid tidak
mempengaruhi ketahanan hidup bakteri tersebut. Plasmid hanya memberikan sifat istimewa
yang dimiliki oleh bakteri tersebut misalnya resistensi terhadap antibiotik. Beberapa
karakteristik dari plasmid yang patut diketahui antara lain : dapat ditransfer ke bakteri lain dan
memiliki ORI (Origin of replication) sehingga mampu mereplikasi diri tanpa pengaturan dari
DNA kromosom. Replikasi dimulai dari titik ORI hingga semua plasmid tereplikasi.
Plasmid merupakan potongan melingkar DNA yang ukuranya kecil (kurang lebih 2000
sampai 10000 pasangan basa) yang berisi informasi genetik yang penting untuk pertumbuhan
bakteri. Di alam, gen informasi ini sering mengkode protein yang akan membuat bakteri
resisten terhadap antibiotik.
Plasmid mungkin merupakan hasil dari perkembangan heterotrop yang tertutup.
Bakteri sering tumbuh pada lingkungan yang sama dengan mold dan fungi dan berkompetisi
dengan mereka untuk mendapatkan makanan (bahan organik kompleks). Sebagai hasilnya,
mold dan fungi menghasilkan toksin untuk membunuh bakteri (dalam dunia kedokteran sering
deisebut dengan antibiotik) agar menang dalam memperebutkan makanannya. Untuk
menanggapi ini bakteri menghasilkan plasmid untuk mempertahankan hidupnya. Plasmid
adalah DNA untai ganda yang berbentuk sirkuler yang berada diluar DNA kromosomal
bakteria. DNA ekstrakromosomal yang terjadi secara alamiah pada bakteria, yeast, dan
beberapa sel eukaryotik yang berada secara simbiotik maupun parasitik pada sel inang.
Pada praktikum kali ini kami melakukan isolasi DNA plasmid bakteri. Plasmid
merupakan materi gen yang memiliki kemampuan untuk melakukan replikasi secara otonom.
Ukuran plasmid antara 1 kb-200 kb. Berbeda dengan DNA genom, DNA plasmid biasanya
berbentuk sirkuler dan terdapat bebas di dalam sitoplasma bakteri. Selain itu, DNA plasmid
jika diberi penambahan kalium asetat maupun asetat maka untai ganda DNA akan terlarut,
dan pada kondisi pH = 12-12,5, DNA plasmid akan mengalami denaturasi, namun tidak
8

mengalami fragmentasi. Pada satu sel bakteri dapat ditemukan lebih dari satu plasmid dengan
ukuran yang sangat bervariasi. Pada teknologi DNA rekominan, plasmid digunakan sebagai
vektor untuk menyisipkan DNA yang siklon sehingga perlu diperoleh plamid yang tidak
terkontaminasi dengan kromosom.
Prinsip isolasi plasmid dari kromosom dan berbagai komponen sel lainnya didasarkan
pada ukuran dan sifat konformasi yang dimiliki. Dapat diketahui bahwa dalam proses
mengisolasi plasmid dari suatu bakteri, ada tiga tahap penting yang perlu dilakukan, yaitu :
1. Lisis membran sel bakteri.
2. Ektraksi DNA.
3. Pengendapan DNA.
Proses lisis diawali dengan adanya pemberian SDS + NaOH dimana SDS (Sodium
Dodesil Sulphate) merupakan deterjen yang berperan untuk melisis dinding atau membran sel
yang terdiri dari lipid (fosfolipid) dan NaOH sebagai larutan basa berfungsi untuk denaturasi
protein atau DNA (DNA double strain menjadi single strain). Terjadinya proses lisis ditandai
dengan terbentuknya lendir. Kemudian larutan disentrifugasi untuk diambil supernatannya
berupa lautan suspensi.

Pada larutan suspensi sebelum diekstraksi, terdapat senyawa DNA plasmid, RNA,
protein, senyawa organik dan komponen lipid. Ekstraksi dilakukan dengan adanya
penambahan PCI (Phenol-Chloroform-Isoamyl Alcohol) dengan tujuan untuk memisahkan
antara DNA dan komponen lainnya dimana Phenol-Chloroform berfungsi sebagai pelarut dari
senyawa organik dan komponen lipid. Dengan dilakukannya ekstraksi menggunakan PCI
maka setelah disentrifugasi terbentuklah 3 fase dimana terdiri dari fase air yang ada di paling
9

atas tempat DNA plasmid berada, protein yang terkoagulasi di fase yang ada di tengah dan
fase Phenol-Chloroform yang ada di paling bawah karena sifat chloroform yang berat
jenisnya besar.

Fase air yang diambil kemudian diendapkan menggunakan sodium asetat untuk
menciptakan kondisi netral dan alcohol untuk mengikat air yang sebelumnya terikat pada
DNA sehingga DNA mengendap dengan sentrifugasi. Pelet yang didapat kemudian
dimurnikan dengan penambahan etanol 70% yang kemudian disentrifugasi lagi untuk
didapatkan pelet. Pada tahap ini tidak perlu dilakukan resuspensi karena apabila dilakukan
resuspensi DNA akan sulit mengendap karena pH nya tidak netral lagi. Penambahan RNase
dapat diberikan untuk menghilangkan sisa-sisa fragmen RNA setelah dilakukan pemurnian
dan proses vakum dengan bantuan larutan buffer TE. Penyimpanan pelet dalam buffer TE ini
berguna untuk mencegah kontaminasi dari lingkungan sekitar agar DNA plasmid yang akan
telah diisolasi tetap dalam kondisi steril untuk digunakan kembali pada praktikum berikutnya.

10

Pada proses isolasi DNA plasmid, pertama-tama praktikan mengambil biakan bakteri
dari tabung reaksi sebanyak 1,5 ml dengan cara menuang secara langsung ke dalam tabung
mikrosentrifus. Prosedur tersebut diulangi hingga terisi pada 3 buah tabung mikrosentrifus.
Kemudian tabung mikrosentrifus ditutup secara rapat dan dimasukan ke dalam alat
sentrifugasi berpendingin selama 2 menit dengan kecepatan 12000 rpm. Cara meletakkan
tabung mikrosentrifus ke dalam alat sentrifugasi harus diperhatikan. Pembuka tabung
mikrosentrifus harus menghadap ke bawah, seperti yang ditunjukkan oleh gambar di bawah
ini.

Setelah proses sentrifugasi akan diperoleh pelet (endapan) dan supernatan. Supernatan
dibuang, kemudian pelet dari ketiga tabung digabungkan menjadi satu ke dalam satu tabung
mikrosentrifus. Setelah itu sisa biakan bakteri dalam tabung reaksi dimasukkan kedalam
tabung mikrosentrifus yang berisi campuran pelet tadi dan diresuspensi dengan cara memipet
naik turun beberapa kali. Tabung mikrosentrifus itu kemudian disentrifugasi lagi. Hasil yang
didapatkan adalah supernatan dan pelet. Supernatan kemudian dibuang dengan cara
menuangkan supernatan secara langsung ke dalam beaker glass buangan.
Kemudian pelet sel yang didapat ditambahkan dengan 100 l solution I. Lalu
diresuspensi dengan cara memipet naik turun beberapa kali hingga tersuspensi kembali.
Kemudian ditambahka solution II sebanyak 200 l ke dalam tabung mikrosentrifus. Lalu
tabung mikrosentrifus dibolak-balik secara perlahan sampai 8 kali dan didiamkan selama 5
menit. Setelah ditambahkan solution II tidak boleh divorteks.
Setelah 5 menit ditambahkan solution III sebanyak 150 l dan dihomogenkan dengan
cara dibolak-balikkan hingga 8 kali. Tidak divorteks. Setelah itu disimpan dalam icebox
selama 5 menit. Campuran kemudian disentrifugasi 12000 rpm selama 5 menit 4 oC.
Mengulangi sentrifugasi jika supernatan tidak jernih.
Supernatan dipindahkan ke tabung mikrosentrifus baru (hati-hati jangan sampai ada
endapan yang terikut). Supernatan yang diperoleh sebanyak 0,30 ml. Menambahkan PCI sama
11

banyak dengan volume supernatan yaitu 0,30 ml kemudian divorteks 3 menit dan
disentrifugasi 12000 rpm selama 10 menit.
Setelah itu akan diperoleh 2 lapisan cairan. Lapisan atas diambil kemudian
dimasukkan pada tabung mikrosentrifus baru dan ditambahkan etanol p.a. dan 3 M natrium
asetat dengan perbandingan 2,5:0,1. Volume lapisan atas yang diperoleh yaitu 0,25 ml.
Volume etanol p.a =

2,5
0,25=0,24 ml=240 l
2,6

Volume 3 M natrium asetat =

0,1
0,25=0,0096 ml=9,6 l
2,6

Setelah itu didiamkan pada icebox selama 1 jam untuk mempresipitasi plasmid.
Setelah 1 jam presipitasi, tabung mikrosentrifus disentrifugasi 12000 rpm 1 menit suhu
4oC. Supernatan dibuang, pelet dicuci dengan 1 ml etanol 70% kemudian disentrifugasi
kembali 12000 rpm selama 5 menit pada suhu 4oC.
Setelah itu etanolnya dibuang dan meninggalkan peletnya. Tabung mikrosentrifus
ditutup dengan kertas parafilm kemudian kertas tersebut dilubangi dengan jarum agar sisa
etanol dapat keluar. Tabung mikrosentrifus selanjutnya dimasukkan ke dalam desikator vakum
selama 5 menit untuk mengeringkan peletnya. Kemudian diresuspensi dalam 20 l bufer TE
dan disimpan pada suhu 4oC untuk analisis selanjutnya.

12

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Plasmid merupakan potongan melingkar DNA yang ukuranya kecil (kurang lebih 2000
sampai 10000 pasangan basa) yang berisi informasi genetik yang penting untuk pertumbuhan
bakteri. Bentuk plasmid adalah sirkuler double helix dengan ukuran 1 kb sampai lebih dari
200 kb. Pada bakteri, jumlah plasmid yang dimiliki bervariasi bahkan sampai ribuan ataupun
tidak memiliki plasmid. Pada praktikum kali ini kami melakukan isolasi DNA plasmid
bakteri. Dapat diketahui bahwa dalam proses mengisolasi plasmid dari suatu bakteri, ada tiga
tahap penting yang perlu dilakukan, yaitu :
1. Lisis membran sel bakteri.
2. Ektraksi DNA.
3. Pengendapan DNA.
Terjadinya proses lisis ditandai dengan terbentuknya lendir. Ekstraksi dilakukan
dengan adanya penambahan PCI (Phenol-Chloroform-Isoamyl Alcohol) dengan tujuan untuk
memisahkan antara DNA dan komponen lainnya dimana Phenol-Chloroform berfungsi
sebagai pelarut dari senyawa organik dan komponen lipid. Kemudian pelet yang didapat
dimurnikan dengan penambahan etanol 70% yang kemudian disentrifugasi lagi untuk
didapatkan pelet. Pada tahap ini tidak perlu dilakukan resuspensi karena apabila dilakukan
resuspensi DNA akan sulit mengendap karena pH nya tidak netral lagi. Penambahan RNase
dapat diberikan untuk menghilangkan sisa-sisa fragmen RNA setelah dilakukan pemurnian
dan proses vakum dengan bantuan larutan buffer TE.
Setelah dilakukan presipitasi, tabung mikrosentrifus disentrifugasi 12000 rpm 1 menit
suhu 4oC. Supernatan dibuang, pelet dicuci dengan 1 ml etanol 70% kemudian disentrifugasi
kembali 12000 rpm selama 5 menit pada suhu 4oC. Setelah itu etanolnya dibuang dan
meninggalkan peletnya, selanjutnya dimasukkan ke dalam desikator vakum selama 5 menit
untuk mengeringkan peletnya dan disimpan pada suhu 4 C.
5.2 Saran
Saran yang bisa kami berikan pada laporan yang berjudul isolasi DNA plasmid ini
adalah :
1. Agar materi tentang isolasi DNA plasmid ini dipelajari lebih mendalam
2. Agar laporan ini diperiksa lebih lanjut untuk perbaikan laporan selanjutnya
13

DAFTAR PUSTAKA

Sudjadi. 2008. Bioteknologi Kesehatan. Yogyakarta : Penerbit

Kanisius.
Triwibowo, Y. 2005. Biologi Molekular. Jakarta : Erlangga.
Triwibowo, Y. 2006. Bioteknolgi Pertanian. Yogyakarta :
Gadjah Mada University Press.

14

LAMPIRAN

Gambar 1.

Proses Penuangan Bakteri ke Tabung Mikrosentrifus

2. Proses

Gambar

sentrifus tabungmikrosentrifus yang berisi bakteri

Gambar 3.

Gambar 3. Hasil Perolehan setelah disetrifugasi

Gambar 5. Proses Pengambilan Supernatan

Gambar 4. Proses Penambahan Solution

Gambar 6. Proses Vortex

15

Gambar 7. Hasil perolehan Supernatan dan Pelet

Gambar 8. Hasil Perolehan Supernatan dan

Pelet

16

También podría gustarte