Está en la página 1de 33

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Delusi ( waham ) merupakan salah satu respon maladaptive pada rentang
respon neurobiology. Saat individu berada pada rentang respon adaptif, maka
individu tersebut dapat berpikir secara logis. Namun jika individu berada pada
rentang respon maladaptive maka terjadi distorsi pikiran dan gangguan pikiran.
Delusi adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat atau
terus menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan. Pasien dengan gangguyan
piker (thought content ). Individu mengalami ketidakmampuan dalam
memproses data siotak secara akurat sehingga mengakibatkan timbulnya
waham curiga, kesadaran, agama, nihilistic, dan somatic. Kondisi delusi dapat
menyebabkan

individu mengalami gangguan dalam menjalankan aktivitas

kehidupan sehari hari. Bahkan jika orang lain memberikan argumentasi dan
tidak menerima waham pasien, maka pasien mungkin tidak akan senang dan
akhirnya marah. Keadaan seperti ini memungkinkan seluruh perilaku akan
dikendalikan oleh isi pikirannya yang tidak tepat. Pasien benar benar
kehilangan kemampuan melakukan penilaian realitas terhadap lingkungan
Melihat akibat yang dapat ditimbulkan oleh pasien dengan delusi atau
waham, maka perawat perlu memahami tekhnik penahanan yang tepat, aman,
dan nyaman untuk pasien. Modul ini secara khusus akan membahas tentang
waham curiga karena pasien yang mengalami waham curiga secara umum
mengungkapkan kecurigaan secara ekstrem , sulit untuk percaya kepada orang
lain, dan beresiko melukai orang lain. Modul berisi panduan penanganan
pasien dengan delusi atau waham yang terdiri dari pengertian, penyebab, tanda
dan gejala serta tindakan keperawatannya, disertai latihan- latihan

untuk

memudahkan saudara mempelajarinya . selamat mempelajari modul ini.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diperoleh rumusan masalah
sebagai berikut :
Apa yang dimaksud dengan waham?
Bagaimana tanda dan gejala waham?
Apa saja jenis-jenis waham?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa
Agar lebih memahami tentang waham
Untuk mengetahui tanda dan gejala waham
Untuk mengetahui jenis-jenis waham

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Waham
Waham adalah suatu keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian
realitas yang salah, keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkat intelektual
dan latar belakang budaya, ketidakmampuan merespons stimulus internal dan
eksternal melalui proses interaksi/informasi secara akurat (Keliat, 1999).
Seseorang yang mengalami waham berpikir bahwa ia memiliki banyak
kekuatan dan bakat serta tidak merasa terganggu jiwanya atau ia merasa sangat
kuat dan sangat terkenal. Hal ini sesuai dengan penjelasan Varcarolis dalam
Fundamental of Psychiatric Mental Health Nursing (2006: 397): Grandeur:
Thinks he or she has powers and talents that are not possessed or is someone
powerful or famous.
Waham adalah keyakinan yang salah yang secara kokoh dipertahankan
walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita
normal (Stuart dan Sudden, 1998).
Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan
tetapi dipertahankan dan tidak dapat dirubah secara logis oleh orang lain,
keyakinan ini berasal dari pemikiran klien dimana sudah kehilangan kontrol
(Dep Kes RI, 1994).
B. Faktor yang Mempengaruhi Waham
1. Faktor Predisposisi
a. Faktor Perkembangan
Hambatan perkembangan akan menganggu hubungan interpersonal
seseorang. Hal ini dapat meningkatkan stress dan ansietas yang berakhir
dengan gangguan persepsi, klien menekan perasaannya sehingga
pematangan fungsi intelektual dan emosi tidak efektif.
b. Faktor Sosial Budaya
Sesorang yang merasa diasingkan dan kesepian dapat menyebabkan
timbulnya waham.
c. Faktor Psikologis
Hubungan yang tidak harmonis, peran ganda/bertentangan, dapat
menimbulkan ansietas dan berakhir dengan pengingkaran terhadap
kenyataan.
d. Faktor Biologis

Waham diyakini terjadi karena adanya atrofi otak, pembesaran ventrikel


di otak, atau perubahan pada sel kortikal dan limbik.
e. Faktor Genetik
2. Faktor Presipitasi
a. Faktor Sosial Budaya
Waham dapat dipicu karena adanya perpisahan dengan orang yang berarti
atau diasingkan dari kelompok.
b. Faktor Biokimia
Dopamin, noreponeprin, dan zat halusinogen lainnya diduga dapat
menjadi penyebab waham pada seseorang.
c. Faktor Psikologis
Kecemasan yang memanjang dan terbatasnya kemampuan untuk
mengatasi masalah sehingga klien mengembangkan koping untuk
menghindari kenyataan yang menyenangkan.
C. Proses Terjadinya Waham
1. Fase lack of human need
Waham diawali dengan terbatasnya kebutuhan-kebutuhan klien baik
secara fisik maupun psikis. Secara fisik klien dengan waham dapat terjadi
pada orang-orang dengan status sosial dan ekonomi sangat terbatas.
Biasanya klien sangat miskin dan menderita. Keinginan ia untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya mendorongnya untuk melakukan kompensasi yang
salah. Ada juga klien yang secara sosial dan ekonomi terpenuhi tetapi
kesenjangan antara reality dengan self ideal sangat tinggi. Misalnya ia
seorang sarjana tapi menginginkan dipandang sebagai seorang yang
dianggap sangat cerdas, sangat berpengalaman dan diperhitungkan dalam
kelompoknya. Waham terjadi karena sangat pentingnya pengakuan bahwa ia
eksis di dunia ini. Dapat dipengaruhi juga oleh rendahnya penghargaan saat
tumbuh kembang (life span history).
2. Fase lack of self esteem
Tidak adanya pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan
antara self ideal dan self reality (kenyataan dengan harapan) serta dorongan
kebutuhan yang tidak terpenuhi sedangkan standra lingkungan sudah
melampaui kemampuannya. Misalnya, saat lingkungan sudah banyak yang
kaya, menggunakan teknologi yang canggih, berpendidikan tinggi serta
memiliki kekuasaan yang luas, seseorang tetap memasang self ideal yang
melebihi lingkungan tersebut. Padahal self reality nya sangat jauh. Dari

aspek pendidikan klien, materi, pengalaman, pengaruh, support system


semuanya sangat rendah.
3. Fase control internal external
Klien mencoba berpikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-apa
yang ia katakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak sesuai
dengan kenyataan. Tetapi menghadapi kenyataan bagi klien adalah sesuatu
yang sangat berat, karena kebutuhannya untuk diakui, kebutuhan untuk
dianggap penting dan diterima lingkungan menajdi prioritas dalam
hidupnya, karena kebutuhan tersebut belum terpenuhi sejak kecil secara
optimal. Lingkungan sekitar klien mencoba memberikan koreksi bahwa
sesuatu yang dikatakan klien itu tidsak benar, tetapi hal ini tidak dilakukan
secara adekuat karena besarnya toleransi dan keinginan menjaga perasaan.
Lingkungan hanya menjadi pendengar pasif tetapi tidak mau konfrontatiif
berkepanjangan dengan alasan pengakuan klien tidak merugikan orang lain.
4. Fase environment support
Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam lingkungannya
menyebabkan klien merasa didukung, lama kelamaan klien menganggap
sesuatu yang dikatakan tersebut sebagai suatu kebenaran karena seringnya
diulang-ulang. Dari sinilah mulai terjadinya kerusakan kontrol diri dan tidak
berfunmgsinya norma (Super ego) yang ditandai dengan tidak ada lagi
perasaan dosa saat berbohong.
5. Fase comforting
Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta
menganggap bahwa semua orang sama yaitu akan mempercayai dan
mendukungnya. Keyakinan sering disertai halusinasi pada saat klien
menyendiri dari lingkungannya. Selanjutnya klien lebih sering menyendiri
dan menghindari interaksi sosial (isolasi sosial).
6. Fase improving
Apabila tidak adanya konfrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap waktu
keyakinan yang salah pada klien akan meningkat. Tema waham yang
muncul sering berkaitan dengan traumatik masa lalu atau kebutuhankebutuhan yang tidak terpenuhi (rantai yang hilang). Waham bersifat
menetap dan sulit untuk dikoreksi. Isi waham dapat menimbulkan ancaman
diri dan orang lain.

Proses terjadinya waham menurut Stuart dan Sudden dapat dirangkum


dalam pohon masalah sebagai berikut:
Effect : Resiko tinggi perilaku kekerasan

Core problem : Gangguan isi pikir : waham

Causa : Isolasi sosial

Harga Diri Rendah Kronis


D. Tanda dan Gejala
1. Menolak makan
2. Tidak ada perhatian pada perawatan diri
3. Ekspresi wajah sedih/gembira/ketakutan
4. Gerakan tidak terkontrol
5. Mudah tersinggung
6. Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan
7. Tidak bisa membedakan antara kenyataan dan bukan kenyataan
8. Menghindar dari orang lain
9. Mendominasi pembicaraan
10. Berbicara kasar
11. Menjalankan kegiatan keagamaan secara berlebihan
E. Rentang Respon

Rentang Respons Perubahan Proses Pikir Waham


Sumber: Keliat (1999)
F. Macam-macam Waham
1. Waham Kebesaran
Meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus,
diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh : Saya ini titisan Bung Karno, punya banyak perusahaan, punya
rumah di berbagai negara dan bisa menyembuhkan berbagai macam
penyakit.
2. Waham Curiga

Meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha


merugikan/mencederai dirinya, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai
kenyataan.
Contoh : Banyak polisi mengintai saya, tetangga saya ingin
menghancurkan hidup saya, suster akan meracuni makanan saya.
3. Waham Agama
Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan
berulangkali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Contoh : Tuhan telah menunjuk saya menjadi wali, saya harus terus
menerus memakai pakaian putih setiap hari agar masuk syurga.
4. Waham Somatik
Meyakini bahwa tubuh klien atau bagian tubuhnya terganggu, diucapkan
berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh : Sumsum tulang saya kosong, saya pasti terserang kanker,
dalam tubuh saya banyak kotoran, tubuh saya telah membusuk, tubuh saya
menghilang.
5. Waham Nihilistik
Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal, diucapkan
berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh : Saya sudah menghilang dari dunia ini, semua yang ada disini
adalah roh-roh, sebenarnya saya sudah tidak ada di dunia.
G. Masalah Kerperawatan yang Mungkin Muncul
1. Resiko tinggi perilaku kekerasan
2. Gangguan isi pikir: waham
3. Isolasi sosial
4. Harga Diri Rendah Kronis
H. Rencana Tindakan Keperawatan
1. Rencana tindakan keperawatan pada klien.
Strategi pelaksanaan 1 (SP 1) untuk klien.
Membantu orientasi realitas
Mendiskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi
Membantu klien memnuhi kebutuhannya
Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Strategi pelaksanaan 2 (SP 2) untuk klien.
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
Berdiskusi tentang kemampuan yang dimiliki
Melatih kemampuan yang dimiliki
Strategi pe;aksanaan 3 (SP 3) untuk klien.

Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien


Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obats ecara

teratur
Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Tindakan keperawatan untuk klien.

Tidak mendukung atau membantah waham klien


Yakinkan klien berada dalam keadaan aman
Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas sehari-hari
Diskusikan kebutuhan psikologis/ emosional yang tidak tepenuhi karena

dapat menimbulkan kecemasan, rasa takut, dan marah


Jika klien terus-menerus membicarakan wahamnya, dengarkan tanpa
memberikan dukungan atau menyangkal sampai klien berhenti

membicarakannya
Berikan pujian bila penampilan dan orientasi klien sesuai dengan realitas
Diskusikan dengan klien kemampuan realistis yang dimilikinya pada saat

yang lalu dan saat ini


Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas sesuai kemampuan yang

dimilikinya
Dsikusikan kebutuhan psikologis/emosional yang tidak terpenuhi

sehingga menimbulkan kecemasan, rasa takut, dan marah


Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan

emosional klien
Berbicara dalam konteks realitas
Bila klien mampu memperlihatkan kemampuan positifnya
Berikan pujian yang sesuai
Jelaskan pada klien tentang program pengobatannya (manfaat, dosis obat,
jenis, dan efek samping obat yang diminum serta cara meminum obat

yang benar)
Diskusikan akibat yang terjadi bila klien berhenti minum obat tanpa

konsultasi
2. Renacna tindakan keperawatan untuk keluarga.
Strategi pelaksanaan 1 (SP 1) untuk keluarga.
Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawata klien
Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala waham yang dialami klien

beserta proses terjadinya


Menjelaskan cara-cara merawat klien waham
Strategi pelaksanaan 2 (SP 2) untuk keluarga.

Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat klien waham


Melatih keluarga melakukan cara merawat klien waham
Strategi pelaksanaan 3 (SP 3) untuk keluarga.
Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum

obat
Menjelaskan follow up klien setelah pulang
Tindakan keperawatan untuk keluarga klien.

Diskusikan dengan keluarga tentang waham yang dialami klien


Diskusikan dengan keluarga tentang cara merawaat klien waham di
rumah, follow up dan keteraturan pengobatan, serta lingkungan yang

tepat untuk klien


Diskusikan dengan keluarga tentang obat klien (nama obat, dosis,

frekuensi, efek samping, dan akibat penghentian obat)


Diskusikan dengan keluarga kondisi klien yang memerlukan bantuan.

MODUL IVC
ASUHAN KEPERAWATAN INTENSIF
PADA PASIEN DELUSI (WAHAM CURIGA )

Delusi ( waham ) merupakan salah satu respon maladaptive pada rentang


respon neurobiology. Saat individu berada pada rentang respon adaptif, maka
individu tersebut dapat berpikir secara logis. Namun jika individu berada pada
rentang respon maladaptive maka terjadi distorsi pikiran dan gangguan pikiran.
Delusi adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat atau
9

terus menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan. Pasien dengan gangguyan
piker (thought content ). Individu mengalami ketidakmampuan dalam memproses
data siotak secara akurat sehingga mengakibatkan timbulnya waham curiga,
kesadaran, agama, nihilistic, dan somatic. Kondisi delusi dapat menyebabkan
individu mengalami gangguan dalam menjalankan aktivitas kehidupan sehari
hari. Bahkan jika orang lain memberikan argumentasi dan tidak menerima waham
pasien, maka pasien mungkin tidak akan senang dan akhirnya marah. Keadaan
seperti ini memungkinkan seluruh perilaku akan dikendalikan oleh isi pikirannya
yang tidak tepat. Pasien benar benar kehilangan kemampuan melakukan
penilaian realitas terhadap lingkungan
Melihat akibat yang dapat ditimbulkan oleh pasien dengan delusi atau
waham, maka perawat perlu memahami tekhnik penahanan yang tepat, aman, dan
nyaman untuk pasien. Modul ini secara khusus akan membahas tentang waham
curiga

karena

pasien

yang

mengalami

waham

curiga

secara

umum

mengungkapkan kecurigaan secara ekstrim , sulit untuk percaya kepada orang


lain, dan beresiko melukai orang lain. Modul berisi panduan penanganan pasien
dengan delusi atau waham yang terdiri dari pengertian, penyebab, tanda dan gejala
serta tindakan keperawatannya, disertai latihan-latihan untuk memudahkan
saudara mempelajarinya. Selamat mempelajari modul ini.

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini saudara diharapkan mampu :
1. Melakukan pengkajian pasien gangguan waham curiga
2. Menetapkan diagnose keperawatan
3. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien waham curiga
4. Melakukan tindakan keperawatan pada keluarga pasien waham curiga
5. Mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga dalam menangani masalah
6. Melakukan rujukan
7. Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan waham curiga.
B. Pengkajian Pasien Waham Curiga di UPIP
1. Pengertian
Delusi atau waham curiga adalah keyakinan bahwa ada seseorang atau
kekuasaan khusus, diucapkan oleh pasien berulang kali tetapi tidak sesuai
dengan kenyataan. Contohnya : saya tahu.. seluruh keluarga saya ingin

10

menghancurkan hidup saya karena mereka iri dengan kesuksesan saya atau
saya tidak mau makan karena makanan itu pasti sudah diracun oleh mertua
saya.
Berikut ini beberapa contoh pertanyaan yang dapat saudara gunakan
sebagai panduan untuk mengkaji pasien dengan waham curiga
a. Apakah pasien memiliki pikiran atau isi pikiran yang berulang- ulang
diungkapkan dan menetap ?
b. Apakah pasien takut terhadap orang objek atau situasi tertentu?
c. Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda-benda disekitarnya aneh,
tidak nyata, atau dapat melukai atau menyakiti pasien ?
d. Apakah pasien pernah merasa diawasi atau dibicarakan oleh orang lain ?
e. Apakah pasien pernah merasa orang lain akan menyakitinya ?
Selama pengkajian saudara harus mendengarkan dan memperhatikan
semua informasi yang diberikan oleh pasien tentang wahamnya .
Untuk mempertahankan hubungan saling percaya yang telah terbina
jangan menyangkal, menolak, atau menerima keyakinan pasien.
2. Rentang Respon

Rentang Respons Neurobiologi (Stuart dan Laraia, 2005 hal. 387 ).


C. Asuhan keperawatan pada pasien delusi /waham
1. Pengkajian delusi / waham di UPIP
Pengkajian pada pasien waham di UPIP dengan mengguanakan Respoms
Umum Fungsi Adaptasi

( RUFA ) dengan rentang skore/ kode 1-30.

Pengkajian tersebut terbagi dalam tiga kelompok berdasarkan skala RUFA


( lihat table 1 )
Table 1. Table Pengkajia RUFA untuk Pasien Waham Curiga
Aspek

0-10

11-20

20-30

11

Penilaian
Isi Pikir

*selalu berpikir

*masih memiliki

* pikiran tidak

tidak logis : curiga pikiran yang tidak

logis muncul

pada orang lain

sesekali

logis (setiap 2 jam /

( hamper tidak ada 5-10 kali/hari ), tapi

* orientasi

jeda ), dan

sudah mengontrol

realita baik

berespon marah

marah bila diingatkan

bila bila ada orang

* ide bunuh diri sudah

lain yang

tidak ada

mengingatkan

* orientasi realita

* ide bunuh diri

masih perlu dibantu

yang disebabkan

orang lain

karena curiga
* orientasi
terhadap realita
( waktu, tempa,
orang ) sangat
buruk dan
menolak
dilakukan
orientasi oleh
Proses

orang lain
*flight of idea

Masih ada gangguan

Proses piker

Pikir

(topic

proses piker ( flight of

baik

pembicaraan

idea, persevarasi ,

melompat

tangensial,

lompat)

sirkumtansial,

*perservasi

kehilangan asosiasi ),

( pembicaraan

tapi sudah bisa

berulang ulang )

difokuskan

*tangensial
*sirkumtaansial
*kehilangan

12

Perilaku

asosiasi
*Melakukan

Tidak melakukan

Tidak

kekerasan

kekerasan, tidak

melakukan

(violence) pada

impulsive, kadang-

kekerasan,

diri sendiri / orang

kadang agitasi, sudah

tidak

lain

mau berinteraksi

impulsive,

*impulsive

dengan beberapa

tidak agitasi,

( spontan )

orang ( termasuk

sudah mau

*agitasi

petugas kesehatan )

berinteraksi

* menolak

dengan banyak

berinteraksi

orang

dengan orang lain


( terutama pada
petugas
kesehatan )
Emosi

mengurung diri
*Mudah

Masih mudah

tersinggung

tersinggung, tapi

( labil)

sudah bisa mengontrol

*marah

marah

Emosi stabil

mengungkapkan /
menunjukan
kesedihan karena
tidak ada orang yang
dipercaya
Hasil dari pengkajian akan menentukan tindakan keperawatan yang akan
diberikan terhadap pasien. Bentuk tindakan keperawatan berdasarkan tiga
kategori , yaitu :
RUFA 01-10 masuk dengan kategori intensif 1
RUFA 11-20 masuk dengan kategori intensif 2
RUFA 21-30 masuk dengan kategori intensif 3
2. Asuhan Keperawatan

13

a. Diagnose keperawatan
Gangguan proses pikir : waham curiga
b. Tindakan keperawatan untuk pasien ( 24 jam pertama/ intensif 1)
Tujuan tindakan untuk pasien meliputi :
1) pasien merasa aman
2) pasien dapat berorientasi pada realita
Tindakan keperawatan :
a) Membina hubungan saling percaya
Tidak terargumentasiu dan menantang delusi
Yakinkan pasien dalam keadaan aman dan tidak akan melukai
Jangan tingggalkan pasien sendiri
Terbuka dan jujur kepada pasien
Bantu pasien mengungkapkan perasaan cemas, takut, dan tidak
aman, cegah pasien melukai dirinya atau orang lain
tenang
b) Komunikasi terapeutik
Perawat sabar, empati, gunakan kemampuan mendengar aktif
Melakukan kontak mata
Memanggil pasien dengan namanya
c) Siapkan lingkungan yang aman
Lingkungan tenang
Tidak ada barang barang yang berbahaya atau singkirkan semua
benda yang membahayakan
d) Identifikasi isi dan tipe delusi
Klarifikasi setiap kebingungan pasien dengan menanyakan apa

yang pasien katakana


Identifikasi munculnya topic sentral topic/ide pembicaraan yang

sering diungkapkan pasien


e) kaji intensitas, frekuensi, dan durasi delusi
Jika pasien selalu memperkenalkan dirinya sesuai dengan
delusinya,dengarkan pasien dan beri arahan untuk melakukan tugas

sesuai dengan kemampuannya


Jika pasien sangat sering menceritakan delusinya dengarkan sampai

tidak ada kebutuhan mendiskusikannya lagi


f) tempatkan delusi dalam suatu kerangka waktu

14

Identifikasi komponen delusi dengan menempatkannya dala waktu

dan sekuen (urutan)


g) Identifikasi berbagai stressor yang akhir-akhir inidihadapi pasien
h) hubungkan kejadian delusi dan kejadian stress
i) jika pasien meminta perawat meyakini delusinya, maka hargai bahwa
itu adalah penglaman pasien
Bicarakan tentang kejadian nyata dan orang yang nyata dengan
menggunakan situasi nyata ( tidak konfrontasi langsung terhadap
wahamnya)
j) kolaborasi
k) Berikan obat-obatan sesuai standar medic atau program terapi
pengobatan dapat berupa injeksi valieum 10mg IM/IV (golongan
fenotiazine) dan injeksi Hloperidol, Serenace atau lodomer 5mg Im
(golongan butirofenon) Pemberian dapat diulang setiap 6 jam . Selain
oabt injeksi diberikan juga obat peroral ( golongan fenitiazine) seperti
Chlorpromazine/largacitile/promactile,biasanya diberikan 3x100 mg
l) Pantau ketidakefektifan obat-obatan dan efek jampingnya
m) Observasi
Lakukan observasi setiap 30 menit , kaji ulang RUFA
Observasi tanda-tanda vital
Observasi perilaku pasien yang berkaitan dengan waham

15

SP 1 pasien (intensif) : membina hubungan saling percaya : memberikan rasa


aman pada pasien ; mengorientasikan pasien pada realita ; membantu klien
terhindar dari cedera
Pergakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini
Orientasi
Assalamualaikum,selamat pagi. Nama mbak siapa? saya suster Eka yang akan
merawat mbak hari ini.
Apa yang mbak rasakan sekarang?
Saya akan menemani mbak disini selama 10 menit . Saya siap mendengarkan
apa yang ingin mbak sampaikan.
Fase kerja
Suster perhatikan tampaknya mbak gelisah dan lebih banyak duduk sendiri, bisa
mbak ceritakan apa yang mbak rasakan ?
Suster mengerti mbak merasa orangtuamau meracuni , tapi sulit bagi suster
untuk mempercayainya karena setahu suster tidak ada orangtua yang tega
meracuni anaknya sendiri
Suster lihat mbak agak tegak. Baik, silakan mbak ceritakan lagi perasaan mbak,
suster akan lebih banyak mendengarkan. (pasien lebih banyak diam, tidak mau
disentuh oleh perawat, sikap bermusuhan, waham curiganya mendominasi
interaksi, pasien cenderung bmarah jika diorientasikan).
Fase Terminasi
Bagaimana perasaan mbak sekarang?
suster lihat mbak agak tenang . Sekarang suster tinggal dulu ya, mbak bisa
istirahat Nanti 30 menit lagi suster akan dating lagi ke sini untuk melihat
keadaan mebak dan memberikan suntikan. Assalamualaikum Wr Wb

16

SP 2 Pasien (Intensif 1). Mengobservasi TTV : memberikan terapi medik (injeksi)


kepada pasien
Peragakan kepada pasien pasangan anda komunikasi dibawah ini
Orientasi
Assalamualaikum, selamat siang, mbak. Saya suster Eka. Tadi saya sudah janji
untuk dating menemui mabak jam 12:00 untuk memeriksa tekanan darang dan
memberikan suntikan. Kita hanya perlu waktu 10 menit.
Fase Kerja :
Pertama- tama saya akan memeriksa tekanan darah. Lengan baju saya naikkan
ya (perawat melakukan pemeriksaan tekanan darah)
Ya,Selesai. Kita lanjut dengan suntikan ya. Mau disuntik dibokong sebelah mana
?
Baik, yang sebelah kanan. Ya , saya suntik ya mbak, tarik nafas ya. Nah ,
selesai.
Fase Terminasi
Bagaiman perasaan mbak sekarang?
Tekanan darahnya bagus, 120/80 mm Hg. Sekarang suster tinggal dulu ya,
mbak bisa istirahat. Nanti 30 menit lagi suster akan dating lagi ke sini untuk
melihat keadaan mbak. Assalamulaikum Wr Wb.
Evaluasi
Evaluasi keadaan pasien, jika ada perkembangan lanjut intensif 2
Dokumentasi
Dokumentasi semua tindakan yang sudah dilakukan termasuk respons pasien
Tindakan keperawatan untuk pasien (25-72 jam/intensif 11)
Tujuan keperawatan untuk pasien meliputi
1. Tujuan tindakan untuk pasien meliputi
2. Pasien mau berinteraksi dengan orang lain
3. Pasien mampu melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuannya
2. Tindakan keperawatan

17

a) Membina hubungan saling percaya


Tidak beragumentasi dan menantang delusi
Yakinkan pasien dalam keadaan aman dan tidak akan melukai
Jangan tinggalkan pasien sendiri
Terbuka dan jujur kepada pasien
Bantu pasien mengungkapkan perasaan cemas, takut dan tidak aman
cegah pasien melukai dirinya atau orang lain
Tenang
b) komunikasi terapeutik
Perawat sabar, empati, gunakan kemampuan mendengar aktif
Melakukan kontak mata
Memanggil pasien dengan namanya
c) identifikasi isi dan tipe delusi
Klarifikasi setiap kebingngan pasien dengan menanyakan apa yang

pasien katakana
Identifikasi munculnya topic sentral topic/ide pembicaraan yang sering

diungkapkan pasien
d) kaji intensitas , frekuensi, dan durasi delusi
Jika pasien selalu memeperkenalkan dirinya sesuaio dengan delusinya,
dengarkan pasien dan beri arahan untuk melakukan tugas sesuai dengan

kemampuannya
Jika pasien tidak dapat menghentikan delusinya, minta pasien
menyebutkan kembali apa kegiatan yang sudah dilakukan dan membuat

ringkasan aktivitas tersebut


Jika pasien sangat sering menceritan delusinya, dengarkan sampai tidak

ada kebutuhan mendisikusikannya lagi


e) Identifikasi pencetus delusi
Kaji perubahan kemampuan pasien dalam mengelola /menjalankan
aktivitas sehari-hari
f) Tempatkan delusi dalam suatu kerangka waktu
Indentifikasi komponen delusi dengan menempatkannya dalam waktu
dankuen (urutan)
g) Identifikasi berbagai stressor yang akhir-akhir ini dihadapi pasien
h) Hubungan kejadian delusi dan kejadian stress
i) Jika pasien meminta perawat meyakini delusinya , maka dihargai bahwa itu
adlaah pengalaman pasien
Selalu hadirkan realita kepada pasien (orang,tempat,waktu)
Beri reinforcement dan focus pada realita

18

Bicarakan tentang kejadian nyata dan orang yang nyata dengan

menggunakan situasi nyata


j) Diskusikan kebutuhan psikologi emosional yang tidak terpenuhi sehingga
menimbulkan kecemasan , rasa takut , dan marah
k) Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan emosional
pasien
l) Kolaborasi
Berikan obat-obatan sesuai standar medic atau program terapi
pengobatan dapat berupa injeksi valieum 10mg IM/IV (golongan
fenotiazine) dan injeksi Hloperidol, Serenace atau lodomer 5mg Im
(golongan butirofenon) Pemberian dapat diulang setiap 6 jam . Selain
oabt injeksi diberikan juga obat peroral ( golongan fenitiazine) seperti
Chlorpromazine/largacitile/promactile,biasanya diberikan 3x100 mg
Pantau keefektifan obat-obatan dan efek sampingnya
m) Observasi
Lakukan observasi setiap 60 menit, kaji ulang RUFA
Observasi tanda-tanda vital
Observasi perilaku pasien yang berkaitan dengan waham

SP 3 Pasien (Intensif 2): mengidentifikasi kebutuhan yang tidakterpenuhi


dan cara memenuhi kebutuhan; mempraktikkan pemenuhan kebutuhan
yang tidak terpenuhi
Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini
Fase Orientasi
Assalamualaikum, mbak, apa yang mbak rasakan hari ini? Apakah perasaan
mbak sudah lebih nyaman sekarang? Apakah mbak masih merasa takut sperti
kemarin? Baiklah mbak, seperti janji saya kemarin bahwa hariini saya akan
merawat mbak karena hari ini saya dinas dari jam 07.00 sampai 14.00 nanti.
Bisa kita bincang-bincang tentang apa yang mbak rasakan sekarang?
berapa lama mbak mau bernicang-bincang?bagaimana kalau15 menit?
dimna enaknya kita duduk mbak?
Fase kerja

19

saya mengerti mbak merasa makanan tersebut diracun oleh orang tua mbak
tapi sulit bagi saya untuk mempercayainya karena setau saya mana ada
orangtuayang tega membunuh anaknya sendiri. Bisa kita lanjutkan
pembicaraan yang tadi terputus mbak?
tampaknya mbak gelisah sekali, bias mbak ceritakan apa yang mbak
rasakan?
O jadi mbak merasa takut disalahkan oleh orangtua dan tidak punya hak
untuk mengeluarkan pendapat, selalu merasa dipojokkan?
siapa menurut mbak yang sering menyalahkan dan memojokkan?
jadi bapak dan ibu yang sering memperlakukkan mbak seperti itu ya mbak?
kalau mbak sendiri inginnya seperti apa?
O bagus mbak sudah punya rencana untuk diri mbak sendiri.
Fase terminasi
bagaimana perasaan mbka setelah ngobrol dengan saya?
apa saja tadi yangtelah kita bicarakan?Bagusdan nanti 1 jam lagi saya akan
melihatkeadaan mbak dan bagaimana kalau kita bicarakana tentang rencana
mbak? Assalamualaikum

Evaluasi
Evaluasi keadaan pasien, jika ada perkembangan lanjut intensif 3
Dokumentasi
Dokumentasikan semua tindakan yang sudah dilakukan termasuk respon pasien

Tindakan keperawatan untuk pasien (72 jam 10 hari / intensif III)


Tujuan tindakan untuk pasien meliputi:
1. Pasien mau berinteraksi dengan orang lain
2. Pasien mampu melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuannya
3. Pasien mampu menggunakan obat dengan tepat

20

Tindakan keperawatan:
a. Komunikasi terapeutik
Perawat sabar, empati, gunakan kemampuan mendengar aktif
Melakukan kontak mata
Memanggil pasien dengan namanya
b. Identifikasi isi dan tipe delusi
Klarifikasi setiap kebingungan pasien dengan menanyakan apayang

pasien katakana
Identifikasi munculnya

topic

sentral

topic

atau

ide

pembicaraanyang sering diungkapkan pasien


c. Kaji intensitas, frekuensi dan durasi, delusi
Jika pasien selalu memperkenalkan dirinya sesuai dengan delusinya,
dengarkan pasien dan beri arahan untukmelakukan tugas sesuai

dengan kemampuannya
Jika pasien tidak dapat menghentikan delusinya, minta pasien
menyebutkan kembali apa kegiatan yang sudah dilakukan dan

membuat ringkasan aktivitas tersebut


Jika pasien sangat sering menceritakan delusinya, dengarkan sampai

tidak ada kebutuhan mendiskusikannya lagi


d. Identifikasi pencetus delusi
Kaji perubahan kemampuan pasien dalam mengelola atau menjalankan
aktifitas sehari hari
e. Tempatkan delusi dalam suatu kerangka waktu
Identifikasi komponen delusi dengan menempatkannya dalam waktu dan
sekuen (urutan)
f. Hubungkan kejadian delusi dan kejadian stress
g. Jika pasien meminta perawat meyakini delusinya maka hargai bahwa itu
pengalaman pasien
Selalu hadirkan realita kepada pasien (orang, tempat, waktu)
Beri reinforcement dan focus pada realita
Bicaratentang kejadian nyata dan orang yang nyata

dengan

mengguanakan situasinyata ( tidak konfrontasi langsung terhadap


wahamnya)
h. Diskusikan kebutuhan psikologis / emosional yang tidak terpenuhi sehingga
menimbulkan kecemasan, rasa takut, dan marah
i. Tingkatkan aktifitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan emosional
pasien
j. Kolaborasi

21

Berikan obat-obatan sesuai standar medic /program terapi pengobatan

(oral)
Pantau keefektipan obat-obatan dan efek sampingnya
k. Observasi
Kaji lakukan observasi setiap 2 jam, kaji ulang GAF
Observasi tanda-tanda vital
Observasi perilaku pasien yang berkaitan dengan waham

SP 4 Pasien (Intensif 3): mengidentifikasi kemampuan positif (utamakan


keamampuan/ kegiatan yang mendorong pasiien untuk berinteraksi dengan
orang lain) dan membantu mempraktikannya
Peragakan pada pasangan anda komunikasi dibawah ini
Fase Orientasi
Assalamualaikum mbak.
bagaimana perasaan mbak hari ini?sudah memikirkan apa rencana yang
akan dilakukan selama di rumah sakit?baiklah mbak, kita akan berbincangbincang

tentang

rencana

tersebut?

berapa

lama

kita

bincang-

bincang?bagaimana kalau 20 menit.dimana tempatnya mbak?bagaimana


kalau disini saja?
Fase Kerja
coba mbak ceritakan apa rencana kegiatan yang akan dilakukan selama di
rumah sakit. Apa saja hobi mbak?saya catat, terus apalagi?wah, rupanya mbak
pandai menjahit, tidak semua orang pandai menjahit loh mbak (atau yang lain
sesuai yang diucapkan pasien). Terus apalagi yang bias mbak lakukan menurut
mbak?oh. ternyata mbak juga bias maen tenis meja. Baik, ternyata mbak
sudak dapat menyebutkan beberapa hobi dan kegiatan yang dapat mbak
lakukan. Kebetulan di ruangan ini ada alat untuk tenis meja, bagaimana kalau
kita membuat jadwal untuk tenis meja, berapa kali sehariatau seminggu mbak
mau bermain tenis meja.
apa yang mbak harapkan dari kemampuan tenis meja ini? (tekankan pada
pasien bahwa saat bermain tenis meja maka ia mempunyai kesempatan untuk
belajar percaya pada teman atau orang lain

22

Fase terminasi
bagaimana perasaan mbak setelah kita ngobrol?, baiklah mbak, mulai
kapan kita akan latihan tenis meja?baik, satu jam lagi saya akan dating untuk
menemani mbak bermain tenis meja, jam 10.00 ya mbak. Assalamualaikum
Wr.Wb

SP 5 Pasien (intensif 3): mengajarkan dan melatih cara minum obat yang
benar
Peragakan kepada pasangan anda komuikasi di bawah ini
Fase Kerja
Assalamualaikum mbak.
Bagaimana mbak sudah dicoba maen tenis mejanya? Bagus sekali
Baiklah mbak, sesuai dengan janji kita tadi, sekarang kita akan berbincangbincang tenang obat yang mbak minum. berapa lama kita bincang-bincang
dan latihan?
bagaimana kalau 20 menit. dimana tempatnya mbak? Bagaimana kalau di
ruang makan?
Fase Orientasi
mbak, berapa macam obat yang diminum? Jam berapa saja obat diminum?
Mbak perlu minum obat ini agar pikiranya jadi tenang, tidurnya juga
tenang.
Obatnya ada 3 macam mbak, yang warna orange namanya CPZ, gunanya
agar tenang, yang putih ini namanya THP gunanya agar rileks, dan yang
emrah jambu namanya HLP gunanya agar pikira lebih teratur. Semuanya ini
diminum 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam.
Bila nanti setelah minum obat mulut mbak terasa kering, untuk membatu
mengatasinya mbak bias banyak minum dan mengisap-isap es batu.
sebelum minum obat ini mbak mengecek dulu label di kotak obat apakah
benar nama mbak tertulis di sit. Berapa dosis atau butir yang harus diminum.
Jam berapa saja harus diminum. Baca juga apakah nama obatnya sudah

23

benar.
Obat-obat ini harus diminum secara teratur dan kemungkinan besar harus
diminum dalam waktu yang lam. Agar tidak kambuh lagi sebaiknya mbak tidak
menghentikan sendiri obat yang harus diminum sebelum berkonsultasi dengan
dokter.
Fase Terminasi
bagaimana perasaan mbak setelah kita bercakap-cakap tentang obat yang
mbak minum? Apa saja nama obatnya? Jam berapa minum obat?
mari kita masukkan pada jadwal kegiatan mbak,. Jangan lupa minum obatnya
dan nanti saat makan minta sendiri obatnya pada perawat.
jadwal yang telah kita buat kemarin dilanjutkan ya mbak?
Besok kita ketemu lagi untuk melihat jadwal kegiatan yang telah dilaksanakan.
Bagaimana kalu seperti biasa, jam 10.00 dan tempat yang sama? Sampai
besok.
Assalamualaikum Wr Wb
c. Tindakan keperaawatan untuk keluarga (24 jam pertama/intensif 1)
Tujuan tindakan untuk keluarga melipiuti :
1. Keluarga mampu mengidentifikasi waham pasien
2. Keluarga mampu mengidentifikasi masalah yang dihadapi dalam merawat
pasien
3. Keluarga mampu memahami penyakit yang dialami oleh pasien
Tindakan keperawatan
1. Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga saat merawat pasien dirumah
2. Diskusikan dengan keluarga tentang waham yang dialami pasien
3. Diskusikan dengan keluarga tentang :
Cara merawat pasien waham dirumah
Follow up dan keteraturan pengobatan
Lingkungan yang tepat untuk pasien
4. Diskusikan dengan keluarga tentang obat pasien (nama obat, dosis,
frekuensi, efek samping, akibat penghentian obat)
5. Diskusikan dengan keluarga tentang kondisi pasien yang memerlukan
konsultasi segera

24

SP 1 Keluarga (Intensif 1) : membina hubungan saling percaya dengan


keluarga; mengidentifikasi masalah dan menjelaskan proses terjadinya
masalah, serta obat pasien.
Peragakan kepada pasangan anda komunikasi di bawah ini
Fase Orientasi
Assalamualaikum pak, bu. Perkenalkan nama saya Ani, saya perawat yang
dinas di ruangan ini,aya yang merawat anak bapak dan ibu selama ini. Nama
bapak dan ibu siapa, senangnya dipanggil apa?
bagaimana kalau sekarang kita membicarakan tentang masalah Dian dan
cara merawata Dian dirumah?
Bagaimana kalau kita bicara diruang konsultasi? Berapa lama waktu bapak
dan ibu? Baiklah, bagaimana kalau 30 menit?
Fase Kerja
Pak, bu, apa masalah yang bapak/ibu rasakan daldam merawat Dian? Apa
yang sudah dilakukan dirumah? Sikap dan ucapan Dian yang selalu
mengatakan bahwa bapak dan ibu akan meracuninya atau mencelakai dirinya,
padahal kenyataannya tidak benar merupakan salah satu gangguan proses
berfikir. Untuk itu akan saya jelaskan sikap dan cara menhadapinya. Setiap
kali Dian berkata bahwa bapak dan ibu akan meracuninya, maka pertama
katakana :
bapak/ibu mengerti Dian merasa demikian, tapi sulit bagi bapak/ibu untuk
mempercayainya karena setahu kami tidak ada orangtua yang tega meracuni
anaknya sendiri.
:kedua : bapak/ibu harus sering memuji Dian jika ia melakukan hal-hal yang
baik.
Ketiga : hal-hal ini sebaiknya dilakukan oleh seluruh keluarga yang
berinteraksi dengan Dian.

25

bapak/ibu dapat bercakap-cakap dengan Dian tentang apa yang diinginkan


Dian, misalnya : bapak/ibu percaya Dian punya kemampuan dan keinginan.
Coba ceritakan pada bapak/ibu. Dian kan punya kemampuan ..
(sebutkan kemampuan yang pernah dimiliki oleh anak).
Keempat : dian perlu obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga
tenang.
Obatnya ada 3 macam, yang warna oranye namanya CPZ gunanya agar
tenang, yang putih ini namanya THP gunanya supaya relaks, dan yang merah
jambu ini namanya HLP gunanya agar pikiran tenang. Semuanya ini mulai
diminum sekitar hari keempat dirawat,saat ini Dian masih mendapat
obatyangdisuntikan. Semua obat harus diminum secara teratur 3 kali sehari
jam 7 pagi, jam 1 siang, jam 7 malam, jangn dihentikan sebelum berkonsultasi
dengan dokter karena dapat menyebabkan Dian kambuh kembali.
Nanti jika Dian sudah mempunyai jadwal minum obat, jika dia minta obat
sesuai jamnya, segera beri pujian.
Fase Terminasi
Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah bercakap-cakap tentang cara
merawat Dian dirumah?
Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah saya jelaskan tadi
setiap kali berkunjung ke rumah sakit.
baiklah, kapan bapak dan ibu bias dating lagi? Bagaimana kalau besok salah
satu dari bapak dan ibu dating lagi dan kita akan mencoba melakukan
langsung cara merawat Dian sesuai dengan pembicaraan kita tadi?
jam berapa bapak.ibu bias ke mari? baik, saya tunggu, kita ketemu lagi
ditempat ini ya pak, bu. AssalamualaikumWr Wb.
Tindkan keperawatan untuk keluarga (25-27 jam/intensif 2)
Tujuan tondakan untuk keluarga meliputi :
Keluarga mampu memfasilitasi pasien untuk memenuhi kebutuhan yang selama
ini dipenuhi oleh wahamnya
Tindakan keperawatan :

26

Latih keluarga cara merawat pasien

SP 2 Keluarga (intensif 2): melatih keluarga cara merawat pasien


Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini
Fase Orientasi
Asaalamualaikun pa, bu. Sesuai janji kita kemarin kita sekarang ketemu lagi
bagaimana pak, bu, ada pertanyaan tentang cara merawat yang kita
bicarakan kemarin?
Sekarang kita akan latihan cara-cara merawat tersebut ya pa, bu.
Kita akan coba disini dulu, setelah itu baru kita langsung ke Dian ya?
Berapa lama bapak dan ibu punya waktu?
Fase Kerja
Sekarang saya anggap saya Dian yang mengatakan saya akan diracuni oleh
bapak dan ibu, coba bapak dan ibu praktikkan cara memberikan pujian kepada
kemampuan yang dimiliki Dian. Bagus.
Sekarang coba cara memotivasi Dian minum obat dan melakukan kegiatan
positifnya sesuai jadwal.
bagus sekali, ternyata bapak dan ibu sudah mengerti cara merawat Dian
bagaimana kalau sekarang kita mencobanya langsung kepada Dian?
(Ulangi lagi semua cara diatas langsung kepada pasien, tapi sesuaikan dengan
kondisi yang dibutuhkan oleh pasien).
Fase Terminasi
Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita berl;atih tentang cara
merawat Dian?
Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah dilatih tadi setiap
kali bapak dan ibu berkunjung kerumah sakit.
kapan bapak dan ibi bias dating lagi? Baiklah, dua hari lagi bapak atau ibu
dating ke sini dan kita akan mencoba lagi cara mereat Dian sampai bapak dan
ibu lancer melakukannya.

27

Jam berapa bapak/ibu bisa kemari? Baik, saya tunggu, kita ketemu lagi
ditempat ini ya pak, bu. Assalamualaikum Wr Wb.

Tindakan keperawatan untuk keluarga (72 jam-10 hari/intensif 3)


Tujuan tindakan untuk keluarga meliputi :
Keluarga mampu mempertahankan program pengobatan pasien secara optimal
Tindakan keperawatan :
Susun rencana pulang pasien bersama keluarga

SP 3 keluarga (Intensif 3): membuat perencanaan pulang bersama keluarga


Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini
Fase Orientasi
Assalamualaikum pak, bu, karena Dian sudah bias pulang, maka kita
bicarakan jadwal Dian selama dirumah.
Bagaimana pak, bu, selama bapak dan ibu besuk apakah sudah terus dilatih
cara merawat Dian?
Nah, sekarang bagaimana kalau kita bicarakan jadwal Dian dirumah? Mari
bapak dan ibu duduk disini.
Berapa lama bapak dan ibu punya waktu? Baik, 30 menit saja, sebelum
bapak dan ibu menyelesaikan administrasi didepan.
Fase Kerja
Pak, bu, selama di rumah sakit Dian sudah punya jadwal kegiatan dan dia
sudah dapat melakukannya dengan teratur, walaupun kadang-kadang masih
ada beberapa kegiatan yangvharus diingatkan, terutama kegiatan ngobrol
dengan oranglain. Jangan lupa bapak dan ibu nanti membantu Dian untuk
mengisi tanda M (Mandiri), B (Bantuan), dan T (Tidak melakukan) pada
jadwal kegiatannya. Beri pujian terhadap semua kegiatan positif yang
dilakukan oleh Dian. Hindarkan sikap yang menyalahkan atau memojokan
28

Dian. Kemudian hal lain yang penting adalah kepatuhan minum obat. Obat
yang diminum harus teratur dan jangan sampai terputus karena akan
mengakibatkan Dian kambuh, dan untuk itu Dian harus rajin control, agar
dokter dan perawat dapat memantau berapa dosis obatyang dibutuhkan sesuai
dengan kondisi Dian. Jika bapak dan ibu melihat kondisi Dian tidak bias
dikontrol lagi, misalnya tidak bias tidur, bicara kacau, sering mengatakn
bahwa ia mau diracun atau disakkiti oleh oranglain, merasa sangat cemas atau
takut pada oranglain maka hubungi petiugas kesehatan. Setelah pulang nanti
perawat yang akan memantau kondisi Dian selama dirumah sakit adalah
perawat Indah dari Puskesmas X, nomor telepon Puskesmas .. Baik
pak, bu, ada hal yang ingin disampaikan atau ditanyakan?
Fase Terminasi
Bagaimana perasaan bapak dan ibu sekarang?
Bisa bapak/ibu ulang kembali apa saja yang harus dilakukan dirumah
nanti?
Ya, baik. Nah, setelah ini bapak dan ibu bias melakukan apa yang selama ini
sudah kita latih. Perhatikan dan catat perkembangan Dian.
Kontrol dilakukan minggu depan, seminggu setelah pulang dari rumah sakit.
Kontrolnya langsung ke Puskesmas, pelayanan dibuka dari jam 08.00 sampai
12.00
Sekarang bapak/ibu bias ke depan untuk menyelesaikan administrasi.
Selamat pahi. Assalamualaikum Wr Wr.

29

30

PENILAIAN KEMAMPUAN PASIEN DAN KELUARGA


DENGAN MASALAH WAHAM

Nama Pasien

Unit/RS

Nama Perawat

Petunjuk pengisian

1. Berilah tanda () jika pasien dan keluarga mampu melakukan kemampuan


dibawah ini
2. Tuliskan tanggal setiap dilakukan supervisi
No

Kemampuan

A
1

Pasien
Mengenal kebutuhan yang

tidak terpenuhi
Dapat berorientasi pada

realita
Pembicaraan koheren dan

logis
Dpat berinteraksi dengan

orang lain
Membuat jadwal kegiatan

harian
Melakukan kegiatan

S1
Tgl

S2
Tgl

S3
Tgl

S4
Tgl

S5
Tgl

S6
Tgl

S7
Tgl

harian sesuai jadwal

31

No

Kemampuan

B
1

Keluarga
Menyebutlkan pengertian

waham
Menyebutkan jenis

S1
Tgl

S2
Tgl

S3
Tgl

S4
Tgl

S5
Tgl

S6
Tgl

S7
Tgl

waham yang dialami oleh


3

pasien
Menyebutkan tanda dan

gejala waham pasien


Menyebutkan proses
terjadinya waham pada

pasien
Menyebutkan sumbersumber pelayanan

kesehatan yang tersedia


Terlibat dalam
penyusunan jadwal

kegiatan pasien
Membantu pasien
melaksanakan melakukan

kegiatan sehari-hari
Membantu pasien

berorientasi pada realita


Memantau aktivitas
sehari-hari pasien sesuai

10

jadwal
Memantau dan memenuhi
obat untuk pasien

BAB III
PENUTUP

32

A. Kesimpulan
Waham adalah suatu keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian
realitas yang salah, keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkat intelektual
dan latar belakang budaya, ketidakmampuan merespons stimulus internal dan
eksternal melalui proses interaksi/informasi secara akurat.
Tanda dan gejala waham diantaranya : menolak makan, tidak ada
perhatian pada perawatan diri, ekspresi wajah sedih/gembira/ketakutan,
gerakan tidak terkontrol, mudah tersinggung, isi pembicaraan tidak sesuai
dengan kenyataan, tidak bisa membedakan antara kenyataan dan bukan
kenyataan, menghindar dari orang lain, mendominasi pembicaraan, berbicara
kasar, dan menjalankan kegiatan keagamaan secara berlebihan.
Jenis-jenis waham : waham kebesaran, waham curiga, waham agama,
waham somatik, dan waham nihilistik.

33

También podría gustarte