Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Delusi ( waham ) merupakan salah satu respon maladaptive pada rentang
respon neurobiology. Saat individu berada pada rentang respon adaptif, maka
individu tersebut dapat berpikir secara logis. Namun jika individu berada pada
rentang respon maladaptive maka terjadi distorsi pikiran dan gangguan pikiran.
Delusi adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat atau
terus menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan. Pasien dengan gangguyan
piker (thought content ). Individu mengalami ketidakmampuan dalam
memproses data siotak secara akurat sehingga mengakibatkan timbulnya
waham curiga, kesadaran, agama, nihilistic, dan somatic. Kondisi delusi dapat
menyebabkan
kehidupan sehari hari. Bahkan jika orang lain memberikan argumentasi dan
tidak menerima waham pasien, maka pasien mungkin tidak akan senang dan
akhirnya marah. Keadaan seperti ini memungkinkan seluruh perilaku akan
dikendalikan oleh isi pikirannya yang tidak tepat. Pasien benar benar
kehilangan kemampuan melakukan penilaian realitas terhadap lingkungan
Melihat akibat yang dapat ditimbulkan oleh pasien dengan delusi atau
waham, maka perawat perlu memahami tekhnik penahanan yang tepat, aman,
dan nyaman untuk pasien. Modul ini secara khusus akan membahas tentang
waham curiga karena pasien yang mengalami waham curiga secara umum
mengungkapkan kecurigaan secara ekstrem , sulit untuk percaya kepada orang
lain, dan beresiko melukai orang lain. Modul berisi panduan penanganan
pasien dengan delusi atau waham yang terdiri dari pengertian, penyebab, tanda
dan gejala serta tindakan keperawatannya, disertai latihan- latihan
untuk
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diperoleh rumusan masalah
sebagai berikut :
Apa yang dimaksud dengan waham?
Bagaimana tanda dan gejala waham?
Apa saja jenis-jenis waham?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa
Agar lebih memahami tentang waham
Untuk mengetahui tanda dan gejala waham
Untuk mengetahui jenis-jenis waham
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Waham
Waham adalah suatu keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian
realitas yang salah, keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkat intelektual
dan latar belakang budaya, ketidakmampuan merespons stimulus internal dan
eksternal melalui proses interaksi/informasi secara akurat (Keliat, 1999).
Seseorang yang mengalami waham berpikir bahwa ia memiliki banyak
kekuatan dan bakat serta tidak merasa terganggu jiwanya atau ia merasa sangat
kuat dan sangat terkenal. Hal ini sesuai dengan penjelasan Varcarolis dalam
Fundamental of Psychiatric Mental Health Nursing (2006: 397): Grandeur:
Thinks he or she has powers and talents that are not possessed or is someone
powerful or famous.
Waham adalah keyakinan yang salah yang secara kokoh dipertahankan
walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita
normal (Stuart dan Sudden, 1998).
Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan
tetapi dipertahankan dan tidak dapat dirubah secara logis oleh orang lain,
keyakinan ini berasal dari pemikiran klien dimana sudah kehilangan kontrol
(Dep Kes RI, 1994).
B. Faktor yang Mempengaruhi Waham
1. Faktor Predisposisi
a. Faktor Perkembangan
Hambatan perkembangan akan menganggu hubungan interpersonal
seseorang. Hal ini dapat meningkatkan stress dan ansietas yang berakhir
dengan gangguan persepsi, klien menekan perasaannya sehingga
pematangan fungsi intelektual dan emosi tidak efektif.
b. Faktor Sosial Budaya
Sesorang yang merasa diasingkan dan kesepian dapat menyebabkan
timbulnya waham.
c. Faktor Psikologis
Hubungan yang tidak harmonis, peran ganda/bertentangan, dapat
menimbulkan ansietas dan berakhir dengan pengingkaran terhadap
kenyataan.
d. Faktor Biologis
teratur
Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Tindakan keperawatan untuk klien.
membicarakannya
Berikan pujian bila penampilan dan orientasi klien sesuai dengan realitas
Diskusikan dengan klien kemampuan realistis yang dimilikinya pada saat
dimilikinya
Dsikusikan kebutuhan psikologis/emosional yang tidak terpenuhi
emosional klien
Berbicara dalam konteks realitas
Bila klien mampu memperlihatkan kemampuan positifnya
Berikan pujian yang sesuai
Jelaskan pada klien tentang program pengobatannya (manfaat, dosis obat,
jenis, dan efek samping obat yang diminum serta cara meminum obat
yang benar)
Diskusikan akibat yang terjadi bila klien berhenti minum obat tanpa
konsultasi
2. Renacna tindakan keperawatan untuk keluarga.
Strategi pelaksanaan 1 (SP 1) untuk keluarga.
Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawata klien
Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala waham yang dialami klien
obat
Menjelaskan follow up klien setelah pulang
Tindakan keperawatan untuk keluarga klien.
MODUL IVC
ASUHAN KEPERAWATAN INTENSIF
PADA PASIEN DELUSI (WAHAM CURIGA )
terus menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan. Pasien dengan gangguyan
piker (thought content ). Individu mengalami ketidakmampuan dalam memproses
data siotak secara akurat sehingga mengakibatkan timbulnya waham curiga,
kesadaran, agama, nihilistic, dan somatic. Kondisi delusi dapat menyebabkan
individu mengalami gangguan dalam menjalankan aktivitas kehidupan sehari
hari. Bahkan jika orang lain memberikan argumentasi dan tidak menerima waham
pasien, maka pasien mungkin tidak akan senang dan akhirnya marah. Keadaan
seperti ini memungkinkan seluruh perilaku akan dikendalikan oleh isi pikirannya
yang tidak tepat. Pasien benar benar kehilangan kemampuan melakukan
penilaian realitas terhadap lingkungan
Melihat akibat yang dapat ditimbulkan oleh pasien dengan delusi atau
waham, maka perawat perlu memahami tekhnik penahanan yang tepat, aman, dan
nyaman untuk pasien. Modul ini secara khusus akan membahas tentang waham
curiga
karena
pasien
yang
mengalami
waham
curiga
secara
umum
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini saudara diharapkan mampu :
1. Melakukan pengkajian pasien gangguan waham curiga
2. Menetapkan diagnose keperawatan
3. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien waham curiga
4. Melakukan tindakan keperawatan pada keluarga pasien waham curiga
5. Mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga dalam menangani masalah
6. Melakukan rujukan
7. Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan waham curiga.
B. Pengkajian Pasien Waham Curiga di UPIP
1. Pengertian
Delusi atau waham curiga adalah keyakinan bahwa ada seseorang atau
kekuasaan khusus, diucapkan oleh pasien berulang kali tetapi tidak sesuai
dengan kenyataan. Contohnya : saya tahu.. seluruh keluarga saya ingin
10
menghancurkan hidup saya karena mereka iri dengan kesuksesan saya atau
saya tidak mau makan karena makanan itu pasti sudah diracun oleh mertua
saya.
Berikut ini beberapa contoh pertanyaan yang dapat saudara gunakan
sebagai panduan untuk mengkaji pasien dengan waham curiga
a. Apakah pasien memiliki pikiran atau isi pikiran yang berulang- ulang
diungkapkan dan menetap ?
b. Apakah pasien takut terhadap orang objek atau situasi tertentu?
c. Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda-benda disekitarnya aneh,
tidak nyata, atau dapat melukai atau menyakiti pasien ?
d. Apakah pasien pernah merasa diawasi atau dibicarakan oleh orang lain ?
e. Apakah pasien pernah merasa orang lain akan menyakitinya ?
Selama pengkajian saudara harus mendengarkan dan memperhatikan
semua informasi yang diberikan oleh pasien tentang wahamnya .
Untuk mempertahankan hubungan saling percaya yang telah terbina
jangan menyangkal, menolak, atau menerima keyakinan pasien.
2. Rentang Respon
0-10
11-20
20-30
11
Penilaian
Isi Pikir
*selalu berpikir
*masih memiliki
* pikiran tidak
logis muncul
sesekali
* orientasi
jeda ), dan
sudah mengontrol
realita baik
berespon marah
lain yang
tidak ada
mengingatkan
* orientasi realita
yang disebabkan
orang lain
karena curiga
* orientasi
terhadap realita
( waktu, tempa,
orang ) sangat
buruk dan
menolak
dilakukan
orientasi oleh
Proses
orang lain
*flight of idea
Proses piker
Pikir
(topic
baik
pembicaraan
idea, persevarasi ,
melompat
tangensial,
lompat)
sirkumtansial,
*perservasi
kehilangan asosiasi ),
( pembicaraan
berulang ulang )
difokuskan
*tangensial
*sirkumtaansial
*kehilangan
12
Perilaku
asosiasi
*Melakukan
Tidak melakukan
Tidak
kekerasan
kekerasan, tidak
melakukan
(violence) pada
impulsive, kadang-
kekerasan,
tidak
lain
mau berinteraksi
impulsive,
*impulsive
dengan beberapa
tidak agitasi,
( spontan )
orang ( termasuk
sudah mau
*agitasi
petugas kesehatan )
berinteraksi
* menolak
dengan banyak
berinteraksi
orang
mengurung diri
*Mudah
Masih mudah
tersinggung
tersinggung, tapi
( labil)
*marah
marah
Emosi stabil
mengungkapkan /
menunjukan
kesedihan karena
tidak ada orang yang
dipercaya
Hasil dari pengkajian akan menentukan tindakan keperawatan yang akan
diberikan terhadap pasien. Bentuk tindakan keperawatan berdasarkan tiga
kategori , yaitu :
RUFA 01-10 masuk dengan kategori intensif 1
RUFA 11-20 masuk dengan kategori intensif 2
RUFA 21-30 masuk dengan kategori intensif 3
2. Asuhan Keperawatan
13
a. Diagnose keperawatan
Gangguan proses pikir : waham curiga
b. Tindakan keperawatan untuk pasien ( 24 jam pertama/ intensif 1)
Tujuan tindakan untuk pasien meliputi :
1) pasien merasa aman
2) pasien dapat berorientasi pada realita
Tindakan keperawatan :
a) Membina hubungan saling percaya
Tidak terargumentasiu dan menantang delusi
Yakinkan pasien dalam keadaan aman dan tidak akan melukai
Jangan tingggalkan pasien sendiri
Terbuka dan jujur kepada pasien
Bantu pasien mengungkapkan perasaan cemas, takut, dan tidak
aman, cegah pasien melukai dirinya atau orang lain
tenang
b) Komunikasi terapeutik
Perawat sabar, empati, gunakan kemampuan mendengar aktif
Melakukan kontak mata
Memanggil pasien dengan namanya
c) Siapkan lingkungan yang aman
Lingkungan tenang
Tidak ada barang barang yang berbahaya atau singkirkan semua
benda yang membahayakan
d) Identifikasi isi dan tipe delusi
Klarifikasi setiap kebingungan pasien dengan menanyakan apa
14
15
16
17
pasien katakana
Identifikasi munculnya topic sentral topic/ide pembicaraan yang sering
diungkapkan pasien
d) kaji intensitas , frekuensi, dan durasi delusi
Jika pasien selalu memeperkenalkan dirinya sesuaio dengan delusinya,
dengarkan pasien dan beri arahan untuk melakukan tugas sesuai dengan
kemampuannya
Jika pasien tidak dapat menghentikan delusinya, minta pasien
menyebutkan kembali apa kegiatan yang sudah dilakukan dan membuat
18
19
saya mengerti mbak merasa makanan tersebut diracun oleh orang tua mbak
tapi sulit bagi saya untuk mempercayainya karena setau saya mana ada
orangtuayang tega membunuh anaknya sendiri. Bisa kita lanjutkan
pembicaraan yang tadi terputus mbak?
tampaknya mbak gelisah sekali, bias mbak ceritakan apa yang mbak
rasakan?
O jadi mbak merasa takut disalahkan oleh orangtua dan tidak punya hak
untuk mengeluarkan pendapat, selalu merasa dipojokkan?
siapa menurut mbak yang sering menyalahkan dan memojokkan?
jadi bapak dan ibu yang sering memperlakukkan mbak seperti itu ya mbak?
kalau mbak sendiri inginnya seperti apa?
O bagus mbak sudah punya rencana untuk diri mbak sendiri.
Fase terminasi
bagaimana perasaan mbka setelah ngobrol dengan saya?
apa saja tadi yangtelah kita bicarakan?Bagusdan nanti 1 jam lagi saya akan
melihatkeadaan mbak dan bagaimana kalau kita bicarakana tentang rencana
mbak? Assalamualaikum
Evaluasi
Evaluasi keadaan pasien, jika ada perkembangan lanjut intensif 3
Dokumentasi
Dokumentasikan semua tindakan yang sudah dilakukan termasuk respon pasien
20
Tindakan keperawatan:
a. Komunikasi terapeutik
Perawat sabar, empati, gunakan kemampuan mendengar aktif
Melakukan kontak mata
Memanggil pasien dengan namanya
b. Identifikasi isi dan tipe delusi
Klarifikasi setiap kebingungan pasien dengan menanyakan apayang
pasien katakana
Identifikasi munculnya
topic
sentral
topic
atau
ide
dengan kemampuannya
Jika pasien tidak dapat menghentikan delusinya, minta pasien
menyebutkan kembali apa kegiatan yang sudah dilakukan dan
dengan
21
(oral)
Pantau keefektipan obat-obatan dan efek sampingnya
k. Observasi
Kaji lakukan observasi setiap 2 jam, kaji ulang GAF
Observasi tanda-tanda vital
Observasi perilaku pasien yang berkaitan dengan waham
tentang
rencana
tersebut?
berapa
lama
kita
bincang-
22
Fase terminasi
bagaimana perasaan mbak setelah kita ngobrol?, baiklah mbak, mulai
kapan kita akan latihan tenis meja?baik, satu jam lagi saya akan dating untuk
menemani mbak bermain tenis meja, jam 10.00 ya mbak. Assalamualaikum
Wr.Wb
SP 5 Pasien (intensif 3): mengajarkan dan melatih cara minum obat yang
benar
Peragakan kepada pasangan anda komuikasi di bawah ini
Fase Kerja
Assalamualaikum mbak.
Bagaimana mbak sudah dicoba maen tenis mejanya? Bagus sekali
Baiklah mbak, sesuai dengan janji kita tadi, sekarang kita akan berbincangbincang tenang obat yang mbak minum. berapa lama kita bincang-bincang
dan latihan?
bagaimana kalau 20 menit. dimana tempatnya mbak? Bagaimana kalau di
ruang makan?
Fase Orientasi
mbak, berapa macam obat yang diminum? Jam berapa saja obat diminum?
Mbak perlu minum obat ini agar pikiranya jadi tenang, tidurnya juga
tenang.
Obatnya ada 3 macam mbak, yang warna orange namanya CPZ, gunanya
agar tenang, yang putih ini namanya THP gunanya agar rileks, dan yang
emrah jambu namanya HLP gunanya agar pikira lebih teratur. Semuanya ini
diminum 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam.
Bila nanti setelah minum obat mulut mbak terasa kering, untuk membatu
mengatasinya mbak bias banyak minum dan mengisap-isap es batu.
sebelum minum obat ini mbak mengecek dulu label di kotak obat apakah
benar nama mbak tertulis di sit. Berapa dosis atau butir yang harus diminum.
Jam berapa saja harus diminum. Baca juga apakah nama obatnya sudah
23
benar.
Obat-obat ini harus diminum secara teratur dan kemungkinan besar harus
diminum dalam waktu yang lam. Agar tidak kambuh lagi sebaiknya mbak tidak
menghentikan sendiri obat yang harus diminum sebelum berkonsultasi dengan
dokter.
Fase Terminasi
bagaimana perasaan mbak setelah kita bercakap-cakap tentang obat yang
mbak minum? Apa saja nama obatnya? Jam berapa minum obat?
mari kita masukkan pada jadwal kegiatan mbak,. Jangan lupa minum obatnya
dan nanti saat makan minta sendiri obatnya pada perawat.
jadwal yang telah kita buat kemarin dilanjutkan ya mbak?
Besok kita ketemu lagi untuk melihat jadwal kegiatan yang telah dilaksanakan.
Bagaimana kalu seperti biasa, jam 10.00 dan tempat yang sama? Sampai
besok.
Assalamualaikum Wr Wb
c. Tindakan keperaawatan untuk keluarga (24 jam pertama/intensif 1)
Tujuan tindakan untuk keluarga melipiuti :
1. Keluarga mampu mengidentifikasi waham pasien
2. Keluarga mampu mengidentifikasi masalah yang dihadapi dalam merawat
pasien
3. Keluarga mampu memahami penyakit yang dialami oleh pasien
Tindakan keperawatan
1. Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga saat merawat pasien dirumah
2. Diskusikan dengan keluarga tentang waham yang dialami pasien
3. Diskusikan dengan keluarga tentang :
Cara merawat pasien waham dirumah
Follow up dan keteraturan pengobatan
Lingkungan yang tepat untuk pasien
4. Diskusikan dengan keluarga tentang obat pasien (nama obat, dosis,
frekuensi, efek samping, akibat penghentian obat)
5. Diskusikan dengan keluarga tentang kondisi pasien yang memerlukan
konsultasi segera
24
25
26
27
Jam berapa bapak/ibu bisa kemari? Baik, saya tunggu, kita ketemu lagi
ditempat ini ya pak, bu. Assalamualaikum Wr Wb.
Dian. Kemudian hal lain yang penting adalah kepatuhan minum obat. Obat
yang diminum harus teratur dan jangan sampai terputus karena akan
mengakibatkan Dian kambuh, dan untuk itu Dian harus rajin control, agar
dokter dan perawat dapat memantau berapa dosis obatyang dibutuhkan sesuai
dengan kondisi Dian. Jika bapak dan ibu melihat kondisi Dian tidak bias
dikontrol lagi, misalnya tidak bias tidur, bicara kacau, sering mengatakn
bahwa ia mau diracun atau disakkiti oleh oranglain, merasa sangat cemas atau
takut pada oranglain maka hubungi petiugas kesehatan. Setelah pulang nanti
perawat yang akan memantau kondisi Dian selama dirumah sakit adalah
perawat Indah dari Puskesmas X, nomor telepon Puskesmas .. Baik
pak, bu, ada hal yang ingin disampaikan atau ditanyakan?
Fase Terminasi
Bagaimana perasaan bapak dan ibu sekarang?
Bisa bapak/ibu ulang kembali apa saja yang harus dilakukan dirumah
nanti?
Ya, baik. Nah, setelah ini bapak dan ibu bias melakukan apa yang selama ini
sudah kita latih. Perhatikan dan catat perkembangan Dian.
Kontrol dilakukan minggu depan, seminggu setelah pulang dari rumah sakit.
Kontrolnya langsung ke Puskesmas, pelayanan dibuka dari jam 08.00 sampai
12.00
Sekarang bapak/ibu bias ke depan untuk menyelesaikan administrasi.
Selamat pahi. Assalamualaikum Wr Wr.
29
30
Nama Pasien
Unit/RS
Nama Perawat
Petunjuk pengisian
Kemampuan
A
1
Pasien
Mengenal kebutuhan yang
tidak terpenuhi
Dapat berorientasi pada
realita
Pembicaraan koheren dan
logis
Dpat berinteraksi dengan
orang lain
Membuat jadwal kegiatan
harian
Melakukan kegiatan
S1
Tgl
S2
Tgl
S3
Tgl
S4
Tgl
S5
Tgl
S6
Tgl
S7
Tgl
31
No
Kemampuan
B
1
Keluarga
Menyebutlkan pengertian
waham
Menyebutkan jenis
S1
Tgl
S2
Tgl
S3
Tgl
S4
Tgl
S5
Tgl
S6
Tgl
S7
Tgl
pasien
Menyebutkan tanda dan
pasien
Menyebutkan sumbersumber pelayanan
kegiatan pasien
Membantu pasien
melaksanakan melakukan
kegiatan sehari-hari
Membantu pasien
10
jadwal
Memantau dan memenuhi
obat untuk pasien
BAB III
PENUTUP
32
A. Kesimpulan
Waham adalah suatu keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian
realitas yang salah, keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkat intelektual
dan latar belakang budaya, ketidakmampuan merespons stimulus internal dan
eksternal melalui proses interaksi/informasi secara akurat.
Tanda dan gejala waham diantaranya : menolak makan, tidak ada
perhatian pada perawatan diri, ekspresi wajah sedih/gembira/ketakutan,
gerakan tidak terkontrol, mudah tersinggung, isi pembicaraan tidak sesuai
dengan kenyataan, tidak bisa membedakan antara kenyataan dan bukan
kenyataan, menghindar dari orang lain, mendominasi pembicaraan, berbicara
kasar, dan menjalankan kegiatan keagamaan secara berlebihan.
Jenis-jenis waham : waham kebesaran, waham curiga, waham agama,
waham somatik, dan waham nihilistik.
33