Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
L (30th) DENGAN
MASALAH KERUSAKAN MOBILITAS FISIK
Disusun oleh :
PRODI S1 KEPERAWATAN
AKPER BINA SEHAT PPNI KABUPATEN MOJOKERTO
TAHUN AJARAN 2015/2016
BAB I
TINJAUAN TEORI
1. DEFINISI
Gangguan mobilitas fisik adalah keterbatasan pada pergerakan fisik tubuh atau satu
atau lebih ekstremitas secara mandiri dan terarah (Nandanicnoc,2013).
Mobilisasi atau bergerak adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas
dengan menggunakan koordinasi sistem saraf dan muskuloskeletal. Kemampuan
bergerak secar bebas di dalam lingkungan merupakan dasar kehidupan normal.
Kemandirian biasanya didefinisikan sebagai seseorang mampu menunjukkan aktifitas
terkait perannya. (Doenges, Marilynn E. (2000))
Gangguan mobilitas fisik adalah suatu keadaan ketika individu mengalami atau
beresiko mengalami keterbatasan gerak fisik. (Potter, Patricia A,2005)
2. PENYEBAB/ETIOLOGI
Penyebab utama imobilisasi adalah adanya rasa nyeri,lemah,kekakuan,otot,ketidak
seimbanga, dan masalah psikologis. Osteortritis merupakan penyebab utama kekauan
pada usia lanjud. Gangguan fungsi kognitif berat seperti pada demensia dengangguan
fungsi mental seperti pada depresi juga menyebabkan imobilsasi.Kekhawatiran keluarga
yang berlebihan dapat menyebabkan orang usia lanjut terus menerus berbaring di tempat
tidur baik di rumah maupun dirumah sakit (Setiatidan Roosheroe,2007)
3. BATASAN KARAKTERISTIK
1. Penurunan waktu reaksi
2. Kesulitan membolak-balik posisi
3. Melakukan aktivitas lain sebagai pengganti pergerakan (mis.,meningkatkan
perhatian pada aktivitas orang lain,mengendalikan perilaku,focus pada
4.
5.
6.
7.
8.
9.
5.
6.
7.
8.
Gangguan koknitif
Konstraktur
Kepercayaan budaya tentang aktivitas sesuai usia
Fisik tidak bugar
(Nanda nic-noc 2013)
Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Mobilitas Fisik
Gaya hidup dan kebiasaan
Keutuhan sistem muskuloskeletal
Kontrol sistem saraf
Sirkulasi dan oksigenasi
Energi
Kerusakan mobilitas fisik adalah keterbatasan dalam kebebasan pergerakkan fisik
tertentu pada bagian tubuh, satu atau lebih ekstremitas.( DiagnosaKeperawatanEdisi 9 )
Tingkat 0 : mandiri total
Tingkat 1 : memerlukan penggunaan peralatan atau alat bantu
Tingkat 2 : memerlukan bantuan dari orang lain untuk
pertolongan,pengawasan atau pengajaran
Tingkat 3 : memebutukan bantuan dari orang lain dan peralatan atau alat bantu
Tingkat 4 : ketergantungan,tidak berpartisipasi dalam aktifitas
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Rumah sakit : RS. A
Ruang
I.
: Jasmin
BIODATA
Nama
: Tn. L
Status perkawinan
:Belum kawin
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Pendidikan
:-
Pekerjaan
:Tukang jagal
Agama
: Islam
Alamat
: Mojowarno
Hubungan dg klien
:-
Dx masuk
II.
POLA KESEHATAN
FUNGSIONAL
MRS tanggal
:11-03-2016
sinistra
1. Pola persepsi kesehatan /penanganan
kesehatan
Tanggal pengkajian :11-03-2016
Oleh
:fraktur femur
:
Saat MRS : pasien mengatakan susah tidur sejak MRS tanggal 11-3-2016.
6. Pola perseptual
Sebelum MRS : pasien mengatakan bahwa harga diri, ideal diri, gambaran diri
dan citra tubuh pasien tidak pernah terganggu.
Saat MRS : pasien mengatakan tidak pernah malu dengan keadaannya. Pasien
akan berusaha untuk cepat sembuh.
7. Pola kognitif
Saat MRS : pasien mengatakan panca inderanya baik.Pendengaran baik
normal tidak memakai alat bantu. Masalah sensori perseptual, tidak ada.
Perubahan memori tidak ada. Persepsi nyeri dan penanganan nyeri, tidak ada.
8. Pola peran dan hubungan
Keefektifan peran
Sebagai ayah dalam keluarga dan pencari nafkah.
Hubungan dengan orang terdekat
Ayah dan anak
Efek perubahan peran terhadap lingkungan
aktivitas sebagai ayah dalam mencari nafkah tidak bisa dikerjakan
sementara waktu
9. Pola seksualitas dan reproduksi
10. Pola koping dan toleransi stres
Koping pasien baik karena mendapat dukungan dari keluarga yang sangat
III.
Atas
Bawah
tidak oedema
Hidung
Tidak terpasang oksigen, tidak ada gerakan cuping hidung
Mulut dan gigi
Bibir terlihat pucat, tidak ada stomatitis, gigi bersih
Leher
Kelenjar limfe tidak teraba, tidak ada otot bantu nafas, kelenjar
B. Analisa Data
N Symtom
o
1
DS:
Pasien mengeluh
nyeri,lemah dan tidak
dapat melakukan
Etiologi
Problem
Nyeri akut
aktivitas.
P:
Q:
R:
S:
T:
DO:
Pasien tampak menahan nyeri,
lemah, terpasang infuse RL 20
tpm.
TTV :
TD : 100/60 mmHg
Nadi : 64 x/m
Suhu : 33,2 0C
RR : 20 x/m
Bibir terlihat pucat
Diagnosa keperawatan
C. Intervensi keperawatan
DIAGNOSA KEPERAWATAN:Nyeri akut berhubungan dengan Pergeseran frakmen
tulang
TUJUAN
Tujuan:
Nyeri berkurang atau
RASIONAL
1. Tindakan penghilangan
penghilangan nyeri
nonfarmakologi
non farmakologi,
memungkinkan klien
Melaporkan
penurunan nyeri
Tinggikan bagian
progresif
penghilangan
nyeri setelah
berbaring pada
hilang
KriteriaHasil:
Klien akan
RENCANA
1. Lakukan tindakan
berubah-ubah antara
2. Klien kebanyakan
intervensi.
Klien tidak
gelisah.
mempunyai pengetahuan
yang mendalam tentang
nyerinya dan tindakan
penghilangan nyeri yang
efektif.
mengidentifikasi
tindakan penghilangan
nyeri yang efektif.
3. Kolaborasi dengan
memberikan penghilangan
pemberian analgesik.
D. Pelaksanaan
TGL
JA
DX
TINDAKAN
EVALUASI
NAMA
PERAWAT
1-1-
07.0
2015
Observasi TTV :
TD
: 100/60
mmHg
Nadi
I
09.0
: 64 x/m
Suhu : 33,2 0C
Tinggikan bagian kepala
RR
: 20 x/m
Nyeri berkurang
12.0
Pasien bisa
beristirahat
14.0
0
Pasien mengatakan
nyeri berkurang
setelah
mengkonsumsi
16.0
analgesic
Pasien masih merasa
bertambah.
fraktur
DAFTAR PUSTAKA
Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. 1995. Hipotermia dan Resusitasi Bayi. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.
Nurarif & Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdaakan Diagnosa Medis Dan
NANDA NIC NOC. Yogyakarta: Med Action Publising.
Carpenito, Lynda Juall. 1998. Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek klinik Edisi 6.
Jakarta: EGC.
Muttaqin, Arif. 2009.Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika.
Chandranita, Fajar, & Gde. 2009. Patologi Obstetri Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta:
EGC.
Doengoes, Moorhouse, & Geissler. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC.