Está en la página 1de 16

36

BAB V
HASIL PENELITIAN
5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
5.1.1. Keadaan Geografis
Gampong Teureubue merupakan salah satu Desa di Kecamatan
Mutiara Kabupaten Pidie, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
a. Sebelah utara berbatasan dengan Gampong Tiba Raya
b. Sebelah timur berbatasan dengan Gampong Pineung
c. Sebelah barat berbatasan dengan Gampong Mali Cot
d. Sebelah selatan berbatasan dengan Sawah
5.1.2. Data Demografis
Jumlah penduduk di Gampong Teureubue Kecamatan Mutiara
Kabupaten Pidie adalah 298 0rang yang terdiri dari 153 orang laki-laki
dan 145 orang perempuan, sementara jumlah KK di Gampong Teureubue
Kecamatan Mutiara adalah 84 Kepala Keluarga.
5.2. Hasil Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian Analitik dengan desain cross sectional
untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku keluarga
dalam pembuangan air limbah rumah tangga di Gampong Teureubue Kecamatan
Mutiara Kabupaten Pidie Tahun 2016 . Tehnik pengumpulan data dengan cara
mengajukan pertanyaan dengan menggunakan kuesioner yang berisi 31 buah
soal, yang dibagi untuk pertanyaan pendidikan 1 soal, pengetahuan 10 soal,
sikap 10 soal dan perilaku 10 soal, yang di bagi kepada 84 kepala keluarga.

37

Adapun aspek yang diteliti ditinjau dari pendidikan keluarga, pengetahuan


keluarga dan sikap keluarga, maka diperoleh hasil sebagai berikut :
5.2.1 Analisa Univariat
a. Perilaku Keluarga
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Perilaku Keluarga Responden Dalam Pembuangan Air
Limbah Di Gampong Teureubue Kecamatan Mutiara
Kabupaten Pidie Tahun 2016
No

Perilaku

1.
2.

Positif
Negatif
Jumlah
Sumber data primer (di olah 2016 )

Frekuensi (F)

Persentase (%)

49
35
84

58.3
41.7
100

Berdasarkan table 5.1 di atas dapat disimpulkan bahwa dari 84 KK di


jumpai lebih banyak keluarga yang berperilaku Positif yaitu 58.3% (49
keluarga).
b. Pendidikan Keluarga
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Pendidikan keluarga Responden Dalam Pembuangan
Air Limbah Di Gampong Teureubue Kecamatan Mutiara
Kabupaten Pidie Tahun 2016
No

Pendidikan

Frekuensi (F)

Persentase (%)

1.

Tinggi

54

64.3

2.

Rendah

30

35.7

84

100

Jumlah
Sumber data primer (di olah 2016 )

Berdasarkan table 5.2 dapat disimpulkan bahwa dari 84 KK di jumpai


lebih banyak keluarga yang berpendidikan tinggi yaitu 64.3 % (54 keluarga).
c. Pengetahuan Keluarga

38

Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Keluarga Responden Dalam
Pembuangan Air Limbah Di Gampong Teureubue
Kecamatan Mutiara Kabupaten Pidie
Tahun 2016
No
1.
2.

Pengetahuan
Tinggi
Rendah
Jumlah
Sumber data primer (di olah 2016 )

Frekuensi (F)
50
34
84

Persentase (%)
59.5
40.5
100

Berdasarkan table 5.3 di atas dapat di simpulkan bahwa dari 84 KK di


jumpai lebih banyak keluarga yang berpengetahuan tinggi yaitu 59.5 % (50
keluarga).
d. Sikap Keluarga
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Sikap Keluarga Responden Dalam Pembuangan Air
Limbah Di Gampong Teureubue Kecamatan Mutiara
Kabupaten Pidie Tahun 2016
No
1.
2.

Sikap
Positif
Negatif
Jumlah
Sumber data primer (di olah 2016 )

Frekuensi (F)
29
55
84

Persentase (%)
34.5
65.5
100

Berdasarkan tabel 5.4 di atas dapat disimpulkan bahwa dari 84 KK di


jumpai lebih banyak keluarga yang bersikap Negatif yaitu 65.5 % (55 keluarga).
5.2.2 Analisa Bivariat
Analisa bivariat untuk melihat kemaknaan hubungan antara variable
dependent dan independentdengan menggunakan statistic sederhana yaitu :
chi square (x2) pengambilan keputusan ada hubungan atau tidak pada
tingkat kepercayaan 95% (a=0.005).

39

a. Hubungan

pendidikan

dengan

perilaku

keluarga

dalam

pembuangan air limbah di Gampong Teureubue Kecamatan


Mutiara Kabupaten Pidie Tahun 2016.
Tabel 5.5
Distribusi Perilaku Responden Berdasarkan Hubungan Pendidikan
Keluarga Dalam Pembuangan Air Limbah Di Gampong Teureubue
Kecamatan Mutiara Kabupaten Pidie
Perilaku
No

Pendidika

Positif Negatif
F % F
%

Uji
Statistik

Jumlah
F

OR (95%)

n
Tinggi
29 53.7 25 46.3 54
Rendah
20 66.7 10 33.3 30
Jumlah
49 58.3 35 41.7 84
Sumber data primer (di olah 2016 )

100
100
100

0.356

0.580
(0.229-1.468)

1.
2.

Berdasarkan tabel 5.5 di atas hasil analisa hubungan pendidikan


keluarga dengan perilaku keluarga dapat dilihat bahwa persentase keluarga
yang perilaku positif lebih banyak di dapatkan pada pendidikan rendah yaitu
66.7 % (20 keluarga), dibandingkan dengan pendidikan tinggi 53.7 % (29
keluarga). Setelah dilakukan uji statistic dengan chi square didapatkan P value
= 0.356 (P<0.05). Dari hasil analisis diperoleh juga nilai OR sebesar 0.580.
Tabel 5.6
Distribusi Perilaku Responden Berdasarkan Hubungan Pengetahuan
Keluarga Dalam Pembuangan Air Limbah Di Gampong Teureubue
Kecamatan Mutiara Kabupaten Pidie Tahun 2016
Perilaku
No
1.
2.

Pengetahuan
Tinggi
Rendah
Jumlah

Positif
F %
20 58.8
29 58.0
49 58.3

Jumlah

Negatif
F
F %
14 41.2 34
21 42.0 50
35 41.7 84

Uji
Statistik

100
100
100

1.000

OR (95%)
1.034
(0.427-2.505)

40

Sumber data primer (di olah 2016


Berdasarkan tabel 5.6 di atas hasil analisa hubungan pengetahuan
keluarga dengan perilaku keluarga dapat dilihat bahwa persentase keluarga
yang perilaku positif lebih banyak didapatkan pada keluarga pengetahuan
tinggi yaitu 58.8 % (20 keluarga), dan pengetahuan rendah 58.0 % (29
keluarga). Setelah dilakukan uji statistik dengan chi square didapatkan P value
= 1.000 (P<0.05). Dari hasil analisis diperoleh juga nilai OR sebesar 1.034.

Tabel 5.7
Distribusi Perilaku Responden Berdasarkan Hubungan Sikap Keluarga
Dalam Pembuangan Air Limbah Di Gampong Teureubue Kecamatan
Mutiara Kabupaten Pidie Tahun 2016
Perilaku
No

Jumlah

Sikap

Positif
Negatif
F
F
%
F
%
1.
Positif
18 62.1 11 37.9 29
2.
Negatif
31 56.4 24 43.6 55
Jumlah
49 58.3 35 41,7 84
Sumber data primer (di olah 2016 )

Uji
Statistik

100
100
100

0.786

OR (95%)
1.267
(0.505-3.179)

41

Berdasarkan tabel 5.7 di atas hubungan sikap keluarga dengan


perilaku keluarga dapat dilihat bahwa persentase perilaku positif lebih banyak
didapatkan pada keluarga yang sikap positif yaitu 62.1 % (18 keluarga),
dibandingkan dengan sikap negatif 56.4% (31 keluarga). Setelah dilakukan uji
statistic dengan chi square didapatkan P value = 0.786 (P<0.05). Dari hasil
analisis diperoleh juga nilai OR sebesar 1.267.

BAB VI
PEMBAHASAN
6.1. Pembahasan
Pembahasan adalah kesenjangan yang muncul setelah peneliti melakukan
penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian tentang faktor- factor yang
berhubungan dengan perilaku keluarga dalam pembuangan air limbah rumah
tangga di Gampong Teureubue Kecamatan Mutiara Kabupaten Pidie.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik dengan pendekatan
cross sectional, dimana variabel terbagi atas dua yaitu variabel bebas

42

( independen) dan variabel bebas ( dependen) yang terjadi pada objek


penelitian diukur atau dikumpulkan secara stimultan atau dalam waktu yang
bersamaan. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah total populasi dengan jumlah sampel sebanyak 84 KK.
Sistematika pembahasan hasil penelitian menjadi pembahasan hasil
penelitian mulai dari variabel dependen selanjutnya variabel independen,
mencakup analisis univariat dan bivariat.
6.1.1 Hubungan antara pendidikan keluarga dengan perilaku keluarga
dalam pembuangan air limbah rumah tangga di Gampong
Teureubue Kecamatan Mutiara Kabupaten Pidie.
Hasil penelitian untuk variabel pendidikan dapat dilihat pada
tabel 5.2 didapatkan bahwa mayoritas pendidikan responden adalah
pendidikan tinggi adalah 64.3 (54 responden).
Seperti hasil penelitian yang digambarkan dalam tabel 5.5
tentang hubungan pendidikan dengan perilaku keluarga, perilaku positif
42

lebih banyak didapatkan pada pendidikan rendah yaitu 66.7 % (20


keluarga), dan pendidikan tinggi 53.7%. (29 keluarga).
Menurut hasil penelitian ini pendidikan rendah mampu
berperilaku positif, karena jenjang pendidikan tidak berpengaruh
terhadap pengetahuan, berbeda dengan tiori yang dikemukakan oleh
(Yuliana, dkk, 2009). Bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan
keluarga maka semakin sedikit yang perilaku negatif. Keluarga yang
berpendidikan tinggi lebih mampu berperilaku baik untuk terlaksananya

43

proses pembelajaran untuk terjadi perubahan perilaku yang di harapkan.


Melalui pendidikan, akan mengubah daya pikir sehingga memudahkan
dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang
berarti

didalam

pendidikan

itu

terjadi

proses

pertumbuhan,

perkembangan atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik


dan lebih matang dari individu, kelompok dan masyarakat. Konsep ini
berangkat dari suatu asumsi bahwa manusia sebagai makhluk sosial
dalam

kehidupannya

untuk

mencapai

nilai-nilai

hidup

dalam

masyarakat selalu memerlukan bantuan orang lain yang mempunyai


kelebihan (lebih dewasa, lebih pandai, lebih mampu, lebih tahu)
(Notoatmodjo, 2005).
Hasil uji statistik bivariat antara variabel pendidikan dengan
kejadian perilaku keluarga (tabel 5.5), menunjukkan tidak ada hubungan
yang bermakna antara variabel pendidikan keluarga dengan perilaku
keluarga dalam pembuangan air limbah (P value =0.356, OR=0.580).
Hasil penelitian ini menemukan tidak ada hubungan yang
bermakna antara pendidikan dengan perilaku pembuangan air limbah
keluarga. Hal ini berbeda dengan teori yang dikemukakan oleh
Notoatmodjo (2009), pendidikan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi pengetahuan adalah suatu proses yang unsurnya terdiri
dari masukan yaitu sasaran pendidikan yaitu suatu bentuk perilaku dan
kemampuan dari saran-saran pendidikan. Tujuan pendidikan untuk

44

mengubah prilaku masyarakat yang tidak sehat menjadi sehat. Tujuan


tersebut dapat dicapai dengan anggapan bahwa manusia selalu dapat
belajar atau berubah, karena manusia selama hidupnya selalu berubah
untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan. Apabila tingkat
pendidikan seseorang tinggi maka bisa memperbaiki pengetahuan, sikap
dan prilaku orang tersebut sehingga mempunyai kesadaran yang tinggi
terhadap kesehatan, baik kesehatan pribadi maupun kesehatan keluarga.
Tidak adanya hubungan pendidikan dengan perilaku keluarga
pada penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Utami (2010),
dimana di dapatkan tidak ada hubungan antara variabel pendidikan
dengan perilaku keluarga. Namun hasil penelitian tersebut berbeda
dengan penelitian Saragih dan Rumapea (2009).
Menurut asumsi peneliti, tingkat pendidikankan seseorang itu
tidak berpengaruh terhadap perilaku, karena perilaku seseorang dapat
dipengaruhi oleh faktor lingkungan, adat istiadat dan keyakinan.
6.1.2 Hubungan antara pengetahuan keluarga dengan perilaku keluarga
dalam pembuangan air limbah rumah tangga di Gampong
Teureubue Kecamatan Mutiara Kabupaten Pidie.
Hasil penelitian untuk variabel pengetahuan dapat dilihat pada
tabel 5.3, didapatkan bahwa mayoritas responden adalah pengetahuan
rendah adalah 59.5% (50 responden).
Seperti hasil penelitian yang digambarkan dalam tabel 5.6
tentang hubungan pengetahuan dengan perilaku keluarga, yaitu perilaku

45

positif lebih banyak didapatkan pada pengetahuan tinggi 58.8% (20


keluarga), dan pengetahuan rendah 58.0% (29 keluarga).
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi melalui
proses sensoris khususnya mata dan telinga terhadap objek tertentu.
Pengetahuan

merupakan

domain

yang

sangat

penting

untuk

terbentuknya perilaku terbuka (Notoatmodjo, 2007).


Berdasarkan tabel 5.6, hasil analisa hubungan pengetahuan
dengan perilaku keluarga diperoleh bahwa tidak didapatkan hubungan
yang signifikan antara variabel pengetahuan keluarga (independen)
dengan variabel perilaku keluarga (dependen) (P value = 1.000.
OR=1,034).
Hasil penelitian ini menemukan tidak ada hubungan antara
pengetahuan dengan perilaku keluarga dalam pembuangan air limbah..
Hal ini berbeda dengan teori yang dikemukakan oleh Notoadmodjo
(2003), Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Kemampuan kognitif
akan membentuk cara berpikir meliputi kemampuan untuk mengerti
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan selanjutnya
dapat menerapkan pengetahuannya dalam praktek kesehatan personal.
Pengetahuan juga merupakan sesuatu yang diketahui berkaitan
dengan proses pembelajaran. Proses belajar dipengaruhi berbagai faktor
dari dalam seperti motivasi dan faktor luar berupa sarana informasi
yang tersedia serta keadaan sosial budaya (Sholikhati, 2012).

46

Selain itu, Setiawati (2008) juga mengatakan bahwa pengetahuan


adalah hasil dari proses pembelajaran dengan melibatkan indra
penglihatan, pendengaran, penciuman dan pengecap. Pengetahuan akan
memberikan penguatan terhadap individu dalam setiap mengambil
keputusan dan dalam berperilaku.
Tidak adanya hubungan pengetahuan dengan perilaku keluarga
pada penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Nasyidah (2011),
dimana di dapatkan tidak ada hubungan antara variabel pengetahuan
dengan perilaku keluarga. Namun hasil penelitian tersebut berbeda
dengan penelitian Mawarni (2016 ), dimana di dapatkan adanya
hubungan pengetahuan dengan perilaku keluarga.
Menurut asumsi peneliti, tingkat pengetahuan seseorang itu
tidak berpengaruh terhadap perilaku, karena perilaku seseorang dapat
dipengaruhi oleh faktor lingkungan, adat istiadat, keyakinan, kemauan
dan keinginan untuk bisa terbentuknya tindakan seseorang.
6.1.3 Hubungan antara sikap keluarga dengan perilaku keluarga dalam
pembuangan air limbah rumah tangga di Gampong Teureubue
Kecamatan Mutiara Kabupaten Pidie.
Hasil penelitian untuk variable sikap, dapat dilihat pada tabel
5.4 didapatkan bahwa mayoritas sikap responden adalah negatif yaitu
65.5% (55 responden).
Seperti hasil penelitian yang digambarkan dalam tabel 5.7
tentang hubungan sikap dengan perilaku keluarga, yaitu perilaku positif

47

lebih banyak didapatkan pada sikap positif 62.1 % (18 keluarga), dan
sikap negatif 56.4% (31 keluarga).
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulasi atau objek. Sikap belum merupakan
suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi
tindakan suatu prilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup,
bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku terbuka. Sikap
merupakan kesiapan untuk berinteraksi terhadap objek dilingkungan
tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek (Notoatmodjo,
2003).
Sikap belum tentu terwujud dalam suatu tindakan, untuk
mewujudkan sikap menjadi perbuatan nyata diperlukan faktor
pendukung atau kondisi yang memungkinkan. Dengan demikian dapat
disimpulkan sikap masyarakat dalam pengelolaan sarana pembuangan
air limbah menggambarkan dari senang atau tidak sehingga melalui
respon tersebut akan terwujud dengan keinginan dan kemauan serta
kesadaran dalam pengelolaan sarana pembuangan air limbah yang
memenuhi syarat kesehatan.
Berdasarkan tabel 5.7 hasil analisa hubungan sikap keluarga
dengan perilaku keluarga diperoleh bahwa tidak didapatkan hubungan
yang signifikan antara variabel sikap keluarga (independen) dengan
variabel perilaku keluarga (dependen) (P value =0.786, OR=1.267).

48

Hasil penelitian ini tidak ditemukan hubungan sikap keluarga


dengan perilaku keluarga dalam pembuangan air limbah, berbeda
dengan teori yang dikemukakan oleh Notoadmodjo (2003). Dalam sikap
terkandung unsur penilaian suka atau tidak suka, negatif atau positif
terhadap objek, kalau seseorang bersikap positif terhadap suatu hal
maka akan mendekati, memakai, menganut objek itu, sebaliknya kalau
seseorang bersikap negatif terhadap objek maka ia akan menjauh,
menolak, meninggalkan atau menghindari objek tersebut. Adanya sikap
positif secara potensial dapat mendorong seseorang bertindak atau
berperilaku positif dalam aspek kehidupannya.
Menurut penelitian sarifuddin tentang factor-faktor yang
berhubungan sikap dengan tindakan pencegahan penyakit dari
pembuangan air limbah, tidak ada hubungan yang bermakna antara
variabel sikap dengan tindakan pencegahan penyakit karna air limbah.
Namun hasil penelitian tersebut berbeda dengan penelitian yang
dilakukan

Mawarni

(2016

pengetahuan, sikap, dan perilaku

dengan

judul

hubungan

tingkat

keluarga dalam pembuangan air

limbah, hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara sikap


dengan perilaku dalam pembuangan air limbah keluarga dengan nilai
P= 0,000 atau P<0,005.
Menurut asumsi peneliti, tingkat pengetahuan seseorang itu
tidak berpengaruh terhadap perilaku, karena perilaku seseorang dapat

49

dipengaruhi oleh faktor lingkungan, adat istiadat, keyakinan, keinginan


dan kemauan.

BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan tentang faktorfaktor yang berhubungan dengan perilaku keluarga dalam pembuangan air
limbah rumah tangga di Gampong Teureubue Kecamatan Mutiara Kabupaten
Pidie Tahun 2016, maka dapat diambil kesimpulan bahwa :
7.1.1 Perilaku keluarga dalam pembuangan air limbah rumah tangga mayoritas
berperilaku positif yaitu 58.3% (49 keluarga).
7.1.2 Tidak ada hubungan antara variabel pendidikan dengan perilaku keluarga
( P = 0.356 ).
7.1.3 Tidak ada hubungan antara variabel pengetahuan dengan perilaku
( P = 1.000 ).
7.1.4 Tidak ada hubungan antara variabel sikap dengan perilaku keluarga

50

( P = 0.786 ).
7.2. Saran
7.2.1 Bagi masyarakat di Gampong Teureubue agar bisa meningkatkan
pengetahuan tentang cara pembuangan air limbah yang memenuhi syarat
kesehatan agar terhindar dari berbagai macam penyakit yang disebabkan
oleh air limbah seperti gatal-gatal, diare dan sebagainya.
7.2.2 Bagi institusi terkait (Dinas kesehatan dan Pukesmas), agar dapat
memberikan penyuluhan-penyuluhan kepada masyarakat tentang perilaku
hidup bersih dan sehat khususnya tentang jarak antara tempat
pembuangan air limbah dengan
50sumber air bersih yang memenuhi syarat
kesehatan.
7.2.3 Bagi

institusi

pendidikan,

diharapkan

akan

dapat

memotivasi

mahasiswa/I berperan sebagai pemberi penyuluhan, minimal untuk


lingkungan tempat tinggalnya terutama untuk masalah pembuangan air
limbah keluarga yang memenuhi syarat kesehatan.
7.2.4 Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk
membuat penelitian selanjutnya yang sejalan dengan penelitian ini pada
area yang lebih luas, sampel yang lebih banyak dan variabel lain.

51

También podría gustarte