Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
KELOMPOK 6 :
Brian Wiva Pratama
G1D014040
G1D014030
AMPUTASI
A. Pengertian
Amputasi berasal dari kata amputare yang berarti pancung. Amputasi
adalah penghilangan satu atau lebih bagian tubuh dan bisa sebagai akibat dari
malapetaka atau bencana alam, belum pernah terjadi sebelumnya, seperti
kecelakaan, gempa dengan intensitas kuat, terorisme dan perang, atau
dilakukan karena alasan medis dengan motif untuk meningkatkan kesehatan
dan kualitas hidup pasien. Tindakan ini merupakan tindakan yang dilakukan
dalam kondisi pilihan terakhir apabila masalah organ yang terjadi pada
ekstremitas sudah tidak mungkin dapat diperbaiki dengan menggunakan
teknik lain, atau apabila kondisi organ dapat membahayakan keselamatan
tubuh klien secara utuh atau merusak organ tubuh yang lain, (Demet K, 2003,
Glass, Vincent, 2004).
Amputasi merupakan tindakan yang melibatkan beberapa sistem tubuh
seperti sistem integumen, sistem persarafan, sistem muskuloskeletal dan
sistem cardiovaskuler. Lebih lanjut amputasi dapat menimbulkan masalah
psikologis bagi klien atau keluarga berupa penurunan citra diri dan penurunan
produktifitas, (Wahid, 2013).
B. Indikasi
Menurut Suratun tahun 2008, Indikasi utama bedah amputasi, yaitu:
1. Iskemia akibat penyakit vaskular progresif (klien arteriosklerosis,
diabetes melitus).
2. Trauma berat akibat perang, kecelakaan kendaraan bermotor
(cedera remuk), cedera termal (luka bakar), tumor, infeksi
(gangren,osteomielitis kronis), dan kelainan kongenital.
Menurut Wahid tahun 2013, amputasi dapat dilakukan pada kondisi
sebagai berikut :
1. Fraktur multiple organ tubuh yang tidak mungkin dapat diperbaiki.
2. Kehancuran jaringan kulit yang tidak mungkin diperbaiki.
3. Gangguan vaskuler/sirkulasi pada ekstremitas yang berat.
mempertahankan
intaks
jaringan,
dan
persiapan
untuk
KESIMPULAN
Amputasi adalah penghilangan satu atau lebih bagian tubuh. Tindakan ini
merupakan tindakan yang dilakukan dalam kondisi pilihan terakhir apabila
masalah organ yang terjadi pada ekstremitas sudah tidak mungkin dapat
diperbaiki dengan menggunakan teknik lain, atau apabila kondisi organ dapat
membahayakan keselamatan tubuh klien secara utuh atau merusak organ
tubuh yang lain. Amputasi dapat dilakukan pada kondisi sebagai berikut
fraktur multiple organ tubuh yang tidak mungkin dapat diperbaiki,
kehancuran jaringan kulit yang tidak mungkin diperbaiki, gangguan
vaskuler/sirkulasi pada ekstremitas yang berat, infeksi yang berat atau
beresiko tinggi menyebar ke anggota tubuh lainnya, adanya tumor pada organ
yang tidak mungkin diterapi secara konservatif, serta deformitas organ.
Tindakan amputasi dapat dilakukan pada pasien yang mengalami fraktur
multiple organ tubuh yang tidak mungkin diperbaiki, kehancuran jaringan
kulit yang tidak mungkin diperbaiki serta gangguan vaskuler/sirkulasi pada
ekstremitas yang berat. Terdapat beberapa jenis amputasi diantaranya
amputasi selektif/terencana, amputasi akibat trauma, serta amputasi darurat.
Adapun hal - hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan amputasi meliputi
perdarahan, infeksi, dan kerusakan kulit. Klien harus dipantau secara cermat
mengenai setiap tanda dan gejala perdarahan. Tanda vital klien harus
dipantau, dan drainase berpengisap harus diobservasi sesering mungkin.
Setelah dilakukan tindakan pemotongan, maka kegiatan selanjutnya meliputi
perawatan luka operasi/mencegah terjadinya infeksi, menjaga kekuatan otot/
mencegah terjadinya infeksi, menjaga kekuatan otot/mencegah kontraktur,
mempertahankan intaks jaringan, dan persiapan untuk penggunaan protese.
Berdasarkan pada gambaran prosedur tindakan pada klien yang mengalami
amputasi maka perawat memberikan asuhan keperawatan pada klien sesuai
dengan kompetensinya
DAFTAR PUSTAKA
Demet, K., Martinet, N., Guillemin, F., Paysant, J., & Andre, J. M. (2003).
Health related quality of life and related factors in 539 persons
with amputation
Glass, H., Vincent, L., Douglas, B., & Albert, E. (2004). Influenza of
transmetatarsal amputation in patients requiring lower extremity
distal revascularization. The American Surgeon.
Harnawatiaj. (2008). Asuhan keperawatan pada Amputasi. Diambil
tanggal 12 februari 2010 dari http:/www.askep-/2008/04/06.html.
Ningsih, Nurna. (2009). Asuhan Keperawatan pada klien dengan
Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta : Salemba Medika.
Smeltzer, S. C. (2010). Brunner and suddarths textbook of MedicalSurgical nursing (12th ed). Philadelphia, Lippincott Williams &
Wilkins.
Smeltzer, S. C., Bare, B.G, Hinkle, J.L., Cheever, K.H. (2008). eds,
Brunner & suddaths textbook of medical surgical nursing, 11
th ed. Philadelphia, PA: Lippincott Williams and Wilkins.
Suratun. (2008). Klien gangguan sistem muskuloskeletal : seri asuhan
keperawatan. Jakarta : EGC
Wahid, A. (2013). Asuhan keperawatan dengan gangguan sistem
muskuloskeletal. Trans Info Media : Jakarta.