Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
(1)
, Sri Maryati
(2)
Program Magister Perencanaan Wilayah dan Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan kebijakan (SAPPK), ITB.
Kelompok Keahlian Sistem Infrastruktur Wilayah dan Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK),
ITB.
Abstrak
Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi dimaksudkan untuk menutup
biaya penyelenggaraan pelayanan antara lain biaya pengumpulan, pengangkutan dan pengelolaan
sampah dan/atau pemusnahan sampah termasuk sewa lokasi TPA. Pembebanan tarif pelayanan akan
mendorong efisiensi ekonomi karena setiap orang dihadapkan pada masalah pilihan karena adanya
kelangkaan sumber daya. Jika diberlakukan tarif, maka setiap orang dipaksa berpikir ekonomis dan
tidak boros. Pemerintah Kota Bandung seharusnya sadar bahwa pelayanan pengelolaan sampah dapat
terselenggara dengan baik hanya bila kondisi pembiayaan PD. Kebersihan dapat cost recovery. Retribusi
yang terkumpul pada umumnya belum sebanding dengan biaya operasional yang ditanamkan pada
sektor ini dan penyusunan tarif retribusi khususnya rumah tangga seringkali tidak mendorong
masyarakat untuk melakukan efisiensi ekonomi. Perlu adanya kebijakan dan penetapan mengenai tarif
retribusi dan mekanisme pemungutannya karena bertujuan untuk meningkatkan pelayanan
persampahan kepada masyarakat dan meningkatkan pendapatan PD.Kebersihan selaku instansi
pengelola persampahan. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji besaran tarif retribusi sampah sesuai
dengan biaya operasional persampahan dalam meningkatkan pelayanan persampahan di Kota Bandung
serta mekanisme penerapan pemungutan retribusi. Metodologi penelitian yang digunakan adalah
menggunakan pendekatan ekploratif untuk mengidentifikasi komponen biaya teknik operasional sampah
sebagai dasar penentan biaya operasional dalam perhitungan tarif retribusi, kemudian pendekatan
normatif, pendekatan deskriptif kuantitatif dan komparatif untuk mengidentifikasi kebutuhan sarana
yang ideal sesuai dengan kebutuhan penduduk. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat diketahui
jumlah sarana serta biaya operasional berdasarkan komponen biaya dalam teknik operasional sampah
sehingga dapat ditentukan besaran tarif retribusi yang dapat menutupi biaya operasional pengelolaan
persampahan melalui skenario pengolahan pengomposan atau daur ulang dan melalui insinerator.
Mekanisme yang diterapkan untuk pemungutan retribusi adalah dengan menentukan ukuran tong
sampah atau plastik tiap rumah tangga sebesar 12,5 liter/hari. Hal ini dimaksudkan agar setiap rumah
tangga tidak menghasilkan sampah lebih dari volume yang sudah ditentukan.
Kata-kunci: biaya operasional, tarif retribusi, mekanisme pemungutan
Pendahuluan
Penyediaan layanan dasar seperti pembuangan
sampah dan penyediaan air bersih bersih belum
sejalan dengan meningkatnya permintaan
(Chikobvu dan Makarati: 2011). Dari perspektif
pemerintah, maka kebijakan pengelolaan
sampah dapat dimasukkan ke dalam jenis club
goods atau semi publik. Apabila kebijakan
pemerintah diarahkan dalam pengelolaan
barang publik yang memberi manfaat untuk
masyarakat luas, maka pemerintah perlu
menerapkan retribusi. Dalam hal ini Pemerintah
Kota Bandung membutuhkan biaya dalam
pengelolaan sampah dengan menerapkan
retribusi.
Dalam penetapan harga atau tarif retribusi
terhadap komoditas semi publik, sering
dipertanyakan kelayakan pemungutan retribusi
karena sebagian orang beranggapan, bahwa
semestinya komoditas yang dipasok pemerintah
dapat dikonsumsi gratis oleh masyarakat,
kalaupun akan dikenai retribusi, harganya
haruslah rendah agar banyak orang dapat ikut
mengkonsumsi. Tetapi jika dilakukan demikian,
setiap orang yang mengkonsumsi tidak
terdorong untuk melakukan efisiensi konsumsi
dan akan mengkonsumsi sebanyak-banyaknya
atau
menghasilkan
sampah
sebanyakbanyaknya, dengan demikian akan terjadi
penumpukan dan berimbas pada biaya
pengelolaan sampah yang cukup tinggi dan
lingkungan yang kotor apabila sarana dan
prasarananya menjadi terbatas. Oleh karena itu,
perlu diberlakukannya tarif retribusi
Besarnya nilai retribusi sampah rumah tangga di
Kota Bandung mengacu pada Perda No. 9 tahun
2011 tentang Pengelolaan Sampah dan
Peraturan Walikota Bandung No. 316 tahun
2013 tentang Tarif Jasa Pengelolaan Sampah,
yaitu berdasarkan besaran kapasitas listrik pada
setiap rumah tangga. Keadaan demikian belum
mampu meningkatkan pelayanan persampahan
di Kota Bandung, sehingga diperlukan kajian
mengenai besaran tarif retribusi sampah yang
harus dikenakan agar pengelolaan sampah
rumah tangga di Kota Bandung terlayani dengan
baik dan masyarakat terdorong melakukan
efisiensi dalam mengurangi timbulan sampah.
262 | Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V4N2
2.
3.
4.
Tinjauan Pustaka
Menurut UU No. 18 tahun 2008 tentang
pengelolaan sampah, pengelolaan sampah
mencakup dua hal yang dilakukan, yaitu
pengurangan
sampah
serta
penanganan
sampah. Penanganan sampah merupakan suatu
proses untuk menangani timbulan sampah yang
dihasilkan dari aktivitas yang dilakukan oleh
makhluk hidup. Penanganan sampah kemudian
dilakukan ke dalam enam tahap yang meliputi
Deasy Purnamasari
Metodologi
Penentuan komponen biaya dan tarif retribusi
pengelolaan sampah bersifat eksploratif, dengan
mengacu pada teknik operasional sampah. Nilai
dari setiap komponen biaya didapatkan dari
hasil survey lapangan baik perumahan dan
instansi terkait. Pendekatan lain dalam studi ini
digunakan pula pendekatan normative dan
pendekatan deskriptif komparatif dengan
analisis kuantitatif untuk menghitung kebutuhan
sarana dan prasarana persampahan dan
menghitung biaya operasional. Pendekatan
normatif adalah pendekatan yang didasarkan
pada suatu aturan atau pedoman-pedoman
tertentu yang sudah menjadi standar yang
ditetapkan oleh instansi tertentu yang diatur
dalam undang-undang atau peraturan-peraturan
dan mempunyai landasan hukum tetap.
Pendekatan
deskriptif
komparatif
adalah
pendekatan yang sifatnya memadukan atau
membandingkan hasil penilaian terhadap kondisi
eksisting dengan kondisi ideal yang seharusnya
diterapkan berdasarkan perhitungan kebutuhan
pengelolaan persampahan dilihat dari biaya
operasionalnya.
Komponen
biaya
yang
digunakan dapat dilihat pada tabel 1.
Hasil dan Pembahasan
Analisis Proyeksi Penduduk
Untuk memperkirakan jumlah penduduk pada
tahun 2014 sampai dengan tahun 2034
digunakan teknik proyeksi eksponensial linier.
Teknik
Operasional
Pewadahan
Pengumpulan
Komponen Pembiayaan
Variabel
Jenis wadah
Indikator
Biaya Pengadaan wadah
Tong sampah
peralatan
pengumpul dan
personel
Rp/unit
2 (orang) personel/truk
Bangunan (Rp/unit)
Mesin Pencacah (Rp/unit)
Kontainer (Rp/unit)
Rp/unit
Pemindahan
Pengadaan TPS
Pengangkutan
alat angkut
Bahan Bakar
Personel
Pemeliharaan
Pengolahan
Pembuangan
Akhir
Sumber
Pengomposan
Insinerasi
Pengelolaan TPA
Satuan
Rp/liter
5 personil/truk (Rp/personil)
Rp/bulan
Rp/tahun
Rp/Ton
Rp/ton
Rp/ton
Rp/rit
Sakata: 2006
Perda Kota Bandung Nomor 09 Tahun 2011
Damanhuri (2010)
Perda Kota Bandung Nomor 09 Tahun 2011
Direktorat Jendral Cipta Karya
Damanhuri (2010)
Permendagri no. 33 tahun 2010 tentang
Tchobanoglous (2002)
Deasy Purnamasari
Tabel 2 Jumlah Penduduk di Kota Bandung Tahun
2014-2034
Tahun
Jumlah Penduduk (Jiwa)
2014
2,512,341
2019
2,659,095
2024
2,814,420
2029
2,978,819
2034
3,152,821
b.
Tahap Pengumpulan
Standar yang digunakan yaitu SK SNI-T-131990-F tentang Tata Cara Pengelolaan Teknik
Sampah Perkotaan dan SNI 3242-2008 tentang
Pengelolaan Sampah di Permukiman.
Total Biaya
(Rp)
3,459,456,000
2019
5,129,664,000
Tahun
c.
2024
8,059,430,184
2029
11,960,476,250
2034
17,729,803,980
Tahap Pemindahan
d.
Biaya Investasi
TPS 3R (Rp)
83,805,000,000
32,796,055,420
45,955,191,567
64,394,317,987
90,231,985,971
Tahun
2014
2019
2024
2029
2034
Tahap Pengangkutan
Insinerator
(Rp)
105,243,22
156,139,17
231,526,25
343,371,78
509,165,18
Tidak Dilakukan
Pengolahan
124,537,832,48
183,541,112,46
273,069,135,84
404,669,417,33
602,498,825,38
0
12,407,992,758
17,386,593,504
24,362,814,952
34,138,185,620
Pengolahan di
TPS 3R (Rp)
88,953,833,829
108,718,931,38
134,918,091,88
157,137,482,23
147,467,192,20
Pengolahan di
TPS 3R (Rp)
3,578,773,487
4,401,596,570
5,445,080,315
6,343,309,720
5,924,400,246
Tidak Ada
Pengolahan di
TPS 3R (Rp)
5,006,190,415
7,424,637,201
11,011,421,420
16,330,957,106
24,220,319,306
e.
Tahun
Pengolahan di
TPS 3R
Tidak Ada
Pengolahan di
TPS 3R
2014
2019
2024
2029
2034
6,198,110,606
116,118,450,032
143,646,589,984
167,342,726,416
156,291,457,584
43,854,751,606
195,869,237,455
290,492,159,218
430,826,651,686
638,955,649,593
Tahap Pengolahan
Deasy Purnamasari
f.
2014
2019
2024
2029
2034
Sampah
Komposting
237,893,300,979
343,733,550,935
451,047,745,831
574,179,214,196
663,842,126,781
Insinerator
Tidak dilakukan
apa-apa
Sampah
Komposting
Insinerator
Tidak dilakukan
apa-apa
506,591,715,043
251,469,210,779
372,388,200,012
550,870,193,272
814,988,492,216
204,252,827,711
444,998,357,322
660,117,921,449
977,512,177,599
1,450,065,179,663
184,187,044,979
264,083,281,379
332,467,168,015
398,306,188,626
403,014,574,503
478,008,859,043
209,079,244,001
309,068,196,012
456,953,442,362
675,709,910,468
175,669,971,711
402,608,390,544
596,797,917,449
883,595,426,689
1,310,786,597,915
Deasy Purnamasari
Apabila
dilakukan
pengolahan
melalui
insinerator 2014 sebesar Rp. 506,591,715,043;
tahun 2019 Rp. 251,469,210,779; tahun 2024
Rp.
372,388,200,012;
tahun
2029
Rp.
550,870,193,272;
tahun
2034
Rp.
814,988,492,216
2014
2019
2024
2029
2034
Insinerator
67,214
31,523
44,105
61,643
86,165
Insinerator
63,421
26,209
36,605
51,134
71,440
Deasy Purnamasari
PD.
Kebersihan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik
Indonesia Nomor 03/PRT/M/2013 tentang
Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana
Persampahan dalam Penanganan Sampah
Rumah Tangga dan Sampah dan Sampah
Sejenis Sampah Rumah Tangga
Peraturan Walikota Bandung No 316 tahun 2013
tentang Tarif Jasa Pengelolaan Sampah
Perda No. 9 tahun 2011 tentang Pengelolaan
Sampah dan Peraturan Walikota Bandung No.
316 tahun 2013 tentang Tarif Jasa
Pengelolaan Sampah
Permendagri no. 33 tahun 2010 tentang
Pedoman Pengelolaan Sampah
Porter, Richard C. (1996). The Economic of
Publishing Limited.
Rahardjo, Hidayat Kusumo.
(2005). Studi
Penetapan Tarif Persampahan Berdasarkan
Kemauan Membayar Maksimum Masyarakat
Kota Bandung. Tesis Program Studi
UK: EarthScan.
Sharholy, M., K. Ahmad, G. Mahmood, R.C.
Trivedi. (2008). Municipal solid waste
management in Indian Cities. A review.
Journal of Waste Management 28, 459467.
SNI T-13-1990-F tentang Tata Cara Pengelolaan
Teknik Sampah Perkotaan. Badan Standarisasi
Nasional
Sujauddin, M., M.S. Huda, and A.T.M. Rafiqul
Hoque. (2008). Household solid waste
characteristics
and
management
in
Chittagong, Bangladesh. Journal of Waste
Management 28, 16881695.
Tchobanoglous, George and Frank Kreith.
(2002).
Handbook
Of
Solid
waste
Management, 2nd Edition. New York: McGrawHill
Undang-undang No. 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah