Está en la página 1de 4

ANALISIS FAKTOR

I.

DEFINISI
Analisis (Fred N kerlinger 2006;p.217) berarti kategorisasi, penataan, manipulasi, dan

peringkasan data untuk memperoleh jawaban pertanyaan penelitian. Kegunaan analisis ( Fred N
Kerlinger 2006;218) ialah mereduksikan data menjadi perwujudan yang dapat dipahami dan
ditafsirkan dengan cara tertentu hingga relasi masalah penelitian dapat di telaah serta diuji. Aturanaturan kategorisasi (Fred N Kerlinger 2006;p.221) : (a) kategori disusun menurut masalah dan
kegunaan kajian (b) kategori-kategori bersifat menuntaskan (c) kategori saling ekslusif dan saling
bebas (d) tiap kategori / variabel diderivasikan dari suatu kaidah klasifikasi (e) segala skema
kategorisasi harus berada pada suatu tatanan wacana.
Analisis faktor ( Fred N Kerlinger 2006;p.1000) berfungsi melayani tujuan keiritan upaya
ilmiah menguranguu kelipatgandaan tes dan pengukuran hingga menjadi lebih sederhana. Analisis
faktor memberitahu sejauh mana keserasian serta kesamaan tes dan tujuan kegiatan pengukuran.
Dengan demikian, analisis faktor membantu menemukan dan mengidentifikasi keutuhan atau sifat
fundamental yang melandasi tes dan pengukuran.
Analisis faktor ( DR.Widayat, SE.MM) merupakan prosedur analisis yang digunakan untuk
data reduction atau mereduksi data, menitik beratkan pada data yang mempunyai hubungan yang erat
secara bersama-sama pada segugusan variabel tanpa membedakan variabel tergantung atau variabel
bebas lainnya, cara ini disebut sebagai independence methods. Kegunaan analisis faktor : (a) untuk
mengidentifikasi faktor yang dapat menjelskan korelasi sekumpulan variabel (b) untuk
mengidentifikasi variabel baru yang dapat digunakan untuk analisis lainnya (c) untuk
mengidentifikasi satu atau beberapa variabel dari variabel yang banyak jumlahnya (d)
mengkonfirmasi konstruksi suatu variabel laten.
Analisis faktor (Nasrul S,2013) adalah salah satu teknik statistika yang dapat digunakan untuk
memberiikan deskripsi yang relatif sederhana melalui reduksi jumlah peubah yang disebut faktor.
Analisis faktor adalah prosedur untuk mengidentifikasi item atau variabel berdasarkan kemiripannya.
Kemiripan tersebut ditunjukkan dengan nilai korelasi yang tinggi. Item-item yang memiliki korelasi
yang tinggi akan membentuk satu kerumunan faktor.Prinsip dasar dalam analisis faktor adalah
menyederhanakan deskripsi tentang data dengan mengurangi jumlah variabel/ dimensi. Analisis faktor
dapat memungkin peneliti untuk : (1) menguji ketepatan model (goodness of fit test) faktor yang
terbentuk dari item-item alat ukur. (2) menguji kesetaraan unit pengukuran antar item (3) menguji
reliabilitas item-item pada tiap faktor yang diukur (4) menguji adanya invarian item pada populasi.
Analisis faktor (Wahyu Widhiarso,2009) adalah prosedur untuk mengidentifikasi aitem atau
variabel berdasarkan kemiripannya. Kemiripan tersebut ditunjukkan dengan nilai korelasi yang tinggi.
Aitem-aitem yang memiliki korelasi yang tinggi akan membentuk satu kerumunan faktor. Dalam

analisis faktor dikenal istilah konstrak empirik dan konstrak laten. Aitem adalah konstrak empirik
karena didapatkan langsung dari skor empirik. Faktor merupakan konstrak yang bersifat laten karena
tidak ada data empirik yang menunjukkan besarnya faktor tersebut. Faktor adalah konstrak buatan
peneliti berdasarkan aitem-aitem dalam faktor tersebut. Karena faktor didapatkan dari seperangkat
aitem yang memiliki interkorelasi yang tinggi, peneliti kemudian harus merasionalisasi seperangkat
aitem kemudian memberi label untuk menggambarkan seperangkat aitem aitem tersebut. Di bawah ini
adalah hasil dari analisis faktor terhadap empat aitem yang menghasilkan dua faktor.
II.

JENIS ANALISIS FAKTOR

1. Analisis Faktor Eksploratori (Exploratory Factor Analysis)


Seorang peneliti membuat seperangkat item yang mengukur kualitas pelayanan bank. Item
tersebut merupakan operasionalisasi dari teori dan indikator mengenai kualitas layanan. Peneliti
hendak mengidentifikasi berapa faktor yang ada di dalam seperangkat item tersebut. Dari analisis
faktor kemudian didapatkan ada 4 faktor yang menggambarkan kualitas layanan bank, antara lain
faktor fitur layanan, fasilitas gedung, keramahan karyawan, serta jaminan keamanan.
2. Analisis Faktor Konfirmatori (Confirmatory Factor Analysis).
Seorang peneliti merancang sebuah alat ukur mengenai dukungan sosial. Alat ukur tersebut
berisi seperangkat aitem yang diturunkan dari lima dimensi dukungan sosial. Peneliti berusaha
memastikan apakah alat ukur yang dibuatnya benar-benar menjelaskan kelima dimensi tersebut. Ia
kemudian melakukan analisis faktor konfirmatori. Hasil dari analisis faktor menunjukkan bahwa
pembagian kelima faktor akhirnya dibuktikan.

III.

FUNGSI ANALISIS FAKTOR

Analisis faktor (Wahyu Widhiarso,2009) memiliki fungsi penting dalam pengembangan alat ukur.
Beberapa fungsi tersebut antara lain sebagai berikut.
a) Pengujian Dimensionalitas Pengukuran
Dimensionalitas pengukuran adalah banyaknya atribut yang diukur oleh sebuah alat ukur. Alat
ukur yang unidimensi mengukur satu atribut psikologis saja sedangkan alat ukur yang multidimensi
mengukur lebih dari satu atribut ukur. Pengukuran dalam bidang psikologi didominasi oleh
pengukuran unidimensi karena alat ukur yang dikembangkan peneliti psikologi biasanya mengukur
satu target ukur saja.
b) Pengujian Komponen atau Aspek dalam Alat Ukur

Penyusunan alat ukur psikologi biasanya diawali dari penurunan konsep menjadi komponen
atau aspek konsep sebelum diturunkan menjadi aitem berupa pernyataan skala. Untuk
mengidentifikasi apakah aitem-aitem yang diturunkan dari komponen alat ukur mewakili komponen
tersebut maka diperlukan analisis faktor. Analisis faktor juga dapat menunjukkan apakah antar
komponen memiliki keterkaitan ataukah tidak (independen).
IV.

KONSEP DASAR ANALISIS FAKTOR

Matriks Faktor dan Muatan Faktor


Jika suatu tes mengukur hanya satu faktor saja, maka dikatakan faktorial murni. Hingga batas
bahwa suatu tes mengukur sebuah faktur,maka ia dikatakan bermuatan faktor itu atau terpenuhi oleh
faktor tersebut. Analisis faktor tidak akan betul-betul sempurna jika kita tidak mengetahui tes tersebut
murni secara faktorial dan seberapa jauhkah ia memuat sebuah faktor saja. Jika suatu faktor tidak
murni faktorial, peneliti perlu mengetahui faktor-faktor lain yang menyusup masuk (Fred N Kerlinger
2006;p.1004). Satu diantara hasil akhir dari suatu analisis faktor disebut sebagai matriks faktor, yakni
suatu tabel koefesien yang mengungkapkan relasi antara tes itu dengan faktor dasar. Muatan faktor
tidaklah sulit ditafsirkan. Cakupannya berkisar antara -1,00 sampai 0 hingga +1,00, seperti halnya
koefesien korelasi antara tes dan faktor (Fred N kerlinger,2006;p.1005).
V.

EKSTRAKSI DAN ROTASI FAKTOR, SKOR FAKTOR, DAN ANALISIS FAKTOR


URUTAN KEDUA

1. Metode Faktor Utama


Metode faktor utama ini secara sistematis memuaskan karena mampu menghasilkan
pemecahan matematis yang unik untuk masalah faktor. Ciri pokok dalam pemecahan yang
dihasilkan ialah mengekstraksi suatu besar varian maksimum ketika setiap faktor yang
dihitung. Sehingga, faktor pertama mengekstraksikan varian terbesar, faktor kedua
mengekstraksikan varian terbesar kedua dan seterusnya (Fred N Kerlinger,2006;p.1012).
2. Rotasi dan Struktur Sederhana
Kebanyakan analisis faktor membuahkan hasil dengan suatu wujud yang sulit
ditafsirkan. Thurstone mengungkapkan bahwa rotasi matriks faktor haruslah dilakukan jika
ingin menafsirkan secara memadai, dia menyatakan bahwa matriks faktor yang semulai (asli)
bersifat arbiter/sewenang, dapat ditemukan kerangka-acu yang tidak terbatas vabyaknya.
Matriks faktor utama dan muatannya mengungkapkan varian faktor bersama dalam skor tes
namun tidak menyajikan struktur yang berarti secara ilmiah. Yang lebih mendasar untuk
diperhatikan ialah konfigurasi uji atau variabel dalam ruang faktor. Untuk memperoleh
pengetahuan yang memadai tentang konfigurasi, sumbu acuan harus dirotasikan. Sehingga

terdapat posisi unik dan terbaik bagi sumbu yang merupakan cara terbaik untuk memandang
variabel (Fred N Kerlinger,2006;p.1017).
3. Analisis Faktor Ordo Kedua
Analisis faktor kedua merupakan pendekatan analisis data yang kompleks dan penguji
hipotesis yang terabaikan. Apabila terdapat sehimpunan korelasi antara faktor-fakto (lebih
dari 6 atau 8 faktor) lakukan analisis terhadap korelasi-korelasi antar faktor sehingga analisis
faktor ordo kedua akan dilakukan, yang merupak suatu metode menemukan faktor dibalik
faktor (Fred N Kerlinger,2006;p.1022).
4. Skor Faktor
Analisis faktor ordo kedua lebih berorientasi pada penelitian dasar dan teoritis,
sementara, teknik analisis faktor lain yakni disebut sebagai skor atau ukuran faktor yang
bersifat praktis meskipun bukan tanpa makna teoritis. Skor faktor adalah ukuran individual
pada faktor (Fred N Kerlinger,2006;p.1026).

Daftar Pustaka
Kerlinger,Fred N. Asas-Asas Penelitian Behavioral. Cetakan Kesebelas. Yogyakarta : Gajah Mada
University Press,2006.
DR.Widayat. Bahan Pelatihan Statistika.
Widhiarso,Wahyu. Handout Matakuliah Psikometri. Fakultas Psikologi UGM. 2009
http://statistikceria.blogspot.com/2013/03/teori-analisis-faktor-factor-analysis.html

También podría gustarte