Está en la página 1de 22

ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

Disusun guna memenuhi tugas matakuliah Dasar Keselamatan dan Kesehatan


Kerja

Dosen pengampu :
Drs. Sugihartono, M.Kes.

Oleh :
Naufal Mirza Tamara
NIM.6411413157
Rombel 2

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di dalam kegiatan sehari-hari dalam melakukan aktivitas, kita seringtidak
menduga akan mendapat resiko kecelakaan pada diri kita sendiri.Banyak
sekali masyarakat yang belum menyadari akan hal ini. Baikdiloingkungan
kerja, di jalan raya , maupun di tempat tempat umum danlingkungan rumah.
Di era golbalisasi menuntut pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3) di setiap tempat kerja termasuk di sektor kesehatan. Untuk itukita perlu
mengem-bangkan dan meningkatkan K3 disektor kesehatandalam rangka
menekan serendah mungkin risiko kecelakaan dan penyakityang timbul
akibat hubungan kerja, serta meningkatkan produktivitas danefesiensi.
Dalam

pelaksanaan

pekerjaan

sehari-hari

karyawan/pekerja

di

sektorkesehatan tidak terkecuali di Rumah Sakit maupun perkantoran,


akanterpajan

dengan

resiko

bahaya

di

tempat

kerjanya.

Resiko

ini

bervariasimulai dari yang paling ringan sampai yang paling berat tergantung
jenispekerjaannya.
Dari hasil penelitian di sarana kesehatan Rumah Sakit, sekitar 1.505 tenaga
kerja wanita di Rumah Sakit Paris mengalami gangguan muskulos keletal
(16%) di mana 47% dari gangguan tersebut berupa nyeri didaerah

tulang

punggung dan pinggang. Dan dilaporkan juga pada 5.057 perawat wanita di
18 Rumah Sakit didapatkan 566 perawat wanita adanyahubungan kausal antara
pemajanan gas anestesi dengan gejalaneoropsikologi antara lain berupa mual,
kelelahan, kesemutan, keram padalengan dan tangan.

Di perkantoran, sebuah studi mengenai bangunan kantor modern di


Singapura dilaporkan bahwa 312 responden ditemukan 33% mengalami gejala
Sick Building Syndrome (SBS). Keluhan mereka umumnya cepat lelah 45%,
hidung mampat 40%, sakit kepala 46%, kulit kemerahan 16%, tenggorokan
kering 43%, iritasi mata 37%, lemah 31%.
Dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, pasal
23 mengenai kesehatan kerja disebutkan bahwa upaya kesehatan kerjawajib
diseleng-garakan pada setiap tempat kerja, khususnya tempat kerjayang
mempunyai resiko bahaya kesehatan yang besar bagi pekerja agardapat
bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat
sekelilingnya, untuk memperoleh produktivitas kerja yang optimal, sejalan dengan
program perlindungan tenaga kerja.
APD tidak mencegah insiden bahaya, hanya mengurangi akibat dari
kecelakaan itu sendiri. Karena itu, alat pelindung harus digunakan dalam
kegiatan

yang

beresiko

terjadi

kecelakaan

berdasarkan

factor

yang

mempengaruhinya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari Alat Pelindung Diri (APD) ?
2. Apa sajakah jenis-jenis Alat Pelindung Diri (APD) ?
3. Bagaimana cara pemeliharaan dan penyimpanan Alat Pelindung Diri
(APD) ?
4. Apa Kekurangan dan Kelebihan Alat Pelindung Diri (APD) ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari Alat Pelindung Diri (APD).
2. Mengetahui jenis-jenis Alat Pelindung Diri (APD).
3. Mengetahui cara pemeliharaan dan penyimpanan Alat Pelindung Diri
(APD).
4. Mengetahui kekurangan dan Kelebihan Alat Pelindung Diri (APD)

BAB II
PEMBAHASAN

2.1.

Pengertian Alat Pelindung Diri (APD)


Alat Pelindung Diri (APD) adalah seperangkat alat keselamatan yang

digunakan oleh pekerja untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya


dari kemungkinan adanya pemaparan potensi bahaya lingkungan kerja
terhadap kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Adapun syarat-syarat APD agar dapat dipakai dan efektif dalam


penggunaan dan pemiliharaan APD sebagai berikut :
1. Alat pelindung diri harus mampu memberikan perlindungan efektif pada
pekerja atas potensi bahaya yang dihadapi di tempat kerja.
2. Alat pelindung diri mempunyai berat yang seringan mungkin, nyaman
dipakai dan tidak merupakan beban tambahan bagi pemakainya.
3. Bentuk cukup menarik, sehingga pekerja tidak malu memakainya.
4. Tidak menimbulkan gangguan kepada pemakainya, baik karena jenis
bahayanya maupun kenyamanan dalam pemakaian.
5. Mudah untuk dipakai dan dilepas kembali.
6. Tidak mengganggu penglihatan, pendengaran dan pernapasan serta
gangguan kesehatan lainnya pada waktu dipakai dalam waktu yang cukup
lama.
7. Tidak mengurangi persepsi sensori dalam menerima tanda-tanda peringatan.
8. Suku cadang alat pelindung diri yang bersangkutan cukup tersedia di
pasaran.
9. Mudah disimpan dan dipelihara pada saat tidak digunakan
10. Alat pelindung diri yang dipilih harus sesuai standar yang ditetapkan

2.2.

Jenis-jenis Alat Pelindung Diri (APD)

2.2.1. Alat Pelindung Kepala


Tujuan penggunaan alat pelindung kepala adalah untuk pencegahan:

1. Rambut pekerja terjerat oleh mesin.


2. Bahaya terbentur benda tajam atau keras yang dapat menyebabkan luka
gores, terpotong, tertusuk.
3. Bahaya kejatuhan benda atau terpukul benda-benda yang melayang dan
meluncur di udara.
4. Bahaya percikan bahan kimia korosif, dan panas sinar matahari.
Berdasarkan fungsinya alat pelindung kepala dapat dibagi menjadi tiga
jenis, antara lain :
1. Safety Helmets
Berfungsi untuk melindungi kepala dari benda-benda keras yang
terjatuh dan terkena arus listrik. Topi pelindung harus tahan terhadap
pukulan, tidak mudah terbakar, tahan terhadap perubahan iklim dan
tidak menghantarkan arus listrik. Topi pelindung dapat terbuat dari
plastik serta gelas (fiberglass) maupun metal. Topi pelindung dari bahan
bakelite enak dipakai karena ringan tahan terhadap benturan dan benda
keras serta tidak menyalurkan arus listrik. Sedangkan topi pelindung
biasanya dilengkapi dengan anyaman penyangga yang berfungsi untuk
menyerap keringat dan mengatur pertukaran udara.

2. Tutup Kepala
Berfungsi untuk melindungi kepala dari kebakaran, korosi, suhu panas
atau dingin. Tutup kepala ini biasanya terbuat dari asbestos, kain tahan
api/korosi, kulit dan kain tahan air.
3. Topi
Berfungsi untuk melindungi kepala atau rambut dari kotoran/debu atau
mesin yang berputar. Topi ini biasanya terbuat dari kain katun.

Gambar 2.5.1 alat pelindung kepala


2.2.2. Alat Pelindung Mata
Masalah pencegahan kecelakaan yang paling sulit adalah kecelakaan pada
mata. Oleh karena biasanya tenaga kerja menolak untuk memakai kacamata
pengaman yang dianggapnya mengganggu dan tidak enak untuk dipakai.
Kacamata ini memberikn perlindungan diri dari bahaya-bahaya seperti :
a.
b.
c.
d.
e.

Percikan bahan kimia korosif


Debu dan partikel-partikel kecil yang melayang di udara
Gas/uap yang dapat menyebabkan iritasi mata.
Radiasi gelombang elektromagnetik, panas radiasi sina matahari.
Pukulan/benturan benda keras.
Terdapat 3 bentuk alat pelindung mata yaitu :
1. Kacamata
Kacamata keselamatan untuk melindungi mata dari partikel kecil yang
melayang di udara serta radiasi gelombang elektrobagnetis.
2. Goggles
Kacamata bentuk framennya dalam, yang digunakan untuk melindungi
mata dari bahaya gas-gas, uap-uap, larutan bahan kimia korosif dan
debu-debu. Googles pada umumnya kurang diminati oleh pemakainya,
oleh karena selain tidak nyaman juga alat ini menutup mata terlalu rapat
sehingga tidak terjadi ventilasi di dalamnya dengan akibat lensa mata

sudah mengembun. Untuk mengatasi hal ini, lensa dilapisi dengan


bagan hidrofil/googles dilengkapi dengan lubang-lubang ventilasi.
3. Tameng muka
Tameng muka ini melindungi muka secara keseluruhan dari bahaya.
Bahaya percikan logam dan radiasi. Dilihat dari segi keselamatannya,
penggunaan tameng muka ini lebih dari menjamin keselamatan tenaga
kerja dari pada dengan spectacles maupun googles.
Dari ketiga alat pelindung mata tersebut, kacamata adalah yang paling
nyaman untuk dipakai dan digunakan untuk dipakai dan digunakan untuk
melindungi mata dari partikel kecil yang melayang di udara serta radiasi
gelombang ultramagnetik.

Gambar 2.5.2 alat pelindung mata


2.2.3. Alat Pelindung Telinga
Alat ini bekerja sebagai penghalang antara bising dan telinga dalam selain
itu, alat ini melindungi pemakaiannya dari bahaya percikan api atau logam-logam
panas misalnya pada pengelasan. Pada umumnya alat pelindung telinga dibedakan
menjadi 2 jenis yaitu :

1. Sumbat telinga (earplug)


Digunakan di tempat kerja yang mempunyai intensitas kebisingan
antara 85 dB A sampai 95 dB A. Ukuran bentuk dan posisi saluran
telinga untuk tiap-tiap individu berbeda-beda dan bahkan antara kedua
telinga dari individu yang sama berlainan pula. Oleh karena itu sumbat
telinga harus dipilih sesuai dengan ukuran, bentuk dan posisi saluran
telinga pemakaiannya. Diameter saluran antara 5 11 mm. Umumnya
bentuk saluran telinga adalah lonjong, tetapi beberapa diantaranya
berbentuk bulat. Saluran telinga manusia umumnya tidak lurus. Ear
plug dapat terbuat dari kapas, plastik, karet alami dan bahan sintetis.
Ear plug yang terbuat dari kapas, spon malam (wax) hanya dapat
digunakan untuk sekali pakai (disposieble). Sedangkan yang terbuat
dari bahan dan plastik yang dicetak dapat digunakan berulang kali.
Keuntungan dankerugian sumbat telinga yaitu :
Keuntungan :
a. Mudah dibawa karena ukurannya kecil
b. Relatif lebih nyaman dipakai di tempat kerja panas.
c. Tidak membatasi gerakan kepala
d. Harga relatif murah daripada tutup telinga
e. Dapat dipakai dengan efektif tanpa dipengaruhi oleh pemakaian
kacamata, tutup kepala, anting-anting, dan rambut.
Kerugian :
a. Memerlukan waktu yang lebih lama dari tutup telinga untuk
pemasangan yang tepat.
b. Tingkat proteksinya lebih kecil dari tutup telinga
c. Sulit untuk memonitor tenaga kerja apakah ia memakai atau tidak, oleh
karena pemakaiannya sukar dilihat oleh pengawas.
d. Hanya dapat dipakai oleh saluran telinga sehat.
e. Bila mata yang digunakan untuk memasang sumbat telinga kotor maka
saluran telinga akan mudah terkena iritasi.

2. Tutup Telinga (Ear muff)


Tutup telinga (ear muff) terdiri dari dua buah tudung untuk tutup
telinga dapat berupa cairan atau busa yang berfungsi untuk menyerap
suara frekuensi tinggi. Pada pemakaian yang lama sering ditemukan
efektifitas telinga menurun yang disebabkan karena bantalan dengan
minyak kulit dan keringat. Reaksi ini juga dapat terjadi pada sumbat
telinga, sehingga pada pemilihan tutup telinga disarankan agar memilih
jenis yang berukuran agak besar. Tutup telinga dapat mengurangi
intensitas suara sampai 30 dB (A) dan juga dapat melindungi bagian
luar telinga dari benturan benda keras atau percikan bahan kimia.
Keuntungan dan kerugian tutup telinga yaitu :
Keuntungan :
a. Atenuasi suara oleh tutup telinga uumnya lebih besar dari sumbat
telinga.
b. Satu ukuran tutup telinga dapat digunakan oleh beberapa orang dengan
ukuran telinga yang berbeda.
c. Mudah dimonitor pemakaiannya oleh pengawas
d. Dapat dipakai pada telinga yang terkena infeksi (ringan).
e. Tidak mudah hilang/terselip
Kerugian :
a. Tidak nyaman dipakai di tempat kerja yang panas.
b. Efektifitas dan kenyamanan pemakaiannya dipengaruhi oleh pemakaian
kacamata, tutup kepala, anting-anting dan rambut yang menutupi
c.
d.
e.
f.

telinga.
Relatif tidak mudah dibawa/disisipkan
Dapat membatasi gerakan kepala pada ruang kerja yang agak sempit.
Harganya relatif lebih mahal dari sumbat telinga
Pada penggunaannya yang terlalu sering atau bilamana pita perhitungan
yang berpegas sering ditekuk oleh pemakaiannya daya atenuasinya akan
berkurang

Gambar 2.5.3 alat pelindung telinga


2.2.4. Alat Pelindung Pernafasan
Alat pelindung jenis ini digunakan untuk melindungi pernafasan dari resiko
paparan gas, uap, debu, atau udara terkontaminasi atau beracun, korosi atau yang
bersifat rangsangan.
Selain penggunaannya pada keadaan darurat, alat pelindung ini juga dipakai
secara rutin atau berkala dengan tujuan inspeksi, pemeliharaan atau perbaikan
alat-alat dan mesin yang terdapat ditempat-tempat kerja yang udaranya telah
terkontaminasi oleh bahan-bahan kimia berbahaya.
Alat pelindung pernafasan dibedakan menjadi :
1. Masker
Masker umumnya terbuat dari kain kasa atau busa yang didesinfektan
terlebih dahulu. Penggunaan masker umumnya digunakan untuk
mengurangi paparan debu atau partikel-partikel yang lebih besar masuk
ke dalam saluran pernapasan.
2. Respirator
Respirator digunakan untuk melindungi pernafasan dari paparan debu,
kabut, uap logam, asap dan gas-gas berbahaya.
Secara umum respirator dibedakan menjadi:
a. Air Purifing Respirator
Alat pelindung ini digunakan untuk melindungi seseorang tenaga kerja
dari bahaya pernafasan oleh debu, kabut uap logam, asap dan gas.

Menurut cara kerjanya dan bentuk kontaminan, air purifying respirator


dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu:
Chemical Respirator yaitu cartidge respirator dan canister
respirator yang digunakan untuk kontaminan bentuk gas dan uap
dengan tiksisitas rendah. Cartridge ini berisi adsorban dan karbon
aktif, arang dan silicagel. Sedang canister digunakan nuntuk
mengadsorbsi khlor dan gas atau uap zat organic.
Mechanical filter Respirator yaitu digunakan untuk menangkap
partikel-partikel zat padat, debu, kabut, uap logam dan asap.
Respirator ini biasanya dilengkapi dengan filter yang berfungsi
untuk menangkap debu dank abut dengan kadar kontaminasi udara
tidak terlalu tinggi atau partikel tidak terlalu kecil. Filter pada
respirator ini terbuat dari fiberglas atau wol dan serat sintetis yang
dilapisi dengan resin untuk memberi muatan pada partikel.
Untuk campuran gas atau uap dengan partikel- partikel zat padat,
digunakan cartridge atau canister respirator yang dilengkapi filter.
b. Breathing Apparatus / Air Supply Respirator
Respirator ini tidak dilengkapi dengan filter maupun adsorbent. Cara air
supply respirator atau breathing apparatus melindungi pemakainya dari
pemaparan zat-zat kimia

yang sangat toksik atau dari bahaya

kekurangan oksigen adalah dengan mensuplay udara (compressed air)


atau oksigen kepada pemakainya. Macam-macamnya adalah :
Air Line Respirator
Mensuplay udara dari silinder atau kompresor udara yang
bertekanan pada pemakaiannya setelah tekanannya terlebih dahulu
diatur oleh suatu alat pengatur tekanan yang dipakai oleh
pemakainya dan pada respirator ini oksigen tidak boleh digunakan.
Hose Mask Respirator

Mensuplay udara kepada pemakainya melalui saluran udara


penghubung (hose) yang berdiameter lebih besar dari air line, alat
ini dapat dilengkapi blower dengan tujuan menambah kecepatan
aliran udara dalam hose kecepatan maksimum alirnya dapat
mencapai 150 l/menit.
Self Contained Breathing Apparatus
Supplied air respirator ini adalah sangat efisien bila digunakan di
tempat-tempat

kerja

dimana

zat-zat

kimia

yang

sangat

toksik/defisiensi oksigen.

Gambar 2.5.4 alat pelindung pernafasan


2.2.5. Alat Pelindung Tangan
Alat pelindung tangan mungkin yang paling banyak digunakan. Hal ini tidak
mengherankan karena jumlah kecelakaan pada tangan adalah yang banyak dari
seluruh kecelakaan yang terjadi di tempat kerja.
Adapun faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan sarung
tangan yang tepat antara lain adalah :
1. Bahaya yang terpapar, berbentuk bahan-bahan kimia, korosif, bendabenda panas, dingin, tajam atau kasar.
2. Daya tahannya terhadap bahan-bahan kimia misalnya sarung tangan
dari karet alami adalah tidak tepat bila digunakan pada pemaparan

pelarut-pelarut organic (solvents) karena karet alami larut dalam


solvents.
3. Kepekaan yang diperlukan dalam melakukan suatu pekerjaan untuk
pekerjaan harus dimana pemakainya harus membedakan benda-benda
yang halus, pemakaian sarung tangan yang tipis akan memperikan
kepekaan yang lebih besar dari sarung tangan yang berukuran tebal.
Bagian tangan yang harus dilindungi, bagian tangan saja atau tangan dan
lengan bawah. Menurut bentuknya sarung tangan dapat dibedakan menjadi :
1. Sarung tangan bisasa (Gloves)
2. Gaunlets atau sarung tangan dimana keempat dari pemakainya
dibungkus menjadi satu kecuali ibu jari yang mempunyai pembungkus
sendiri (bentuknya seperti sarung tangan petinju).
Macam-macam sarung tangan menurut bahaya yang harus dicegah:
1. Bahaya listrik : sarung tangan karet
2. Bahaya radiasi yang mengion : sarung tangan karet atau kulit yang
dilapisi Pb.
3. Benda-benda tajam atau kasar : sarung tangan kulit atau PVC atau
sarung tangan kulit yang dilapisi dengan logam krom.
4. Asam dan Alkali yang korosif : sarung tangan karet (Natural Rubber)
5. Pelarut Organik (Solvents) : sarung tangan dari karet sintetik (Synthetic
rubber)
6. Benda-benda panas : Sarung tangan kulit, Asbestos, atau Gaunets.

Gambar 2.5.5 alat pelindung tangan


2.2.6. Alat Pelindung Kaki
Sepatu keselamatan kerja dipakai untuk melindungi kaki dari bahaya
kejatuhan benda-benda berat, kepercikan larutan asam dan basa yang korosit atau
cairan yang panas, menginjak benda-benda tajam.
Menurut jenis pekerjaan yang dilakukan suatu pengaman dapat dibedakan
menjadi empat yaitu :
1. Sepatu yang digunakan pada pekerjaan pengecoran baja (Foundry
Leggings) dibuat dari bahan kulit dilapisi krom atau asbes dan tinggi
sepatu kurang lebih lebih 35 cm pada sepatu ini, tetapi sampingnya
terbuka untuk memudahkan pipa celana dimasukkan ke dalam sepatu
kemudian ditutup dengan gasper/tali pengikat.
2. Sepatu khusus keselamatan kerja di tempat-tempat yang mengandung
bahaya peledakan. Sepatu ini tidak boleh memakai paku-paku yang
dapat menimbulkan percikan bunga api.
3. Sepatu karet anti elektrostatik digunakan untuk melindungi pekerjapekerja dari bahaya listrik hubungan pendek sepatu ini harus tahan
terhadap arus listrik 10.000 volt selama 3 menit.

4. Sepatu bagi pekerja bangunan dengan resiko terinjak benda-benda


tajam, kejatuhan benda-benda berat atau terbentur benda-benda keras,
dibuat dari kulit yang dilengkapi dengan baja pada ujungnya untuk
melindungi jari-jari kaki.

Gambar 2.5.6 alat pelindung kaki


2.2.7. Pakaian Pelindung
Pakaian pelindung dapat berbentuk Appron yang menutupi sebagian dari
tubuh yaitu dari dada sampai lutut dan overall yang menutupi seluruh badan.
Pakaian pelindung digunakan untuk melindungi pemakainya dari percikan api,
cairan, larutan bahan-bahan kimia korosif dan di cuaca kerja (panas, dingin, dan
kelembaban). Appron dapat dibuat dari kain (drill), kulit, plastic (PVC, polietilen)
karet, asbes atau yang dilapisi alumunium. Perlu diingat bahwa apron tidak boleh
dipakai di tempat-tempat kerja yang terdapat pada mesin berputar.
Menurut jenis pakaian pelindung dapat dibedakan menjadi :
1. Pakaian pelindung biasa : pelindung ringan, pakaian pelindung
medium, pakaian pelindung berat.
2. Pakaian pelindung yang bersifat khusus : pakaian dari kulit, pakaian
asbestos, pakaian pelindung berat, dan pakaian alumunium.

Gambar 2.5.7 pakaian pelindung


2.2.8. Sabuk Pengaman Keselamatan
Tali dan sabuk pengaman digunakan untuk menolong korban kecelakaan
misalnya yang terjadi pada palka kapal, sumur atau tangki. Selain itu, alat
pengaman ini juga digunakan pada pekerjaan mendaki, memanjat dan konstruksi
bangunan.

Gambar 2.5.8 Sabuk Pengaman

2.3.

Cara penyimpanan dan pemeliharaan Alat Pelindung Diri


(APD)

2.3.1. Secara prinsip pemeliharaan APD dapat dilakukan dengan cara:


1. Penjemuran di panas matahari untuk menghilangkan bau dan mencegah
tumbuhnya jamur dan bakteri.

2. Pencucian dengan air sabun untuk plindung diri seperti helm, kacamata,
earplug yang terbuat dari karet, sarung tangan kain/kulit/karet dan lainlain.
3. Penggantian cartirgde atau canister pada respirator setelah dipakai
beberapa kali.
2.3.2. Penyimpanan APD :
1. Tempat penyimpanan yang bebas dari debu, kotoran, dan tidak terlalu
lembab, serta terhindar dari gigitan binatang.
2. Penyimpanan harus diatur sedemikian rupa sehingga mudah diambil
dan dijangkau oleh pekerja dan diupayakan disimpan di almari khusus.

2.4. Kekurangan dan Kelebihan Alat Pelindung Diri (APD)


Kekurangan :
1. Kemampuan perlindungan yang tak sempurna karena memakai APD
yang kurang tepat dan perawatannya yang tidak baik
2. Fungsi dari ADP ini hanya untuk mengura gi akibat dari kondisi
yangberpotensi menimbulkan bahaya bukan untuk menyelamatkan
nyawa.
3. Tidak menjamin

pemakainya

bebas

kecelakaan

karena

hanya

melindungibukan mencegah
4. Cara pemakaian APD yang salah karena kurangnya pengetahuan
tentangpenggunaan APD yang baik dan benar
5. APD tak memenuhi persyaratan standar karena perawatannya tidak
baikdan kualitasnya buruk.
6. APD yang sangat sensitive terhadap perubahan tertentu.
7. APD yang mempunyai masa kerja tertentu seperti

kanister,

filter(digunakan untuk menahan frekuensi tertentu pada tahanan yang


berubah -ubah dan lain-lain) dan penyerap (cartridge).

8. APD dapat menularkan penyakit bila dipakai berganti-ganti.


Kelebihan :
1. Mengurangi resiko akibat kecelakan kerja yang terjadi baik
sengajamaupun tidak sengaja
2. Melindungi seluruh/sebagian tubuhnya pada kecelakaan
3. Sebagai usaha terakhir apabila sistem pengendalian

tekn

ik

danadministrasi tidak berfungsi dengan baik.


4. Memberikan perlindungan bagi tenaga kerja di tempat kerja agar
terlindungi dari bahaya kerja

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Keselamatan adalah Keselamatan yang berkaitan dengan mesin,
pesawat, alat-alat kerja, bahan dan proses pengolahan, landasan kerja
dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses
produksi.
2. Kesehatan Kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan/kedokteran
beserta prakteknya yang bertujuan, agar pekerja atau masyarakat pekerja
memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik atau mental,
maupun sosial dengan usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakitpenyakit/gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor
pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum.
3. Kecelakaan kerja atau kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan
berhubungan dengan hubugan kerja pada perusahaan, atau kecelakaan
yang terjadi dikarenakan oleh pekerjaan atau pada waktu melaksanakan

4.

pekerjaan.
Alat Pelindung Diri (APD) adalah seperangkat alat keselamatan yang
digunakan oleh pekerja untuk melindungi seluruh atau sebagian
tubuhnya dari kemungkinan adanya pemaparan potensi bahaya

lingkungan kerja terhadap kecelakaan dan penyakit akibat kerja


5. Jenis-jenis alat pelindung diri :
a. Alat pelindung kepala
b. Alat pelindung mata

c. Alat pelindung telinga


d. Alat pelindung pernafasan
e. Alat pelidnung tangan
f. Alat pelindung kaki
g. Pakaian pelindung
h. Sabuk Pengaman Keselamatan
6. Pemeliharaan dan penyimpanan
a. Pemeliharaan :
- Penjemuran
- Pencucian
- Penggantian cartirgde
b. Pemeliharaan :
- Tempat penyimpanan yang bebas dari debu
- Penyimpanan harus diatur sedemikian rupa

DAFTAR PUSTAKA
Koesyanto, Herry. 2016. Dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Semarang :
Anugerah.
Sari, Yosi Novita. 2010. Gambaran Alat Pelindung Diri, Penggunaan dan
Pemeliharaannya di Bidang Operasi Dan Pemeliharaan PT. PLN (Persero)
P3B JB Region Jakarta & Banten Upt Jakarta

Selatan Tahun 2010.

Laporan Magang. Jakarta : Universitas Islam Negeri Syarif Hidatullah.


Setiyowati, Siti Dessy. 2010. Penerapan Penggunaan Alat Pelindung Diri
sebagai Upaya Perlindungan terhadap Tenaga Kerja di PT Bayer
Indonesia-Bayer Cropsceince. Laporan Khusus. Surakarta : Universitas
Sebelas Maret.
Wulansari, Desy Dyah. 2009. Pemakaian Alat Pelindung Diri sebagai Upaya
dalam Pencegahan Kecelakaan Kerja di Bagian Granule di PT. Bina Guna
Kimia Ungaran. Laporan Khusus. Surakarta : Universitas Sebelas Maret.

También podría gustarte