Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
2
3
4
efisien.
Meningkatkan kenyamanan karena tempat kerja selalu bersih dan menjadi
luas/lapang.
Mengurangi bahaya di tempat kerja karena kualitas tempat kerja yang
bagus/baik.
Menambah penghematan karena menghilangkan berbagai pemborosan di
tempat kerja.
Budaya 5R (5S) sudah banyak diterapkan pada perusahaan-perusahaan,
bahkan dengan menerapkan budaya 5R (5S) di tempat tersebut itulah
perusahaan-perusahaan banyak yang berkembang menjadi perusahaan
kelas atas. Budaya 5R (5S) merupakan investasi awal bagi sebuah
perusahaan untuk menuju kesuksesan berkelanjutan.
MANAJEMEN RESIKO
Posted on Desember 20, 2014 Posted in Prilaku Kerja aman Tagged
MANAJEMEN RESIKO Meninggalkan komentar
.entry-meta
.entry-header
Mengapa perlu Manajemen Resiko ?
1. Tiap tempat kerja memiliki sumber bahaya (bahan, proses, alat dan
lingkungan) yang sulit dihilangkan.
2. Sebagai alat bantu dalam menentukan tindakan pengendalian resiko
sesuai dengan sumber bahaya yang ada.
3. Menilai apakah tindakan pengendalian resiko sudah sesuai.
Identifikasi Bahaya
Dilakukan identifikasi bahaya yang terdapat dalam suatu aktifitas /
kegiatan / proses kerja, dll. Teknik sederhana untuk melakukan identifikasi
bahaya adalah dengan membuat pertanyaan sebagai berikut :
a. Apakah sumber bahaya penyebab cidera ?
b. Siapa yang terpapar ?
c. Bagaimana cidera bisa timbul ?
Sumber bahaya :
Keadaan bahan / peralatan
Sifat Pekerjaan
Lingkungan Kerja
Cara Kerja
Proses Produksi
Siapa terpapar ?
Karyawan
Kontraktor
Tamu
Pihak Ketiga
Bagaimana cidera bisa timbul ?
Jatuh dari ketinggian
Tertimpa
Terbentur / tertabrak
Terjebak / Terjepit
Kontak dengan suhu ekstrim
Tersengat listrik
Kontak dengan Bahan kimia berbahaya
Teknik Identifikasi Bahaya :
Inspeksi
Work Through Survey
Audit
Kuisoner
Data Statistik
HAZOP / Fault Tree Analysis
Analisa dan Penilaian Resiko
Setelah Bahaya diidentifikasi, tahap selanjutnya adalah melakukan analisa
dan penilaian resiko.
Dalam melakukan analisa dan penilaian resiko parameter yang digunakan
adalah AKIBAT (Consequences) dan PELUANG (frequency)
Akibat adalah tingkat keparahan yang mungkin terjadi dari suatu insiden
yang melibatkan manusia, properti, lingkungan ataupun reputasi
perusahaan.
Contoh:
Yang berakibat pada manusia seperti Fatal, cacat, perawatan medis, P3K.
1
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
.entry-content
#post-91
Kerugian Kecelakaan Kerja (Teori Gunung Es Kecelakaan Kerja)
Posted on Desember 10, 2014 Posted in Prilaku Kerja aman Tagged
Kerugian Kecelakaan Kerja (Teori Gunung Es Kecelakaan Kerja)
Meninggalkan komentar
.entry-meta
.entry-header
Kerugian kecelakaan kerja diilustrasikan sebagaimana gunung es di
permukaan laut dimana es yang terlihat di permukaan laut lebih kecil dari
pada ukuran es sesungguhnya secara keseluruhan. Begitu pula kerugian
pada kecelakaan kerja kerugian yang tampak/terlihat lebih kecil daripada
kerugian keseluruhan.
Dalam hal ini kerugian yang tampak ialah terkait dengan biaya langsung
untuk penanganan/perawatan/pengobatan korban kecelakaan kerja tanpa
memperhatikan kerugian-kerugian lainnya yang bisa jadi berlipat-lipat
jumlahnya daripada biaya langsung untuk korban kecelakaan kerja.
Kerugian kecelakaan kerja yang sesungguhnya ialah jumlah kerugian untuk
korban kecelakaan kerja ditambahkan dengan kerugian-kerugian lainnya
(material/non-material) yang diakibatkan oleh kecelakaan kerja tersebut.
Kerugian-kerugian (biaya-biaya) tersebut antara lain :
Biaya Langsung Kerugian Kecelakaan Kerja :
Biaya Pengobatan & Perawatan Korban Kecelakaan Kerja.
Biaya Kompensasi (yang tidak diasuransikan).
Biaya Tidak Langsung :
Kerusakan Bangunan
Kerusakan Alat dan Mesin
Kerusakan Produk dan Bahan/Material
Gangguan dan Terhentinya Produksi
Biaya Administratif
Pengeluaran Sarana/Prasarana Darurat
Sewa Mesin Sementara
Waktu untuk Investigasi
Pembayaran Gaji untuk Waktu Hilang
Biaya Perekrutan dan Pelatihan
Biaya Lembur (Investigasi)
Biaya Ekstra Pengawas(an)
Waktu untuk Administrasi
Penurunan Kemampuan Tenaga Kerja yang Kembali karena Cedera
Kerugian Bisnis dan Nama Baik
Perbandingan jumlah biaya di atas diilustrasikan pada gambar di bawah
berikut :
Substitusi
Substitusi Alat/Mesin/Bahan
Perancang
an
Modifikasi/Perancangan
Alat/Mesin/Tempat Kerja yang
Lebih Aman
Administra
si
APD
Tempat
Kerja/Pekerjaan Aman
Mengurangi Bahaya
SebelummembahastentangFire&SafetyTechnology,perludiketahuibahwa
Fire&Safetydidalamkegiatan/prosesbisnisperusahaanbukanlahsuatu
kejadian(event)yangsecaratibatibadihadirkansebagaikomponenpelengkap
didalamkegiatantersebut.Fire&Safetydiindustridiperlukankarenaadanya
kebutuhanuntukmengelolarisikoyangdapatberdampakpadakelangsungan
bisnisperusahaan(mis:kebakaranfasilitas)dangangguanoperasiperusahaan
yangdisebabkanadanyakerusakanfasilitas(mis:majorfailure)ataukecelakaan
pekerja(mis:fatality)diperusahaan.SelainituFire&Safetyjugaditerapkan
sebagaipentaatanperusahaanterhadapperaturan(Undangundang)yangbersifat
Mandatory.
PembahasantentangFire&SafetyTechnologyakancobadisampaikansecara
sistematisdanbertahapsesuaiprocessflowkegiatanoperasidiindustrisehingga
rekanrekanmendapatpemahamanyangcukuplengkapdanmengetahuidasar,
tujuandanmetodemengaplikasikanaspekFire&Safetydidalamkegiatan
industrinya.
MateridalamFire&SafetyTechnologysebagaiberikut:
1.RiskManagement
BasicPrincipleofRiskManagement
QualitativeRiskAssessment
QuantitativeRiskAssessment
2.FireProtectionEngineering
ConsequencesModelling(ComputationalFluidDynamics)
Fire/incidentModelling(FireDynamicTools/Simulator)
PassiveFireProtectionSystem
ActiveFireProtectionSystem
FireProtectionEquipment(technology,maintenance&performancetest)
3.EmergencyResponse
(Akandiupdatesesuaikebutuhan)
1.RiskManagement
BasicPrincipleofRiskManagement
Quote:
Definisi:
Risikoadalah:
a)Kemungkinankerugian,cedera,ataukeadaanyangmerugikanatautidak
diinginkanlainnya
b)Potensiterjadinyasuatuperistiwa(events),baikyangdapatdiperkirakan
(anticipated)maupunyangtidakdapatdiperkirakan(unanticipated)yangdapat
menimbulkandampaknegatifbagiperusahaan.
c)Kombinasidaripotensijumlahterjadinyainsiden(Likelihood)yang
disebabkankarenakondisiataupaparanberbahayadantingkatkeparahan
dampak(Severity)yangdiakibatkanolehkondisiataupaparanbahayatersebut
(OHSAS18001:2007)
Insidenadalahsuatuperistiwa(events)terkaitpekerjaanyangdapat
menimbulkancederaataugangguankesehatan(tergantungtingkat
keparahan/Severity),terjadiataumungkinmenimbulkankecelakaanparah
(Fatality)(OHSAS18001:2007)
Hazard/potensibahayaadalahsumberatausituasiyangmemilikipotensiuntuk
mencideraiataumenimbukansakitpadamanusia,kerusakanpadaproperti,
kerusakanpadalingkungankerja,ataukombinasinya(OHSAS18001:2007)
PenilaianRisikoadalahProsesmenyeluruhdalammemperkirakanbesarnya
resikodanmenentukanbisaatautidakresikotersebutditoleransi(OHSAS
18001:2007)
ManajemenRisikoadalahSerangkaianprosedur,sistemdanmetodologiyang
digunakanuntukmengidentifikasi,mengukur,melakukanmitigasi,memantau
danmengendalikanrisikoyangtimbuldariaktivitasusahaperusahaan
MengapaPenilaianResikoitupenting?PenilaianRisiko(RiskAssessment)
merupakankuncidasarmanajemenHSEyangproaktifdansistematisuntuk
mengeloladampaknegatifkegiatanbisnisperusahaan
KapandiperlukanPenilaianRisiko?
Saatdilakukanpekerjaannonrutinataudarurat
Saatdilakukanpekerjaanataukegiatanbaru
Saatpekerjabaruterlibatdalampekerjaan
Saatdilakukanpekerjaanolehpihakketiga(kontraktor)
Saatdilakukanperubahanbesarterhadapjenispekerjaanatauperalatan
ProsesPenilaianRisiko(RiskAssessment)
Tahap1.IdentifikasiBahaya
Quote:
TahapinidilakukanuntukmengidentifikasiAPA,MENGAPAdan
BAGAIMANAsesuatukejadian(kecelakaan)dapat/mungkinterjadi,hasil
identifikasidigunakansebagaidasaruntukprosesanalisaselanjutnya.Proses
identifikasibahayaharusberdasarkantindakanproaktifuntukmenganalisa
seluruhsumber,kondisiatauperilakuberbahaya(ataukombinasidariketiganya)
darikegiatanbisnisperusahaanyangdapatmemberikandampaknegatifkepada
kesehatandankeselamatanpekerja.
Peralatan/metodeyangdigunakan:
1)Analisaprosesoperasi/Diagramalir
2)Catatan/rekamankejadiandanstudi,mis:dataLKP,Nearmiss,JSAdll
3)Forumrapat/diskusi,mis:KomiteK3LL,rapatmanajemendll
4)Hasilrekomendasi,mis:Hasilaudit,pendapatahli/operatorperalatan
5)Inspeksilapangan
6)MSDS
7)Checklists
Tahap2.PenilaianRisiko
Quote:
Tujuantahapiniadalahmenurunkanrisikohinggaketingkatterendah/dapat
diterima(acceptablerisk),tidakadarisikodalampekerjaantidakmenjamin
kondisitelahbenarbenaramansehinggalangkahyangdapatdilakukanadalah
mengkomunikasikandanmengendalikansetiaprisikotersisa(residualrisk)
dalamaktivitaspekerjaan.Mis:penerbitanijinkerjadll
Sehinggaaspekdalampenilaianrisikoiniadalah:
Tujuan:Setiappotensibahayadalampekerjaantelahdievaluasidampakdan
tingkatrisikonyatelahditetapkan(VeryHigh,High,Moderate,Low,VeryLow)
Tahapan:Memperhitungkanpotensijumlahterjadinyainsiden(Likelihood)dan
potensitingkatkeparahandampak(Severity)
Hasil:Memprioritaskanpenanganandampakbesardanpentingdenganmetode
pengendalianyangtepatdanefektifyangdapatdiidentifikasidanditerapkan.
Tahap3.EvaluasiRisiko
Quote:
Proses:Pengembanganupayadansistempengendalianrisikosecaramenyeluruh
untukmengelolasetiaprisikoyangtimbul.
Hasil:Upayapengendalianrisikoyangditetapkansesuaidenganstandaratau
pedomanteknisindustridantindaklanjutupayapengendalianditerapkan
Sasaran:Mengurangipotensitimbulnyadampak/risikoataumenurunkantingkat
keparahandalamsuatubahaya/risiko(ataukeduanya)
Evaluasimetodepengendalianrisiko:
1)Pertimbanganbeberapaalternatifmetodepengendalian
2)Prioritaskanpadarisikoyangmemilikidampakpalingbesardanpenting
3)Pertimbangkanefektifitasbiayapengendaliandengannilaikerugianrisiko
4)Apakahmetodepengendaliansepadandenganpermasalahan/risiko
5)Apakahmetodepengendalianyangdipilihtelahefektif
6)Apakahmetodepengendalianyangdipilihakanmenimbulkan
permasalahan/risikobaru
Tahap4.PemilihanMetodePengendalianRisiko
Pemilihanmetodepengendalianditentukanberdasarkanurutanprioritasmetode
pengendaliansebagaiberikut:
HirarkiMetodePengendalianRisiko
Penjelasanmetodepengendalianrisiko:
Quote:
1)Eliminasi(menghilangkan)
Eliminasi/hilangkanaktifitasataupekerjaanyangtidakdiperlukan
Apabilamenungkinkanhilangkanpotensibahayayangtimbulkarenafaktor
peralatanataumesinyangtidakmempengaruhi/digunakandalampekerjaan
ataumemberikanbanyakmanfaat
Hilangkanpenggunaanbahanbahanberbahaya
2)Substitusi(mengganti)
Beberapapekerjaanpentingdiubahdengancarakerjayanglebihaman
Menggantimetodeyangberbahayadenganmetodeyangmenimbulkanbahaya
lebihkecil,mis:pemotonganlasdenganpemotongandingin
Gunakanalatataumesinyanglebihaman,mis:palukuningandll
Pilihmenggunakanbahandengantingkatbahayalebihrendah,mis:catsolvent
dengancatwaterbased.
3)Isolasi(mengisolasi)
Memindahkanpotensibahayakeluarlokasi,mis:pembangunanruanggenset
dilokasiyangjauhkarenatingkatkebisinganyangtinggi
Mengisolasibahayadilokasitertentu,mis:memasangisolator(bahankedap
suara)diruanggenset
Melepaskanpotensibahayadenganmedialain,mis:membuatsaluranbuang
genset(sumberpanas)melewatibakair(flamearrester)
4)Engineering(desain/teknis)
Melakukandesainulangperalatandengansistempengaman,mis:memasang
PRV&PSVpadapipadanpompa
Menggunakanalatbantumekanis,mis:alatangkut(forklift)dll
Memasangsistempelepasanenergi
Memasangpengamanpadabendaberputar
5)Administrasi(administratif)
Pengaturanwaktukerjakhususuntukmenghindaribahaya
Apakahdiperlukanpelatihanataupembinaanterhadappekerja
Apakahdiperlukanpengawasanmelekat
Mengurangijumlahpekerjaatauwaktukerjauntukmengurangipaparan
terhadapbahaya
Memperhatikankebersihandankerapianselamapekerjaan
Menyusunprosedurkerja
6)PersonalProtectiveEquipment(AlatPelindungDiri)
ApakahpekerjadenganpaparanbahayatelahdilengkapidenganAPDyang
tepatdanmemadaisesuaipotensibahayanya
ApakahAPDtelahtersediasesuaidenganjenisbahaya/risikoyangada
Tahap5.ImplementasikanMetodePengendalianBahaya/Risiko
Quote:
a)Apakahmetodepengendalianbahaya/risikoyangdipilihdanditetapkantelah
diimplementasikandilokasi
b)Apakahmanajemenperusahaanmendukungupayaimplementasimelalui
dukungansumberdayadanbiayayangmemadai
c)Apakahpersoneldilokasimendukungdanmematuhimetodepengendalian
yangditerapkan
d)Apakahupayaimplementasitelahdilakukansecaraberkelanjutandanselalu
dikembangkanuntukmencarimetodepengendalianyanglebihbaik
Tahap6.PemantauandanEvaluasi
Quote:
a)Lakukanpemantauanterhadapefektifitasmetodepengendalianyangtelah
diimplementasikandilokasi,mis:mengukurulangrisiko(residualrisk)setelah
dilakukanupayapengendalian,periksadata/rekamankerusakanperalatandll
b)Evaluasidata/rekamankejadiansetelahditerapkanmetodepengendaliandi
lokasi,mis:mengevaluasijumlahkejadian(kecelakaan),laporannearmissdll
c)Perencanaanlanjutuntukperbaikanmetodepengendalianyangtelah
diterapkangunamemperolehmetodeyanglebihefektifdanefisien
d)Evaluasipotensibahaya/risikobaruyangmunculataubelumterlingkup
e)Dokumentasikanseluruhhasilanalisis,kajian,lembarkerja,catatan/rekaman
kejadian,danlainnya
2. Executive action:
3. Supervision:
performance, And
4. Accountability:
Recognizing responsibilities to those making
legitimate
demand for accountability.
(Tricker, Robert I., 1984, Corporate Governance Practices, Procedures,
and Power in British Companies and Their Board of Directors, UK, Gower)
Teori-teori Terkait
Dua teori utama yang terkait dengan corporate governance adalah
stewardship theory dan agency theory. Stewardship theory dibangun di
atas asumsi filosofis mengenai sifat manusia yakni bahwa manusia pada
hakekatnya dapat dipercaya, mampu bertindak dengan penuh tanggung
jawab memiliki, integritas, dan kejujuran terhadap pihak lain. Inilah yang
tersirat dalam hubungan fidusia yang dikehendaki para pemegang saham.
Dengan kata lain, stewardship theory memandang manajemen sebagai
dapat dipercaya untuk bertindak dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan
publik pada umumnya maupun shareholders pada khususnya.
Sementara itu, agency theory yang dikembangkan oleh Michael Johnson,
seorang professor dari Harvard, memandang bahwa manajemen
perusahaan sebagai agents bagi para pemegang saham, akan bertindak
dengan penuh kesadaran bagi kepentingannya sendiri, bukan sebagai
pihak yang arif dan bijaksana serta adil terhadap pemegang saham
sebagaimana diasumsikan dalam stewardship model. Bertentangan
dengan stewardship theory, agency theory memandang bahwa
manajemen tidak dapat dipercaya untuk bertindak dengan sebaik-baiknya
bagi kepentingan publik pada umumnya maupun shareholders pada
khususnya. Dengan demikian, managers could not be trusted to do their
job which of course is to maximize shareholder value (Tricker, Opcit).
Dalam perkembangan selanjutnya, agency theory mendapat respons lebih
luas karena dipandang lebih mencerminkan kenyataan yang ada. Berbagai
pemikiran mengenai corporate governance berkembang dengan bertumpu
pada agency theory di mana pengelolaan perusahaan harus diawasi dan
dikendalikan untuk memastikan bahwa pengelolaan dilakukan dengan
penuh kepatuhan kepada berbagai peraturan dan ketentuan yang berlaku.
Upaya ini menimbulkan apa yang disebut sebagai agency costs, yang
menurut teori ini harus dikeluarkan sedemikian rupa sehingga biaya untuk
mengurangi kerugian yang timbul karena ketidakpatuhan setara dengan
peningkatan biaya enforcement-nya.
Biaya yang harus dibayar tersebut, dalam konteks corporate governance,
adalah biaya untuk:
3.
Dari pengertian di atas pula, tampak beberapa aspek penting dari GCG
yang perlu dipahami beragam kalangan di dunia bisnis, yakni;
1. Fairness (Kewajaran)
Secara sederhana kewajaran (fairness) bisa didefinisikan sebagai
perlakuan yang adil dan setara di dalam memenuhi hak-hak stakeholder
yang timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan perundangan yang
berlaku.
Fairness juga mencakup adanya kejelasan hak-hak pemodal, sistem hukum
dan penegakan peraturan untuk melindungi hak-hak investor - khususnya
pemegang saham minoritas - dari berbagai bentuk kecurangan. Bentuk
kecurangan ini bisa berupa insider trading (transaksi yang melibatkan
informasi orang dalam), fraud (penipuan), dilusi saham (nilai perusahaan
berkurang), KKN, atau keputusan-keputusan yang dapat merugikan seperti
pembelian kembali saham yang telah dikeluarkan, penerbitan saham baru,
merger, akuisisi, atau pengambil-alihan perusahaan lain.
Biasanya, penyakit yang timbul dalam praktek pengelolaan perusahaan,
berasal dari benturan kepentingan. Baik perbedaan kepentingan antara
manajemen (Dewan Komisaris dan Direksi) dengan pemegang saham,
maupun antara pemegang saham pengendali (pemegang saham pendiri,
di Indonesia biasanya mayoritas) dengan pemegang saham minoritas
(pada perusahaan publik biasanya pemegang saham publik). Di tengah
situasi seperti ini, lewat prinsip fairness, ada beberapa manfaat yang
diharapkan bisa dipetik. Apa saja manfaat itu?
Fairness diharapkan membuat seluruh aset perusahaan dikelola secara
baik dan prudent (hati-hati), sehingga muncul perlindungan kepentingan
pemegang saham secara fair (jujur dan adil). Fairness juga diharapkan
memberi perlindungan kepada perusahaan terhadap praktek korporasi
yang merugikan seperti disebutkan di atas. Pendek kata, fairness menjadi
jiwa untuk memonitor dan menjamin perlakuan yang adil di antara
beragam kepentingan dalam perusahaan.
Namun seperti halnya sebuah prinsip, fairness memerlukan syarat agar
bisa diberlakukan secara efektif. Syarat itu berupa peraturan dan
perundang-undangan yang jelas, tegas, konsisten dan dapat ditegakkan
secara baik serta efektif. Hal ini dinilai penting karena akan menjadi
penjamin adanya perlindungan atas hak-hak pemegang saham manapun,
tanpa ada pengecualian. Peraturan perundang-undangan ini harus
dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menghindari penyalahgunaan
lembaga peradilan (litigation abuse). Di antara (litigation abuse) ini adalah
penyalahgunaan ketidakefisienan lembaga peradilan dalam mengambil
keputusan sehingga pihak yang tidak beritikad baik mengulur-ngulur waktu
kewajiban yang harus dibayarkannya atau bahkan dapat terbebas dari
kewajiban yang harus dibayarkannya.
2. Transparency (Keterbukaan Informasi)
Transparansi bisa diartikan sebagai keterbukaan informasi, baik dalam
proses pengambilan keputusan maupun dalam mengungkapkan informasi
material dan relevan mengenai perusahaan.
Perbincangan prinsip ini sendiri sangatlah menarik. Pasalnya, isu yang
sering mencuat adalah pertentangan dalam menjalankan prinsip ini.
Semisal, adanya kekhawatiran perusahaan bahwa jika ia terlalu terbuka,
maka strateginya dapat diketahui pesaing sehingga membahayakan
1.
2.
3.
4.
5.
Manfaat GCG ini bukan hanya untuk saat ini, tetapi juga dalam jangka
panjang dapat menjadi pilar utama pendukung tumbuh kembangnya
perusahaan sekaligus pilar pemenang era persaingan global.
Akan tetapi, keberhasilan penerapan GCG juga memiliki prasyarat
tersendiri. Di sini, ada dua faktor yang memegang peranan, faktor
eksternal dan internal.
Faktor Eksternal
Yang dimakud faktor eksternal adalah beberapa faktor yang berasal dari
luar perusahaan yang sangat mempengaruhi keberhasilan penerapan GCG.
Di antaranya:
a. Terdapatnya sistem hukum yang baik sehingga mampu
menjamin berlakunya supremasi hukum yang konsisten dan
efektif.
b. Dukungan pelaksanaan GCG dari sektor publik/ lembaga
pemerintahaan yang diharapkan dapat pula melaksanakan
Good Governance dan Clean Government menuju Good
Government Governance yang sebenarnya.
c. Terdapatnya contoh pelaksanaan GCG yang tepat (best
practices) yang dapat menjadi standard pelaksanaan GCG
yang efektif dan profesional. Dengan kata lain, semacam
benchmark (acuan).
pemecahan masalah kelompok. Jika dua atau lebih pekerja sepakat akan
sesuatu yang dianggap cara yang terbaik dalam melakukan sesuatu, maka
mereka akan lebih mudah mengambil resiko dan mengabaikan prosedur
atau kebijakan yang ada. Fenomena ini bisa disebut mentalitas gembala
(herd mentality).