Está en la página 1de 11

BAB III

METODE PERCOBAAN
III.1 Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu mistar, silet, pipet tetes, botol kaca,
gelas ukur, botol sampel.
III.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu jagung Zea mays, aquades,
xylol, alkohol 96%, formalin, parafin cair, asam asetat glacial, box kecil, aluminium foil dan
tissue.
III.3 Cara Kerja
Cara kerja pada percobaan ini yaitu :
I. Pembuatan Larutan FAA
1. Asam asetat Glacial= 5 ml
2. Formalin
= 5 ml
3. Alkohol
= 90 ml
II. Pengenceran Alkohol Bertingkat
1. Rumus : V1.M1 = V2.M2
2. Dilakukan pengenceran alkohol 90% yang dimana diencerkan dari alkohol 96% dengan
volume aquades yang digunakan yaitu 6,25 dan volume alkohol yaitu 93,75
3. Dilakukan pengenceran alkohol 80% yang dimana diencerkan pula dari alkohol 96% dengan
volume aquades yang digunakan 16,67 dan volume alkohol yaitu 83,33
4. Dilakukan lagi pengencaran alkohol 70% yang dimana diencerkan pula dari alkohol 96%
dengan volume aquades yang digunakan 27,09 dan volume alkohol yaitu 72,91.
III. Pembuatan Preparat Permanen
1. Fiksasi FAA selama 1 jam yang dimana fiksasi ini bertujuan untuk mengawetkan semua
struktur sel sehingga sedapat mungkin berada dalam keadaan sama atau hampir sama dengan
pada waktu masih hidup.
2. Dilakukan dehidrasi dengan alkohol bertingkat 70%, 80%, 90%, dan 96% masing-masing 10
menit. Dehidrasi ini bertujuan untuk menarik air keluar dari jaringan dan akan digantikan
dengan alkohol
3. Dealkoholisasi dengan menggunakan alkohol-xylol perbandingan 3:1, 1:1, 1:3 masingmasing 5 menit. Dealkoholisasi ini bertujuan untuk menarik alkohol keluar dari jaringan dan
digantikan dengan xylol.

4. Dilakukan penjernihan dengan menggunakan xylol murni. Penjernihan ini dilakukan 2x yaitu
xylol murni I 5 menit dan xylol murni II 5 menit. Penjernihan ini dilakukan untuk menarik
sisa alkohol yang masih terdapat dalam jaringan.
5. Infiltrasi terbagi atas infiltrasi I dan II. Infiltrasi I dilakukan dengan menggunakan xylolparafin dengan perbandingan 1:9 kemudian dilakukan infiltrasi II yaitu dengan menggunakan
parafin murni selama 30 detik. Infiltrasi ini bertujuan untuk mengganti campuran
xylol/parafin dengan parafin murni.
6. Setelah itu dilakukan penanaman/embedding menggunakan parafin yang padat.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil
IV.1.1 Skema Bagan Kerja Berdasarkan Prosedur

Daun jagungZea mays

Fikasasi

Pencucian dan dehidrasi

alkohol bertingkat (70%,80%, 90%, dan 96%)


masing-masing 10 menit

Dealkoholisasi

IV.1.2 Skema Bagan Kerja Berdasarkan Literatur


Daun jagungZea mays

Fikasasi

Pencucian dan dehidrasi

alkohol bertingkat (70%,80%, 90%, dan 96%)


masing-masing 30 menit

Dealkoholisasi

Keterangan:
1. Jaringan pembuluh
2. Korteks
3. epidermis

IV.1.3 Gambar Preparat

Gambar 2. Penampang melintang daunjagung Zea mays


Sumber:http://id.wikipedia.org

IV.2 Pembahasan
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui tahapan-tahapan pembuatan preparat daun
jagung Zea mays dengan menggunakan metode parafin. Daun jagung Zea mays terlebih
dahulu dipotong secara melintang dengan ukuran 2 mm.
Tahapan selanjutnya yaitu dilakukan fiksasi selama 30 menit. Sebenarnya berdasarkan
literatur fiksasi pada daun jagung Zea mays dilakukan minimal 24 jam tetapi karena waktu
yang tidak memadai dan tujuan awal hanya ingin mengetahui tahapan dalam pembuatan
preparat dengan metode parafin ini maka waktu yang digunakan yaiutu 30 menit. Fiksasi

pada tahapan ini bertujuan untuk mengawetkan semua struktur sel sehingga sedapat mungkin
berada dalam keadaan sama atau hampir sama dengan pada waktu masih hidup.
Setelah daun jagung Zea mays difiksasi, tahapan selanjutnya yaitu pencucian dan
dehisdrasi. Pada tahapan dehidrasi ini diberikan alkohol bertingkat dari 70 %, 80 %, 90 %,
hingga 96 %, yang dimana tiap tingkatan alkohol dilakukan dehidrasi selama 10 menit.
Pemberian alkohol bertingkat dari konsentrasi rendah hingga konsentrasi tinggi bertujuan
agar selnya tidak lisis atau rusak. Alkohol bertingkat didapatkan melalui pengenceran dengan
rumus V1.M1 = V2.M2. Seperti halnya pada fiksasi tadi, berdasarkan literatur dehidrasi ini
minimal dilakukan 30 menit tipa tingkatan alkohol. Tahapan dehidrasi ini bertujuan untuk
menarik air keluar yang berada dalam jaringan untuk digantikan dengan alkohol.
Tahapan selanjutnya yaitu dealkoholisasi dengan menggunakan alkohol-xylol
perbandingan 3:1, 1:1, 1:3. Tiap perbandingan alkoho-xylol dilakukan selama 5 menit tetapi
berdasarkan literatur minimal dilakukan 30 menit. Sama halnya dengan dehidrasi pada
tahapan dealkoholisasi ini dilakukan dari volume alkohol yang terbanyak. Hal tersebut
bertujuan agar sel atau jaringan tidak rusak. Dealkoholisasi ini bertujuan untuk menarik
keluar alkohol yang berada dalam jaringan untuk digantikan oleh xylol. Hal tersebut
dilakukan karena xylol yang mampu berikatan dengan parafin sedangkan alkohol tidak.
Selanjutnya yaitu penjernihan dengan menggunakan xylol murni. Penjernihan ini
dilakukan 2x yaitu xylol 1 dan 2 selama 5 menit. Sama halnya dengan tahapan sebelumnya,
lama penjerihan menggunakan xylol murni berdasarkan literatur yaitu 30 menit. Penjernihan
bertujuan untuk memebersihkan sisa-sisa alkohol yang masih terdapat dalam jaringan. Selain
itu penjernihan dilakukan dengan menggunakan xylol murni karena alkohol tidak dapat
berikatan atau bercampur dengan parafin maka digantikan dengan xylol yang dapat berikatan
dengan parafain melalui proses dealkoholisasi dan penjernihan
Tahapan selanjutnya yaitu infiltrasi. Infiltrasi ini terbagi atas 2 yaitu dengan
menggunakan xylox-parafin dengan 1:9 dan dengan menggunakan parafin murni. Infiltrasi
ini dlakukan untuk menggantikan xylol dengan parafin murni. Infiltrasi berdasarkan literatur

dilakukan selama 24 jam. Setelah infiltrasi dilakukan penanaman atau biasa juga disebut
dengan embedding. Embedding dilakukan dengan menggunakan parafin yang padat.
Dalam percobaan ini tahapan yang dilakukan hanya sampai embedding/penanaman
karena tidak terdapatnya mikrotom yang dapat digunakan pada tahap pengirisan. Tetapi,
berdasarkan literatur tahapan pembuatan preparat dengan metode parafin ini setelah
embedding yaitu pengirisan dengan mikrotom dilanjutkan dengan perekatan menggunakan
campuran gliseri/albumin ayng ditambahkan dengan air kemudian setelah itu dilakukan
pewarnaan menggunakan safranin 1% dalam aquades.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan mengenai pembuatan preparat melintang dengan
menggunakan metode parafin dapat diketahui cara pembuatan preparat yaitu dimulai dengan
pemotongan daun jagung Zea mays, fiksasi, pencucian dan dehidrasi, dealkoholisasi,
penjernihan, infiltrasi, dan penanaman/embedding.
V.2 Saran
Adapun saran untuk percobaan ini yaitu penyediaan mikrotom agar semua tahapan
dalam pembuatan preparat dengan metode parafin dapat dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA
Amelia. 2005. Persamaan dan Perbedaan Tehnik Pembuatan Preparat Pada Hewan dan
Tumbuhan Menggunakan Metode Parafin. http://amirulrosid.blogspot.com. Diakses
pada tanggal 19 September 2012, pukul 17.05 WITA.
Arimurti. 2001. Laporan Praktikum Mikroteknik. Fakultas Pertanian, UGM, Yogyakarta.
Surya. 2001. Histologi. Universitas Hasanuddin Press, Makassar.
Botanika.
2008.
Beberapa
Metode
Pembuatan
Preparat
Tumbuhan.
http://maximiliancortes.blogspot.com. Diakses pada tanggal 19 September 2012,
pukul 16.59 WITA.
Setjo, Susetyoadi. 2004. Anatomi Tumbuhan. Universitas Negeri Malang, Malang.
LAMPIRAN
1. Rumus Pengenceran : V1.M1 = V2.M2
Pengenceran 70 %
V1.M1 = V2.M2
V1 x 96 = 100 x 70
96V1 = 7000
V1 = 7000/96
= 72,91
Banyak aquadesh yang digunakan = 100 72,91
= 27,09
Pengenceran 80 %
V1.M1 = V2.M2=
V1 x 96 = 100 x 80
96V1 = 8000
V1 = 8000/96
= 83,33
Banyak aquadesh yang digunakan = 100 83,33
= 16,67
Pengenceran 90 %
V1 x 96 = 100 x 90
96V1 = 9000
V1 = 9000/96 = 93,75
Banyak aquadesh yang digunakan = 100 93,75= 16,25
Perbandingan alkohol xylol
Alkohol-xylol 3:1

Alkohol yang digunakan 7,5 ml dan xylol yang digunakan 2,5 ml


Alkohol-xylol 1:1
Alkohol yang digunakan 5 ml dan xylol yang digunakan 5 ml
Alkohol-xylol
Alkohol yang digunakan 2,5 ml dan xylol yang digunakan 7,5 ml

También podría gustarte