Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Tumor merupakan salah satu dari lima karakteristik inflamasi berasal dari
bahasa latin, yang berarti bengkak. IstilahTumor ini digunakan untuk
menggambarkan pertumbuhan biologikal jaringan yang tidak normal. Menurut
Brooker, 2001 pertumbuhan tumor dapat digolongkan sebagai ganas (malignant)
atau jinak (benign).
Sel tumor pada tumor jinak bersifat tumbuh lambat, sehingga tumor jinak
pada umumnya tidak cepat membesar. Sel tumor mendesak jaringan sehat
sekitarnya secara serempak sehingga terbentuk simpai (serabut pembungkus yang
memisahkan jaringan tumor dari jaringan sehat). Oleh karena bersimpai maka
pada umumnya tumor jinak mudah dikeluarkan dengan cara operasi (Robin dan
Kumar, 1995).
Tumor (bahasa Inggris: tumor, tumour) adalah sebutan untuk neoplasma
atau lesi padat yang terbentuk akibat pertumbuhan sel tubuh yang tidak
semestinya, yang mirip dengan simtoma bengkak. Tumor berasal dari kata
tumere dalam bahasa latin yang berarti "bengkak". Pertumbuhannya dapat
digolongkan sebagai ganas (malignan) atau jinak (benign).Tumor ganas disebut
kanker. Kanker memiliki potensi untuk menyerang dan merusak jaringan yang
berdekatan dan menciptakan metastasis. Tumor jinak tidak menyerang tissue
berdekatan dan tidak menyebarkan benih (metastasis), tetapi dapat tumbuh secara
lokal menjadi besar. Mereka biasanya tidak muncul kembali setelah penyingkiran
melalui operasi.
B. Tujuan Penulisan
BAB II
TINJAUAN TEORI
mengakibatkan
kemunduran
lebih
dominan
dibandingkan
jaringan atau organ badan yang pada akhirnya mempengaruhi keadaan serta
fungsi dan kemampuan badan secara keseluruhan.
WHO mengelompokkan lansia menjadi 4 kelompok yang meliputi :
1. Midle age (usia pertengahan) yaitu kelompok usia 45-59 tahun
2. Elderly, antara 60-74 tahun
3. Old, antara 75-90 tahun
4. Very old, lebih dari 90 tahun
Menurut Departemen Kesehatan, pengelompokan usia lanjut sebagai berikut:
1) Kelompok pertengahan umur
Masa ini dikenal dengan masa verilitas atau masa persiapan menjadi
lansia.
2) Kelompok usia lanjut dini
Masa ini disebut masa pra pension atau masa mulai memasuki usia lanjut.
Usia 55-64 tahun.
3) Kelompok usia lanjut ( usila atau lansia )
-
Masa senium.
1. Mempertahankan derajat kesehatan para lanjut usia pada taraf yang setinggitingginya, sehingga terhindar dari penyakit atau gangguan.
2. Memelihara kondisi kesehatan dengan aktifitas-aktifitas fisik dan mental.
3. Merangsang para petugas kesehatan (dokter, perawat) untuk dapat mengenal
dan menegakkan diagnosa yang tepat dan dini.
4. Mencari upaya semaksimal mungkin agar para lanjut usia yang menderita
suatu penyakit atau gangguan, masih dapat mempertahankan kebebasan yang
maksimal tanpa perlu suatu pertolongan (memelihara kemandirian secara
maksimal.
5. Mendampingi dan memberikan bantuan moril dan perhatian pada lansia yang
berada dalam fase terminal sehingga lansia dapat menghadapi kematian
dengan tenang dan bermartabat.
D. Perubahan Fungsi
1. Proliferasi dan penyembuhan
a. Waktu pergantian kulit menjadi lebih panjang.
b. Epidermal repair berkurang sehingga resiko infeksi sekunder tinggi.
c. Pertumbuhan kuku dan rambut lambat.
d. Anaplasia : hampir semua orang diatas 65 tahun mengalami tumor jinak
( keratosis seboroika ), penyebabnya :
-
b) Sifat-sifat mekanis
Serat kolagen dan serat elastisitas mengalami perubahan ( perubahan sifat
mekanik ) sehingga elastic recovery menurun ( kulit lama kembali ), hal
ini mengakibatkan kulit mudah robek bila trauma, penurunan piupi dan
distorsi.
c) Respon imun
1) Gangguan fungsi sel beta
2) Gangguan imunitet seluler, sehingga mudah mengalami infeksi virus,
jamur dan keganasan.
2. Sistem Pernafasan
Teradi perubahan struktur thorax yang menyebabkan pengembangan
paru menjadi terbatas, tulang iga tidak dapat bergerak bebas. Tulang
punggung kifosis yang menyebabkan paru semakin kaku dan kurang elastic,
peningkatan kapasitas residual, penurunan kapasitas vital ynag pada akhirnya
dapat mengakibtakan kolaps basal.
10
3. Sistem Kardiovaskuler
Perubahan yang berhubungan dengan usia lanjut terjadi pada
komposisis kimiawi, sel-sel, jaringan jantung dan pembuluh darah, semuanya
ini akhirnya mempengaruhi fungsi kardiovaskuler. Namun walaupun
demikian, jantung masih mampu memenuhi kebutuhan harian dan berfungsi
dengan baik kecuali dalam kondisi stress atau karena gangguan penyakit.
Secara umum manifestasi klinis yng sering terjadi pada sistem
kardiovaskuler akibat ketuaan adalah :
a. Berkurangnya cadangan jantung (cardiac reserve)
b. Bertambahnya tekanan nadi (pulse pressure)
c. Kecenderungan hipotensi dan sinkop.
Perubahan oleh karena menua primer :
a. Berkuranhgnya jumlah sel dinding jantung dan vaskuler
b. Baroreseptor sensitivity
Perubahan oleh karena menua sekunder :
a. Iskemia akibat adanya arteriosklerosis
b. Disfungsi ventrikel
11
4. Sistem Perkemihan
Terjadi hubungan langsung antara suplai darah dan fungsi ginjal, renal
sendiri mendapat darah ( blood flow ) sekitar 25% dari keseluruhan volume
darah yang ada dalam tubuh, dengan kecepatan aliran darah kira-kira 5
sampai 10 kali lebih besar dari suplai untuk jantung, hati dan otak.
Perubahan pada system urogenital dimanifestasikan dengan :
1) Berkurangnya rasio filtrasi glomerular dan reabsorbsi tubuler.
2) Uropati obstruktif dan overflow incontinence.
3) Stress incontinence.
Perubahan oleh karena menua primer :
1) Jumlah nefron berkurang disertai perubahan fungsi tubuler.
2) Tekanan dinding atau kapasitas kandung kemih dan tegangan spingter
berkurang.
3) Pada kebanyakan laki-laki mengalami hipertropi prostat, sedangkan pada
perempuan tegangan otot-otot pelvis yang berkurang.
Perubahan oleh karena menua sekunder :
12
5. Sistem Endokrin
Perubahan akibat proses penuaan pada system endokrin secara klinis
dimanifestasikan oleh:
a. Pada wanita terjadi menopause yang meliputi system vasomotoris dan
atrofi vagina.
b. Pada laki-laki terjadi penurunan libido, potensi serta frekuensi kegiatan
seks.
c. Intoleransi relative terhadap glukosa.
Perubahan oleh karena menua primer :
a. Relative lebih cepat terjadi pada wanita setelah berhenti haid.
b. Relative lambat pada laki-laki : testis mengecik, reserve capacity testis,
sperbmatogenesis dan kadar testosterone berkurang.
c. Respon dan sensitivitas terhadap insulin berkurang, sehingga cenderung
menjadi gemuk.
d. Respon tiroid berkurang.
Perubahan oleh karena menua sekunder :
13
6. Sistem Musculoskeletal
Perubahan struktur musculoskeletal dan fungsi bervariasi diantara
individu selama proses penuaan. Perubahan yang bermakna terjadi mulai usia
pertengahan. Secara umum perubahan sacara fisiologis adalah :
a. Penurunan tinggi badan sekitar 6-10 cm.
b. Lebar bahu menurun.
c. Fleksi pada lutut dan panggul.
d. Terjadi penyempitan dari diskus intervertebrae yang dapat berkurangnya
ukuran intervertebrae dan ruang intercostae.
e. Patah tulang akibat kompresi dari vertebrae.
f. Peningkatan kurve spina thoraks.
g. Kepala miring ke belakang dan leher memendek mengimbangi kondisi
kiposis.
h. Jalan goyah karena perubahan otot dan fungsi motorik.
i. Jengkal lengan lebih besar.
Perubahan secara klinis dimanifestasikan oleh adanya :
a. Kekuatan berkurang.
b. Cenderung patah tulang ( osteoporosis )
14
7. System Penglihatan
Pada usia 40-50 tahun visus akan menurun, dan pada 70 tahun
banyak memakai alat bantu. Terjadi perubahan struktur retina, pupil, lensa
dan kornea. Retina akan kehilangan sel-selnya. Kemampuan penglihatan
berkurang akibat berkurangnya elastisitas lensa, astigmatisma (tidak
terpusatnya cahaya pada satu titik retina ).
15
8. Sistem Pendengaran
Perubahan yang terjadi pada system pendengaran akibat penuaan adalah
kehilangan daya mendengar jenis sensori neural berupa : presbikusis
( TULA = Tuli Usia Lanjut ), dengan manifestasi klinis :
a. Kekurangan pendengaran progresif.
b. Pendengaran bertambah menurun stress.
c. Daya diskriminasi menurun.
d. Tinnitus jika mendengar suara dengan nada tinggi.
9. Sistem Persyarafan
Pada persyarafan, walaupun tidak mengalami mitosis, tapi karena terjadinya
penurunan fungsi, maka secara klinis akan menunjukkan adanya hal berikut:
16
1) Status mental
a. Gangguan ingatan ( lupa ).
b. Sangat hati-hati, namun inisiatif kurang.
c. Curiga
2) Insomniaperubahan pola tidur/bangun.
3) Saraf kranialis
a. Saraf penglihatan
a) Melihat dekat terganggu
b) Melihat jauh dengan koreksi lensa
b. Saraf pendengaran
Kemampuan mendegar menurun
c. Saraf penggerak bola mata
Gerak bola mata lambat, melirik dan melihat ke atas terbatas
d. Saraf pengecap dan penghidu
Sensasi rasa terganggu
e. Sistem motorik
a. Cara berjalan dengan langkah kecil
b. Dasar melebar Parkinson
c. Postur tubuh bungkuk
17
18
19
2. Struktur Kulit
a. Epidermis
Lapisan epidermis terdiri dari epitel squamosa, dan tidak mengandung
pembuluh darah. Lapisan ini terdiri atas lima lapisan yaitu:
1) Stratum Korneum
2) Stratum Lusidum
3) Stratum Granulosum
4) Stratum Spinosum
5) Stratum Basale
Stratum spinosum dan basale keduanya disebut dengan stratum
germinatifum karena menghasilkan sel-sel baru. Selain di telapak tangan
dan kaki, lapisan epidermis biasanya hanya terdapat stratum korneum dan
germinatifum.
1) Stratum Korneum
Lapisan ini merupakan lapisan tipis dari sel-sel mati, mengandung
soft keratin untuk mempertahankan elastisitas kulit dan melindungi
lapisan dibawahnya dari udara dan kekeringan. Normalnya lapisan ini
mengalami abrasi setiap harinya.
2) Stratum Lusidum
Lapisan ini tembus cahaya, terdiri dari sel-sel mati, mengandung
eleidin (protein peralihan antara soft keratin dengan keratohyaline),
20
hanya tampak di telapak tangan dan kaki. Lapisan ini berperan dalam
melindungi kulit dari sinar Ultra Violet.
3) Stratum granulosum
Stratum granulosum m engandung granula keratohyalin yang
merupakan awal awal proses keratinisasi dan berkaitan dengan proses
kematian sel.
4) Startum Spinosum
Stratum spinosum terdiri dari sel polihedral (banyak sisi) , sel-sel
saling berikatan dan mengunci. Pada lapisan ini terjadi proses sintesis
protein secara aktif dan pembentukan sel-sel baru dan didorong ke
permukaan untuk mengganti sel-sel mati pada stratum korneum
5) Stratum Basale
Lapisan ini berbatasan dengan lapisan dermis, biasanya terdapat sel
kolumnar/sel kuboid dan pada lapisan ini terjadi produksi sel-sel baru.
b. Dermis
Lapisan dermis merupakan bagian tersbesar dari komposisi kulit,
merupakan lapisan yang kuat dan memiliki jaringan ikat yang fleksibel
yang mengandung serabut kolagen. Retikular dan serabut-serabut elastis.
Serabut kolagen dibentuk dari protein kolagen yang sangat tipis. Serabut
retukular, merupakan serabut paling tipis sebagai jaringan penyokong.
Serabut elastis menjadikan kulit lebih fleksibel. Kebanyakan sel pada
dermis adalah fibroblast, sel lemak dan makrofag Pada lapisan ini
terdapat pembuluh darah, pembuluh limfe, ujung syaraf, folikel rambut
dan kelenjar-kelenjar. Lapisan dermis terdiri atas dua lapisan yaitu lapisan
papila dan lapisan retikular.
1) Lapisan Papila
21
22
kuat. Pada area tertentu yng berfungsi sebagai bantalan (payudara dan
tumit) terdapat lapisan sel-sel lemak yang tipis. Distribusi lemak pada
lapisan ini banyak berperan dalam pembentukan bentuk tubuh terutama
pada wanita.
3. Fungsi kulit
Kulit memiliki banyak fungsi diantaranya adalah:
a. Menutupi dan melindungi organ-organ dibawahnya
b. Melindungi tubuh dari masuknya mikroorganisme dan benda asing yang
dapat membahayakan tubuh. Fungsi ini merupakan fungsi perlindungan
pasif. Selain fungsi perlindungan pasif, lapisan dermis berperan dalam
proses menyiapkan limfosit yang di produksi oleh sumsum tulang
sebelum benar-benar dipakai untuk menyerang berbagai mikroorganisme
penyebab penyakit. Peran kulit dalam hal ini merupakan peran aktif
dalam perlindungan tubuh.
c. Pengaturan suhu. Kulit, jaringan sub kutan dan lemak merupakan
penyekat panas dari tubuh. Lemak menyalurkan panas sepertiga
kecepatan jaringan lain atau dalam kata lain lemak menghambat
pengeluaran panas dari tubuh. . Kecepatan aliran darah ke kulit
menyebabkan konduksi panas sangat efisien. Konduksi panas ke kulit
diatur oleh sistem syaraf simpatis. Syaraf simpatis mengatur kecepatan
lairan darah dengan menstimulasi vaso konstriksi dan vaso dilatasi.
d. Ekskresi: Melalui perspirasi/berkeringat, membuang sejumah kecil urea.
23
Sel tumor pada tumor jinak bersifat tumbuh lambat, sehingga tumor
jinak pada umumnya tidak cepat membesar. Sel tumor mendesak jaringan
sehat sekitarnya secara serempak sehingga terbentuk simpai (serabut
24
2. Etiologi Tumor
Kelainan kongenital
Kelainan kongenital adalah kelainan yang dibawa sejak lahir, benjolannya
dapat berupa benjolan yang timbul sejak lahir atau timbul pada usia kanakkanak bahkan terkadang muncul setelah usia dewasa. Pada kelainan ini
,benjolan yang paling sering terletak di leher samping bagian kiri atau kanan
di sebelah atas , dan juga di tengah-tengah di bawah dagu. Ukuran benjolan
bisa kecil beberapa cm tetapi bisa juga besar seperti bola tenis. Kelainan
kongenital yang sering terjadi di daerah leher antara lain adalah hygrpasien
colli , kista branchial , kista ductus thyroglosus.
Genetic
Gender / jenis kelamin
Usia
Rangsangan fisik berulang
25
Gesekan atau benturan pada salah satu bagian tubuh yang berulang dalam
waktu yang lama merupakan rangsangan yang dapat mengakibatkan
terjadinya kanker pada bagian tubuh tersebut, karena luka atau cedera pada
tempat tersebut tidak sempat sembuh dengan sempurna.
Hormon
Hormon adalah zat yang dihasilkan kelenjar tubuh yang fungsinya adalah
mengatur kegiatan alat-alat tubuh dan selaput tertentu. Pada beberapa
penelitian diketahui bahwa pemberian hormon tertentu secara berlebihan
dapat menyebabkan peningkatan terjadinya beberapa jenis kanker seperti
payudara, rahim, indung telur dan prostat (kelenjar kelamin pria).
Infeksi
Gaya hidup
karsinogenik (bahan kimia, virus, radiasi)
Zat yang terdapat pada asap rokok dapat menyebabkan kanker paru pada
perokok dan perokok pasif (orang bukan perokok yang tidak sengaja
menghirup asap rokok orang lain) dalam jangka waktu yang lama.Bahan
kimia untuk industri serta asap yang mengandung senyawa karbon dapat
meningkatkan kemungkinan seorang pekerja industri menderita kanker.
Beberapa virus berhubungan erat dengan perubahan sel normal menjadi sel
kanker. Jenis virus ini disebut virus penyebab kanker atau virus onkogenik.
Sinar ultra-violet yang berasal dari matahari dapat menimbulkan kanker kulit.
Sinar radio aktif sinar X yang berlebihan atau sinar radiasi dapat
menimbulkan kanker kulit dan leukemia.
26
3. Patofisiologi Tumor
Kelainan congenital, Genetic, Gender / jenis kelamin, Usia, Rangsangan fisik
berulang, Hormon, Infeksi, Gaya hidup, karsinogenik (bahan kimia, virus,
radiasi) dapat menimbulkan tumbuh atau berkembangnya sel tumor. Sel
tumor dapat bersifat benign (jinak) atau bersifat malignant (ganas).
Sel tumor pada tumor jinak bersifat tumbuh lambat, sehingga tumor jinak
pada umumnya tidak cepat membesar. Sel tumor mendesak jaringan sehat
sekitarnya secara serempak sehingga terbentuk simpai (serabut pembungkus
yang memisahkan jaringan tumor dari jaringan sehat). Oleh karena bersimpai
maka pada umumnya tumor jinak mudah dikeluarkan dengan cara operasi.
Sel tumor pada tumor ganas (kanker) tumbuh cepat, sehingga tumor ganas
pada umumnya cepat menjadi besar. Sel tumor ganas tumbuh menyusup ke
jaringan sehat sekitarnya, sehingga dapat digambarkan seperti kepiting
dengan kaki-kakinya mencengkeram alat tubuh yang terkena. Disamping itu
sel kanker dapat membuat anak sebar (metastasis) ke bagian alat tubuh lain
yang jauh dari tempat asalnya melalui pembuluh darah dan pembuluh getah
bening dan tumbuh kanker baru di tempat lain. Penyusupan sel kanker ke
jaringan sehat pada alat tubuh lainnya dapat merusak alat tubuh tersebut
sehingga fungsi alat tersebut menjadi terganggu.
Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel yang
tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis
lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan
(invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis).
Pertumbuhan yang tidak teratur ini menyebabkan kerusakan DNA,
menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembagian sel, dan fungsi
lainnya (Tjakra, Ahmad. 1991).
27
Adapun siklus tumbuh sel kanker adalah membelah diri, membentuk RNA,
berdiferensiasi / proliferasi, membentuk DNA baru, duplikasi kromosom sel,
duplikasi DNA dari sel normal, menjalani fase mitosis, fase istirahat (pada
saat ini sel tidak melakukan pembelahan).
5. Klasifikasi Tumor
Berdasarkan asal jaringan, tumor dapat dibagi menjadi:
a. Tumor yang berasal dari epithelial
28
Otot:
29
leiomyoma, leiomyosarcoma
rhabdomyoma, rhabdomyosarcoma
Endothelium:
Hemangipasien
(capillary
h.,
cavernous
h.),
glomus
tumor,
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Skrining
b. Laboratorium
c. Teknik Pencitraan (Imaging)
d. Pemeriksaan Rontgen Konvensional
e. Radiografi Digital
30
7. Penatalaksanaan Medis
Pengobatan kanker pada dasarnya sama, yaitu salah satu atau kombinasi dari
beberapa prosedur berikut :
a. Pembedahan (Operasi)
b. Penyinaran (Radioterapi)
c. Pemakaian obat-obatan pembunuh sel kanker ( sitostatika/khemoterapi)
d. Peningkatan daya tahan tubuh (imunoterapi)
e. Pengobatan dengan hormone
31
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN GERONTIK PADA PASIEN
DENGAN GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas klien
b. Identitas penanggung jawab
2. Riwayat kesehatan
a. Alasan masuk panti
b. Keluhan utama
c. Riwayat kesehatan sekarang
d. Keluhan yang menyertai
e. Riwayat kesehatan masa lalu
f. Riwayat alergi
g. Tindakan yang dilakukan saat sakit
h. Riwayat kesehatan keluarga
i. Pemeriksaan tanda-tanda vital
3. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
32
b. Sistem pernafasan
Anamnese :
Inspeksi :
Perkusi:
Auskultasi:
c. Sistem kardiovaskuler
Inspeksi:
Palpasi:
Perkusi:
Auskultasi:
d. Sistem hemopoetik
e. Sistem integument
Inspeksi:
Palpasi:
f. Sistem gastrointestinal
g. Sistem perkemihan
h. Sistem musculoskeletal
Inspeksi:
Palpasi:
33
i. Sistem gastroreproduksi
j. Sistem endokrin
k. Sistem pancaindra
B. Analisa Data
Data
Etiologi
DO :
-
Tumor
Membesar
Menekan saraf-saraf
nyeri
Merangsang
pengeluaran
bradikini,prostaglandin,
dan histamine
Di persepsikan ke otak
nyeri
Suhu : 360 C
TD : 200/90 mmHg
DS :
-
jika
tubuh
digerakan
-
Klien
mengatakan
neri
terasa cekot-cekot
34
Masalah
Gangguan
nyaman nyeri
rasa
DO :
TD : 200/ 90 mmHg
DS :
Keturunan
Perubahan pada
Penurunan
curah
jantung
vaskuler
Viskositas meningkat
Vasokonstriksi
pembuluh darah
Peningkatan beban
kerja jantung
Pompa jantung
DO :
meningkat
Co2 meningkat
Hipertensi
Penyakit tumor
Kurang informasi
Kurang pengetahuan
Kurang,
pengetahuan
mengenai
penyakit
TD : 200/ 90 mmHg
DS :
DO :
(tumor)
Invasi mokroorganisme
35
Resti infeksi
kondisi
Reaksi antigen antibody
Proses inflamasi
Klien mengatakan nyeri
Reaksi
tubuh
tidak
terasa cekot-cekot
DS :
adekuat
Resti infeksi
Sakit fisik yang
DO :
proses
pikir waham
psikologis
DS :
berkepanjangan
Menekan kesehatan
Gangguan
Klien
mengatakan
adaptip
Waham curiga
C. Diagnosa
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan injuri fisik
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan terdapatnya port the entry
3. Penurunan curah jantung b.d. peningkatan vasokontriksi pembuluh darah
4. Kurang pengetahuan b.d. kurang pemajanan informasi tentang proses
penyakit
5. Gangguan proses pikir waham curiga
36
N
o
1.
Tgl
Diagnosa Keperawatan
Selasa,
19 1 Gangguan rasa nyaman nyeri Rasa
-2011
Terdapat
luka
Perencanaan
Intervensi
Tujuan
nyeri
sampai
Rasional
dengan
hilang
Observasi
TTV
dengan criteria :
terutama Nadi
Ajarkan klien
tarik
nafas dalam
Kolaborasi
dengan
terbuka
Klien
mengatakan analgetik
nyeri berkurang
Suhu : 360 C
TD : 200/90 mmHg
tin
klien
Keadaan
luk
menandakan ting
yang di derita
Nadi yang men
menandakan ting
Tarik
nafas
mengurangi nyer
Analgetik dapa
tingkat nyeri
Mengetahui
DS :
-
Resiko
tinggi
infeksi
menekan
keadaan normal, TD :
mikroorganisme
Makanan TKTP
120/80mmHg
Tidak
penurunan
jantung
37
Pengetahuan
pe
proses penyembu
1. observasi
Tekanan
membantu pemb
darah setiap hari
curah 2. Kaji aktivitas yang sel baru
- mengetahui ke
dilakukan klien sehari(tekanan darah a
hari.
keadaan normal a
3. Kaji pola istirahat
-mengetahui
klien
&
kegiatan/aktivitas
4. kaji pola kebiasaan
terjadi
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tumor merupakan salah satu dari lima karakteristik inflamasi berasal dari
bahasa
latin,
yang
berarti
bengkak.
IstilahTumor
ini
digunakan
untuk
B. Saran
Semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua
pembacanya dan dapat di aplikaasikan dalam kehidupan sehari-hari
DAFTAR PUSTAKA
38
39
Disusun oleh:
40
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat
serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa kita semua ke jalan kebenaran yang diridhoi Allah SWT.
Maksud penulis membuat makalah ini adalah untuk dapat lebih memahami
tentang ASKEP Lansia dengan Gangguan Sistem Integumen yang akan sangat
berguna terutama untuk mahasiswa. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini banyak sekali kekurangannya baik dalam cara penulisan maupun dalam isi.
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis yang
membuat dan umumnya bagi yang membaca makalah ini. Amin.
41
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................i
DAFTAR ISI ..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan.................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Proses menua.....................................................................................2
B. Tujuan Keperawatan Lansia................................................................................3
C. Perubahan Fisik Pada Lansia .............................................................................4
D. Perubahan Fungsi................................................................................................5
E. Perubahan Sistem Tubuh.....................................................................................6
F. Perubahan Psikososial Pada Lansia....................................................................12
G. Penyakit-Penyakit Yang Sering Terjadi Pada Lansia..........................................12
H. Anatomi Fisiologi Kulit......................................................................................13
I. Konsep Penyakit Tumor......................................................................................16
42
B. Saran ...................................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA
ii
43