Está en la página 1de 7

47

BAB VII
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

VII.1

ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH


Setelah diperoleh daftar masalah, maka dapat dilakukan langkah selanjutnya
yaitu dibuat alternatif pemecahan penyebab masalah.
Berikut ini adalah alternatif pemecahan penyebab masalah yang ada:
Tabel 11. Alternatif Pemecahan Masalah

No.
1.

Penyebab Masalah
Kurangnya
pengetahuan

ibu

tentang ASI eksklusif.

Alternatif Pemecahan Masalah


- Penyuluhan kepada ibu hamil, serta ibu
yang mempunyai anak yang berusia 0-6
bulan tentang keuntungan serta dampak
buruk tidak memberi ASI eksklusif,
cukupnya pemberian ASI saja sampai
bayi berusia 6 bulan, , cara pemerasan
ASI, cara penyimpanan ASI dan tentang

2.

Kesadaran

dan

perilaku

ibu

memberi ASI eksklusif kurang.

manajemen laktasi yang baik.


- Memberikan penyuluhan kepada ibu
hamil, serta ibu yang mempunyai anak
yang

berusia

0-6

bulan

tentang

keuntungan serta dampak buruk tidak


memberi ASI eksklusif dengan media
promosi
3.

Angapan
makanan

tentang
dan

pemberian

minuman

tidak

berpengaruh terhadap kadar ASI

yang

lebih

(brosur,poster,video,dll)
- Memberikan
penyuluhan

menarik
untuk

meningkatkan pengetahuan ibu tentang


cukupnya pemberian ASI saja sampai
bayi berusia 6 bulan

4.

Kurangnya waktu pemberian ASI


bagi ibu bekerja

- Memberikan penyuluhan tentang cara


pemerasan ASI dan cara penyimpanan
ASI

48

5.

ASI belum keluar

- Memberikan

6.

Pengetahuan kader masih kurang

manajemen laktasi yang baik


- Memberikan penyuluhan dan pembinaan

tentang

ASI

eksklusif

dan

manajemennya.
7.

penyuluhan

tentang

untuk kader tentang pemberian ASI


eksklusif.

Koordinasi antara bidan desa dan

- Meningkatkan kerjasama yang baik

kader belum maksimal dalam hal

antara bidan dan kader.


- Membuat buku catatan khusus untuk

pencatatan bayi yang mendapat


ASI eksklusif sehingga tidak ada
pencataan khusus untuk bayi yang

bayi yang mendapat ASI eksklusif atau


tidak

mendapat ASI eksklusif.


8.

Kurang bekerja sama dengan team


Promosi Kesehatan untuk melakukan

- Diskusi dengan team Promosi Kesehatan


mengenai penyuluhan ASI Eksklusif

kegiatan penyuluhan mengenai ASI

9.

Eksklusif kepada para ibu


Kurang bekerja sama dengan team

untuk

terdapat alat yang dapat digunakan

pelatihan ASI eksklusif bersama dengan

melakukan

penyuluhan

eksklusif.

12.

dana

melakukan kegiatan penyuluhan atau

maupun sosialisasi mengenai ASI

11.

anggaran

Promosi Kesehatan sehingga tidak


untuk

10.

- Pengajuan

team Promosi Kesehatan


- Membuat brosur, phamplet dan poster
yang akan digunkan sebagai media

Belum tersedianya buku catatan

edukasi.
- Pengajuan

anggran

dana

untuk

maupun arsip untuk melakukan

menyediakan buku sehingga pencacatan

pencatatan cakupan ASI eksklusif.

cakupan ASI eksklusif dapat tercatat

Tidak adanya penjadwalan


kunjungan rumah terhadap bayi
yang tidak mendapat ASI
eksklusif.
Belum ada program khusus dari
Puskesmas
setempat
pembianaan
menyusui.

atau
untuk

dengan baik.
- Membuat jadwal rutin kunjungan rumah
terhadap bayi yang tidak mendapat ASI
Eksklusif
- Mengalokasikan waktu khusus untuk

Posyandu

melakukan penyuluhan mengenai ASI

mengadakan

eksklusif. (membuat perkumpulan ibu

terhadap

ibu-ibu

ASI eksklusif)

49

VII.2 PENGABUNGAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH


Tabel 12. Pengabungan Alternatif Pemecahan Masalah
No.
1.

Penyebab Masalah
Kurangnya
pengetahuan
tentang ASI eksklusif.

ibu

Alternatif Pemecahan Masalah


- Memberikan penyuluhan kepada ibu
hamil, serta ibu yang mempunyai anak
yang

berusia

0-6

bulan

tentang

keuntungan serta dampak buruk tidak


memberi

ASI

eksklusif,

cukupnya

pemberian ASI saja sampai bayi berusia


6 bulan, cara pemerasan ASI dan cara
penyimpanan

ASI,

dan

tentang

manajemen laktasi yang baik.


2.

Kesadaran dan perilaku ibu


memberi ASI eksklusif kurang.

3.

Angapan tentang pemberian ASI


saja tidak cukup kenyang untuk
dan anak menjadi rewel sehingga
ibu
memberi
makanana
pendamping ASI < 6 bulan.

4.

Kurangnya waktu pemberian ASI


bagi ibu bekerja

5.

ASI belum keluar

6.

Pengetahuan kader masih kurang


tentang ASI eksklusif dan
manajemennya.

- Memberikan penyuluhan dan pembinaan

Koordinasi antara bidan desa dan


kader belum maksimal dalam hal
pencatatan bayi yang mendapat
ASI eksklusif sehingga tidak ada
pencataan khusus untuk bayi yang
mendapat ASI eksklusif.

- Meningkatkan kerjasama yang baik

7.

8.

Kurang bekerja sama dengan team


Promosi Kesehatan untuk melakukan

untuk kader tentang pemberian ASI


eksklusif.
antara bidan dan kader.

50

9.

kegiatan penyuluhan mengenai ASI


Eksklusif kepada para ibu
Kurang bekerja sama dengan team

- Diskusi dengan team Promosi Kesehatan

Promosi Kesehatan sehingga tidak

mengenai penyuluhan ASI Eksklusif dan

terdapat alat yang dapat digunakan

membuat brosur, phamplet dan poster yang

untuk

melakukan

penyuluhan

maupun sosialisasi mengenai ASI


eksklusif.

akan digunkan sebagai media edukasi.

- Pengajuan anggaran dana untuk melakukan


kegiatan penyuluhan atau pelatihan ASI
Eksklusif dan penyediaan buku untuk
pencatatan cakupan ASI Eksklusif dehingga
tercatat bayi yang mendapat ASI atau tidak

10.

Belum tersedianya buku catatan


maupun arsip untuk melakukan
pencatatan cakupan ASI eksklusif.

11.

Tidak adanya penjadwalan


kunjungan rumah terhadap bayi
yang tidak mendapat ASI
eksklusif.
Belum ada program khusus dari
Puskesmas
atau
Posyandu
setempat untuk mengadakan
pembinaan
terhadap
ibu-ibu
menyusui.

12.

- Membuat jadwal rutin kunjungan rumah


terhadap bayi yang tidak mendapat ASI
Eksklusif
- Mengalokasikan waktu khusus untuk
melakukan penyuluhan mengenai ASI
eksklusif. (membuat perkumpulan ibu
ASI eksklusif)

VII.3 PENENTUAN PRIORITAS ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH


1. Memberikan penyuluhan dan pembinaan kepada kader, ibu hamil, dan ibu
2.

menyusui pada usia 0-6 bulan.


Pengajuan anggaran dana untuk melakukan kegiatan penyuluhan atau pelatihan
ASI eksklusif dan penyedian buku untuk pencatatan cakupan ASI eksklusif

3.

sehingga tercatat bayi yang mendapat ASI atau tidak.


Membuat brosur, phamplet dan poster yang akan digunakan sebagai media
edukasi.

4. Meningkatkan kerjasama yang baik antara bidan dan kader.

5.

Membuat jadwal rutin kunjungsn rumah terhadao bayi yang tidak mendapat ASI
Eksklusif.
Penentuan prioritas pemecahan masalah adalah untuk menentukan pemecahan

masalah yang paling efektif, efesien dan mudah dilakukan sehingga pemecahan

51

masalah tersebut mampu menyelesaikan masalah yang ada dengan efisien dan efektif,
dengan menggunakan metode MIV :
M.I.V
C
M

= Magnitude, besarnya penyebab masalah yang dapat diselesaikan

= Importancy, pentingnya penyelesaian masalah

= Vulnerability, sensitifitas cara penyelesain masalah

= Cost, biaya

Skor :
Magnitude, besarnya penyebab masalah yang dapat diselesaikan
1

= Sangat kurang dapat menyelesaikan masalah

= Kurang dapat menyelesaikan masalah

= Cukup dapat menyelesaikan masalah

= Dapat menyelesaikan masalah

= Sangat dapat menyelesaikan masalah

Important, pentingnya penyelesaian masalah


1

= Sangat kurang penting

= Kurang penting

= Cukup penting

52

= Penting

= Sangat penting

Vulnerability, sensitifitas cara penyelesain masalah


1

= Sangat kurang sensitif

= Kurang sensitif

= Cukup sensitif

= Sensitif

= Sangat sensitif

Cost, biaya
1

= Sangat tidak mahal

= Tidak mahal

= Cukup mahal

= Mahal

= Sangat mahal
Untuk mendapatkan nilai dari setiap poin M, I, V, dan C, dilakukan penilaian

menggunakan metode Hanlon kualitatif, sebagai berikut :


Tabel 13. Penentuan Prioritas Pemecahan Masalah Berdasarkan Metode MIV/C
Nilai Kriteria

Pemecahan Masalah
1. Memberikan penyuluhan dan pembinaan
kepada

kader,

ibu

hamil,

dan

ibu

Hasil Akhir

(M.I.V)/C

50

Urutan

53

menyusui pada usia 0-6 bulan


2. Pengajuan

anggaran

dana

untuk

18

24

IV

melakukan kegiatan penyuluhan atau


pelatihan ASI eksklusif dan penyedian
buku untuk pencatatan cakupan ASI
eksklusif sehingga tercatat bayi yang
mendapat ASI atau tidak.
3.

Diskusi dengan team Promosi Kesehatan

mengenai

penyuluhan

ASI

Eksklusif

dan

membuat brosur, phamplet dan poster yang akan


digunkan sebagai media edukasi.
4. Meningkatkan kerjasama yang baik antara

48

II

25

III

bidan dan kader.


5. Membuat jadwal rutin kunjungsn rumah
terhadap bayi yang tidak mendapat ASI
Eksklusif.

Dari hasil metode MIV/C, prioritas penyelesaian masalah yang paling efektif dan
efisien yaitu :
1.

Memberikan penyuluhan dan pembinaan kepada kader, ibu hamil, dan ibu

2.
3.

menyusui pada usia 0-6 bulan


Menjalin kerjasama yang baik antara bidan dan kader.
Membuat jadwal rutin kunjungsn rumah terhadap bayi yang tidak mendapat ASI

Eksklusif.
4. Diskusi dengan team Promosi Kesehatan mengenai penyuluhan ASI Eksklusif
dan membuat brosur, phamplet dan poster yang akan digunkan sebagai media
5.

edukasi.
Pengajuan anggaran dana untuk melakukan kegiatan penyuluhan atau pelatihan
ASI eksklusif dan penyedian buku untuk pencatatan cakupan ASI eksklusif
sehingga tercatat bayi yang mendapat ASI atau tidak.

También podría gustarte