Está en la página 1de 342

Atlas Berwarna

SAPIPATI
PENYAKIT KUTIT

l{ufiiraii ?us:tl12t
Slnksi I'clariggarurr Undang-Undirug IIak Cipta
(Undeng-Unclang No. 19 'faltuu 2002)

l.

llarangsiapa dengan sengaja dan ti.Inpa hak rnclakukan perbuatan sebagairnana din'raksud clalanr Pasli2 ayar

(1) dipicluna derrgan piciana peujam masing-r.nasing paling singkat 1 (satu) bLilan dan/atau clerrda paling
scclikii iip.1.000.000,00 (srtu juta lupiah), atar: pidana penjara paling larna 7 (tujLrh.1 tahun danlatau clencla
paling bany,ak ltp.5.000.000.000,00 (linra rnil i ai rupialr).

2. Barangsiapa clengan sengnja nrenyiarkun, mernarnerkatr, mengeclarkun, atau meLrjull kepada urnunr

suatu

ciptaan atau Lrat.rng hrisil pelanggaran FIak Cipta atau FIak Terkait sebagaimana dimal<sucl pacla ayat (1)
clipiclarr clcnglin piclanl penJara lraling larna 5 (lima) tahun dan/atar,r denda plling banyuk ltp.500.000.000.00
(l i nra rltLrs.j r-rta

[]riN'LIn-

c l) rxn

ilr:ncrbit

luprah).

r.t rt r-rt

menelbrtkln sebuah buku. Bcrsanra l)engarilrls, penelbit tncnciptakan buku


Penerbit rt'rempr-tnyli hak atas pencrbitan bLrkr-r tcrsebLrt selta clistribr-rsirrya, sedangkan pe ugarang
rlernegang hlik pcnuh atas karlngannl,r dan berhak menclapatkan royalti atas penjuelan bukunyl dari penerbit.
nclalah le kannn pengarang untuk

LrntLrk cliter.bitkan.

Ile rcetakan ldalah per.usiihaan yang nrenriliki nrcsin cetak clan rnenjuul jasa pencetakan. Pcrcetakan tidlk menriliki
hak apt pun dari buku yang dicetaknya kccLrali upah. Pelcetakrn tidak bcrtanogr-rng jarvab atas isi bukLr yang

dicetlknyr.
Pcngarang adalah

pe

ncilttl

br,ii<r"r

yang rnenyerahkan naskahnva untuk diterbitkrn di sebr"rah pcnel.irit. Pengamng

vang ditunjuknyu sesulii batas-batas ylng clitentr:kan clalam peljanjiun. Pcngarang berhrk ntendapatkan loyalti atas
k;rryanya dari penerbit. sesuai clengun kete trtuan di clalarn perjan;ian Pcntalang-Penelbit.

Pcmbtjtk adllah pihak )'ang

rnenoitmbiJ keuntLrngln dari kepakuran pensarung dan kebutuhan bclajar rnasvaral<ar.

PemLx3ak ticlitk rnenlpLrnl'ai hak mencctak. tidrk nrcrniirki hak mengganclakan, mendistrrbusiknn. dun mcnjualbr-rkr-r
yarrg ciiglndakaltn;'a karenlt tidak dilirtdungt crLp.t,rtgltt ltaul)un pcrjrnjian pcnsrr'rLng-pcnclbit. I'ernbljak tidak
peduli rrtas jcrih payah l)engarans. BukLr petrtbllak daplt lebih nrurah karena mcrekr trchk perlu rneinpersiapkan

perjanjirn clengan prhak rnana pun.


ill.;

vr rr.,\.,.\ K,\

gLrrLl.

N l] uKU

zlrll,t

rr Ktrnr rN,tl

Atlas Berwarna

SAPI I
PTNYAKIT KUTIT
tdisi

Prof. Dr. P.S. Siregar, Sp.KK(K)

PENERBIT BUKU KEDOKTERAN

ffiE

EGC I356

ATI,AS BEIT\VARNA SAIIII'ATI I'IINYAKTT KUI.I'[, 1i/2


Olch: Prol'. Dr. R.S. Sircgar, Sp.KK(K)
Editor': dr" Hur-iarvati I{artanto
(oy:v Editor: Nuning Zuni Astuti
DiLcrbitkan peilanra kali olch Penerbit Buku Kedoktcran EGC
O 2002 Penctbit Buku Kedokteran EGC

PO. Box 42'76lJakartu. 10042


Telepon: 6530 6283
Anggota IKAPI
Desain kulit nruka: Samson P. Barus

Hak cipta diiindungi Undang-Undang


DrIalang mcn-eutip, rnempcrbanyak dan ntenclcmalrkan scbagian atau
selunrh isi buku ini tanpa izin teltulis dari penelbit.
Cerakan I: 2005

Pcrpustal<aan Nasional: Katalog Dalam'l'erbitan (KDT)

Silegar, R.S.
Atlas bclu,arna saripati pcnyakit kulit / pcnulis. R.S. Sirc-gar
Jakarta : ECC, 2004.
editor. Huliawati Hartanto.

xii.325 hln. :21 xZJ

-Ed.2. -

c:,n.

rsBN 979-448-686-8
1. Kulit

Pcnyakit. I. Judul. IL Hartanto, Iluriawati,


616.54

lsi di luar tanggung jawab percetakan

Koto Sombuton
Dekon Fokultos Kedokleron
Universitos Sriwijoyo
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya selalu berusaha mendorong dan
membantu tenaga pengajar agar dapat menuliskan penemuan dan pengalaman
mereka selama bertugas, baik berupa makalah dalam majaiah ataupun

ini.

tuki

seperti

Da]am diagnosis penyakit kr-rlit dan kelamin, pengetahuan tentang kelainan yang

timbul di permukaan klli!langat penting. Oleh karena itu menuiut hemat sayi
penulisan buku ATLAS BERWARNA SARIPATI PENYAKIT KULIT ,ungut
membantu mahasiswa kedokteran dan pctr-rgas kesehatan lainnya untuk mengeial
dan mendalami tentang penyakit kulit dan kelamin.
Dalam edisi kedua ini dikemukakan berbagai jenis penyakit kulit baru serta
pengobatan yang terbaru disesuaikan dengan kemajuan dalam bidang ilmu
kedokteran, terutama pada tahun terakhir ini,
Saya ikut bergembira dan menghargai usaha penulis untuk menerbitkan edisi
kedua buku ini, mudah-mudahan dapat berminfaat dan berguna bagi yang
memerlukannya.

Palembang, Mei 2003


Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Sriwijaya,

Prof. dr.

Koto Pengontqr
(Edisi Pedqmo)

Pembaca yang budiman,

Penyakit kulit di Indonesia pada Llmlrmnya iebihbanyak disebabkan karena infeksi


bakteri, jamur, virus, parasit dan karena dasar alergi, berbeda dcngan di negara barat
yang lebih banyak dipengaruhi oleh faktor degeneratif. Di samping perbedaan
penyebab ini, faktor-faktor iain seperti penyakit kulit, iklim, kebiasaan dan lingkungan
ikut juga memberikan perbedaan dalam gambar klinis penyakit kr-rlit.

Dalam buku ini dikemr-rkakan lebih dari 300 jenis penyakit kr,rlit lengkap dengan
gambarnya yang khas, yang berasal dari penderita orang-orang Indonesia. Dengan
melihat gambar saja tidaklah mencukupi untuk sampai pada diagnosis yang tepat.
Oleh karena itu, pada buku ini dicantumkan juga saripati masing-masing penyakit

yang meliputi batasan, penyebab dan epidemiologi, gejala klinis, gambaran


histopatologi, pemeriksaan-pemeriksaan laboratorium pembantu, diagnosis banding,
penatalaksanaan dan prognosis. Derrgan kombinasi gambar dan saripati seperti ini
lebih memudahkan para pembaca untuk mengerti tentang penyakit kulit yang

dimaksud.
Pada bab I dijelaskan tata cara mendiagnosis penyakit dan kclamin dengan gambar
rrlam-rrlam kulit yang khas, dan pada bab-bab berikutnya dije laskan tentang masing-

masing penyakit. Dengan demikian akan mcmpermudah pengertian dan pemahaman


tentang penyakit kulit. Dengan penyajian yang begitu praktis, br-rku ini diharapkan

sangat menolong mahasiwa-mahasiswa kedokteran, petugas kesehatan dan


masyarakat umum yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang penyakit kulit. Di
samping alasan di atas, berdasarkan kepustakaan Indonesia, yang menulis buku
mengenai ATLAS BERWARNA SARIPATI PENYAKIT KULIT masih langka dan
buku ini saya anggap penting untuk melengkapi kepustakaan di Indonesia.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan Llcapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Dekan Fakultas Kedokteran Sriwijaya alas dorongan dan

bimbingan yang diberikan


sehingga bukr-r ini dapat diterbitkan.
2. Direktur Rumah Sakit Umum Pusat Palembang atas kesempatan yang diberikan
tntuk memperoleh gambar-gambar penderita yang menjadi ilustrasi pada buku ini.
3. Semua karyawan dan staf Laboratorium Ilmu/Unit Penyakit Kulit dan Kelamin
FK UNSRI/RSUP Palembang atas kerja sama yang diberikan sehingga buku ini
dapat diselesaikan pada waktr,rnya.
4. Semua pihak yang telah memberikan bantr"ranbaik moral maupun material sehingga
buku ini dapat diterbitkan sebagaimana adanya sekarang.

Kata

Pengantar vii

Selanjutnya penlllis menyadari bahu'a buku ini masih mengandung banyak


kekurangan, seperti kata pepatah tiada gading yang tak retak. Untuk ltu penulis
menunggu dengan hormat saran-saran atau masukan-masukan yang berguna derni
perbaikan buku ini selanjutnva, dan atas saran-saran yang membangun itu penuiis
mengucapkan terima kasih.
Semoga buku ini berguna bagi vang memerlukannya.

Palembang, Desember" 1991


Penulis

Prof. Dr. R.S. Siregar, DTM&H.

Kolo Pengonlor
(Edisi Keduo)

Pembaca yang budiman,

Kemajuan dalam ilmu kedokteran terutama dalam bidang diagnosis dan

pengobatan pada tahun belakangan ini menyebabkan ditemukannya penyakit baru


danpengobatanbaru. Penyakityang tadinyabelum dapat didiagnosis aiau iipastikan
dengan pemeriksaan biasa, dengan kemajuan ilmu kedokteran sekarang ini, maka
ditemukan banyak penyakit baru, tak terkecuali dalam bidang penyaklt kulit dan

kelamin.

Dalam buku ATLAS BERWARNA SARIPATI PENYAKIT KULIT Edisi Kedua

ini ada perubahan dan penambahan, terutama dalam bidang diagnosis dan
pengobatan. Dengan c_a1a ini diharapkan para pembaca *emperoleh pengetahuan
dan cakrawala yang lebih luas tentang penyakif kulit.
Selanjutnya penulis mengharapkan saran dan masukan bagi perbaikan buku ini.
Penulis mengharapkan edisi kedua ini bermanfaat bagi kita se-mua.

Paiembang, Mei 2003


Penulis,

Prof. Dr. R.S. Siregar, Sp.KK (K)

vilt

Doflor lsi

Kata Sambutan v
Kata Pengantar (Edisi

Kata Pengantar (Edisi


BAB

Pertama) vi
Kedua) viii

CARA MENEGAKKAN DIAGNOSTS PENYAKIT KULIT


2
Efloresensi

Kulit

Sifat-sifatEfloresensi
BAB 2

1O
PENYAKIT
(Panu) 10
Tinea Versikolor
'AMUR

Tinea Nigra Palmaris 12


Tinea Kapitis 13
Tinea Barbae & Sikosis Barbae 16
Tinea Korporis 17
Tinea lmbrikata 20
Tinea Pedis 23
Tinea Manus 26
Tinea Unguium 28
Tinea Kruris 29

Kandidiasis 31
Sporotrikosis 34
Aktinomikosis 36
Kromomikosis 3B
FikomikosisSubkutis
Misetoma 42
BAB 3

41

PIODERMA 45
lmpetigo Krustosa 45
lmpetigo Bulosa 47

Folikulitis 50
Furunkel 52
Karbunkel 54
Eritrasma 56
Erisipelas 57

Selulitis 59
Abses 59
Ektima 61
Ulkus Tropikum
Ulkus
Ulkus

Trofik

63

65

Piogenik

65

HidradenitisSupurativa 67
Ulkus Dekubitus 69
Ulkus Cangrenosum 70

Daftar lsi

CranulomaPiogenikum 72
KeratolisisBeilubang 74
BAB

PENYAKIT VIRUS 76
Veruka Vulgaris 76
Veruka Plana 77

MoluskumKontagiosum

7g

Herpes Simpleks B0
Herpes Genitalis 82
Herpes Zoster 84
Herpes Zoster Oftalmik 86

Varisela

BB

Kondiloma Akuminata 90
Kondiloma Raksasa 92
BAB

DERMATOSIS ERITROSKUAMOSA 94
Psoriasis 94
Pitiriasis Rosea 100

DermatitisSeboroika 104
BAB

PENYAKIT KULIT
Dermatitis Kontak
Dermatitis Kontak

Dermatitis
Dermatitis
Dermatitis

ALERGI

107

Toksik 107
Alergik 109

Okupasional

Atopik
Stasis

13

15

1 1B

DermatitisNumularis 120

Solaris
Pomfoliks 123
Dermatitis

122

UrtikariaPigmentosa 124

Papular 126
Nodosum 128

Urtikaria
Eritema

Neurodermatitis Sirkumskripta 129


Cranuloma Anulare 131
Prurigo Hebra 133
Prurigo Nodularis 135

DermatitisMedikamentosa 137
Sindrom Stevens

Johnson

141

EritemaMultiformis 143

Nekrolisis Epidermal Toksik (NET) 144


Staphylococcal Scalded Skin Syndrome (SSSS) 146
BAB

PENYAKIT KULIT KARENA INFEKSI

Skrofuloderma 148
Tuberkulosis Kutis Verukosa

BAKTERI 148

151

Kusta (lepra) 154


Reaksi Kusta 1 59
Patek 160

BAB

PENYAKIT KULIT KARENA PARASIT &


164
PedikulosisKapitis 168
PedikulosisKorporis 169

Skabies

INSEKTA 164

Daftar

Pedikulosis Pubis 170


Creeping Eruption 172
Amebiasis Kutis 173
C igitan Serangga 174

Trikomoniasis
BAB

177

AKNE VULGARIS, AKANTOSIS NICRIKANS, DAN AKNE ROSASEA 178


Akne Vulgaris 178

AkantosisNigrikans
Akne Rosasea 184
BAB

10

183

PENYAKIT KULIT BERLEPUH 186


Pemfigus Vulgaris 186
Pemfigus Foliaseus 189

PemfigusEritematosus 191

Vegetans

Pemfigus

Pemfigoid

Bulosa

193

194

DermatitisHerpetiformis 196
DermatosisPustulosaSubkorneal 199
EpidermolisisBulosa 200
BAB

11

GANGGUAN METABOLISME/ KEKURANGAN GIZI, AUTOIMUN,


DAN MILIARIA 202

Xantelasma 202
Xantoma Tuberosum 203

Tendinosum

Xantoma

205

lktiosis

207
Nevus Unius Lateralis 211

Kwashiorkor
Hiperkeratosis
Pelagra 216

Amiloidosis

212

Folikularis

Kutis

215

218

Skleroderma 220
Dermatomiositis 223
Purpura Non-Trombositopenik 226
PurpuraTrombositopenik 228
Lupus Eritematosus Diskoid 230
Lupus Eritematosus Sistemik (LES) 232

Eritroderma 236
Pitiriasis Rubra

Pilaris

Areata
Progeria 245

Alopesia

Miliaria
BAB

12

239

Klimakterium

Keratoderma

241

243

247

GANCGUAN PIGMENTASI 250

Melasma

Vitiligo

25O

252

lnkontinensiaPigmentosis 253

Efelid

255

Anetoderma 256

Tato

257

Isi

xi

xii

Daftar lsi

BAB 13

TUMOR ,|INAK

KULIT

259

Trikoepitelioma 259

Hemangiom

261

Dermatofibroma 263
Kista Epidermal 265
Kista

Dermoid

265

SteatosistomaMultipleks 266

Milia

267
268

Lipoma

Kutaneus 269

Kornu

Keloid

270

Siringoma

272

KeratosisSeboroika 273
Nevus Pigmentosus 275

Verukosus 278
NeurofibromatosisMultipel 279
Nevus
BAB 14

PENYAKIT PRAKEGANASAN & KEGANASAN KULIT 281


Penyakit Bowen 281
Penyakit Paget pada Papila Mamae dan di Luar Mamae 282

Keratoakantoma 283
Keratosis Senilis 285
Karsinoma Sel Basal 286
Karsinoma Sel Cepeng 289
Melanoma Maligna 291
293
Limfosarkom

XerodermaPigmentosum 295
Mikosis
BAB 15

Fungoides 296
KELAMIN 299

PENYAKIT

Conore

Sifilis

299

301

LimfogranulomaVenereum 305
Ukus

Mole

Cranuloma
BAB 16

307

lngunale

308

ACQUTRED TMMUNODEFTCTENCY SYNDROME

KEPUSTAKAAN 316

INDEKS

318

(ArDS)

310

CARA MENEGAKKAN DIAGNOSIS


PENYAKIT KULIT

Pendahuluan

Untuk menegakkan diagnosis penyakit kulit, beberapa faktor perlu dilihat secara
komprehensif, karena penyebab penyakit kulit bukan hanya terletak pada satu faktor.
Walaupun kelainan kulit dapat dilihat dengan mata telanjang, namun di balik
kelainan tersebut banyak hal tersembunyi yang perlu mendapat perhatian. Untuk
itu, perlu dilakukan pemeriksaan yang cermat dan teliti. Selain harus mengetahui
anatomi, fisiologi, histopatologi dan imunologi kulit, pengetahuan tentang
epidemiologi dan jenis-jenis efloresensi kulit sangat diperlukan untuk mendapatkan
diagnosis yang tepat.
Cara pendekatan yang komprehensif ini dikumpulkan dalam suatu himpunan
data tentang riwayat perjalanan penyakit yang difenal sebagai status penyakit
penderita (SPP).
SPP mencakup anamnesis, pemeriksaan fisik (umum dan spesifik), pemeriksaan
laboratorium (umum dan spesifik), tes-tes khusus, resume (ringkasan), anjuran
pemeriksaan, diagnosis kerja, diagnosis banding, prognosis dan pengawasan
perjalanan penyakit. Secara lengkap SPP dibuat sebagai berikut.

Anamnesis

Anamnesis mencakup identifikasi penderita, keluhan utama dan perjalanan penyakit.


Yang perlu ditanyakan pada keluhan utama ialah keluhan yang mendorong penderita
meminta pertolongan medis.
Perjalanan penyakit mencakup :
. sejak kapan mulai sakit (berapa hari, minggu, bulan),
. bagaimana dan berupa kelainan apa pada awalnya (merah-merah, bintik-bintik,

luka, dsb.),

r di mana kelainan

pertama kali timbul (kaki, kepala,wajah, anggota gerak),

. apakah menjalar/tidak, atau hilang timbul,


. apakah gatal, sakit, atau bagaimana,
. apakah keluar cairan/kering,

o obat yang telah digunakan, bagaimana pengaruh obat tersebut, apakah penyakit

membaik, memburuk atau menetap.


Mengenai keluarga harus ditanyakan:
. sosio-ekonomi keluarga, jumlah anggota keluarga, cara hidup, dan penyakit
dalam keluarga atau pada individu di sekitarnya.
. apakah timbulnya penyakit berkaitan dengan suatu sebab, misalnya akibat
pekerjaan, luka-luka akibat benda tertenLu, hubungan dengan musim, atau akibat
suatu faktor dalam lingkungan.

Saripati Penyakit Kulit

EFLORESENSI KULIT

makula eritema

makula hiperpigmentasi

makula hipopigmentasi

papula miliar & lentikular

nodula lentikular

vesikula miliar & lentikular

pustula miliar & lentikular

bula dan bula hemoragik

Cara Menegakkan Diagnosis Penyakit

Pemeriksaan fisik

Kulit

Pemeriksaan keadaan umum adalah penting, dan perlu dicari hubungannya dengan
penyakit kulit yang sedang diderita. Pemeriksaan kulit sendiri harus dikerjakan di
tempat terang, jika perlu dengan bantuan kaca pembesar. Pertama-tama harus
ditentukan lokalisasi kelainan, yaitu secara:
a. Regional: r. fasialis, r. torakalis, r. abdominalis
b. Dengan regio relatif: 1/3 proksimal ekstremitas inferior kiri, 1/3 tengah lengan
kanan, dll.
Di atas lokalisasi tersebut dicari efloresensi atau ruam kulitnva.

Ada2jenis ruam kulit:

1. Ruam kulit primer:


. Makula adalah efloresensi primer yang hanya
r

berupa perubahan warna kulit


tanpa perubahan bentuk, seperti pada tinea versikolor, morbus Hansen.
Eritema adalah makula yang berwarna merah, seperti pada dermatitis, lupus
eritematosus.
Papula adalah penonjolan padat di atas permukaan kulit, berbatas tegas,

berukuran kurang dari

1 cm.

r Nodula sama seperti papula tetapi diameternya lebih

besar dari 1 cm, misalnya

pada prurigo nodularis.


' Vesikula adalah gelembung yang berisi cairan serosa dengan diameter kurang
dari 1 cm, misalnya pada varisela, herpes zoster.
o Bula adalah vesikel dengan diameter lebih besar dari 1 cm, misal pada pemfigus,
luka bakar. Jika vesikel/bula berisi darah disebut vesikel/bula hemoragik. jika
bula berisi nanah disebut bula purulen.
o Pustula adalah vesikel berisi nanah, seperti pada variola, varisela, psoriasis
pustulosa.
o Urtika adalah penonjolan di atas permukaan kulit akibat edema setempat dan
dapat hilang perlahan-lahan, misalnya pada dermatitis medikamentosa, dan

gigitan serangga.

r Tumor adalah penonjolan di

atas permukaan

kulit berdasarkan pertumbuhan

sel maupun jaringan tubuh.

. Kista

adalah penonjolan di atas permukaan kulit berupa kantong yang berisi


cairan serosa atau padat atau setengah padat, seperti pada kista epidermoid.

2.

Ruam kulit sekunder:


o Skuama adalah pelepasan lapisan tanduk dari permukaan kulit. Dapat berupa

sisik halus (TV), sedang (dermatitis) atau kasar (psoriasis). Skuama dapat
berwarna putih (psoriasis), coklat (TV), atau seperti sisik ikan (iktiosis).
. Krusta adalah onggokan cairan darah, kotoran, nanah, dan obat yang sudah
mengering di atas permukaan kulit, misalnya pada impetigo krustosa, dermatitis kontak. Krusta dapat berwama hitam (pada jaringan nekrosis), merah (asal
darah) atau coklat (asal darah, nanah, serum).
o Erosi adalah kerusakan kulit sampai stratum spinosum. Kulit tampak menjadi
merah dan keluar cairan serosa, misalnya pada dermatitis kontak.
' Ekskoriasi adalah kerusakan kulit sampai ujung stratum papilaris sehingga kulit
tampak merah disertai bintik-bintik perdarahan. Ditemukan pada dermatitis
kontak dan ektima.
. Ulkus adalah kerusakan kulit (epidermis dan dermis) yang memiliki dasar,
dinding, tepi dan isi. Misai, ulkus tropikum, ulkus durum.

r Rhagaden

adalah belahan-belahan kulit dengan dasar yang sangat kecil/dalam

misal pada keratoskisis, keratodermia.

Saripati Penyakit Kulit

EFLORESENSI KULIT

kista semisolid

kista cair

skuama halus & kasar

krusta

erosl

ekskoriasi

Cara Menegakkan Diagnosis Penyakit

Kulit

(sikatriks) adalah jaringan ikat yang menggantikan epidermis dan dermis yang sudah hilang. |aringan ikat ini dapat lebih cekung dari kulit sekitamya
(sikatriks atrofi), dapat lebih menonjol (sikatriks hipertrofi), dan dapat normal
(eutrofi/luka sayat). Sikatriks tampak licin, garis kulit dan adneksa hilang.
. Keloid: hipertrofi yang pertumbuhannya melampaui batas.
. Abses adalah efloresensi sekunder berupa kantong berisi nanah di dalam
jaringan. Misahlya abses Bartholini dan abses banal.
. Likenifikasi adalah penebalan kulit sehingga garis-garis lipatan/relif kulit
tampak lebih jelas, seperti pada prurigo, neurodermatitis.
. Guma adalah efloresensi sekunder berupa kerusakan kulit yang destruktif,
kronik, dengan penyebaran serpiginosa. Misal, pada sifilis gumosa.
. Hiperpigmentasi adalah penimbunan pigmenberlebihan sehingga kulit tampak
lebih hitam dari sekitarnya. Misal, pada melasma dan pascainflamasi.
. Hipopigmentasi adalah kelainan yang menyebabkan kulit menjadi lebih putih
dari sekitarnya, misal, pada skleroderma dan vitiligo.

e Parut

Ada beberapa efloresensi khusus yaitu:


. Kanalikuli yaitu ruam kulit berupa saluran-saluran pada stratum korneum,
yang timbul sejajar dengan permukaan kulit, seperti yang terdapat pada skabies.
r Milia (= white head) ialah penonjoian di atas permukaan kulit yang berwarna
putih yang ditimbulkan oleh penyumbatan saluran kelenjar sebasea, seperti pada
akne sistika.

r Komedo

(= blackhead) ialah ruam kulit berupa bintik-bintik hitam yang timbul


akibat proses oksidasi udara terhadap sekresi kelenjar sebasea di permukaan

kulit, seperti pada akne.

kulit yang timbul serentak dalam waktu


singkat dan tidak berlangsung lama, biasanya didahului demam, seperti pada

o Eksantema adalah ruam permukaan

.
Sifat-sifat
ef loresensi

1.

demam berdarah.
Roseola ialah eksantema lentikular berwarna merah tembaga seperti pada sifilis
dan frambusia.
Purpura yaitu perdarahan di dalam/di bawah kulit yang tampak kemerahan,
dan tidak hilang pada penekanan kulit, seperti pada dermatitis medikamentosa.

Ukuran

2. Gambaran

: Miliar (sebesar kepala jarum penlul); lentikular (sebesar kacang hijaujagung); numular (sebesar uang logam seratus rupiah; dan plakat
(lebih besar dari uang logam seratus rupiah).

Linear, seperti garis lurus; sirsinar/anular jika melingkar; arsinar,


menyerupai bulan sabit; polisiklis, menyerupai bunga; korimbiformis,
jika efloresensi besar dikelilingi oleh efloresensi kecil (hen and chicken
configuration).

3. Bentuk : Bundar (impetigo); lonjong (pitiriasis

rosea); serpiginosa (sifilis staherpetiformis,


III);
menyerupai
dermatitis herpetiformis; dan
dium
konfluen, jika beberapa efloresensi bergabung menjadi satu
efloresensi besar (variola); iris formis, menyerupai iris @entuk bulat/
lonjong, pada bagian tengah tampak putih/hitam), pada eritema
multiforme.
4. Lokalisasi/penyebaran:
. Solitar, jika hanya satu lesi (ulkus durum).
. Multipel, jika lesi banyak (varisela).
r Regional, menyerang satu regio; pada prurigo, urtikaria.
. Diskrit, lesi-lesi terpisah satu dengan yang lain; pada ektima.

Saripati Penyakit Kulit

EFLORESENSI KULIT

sikatriks normal

milia (white head)

ulkus

fisura = rhagaden

guma

abses

atrofik

komedo (black heady

purpura

Cara Menegakkan Diagnosis Penyakit

Kulit

o Simetris, mengenai kedua belahan badan yang sama; pada derma-

titis medikamentosa.
Bilateral, menyerang kedua belahan badan seperti pada varisela,
variola.

. Unilateral, menyerang separuh badan seperti pada herpes zoster.


. Universal, jika seluruh tubuh terkena; misal MH lepromatosa.
o Generalisata, jika

seluruh/hampir seluruh tubuh terkena seperti

pada eritroderma,

Pemeriksaan

laboratorik/spesifik

Untuk memastikan diagnosis harus ditunjang dengan pemeriksaan laboratorium dan


pemeriksaan spesifik. Pemeriksaan yang dapat dilakukan ialah:
1. Pemeriksaan darah rutin, feses dan kemih, serta kimia darah.
2. Pemeriksaan sediaan apus basah seperti pemeriksaan terhadap hifa (dengan KOH
10%), trikomonas (NaC1 0,9o/o).
J. Pemeriksaan sekret/bahan-bahan dari kuiit dengan pewarnaan khusus, seperti
Gram (untuk bakteri), Ziehl Nielsen untuk basil tahan asam, gentian violet untuk
virus, mikroskop lapangan gelap untuk spiroketa, pemeriksaan cairan gelembung
(untuk menghitung eosinofil) dan pemeriksaan sel Tzanck.
4. Pemeriksaan serologik untuk sifilis, frambusia.
5. Pemeriksaan dengan sinar Wood terhadap infeksi jamur kulit.
6. Pemeriksaan terhadap alergi: uji gores, tetes, tempel, tusuk, dan uji suntik.
7. Pemeriksaan histopatolo gi.

Ringkasan

Merupakan ringkasan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium


yang menunjang ke arah diagnosis. Tidak perlu mengulangi semuanya tetapi cukup
dipusatkan pada hal-hal yurg menunjang diagnosis.

Diagnosis banding

Berdasarkan hasil pemeriksaan spesifik dan ringkasan, dipikirkan beberapa penyakit


yang mempunyai perjalanan/ gelala/ tanda serta hasil pemeriksaan laboratorium yang
hampir sama, dan ini dicatat dalam diagnosis banding.

Diagnosis kerja

Merupakan diagnosis yang kemungkinannya paling besar.

Pemeriksaan

Merupakan pemeriksaan yang masih perlu dilakukan untuk menyokong atau


mempertajam diagnosis kerja yang sudah ditegakkan.

anjuran
Penatalaksanaan

Semua tindakan yang diperlukan untuk mengurangi penderitaan dan untuk


menghindari rekurensi penyakit. Dalamhal ini ada pengobatanumum yangbertujuan
mengurangi rekurensi dan pencegahan selanjutnya. Sedangkan pengobatan khusus
adalah semua tindakan yang berguna untuk mengobati/mengurangi penderitaan
yang kini dialami, dapat berupa pemberian obat-obat sistemik maupun topikal.

Prognosis

Memperkirakan perjalanan akhir penyakit.

Pengawasan

Memperhatikan perjalanan penyakit serta hasil pengobatan atau tindakan yang telah
dilakukan.

lanjutan

Saripati Penyakit Kulit

SIFAT.SIFAT EFLORESENSI

multipel

diskrit

konfluen

regional

bentuk iris = sel target

telangiektasi

spider naevi

{olikular

dif us

Cara Menegakkan Diagnosis Penyakit

SIFAT-SIFAT EFLORESENSI

lentikular

plakat

liniar

lonjong

serpiginosa

herpetiformis

Kulit

PENYAKIT JAMUR

TI NEA VERSIKOLOR (PAN U)

Definisi

Tinea versikolor adalah infeksi jamur superfisial yang ditandai dengan adanya makula
di kulit, skuama halus disertai rasa gatal.

Penyebab dan

epidemiologi

Penyebab
o Umur
o Jenis kelamin
o Bangsa/ras
o Daerah
o Kebersihan/higiene

Malassezia

furftrr /P ity

r o sp

orum orbicul ar e.

Dapat menyerang hampir semua umur.


Menyerang pria dan wanita.
Semua bangsa.

Hampir di seluruh dunia.


Kurangnya kebersihan memudahkan penyebaran tinea ver-

sikolor.
o Lingkungan

Keadaan basah atau berkeringat banyak, menyebabkan stra-

tum korneum melunak sehingga mudah dimasuki


Malnssezia

furfur.

Gejala singkat
penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:


Biasanya timbul makula dalam berbagai ukuran dan warna, ditutupi sisik halus
dengan rasa gatal, atau tanpa keluhan dan hanya gangguan kosmetik saja.

Pemeriksaan kulit

o Loknlisssi

Dapat terjadi di mana saja di permukaan kulit, lipat paha,


ketiak, leher, punggung, dada, lengan, wajah dan tempattempat tak tertutup pakaian.
o Efloresensi/sifnt-sifutnya : Berupa makula yang dapat hipopigmentasi, kecoklatan,

keabuan atau kehitam-hitaman dalam berbagai ukuran,


dengan skuama halus di atasnya.

Pemeriksaan

pembantui
laboratorium
Diagnosis banding

l.Sinar Wood: fluoresensi kuning keemasan.


2.Mikroskopik preparat KOH % dari kerokan kulit lesi: tampak kelompok-kelompok
hifa pendek tebal 3-8 p, dikelilingi spora berkelompok berukuran 1-2p.
1,.Eritrnsma. Etiologi : Corynebacterium minutissima. Dengan sinar Wood : fluoresensi

'coral red'.
2.Pitiriqsis rosea. Gambaran efloresensi sejajar dengan garis-garis kulit, ada 'medallion' atau hernld patch. Kerokan kulit: hifa, spora negatif; sinar Wood negatif.

10

Penyakit

Gambar 2.1 Tinea versikolor bentuk makular.

Tani p

ak

Jamur

m aku I a li ipopi g m

11

entasi

ditutupi skuama halus.

Gambar
folikular.

2.2

Tinea versikolor tipe folikular. Tampak makula hipopigmenlasi

12

Saripati PenyaAlt Aulil

Penatalaksanaan r Umum

Menjaga higiene perseorangan.

o Khusus (topikal)
Bentuk makular : salep \44ritfield atati larutan natrium tiosulfit 20% dioleskan setiap
hari.

Bentuk folikular : dapat dipakai tiosulfas natrikus 20-30%.


Obat-obat anti jamr-ir golongan imidazol (ekonazol, mikonazol, klotrimazol, dan
toisiklat) dalam krim atar-r salep 1-2% juga berkhasiat.
o Ketokonazol 200 mg/hari selama 10 hari.
r Itrakonazol 100 mg/hari selama 2 rninggu.

Prognosis

Baik.

TINEA NIGRA PALMARIS

Definisi

Tinea nigra palmaris adalah penyakit infeksi jamur superfisial yang menyerang
telapak kaki dan tangan, menimblrlkan gambaran khas berupa warna coklatkehitaman pada kulit.

dan
epidemiOlOgi

Penyebab

Penyebab
Umur
o Jenis kelamin
o

yang o Bangsa
memengaruhi r Daerah
timbulnya
.1 ,1 , .
o Kebersihan/higiene
penyakit:
o Lingkungan
Faktor-faktor

Gejala

singkat

penvakit:

: Clndosporirtmzuerneckii.
: Biasanya menyerang anak-anak.
: Pria sama dengan wanita.

:
:
:
:

Semua bangsa dapat terserang penyakit ini.

Lebih mudah berkembang pada daerah tropis beriklim


panas dengan kelembapan tinggi'
Lebih mudah menyerang orang dengan kebersihan yang
kurang dan higiene yang rendah.
Kotor dengan udara lembap dan panas mempermudah
penyebaran penyakit.

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan tambahan:

*'in*"J:iliilii;llTil#x[ff]':m#:J;1::::12::l#-ff^-#,ffi?
nyeri atau sedikit gatal.

Pemeriksaan

kulit

Pemeriksaan
pembantu/
Iaboratorium
Diagnosis

banding

Lokslisasi

. Efloresensi

:
:

Telapak kaki dan tangan.


Makr.rla hiperpigmentasi miliar sampai numular dengan
gambaran polisiklis.

t. Sinar Wood : fluoresensi kuning kehijauan.


2. Biakan kerokan kulit dalam media agar Sabouraud: terlihat pertumbuhan jamur.
3. Preparat langsung kerokan kulit dengan KOH 10%: dapat terlihat spora dan hifa

pada epidermis.
1. Sifilis stadiunt Il : pada telapak kaki/tangan tampak makula hiperpigmentasi dengan
skuama yang jelas.
2. Melanoma: biasanya memberi warna coklat kehitaman yang lebih dalam.
3.Tineqztersikolor: makula lebih putih dan skuama lebih halus, berwarna putih sampai
cokiat.

Penyakit

lamur

13

Penatalaksanaan

Salep yang mengandung asam salisilat 3-5% dan asam benzoat 5-\0% banyak
menolong. Preparat imidazol 1-2% dalam krim atau salep berkhasiat baik.

Prognosis

Baik.

Gambar 2.3 Tinea nigra palmaris.


Tampak makula hiperpigmentasi
berbatas tegas.

TINEA KAPITIS
Definisi

Tinea kapitis adalah infeksi jarnur superfisial yang menyerang kulit kepala dan
rambut.

Penyebab dan

. Penyebab

Golongan dermatofita, terutama T. rubrum, T. men-

o Umur
o Jenis kelamin

Umumnya anak-anak sekolah dasar.


Anak pria lebih banyak daripada anak wanita.

o Bangsa

Semua bangsa dapat terkena penyakit ini.


Lebih banyak pada daerah beriklim panas.

epidemiologi

Faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit

tagroplrytes dan M. gypseum.

o Daerah
o Kebersihan/higiene

o Lingkungan

Gejala singkat
penyakit:

Kebersihan yang buruk dan kontak dengan binatang


peliharaan seperti anjing atau kucing berperan dalam
penularan.
Lingkungan kotor dan panas, serta udara yang lembap ikut
berperan dalam penularan.

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:


]amur dapat masuk ke dalam kulit kepala atau rambut, dan selanjutnya berkembang
membenbuk kelainan di kepala tergantung daribenbuknya. Biasanya memberi keluhan
gatal atau nyeri.

14

Saripati Penyakit Kulit

Pemeriksaan

kulit

oLokqlisasi
. Efloresensi

Daerah kulit kepala dan rambut.


Bergantung dari jenisnya :
1. Gray patch ring Tuortn: papula-papula

miliar sekitar
muara rambut, rambut mudah putus, meninggalkan
alopesia yang berwarna coklat.
2. Black dot ring u)orm: infeksi jamur dalam rambut
(endotriks) atau di luar rambut (ektotriks), rambut putus
tepat pada permukaan kulit, meninggalkan makula
coklat berbintik-hitam, dan warna rambut sekitarnya
menjadi suram.
3. Kerion: pada kulit kepala tampak bisul-bisul kecil
dengan skuamasi akibat radang lokal, rambut putus dan
mudah dicabut.

'
Pemeriksaan
laboratorium

1. Sinar

4. Tinea favosa: bintik-bintik berwarna merah kuning


ditutupi oleh krusta yang berbentuk cawan (skutula).
Berbau busuk (mousy odor), rambut di atasnya putusputus dan mudah dicabut.

Wood: fluoresensi kehijauan.

2. Pembiakan skuama dalam media agar Sabouraud.


3. Preparat langsung dari kerokan kulit dengan larutan

KOH 10'h, dapat terlihat hifa


atau spora dan miselium. Preparat langsung dari rambut dapat terlihat hifa atau
spora di dalam rambut (endotriks) atau di luar rambut (ektotriks).

banding:

bentuk btack dot),biasanya kulit tampak licin dan berwarna


coklat.
2. Dermatitis seboroikn (dengan bentuk tinea favosa), rambut tampak berminyak, kulit
kepala ditutupi skuama yang berminyak.
3.Psoriasis (dengan bentuk tinea favosa), sisik (skuama) tebal, berwarna putih
mengkilat dan bersifat kronik residif.

Penatalaksanaan

c Sistemik: Griseofulvin 10-25 rng/ke BB; dewasa 500 mglhari. Ketokonazol 5-10
mg/kg BB; dewasa 200 rng/hari selama 7-74hari.

Diagnosis

1. Alopesia areata (d.engan

Topiksl; Mencuci kepala dan rambut dengan shampoo desinfektan antimikotik


seperli larutan asam salisilat, asam

b enzoat,

dan sulfur presipitatum. Obat-

obat derivat imidazol 1-2oh dalam krim atau larutan dapat menyembuhkary demikian pula ketokonazol krim atau larutan 27o.

Prognosis

jika penyembuhan telah dicapai dan faktor-faktor infeksi dapat dihindari, prognosis
umumnyabaik.

Penyakit

Jamur

15

Gambar 2.4 Tinea favosa Makula eritem dengan skuama dan


rambut-rambut putus.

Gambar 2.5 Gray patch ring worm. Makula coklat, rambut-rambut putus tepat
pada pangkalnya.

Gambar 2.6 Kerion. Abses-abses pada permukaan kulit kepala dan rambu!
Iepas.

"16 Saripati Penyakit Kulit

TINEA BARBAE & SIKOSIS BARBAE


Definisi

Adalahbentuk infeksi jamur dermatofita pada daerah dagu/jenggot yangmenyerang


kulit dan folikel rambut.

Penyebab dan

epidemiologi

o
o

iasanya oleh golon g an T r i chophy t o n dan Micr o sp ontm.


Selalu pada orang dewasa, tak pernah pada anak-anak.
Biasanya pada pria dewasa.
Dapat mengenai semua bangsa, tapi lebih sering pada kulit

Penyebab

Umur
jenis kelamin
o Bangsa/ras

putih.
o Daerah

Daerah tropis dengan kelembapan tinggi.


Banyak pada orang-orang dengan higiene kurang baik.
Kotor merupakan faktor yang mempermudah infeksi.

. Kebersihan
r Lingkungan

Gejala singkat
penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan: Penderita


biasanya mengeluh gatai dan pedih pada daerah yang terkena, disertai bintik-bintik
kemerahan yang terkadang bemanah.

Pemeriksaan kulit:

o Loknlisasi

: Biasanya pada daerah dagu/jenggot, tapi dapat menyebar


ke wajah dan leher.

.Efloresensi/srtFsifatnya: Rambut daerah yang terkena menjadi rapuh dan tidak


mengkilat, tampak reaksi radang pada folikel berupa
kemerahan, edema, kadang-kadang ada pustula.

Cambaran
histopatologi

Pada batang dan folikel rambut terkadang tampak organisme, tetapi jarang pada lesi
yang lebih dalam. Pada keadaan kronik terlihat nanah, sel raksasa dan infiltrasi sel-

sel radang kronik.

Pemeriksaan

pembantu/
laboratorium

Diagnosis banding

Penatalaksanaan

1.

Kerokan kuiit atau rambut jenggot yang terkena (terputus-putus, tidak mengkilap)
dengan larutan KOH 10-20%, dilihat langsung di bawah mikroskop untuk mencari

hifa atau infeksi endotriks/eksotriks.


2. Biakan pada media agar Sabouraud.
3. Sinar Wood: fluoresensi kehijauan.
7. Dermatitis kontnk alergikn
2. Akne kistika
3. Dermatitis seboroikg

dapat dibedakan dengan pemeriksaan mikologis

Rambut daerah jenggot dicukur bersih.


jaga kebersihan umum.

Umum

Khusus

: Sistemik'.

o Dapat diberikan griseovulfin 500

mg-1 gram/hari

selama 2-4 minggu.


o Itrakonazol 100 mg/hari selama 2 minggu atau
ketokonazol200 mg/hari selama 3 minggu.
Topikttl:

e Kompres sol. kaliumpermanganas 1:4.000 atau sol. asam asetat


0,025ok, 2-3 kali sehari.

o Antifungi: ketokonazol krim/ointment2o/o selama 5-7 hari atau

itrakonazol I'k 5-7 hari.


Epilasi rambut yang terinfeksi
o Antibiotik jika ada infeksi sekunder.

Penyakit

Prognosis:

Jamur 17

Umumnya baik

Gambar 2.7A Tinea barbae. Tampak papula


miliar di daerah jenggot serta folikulitis.

Gambar 2.78 Tinea barbae pada


daerah dagu. Tampak daerah-daerah

yang eritem dan papula-papula


dengan batas kurang jelas.

TINEA KORPORIS
Definisi

Penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur superfisial golongan dermatofita,


menyerang daerah kulit tak berambut pada wajah, badan, lengan, dan tungkai.

1B Saripati Penyakit Kulit

Penyebab dan

epidemiologi

Penyebab

. ljmur
r

Jenis kelamin

o Bangsa/ras
o Daerah

Musim/iklim
Kebersihan

Golongan jamur dermatofita, yang tersering adalah Epider


mopltyton floccosum atau T. rubrum.
Semua umur, tetapi lebih sering menyerang orang dewasa.
Menyerang pria dan wanita.
Penyakit ini tersebar di seluruh dunia.
Terutama pada daerah tropis.
Insiden meningkat pada kelembapan udara yang tinggi.
Sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan

penyakit ini.
o Keturunan

Lingkungan

Tak berpengaruh.

Kebersihan lingkungan/lingkungan yang kotor memengaruhi kebersihan perorangan dalam perkembangan


penyakit pada kulit manusia.

Gejala singkat
penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:


Cejala subjektif keluhan gatal, terutama jika berkeringat.
makula hiperpigmentasi dengan tepi yang lebih aktif.
Cejala objektif
Oleh karena gatal dan di garuk, lesi akan makin meluas, terutama pada daerah kulit
yang lembap.

Pemeriksaan kulit

o Loknlisnsi
o Ell o r e s ats i/sifa t - sifatny a

Wajah, anggota gerak atas dan bawah, dada, punggung.


Lesi berbentuk makula / plak yang merah/hiper?igmentasi
dengan tepi aktif dan penyembuhan sentral. Pada tepi lesi

dijumpai papula-papula eritematosa atau vesikel. Pada


perjalanan penyakit yang kronik dapat dijumpai likenifikasi. Gambaran lesi dapat polisiklis, anular atau geografis.

Cambaran
histopatologi

Tidak khas.

Pemeriksaan

Kerokan kulit dengan KOH 10% dijumpai hifa.

pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding

l.Morbus Hansen: makula eritematosa dengan tepi sedikit aktif, terutama MH tipe
tuberkuloid.
2.Pitiriasis rosea'. gambaran makula eritematosa dengan tepi sedikit meninggi, ada
papula, skuama. Diameter panjang lesi menuruti garis kulit.
3,Neurodermatitis sirkumskripta: makula eritematosa berbatas tegas terutama pada
daerah tengkuk, lipat lutut dan lipat siku.

Penatalaksanaan

Umum : o Meningkatkan kebersihan badan.


o Menghindari pakaian yang tidak menyerap keringat.
Khusus : Sistemik:
o Antihistamin.
o Griseofulvin, anak-anak: 15-20

dewasa

ng/kg BB/hari.

500-1000 mg per hari.


selama 2 minggu.
:

o Itrakonazol 100 mg/hari


o Ketokonazol 200 mg/hari dalam 3 minggu.

Penyakit

Ke?#ffi

Jamur 19

Gambar 2.8 Tinea korporis. Makula eritematosa


berbatas tegas.

Gambar 2.9 Tinea korporis. Makula polisiklis pinggir aktif

Gambar 2.10 Tinea korporis. Predileksi.

Gambar 2.11 Tinea korporis. Makula hiperpigmentasi polisiklis.

2o

Saripati Penyakit Kulit

Topikal:
' Salep \,Vhitfield.

. Campttran asam
sp iril.

salisilat 57o, asam benzoat 10% dan resorsinol 5% dalam

u s.

o Castellgni's psint,

. Tolnaftat.
o Imidazol.
o
o

Prognosis

Ketokonazol.
Piroksolamin siklik.

Baik.

TINEA IMBRIKATA
Definisi

In feksi jamur superfisial yang menyerang

kulit dengan gambaran khas berupa skuama

kasar yang tersusun konsentris sehingga tampak seperti atap genting

dan
epidemiologi
Penyebab

penyebab

r lJmur

T r i chophtl t o n co n c e nt r icum.
Semua Llmlrr.

o Jenis kelamin

Tidak berbeda pada pria dan wanita.

o Bangsa/ras

Dapat menyerang semua ras.


Banyak di daerah tropis.
Iklim panas mempermudah perkembangan.
Kebersilran memengaruhi infeksi T. concentriurm.
Tidak berpengamh.
Lembap dan panas memengaruhi penyebaran.

r Daerah
r Musim/iklim

Kebersihan

o Keturunan

.
Gejala singkat
penyakit

Pemeriksaan

kulit

Lingkungan

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan: Tinea imbrikata
biasanya menyerang seluruh permukaan kulit berupa lingkaran-lingkaran yang
bersisik kasar dan tampak menyerupai lingkaran-lingkaran bermata salu (polisiklik).
Sisik-sisik melingkar yang satu menutup yang lain seperti lapisan genting, dapat
disertai perasaan yang sangat gatal.
o

Lokslisssi

: Biasanya seluruh tubuh.


Efloresensi/sifat-sifutnyo : Makula berwama seperti kr-rlit normai, berbentuk lingkaran

dan ditutupi sisik-sisik kasar, atau beberapa lingkaran


dapat menyatu (polisiklis); skuama saling menindih seperti
susunan atap genting.

Pemeriksaan
pembantu/
labofatOrium
Diagnosis

banding

PenatalakSanaan

l.Kerokan kulit dengan KOH 10%, dipanasi sebentar tidak sampai mendidih. Dapat
ditemukan hifa, miselium dan spora.
2.Biakan skuama pada media Sabouraud, menghasilkan koloni ragi.
Gambaran klinik yang khas
memudahkan diagnosis pasti.

Sistemik
. Topiksl
o

ini, tidak ditemukan pada penyakit lain

sehingga

Griseofulvin 0,5 g selama 1-2 bulan.

r Keratolitik kuat yang bersifat fungisid antara lain: krisarobin


sulfur

5olo

atau asam salisilat

57o.

5%,

Penyakit

lamur

21

Gambar 212 Tinea fasialis.

A.

Makula eritematosa,

papula dan skuama di pipi.

B. Makula numular, bulat


dengan papula-papula konfluen di pipi.

Gambar 2.13 Otomikosis Makula eritematosa bersisik


pada muara liang telinga.

22

Saripati Penyakit Kulit

Gambar 2.14 Tinea imbrikata. Tampak ruam kulit


eritema polisiklis, skuama kasar berbatas tegas.

Gambar 2.15 Tinea imbrikata. A. Ruam kulit berupa eritema melingkar, skuama kasar. B. Ruam kulit berbatas tegas
melingkar, tersusun menyerupai atap genting.

Penyakit

lamur

23

o Castellnnis's pnint
o Salep \{hitfield 2 kali sehari.

Antimikotik golongan imidazol mempunyai khasiat baik.


mg/hari selama 3 minggu.
r Ketokonazol 200 mglhari selama 2-4 minggu
o

o Itrakonazol 100

Prognosis

Sering kali resisten terhadap pengobatan dan sering kambuh.

TINEA PEDIS ('athlete's foot')

Definisi
Penyebab

Adalah infeksi jamur superfisial pada pergelangan kaki, telapak dan sela-sela jari
kaki.

dan

o Penyebab

i d er m ophy t o n, T r i chophy t o n, Mi c r o sp 0 r uln dan C. albic an s,


yang ditularkan secara kontak langsung atau tidak
langsung.

o Umur

Semua umur.

o Jenis kelamin

Dapat menyerang pria dan wanita.


Bangsa yang hidup di daerah tropis.
Lebih banyak di daerah tropis.

epidemiologi

o Bangsa/ras
o Daerah
o Musim/iklim
o Lingkungan

singkat
penyakit
Gejala

Ep

Iklim panas memperburuk penyakit.


Panas dan udara lembap, serta sepatu yang sempit sering
mempermudah infeksi.

Bentukktinik:
1. Tipe papulo-skuamosa

hiperkeratotik kronik:

Jarang didapati vesikel dan pustula, sering pada tumit dan tepi kaki dan kadangkadang sampai ke punggung kaki. Eritema dan plak hiperkeratotik di atas daerah
lesi yang mengalami likenifikasi. Biasanya simetris, jarang dikeluhkan dan kadang-

kadang tak begitu dihiraukan oleh penderita.


2. T ip e intertriginosa kronik:

Manifestasi klinis berupa fisura pada jari-jari, tersering pada sela jari kaki ke-4 dan
5, basah dan maserasi disertai bau yang tidak enak.
3. Tipe subakut:
Lesi intertriginosa berupa vesikel atau pustula. Dapat sampai ke punggung kaki
dan tumit dengan eksudat yang jernih, kecuali jika mengalami infeksi sekunder.
Proses subakut dapat diikuti selulitis, Iimfangitis, limfadenitis dan erisipelas.
4. Tipe akut:
Gambaran lesi akut, eritema, edema, berbau. Lebih sering menyerang pria. Kondisi
hiperhidrosis dan maserasi pada kaki, stasis vaskular, dan bentuk sepatu yang
kurang baik terutama merupakan predisposisi untuk mengalami infeksi.

Pemeriksaan

kulit

Loknlisasi

: Interdigitalis,antarajari-jarike-3,4dan5;sertatelapakkaki.
kaki, beberapa milimeter sampai 0,5 cm.
o Sisik halus putih kecoklatan.
o Vesikula miliar dan dalam.
r Vesikopustula miliar sampai lentikular pada telapak kaki
dan sela jari.
. Hiperkeratotik biasanya pada telapak kaki.

EJloresensi/sfot-sifutnya ; o Fisura pada sisi

24

Saripati Penyakit Kulit

Gambar 2.16 Tinea pedis. Predileksi

Gambar 217 Tinea pedis. A. Makula hipopigmentasi, polisiklis


dengan papula-papula pada tepi lesi. B. Papula, hiperkeratosis,
skuama dan pustula di telapak kaki.

Pcnyakit

Gambaran
histopatologi

Pemeriksaan
pembantu/

laboratorium
Diagnosis bandlng

lamur

25

Keadaan akr:t, pada epidermis tampak migrasi leukosit, edema intraselular, spongio-

sis dan parakeratosis. Jika terdapat vesikel intraepidermal, biasanya superfisial,


multinukletis, mengandung serum, fibrin dan neutrofil. Pada lesi yang aktif tampak
akantosis, dan pada dermis terlihat infiltrasi sel radang akut, filamen dan spora.

l.Kerokan kulit + KOH 10%:hifa positif.


2.Biakan agar Sabor-rraud: tumbuh koloni-koloni jamur.
3. Sinar Wood: fluoresensi positif.

1.

Ksndidiasis

2. Akr

derm s

tititis

pe

r stn

'Pustular-bacterid'

ns

Biasanya terdapat skuama yang berwarna putih pada


sela jari ke-4-5, dan ada lesi-lesi satelit.
Terlihat radang, vesikel-vesikel yang dalam, steril, dan
dapat dibedakan dengan pemeriksaan histopatologi.
Secara klinis susah dibedakar.,, tapi dengan biakan
dapat ditemukan agen penyebab.

Penatalaksanaan

Prognosis

Pencegahan dan pengobatan yang adekr-rat memberikan prognosis yang baik.

Profilaksis sangat penting, mengeringkan kaki dengan baik setiap habis mandi,
kaus kaki yang selalu bersih dan bentuk sepatu yang baik
o Griseofulvin 500 mg sehari selama 1-2 bulan.
r Salep Whitfield I atar-r II, tolnaftat dan toksiklat berkhasiat baik.
o Obat-obat golongan Azol dan Terbinafin memberi hasii yang baik dan preparat
triazol baik dalam bentuk tablet, krim, atau larutan memberi hasil yang baik.

@ii'lr:

Gambar 2.18 Tinea pedis interdigitalis. Skuamasi dan erosi


di sela jari.

26

Saripati Penyakit Kulit

TINEA MANUS
Definisi

Adalah infeksi dermatofita pada tangan.

dan
epidemiologi

o Penyebab

Penyebab

o lJmur
o jenis kelamin

o Bangsa,/ras

Daerah

o Musim/iklim
o Kebersihan
o Lingkungan

Gejala singkat
penyakit

Pemeriksaan

kulit

Pemeriksaan
pembantu |
laboratorium
Diagnosis

banding

T. mentngrophytes danT. rubrum.


dapat menyerang semua umur.

Pria dan wanita.


Semua bangsa.

Daerah tropis mempertinggi infeksi.


Panas dan lembap mempermudah jamur masuk ke kulit.
Kebersihan yang kurang, dan keadaan basah merupakan

predisposisi infeksi.
Lingkungan rawa-rawa yang selalu basah mempermudah infeksi
jamur.

o Pe4alanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:

Ada 2 tipe, yaitu vesikular meradang dan skuamosa tak meradang; gambaran
penyakit dapat berupa vesikel-vesikel atau skuama dengan eritema yang berbatas
tegas disertai rasa gatal.
o

Lokslisasi

: Mulai pergelangan

tangan sampai ke ujung jari.


E,floresensi/sifat-sifatnya: Makula eritematosa dengan tepi aktif, berbatas tegas.
Terdapat vesikel atau skuama di atasnya.

l.Kerokan kulit dengan KOH 10%; terlihat elemen-elemen jamur.


2.Sinar Wood; fluoresensi positif'
3.Biakan skuama pada media Sabouraud dalam 1-2 minggu menghasilkan
pertumbuhan kol oni ragi.
1. Dermatitiskontokalergikn: ada riwayat kontak dengan sensitizer tertentu.

'Dyshidrotic dermatitis': pada pemeriksaan dengan KOH, tidak ditemukan elemenelemen jamur.
3. D er mn titis numul ar is.

2.

Penatalaksanaan

Dapat diberikan preparat haloprogin, tolnaftat, asam salisilat, dan preparat triazol
baik dalam bentuk tablet, krim maupun larutan.

Prognosis

Baik.

Penyakit

lamur

Gambar 2.19 Tinea manus


Predileksi.

Gambar 2.2O Tinea manus. Makula hiperpigmentasi, polisiklis, tepi aktit.

27

28

Saripati Penyakit Kulit

TINEA UNCUIUM (onikomikosis)


Definisi

Infeksi jamur dermatofita pada kuku.

dan
epidemiologi

o Dapat

Penyebab

ditulark an secara langsung atau tidak langsung.

o Penyebab

. ljmur
o Jenis kelamin
o Bangsa/ras
o Daerah

r Musim/iklim
o Kebersihan

o Keturunan
o Lingkungan

singkat
penyakit
Gejala

Pemeriksaan

kulit

Golongan dermatofita yang sama dengan penyebab tinea pedis dan


manus, misalnya T. mentagrophytes danT. rubrum.
Lebih sering pada orang dewasa, bersamaan dengan tinea pedis et
manus.
Menyerang pria dan wanita.
Semua ras terutama yang bermukim di daerah tropis.
Daerah tropis.
Tak jelas pengaruhnya terhadap penyakit ini.
Pada orang yang banyak bekerja denga air kotor.
Tak berpengaruh.
Lembap atau basah, dan sering kontak dengan air kotor.

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan. Keluhan utama

berupa kerusakan kuku. Kuku menjadi suram,lapuk dan rapuh, dapat dimulai dari
arah distal (perimarginal) atau proksimal. Bagian yang bebas tampak menebal.

. Lokttlisasi

: Semua kuku jari tangan dan kaki.


Efloresensi/sifat-sifatnyn ; Kuku menjadi rusak dan rapuh serta suram warnanya/

permukaan kuku menebal, di bawah kuku tampak detritus yang mengandung elemen-elemen jamur. Pada infeksi
ringan hanya dijumpai bercak-bercak putih dan kasar di

permukaan kuku (leukonikia).

Gambaran

Tidak khas.

histopatologi

Pemeriksaan
pembantu |

l.Kerokan kuku + KOH 40%.


2.Biakan kerokan skuama di bawah/di atas kuku menghasilkan koloni jamur.

laboratorik
Diagnosis

banding

T.Onikodistrofi Candida albicons: biasanya dimulai dari proksimal.


2.Onikodistrofi akibat trauma: jelas dimulai dengan trauma, disusul kerusakan kuku.
3.Psoriasis pada kuku : tampak tebal dan pada permukaan dapat terlihatpits'

Penatalaksanaan Umum:

Meningkatkankebersihan/higienependerita

Khusus: Sistemik : o Griseofulvin;

dosis anak 15-20 mg/kg BB/hari, dosis

mglhari selama 2-4 minggu.


o Obat-obat Itrakonazol atau golongan terbinafin 2 x 100
mg/hari selama 3-6 bulan memberi hasil yang memuaskan.
dewasa 500-1.000

Topiknl

'

.
.

Salep Whitefield I, II.


Kompres asam salisilat 57o, asam b enzoat 10% dan resolsi-

nol5% dalam spiritus.


o Cestellsni'spaint.
o Asam undesilenat dalam bentuk cairan.
o Toleaftat dalam bentuk cairan.
o Imidazol dalam bentuk cairan.
o Siklopiroksolamin dalam bentuk cairan.

Prognosis

Baik.

Penyakit

lamur

29

Gambar 2.21 Onikomikosis. Kuku meniadi suram mulai dari uiung kuku'

Gambar 2.22 Onikomikosis. Di bawah kuku tampak subungual keratosis.

TINEA KRURIS (ekzema marginatum)


Definisi

Adalah infeksi jamur dermatofita pada daerah kruris dan sekitarnya.

Penyebab dan

o Penyebab

epidemiologi
o lJmur

Jenis kelamin
o Sa1g53/ras
o Daerah
o Musim/iklim
o Kebersihan
o Keturunan
o Lingkungan

E. floccosum, namun dapat pula oleh T. rubrum dan


T. mentngrophytes,yang ditularkan secara langsung atau tak

Sering kali oleh

langsung.
Kebanyakan pada dewasa.
Pria lebih sering daripada wanita.
Terdapat di seluruh dunia.
Paling banyak di daerah tropis.
Musim panas, banyak berkbringat.
Kebersihan yang kurang diperhatikan.
Tak berpengaruh.
Yang kotor dan lembap.

3O Saripati Penyakit Kulit

Gejala singkat
penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan: rasa gatal hebat
pada daerah kruris (lipat paha), lipat perineum, bokong dan dapat ke genitalia; ruam
kulit berbatas tegas, eritematosa dan bersisik, semakin hebat jika banyak berkeringat.

Pemeriksaan kulit

o Lofuilisasi

o Efloresensi/sifat-sifatnya

Regio inguinalis bilateral, simetris. Meluas ke perineum,


sekitar anus, intergluteal sampai ke giuteus. Dapat pula
meluas ke suprapubis dan abdomen bagian bawah.
Makula eritematosa numular sampai geografis, berbatas

aktif terdiri dari papula atau


pustula. Jika kronik makula menjadi hiperpigmentasi
dengan skuama di atasnya.
tegas dengan tepi lebih

Gambaran
histopatologi
Pemeriksaan
pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding

Tidak khas.

Penatalaksanaan

.
.

Prognosis

Baik, asalkan kelembapan dan kebersihan kulit selalu dijaga.

Kerokan kulit daerah lesi dengan KOH 10%: tampak elemen jamur seperti hifa, spora

danmiselium.
l.Eritrasma: batas lesi tegas, jarang disertai infeksi, fluoresensi merah bata yang khas
dengan sinar Wood.
2.Kandidiasis; lesi relatif lebih basah, berbatas jelas disertai lesilesi satelit.
3.Psoriasis intertriginosa: skuama lebih tebal dan berlapis-lapis.
Seperti pengobatan jamur lainnya.
Topiksl: salep atau krim antimikotik. Lokasi ini sangat peka nyeri, jadi konsentrasi
obat harus lebih rendah dibandingkan lokasi lain, misahrya asam salisilat, asam
benzoal, sulfur dan sebagainya.
o Sistemik: diberikan jika lesi meluas dan kronik; griseofulvin 500-1.000 mg selama
2-3 minggu atau ketokonazol l00 mglhari selama l bulan.

Gambar 2.23 Tinea kruris. Predileksi.

Penyakit

lamur

31

Gambar 2.25 Tinea kruris. Makula hiperpigmentasi


regional.

Gambar 2.24 Tinea kruris. Tampak likenifikasi dan skuamasi.

Gambar 2.26 Tinea kruris.


Seluruh daerah kruris terkena
infeksi.

KANDIDIASIS
Definisi

Suatu penyakit kulit akut atau subakut, disebabkan jamur intermediat yang
menyerang kulit, subkutan, kuku, selaput lendir dan alat-alat dalam.

32

Saripati Penyakit Kulit

Penyebab

dan

epidemiologi

o Dapat ditularkan secara langsung atau tak langsung.


o Penyebab
Cqndida albicans.
o lJmur
Dapat menyerang segala umur.

Menyerang pria dan wanita.


Tak jelas hubungan ras dengan penyakit ini, tetapi insiden
diduga lebih tinggi di negara berkembang.
o Daerah
Lebih banyak pada daerah tropis dengan kelembapan
udara yang tinggi.
o Musim/iklim
Lebih banyak pada musim hujan, sehubungan dengan
daerah-daerah yang tergenang air.
o Kebersihan/higiene
Terutama menyerang pekerja kebun, tukang cuci, petani.
o Keturunan
Riwayat diabetes melitus, salah satu faktor yang mempermudah berkembangnya Candida albicans.
o Faktor-faktor predisposisi lain seperti pemakaian antibiotik yang lama, obesitas,
alkohol, gangguan vaskularisasi, hiperhidrosis dan lain-lain.

o Jenis kelamin
o Bangsa/ras

Gejala singkat

penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan: Predileksi pada:

oKttlit

Gatalhebatdisertaipanassepertiterbakar,terkadangnyerijikaada
rnfeksi sekunder.

: Sedikit gatal

Kuku

Mukosa :

dan nyeri jika ada infeksi sekunder; kuku akan


berwarna hitam coklat, menebal, tak bercahaya, biasanya dari
pangkal kuku ke distal. Di sekitar pangkal kuku didapatkanvesikelvesikel dan daerah erosif dengan skuama.

Pemeriksaan

kulit

Terutama mulut, ditemukan ulkus-ulkus ringan putih keabuan


tertutup suatu membran.

o Lokalisssi:

Kulit: Bokong sekitar anus, lipat ketiak, lipat paha, bawah payudara, sekitar pusat,

garis-garis kaki dan tangan; kuku.


Eflor e sens i /sifa t-sifatny a :

Kulit : Daerah eritematosa, erosif, kadang-kadang dengan papula danbersisik. Pada


keadaan kronik, daerah-daerah likenifikasi, hiperpigmentasi, hiperkeratosis dan
terkadang berfisura.
Kuku : Kuku tak bercahaya, berwarna hitam coklat, menebal, kadang-kadang
bersisik. Sekitar kuku eritematosa, erosif dengan vesikel.

Gambaran

Sel ragi pseudohifa dengan blastospora, serta sebukan sel-sel radang pada dermis.

histopatologi

Pemeriksaan
pembantu
laboratorium
Diagnosis

banding

1.

Kerokan kulit dengan KOH 10%,40%: ditemukan sel-sel ragi.

2. Media Sabouroud: koloni coklat mengkilat,


3. Fermentasi gula: fruktosa@ glukosa@.

permukaan basah (koloni ragi)

Kulit:

1. D

Secara praktis dapat dibedakan melalui ke-

ermgtitis seboroika.

2. D erma

titis kontak aler gika.

3. Eritrasmn: sinar Wood: merah bata.

rokan kulit/preparat langsung KOH dengan


elemen jamur negatif.

r Kuku:
Dapat dibedakan dari biakan skuama yaitu

T.Pqronikia.
2. O nikomiko sis/tin ea ung

uium.

3.Psoriasis kuku: Sering terdapat pits.

bentuk koloni, serta elemen jamur yang


tumbuh.

Penyakit

lamur

33

Gambar 2.28 Kandidiasis. Tampak Skuama putih di sela-sela jari

Gambar 2.27 Kandidiasis kulit. Predileksi.

Gambar 2.29 Kandidiasis. Daerah eritematosa, erosi, bersisik


dengan lesi satelit.

Gambar 2.30 Kandidiasis. Makula eritematosa


sekitar anus.

34

Saripati Penyakit Kulit

Gambar 2.31 Kandidiasis. Plak berwarna putih dan daerah erosi di mukosa
bibit.

Penatalaksanaan

Perbaiki keadaan umum, dan atasi faktor-faktor predisposisi:


o Pemakaian antibiotik secara berhati-hati.

r Hindari

obesitas.
o Hindari bekerja pada tempat-tempat yang lembap/banyak air.

Sistemik:
o Amfoterisin B 0,5-1 rng/kgBB intravena.
o Tablet nistatin 3 x 100.000 U selama 1-4 minggu.
o Ketokonazol400 mglhari selama 5 hari atau flukonazol 150
Topiknl :

mglhari selama 7 hari.

Larutan gentian violetl-2oh.


Nistatin 100.000 U/ml terutama pada kandidiasis mukosa.
o Ekonazol 7-2% (krim atau larutan).
o Mikonazol 1,-2% (krim, solusio atau bedak); toksiklat 7-2'/" (bedak, larutan atau
krim).
o

Prognosis

Baik.

SPOROTRIKOSIS

Definisi

Adalah infeksi kronik Sporotrichum schenkii yangditandai dengan nodula-nodula pada


kulit atau jaringan subkutan akibat pembengkakan kelenjar limfe yang kemudian
melunak, memecah dan menjadi ulkus indolen.

Penyebab dan

epidemiologi

o ljmur
o Jenis kelamin

Penyebab

o Distribusi
o Faktor lain

Gejala singkat
penyakit

Sp or otrichum

chenkii.

Tidak tentu, terutama dewasa.


Pria lebih sering daripada wanita.
Daerah pertanian, kelembapan yang tinggi.
Kebersihan yang kurang.

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan: Spora masuk
melalui luka, mula-mula timbul papula atau nodula subkutan, disusul pembengkakan
proksimal dari lesi (sesuai aliran getah beffig). Papula atau nodula tersebut kemudian
pecah membentuk ulkus granulomatosa disertai peradangan pembuluh limfe yang
menyebar mengikuti aliran pembuluh limfe.

Penyakit

Pemeriksaan kulit

Loknlisasi

Efloresensi/sifat-sifatnya

lamur

35

Bagian tubuh yang terbuka, terutama ekstremitas'


Mula-mula berbentuk papula/nodula eritematosa'

Kemudian papula/nodula pecah membentuk ulkus,


dinding meninggi, indurasi, dasar terdiri dari jaringangranulasi. Penyebaran khas limfogen proksimal'

Gambaran
histopatologi
Pemeriksaan

pembantu/
laboratorik
Diagnosis banding

Dari granuloma yang terinfeksi, pada dinding lesi ditemukan sel polimorfonuklear,
dan sel
eosinofil dan makrofag. Pada bagian perifer ditemukan banyak sel epiteloid
kronik'
radang
tanda
dengan
epidermis
raksasa Langhans. Edema
l.Preparat langsung: tampak granula sulfirr'
2.Dengan fOA fOy": tampak hifa bercabang dan bersepta'
37"C: bentuk
3.Bialian pada media Sabouraud: koloni camp.,tao. Pada temperatur
koloni ragi. Pada temperatur kamar: koloni filamen

: Nodula-nodula tanpa tanda radang, tidak mengikuti


jalannya
limfe. Uji tuberkulin@.
-M"ttggu.tttg,

T.Skrofuloderma

2.Ulkus tropikum
3.Sifilis stadium

Penatalaksanaan

l.Imumr

II

soliter, eksudasi, granula sulfur

@'

' Pemeriksaan : B or r elin rt inc enti @


: Papula-papula eritematosa dengan pembesaran kelenjar
limfe generalisata'

Memelihara kebersihan'

o Hindari kontak dengan kotoran (tanah)'

Khusus: Sistemik:
o Kalium yodida jenuh per oral; dimulai
hingga 30-40 tetes/hari'

tetes/hari dan dinaikkan perlahan

oKetokonazol100-200mg/hariselamalbulanberhasilbaik.
o Itrakonazol 100 mg/hari selama l bulan'
o Flukonazol 150 mglhari selama 2 bulan'
2%'
Topiknl:ulkus. Kompres terb"uka dengan kalium yodida 2o/o dNtyodium
Prognosis

Baik.

Gambar 2,32 Sporotrikosis' Predileksi'

36

Saripati Penyakit Kulit

Gambar 2.33 Sporotrikosi s. Tampak nodula-nodula


yang berjejer pada tungkai atas.

Gambar 2.34 Sporotrikosis. Multipel abses sesuai


dengan aliran limfe.

AKTINOMIKOSIS
Definisi

Adalah penyakit infeksi jamur profunda kronik dengan nodula-nodula supuratif,


granulomatosa disertai sinus-sinus yang mengeluarkan eksudat purulen.

Penyebab dan

o Penyebab
o ljmur
c Jenis kelamin
o Distribusi

epidemiologi

Gejala singkat
penyakit

Faktor lain

Actinomyces israelii.
Semua umur.
Pria:wanita = 2:1.

Kosmopolit.
Higiene yang kurang.

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan: Mula-mula


terjadi pembengkakan setempat berwarna merah kehitaman, selanjutnya menjadi
benjolan yang keras, kemudian mengalami perlunakan dan timbul fistel-fistel yang
mengeluarkan eksudat keputih-putihan.

Penyakit

Pemeriksaan kulit

Loknlisasi

Jamur 37

Leher sampai wajah, dinding perut dan dinding dada.

Efloresensi/sifat-sifatnya : Nodula-nodula keras berwarna merah kehitaman disertai

sinus-sinus dengan eksudat purulen.

Gambaran
histopatologi

Tampak jaringan granular, sel epiteloid, sel plasma dan sel raksasa dengan perubahanperubahan degeneratif. Massa berlobulasi yang terdiri dari filamen, dan terdapat
jamur berupa miselium yang sedikit bercabang.

Pemeriksaan
pembantu/

Pada sediaan apus eksudat/jaringan tepi dapat ditemukan granula sulfur berwarna
kuning dengan diameter 1-5 mm, yangbanyak mengandung elemen-elemen jamur.

laboratorium

Pewarnaan Gram pada granula sulfur yang dihancurkan, didapat miselium yang
bersifat Gram positif.

Diagnosis banding

t.Skrofuloderma: garnbaranklinis biasanya dengan sedikit infiltrasi. Terdapat sikatriks


hipertrofik dan jembatan kulit.
2.Ulkus piogenik: ulkus kotor, bengkak dan mengeluarkan nanah yang banyak.
3.Sifilis stadium /11: biasanya perjalanan ulkus serpiginosa dan tes serologik positif.

Dapat dipastikan dengan pemeriksaan histopatologi.

Penatalaksanaan

lJmum: Menjaga kebersihan terutama kebersihan mulut.

o Khusus : Sistemik: Penisilin 1-6 juta unit/hari selama 2 bulan.


Topikal r jika belum ada fistel, sebaiknya dieksisi.

Prognosis

Baik.

Gambar 2.36 Aktinomikosis. Tampak multipel fistel


yang mengeluarkan cairan seropurulen.

Gambar 2.35 Aktinomikosis. Predileksi.

38

Saripati Penyakit Kulit

",-"."'<?i

Gambar 2.37 Aktinomikosis pada rahang bawah. Tampak


makula infiltrasi dan fistel krusta.

KROMOMIKOSIS
Definisi

Adalah mikosis profunda yang biasanya menyerang kulit dengan gambaran nodular dan verukosa

Penyebab dan

Penyebab

ljmur

epidemiologi

o Jenis kelamin

Bangsa

o Daerah

Satu dari ke-4 jamur: Phialophora pedrosoi, P. aerrucosa, P. compactn


dan Cladosporium ctrioniL
Biasanya menyerang orang dewasa.
Frekuensinya sama pada pria dan wanita.
Semua bangsa.

Lebih banyak pada daerah tropis dan subtropis dengan

iklim panas.
o Kebersihan

Higiene yang kurang mempe'rmudah infeksi.

dan higiene
o Lingkungan

Gejala singkat
penyakit

Pe4alanan

o Lokslisasi

.
Gambaran
histopatologi

Efloresensi

Pertanian dan petemakan mempermudah perkembangan penyakit.

penyakit : Jamur

masuk dari tanah melalui abrasi kuiit, berkembang


membentuk nodula-nodula yang selanjutnya menjadi lesi
verukosa menyerupai kembang kol.
: Tungkai bawah terutama telapak kaki, punggung kaki dan
bokong.
: Nodula-nodula lentikular sampai numular dengan permukaan kasar menyerupai kembang kol dan berbatas tegas.

Preparat dengan pewarnaan HE aau Giemsa: pada epidermis didapatkan


hiperkeratosis, akantosis dan abses-abses kecil dikelilingi sei-sel datia. Dalam abses
dapat ditemukan elemen jamur berbentuk bundar, berdinding tebal dan berwarna
coklat.

Penyakit

Jamur 39

dari kerokan kulit dengan KOH 10%: hifa @.


Biakan jaringan kulit pada agar sabouroud. sesudah 2-3 minggu tampak
pertumbuhan koloni jamur.

Pemeriksaan

1. Preparat langsung

pembantu/
laboratorium

2.

Diagnosis banding

7. Tuberkulosis kutis aerukosa: secara klinis memberikan gambaran yang sama, hanya

pada TBC kulit terdapat basil tahan asam dan gambaran histopatologi yang khas.

2. Karsinomo epidermoid: gambaran histopatologi keganasan dengan sel-sel yang khas.

Penatalaksanaan

o Larutan kalium yodida jenuh 30-50 tetes sehari selama 1-2 bulan.
o Suntikan amfoterisin B intralesi.
o Tindakan operatif dengan eksisi luas dan pencangkokan merupakan alternatif
1ain.
o Preparat-preparat azol seperti Ketokonazol 100-200 mg/hari selama 2 bulan.
o 5 fluorositosin dengan dosis 100-150 mg/hr dibagi dalam 4 dosis selama 1-2 bu1an.

Prognosis

]ika pengobatan sempurna, prognosis adalah baik.

Gambar 2.38 Kromomikosis. Prediteksi

Gambar 2.39 Kromomikosis. Pertumbuhan dengan


permukaan verukosa.

4O Saripati Penyakit Kulit

Gambar 2.40 Kromomikosis. Permukaan verukosa, kering.

Gambar 2.41 Kromomikosis.


Peftumbuhan nodular. Sebagian
permukaan licin, yang lain
erosif .

Gambar 2.42 Kromomikosis yang sudah diobati dengan 5 fluorositosin.

Penyakit Jamur 41

FIKOMIKOSIS SUBKUTIS
Definisi

Adalah infeksi jamur profunda dengan gejala pembengkakan di bawah kulit. Kenyal
pada perabaan, berbatas tegas dan nyeri.

Penyebab dan

o Penyebab

epidemiologi

Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit

Gejala singkat
penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan tambahan : Jamur masuk ke dalam
kulit melalui luka-luka kecil atau gigitan serangga, selanjuhnya menimbulkan benjolanbenjolan subkutis, terkadang timbul fistula yang mengeluarkan cairan serosanguineus.

Pemeriksaan kulit

Gambaran
histopatologi

Preparat dengan pewamaan HE, Giemsa, atau PAS memberi gambaran reaksi radang
kronik, terutama sel eosinofil. Dalam infiltrasi dapat dijumpai hifa-hifa lebar bersekat
dengan ukuran bervariasi dari 3-30 p.

lJmur
r Jenis kelamin
Daerah

o Kebersihan
o Keturunan
o Lingkungan

jamur golongan Mucor dan Basidiobolous.


Semua umur, terutama anak-anak.
Frekuensinya sama pada pria dan wanita.
Lebih banyak pada daerah tropis dengan iklim panas.
Sering pada higiene yang kurang.
Penderita diabetes melitus dengan faktor keturunan lebih mudah
terkena penyakit ini.
Lebih mudah berkembang dalam lingkungan petani dan peternak.

Lokslisosi

; Kaki, leher, tangan dan dada.


Efloresensi/sfot-sifatnya : Nodula-nodula berbatas tegas, permukaan rata terkadang
ada fistula yang mengeluarkan cairan serosanguineus.

Pemeriksaan

1. Pemeriksaan cairan fistel secara langsung, dapat

pembantu/
laboratorium

2.

Diagnosis banding

1. Lipomn: Biasanya lebih lunak, berbatas tegas dan tanpa fistel.


2. Osteomielifls; Biasanya keras dan nyeri, fistel mengeluarkan cairan serosa.

Penatalaksanaan

Larutan kalium yodida jenuh 3-50 tetes/hari selama 10-14 hari memberi hasil yang
baik. Eksisi tumor juga dapat berhasil baik. Amfoterisin B 1,2rng/kgBB efektif pula
Itrakonazol 100-200 mglhari selama 2 bulan.

Prognosis

Umumnyabaik.

diiemukan hifa-hifa besar bersekat.


Biakan cairan fistel dalam agar Sabouraud glukosa dapat memperlihatkan
pertumbuhan koloni jamu r.

42

Saripati Penyakit Kulit

Gambar 2.43 Fikomikosis. Predileksi.

Gambar 2.44 Fikomikosis. Pembengkakan pada tumit


d engan be be rapa f i stel/ulk u s.

MISETOMA
Definisi

Adalah infeksi jamur profunda kronik pada jaringan bawah kulit yang dapat meluas
ke otot dan tulang, sehingga menimbulkan kelainanbentuk.

Penyebab dan

o Penyebab

Actinomycetes, termasuk genus Nocardia danStreptomyces (tipe aktiG enrs Ma dur ell a, AII es cher ia, Cephal o sp or ium dan P hial o -

nomikotik).

epidemiologi

phor a (tip e

ljmur

o Jenis kelamin

Bangsa

eumikotik).

Biasanya menyerang orang dewasa.


Frekuensinya sama pada pda dan wanita.
Semua bangsa, terutama di daerah tropis.

Penyakit

lamur

43

Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:

Gejala singkat
penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan tambahan: Jamur masuk ke dalam
kulit melalui abrasi atau luka lecet di kaki, selanjuh-rya berkembang menjadi tumor
di bawah kulit, menyebabkan kelainan bentuk (deformitas) pada kaki yang disebut
misetoma, Tumor kemudian mengalami perlunakan, terbentr-rk fistula atau ulkus yang
mengeiuarkan sekret mengandung butir-butir kuning kehijauan disebut granula,.sulfur. Penderita mengeluh nyeri dan selalu disertai pembengkakan kelenjar limfe re-

Kebersihan/higiene : Lebih sering pada higiene yang kurang, yaitu melalui lukaluka atau abrasi kulit yang kotor.

o Lingkungan

Yang kotor dan udara yang lembap merupakan kondisi


yang baik untuk perkembangan penyakit.

gional.

Pemeriksaan kulit

Lokslisssi
Efloresensi

;
:

Terutama kaki, tangan, dada dan bokong.


Tumor yang teratur dengan fistel atau ulkus; sekret purulen mengandung
butir-butir granuia sr-rlfu r.

Gambaran
histopatologi

Tampak granuloma dengan sebukan se1-sel radang berupa sel polirnorfonuklear.


Eosinofil dan makrofag. Pada bagian tengah infiltrat terlihat sel-sel epiteloid dan sel
datia Langhans.

Pemeriksaan
pembantu/
laboratorium

1. Pemeriksaan sekret secara langsung dengan

Diagnosis banding

KOI{ 10% sulit menemukan elemen

jamur.

Biakan granula sulfur dalam agar Sabar,rraud; sesudah 1-2 minggu tampak
pertumbuhan koloni berwarna krem sampai coklat.
3. Pemeriksaan radiologik. Untuk menilai derajat kerusakan.
2.

7. Skroflodermn:Iokalisasi biasanya di leher atau ketiak. Timbul ulkus dengan

pinggir

livide dan ada jembatan-jembatan kulit.


2. Osteonielills; biasanya berr-rpa benjolan akr-rt ber-wama merah, sekresinya pustulosa.

Penatalaksanaan

Misetoma aktinomikotik diobati dengan penisilin prokain 2,4_.4.,8juta unit selama 2minggu. Preparat sulfa seperti sulzadiazin 3-8 g/hariselama 2-4 minggu. Misetoma
eumikotik dengan amfoterisin B intravena, kadar dalam darah 1,,2-2 1tg/n\ dapat
membunuh jamur, tetapi umumnya sangat resisten. Jika dengan pengobatan ini tidak
menolong, dianjurkan amputasi.
4

Prognosis

Umumnya kurang baik.

44

Saripati Penyakit Kulit

Gambar 2.45 Misetoma. Predileksi.

Gambar

2.47

Misetoma pada
lutut. Tampak beberapa fistel de-

Gambar 2,46 Misetoma. Tampak multipel ulkus tak teratur


me ngel uarkan jari n g an n e krosis.

ngan jaringan gra-

nuloma.

Gambar 2.48 Misetoma pada paha. Multipel tistula dengan sekret


seropurulen.

PIODERMA
IMPETIGO KRUSTOSA
(impetigo kontagiosa)
Definisi

Bentuk pioderma yang paling sederhana. Menyerang epidermis, gambaran yang


dominan ialah krusta yang khas, berwarna kuning kecoklatan seperti madu yang
berlapis-lapis.

Penyebab dan

o Penyebab

epidemiologi

S t aphyllo co cc

us

aLLr

eus koa gulase

positif dan

tr

ep to

co

ccus

betahemolyticus.

o ljmur
o Jenis kelamin

Terutama pada anak-anak.


Frekuensinya sama pada pria dan wanita.

Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:

o Bangsa
o Daerah
o Musim
o Kebersihan/higiene

Semua bangsa.

Gejala singkat
penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:


Keluhan utama adalah rasa gatal. Lesi awal berupa makula eritematosa berukuran 12rrtm, segera berubah menjadi vesikel atau bula. Karena dinding vesikel tipis, mudah

Lebih sering di daerah tropis.


Musim panas atau cuaca panas dan lembap.
Kebersihan yang kurang dan higiene yang buruk (anemia
dan malnutrisi).

pecah dan mengeluarkan sekret seropurulen kuning kecoklatan. Selanjutnya


mengering membentuk krusta yang berlapis-iapis. Krusta mudah dilepaskan, di
bawah krusta terdapat daerah erosif yang mengeluarkan sekret sehingga krusta
kembali menebal.

Pemeriksaan kulit

o Lokelisasi

o Efloresensi/sifat-sfotnyn

Daerah yang terpajan, terutama wajah (sekitar hidung dan

mulut), tangan, leher dan ekstremitas.


Makula eritematosa miliar sampai lentikular, difus, anular,
sirsinar; vesikel dan bula lentikular difus; pustula miliar
sampai lentikular; krusta kuning kecoklatan, berlapis-lapis, mudah diangkat.

Gambaran
histopato!ogi:

Berupa peradangan superfisial folikel pilosebasea bagian atas. Terbentuk bula atau
vesikopustula subkornea yang berisi kokus serta debris berupa leukosit dan sel epidermis. Pada lapisan dermis didapatkan reaksi peradangan ringan berupa dilatasi
pembuluh darah, edema dan infiltrasi PMN.

Perneriksaan

Biakan bakteriologis eksudat lesi; biakan sekret dalam media agar darah, dilanjutkan
dengan les resistensi.

pembantu/
laboratorium

45

46

Saripati Penyakit Kulit

Gambar 3.1 lmpetigo krustosa. Predileksi.


Gambar 3.2 lmpetigo krustosa. Tampak makula
eritematosa dan krusta kuning coklat.

-'rTTTr\ffi.s

Gambar 3.4 lmpetigo krustosa pada waiah. Krusta khas


Gambar 3.3 lmpetigo krustosa pada lutut.
Tampak krusta yang khas.

Pioderma 47

Gambar 3.5 Impetigo raksasa. Tampak bekas-bekas bula yang besar-besar


dengan krusta di sekitarnya.

Diagnosis banding

7. Variselq: lesi lebih kecil, berbatas tegas, umbilikasi vesikel.


2. Ektima: lesi lebih besar, lebih dalam dan peradangan lebih berat.
yang keras, jika diangkat akan berdarah secara difus.
3. Impetigenlsnsl:

Ditutupi krusta

pioderma sekunder, prosesnya menahun sering masih tampak

penyakit dasarnya.

Penatalaksanaan

Menjaga kebersihan kulit dengan mandi pakai sabun 2 kali sehari. Jika krusta banyak,
dilepas dengan mencuci dengan HrO, dalam air, lalu diberi salep antibiotik seperti
kloramfenikol2ok dan teramisin 3%.lrka lesi banyak dan disertai gejala konstitusi
(demam, dll), berikan antibiotik sistemik, misalnya penisilin, kioksasilin, atau
sefalosporin.

Prognosis

Baik. Namun, dapat timbul komplikasi sistemik seperti glomerulonefritis, dan lain-

lain.

IMPETIGO BULOSA
Definisi

Impetigo bulosa adalah suatu bentuk impetigo dengan gejala utama berupa lepuhlepuh berisi cairan kekuningan dengan dinding tegang, terkadang tampak hipopion.

Penyebab dan

epidemiologi
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit seperti:

Penyebab
r ljmur

Terutama disebabkan oleh stafilokok.


Anak-anak dan dewasa.
o Jenis kelamin : Frekuensi sama pada pria dan wanita.
:

Daerah

Musim/iklim

Kebersihan/Higiene

Higiene kurang.

Cizi

Lebih sering dan lebih berat pada keadaan kurang gizi dan
anemia.
Yang kotor dan berdebu akan lebih sering dan lebih hebat.

Lingkungan

Lebih banyak pada daerah tropis dengan udara panas,


Musim panas dengan banyak debu.

48

Saripati Penyakit Kulit

Gejala singkat
penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:


Lepuh timbul mendadak pada kulit sehat, berwariasi mulai miliar hingga lentikular,
dapat bertahan 2-3 hari. Berdinding tebal dan ada hipopion. Jika pecah menimbulkan
krusta yang coklat datar dan tipis.

Pemeriksaan kulit

c Loknlisasi
: Ketiak, dada, punggung dan ekstremitas atas dan bawah.
o Efloresensi/sifut-sfatnya : Tampakbula dengan dinding tebal dan tipis, miliarhingga
lentikular, kulit sekitarnya tak menunjukkan peradangan,
kadang-kadang tampak hipopion.

Garnbaran
histopatologi:

Pada epidermis tampak vesikel subkornea berisi sel-sel radang yaitu leukosit. Pada
dermis tampak sebukan sel-sel radang ringan dan pelebaran ujung-ujung pembuluh

darah.

Pemeriksaan

1. Preparat

pembantu/
laboratorium

2. Biakan cairan bula dan

Diagnosis banding

berdinding tebal, dikelilingi oleh daerah eritematosa dan


keadaan umum buruk.
2.Impetigenlsasl; menunjukkan pula gejala-gejala penyakit primer dengan gejala
konstitusi berupa demam dan malaise.
3.Tinea sirsinata: jika lepuh pecah, bagian tepi masih mgnunjukkan adanya lepuh,
tetapi bagian tengah menyembuh.

Penatalaksanaan

Menjaga kebersihan dan menghilangkan faktor-faktor predisposisi. Jika bula besar

mikroskopik langsung dari cairan bula untuk mencari stafilokok.


uji resistensi.

7. Pemfigus: biasanya bula

dan banyak, sebaiknya dipecahkan, selanjutnya dibersihkan dengan antiseptik


(betadine) dan diberi salep antibiotik (kloramfenikol 2o/o atau eritromisin 3%). Jika
ada gejala konstitusi berupa demam, sebaiknya diberi antibiotik sistemik, misalnya
penisilin 30-50 mg/kg berat badan atau antibiotik lain yang sensitif.
Prognosis

Umumnyabaik.

Gambar 3.6 lmpetigo bulosa. Predileksi

Pioderma 49

Gambar 3.7 lmpetigo bulosa. Tampak bekas-bekas bula yang hampir


kering.

Gambar 3,8 Impetigo bulosa. Beberapa lepuh pecah meninggalkan


erosi.

50

5arrpati Penyakit Kulit

Gambar 3.9 lmpetigo bulosa. Suatu lepuh yang


masih utuh berupa hipopion.

FOLIKULITIS

Definisi

Adalah peradangan folikel rambut. Terdapat 2 tipe: superfisial dan profunda.

Penyebab dan

o Penyebab : Stafilokok (koagulase positif).


o lJmur
: Semua umur, lebih sering dijumpai pada anak-anak.
o Jenis kelamin : Frekuensi sama antara pria dan wanita.

epidemiologi
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit seperti:

Gejala singkat
penyakit

o Daerah
r Musim/iklim

:
:
o Kebersihan/higiene :
o Lain-lain
:

Lebih sering di daerah tropis.


Lebih sering pada iklim panas.
Kebersihan yang kurang dan higiene yang buruk.
Diabetes melitus, kelelahan dan kurang gizi merupakan
faktor yang mempercepat/ memperberat penyakit. Insidens
meninggi pada lingkungan yang kotor.

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:


Rasa gatal dan rasa terbakar pada daerah rambut. Berupa makula eritematosa disertai

papula atau pustula yang ditembus oleh rambut. Pertumbuhan rambut sendiri tidak
terganggu. Kadang-kadang penyakit ini ditimbulkan oleh dls charge (sekret) dari luka
dan abses.

Pemeriksaan

kulit

o Loknlisasi

; Daerah berambut, paling sering pada kulit kepala dan

; Berupa makula eritematosa , papuTa,pustula, dan krusta


miliar sampai lentikular, regional sesuai dengan per-

ekstremitas.
Efloresmsi/sifat-sifa'tnya

tumbuhan rambut.

Gambaran
histopatologi:

Folikel rambut tampak edematosa dengan sebukan sel-sel radang akut.

Pioderma 51

Pemeriksaan

Pemeriksaan bakteriologis dari sekret lesi (dengan pewarnaan Gram).

pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding

1.

Aknertulgaris ;
Bockhart :

2. Impetigo

Terutamadiwajah,punggung.
Daerah yang terkena adalah ekstremitas, dengan dasar
eritematosa dan tampak pustula miliar.

Penatalaksanaan

Menjaga kebersihan umum terutama kulit; makanan tinggi protein dan tinggi kalori.
Antibiotik sistemik jika luas: eritromisin 3 x 250 mg selama 7_I4hari; atau penisilin
600.000-1,5 juta IU intramuskular selama 7-14 hari. Antibiotik topikal, misah-Lya
kemicetin 2%; jlka eksudasi kompres PK 1/5.000.
Obat-obat antibiotik yang masih sensitif dapat dicoba.

Prognosis

Baik.

Gambar 3.10 Folikulitis. Predileksi

A
Gambar 3.11 Folikulitis. A. Tampak pustula di sekitar muara pangkal rambut. B. Banyak pustula miliar sekitar pangkat rambut.

52

Saripati Penyakit Kulit

Gambar 3.12 Folikulitis. A. Peradangan folikel rambut ketiak. B. Peradangan folikel rambut kepala

FURUNKEL

Definisi

Adalah peradangan folikel rambut dan jaringan subkutan sekitarnya.

Penyebab dan

o Penyebab
o l-Jmur
o jenis kelamin

epidemiologi
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit seperti:

. Musim/iklim

taphyloco ccus anrelts.

Dapat terjadi pada anak-anak, juga orang muda.


Sama pada pria dan wanita.

e Kebersihan/higiene
. Lingkungan

Lebih sering pada musim panas, karena banyak berkeringat.


Kebersihan dan higiene yang kurang.
Lingkungan yang kurang baik/bersih. Atlet jarang menda-

o Lain-lain

Diabetes, obesitas, hiperhidrosis, anemia, dan stres emosio-

pat penyakit seperti

hi.

nal memengaruhi tingkat insidens.

Gejala singkat
penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan: Sakit dan nyeri
pada daerah lesi. Lesi mula-mula berupa infiltrat kecil, dalam waktu singkat membesar

Pemeriksaan kulit

o Loknlisasi

membentuk nodula eritematosa berbentuk kerucut. Kemudian pada tempat rambut


keluar tampak bintik-bintik putih sebagai mata bisul. Nodus tadi akan meiunak
(supurasi) menjadi abses yang akan memecah melalui lokus minoris resistensie yaitu
muara folikel, rambut menjadi rontok/terlepas.
jaringan nekrotik keluar sebagai pus dan terbentuk fistei.
; Sering pada bagian tubuh yang berambut dan mudah terkena iritasi, gesekan atau tekanan; atau pada daerah yang

lembap seperti ketiak, bokong, punggung, leher, dan

wajah.
Efloresensi/sifat-sifatnya ;

Mula-mula berupa makula eritematosa lentikularnumular setempat, kemtidiarlmenjadi podula lentikularnumular berbentuk kerucut.

Pioderma 53

Gambar 3.13 Furunkel. Predileksi.

Gambar 3.14 Furunkel. Nodul merah, jaringan nekrosis.

Gambar 315 Furunkel. Jaringan nekrosis menutupi ulkus.

Gambar 3.16 Furunkel. Jaringan nekrosis hitam menempel erat di atas ulkus.

54

Saripati Penyakit Kulit

Gambaran
histopatologi:

Berupa abses yang dibentuk oleh limfosit dan leukosit PMN, mula-mula pada folikel
rambut. Pada bagian bawah folikel rambut (dalam jaringan subkutis), abses dapat

Pemeriksaan

Pemeriksaan bakteriologi dari sekret.

pula mengandung stafilokok.

pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding

1..

Sporotrikosls; kelainan jamur sistemik, menimbulkanbenjolan-benjolan yangberjejer

sesuai dengan aliran limfe, pada perabaan kenyal dan nyeri.

2.Blastomikosis: benjolan multipel dengan beberapa pustula, daerah sekitarnya

melunak.
3.

Skrofitloderma: biasanya berbentr,rk lonjong,


kulit (skin bridges).

livid dan ditemukan jembatan-iembatan

Penatalaksanaan

Prognosis

Baik sepanjang faktor penyebab dapat dihilangkan, dan prognosis menjadi kurang
baik jika terjadi rekurensi.

Higiene kulit harus ditingkatkan.


o Jika masih berupa infiltrat, topikal dapat diberikan kompres salep iktiol5% atau
salep antibiotik.
o Antibiotik sistemik: eritromisin 4 x 250 mg atau penisilin masih merupakan obat
terpilih atau antibiotik berspektrum luas memberi hasil yang baik.
o jika lesi matang, lakukan insisi dan aspirasi, selanjutnya dikompres atau diberi
salep kloramfenikol 2%.
r Usaha menghilangkan faktor penyebab seperti obesitas, DM, hiperhidrosis.

KARBUNKEL

Definisi

Penyebab dan

Adalah gabunganbeberapa furunkel yang dibatasi oleh trabekula fibrosa yangberasal


dari jaringan subkutan yang padat. Perkembangan dari furunkel menjadi karbunkel
bergantung pada status imunologis penderita.

Penyebab

: Staphylococcus aureus.
: Anak-anak dan dewasa.
: Frekuensi sama pada pria dan wanita.

epidemiologi

o ljmur
. Tenis kelamin

Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:

o Kebersihan/higiene : Kebersihan yang kurang dan higiene yang buruk.


o Faktor predisposisi : DM, obesitas, hiperhidrosis.
. Lingkungan
: Yang kotor dengan berdebu memengaruhi penjalaran pe-

Gejala singkat
penyakit

nyakit.
Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan: Keluhan berupa

nyeri pada daerah lesi dan malaise. Lesi mula-mula berupa infiltrat kecil, dalam waktu
singkat membesar menjadi nodus-nodus eritematosa berbentuk kerucut. Kemudian
pada tempat rambut keluar tampak bintik putih sebagai mata bisul, nodus-nodus
tadi akan melunak menjadi abses yang akan memecah melalui lokus minoris
resistensie yaitu muara folikei.

rtooerma 55

Gambar 317 Karbunkel. A. Tampak beberapa furunkel bergabung menjadi satu. B. Beberapa furunkel
konfluen, dengan beberapa muara perlunakan.

Pemeriksaan kulit

Loknlisgsi
Efloresensi/sifat-

sfatnya

Gambaran
histopatologi:
Pemeriksaan
pembantu/

laboratorium
Diagnosis banding

Tengkuk, punggung dan bokong.

; Makula eritematosa kemudian menjadi nodula lentikular

hingga numular, regional, bentuk teratur dan tampak fis


tula mengeluarkan sekret putih/kental.

Berupa abses yang dalam, dibentuk oleh limfosit dan leukosit PMN, mula-mula pada
folikel rambut. Pada bagian folikel rambut yang terdapat di jaringan subkutan, abses
dapat mengandung stafilokok.
1. Pemeriksaan darah: leukositosis.

2. Pemeriksaan bakteriologik sekret lesi.


7. Sporotrikosls: nodula berjejer sepanjang aliran limfe.
2. Blastomikosls: nodula kronik dengan multipel fistula.
3. Akne konglobnta: selain di punggung, nodula-nodula merah hitam tampak di daerah

wajah dan lengan, menyebar di satu regio.

Penatalaksanaan

o lJmum:

Usaha untuk mengatasi faktor predisposisi seperti obesitas, DM dan

Menjaga kebersihan dan mencegah lukaluka kulit.

hiperhidrosis.

o Khusus:

Topiknl; jika masih infiltrat diberi salep iktiol I0%; jika lesi matang,
lakukan insisi dan aspirasi, dipasang drainase, lalu dikompres.
o Antibiotik sistemik; eritromisin 4 x 250 mg selama 7-74hari; penisilin
600.000 IU selama 5-10 hari.
Antibiotik yang masih sensitif memberi hasil yang memuaskan seperti
sefalosporin atau golongan kuinolon.

Prognosis

Baik, jika faktor predisposisi dapat diatasi. Prognosis menjadi kurang baik jika terjadi

rekurensi.

56

Saripati Penyakit Kulit

ERITRASMA

Definisi

Eritrasma adalah suatu infeksi dangkal kronik yang biasanya menyerang daerah yang
banyak keringat.

Penyebab dan

epidemiologi

o lJmur
o Jenis kelamin

Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit seperti:

Bangsa/ras

Lingkungan

Penyebab

: Corynebacterium minutissimum,
: Dewasa muda.

: Frekuenslrya

sama pada pria dan wanita.

: Orang-orang yang banyak keringat, kegemukan, peminum


alkohol dan debilitas lebih sering terkena penyakit ini.
o Daerah/musim/iklim : Daerah beriklim panas lebih sering daripada daerah dingin.
o Kebersihan/higiene : Higiene buruk berperan penting dalam menimbulkan pe-

nyakit.

Panas dan lembap mempermudah timbulnya penyakit.

Gejala singkat
penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:


Dimulai dengan daerah eritema miliar, selanjutnya meluas ke seluruh regio, menjadi
merah, teraba panas seperti kena cabai.

Pemeriksaan kulit

o Lokslisnsi

: Lipat paha bagian dalam sampai skrotum, aksila, dan intergluteal.

Efloresmsi/sifat-sifatnyn : Eritema luas berbatas tegas, dengan skuama halus dan ter-

kadang erosif.

Gambaran
histopatologi:

Hiperkeratosis, parakeratosis, akantosis, serta pelebaran ujung-ujung pembuluh darah


dan sebukan sel-sel polinuklear.

Gambar 3.18 Eritrasma. Makula eritematosa berbatas tegas, tidak ada |esi satelit.

rrooerma 5 /

Pemeriksaan

pembantu/
laboratorik

langsung kerokan kulit dengan pewarnaan Gram, tampak batang Gram


positif.
2. Sinar Wood: fluoresensi merah bata.
1. Sediaan

Diagnosis banding

7. Tineo kruris: biasanya gatal dengan papula-papula eritematosa.


2. Kmdidiasis; eritema dengan lesi satelit, erosif dan gatal.

Penatalaksanaan

Mencegah agar jangan banyak keringat, serta menghilangkan faktor-faktor pencetus.


Sistemik: eritromisin 15 mglkg BB,4 kali sehari selama 5-10 hari. Tetrasiklin dengan
dosis yang sama memberi hasil yang baik.

Prognosis

Baik.

ERISIPEIAS

Definisi

Adalah peradangan akut pada kulit yang disebabkan streptokok dengan gejala utama
kemerahan kulit.

Penyebab dan

epidemiologi

o Penyebab ; Streptococcus fthemolyticus.


o lJmur
: Banyak pada anak-anak dan dewasa.
o Jenis kelamin : Frekueniinya sama pada pria dan wanita.

Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit seperti:

o Bangsa
o Daerah
o Kebersihan/higiene

Gejala singkat
penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan: Badan panas
dan malaise. Lesi dimulai dengan luka-luka kecil di kulit selanjutnya menjadi merah
cerah, berbatas tegas, edema dan nyeri tekan. Terasa panas pada perabaan, di bagian
tengah terkadang ditemukan vesikel atau bula, pada tempat masuk kuman.

Pemeriksaan kulit

o Faktor predisposisi

Loknlisnsi

Seluruh bangsa.
Lebih sering pada daerah tropis dan subtropis.
Orang-orang dengan kebersihan dan higiene yang kurang
lebih mudah terkena.
Diabetes melitus, infeksi saluran napas atas, gizikurang
lebih mudah diserang.

: Kaki, tangan dan wajah.

Efloresensi/sfat-sifatnyn : Makula eritematosa numular hingga plakat, berbatas


tegas, edematosa, panas pada perabaan dan nyeri tekan.
Pada bagian tengah ditemukan vesikel miliar atau bula

lentikular.

Gambaran
histopatologi:

Epidermis tampak edematosa, sel-sel membengkak dan sebukan streptokok serta


polimorfonuklear. Pada dermis pelebaran pembuluh darah dan sebukan sel-sel
radang.

Pemeriksaan

1. Pemeriksaan darah

pembantu/
laboratorium:

2.

didapatkan leukositosis.
Biakan darah, usapan tenggorok dan hidung dapat diisolasi streptokok beta
hemolitik.

58

Saripati Penyakit Kulit

Gambar 3.19 Erisipelas. P redileksi.

'' '':

Gambar 3.2O Erisipelas. Makula eritematosa


mengkilat.

ril ri

:rl :r'5

: ;;g4$,

Gambar 3.21 Erisipelas. Edema, eritema mengkilat


pada daerah betis.

Diagnosis banding

7. Urtiknria: warna merah akan menghilang pada penekanan.


2. Furunkulosls; Biasanya nyeri, berbentuk seperti kerucut dan berbatas tegas.

Penatalaksanaan

o Sistemik:
o Antipiretik dan analgetik.
o Penisilin 0,6-1,5 mega unit selama 5-10 hari.
o Sefalosporin 4 x 400 mg selama 5 hari memberi hasil yang baik.

. Topiknl:
Prognosis

Baik.

kompres dengan larutan asam borat

37o.

Pioderma 59

SELULITIS
Def inisi

Selulitis adalah radang kulit dan subkutis yang cenderung meluas ke arah samping
dan ke dalam.

Penyebab dan

epidemiologi

o Penyebab
o Umur

: S tr ep co ctr s Shemol it iktts d an stafilokokus.


: Biasanya pada anak-anak dan orang tua.
: Sama banyak pada pria dan wanita.
to

o Jenis kelamin

r Daerah

Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit

: Banyak pada daerah tropis dan beriklim panas.


o Kebersihan/higiene : Kebersihan yang kurang lebih mudah terkena penyakit.
. Faktor predisposisi : Diabetes melitus dan malnutrisi.
o Lingkungan
: Banyak debu dan kotoran lebih mudah terkena.

Gejala singkat
penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan ntama dan keluhan tambahan: Demam dan
malaise. Lesi bermula sebagai makula eritematosa yang terasa panas, selanjutnya
meluas ke samping dan ke bawah sehingga terbentuk benjolan berwarna merah dan
hitam yang mengeluarkan sekret seropurulen
\

Pemeriksaan kulit

Lokrtlisosi

Ekstremitas superior dan inferior serta wajah.

' Efloresensi : Makula eritematosa atau kehitaman menonjol di atas permukaan

kulit, ukurannya besar dan dapat mencapai plakat. Diatasnya terdapat fistel-fistel yang mengeluarkan sekret seropurulen.

Pemeriksaan

1. Pemeriksaan darah akan

pembantu/
laboratorium

2. Biakan sekret fistel dan

Diagnosis banding

didapatkan leukositosis.
uji resistensi.

1. Mikosis profrndn: biasanya kronik dan tidak menimbulkan gejala konstitusi.


2. Piodermakronik: bersifat kronik, wama kehitaman.

Penatalaksanaan

o Sistemik; Penisilin dosis tinggi 1,2-2,4juta unit selama I4)j hari.


Eritromisin 4 x 1 gram selama 14-21 hari.
Antibiotik berspektrum luas memberi hasil yang lebih memuaskan seperti golongan
sefalosporin dan golongan amoksisilin 4 kali sehari 250 mg selama 5-7 hari.

o Topikal: Kompres dengan antiseptik seperti povidon,yodium 5-10


Prognosis

%.

Baik.
ABSES

Definisi

Adalah infeksi kulit dan subkutis dengan gejala berupa kantong berisi nanah.

Penyebab dan

o Penyebab : Streptokok dan/atau stafilokok.


o Umur
: Biasanya pada anak-anak dan orang tua.
o Jenis kelamin : Frekuensi yang sama pada pria dan wanita.

epidemiologi

60

Saripati Penyakit Kulit

Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
Gejala singkat
penyakit

o Daerah/musim/iklim : Lebih sering pada iklim panas.


o Kebersihan/higiene : Higiene yang kurang lebih sering terserang.
o Faktor predisposisi : Diabetes melitus, penyakit keganasan, dan malnutrisi
seringmenyertai penyakit ini.
Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:

Biasanya mengeluh demam dan malaise. Dimulai dengan benjolan kecil yang
selanjutnya meluas ke samping dan ke bawah, menimbulkan benjolan merah berisi
nanah.

Pemeriksaan kulit

|,oknlisasi
Eflor esensi / sifat - sifa tny n

:
:

Ketiak, belakang telinga dan tungkai bawah.

Tumo'r, besarnya mulai dari numular sampai plakat,


warna merah kehitaman. Fluktuasi positif.

Gambar
histopatologi:

Kantong berisi sel-sel radang, terutama polimorfonuklear dan jaringan nekrosis.

Pemeriksaan

Kultur darah untuk mencari etiologi dan uji resistensi.


2. Pemeriksaan darah terlihat leukositosis, gula darah.

pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding

1.

Abses oleh penyebab selain kokus, seperti mikosis

profunda, mikobakterium atau

spiroketa.

Penatalaksanaan

o Sistemik
o Topiknl

Prognosis

Antibiotik; penisilin prokain 1,2 sampai 2,4 juta unit selama 14-21
hari; eritromisin 4 x 500 mg/hari selama 74-27hari. Pengobatan
pada umumnya hampir sama dengan selulitis.
; Kompres dengan KMnO4.

Baik.

Gambar 3.22 Abses. Predileksi.

Gambar 3.23 Abses. Beniolan merah pada pangkal


jari mengetuarkan iaringan nekrosis dan darah.

Pioderma 61

Gambar 3.24 Abses di kelopak mata.


Tampak tumor bervvarna merah, fluktuasi@,

dan nyeri tekan.

EKTIMA

Definisi

Adalah pioderma yang menyerang epidermis dan dermis, membentuk ulkus dangkal
yang ditutupi oleh krusta berlapis.

Penyebab dan
epidemiologi

o Penyebab : Streptokok piogenik, stafilokok atau keduanya.


o lJmur
: Frekuensi pada anak-anak lebih tinggi daripada dewasa.
o Jenis kelamin : Pria dan wanita sama.

Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:

Daerah

Tropis.

Musim/iklim
: Panas dan lembap.
Kebersihan/higiene : Kebersihan yang kurang dan higiene yang buruk, serta
malnutrisi.

o Lingkungan

: Kotor.

Gejala singkat
penyakit

Perjalanan penyakit termasuk kelr"rhan utama dan keluhan tambahan:


Keluhan: gatal. Lesi awai berr-rpa vesikel atau vesikopustula di atas kulit yang
eritematosa, membesar dan pecah, terbentuk krusta tebal dan kering yang sukar
dilepas dari dasarnya. Jika krusta dilepas terdapat ulkus dangkal. Jika keadaan umum
baik akan sembuh sendiri dalam waktu sekitar 3 minggu, meninggalkan jaringan
parut yang tidak berarti. jika keadaan Llmum buruk dapat menjadi gangren.

Pemeriksaan kulit

o Loknlisnsi
: Ekstremitas bawah, wajah dan ketiak.
o EJloresensi/sifat-sifatnya : Makula eritematosa lentikular hingga numular, vesikel dan
pustula miliar hingga numular, difus, simetris serta krusta
kehijauan yang sukar dilepas.

Gambaran
histopatologi:

Peradangan dalam yang diinfeksi kokus, dengan infiltrasi PMN dan pembentukan
abses mulai dari folikel pilosebasea. Pada dermis, ujung pembuluh darah melebar
dan terdapat sebukan sel PMN.

Pemeriksaan
pembantu/
laboratorium

Mencari etiologi dari sekret/kerokan kulit.

62

Saripati Penyakit Kulit

Gambar 3.25 Ektima. Predileksi,

Gambar 3.26 Ektima. Krusta diangkat, terlihat ulkus


dangkal.

Gambar 3.27 Ektima. A, Tampak krusta khas


bertumpuk\umpuk. B, Krusta coklat berlapislapis.

Diagnosis banding

l.Impetigo krustosa
2. Folikulitis

mudah diangkat, wama krusta kekuningan.


; Biasanya berbaLas tegas, berupa papula miliar sampai lentikular.

; Krusta

Penatalaksanaan

o ljmum : Memperbaiki higiene dan kebersihan, memperbaiki makanan.


o Khusus : jika lesi sedikit: salep kloramfenik ol2%; jikaLuas diberi antibiotik sistemik:
penisilin 600000-L,5 juta IU intramuskular selama 5-10 hari. Terapi topikal dengan
kompres terbuka untuk melunakkan krusta dan membersihkan debris.

Prognosis

Dubia.

Pioderma 63

ULKUS TROPIKUM
Definisi

Adalah suatu ulkus dengan ciri-ciri khas sering terdapat di daerah tropik,'berbentuk
khas, berbau busuk dan disebabkan oleh berbagai mikroorganisme.

Penyebab dan

epidemiologi

Penyebab

Yang pasti belum diketahui, diduga disebabkan simbiosis dua


macam mikroorganisme Borrelis aincenti dan Bocillus fusiformis.
o Umur
:6-10 tahun.
o Jenis kelamin : Lebih banyak pada anak pria.
:

Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:

o Daerah
r Musim
r Kebersihan/higiene

Gejala singkat
penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan: Biasanya


dimulai dengan luka kecil, kemudian terbentuk papula yang dengan cepat meluas
menjadi vesikel. Vesikel pecah menjadi ulkus kecil, setelah diinfeksi oleh mikroorganisme, ulkus meluas ke samping dan ke dalam dan memberi bentuk khas ulkus

o Lingkungan

: Lebih banyak pada daerah

tropis.
Hujan.
: Higiene yang buruk dan grzi kurang. Terkadang dapat
timbul akibat gigitan serangga.
: Lingkungan yang kurang baik mempermudah timbulnya
penyakit ini.
:

tropikum.

Pemeriksaan kulit

o Loknlisasi
: Tungkai bawah, lengan.
o Efloresensi/sifursifatnya : Ulkus solitar, numular, kadang-kadang ada lesi satelit
akibat autoinokulasi. Pinggir ulkus meninggi, dinding
menggaung, dasar kotor, cekung berbenjol-benjol, tepi
teratur, sekret produktif berwama kuning coklat kehijauan
dan berbau.

Gambar
histopatologi
Pemeriksaan
pembantu/

laboratorium
Diagnosis banding

Ulkus dengan sebukan sel radang akut PMN serta sel darah merah. Pada dermis
ditemukan pelebaran ujung-ujung pembuluh darah disertai sebukan sel plasma.
1. Pemeriksaan

rutin: leukositosis, LED meningkat.

2. Pemeriksaan khusus: mikroskop lapangan gelap mencari Borrelia aincenti atauBacillus fusiformis.
3. Pewarnaan Burry untuk melihat Borrelia aincenti.
1.

Ulkus banal.

2. Ulkus varikosus.
3. Ulkus karena jamur, tuberkulosis.

Penatalaksanaan

o Umum : o Istirahat, diet tinggi kalori tinggi protein.


o Menghindar gigitan serangga.
r Khusus : Sistemik: Injeksi penisilin 900000 IU selama 7 hari atau amoksisilin 4 x 500
mg selama 5-10 hari.
Topiknl : Kompres KMnO4 1/5000-7 /1,0000. Jika lesi bersih diberi salep
salisil2%.

Prognosis

Baik.

64

Saripati PenyaAit Ku/it

Gambar 3.28 Ulkus tropikum. Tampak ulkus


dengan permukaan kotor, sebagian tepi meninggi,
dasar ada jaringan nekrosis.

Gambar 3.298 Ulkus venosum salah


satu bentuk ulkus oleh karena gangguan
aliran darah vena.

Gambar 3.29A Gangguan aliran darah vena yang


meny ebabkan gan gg uan t roqi s.

Pioderma 65

ULKUS TROFIK

Definisi

Suatu ulkus kronik yang disebabkan gangguan trofik, biasanya dijumpai pada
penderita lepra, diabetes melitus dan tabes dorsalis. Gangguan trofik di sini adalah
akibat neuropati perifer. Ulkus timbul di daerah kulit yang sering mendapat tekanan
anestetik.

Penyebab

dan
epidemiologi

r Penyebab : Gangguan trofik setempat.


r lJmur
: Biasanya didapat pada usia dewasa.
r Jenis kelamin : Frekuensinya sama pada pria dan wanita.

Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya

Daerah

Daerah tropis mempunyai insiden iebih tinggi, penyebab


terbanyak adalah lepra dan tabes dorsalis.
o Kebersihan/higiene : Kebersihan kurang, sanitasi jelek serta malnutrisi.
:

penyakit:
Geiala singkat
penyakit

Pemeriksaan

kulit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan: Mula-mula


terdapat koreng pada telapak kaki atau jari tangan, namun karena pada penderita
lepra terjadi anestesi, akibatnya tidak lagi merasakan tekanan saat bekerja, sehingga
koreng makin membesar dengan atrofi jaringan sekitarnya serta anhidrosis.

Loknlisasi
Efloresensi

Telapak kaki, ujung jari dan sela pangkal jari kaki.


: Ulkus solitar, bulat, ping gir rata, dinding menggaung, dasar cekung,

ilffi :xff5$"^x"ii:1n:iili,$::#:siJiUlkusdapatdiGambaran
histopatologi:
Pemeriksaan
pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding

Ukus dengan

sebukan sel radang kronik disertai sel epiteloid. Terkadang dapat


ditemukan sel datia Langharns.
1. Pemeriksaan bakteriologik dari sekret ulkus.
2. Pemeriksaan darah rutin, gula darah, STS dan BTA.
3. Biakan sekret ulkus dan uji resistensi.

Lltkuspiogenlk:bentukoval,pinggirmeninggi,dasarberbenjol-benjol,sekretproduktif,
daerah sekitar reda, perabaan nyeri, indurasi positif.

Penatalaksanaan

o ljmum:Istirahat.
o Khusus : Terapi terhadap etiologi primernya.
Sistemik: penisilin 900000 IU selama 7 hari; antibiotik lain yang sensitif.
Topikal : kompres KMnO41/10000.

Prognosis

Baik, sepanjang pengobatanpenyebabnyabaik.

ULKUS PIOGENIK (ulkus banal)


Def

inisi

Adalah infeksi kulit yang menimbulkan ulkus tidak khas, disebabkan oleh streptokok
atau stafilokok.

66

Saripati Penyakit Kulit

Penyebab dan

epidemiologi
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
Gejala singkat
penyakit

a
a

Penyebab
Umur

Streptokok dan stafilokok.


Lebih sering pada anak-anak.
Jenis kelamin : Frekuensinya sama dengan pria dan wanita.
:
:

Daerah

Musim/iklim

Kebersihan/higiene

: Lebih sering pada daerah tropis.


: Panas dan lembap.
: Higiene yang buruk dan gizi yang kurang menimbulkan

Lingkungan

penyakit lebih berat.


Sanitasi lingkungan yang kurang baik.

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:

Timbul koreng/ulkus dengan tanda-tanda radang di sekitarnya, secara lambat


mengalami nekrosis dan menyebar secara serpiginosa.

Pemeriksaan kulit

.
.

Loknlisasi
Efl or es

st'Ls i /sifa t - s ifa

:Ekstremitas.
berukuran kecil, pinggir tidak meninggi, teratur,
dinding tidak menggaung, sekitar ulkus ada tanda radang,
sekret serosa kekuningan.

tny a : Ulkus

Cambaran
histopatologi:

Tampak reaksi sel di jaringan dengan sel plasma, dan sel limfoid.

Pemeriksaan

Kultur sekret ulkus dan

tes resistensi.

pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding

Ulkus tropikum dan ulkus karena penyebab lain seperti antraks, tuberkulosis atau
frambusia.

Gambar 3.30 Ulkus banal. Ulkus dangkal,


kotor, mengeluarkan serum.

rtooerma 6/

Penatalaksanaan

Umum : Bersihkan (debridement) ulkus.


Khusus:
Sistemik : Penisilin 600000-1,2 juta IU intramuskular selama 5-7 hari:
eritromisin 4 x 500 mg selama 7 hari. Siprofloksasin atau
sefalosporin memberi hasil yang baik.
Topikal : Salep salisii 2 "k; jika berat dengan kompres PK 1/10000 atau
AgNO,1-2%.

Prognosis

Baik.
H I DRADEN

Definisi

lTlS SU PURATIVA (apokrinitis)

Adalah infeksi kelenjar apokrin yang umumnya bersifat supuratif kronik, dan
cenderung menimbulkan sikatriks.

dan
epidemiologi

r Penyebab
o Umur

yang
memengaruhi
timbulnya

o
o
o

Penyebab

Faktor-faktor

penvakit:

:Sumbatansalurankelenjarapokrindaninfeksi

Stnphylococcusaurer$.

Usia dewasa'
o Jenis kelamin : Wanita lebih banyak dari pria. Pada wanita lebih sering di aksiia;
sedang pria di daerah perianal.
:

Bangsa/ras
Daerah
Musim

Dapat terjadi pada semua ras.


Lebih banyak di daerah tropis.
: Frekuensi lebih tinggi di negara dengan 2 musim.
:
:

: fffffiftr/higiene ;5i:il:TilJnf,JH:l?iilfi#,*ff:il3i:,*,untuk
timbulnya penyakit ini.

singkat
penyakit
Gejala

Pemeriksaan

kulit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:


Keluhan: gatal dan nyeri. Mula-mula gatal, Ialu timbul nodus merah dan nyeri. Dapat
lebih dari satu kelenjar sehingga tampak berbenjol-benjol dan saling bertumpuk tidak
teratur. Kemudian terjadi perlunakan yang tidak serentak, disebut abses multipel.
Jika abses pecah keluar sekret tanpa mata. Karena perlunakan tidak serentak dan
kelenjar yang berfumpuk-tumpuk, sekret yang keluar sedikit-sedikit, menimbuikan
sinus dan fistel.

Loknlisasi

Efloresensi/sifut-sifutnyn

Ketiak, areola mamae, anogenital.


Makula eritematosa dan nodus lentikular numular, difus,
regional. Juga fistel dan sinus.

Gambaran
histopatologi:

Tampak obstruksi saluran kelenjar apokrin oleh keratin, dilatasi duktus dan tubulus
kelenjar, infiltrasi PMN intraglandular. Pada fase akhir: hiperplasia pseudoepitelioma.

Pemeriksaan
pembantu/

2. BioPsi kelenjar.

1. Pemeriksaan darah dan

uji resistensi.

laboratorium
Diagnosis

banding

Skrofttloderma

: Biasanya dengan tepi yang livid; ada jembatan kulit.


7.
2. Mikosisprofundn : Kronik dan terutama berlokasi di tungkai bawah.
: Biasanya akut, bengkak dan merah seluruh ketiak.
3.

Limfadenitis

68

Saripati Penyakit Kulit

Gambar 3.31 Hidradenitis. Predileksi.

Gambar 3.32 Hidradenitis. A. Tampak nodul-nodul dan jaringan ikat akibat penyembuhan apokrinitis yang latu.
B. Beberapa kelenjar apokrin meradang dan mengeluarkan nanah.

Penatalaksanaan

Umum : Hilangkan predisposisi seperti:


o Trauma pencabutan rambut ketiak.
o Penggunaan obat perontok rambut.

o Penggunaan deodoran.
o Memakai baju terlampau sempit.
o

Hiperhidrosis.

Pioderma 69

Khusus:
Sistemik; Terapi antibiotik: eritromisin 1-2 g/hari selama 7-10 hari: sefalosporin
7-I,5 g/hari selama 7-10 hari; penisilin 7,2-7,8 juta unit selama 7-14
hari. Dapat dibeii terapi steroid sistemik rintuk kasus yang resisten,
prednison 40-60 mglhari; amoksilin 4 x 500 mg per hari atau antibiotik
berspektrum luas. Pemberian steroid intralesi dapat dilakukan terutama
pada kasus baru dan dini, tetapi tidak untuk kasus yang sudah rekuren
dan kronik.
Topikal; jika masih infiltrat, kompres panas dengan KMnO, 1/5000-1/10000.
Jika sudah pecah, ada ulkus/sedikit basah kompres dengan KMnO..
Insisi dan drainase jika sudah berbentuk abses.

ULKUS DEKUBITUS
Definsi

Adalah ulkus yang timbul karena tekanan berat badan pada tempat tidur.

Penyebab dan

. Penyebab
o Umur

epidemiologi

Tekanan berat badan pada tempat tidur.


Semua umur terutama orang tua.
o Jenis kelamin : Frekuensinya sama pada pria dan wanita.
:

Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:

o Daerah

Gejala singkat
penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:

Pemeriksaan

kulit

. Musim/iklim

o Kebersihan/higiene
o Faktor predisposisi

Tropis.
Lebih banyak pada daerah beriklim panas.
Berpengaruh terhadap timbulnya penyakit.

Penderita penyakit kronik seperti diabetes melitus,


malnutrisi, keganasan, dan orang-orang yang tidak dapat
bergerak lebih mudah terkena ulkus dekubitus.

Ulkus dimulai dengan eritema pada daerah yang tertekan. Ulkus mengeluarkan
jaringannekrosis berwama kecoklatan. Sebagian ulkus ditutupi oleh jaringannekrosis
berwarna hitam yang menyerupai membran.

o Lokrtlisasi

: Pinggang,

bokong, dan tempat-tempat yang banyak

mengalami tekanan.
o Efloresensi/sifat-sifatnya: Ulkus plakat, ditutupi oleh jaringan nekrosis yang berwama
coklat sampai hitam yang berbentuk tidak teratur.

Gambaran
histopatologi:

Ulkus dengan dinding rata atau bergaung. Pada dasamya ditemukan sebukan selsel radang akut. Pada subkutis didapatkan pelebaran pembuluh darah dan sebukan

Pemeriksaan

Kultur darah dan

pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding

sel-sel radang.
tes resistensi.

L.Lllkus gangrenosa oleh karena diabetes melitus, biasanya berbau busuk dengan
jaringan nekrosis yang produktif.
2. l,ltkus banal: seringberbentuk tidak teratur dan bersifat akut.

70

Saripati Penyakit Kulit

Penatalaksanaan

o Hilangkan tekanan pada daerah-daerah yang terkena dengan mengubah,ubah


posisi.

o Mengusahakan agar ventilasi antara badan dan tempat tidur berjalan lancar.
o Sistemik: Antibiotik spektrum luas seperti amoksisilin 4 x 500 mg selama 15-30
hari. Siklosporin 1-2 g/hari selama 3 sampai 10 hari atau golongan kuinolon 4 x
500 mglhari selama 14 hari.
. Topikttl: Salep antibiotik seperti.salep kloramfenikol 2%.
Prognosis

Baik selama pengobatan penyakit dasar berhasil baik.

Gambar 3.33 Ulkus dekubitus. Tampak ulkus yang kotor,


berdinding tipis di daerah yang mengalami tekanan.

ULKUS GANGRENOSUM

Definisi

Adalah ulkus yang tlmbul pada penderita-penderita dengan keadaan umum buruk
atau penderita penyakit kronik.

Penyebab dan

o Penyebab : Streptokok dan mikroorganisme lain.


o Umur
: Lebih banyak pada orang tua.
o Jenis kelamin : Frekuensi yang sama pada pria dan wanita.

epidemiologi

Pioderma 71

Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:

o Predisposisi

Biasanya timbul pada penderita penyakit-penyakit yang


menyebabkan keadaan tubuh lemah, seperti diabetes
melitus, keganasan, kusta dan malnutrisi.
Jika buruk lebih mudah diserang penyakit ini.

o Kebersihan/higiene
o Keturunan

Riwayat diabetes melitus.


Kotor dan banyak debu mempermudah timbulnya
penyakit.

Lingkungan

Gejala singkat
penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan: Mula-mula


timbul papula-papula kecil di kuiit, dalam waktu cepat timbul abses dan selanjutnya
terbentuk ulkus dengan sifat-sifat: tak teratur, sekret ulkus, jaringan nekrosis yang
hitam, dengan berbau busuk. Penderita mengeluh panas dan nyeri.

Pemeriksaan kulit

o Loknlisasi

Ekstremitas inferior dan ujung-ujung jari.

Efloresensi/sfot-sifatnyn : Ulkus yang tidak teratur, mengeluarkan jaringan nekrosis


berwarna hitam/cok1at, disertai edema dan eritema yang
tidak terbatas tegas.

Gambaran
histopatologi:

Ulkus tidak khas, ditutupi oleh jaringan nekrosis dan sel-sel polinuklear, sel plasma
dan limfosit. Pada dermis/subkutis terdapat pelebaran pembuluh darah.

Pemeriksaan

Pemeriksaan darah untuk gula darah, kultur dan tes resistensi.

pembantu/
laboratorium

:
:

Diagnosis banding

7, Ulktts banal
2. Ulktts trofik

Penatalaksanaan

Kombinasi pengobatan dengan pengobatan penyakit dasarnya.


Sistemik: Antibiotik spektrum luas seperti amoksisilin 4 x 500 mg/hari selama 10
sampai 14 hari. Siklosporin 7-2 g/hari selama 10-14 hari. Preparat kuinolon
2 x 250 mglhari selama 10-14 hari.
Topikttl: Kompres KMnOr 1/5.000 atau larutan povidon yodlum 5-10%.

Prognosis

Biasanya baik, jika penyakit dasar dapat diatasi.

Biasanya tidak berbau, keadaan umum penderita tak terpengaruh.


Biasanya terjadi gangguan sensibilitas, tak produktif dengan dasar
yang lebih bersih.

Gambar 3.34 Ulkus gangrenosum. Tampak beberapa


ulkus dengan jaringan nekrosis berwarna hitam,
edematosa dan berbau busuk.

72

Saripati Penyakit Kultt

Gambar 3.35 U/kus diabetikum, tampak kotor,


berbau krustus dan membasah, nanah melengket

pada dasarnya.

GRANULOMA PIOGENIKUM
Definisi

Adalah pertumbuhan bertangkai di atas kr"rlit akibat proliferasi jaringan ikat.

Penyebab dan

Penyebab

epidemiologi

Umur
Jenis kelamin

: Pertumbuhan jaringan ikat.


: Umumnya pada anak-anak.
: Frekuensi yang sama pada pria dan wanita.

Faktor-faktor yang
memengaruhi

Bangsa

timbulnya
penyakit:

Kebersihan/higiene
Lingkungan

Gejala singkat
penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan: Dimulai dengan
abrasi atau luka lecet di kulit, selanjutnya terjadi pertumbuhan jaringan ikat berupa

: Semua bangsa.
: Yang kurang, lebih mudah terkena penyakit.
: Tempat-tempat dengan kemungkinan abrasi yang tinggi.

tumor bertangkai, berwarna merah dan mudah berdarah kalau terkena trauma.

Pemeriksaan kulit

o
o

Loknlisasi
Efloresensi

: Tangan, lengan, tungkai bawah, kepala dan mulut


: Nodula lentikuiar bundar berwarna merah dan erosif, dikelilingi
skuama berwama coklat kehitaman.

Cambaran
histopatologi:

Epidermis tampak menipis, akantosis, papilomatosis, kelompokan-kelompokan


vasodilatasi kapiler dengan dinding hanya satu lapis endotel. Pada dermis ditemukan
sebukan sel-sel radang dan fibroblas.

Pemeriksaan

Preparat apusan lesi diwarnai dengan Gram, dapat ditemukan mikroorganisme

pembantu/
laboratorium

penyebab.

Diagnosis banding

7. Granulomafisuratikum:biasanya timbul di mukosa mulut, sering dengan perdarahan

lesi.
2. Melanoma: biasanya berwarna hitam dan

tidak mudah berdarah

Pioclerrna 73

Penatalaksanaan

o Elektrokauter lesi dan selanjutnya kuretase sampai seluruh jaringan hancur,


kemudian diberi salep antibiotik (kloramfenikol 2%).
o Ditutul/dicelup dengan larutan AgNO,.

Prognosis

Baik.

Gambar 3.36 Granuloma piogenikum. Predileksi

;,"!#

Gambar 3.37 Granuloma piogenikum. A. Nodula di kepala, mudah berdarah. B. Granuloma di pusar, warna merah, erosif. C.
nodula bertangkai di ujung jari. D. Granuloma piogenikum pada kedua sisi ibu jari kaki.

74

Saripati Penyakit Kulit

KERATOLISIS BERLUBANC

Definisi

Adalah infeksi superfisial kulit yang memberi/menyebabkan timbulnya lubanglubang pada stratum korneum dan biasanya timbul pada telapak tangan dan telapak
kaki.
Sinonim:
Castelani (1910) menyebut "Keratoma plantera sulkatum"
Achton dan McGuere (1930) menyebut "Keratolisis plantare sulkatum"
Zaias (1965) memberi nama "Pitted keratolysis"

Penyebab/

epidemiologi

Suatu mikroorganisme yangbersifat gram positif, berbentuk kokoid dan filamentosis


yang oleh Taphin dikelompokkan dalam Spesies Corlmebacterium.
. 53"k dari 38 sukarelawan menderita penyakit ini karena kaki mereka dalam keadaan
basah selama 3 hari berturut-turut.
o Lingkungan yang basah atau penyakit hiperhidrosis.
o Penderita penyakit ini sering ditemukan pada orang yang bekerja di lapangan keras

seperti lapangan bebatuan dan berpasir.

Faktor-faktor yang
memengaruhi
tirnbulnya
penyakit

o Kelembapan udara merupakan faktor yang memperberat penyakit.


o Orang-orang yang tidak memakai alas kaki ikut memengaruhi timbulnya penyakit.
o Orang yang bekerja di tempat basah atau tempat-tempat keras dapat menimbulkan
penyakit.
o Ras, tidak ada pengaruh.
o Musim-musim hujan lebih sering.

Gejala-gejala
singkat penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:


Lesi-lesi berlobang biasanya 1-5 mm timbul pada telapak kaki sehingga memberi
gambaran " Punched out appearance" .

o Lesi-lesi ini dapat bergabung sehingga menunjukkan bentuk-bentuk lesi yang


menyerupai erosi.
. Umumnya hanya stratum corneum yang terkena serangan.
o Biasanya lesi-lesi lebih sering timbul pada daerah yang ada tekanan misalnya kaki
bagian volar dan ujung-ujung jari dan tumit.
o Lubang-lubang terbentuk akibat lisis dari stratum korneum; berwarna kecoklatan
yang memberi kesan kurang kebersihan.
o Biasanya tidak menimbulkan gelara; hanya pasien-pasien yang berat mengeluh
merasa tidak enak di kaki.

Pemeriksaan kulit

Lokalisnsi:

- Telapak kaki, tumit, bagian volar dan ujung-ujung kaki.


- Di telapak tangan dan ujung-ujung jari.
Efl or es ensi /s ifat

-sfotny

- Hiperkeratosis yang miliar dengan warna kecoklatan.


- Lubang-lubang yang menyeluruh seluruh area.
- Kadang-kadang ada fisura dengan panjang 1-5 mm.
Gambaran
histopatologi:

Hiperkeratosis, perakeratosis ringan dan akantosis. Pada lapisan epidermis bagian


atas terdapat hipervaskularisasi dengan sebukan sel-sel radang limfosit.

rtooetm.l

Pemeriksaan
pembantu/

laboratorium
Diagnosis banding

,/

Kerokan kulit dibuat preparat gram untuk menemukan mikroorganisrne yang


berbentuk kokoid dan filamentr-rs.
Bahan-bahan pemeriksaan dapat diambii dari dinding dan dasar iubang-1ubang.
Hiperhidrosis.
Tinea pedis. Perlu dilakukan pemeriksaan kerokan kulit dengan KOH.
Eritasma dilakukan sediaan apus dengan pewarnaan gram.

Komplikasi
Penatalaksanaan

Dapat terjadi infeksi sekunder sehingga menimbulkan erisipelas atau abses.


Oba ti penyebab hiperhidrosis.

Jangan jalan-jalan di tempat kasar.

Dapat diberi obat antibiotika berspektrum lnas seperti ampisilin,

d11.

Salep-salep topikal; dapat diberikan salep fusidat alau golongan azol seperti imidazol,

ketokonazol atau itrakonazol dapat menolong.

Prognosis

Baik.
iS'::'-'t'

.:i
.s

q
c

.r.'.r,$
;.:li
',ll:l#
rjlffi

.s
'q

'tI

,f,

fl
Gambar 3.38 A. Keratolisis berlubang tampak "pits" (lubang-lubang)
di atas dasar yang hiperkeratosis.

Ga

lokalisasi

luba
kecokla

PENYAKIT VIRUS

VERUKA VULGARIS (Kutil)

Definisi

Tumor intraepidermal yang disebabkan infeksi virus papiloma.

Penyebab dan

: Virus papiloma,

tergolong virus kecil berukuran 4045

rt",

berinti

o Umur
: Paling banyak pada anak-anak.
o jenis kelamin : Insiden pada pria dan wanita sama.

Gejala singkat
penyakit

Pemeriksaan

Penyebab

DNA.

epidemiologi

kulit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:


Mula-mula berupa hiperkeratosis biasa, translusen, licin, sebesar kepala jarum pentul,
dalam beberapa minggu sampai bulan membesar, dapat sampai sebesar kelereng,
kasar, berwarna coklat tua, abu- abu atau hitam seperti bertanduk.

Loknlisasi

o Efloresmsi/sifat-sifatnya

Paiing sering di tangan, jari-jari tangan dan kaki serta


telapak tangan/kaki, tapi dapat pula tumbuh di mana saja
pada epidermis dan mukosa.
Mula-mula papula kecil seukuran kepala jarum, wama
seperti kulit biasa, jernih, kemudian tumbuh menonjol,
permukaan papilar warna lebih gelap dan hiperkeratotik.

Gambaran
histopatologi:

Diagnosis banding

tunggal, lebih kasar dan dapat memanjang dengan


penyebaran serpiginosa.
2. Prurigo nodularis: biasanya pada ekstremitas bagian ekstensor disertai rasa gatal.
Dapat dibedakan dengan veruka vulgaris melalui pemeriksaan histopatologi

Penatalaksanaan

o Kuret dan elektrodesikasi ringan.


o Bedah krio (= cryosurgery) dengan nitrogen cair.
o Asam triklorasetat 50-80%.
. Keratolitik: asam salisilat 20"k, asarn laktat 10%.

Prognosis

65% sembuh sponlan dalam 2 tahun.

Epidermis

o Dermis

; Hiperkeratosis, parakeratosis,
;

papilomatosis, akantosis.

Peiebaran pembuluh darah dan sebukan sel-sel radang kronik,

1. Tuberkulosis kutis uerukosa: lesi

Penvakit

Virus 77

Gambar 4.1 Veruka vulgaris. Tampak beberapa papula dengan permukaan


kasar.

VERUKA PLANA

Definisi

Adalah kutil yang berwarna seperti kulit atau kehitaman, lunak, berbentuk papulapapula datar berdiameter 1-3 mm, terutama timbul di wajah, leher, permtikaan
ekstensor lengan bawah dan tangan.

Penyebab

Penyebab dan

epidemiologi

Umur

Virus papiloma tergolong virus kecil berukuran 40-45

pr,

berinti

DNA.
:

o Lingkungan :

Terutama pada anak-anak, kadang-kadang dewasa lebih dari 30


tahun.
Sering pada penderita SLE dan specific immunoincompetcnce.

Gejala singkat
penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:


Kutil umumnya multipel/banyak, berkumpul pada wajah, leher, pLlnggung tangan,
pergelangan tangan dan kaki, serta lutut. Pada laki-laki yang mencukur jenggotnya
dan wanita yang mencukur bul"r tungkai dapat terjadi autoinokulasi.

Pemeriksaan kulit

o Loknlisasi

: Terutama pada kepala, pipi, hidung dan pr.rnggung


tangan.

EJloresarci/sifat

sifntnya r Vegetasi miliar-lentikular dengan permukaan yang datar,


licin, multipel dan berbatas tegas.

Gambaran
histopatologi:

Perubahan terutama di rete ridge. Pada stratum korneum terdapat gambaran seperti
anyaman keranjang.

Pemeriksaan
pembantu/

Fenomena Koebner positif

laboratorium
Diagnosis banding

Lesi tunggal, warna merah muda, keabuan atau coklat,


terdapat tonjolan tanduk.
r Papula berbatas tegas, predileksi pada permukaan fleksor
2. Liken plaruLs
dan badan.
3. Moluskum kontagiosum : Papula bulat berwarna putih seperti lilin dengan dele pada
permukaannya.
L. Neatts rterr"tkosus

78

Saripati Penyakit Kulit

Penatalaksanaan

Prognosis

Baik.

Nitrogen cair 5-15 detik.


o Bedah listrik dengan elektrokauterisasi.
o Asam vitamin A0,7o/o dalam krim dapat dicoba.

Gambar 4.2 Veruka plana. A, Papula-papula miliar sampai lentikular,


permukaan rata. B. Papula-papula permukaan rata di kaki. C. Papulapapula miliar sampai lentikular di tangan.

Penyakit Virus 79

MOLUSKUM KONTAGIOSUM

Definisi
Penyebab

Adalah sejenis tumor virus yang terbatas pada manusia dan kera, d.isebabkan oleh
virus DNA yang tergolong pox virus.

dan

o penyebab
o lJmur

Kebersihan

o Lain-lain

Gejala singkat
penyakit
Pemeriksaan

Pox virus, tergolong virus besar dengan diameter 200-300 p, berinti

DNA.

epidemiologi

kulit

Terutama pada anak-anak.


Pada anak sekolah sering karena mandi di kolam renang. Pada de-

wasa ditularkan dari salon kecantikan.


Ada hubungan dengan pemakaian imunosupresif.

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:


Seringkali asimtomatis, terkadang lesi besar meradang dan tampak sebagai furunkel.

o Loknlisasi

Wajah, badan, kadang-kadang pada perut, bagian bawah

perut, genitalia.

o EJloresensi/sfafsifatnya ; Papula berdiameter 1-5 mm, diskrit, berwarna seperti


kulit atau putih mutiara, meninggi, tampak seperti lilin
dengan umbilikasi kecil, sendiri-sendiri atau berkelompok.

Gambaran
histopatologi:

Proliferasi sel-sel stratum spinosum membentuk lobuli. Lobuli dipisahkan septa


jaringan ikat, di dalamnya terdapat 'badan moluskum' berupa sel-sel bulat atau
lonjong yang mengalami degenerasi keratohialin.

Pemeriksaan
pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding

Potong papula, oleskan isinya antara 2 gelas objek, diwarnai dengan Wright, Giemsa
atau Gram. Lihat di bawah mikroskop, 'badan moluskum'berbentuk telur, berdinding
licin homogen, diameter sampai 25 p.
7. Karsinoma sel bascil: pada orang tua, sering

mengalami ulserasi.

2.Verukn aulgaris: vegetasi lentikular, permukaan kasar, kering, warna keabu-abuan,

kulit di sekitarnya tidak meradang.


3.Keratoakantoma: biasanya nodula-nodula keras, pada bagian tengah didapati
sumbatan keratin. Biasanya ditemukan di daerah wajah, telinga dan punggung
tangan.

Penatalaksanaan

o Kuretase tajam, bersihkan dan berikan salep.


o Bedah beku dengan nitrogen cair atau salju COr.
o Mengeluarkan badan moluskum dengan menusuk papula, kemudian diberikan
salep antibiotik.

Prognosis

Umumnya baik, dapat sembuh spontan.

80

Sarpati Penyakit Kulit

.-:'

Gambar 4.3 Moluskum kontagiosum. Tampak papula-papula lentikular berisi


benda-benda moluskum, ada yang linear dan ada yang konfluen.

Gambar 4.4 Moluskum kontagiosum. Papula-papula dengan "dele".

HERPES SIMPLEKS

Definisi

Suatu lesi akut berupa vesikel berkelompok di atas daerah yang eritema, dapat satu
atau beberapa kelompok terutama pada atau dekat sambungan mukokutan.

Penyebab dan

epidemiologi

Penyebab

o Umur
r Jenis kelamin

: Herpes virus hominis (HVH) dengan diameter 150 m,


merupakan virus DNA.

: Dapat menyerang semua umur.


: Frekuensi sama pada pria dan wanita.

Penyakit Virus 81

Keturunan
r Lingkungan
o

: Virus herpes dapat menyerang janin in utero.


: Makinrendahstatusekonomi,makinbanyakjumlah
karier

o Faktor

Gejala singkat
penyakit

Pemeriksaan

kulit

pencetus

Menstruasi, emosional, trauma, sanggama.

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:


Awitan penyakit didahului perasaan gatal, rasa terbakar dan eritema selama beberapa
menit sampai beberapa jam, kadang-kadang timbul nyeri saraf . Pada infeksi primer
gejala-gejala lebih berat dan Iebih lama jika dibandingkan dengan infeksi rekuren,
yaitu berupa malaise, demam dan nyeri otot.

Lokalisasi

Efloresensi/sifat-sifatnya

Paling sering pafla/dekat sambungan mukokutan.


Vesikel-vesikel miliar berkelompok, jika pecah membentuk
ulkus yang dangkal dengan kemerahan pada daerah di se-

kitarnya.

Cambaran
histopatologi:
Pemeriksaan
pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding

Tampak vesikel intraepidermal, infiltrat leukosit dan akantolisis akibat degenerasi


balon sel-sel epidermis. Dapat terlihat badan inklusi asidofiiik intranukleus yang

dikelilingi halo.
1. Pemeriksaan sel raksasa dengan percobaan Tzanck.

2. Pemeriksaan antibodi dengan teknik fluoresensi langsung.


3. Kultur jaringan.

T.Impetigo: cairan serosa dan krusta menonjol pada impetigo.


bibir: lesi sepanjang perjalanan saraf.
3. Ulkus durum: pemeriksaan lapangan gelap, dapat ditemukan spiroketa.
2. Herpes zoster sekitar

Penatalaksanaan

Pengobatan bersifat simtomatis.


Jika vesikel pecah:
1.

Kompres dengan sol. kalium-permanganas 1/5000.

2. Obat-obat antiseptik seperti: povidon yodium.

3. Idoksuridin (IDU) 5-/'0% untuk menekan sintesis DNA.


4. Alkohol T0% untuk mengeringkan dan desinfeksi.
Sistemik: Dapat dicoba dengan asiklovir 5 x 400 mglhari selama 5-10 hari.
Pada pasien imunokompeten:

o Lesi inisial : asiklovir 5 x 200 mg selama 5-10 hari.


o Infeksi rekuren asiklovir: 5 x 200 mg selama 5 hari atau 2 x

400

mg/hari.

Pada pasien dengan tanggap imun lemah (immunocompromised):


Herpes mukokutan primer : asiklovir 5 x 200 mg/hari selama 10 hari.
Herpes imunokutan rekuren : asiklovir 5 x 400 mg selama 5-7 hari.

.
.

Prognosis

Cenderung rekuren.

82

Saripati Penyakit Kulit

Gambar 4.5 Herpes simpleks. Tampak


vesikel-vesikel berkelompok di pipi, ada

Gambar 4.6 Herpes simpleks di sudut mulut.

dele.

HERPES GENITATIS

Definisi

Adalah infeksi akut pada genitalia dengan gaqrbaran khas berupa vesikel
berkelompok pada dasar eritema, dan cenderung bersifat rekuren.

Penyebab dan

epidemiologi

Penyebab : umumnya disebabkan oleh herpes

simpleks virus tipe 2 (herpes virus hominis tipe2), tetapi sebagian kecil dapat pula oleh tipe 1.
o Umur
: Dewasa muda/masa seksual aktif.
o Jenis kelamin : Insidens yang sama pada pria dan wanita.
o Faktor yang memengaruhi rekurensi penyakit atau faktor pencetus, antara iain:
menstruasi, koifus, gangguan pencemaan, stres emosi, kecapaian, dan obat-obatan.

Gejala singkat
penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:


Umumnya kelainan klinis/keluhan utama adalah timbulnya sekumpuianvesikel pada
kulit atau mukosa dengan rasa terbakar dan gatal pada tempat lesi, kadang,kadang
disertai gejala konstitusi seperti malaise, demam, dan nyeri otot. Masa inkubasi sukar
di tentukan b ias anya berkis ar antara 2-72 hari.

Pemeriksaan kulit

Loknlisasi

: Pada wanita biasanya pada labia mayora, labia minora,


klitoris dan introitus vagina. Pada pria vesikel biasanya
terdapat pada prepusium, gians penis dan korpus penis.
o Efloresmsi/sifafsifatnya: Vesikel berkeiompok di atas daerah eritematosa pada alat
kelamin. Vesikel mudah pecah, meninggalkan ulkus-ulkus
kecil, dangkal dan jika sembuh tidak menimbulkan jaringan

\
Gambaran
histopatologi:

Parut'

vesikel-vesikel pada lapisan prickle (stratum spinosum) berisi cairan yang


mengandung sel-sel epitel akantolitik, ieukosit, sel raksasa dan fibrin. Vesikel mukosa
berbeda dengan vesikel kulit; vesikei mukosa relatif tak berisi cairan, jumlah fibrin
lebih banyak serta sel-sel di atas vesikel lebih tebal dan edema.

Penyakit

Virus 83

Gambar 4.7 Herpes genitalis. A. VesikeLveskel yang sudah pecah di glans


penis. B. Vesikel berkelompok di korpus penis, dikelilingi daerah
eritematosa.

Pemeriksaan
pembantu/

laboratorium

1.

Menemukan badan inklusi pada sediaan apus cairan vesikel yang dicat dengan
Giemsa (percobaan Tzanck).

2. Biakan virus pada membran korioalantois ayam atau


3. Inokulasi pada binatang.
4. Mikroskop elektron untuk melihat morfologi virus.
5. Pemeriksaan serologik:
o Menentukan jenis antibodi spesifik
o

kultur jaringan.

Imunofluoresensiuntukmenentukan antigenvirus dan jenis imunoglobulinnya.

6. Pemeriksaan histopatologik

Diagnosis banding

Semua ulkus pada genitalia seperti:


1. Sifilis: ulkus lebih besar, bersih dan ada indurasi.
2. Ulkus mole: ulkus kotor, merah dan nyeri.

3. Limfogranulotns oenereuru: ulkus sangat nyeri didahului pembengkakan kelenjar

inguinal.
4. Balanoposfifis; biasanya disertai tanda-tanda radang yang jelas.
5. Sksbies: rasa gatal lebih berat, kebanyakan pada anak-anak.
6. Lesi septik dan troumo: didahului riwayat trauma.

Penatalaksanaan

Sampai sekarang belum ada obat yang memuaskan untuk terapi herpes genitalis,
namun pengobatan secara umum perlu diperhatikan.
o Menjaga kebersihan lokal
o Menghindari trauma atau faktor pencetus.
Obat-obat topikal yang sering dipakai adalah: povidon yodium, idoksuridin (IDU),
sitosin arabinosida/sitarabin, adenin arabinosida/vidarabin, pelarut organik: alkohol
70oh, eter, timol 40% dalam kloroform. Dapat pula dengan inaktivasi fotodinamik
dan larutan zatwarna seperti biru metilen, merah netral atau flavin.
Lesi inisial
: Asiklovir 5 x 200 mg selama 7 hari.
Valasiklovir 2 x 500 mg selama 7 hari.
Famsiklovir 3 x 500 mg selama 7 hari.
Lesi rekuren : Asiklovir 5 x 200 mglhari selama 5 hari atau
Valasiklovir 2 x 500 mg/hari selama 5 hari.

84

Saripati Penyakit Kulit

Pengobatan

supresif : Asiklovir 2 x 400 mg/hari

selama 7

har|

Valasiklovir 2 x 500 mglhari selama


Famsiklovir 2 x 250 mglhari selama

Prognosis

7 lnari.
7 hari.

Cukup baik meskipun tak ada pengobatan yang memuaskan untuk mencegah
kekambuhan
HERPES ZOSTER

Definisi

Adalah radang kulit akut, mempunyai sifat khas yaitu vesikel-vesikel yang tersusun
berkelompok sepanjang persarafan sensorik kulit sesuai dermatom.

Penyebab dan

. Penyebab

epidemiologi

Virus V-2, kelompok virus herpes termasuk virus sedang


berukuran 140-200 m dan berinti DNA.

o fJmur
: Biasanya pada dewasa, kadang-kadang juga pada anak-anak.
o Jenis kelamin : Insiden pada pria dan wanita sama banyaknya.
. Musim/ik1im : Tidak tergantung musim.

Gejala singkat
penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:


Biasanya ada neuralgia beberapa hari sebelum atau bersama-sama dengan kelainan
kulit. Adakalanya sebelum timbul kelainan kulit didahului oleh demam. Kelainan
kulit tersebut mula-mula berupa eritema kemudian berkembang menjadi papula dan
vesikula yang dengan cepat membesar dan menyatu sehingga terbentuk bula. Isi
vesikel mula-mula jernih, setelah beberapa hari menjadi keruh dan dapat puia
bercampur darah. jika absorbsi terjadi, vesikula dan bula akan menjadi krusta.

Pemeriksaan kulit

Loknlisasi

Efloresensi/sifat-sifatnya

Bisa di semua tempat, paling sering pada servikal IV dan

lumbal II.
Lesi biasanya berupa kelompok-kelompok vesikel sampai
bula di atas daerah yang eritematosa. Lesi yang khas
bersifat unilateral pada dermatom yang sesuai dengan
letak saraf yang terinfeksi virus.

Gambaran
histopatologi:

o Tampak vesikula bersifat unilokular, biasanya pada stratum granulosum, kadangkadang subepidermal. Yang penting adalah temuan "sel balon" yaitu sel stratum
spinosum yang mengalami degenerasi dan membesar, juga badan inklusi
('lipschutz') yang tersebar dalam inti sel epidermis, dalam jaringan ikat dan endotel
pembuluh darah. Dermis: dilatasi pembuluh darah dan sebukan limfosit.
r Jika menyerang wajah, daerah yang dipersarafi N. V cabang atas disebut herpes
zoster frontalis.
o jika menyerang cabang oftalmikus N. V disebut herpes zoster oftalmik.
o Jika menyerang saraf interkostal disebut herpes zoster torakalis.
I Jika menyerang daerah lumbal disebut herpes zoster abdominalis/lumbalis.

Diagnosis banding

1. Herpes simpleks: hanya dapat dibedakan dengan mencari virus herpes simpleks
dalam embrio ayam, kelinci, tikus.
2. Vnrisela: biasanya lesi menyebar sentrifugal, selalu disertai demam.
3. Impetigo aesikobulosn:lebih sering pada anak-anak, dengan gambaran vesikel dan
bula yang cepat pecah dan menjadi krusta.

PenyakitVirus 85

c
Gambar 4.8 Herpes zoster. A. Vesiket-vesikel berketompok dengan daerah eritematosa.'g. Vesikelvesikel berkelompok dengan edema. C. Herpes zoster di genital.

Penatalaksanaan

a
a

Istirahat.
Untuk mengurangineuralgia dapat diberikan analgetik.
Usahakan supaya vesikel tidak pecah untuk menghindari infeksi sekunder, yaitu
dengan bedak salisil2%. jika terjadi infeksi sekunder dapat diberikan antibiotik
lokal misal, salep kloramfenikol 2%.
Pengobatan spesifik belum ada. Beberapa penulis menganjurkan vitamin B,,
suntikan hipofisis 0,5-1 cc/hari, antibiotik spektrum luas misalnya kloramfenikol,
tetrasiklin untuk mengurangi infeksi sekunder. Untuk mengurangi neuralgia
pascaherpetika dapat diberikan kortikosteroid seperti prednison dan deksametason.

86

Saripati Penyakit Kulit

Pada orang muda dan anak-anak umumnya baik.

Prognosis

HERPES ZOSTER OFTALMIK

Definisi

Penyebab

Infeksi virus herpes zoster yang mengenai bagian ganglion gasseri yang menerima
serabut saraf dari cabang oftalmikus saraf trigeminus (N. V), ditandai dengan erupsi
herpetik unilateral pada kulit.

dan

epidemiologi
Gejala singkat
penyakit

o Penyebab : Virus varisela-zoster, kelompok virus herpes tergolong virus sedang

rrmur

o
,3:1f,il'#l?il1;""
o Insiden pada pria dan wanita sama
Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
Infeksi diawali dengan nyeri kulit pada satu sisi kepala dan wajah disertai gejala
konstitusi seperti lesu, demam ringan. Gejala prodromal berlangsung 1{ hari sebelum
kelainan kulit timbul. Fotofobia, banyak keluar air mata, kelopak mata bengkak dan

sukar dibuka.

Pemeriksaan

kulit

Loknlisasi

: Di atas daerah yang dipersarafi cabang oftalmikus

Elloresensi/sifat-sifatnya

; Daerah eritematosa dan edematosa, di atasnya terdapat

N.trigeminus.
vesikel, pustula, krusta kekuningan dan jaringan parut.

Kelainan pada mata: kemosis, vesikel di konjungtiva,


nodula episklera, ulkus kornea, iridosiklitis, paresis saraf
dan otot.

Gambaran
histopatologi:

Reaksi peradangan pada ganglion gasseri. Infiltrasi limfosit. Kerusakan sel ganglion.
Degenerasi cabang oftalmikus N. trigeminus.

Pemeriksaan
I
laboratorium
Diagnosis banding

1. Biakan jaringan
2' Imunofluoresensi
3. Apusan Tzanck

pembantu

Impetigo aesikobulosa: tidak begitu nyeri dan banyak pada anak- anak, vesikel mudah

pecah karena dinding vesikel lebih tipis.

Penatalaksanaan

Penderita harus dirawat di rumah sakit dengan pengawasan yang hati-hati terutama

untuk kelainan-kelainan mata.


o Sistemik : Penisilin; tetrasiklin jika infeksi sekunder. Dapat pula digunakan
antibiotik lain, kortikosteroid, analgetik. Jika perlu sedativa.
c Topiknl : Talk bismuth subgalat; zincum oksida 10%; lotio kalamin. Mata: salep
tetrasiklin 7o/o, gar arnisin 0,1o/o.
Terapi herpes zoster dan herpes oftalmik
Imunokompeten : Asiklovir 5 x 800 mg/hari selama 7 hari.
Valasiklovir 100 mg setiap 8 jam selama 7 lnari.
Famsiklovir 200 rng/hari selama 7 hari.
Immunocompromised dengan komplikasi diobati dengan asiklovir 10 mglkg BB IV
tiap 8 jam selama 10 hari.

Penyakit Virus 87

Prognosis

Baik pada anak dan orang muda. Pada orang tua dapat menimbulkan sekuele neuralgia pascaherpetika.

Gambar 4.9 Herpes zoster oftalmik- Vesikelvesikel pada kelopak mata atas dan bawah.

Gambar 4.10 Herpes zoster fasialis (N. Vll


r. mandibularis). Kelompok vesikel konfluen,
edema.

88

Saripati Penyakit Kulit

VARISELA

(cacar air)
Definisi

Adalah penyakit yang disebabkan virus varisela dengan gejala di kulit dan selaput
lendir berupa vesikula dan disertai gejala konstitusi.

Penyebab dan

o Penyebab : Virus varisela-zoster, yaitu kelompok virus herpes berukuran 140200 m berinti DNA.
o Umur
: Sangat menular, terutama menyerang anak- anak. Jika menyerang

epidemiologi

.
. Lingkungan

orang dewasa gejala biasanya lebih berat.

l Penyakit ini cepat sekali menular pada orang-orang di lingkungan


penderita.

Gejala singkat
penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:


Masa inkubasi antara 11-21 hari (rata-rata L4hari), disusul oleh gejala prodromal
yang ringan selama 1-2 hari. Penderita demam, anoreksia dan malaise, pada kulit
timbul papula kemerahan yang kemudian menjadi vesikula. Vesikel-vesikel baru
tetap terbentuk sementara vesikel terdahulu pecah, mengering dan menjadi krusta,

dengan demikian pada suatu saat akan tampak bermacam-macam ruam kulit
(polimorf). Vesikel biasanya beratap tipis, bentuknya bulat/lonjong menyerupai
setetes air sehingga disebut teardrop aesicle.

Pemeriksaan

kulit

o Loknlisasi

Terutama pada badan dan sedikit pada wajah dan


ekstremitas. Mungkin juga timbul pada mulut, palatum
mole dan faring.

Efloresensi/sifat-sfotnya : Vesikel berukuran

miliar sampai lentikular, di sekitarnya

terdapat daerah eritematosa. Dapat ditemukan beberapa

stadium perkembangan vesikel mulai dari eritema,


vesikula, pustula, skuama hingga sikatriks (polimorf).

Gambaran
histopatologi:

Vesikula terdapat dalam epidermis, terbentuk akibat'degenerasi balon', sangat sukar


dibedakan dari kelainan histopatologik pada herpes zoster dan herpes simpleks.

Diagnosis banding

Herpes zoster: lesi monomorf, nyeri; biasanya unilateral.

Penatalaksanaan

Biasanya pengobatan hanya simtomatik, yaitu analgetik dan antipiretik seperti


metampiron atau asetaminofen. Lokal dapat diberikan bedak basah atau bedak kering
yang mengandung salisil 27o atau mentol 2%. Kalau terdapat infeksi sekunder berikan

antibiotik.
Terapi varisela
o Imunokompeten
Anak-anak : Asiklovir 20 mg/kg BB IV selama7 hari.

Dewasa : Asiklovir

5 x 800

mg/hari selama 7 har|

Valasiklovir 3 x 1000 rnglhari selama 7 hari.


Famsiklovir 3 x 200 mglhari selama 7 hari.

Immunocompromised: Asiklovir 5 x 800 mg/hari selama 7 hari.


o Penyakit berat/wanita hamil : Asiklovir IV 10 mglkg BB tiap 8 jam selamaT hari.

Prognosis

Baik.

Penyakit

Virus 89

Gainbar 4.11 Varisela. A. Vesiket-vesikel di wajah. B. Bentuk vesikel yang khas, terdapat dele. C'
vesikel dikelilingi daerah eritematosa.

90

Saripati Penyakit Kulit

KONDILOMA AKUMINATA

Definisi

Adalah pertumbuhan jaringan yang bersifat jinak, superfisial, terutama di daerah


genital.

dan
epidemiologi
Penyebab

o
o

Penyebab : Virus golonganpapova.

umur
: Hanya menyerang orang dewasa.
r Jenis kelanrin : Frekuensi yang sama pada pria dan wanita.

yang . Bangsa/ras : Semua bangsa dapat diserang penyakit ini, banyak pada
wanita hamil'
memengaruhi
r
: Memegang peranan penting untuk timbulnya penyakit,
Kebersihan/higiene
timbulnya
albus dan kandidiasis sering menvertai
penyakii:
:::93i',iiuor
penyaKlr mr.
o Lingkungan :Yanglembapdanbasahmempermrldahtimbulnyapenyakit.
Faktor-faktor

singkat
penyakit
Gejala

Pemeriksaan

kulit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:

Mulai dengan papula miliar selanjutnya terbentuk tonjolan-tonjolan (filiformis).


Penderita kadang-kadang mengeluh nyeri.

o Lokslisasi : Vulva,

labia mayora, minora, glans penis, prepusium dan korpus

penls.

Efloresensi : Tumor

dengan permukaan berbenjol-benjol menyerupai kembang

kol, warna merah dan konsistensi lunak, dapat berbentuk hiperpiasia, sesil atau tak rata.

Gambaran
histopatologi:

. Epidermis

Pemeriksaan

Pemeriksaan darah serologi untuk sifilis.

Dermis

: Hiperkeratosis, parakeratosis, papilomatosis, edema antar se1 dan


akantosis serta vakuolisasi.
: Pelebaran pembuluh darah dan sebukan sel radang kronik.

pembantu/
laboratorium
Diagnosis

banding

7, Kondiloma lata pada sifilis, biasanya dengan permukaan rata dan STS positif.
Ditemukan spiroketa dengan mikroskop lapangan gelap.
2. Moluskum kontagiosum; biasanya bentuk rata, dapat dikeluarkan badan-badan

moluskum.

Penatalaksanaan r

o
o
o
o

Prognosis

Tingtura podofilin 20% ditutulkan pada lesi.


Salep 5 fluorourasil 57o.

Elektrokauterisasi.
Bedahbeku dengannitrogencair.
Pada yang tidak dikhitan dapat dilakukan eksisi dan khitan.

Baik.

['enyakit

Virui

-(

Gambar 4.12 Kondiloma akuminata. Beniolan


sebesar buah duku, permukaan menyerupai buah
beri.

Gambar4.13 Kondilomaakumi1ata.A.Papula-papulabeftangkai,filiformisdi

labiamayora.B.Kondiloma

dengan permukaan menyerupai kembang kol. C. Kondiloma akuminata tumbuh di muara uretra eksterna.

91

92

Saripati Penyakit Kulit

KONDILOMA RAKSASA

Definisi

Adalah pertumbuhan yang bersifat jinak, superfisial disebabkan oleh virus papova.
Biasanya tumbuh pada anus dan genitalia pada pria maupun wanita, dan ditandai
denganpertumbuhan yang sangat cepat, vegetatif membenluk massa seperti kembang
kol dan dapat menyebar ke jaringan yang lebih dalam secara kompresif.

dan
epidemiologi

o Penyebab

o Keturunan

Penyebab

Gejala

singkat

penvakit

Grup virus papova (golongan DNA virus), tergolong virus kecil


dengan ukuran 40-50 m'
o lJmur
: Masa aktivitas seksual dewasa yaituL6-25 tahun.
o Jenis kelamin: Lebih sering pada pria.
o Kebersihan : Cenderung pada orang yang tidak disunat, smegma tidak
dibersihkan.
Ibu hamil dapat menularkan penyakit ini pada laring bayi.

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:

f"xffi"r'iIiTJ1il:?i",r1',trf,hyfilI*'J":':JJ"";f}frT#fi*#*13;:*
kembang kol.

Pemeriksaan

kulit

Loknlisasi

: Padapriadiprepusium,glanspenis;padawanitadivulva,
sekitar anus.
o Efloresensi/sifafsifatnya : Vegetasi jengger ayam, merah muda, lunak, permukaan
tidak rata.

Gambaran
histopatologi:

Parakeratosis, papilomatosis, hiperkeratosis, akantosis, edema interselular, m. basa-

Pemeriksaan

Membrana basalis intak.

lis intak.

pembantu/
laboratorium
Diagnosis

banding

7. Karsinoma epidermoid : Kadang-kadang sulit dibedakan dengan kondiloma raksasa.


; Permukaan lesi biasanya kering dan ferukosa.

2.TBC

aerukosa

Penatalaksanaan Umum : .

r
Khusus : o
o
o
o
o

Prognosis

Baik.

Tidak boleh kontak seksual.


Genital dibersihkan.
Elektrokauterisasi.
Bedahbeku dengan salju COr.

Podofilin 2010'/", asam triklorasetat 50%.


Krim S-fluorourasil 5%.
Bedah listrik dan dikhitan.

Penyakit Virus g3

Gambar 4.14 Kondiloma raksasa. Tampak


pertumbuhan menyerupai jengger ayam,
bergabung menjadi sebesar bola tenis.

DE RMATOSIS

RITROS

KUAMOSA

PSORIASIS

Definisi

Adalah penyakit kulit kronik residif dengan lesi yang khas berupa bercak-bercak
eritema berbatas tegas, ditutupi oleh skuama tebal berlapis-lapis berwarna putih
mengkilat.

Penyebab dan

epidemiologi

Penyebab

Umur
o Jenis kelamin

Faktor'faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:

o Bangsa
o Daerah
. Iklim
o Keturunan
o Lain-lain

Belum jelas, tetapi yang pasti adalah pembentukan epidermis


dipercepat.
Biasanya dewasa muda.
Frekuensi yang sama pada pria dan wanita.

Kulit putih lebih banyak daripada kulit berwarna.


Lebih banyak pada daerah dingin.
Lebih sering di musim hujan.
Biasanya diturunkan secara autosomal dominan. Infeksi lokal dan
gangguan metabolik dapat menjadi faktor pencetus penyakit ini.
Stres dan emosi, serta kehamilan dapat memperberat penyakit.

Gejala singkat
penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:


Dimulai dengan makula dan papula eritematosa dengan ukuran mencapai lentikularnumular, yang menyebar secara sentrifugai. Akibat penyebar:an yang seperti ini,
dijumpai beberapa bentuk psoriasis. Bentuk titik (psoriasis pungtata), bentuk tetestetes (psoriasis gutata), bentuk numular (psoriasis numular), psoriasis folikularis atau
psoriasis universalis (pada seluruh tubuh).

Pemeriksaan kulit

o Lokllisasi

: Siku, lutut, kulit kepala, telapak kaki dan tangan,

o Elloresensi/sifat-sifatnyn

punggung, tungkai atas dan bawah, serta kuku.


Makula eritematosa yang besarnya bervariasi dari miliar
sampai numular, dengan gambaran yang beraneka
tagarr9 dapat arsinar, sirsinar, polisiklis atau geografis.
Makula ini berbatas tegas, ditutupi oleh skuama kasar
berwama putih mengkilat. Jika skuama digores dengan
benda tajam menunjukkan tanda tetesan lilin. Jika
penggoresan diteruskan maka timbul tanda Auspitz
dengan bintik-bintik darah. Dapat pula menunjukkan
fenomena Koebner atau reaksi isomorfik, yaitu timbul
lesi-lesi psoriasis pada bekas trauma/garukan.

Gambaran
histopatologi:

94

Menunjukkan akantosis, papilomatosis dan hilangnya stratllm granulosum; juga


hiperkeratosis, parakeratosis serta abses Munro. Pada dermis ditemukan infiltrasi
sel-sel polinuklear, limfosit dan monosit serta pelebaran ujung-ujung pembuluh darah.

Dermatosis Eritroskuamosa 95

Pemeriksaan
pembantu/
laboratorium

Pemeriksaan yang bertujuan menganalisis penyebab psoriasis, seperti pemeriksaan


darah rutin, kimia darah, gula darah kolesterol dan asam urat.

Diagnosis banding

kulit yang berminyak tanpa skuama


yang berlapis-lapis.
2. Lues stodium II (psoriasiformis): skuama berwama coklat tembaga dan sering disertai
demam pada malam han (dolores nocturnal); STS positif.
3. Pitirinsis rosen:biasanya berjalan subakut; skuama tidak berlapis-lapis dan efloresensi
berupa eritema berbentuk lonjong sesuai dengan garis lipatan kulit.

Komplikasi

o Dapat menyerang sendi, menimbulkan artritis psoriasis.


o Psoriasis.pustulosa: pada eritema timbul pustula miliar. Jika menyerang telapak
tangan dan kaki serta ujung jari disebut psoriasis pustula tipe Barber. Namun, jika
pustula timbul pada lesi psoriasis dan juga kulit di luar lesi, dan disertai gejala
sistemik berupa panas/rasa terbakar disebut tipe Zumbusch. Yang terakhir ini
berprognosis kurang baik.
o Psoriasis eritrodermia:jika lesi psoriasis terdapat di seluruh tubuh, dengan skuama
halus dan gejala konstitusi berupa badan terasa panas-dingin.

Penatalaksanaan

Oleh karena penyebab pasti beh-rm jelas, maka diberikan pengobatan simtomatis
sambil berusaha mencari/mengeliminasi faktor pencetus.

7. Dermatitis seboroikn: biasanya menunjukkan

Sistemik:

Kortikosteroid: hanya pada psoriasis eritrodermia, artritis psoriasis, dan psoriasis


pustulosa tipe Zumbusch. Dimulai dengan prednison dosis rendah 30-60 mg, atau
steroid lain dengan dosis ekivalen. Jika gejala klinis berkurang, dilakukan tapering

o "tr
Metotreksat (MTX): diberikan pada psoriasis yang resisten dengan obat lain. Dosis
2,5-5 mg/hari selama 14 hari dengan istirahat yang cukup. Dapat dicoba dengan
dosis tunggal25 mg/minggu dan 50 mg tiap minggu berikutnya. Dapat pula
diberikan intramuskular 25 mg/minggu, dan 50 mg pada tiap minggu berikutnya.
o DDS: dipakai pada psoriasis pustulosa tipe Barber dengan dosis 2 x 100 g/hari.
Topiknl:

o Preparat ter (ter kayu, fosil atau batu bara) dengan konsentrasi 2-5'k. Untuk
mempercepat, ter dapat dikombinasi dengan asam salisilat 2-70% dan sulfur
presipitatum 3-5%.
o Antralin 0,24,8o/o dalam pasta atau salep; kesembuhan tampak sesudah 3 minggu,
dan dapat bertahan beberapa bulan.
o Kortikosteroid, biasanya dikombinasi dengan asam salisilat 3"k; kortikosteroid
fluorinasi mempunyai daya kerja lebih baik, misalnya triamsinolon asetonida 17o,
betametason valerat 0,1olo, fluosinolon asetonida 0,025ok atau betametason benzoat

Prognosis

0,025o/o.

PUVA yaitu kombihasi psoralen dan sinar ultraviolet 0,6 mglkg berat badan.
Diberikan oral 2 jam sebelum disinar dengan sinar ultraviolet. Pengobatan
dilakukan 2 x seminggu; kesembuhan terjadi setelah 2-4 kali pengobatan.
Selanjulnya dilakukan pengobatan rumatan (mnintainance) tiap 2 bulan.

Tidak menyebabkan kematian, tetapi bersifat kronik residif.

96

Saripati Penyakit Kulit

Gambar 5.1 Psoriasis. Predileksi.

Gambar 5.2 Psoriasis. A. Tampak makula eritematosa yang ditutupi skuama kasar. B, Morlologi
psoriasis yang khas. C. Skuama khas psoriasis, kasar, mengkilat, berlapis-lapis.

DermatosisEritroskuamosa 97

Gambar 5.3 A. Predileksi psoriasis di lutut. B. Psoriasis di tangan, skuama kasar menyerupai mika

Gambar
kepala-

8.4

psoriasis.

A,

Lesi psoriasis yang khas. B. Psoriasls menyerang liang telinga, kulit

98

Sarpatl Penyakit Kulit

Gambar 5.5 Psoriasis di


kaki.

Gambar 5.6 Psorlasis pada kuku, terlihat pits

Gambar 5.7 Predileksi


psoriasis di kedua siku

Dermatosis Eritroskuamosa 99

KOMPLIKASI PSORIASIS

Gambar 5.8 Psorlasis pustulosa. Tampak


pustula miliar di atas lesi-lesi psoriasis.

Gambar 5.9 Artritis psoriasis pada sendi jari.


Ujung-ujung jari kaku dan nyeri.

Gambar 5.10 Artritis psoriasis. Pada sendi lutut

100 5arpati Penyakit Kulit

Gambar 5.11 Psorasls pada kedua telapak tangan.

Gambar 5.12 Psoriasis pustulosa tipe Zumbusch.

PITIRIASIS ROSEA

Definisi

Erupsi papuloskuamosa akut yang agak sering dijumpai. Morfologi khas berupa
makula eritematosa lonjong dengan diameter terpanjang sesuai dengan lipatan kulit
serta ditutupi oleh skuama halus.

Penyebab dan

Penyebab

Tidak diketahui.

epidemiologi

Umur
jenis kelamin

Menyerang semua umur.


Frekuensi yang sama pada pria dan wanita.

Bangsa

Musim/iklim

Kebersihan/higiene
Keturunan
Lingkungan

Tidak mengenal ras dan etnik.


Banyak pada musim hujan.
Tidak berpengaruh.
Tidak berpengaruh.

Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:

Lebih sering pada cuaca dingin.

Derrnatosis Eritroskuamosa 101

Gejala singkat
penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:


Timbul bercak seluruh tubuh terutama daerah yang tertutup pakaian berbentuk buiat
panjang mengikuti lipatan kulit. Diawali suatu bercak yang besar di sekitarnya
terdapatbercak agak kecil. Ukuranbercak dari seujung jarum pentul sampai sebesar
uang logam. Dapat didahului oleh gejala prodromal ringan seperti badan lemah,
sakit kepala, dan sakit tenggorokan.

Pemeriksaan kulit

: Dapat tersebar di seluruh tubuh, terutama pada tempat

Loknlisasi

yang tertutup pakaian.


EJI o r e s en

i /s ifa

t-

sfa t ny a

: Makula eritroskuamosa anular dan solitar, benfuk lonjong


dengan tepi hampir tidak nyata meninggi dan bagian
sentral bersisik, agak berkeringat. Sumbu panjang lesi
sesuai dengan garis lipatan kulit dan kadang-kadang
menyerupai gambaran pohon cemara. Lesi inisial (herald
patch = medallion) biasanya solitar, bentuk oval, anular,
berdiameter 2-6 cm. jarang terdapat lebih dari t herald
patch.

Gambaran
histopatologi:

Tidak spesifik. Pada epidermis ditemukan spongiosis dan vesikel di atas lapisan
malpigi dan subkomea, di samping itu terdapat juga parakeratosis.

Pemeriksaan

1.

pembantu/
laboratorium

2. Pemeriksaan kerokan

Diagnosis banding

7. D ermstitis

Karena dapat menyerupai sifilis stadium II, perlu dilakukan pemeriksaan serologis.

eb o r o

2. Tinea korporis
3. Sifilis stadium

II

kulit dengan KOH

10%.

ikn ; Biasanya gatal; lesi eritematosa

difus yang ditutupi skuama


halus/kasar.
; Biasanya bulat, polisiklis dan pinggirnya tampak aktif.
: Biasanya berupa eritema ditutupi oleh skuama berwarna
coklat tembaga.

Penatalaksanaan

.
Prognosis

Sistemik

: Anti gatal (antihistamin)

Topiksl

seperti kiortrime 3 x 1 tab.


Roborantia (vitamin 81r) 1000 mglhari.
Bedak kocok yang mengandung asam salisilat 2o/o atau mentol 1%

Baik, dapat sembuh sendiri dalam waktu 6 minggu.

1O2 Saripati Penyakit Kulit

Gambar

Gambar 5.14 Pitiriasis rosea. Lesi-lesi numular, pinggir


meninggi.

5j3

Pitiriasis rosea. Predileksi

Dermatosis Eritroskuamosa 103

Gambar 5.15 Pitiriasis rosea.


Tampak makula eritematosa
ditutupi skuama halus.

Gambar 5.16 Pitiriasis rosea.


Tampak lesi awal yang agak besar
(herald patch).

104 Saripati Penyakit Kulit

DERMATITIS SEBOROIKA

Definisi

Adalah peradangan kulit pada daerah yang banyak mengandung kelenjar sebasea.

Penyebab dan

o Penyebab
o Umur
o ]enis kelamin

Diduga akibat aktivitas kelenjar sebasea yang meningkat.

o Bangsa/ras
o Makanan

Semua bangsa.
Lebih sering pada orang-orang yang banyak memakan lemak dan

epidemiologi
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:

o Iklim
o Keturunan

o Lingkungan

Biasanya pada orang dewasa.

Lebih sering pada pria.

minum alkohol.
Insiden meningkat pada iklim dingin.
Tidak berpengaruh tetapi cenderung meningkat pada orang-orang
yang stres emosional.
Yang menyebabkan kulit menjadi lembap dan maserasi akan lebih

mudah menimbulkan penyakit.

Gejala singkat
penyakit

Pemeriksaan

kulit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:


Biasanya kulit penderita tampak berminyak, dengan kuman Pityrosporum oaale yang
hidup komensal di kulit berkembang lebih subur. Pada kepala tampak eritema dan
skuama halus sampai kasar (ketombe). Kulit tampak berminyak dan menghasilkan
skuama yang putih berminyak pula. Penderita akan mengeluh rasa gatal yang hebat.

o Loknlisasi

Tempat-tempat yang banyak mengandung kelenjar palit


misalnya kulit kepala, belakang telinga, alis mata, cuping

hidung, ketiak, dada, antara skapula dan daerah


o Elloresmsi/sifut-sifatnya

suprapubis.
Makula eritematosa yang ditutupi oleh papula-papula

miliar berbatas tak tegas, dan skuama halus putih


berminyak. Kadang-kadang ditemukan erosi dengan
krusta yang sudah mengering berwarna kekuningan.
Gambaran
histopatologi:

Pada epidermis dapat ditemukan parakeratosis fokal dengan abses Munro. Pada
dermis terdapat pelebaran ujung pembuluh darah di puncak stratum papilaris disertai
sebukan sel-sel neutrofil dan monosit.

Pemeriksaan

kulit kepala untuk melihat Pityrosporum ouale.


indeks
mitosis
2. Menentukan
pada kulit kepala yangberketombe.

pembantui
laboratorium
Diagnosis banding

1. Pemeriksaanmikroflora dari

1.. Psoriasis: biasanya berskuama kasar, putih mengkilat, berlapis-lapis.


2.Tinea barbae: pada daerah jenggot, berupa papula-papula menyerupai folikulitis
yang dalam.

3. Tinea knpitis (fauus)hiasanya tampak bercak-bercak botak dengan abses yang dalam;

rambut putus-putus dan mudah dilepas.

Dermatosis Eritroskuamosa

1OS

':.

Gambar 5.17 Dermatitis seboroika. A. Di tengkuk tampak papula-papula dan likenifikasi. B. Pada
dagu tampak papula-papula dengan kulit yang berminyak. C. Pada rahang bawah tampak papulapapula, likenifikasi dan kulit berminyak. D. Pada punggung tampak papula dan daerah yang eritemaE. Di belakang telinga terdapat daerah-daerah yang eritema dan skuama.

1O6 Saripau Penyakit Kulit

Penatalaksanaan o Umum :Hindarisemuafaktoryangmemperberat,makananberlemak,danstres


emosi. Perawatan rambut, dicuci dan dibersihkan dengan shampoo.

o Khusus
Sistemik:

o
o
o
o

Anti histamin H, sebagai penenang dan anti gatal.


Vitamin B kompleks.
Kortikosteroid oral dapat menurunkan insiden dermatitis seboroika.
Antibiotik seperti penisilin, eritromisin pada infeksi sekunder (dermatitis
seboroika).

o Preparat azol akhir-akhir ini sangat berpengaruh terhadap P. ouale,,juga dapat


memengaruhi berat ringannya dermatitis seboroika.
Topikal:

Cuci rambut dengan selenium sulfida atau dengan larutan salisil 1% atau larutan
belerang 24"k atau dalam bentuk krim.
o Kortikosteroid topikai atau krim dapat memberi kesembuhan sementara.

Prognosis

Baik, jika faktor-faktor pencetus dapat dihilangkan.

PENYAKIT KULIT ALERGI

DERMATITIS KONTAK TOKSI K

Definisi

Adalah suatu dermatitis yang timbul setelah kontak dengan kontaktan eksterna
melalui proses toksis.

Penyebab dan

epidemiologi

Penyebab : Iritan primer seperti asam dan basa kuat, serta pelarut organik.
r lJmur
: Semua umur.
r Jenis kelamin : Frekuensi yang sama pada pria dan wanita.

Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:

o Kebersihan/higiene : Yang kurang lebih, besar kemungkinan terkena penyakit.


o Lingkungan
: Yang banyak mengandung basa atau asam kuat lebih besar
kemungkinan terkena.

Gejala singkat
penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:


Biasanya kelainan kulit timbul beberapa saat sesudah kontak pertama dengan
kontaktan eksternal. Penderita akan mengeluh rasa panas, nyeri atau gatal.

Pemeriksaan kulit

Lokslisctsi
Efloresensi/sfnt-sifatnya

Gambaran
histopatologi:

Tidak khas.

Diagnosis banding

L.

: Seluruh permukaan tubuh dapat terkena.


: Eritema numular sampai dengan plakat. Vesikel, bula
sampai erosi numular sampai plakat.

Antraks: biasanya lesibundar, pada bagian tepi terdapat lepuh-lepuh. Badanpanas

dan dapat ditemukan basil antraks.


2. Erisipelas: badan panas; eritema difus tak berbatas tegas.

Penatalaksanaan

Umum: Hindari sumber toksik.


Pengobatan bergantung jenis iritan; jika asam kuat, tindakan berupa pencucian dengan
air, kemudian basa dan natrium bikarbonat.
Setelah dicuci diberi salep atau krim kortikosteroid.
Sistemik: Kortikosteroid seperti prednison 40-60 mg/hari pada orang dewasa.

Prognosis

Biasanya baik.

108

Saripati Penyakit Kulit

Gambar 6,1 Dermatitis


kontak toksik. Tampak makula eritematosa, edema,
erosi dan papula-papula.

Gambar 6.2 Dermatitis kontak toksik di


lengan; erosif dan berkrusta.

Gambar 5.3 Dermatitis kontak toksik dengan infeksi sekunder.


Tampak
pustula miliar.

Penyakit Kulit

Alergi

109

DERMATITIS KONTAK ALERG I K

Definisi

Adalah suatu dermatitis (peradangan kulit) yang timbul setelah kontak dengan
alergen melalui proses sensitisasi.

Penyebab dan

o Penyebab :

epidemiologi

Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:

Alergen = kontaktan = sensitizer. Biasanya berupa bahan logam


berat, kosmetik (lipstik, deodoran, cat rambut), bahan perhiasan
(kacamata, jam tangan, anting-anting), obat-obatan (obat kumur,
sulfa, penisilin), karet (sepatu, BH), dan lainlain.
o lJmur
: Dapat pada semua umur.
o Jenis kelamin: Frekuensi yang sama pada pria dan wanita.

Bangsa/ras

e Daerah
o Kebersihan/higiene
o Lingkungan

Semua bangsa.
Tak berpengaruh.

Yang kurang mempermudah timbuJnya penyakit.

Berpengaruh besar untuk timbulnya penyakit, seperti


pekerjaan dengan lingkungan yang basah, tempat- tempat

lembap atau panas, pemakaian alat-alat yang salah.

Gejala singkat
penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:


Kemerahan pada daerah kontak, kemudian timbul eritema, papula, vesikel dan erosi.
Penderita selalu mengeluh gatal.

Pemeriksaan kulit

Lokalisasi

Efloresensi/sifursifatnya

Semua bagian tubuh dapat terkena.

Eritema numular sampai dengan plakat, papula dan


vesikel berkelompok disertai erosi numular hingga plakat.

Terkadang hanya berupa makula hiperpigmentasi


dengan skuama halus.

Gambaran
histopatologi:

Tidak khas.

eosinofil darah tepi.

Pemeriksaan

1. Pemeriksaan

pembantu/
laboratorium

2. Pemeriksaan imunoglobulin E:
o uji tempel (patch test)
. uji gores (scratch test)
o uji tusuk (prick test)

Diagnosis banding

Dermatofifosls: biasanya berbatas tegas; pinggir aktif dan bagian tengah agak
menyembuh.
2. Dermatitis seboroikn: biasanya pada tempat seboroik dengan kelainan khas berupa
skuama berminyak, warna kekuningan.
3. Kqndidinsis: biasanyadengan lokalisasi yang khas. Efloresensi berupa eritema, erosi
dan ada lesi satelit.
1..

110

Saripati Penyakit Kulit

Gambar 6.4 Dermatitis kontak alergik dengan infeksi sekunder


seorang pekerja semen.

Gambar 6.7 Dermatitis kontak alergik karena


kondom.

Garnbar 6.5 Dermatitis kontak alergik pada lengan bawah.

Gambar 6.8 Dermatitis kontak alergik karena


tali jam.

Gambar 6.6 Dermatitis kontak alergik akibat plester (perekat


karet).

Penyakit Kulit

Alergi

111

Gambar,6.9 Dermatitis kontak alergik karena


Iipstick.

Gambar 6.10 Dermatitis kontak


alergik karena bedak (kosmetika).

Gambar 6.11 Dermatitis kontak


alergi k karena alang-atang

(sejenis rumput).

Gambar 6.'|.2 Dermatitis kontak


alergik karena yodium.

Gambar 6.13 Dermatitis kontak


al ergi k karena kacamata.

112

Saripati Penyakit Kulit

'e@"Bk,

Gambar 6.14 Dermatitis kontak alergik


terhadap salep yang mengandung belerang.

Gambar 6.15 Dermatitis kontak


alergik terhadap kancing pengait BH.

Gambar 6.16 Dermatitis kontak alergik terhadap sandal karet

Penyakit Kulit

Penatalaksanaan

Alergi

13

lJmum : Hindari faktor penyebab.


Khusus
Sistemik:

r Antihistamin
r Kortikosteroid:

metilprednison, metilprednisolon atau triamsinolon.

Topikal:

o Jika lesi basah diberi kompres KMnO4 1/5000. ]ika sudah mengering diberi kortikosteroid topikal seperti hidrokortison 1-2o/o, triamsinolon 0,7o/o, fluosinolon
0,025o/o, desoksimetason 2-2,Soh dan betametason-dipropionat 0,05%.

Prognosis

Umumnyabaik.

DERMATITIS OKU PASIONAT


(dermatitis akibat kerja)

Definisi
Penyebab

Adalah peradangan kulit yang diakibatkan oleh lingkungan kerja.

dan

Penyebab : Bahan-bahan yang terdapat

epidemiologi I jjilli."o**

di lingkungan kerja.

; ;:Jil1ffi i:X;::*" pada pria dan wanita.


. Bangsa/ras : Pada semua bangsa.
o Daerah
: Terutama daerah industri, pertanian dan perkebunan.

o Musim/iklim : Tidakmemengaruhi.
o Kebersihan : Dapat memengaruhi.
o Keturunan : Tidak memengaruhi.
o Lingkungan : Lingkungan industri akan memengaruhi insidens penyakit.

Gejala

singkat

penvakit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:

::fiiff1x":*,Hi:li:*:,:i';ff11:n*fi,,:1#ffii1i*?f#liif,:l.il;
atas dasar ini penyakit ini dapat bersifat toksik atau sensitis asi/ alergi.

Pemeriksaan

kulit

o Lokslisssi

Efloresensi

Predileksipadakeduatangan,kakidandaerah-daerahyangterpajan
(berkontak)'

Dapat berupa eritema, papula, vesiko-papula, erosi, eksudatif,


berkrusta, hiperpigmentasi, hipopigmentasi, dan likenifikasi.

Gambaran
histopatologi:
Pemeriksaan
pembantu/

.
o

: Hiperkeratosis, parakeratosis dan spongiosis.


Dermis : Pelebaran ujung-ujung pembuluh darah dan sebukan sel-sel radang
Epidermis

terutama eosinofil.

kadar alergen di tempat lingkungan kerja.


Hitung eosinofil pada penderita'

1. Pemeriksaan

2.

laboratorium
Diagnosis

banding

Bergantung lokalisasi dan efloresensinya. Dermatofitosis berupa daerah eritematosa


berbatas tegas, terdapat skuama. Pada pemeriksaan kerokan kulit ditemukan hifa.

114

Saripati Penyakit Kulit

Penatalaksanaan

Umum
Khusus

Memakai alat pelindung di tempat kerja (jika bisa) dan menghindari


bahan-bahan yang menyebabkan kelainan kulit tersebut.

Sistemik
Topiknl

:
;

Antihistamin, antibiotik, kortikosteroid (jika kelainan luas), roborantia.


Jika basah kompres terbuka dengan sol. KMnOn; jika kering dengan
salep kortikosteroid.

Prognosis

Baik. Yang terpenting ialah menghindari kontak dengan bahan-bahan yang dicurigai

ini dapat dilakukan dengan memakai alat-alat


pelindung seperti: sarung tangan, kaca mata, pakaian kerja, topi pengaman, sepatu
bot, dan lain-lain. jika perlu memindahkan pekerja dari tempat yang mengandung
alergen ke tempat yang bebas alergen. Selain itu, perlu pula dilakukan penerangan
cara-cara kerja yang higienis dan bahan yang dapat menimbulkan bahaya di tempat
menyebabkan kelainan kulit. Hal

kerja. Pemeriksaan kesehatan secara berkala.

Gambar 6.18 Dermatitis okupasional pada


buruh pengangkut kayu.
Gambar 6.17 Dermatitis okupasional pada pekerja

percetakan.

Gambar 6.19 Dermatitis okupasional pada pekerja tambang


minyak.

Penyakit Kulit

Alergi

15

DERMATITIS ATOPIK

Definisi

Penyebab

Adalah dermatitis yang timbul pada individu dengan riwayat atopi pada dirinya
sendiri ataupun keluarganya, yaitu riwayat asma bronkial, rinitis alergi dan reaksi
alergi terhadap serbuk-serbuk tanaman.

dan

epidemiologi

o Penyebab
o umur
o jenis kelamin

yang
memengaruhi
timbulnya
Faktor-faktor

penyakit:

o Bangsa/ras
o Daerah
o Musim/iklim

: f:ffnffiI/higiene
o Lingkungan

singkat
penyakit
Gejala

Pemeriksaan

kulit

Yang pasti belum diketahui, tetapi faktor turunan


merupakan dasar pertama untuk timbulnya penyakit.
Bentuk bayi:2 bulan-2 tahun
Bentuk anak:3-10 tahun
Bentuk dewasa : 13-30 tahun.
Lebih banyak pada wanita.
Semua bangsa.
Yang panas (banyak keringat) lebih sering terkena.
Panas dan lembap memudahkan timbulnya penyakit.
Yang kurang memperberat penyakit.
Diduga diturunkan secara autosomal resesif dan dominan.

Yang banyak mengandung sensitizer, iritan serta yang


mengganggu emosi lebih mudah menimbulkan penyakit.

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:


Dasar penyakit adalah faktor herediter yang oleh faktor luar menimbulkan kelainan
kulit dimulai dengan eritema, papula-papula, vesikel sampai erosi dan likenifikasi.
Penderita tampak gelisah, gatal dan sakit berat.

Loknlisasi

: o Bentuk bnyi : keduapipi, kepala, badan, lipat siku, lipat


lutut.
o Bentuk anak : tengkuk, lipat siku, Iipat 1utut.
o Bentuk dewasn ; tengkuk, lipat lutut, lipat siku, punggung
kaki.
EJloresensi/sifat-sifatnya : c BenttrkbruTl ; eritema berbatas tegas, papula/vesikel miliar
disertai erosi dan eksudasi serta krusta.
o Bentuk ansk : papula-papula miliar, likenifikasi, tak
o

eksudatif .
Bentuk dewass ; biasanya hiperpigmentasi, kering dan

likenifikasi.

Gambaran

Tidak khas.

histopatologi:

Pemeriksaan
pembantu/
laboratorium
Diagnosis

banding

Dermatografisme putih, untuk melihat perubahan dari rangsangan goresan


terhadaP kuiit.
2. Percobaan asetilkolin akan menimbulkan vasokonstriksi kulit yang tampak sebagai
1.

garis pucat selama satu jam.

l..Dermqtitiskontak(dengantipebayi):biasanyalokalisasisesuaidengantempat
kontaktan, lesi berupa papula miliar dan erosif.
2.Dermatitis numuloris; biasanya pada orang dewasa, eksudatif; lokalisasi di
ekstremitas inferior, tidak'ada stigmata atopik.

116

Saripati Penyakit Kulit

Gambar 6.20 Dermatitis atopik. Predileksi.

Gambar 6.21 Dermatitis atopik pada


bayi. Eritema dan erosi pada kedua pipi.

Gambar 6.22 Dermatitis atopik. Eritema


pada lipat lutut.

Gambar 6.23 Dermatitis atopik pada kepala

Penyakit Kulit

Penatalaksanaan

Alergi

117

o Hindari semua faktor luar yang mungkin menimbulkan manifestasi klinis.


o Menjauhi alergen pencetus.
o Hindari pemakaian bahan yang merangsang seperti sabun keras dan bahan pakaian
dari wol.
Sistemik:

Antihistamin golongan H, untuk mengurangi gatal dan sebagai penenang.


o Kortikosteroid jika gejala klinis berat dan sering mengalami kekambuhan.
o Jika ada infeksi sekunder diberi antibiotik seperti eritromisin, tetrasiklin.
Topikal:

o Pada bentuk bayi diberi kortikosteroid ringan dengan efek samping sedikit,
misahya krim hidrokortison 7-7,5o/o.
o Pada bentuk anak dan dewasa dengan likenifikasi dapat diberi kortikosteroid kuat
seperti betametason dipropionat 0,05% atau desoksimetason 0,25%. Untuk efek
yang lebih kuat, dapat dikombinasi dengan asam salisilatll% dalam salep.
Prognosis

Baik.

Gambar 6.24 Dermatitis atopik


tipe bayi. Pada kedua pipi, simetris.

Gambar 6,25 Dermatitis atopik tipe anak. A, Kedua lipat lutut tampak eritema, erosi. B. Pada kedua lipat siku tampak erosi dan
skuama.

118

Saripati Penyakit Kulit

Gambar 6.26 Dermatitis atopik tipe dewasa. Kedua lipat lutut hiperpigmentasi dan
Iikenifikasi.

DERMATITIS STASIS
(dermatitis varikosa)

Definisi

Adalah dermatitis akibat bendungan aliran darah vena.

Penyebab dan

o Penyebab : Gangguan aliran darah vena.


o Umur
: Biasanya dewasa tua.
o Jenis kelamin : Pria lebih banyak daripada wanita.

epidemiologi
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:

Sering pada wanita hamil; orang yang banyak berdiri; atau adanya trombus atau
emboli atau tumor yang menekan vena.

Gejala singkat
penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:


Kerusakan katup vena menyebabkan darah terbendung di distal katup. Selanjulnya

darah terbendung pula dalam jaringan, dan terjadi hemosiderosis di bawah kulit
sehingga kulit terlihat berwarna hitam. Penderita akan mengeluh gatal dan nyeri.

Pemeriksaan

kulit

o Loknlisnsi

Efloresensi/sifat-sifutnya

: Umumnya tungkai bawah.


: Makula hiperpigmentasi numular sampai plakat, tidak
berbatas tegas, ditutupi oleh skuama halus. Kadangkadang tampak varises yang berisi darah berwarna hitam,

atau berupa ulkus varikosus dengan dasar kotor,


berbenjol-benjol.

Cambaran
histopatologi:

Epidermis tampak hiperkeratosis, akantosis. Dermis: vasodilatasi ujung-ujung


pembuluh darah dan sebukan hemosiderin dalam dermis dan sel-sel polinukleus.

Pemeriksaan

Venografi untuk melihat letak sumbatan.

pembantu/
laboratorium

Penyakit Kulit

Diagnosis banding

Alergi

119

L. Dermatitis kontak alergik: biasanya jelas ada kontak; berbatas tegas serta tidak ada

hemosiderin.
2. Ulkus tropikum: harus dibedakan dengan ulkus varikosa. Bentuk bundar, tepi
meninggi dan dasar yang kotor serta sekret yang kuning kehijau-hijauan.

Penatalaksanaan

Umum
Topiknl
Sistemik

: Penderita harus istirahat dengan posisi kaki ditinggikan.


: Jika basah dikompres dengan larutan KMnO4 1/5000 atau larutan asam

borat 3ok. Jika sudah kering diberi salep kortikosteroid seperti


hidrokortison 1-2'k.
: Antihistamin H, sebagai anti gatal dan penenang. Antibiotik (penisilin
atau eritrosin). Tindakan pembedahan untuk menghilangkan
sumbatan.

Prognosis

Sering residif. Jika faktor penyumbat dapat dihilangkan, prognosis baik.

Gambar 6.27 Dermatitis stasis. Tampak


hiperpigmentasi dengan pelebaran vena.

120

Saripati Penyakit Kulit

DERMATITIS NUMULARIS
Def

inisi

Adalah dermatitis yangbentuknya menyerupai uang logam dan biasanya menyerang


daerah ekstremitas.

dan
epidemiologi
Penyebab

o Penyebab : Yang pasti belum jelas, infeksi mikroorganisme agaknya berperan.


o lJmur
: Biasanya orang dewasa.
o Jenis kelamin : Lebih banyak pada wanita.

yang o Bangsa/ras
: Dengan kebiasaan minum alkohol lebih mudah terkena
memengaruhi
PenYakit.
o Daerah,/musim/iklim : Lebih sering pada iklim panas.
timbulnya
r Lingkungan : Ketegangan jiwa mempermudah terjadinya penyakit.
penyakit:
Gejala singkat
Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
Faktor-faktor

penvakit

ilS*1,i:il1;:,"J'TiT:,'#;:SJl3lil1H"iHlTnff*ili:HiltTf,
Penderita mengeluh gatal yang hebat disertai nyeri.

Pemeriksaan

kulit

. Loknlisasi

o Efloresensi/sifat-sifatnya :

Punggung kaki, punggung tangan, bagian ekstensor


ekstremitas, bokong dan bahu.
Makula eritematosa eksudatif, besaffrya numular hingga
plakat. Terkadang hiperpigmentasi, likenifikasi berbatas
tegas sebesar uang logam.

Gambaran
histopatologi:

Pemeriksaan

Kultur dan uji resistensi sekret (untuk melihat mikroorganisme penyebab /penyerta).

pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding

Epidermis : Hiperkeratosis, akantosis, edema interselular dan pada dermis terjadi


pelebaran ujung pembuluh darah dan sebukan sel-sel radang limfosit, monosit.

Tinea pedis : pinggir aktif, bagian tengah agak menyembuh, dapat dicari hifa dari
sediaan langsung.
2. Psorissis; skuama putih tebal mengkilat dan ada fenomena Koebner.
1..

Penatalaksanaan

o Antihistamin sebagai sedatif dan mengurangi gatal.


o Kortiksoteroid sistemik maupun topikal.
o Antibiotik seperti eritromisin, tetrasiklin 2040 mg/kg BB selama 7-74hari, atau
amoksilin 4 x 500 mglhari selama 7-10hari.
o Jika sangat berat diobati dengan suntikan kortikosteroid intralesi seperti
triamsinolon asetonida 0,1 mglml (0,1 ml/suntikan).

Prognosis

Baik.

Penyakit Kulit

Alergi

121

Gambar 6.28 Dermatitis numularis. A. Tampak beberapa makula erosif dan krusta numular. B. Makula
eksklusif numular dengan skuama

Gambar 6.29 Dermatitis numularis pada lengan.

122

Saripati Penyakit Kulit

DERMATITIS SOLARIS
(fotodermatitis)

Definisi

Adalah suatu penyakit kulit berupa proses peradangan pada epidermis dan dermis,
timbul akibat pajanan pada sinar matahari yang lama.

Penyebab dan

. Penyebab
r Umur

epidemiologi

matahari dengan panjang gelombang antara 297-317 nm.


Umumnya pada dewasa.
o Jenis kelamin : Lebih banyak pada pria.
: Sinar
:

Faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:

Sinar matahari yang terik di daerah tropis merupakan faktor utama timbulnya
penyakit ini. Riwayat atopi juga merupakan faktor predisposisi, serta keadaanbanyak
berkeringat.

Cejala singkat
penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:


Umumnya timbul perlahan-lahan dengan keluhan utama rasa gatal dan panas pada
daerah yang terpajan, tempat warna kulit daerah tersebut menjadi kemerahan.
Sesudah beberapa hari warna merah menghilang disusul dengan skuamasi dan

hiperpigmentasi.

Pemeriksaan

kulit . Loknlisasi

: Daerah-daerah yang tak tertutup pakaian seperti wajah,


dahi, leher depan, kuduk, dada bagian atas, pergelangan
tangan, kaki dan jari-jari.
o Efloresensi/sifnt-sifatnya : Biasanya poiimorf, dimulai dengan eritema, papula, vesikel,
skuamasi dan hiperpigmentasi dan jika kronik likenifikasi.

Gambaran
histopatologi:

Tidak khas.

Diagnosis banding

7. Dermatitis seboroika: pada daerah seboroik; lesi yang menonjol adalah eritema dan

skuama.

2. Psorinsis: mengenai juga daerah-daerah yang ditutupi oleh pakaian, simetris,


terutama di daerah ekstensor.
Penatalaksanaan

o lJmum

o Khusus
Topiknl

:
;

Menghindari panas matahari yang terik dengan topi dan pelindung


lainnya.
,

krim tabir matahari (sunscreen) seperti


RV paque. Pada keadaan berat/akut dan basah, dikompres tertutup
dengan PK 1/1000. Setelah lesi mengering dapat diberikan preparat
kortikosteroid topikal seperti krim hidrokortison 1-2"k, atau triamsinolon
Pada lesi minimal dapat diberikan

0,r%..

Prognosis

Baik.

Penyakit Kulit

Gambar 6.30 Fotodermatitis. Kedua pipi,


hidung, dan bibir erosif serta hiperpigmentasi.

Alergi

123

Gambar 6.31 Fotodermatitis. Seluruh wajah


tampak merah dengan skuama.

POMFOLIKS
(ekzema dishidrotik)

Definisi

Suatu kondisi dengan vesikel-vesikel pada tangan dan/ atau kaki yang bersifat
rekuren, akut atau kronik.

Penyebab dan
epidemiologi
a
a

Penyebab

Stres emosi, reaksi id akibat infeksi jamur atau bakteri, makanan

Umur
]enis kelamin

:
:

atau obat-obatan.
Banyak pada orang dewasa.
Frekuensi yang sama pada pria dan wanita.

Faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
Gejala singkat
penyakit

Sering pada orang-orang yang banyak berkeringat pada tangan dan kaki, dan pada
orang yang cenderung mempunyai stigmata atopik.

Pemeriksaan kulit

o Loknlisasi
: Telapak tangan dan kaki.
o Efloresensi/sifnt-sifatnya : Vesikel-vesikel bilateral simetris. Kadang-kadang terdapat
pustula dan bula yang kemudian lebih sering sembuh dengan mengering daripada memecah.

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:


Pada keadaan akut timbul gelembung-gelembung pada telapak tangan dan kaki, dan
terasa sangat gatal.

124

Saripati Penyakit Kulit

Gambaran
histopatologi:

Tak tampak perubahan pada kelenjar keringat. Pada epidermis ditemukan vesikelvesikel dan tidak terlihat tanda-tanda radang.

Diagnosis banding

1. Psoriasis pttstulosa:

selain pada ujung-ujung jari dapat ditemukan lesi-lesi pada

tempat lain.
2. Akrodermatitis kontintLa; biasanya gatal.
3. Ptrstular bakterid: biasanya pada biakan pus dapat ditemukan mikroorganisme.

Penatalaksanaan

o Krim kortikosteroid
e Asam salisilat 5% dalam alkohol
r Krim vioform 3% memberi hasil yang baik.
o Jika madidans: kompres KMnO* 1:5000.
o Pada kasus-kasus yang berat diberikan kortikosteroid sistemik seperti: prednison,
prednisolon, atau triamsinolon.

Prognosis

Baik, bergantung pada pengobatan.

Gambar 6.32 Pomfoliks. Tampak banyak vesikel profunda di telapak tangan

URTIKARIA PICMENTOSA
Definisi

Suatu erupsi pada kulit berupa hiperpigmentasi yang berlangsung sementara, kadangkadang disertai pembengkakan dan rasa gatal.

Penyebab dan

o Penyebab
o ljmur
e Insidens
o Bangsa/ras
e Keturunan

epidemiologi

Infiltrasi mastosit pada kulit.

Kebanyakan pada anak-anak.


Sama pada pria dan wanita.
: Dapat pada semua ras, laporan terbanyak pada Kaukasia.
: Diduga ada faktor herediter/familial (autosomal dominan/autosomal resesif).
:
:

Penyakit Kulit

Alergi

125

Cejala singkat
penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:


Penyakit timbul akut dengan keluhan gatal berupa bercak-bercak berwama coklatkehitaman pada kulit.

Pemeriksaan kulit

o Loknlisqsi

: Terutama pada badan, tapi dapat juga mengenai eks-

: Makula coklat-kemerahan

tremitas, kepala dan leher.


Efloresensi/sifat-sifatnya

atau papula-papula kehitaman

tersebar pada seluruh tubuh, dapat juga berupa nodulanodula atau bahkan vesikel.

Gambaran
histopatologi:

Pigmentasi epidermis meningkat dengan infiltrasi mastosit perivaskular, serta


makrofag pada dermis.

Pemeriksaan

1.

pembantu/
laboratorium

2. Padapenderita dengan mastositosis sistemik:

Imunoglobulin

Diagnosis banding

L. Fixed exanthema: pada anamnesis terdapat hipersensitivitas terhadap obat yang

meningkat.

o Radiologis: osteoporosis/osteosklerosis pada tulang.


o Ulkus peptikum dan penebalan mukosa usus halus.
r Anemia dan eosinofilia.

dimakan. Makula kehitaman dan lebih lambat hilang.


2. Hiperpigmentasi pascamorbili : adanya febris dan keluhan konstitusional yang jelas.

Gambar 6.33 lJtlikaria pigmentosa. A. Tampak makula hiperpigmentasi di punggung. B. Tampak makula hiperpigmentasi
di dada.

126

Saripati Penyakit Kulit

Penatalaksanaan

o Terapi simtomatik, pada keadaan ringan hanya diberikan antihistamin. Pada


keadaan berat dapat diberi kortikosteroid sistemik.
. Topiknl: bedak antipruritus seperti mento70,5-7o/o, asam salisilat0,S-7ok, dan kamfer
1l-z ao/lo.

Prognosis

Pada anak-anak lebih baik.

Gambar 6.34 Urtikaria. A & B. Tampak urlika dengan beraneka ragam gambaran.

URTIKARIA PAPULAR
(prurigo simpleks)
Definisi

Adalah suatu bentuk prurigo yang seringkali terjadi pada bayi. Kelainan khas berupa
urtikaria papular yaitu urtikaria yangberbentuk papula-papula berwama kemerahan.

Penyebab dan

o Penyebab

epidemiologi

o lJmur
o Jenis kelamin
o Bangsa/ras
o Kebersihan

Hipersensitivitas terhadap gigitan serangga, agas, nyamuk, kutu


anjing/ kucing, kutu busuk.
Biasanya menyerang bayi dan anak (usia 2-7 tahun).
Dapat menyerang kedua jenis kelamin.
Pada semua bangsa.

Kebersihan dan sanitasi memengaruhi kehidupan serangga


penyebabnya.

o Keturunan

Tidak ada pengaruh genetik, tetapi cenderung terdapat pada

o Lingkungan

orang-orang yang mempunyai stigmata atopik.


Lingkungan yang jelek seperti banyak semak dan kotor sangat
baik untuk kehidupan serangga.

Penyakit Kulit

Gejala singkat
penyakit

Pemeriksaan

kulit

Alergi

127

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:


Penderita sering mengeluh gatal dengan riwayat gigitan serangga sebelumnya.
Kelainan klinis khas berupa urtikaria papular yaitu urtikaria yang berbentuk papulapapula kemerahan tersebar secara diskrit dan tidak teratur, terutama pada bagian
ekstensor lengan dan tungkai.

o Loknlisasi
: Biasanya pada bagian ekstensor lengan dan tungkai.
o Efloresensi/sifnt-sfatnya : Urtika berbentuk papuia berwarna kemerahan, tersebar
diskrit dan tidak teratur.

Gambaran
histopatologi:

Diagnosis banding

Prurigo mitis : Papula keci1, bulat, warna kemerahan; lebih mudah diketahui dengan
rabaan daripada dilihat, dan efloresensinya simetris. Urtikaria biasanya
teraba sebagai eritema yang lebar dan edema kulit.

Penatalaksanaan

Eradikasi serangga (DDT 5%, benzil benzoat) dan memelihara kebersihan lingkungan.

Epidermis : Sedikit akantosis, parakeratosis dan terdapat vesikel yang ditimbulkan


edema interselular.
o Dermis : Bagian atas didapati sebukan sel-sel radang kronik.

Sekarang sudah ada antihistamin H, generasi kedua seperti terfenadin, citresin,

loratadin yang memberi hasil yang baik dalam mengobati urtikaria akut;
kortikosteroid dipakai untuk mengobati urtikaria kronis.
S is t emik : antihis tamin sebagai antipruritus.
Topiknl

Prognosis

: bedak kocok antipruritik.

Baik.

Gambar 6.35 Urtikaria papulosa. Tampak


efloresensi eritropapulosa (eritema dan
papula).

Gambar 6.36 Urtikaria papulosa. Tampak


papula-papula lentikular yang hilang pada
penekanan.

128

Saripati Penyakit Kulit

ERITEMA NODOSUM

Definisi

Sindrom yang disebabkan reaksi hipersensitivitas tipe lambat terha- dap infeksi atau
sebab-sebab lain ftukan infeksi).

Penyebab dan

o Penyebab

epidemiologi

o lJmur
o Jenis kelamin
o Daerah
o Tklim

Belum diketahui dengan pasti, seringkali karena infeksi streptokok


beta, kuman lepra dan sarkoidosis.
Dewasa muda (20-35 tahun), jarang pada usia lebih dari 50 tahun.
Wanita 3 x lebih sering dari pria.

Di seluruh dunia.
Tropis, subtropis.

Gejala singkat
penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:


o Demam
o Sefalgia, anoreksia, nausea, kadang-kadang disertai muntah, artraTgia, neurotis,
adenopatia, iritis, orkitis, pleuritis dan splenomegali.

Pemeriksaan kulit

Lokalisssi

: Menyeluruh, juga di episklera,dagu, siku, lutut, kadang-

Efloresensi/sifut-sfatnya

: Nodula eritematosa 2-5 cm atau lebih besar, mirip

kadang di paha, lengan bawah dan wajah.


erisipelas atau pascakontusio jaringan (sehingga disebut
juga eritema kontusiformis). Lesi bertahan 3-6 minggu
atau berbulan-bulan, kemudian menghilang tanpa
supurasi atau pembentukan sikatriks.

Gambaran
histopatologi:

Tidak khas, perubahan terutama pada septa kolagen di bagian bawah dermis berupa
edema, inflamasi vena dengan proliferasi endotel, dan infiltrasi sel mononukleus,
neutrofil dan sel raksasa. Dilatasi pembuluh pada dermis bagian atas disertai roset
histiosit dan iimfosit yang kecil-kecil di sekitarnya.

Pemeriksaan

1. Tes

pembantu/
laboratorium

2. Pemeriksaan mikrobiologi.
3. Pemeriksaan histopatologi.

Diagnosis banding

tuberkulin.

induratum.
Nodular vaskulitis.

1. Eritema

2.

Penatalaksanaan

Mencari dan mengobati penyebab. Pengobatan bersifat simtomatik, dapat diberikan


kortikosteroid intralesi atau sistemik.

Prognosis

Dubia. Pengobatan dini dapat mencegah cacat.

Penvakit Kulit

Alergi

Gambar 6.37 Eritema nodosum pada per-

Gambar 6.38 Eritema nodosum. Tampak no-

gelangan kaki.

dus-nodus berwarna merah.

129

NEURODERMATITIS SIRKUMSKRIPTA
(liken simpleks kronik)
Definisi

Merupakan penyakit gatal-gatal lokal yang berlangsung kronik, lesi disebabkan


garukan dan gosokan berulang, dengan gambaran likenifikasi berbatas tegas.

Penyebab dan

epidemiologi

ketat; dermatitis seboroika; psoriasis.


o ljmur
: Dewasa, jarang pada anak-anak.
o Jenis kelamin : Wanita lebih banyak dari pria.
o Bangsa/ras : Banyak pada bangsa Asia.

Gejala singkat
penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keiuhan tambahan:


Gatal terus menerus, spasmodik atau paroksismal. Pada daerah gatal timbul sisiksisik seperti psoriasis.

Pemeriksaan kulit

Penyebab : Tidak diketahui, diduga akibat gigitan

Loknlisasi

. Efloresensi

serangga; pakaian yang

: Punggung, leherdanekstremitas,terutamapergelangantangandan
kaki, serta bokong.
: Papuia miliar, likenifikasi dan hiperpigmentasi, skuama dan

kadang-kadang ekskoriasi.

130

Saripati Penyakit Kulit

Gambaran
histopatologi:

Epidermis hiperkeratosis, akantosis dan sedikit papilomatosis. Dermis: pelebaran


pembuluh-pembuluh darah dan sebukan se1 radang kronik.

Diagnosis banding

7. Psorissis: efloresensi biasanya berupa eritema berbatas tegas, skuama putih


men gkilat dan berlapis-lapis.
2. Tineo korporis: mikroskopik ditemukan elemen jamur.
3. Prttrigo nodularis: kelainan

kulit yang berbatas tegas, bagian pinggir aktif dengan

bagian tengah relatif tenang.

Penatalaksanaan

o Umum
o Khusus

Prognosis

Baik.

:
:

Mencegah garukan dan gosokan; hindari gigitan serangga.


Sistemik: Sedatif atau antihistamin.
Topikal : Salep kortikosteroid dan preparat ter; kompres jika basah.
Injeksi kortikosteroid intralesi pada lesi-lesi yang kecil memberi
hasil yang memuaskan.

Gambar 6.39 Neurodermatitis sirkumskripta. A. Tampak papula-papula hiperpigmenthsi. B.


Likenifikasi, terasa gatal.

Penyakit Kulit

Alergi

131

Gambar 6.40 Neurodermatitis sirkumskripta. Nodula-nodula


hiperpigmentasi.

GRANULOMA ANULARE
Definisi

Adalah kelainan kulit yang khas dengan bentuk makula yang bundat, yang paling
banyak mengenai anak-anak.

Penyebab/

o Penyebab
o ljmur
o jenis kelamin
o Bangsa/ras
o Kebersihan

epidemiologi

Belum diketahui
Anak-anak dan dewasa muda

Tidak ada pengaruh


Tidak ada pengaruh
Tidak ada pengaruh

Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:

Sinar matahari, gigitan serangga, dan pukulan keras dapat merupakan faktor
pencetus /memperberat penyakit.
Makanan yang banyak mengandung protern seperti daging, telur, dan ikan sering
menjadi faktor pencetus.

Gefala-gejala
penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:


Dimulai dengan timbul daerah-daerah makula yang gatal yang menyebar ke arah
pinggir disertai daerah tengah yang atrofi.
Lesi tidak akan pernah menjadi ulkus.

Pemeriksaan kulit

Pemeriksaan
pembantu

Pemeriksaan gula darah, pemeriksaan darah lengkap, fungsi hepar dan fungsi ginial.

Histopatologi

o Pada dermis ditemukan granulasi yang berbentuk pagar.


o Gambaran histopatologi hampir sama seperti pada diabetes melitus, yaitu nekrosis

Loknlisasi ; Tangan, jari-jati,lutut, kaki dan kepala.


. Efloresensi : Numular, bundar, bagian tengah atrofi.

pada bagian tengah jaringan-jaringan kolagen.


o Sebukan sel-sel limfosit di sekitar daerah-daerah nekrosis, ditemukan sel-sel raksasa
Langhan's.

132

Saripati Penyakit Kulit

Diagnosis banding

Dermatomitosis oleh karena ada lesi-lesi makular yang eritematosus, dengan atrofi
bagian tengah disertai rasa gatal.
Liken planus harus dipikirkan karena ada rasa gatal, dan skuama halus.
Psoriasis perlu dipikirkan karena lesi-lesi bundar, batas-batas tegas, tetapi tidak ada
skuama yang tebal-tebal.

Penatalaksanaan

o Rasa gatal diobati dengan Antihistamin seperti loratadin, siterisin dan


klorfeniramin.

o Topikal : dapat diberikan obat-obatan steroid topikal seperti hidrokortison,


betametason atau triamsinolon.
o Triamsinolon intradermal dapat memberikan hasil yang baik.

Prognosis

Baik.

Gambar 6.42 Granuloma anulare. Pada pipi kanan ditemukan


makula yang eritematus dengan tepi yang meninggi.

Gambar 6.41 Granuloma anulare. Predileksi.

Penyakit Kulit

Alergi

133

PRURIGO HEBRA
Definisi

Adalah reaksi kulit yang bersifat kronik residif dengan efloresensi beraneka ragam.

Penyebab dan

Diduga ada pengaruh dari luar seperti


gigitan serangga, sinar matahari, udara dingin, dan pengaruh dari
dalam tubuh seperti infeksi kronik.
:
Anak-anak
sampai dewasa muda.
Umur
jenis kelamin : Wanita lebih banyak daripada pria.

Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:

Bangsa,/ras

Cejala singkat
penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keltihan utama dan keluhan tambahan:


Dari anamnesis didahului oleh gigitan serangga (nyamuk, semut), selanjuLnya timbul
urtikaria papular. Kemudian timbul rasa gatal, dan karena digaruk timbul bintikbintik. Gatal bersifat kronik, akibatnya kulit jadi hitam dan menebal. Penderita
mengeluh selalu gelisah, gatal dan mudah dirangsang.

Pemeriksaan kulit

Ada 2jenis prurigo hebra:


1. Prurigo mitis (bersifat ringan): biasa pada anak-anak sampai dewasa muda.
Lokalisasi pada bagian ekstensor ekstremitas, dahi, dan abdomen. Efloresensi

epidemiologi
a

Penyebab

: Yang pasti belum jelas.

o Daerah
o Faktor pencetus

o Kebersihan/higiene
o Keturunan
o Hormonal

Semua bangsa.

Lebih banyak pada daerah beriklim panas.


Infeksi kronik dan keganasan; kekurangan makan protein
dan kalori.
Kurang, sehingga berpengaruh menimbulkan penyakit.
Pada beberapa kasus ditemukan faktor keturunan.
Ikut berperan dalam menimbulkan penyakit.

berupa papula-papula berwarna merah (urtikaria papular), selanjulnya papula


menjadi runcing-runcing dan timbulvesikel, ekskoriasi dan likenifikasi. Efloresensi
bersifat multiformis dan gatal, akibat garukan timbul jaringan parut dan penebalan

kulit.
2.

Prurigo feroks (bersifat berat): efloresensi lebih banyak, papula-papula lebih besar,
keras menonjol di atas kulit, hiperpigmentasi dan likenifikasi tampak lebih luas
dan menonjol. Lokalisasi lebih luas sampai belakang telinga, dan sekitar pusar.
Selalu disertai adenopatia (prurigo bubo).

Gambaran
histopatologi

Epidermis : hiperkeratosis, parakeratosis dan akantosis, serta edema sel-sel epidermis. Dermis: pelebaran ujung-ujung pembuluh darah dan sebukan sel-sel radang

Pemeriksaan

|ll::"r,-raan

pembantu/
laboratorium

2.
3.
4.
5.

Diagnosis banding

7. Sksbies: sering menemukan lesi papulo-vesikel pada sela-se7a jari, pergelangan


tangan disertai gatal pada malam hari. Dapat dican Sarcoptes scabiei.
2. Gigitan serangga, biasanya pada bagian tengah lesi tampak ekskoriasi dikelilingi
daerah yang edema dan eritema.
3. Dermntitis herpetiformis: selalu disertai gatal; efloresensi berupa papula atau vesikel
dan ada kecenderungan berkelompok.

darah untuk mencari penyebab secara imunologik.


Pemeriksaan tinja untuk mencari infeksi cacing/parasit.
Pemeriksaan radiografi mencari infeksi tuberkulosis paru.
Imunofluoresen dalah mencari proses-proses alergi.
Tes tusuk berbagai alergen, parisit rt.,t dutt serangga (kutu busuk, nyamuk).

134

Saripati Penyakit Kulit


I

Gambar 6.43 Prurigo hebra. A. Predileksi. g. Papula-papula pada daerah ekstensor ekstremitas.

Gambar 6.44 A & B. Prurigo hebra pada anak-anak. Lengan dan kaki terkena

Pcnyakit Kulit

Alergi

135

Gambar 6.45 A & B. Prurigo hebra pada orang dewasa

Penatalaksanaan

Umum

Harus dicari faktor penyebabnya dan selanjutnya diobati. Pengobatan


bersifat simtomatis

Sistemik : Antihistamin untuk menghilangkan rasa gatai dan unluk penenang seperti
klorfeniramin, siproheptadin. Antibiotik jika ada infeksi sekunder.
Topiknl
: Antipruritus baik dalam bentuk salep atau bedak. Kortikosteroid krim/

salep sangat menolong untuk mencegah,/menghilangkan cacat jaringan

parut.

Prognosis

Umumnya dapat sembuh sendiri sesudah dewasa muda.

PRURIGO NODULARIS
Definisi

Adalah reaksi kulit yang bersifat kronik dengan gejala utama berupa nodus yang
menyebar di ekstremitas.

Penyebab dan

r Penyebab : Penyebabyangpastibelumdiketahui.
o Umur
: Dewasa.

epidemiologi
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:

o jenis kelamin : Lebih sering pada wanita.


a

Bangsa/ras

Musim/iklim

Kebersihan/higiene
Makanan

Semua bangsa.
Musim panas memperberat penyakit.
: Yang kurang akan memperberat penyakit.
: Seperti ikan asin, makanan laut, dan alkohol sering menye,

Emosi

babkan penyakit bertambah berat.


Ketegangan emosi menyebabkan penyakit semakin gatal
dan hebat.

136

Saripati Penyakit Kulit

Gejala singkat
penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:

Kelainan kulit dimuiai dengan papuia-papula miliar pada bagian ekstensor


ekstremitas, yang makin membesar membentuk nodus-nodus lentikular. Terasa sangat

gatal dan kadang-kadang terjadi infeksi sekunder. jika ada infeksi timbul

limfadenopati.

Pemeriksaan kulit

o Lokalisasi
: Ekstremitas bagian ekstensor.
o Efloresmsi/sifulsifatnya: Nodula lentikular berwarna hitam tersebar sepanjang
tungkai bagian ekstensor. Nodula dikelilingi daerah
hiperpigmentasi.

Gambaran
histopatologi:

. Epidermis :
o Dermis :

Parakeratosis, hiperkeratosis, akantolisis dan papilomatosis.


Pelebaran ujung-ujung pembuluh darah, sebukan sel-sel radang dan

tampak kumpuian serat-serat kolagen kasar tegak lurus pada


permukaan kulit.

Pemeriksaan

Pemeriksaan darah, elektrolit, kimia darah dan laju endap darah.

pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding

I.

Dermstitis atopik tipe dewasa: perbedaan pada iokalisasi di punggung kaki, dan
efloresensi biasanya berupa likenifikasi.
2. Liken simpleks kronik: biasanya di punggung kaki/tangan, hiperpigmentasi,
likenifikasi numular sampai plakat.

Gambar 6.46 Prurigo nodularis. A & B. Nodu/a-nodula pada ekstremitas.

Penyakit

Kulit Alergi 137

Gambar 6.47 Prurigo nodularis.


Tampak nodul-nodul yang terasa

sangat gatal.

Penatalaksanaan

Sistemik:

antihistamin H, golongan terbaru seperti loratadin, terfenadin atau sitresin diberikan


1 kali sehari.
o suntikan kortikosteroid intralesi terutama larutan triamsinolon asetonida 5-10 mg/

ml. Dosis 0,1.-0,2 ml pada tiap tempat suntikan dengan jarak suntikan 1 kali
seminggu.

Prognosis

Baik.

DERMATITIS MEDI KAMENTOSA

Definisi

Merupakan penyakit yang terjadi karena penggunaan obat kulit dan selaput lendir.

Penyebab dan

o Penyebab

epidemiologi
a

Umur

Jenis kelamin

: Obat-obatan yang masuk ke dalam tubuh melalui mulut,


suntikan atau anal.
: Dapat pada semua umur.
: Frekuensi yang sarna pada pria dan wanita.
: Semua bangsa.

Bangsa/ras

Daerah/musim
: Tidak berpengaruh.
Kebersihan/lingkungan : Tidak berpengaruh.
Keturunan
: Akan berpengaruh jika ada sifat hipeisensitivitas.

a
a

Gejala singkat
penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:


Gejala dapat timbul akut, subakut atau kronik. Keluhan utama biasanya gatal, dan
suhu badan meninggi.

Pemeriksaan kulit

o Loknlisasi
; Seluruh tubuh. Simetris.
o Efloresensi/sifat-sifntnya : Makulo-papular (morbiliformis) urtikaria, vesikobulosa
dan purpura (polimorf) atau berupa eritema multiforme.

Pemeriksaan

1. Hitung eosinofil.
2. Uji kulit dan tes provokasi oral terhadap obat-obat yang dicurigai.

pembantu/
laboratorium

138

Saripati Penyakit Kulit

Diagnosis banding

Tergantung lokalisasi, jenis dan sifat e{loresensi, yaitu dengan ttrtiknrin,pentfigtrs, alau
d

enn rft it is he r pet ifo r m i s.

Penatalaksanaan

o UmLrm : Hentikan pemakaian obat-obart yang diduga menyebabkan dermatitis.


e KhusLrs '. Sistcmik; Antihistamin; antibiotik; kortikosteroid.
T'opikal : Jika basah kompres terbuka dengan soi. KMnOn. Jika kering
dengan salep kortikosteroid.

Prognosis

Umumnyabaik.

,-

Gambar 6.49 Erupsi obat pada wajah dan leher.

Gambar 6.48 Dermatitis medikamentosa Tampak

papula dan eritema menyeluruh di dae rah

,:'
.

t.

ti.frj'

,s

Gambar 6.50 Dermatitis

Gambar 6.5'l

hiperpigmentasi.

papula-papula miliar.

D e rm atiti

s medi kamentosa. Erosi, eritema dan

Penyakit Kulit

Gambar 6.52 Dermatitis medikamentosa khas


menyeluruh akibat suntikan obat.

Alergi

Gambar 6.53 Dermatitis medikamentosa


akibat suntikan penisilin.

Gambar 6.54 Erupsi obat. Eritema dan papulapapula menyeluruh.

139

140

Saripati Penyakit Kulil

Gambar 6.55 A &

B.

Erupsi obat karena sulfa.

Gambar 6.55 Vaskulitis alergik, salah satu bentuk erupsi


obat.

Gambar 6.57 A & B. Erupsi tetap. Salah satu bentuk dermatitis medikamentosa, tampak makula hiperpigmentasi menetap.

Penyakit Kulit

Alergi

141

srNDROM STEVENS f OHNSON


Definisi

Adalah penyakit kulit akut dan berat, terdiri dari erupsi kulit, kelainan mukosa dan
lesi pada mata.

Penyebab dan

o Penvebab

epidemiologi

Belum jelas, ada beberapa faktor pencetus seperti:


T.lnfeksi: virus, jamur, bakteri, parasit.
2. Obat: penisilin, barbiturat, hidantoin, sulfonamid, fenolf talein.
3. Faktor fisik: sinar X, sinar matahari, cuaca.
4. Penyakit kolagen vaskular.
5. Neoplasma.
6. Kehamilan.
7. Kontaktan.

o lJmur
o Jenis kelamin

Biasanya pada usia dewasa.


Frekuensi yang sama pada pria dan wanita.

Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:

o Musim/iklim
o Lingkungan

Lebih sering pada cuaca dingin.


Faktor fisik seperti sinar matahari, hawa dingin, sinar X, dll.

Gejala singkat
penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:


Didahului panas tinggi dan nyeri kontinu. Erupsi timbul mendadak. Gejala bermula
di mukosa mulut berupa lesi bulosa atau erosi, eritema, disusul mukosa mata, genitalia sehingga tefbentuk trias: stomatitis, konjungtivitis dan uretritis. Gejala prodromal tak spesifik, dapat berlangsung hingga 2 minggu. Keadaan ini dapat menyembuh
dalam 3-4 minggu tanpa sisa, beberapa penderita mengalami kerusakan mata
permanen. Kelainan di sekitar lubang badan (mulut, alat genital, anus) berupa erosi,
ekskoriasi, dan perdarahan. Kelainan pada selaput lendir, muiut dan bibir selalu
ditemukan. Dapat meluas ke faring sehingga pada kasus yang berat penderita tak
dapat makan dan minum. Pada bibir sering dijumpai krusta hemoragik.

Pemeriksaan

kulit

o Loknlisasi
: Biasanyageneralisata,kecualipadakepalayangberambut.
e Efloresmsi/sifat-sfotnya : Eritema berbentuk cincin (pinggir eritema, tengah relatif
hiperpigmentasi), yang berkembang menjadi urtikaria
atau lesi papular berbentuk target dengan pusat ungu, atau
lesi sejenis dengan vesikel kecil. Purpura (petekie), vesikel
dan bula, numular sampai dengan plakat. Erosi, ekskoriasi,

perdarahan dan krusta berwarna merah hitam.

Gambaran
histopatologi:

Peradangan pada bagian atas kulit dan dilatasi pembuluh darah, infiltrasi
perivaskular, ekstravasasi eritrosit serta edema pada stratum korneum. Epidermis
mengalami perubahan sedang sampai berat, terjadi spongiosis dan edema intraselular,
pembentukan vesikel'dan bula yang mengandung serum dan sel polimorfonuklear,
sebagian eosinofil.

Pemeriksaan

pembantui
laboratorium

untuk menilai penyebabnya apakah alergi atau infeksi.


2. Imunofluoresensi banyak membantu membedakan sindrom Stevens-Johnson
dengan penyakit kulit dengan lepuh subepidermal lainnya.
1. Pemeriksaan darah

142

Saripati Penyakit Kulit

Diagnosis banding

LNekrolisis e.pidermnl toksik: yang khas di sini adalatL epidermis terlepas dari dasamya

(epidermolisis).
2. Pemfigus: biasanya ada akantolisis dan tes Nikolski positif.
3. Vrtriolo henoragika: efloresensi kulit berupa r.esikel/br"rla dalam stadium yang sama

(monomorf).

Penatalaksanaan

Umum

o Mengembalikan keseimbangan cairan dan elektrolit dengan pemberian


cairan intravena.

o Jika penderita koma, lakukan tindakan darurat terhadap keseimbangan


O, dan COr.
Khnsus

Sistemik:

r
I

r
Topiknl: I

Kortikosteroid dosis tinggi, prednison 80-200 mg (liue-snrting)


secara parenteral/per oral, kemudian diturunkan perlahanlahan.

Pada kasus berat diberi deksametason IV, dosis 4x5 mg


selama 3-10 hari. Jika keadaan Lrmum membaik, penderita
dapat menelan, maka obat diganti dengan prednison (dosis
ekivalen). Pada kasus ringan diberikan prednison 4x5 mg -

4x20 mg/hari, dosis diturunkan secara bertahap jika telah


terjadi penyembuhan.
Pengobatan lain: ACTH (sirtetik) 1 mg, obat anabolik, KCI

3x500 mg, antibiotik, obat hemostatik (Adona), dan


antihistamin.
Vesikel dan bula yang belum pecah diberi bedak salisil 2%.
Kelainan yang basah dikompres dengan asam salisil 1%o
.

:[:fjT#,il*::'Jt53"1$*Ti'ifl-trJ::3i;ilH1t13,11
dan kortikosteroid.

Prognosis

Umumnya baik, dapat sembuh sempurna bergantung pada perawatan dan cepaLnya
mendapat terapi yang tepat. Jika terdapat purpura, prognosis lebih buruk. Angka
kematian

*#itr*;
*f*rI
rdtr'**

*,4

5-15%.

Gambar 6.58 Sindrom StevenJohnson. A. Pada mata dan


selaput mata. B. Stomatitis dan
konjungtivitis.

Penyakit Kulit

Alergi

143

ERITEMA MULTIFORMIS

Definisi

Adalah reaksi mendadak di kulit dan selaput lendir dengan efloresensi yang khas
berupa gambaran iris.

Penyebab dan

Penyebab

: Penyebab yang pasti belum jelas, diduga karena alergi obat,

Umur
|enis kelamin

: Biasanya dewasa
: Frekuensi yang sama pada pria dan wanita.

infeksi virus, udara dingin atau rangsangan fisik.

epidemiologi
a
a

Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
Gejala singkat
penyakit

Bangsa/ras

Musim/iklim

Kebersihan/higiene
Keturunan
Lingkungan

Semua bangsa.
Panas atau dingin, sering merupakan faktor pencetus.

Kurang baik sehingga menyebabkan penyakit ini.


Diabetes melitus, sering merupakan faktor penyebab.
Yang memberi rangsangan.

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:


Tanpa sebab yang jelas, mendadak demam, malaise dan kesadaran menurun. pada
kulit timbul makula, eritema berbatas tegas, disusul lepuh-lepuh. Kelainan ini dapat
melibatkan selaput lendir. Penderita mengeluh nyeri dan gatal.

Pemeriksaan kulit

: Punggung tangan, telapak tangan dan kaki, bagian

Loknlisasi

ekstensor ekstremitas, selapur lendir, dan genitalia.


EJI o r e s en

i / sfa

t -s

ifa

tny a

: Tipe makular berupa makula eritematosa yang bundar


dengan vesikel pada bagian tengahnya sehingga menyerupai cincin yang disebut bentuk ins (target cell).Tipe

bulosa: tampak plak urtika dan di berbagai tempat


ditemukan bula-bula besar, lebar, tak berbatas tegas,
dikelilingi oleh eritema.
Pemeriksaan

1. Pemeriksaan

pembantu/
laboratorium

2. Pemeriksaan kemih

Diagnosis banding

1. Pemfigus:

kimia darah untuk melihat anemia dan gangguan elektrolit.


untuk melihat pengaruh pada ginjal

makula eritematosa dengan bula yang tegang, tak gatal. Keadaan umum
menurun dan terjadi epidermolisis.

2. Dermatitis mediknmentosa: biasanya didahului riwayat penggunaan obat (oral atau

suntikan), disusul erupsi kulit mendadak.


3. Nekrolisis epidermal toksik:bula besar-besar, kendur, tidak ada sel target, dan ada
epidermolisis.

Penatalaksanaan

Umum : menjaga keseimbangan elektrolit dengan memberi makan dan elektrolit


melalui vena, terutama jika tak dapat menelan.
Khusus:
Sistemik:Injeksi kortikosteroid seperti betametason 4 x Q,g mg/hari sampai lesi kering.
Sesudah penderita dapat makan, diberikan secara oral. Antibiotik seperti gentamisin
7

Prognosis

g/hari IV; oksitetrasiklin 4 x 500 mgl hari, Claforan

Menuju baik.

g/hari IV.

144

Saripati Penyakit KuIit

ji;:.i

Gambar 6.59 Eritema multiforme. Tampak efloresensi berbentuk iris (target cell).

NEKROLISIS EPIDERMAL TOKSIK (NET)

Definisi

Adalah suatu penyakit kulit akut yang ditandai dengan epidermolisis menyeluruh.

Penyebab dan

o Penyebab : Tidak diketahui, diduga ada hubungan dengan alergi obat.


o ljmur
: Sering pada orang dewasa.
o Jenis kelamin : Frekuensi yang sama pada pria dan wanita.

epidemiologi
Gejala singkat
penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:


Penderita tampak sakit berat disertai demam tinggi dengan kesadaran menurun. Lesi
kulit berupa eritema menyeluruh yang diikuti vesikel dan bula dalam jumlah banyak.
Pada rvajah timbul erosi dan ekskoriasi.

Pemeriksaan kulit

'. Seluruh tubtth (genernlisstn).


Loknlisnsi
Efl or es ensi /sifat - sifa tny a ; Eritema, vesikel dan bula generalisata. Erosi dan ekskoriasi

mukosa. Epidermolisis numular sampai plakat, dan purpura yang tersebar di seluruh tubuh.

Gambaran
histopatologi:

Pada stadium dini tampak vakuoiisasi dan nekrosis sel-se1 stratum basalis sepanjang
perbatasan dermis-epidermis. Pada lesi lanjut tampak nekrosis eosinofilik sel-sel

epidermis dengan pembentukan vesikel subepidermal.

Pemeriksaan

Kimia darah untuk melihat keseimbangan cairan tubuh.

pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding

Steaens-lohnson: keadaan umum biasanya buruk disertai vesikel dan bula


tanpa epidermolisis.
2. Dermatitis kontak toksik: biasanya lesi timbul pada tempat kontak dan tak ada

I. Sindrom

epidermolisis.
3. Staphylococctts scalded skin syndrome: biasanya timbul pada anak-anak dengan
lokalisasi tertentu. Berupa buia numular di leher, ketiak dan wajah.

Penyakit Kulit

Penatalaksanaan

145

Umum : Keseimbangan cairan dan elektrolit. Diet rendah garam tinggi protein.
Khusus : o Kortikosteroid: deksametason 4-6x5 mg/hari selama 3-5 hari kemudian
diturunkan secara cepat.
o Antibiotik: gentamisin 2 x 80

mg/hari, eritromisin 20-a0 mg/kgBB

hari selama 7-14hari.


o

Prognosis

Alergi

KCl3 x 500 mg.

Tergantung luas kelainan. Jika meliputi lebih dari 50%, prognosis buruk.

Gambar 6.60 Nekrollsls epidermal toksik.


Tampak bula hemoragik dan erosi.

Gambar 6.61 Nekrollsls epidermal toksik. Bula pada punggung kaki.

146

Saripati Penyakit Kulit

STAPHYLOCOCCAL SCALDED SK/N SYNDROMf

(SSSS)

Definisi

Adalah suatu penyakit kulit dengan epidermolisis yang disebabkan oleh eksotoksin
atau protein ekstraselular stafilokok.

Penyebabdan
epidemiologi

'

Etiologi

: StaphylococcltsaureLrsgroup 2tipefaga52,53dan7l
Epidemiologi : Banyak menyerang anak-anak dan bayi, tetapi dapat juga
menyerang orang dewasa.

o ]enis kelamin : Lebih banyak pada pria; perbandingan

singkat
penyakit
Ceiala

5:1.

Penyakit ini sangat mirip dengan nekrolisis epidermal toksik, dan sering dikelirukan.

Tetapi menurut beberapa ahli kedua penyakit ini sangat berbeda baik dalam
patogenesis, penyebab, patoiogi anatomi maupun prognosisnya. ssss memberi gejala
panas mendadak, serta menimbulkan skuamasi yang lebar dalam bentuk lembaran-

lembaran.

Pemeriksaan

kulit

o Loknlisssi :
o Efloresensi :

Biasanyamenyeluruh(generalisata).
Vesikel, bula dengan ukuran bervariasi dari numular sampai

plakat, disertai krusta dalam bentuk lembaran-lembaran.


Gambaran lesi biasanya anular.

Pemeriksaan
histopatologi:

Diagnosis segera dapat ditegakkan dengan pemeriksaan sediaan irisan beku; pada
bagian atas/atap bula tidak terdapat proses nekrosis.

Pemeriksaan
pembantu/

Biakan cairan bula, usapan selaput lendir mulut, hidung dan telinga dapat
menghasilkan pertumbuhan stafilokok.

laboratorium
Diagnosis

banding

7. Nekrolisis epiclermnl foksik: lesi kulit iebih dalam dan pada pemeriksaan sediaan
irisan beku terdapat nekrolisis epidermis. Keadaan umum penderita lebih buruk.
2. sindrom sterten-lohnsorr; biasanva memberi gejala sistemik yang berat, lesi
mukokutan yang berat, tes Nikolsky dan pemeriksaan sel Tzank positif.

Penatalaksanaan Topiknl

: Dapat diberi KMnO4 i/10.000 atau larutan asam borat 37o.


Sistemik : Antibiotik spektrum luas seperti kloksasiklin. Dosis dewasa 4 x 500 mgl
hari. Eritromisin 40-50 mg/kg BB selama 1,4eIhari, sefalosporin 1 g/
hari selama 10-14 hari.
Kortikos teroid merupakan kontraindikasi.

Prognosis

Apabila pengobatan sempuma prognosis cukup baik.

Penyakit Kulit

Alergi

147

Gambar 6.62 SSSS. Tampak eritema dan


lembaranlembaran krusta yang besar.

Mffi'{
parut'
Gambar 6.63 A & B. Erosi pada kedua kaki, pada penyembuhan tidak meninggalkan iaringan

PENYAKIT KULIT
KARENA INFEKSI BAKTERI
SKROFULODERMA

Definisi
i

Penyebab dan

epidemiologi

Adalah tuberkulosis kutis mumi sekunder yang terjadi secara per kontinuitatum dari
jaringan di bawahnya, misalnya kelenjar getah bening, otot dan tulang.

: Mycobacterium tuberculosis (jenis human), basil tahan asam,

24

ukuran

x 0,3-15 mikron.
: Biasanya pada anak-anak dan dewasa muda; dapat terjadi pada

o lJmur

r
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:

Penyebab

semua umul.
Jenis kelamin : Perbedaan antara pria dan wanita tidak bermakna.

o Bangsa/ras : Semua bangsa.


o Daerah : Frekuensi terbanyak pada negara-negara yang belum
r Musim/iklim : Penyebaran lebih mudah pada musim penghujan. berkembang.
o Kebersihan : Frekuensi lebih tinggi pada sanitasi yang klrang baik.
t Gizi
: Gizikurangakanmenyebabkanpenyakitlebihmudahmeluasdan
lebih berat.

Gejala singkat
penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:


Dimulai dengan infeks-i sebu_ah kelenjar yang selanjutnya berkembang menjadi periadenitis. Beberapa kelenjar kemudian dapat meradangsehingga membentuk suatu

kantong kelenjar 'klier pakket'. Pada stadium selanjutnya terjadi perkijuan dan

perlunakan, mencari jalan keluar denganmenembus kulit di itasnya, dengandemikian


terbentuk fistel. Fistel tersebut kian melebar, membentuk ulkus yang mempunyai
sifat-sifat khas.

Pemeriksaan kulit

o Loknlisasi

EJI or es en

i /sifu t - sifatny n

; leher, aksila, daerah lumbal dan inguinal.


: ulkus bentuk oval, pinggir meninggi, tepi tidak rata,
drnding menggaung, dasai kotor, sekret rnukopurulen,
tidak berbau. Daerah sekitar ulkus tampak livide dan
ditemukan jembatan-jemba.tan kulit.

Gambaran
histopatologi:

Tampak radang kronik,dan jaringan nekrotik mulai dari lapisan dermis sampai

Pemeriksaan

1. Tes Mantoux dan radiogram paru

pembantu/
laboratorium

148

subkutis tempat ulkus terbentuk. Jaringan yang mengalami nekrosis kaseosa dikelilingi
oleh sel-sel epitel dan sel-sel datia Langhans.

untuk melihat apakah masih ada fokus-fokus


yang masih aktif.
2. Biakan sekret ulkus dan tes resistensi.
3. Pemeriksaan darah, hitung jenis, laju endap darah dan kimia darah.

Penyakit Kulit karena lnfeksi

Diagnosis banding

Penatalaksanaan

Bakteri 149

Tergantung lokalisasi:

o Leher

o Ketiak

o Lipat paha

Umum
Khusus

Aktinomikosis, biasanya menimbulkan benjolan/ deformitas dengan


beberapa muara fistel, produktif.

Hidradenitis supuratiua, biasanya menimbuikan sikatriks sehingga


terjadi tarikan-tarikan yang mengakibatkan kontraksi ketiak.
Limfopatia aenereum, biasanya akut, dengan gambaran limfadenitis
akut, merah dengan gejala umum, panas, malaise.

: Istirahat dan isolasi.


: Sistemik: 1. Streptomisin

40 mglkg BB
2. INH 20 mg,/kg,BB/hari
3. Etambutol25 mg/kg BBlhari
4. Vitamin 86 10 mglkg BBlhari
5. Altematif lain:
o Rifampisin 15 mglkgBB/hari

untuk mengganti streptomisin.


o Kanamisin injeksi 25 mg/kg BBlhari.
o Pirazinamid 30-40 mg/kgBBlhari.
Topiknl : Jika basah dengan kompres PK 1/5.000. Jika kering dengan
krim, salep antibiotik dan salep minyak ikan digunakan untuk
merangsang pinggir ulkus agar cepat menutup.
Prognosis

Umumnyabaik.

Gambar 7.1 Skofuloderma. Predileksi.

cambar 7.2 Skrofuloderma di aksila.

150

Saripati Penyakit Kulit

Gambar 7.3 A, B & C. Skrofuloderma. Tampak ulkus, fistel, sikatriks, dan jembatan kulit (skin bridges).

Penyakit Kulit karena lnfeksi

Bakteri

151

TUBERKULOSIS KUTIS VERUKOSA

Definisi

Adalahbentuk tuberkulosis kutis yang disebabkan infeksi Mycobacteriumtuberculosis


secara eksogen pada kulit, memberi gambaran bentuk lesi granuloma/infiltrat dengan
permukaan verukosa, Jenis ini timbul pada orang-orang dengan daya tahan tubuh
tinggi dan baik.

Penyebab dan

epidemiologi

o ljmur
o Jenis kelamin

Biasanya lebih banyak pada usia muda dan anak-anak.


Frekuensi yang sama pada pria dan wanita.

Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:

o Pekerjaan /lingkungar-r

Sering ditemukan pada pekerjaan di bawah ini:


Ahli patologi, ahli bedah, orang-orang yang melakukan
autopsi, peternak, juru masak, anatomis dan pekerja lain

My cobacterium ttrb erculosis (jenis human).

Penyebab

yang mungkin berkontak langsung dengan jaringanjaringan yang mengandr,rng M. ttfu er culosis seperti pekerja

laboratorium.

Gejala singkat
penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:


Mikobakterium masuk ke dalam kulit melalui luka-luka kecil/abrasi kulit, selanjutnya
berkembang menjadi papula-papula yang verukosa dengan penyebaran serpiginosa.
Tinggi infiitrat dapat mencapai2-3 cm, permukaannya eritematosa dan menyerupai
ginjal. Bentuk ini tidak pernah menjadi ulkus dan tidak disertai pembesaran kelenjar

limfe regional.

Pemeriksaan

kulit

o Loknlisasi

: Tangan, bokong, kaki, lutut, dan tempat-tempat yang

: Infiltrat/tuber verukosa, permukaan eritematosa kadangkadang livide, berbentuk ginjal/bulan sabit akibat

mudah terkena trauma.


Efloresatsi/sifat-sifatnya

penyebaran yang serpiginosa.

Gambaran
histopatologi:

Pada epidermis tampak hiperkeratosis, akantosis. Pada reaksi radang yang akut sering
dengan gambaran abses di lapisan ini. Pada dermis tampak nekrosis kaseosa.

Bentuk lain dari


tuberkulosis kutis
antara lain:

1.

Lupus vulgaris

Predileksi

: Muka, daerah sekitar ketiak.

Efloresensi : o Infiltrat yang eritematosa dengan batas tegas, jika ditekan akan

berwarna kekuningan.
Sikatriks pada arah yang berlawanan, sebagai bagian yang sudah
menyembuh.
Sering terbentuk setengah lingkaran atau polisiklis.

2. Papulonekrotik

Predileksi

: Anggota gerak, terutama bagian ekstensor, punggung dan lipat

paha.

Efloresensi : o Papula-papula, miliar sampai lentikular, yang pada bagian


o

atasnya, timbul daerah-daerah yang nekrotik, berwarna merah


kehitaman diskreta, daerah sekitar tampak normal.
Jika sembuh meninggalkan jaringan parut.

152

Saripati Penyakit Kulit

Pemeriksaan

pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding

1. Tes Mantoux.
2. Biakan bakteriologik dan tes resistensi.
3. Pemeriksaan darah: hitung jenis dan laju endap darah.

L Kromomikosls: hanya dapat dibedakan dari gambaran histopatologi.


2. Neaus aerukosns'. biasanya solitar, lunak; iokalisasi di kepala.

3.Frambusin stadium 11: lesi biasanya banyak di atas kulit, permukaan seperti buah
seri dan lebih menonjol.

Penatalaksanaan

Umum :
Khusus :

laga kebersihan kulit/lingkungan.


Sistemik :o Streptomisin 40 mg/kgBB/hari; dewasa 1 g/har|

. INH 20 mg/kg BBlhari


I Etambutol 25 mg/kg BBlhari.

Topikal

: o Kortikosteroid pada infiltrat/tuber (intralesi).


r Obat alternatif: rifampisin 15 mglkg BB/ hari; kanamisin
25

mg/kg BB/hari.

o Keratolitik kuat seperti asam salisiiat 5-10% dalam saiep.

Prognosis

Baik, penyakit dapat sembuh spontan walaupun membutuhkan waktu lama (beberapa

bulan sampai tahun).

Gambar 7.4 Tuberkulosis kutis verukosa. Tampak papula


dengan permukaan kasar.

Penyakit Kulit karena lnfeksi

Bakteri

153

Gambar 7'5 Tuberkulosis kutis verukosa. A. Makula eritematosa, permukaan


kasar, serpiginosa.
B. Papula-papula verukosa, menyebar serpiginosa.

.:i

.].:

Gambar 7.6 Eritemanodosum: papulapapula lentikular, eritenatosus pada


p e n de

rita

t ub e

rk u I osi s.

Gambar 7.8 Tuberkulosis papulonekrotik


tampak papula-papula dengan di atasnya
daerah nekrosis.

154

Saripati Penyakit Kulit

KUSTA
(lepra)

Definisi

Merupakan penyakit infeksi mikobakterium yang bersifat kronik progresif, mulamula menyerang saraf tepi, dan kemudian terdapat manifestasi kulit.

Penyebab dan

o Penyebab : Mycobacterium leprae, basil tahan asam, 1-8 x 0,24,5 mikron.


o lJmur
: Kelompok umur terbanyak adalah 25-35 tahun; di bawah itu jarang.
o Jenis kelamin : Frekuensi yang sama pada pria dan wanita.

epidemiologi
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:

Bangsa/ras

Pada ras kulit hitam insidens bentuk tuberkuloid lebih tinggi. Pada

o Sosioekonomi

kulit putih lebih cenderung tipe lepromatosa.


Banyak pada negara-negara berkembang dan golongan sosio-

o Kebersihan
o Turunan

ekonomi rendah.
Lingkungan yang kurang memenuhi kebersihan.

Tampaknya faktor genetik berperan penting dalam penularan


penyakit ini. Penyakit ini tidak diturunkan pada bayi yang
dikandung ibu lepra.

Gejala singkat
penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:

Pembagian lepra:

Menurut kongres intemasional Madrid 1953,lepra dibagi atas tipe Indeterminan (I),
tipe tuberkuloid (T), tipe lepromatosa, dan tipe borderline (B). Ridley Jopling (1960)
membaginya menjadi: I,TT,BT,BB,BL, dan LL. Pembagian Madrid sering untuk
segi praktis di lapangan, sedang pembagian Ridley jopling terutama dipakai untuk
penelitian dan pengobatan di pusat penelitian dan leprosaria.

Pemeriksaan kulit

Lesi diawali dengan bercak putih bersisik halus pada bagian tubuh, tidak gatal,
kemudian membesar dan meluas. jika saraf sudah terkena, penderita mengeluh
kesemutan/baal pada bagian tertentu, ataupun kesukaran menggerakkan anggota
badan yang berlanjut dengan kekakuan sendi. Rambut alispun dapat rontok.

Loknlisnsi
Efloresensi/sifalsifutny a

: Seluruh tubuh.
: Tipe I: makulahipopigmentasiberbatas

tegas; anestesi dan


anhidrasi; pemeriksaan bakteriologi C); tes lepromin (+).

Tipe TT: makula eritematosa bulat atau lonjong,

permukaan kering, batas tegas, anestesi, bagian tengah


sembuh; bakteriologi (-); tes lepromin positif kuat.
Tipe BT: makula eritematosa tak teratur, batas tak tegas,

kering, mula-mula ada tanda kontraktur, anestesi;


pemeriksaan bakteriologi (+/-); tes lepromin (+/-).
Tipe BB: makula eritematosa, menonjol, bentuk tidak
teratur, kasar, ada lesi satelit; penebalan saraf dan
kontraktur; pemeriksaan bakteriologi (+); tes lepromin (-).
Tipe BL: makula infiltrat merah mengkilat, tak teratur,
batas tak tegas; pembengkakan saraf; pemeriksaan
bakteriologi ditemukan banyak basil; tes lepromin (-).
Tipe LL: infiltrat difus berupa nodula sirnetri, permukaan
mengkilat; saraf terasa sakit, anestesi; pemeriksaan
bakteriologi positif kuat; tes lepromin (-).

Penyakit Kulit karena lnfeksi

Bakteri

155

Selain pemeriksaan kulit harus pula diperiksa/dipalpasi


saraf tepi (nervus ulnaris, radialis, aurikularis magnus dan
poplitea); mata (lagoftalmus); tulang (kontraktur atau

absorbsi); dan rambut (alis mata, kumis dan pada lesi


sendiri).

Pemeriksaan
pembantu

1. Pemeriksaan anestesi dengan

jarum atau air panas.

2. Tes keringat dengan pinsil tinta; pada lesi akan hilang, sedang pada kulit normal
ada bekas tinta (tes Gunawan).
3. Pemeriksaan histopatologi: perlu untuk klasifikasi penyakit.
4. Tes lepromin untuk klasifikasi penyakit.
5. Pemeriksaan bakteriologi untuk menentukan indeks bakteriologi (IB) dan indeks

morfologi (IM). Pemeriksaan ini penting untuk menilai hasil pengobatan dan
menentukan adanya resistensi pengobatan.

Diagnosis banding

Beberapa hal penting dalam menentukan diagnosis banding lepra:

o
o
o
o

Ada makula hipopigmentasi


Ada daerah anestesi
Pemeriksaan bakteriologi memperlihatkan basil tahan asam.
Ada pembengkakan/pengerasan saraf tepi atau cabang-cabangnya.

Tipe I (makula hipopigmentasi): tinea versikolor, vitiligo, pitiriasis rosea, dermatitis


seboroika atau dengan liken simpleks kronik.
Tipe TT (makula eritematosa dengan pinggir meninggi): tinea korporis, psoriasis,
lupus eritematosus tipe diskoid, atau pitiriasis rosea.
Tipe BT, BB, BL (infiltrat merah tak berbatas tegas): selulitis, erisipelas, atau psoriasis.
Tipe LL (bentuknodula): lupus eritematous sistemik, dermatomiositis, atau erupsi obat.

Penatalaksanaan

Pengobatan kombinasi DDS dan rifampisin.


. Tipe I, TT, dan BT: DDS 100 mglhari dan rifampisin 600 mg setiap bulan. Keduanya
diberikan selama 6-9 bulan. Pemeriksaan bakteriologi dilakukan setelah 6 bulan
pengobatan. Pengawasan dilakukan selama 2 tahun. iika tidak ada aktivasi secara
klinis dan bakteriologi tetap negatif dinyatakan relief from control (RFC) (bebas dari
pengamatan).
o Tipe BB, BL, LL: kombinasi DDS, rifampisin, dan Lampren. DDS 100 mg/hari;
rifampisin 600 mg setiap bulan; dan Lampren 300 mg setiap bulan, diteruskan
dengan 50 mg setiap hari atau 100 mg selang sehari, atau 3 x 100 mg setiap minggu.
Pengobatan dilakukan selama 2-3 tahun. Pemeriksaan bakteriologi setiap 3 bulan.
Sesudah 2-3 tahun bakteriologi tetap negatif, pemberian obat dihentikan (release
from trentmenf = RFT). Jika setelah pengawasan tidak ada aktivitas klinis dan
pemeriksaan bakteriologi selalu negatif, maka dinyatakan bebas dari pengawasan
(RFC = releasefrom control).

Prognosis

Dengan adanya obat-obat kombinasi, pengobatan menjadi lebih sederhana dan lebih
singkat, serta prognosis menjadi lebih baik, jika sudah ada kontraktur dan ulkus
kronik, prognosis menjadi kurang baik.

156 Saripati Penyakit Kulit

Gambar 7.9 Kusta tipe indeterminan (l).

Gambar 7.10 Kusta tipe borderline (BB).

Gambar 7.11 Ulkus trofikum. Ulkus


akibat gangguan trofis pada kusta.

Gambar 7.12 Kusta tipe borderline (BB)

Penyakit Kulit karena lnleAsi

Gambar 7.13 Kusta tipe tuberkuloid (TT). A & B. Tampak bagian tengah agak tenang dan bagian
tepi aktif.

Gambar 7.14 A & 8. Tampak pembesaran saraf pada kusta tipe tuberkuloid (TT).

Bakteri

157

158 Sarpati Penyakit Kulit

Gambar 7.15 Kusta tipe lepromatosa. A. Beberapa infiltrat di pipi. B. Nodula-nodula di seluruh wajah.

Gambar 7.16 Kusta tipe borderline (BB);


makula dan infiltrat yang menonjol tidak teratur.

Gambat 7.17 Absorpsi tulang-tulang jari pada


kusta tuberkuloid (TT)

Penyakit Kulit karena lnfeksi

Bakteri

159

REAKSI KUSTA

Definisi

Adalah episode akut dari penyakit kusta dengan gejala konstitusi, aktivasi dan atau
timbul efloresensi baru di kulit.

Klasifikasi

1. Eritema nodosum leprosum (ENL)


2. Reaksi pembalikan (reaksi retsersal; reaksi upgrading).

Eritema Nodosum
Leprosum

Umumnya terjadi pada lepra tipe BL atau LL. Yang berperan penting adalah sistem
imunologis humoral.

Gejala klinis:

Gejala konstitusional berupa demam, menggigil, mual, nyeri sendi, sakit pada saraf
dan otot. Pada kulit timbul: eritema, nodus, dan jika nodus pecah menimbulkan ulkus.

Predileksi: lengan, tungkai dan dinding perut.

Penatalaksanaan

Antipiretik dan analgetik parasetamol atau metampiron 4 x 500 mg. Kortikosteroid


seperti prednison dengan dosis permulaan 20-40 mg/hari dibagi dalam 4 dosis, atau
kortikosteroid lain dengan dosis ekivalen. Klofazimin 300 mglhari. Obat antikusta
yang lain diteruskan.

Reaksi Pembalikan

Umumnya pada lepra tipe BT, BB, dan BL. Yang memegang peranan penting adalah
sistem imunologis selular.

Gejala klinis

Gejala konstitusi lebih ringan dari ENL. Gejala kulit: lesi-lesi lepra menjadi lebih
banyak dan lebih aktif secara mendadak. Tidak timbul nodus dan terkadang ada
jejak neuritis.

Penatalaksanaan

]ika timbul neuritis berikan kortikosteroid, prednison 30-60 mglhari. Obat-obat kusta
yang lain diteruskan. Penderita tidak perlu dirawat di rumah sakit. Analgetik dan
antipiretik jika perlu.

Gambar 7.184. Reaksi kusta


bentuk reversibel; B. Lesi-lesi
kusta menjadi lebih aktif.

160

Saripati Penyakit Kulit

Gambar 7.19 A & B. Reaksi kusta bentuk ENL. Tampak nodus-nodus tanpa ulkus dan nyeri.

PATEK

(frambusia = puru)
Definisi

Adalah infeksi sistemik menahun yang disebabkan oleh Treponemn pertenue.

Penyebab dan

Penyebab

Umur

epidemiologi

Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:

o
o
o
o
o

Jenis

kelamin

Bangsa/ras

Daerah

: Treponemn pertenue; tergolong spiroketa, berukuran 5-15


mikron, dengan jumlah lekukan 5-10.
: Anak dan dewasa muda.
: Frekuensi yang sama pada pria dan wanita.

0,5

: Asia dan Afrika.


: Tropis sering endemik.

Musim/iklim : Lebih mudah berkembang di musim hujan.


Kebersihan : Kurang, sehingga menunjang penyebaran penyakit.
Lingkungan : Populasi yang padat seperti sekolatg asrama, pasar, memudahkan
penyebaran penyakit.

Gejala singkat
penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:


Dibagi dalam 3 stadium perkembangan:

e Stadium I: mulai dengan papula yang selanjutnya menjadi banyak berkelompok.


Lesi terutama mengeluarkan serum berwama kuning coklat yang melekat pada
papula membentuk krusta. Papula yang ditutupi oleh krusta kuning disebut induk
patek. Kelenjar getah bening membesar, penderita panas dingin, sakit keras, dan
malaise.

Penyakit Kulit karena lnfeksi

Bakteri

161

Stadium II: sesudah beberapa bulan induk patek hilang sendid, timbul lesi patek
kedua yang hampir sama dengan induk patek, tetapi lebih kecil dan tersebar di
seluruh tubuh. Nodula-nodula permukaan seperti buah seri ditutupi oleh krusta
kuning coklat yang disebut anak patek.
o Stadium III: stadium destruktif, menyerang kulit, tulang dan sendi. Pada kulit
dapat timbul nodus atau guma yang destruktif; pada tulang terjadi periostitis atau
osteitis. Dekstruksi tulang rawan hidung dapat menimbulkan gangosa atau gondou.

Pemeriksaan kulit

Stadium /: tungkai bawah dan daerah yang terpajan. Stadium II: seluruh tubuh, sesudah beberapa saat predileksi
menetap di lipatan-lipatan sekitar lubang hidung, anus.

Loknlisasi

o Efloresensi/sfat-sifatnya

Stsdium 1I1: tuiang-tulang panjang dan tulang rawan


hidung, tulang rawan atau kaki.
Stadium I: papula atau ulkus dengan permukaan papiliformis ditutupi krusta kuning coklat (induk patek).
Stadium II: anak patek. Papula-papula atau nodus
dengan permukaan kasar menyerupai buah seri (frambus), ditutupi oleh krusta kuning coklat. Beberapa papula
dapat tersusun arsinar atau korimbiformis.

III: Guma produktif,

mengeluarkan jaringan
nekrosis, serum dan darah berwarna kuning kehitaman.
Hiperkeratosis palmaris dan plantaris.

Stadium

Gambaran
histopatologi:

Epidermis

o Dermis

Pemeriksaan

pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding

Hiperkeratosis, papilomatosis, akantosis, ujung-ujung pembuluh


darah melebar dan sebukan sel radang kronik seperti sel plasma, sel
mas, dan limfosit.
Pada lesi yang lanjut, infiltrat menjadi padat di sekeiiling ujung-ujung
pembuluh darah dan kelenjar kulit.

1. Pemeriksaan serologik, yaitu tes serologi untuk sifilis seperti WR dan VDRL.
2. Pemeriksaan mikroskop lapangan gelap dari induk patek dan anak patek.
3. Pemeriksaan radiografi untuk melihat destruksi tulang.

Stadium

kuning

1. Ulkus tropik

: Permukaan rata, dasar cekung dan sekret

2. Furunkel

kehijauan.
: Biasanya menonjol, daerah sekitar meradang dan

Ektima
2.Impetigo

: Krusta tebal tanpa granulomatosa.


: Krusta mudah lepas dan tidak berdarah.

nyeri.

Penatalaksanaan

Stadium

II

Stadium

lll

SifiIisstadiumlanjut: Hanya dibedakan dari cara infeksi, ada lesi di


mukosa, dan dapat ditularkan kepada bayi yang
dikandung.

Umum : Memperbaiki higiene dan kebersihan.


Khusus

Prognosis

1,.

Baik.

Suntikan penisilin, misal: benzatin penisilin G dosis tunggal2,4 jutaIM.


Pada anak-anak setengah dosis dewasa. Jika tidak tahan penisilin dapat
diberikan eritromisin 20-50 mglkg BB selama 2*4 minggu.

762

Saripati Penyakit Kulit

Gambar 7.20 Patek stadium l. Tampak


ulkus meninggi, tak produktif.

Gambar 7.21 A. Papiloma krustosa-lesi khas pada patek stadium lt.


B. Papiloma krustosa sekitar anus. C. papiloma krustosa di lipatanlipatan (aksila).

Penyakit Kulit karena lnfeksi

Gambar 7.22 Bentuk khas puru. A. Papulapapula tertutup krusta. B. Permukaan berbenjol
menyerupai buah frambus. C. Salah satu lesi
menyerupai buah frambus (murbei).

Bakteri

163

PENYAKIT KULIT KARENA


PARASIT & INSEKTA
SKABIES

(gudik = the itch)


Definisi

Adalah penyakit kulit akibat infestasi dan sensitisasi tungau Sarcoptes Scnbiei jenis
manusia dan produknya pada tubuh.

Penyebab dan

o Penyebab

epidemiologi

o Umur
o Jenis kelamin

Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:

o Bangsa/ras
o Penularan

o Lingkungan

Sarcoptes scabiei jenis manusia; tergolong

famili artropoda kelas

araknida, ordo akarina, famili sarkoptes.


Banyak menyerang anak-anak, walaupun orang dewasa dapat pula
terkena.
Frekuensi yang sama pada pria dan wanita.
Semua bangsa.

Dapat langsung maupun tidak langsung melalui pakaian, tempat


tidur dan alat-alat tidur, handuk, dan lain-lain.
Populasi yang padat pada suatu tempat mempermudah penularan

penyakit.

o Daerah

Kumuh, dengan kebersihan dan higiene yang buruk mempermudah penularan.

Gejala singkat
penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan ntama dan keluhan tambahan:

Penderita selalu mengeluh gatal, terutama pada malam hari. Kelainan kulit mulamula berupa papula, vesikel. Akibat garukan timbul infeksi sekunder sehingga terjadi
pustula.

c Loknlisosi

jari tangan, pergelangan tangan, ketiak, sekitar pusat,


paha bagian dalam, genitalia pria, dan bokong. Pada bayi:
Sela

kepala, telapak tangan dan kaki.

vesikel miliar sampai lentikular disertai


ekskoriasi (scratch mark). Jika terjadi infeksi sekunder
tampak pustula lentikular. Lesi yang khas adalah
terowongan (kanalikulus) miliar, tampak berasal dari salah
satu papula atau vesikel, panjang kira-kira 1 cm, berwarna
putih abu-abu. Akhir/ujung kanalikuli adalah tempat
persembunyian dan bertelur Sarcoptes scsbiei betina.
Tungau betina bertelur 3*5 telur/hari. Sesudah 3-4hari,
telurmenetas menjadi larva, dalam 3-5 harimenjadinimfa,

Efloresensi/sifoFsifatnya: Papula dan

selanjutnya menjadi tungau dewasa. Tungau jantan dewasa

mati di atas permukaan kulit sesudah mengadakan


kopulasi, sedang yang betina membuat terowongan baru,

bertelur dan mati sesudah 2-3 minggu.

Penyakit Kulit karena Parasit &

Sarcoptes scabiei dewasa,

lnsekta

165

larva, telur atau skibala dari dalam terowongan.

Pemeriksaan

Mencari

pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding

l.prurigo: biasanya berupa papula-papula yang gatal; predileksi pada bagian


ekstensor ekstremitas.

2. Gigitan seranggaibiasanya jelas timbul sesudah ada gigitan, efloresensinya urtikaria

papular
S.lolikutitis: nyeri, efloresensi berupa pustula miliar dikelilingi daerah yang eritema'

Penatalaksanaan

Umum:
Khusus

Prognosis

Meningkatkan kebersihan perorangan dan lingkungan; menghindari orang-orang yang terkena; mencuci/menjemur alat-alat tidur dan jangan
memakai pakaian / handuk bersama-sama.
o Sulfur presipitatum 2-5o/o dalambentuk salep atau krim. Obat ini lebih
efektif jika dicampur dengan asam salisilat2ok. Dioleskan di seluruh
tubuh sesudah mandi dan dipakai 3-4 hari berturut-turut.
o Emulsi benzilbenzoat 20-25% selama 24 jam.
o Gama benzen heksaklorida (Gameksan) 0,5-1% dalam salep atau krim,
dioleskan selama 24 jam.
o Krotamiton 10% dalam bentuk salep atau krim dipakai selama 24 jam.
o Krim permetrin 5"h dapat memberi hasil yang baik'

Baik.

Gambar 8.1 SarcoPtes Scabiei.

166 Saripati Penyakit Kulit

_/,\

+r*t

$i

/\

l\

lr.,z \

ffi)/

, Y.v'

Gambar 8.2 Skabies. Predileksi

Gambar 8.3 Skabies di sela tangan. Tampak


kanalikuli.

Gambar 8.4 Skabies. A & B. Tampak papula dan pustul pada tempat predileksi.

Penyakit Kulit karena Parasit &

Gambar 8.5 A. Skables pada pergelangan tangan. B. Sela-sela jari.

Gambar 8.6 Skables dengan lnfeksi sekunder


pada bokong dan sela gluteal.

Insekta

167

168 Saripati Penyakit Kulit

PEDIKULOSIS KAPITIS
(tuma kepala)
Def

inisi

Adalah infeksi kulit dan rambut kepala yang disebabkanPediculushumanus aar. capitis.

dan
epidemiologi
Penyebab

. Penyebab

: Pediculus humanus aar, capitis.

o Umur/kelamin : Sering pada anak wanita dan r.,"anita dewasa.


o Penularan : Langsung atau tidak langsung melalui sisir, topi, bantal dan
sebagainya.

yang r Bangsa/ras
memengaruhi o Kebersihan
timbulnya
Faktor-faktor

: Semua bangsa.
: Anak-anakyangbelummengerti tentangkebersihandanhigiene

rambut kepala lebih sering terkena penyakit ini.

penyakit:

singkat
penyakit
Gejala

Pemeriksaan

kulit

Pemeriksaan

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:


Gejala tersering adalah rasa gatal akibat gigitan tuma. Akibat garukan dapat terjadi
infeksi sekunder sehingga timbul folikulitis, furunkulosis, dan rambut melekat satu
sama lain. Kelenjar getah bening leher dapat pula membesar.

Loknlisasi

EJloresensi/sifat-sifatnyn

Bagian belakang kepala (regio oksipitalis) dan di atas


telinga (regio parietalis).
Tampak krusta yang melekat pada rambut, danbeberapa
rambut bergabung menjadi satu. Ditemukan tuma kepala
dan telur-telur yang melekat pada rambut.

Mencari tuma kepala dan telurnya.

pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding Diagnosis tidak sulit, namun perlu didiagnosis banding dengan dermatitis seboroika
atau pioderma primer.

PenatalakSanaan Umum :

Menjaga kebersihan kepala, rambut harus sering dicuci dan dirawat

dengan baik.
o Gama benzen heksaklorida 1% dalam bentuk shampoo; dapat diulang
beberapa kali.

Khusus

o Jika ada

infeksi sekunder diberi antibiotik, misalnya penisilin dan

eritromisin.

Prognosis

Baik.

Penyakit Kultt karena Parasit &

insekta

169

Gambar 8.7 Pediculus humanus var. capitis.

PEDTKULOSTS KORPORTS

(tuma badan)
Definisi

Adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh Pediculus humanus aar. corporis.

Penyebab dan

o Penyebab : Gigitan Pedicttlushumnnusaar. corporis. Tumatinggalmelekatpada


lipatan-lipatan pakaian dan sewaktu-waktu mengisap darah pada
kulit.
o Umur
: Biasanya menyerang orang dewasa.
o Penyebaran : Di seluruh dunia.
r Iklim
: Daerah beriklim dingin tempat orang memakai pakaian tebal.
o Kebersihan : Banyak menyerang orang-orang yang kebersihan dan higiene
kurang.
r Lingkungan : Banyak ditemukan di daerah-daerah perkebunan dan peternakan.

epidemiologi

Gejala singkat
penyakit

Perjalanan penyakit dan keluhan utama:


Tuma sewaktu mengisap darah mengeluarkan air liur yang menyebabkan rasa gatal
pada kulit. Akibat gigitan, timbul papula-papula dan karena digaruk akan tampak
bekas-bekas garukan.

Pemeriksaan kulit

c Lokalisnsi
. Efloresensi

:
:

Daerah pinggang, ketiak dan inguinal.


Papula-papula miliar disertai bekas garukan yang menyeluruh.

Pemeriksaan
pembantu

Mencari tuma dalam lipatan pakaian.

Diagnosis banding

1. Sknbies: biasanya gatal pada malam hari; ada anggota atau tetangga yang sakit;
predileksi pada sela-sela jari dan pergelangan tangan.
2. Gigitnn serangga'. terutama pada daerah yang tidak ditutupi pakaian; efloresensi

urtikaria papular.
3. Folikulitis: biasanya nyeri; efloresensi berupa pustula

miliar.

170

Saripati Penyakit Kulit

Penatalaksanaan

Umum
Khusus

Prognosis

Meningkatkan kebersihan dengan memakai pakaian yang bersih.


o Pakaian harus direbus dan dijemur di panas matahari.
o camabenzenheksaklorida 1%baik dalam larutan atau krim, dioieskan
pada kulit dan didiamkan selama 15 menit.
o Obat lain: benzii benzoat 20-25% dalam larutan atau krim.

Baik.

Gambar 8'8 A & B. Gigitan Pediculus humanus var. corporis (tuma badan) di sekitar ikat pinggang, depan dan
belakang.

PEDIKUIOSIS PUBIS
(phthiriasis pubis)
Definisi

Adalah infeksi tuma pada rambut dan kulit di daerah pubis dan sekitarnya.

Penyebab dan

Penyebab

Penyebaran

Phthirus pubis; ditularkan melalui kontak terutama kontak seksual.

epidemiologi

Umur

Kosmopolit.
Umumnya orang dewasa, pria maupun wanita.

Gejala singkat
penyakit

Perasaan gatal di daerah pubis dan sekitarnya terutama jika banyak keringat. Pada
daerah pubis dan perut bagian bawah ditemukan bercak-bercak merah abu-ibu yang
disebut makula serulae. Tidak hanya menyerang pubis, dapat meluas ke ketiak dan

daerah lain.

Pemeriksaan kulit

Loknlisasi

: Daerah pubis, ketiak,

jenggot, alis dan rambut kepala.

' Efloresensi : Papuia miliar dengan urtika yang disebut sebagai makula serulae.
Pemeriksaan

pembantu/
laboratorium

Mencari tuma dewasa yang melekat erat di pangkal rambut, dan telur pada rambut.

Penyakit Kulit karena Para.sit &

Insekta

171

Diagnosis banding

Karena menimbulkan rasa gatal di daerah pubis, dapat didiagnosis banding dengan
dermatitis seboroika dan tinea kruris.

Penatalaksanaan

Umum : Rambutkemaluan/ketiak/jenggotdicukur.
Khusus : o Gamabenzenheksaklorida 1% dalambentukkrim atau lotion, dioleskan
sekali sehari, dapat diulang sesudah 1 minggu.
o Krotamiton 1% krim atau iotion, dioleskan sekali sehari dan dapat
diulang sesudah 1 minggu.
o lnfeksi sekunder diobati dengan antibiotik seperti penisiiin atau
eritromisin.

Prognosis

Baik.

Garnbar 8.9 Phthirus pubis.

Gambar 810 Pedikulosis pubis. A. Tampak telur (nits) tuma melekat pada rambut kemaluan. B. Tuma
menempel pada kulit di sekitar pangkal rambut.

172 Saripati Penyakit Kulit

CREEPING ERUPTION

(ruam menjalar
Definisi

= larva kesasar = larva menjalar)

Adalah kelainan kulit khas berupa garis lurus atau berkelok- kelok, progresif, akibat
larva yang kesasar.
Penyebab

Umur

Jenis kelamin

:
:

Penyebab dan

epidemiologi

Larva cacing tambang anjing atau kucing (Ancylostoma caninum


atau A. braziliense).
Biasanya anak-anak atau orang dewasa.
Lebih sering pada pria.

Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:

o Bangsa,/ras
o Daerah

:
:

o Kebersihan/higiene

Gejala singkat
penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:

Pemeriksaan kulit

Bersifat kosmopolit.

Berpasir lembap dan terlindung seperti daerah-daerah


perkebunan.
Berperan penting dalam penyebaran penyakit.

Larva menembus kulit tetapi tidak mencapai pembuluh darah dan menyebar di
subkutis. Pada tempat masuk larva tampak papula yang selanjutnya menjalar
berkelok-kelok, polisiklis sehingga tampak merupakan garis liniar atau berkelok-kelok
di kulit. Penderita akan merasa gatal dan nyeri.

Lokalisasi

: Terutama punggung tangan, kaki, anus, bokong, paha

dan telapak kaki.


Efloresensidnnsifat-sifntnya: Garis merah berkelok-kelok, merupakan kumpulan
papula atau vesikel.

Pemeriksaan

Mencari larva dari ujung ruam yang menjalar.

pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding

Penyakit ini mudah dikenali, sekali lihat tidak akan lupa, tetapi harus didiagnosis
banding dengan granulomn snulsre atauherpes zoster pada stadium permulaan.

Penatalaksanaan

Umum
Khusus

: Menjaga kebersihan lingkungan terhadap reservoir larva.


: r Tiobendazol50 mg/kg BBlhari selama 2hari.

o Krioterapi dengan salju CO, ditekan selama 45-60 detik atau


semprotanNrO.
o Semprotan dengan kloretil pada ujung lesi sampai beku dengan
harapan larva akan mati.
r Antihistamin untuk mengurangi rasa gatal.

Prognosis

Baik.

Penyakit Kulit karena Parasit & lrrcekta 173

Gambar 8.11 Larva migrans. Tampak lesi yang berkelok-kelok,


menjalar.

AMEBIASIS KUTIS
Def inisi

Adalah infeksi amuba ke dalam kulit dengan gejala-gejala khas.

Penyebab dan

epidemiologi

o Penyebab : Entamoeba histolyticn; bentuk bulat dengan diameter 20-40 mikron.


o lJmur
: Semua umur, walaupun lebih sering pada dewasa.
o Penyebaran : Di seluruh dunia, paling sering di daerah tropis.

Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:

o Umumnya didahului infeksi amuba di tempat lain terutama di saluran cerna dan
abses hati.
. Kebersihan: orang-orang yang kurang mengerti kebersihan lebih mudah terkena
penyakit.

Gejala singkat
penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:


Lesi dimulai sebagai abses di sekitar anus, selanjutnya memecah dan mengeluarkan
amuba. Kemudian menjadi daerah yang merah dan menebal. Biasanya penderita
mengeluh gatal dan sakit.

Pemeriksaan kulit

c Loknlisasi : Genitalia ekstema, sekitar anus, perineum dan bokong.


. Efloresensi : Makula eritematosa dengan permukaan kasar tak rata. jika sudah
lama akan menjadi granuloma merah di sekitar anus.

Gambaran
histopatologi:

Epidermis: hiperkeratosis, dapat pula sebukan jaringan nekrosis dengan sel plasma,
limfosit dan sel-sel polinuklear. E. histolytica dapat ditemukan dalam jaringan kulit.

Pemeriksaan

1. Mencari E. histolytica dalam tinja.


2. Pemeriksaan serologi.

pembantu/
laboratorium

174

Saripati Penyakit Kulit

Diagnosis banding

Granuloma inguinale, limfogranuloma venereum, atau tuberkulosis mukokutan;


bahkan karsinoma rektum harus dipikirkan sebagai diagnosis banding.

Penatalaksanaan

o Emetin l rng/kg BB selama 10-14 hari.


o Diiodohidroksikuinolin atau tetrasiklin juga berkhasiat baik, jika tidak berhasil
dengan emetin.

Prognosis

Baik.

Gambar 8.12 Amebiasis kutis. A & B. Tampak granuloma di sekitar


anus, permukaan tidak rata.

GIGITAN SERANGGA
(insecf bife)
Definisi

Adalah kelainan akibat gigitan atau tusukan serangga yang disebabkan reaksi
terhadap toksin atau alergen yang dikeluarkan artropoda penyerang.

Penyebab dan

epidemiologi

o Penyebab : toksin atau alergen dalam cairan gigitan serangga tersebut.


o Umur
: semua umur.
o Jenis kelamin : frekuensi yang sama pada pria dan wanita.

Penyakit Kulit karena Parasit &

lnsekta 175

Faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:

Lingkungan yang banyak serangga, seperti perkebunan, persawahan, dll.

Cejala singkat
penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keiuhan tambahan:


Setelah digigit serangga timbul edema pada kulit, disusul jaringan nekrosis setempat.
Penderita mengeluh gatal dan nyeri pada tempat gigitan. Gejala sistemik berupa rasa
tak enak,muntah-muntah,pusingsampai syok, dapat menyertai gigitandengan toksin
yang berat (seperti gigitan laba-laba hitam).

Pemeriksaan kulit

c Lokslisnsi

Di mana saja di seluruh tubuh.


morbiliformis atau bula yang dikelilingi

Efloresensi dan sifat-sifutnya : Berupaeritema

eritema dan iskemia, kemudian terjadi nekrosis luas dan


gangren. Kadang-kadang berupa pustula miliar sampai

lentikular menyeluruh atau pada sebagian tubuh.

Gambaran
histopatologi:
Pemeriksaan
pembantu/

Edema antara sel-sel epidermis, spongiosis, serta sebukan sel polimorfonuklear. Pada

dermis ditemukan pelebaran ujung pembuluh darah dan sebukan sel radang akut.
1. Pemeriksaan darah

melihat eosinofil.

2. Tes tusuk dan goresan dengan alergen tersangka.

laboratorium
Diagnosis banding

Biasanya kronik, berbentuk papula/nodula kronik yang gatal.


Tidak jelas ada gigitan/tusukan serangga.
.). Dermatitis kontak : Biasanya jelas ada bahan-bahan kontaktan, iesi sesuai dengan
1.

Prurigo

2. Urtiknrin

tempat kontak.

Penatalaksanaan

Prognosis

Baik.

Topiknl: Jika reaksi lokal ringan, dikompres dengan larutan asam borat 3oh, alau
kortikosteroid topikal seperti krim hidrokortison 7-2'k. Jlka reaksi berat dengan
gejala sistemik, lakukan pemasangan torniket proksimal dari tempat gigitan, dan
diberi obat sistemik.
o Sistemik: Injeksi antihistamin seperti klorfeniramin 10 mg atau difenhidramin 50
mg. Adrenalin 1% 0,3-0,5 ml subkutan. Kortikosteroid sistemik diberikan pada
penderita yang tak tertolong dengan antihistamin atau adrenalin.

176

Saripati Penyakit Kulit

Gambar 8.13 Gigitan serangga. A

&8,

Tampak papula-paputa dan bekas garukan.

Gambar 8.14 Gigitan agas. Tampak


pap u la- pa pu la e ritematosa.

Gambar 8.15 Gigitan kutu babi. Tampak


papula dikelilingi oleh papula-papula kecil.

Gambar 8.16 Gigitan tawon. Tampak edema


palpebra dan bagian tengah yang nekrosis.

Penyakit Kulit karena Parasit &

lnsekta

177

TRIKOMONIASIS

Definisi

Sebenarnya tergolong penyakit akibat hubungan seksual (PHB); disebabkan oleh


T ri cho mon as

a n

ginalis.

Penyebab :

dan
epidemiologi

o
o

yang
memengaruhi

Banyak dipengaruhi oleh kebersihan yang kurang pada orang-orang dalam usia aktif
seksual'

Penyebab

Faktor-faktor

lJmur

Trichomonasuaginalis.

Umumnya wanita dewasa'

timbulnya
penyakit:
Gejala

singkat
-

penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:


Biasanya penderita datang dengan keluhan gatal pada daerah kemaluan dan gejala

keputihan.

Pemeriksaan

kulit

Loknlisasi
Efloresensi/sifat-sifatnyn

:
:

Daerahkemaluanbagianluarmaupunbagiandalam.
Ditemukan daerah eritematosa dengan sedikit erosi;
besamya bervariasi mulai numular sampai plakat. Pada
bagian dalam kemaluan tampak eritema mukosa disertai
fluor albus.

Pemeriksaan
pembantu I

Pemeriksaan sekret vagina dengan preparat basah dapat ditemukan Trichomonas


aaginalis'

laboratorium
Diagnosis

banding

Kandidiasisuaginalisatauuretritisnon-gonoroika,ltgamenghasilkansekrettidakkhas.

Penatalaksanaan Umum :
Khusus :

Jagakebersihan, pasangan seksual diperiksa dan diobati.


Sistemik; Metronidazol 4 x 250 mg/hari selama 7-1.4hari, atau nimorazol

atau tinidazol2 gram dosis tunggal.


Topiknl ; Dapat diberikan bedak kocok.

Prognosis

Umumnya baik.

AKNE VULGARIS, AKANTOSIS


NIGRIKANS, DAN AKNE ROSASEA
AKNE VULGARIS

Definisi

Adalah peradangan kronik dari folikel pilosebasea yang disebabkan oleh beberapa
faktor dengan gambaran klinis yang khas.

Penyebab dan

Penvebab

epidemiologi

Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:

Umur

|enis

kelamin :

Penyebab yang pasti belum jelas. Sebum yang dihasilkan oleh

kelenjar palit merupakan faktor penting untuk terjadinya akne


vulgaris.
Umumnya dewasa muda.
Wanita lebih banyak daripada pria.

o Bangsa/ras
o Makanan

Kulit putih lebih banyak daripada kulit berwarna.


Yang banyak mengandung lemak, mempermudah timbuh'rya akne.

o Musim/iklim
o Kebersihan/higiene
o Faktor keturunan
o Infeksi

Hormonal

o Kosmetik

Kejiwaan/kelelahan

Kelembapan dan temperatur yang tinggi berpengaruh


terhadap produksi sebum.
Kebersihan yang buruk mempermudah timbulnya akne.
Berpengaruh terhadap bentuk klinis akne.
Propionibacterium acnesberperanan dalam iritasi epitel folikel
dan mempermudah terjadinya akne.
Androgenik lebih mudah menimbulkan penyakit.
Pemakaian kosmetika (pada akne kosmetik) yang bersifat
komedogenik dapat menimbulkan akne.
Faktor ini tampak jika seseorang susah tidur dan menghadapi pekerjaan yang memerlukan konsentrasi, maka akne
akan kambuh.

Gejala singkat
penyakit:

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:


Erupsi timbul pada tempat predileksi terutama wajah disertai rasa gatal. Efloresensi
mula-mula berupa komedo dan selanjutnya menjadi pustula atau nodus dan kista.

Pemeriksaan kulit

Loknlisasi

'

Efloresensi/sifat-sifutnya: Papula, pustula, nodus atau kista

Klasifikasi

: Wajah, dada, punggung, dan lengan atas bagian luar.


miliar sampai lentikular
merata pada seluruh regio. lugarahitehead danblackhead.

Berdasarkan atas bentuk efloresensi terbanyak:


o Akne sistika
Efloresensi terutama berbentuk kista.
o Akne papulosa
Efloresensi terutama berupa papula.
o Akne pustulosa
Efloresensi terutama berupa pustula.
o Akne konglobata
Efloresensi terutama berupa nodus yang mengalami infeksi.
o Akne sikatrisial
Banyak sikatriks atrof is.

Akne Vulgaris, Akantosis Nigrikans dan Akne Rosasea 179

Berdasarkan penyebab:

o
o
o
o

o
o
o
e

Pemeriksaan
pembantu |
laboratorium
Diagnosis banding

Akne tropika.
Akne mekanik.
Akne neonatorum.
Akne kosmetika.
Akne klor.
Akne jabatan.
Akne minyak.
Akne seniiis.
Akne radiasi.

1. Analisis komposisi asam lemak di kulit.


2. Pemeriksaan terhadap mikroorganisrne Propionibacterium acnes, Staphylococcus

epidermidis danPityrosporum oaale.

T.Erupsiakneformis:biasanyaberupapapula,vesikelberkelompok;lokalisasiseluruh
tubuh.
2. Akne rlsasea: lebih merah dan khas; daerah hidung dan pipi.
3. Folikulitis; biasanya nyeri, tidak ada komedo tetapi terlihat pustula miliar.

Penatalaksanaan Umum :

Perawatan kebersihan kulit. Hindari makanan yang banyak mees krim, kacang-kacangan, coklat dan goreng-

ngandung lemak, seperti

Khusus :

Sorengan.

Sistemik; Tetrasiklin 3-4 kali sehari 250 mg; vitamin A 3 x 10.000 U/


hari; Doksisiklin 50 mglhari selama 7 hari atau Spiramisin 150300 mglhari selama 7 hari memberi hasil yang baik.
Topiknl : Sulfur 2-10oh; keratolitik: asam salisilat 3-5%; vitamin A: 0,050,1o/o; eritromisin L% dalam larutan; salep atau krim klin-

damisin 1%.

Prognosis

Baik, tetapi sebagian penderita sering residif.

180 Saripati Penyakit Kulit

Gambar 9.1 Akne vulgaris. Predileksi

Gambar 9.2 Akne papulosa. Efloresensi yang


te rbany ak adal ah papu I a-pap u la-

Gambar 9.4 lkne papulosa di dada

Gambar 9.3 Akne vulgaris. Gejala khas berupa


komedo putih dan hitam.

Akne Vulgaris, Akantosis Nigrikans dan Akne Rosasea 181

Gambar 9,5 Akne pustulosa.

Gambar 9.6 Akne sikatrisial. Parut yang khas.

Gambar 9.7 Akne kongloblata. Banyak kista dan abses

Gambar 9.8 Akne sikatrisial.

182

Saripati Penyakit Kulit

Gambar 9.9 Akne juvenilis. Akne yang timbul

Gambar 9.'10 Hiperpigmentasi akibat

pada usia muda.

pengobatan akne.

Gambar 9.12 Erupsi akneiformis. Papula-papula menyerupai


akne akibat pengobatan dengan korlikosteroid.

Gambar 9.11 Akne kosmetika. Tampak


papula-papula akibat sifat komedogenik
pembersih muka.

Akne Vulgaris, Akantosis Nigrikans dan Akne Rosasea 183

AKANTOSIS NIGRIKANS
Definisi

Adalah penyakit kulit dengan efloresensi utama berupa hiperpigmentasi dan


hiperkeratosis papilar.

Klasifikasi:

Dibedakan menjadi
1.

4 bentuk:
Akantosis nigrikans ganas

: Biasanya

2.

Akantosis nigrikans jinak

3. Kantosis nigrikans palsu

timbul akibat penyakit keganasan di


saluran cerna, paru-paru, mamae, pankreas,
uterus, ovarium. Biasanya pada orang tua.
Diturunkan secara autosomal dominan, timbul
sejak lahir danberkembang sampai dewasa muda.

: Biasanya bersama-sama

dengan kegemukan,

gangguan endokrin.

lain seperti sindroma Bloom, sindroma Rud, yang diturunkan

4. Sindroma akantosis nigrikans : Biasanya menyertai sindroma


secara resesif.

Gejala singkat
penyakit

o Loknlisssi

.
Gambaran
histopatologi:
Diagnosis banding

Efloresensi

; Predileksi pada ketiak, leher, bagian dalam paha, inguinal, bokong,


sekitar pusar dan sekitar anus, kadang-kadang di selaput lendir
mulut dan faring.
; Hiperpigmentasi, keratosis papilar dengan batas tak tegas, regional
dan skuama halus.

Epidermis : Hiperkeratosis, akantosis, atrofi dan papilomatosis.


banyak mengandung pigmen tersebar di bawah stratum basalis, dan pelebaran ujung pembuluh darah papila dermis.

Dermis : Sel-sel melanofor

Hiperpigmentasi dan keratosis harus didiagnosis banding dengan penyakit dermatitis kontak kronik, neurodermatitis, amiloidosis dan liken nitidus.

Gambar 9.13 Akantosis nigrikans. Tampak


hiperpigmentasi dan keratosis pada pangkal
rambut.

184 Saripati Penyakit Kulit

Penatalaksanaan

o Bentuk ganas : terapi keganasan primer dengan kemoterapi atau radiasi.


. Bentuk jinak: dapat diobati dengan dermabrasi, fulgurasi atau dengan eksisi iuas.
o Bentuk palsu : penyakit akan hilang jika obesitas dikembalikan pada berat badan
.|7lrTr1';*droms:pengobatankhususterhadapsindromapenyerta.

Prognosis

Jenis ganas buruk;1'enis yang lain bergantung hasil pengobatan penyakitnya, biasanya

pengobatan memberi hasil yang kurang baik.

AKNE ROSASEA
Definisi

Adalah peradangan kulit yang bersifat kronik, terutama di wajah.

dan
epidemiologi

Faktor yang
memengaruhi
timb'ulnya
penyakit:

Ada hubungannya dengan sinar ultraviolet.

singkat
penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keiuhan utama dan keluhan tambahan:


Mula-mula timbul bercak-bercak merah di wajah, yang makin meluas dan menetap.
Tampak pelebaran pembuluh darah (teleangiektasis).

Penyebab

Gejala

Pemeriksaan

kulit

Penyebab : Tidak diketahui.

oUmur

o Jenis kelamin

:Dewasa'
: Wanita lebih banyak daripada pria.

Loknlisasi
Efloresensi/sifnt-sfatnyn

: Wajah, terutama hidung dan pipi.


: Eriterr,a, papula dan pustula, serta teleangiektasis numular
sampai plakat.

Diagnosis

banding

1,. Akne aulgaris: disertai vesikel dan pustula'


2. Erupsi obat: disertai skuama halus dengan batas tidak jelas.
3. Lupus eritemstosus: biasanya eritema pada kedua pipi simetris.

Penatalaksanaan Umum :
Khusus :

Hindari faktor yang menimbulkan panas di wajah.


Kebersihan kulit dijaga.
Sistemik; Tetrasiklin 4 x 250 mg.
Topikal : Preparat yang mengandung sulfut 24o/o
Isotretinoin 2,5-5 mg/hari selama 6 bulan.
Isotretinoin 0,2ok dalarn bentuk krim.
Hidroskortison 0,17o dalam jangka waktu pendek.

Prognosis

Baik.

Akne Vulgaris, Akantosis Nlgrikans dan Akne Rosasea 185

Gambar 9.14 Akne rosasea. Tampak eritema, papula di


pipi dan hidung.

PENYAKIT KULIT BERLEPUH

PEMFIGUS VULGARIS

Definisi

Adalah salah satu penyakit berlepuh dengan pembentukan bula di atas kulit normal
dan selaput lendir.

Penyebab dan

o Penyebab

Penyebab yang pasti belum diketahui; diduga berhubungan dengan

o Umur
o Jenis kelamin

Banyak pada dasawarsa ke-5 dan ke-6; dapat juga semua umur.
Frekuensi yang sama pada pria dan wanita.

epidemiologi

autoimun.

Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:

o Bangsa/ras
Semua bangsa.
o Daerah
Seluruh dunia.
o Musim/iklim Tidak berpengaruh.
r Obat seperti D-penisilamin dapat menginduksi penyakit ini.

Gejala singkat
penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:


Keadaan umum penderita biasanya buruk. Enam puluh persen lesi biasanya pada
kepala berambut dan mukosa mulut. Gambaran awal berupa erosi dengan krusta,
dan beberapa bulan kemudian baru timbul bula generalisata. Mukosa lain yang

diserang: mata, hidung, laring, faring, serviks, vulva dan uretra. Bula berdinding

kendur, jika pecah timbul krusta yang dapat bertahan lama. Eritema, hipo-/
hiperpigmentasi. Tanda Nikolsky selalu positif; penderita mengeluh gatal dan nyeri.

Pemeriksaan kulit

o Loknlisnsi
: Generalisata.
o Efloresensi/sifat-sifutnya : Bula berdinding kendur, eritema, krusta, erosi, dan
hipo- /hiperpigmentasi.

Gambaran
histopatologi:

Pada epidermis ditemukan bula suprabasal, akantolisis epitel pada dasar bula. Dengan

mikroskop elektron ditemukan perlunakan semen interselular, kerusakan desmosom


dan tonofibril.

Pemeriksaan

1.

Imunologi: o

Tes imunofluoresensi langsung didapatkan antibodi intraselular tipe

Tes imunofluoresensi tak langsung didapatkan antibodi pemfigus

pembantu/
laboratorium

IgG & C3.


pada IgG.

2. Tes

Nikolsky selalu positif.

3. Pemeriksaan sel Tzanck selalu positif

Penyakit Kulit

Berlepuh

Gambar 10.1 Pemfigus vulgaris. Bula hemoragik.

Gambar 10.2 Pemfigus vulgaris. Beberapa bula


pecah meninggalkan sikatriks.

Gambar 10.3 Pemfigus vulgaris. Bula pada wajah

Gambar rc.a Pemfigus vulgaris. Bekas-bekas

dan badan.

bula dengan sikatriks.

187

188 Saripati

Penyakit Kulit

Diagnosis banding

7. Dermatitis herpetiformis: umurmya mengenai anak dan dewasa. Keadaan umum


penderita baik, keluhannya sangat gatal; letak bula subepidermal.
2. Pemfigoidbulosa; keadaan umum baik, dinding bula tegang terletak subepidermal;

terdapat IgG liniar.


3. Sindrom Steaen-lohnson:biasanyamemberikan kelainan-kelainan di rnata, bibir dan

kemaluan berupa erosi yang dalam; keadaan umum sangat buruk.

Penatalaksanaan

Prognosis

Dengan ditemukannya kortikosteroid dan imunostatik, maka prognosis pemfigus


vulgaris sekarang ini lebih baik.

Obat utama kortikosteroid, prednison 60-150 mg/hari atau deksametason dosis


tinggi IlvI atau IV. Setelah ada perbaikan dosis diturunkan secara logaritmik.
Antibiotik spektrum luas untuk melindungi terhadap infeksi.
r Alternatif lain berupa kombinasi kortikosteroid dengan imunostatik misalnya
prednison 50-100 mg/hari dengan siklofosfamida 100-500 mglhari. Maksud
kombinasi ini ialah agar dosis kortikosteroid tidak terlalu tinggi, sehingga efek
samping dapat dicegah.
o Keseimbangan cairan tubuh diperhatikan.

Ganibar 1O.5 Pemfigus vulgaris diobati


dengan steroid. Perkembangan iinak.

Gambar 10.6 Pemfigus vulgaris. Bula dan daerah'


daerah erosif.

Penyakit Kulit

Berlepuh 189

PEMFICUS FOLIASEUS
Def in isi

Adalah salah satu bentuk pemfigus yang memberi gejala klinik berupa vesikel-vesikel
berdinding tipis yang mudah pecah.

dan
epidemiologi

. Penyebab
r lJmur

Penyebab

Belum jelas; diduga suatu proses autoimun.


Umumnya antara 40-50 tahun.
Jenis kelamin : Frekuensi yang sama pada pria dan wanita.
:

yang o Bangsa/ras : Semua bangsa.


rnemengaruhi e Daerah : Seluruh dunia'
timbulnyaoMusim/iklim:Takberpengaruh.
Faktor'faktor

penyakit:

singkat
penyakit
Gejala

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:


Gejalanya tidak seberat pemfigus vulgaris. Perjalanan penyakit terjadi kronik dengan
remisi temporer. Penyakit mulai dengan vesikel/bula berukuran kecil, berdinding
kendur yang kemudian pecah menjadi erosi dan eksudatif. Yang khas adalah eritema

il:lffi
\

Pemeriksaan

kulit

3::iffi'*'[:\T,l;lrf*il]:Til;if

Loknlisqsi

il-"$J,lrakendurhanva

: Kulit kepala, wajah, dada, dan daerah seboroik; bersifat


simetris.

o Efloresensi/sifat-sifatnyn

:' Eritema menyeluruh disertai skuama kasar. Vesikel atau

bula lentikular berdinding kendur h'anya sedikiU daerah


erosif generalisata.

Cambaran
histopatologi:
Pemeriksaan
pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding

Epidermis : Ditemukan

akantolisis denganbula subkorneal.


pembuluh darah disertai sebukan
radang
limfosit
sel-sel
seperti eosinofil,
dan sel plasma.

Dermis : Tampak pelebaran masing-masing


1.Imunologi: IgG.
2. Tes NikolskY Positif
3. Percobaan Tzanck memberi hasil positif.

l.Eritroderma:seluruhpermukaantubuhmenjadimerahtanpaadaeksudasi;skuama
halus sampai sedang. Penderita selalu mengeluh kedinginan.
2. Sindroma Steuens-Johnson: ada trias konjungtivitis, stomatitis dan erosi di daerah
genital.
3. Pemfigus aulgaris: biasanya bula berdinding tegang (tense) dan bertahan lama;
keadaan umum buruk.

Penatalaksanaan

o Kortikosteroid merupakan pilihan pertama, misalnya prednison 60-720 mglhari


atau kottikosteroid lain dengan dosis ekivalen. Setelah mencapai penyembuhan
klinis, dosis diturunkan secara logaritmik.
o Antibiotik spektrum luas untuk mencegah infeksi sekunder.

Prognosis

Dengan kortikosteroid, penyakit ini punya prognosis yang baik.

190 Saripati Penyakit Kulit

Gambar 10.7 Pemfigus foliaseus. Bula berdinding


kendur, lekas pecah, erosi.

Gambar 10.8 Bula berdinding kendur, krusta dan


erosi pada pemfigus foliaseus.

Gambar 10.9 Penfigus foliaseus. Daerah erosif


berkrusta.

Penyakit Kulit Berlepuh 191

PEMFIGUS ERITEMATOSUS
(sind roma Senear-Usher)

Definisi

Adalah salah satu bentuk pemfigus dengan gejala klinis yang lebih jinak, serta tidak
memengaruhi keadaan umum.

Penyebab dan

r Penyebab : Diduga berkaitan dengan proses autoimun.


o lJmur
: Lebih banyak pada dewasa.
o Jenis kelamin : Lebih sering pada wanita.

epidemiologi
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:

o Bangsa/ras : Semua bangsa.


o Daerah : Kosmopolit.
o Musim/iklim : Tidak berpengaruh.

Gejala singkat
penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:


Keadaan umum penderita biasanya baik. Lesi mula-mula sedikit, dapat berlangsung
berbulan-bulan dan sering disertai remisi. Kelainan kulit berupa bercak-bercak eritema
berbatas tegas dengan skuama tebal. Eksudasi dan krusta di wajah menyerupai kupukupu, sehingga mirip lupus eritematosus dan dermatitis seboroika. Kelainan dapat
iuga generalisata. Penyakit ini dapat berubah menjadi pemfigus vulgaris atau foliaseus.

Pemeriksaan kulit

Gambaran
histopatologi:

Lokalisasi

: Kedua sisi batang

hidung dan pipi, mirip gambar kupukupu; juga dada, punggung, kulit kepala dan ekstremitas.
Efloressnsi/sifat-sifatnya : Eritema berbatas tegas dengan skuama tebal disertai
eksudasi dan krusta yang berwarna kuning coklat.

o Epidermis
o Dermis

:
:

Akantolisis, hiperkeratosis folikular dan bula subkornea.


Ditemukan papilomatosis dan pelebaran pembuluh darah di ujirng
stratum papilare.

Pemeriksaan

1.

pembantu/
laboratorium

2. Test Nikolsky.
3. Pemeriksaan sel Tzanck.

Diagnosis banding

T.Lupus eritematosus: biasanya tidak ada bula, hanya eritema dengan skuama dan
atrofi kulit. Pada bagian tepi ditemukan telangiektasia; terdapat sumbatan kera-

Imunologi: terdapat IgG.

tin.
2. Dermatitis herpetiformls:

banyak vesikel berkelompok dengan keluhan gatal.

Pemeriksaan histopatologi memperlihatkan bula subepidermal.


3. Pemfigoid bulosa; bula yang besar-besar di seluruh tubuh; tes Nikolsky negatif dan
pemeriksaan sel Tzanck positif.

Penatalaksanaan

o Kortikosteroid seperti pada pengobatan pemfigus vulgaris, tetapi dosis lebih rendah.
Dosis permulaan 40-60 mg prednison/hari sampai lesi-lesi berkurang. Setelah
penyembuhan klinis, dosis diturunkan.
o Kortikosteroid topikal, misalnya fluosinolon asetonida 0,25"/", klobetason 0,01%
berkhasiat baik.

192 Saripati Penyakit Kulit

Lebih baik dari pemfigus vulgaris.

Prognosis

Gambar 1O.10 Pemfigus eritematosus. Pre-

Gambar 10.11 Pemfigus eritematosus. Daerah erosif di

dileksi.

hidung, skuama.

Gambar 10.12 Pemfigus eritematosus. A & B. Tampak eritema dan skuama basah pada kedua pipi

Penyakit Kulit Berlepuh 193

PEMFIGUS VEGETANS

Definisi

Merupakan bentuk jinak dari pemfigus vulgaris dan sangat jarang ditemukan.

Penyebab dan

Penyebab

Belum jelas, diduga autoimun.


Lebih banyak menyerang usia muda.
Frekuensi yang sama pada pria dan wanita'

epidemiologi

o Umur
o jenis kelamin

Gejala singkat
penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:


Terdapat 2 tipe:

o Tipe Neumann

Bula-bula kendur yang menjadi erosif, kemudian menjadi

vegetatif dan proliferatif papilomatosa.


o Tipe Hallopeau (pyodermite vegetante): lesi primer berupa pustula-pustula yang
menyatu, meluas ke arah tepi, selanjubnya mengalami vegetasi

membentuk daerah hitam kasar menyerupai beludru'

Pemeriksaan kulit

Loknlisasi
Eflor esensi/sifat-sifatny

Mulut, wajah, ketiak, kelamin, intertrigo, perineum,


umbilikus, hidung, ekstremitas dan kulit kepala.
a : Bula kendur, erosi, vegetatif, proliferatif papilomatosa,
:

sehingga permukaan tampak menjadi kasar.

Pemeriksaan

histopatologi:

Pemeriksaan

o Tipe Neumann : Mula-mula menyerupai pemfigus vulgaris, kemudian timbul


proliferasi papil ke atas, pertumbuhan epidermis ke bawah, dan
terdapat abses-abses intraepidermal.
o Tipe Hallopeau : Lesi awal sama dengan tipe Neumann; terdapat akantolisis
suprabasal, hiperplasia epidermis dengan banyak eosinofil;
abses eosinofilik pada lesi vegetatif. Pada keadaan lanjut
terdapat papilomatosis dan hiperkeratosis tanpa abses.
Imunologi: IgG.

pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding

Karena tergolong penyakit kulit berlepuh maka harus didiagnosis banding dengan
pemfigus vulgaris, dermatitis herpetiformis dan pemfigus bulosa.

Penatalaksanaan

Sama dengar-r pemfigus vulgaris.

Prognosis

Baik.

194

Saripati Penyakit Kulil

Gambar 10.'l,3 Pemfigus vegetan. Tampak bekas bula mengalami


vegetasi, yaitu lesi-lesi menjadi menebat dan ferukus.

PEMFIGOID BULOSA
Definisi

Adalah penyakit kronik yang ditandai dengan bula besar berdinding tegang di atas

kulit yang eritematosa.


Penyebab dan

epidemiologi

o Penyebab : Belum jelas, diduga autoimun.


o lJmur
: Semua umur, terutama pada orang tua.
o Jenis kelamin : Frekuensi yang sama pada pria dan wanita.

Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:

r Bangsa,/ras

Gejala singkat
penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:


Keadaan urnum baik, sakit ringan, sering disertai rasa gatal; kelainan kulit terutama
bula, dapat bercampur dengan vesikel berdinding tegang, terkadang hemoragik;
daerah sekiLar merah.

Tidak berpengaruh terhadap penyebaran penyakit.

Penyakit Kulit Berlepuh 195

Pemeriksaan kulit

o Lokalisnsi
: Ketiak, lengan bagian fleksor, lipat paha dan mulut.
o Efloresensi/sifat-sifatnya : Bula numular sampai plakat berisi cairan jernih dengan
dinding tegang, terkadang hemoragik. |ika bula pecah
terlihat daerah erosif numular hingga plakat, bentuk tak
teratur.

Gambaran
histopatologi:

Kelainan dini berupa celah di perbatasan dermis-epidermis dan bula subepidermal.


Sel infiltrat utama ialah eosinofil, limfosit, dan sel-sel polinuklear, tersebar di dalam
dermis.

Gambar 10.14 Pemfigoidbulosa. A, B, &C. Tampakbulabesardengan


dinding tegang berisi cairan jernih.

196

Saripati Penyakit Kulit

Pemeriksaan

1.

pembantu/
laboratorium

2. Tes KJ biasanya memberi hasil negatif.


3. Tes Nikolsky biasanya negatif.
4. Pemeriksaan sel Tzanck biasanya positif.

Diagnosis banding

Pemfigoid bulosa harus didiagnosis banding dengan pemfigus vulgaris, penyakit


Duhring dan sindroma stevens-Johnson. Dengan melihat umur, keadaan umum,
gambaran klinis dan histopatologis, ketiga penyakit dapat saling dibedakan.

Penatalaksanaan

o Prednison 40-60 mg/hari, jika sudah terdapat perbaikan, dosis diturunkan

Imunologi: IgG & C3 tersusun seperti pita di BMZ (basement membrane

zone).

perlahan-lahan.

o Kombinasi kortikosteroid dengan imunosupresan dapat mengurangi dosis


kortikosteroid.
o DDS atau klorokuin memberi hasil yang baik.
Prognosis

Kematian jarang dibandingkan dengan pemfigus vulgaris. Dapat terjadi remisi


spontan.

DERMATITIS H ERPETI FORMIS


(morbus Duhring; penyakit Duhring)

Definisi

Adalah penyakit residif menahun dengan ruam polimorfik, terutama berupa vesikel
yang tersusun berkelompok dan simetris, yang disertai rasa gatal yang hebat.

Penyebab dan

o Penyebab : Belum diketahui dengan pasti.


o Umur
: Anak dan dewasa, terbanyak pada dasawarsa ketiga.
o Jenis kelamin : Pria : wanita = 3 :2.

epidemiologi
Faktor yang
memengaruhi

timbulnya
penyakit:
Gejala singkat
penyakit

Sensitivitas terhadap gluten (protein gandum) dapat menimbulkan penyakit. Dari


pemeriksaan imunofluoresensi langsung dapat dibuktikan adanya perubahan
beberapa imunoglobulin (IgA, IgG, IgM) di ujung papila dermis. Karena itu faktor
sensitivitas diduga berperanan penting dalam menimbulkan penyakit.
Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
Keadaan umum penderita biasanya baik, mengeluh rasa gatal dan terbakar. Mulainya
penyakit perlahan-lahan, perjalanannya kronik dan residif, biasanya berlangsung
seumur hidup; remisi spontan terjadi pada 10-15% kasus. Lesi dimulai dengan eritema
atau urtika, yang disusul vesikel-vesikel berkelompok. Dinding vesikel atau bula
tegang (tense), tidak mudah pecah dan tersebar bilateral. Lesi-lesi kronik meninggalkan
daerah yang hipo- /hiperpigmentasi.

Penyakit Kulit Berlepuh 197

Pemeriksaan kulit

Loknlisgsi

Eflor esensi/sifnt-sifatny a

Punggung, bokong, lengan atas bagian ekstensor, paha,


siku, lutut, bersifat simetris.

Berupa eritema, papulo-vesikei, vesikel atau bula yang


berkelompok simetris. Dinding tegang, berisi cairan jernih.
Karena penyebaran menyerupai herpes maka disebut
herpetiformis. Gambaran efl oresensi dapat beraneka ragatn
seperti polisiklik, arsinar, sirsinar, atau korimbiformis.

Gambaran
histopatologi:

Ditemukan vesikel atau bula subepidermal disertai eksudasi di papila dermis dan
terbentuk mikro abses neutrofilik. Pada lesi-lesi yang agak lanjut didapati sebukan
sel eosinofil dan neutrofil di dermis,

Pemeriksaan

1.

pembantu/
laboratorium

2. Pemeriksaan darah tepi: hipereosinofilia yang dapat melebihi 40%.


3. Pemeriksaan cairan vesikel atau bula dapat ditemukan banyak eosinofil (20-90'/.).
4. Tes tempel dengan KJ memberi hasil positif.

Diagnosis banding

timbul di atas dasar kulit yang tidak eritematosa; tidak gatal;


Nikolsky positif dan tes Kj negatif.
2. Eritema multforme: tampak jelas ada lesi-lesi berbentuk iris (tnrget ceII) di kulit dan
selaput lendir, disertai keadaan umum yang buruk dan tidak gatal. Tes K] negatif.
3. Pemfigoid bulosa: biasanya bula tersebar di seluruh tubuh, besar-besar, tidak
berkelompok dan tidak ada rasa gatal. Tes Nikolsky negatif dan tes KJ negatif.

Imunologi: IgA granular pada papila dermis.

7. Pemfigus uulgaris: bula

tes

Penatalaksanaan

Sistemik

'

Topikal

o Jika ada infeksi sekunder diberi antibiotika yang masih sensitif.


r Diaminodifenilsulfon (dapson) = DDS 50-300 mg/hari. Hati-hati dalam
pemberian DDS karena ada efek samping berupa anemia hemolitik,
leukopenia dan methemoglobulinemia.
o Sulfapiridin 1{ g/hari dapat menekan pertumbuhan bula. Obat ini
kurang poten dibanding DDS; efek samping lebih ringan.
o Jika ada infeksi sekunder diberi antibiotik yang masih sensitif.
Bedak antipruritus seperti kamfer 1-2o/o, rnentoT 7-2o/r, asam salisilat 24% unLuk mengurangi rasa gatal. Pengaruh makanan bebas gluten masih

dalam penyelidikan.

Prognosis

Sebagian besar penderita mengalami perjalanan penyakit yang kronik dan residif.

l98

Saripati Penyakit Kulit

Gambar

0.1 5 Dermatitis herpetiformis. Predileksi.

Gambar 1 0.16 Dermatitis herpetiformis.


pecah, timbul krusta dan eritema

?ambar 10.17 Dermatitis herpetiformis. A & B. Vesrkel berkelompok dan eritema

Ves iket

Penyakit Kulit Berlepuh 199

DERMATOSIS PUSTULOSA SUBKORN EAL

Definisi

Tergolong penyakit kulit berlepuh dengan gejala timbulnya pustula di atas daerah
yang eritematosa.

. Penyebab :
. Epidemiologi :

Penyebab dan

epidemiologi
Gejala singkat
penyakit

Belum jelas, diduga suatu penyakit autoimun.


Banyak menyerang kelompok umur pertengahan; wanita lebih
sering daripada pria.

Pustula terletak superfisial seperti pada impetigo bulosa, berbentuk anular dan
menjalar secara serpiginosa. Kadang-kadang terdapat vesikel yang kemudian menjadi
pustulosa.

Pemeriksaan kulit

c Loknlisqsi : Daerah perut, ketiak dan lipatan-lipatan. Lesi di mukosa jarang dan

biasanya ringan.
Efloresensi: Pustula miliar sampai lentikular, dengan gambaran anular atau
serpiginosa.

Cambaran
histopatologi:

Pada epidermis didapati pustula subkorneal dengan infiltrasi neutrofil. Pada dermis
ditemukan spongiosis dan sebukanneutrofil dan eosinofil di sekitar pembuluh darah.

Pemeriksaan

Kultur cairan pustula adalah steril. Pemeriksaan imunofluoresensi tak langsung

pembantu/
laboratorium

tampak gambaran yang mirip dengan pemfigoid bulosa.

Gambar 1O.18 Dermatosis pustulosa subkorneal. A. Tampak pustula-pustula miliar.


B, Tampak pustula-pustula yang pecah dan berkrusta.

20O Saripati Penyakit Kulit

Diagnosis banding

Dermatitis herpetiformis, eritema multiforme, psoriasis pustulosa atau bakteri-id


pustulosa. Dari gejala klinis, pemeriksaan laboratorium serta pemeriksaan
histopatoiogi, penyakit ini dapat dipastikan.

Penatalaksanaan

Diaminodifenilsulfon (Dapson) 50-200 mglhari selama 2-3 minggu memberi hasil


yang baik. Pada beberapa pasien, sulfapiridin juga efektif.

Prognosis

Umumnyabaik.

Gambar 10.19 Dermatosis pustulosa subkorneal. Pustula-pustula


yang khas, dangkal; beberapa pustula pecah.

EPIDERMOLISIS BULOSA

Definisi

Adalah suatu penyakit kulit herediter, yang ditandai dengan timbulnya bula baik
secara spontan maupun akibat trauma.

Penyebab dan

o Penyebab : Diturunkan secara genetik.

epidemiologi

r ljmur

: Biasanya sejak lahir.


o Jenis kelamin : Frekuensi yang sama pada pria dan wanita.

Klasifikasi

1.

Epidermolisis tanpa jaringan parut:


. Epidermolisis bulosa simpleks (EBS)
. Epidermolisis bulosa simpleks setempat
. Epidermolisis bulosa simpleks menyeluruh
. Epidermolisis bulosa junctional

2. Epidermolisis dengan pembentukan jaringan parut:

o Epidermolisis bulosa distrofik dominan (EBDD)


. Epidermolisis bulosa distrofik resesif (EBDS)
. Epidermolisis bulosa didapat
Patogenesis

Patogenesis yang pasti belum diketahui. Diduga oleh karena pembentukan enzim
sitolisis dan mutasi protein yang sensitif terhadap perubahan panas.

Penyakit Kulit Berlepuh 201

Gejala singkat
penyakit

Bula akan timbul pada tempat yang mengalami tekanan mulai sejak lahir hingga
dewasa. Bula berisi cairan jernih dengan dinding yang tegang dan terkadang
hemoragik. Bula dapat juga timbul di selaput lendir; pada kuku menyebabkan distrofi
kuku. Pada tipe distrofik resesif terdapat retardasi mental dan pertumbuhan tubuh
yang terhambat.

Gambaran
histopatologi:

Sangat bervariasi. Bula dapat terjadi di stratum basalis atau sub-basal.

Diagnosis banding

Karena tergolong penyakit kulit berlepuh, maka harus didiagnosis banding dengan
pemfigoid bulosa, pemfigus foliaseus atau dermatitis herpetiformis.

Penatalaksanaan

Umum : Hindari

Kulit tampak

atrofik dan papila-papila mendatar.

trauma mekanik, jangan memakai pakaian yang kaku atau

sepatu yang keras, mengawasi anak- anak yang merangkak agar jangan

terkena trauma.

Khustrs :

Sistemik: belum ada obat yang memberi penyembuhan memuaskan.

Kortikosteroid pada beberapa kasus memberi hasil yang baik, tetapi


masih dalam penelitian.
Prognosis

Umumnya kurang baik.

Gambar 10.20 Epidermolisis bulosa distrofik resesif.


Tampak jaringan parut pada siku dan lutut.

Gambar 10.2'l A. Epidermolisis bulosa distrof ik resesif . B. Pada ujung jari,


peftumbuhan kuku terganggu; pada kaki, bula yang sudah mengering.

GANGGUAN METABOLISME,
KEKURANGAN GIZL AUTOIMUN,
DAN MILIARIA
XANTELASMA
Def inisi

Adalah salah satu bentuk xantoma planum, merupakan jenis yang paling sering
dijumpai dari beberapa tipe klinik xantoma yang dikenal.

Penyebab dan

. Penyebab

: 1. Defek biokimia genetik (herediter).


2. Proliferasi limfo retikular yang diikuti disposisi lemak.
3. Penyakit sistemik yang menimbulkan abnormaiitas kadar

epidemiologi

lipo

protein darah.
o ljmur
: Semua umur.
r Jenis kelamin : Pada wanita lebih banyak daripada pria.

Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:

o Bangsa/ras : Lebihsering padabangsa yangbanyakmengonsumsilemak,


o Keturunan : Pada jenis xantomatosis (xantelasma) primer.

Gejala singkat
penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:


Timbul plak iregular di kulit, warna kekuningan sering kali di sekitar mata dengan
ukuran panjang/besar bervariasi, adakalanya simetris dan iepderung bersifat
permanen.

Pemeriksaan kulit

Lokgliscrsi

Efloresensi/sifat-sifatnya

Di sekitar mata (dekat kantus internus).


Berupa papula, nodula atau plak dengan permukaan datar,
berwama kuning-oranye dengan ukuran bervariasi antara
2-30 mm terutama di sekitar mata.

Pemeriksaan

Pemeriksaan kadar lemak (analisis lipid) dalam darah.

pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding

Gambaran klinis sangat jelas, sekali melihat biasanya tidak mudah lupa; kadangkadang harus dipikirkan lipoma atau fibroma.

Penatalaksanaan

Eksisi total atau kauterisasi dengan risiko menimbulkan sikatriks dengan akibat
ektropion.

Prognosis

Baik.

202

Cangguan Metabolisme, Kekurangan Cizi, Autoimun, dan

MiIiaria 203

Gambar 11.1 Xantelasma. Tampak beberapa papula di sudut mata


berwarna kuning.

Gambar 11.2 Xantelasma. Papula-papula lentikular di bawah mata


berwarna kuning.

XANTOMA TUBEROSUM
Definisi

Adalah suatu xantoma berbentuk tuber kenyal dengan ukuran bervariasi, dari kecil
hingga lebih besar dari duku.

Penyebab dan

o Penyebab

epidemiologi

Semua umur.
o Kelainan ini dapat diturunkan secara autosomal'resesif.

Gejala singkat
penyakit

r lJmur

:
:

Kelainan metabolisme lipoprotein.

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:


Timbul benjolan sebesar kelereng yang makin lama makin besar (sebesar bola tenis),
teraba kenyal, warna kuning-keunguan, tidak nyeri.

204

Saripati Penyakit Kulit

Pemeriksaan kulit

Pemeriksaan

Lokalisasi

: Siku, ketiak, Iutut, bokong.


Efloresensi/sifut-sifutnya : Tuber/tumor; plakat berwama oranye kekuningan lunak;
besamya bervariasi dari kepala jarum pentul sampai bola
tenis.

Analisis lipoprotein darah.

pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding

Xanioma [endinosum.

Penatalaksanaan

o Hindari makanan yang mengandung alkohol.


o Makanan rendah karbohidrat, rendah kalori, dan rendah protein.
o Ekstirpasi total atau kemokauterisasi dengan asam triklorasetat.

Prognosis

Baik.

Gambar 11.3 Xantoma tuberosum. Sebuah nodula ukuran 3 x 4 cm;


permukaan tidak rata, warna kuning.

Cangguan Metabolisme, Kekurangan Cizi, Autoimun, dan

Miliaria 205

Gambar 11.4 Xantoma tuberosum. Tampak nodula-nodula di kedua mata kaki


dan tendon kaki.

XANTOMA TENDINOSUM
Definisi

Adalah suatu xantoma yang terdapat di tendon, berupa nodula yang keras, iregular
dengan pertumbuhan lambat.

Penyebab dan

o Penyebab : Kelainan metabolisme lipoprotein, terutama pada hiperproteinemia


tipe II dan IIL
a IJmur
: Semua umur.
a
Jenis kelamin: Pria.

epidemiologi

Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
Gejala singkat
penyakit
Pemeriksaan kulit

Keturunan

: Terdapat bentuk familial.

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:

Timbul benjolan, mula-mula sebesar kacang ijo, makin lama makin besar hingga
sebesar kelereng/duku, perabaan agak keras tanpa rasa sakit.
o Lokalisasi

: Tendo Achilles, tendo ekstensor jari-jari, tuberositas tibia,

maleoli.

Efloresensi/sifat-sifatnyn : Papula atau nodula berdiameter 5-25 mm di atas tendon

pada bagian ekstensor.

Pemeriksaan

pembantu/
laboratorium

Analisis lipoprotein darah.

206

Saripati Penyakit Kulit

Diagnosis banding

Biasanya sangat khas, tetapi jika meragukanharus dipikirkan tumor jinak kulit seperti

ateroma atau fibroma.

Penatalaksanaan

Prognosis

o
o
o
o

Hindari makanan yang mengandung alkohol.


Diet rendah lemak dan rendah karbohidrat
Eksisi total.

Kemokauterisasi atau elektrokauterisasi.

Dubia.

Gambar 11.5 Xantoma tendinosum Tampak tumor warna kuning


pada lutut dan bawah lutut.

Gambar 11.6 Xantoma tendinosum. Beberapa nodula lentikular


pada persendian jari-jari tangan.

Cangguan l"etabolisme, Kekurangan Cizi, Autoimun, dan

Miliaria

207

Gambar 11.7 Xantoma tendinosum pada kedua tangan.

IKTIOSIS

Definisi

Adalah suatu gangguan pembentukan keratin; pada gangguan ini sekresi kelenjar
minyak dan keringat berkurang.

Gambaran klinis

Secara praktis iktiosis dibedakan menjadi 4 bentuk; iktiosis vulgaris, iktiosis terkait

X, iktiosis lamelar dan epidermolitik hiperkeratosis.

lktiosis Vulgaris

o Bersifat autosomal dominan.


r Timbul pada permulaan masa kanak-kanak.
o Lokalisasi: dahi, belakang tubuh dan tungkai bawah depan.
o Efloresensi, sisik-sisik putih mengkilat, kulit mengering.
I Gambaran histopatologi: reduksi lapisan granular.
o Dapat mengalami perbaikan; respons dengan pengobatan cukup baik.

lktiosis Terkait X

Bersifat terkait X resesif.


o Timbul sejak lahir sampai usia 1 tahun. Sering didahului bayi kolodion (collodion

baby).

Lokalisasi: pipi, leher dan perut.


o Efloresensi: sisik tebal besar berwarna coklat.
o Gambaran histopatologi: penebalan iapisan granular dan infiltrasi perivaskular.
. Pe4alanan penyakit dapat persisten dan lebihburuk. Respons dengan pengobatan
kurang baik.

lktiosis Lamelar

o Bersifat autosomal resesif.


o Timbul pada waktu lahir. Dapat didahului collodion baby.
o Lokalisasi: lipatan tubuh, batang tubuh; selalu satu bentuk.
o Efloresensi: sisik-sisik besar datar berwarna gelap.
o Gambaran histopatologi: parakeratosis fokal.
. Pe4alanan penyakit dapat persisten dan lebihburuk. Respons dengan pengobatan
baik.

208

Saripati Penyakit Kulit

Epidermolitik
Hiperkeratosis

o
o
o
o
o

Bersifat autosomal dominan.


Timbul pada waktu lahir sampai usia 6 bulan.
Predileksi selalu pada lipat-lipatan tubuh, wajah dan batang tr,rbuh.
Efloresensi: sisik-sisik kecil berwarna kuning dan melekat.
Gambaran histopatologi: papilomatosis, akantosis, dan vakuolisasi.
r Perjalanan penyakit akan mengalami perbaikan dengan bertambahnya usia.
Respons dengan pengobatan kurang.
Iktiosis dapat terjadi pada lepra, hipotiroidisme, limfoma, sarkoidosis, dan penyakit
Hodgkin. Penderita iktiosis akan sangat terganggu pada musim dingin. Risa gatal
tidak umum, tapi penderita cenderung mendapat dermatitis iritan. Menurut Frost
dan Van Scott ada 2 variasi dari iktiosis eritroderma kongenital yaitu iktiosis
eritroderma bentuk non-bulosa (kini disebut iktiosis lamelar) dan iktiosis eritroderma
bentuk bulosa (sekarang epidermolitik hiperkeratosis). Contoh dari epidermolitik
hiperkeratosis.

lktiosis histriks

a
a
a

Bersifat autosomal dominan.


Timbul sejak lahir, kadang-kadang timbul bula
Predileksi pada daerah-daerah intertriginosa, lipatan tubuh dan kadang-kadang
seluruh tubuh.
Efloresensi berupa sisik-sisik tebal, kasar berwarna coklat dan kadang-kadang
verukosa.
Gambaran histopatologi: hiperkeratosis, papilomatosis dan vakuolisasi sel-sel epidermis.
Perjalanan penyakit dapat berlangsung bertahun-tahun seumur hidup.

Gambar 11.8 lktiosis'vulgaris. Tampak kulit kering


mengkilat dengan garis-garis putih.

Cangguat, Metabolisme, Kekurangan Cizi, Autoimun, dan

Miliaria 209

Gambar 11.9 /ktiosls histriks. A.


Tampak sisik-slsik kasar berwarna
hitam. B. Bercak-bercak sisik kasar
di leher.

'Collodion baby'

Merupakan kelainan kongenital pada bayi yang dilahirkan, tertutup pembungkus


mantel atau selubung seperti collodion.
Selubung tersebut membatasi gerakan anggota tubuh; ektropion pada mata. Setelah
24 jam kelahiran, timbul fisura-fisura dan lembaran keratinosa yang besar-besar,
dalam waktu bersamaan terjadi perbaikan. Sebagian besar kasus mengalami
penyembuhan menetap terutama pada daerah permukaan kulit fleksura, sebagian
lagi terus mengalami pembentukan sisik lokal. Sisik tumbuh besar bersisi empat
mirip kulit dahan kayu.
Pada beberapa penderita hanya batang tubuh yang diserang, sedang yang lain
dapat hanya mengenai ekstremitas.
Lentz dan Altman berpendapat bahwa penyakit

ini adalah iktiosis eritrodermia


kongenita bentuk nonbulosa (iktiosis lamelar), sedangkan Reed dkk. tidak
menganggapnya sebagai penyakit tersendiri, tapi suatu keadaan kongenital autosomal dominan dan resesif berupa eritroderma bentuk iktiosis, iktiosis terkait seks,
sindroma Sjogren-Larsson dan iktiosis lamelar.
Prognosis buruk.

'Harlequin fetus'

Keadaan ini mungkin sekali lebih berat dari bayi koiodion.


Menyerang kuiit fefus dalam rahim. KuliL mengalami penandukan dan tebal seperti
kulit kayu pada beberapa bagian tubuh.
Telinga tidak ada atau rudimenter; ditandai eklabium dan ektropion.

Umumnya bayi lahir mati atau segera mati setelah lahir.

Prognosis buruk.

Emolien sederhana dapat menolong.


Preparat urea.
Menghindari faktor-faktor presipitasi.
Vitamin A dalam bentuk krim pada iktiosis lamelar.
Asam retinoat 0,7"k pada epidermolitik hiperkeratosis.

a
a

Penatalaksanaan

a
a

a
a

Prognosis

Kurang baik.

210

Saripati Penyakit Kulit

Gambar 11.10 /ktiosis histriks. A.Bercak-bercak papula, skuama, permukaan kasar. B. Bercak
verukosa pada kedua tungkai bawah.

Gambar 11.1'l Bayi kolodion. Tampak kulit


bayi terpecah-pecah menjadi lembaran.

Gambar 11.12 Bayi kolodion. Kutit tebat,


terpecah-pecah, lamelar dan ektropion.

Cangguan Metabolisme, Kekurangan Cizi, Autointun, dan

Miliaria 211

NEVUS UNIUS LATERALIS

Definisi

Adalah suatu bentuk nevus epidermis yang terdapat pada satu sisi tubuh, berbentuk
linear, putus-putus seperti pita, atau bercak-bercak.

Penyebab

Biasanya ada hubungan dengan tumor otak dan sindroma diensefalik yang terjadi
pada anak kecil. Menurut Solomon, insidens tinggi berhubungan dengan kelainan
tuiang dan susunan saraf pusat.

Gambaran klinis

Lesi verukosa berwarna merah muda, abu-abu kotor, atar-r cokiat tersusun dalam
bentuk bercak; dapat disertai pertandukan atau komedo. Gambaran longitudinal pada
ekstremitas, transversal pada batang tubuh dan tidak pemah melampaui garis tengah

tubuh.

Pemeriksaan kulit

c Loknlisnsi : Unilateral di daerah ekstremitas dan batang tubuh.


. Efloresensi : Berupa papula-papula verukosa berjajar memberi gambaran linear.

Pemeriksaan

Epidermis hiperplastik terutama stratum korneum dan maifigi. Juga dijumpai

Histopatologi:

hiperkeratosis, akantosis dan papilomatosis.

Diagnosis banding

L lktiosis histriks: biasanya bilateral.


2. Basnliomu dan ksrsinomn sel skuamosa (terutama pada nevus unius lateralis yang
terkena trauma).

Penatalaksanaan

o Fulgurasi.

Kauterisasi.

o Bedah beku dengan nitrogen cair atau salju COI


o Bedah eksisi.
Prognosis

Kurang baik.

Gambar 11.13 Nevus unius lateralis. A

& B. Papula-papula
yang berjajar; permukaan kasar, sepanjang sisi lengan.

C. Papula-papula

::.::

Iinear sepan jang


bagian belakang
tungkai bawah.

212

Saripati Penyaktt Kulit

KWASHIORKOR
Definisi

Adalah penyakit yang terjadi karena defisiensi kalori, menimbulkan kelainan pada
kulit, rambut dan mukosa.

Penyebab dan

o Penyebab : Defisiensi protein dan kalori.


o Umur
: Lebih sering pada anak usia 1-5 tahun.
o jenis kelamin : Frekuensi yang sama pada pria dan wanita.

epidemiologi
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:

Gejala singkat
penyakit

o Bangsa/ras
o Daerah

: Semua bangsa.
: Lebih banyak di daerah tropis dan

o Kebersihan dan higiene

Lingkungan

negara-negara

ekonomi lemah.

Higiene yang buruk dapat mempermudah timbulnya


penyakit ini.
Kr-rltural dan ekologi yang tak mendukung dapat
memengaruhi penyakit ini.

Kulit mula-mula tampak kering dengan gambaran lebih jelas dan lebar, selanjutnya
timbul hiperpigmentasi dan deskuamasi yang disebut uazy psaement dermstosis.Pada
lesi yang berat dapat timbul ekskoriasi dan ulserasi. Rambut menjadi halus dan lurus,
mudah lepas dan berwarna seperti rambut jagung (flng sign). Pada mukosa mulut
dapat timbr,rl stomatitis dan mudah terkena infeksi. Jika kena infeksi basil fusiformis
dapat timbul noma pada sudut mulut.

Pemeriksaan kulit

c Lokslisasi

: Generalisata.

Efloresensidansfafsifntnya:Hrperpigmentasi, likenifikasi dan deskuamasi. Ekskoriasi ulkus dan edema. Pada mukosa mulut timbul
erosi; dapat timbul noma. Rambut tampak haius, lurus,
wama seperti rambut jagung. Pada perabaan lembut dan
mudah patah.

Pemeriksaan
pembantu

1. Pemeriksaan darah untuk melihat defisiensi protein, besi dan vitamin.


2. Pemeriksaan bakteriologi dari usapan mukosa mulut untuk melihat infeksi

jamur,

bakteri dan spiroketa, basil fusiformis.

Penatalaksanaan

Umum : Memperbaiki

Prognosis

Tergantung berat ringan penyakit. Jika berat prognosis buruk.

keadaan gizi dengan diet tinggi kalori, tinggi protein dan


vitamin. jika ada infeksi diberikan antibiotik yang sesuai.

Cangguan Metabolisne, Kekurang,an Cizi, Autoimun, dan

Gambar

11

Miliaria 213

.14 Kwashiorkor. A. Anak cengeng, kulit kering dan skuamasi. B. Tampak depigmentasi pada telinga

C. Tanda khas crazy pavement dermatosis: kulit tipis, bercelah-celah, berskuama dan depigmentasi.

214

Saripati Penyakit Kulit

Gambar 11.15 Kwashiorkor. A. Rambut halus, jarang, berwarna merah muda. B. Depigmentasi, fisura.
C. Kulit kering, edematosa, betskuama dan depigmentasi. D. Noma, pada mulut tampak ulkus kotor.

Cangguan Metabolisme, Kekurangan Cizi, Autoimun, dan

Miliaria 215

H I PERKERATOSI S FOL! KU LARIS

Definisi

Adalah penyakit kulit karena kekurangan vitamin A. Nama lainnya: hipovitaminosis


A; frinoderma.

Etiologi

Defisiensi vitamin A.

Gambaran klinis

Perubahan pertama pada defisiensi vitamin A ialah pada mata, saluran napas bagian
atas, dan pelvis renalis, sedangkan perubahan terakhir ialah pada kulit.

Pada

kulit terjadi hiperkeratosis terutama pada folikel rambut, dalam per-

kembangannya menjadi sumbatan keratotik intrafolikular bagian sentral, yang tampak


berupa papula pigmentasi. Umumnya sumbatan ini tampak sebagai spina atau seperti
tanduk, yang lainnya dapat tertutup oleh sisik-sisik yang melekat longgar dan jika
sisik diangkat akan menimbulkan lubang.

Pemeriksaan kulit

Pemeriksaan

Lokalisasi

Ekstremitas bagian ekstensor, bahu, pundak, punggung, perut, leher


bagian belakang dan wajah.
Efloresensi: Papula keratotik dalam berbagai ukuran. Sumbatan keratotik, spina,
dan skuama yang melengket longgar dan jika diangkat meninggalkan
lubang.

histopatologi:

Pada epidermis didapat sumbatan-sumbatan keratin dan parakeratosis. Pada dermis didapat sebukan sel-sel radang dan sel-sel raksasa.

Pemeriksaan

Memeriksa kadar vitamin serum, normal lebih dari 20

1t"g/L00 cc serum.

pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding

Liken spinulosls, biasanya pada anak-anak dengan tanda-tanda berupa hiperkeratosis

miliar; dapat diobati dengan keratolitik topikal.


Penatalaksanaan

Vitamin A dosis tinggi (500.000 IU sehari) diberikan selama beberapa hari.

Gambar

1.1

6A. Hiperkeratosis

folikularis. Pada kedua lutut


tampak papula miliar, kasar.

216

Saripati Penyakit Kulit

Gambar.I1.16 Hiperkeratosis
folikularis. B. Pada siku, tampak
papula miliar, kasar. C. Tampak
bercak yang terdiri dari papula miliar
pada lengan bawah.

PELAGRA

Definisi

Adalah sualu penyakit kronik yang mengenai kulit, saraf dan saluran cerna, timbul
karena kekurangan niasin.

Penyebab dan

epidemiologi

o Penyebab : Kekurangan niasin (vitamin 86).


o Umur
: Umumnya dewasa.
o Jenis kelamin : Frekuensi yang sama pada pria dan wanita

Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:

o Daerah
: Lebih sering pada negara miskin dan daerah pedesaan.
o Lingkungan : Berhubungan dengan kebiasaan makan.

Gejala singkat
penyakit

Mula-mula timbul bercak merah dengan tepi yang berbatas tegas seperti garis.
Beberapa minggu kemudian kulit terkelupas meninggalkan pigmentasi yang jelas
sehingga terbentuk krusta tebal.

Cangguan Metabolisme, Kekurangan Cizi, Autoimun, dan

Pemeriksaan kulit

c Lokalisasi

Efloresensi/sfat-sifntnya

Miliaria 217

; Wajah, leher, lengan dan tangan simetris.


: Eritema disertai kelainan kulit pada tepinya dan krusta
yang tebal; efloresensi di leher dan dada memberi
gambaran menyempai kalung yang disebut kalung Casal.

Gambaran
histopatologi:

Tampak hiperkeratosis dan parakeratosis. Pigmentasi meningkat. Pada bagian atas


dermis tampak pelebaran pembuluh darah dan edema, jaringan sekitamya diinJiltrasi
histiosit.

Pemeriksaan

Pemeriksaan darah untuk mendeteksi kadar niasin.

pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding

Pelagra harus didiagnosis banding dengan dermatitis kronik karena perjalanan


penyakitnya yang kronik. Hanya saja pada dermatitis predileksinya di tengkuk,
ekstremitas dan lipat lutut.

Penatalaksanaan

Umum

: o Koreksi makanan pokok yang diberikan.

Khusus

: o Nikotinamid4 x 100mg/hari.

o Diet protein hewani, telur, susu dan sayur.

o Koreksi cairan dan elektrolit yang hilang.

Prognosis

Umumnya baik.

11 .17 Pelagra. Tampak kulit


menjadi merah ditutupi oleh krusta dan

Gambar

skuama kasar.

218

Saripati Penyakit Kulit

AMILOIDOSIS KUTIS
Definisi

Penyakit

ini tergolong dalam kelompok penyakit metabolik; dapat muncul dalam

beberapa fase kehidupan. Secara klinis penyebabnya sangat sedikit diketahui sampai

sekarang.

Etiologi

Konsep Saltzer: semua kasus amiloidosis disebabkan oleh proliferasi sel-sel yang
mensintesis protein. Hasil sintesis berupa protein akan ikut sirkulasi darah kemudian

bertumpuk di daerah-daerah yang diserang.

Gambaran klinis

Klasifikasi amiloidosis kulit:


1.. AmiI oi do si s si stemik p rimer.

: Mata, hidung, mulut dan mukokutan.


; Papula licin berkilat dengan puncak rata. Jika lesi bentuk
plakat mirip gambaran pita. Lesi purpura dan ekimosis
terutama terdapat di kelopak mata, tungkai dan mulut.
Bula jarang ditemui dan jika ada selalu disertai purpura.
Gcrmbsrsn histopatologi: Pada dermis didapat deposit amiloid, dan pada bagian
atas dermis sebukan lemak yang besamya plakat. Nodula
dapat mencapai lapisan dalam dermis. Pada epidermis

Loknlisasi

. Efloresensi

ditemukan hiperkeratosis.
2. AmiI oid o sis si st emik s ekun iler.
3.

c Tidak ada lesi kulit, mukokutan atau subkutan.


Amiloidosis kulit lokal.
A. Amiloidosis makular : Keiuhan gatal sedang, distribusi lesi simetrik berupa
makula coklat dengan papula-papula. Menyerang umur
pertengahan; banyak menyerang suku-suku Latin
berkulit gelap.
B. Liken amiioidosis : Merupakan kasus terbanyak. Hanya menyerang kulit.
Keluhan gatal paroksismal, gatal pada betis lebih hebat.
C. Amiloidosis nodular : Jarang dijumpai. Lesi dapat berupa nodula tunggal atau
mu1tipe1.

Pemeriksaan kulit

Amiloidosis mskulnr

o Loknlisasi : Interskapular, paha, betis, pergelangan tangan, dada dan pundak.


. Efloresensi ; Makula coklat dengan papula-papula.
G

smb ar sn his top at ol o gi :

o Tampak pigmen melanin sampai ke stratum korneum, dan massa amiloid pada
papila dermis. Terdapat purpura pungtata. Makula sirkular hitam dengan diameter
0,3-0,6 mm.
Liken amiloidosis

o Loknlisssi

Efloresensi

;
;

Paha, pergelangan tangan dan bagian belakang punggung.


Papula coklat, kecil, diskrit, sisik halus dapat likenoid, sebagian ber-

gerombol seperti plak moniliformis.


G

ambar an histopatolo gi :

o Massa amiloid pada papila dermis; epidermis akantosis, hiperkeratosis, dan


hiperpigmentasi pada bagian basal.

Cangguan Metabolisme, Kekurangan Cizi, Autoimun, dan

Miliaria

219

Amiloidosis nodular

o Loknlisasi

Efloresensi

;
;

Ekstremitas, batang tubuh, genitalia dan wajah.


Nodula tunggal atau multipel.

amb ar an his t op atol o gi :

Epidermis atrofik, anetoderma, kadang terdapat bula besar. Dermis/subkutis:


infiltrasi amiloid yang difus dan banyak sebukan sel plasma.

Diagnosis banding

Milia koloidal; liken planus hipertrofik; liken spinolosis dan hiperkeratosis folikularis.

Penatalaksanaan

o Amiloidosis sistemik prtmer

; Belum ada obat yang memuaskan.


Amiloidosis sistemik sekunder : Sesuai dengan terapi untuk penyakit radang menahun. Jika terdapat infeksi sekunder dapat diberikan
antibiotik; steroid terkadang penting dalam beberapa
kasus.
: Sering tidak perlu terapi, tapi dapat juga diberikan
Liken amiloidosis

kortikosteroid topikal atau intralesi.

Gambar 11.18 Amiloidosls kufls. Papula-papula coklat konfluen


pada belakang lengan.

Gambar

11 .19 Amiloidosis kutis pada tungkai


bawah. Kulit tebal dengan papula hitam mjtiar.

220

Saripati Penyakit Kulit

Gambar 11.2O Amiloidosr's kutis. Kulit tebal dengan


papula miliar konfluen.

SKLERODERMA

Definisi

Merupakan kolagenosis kronik, dibedakan dalam

bentuk:

sirkumskripta
2. Skleroderma difus progresiva.
1. Skleroderma

Skleroderma
Sirkumskripta

Adalah kolagenosis kronik dengan gejala khas berupabercak-bercak putihkekuningan


yang keras; seringkali mempunyai halo ungu di sekitamya. Penyakit mulai dengan
stadium awal yang inflamatorik, kemudian masuk ke fase sklerodermatik. Sinonim:
skleroderma lokalisata atau morfea.

Etiologi

Belum diketahui. Terdapat faktor familial. Kehamilan dapat mencetuskan atau


memperberat morfea. Insidens: wanita tiga kali lebih banyak daripada pria; usia yang
paling serin92040 tahun. Bentuk liniar lebih dominan pada anak. Pada orang dewasa
bentuk liniar mulai pada usia lebih muda daripada bentuk lain.

Patogenesis

Belum jelas.
a. Kemungkinan ada trofonerosis sebagai faktor yang mendasari, sebab penyakit dapat
timbul sesudah terdapat kelainan kelenjar tiroid atau penyakit Raynaud.
b. Penyakit dapat timbul setelah terdapat faktor provokatif, yakni trauma di kepala,
penyakit infeksi dan intoksikasi.

c. Penyakit dapat merupakan manifestasi gangguan psikosomatik, yang dapat


menyebabkan spasme vaskular.

Gambaran klinis

Dapat berupa suatu bercak sklerotik atau plak solitar (tersering) atau bercak multipel;
sebagai morfea gutata (terjarang) atau sebagai skleroderma liniar.

Pemeriksaan kulit

o Morfea solitar:
Lesi berupa suatu bercak sklerotik numular atau sebesar telapak tangan. Bercak
biasanya berbentuk bulat, berbatas jelas, dan berkilat seperti lilin. Warnanya bercak
merah kebiru-biruan, kadang-kadang seperti gading dengan halo ungu. Hal tersebut
berarti lesi masih inflamatorik. Bagian tengah bercak berwarna putih kuning seperti

gading. Di dalam lesi rambut berkurang, begitu juga respons keringat. Bercak

Cangguan Metabolisme, Kekurangan Cizi, Autoimun, dan

Miliaria

221

ataupun plak tersebut keras dan berindurasi tetapi tidak melekat erat pada jaringan
di bawahnya.
o Morfea gutata:
Lesi terdiri dari bercak kecil dan bulat yang atrofik. Di sekitarnya terdapat halo
ungu kebiru-biruan. Beberapa lesi berkelompok. Lokasi lesi biasanya di dada atau
leher.

o Skleroderma liniar:

Lesi solitar dan unilateral. Lokalisasi di kepala, dahi atau ekstremitas. Pada lesi
terdapat atrofi dan depresi. Lesi menyerang lapisan kulit dalam.

o Morfea segmental:
Bentuk ini dapat dijumpai pada wajah dan memberi hemiatrofi. Jika berada di
ekstremitas, di samping indurasi terdapat pula atrofi lemak subkutis dan otot.
Akibatnya ialah kontraktur otot dan tendo, serta ankilosis sendi tangan dan kaki.
o Morfea generalisata:
Merupakan kombinasi dari 4 benluk di atas. Morfea tersebar luas dan disertai atrofi
otot-otot, sehingga timbul disabilitas. Lokalisasi terutama di badan bagian atas,
abdomen, bokong dan tungkai.

Skleroderma
Difusa Progresiva

Penyakit ini menyerupai skleroderma sirkumskripta, tetapi secara konsekutif disertai


pergerakan dan ikut sertanya visera. Sinonim: skleroderma sistemik.

Etiologi/

Sama dengan skleroderma sirkumskripta.

patogenesis

Gejala klinis

Penyakit ini melalui 3 stadium, yakni (1) stadium menyerupai morbus Raynaud, (2)
mukosa terserang dan (3) alat-alat dalam terkena pula.

o Stadium I

Kelainan vasomotorik berupa akrosianosis dan akroasfiksi terutama


pada jari tangan. Diwajah terdapat telangiektasia. Bercak edematosa
berbatas tak jelas. Kemudian terlihat bercak-bercak berindurasi yang
berwama pulih agak kekuningan. Pengerasan kulit dan keterbatasan

gerakan berakibat timbulnya muka topeng mikrostomia;


sklerodaktili pada jari tangan dengan ulserasi pada ujung
o Stadium II
o Stadiumlll

akrosklerosis dengan hiperpigmentasi dan depigmentasi, serta


atrofi.
Mukosa oral terkena. Terdapat indurasi di lidah dan gingiva serta
terdapat paroksismal vasomotorik dan kelainan sensibilitas.
Visera terserang. Disfungsi dan penurunan motilitas esofagus
mengakibatkan disfagia dan malabsorbsi. Lambung dan usus kecil
mengalami kelainan yang sama. Fibrosis di paru membuat penderita

dispnea, bahkan korpulmonale dengan akibat payah jantung,


perikarditis dan efusi perikarditis dapat terjadi pula. Ginjal
mengalami kegagalan faal yang disertai uremia dan hipertensi.
Hany,a pada sebagian kasus ternyata penyakit dapat berhenti
spontan. Angka kelangsungan hidup 10 tahun ialah33-47%.
Sindroma CRST (calcinosis cutis, Raynaud phenomenon, sclerodactily
dan telangiectasis syndrome). Merupakan bentuk ringan dari
skleroderma sistemik, yakni hanya esofagus terkena, alat-alat dalam
lain tidak terkena. Angka kelangsungan hidup 10 tahun adalahg3"/'.
Secara histopatologik pada skleroderma terdapat penebalan kolagen dengan

hialinisasi.

222

Saripati Penyakit Kulit

Diagnosis banding

Kelainan kulit mula-mula dapat menyerupai mikosis atau lupus eriLematosus diskoid.

Sklerodaktili harus dibedakan dari lesi pada lepra, siringomielia dan penyakit
Raynaud. Varian difusa harus didiagnosis banding dengan penyakit Raynaud dan
miksedema.

Penatalaksanaan

Hingga kini belum ada obat spesifik unhrk skleroderma. Terapi harus ditujukan pada
alat-alat yang terkena, penderita harus dilindungi terhadap kedinginan bilamana
terdapat fenomena Raynaud. Vasodilatasi diberikan jika terdapat gangguan
vasomotorik. Efektivitas obat sulit dinilai karena penyakit cenderung membaik secara
spontan.

Gambar 11.22 Skleroderma. Kulit hitam, tipis, depigmeqtasi.

k
ffillr'l

s-t
#;l
&t
wt

"'i:;w'

Gambar 11.21 Skleroderma. Kulit tipis, kaku,


muka topeng, dan hipopigmentasi.

i;

lg

Gambar 11.23 Skleroderma menyerang jari-jari tangan, sendi jari


menjadi kaku, kulit tipis.

Gambar 11.24 Morfea solitar di muka.

Cangguan Metabolisme, Kr:kurangan Cizi, Autoimun, dan

Miliaria

223

Gambar 11.25 Moiea cii daerah kepala.

DERMATOMIOSITIS

Definisi

Dermatomiositis adalah salah satu penyakit kulit yang mengenai jaringan kulit,
subkutis dan otot-otot dengan disertai tanda-tanda edema, dermatitis, peradangan
dan degenerasi otot.

Penyebab dan
epidemiologi

Etiologi belum diketahui. Ada yang mengatakan disebabkan oleh virus dan ada yang
memperkirakan ada hubungan dengan keganasan.
Penyakit ini jarang dijumpai dan wanita lebih sering daripada laki-laki
Dapat ditemukan pada semua umur

Faktor yang
memengaruhi

Lingkungan yang panas, sedangkan faktor rasial, geografis, musim, dan kebersihan
tidak berpengaruh.

timbulnya
penyakit:
Gejala-gejala
penyakit

Perlalanan penyakit termasuk keluhan utama dan tambahan.


Perubahan mulai dari daerah muka dan kelopak mata, yakni terjadi pembengkakan
dan eritema berwama ungu, pada kelopak mata dapat terjadi paralisis otot-otot mata
bagian luar. Perubahan-perubahan seperti ini dapat timbul di daerah leher, dada,
lengan bawah dan bahu, juga sering ditemui teleangiektasi.
Tanda pertama adalah badan kurang enak dan kelemahan otot-otot, perubah.an ini
biasanya menyerang otot-otot leher dan pundak yang lateral dan simetris.
Pasien mengeluh susah bangkit dari kursi, berdiri dan susah mengangkat lengan
setinggi kepala.
Otot-otot jadi sakit, keras oleh karena mengalami atrofi, fibrosis dan kalsifikasi.
Disamping itu pasien mengeluh susah menelan dan distonia.

224

Saripati Penyakit Kulit

Pemeriksaan

kulit

Loknlisasi

Efloresensi/sifut-sifotnya: -

Muka, pipi dan leher serta bahu, ujung-ujung jari,


pergelangan tangan, punggung, mukosa, bokong dan
siku.

Atrofi otot yang menyeluruh, disertai eritema berwarna


ungu.

- Edema yang kebiru-biruan pada kelopak mata bagian atas


"heliotrophe"
- Makulo papular pada pergelangan tangan dan persendian
jari, disebut tanda "Gotron".
- Mukosa tampak poikiloderma
- Pada anak-anak meninggalkan lesi yang berat pada otot
dan jaringan subkutis.

Gambaran
histopatologi

Umumnya tidak khas, pada dermis ditemukan perubahan-perubahan poikiloderma,


dan lemak-Iemak subkutis mengalami degenerasi mukoid disertai sebukan sel-sel
radang limfosit. Perubahan pada otot juga tidak spesifik dan berbeda menurut
berahnya penyakit.

Pemeriksaan
pembantu/
laboratorium

o Pemeriksaan enzim serum dengan elektromiografi tampak kreatinin fosfokinase

r
r
r

Diagnosis

banding

meningkat
Elektromiografi
Pemeriksaan darah: laju endapan darah meningkat, anemia, eosinofilia dan
kreatinuria serta pemeriksaan albuminuria
Pemeriksaan Rontgen

Lupuseritematosissistemik,sklerodermia,penyakitiniseringdibedakanolehkarena
memberi gejala-gejala klinis yang hampir sama, untuk itu harus didiagnosis banding
dengan pemeriksaan histopatologi.

Komplikasi

o Dapat terjadi deformitas jari-jari tangan dan kaki


t Nyeri abdominal
o Kardiomiopati oleh karena terjadi degenerasi otot jantung
o Kegagalan pemapasan akibat saluran pernapasan menjadi kaku akibat sklerosis
otot-otot pernapasan.

Penatalaksanaan

e Penderita harus istirahat penuh dan usahakan mencari penyebab, seperti tumor
ganas dan infeksi vokal.
o Penderita harus memakai proteksi terhadap sinar matahari dengan memakai tabir

surya.

o Obat-obat kostikosteroid sistemik dengan prednison dosis permulaan 60-100 mgl


hari, dan sesudah ada perbaikan diberikan penurunan dosis sampai dosis bertahan
-/+10-20mglhari.
o Antiinflamasi juga dapat diberikan.
. Agen sitotropik seperti asatioprin dan metotreksate dapat menolong
. Topiknl: dapat diberikan kortikosteroid seperti betametason propionat,
memometason maleat.

Prognosis

Buruk.

Cangguan Metabolismc, Kekurangan Cizi, Autoimun, dan

Miliaria

225

Gambar 11.26 Dermatomiositis. Predileksi

Gambar 11.27 A. Dermatomiositis menyerang


muka, tampak edema muka dan mata, kedua pipi

dan bibir edematus dengan bercak-bercak


keputihan.

Gambar

11

.27 B.

ermatomiositis;
tampak atrofi kulit
disertai skuama
D

dan ulkus ringan.

Gambar 11.27 C. Dermatomiositis pada lengan;

tampak bercak-bercak
makula hipopigmentasi
dan skuamasi.

226

Saripati Penyakit Kulit

PURPURA NON.TROMBOSITOPEN

Definisi

Adalah ekstravasasi sel darah merah ke kulit dan selaput lendir tanpa ada hubungan
dengan jumlah trombosit dalam darah.

Penyebab dan

. Penyebab : Herediter atau didapat.


r lJmur
: Jenis fulminan lebih sering pada anak.

epidemiologi

o Jenis kelamin

Frekuensi yang sama pada pria dan wanita.

Gejala singkat
penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:


Mula-mula timbul purpura berupa petekie, ekimosis pada ekstremitas bagian bawah.
Pada tipe fulminan disertai panas yang tinggi, malaise dan menggigil.

Pemeriksaan kulit

Loknlisasi
Efloresensi/sfot-sfotnya

: Ekstremitas inferior terutama yang tertutup


: Petekie dan ekimosis.

sepatu.

Gambaran
histopatologi:

Didapatkan ekstravasasi eritrosit sekitar pembuluh rambut tanpa perubahan vaskular.

Pemeriksaan

Analisis darah terutama albumin dan globulin.

pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding

Penyakit ini harus didiagnosis banding dengan dermatitis medikamentosa, purpura


akibat infeksi virus dan kelainan darah. Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan
pemeriksaan histopatologi, analisis darah dan tes alergi.

Penatalaksanaan

Kortikosteroid dosis tinggi, disesuaikan dengan derajat penyakit.


Pada tipe fulminan diberikan antikoagulan.

Prognosis

Dubia.

Gambar 11.28 Purpura nontrombositopenik.


Predileksi.

Canggrian Metabolisnte, Kekurangan Cizi, Autoimun, dan

Miliaria

227

Gambar 11.29 purpura nontrombositopenik. A. Tampak petekie pada lengan bawah. B. Tampak L:ercak-bercak petekie dan mengenai
kedua ekstremitas inferior.

c.

Pada lengan bawah tampak petekie yang diskret.

228

Saripati Penyakit Kulit

PURPURA TROMBOSITOPEN I K

Definisi

Adalah ekstravasasi sel darah merah ke kulit dan selaput lendir dengan manifestasi
berupa makula kemerahan yang tak hilang dengan penekanan^ Disebabkan jumlah
trombosit dalam darah kurang dari normal.

Penyebair dan

r Penyebab

epidemiologi

Belurn diketahui, sebagian menyatakan karena obat-obatan dan


dapat pula akibat penyakit infeksi.
o Umnr
: Biasanya orang dewasa.
r Jenis kelamin : Lebih sering pada wanita.
:

Gejala singkat
penyakit

Ditandai dengan ekimdsis dan petekie akut di kulit dan mukosa, terutama mukosa
mulut. Dapat terjadi epistaksis dan perdarahan konjungtiva.

Pemeriksaan kulit

o Lokslisssi
: Ekstremitas inferior terutama bagian ekstensor.
o Efloresensi/sifut-sfotnya : Ekimosis dan petekie numular sampai dengan plakat.

Gambaran
histopatologi:

Didapatkan ekstravasasi eritrosit tanpa inflamasi serta presipitasi fibrin pada dinding
dan lumen pembuluh darah.

Pemeriksaan

Analisis darah; jumlah trombosit dan hematokrit.

pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding

timbul bercak-bercak merah, miliar yang gatal dan panas,


yang pada pemeriksaan darah tampak normal,
2. Dermatitis mediknmentosa; preparat sulfa sering menimbulkan purpura di kulit.

Penatalaksanaan

o Kortikosteroid dosis tinggi, misalnya: prednison 60 mg/hari.


o Transfusi darah.
o Jika perlu dilakukan splenektomi.

Prognosis

Buruk.

1. Vnskulitis alergik:biasanya

't

Gambar 11.3O Purpura trombositopenik.


Predileksi.

Cangguan Metabolisme, Kekurangan Cizi, Autoimun, dan

Miliaria 229

Gambar 11.31 A, B, dan C. Purpura trombositopenik. Tampak petekie


dan ekimosis pada ekstremitas inferior bagian ekstensor.

230 Saripati Penyakit Kulit

LUPUS ERITEMATOSUS DISKOID

Definisi

Adalah suatu penyakit kolagen atau autoimun yang menyerang kulit; relatif ringan
dengan gambaran klinis yang khas di wajah, dada, kepala dan ekstremitas.

Penyebab dan

epidemiologi

o lJmur
o Jenis kelamin

Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:

o Bangsa/ras
o Trauma

Gejala singkat
penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:


Lesi bermula sebagai makula eritematosa di wajah, hidung dan pipi, memberi
gambaran kupu-kupu. Lesi tersebut sedikit gatal; bagian tengah lesi tampak agak
pucat dan atrofi (mencekung) serta dapat terlihat skuama berupa sumbatan iolikular.
Pada bagian tepi lesi terlihat eritema dan telangiektasia.

Pemeriksaan kulit

Penyebab

Belum diketahui tapi diduga penyakit kolagen.


10-40 tahun.
Lebih sering pada wanita.
Lebih banyak pada kulit putih.
Fisik. Sinar matahari, hawa dingin, angin, gesekan-gesekan sering
menjadi faktor pencetus penyakit.
Faktor herediter berpengaruh untuk timbulnya penyakit ini.
Lingkungan yang menyebabkan gangguan emosi sering
memperberat penyakit.

o Keturunan
o Lingkungan

Lokalisasi

wajah (pipi kiri dan kanan) simetris, teringa kiri dan


kanan, dada, lengan, dan kepala di belakang telinga.

o EJloresensi/sifat-sifutnyn : Makula eritematosa, makula hiperpigmentasi nqmular


sampai plakat dengan gambaran kupu-kupu. Sekitar lesi
didapati teleangiektasia dan padabagian tengah didapati
sumbatan folikular (folicullar plug).

Gambaran
histopatologi:

Cambaran lesi yang khaswireloop yaitupenebalan membrana basalis dan sumbatan


folikular. Terdapat degenerasi jaringan ikat berupa hialinisasi, edema dan perubahan
fibrinoid pada sel-sei di bawah epidermis.

Pemeriksaan

1. Pemeriksaan darah untuk melihat perbandingan albumin dan globulin (rasio

pembantu/
laboratorium

A/

G), laju endap darah dan leukositosis, serta melihat sel LE (dengan pewarnaan
Romanovsky).

2. Urinalisis.

Diagnosis banding

L. Psoriasis: penyakit ini kronik residif dengan skuama tebal berwama putih mengkilat.
2. Dermstitis seboroik: biasanya menyerang daerah kepala yang berambut dengan
skuama berminyak serta gatal.
3, Tinea fasialis: dibedakan dengan pemeriksaan kerokan kulit dengan KoH serta
biopsi.

Penatalaksanaan

o Topiknl

o sistemik

: Antimalaria klorokuin 2x?-50 mg/hari

Preparat kortikosteroid seperti hidrokortis on r-2oh; betametason


propionat, triamsinolon asetonida.

sampai lesi hilang. obat


golongan kortikosteroid dapat memberi hasil yang baik seperti
prednison 30-4:0 rng/hari, triamsinolon 10-15 mg/hari, deksametason
7-2 mg/hari, setelah tampak perubahan klinis, dosis diturunkan
perlahan (tapering ffi.

Cangguan Metabolisme, Kekurangan Cizi, Autoimun, dan

Prognosis

Miliaria 231

Kurang baik.

Gambar 1'1.32 Lupus eritematosus diskoid.

Gambar 11 .33 Lupus eritematosus diskoid pada kedua pipi dan


puncak hidung yang menyerupai kupu-kupu.

Predileksi.

Gambar 11.34 Lupus eritematosus diskoid. A. Kulit wajah, pipi, Ieher, atrofi dan hipopigmentasi.
B. Predileksi dan morlologi khas LED.

232

Saripati Penyakit Kulit

Gambar 11.35 Lupus eritematosus diskoid. A. Pada kepala, kulit


atrofi, rambut lepas, eritema dan skuama. B. LED pada wajah,
bercak-bercak eritema, skuama dan atrofi. C. Lesi khas LED, pada
dada terlihat "sumbatan keratin".

LUPUS ERITEMATOSUS SISTEMIK (LES)

Definisi

LES adalah penyakit sistemik yang menyerang sistem jaringan ikat dan vaskular
dengan karakteristik adanya antinuklear antibodi (AAN).

Penyebab/

Dimasukkan dalam golongan penyakit autoimun.


walaupun demikian diduga faktor genetik mempunyai peranan penting, oleh karena
di dalam serum penderita dapat terjadi fenomena sel LE, karena ada faktor LE. Di
dalam sirkulasi darah didapati AAN dan serum komplemen glomerulus yang
memperkuat konsep adanya gangguan imunologi dalam penderita LES.

epidemiologi

Faktor-faktor yang
memengaruhi
penyakit

Sinar matahari sering menjadi faktor pencetus (fotosensitivitas).


Obat-obatan seperti antibiotika dapat menjadi faktor penyebab timbulnya penyakit.
Kehamilan kadang-kadang memberi perubahan pada perjalanan penyakit, hanya
pada pascapartum dapat timbul kembali.

Cangguan Metabolisme, Kekurangan Cizi, Autoimun, dan

Gejala-gejala
penyakit

Miliaria 233

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan.


o Sering penyakit ini mulai dengan gejala-gejala konstitusi seperti mudah capek,
sering demam dan berat badan menurun.
o Pada sendi-sendi dapat timbul artritis dan artralgia terutama pada sendi-sendi
kecil.
o Kelainan pada ginjal dapat terjadi berupa hematuria, proteinuria dan tanda-tanda

sindrom nefrotik.
o Kelainan pada kardiovaskular dapat terjadi berupa endokarditis akut, subakut serta
fenomena Rayrauld.
o Pada paru-paru dapat timbul pneumonia dan pleuritis.
o Gangguan-gangguan pada saluran pencemaan dapat memberi gejala-gejala berupa
mual, diare, disertai nyeri pada daerah perut atas.
o Kelainan pada sistem kelenjar limfe dapat bermanifestasi berupa hepatosplenomegali dan kelainan pada sistem saraf dapat timbul berupa psikosis
terutama pada masa-masa eksaserbasi.

o Pada mata memberi kelainan edema di sekitar mata dan konjungtivitis.


o Pada pemeriksaan darah serologis untuk sifilis sering memberikan positif semu.
Pemeriksaan

c Loknlisnsi

Kedua pipi, batang hidung, dada, lengan, pangkal jari-jari tangan,


telapak tangan dan punggung tangan, mukosa mulut, faring dan vagina.

o Efloresensi/sfot-sifatnya:
- Eritema pada kedua pipi dan batang hidung sehingga memberi gambaran
menyerupai kupu-kupu " butterfly appereance" .
- Eritema terdapat pada lengan, dada, punggung telapak tangan yang besarnya
mulai dari miliar sampai numular, berbatas tegas dan pada bagian tepinya tampak
hiperpigmentasi dan teleangiektasi.
- Eritema dapat juga terjadi pada pangkal kuku ("periungual erythema").

- Skuama yang halus terdapat di atas daerah eritema.


- Makulopapular yang eritem dapat mengenai kepala, hingga menimbulkan
alopesia yang permanen.

- Krusta yang menutupi lesi yang eritem disertai atrofi kulit.


- Ulkus dan vaskulitis terjadi pada sisi eksternal jari-jari tangan.
- Bula sering ditemukan apabila berhubungan dengan fotosensitivitas.
- Ulkus-ulkus pada mukosa palatum, dan faring yang asimtomatis.
- Ulkus juga dapat terjadi pada tungkai bawah sekitar maleolus yang besarnya
lentikular sampai numular dengan rasa sakit yang hebat.
- Petekie dan ekimosis dapat timbul pada lengan, dada dan badan akibat dari
trombositopenia.
Edema pada periorbital menyebabkan mata jadi tertutup.
Semua gejala-gejala sistemik dan kulit serta laboratorium diatas dipakai sebagai dasar
diagnosis. Apabila ada 4 atau lebih dari 14 macam keluhan tadi, diagnosis LES dapat

dipertimbangkan.

Gambaran
histopatologi

Atrofi epidermis, regenerasi likuefaksi sel-sel membran basalis.


Pada dermis bagian atas terdapat edema dengan sebukan sel-sel radang kronis
terutama limfosit, dan pada subkutis ditemukan degenerasi fibrinoid.

234

Saripati Penyakit Kulit

Pemeriksaan
pembantu

Pemeriksaan darah melihat adanya sel-sel LE.


Pada darah dapat juga ditemukan anemia, trombositopenia, laju endap darah yang
meningkat serta pemeriksaan yang berhubungan dengan penyakit yang meng-

ikutinya.
Penderita perlu dimintakan konsultasi ke bagian-bagian penyakit dalam, penyakit
mata dan kesehatan jiwa.

Diagnosis banding

1. Dermatomiosis,karena sering ditemukan sklerosis pada jaringan-jaringan ikat dan

subkutis.
ditemukan lesi-lesi petekie dan ekimosis
di daerah lengan bawah.
3. Artritis reumntika, oleh karena sering terjadi artritis dan artralgia.
2. Pttrpura trombosilopenla oleh karena sering

Komplikasi

Yang paling sering ditakutkan adalah jika pada ginjal dan jantung terjadi kelainan
sistemik.

Penatalaksanaan

o Penderita harus menghindari pajanan sinar matahari, dan hati-hati dengan


pemakaian obat-obatan.

o Kortikosteroid seperti prednison, betametason, metilprednison dapat memberi hasil


yang baik. Dosis permulaan dapat sampai 100 mg prednison/hari (dosis ekuivalen
steroid lain) sampai gejala-gejala kulit dan sistemik hilang, selanjutnya dosis dapat
diturunkan perlahan-lahan sampai didapat dosis bertahan.
o Obat antimalaria seperti kloroquin 3x250 mg/hari jangka pendek, terutama yang
baik. Pemberian antimalaria harus dengan hati-hati mengingat efek samping obat
ini.
o Obat-obat sisternik dapat diberikan sesuai dengan gejala-gejala dari penyakit
sistemik yang ditemukan
o Obat-obat topikal:
Jika kelainan kulit membasah diberikan kompres asam borat 3% sampai kering
selanjutnya dapat diberikan obat-obat anti topikal.
Obat-obat kostikosteroid topikal sangat menolong, seperti betametason 0,05-0,17o,
fluosinolon 0,05'k, atau triamsinolon 0,17o.
Prognosis

Kurang baik.

'i-

Gambar 11.36 Lupus eritematosis sistemik


Predileksi.

Cangguan Metaboi isrne, Kekurangan Cizi, ALttoimun, dan

Miliaria 235

Garnbar

11

.37A, B, dan G. LES. Tampak lesi-lesi

eritema pada kepala, muka, dada dan lengan bawah

serta telapak tangan disertai dengan gejala-gejala


konstitusi.

236

Saripati Penyakit Kulit

ERITRODERMA

Definisi

Adalah kelainan kulityang ditandai dengan eritema di seluruh/hampir seluruh fubuh,


biasanya disertai skuama.

Etiologi

Berdasarkan penyebabnya eritroderma dibagi menjadi 3 golongan:


1. Akibat alergi obat secara sistemik.
2. Akibat perluasan penyakit kulit, seperti psoriasis, pitiriasis rubra pilaris, pemfigus
foliaseus, dermatitis atopik dan liken planus.
3. Akibat penyakit sistemik termasuk keganasan.

Gambaran klinis

Dahulu eritroderma dibagi menjadi primer dan sekunder. Pendapat sekarang semua
eritroderma ada penyebabnya, jadi eritroderma selalu sekunder.
Eritroderms akibat alergi obat secars sistemik:
Diperlukan anamnesis yang teliti untuk mencari obat penyebabnya. Umumnya
alergi timbul akut dalam waktu 10 hari. Pada mulanya kulit hanya eritema saja,
setelah penyembuhan barulah timbul skuama.
Eritroderma akibat perluasan penyakit kulit:

Seringkali pada psoriasis dan dermatitis seboroik bayi. Psoriasis dapat menjadi
eritroderma karena 2 hal:
. Karena penyakitnya sendiri atau
o Karena pengobatan yang terlalu kuat.
Psoriasis bersifat kronik residif, kelainan kulit berupa sisik-sisik berlapis dan kasar
di atas kulit eritematosa yang berbatas tegas. Umumnya didapati eritema yang tidak
merata.
Dermatitis seboroik pada bayi (penyakit Leiner). Usia penderita berkisar 4-20 minggu.
Kelainan berupa skuama berminyak dan kekuningan di kepala. Eritema dapat pada
seluruh tubuh disertai skuama yang kasar.
E r itr o d er m

a akib n t p eny akit s is t emik t erma suk ke g an as an :


Berbagai penyakit atau kelainan alat dalam termasuk infeksi fokal dapat memberi

kelainan kulit berupa eritroderma, misalnya sin dromaSlzary; tergolong limfoma,


ada yang menyebutnya stadium dini dari mikosis fungoides. Menyerang pria 64

tahun dan wanita rata-rata 53 tahun. Terdapat eritema menyeluruh disertai


skuama kasar berlapis dan sangat gatal. Selain itu, terdapat infiltrasi pada kulit
dan edema. Sepertiga sampai setengah dari penderita didapati splenomegali,
limfadenopati superfisial, alopesia, hiperpigmentasi, hiperkeratosis palmaris et
plantaris serta kuku distrofik. Sebagian besar kasus menunjukkan leukositosis,
kecuali itu terdapat pula limfosit atopik yang disebut sel S6zary. Hasil biopsi
menunjukkan infiltrat pada bagian atas dermis dan terdapat sel S6zary.

:
:

Pemeriksaan kulit

c Loknlisnsi
. Efloresensi

Penatalaksanaan

Umumnya terapi eritroderma dengan kortikosteroid. Dosis berkisar dari 3x10 mg


sampai4x15 mg sehari. Dietperlu tinggi protein karenabanyak skuamayang terlepas.
Topikal dapat diberikan emolien lanolin 10% untuk mengurangi radiasi akibat
vasodilatasi oleh eritema.

Seluruh atau hampir seluruh tubuh.


Eritema dan biasanya disertai sisik.

Cangguan Metabolisme, Kekurangan Cizi, Autoimun, dan

Prognosis

Baik jika disebabkan alergi obat. Buruk pada sindrorr.Slzary.

A
Gambar 11.38 A. Eritroderma. Hampir seluruh tubuh berwarna merah
ditutupi oleh skuama halus sampai kasar.

Miliaria

237

238

Saripatt Penyakit Kulit

P.
&
ffi

F*;
: {ti
iF,'

:"i:

Gambar 11.38 B, C, dan D. Eritroderma.


Tampak kulit menjadi eritem dengan skuama
halus dan kadang-kadang jadi erosi.

Cangguan Metabolisme, Kekurangan Cizi, Autoimun, dan

Miliaria 239

PITIRIASIS RUBRA PILARIS

Definisi

Adalah kelainan kulit berupa erupsi papuloskuamosa yaitu sisik- sisik di atas kulit
eritematosa , jarang dijumpai dan bersifat herediter.

Penyebab dan

o Penyebab : Belum diketahui; bersifat herediter (dominan autosomal) atau


sebagai penyakit sporadik.
o ljmur
: Semua umur; lebih sering pada dasawarsa ke-1 dan ke-5.
o Jenis kelamin: Frekuensi yang sama pada pria dan wanita.
o Penyakit ini bersifat familial, diturunkan secara autosomal dominan.

epidemiologi

Gejala singkat
penyakit

Pemeriksaan

kulit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:


Mula-mula terdapat skuama moderat pada kulit kepala diikuti perluasan ke dahi
dan telinga; pada saat ini akan menyerupai gambaran dermatitis seboroika. Kemudian
timbul hiperkeratosis palmo plantaris yang jelas. Berangsur-angsur menjadi papula
folikularis di sekeliling tangan dan menyebar ke kulit berambut.

Loknlisasi

: Kulit kepala, wajah, lengan dan tangan, tungkai dan kaki,

Efloresensi/sfat-sifatnya

: Makula eritematosa, papula folikularis, hiperkeratosis,


skuama berukuran halus sampai sedang, wama putih

terutama pada daerah ekstensor.

mengkilat.

Gambaran
histopatologi:

Pada daerah lesi terdapat hiperkeratosis dan parakeratosis fokal, akantosis ringan,
infiltrasi perifolikular, degenerasiliquefaction pada stratum basalis, tidak ditemukan
abses munro.

Pemeriksaan

Kadar vitamin A dalam serum.

pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding

\. Dermatitis seboroikn:biasanya menyerang daerah-daerah yang banyak mengandung


kelenjar lemak; skuama berminyak.
2. Psoriasis: bersifat kronik residif dengan makula eritema berbatas tegas, skuama
tebal berwama putih mengkilat.
3. Eritrodermia eksfoliatiua; biasanya menyerang seluruh permukaan tubuh; skuama
halus disertai gejala-gejala konstitusi badan terasa dingin dan temperatur panas.

Penatalaksanaan

Sistemik

: 1. Vitamin A y*g

dapat larut dalam air dosis 200.000-600.000

unit/

hari.

Topiknl

Prognosis

2. Metotreksat dosis 2,5 rng/12jam untuk 3 dosis/minggu'


3. Azatioprin 150-200 mg selama beberapa minggu/bulan.
Kortikosteroid berpotensi tinggi (untuk lesi yang luas), hidrokortison
0,5"k, atau triamsinolon asetonida 0,17o.

Tipe dewasa mempunyai prognosis lebih baik dibanding tipe juvenilis (remaja).

24o

Saripati Penyakit Kulit

Gambar 11.39 Pitiriasis rubra pilaris. A. Tampak makuta


eritem berskuama pada kedua lutut. 8. Makula eritem
berskuama pada punggung. C. Bercak-bercak makula
hipopigmentasi folikular dan skuama.

Cangguan Metabolisme, Kekurangan Cizi, Autoimun, dan

Miliaria

241

KERATODERMA KLIMAKTERI UM

Definisi

Hiperkeratosis pada telapak tangan dan telapak kaki yang timbul pada wanita menopause atau pada umur sebelumnya.

Penyebab/

epidemiologi

Tidak diketahui penyebab, dan pengaruh endokrinologis tidak terbukti.


Biasanya keratoderma klimakterium terjadi 2 bulan atau lebih setelah ooforektomi.
Hanya ditemukan pada wanita-wanita yang sudah menopause.

Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:

Hiperhidrosis, sering memperberat penyakit.


Orang-orang yang sering mengangkat barang-barang berat juga berpengaruh.
Pengaruh ras dan tempat tinggal tidak ada pengaruh.

Cejala-gejala
singkat penyakit

Biasanya timbul pada wanita-wanita yang baru menjalani pengangkatan ovarium


dan uterus.
Timbul hiperkeratosis pada telapak tangan dan telapak kaki.
Sakit jika ada infeksi sekunder dan apabila mengangkat barang-barang berat.
Sering terjadi fisura yang apabila kena air terasa sakit.

Pemeriksaan kulit

Loknlisasi

: Telapak kaki dan telapak tangan.


Efloresensi/sifat-sifatnya ; Hiperkeratosis yang numular, disertai skuamasi.
Fisura dangkal dengan dasar merah, kadang-kadang ada
erosi yang miliar sampai lentikular.

Gambaran
histopatologi

Biasanya tidak khas, dapat ditemukan hiperkeratosis, sedikit akantosis dan


parakeratosis serta pelebaran kapiler-kapiler padabagian atas epidermis dan disertai
sebukan-sebukan sel-sel radang limfosit.

Pemeriksaan

Kerokan kulit untuk melihat apakah ada hifa atau tidak.


Pemeriksaan tanda fenomena Auspit dan tanda-tanda Kobner'

pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding

o Keratoderma herediter, biasanya gejala hampir sama, hanya dengan anamnesis


dapat dicari bahwa penyakit ini bersifat herediter dominan'
. Dengan tinea pedis harus dilakukan pemeriksaan kerokan kulit dengan KOH 20%
untuk melihat adanya hifa
. Dengan psoriasis dapat dibandingkan apabila skuama tampak berlapis-lapis dan
transparan serta tanda Auspit positif dan pada biopsi ditemukan abses mikro dari
Munro.
r Keratoderma akibat kerja dapat didiagnosis dengan anamnesis yang lengkap.

Komplikasi

Jika ada infeksi sekunder dapat terjadi erisipelas atau ulkus di kaki'

Penatalaksanaan

banyak istirahat, tidak boleh mengangkat barang-barang berat.


2. Biasanya diberi obat keratolitik kuat seperti asam salisilat 70'/, dalam salep atau
salep antrar alin 1.,25o/o.
3. Obat-obat kortikosteroid topikal sepertibetametasonpropionat0,5o/o dalambentuk
salep dapat dicoba.

Prognosis

Baik

1. Penderita harus

242

Saripati Penyakit Kulit

Gambar 11.40 Keratoderma klimakterium. Preclileksi

Gambar 11.41 Keratoderma klimakterium.


A. Tampak telapak kaki yang hiperkeratosis

B.

benwana kehitaman disertai fisur.


Tampak
hiperkeratosis skuama dan fisur yang dalam.

..:=.
JC*,
:ca-

:.:.:;1

':l:

. j:i.
:.:: i:'i;i.>-.;:: _.:::1...:::
r . :: ;-r:i .. r .::-i,:::..::i::i+i::i r:.::::r:
-ari l: :;,:;
-: .':::l-::::i::_:_:i: :_.:

I:

.:!-:

_:: :::.,

j:j:_.:t; :i::. ...:.:--:i. j,-:i

Cangguan Metabolisme, Kekurangan Cizi, Autoimun, dan

Miliarla 243

Gambar 11.41C. Keratodema klimakterium. Tampak hiperkeratosis yqng panjang


mulai dari tumit sampai dengan pangkal ibu jari kaki berwarna hitam dis\ftai fisur.

ALOPESIA AREATA

Definisi

Adalah kelainan yang ditandai dengan bercak/daerah pada kulit, tempat rambut
menghilang secara komplit dan cepat.

Penyebab dan

o Penyebab
o Faktor predisposisi

epidemiologi

: Tidak diketahui.
: Infeksi fokal, gangguan endokrin,

stres emosional, dan

faktor distrofi.

o lJmur
: Semua umur.
o Faktor yang paling berpengaruh terhadap timbulnya penyakit adalah gangguan
emosi, di samping infeksi fokal, gangguan hormonal dan penyakit sistemik.

Gejala singkat
penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:


Keluhan utama berupa rambut rontok. Mula-mula timbul suatu daerah kecil yang
mengalami kerontokan rambut. Lama-kelamaan daerah tersebut meluas, dan rambut

rontok secara cepat.

Pemeriksaan kulit

o Loknlisasi
: Kulit kepala yang berambut, alis dan bulu mata.
o Efloresensi/sifat-sifntnya: Suatu bercak bulat atau oval dan tidak lagi berambut.
Pada tepi bercak yang berbatasan dengan daerah yang
masih berambut, didapatkan rambut yang putus-putus.
jika rambut dicabut tampak folikel rambut yang atrofi.

Gambaran
histopatologi:

Pada potongan kulit dari daerah yang tidak berambut, didapatkan rambut dalam
fase anagen. Folikel rambut kecil dan imatur, Bulbus rambut dalam dermis dikelilingi
sebukan sel radang kronik, terutama limfosit.

Pemeriksaan

Sebaiknya diperiksa kerokan kulit untuk melihat adakah infeksi jamur atau tidak.

pembantu/
laboratorium

244

Saripati Penyakit Kulit

Diagnosis banding

Tinea knpitis: terutama pada anak. Penyebabnya adalah jamur (Miuosporum dan
Trichophyton). Rambut dikelilingi oleh spora yang susunannya tidak teratur.
2. Lupus eritematosus diskoid: j:ugamenimbulkan alopesia areata, tapi dapat ditemukan
1-.

atrofi kulit, skuama dan telangiektasia.

Penatalaksanaan

Prognosis

Kadang-kadang dapat sembuh sendiri dalam beberapa minggu tanpa pengobatan.


Untuk kehidupan penderitanya sendiri, prognosis umumnya baik.

Injeksi kortikosteroid intralesi, misal: triamsinolon, sering kali menyembuhkan.


o Secara topikal dapat diberikan salep kortikosteroid.
o Pemberian vit. A 200.000 U sehari dapat membantu mempercepat penyembuhan.

Gambar 11.42 Alopesia totalis. Hampir seluruh


rambut kepala rontok.

Cangguan Metabolisme, Kekur.rngan Cizi, Autoimun, dan

Miliaria

245

Gambar 11.43 Alopesia areata A. Rambut lepas, kulit mengkilat. B. Kulit mengkilat, pada bagian tepi
tampak rambut halus.

PROGERIA

Definisi

Adalah suatu gangguan pertumbuhan dan perkembangan tubuh yang jarang


ditemukan, penyebabnya belum jelas.

Penyebab dan

epidemiologi

. Penyebab : Penyebabyangpastibelumdiketahui.
o ljmur
: Biasanya timbul pada bayi umur 1 tahun.
o Jenis kelamin : Frekuensi yang sama pada pria dan wanita.
r Faktor-faktor yang memengaruhi timbulnya penyakit belum diketahui.

Gejala singkat
penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:


Kelahiran bayi tampak normal. Sesudah umur 2 tahun tampak perkembangan
pertumbuhan tubuh mulai tidak normal. Berat dan tinggi badan tidak sesuai dengan
umur. Kulit menjadi atrofi, dan rambut rontok. Vena-vena tampak menonjol, sendi
mengalami artritis, tulang mengecil dan menjadi pendek. Mata tampak menonjol.
Kepala tampak besar dan muka relatif kecil. Hidung menonjol menyerupai paruh
burung. Dada tampak mengecil dan perut menonjol. Perkembangan seksual
terganggu, sedang intelegensia tidak terganggu.

Pemeriksaan kulit

Loknlisnsi

; Generalisata.

Efloresensi/sifat- sfotnya :

Atrofi kulit dengan depigmentasi menjadi coklaU rambut


rontok menjadi alopesia totalis.

246

Saripati Penyakit Kulit

Pemeriksaan

1. Pemeriksaan darah, terutama kadar

pembantu/
laboratorium

2. Pemeriksaan radiografi: tampak osteodekalsifikasi tulang panjang dan osteolisis.


3. Elektrokardiogram: melihat kondisi jantung.

lipoprotein dalam serum menurun.

Penatalaksanaan

Menjaga kondisi janlungdanpembuluh darah jantung jika sudah ada arteriosklerosis.


Pengobatan lain belum ada yang efektif.

Prognosis

Buruk.

.44 Progeria. A. Anak umur 16 tahun, peftumbuhan tubuh tidak sesuai dengan umur.
kulit atrofi.C. Hidung menjadi mancung menyerupai paruh burung, alopesia.
D. Kulit atrofi, vena menonjol, sendi-sendi jari kontnktur.

Gambar

11

B. Jari-jari kontraktur,

Cangguan Metabolisme, Kekurangan Cizi, Autoimun, dan

Miliaria

247

MILIARIA
(keringat buntet)
Definisi

Adalah suatu dermatitis yang timbul akibat tersumbatnya saluran-saluran kelenjar


keringat.

Penyebab dan

o Penyebab

epidemiologi

Biasanya timbul jika udara panas atau lembap, atan) karena


pengaruh pakaian yang tidak menyerap keringat; tersumbatnya

pori-pori kelenjar keringat oleh bakteri yang menimbulkan


peradangan dan edema akibat keringat yang tidak keluar dan
diabsorpsi oleh stratum komeum.

Umur
fenis kelamin

Semua umur.

Bangsa/ras

Tidak berpengaruh.

Daerah

Musim/iklim

Kebersihan

Daerah yang panas dengan kelembapan tinggi


Insidens lebih tinggi pada musim panas
Seperti penyakit kulit lainnya, miliaria juga dipengaruhi oleh
faktor kebersihan. Jika kotor, mudah mengalami infeksi sekunder
Frekuensi yang lebih tinggi pada tempat tinggal atau kerja yang

a
a

Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:

Lingkungan

Frekuensi yang sama pada pria dan wanita.

panas.

Gejala singkat
penyakit

Pemeriksaan kulit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:


Umumnya disertai rasa gatal, terutama ada bagian tubuh yang tertutup pakaian.

Penyakit ini diklasifikasikan sebagai berikut:


1.

Miliaria kristalina

2.

Miliaria rubra

3.

Miliaria profunda

Keringat dapat keluar sampai stratum korneum, terlihat


vesikula yang menyerupai titik-titik embun, asimtomatis.
Vesikula dapat pecah akibat trauma obstruksi yang terjadi
di antara lapisan stratum komeum.
Keringat merembes ke dalam epidermis, terlihat vesikopapula dengan eritema di sekitamya. Disertai gatal, mudah
terinfeksi sekunder menjadi impetigo dan furunkulosis,
terutama pada anak. Obstruksi terjadi pula di antara lapisan
epidermis, tetapi lebih dalam dari stratum korneum.
Obstruksi terletak pada perbatasan dermis-epidermis.

Loknlisssi

: Dapat terjadi pada anggota badan dan bagian tubuh

lain

seperti wajah, leher, kulit kepala, dan badan.


EfI o r e s en si / sifa t - s ifn t ny a

: Miliaria kristalina: tampak vesikel berdiameter kurang


dari 1 mm tanpa peradangan di sekitamya.

Miliaria rubra (bentuk klinis tersering): makula


eritematosa miliar dengan vesikel-vesikel di atasnya.
Dapat pula timbul papula-papula di atas makula tersebut.
Miliaria profunda: efloresensi paling menonjol adalah
papula-papula berukuran 1-3 mm.

Gambaran
histopatologi:

Pada miliaria kristalina tidak ada perubahan histopatologi. Pada miliaria rubra tampak

infiltrat limfosit perivaskular dan vasodilatasi pembuluh darah di permukaan dermis.

248

Saripati Penyakit Kulit

Pemeriksaan

Pemeriksaan pH kulit.

pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding

mirip pnrigo, sehingga perlu didiagnosis banding;


prurigo bersifat kronik residif.
2. Gigitan serangga: urtikaria papular, biasanya jelas karena gigitan serangga.
3. Folikulitis: efloresensi yang paling menonjol adalah pustula miliar disertai nyeri;
suhu tubuh meningkat.

Penatalaksanaan

Umum

1. Gambaran klinis sering kali

; r Jangan minum

alkohol atau makanan yang pedas.


o Pakaian harus tipis dan menyerap keringat.
o Dianjurkan bekerja dalam ruangan dengan ventilasi yang baik.

Klrusus

o Sistemikr dapat diberikan antibiotik jika terdapat infeksi sekunder, dan


antihis tamin sebagai antipruritus.

Prognosis

Topiksl: bedak kocok yang bersifat mendinginkan mengandung bahan


antipruritus seperti bedak salisil 2oh, atau lotio Kummerfeldi. juga dapat
diberikan antibiotik topikal seperti krim kloramfenikol 2%.

Umumnyabaik.

Gambar 11.45 Miliaria kristalina. A. tampak vesikel miliar. B. vesikel miliar putih

Cangguan Metabolisme, Kekurangan Cizi, Autoimun, dan

Miliaria 249

Gambar 11.46 Miliaria rubra. Papula-papula merah miliar


di punggung dan leher.

GANGGUAN PIGMENTASI

MELASMA

Definisi

Adalah kelainan kulit berupa bercak-bercak kehitaman dan kecoklatan di wajah.

Penyebab dan

o Penyebab

epidemiologi

Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:

o Umur
o Jenis kelamin

: Dapat timbul
:
:

sebagai proses fisiologis atau patologis;

patogenesisnya belum jelas.

Umumnya dewasa.
Lebih sering pada wanita.

Sinar ultraviolet dapat memacu proses pembentukan pigmen melanin.


o Hormon estrogen, progesteron dan MSH dapat merangsang pembentukan

melasma.
Obat-obat sistemik seperti klorokuin, klorpromazin, sitostatik, dan minosiklin dapat
merangsang melanogenesis. Bahan-bahan kosmetik yang bersifat fotosensitif dapat
merangsang melanogenesis jika terpajan sinar matahari.

Gejala singkat
penyakit

seluruh wajah.

Pemeriksaan kulit

Loknlisnsi

'

Efloresensi/sifnt-sfatnya : Plak hiperpigmentasi dengan batas-batas tidak tegas.

Dimulai sebagai bercak-bercak hitam dan coklat di pipi yang selanjutnya meluas ke

: Kedua pipi, dahi, di bawah hidung dan di bawah rahang

bawah.

Gambaran
histopatologi:

Epidermis hiperkeratosis ringan. Pada sel-sel basal dan suprabasal ditemukan deposit melanin. Kadang-kadang melanin ditemukan dalam keratinosit di seluruh
lapisan epidermis.

Diagnosis banding

Hiperpigmentasi pascaperadangan, dermatitis fotokontak dan efelid. Dengan anamnesis yang jelas dan pemeriksaan histopatologi, penyakit-penyakit ini dapat
dipastikan.

Penatalaksanaan

250

Hilangkan faktor-faktor penyebab.


o Obat-obat antipigmentasi seperti hidrokuinon 2-5o/o dalarn krim atau salep.
r Bahan-bahan yang mengandung merkuri 5-70%,
r Hidrogen peroksida.
o Kortikosteroid topikal.

Cangguan Pigmentasi 251

Sistemik:

o Vitamin C dosis tinggi 1 g/hari.


o Glutation dapat menghambat pembentukan melanin.
Prognosis

Selagi faktor-faktor penyebab dapat dihiiangkan, prognosis baik.

Gambar 12,1 Melasma. A. Makula hiperpigmentasi pada


dahi. B. Bercak-bercak makula hiperpigmentasi pada pipi.
C. Melasma pada pria.

252

Saripati Penyakit Kulit

VITILIGO
Definisi

Adalah kelainan kulit akibat gangguan pigmentasi dengan gambaran berupa bercakbercak putih yang berbatas tegas,

Penyebab dan

o Penyebab
o Umur
o jenis kelamin

Tidak diketahui; berhubungan dengan proses imunologik atau


gangguan neurologis atau autotoksik.
Semua umur/ paling banyak umur 20-40 tahun.
Lebih sering pada wanita.

Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:

o Bangsa
o Daerah

Lebihbanyak pada kulit hitam.


Tropis.

Gejala singkat
penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:


Dimulai sebagai bintik-bintik putih yang makin lama makin lebar hingga mencapai
ukuran lentikular sampai plakat. Biasanya tidak gatal atau nyeri.

Pemeriksaan kulit

o Lokalisasi

epidemiologi

Efloresensi/sfat-sifatnya

: Kulit jari tangan, fleksura pergelangan tangan, siku,


:

daerah tulang kering, lutut, pergelangan kaki, genitalia,


kelopak mata, regio perioral.
Makula hipopigmentasi yang berbatas jelas; jika dilihat
dari tepi batasnya berbentuk konkaf. Di sekitar lesi sering

dijumpai hiperpigmentasi.

Gambaran
histopatologi:

Melanosit berkurang (dengan mikroskop elektron). Tampak sel-sel Langerhans yang


menyerupai melanosit.

Pemeriksaan

Perlu diperiksa gula darah, sebab sering berhubungan dengan penyakit diabetes

pembantu/
laboratorium

melitus.

Diagnosis banding

1,. Morbus Hansen: biasanya bercak anestesia dan dapat ditemukan basil tahan asam.
2. Lupus eritematosus tipe diskoid: dibedakan melalui perjalanan penyakit, gambaran

histopatologi dan pemeriksaan antibodi antinuklear.


3. Albinisme parsial (piebaldisme); biasanya mulai timbul sejak bayi dengan makula
hiperpigmentasi dan pada bagian lengan hipopigmentasi.

Penatalaksanaan

1.

Jika tak luas dengan zatwan:.a topikal (Vitadye/Dy-o-Derm).


diberikan kortikosteroid fluorinasi kuat karena merupakan reaksi autoimun.

2. Dapat

3. Larutan psoralen 1% dalam alkohol dioleskan, kemudian dipajankan di bawah


sinar matahari antara jam 10 sampai dengan 12, sampaiwarna kulit menjadimerah.

CangguanPigrnentasi 253

Gambar 12.3 Vitiligo. Hipopigmentasi pada lengan.

Gambar 12.2 Vitiligo. Makula hipopigmentasi


pada wajah.

KONTI N ENSIA PIGMENTOSIS


(penyakit B loch-Sulzberger)
I

Definisi

Adalah penyakit kulit yang ditandai denganbintik hitam yangmenyebar pada tubuh,
sebelumnya didahului oleh urtika, vesikula, peradangan verukosa pada bayi-bayi
waniLa yang baru lahir.

Penyebab dan

o Penyebab : Kelainan kongenital yang diturunkan secara autosomal dominan.


o lJmur
: Beberapa minggu sesudah lahir.
o Jenis kelamin : Umumnya wanita.

epidemiologi
Gejala singkat
penyakit

Lesi dimulai dengan urtika atau vesikula yang segera berubah menjadi bercak-bercak
hitam. Bercak-bercak hitam ini tampak aneh menyerupai laba-laba dengan tepi tak
teratur. Sesudah beberapa bulan/tahun bercak-bercak hitam menghilang, berubah

menjadi daerah yang hipopigmentasi dan atrofi. Kelainan-kelainan yang mengikuti


berupa: onikodistrofi, hiperlipidiosis palmaris dan plantaris, retardasi mental, katarak,
atrofi saraf mata, sindaktili, pertumbuhan yang kerdil, pemendekan tungkai dan
lengan.

Pemeriksaan kulit

o Loknlisasi
o Efloresensi/sifufsifntnyn

: Batang tubuh dan ekstremitas.


: Makula hiper- atau hipopigmentasi

yang aneh, berkaki


dengan tepi tak teratur, memberi gambaran menyerupai
laba-laba,

254

Saripati Penyakit Kulit

Gambaran
histopatologi:

Pada epidermis terdapat vesikel, spongiosis, akantosis, hiperkeratosis dan


papilomatosis, dan sebukan sel radang eosinofil disertai vakuola pada sel-sel stratum basalis. Pada dermis ditemukan pigmen melanin dalam sel-sel makrofag dan
sebukan sel-sel infiltrat terutama eosinofil.

Pemeriksaan

Dapat ditemukan antibodi antisitoplasmik dalam darah penderita dan ibunya serta
peningkatan IgE.

pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding

Penyakit ini harus didiagnosis banding dengan epidermolisis bulosa dan pemfigoid
bulosa pada bayi, karena sama-sama timbul pada awal kelahiran dan dapat dipastikan

dengan pemeriksaan histopatologi.

Penatalaksanaan

Belum ada pengobatan yang efektif.

Prognosis

Kurang baik, stadium akhir umumnya berakhir dengan kematian pada usia 2 tahun
atau menjelang remaja.

Gambar 12.4 lnkontinensia pigmentosis.


Bercak-bercak hipopigmentasi serta atrofi
kulit"

Cangguan Pigmentasi 255

EFELID

(freckles)

Definisi

Adalah suatu kelainan kulit berupa bercak-bercak hitam atau coklat pada daerahdaerah yang terpajan sinar matahari.

Penyebab dan

epidemiologi

o ljmur
o Jenis kelamin

Faktor-faktor yang
memengaruhi

o Musim

Faktor familial yang diturunkan secara autosomal dominan.


Biasanya dewasa sampai tua.
Frekuensi yang sama pada pria dan wanita.

Penyebab

Bangsa

timbulnya
penyakit:

Lebih banyak pada musim panas.


Orang-orang yang berambut pirang atau berkulit hitam lebih sering
terkena.

Cejala singkat
penyakit

Timbul bercak-bercak hitam atau coklat di daerah tubuh yang terpajan sinar matahari,
terasa nyeri dan panas.

Pemeriksaan kulit

t Loknlisasi : Wajah, leher, bahu dan punggung tangan.


. Efloresensi : Makula hiperpigmentasi dengan batas-batas tidak jelas.

Gambaran
histopatologi:

Terdapat banyak pigmen melanin di stratum basalis tanpa peningkatan jumlah sel

Diagnosis banding

Melasma, fotodermatitis kontak, hiperpigmentasi pascaperadangan, Wheel melanosis. Dengan anamnesis yang cermat dan pemeriksaan histopatologi, diagnosis dapat

melanosit.

dipastikan.

Gambar 12.5 Efelid. A. Bercak-bercak hiperpigmentasi pada pipi akibat terpajan sinar matahari.
B. Bercak hitam sesudah terpaian dengan sinar matahari.

256

Saripati Penyakit Kulit

Penatalaksanaan

Yang penting ialah pencegahan terhadap pajanan sinar matahari.


Topiknl : r Hidrokortison 2-5k dalamsalep atau krim.
o Peeling dengan fenol, selanjuhnya dicuci dengan alkohol.

o Asam triklorasetat 50% untuk menghancurkan daerah yang


hiperpigmentasi.

Prognosis

Baik.

ANETODERMA
(macular atrophy)

Definisi

Adalah atrofi dan hilangnya elastisitas kulit setempat tanpa perubahan kulit
sekitarnya.

Cambaran klinis

Berdasarkan ada tidaknya reaksi radang maka anetoderma dibagi 2 tipe.


1. Anetoderma Jadassohn: didahului oleh reaksi radang. Awalnya berupa makula
eritematosa berukuran 5-10 mm, membentuk gambaran sirkular dengan depresi
bagian tengah. Kemudian kulit di atasnya berwarna putih agak mengkilat dan
beikerut. falau diraba terasa ada lubang seperti lubang hemlalU ini m"erupakan
tanda umum dari semua anetoderma. Dikatakan karena hilangnya jaringan elastik
kulit tersebut.
2. Anetoderma schweninger-Buzzi: tipe ini multipel, jinak, pertumbuhanbaru seperti
tumor kulit. Penyakit ini tumbuh kembang sendiri, menyerupai kantong buti-buli
di antara epidermis, sebagian di atasnya timbul teleangiektasis. Secara klinis tidak
ada perubahan permukaankulit tapi jika ditekan denganujung jarimaka lesi melekuk ke dalam seperti ada lubang. Penyakit ini berjalan progresif lambat, sedang
pada orang lebih tua dapat sembuh spontan meninggalkan bekas parut cekung
yang lunak.

Penyebab

Kedua tipe di atas tidak diketahui penyebabnya. Reaksi radang pada tipe Jadassohn
belum dapat diterangkan, sedangkan pada tipe SchweningeyBuzzttidakada infiltrat
reaksi radang.

Pemeriksaan kulit

o Loknlisasi : Tipe Jadassohn: wajah, tubuh dan bahu.


Tipe S chwe ninger -Buzzi: terb anyak p ad a tubuh.
Efloresensi
:
Makula eritematosa 5-10 mm, dengan jaringan parut yang besamya
'
lentikular sampai numular. Pada penekanan terdapat lubang.

Gambaran
histopatologi:

Terdapat reaksi radang perivaskular. jaringan elastik mengalami fragmentasi bahkan


tidak dijumpai sama sekali.

Diagnosis banding

Penyakit ini dapat didiagnosis banding dengan atrofi makuiar sekunder akibat sifilis
stadium II, cacar rnonyet, lupus eritematosus tipe diskoid, lepra atau xantoma

tuberosum. Dengan anamnesis dan pemeriksaan lanjutan, penyakit ini dapat


dibedakan.

Penatalaksanaan

Belum ada pengobatan yang efektif.

Prognosis

Kurangbaik.

Gambar 12.6

netoderma. A. Bercak-bercak atrofi kulit lentikular.

B. Foto lebih dekat, tampak Iebih ielas cekungan yang


menunjukkan atrofi kulit.

TATO
Definisi

Adalah kelainan kulit yang timbul akibat pigmen yang tak larut dimasukkan ke dalam

kulit.

Penyebab dan

o Penyebab

epidemiologi

sengaja maupun tidak sengaja.


o lJmur
: Biasanya dewasa.
o jenis kelamin : Lebih banyak pada pria.
o Pengaruh pergaulan, avonturisme, kecintaan terhadap sesuatu, peringatan,
kebudayaan merupakan faktor yang mendorong seseorang memasukkan pigmen/
membuat gambar di permukaan tubuh.

Gejala singkat
penyakit

Tampak gambar atau tulisan di kulit dengan berbagai warna, ada yang hitam (tinta
cina), biru (tinta), atau merah.

Pigmen-pigmen yang dimasukkan ke dalam dermis, baik dengan

L+

t{

I]
258

Saripati Penyakit Kulit

Pemeriksaan kulit

o Loknlisasi
: Lengary dad.a,,paha,punggung.
o Efloresensi/sifut-sifatnya: Makula bermacam-macam warna, atau berupa tulisan
atau lukisan di tubuh.

Gambaran
histopatologi:

Epidermis dan dermis: tampak kumpulan pigmen di seluruh kulit, dengan reaksi

Diagnosis banding

Tidak sukar didiagnosis.

Penatalaksanaan

o Eksisi tattoo (tato). ]ika luas dapat dilakukan cangkokan kulit.


o Suntikan asam Lannat 50% ke dalam lesi.
o Dermobrasi.
o Salabrasi.
o Pengobatan dengan laser.

Prognosis

Baik.

radang di sekitarnya.

Gambar 12.7 Tato. A. Gambar gadis di lengan dengan memasukkan pigmen ke dalam kutit.
B. Tato berbentuk huruf-huruf.

TUMOR JINAK KULIT

TRIKOEPITELIOMA

Definisi

Adalah tumor jinak kulit berbentuk kista yang bersifat herediter.

Penyebab dan
epidemiologi

o Penyebab
: Tidak diketahui, diduga ada faktor herediter.
o Umur
: Anak-anak sampai dewasa muda.
o Jenis kelamin
: Lebih sering pada wanita.
r Diduga ada faktor herediter yang bersifat autosomal dominan.

Gejala singkat
penyakit

Mula-mula timbul bintik bulat, keras, kecil, multipel dengan permukaan licin

Pemeriksaan kulit

o Loknlisasi

: Wajah terutama sekitar kelopak mata, badan, kepala dan

berwama kemerahan sampai coklat. Bagian tengah dapat membentuk cekungan.

leher.
Elloresensi/sifnt-sifatnya

Papula berwarna coklat ukuran miliar sampai lentikular,


perabaan keras.

Gambaran
histopatologi:

Berupa kista keratinosa dan massa sel embrional yang sama dengan sel-sel stratum
basalis atau selubung keras akar rambut. Massa sel ini membentuk kista yang berisi
zat tanduk dan sel-sel stratum basalis bentuk kecil-kecil dan m atang,kadang-kadang
berada dalam stadium mitosis.

Diagnosis banding

Penyakit ini harus didiagnosis banding dengan siringoma yang berbentuk lebih kecil,
dan berwama kekuningan; dan dengan adenoma sebasea atau silindroma. Dengan
pemeriksaan histopatologi ketiga penyakit dapat dibedakan.

Penatalaksanaan

Bedah listrik dengan fulgurasi atau elektrolisis.


Bedah beku dengan nitrogen cair dapat memberi hasil yang baik.

Prognosis

Baik.

259

260

Saripati Penyakit Kulit

Gambar 13.'l Trikoepitelioma. Papula


lentikular coklat di bawah mata.

,..

|t$ffiil

Gambar 13.2 Trikoepitelioma. A. Papula-papula bentuk loniong,


coklat di bawah mata. B. Papula multipel di bawah mata,
m e rupakan p redi I eks i tri koe pitel i om a.

Tumor Jinak

Kulit

261

HEMANGIOMA
Definisi

Adalah tumor jinak kulit yang terjadi akibat gangguan perkembangan sistem
pembuluh darah di dermis dan subkutis.

Penyebab dan

epidemiologi
Gejala singkat
penyakit

. Penyebab
o lJmur
o jenis kelamin

:
:
:

Tidak diketahui.
Sejak lahir, masa anak-anak.
Frekuensi yang sama pada pria dan wanita.

Secara kinis dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk:


1. Bentuk makula (tidak menonjol) = nevus flameus.
2. Hemangioma simpleks dan kavemosa (menonjol).

o Nevus flameus: tampak berupa makula berivarna merah jambu sampai keunguan.
o Hemangioma simpleks: mulai dengan papula kecil yang makin lama makin besar
membentuk nodus berbatas tegas, wama merah dan perabaan lunak.

o Hemangioma kavernosa: nodula berwama merah kebiruan dengan batas tidak


tegas, berlobus, perabaan lunak dan pinggir tidak teratur.
Pemeriksaan kulit

Loknlisasi

: Wajah, leher, badan, ekstremitas dan kepala.


; Makula eritematosa atau nodula yang berwarna merah

Efloresensi/sifat-sifutnyn

sampai kebiru-biruan dengan batas tidak teratur.

Gambaran
histopatologis:

o Nevus flameus: menunjukkan pelebaran pembuluh-pembuluh darah pada bagian


atas dan bawah dermis, terisi penuh dengan darah.
o Hemangioma simpleks: pelebaran pembuluh-pembuluh darah disertai proliferasi
endotel kapiler sehinggalumen-lumenkapiler tampak agakmenyempit. Pada kasus
yang lebih lanjut endotel mengecil kembali dan lumen kapiler membesar. Kapiler
semakin banyak digantikan oleh jaringan ikat sekitarnya.
o Hemangioma kavernosa: lumen pembuluh darah di bagian bawah dermis dan
subkutis lebar, tidak teratur dan dinding pembuluh darah dikelilingi oleh jaringan
ikat yang tebal.

Diagnosis banding

7. Limfnngioma: warr..a kekuningan, bentuk tidak teratur.


2. Higroma: bentuk multilokular, padat.
3. N eur ofibr oma : bias anya multip el, wama kekuningan, konsis tensi lunak.

Penyakii-penyakit ini dapat dipastikan dengan pemeriksaan histopatologi.

Penatalaksanaan

Konservatif

Aktif

: o Bedah

Dibiarkan sampai mengalami penyembuhan spontan dalam waktu


bulan.

o
o

o
o
Prognosis

eksisi.

Radiasi.

Kortikosteroid: bentuk hemangioma simpleks dan kavernosa dapat


dicoba dengan 20-30 mg prednison/hari selama 3 minggu.
Bedah beku dengan nitrogen cair.
Bedah dengan sinar laser Argon.

Baik. Tergantung pada letak tumor, komplikasi serta penanganan yang baik'

262

Saripati Penyakit Kulit

Gambar 13.3 Hemangioma simpleks. Papuia

lobular berbatas tegas, warna merah,


konsistensi lunak.

Gambar 13.5 Limfangioma. Benjolan coklat di


kulit, lunak, lurus, sesuai aliran limfe.

Gambar 13.4 Nevus llameus. Makula merah


berbatas tak tegas di kepala.

Tumor Jinak

Kulit

263

&

Gambar 13.6 Hemangioma kavernosa. A. Tonjolan tak teratur, kistik. B. Nodula berbatas kurang
jelas, lobular, polipoid dan tampak Iebih dalam.

DERMATOFIBROMA
Definisi

Adalah tumor jinak kulit berupa nodula yang rata, dengan perabaan keras di atas
permukaan kulit.

Penyebab dan

Penyebab

lJmur

a
a

Gejala singkat
penyakit

: Akibat hiperplasia jaringan ikat histiosit dan jaringan pembuluh

darah.

epidemiologi

: Lebih sering pada orang dewasa.


Jenis kelamin : Lebih banyak pada wanita.
Faktor yang dapat menimbulkan penyakit yaitu trauma seperti luka tusuk, garukan
atau gigitan serangga.

Secara objektif terlihat berupa

tonjolan/nodula yang bulat atau lonjong, solitar atau

multipel dengan konsistensi keras, warna mulai dari coklat sampai kekuningkuningan.

Pemeriksaan kulit

c Loknlisasi : Tungkai,

.
Gambaran
histopatologi:

Efloresensi

telapak kaki, punggung, bahkan dapat seluruh permukaan


tubuh.
Nodula lentikular sampai numular, permukaan licin mengkilat, wama
coklat kekuning-kuningan dengan perabaan keras.

Epidermis: hiperkeratosis dan akantosis. Dermis: tampak jejas-jejas tumor yang terdiri
dari serabut-serabut kolagen muda, kapiler, histiosit dan terbanyak fibroblas. Secara
histologik terdapat dua bentuk; fibrosa dan campuran.

264

Saripati Penyakit Kulit

Diagnosis banding

Penyakit ini dapat menyerupai histiositoma dan kista epidermal. Untuk diagnosis
pasti dapat dilakukan pemeriksaan his topatologi.

Penatalaksanaan

Bedah eksisi.

Prognosis

Baik.

Gambar 13.8 Dermatofibroma. Tampak sebagai


baru mulai tumbuh.

Gambar 13.7 Dermatofibroma. Nodula lentikular,


keras, wama coklat kekuningan.

Gambar 13,9 Dermatofibroma. Nodula lentikular


permukaan.

Tumor linak

Kulit

265

KISTA EPIDERMAL
Def

inisi

Adalah tumor jinak kulit yang berasal dari proliferasi sel epidermis di dalam dermis.

Penyebab

dan
epidemiologi

o Penyebab : Tidak diketahui.


o lJmur
: Usia pubertas sampai dewasa.
o ]enis kelamin : Frekuensi yang sama pada wanita dan pria.

singkat
penyakit

Timbul benjolan kulit yang mudah digerakkan dari dasar tetapi melekat pada kulit
di atasnya. Pada bagian atas tampak titik hitam yang merupakan perlengketan sisa
saluran kelenjar. Warna pucat kekuningary konsistensi kenyal dan biasanya tidak
berfluktuasi.

Gejala

Pemeriksaan

kulit

Loknlisasi
Efloresensi/sifat-sifatnya

:
:

Ekstremitas, wajah dan leher.


Tumor dengan konsistensi tegang. Besamya lentikular
sampai numular, kulit di atasnya tampak normal, tidak
ada fluktuasi.

Gambaran
histopatologi:
Diagnosis

banding

Kista terletak subkutis dengan dinding terdiri dari sel-sel yang sama dengan sel epidermis. Kista berisi bahan keratin yang tersusun berlapis-lapis.
1. Lipoma: biasanya

lunak, dapat digerakkan, terdiri dari jaringan- jaringan lemak.

kulit dengan perabaan keras.


Selanjutnya dapai dipastikan dengan pemeriksaan histopaiologi.
2. Fibroma: biasanya menonjol di atas permukaan

Penatalaksanaan

Bedah eksisi, dengan mengeluarkan dinding kista secara total.

Prognosis

Baik.

KISTA DERMOID

Definisi

Adalah tumor jinak yang sudah tampak pada waktu lahir atau masa anak-anak.
Timbul sebagai akibat gangguan embriologis.

dan
epidemiologi

singkat
penyakit

Berupa tumor tunggal yang mudah digerakkan baik dari kulit di atasnya maupun
dari dasamya. Konsistensi lunak dan perabaan lembut.

Penyebab

Gejala

Pemeriksaan

kulit

Penyebab

r lJmur
r Jenis kelamin

Gangguan embriologis.
Sejak lahir sampai masa kanak-kanak.
: Frekuensi yang sama pada pria dan wanita.
:

Loknlisasi
Efloresensi/srfarstfatnya

: Kepala,leher dan mukosa mulut.


: Kista solitar ukuran lentikular sampai numular berisi cairan serupa mentega cair.

266

Saripati Penyakit Kulit

Gambar 13.1 0 Klsta dermoid. Tampak kista dengan dinding tipis,


lembut: isi seperti minyak cair.

Gambaran
histopatologi:

Dinding kista terdiri dari epidermis yang perkembangannya sudah sempurna

Diagnosis banding

1,. Neurofibroma: lesi multipel, konsistensi lunak.


2. Kists epidermal: permukaan licin, batas tidak tegas, pada bagian tengah tumor ada

sehingga kadang-kadang terlihat folikel rambut di dalam rongga kista. Dermis yang
mengelilingi kista mengandung kelenjar sebasea, ekrin dan apokrin.

bintikhitam.
Penatalaksanaan

Eksisi total.

Prognosis

Baik.

STEATOSISTOMA MU LTI PTEKS

Definisi

Termasuk tumor jinak kulit dengan gambaran banyak kista berwarna kekuningan.

Penyebab dan

o Penyebab

epidemiologi

: Penyebab yang pasti belum jelas, diperkirakan diturunkan secara


autosomal dominan.
r Umur
: Biasanya timbul pada usia pubertas.
o Jenis kelamin : Lebih sering pada pria.

Gejala singkat
penyakit

Secara objektif terlihat nodula-nodula kecil berukuran 2-5 mm, konsistensi lunak,
warna mengkilat kekuning-kuningan. Kista berisi cairan seperti krim berwarna
kuning.

Pemeriksaan kulit

Loknlisasi

: Skrotum, paha bagian atas dan lengan atas bagian


belakang.

o Efloresensi/sifat-sifatnya : Nodula multipel, besar lentikular sampai numular,


berkelompok dan konfluen, berlobus-1obus, warna
kekuningan, pada perabaan agak keras.

Tumor linak

Kulit

267

Gambaran
histopatologi:

Dinding kista terdiri dari beberapa lapis sel epidermis. Kadang-kadang dalam kista
dapat ditemukan folikel rambut dengan lanugo.

Diagnosis banding

Mudah dibedakan dengan kista epidermal dan dermoid berdasarkan jumlah,


lokalisasi dan isi kista. Diagnosis lebih jelas jika dibantu pemeriksaan histopatologi.

Penatalaksanaan

Bedah eksisi atau ekstirpasi kista secara serempak.

Prognosis

Baik.

Gambar 13.11 Steatosistoma multipleks. Nodulanodula Ientikular sampai numular, berkelompok,


be rlobus, warna kun ing.

MILIA
Definisi

Adalah kista epitelial yang berasal dari penyumbatan saluran kelenjar ekrin.

Penyebab dan

o Penyebab : Penyumbatan saluran kelenjar ekrin.


o ljmur
: Biasanya dewasa
o Jenis kelamin : Frekuensi yang sama pada pria dan wanita.

epidemiologi
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:

o Kebersihan/higiene kulit dapat memengaruhi timbulnya penyumbatan sehingga


mempermudah timbulnya milia.
r Iklim panas dengan banyak keringat mempermudah timbulnya penyakit.

Gejala singkat
penyakit

Kista tampak berupa bintik-bintik kecil berwarna putih, sering kali berkelompok.

Pemeriksaan kulit

c Lokalisasi : Wajah;bawah mata, konjungtiva dan korpus penis.

Efloresensi

Papula-papula miliar, multipel, berkelompok.

Gambaran
histopatologi:

Berupa suatu retensi kista, dengan dinding terdiri dari sel-sel epidermis dan berisi
cairan putih kuning.

Diagnosis banding

Harus didiagnosis banding dengan siringoma dan kista epidermal lainnya. Kondisi
ini dapat didiagnosis dengan pemeriksaan histopatologi.

268

Saripati Penyakit Kulit

Penatalaksanaan

r
r

Bedah listrik

Elektroiisis atau

o Elektrofulgurasi
Prognosis

Baik.

Gambar 13.12 Milia. Tampak papula


papula miliar, multipel konfluen.

LIPOMA
Definisi

Aclalah tumor jinak subkutis yang berisi jaringan lemak.

Penyebab dan

epidemiologi

. Penyebab : tidak diketahui.


o Umur
: biasanya menyerang

Gejala singkat
penyakit

Muia-mr-rla timbr-rl benjolan di bawah kulit dengan konsistensi lunak, makin lama
makin besar dan bertambah banyak, tanpa nyeri.

Pemeriksaan kulit

. Loknlisasi

o Jenis kelamin

: lebih

anak dan dewasa.


sering pada pria.

EJloresensi/sifnt sifatnyn

: Lengan, leher, punggung,

dada dan tungkai.

: Tumor solitar atau multipel dengan konsistensi lunak,


besamya bervariasi lentikular sampai numular, berlobus-

lobus.

Gambaran
histopatologi:

Tampak lobulus dengan kapsul berisi sel lemak normal yang berikatan dengan
jaringan ikat.

Diagnosis banding

1.

Neurofibrontstosis: biasanya multipel, pada penekanan terasa lunak dan tidak dapat

digerakkan dari dasarnya.


2. Kistn epidermoid: konsistensi agak keras, sulit diget'akkan dari daerair sekitarnya.
3. Hibernoma : berasal dari lipoma embrional, warna yang coklat, konsistensi keras

dan biasanya tunggal.

Penatalaksanaan

Eksisi.

Prognosis

Baik.

Tumor linak

Gambar 13.13 Lipoma.

Kulit

269

Tu-

morberukuranSx3cm,
konsistensi lunak. berlobuslobus.

KORNU KUTANEUS
Definisi

Adalah penebalan epidermis, menon;'ol di permukaan kulit clan tampak sepertr


tanduk.

Penyebab dan

. Penyebab :
r Umur
:
r Jenis kelamin :

epidemiologi

:
:

Akibat pajanan sinar matahari yang terlarrrp"lr 1266.


Biasanya pada usia lanjut"

Lebih banyak pada pria.

Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:

o Lingkungan
o Bangsa

Gejala singkat
penyakit

Tampak tonjolan keratin di atas permukaan kulit menyerupai tanduk. Dasar tanduk

Pemeriksaan kulit

Yang banyak sinar matahari.


Lebih banyak pada orang kulit putih.

agak merah dan agak tebal.

Loknlisssi
Efloresensi/sifat-sifatnya

:
:

Wajah, kepala, tangan dan penis.

Tonjolan keratin 2-5 cm dengan dasar yang tebal dan


eritematosa.

Gambaran
histopatologi:

. Epidermis : Hiperkeratosis, parakeratosis dan papilomatosis.


t Dermis : Tampak sel-sel dalam kedudukan prakanker.

Diagnosis banding

Dengan penyakit keratosis aktinik, permulaan karsinoma epidermoid dan


keratoakantoma. Dapat dipastikan dengan pemeriksaan histopatologi.

Penatalaksanaan

Prognosis

Baik.

Elektrokauterisasi dengan kuretase dasar.


o Eksisi total.

27O Saripati Penyakit Kulit

Gambar 13.14 Kornu kutaneus. Tampak tonjolan keratin


menyerupai tanduk, dasar merah.

KELOID

Definisi

Adalah tumor jinak jaringan ikat kuiit yang umumnya timbul akibat trauma atau
bakat.

Penyebab dan

epidemiologi
Faktor-faktor yang
memengaruhi

timbulnya
penyakit:
Cambaran singkat
penyakit

o Penyebab : Yangpastibelumjelas.
o lJmur
: Lebih sering pada orang muda.
o jenis kelamin : Lebih sering pada wanita.
Tegangan memegang peranan penting dalam menimbulkan keloid.

Endokrin: lebih sering timbul pada orang dewasa dan orang hamil, dan akan
mengalami regresi pada menopause dan masa tua.

Lesi keras, tidak teratur, berbatas tegas, menebal, hipertrofik, padat dan berwarna
coklat atau merah muda. Pertumbuhan keloid biasanya dimulai dari bekas luka,
terbakar, lecet, akne pustulosa. Permukaan tumor licin seperti karet, kadang dikelilingi

halo eritematosa dan mungkin juga terdapat teleangiektasia. Kadang penderita


mengeluh hipoestesi atau gatal dan sakit. Seringkali dalam jumlah banyak dan
berbagai ukuran.

Pemeriksaan kulit

Gambaran
histopatologi:
Diagnosis banding

Loknlisasi

Efloresensi

Deltoid, dada, punggung, anggota gerak, telinga, leher. Jarang pada


wajah dan selaput lendir.
Berupa tumor yang keras, tidak teratur, batas tegas, berwarna merah
muda atau coklat.

Pada dermis banyak jaringan kolagen padat, bagian atas tersusun sejajar permukaan

kulit sedang bagian bawah saling terikat ke semua jurusan. Kadang terdapat berkasberkas hialin.
Secara histologis keloid harus dibedakan dengan neuroma, fibroma, leiomioma atau

parut hipertrofik.

Tumor Jinak

Kulit

271

Penatalaksanaan

Dapat diberi suntikan triamsinolon asetonida intralesi; nitrogen cair; radiasi; tindakan
bedah dan steroid intralesi.

Prognosis

Jika kecil prognosisbaik. jika menyerang sebagian permukaan tubuh prognosis kurang

baik.

Gambar 13.15 Keloid. A. Toniolan di atas kulit, Iuas, keras, pinggir tegas, warna coklat. B,
Pasien yang sama, dilihat dari depan.

Gambar '13.16 Keloid. Tonjolan di atas kulit, keras, warna merah,


sudah diobati dengan suntikan triamsinolon intralesi.

272

Saripati Penyakit Kulit

SIRINGOMA
Def inrsi

Adalah tumor jinak adneksa kulit yang berasal dari saluran kelenjar apokrin.

Penyebab dan

o Penyebab : Belum jelas.

epidemiologi

. umur
: Masa pubertas atau usia lanjut.
r Jenis kelamin : Lebih sering pada wanita.

Cejala singkat
penyakit

Mula-mula timbr-rl bintik-bintik kecil kekr"rningan yang makin lama makin banyak di
daerah bawah mata.

Pemeriksaan kulit

Loknlisosi
Efloresensi/sifat sifntnya

: Kelopak mata, pipi, dahi, dada dan daerah perut.


: Papula miliar sampai lentikular berwarna putih atau
sedikit kekuningan, perabaan keras. Sekitar lesi sering
di temukan telangiektasia.

Gambaran
histopatologi:

Pada dermis ditemukan kista-kista yang berasal dari saluran kelenjar. Dinding saluran
terdiri dari 2 lapis sel epitel. Lumen kista berisi materi yang bersifat koloidai. Sekitar

kista terdapat sebukan sel-sel radang tak spesifik.

Diagnosis banding

r. Milia: kista retensi berwarna putih agak keras, berasal dari folikel rambut.
2. Trikoepitelioma'. ktsta berukuran lebih besar, multipel, simetris, dengan perabaan
keras.

Penatalaksanaan

o Bedah listrik: elektrokauterisasi.


o Bedah kimia dengan larr-rtan asam keras triklorasetat 50%.

Prognosis

Baik.

#
i
t.

'11',.

Gambar 13.17 Siringoma. Lesi berupa papula miliar, agak keras.

Gambar 13.18 Siringoma. Papula miliar, warna lebih muda dari


kulit sekitarnya.

Tumor Jinak

Kultt

273

KERATOSIS SEBOROIKA

Definisi

Merupakan tumor jinak yang sering dijumpai pada orang


atau makula hitam yang menonjol di atas permukaan kulit.

Penyebab dan

r Penyebab : Tidak diketahui, diduga


o Umur
: Sering pada orang tua.

epidemiologi

tr-ra

berupa tumor kecil

ada hubungan genetik.

o fenis kelamin : Frekuensi yang sama pada pria dan wanita.

Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:

o Bangsa
o Infeksi

Gejala singkat
penyakit

Penderita sering mengeluh gatal. Mula-mula timbul bercak berwarna coklat kehitaman

Pemeriksaan kulit

yang makin lama makin membesar menjadi papula dengan permukaan verukosa,
konsistensi agak lunak dengan sumbat keratosis. Kadang-kadang bertangkai
menyerupai fibroma.

Gambaran
histopatologi:
Diagnosis banding

Penatalaksanaan

Prognosis

Sinar

o Keturunan

: Orang negro lebih sering.


: Infeksi kronik dapat mempercepat timbulnya penyakit.
: Sinar matahari berpengaruh untuk menimbulkan penyakit ini.
: Ada kecenderungan diturunkan secara auto somal dominan.

Dada, punggung, perut, wajah dan leher, distribusi


simetris bilateral.
Efloresensi/sifot-sifatnya : Papula dan plakberbenLr,rk lonjong, ukuran miliar sampai
lentikular dengan permukaan kasar, berwarna kecoklatan sampai kehitaman.

Lokglisasi

Epidermis hiperkeratosis, akantosis dan papilomatosis. Batas bawah tumor terletak


segaris dengan epidermis normal. Pada dermis ditemukan sebtrkan sel radang kronik.
Secara histologis dapat berbentuk hiperkeratotik, akantotik dan adenoid.
7. Epitelioma sel bassl: asal-usul dari sel basal, biasanya permukaan licin.
2.l,leaus pigmentostrs: warna hitam, permukaan agak licin.
3. Kerstosis senilis: warna hitam, terutama pada daun telinga, permukaan agak kasar.

r
.
r

Bedah listrik: eiektrokoagulasi atau elektrofulgurasi.


Bedah beku NrO atau salju COr.

Bedah kimia dengan triklorasetat 50%.

Baik.

274

Saripati Penyakit Kulit

:'#
:s

e-# u *
#
9

Gambar 13.19 Keratosis seboroika A. Papula konfluen, warna coklat, kasar. B. Noduta
hitam, lembek, tidak rata.

,..

Tumor linak

Kulit

275

NEVUS PIGMENTOSUS

Definisi

Adalah tumor jinak yang timbul dari sel-sel nevrls.

Penyebab dan

epidemiologi

o Penyebab : Tidak diketahui.


o ljmur
: Semua tlmlrr.
o jenis kelamin : Frekuensi yang sama pada pria dan wanita.

Gejala singkat
penyakit

Mula-mula timbul bintik hitam rata atau sedikit menonjol di atas permukaan kulit
yang kemudian dapat membesar. Secara histologis dapat dibagi menjadi nevus intradermal; nevus junctionnl; dan nevus campuran. Secara klinis bentuk-bentuk ini
agak susah dibedakan. Lesi-lesi di atas, berwarna coklat kehitaman biasanya berbentuk

nevus junctional atau lentigo simpleks. Lesi yang sedikit menonjol, warna coklat
berambut sesuai dengan nevtts campuran, sedang yang mempunyai tangkai hampir
selalu sesuai dengan nevus intradermal.

Pemeriksaan kulit

t Loknlisnsi
:
. Efloresensi/sifat-sifotnyn :

Gambaran
histopatologi:

Pada nevus junctiannl didapatkan sarang-sarang sel nevus pada epidermis bagian
bawah atau menonjol ke dermis. Sel nevus berbentuk kuboid, tersebar difus. Pada
nevus campuran, terdapat sel nevus sedikit pada epidermis dan beberapa sel nevus
sudah mulai turun ke dalam dermis (dropping ofr).Pada nevlls intradermal, sel-sel
nevus tampak kompak di dalam dermis, bergerombol membentuk pulau-pulau sel

Seluruh permukaan tubuh.


Makula, papula yang berbentuk kubah atau bertangkai,
warna kecoklatan sampai kehitaman.

nevus.

Diagnosis banding

I. Keratosis seboroika: permukaan licin, lebih hitam.


2. Neatrs kerntosis: permukaan tidak rata, warna agak coklat.
3. Fibromn koli/skin fag: warna kecoklatan, bertangkai dan permukaan kasar.

Gambar 13.21 Nevus pigmentosus. Nodula


lentikular, puncak warna hitam.

Gambar 13.22 Nevus campuran.


hitam, ada rambut.

276

Saripati Penyakit Kulit

Penatalaksanaan

Umumnya tidak diperlukan pengobatan kecuali jika ada indikasi kosmetika


Pengobatan yang dianjurkan adalah bedah insisi.

Prognosis

Baik.

Gambar 13.23 Nevus pigmentosus raksasa

Gambar 13.24 Nevus campuran. Nodula


keras hitam.

Gambar 13.26 Neyus campuran. Warna coklat,


batas tak tegas.
Gambar 13.25 Nevus verukosus. Suatu nevus campuran

Tumor Jinak

Gambar 13.27 Lentigo maligna. Warna


hitam pekat-

Gambar 13.28 Nevus campuran. A. Nodula, bagian atas hitam. B. Seluruh nodula bervvarna
hitam. agak lembek.

Kulit

277

278

Saripati Penyakit Kulit

NEVUS VERUKOSUS

Definisi

Adalah salah satu bentuk nevus epidermis yang membentuk lesi-lesi verukosus
bentrarna coklat.

Penyebab dan

epidemiologi

. Penyebab : Belum jelas.


e lJmnr
: Biasanya timbul sesudah

dewasa muda.
o Jenis kelamin : Frekuensi yang sama pada pria dan wanita.

Gejala singkat
penyakit

Tampak benjolan tak teratur dengan permukaan kasar, warna coklat abu-abu.

Pemeriksaan kulit

Lokalisgsi

: Kepala yang berambut, dada dan wajah.


Efloresensi/sfat-sfatnyn r Nodula-nodula konfluen dengan permukaan tak rata,
warna sama dengan kulit sekitarnya dan pada perabaan
keras.

Gambaran
histopatologi:

Epidermis hiperkeratosis, akantosis dan papilomatosis. Dermis: ditemukan sel-sel

Diagnosis banding

L. Neaus pigmentostts: biasanya berwarna hitam, perabaan agak lunak.


2. Karsinoms sel basql dsn ksrsinoma sel skunmosa: biasanya berwarna kehitaman dan

radang tak spesifik.

mudah berdarah. Penyakit


histopatologi.

ini lebih jelas jika dipastikan dengan

Penatalaksanaan

o Eksisi total.
o Bedah listrik dengan elektrokauterisasi atau elektrokoagulasi.

Prognosis

Baik.

pemeriksaan

Gambar 13.29 Nevus verukosus. Tumor,


lembek, kasar, warna hitam.

Tumor linak

N EUROFIBROMATOSIS MULTI
(penyakit von Reckling Hausen)

Kulit

279

PEL

Definisi

Adalah penyakit kulit dengan gejala bernpa tumor multipel yang pada perabaan
lunak dan disertai gejala lain.

Penyebab dan

epidemiologi

. Penyebab : Familial, diturunkan secara autosomal dominan.


o lJmur
: Biasanya timbul pada usia anak-anak sampai dewasa.
r Jenis kelamin : Lebih banyak pada pria.

Gejala singkat
penyakit

Secara objektif terlihat beberapa nodula di kulit, lunak, warna agak kehitaman dan
kasar. Tumor ini jika ditekandapatmengalami invaginasi, dal cekungan akankembali

jika tekanan dilepas. Dapat terlihat tumor-tumor sepanjang saraf perifer (fibroma
moluskum). Pada kulit yang sehat tampak berwarna kehitaman akibat perubahan
melanin di bagian bawah epidermis (cafe nu laif). Makula ini tidak teratur, diameter
bervariasi antara 1-10 cm. Kadang- kadang sebelum ada tumor, sudah ada cafe au
lait;halini sangat penting sebagai petunjuk ke arah diagposis. Selain tanda-tanda di

kulit sering disertai gejala lain seperti akromegali, hiperparatiroidisme

atau
miksedema. Perubahan tulang dapat menimbulkan lordosis, kifosis, bahkan dapat
timbul spina bifida. Saraf dapat tertekan menimbulkan paralisis pada beberapa
tempat. Gangguan mental seperti demensia, epilepsi, tumor otak sering terdapat pada

penyakit ini.

Pemeriksaan kulit

o Lokalisasi
: Seluruh tubuh dapat terkena.
o Efloresensi/sifarsifatnyn : Nodula lentikular sampai numular dengan permukaan
licin, warna coklat, perabaan lunak. jika ditekan dapat
terjadi cekungan ke dalam tumor, yang akan hilang jika
tekanan dilepas. Nodula hiperpigmentasi, makula sampai
plakat tak teratur, batas tidak tegas dan kadang-kadang
sedikit menonjol di atas kulit.

Pemeriksaan

Epidermis: hiperkeratosis dan akantosis. Dermis: didapat massa tumor terdiri dari
massa fibrilar kolagen padat, di dalamnya terdapat sel-sel bulat dan sel-sel kumparan.
Dengan pewarnaan khusus terlihat serabut-serabut saraf yang terselubung dan tak

histopatologi:

terselubung.

Diagnosis banding

Diagnosis penyakit ini secara klinis mudah ditegakkan. Penyakit-penyakit seperti


fibroma, fibrosarkoma atau nevus verukosus dapat dipikirkan. Untuk memastikan
perlu pemeriksaan histopatologi lebih lanjut.

Penatalaksanaan

Sampai sekarang belum ada pengobatan yang berhasil memuaskan. Jika lesi hanya
sedikit dapat dilakukan bedah eksisi dengan hasil lumayan.

Prognosis

Kurang baik.

28O Saripati Penyakit Kulit

Gambar 13.30 Neurofibromatosis multipel. A. Tumor berukuran 5x3 cm, lunak, batas tak tegas,
ada caf6 au lait. B. Tumor lobular dikelilingi daerah hiperpigmentasi, lembut, jika ditekan ada
invaginasi.

PENYAKIT PRAKEGANASAN &

KEGANASAN KULIT

PENYAKIT BOWEN

Definisi

Adalah suatu karsinoma sel gepeng intraepidermal yang mengenai kulit dan mukosa

mulut.

Penyebab dan
epidemiologi
a

Umur

Sebagaimana keganasan yang lain, penyebab yang pasti belum


jelas.
Biasanya menyerang dewasa, usia 30-60 tahun.

Jenis kelamin

Pria lebih sering dari wanita.

Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:

Infeksi

Gejala singkat
penyakit

Tampak bercak eritematosa dengan krusta halus berukuran beberapa mm-cm, dapat
mengenai seluruh kulit tubuh. Lesi berbatas tegas dan jika krustanya lepas tampak
permukaan eritematosa, dapat berpapila dan lunak, tanpa perdarahan. Lesi akan
membesar perlahan-lahan dan timbul sikatrisasi spontan; pertumbuhan intraepitelial
akan invasif . Lesi dapat juga mengenai mukosa.

Pemeriksaan

kulit

Penyebab

Infeksi virus paling sering disebut sebagai faktor yang dapat


menimbulkan penyakit.
o Iritasi/trauma
Sinar matahari, gesekan dan trauma kronik.
o Mungkin terdapat pula faktor keturunan.

: Jari-jari, badan dan tungkai, juga mukosa vulva, vagina,


cavum nasi, laring dan anogenital.
Efloresensidansifat-sifatnya: Eritema dengan batas tegas, lentikular sampai plakat,
sedang nodula lentikular dengan skuama halus sampai

Loknlisasi

sedang.

Gambaran
histopatologi:

Diagnosis banding

Epidermis menebal hiperkeratosis, parakeratosis, akantosis. Keratinisasi dapat


mencapai lapisan sel basal. Inti sel gepeng besar disproporsional. Lapisan sel basal
dan membrana basalis dapat dalam batas normal dan bagian atas kutis menunjukkan
reaksi radang kronik.
Penyakit ini harus didiAgnosis banding dengan: psoriasis, karsinoma sel basal bentuk
superfisial, dermatitis numularis, aktinik keratosis, penyakit Paget bentuk di luar
mamae. Untuk memastikan diagnosis harus dilihat dari gambaran histopatologi.

282

Saripati Penyakit Kulit

Penatalaksanaan

r
r

Prognosis

Jika diobati dengan sempurna, prognosis umumnya baik.

Eksisi untuk mengangkat semua lesi.


Fulgurasi dan kuretase atau elektrokauterisasi dapat dipertimbangkan.
o Salep S-fluorourasil topikal selama 4-12 minggu. Hasilnya baik.

Gambar 14.1 Penyakit Bowen. A,. Makula eritematosa di


hidung berbatas tegas. B. Makula eritematosa di tangan,
skuamosa, ada papula.

PENYAKIT PAGET PADA PAPILA MAMAE DAN DI LUAR MAMAE

Definisi

Penyakit Paget adalah suatu transformasi epidermal, secara histopatologis dapat


ditemukan sel-sel Paget.

Penyebab dan

o Penyebab : Tidak diketahui.


o lJmur
: Biasanya lebih dari 40 tahun.
o jenis kelamin : Lebih banyak pada wanita.

epidemiologi
Gejala singkat
penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:


Ditandai dengan gambaran eksim unilateral, berbatas tegas pada papila mamae yang
mertrpakan metastasis epiderrnal dari adenokarsinoma saluran kelenjar mamae.
Mulanya berupa krusta eritematosa atau keratotik berbatas tegas, dan terasa gatal.
Setelah beberapa bulan / tahun menjadi infiltratif dan ulseratif . Penyakit di luar mamae
mempunyai gambaran yang sama dengan papila mamae, tapi diagnosis sering
terlambat ditegakkan sehingga penyakit menjadi berat.

Penyakit Prakeganasan & Keganasan

Pemeriksaan kulit

Lokalisasi

Kulit 2Bj

Sekitar areola mamae, aksila, anogenital, labium majus,

perianal dan perineum.


EfIo r es ensi /s

fa sfatny
t-

: Mirip gambaran eksim. Krusta eritematosa berbatas


tegas, keratotik. Infiltratif dan ulseratif.

Gambaran
histopatologi:

Khas adanya sel Paget, benhrk bundar, sel tampak jelas dengan inti besar. Tak dijumpai
jembatan interselular. Selalu ada akantosis dan selalu tidak ada parakeratosis. Pada
dermis selalu terdapat reaksi radang.

Diagnosis banding

Penyakit ini harus didiagnosis banding dengan penyakit Bowen, dengan mencari
sel-sel Paget. Juga dengan karsinoma sel basal, serta keganasan di mukosa. Dapat
dipastikan dengan pemeriksaan histopatologi.

Penatalaksanaan

Penyakit Paget di papila mamae dilakukan mastektomi, atau dengan salep 5fluorourasil. Penyakit Paget di luar mamae dapat dilakukan eksisi luas, atau dengan
salep S-fluorourasil atau Bleomisin 3-5%.

Prognosis

Jika belum sampai ke nodus limfatikus, prognosisnya lebih baik. Prognosis penderita

pria lebih buruk dibanding wanita.

Gambar 14.2 Penyakit paget pada daerah


vulva. Makula eritematosa berbatas tegas,
skuamosa.

KERATOAKANTOMA
Definisi

Adalah suatu tumor jinak kulit yang berasal dari sel skuamosa.

Penyebab dan

o Penyebab : Tidak diketahui, diduga erat hubungannya dengan sinar matahari.


o Umur
: Dewasa,
o jenis kelamin : Lebih sering pada pria.

epidemiologi

284

Saripati Penyakit Kulit

Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
Gejala singkat
penyakit

o Bangsa
o Musim/iklim

Kulit hitam lebih mudah terkena penyakit daripada kulit coklat.


Panas sinar matahari sangat memengaruhi timbulnya penyakit
ini.
Virus disangka merupakan penyebab penyakit.
Pemakaian preparat ter yang berlebihan.

o Infeksi
o Pengobatan
Ada2bentuk:

1. Keratoakantoma solitar: mula-mula timbul bintik kecil yang dalam beberapa


minggu cepat membesar menjadi papula dan nodula dengan permukaan licin.
2. Keratoakantoma multipel: ukuran sama dengan yang solitar, hanya jumlahnya
banyak. Nodula-nodula berbatas tegas dan teleangiektasia pada pinggir-pinggir

nodula.

Pemeriksaan kulit

Loknlisasi
Efi

res e n s i

/ s ifa t

itu t ny

a,

: Wajah, lengan, telinga, telapak tangan dan kaki.

$il1 J xx*

J:i,jxHi:l

j,i:lJiiillr,?. ff Ttr;x:

bagian tengah tampak hiperkeratosis, sekeliling nodula


tampak teleangiektasia.

Gambaran
histopatologi:

Pada epidermis tampak invaginasi berisi keratin, pada dasarnya tampak akantosis
dan hiperplasia, sel epidermis tampak hiperkeratinisasi, memberi gambaran kaca
yang merah.

Diagnosis banding

1..

Kqrsinoma sel gepeng: lesi lebih cepat membesar dan membentuk ulkus; dengan
pemeriksaan histopatologi dapat dibedakan adanya sel-sel hiperkromatik dengan

polimorfi.
2. Keratosis seboroikn: permukaan kasar, warna coklat atau kehitaman.

Penatalaksanaan

Jenis solitar dapat diobati dengan suntikan triamsinolon asetonida intralesi atau eksisi

dan kuretase.
Pada keratoakantoma raksasa, setelah eksisi atau bedah listrik dilanjutkan dengan

radioterapi.
Metotreksat 2-5 mg/hari selama

Prognosis

bulan dapat memberi penyembuhan.

Baik.

Gambar 14.3 Keratoakantoma. Nodula lonjong, merah, permukaan


licin, bagian atas hipe rkeratosis.

Penyakit Prakeganasan & Keganasan

Kulit

285

KERATOSIS SENILIS
(keratosis aktinik)

Definisi

Adalah kelainan kulit yang ditandai lesi hiperkeratotik akibat perubahan sel epidermis.

Penyebab dan

epidemiologi

o Penyebab

Diduga karena efek kumulatif sinar matahari.

o ]enis kelamin

Usia pertengahan sampai tua.


Dapat terjadi pada wanita maupun pria.

r ljmur

Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:

o Bangsa/ras
o Daerah

Gejala singkat
penyakit

Mula-mula timbul makula atau plak hitam kecoklatan yang berbentuk bulat atau
iregular dengan permukaan kasar. Lama-kelamaan berkembang menjadi papula
keratotik. Karena disebabkan pajanan sinar matahari, maka disebut'kulit pelaut atau
petani' (sailor or farmer skin).

Pemeriksaan

kulit

. Musim/iklim

o Lokslisasi

Lebih sering pada orang kulit putih.


Lebih banyak pada daerah tropis.
Panas dan pajanan sinar matahari mempercepat terjadinya
penyakit ini.

: Wajah, leher, punggung tangan, lengan dan permukaan


tubuh yang terpajan sinar matahari.

c Efloresensi/sifat-sfotnya : Makula/plak berbentuk bulat, iregular, berbatas

tegas,

kering, dengan skuama yang melekat atau berupa papula


keratotik berwama kuning sampai coklat dengan skuama
keras di atasnya.

Gambaran
histopatologi:

Pada epidermis dijumpaihiperkeratosis, parakeratosis, papilomatosis, hipogranulasi,


epidermis yang displastik dengan sel atipik dan sitoplasma pucat. Dermis mengalami

degenerasi elastik dengan infiltrat sel-sel radang kronik terutama limfosit dan sel
plasma. Secara histopatologi dibedakan 3 tipe, yaitu tipe hipertrofik, atrofik, dan tipe
Bowen.

Diagnosis banding

7. Verukn aulgaris: permukaan berdungkul dan perabaan keras.


2. Keratosis seboroikn: warna kecoklatan, permukaan licin dan konsistensi keras.
3. Skin fag: umumnya bertangkai, permukaan kasar dengan perabaan lunak.

Penatalaksanaan

Prinsip pengobatan adalah mengadakan destruksi lesi dengan cara:


o Bedah listrik: elektrolisis dan elektrokauterisasi.
o Bedahbeku dengannitrogen cair.
o Salep S-fluorourasil 1-5%.

Prognosis

Baik.

286

Saripati Penyakit Kulit

Gambar 14.4 Keratosis senills. A. Makula hiperpigmentasi, iregular, kasar. B. Makula hiperpigmentasi
skuamosa.

:g#

KARSINOMA SEL BASAL


(basalioma; basal cell carcinoma = BCq
Definisi

Adalah salah satu tumor ganas kulit yang berkembang lambat, invasif dan
mengadakan destruksi lokal.

epidemiologi

o Penyebab
o lJmur
o Jenis kelamin

: Belum pasti
: Semua umur, tetapi terbanyak umur 40 tahun.
: Lebih banyak pada pria.

Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:

o Peke4aan
o Sinar matahari
o Keturunan
o Lingkungan

: Petani, nelayan.
: Atau sinar ultraviolet dapat merangsang timbulnya penyakit.
: Genetik misalnya pada xeroderma pigmentosum.
: Radiasi, arsen, sinar matahari, trauma, ulkus sikatriks.

Gefala singkat
penyakit

Penyakit mulai dengan papula kecil, warna kuning abu-abu mengkilat, meninggi di
atas permukaan kulit, jika kena trauma mudah berdarah. Papula makin lama
membesar menjadi makula dan pada bagian tengah dapat timbul ulkus atau tidak
ada ulkus. Secara klinis dibagi menjadi: bentuk nodular, kistik, superfisial, darr bentuk
morfea.

Penyebab dan

Pemerikaan

kulit

o Loknlisast

: Terutama di wajah, khususnya hidung, dahi, telinga, pipi.


Semua bagian kulit tubuh dapat terkena.
Efloresensi/sifut-sifntnya : Nodula dengan depresi pada bagian tengah; lunak,

semitranslusen dengan atau tanpa ulserasi, krusta dan


perdarahan. Tepi lesi yang besar mempunyai lekukan

yang khas, Teleangiektasia. Jika krusta pada ulkus


diangkat, terjadi perdarahan. Lesi makin lama makin
1

iin:*:i:,f

tuk n o d ur ar : *,,, -,..1,i"11,#i:ff


lll 3l; u",u Lesi b e ru p a
makula tidak berambut, warna coklat/hitam keruh, pinggirnya berbentuk papular meninggi, anular, bagian tengah cekung yang dapat berkembang menjadi uikus
ditutupi krusta. Perabaan berbatas tegas dan keras. Jika krusta diangkat mudah

Ben

terjadi perdarahan.

Penyakit Prakeganasan & Keganasan

Kulit

287

kistik : Jarang ditemukan. Berupa nodus/nodulus dengan permukaan


licin, keras dan mudah digerakkan dari dasarnya, serta teleangiektasia.
3. Bentuk superfisial : Gambarannya berupa makula eritematosa berukuran plakat
ditutupi skuama halus dengan pinggir keras seperti kawat dan agak meninggi.
Makula ini dapat berwarna kehitaman yang homogen sehingga secara klinis
menyerupai melanosis.
4. Bentuk morfea : Lesi datar, berbatas tegas, tumbuh lambat berwarna kekuningan
dan pada perabaan pinggirnya keras.

2. Bentuk

Gambaran
histopatologi:

Tampak sel-sel tumor berkelompok padat dengan inti biru tua atau ungu dapat
mencapai subkutis. Kelompok sel-sel tumor ini tampak seperti pulau-pulau. Pada
ulkus roden tampak epidermis tidak intak lagi, terjadi ulkus, tetapi sebukan sel tu-

mor tetap sama.

Diagnosis banding

1.

Karsinoms sel gepeng: biasanya dengan membedakan lokasi yaitu tumor ini terletak

pada mukokutan dan ekstremitas bawah.


2. Hiperplasia sebasea; biasanya lesi cekung di bagian tengah, tidak berdarah dan

berkrusta.
3. Penyakit Bowen: lesi berupa makula eritematosa erosif dan pada pemeriksaan
histopatologi tampak permulaan metastasis melewati epidermis.

Penatalaksanaan

Dengan bedah eksisi, bedah listrik atau bedah kimia. Dapat pula bedah beku dengan

nitrogen cair.
Radiasi atau bedah laser.

Prognosis

Cukup baik, jika tindakan tepat.

Gambar 14.5 Karsinoma sel basal Warna hitam, dikelilingi


daerah eritematosa.

288

Saripati Penyakit Kulit

Gambar 14.6 Karsinoma sel basal. A. Tipe nodular. B. Tipe superfisial. C. Berpigmen-kistik.
ulkus roden.

D.

Penyakit Prakeganasan & Keganasan

Kulit

289

KARSINOMA SEL GEPENG


(karsinoma epidermoid; karsinoma planoselulare)
Definisi

Adalah suatu tumor ganas kulit dan selaput lendir yang berasal dari epidermis dan
menyebar dengan cara metastasis.

Penyebab dan

Penyebab yang pasti belum diketahui.

Penyebab

epidemiologi

o ljmur
o ]enis kelamin

Paling sering pada umur 40-50 tahun.


Lebih banyak pada pria.

Faktor-faktor yang
dapat
menimbulkan
penyakit:

o Iritasi
o Bahan kimia
o Sinar
o Jaringan parut
o Keturunan
o Bangsa

Iritasi kronik dan sinar matahari.


Arsen, batubara, ter, hidrokarbon.

Gejala singkat
penyakit

Dimulai dengan nodula berwarna kulit normal, atau ulkus dengan tepi yang tak

Pemeriksaan kulit

o Loknlisasi
: Tersering di tungkai bawah, bibir, anus, vulva, penis,
o Efloresensi/sifnt-sifutnya : Bentuk intraepidermal: berupa keratosis, komu kutaneus
atau berupa penyakit bawaan, atau eritroplasia.
Bentuk invasif: nodus atau ulkus dengan pinggir tak
teratur, permukaan berbenjol-benjol ditutupi oleh krusta
dan mudahberdarah.

Gambaran
histopatologi:

Sel

Sinar X dan sinar gama.

Keloid, ulkus kronik.


Terutama pada xerodema pigmentosus.
Lebih sering pada kulit putih.

teratur. Permukaan nodula berbenjol menyerupai kembang kol, pada perabaan keras
dan mudahberdarah. Yangberasal dari ulkus, permukaan dan tepi meninggi, wama
kekuningan. Dalam perkembangannya membentuk tumor menyerupai kembang kol.
Tumor menyebar melalui saluran getah bening ke alat-alat lain.

tumor mirip dengan sel stratum spinosum, besar, poligonal, berada dalam proses
mitosis, dan jembatan-jembatan sel menghilang. Pada bagian tepi dikelilingi oleh
sel-sel tipe embrionik dan primitif; bagian tengah terdiri dari sel-sel epitel yang sudah
mengalami pertandukan (kornifikasi).
Jenis adenoid: memberi gambaran struktur menyerupai sel-sel kelenjar dengan
akantolisis.

Jenis kumparan: sel-sel yang paling banyak ialah sel epitel yang menyerupai
kumparan (spindle cell).

Diagnosis banding

1. Keratoakantoma

basal

2. Karsinoma sel
3. Lesi menyerupai guma
4. Hiperplasia pseudokarsinoma

Penyakit-penyakit ini dapat dibedakan dengan pemeriksaan histopatologi.

Penatalaksanaan

o Pada dasamya sama dengan basalioma, yaitu bedah eksisi, bedah listrik, bedah
kimia dan radiasi.
o Pada bedah eksisi, harus dilakukan pengangkatan kelenjar regional jika sudah ada
metastasis.

e Pengobatan dengan radiasi, karsinoma


sel basal.

sel gepeng lebih resisten daripada karsinoma

290

Saripati Penyakit Kulit

Prognosis

Palingburuk jika tumor tumbuh di atas kulitnormal. Lebihbaik pada tumor di kepala
dan leher. Tumor di ekstremitas bawah mempunyai prognoiis yang lebih buruk
dibandingkan ekstremitas atas.

Gambar 14.8 Karsinoma set gepeng pada


bibir bawah seperti kembang kol.

Gambar 14.7 Karsinoma sel gepeng pada

penis. Permukaan tumor kasar, mudah


berdarah.

Gambar 14,9 Karsinoma sel gepeng pada kaki.

Gambar 14.10 Karsinoma sel


gepeng pada tingkat permulaan.

Penyakit Prakeganasan & Keganasan

Kulit

291

Gambar 14.11 Karsinoma sel


skuamosa pada tungkai bawah.

Gambar 14.12 Karsinoma sel


skuamosa di bibir atas. Permukaan berbenjoLbenjol, menyerupai kembang kol.

MELANOMA MALIGNA
Definisi

Adalah tumor ganas kulit yang berasal dari melanosit dengan gambaran berupa lesi
kehitam-hitaman pada kulit.

Penyebab dan

epidemiologi

o Penyebab
o Umur
o jenis kelamin

Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:

o Trauma berperan penting untuk menimbulkan tumor.


o Faktor herediter juga memegang peranan.
o Infeksi virus.
o Iritasi pada nevus pigmentosus.
r Pekerjaan : Lebih banyak pada petani dan buruh.

Cejala singkat
penyakit

Penyakit ini mempunyai

:
:
:

Belum diketahui.
Sering pada usia 30-60 tahun. Jarang pada anak.
Frekuensi yang sama pada pria dan wanita.

bentuk klinik:

1. Bentuk superfisial: biasanya berupa bercak-bercak berukuran 1-3 cm dengan

berbagai warna yaitu kehitaman, kecoklatan, putih atau biru; tak teratur, batas
tegas dengan sedikit penonjolan di permukaan kulit.
2. Bentuk nodular: berupa nodus hitam kebiruan, batas tegas. Dapat mengalami
ulserasi.

Lentigo maligna melanoma: biasanya berupa plak berbatas tegas, warna coklat
kehitaman tidak homogen. Dapat berkembang menjadi nodula kehitaman yang
invasif. Agak hiperkeratotik.
4. Melanoma subungual: tampak berupa nodula atau papula yang mengalami
ulserasi pada ujung jari kaki dan tangan.
3.

292

Saripati Penyakit Kulit

Pemeriksaan kulit

o Loknlisnsi

Gambaran
histopatologi:

Efloresensi

Ekstremitas bawah, badan,kepala,leher, ekstremitas atas dan kuku,


teiapak kaki, anal dan vulva serta mukosa palatum, rongga hidung
dan gingiva. jarang di konjungtiva dan lidah.
Biasanya berupa makula warna hitam coklat atau kebiruan. Besamya
lentikular hingga plakat, batas tak teratur, tidak tegas, invasif. Kadang
berupa nodula lentikular berwarna merah hitam atau kecoklatan,
selanjutnya berubah menjadi ulkus lentikular sampai plakat, batas
tak teratur, tak tegas, tampak lesi satelit.

Berdasarkan tingkat penyebaran, clark dan Mihm membedakannya dalam 5 sta-

dium:

L
II.
III.
iV.

V.

Sel
Sel
Sel
Sel
Sel

melanoma
melanoma
melanoma
melanoma
melanoma

hanya terdapat intraepidermal (melanoma ir{ situ).


sampai papila dermis bagian atas.
sampai mengisi papila dermis.
sampai ke dalam jaringan ikat kolagen dermis.
sampai jaringan lemak dan subkutan.

VL SeI melanosit tampak berbentuk epiteloid atau kumparan, pleomorfi dengan


kromatin kasar. setiap sel mengandung butir melanin. sel berkelompok atau
bergerombol. Pada dermis ditemukan infiltrat limfosit atau makrofag yang
mengandung melanin.

Gambar 14.13 Melanoma maligna. A. Nodula hitam gelap, batas tegas, lobular.
B. makula coklat, skuamosa, kasar. C. Eritema, bagian tengah hiperpigmentasi.

Penyakit Prakeganasan & Keganasan

Kulit

293

Diagnosis banding

Melanoma maligna harus didiagnosis banding dengan keratosis seboroika, karsinoma


sel basal tipe berpigmen, granuloma piogenikum, hematoma subungual, atau nevus
pigmentosus.

Penatalaksanaan

o Yang terbaik adalah dengan eksisi luas serta pengangkatan kelenjar limfe regional
yang membesar.
Bedah dengan teknik Mohs (Mohs technique).
o Kemoterapi sistemik diberikan pada stadium 3 dengan dimetil triazon imidazol
karboksamida dekarbazin.

Prognosis

Ditentukan oleh banyak faktor, seperti jenis tumor, stadium klinis, lokalisasi dan umur
penderita. Biasanya kurang baik.

Gambar 14.'14 Melanoma maligna. Makula


hiperpigmentasi, batas tak tegas.

Gambar 14.15 Melanoma maligna raksasa.

LIMFOSARKOMA
Definisi

Adalah salah saLubentuk limfoma maligna yang membentukbenjolankenyal di kulit.

Penyebab dan

o Penyebab
o lJmur
o Jenis kelamin

epidemiologi
Faktor-faktor yang
dapat
menimbulkan
penyakit:

:
:
:

Yang pasti belum jelas.


Biasanya menyerang orang dewasa.
Lebih sering pada pria.

o Lingkungan : Sinar X dapat mempercepat timbulnya penyakit.


r Infeksi virus.
o Penyakit autoimun dapat merupakan faktor predisposisi.

294

Saripati Penyakit Kulit

Gejala singkat
penyakit

Biasanya berupa benjolan kenyal dengan permukaan licin, warna coklat sampai

kehitaman, pinggirnya tak tegas. Daerah sekitarnya tampak merah akibat


teleangiektasia.

Pemeriksaan kulit

o Loknlisnsi
o EJloresensi/sfat-sifatnya

Gambaran
histopatologi:

Diagnosis banding

Harus,didiagnosis banding dengan mikosis fimgoides stadium tumor, penyakit Hodgkin


dan leukemis kutis. Dengan pemeriksaan histopatologi diagnosis dapat dipastikan.

Penatalaksanaan

:
:

Ekstremitas, daerah punggung dan wajah.


Nodula lentikular sampai numular, perabaan kenyal,
wama coklat.

Epidermis : Hiperkeratosis dan akantosis.

Dermis

: Tampak kelompok infiltrat yang terdiri dari sel limfosit dan limfoblas
pleomorfi. Inti sel besar dengan kromatin kasar.

Sinar X 200 Rad setiap 3 minggu dapat menolong.

o Electronbeam.
o Kemoterapi dengan siklofosfamid 40-50 mglkg BBlhari dengan dosis rumatan 13 mglkg BB /hari.
o Metotreksat mulai dengan dosis 50 mg/minggu.
Prognosis

Kurang baik.

Gambar 14.16 Limfosarkoma. Tumor


mengkilat, ada ulkus, kotor, Iobular.

Penyakit Prakeganasan & Keganasan

Kulit

295

XERODERMA PIGMENTOSUM

Definisi

Adalah suatu penyakit atrofi berpigmen yang mulai pada masa kanak-kanak dan
berlangsung hingga awal senilitas pada kulit yang terpajan sinar matahari. Terdiri
dari: efelid, teieangiektasis, keratosis, papiloma, karsinoma dan melanoma.

Penyebab dan

o Penyebab :

epidemiologi

Gejala singkat
penyakit

kerusakan biokimiawi pada sistem perbaikan DNA oleh sinar

ultraviolet.

o ljmur
: pada anak-anak sampai awal senilitas.
o Jenis kelamin : perbedaan antara pria dan wanita tidak
o Diturunkan secara autosomal resesif.

bermakna.

Perjalanan penyakit termasuk keluhan uLama dan keluhan tambahan:


Gambaran utama adalah sensitivitas terhadap sinar dengan panjang gelombang 280310 nm. Lesi yang paling buruk yaitu pada wajah terutama sekitar hidung dan mata,

namun dapat mengenai bagian tubuh lain. Bintik pigmentasi bervariasi, dapat
berwarna coklat hingga bercak atrofi berwarna putih dengan telangiektasia. Tumor
selalr.r mengalami ulserasi atau berkrusta. Pada mata dapat terjadi fotofobia dan
lakrimasi. Sebagian kasus dapat disertai retardasi mental, arefleksia dan kelainan
neurologik lainnya.

Pemeriksaan kulit

Loknlisasi

Efloresensi/sifnt-sifntnya

Kulit yang terpajan sinar matahari; wajah, leher, tangan,


pergelangan tangan, dan tiap bagian kulit.
Bintik pigmentasi dalam berbagai ukuran, warna coklat;
bercak atrofik berwarna putih dan telangiektasia.
Keganasan-keganasan seperti keratosis solaris, karsinoma
sel basal, karsinoma sei gepeng atau melanoma maligna
selalu menjadi ulkus tak terabur dan ditr-rtup krusta wama

coklat hitam.

:,

II

a '-{i

Gambar 14.17 Xeroderma pigmentosum padawajah dan lengan. Tampak

keratosis solaris.

Gambar 14.18 Xeroderma pigmentosum. A & B. Pada kepala, mata dan dada tampak
karsinoma sel gepeng. Pada punggung: keratosis solaris.

296

Saripati Penyakit Kulit

Diagnosis banding

Efelid dan keratosis aktinik harus dipastikan dengan pemeriksaan histopatologi.

Penatalaksanaan

o Hindari kontak dengan sinar matahari.


o Keratosis aktinik dengan S-fluorourasil supaya tidak menjadi ganas.
o Jika sudah berkembang menjadi karsinoma dapat diatasi secara dini dengan eksisi.

Prognosis

Dari ringan sampai berat. Yang berat dapat timbul kematian pada masa anak-anak.

MIKOSIS FUNGOIDES
(granuloma fungoides)
Definisi

Adalah tumor ganas kulit yang berasal dari limfosit T.

Penyebab dan

o Penyebab
o ljmur
o Jenis kelamin
o Bangsa/ras

epidemiologi

Tidak diketahui.
Biasanya mengenai orang dewasa usia 30-70 tahun.

Pria 2 kali lebih banyak daripada wanita.


Dua kali lebih sering pada kulit hitam daripada kulit putih.

Gejala singkat
penyakit

Perkembangan penyakit dapat dibagi 3 stadium:


I. Stadium pramikotik: gejala-gejala tidak khas, dapat berupa dermatitis tak spesifik
atau berbentuk psoriasis atau pitiriasis rubra, urtikaria. Rasa gatal sangat menonjol
pada stadium ini.
2' Stadium infiltrat: gejala berupa granuloma berbentuk infiltrat pada kulit dan
selaput lendir. Infiltrat tidak berbatas tegas dan dapat menyebar ke seluruh tubuh.
3. Stadium tumor: gejala berupa tumor pada daerah infiltrat atau pada kulit normal.
Tumor ini dapat mengalami ulserasi dengan dasar penuh jaringan nekrosis.

Pemeriksaan kulit:

o Loknlisasi
: Generalisata.
o Efloresensi/sifat-sifutnya : Stadium pramikotik: makula eritematosa ditutupi oleh
skuama yang warnanya bervariasi mulai dari merah,
merah muda atau merah coklat. Kadang-kadang berupa
makula yang dikelilingi oleh teleangiektasia, atau berupa
eritrodermia dengan skuama halus.
Stadium infiltrat: granuloma berukuran plakat, menonjol
di atas kulit, warna merah coklat.
Stadium tumor: nodula-nodula lentikular sampai
numular, perabaan lunak dan pada bagian atasnya
terdapat ukus bulat ditutupi krusta coklat kehitaman.

Gambalan
histopatologi:

Pada dermis ditemukan sebukan sel radang yang terdiri dari sel-sel kecil, bulat dan

histiosit.
Stadium premikotik: pada dermis ditemukan sebukan sel radang yang terdiri darisel
kecil bulat dan histiosit.
Stadium infiltrat: pada epidermis ditemukan abses kecil Pautrier (Pautrier's microabscess) yaitu rongga berisi sel-sel dengan inti kecil padat dan sitoplasma bening
(abses Pautrier khas pada mikosis fungoides).
stadium tumor: epidermis tampak menjadi ulkus yang luas sampai di dermis/
subkutis. Infiltrat terdiri dari sel polimorf dan sel retikulum muda, padat memenuhi
seluruh lapisan kulit.

Penyakit Prakeganasan & Keganasan

Kulit

297

Diagnosis banding

Bentuk premikotik harus didiagnosis banding dengan psoriasis, pitiriasis rubra pilaris
atau eritrodermiakarena psoriasis. Untuk itu harus dipastikan dengan pemeriksaan
histopatologi.
Bentuk infiltrat dan tumor didiagnosis banding dengan:
7. Limfoma maligna: memberikan gejala yang hampir sama dan harus dibedakan
dengan pemeriksaan histopatologi.
2. Penyakit Hodgkin: biasanya juga ada gejala-gejala kulit. Menimbulkan pembesaran
kelenjar leher, ketiak, inguinal yang progresif.

Penatalaksanaan

Electron beam.

Terapi ultraviolet (PWA).


Interferon 50 x 106 unlt / m2; 3x /minggu.
Metotreksat 50 mglminggu memberi hasil yang baik.

a
a

Prognosis

Radioterapi mulai dengan dosis 200 Rad 5x/minggu sampai dosis total3.000 Rad.

Buruk.

....

.!:ifl;.'

:.

A
1,

Gambar 14.19 Mikosis fungoides. A & B. Pada kepala dan leher tampak infiltrat dan granuloma

298

Saripati Penyakit Kulit

Gambar 14.20 A&8. Mikosis fungoides pada punggung dan pundak. Tampak infiltrat dan utkus
dengan erosi.

PENYAKIT KELAMIN

GONORE

Definisi

Adalah penyakit kelamin yang pada permulaan keluar nanah dari OUE (orifisium
uretra eksternum) sesudah melakukan hubungan kelamin.

Penyebab dan

o Penyebab
o lJmur
o Jenis kelamin

;
:
:

Neisseria gonorrhoeae.

o Bangsa/ras
o Daerah
o Pengawasan

:
:
:

Semua bangsa.

o Keturunan
o Pengobatan

:
:

o Ekonomi

epidemiologi
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:

Dewasa dan bayi baru lahir.


Pria lebih sering daripada wanita.

Urbanisasi membuat penyakit ini lebih berkembang.


Pengawasan orang tua/masyarakat terhadap anak muda yang

kurang, mempermudah untuk mendapatkan penyakit ini.


Dapat ditularkan pada bayi saat melewati jalan lahir.
Pengobatan yang tidak memadai terhadap bahaya-bahaya
penyakit ini mempermudah/membuat penyakit lebih banyak

timbul.

Gejala singkat
penyakit
Pemeriksaan fisik

Ekonomi yang kurang mendukung kegiatan prostitusi dan mem


permudah mendapatkan penyakit.

sesudah lewat masa tunas 3-5 hari, penderita mengeluh nyeri dan panas pada waktu
kencing. Kemudian keluar nanah yang berwarna putih susu dari uretra, dan muara
uretra membengkak. Pada wanita dapat timbul fluor albus.

: Pada pria: uretra bagian anterior; wanita: serviks uteri

Predileksi

dan uretra.
Efl or e s en s i /s ifa

t - sifu t ny a

: Pria: OUE merah, edema, ektropion ke luar ecoulement.


Wanita: porsio uteri merah, edema dengan sekret
mukopurulen.

Komplikasi

Pemeriksaan
pembantu dan

laboratorium

o Pada pria: balanitis, tisonitis, uretritis posterior, prostatitis, epididimitis dan orkitis.
o Pada wanita: parauretritis, bartolinitis, vulvovaginitis dan proktitis.
1. Pemeriksaan sediaan langsung dengan

2. Biakan sekret dalam media Thayer


3. Tes oksidasi/fermentasi.
4. Pemeriksaan tes Thomson 2 gelas.

pewarnaan Gram dan biru metilen.


Martin.

5. Tes iodometri, asidometri dan pemeriksaan MIC untuk menentukan Neisseria


gonorrhoeae yang memproduksi penisilinase.

299

300 Saripati Penyakit Kulit

Gambar 15.1 Uretritis gonoroika akut. Dari


OUE keluar duh tubuh putih seropurulen.

Gambar '15.2 Tisonitis. Tampak


duh tubuh keluar dari muara kelenjar Tison.
..:.,4:?::a:

Gambar 15.3 Bartolinitis kiri.


Sepertiga distal labia minora

Gambar 15.4 Orkitis. Skrotum kiri, bengkak,

tampak benjolan merah.

merah, dan nyeri tekan.

Diagnosis banding

1. Uretritis non spesifrki biasanya OUE tidak merah dan tidak edema; sekret seropumlen.
2. Knndidiasis: OUE merah disertai rasa gatal dan sekret serosa.

Penatalaksanaan

o Penisilin G prokain dengan dosis2,44,8juta unit + 1 g probenesid.


. Ampisilin/amoksisilin 3,5 g + 1 g probenesid.
o Tiamfenikol2,S1,S g IM dosis tunggal.
o Kanamisin 2 g dosis tunggal.
r Rifampisin 900-1.200 mg dosis tunggal.

Prognosis

Baik.

Penyakit Kelamin

301

SIFILIS

Definisi

Penyebab dan

epidemiologi
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:

Adalah salah satu penyakit kelamin menahun dengan remisi dan eksaserbasi, dapat
mengenai semua alat tubuh, mempunyai masa laten dan dapat ditularkan dari ibu
ke janin.

Penyebab

Treponetna pallidum.

o ljmur
Dewasa dan bayi baru lahir.
o Jenis kelamin Frekuensi yang sama pada pria dan wanita.
a

Bangsa/ras

Semua bangsa.

Pengetahuan

Pengetahuan yang kurang tentang bahaya penyakit, mendorong


orang-orang melakukan hubungan seksual di luar nikah.
Ekonomi kurang membuat segolongan masyarakat melacurkan diri
untuk mendapatkan uang dengan mudah.
Dapat ditularkan dari ibu ke janin.
Dari desa ke daerah kota, mengarah sikap masyarakat menjadi lebih
bebas, longgar akan batas-batas adat dan agama sehingga mudah
melakukan hubungan seksual di luar nikah.

Ekonomi
a
a

Keturunan
Urbanisasi

Gejala singkat
penyakit

Terdiri dari 3 stadium:


I. Sifilis primer: bentuk kelainan berupa erosi yang selanjutnya menjadi ulkus durum.
[. Sifilis sekunder: dapat berbentuk roseola, kondiloma lata, sifilis bentuk varisela,
atau bentuk plak mukosa dan alopesia.
III. Sifilis tersier: bersifat destruktif, berupa guma di kulit atau alat-alat dalam dan
kardiovaskular, serta neurosifilis.

Pemeriksaan fisik

o Lokqlisasi:
Stadium I

Clans penis, korpus penis, labia mayora, labia minora, klitoris,

perineum.
Stadium II

Genitalia eksterna, sekitar anus, ketiak, sudut mulut, bawah


mamae.

Stadium III

Guma dapat timbul di seluruh kulit.

Elloresensi:

Ulkus durum

Kecil, tidak nyeri, dasar bersih, tepi tidak menggaung, dan ada

indurasi.
Kondilomalata
Guma

Papula atau plak yang ditutupi krusta berwarna coklat, basah.


Nodula atau ulkus yang dalam, bentuk serpiginosa, rnengeluarkar
sekret seropurulen dan jaringan nekrosis.

serologik untuk sifilis seperti VDRL, WR, dan TPHA.

Pemeriksaan

1. Tes

pembantu/
laboratorium

2. Pemeriksaan dengan mikroskop lapangan gelap mencariTreponema pallidtm.


3. Pemeriksaan cairan serebrospinal, mencari neurosifilis.

4. Pemeriksaan dengan sinar tembus, mencari sifilis kardiovasktrlar.

3O2 Saripati Penyakit Kulit

Gambar 15.5 Afek primer. Tampak ulkus,

Gambar 15.6 Afek primer di labia minora

bersih, tak meradang (ulkus durum).

Gambar 15.8 Ulkus durum di labia mayora


dapat membesar jadi numular.

Gambar 15.7 Tampakdua buah


ulkus durum.

Penyakit Kelamin

Diagnosis banding

Ulkus dtrrum hams didiagnosis banding dengan ulkus pada herpes simpleks, skabies,
dan ulkus piogenik. Penyakit ini dapat didiagnosis dengan anamnesis, pemeriksaan
klinis (morfologis) dan pemeriksaan histopatologi yang lengkap.
Sifilis Stadium II, hams didiagnosis banding dengan psoriasis, morbili, dan pitiriasis
rosea.

Kondiloma lata harus didiagnosis banding dengan kondiloma akuminata, yang


benttrknya runcing-runcing menyerupai jengger ayam, sedangkan kondiloma 1ata,
permukaan rata dan ditutupi krttsta.
Penatalaksanaan

c Penisillin proknin

: 600.000IU/hari sebanyak 10 kali suntik


Stadium I
Stadium II : 900.000 lUlhari sebanyak 15 kali suntik
Stadium III + neurosifilis dan sifilis kardiovaskular : 100.000 IUlhari sebanyak
kali suntik.

o Penisilin kerjn
Stadium I
Stadium II
Stadium III
Prognosis

12

Innta seperti penisilin G benzstin

:2,4 jtrla unit satu kali seminggu, selama 2 minggu; total 4,8 juta unit.
:2,4 jttta ttnit saLu kali seminggu, selama 3 minggu; total 7,2 juta unit.
: Total g juta unit, satu kali seminggtt selama 4 minggu'

Jika pengobatan sernpttrna, prognosis baik.

Gambar 15.9 Alopesia. Sifilis stadium ll, rambut


rontok seperli digigit tikus.

304 Saripati Penyakit Kulit

Gambar 15.10 Kondilomata lata (stadium

tt). A. Konditomata lata pada tabia minora.


B- Kondilomata rata mengenai labia mayora, minora dan iipat paha. c. raipii papura-papura
yang konfluen dengan permukaan rata serta erosi.

Gambar 15.11A. Sifilis stadium ll. Pada


telapak tangan tampak bercak-bercak eritema

dan skuama.

Penyakit

Kelamin

305

Gambar 1 5.11 Sifilis stadium l/. B & C. Mengenai perut dan punggung. Tampak makula eritematosa
dan skuama (menyerupai psoriasis).

LI

MFOGRAN ULOMA VEN EREUM

Definisi

Adalah penyakit venerik yang disebabkan Chlamydia trachomatis, yang menyelang


sistem pembuluh dan kelenjar limfe tertentu pada daerah genito-inguinal dan genitorektal.

Penyebab dan

o Penyebab
o Umur
o Jenis kelamin

epidemiologi

:
:
:

Chlamydia trochomatrs.

Biasanya umur seksual aktif.


Lebih banyak pada pria.

Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:

. Bangsa/ras
r Daerah
o Musim/iklim

Gejala singkat
penyakit

Gejala konstitusi berupa malaise, nyeri kepala, artralgia, anoreksia, nausea, dan
demam. Kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening inguinal medial dengan

Pemeriksaan

fisik

:
:
:
o Kebersihan/higiene :

Semua bangsa; terbanyak pada orang berkulit hitam.

Lebih banyak pada daerah tropik dan subtropik.


Panas dan daerah-daerah pantai.

Kurang.

tanda-tanda radang. Penyakit dapat berlanjut memberi gejala-gejala kemerahan pada


saluran kelenjar dan fistulasi.

o Loknlisnsi
: Daerah inguinal.
o Efloresensi/sifat-sfatnya : Tumor multipel dengan konsistensi kenyal dan lunak,
merah, nyeri tekan.

306

Saripati Penyakit Kulit

Komplikasi

Pada pria: elefantiasis penis, skrotum dan striktura ureter. Pada wanita: elefantiasis
vulva, striktura rektum, fistula rektovagina atau ulserasi anorektal.

Pemeriksaan

1. Tes

pembantu/
laboratorium

2. Tes ikatan komplemen untuk menilai titer antigen yang


3. Tes gate parakosta untuk menilai kadar gama globulin.

Diagnosis banding

7. Skrofuloderma

berwama livide, disertai ulkus tak teratur


dan ada jembatan kulit.
2. Limfadenitis piogenik : Nodula lunak dan nyeri tekan serta berwarna merah.
3. Hernio inguinalis : Tanpa tanda-tarrda radang.
Ketiga penyakit ini dapat dipastikan dengan anamnesis dan pemeriksaan bakteriologi
yang lebih lengkap.

Penatalaksanaan

o Kotrimoksazol3 x 2 tablet, selama 1-5 minggu.


o Sulfonamida 3 x 1 g/hariselama Z hari
o Tetrasiklin 4 x 500 mglhari selama 14 hari.

Prognosis

Baik. Kecuali pada keadaan yang lanjut prognosisnya jelek.

kulit Frei untuk melihat infeksi klamidia.


timbul dalam darah.

: Biasanya kelenjar

Gambar 15.12 Limfogranuloma venereum dupleks pada kedua lipat

paha. Tampak limfadenitis.

Gambar 15,13 Limfogranuloma


inguinale. Benjolan merah tak dapat

digerakkan dari dasar dan "etage


bubo".

Penyakit

Kelamin

3O7

ULKUS MOLE

Definisi

Adalah salah satu penyakit kelamin yang memberi gambaran berupa ulkus yang
nyeri di daerah kemaluan.

dan
epidemiologi

o Penyebab
o lJmur
r jenis kelamin

Penyebab

yang o Bangsa/ras
memengaruhi 'r Iklim
Kebersihan/higiene
timbulnya
Faktor-faktor

tr ep t ob n c illu s du u ey i)
Hanya mengenai orang dewasa yang aktif.
Lebih banyak pada pria.

H a emophillus du

cr

ey

(S

Kulit berwama lebih sering terkena penyakit ini.


Banyak terdapat di daerah beriklim tropis dan subtropis.
Berperanan penting untuk penyebaran penyakit.

penyakit:
Gejala singkat
penyakit
Pemeriksaan

fisik

Sesudah lewat masa tunas 3-5 hari, mulai dengan papula yang berkembang menjadi
ulkus dangkal, tepi merah, dasamya kotor, dan mudah berdarah. Pada penekanan
sakit dan indurasi tidak ada.

Loknlisasi

Efloresensi/sifat-sifatnya

: Ulkus berbentuk cawan/ tepi tidak rata, dinding

Pria: prepusium, frenulum, korpus penis dan skrotum.


Wanita: labia, klitoris, anus dan perineum.
menggaung, daerah sekitarnya eritema.

Gambaran
histopatologi:

Bagian atas ulkus dijumpai neutrofil, fibrin, dan eritrosit. Bagian tengah dijumpai
pembuluh kapiler baru dengan proliferasi endotel. Bagian bawah terdapat sel-sel
radang yang terdiri dari sel plasma dan limfosit.

Pemeriksaan
pembantu |

1. Preparat langsung diwarnai dengan Gram.


2. Tes serologik.

raboratorium t i;;n:;i:# friiai"

teknik rluoresen anribodi dapat menentukan kuman

4. Pembiakan dengan agar coklat.


5. Tes kulit Ito-Reenstierna.

Diagnosis

banding

Penatalaksanaan

Prognosis

Ulkus durum (SI), herpes simpieks, ulkus campuran, limfogranuloma venereum.


Melalui pemeriksaan klinis dan laboratorium diagnosis dapat dipastikan.
Preparat sulfa.

o Sulfatiazol4 x 500 mg, selama 10-14 hari.


o Trimetoprim sulfa forte (160/800 mg) dua kali sehari selama 10-14
o Tetrasiklin 4 x 500 mg memberi hasil yang baik.

Baik.

hari.

308 Saripatl Penyakit Kulit

Gambar 15.14 Ulkus mole. Tampak


beberapa ulkus di labia mayora,
merah dan meradang.

GRANULOMA INGUNALE
Definisi

Adalah penyakit yang timbul akibat proses granulomatosis pada daerah anogenital
dan inguinal.

Penyebab dan

epidemiologi

o Umur
r |enis kelamin

Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:

r Bangsa/ras
r Daerah

Gejala singkat
penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:


Mula-mula timbul lesi berbenhrk papula atau vesikel yang berwarna merah dan tidak
nyeri, perlahan-lahan mengalami ulserasi menjadi ulkus granulomatosa yang bulat
dan mudah berdarah, mengeluarkan sekret yang berbau amis.

Pemeriksaan fisik

Penyebab

: Donoaania grsnulomatis (Calymmatobacter itrm grantLlomstosis).


: 20*40 tahun.
: Pria 2 kali lebih banyak daripada wanita.

:
:
o Kebersihan/higiene :

Lokslisosi
Efloresensi/sifat-sifatnyn

Kulit berwarna lebih banyak daripada kulit putih.


Banyak terdapat di daerah tropis dan subtropis.
Lebih sering ditemukan pada higiene yang buruk.

: Genitalia eksterna, paha, lipat paha, perineum.


: Papula, vesikula, ulkus berbentuk bulat dan mudah
berdarah, tidak teratur, dasar kotor, keluar sekret amis,
berwarna kecoklatan.

Gambaran
histopatologi:

Epidermis di tengah lesi hilang, sedangkan pada tepi lesi terjadi akantosis yang
menunjukkan gambaran hiperplasia pseudokarsinomatosa. Pada dermis terlihat
infiltrat padat terutama terdiri dari histiosit dan sel piasma. Sitoplasma histiosit
rnengandring badan Donovan yang patognomonik pada granuloma inguinale.

Penyakit Kelamin

Pemeriksaan

pembantu/
laboratorium

309

1. Pemeriksaan apusan jaringan untuk memeriksa granulomatosis.


2. Biakan sekret atau jaringan.
3. Pemeriksaan antibodi serum.
4. Inokulasi pada binatang percobaan.
5. Tes kulit dengan antigen D. granulomatis.

Diagnosis banding

Limfogranuloma venereum pada stadium lanjut, amubiasis kutis, tuberkulosis kutis


verukosa. Diagnosis dapat ditentukan dengan anamnesis yang lebih rumit dan
berdasarkan histopatologi.

Penatalaksanaan

Sistemik:

Ampisilin: 4 x 500 mg selama 2 minggu.


o Streptomisin 1 g/hari IM selama 20 hari.

Tetrasiklin 4 x 500 mg selama 10-20 hari.


o Eritromisin 4 x 500 mg selama 2-3 minggu.
o Kotrimoksazol2 x 2 tab selama 1 bulan, hasil baik.

Prognosis

Dubia karena sering residif.

,j',/ I
?t,,,

Gambar 15.15 Granuloma inguinale. Tampak


dua tuber pada daerah inguinal, granumolatosa,

di atasnya ada ulkus.

ACQUIRED IMMUNODEFICIENCY
SYNDROME (AIDS)
Definisi

ArDS (Acquired Immunodeficiency syndrome) adalah kumpulan gejala yang timbul


akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang diperoleh, disebabkan oleh infeksi
human immunodeficiency airtts (HIV).

AIDS ini bukan suatu penyakit saja, tetapi merupakan gejala-gejala penyakit yang
disebabkan oleh infeksi berbagai jenis mikroorganisme seperti, infeksi bakteri, virus,
jamur, bahkan timbulnya keganasan akibat menurunnya daya tahan tubuh penderita.
Penyebab dan
patogenesis

AIDS disebabkan oleh m asuknya Human Immunodeficiency Virus (HfQ ke dalam tubuh
manusia. jika sudah masuk ke dalam tubuh, Hrv akan menyerang sel-sel darah putih
yang mengatur sistem kekebalan tubuh, yaifu sel-sel limfosit penolong, "sel r He1per,,
atau yang disebut juga sel T4.
Selain sel T4, sel-sel lain seperti monosit, makrofag, dan sel-sel glia di otak juga

ikut

diserang.

HIV yang sudah masuk ke dalam sel T4 akan mengadakan multiplikasi dengan cara
menumpang dalam proses pertumbuhan sel T4 tersebut. Di dalam sel T4, HIV
mengadakan replikasi dan merusak sel tersebut, dan apabila sudah matang virusvirus baru/muda keluar dan selanjutnya masuk ke dalam sel 14 yang lain,
berkembang biak dan selanjutnya merusak sel tersebut.
Apabila sudah banyak sel 14 yang hancur, terjadi gangguan imunitas selular, daya
kekebalan penderita menjadi terganggu/cacat sehingga kuman yang tadinya tidak
berbahaya atau dapat dihancurkan oleh tubuh sendiri (infeksi oportunistik) akan
berkembang lebih leluasa dan menimbulkan penyakit yang serius yang pada akhirnya
pada tingkai kelumpuhan tertentu full blown) penyakit ini dapal menyebabkan
kematian.

Apabila sudahmasuk ke dalam darah, HIV dapat merangsang pembentukan antibodi

dalam beberapa minggu sampai 3 bulan, dan antibodi ini dapat diperiksa
keberadaannya di laboratorium. Cara pemeriksaanyangumum dipakii ialatrdengan
pemeriksaan imunologis penapisan dengan cara "ELISA" dan cara pemeriksian
penentu dengan teknik "westem-Blot". Apabila dengan cara ELISA 2 kali berturutturut memberi hasil positif, dan Western-Blot +, penderita disebut sero positif atau
HIV

+. Orang-orang yang sudah HIV + ini sangat potensial untuk menularkan kepada
orang lain.

Periode sejak seseorang kemasukan HIV sampai terbentuk antibodi disebut periode
jendela. Periode jendela ini sangat penting diketahui oleh karena sebelum antibodi
terbentuk di dalam tubuh, HIV sudah ada dalam darah penderita dan keadaan ini
juga sudah dapat menularkan kepada orang lain.

Acquired lmmunodeficiency Syndrome (AIDS) 311

Epidemiologi

Menurut beberapa peneliti, penyakit ini pertama kali muncul di Afrika tahun 1981,
dan selanjutnya dibawa oleh orang-orang Perancis dan orang Belgia ke Eropa Barat.
Oleh orang-orang Haiti dan Afrika dibawa ke Karibia, dan oleh orang Amerika yang
berlibur ke sana dibawa ke negerinya.
Kasus pertama di Amerika Serikat dilaporkan oleh Gottlieb dkk tahun 1981, dan
mulai saat itu masyarakat Amerika Serikat menjadi panik oleh karena penyakitpenyakit menular dengan tingkat fatalitas yang tinggi sudah sangat jarang timbul di
sana.
Pada tahun 1983 sudahditemukan2.500 penderita AIDS diAmerika Serikat. Demikian

cepatnya penyakit ini menyebar terlihat dari laporan WHO tahun L988 yang telah
menemukan 141.000 kasus AIDS di 145 negara dari 5 benua. Tahun 1990, AIDS sudah
melanda 153 negara dari177 negara dengan 345.000 kasus AIDS. Penyakit ini begitu
cepat menyebar. WHO (1994) sudah mencatat 1.025.073 kasus AIDS. Dalam laporan
WHO ini lebih dipercaya bahwa angka sesungguhnya adalah sekitar 4,5 jfia kasus.
Lebih mengerikan lagi jika dilihat bahwa diperkirakan ada sekitar 5.000 kasus infeksi
HIV setiap hari, maka pada waklu 10 tahun mendatang diperkirakan akan ada sekitar
30-40 juta penderita AIDS dan satu juta di antaranya kasus anak-anak.
Keadaan di Indonesia

AIDS pertama kali ditemukan di Indonesia pada tahun 1987 di Bali, penderita adalah
seorang wisatawan asal Belanda. Setiap tahun jumlah penderita bertambah tertts.
Pada tahun 1991 sudah ditemukan 47 penderita (AIDS26, HIV + 2l)yangditemukan
di 4 provinsi,DKI2T (AIDS 14, HIV + 13), Jawa Barat 3 (AIDS 1, HIV + 2), Jawa Timur
6 (AIDS 3, HIV + 3), dan Bali 11 (AIDS 3, HIV + 8). Pada tahun 1994 dilaporkan sudah
meningkat-menjadi 274 penderita (AIDS 40, HIV + 235) dan sudah menyerang 15
provinsi dari27 provinsi yang ada di seluruh Indonesia.
Angka kumulatif sampai akhir tahun 2000, sudah 1.500 kasus (HIV + dan AIDS).
Oleh para ahli diperkirakan sudah ada kurang lebih 500.000 penderita infeksi HIV+
dan AIDS di seluruh Indonesia.
]ika pada 10 tahun yang lalu penyakit ini banyak ditemukan hanya pada pelaku
homoseksual, sekarang sudah banyak ditemukan pada pelaku heteroseksual, dan
jika dulu banyak ditemukan hanya terbatas pada kelompok risiko tinggi (WTS, PTS,

mucikari, pramuria bar, diskotik dan pemakai obat-obat terlarang/narkotika)


sekarang penyakit ini sudah ada di tengah-tengah masyarakat luas, di sepanjang
jalan, pantai, sungai, di desa-desa, dan kota besar/kecil.

Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit

HIV sangat mudah berubah-ubah sesuai dengan lingkungannya, oleh karena itu
obat dan vaksin susah untuk dibuat.
2.Bagiantubuhyang diserang HiV adalah sistem yang menyerang kekebalan tubuh,
yang menyebabkan kekebalan tubuh manusia menjadi lumpuh, dengan segala
1.

akibatnya.
3. Mortalitas penyakit sangat tinggi. |ika sudah dinyatakan AIDS positif, dalam wakhr

5 tahun penderita akan meninggal.


4. Transportasi dan mobilisasi penduduk akan mempermudah penularan PMS.
5. Keluarga berencana sangat besar hubungannya.
6. Ekonomi sangat besar pengaruhnya.
7. Usia penderita, biasanya banyak menyerang usia muda, produktif sehingga

berpengaruh pada berkurangnya tenaga kerja.


8. Keamanan, ikut juga berpengaruh.
9. Modernisasi dan urbanisasi @anyak pengaruh).

312

Saripati Penyakit Kulit

10. Penyimpangan perilaku seksual (banyak pengaruh).


1

1. Penyalahgunaan obat-obat terlarang

(narkoba)-banyak pengaruh.

12. Industrialisasi (banyak pengaruh).


13. Adat istiadat dan agama (banyak pengaruh).

Cara penularan

AIDS dikelompokkan dalam penyakit menular seksual (PMS) karena palingbanyak


ditularkan melalui hubungan seksual (95%).
Cairan tubuh yang paling banyak mengandung HIV adalah semen (air mani), cairan
vagina/serviks, serta darah, sehingga penularan utama HIV adalah melalui 4 jalur
yang melibatkan cairan tubuh tersebut, yaitu:
1. Jalur hubungan seksual (homoseksual/heteroseksual).
2. Jalur pemindahan darah atau produk darah seperti: transfusi darah, melalui alat
suntik, alat tusuk tato, tindik, alat bedah, dokter gigi, alat cukur, dan melalui luka
halus di kulit.
3. Jalur transplantasi alat tubuh dan air mani.
4. Jalur transplasental: janin dalam kandungan ibu hamil dengan HIV + akan tertular
(infeksi transplasental) dan infeksi perinatal.
Sebenarnya HIV dapat ditemukan dalam ASI, air liur, air mata dan keringat, tetapi
penularan melalui bahan ini belum terbukti kebenarannya karena jumlah HIV-nya
sangat sedikit. HIV juga tidak menular lewat jabat tangan, berciuman pipi, bersin/
batuk dekat penderita AIDS, berenang bersama dalam satu kolam renang, hidup
serumah dengan pengidap HIV tanpa hubungan seksual. Hewan seperti nyamuk,
kutu busuk dan serangga lainnya belum terbukti dapat menularkan HIV.

Perjalanan
penyakit

Secara

klinis AIDS dikategorikan dalam 4 kelompok:


I : Infeksi HIV akut.
II : Infeksi seropositif tanpa gejala.
III : Radang kelenjar getah bening menyeluruh dan menetap (persisten
g ener al ize d Iy mphad enophnty / P GL)
Kelompok IV : Penyakit berat yang berkaitan dengan AIDS.
A. Dengan gejala kondisi (AIDS related complex / ARC)
B. Dengan gejala-gejala neurologi
C. Dengan gejala-gejala infeksi oportunistik
D. Dengan gejala-gejala kanker
E. Dengan penyakit berulang lain
Kelompok
Kelompok
Kelompok

Kelompok I
Sejak HIV masuk ke dalam tubuh akan menimbulkan gejala yang sangat sulit dikenal
karena menyerupai gejala influenzasaja: demam, lesu, ngantuk, sakit otot, sakit kepala

dan timbul bercak merah di kulit. Perjalanan penyakit saat ini sesuai dengan masa
induksi yang dapat berlangsung sampai 3 bulan.

Kelompok II
Stadium penyakit ini tidak menunjukkan gejala klinik yang khas. Penderita tampak
sehat tetapi jika diperiksa darahnya akan menunjukkan seropositif. Kelompok ini
sangat berbahaya karena dapat menularkan lawan jenisnya.

Kelompok III
Stadium ini menunjukkan pembesaran kelenjar getah bening seluruh tubuh yang
menetap (lebih dari tiga bulan) dan biasanya disertai demam, diare, berkeringat pada

malam hari, lesu, berat badan rnenurun. Pada kelompok ini sering disertai infeksi
jamur kandida sekitar mulut dan herpes zoster.

Acquired lmmunodeficiency Syndrome (AIDS) 313

Kelompok IV
A. Penyakit dengan gejala konstitusi ynng mengalaffii paling sedikit dua gejala klinis yang
menetap selsma tiga bulan stau lebih.

Gejala-gejala tersebut berupa:


l. Demam yang terus menerus lebih dari 37" C
2. Kehilangan berat badan 10% atau lebih
3. Radang kelenjar getah bening yang meliputi 2 atau lebih kelenjar getah bening di
luar daerah kemaluan
4. Diare yang tidak dapat dijelaskan sebabnya
5. Berkeringat banyak pada malam hari yang terus menerus
B. D engan gej nla-gej nla neurologik

Stadium ini memberikan gejala neurologik yang beraneka ragam seperti kelemahan
otot, kesulitan berbicara, gangguan keseimbangan, disorientasi, halusinasi, mudah
lupa, psikosis, dan dapat sampai koma (gejala radang otak).
C. Dengan gejala-gejaln infeksi oportunistik

Infeksi oportunistik inilah yang merupakan akhir dari kehidupan penderita AIDS.
Pada saat daya tahan tubuh penderita sudah lemah, tubuh tidak memberikan respons
lagi terhadap pengobatan yang diberikan. Infeksi oportunistik yang sering ditemukan
adalah:
1. Radang paru oleh Pneumocystic carinii (PPC)
PPC ini disebabkan oleh parasit sejenis protozoa yang pada keadaan tanpa infeksi
HIV tidak menimbulkan keadaan berat, tetapi pada penderita AIDS dengan daya
tahan tubuh sudah lemah, protozoa ini merajalela menyerang sampai paru yang
akibatnya menyebabkan kematian penderita.
2. Penyakit tuberkulosis (TBC)

Infeksi Mycobacterium tuberculosis pada penderita AIDS sering mengalami


penyebaran yang luas sampai keluar paru. Penyakit ini sangat resisten terhadap
obat anti-TBC yang biasa. Hal ini akan memberatkan penderita TBC dengan AiDS
dan dapat menyebabkan kematian.
3. Infeksi

mukokutan

Kandidiasis mukokutan merupakan infeksi jamur yang sering ditemukan menyertai


AIDS. Gejala yang ditimbulkan berupa bercak berwarna putih di dalam rongga
mulut dan sekitar mulut. Penyakit ini mudah diobati, tetapi dapat berulang kembali

sampai ke tenggorokan, esofagus, usus halus, dan usus besar, serta akan
menyebabkan diare yang terus menerus. Keadaan ini akan menyebabkan kematian.
Infeksi herpes zoster yang menyertai AIDS mula-mula berupa lesi unilateral sebeiah
badan, tetapi jika sudah lanjut akan mengenai seluruh tubuh dan menjadi herpes
zoster generalisata. Herper zoster ini juga dapat meluas sampai menyerang alat
dalam seperti hati, paru, dan otak. Infeksi ini mengakibatkan kematian.
Infeksi Salmonela dan virus lain seperti cytomegaloairus pada saluran cerna
memberikan gejala diare yang lama dan sulit diobati. Diare yang terus menerus
akan mengakibatkan berat badan turun, dehidrasi, dan apabila disertai penyakit
lain dapat menyebabkan kematian.
D. Dengan

gej aln-gej ala kanker

Kanker yang sering menyertai penderita AIDS adalah sarkoma kaposi (SK) dan
limfoma maligna (LM) non-Hodgkin yang menyerang otak. Di antara kedua
keganasan ini, yang paling sering ditemukan adalah sarkoma kaposi. Gambaran klinik

314

Saripati Penyakit Kulit

SK berupa bercak merah coklat, ungu, atau kebiruan pada

kulit yang pada awalnya

hanya berdiameter beberapa milimeter, tetapi dalam perkembangan selanjutnya


membesar sampai beberapa sentimeter. Kelainan kulit meluas sampai ke seluruh
tubuh, bercak dengan diameter yang lebih besar disertai rasa nyeri. Bercak-bercak
ini dapat meluas ke selaput lendir mulut, faring, esofagus, dan paru dengan perjalanan

yang bersifat progresif. Akibat daya tahan tubuh yang rendah disertai infeksi
oportunistik yang lain, SK ini dapat menyebabkan kematian.

Kriteria diagnosis

Oleh karena banyak negara, terutama negara berkembang yang belum mempunyai
fasilitas laboratorium yang memadai, maka dalam lokakarya di Bangui Afrika Tengah
bulan Oktober 1985, WHO menetapkan kriteria diagnosis AIDS sebagai berikut.
Seseorang dewasa dicurigai menderita AIDS jika paling sedikit mempunyai 2 gejala
mayor dan 1 gejala minor dan tidak terdapat sebab-sebab penekanan imun yang lain
yang diketahui seperti kanker, malnutrisi berat atau sebab-sebab lain.
Gejala mayor:
1. Penurunan berat badan atau

pertumbuhan lambat yang abnormal

2. Diare kronik lebih dari 1 bulan


3. Demam lebih dari l bulan
Gejala minor:
1. Limfadenopatiumum

2. Kandidiasis orofaring
3. Infeksi umum yang rekuren (otitis, faringitis)
4. Batuk-batuk yang persisten
5. Dermatitis umum
6. Infeksi HIV yang maternal

Selain kriteria di atas, hendaknya dilakukan pemeriksaan darah dengan tes ELISA
sebagai tes penyaring, dan pastikan dengan tes Western-Blot sebagai tes penentu.

didapat.

Pemeriksaan

1. Pemeriksaan darah akan

pembantu/
laboratorium

Laju endap darah meningkat, leukopenia, iimfopenia, anemia, trombositopenia dan


perubahan perbandingan CD4 dan CD8 menjadi terbalik.
2. Pemeriksaan antibodi terhadap HIV
. Cara ELISA
r Cara Western-Blot

Diagnosis banding

AIDS harus didiagnosis banding sesuai dengan manifestasi klinik infeksi oportunistik.

Pencegahan

Oleh karena obat untuk pencegahan HIV sampai sekarang belum adalbelum ditemukan dan vaksin yang dapat mencegah AIDS juga belum ada, usaha untuk
menangkal penyakit ini ialah dengan cara penyuluhan pendidikan kesehatan melalui
program KIE (Komunikasi Informasi Edukasi) yaitu usaha membantu seseorang unluk
melangkah dan mengerti kepada "berbuat" . Program ini bertujuan untuk mengubah

sikap perilaku seksual seseorang sehingga diharapkan setiap individu dapat


menyehatkan dirinya sendiri dan orang lain untuk terhindar dari infeksi HIV. Jalurjalur penularan AIDS adalah melalui jalur hubungan seksual (lebih dari 95'h), jalur
pemindahan darah, dan jalur ibu hamil, maka usaha-usaha yang dapat dilakukan
adalah usaha menyehatkan ketiga jalur penularan itu.

Acquired lmmunodeficiency Syndrome (AIDS) 315

P ence

gahan melalui hubungan seksunl.

l.

Melakukan hubungan seks hanya dengan seorang mitra seksual yang setia dan
tidak mengidap HIV (monogami).
2. Jangan mengadakan hubungan seksual dengan kelompok risiko tinggi seperti WTS,
PTS, pelanggan-pelanggannya, kaum homoseksual, dan wisatawan asing dari
negara tempat insiden AIDS-nya tinggi.
3. Melakukan hubungan seks yang aman (safe sex) yaitu dengan menggunakan
kondom (pro t ectia e s e x).
Pencegahan melalui d0r0h.

ditransfusikan harus bebas HIV. Jika sangat perlu untuk tranfusi


darah mintalah darah yang bebas HIV.
2. Produk darah/plasma darahharus dipantau dengan ketat dan dilaksanakan sesuai
dengan prosedur pembuatan yang dianjurkan.
3. Alat suntik dan aiat-alat tusuk lainnya (alat tato dan tindik) harus dicucihamakan
dahulu sebelum dipakai atau pakailah alat habis sekali pakai.
4. Jangan menggunakan pisau cukur, gunting kuku, atau sikat gigi orang yang
disangka mengidap HIV.
5. Kelompok pemakai obat narkotika sering memakai jarum suntik bersama-sama.
Untuk itu dianjurkan jangan memakai jarum suntik bersama-sama.
1. Darah yang akan

Pencegahan para petugas kesehatan

Untuk pence gahan petugas kesehatan dianjurkan


1. Menggunakan alat-alat pelindung sewaktu bekerja, seperti sarung tangan, kamar
jas laboratorium, dan masker.
2. Hati-hati waktu menggunakan alat-alat yang tajam, seperti jarum suntik, alat-alat
operasi saat menolong persalinan, dan lain-lain.
3. Bahan yang mengandung HIV atau yang tercemar HIV, harus dibungkus dengan
plastik dua lapis dan selanjutnya dimusnahkan.
4. Alat-alat lain seperti pengisap darah (pipet), alat resusitasi dan lainlain harus
digunakan secara profesional dan hati-hati.
Pencegahan melalui ibu hamil

Ibu yang mengidap HIV dan menderita AIDS dapat menularkan virus pada bayi
yang dikandungnya baik pada saat bayi berada dalam kandungan, maupun pada
saat ibu melahirkan atau pada saat bayi dilahirkan. Usaha-usaha pencegahan meliputi
anjuran agar ibu pengidap HIV jangan hamil dan apabila sudah hamil segera
menghubungi dokter ahli kebidanan untuk membantu mengatasinya.

Prognosis

Seseorang apabila sudah didiagnosis menderita AIDS prognosisnya buruk.

KEPUSTAKAAN

Adimora AA, I lamilton H, I-lolmes KK, Sparling !1P.7994. Sennlly'7'rnnsmitted


2"d edition. London: McGraw-Ilill Inc.

Diseostt,

Arnoid FIL, odom RB, James wD. .l990. Andreru's Diseose of The skin, Clinical Dennstology, 8t1' edition. Philadelphia: WB Saunders Company.
Barran R, Maibach IHl.1994. Cosmetic Darmntology, Ttl,editiott.London: Kyodo printing
Co.

Bondi EE, Jegasothy BV, Lizams GS. 1995. Dermntology Diagnosis nnd rhernpy.Irhiladelphia: Prentice Ha11 Inc.
BrannFo,Plewigc,wolf HH,winheln-ranRK. 1991. Dernntologrl.Newyork: springer
Verlag Berlin.
Conan, Nauman F, srnith DT, Bccher RD, collanway JL. 1971. Mnrnutl of Clinicnt
Micology. 3tlt aditiort.Toronto: WII Sar.rnders Company.
Elsner P, Maibach IJJ. 1995. Ctrrent Problem in Dermntotogy,'ttoltmte 23.Ilrussei: Kurger.
Farthing CF, Brown SE, Staughton RCD. 1988.,4 Color Atlns of AIDS ontl HIV Inft:ctiort,
2"'1 editiott. Wolfe Medical Pubiication Limited.
Fitzpattrick TB, Eisen AZ,woTff KK, Frcedberg IM and Austen KF (eds). 1993. Dermntology in Generttl Medicine,4th edition. New york: McGraw Ilill-Inc.
Fleshtrnd JH, Unguarchi PJ. 1995. I{IV/AIDS Gtiided to Nursittg Cnre, 3tlt edition.
Montreal: WB Saunders Company.
Frozies CA.7969.Lnsect Allcrgy. St. Lor_ris: Warren Green Inc.
FIay RJ. T-he Trentment onyclronycosis. Boceeding Dermatotherapic Update,
Interna tional Symposir,rm, Bali, 7992.
Holgate sr, church MK. 1993. Allergy. London: Goovcr Medical publisher.
Flolmes KK, N{arcll PE, Sparling PF, Weisner Pi. 1984. ScxrLally Trnnsmitted Disense.
New York: \1. Craw i-lill Book Co.
Hnnter AA, savin JA, Dahl MV. 1995. Clinical Dernnrology,2,'d eclitiott. London:
Blackwcll Scientific Pr-rblica tion.
Iluri,vitz S. i993. Clinicd Pcdintric Dernntology,2,,r edition. London: wB Saunders Company.
Jopling WFI. i995. Ifandbook of Leprosy. London: Reedwoods press.
Ktrby J. 1.992. Immtrnol ogy. Irreeman Co.
Liver, schumbuth, Liver. rgS3.Ilistopnthology of Tht: skirt, 6th edition. JB Lippincott.
Lenresuries. \996. Don't 7'rant Me Like I Hnae L,eprosy.l-ondon: Takmi lrubliiher.
Lookingbill DP, Mark JR, JG. 1993. Principle of Derntntotogy,2th editiorr. Philadelphia:
WB Saundcrs Company.
Montagira w, Billinghand BE. 7997. ImnnLnology of The skin. New york: Appleton

Century Croff.
Moschella sL, Hurley LrJ.7992. Dermntology, 3tt' edition. Philadelphia: wB saunders

Company.
ofman CIl, stedles R, Gullimik. 7987. Dermntology.IJcrlin: springer verrag.

316

Kcpustakaan 317

Orkin M, Maibach HI, and Dahl N{V. 1995. Dermatology,l't editiott. California: Appleton

& Lange.
Patterson R. 1997. Allergic Disease, Diagnosis nnd Mnnngement, Stt'. editlon. New York:
Lippincott Raven Publisher,
Rippon J, Wilbert L. 7982. Medicnl Micology, 2'd edition. Philadelphia: WB Saunders

Company.
Rook, Wilkinson, Ebling. 7992. Textbook of Dermatology, Stt' edition, aolLtme 1,2,3. London: Blackwell Scientific Publication.
Rott ], Brostaff J, Male D. 1998.ImmtLnology, 4't' edition. London: Mosby Publisher.
Schachner LA, Hansen RC.1995. Pedistric Dermatology,2"d edition,New York: Churchill
Livingsl.one.
Vulberding P, Jacobs'on MA.1992. AIDS, Clinicttl Rertieu. New York: Marcel Dekken
Inc.

World Health Organization. 1988. A Guide to Leprosy Control,2"r edition. Genewa.'

INDEKS

A
Abses 5,6,38,59,60

Anhidrosis

munro 94
multipefkelenjar apokrin

67

Pautrier 296
Actinomyces israelli 36
Adenoma sebasea 259

Afek primer 302

AIDS 310
Akantolisis BL, 186, 189
Akantosis 38,254,283
nigrikans 183
Akne
konglobata 55,178
kosmetika 778,182

papulosa 178,180
pustulosa 178,181
sikatrisial 17B,7Bl
vulgaris 51",\78,180
Aktinik keratosis 281
Aktinomikosis 36
Albinisme parsial2S2
Alergi, penyakit kulit 107-1.46
Alergen 109
Alopesia
areata 243,245

totalis 244

Amfoterisin 834,4L
Amiloidosis
kutis 218, 219,220
makular 218,219
sistemik 219
Amebiasis kutis
Anak patek 161

65

Antralin 95
Antraks 107
Anular 5, 101
Apokrinitis 67,68
Arsinar 5,8,94, 197
Artritis psoriasis 99
Artropoda 174
Asam trikloraselat 7 6, 92
Asiklovir 81,83
Ateroma 206
Atopi stigmata 115
Atopik dermatitis 115
Atrofi 245
Autoinokul asi 63, 77
Autoimun 186

B
Basilus fusiformis 63
Balanopostitis 83

Barber Type 95
Bartholinitis 300
Basal ceII carcinoma 286
Basalioma 286
Basidiobolus 41

Bedah

beku.79,90,285
kimia 293

17 3, 17 4

listrik 92,285
Moh's 293
Bedak kocok 701,127

Androgenik hormon 178

Benzyl benzoat emulsion 165

Ancylostoma
braziliense 172

Biang keringat. Lihat miliaria


Biduran. Lihat urtikaria

caninum 772

Bilateral

Anetoderma
Jadassohn 256
Schwening er -Bttz zi

318

25 6

Blastospora 32
Blastomikosis 54,55
Borrelia aincenti 35, 63

/ndeks 319

Dermatofita 76,26
Dermatomiositis 223

Bula

kendur

186

subkomeal l89
tense 796

Bullous pemfigoid. Lihat pemfigoid bulosa

Dermatosis
eritroskuam osa94
pustulosa subkomeal 199, 200
Diabetes melitus 32,50,5 7, 60
Discharge 50

Difus 8,67
Donovania granulomatis 308

Cacar

air

Dropping off 275

88

Duhring (penyakit) 196

monyet 256
Cafe au lait 279

D y shid

ro

tic derm atit is 26

Candida albicans 32
Castellani' s paint 20, 28

Cemara, seperti pohon 101

Chancroid. Lihaf ulkus mole


Chlamy di a t r acho ma t i s 305

Ecoulement 299

Cladosporium

Efelid 255,296

12

Efloresensi

carcionii38
werneckii 12
Coryneb act er ium minutissimum 70
Cornl red, pada sinar Wood 57
Creeping eruption 172
Crazy pauement dermatosis 2I2

primer

sekunder 3
Ekonazol 12,34
Eksantema 5

Eksfoliativa-eritroderma 239
Eksisi 282,284
Ekskoriasi 3,4,5,164

Ektima 62

Ektotrik 14
Elekrokauter-lesi 73
Elektrokauterisasi 7 8, 90, 282

DDS 155
Defisiensi

protein & kalori 212


vitamin A 215
vitamin P621,6

Elektrodesikasi 76
Emulsi benzil benzoat 165

Endotriks

Deformitas 43

Dermatitis

Entamoeba histolytica 173

akibat kerja 113

atopik I15,716,117
herpetiformis 133, 138,
kontak 11.5,775
alergik 109,110,719
toksik 107,108,744

kronik

188

129

madidans 124
medikamentosa 138,228

numularis 26, 175, 120, 727


okupasional 113,774
sabouroud 32,705
seboroika 95, 701, 105, 106, I09, 722, 230, 239
solaris 122
stasis 118,119

varikosa

118

Dermatofibr oma 263, 264

14

ENL159
Epidermolisis bulosa 200, 207, 254
Epidermofit osis. Lihat dermofita
Ep i d er m ophy t on

fl

occo

sum 29

Epitelioma sel basal 273

Epididimitis 299
Erisipelas 8, 57, 58, 107
Eritema 3, 15

induratum 128
multifurme 144

multiformis 143,197
nodosum 128,129
leprosum 159
Eritrasma I0,30,32,56
Eritroderma 236,297
eksfoliativa 239
Erosif 32

320

Saripati Penyakit Kulit

Erupsi

obat

184

akneformis 179
Etage bulto 306

Haloprogin

26

Hemangioma 261
kavernosa 261,263
simpleks 267,262

Hernld potch 10,

FakLor pencetus 82

Favus 104
Fcnomena

Koabner 77,94

Auspitz

94

Fermentasi 32
Fibroma 206,265,279
Fibrosarkoma 279
Fikomikosis subkutis 41, 42

Filiformis

90

Fistel 67
Fired ernnthemn 725

Flng sign 272


Flouresensi merah 5T
Fotofobia 86

Folikulitis 50, 51, 62, 765, 169, 779,248


Foto dermatttis 122

l0I

Hernia inguinalis 306


Herpes

genitalis 82
simpleks 80,82,84
zoster 81,84,85, 88
oftalmikus 84, 86
Flerpetiformis, dermati tis 133
Hibernoma 268
Hidradcnitis supurativa 67, 68

Hi[a 12, 16,39, 47


Fligroma 261
Hiperkeratosis 32, 38, 56, 76
folikularis 215
papilar 183
Iliperpi gmentasi 24, 32, 79 6
pascamorbili 125
Hiperplasia
pseudokarsinoma 289

Frambusia 160

scbasea 287

Freckles 255
Fulgurasi 282

Fnrtrnkel 52,53, L67


Furunkulosis 58

Hiperpigmentasi 250
Hipopion 47
Histiositoma 264
I

ftmgoides 296
nnulnre 772

Idoksuridin 81
Imunologi 189
Imunoglobulin (Ig)
IgA 189,197,196
IgE 125,253
IgC 196
IgM 796
Iktiosis 207
histrik 209,2I7
vulgaris 208
Imidazol 73,14,20

fisuratium

Impetigenisasi 47

Gar-rgosa 161

Gangren, ulkus gangrenosa 69


GcneralisaLa 7

Ceografis 94

Gigitan serangga

174

Conore 299

Gondou

161

Granuioma

72

inguinale 174,308,309

piogenikum 72,73,293
Gray pntch ringzuorm 74

Criseofulvin 14, 16
Gudik 164
Guma 5,6,767
pada sifilis 301

Impetigo 87, L67


bockhsrt 57

bnlosa 47,48,199
kontagiosa 45 .
raksasa 50

vesikobulos a 84, 86

Imunofluoresensi 86

lndeks 321

Irriunoiogis humoral 159


selr-rlar 159

Indeks bakteriologi 155

morfologis 155
Induk patek 160
Indurasi 65
Infeksi pingpong. Lihat gonote
Inkontinensia pigmentosis 253
lnse.ct bite 774

lnterleron29T
Irisformis 5,8, L43
Isomorfik 94

Klofazimin 159
Kloretil 172
Kloroform 83
Kiotrimazol 12
Koloni
jamur 28
ragi 32
Komedo 5,6,l7B

Kondiloma akuminata 90,


Kondiloma lata 90, 303
Konfluen 7, 8
Konsep Saltzer 218

Kontaktan

Jamur kulit 13, 43


Jerawat. Lihnt akne
lokey itch. Lihnt tinea

K
Kalium yodida jenuh 35, 39

Kanalikuli 5, 164
77

Karbunkel 54, 55
Karsinoma
epidermis 38

epidermoid

Knretase 282,284
Kusta 156,757,759

Kutil76
Kwashiorkor 212-214
L

92

sel basal 79, 278, 286, 287

sel gepeng 287,289,290

Keloid 5,6,270,27I
Keratin, sumbatan 215
Keratoakantoma solitar 284

multipel284
Keratolitik 76
Kerato plantera sulkatan 74
Keratolisis berlubang 74
Keratosis

aktinik 285,296
seboroika 273,274,285
senilis 273,285,286
solaris 295
Keringat bvntet247

Kerion 14
Ketokonazol

199

Korimbiformis 5, 761, 797


Korntr ktttaneus 269, 270
Kosrnopolit 36
Kromomikosis 38, 39, L52
Krotamiton 171
Krnsta 3, 4, 45, L60
Kuku 32,61
Krrrap. Lihot Linea korporis

Kand id iasis v aginalis

91

1.4, 18, 30, 35

Ketombe 104
Kista 3,4

dermoid 266
epidermal265
epidermoid 268
Klier pakket 148

Lampren 155
Larva kesasar 772
Lentigo simpleks 275

Lentikular 5,9
Lepra 65, 154

Leukemia kr-rtis 294


Leukonikia 28
Liken
amiloidosis 218
simpleks kronik 729, 736
spinulosis 215
Likenifikasi 5, 6,32

Limfadenitis 67
piogenik 306
Limfangioma267,262
Limfogranuloma veneretrrn
Limfoma maligna297
Lipoma 265,268
Limfosarkoma 293

17

Liniar 5,9
Liquefaction 239
Lipschttltz bodies 84

Lupus eritematosu s 184, 79\

4, 305, 306

322

Saripati Penyakit Kulit

diskoid 222, 230-232, 244


sistemik 232

N
N eisseria gonorrhoeae 299

M
Macular atrophy 256

Madurella 42
Makula 2,3
Malasezzia

furfur

Nekrolisis epidermal toksik 742, 1.43, 145, 146


Nekrosis 175
Neurodermatitis sirkumskripta 1.30, 127
Neurofibrom a 267, 266
Neurof ibromatosis multipel

10

Medallion 10, 101


Media Sabouroud 32, 35, 39
Malanogenesis 250
Melanoma 72,295

junctional2TS
keratosis 275
pigmentosu s 27 3, 27 5, 278
verukosus 77,278

maligna 291,292
subungual 291

Melanosit 252,255

Nistatin 34

Melasma 250,251,255
Merah bala,pada sinar wood 57
Mel.otreksat (MTX) 95

Nocardia 42

Mikonazol12,34
Mikosis

27

Nevus
campuran 275,276
flameus 267,262

Nodula 34,36
Nodular vaskulitis 128
Noma 272,274
Numular 5,9

fungoides 294,296

profunda 59,60,67
superfisial 12
Mikroabses

munro 94, 104


Pauftier 296
Microsporum 1.6, 23, 244
Milia 5, 6,267,272

Milier 7,8
Miliaria24T
kristalina 247,248
proftnda24T
rubra247,249
Mtsetoma42,44
aktinomikotik 42
eumikotik 42
Moluskum kontagiosum 79, B0
Morfea

o
Obesitas 34

Onikomikos is

Panu 10
Papilomatosis 76
Papula 3,34
Papula nekrotik 151
Parakeratosis 76,704

Parauretritis 299
Paronikia 32
Patek 160

gutata22l
segmental22l
solitar 220

P autrier'

Multipel5
Mycobacterium
leprae 754
tuberculosis 751

, 32

generalisata 221

Mousy odor L4
Mucor 41

29

Osteomielitls 47,43
Orkitis 300

s micr o absce ss 29 6

Pedikulosis

kapitis 168
korporis 169,170
pttbis 770,771
Peeling dengan fenol 256
Pe7agra276

Pemfigoid bulosa 188, 197, 794


Pemfigus 48, 1,38, 142, 743

9, 280

Indeks 323

eritematosu s 191,,

Purpura

1,92

nontromb

foliaseus 189,190,20I
vegetans 193

vulgaris 186-788,791

ltop enlk 226

Pustula 2, 3
Pustular bakterid 124

Penyakit
Bowen 281,282,287

duhring 196
Hodgkin 294,297
infeksi bakteri 148
jamur 70-44
kulit berlepuh 186

PUVA 95

Leiner 236

Reaksi

Paget28L,282

alergi

parasit, insekta 164

kusta 159

virts

os

trombositopenik 228
Puru 160

115

Regional5
Release from control (RFC) 155
Release from treatment (RFT) 155

76-93

Percobaan
asetil kolin 115

tempel109

Rhagaden 3,

Thomson 299
Tzsnck 81,83,789

Rifarnpisin

tusuk

109
Petekiae 141

Ruam menjalar 172


Sabouroud 43

Phialophora compncta 38
pedrosoi 38

Salabrasi 258

149

Roseola 5,301

verukosa 38

fluorourasil 282, 283, 285


arcoptes scabiei 133, 165

Phthirus pubis 170

Satelit, lesl292

Pioderma 45, 46
kronik 59
Pitted keratolysis 74

Sailor or farmer skin 285


Scratch mark 764
Scrntch test 709

Pitiriasis

Sel

rosea 100,102,703

rubra pilaris 239,240


versikolor 10
Pityrosporum oaale 104, I79
Podofilin 92
Polisiklis 8, 94
Pomfoliks 123,124
Povidon yodium59,71

Serpiginosa 66,799

Sifilis 83, 161, 307, 302


Sikatriks 5,6,202
Sikosis barbae 16

Preparat ter 95
Progeria 245,246
ionib a c t erium ncnes
Proses sensitisasi 109

Selulitis 59
Sensitisasi, proses 109
Sensitizer 175

Plakat 5, 60

P r op

datia Langhans 148


paget282
Selenium sulfida 105

17

Silindroma 259
Sinar Wood 30
pada tinea 12,16,25

Prostatitis 299

Sinar X 289

Prurigo

Sindrom

bubo 133
feroks 133
hebra 133-135
Pseudohifa 32

Sinarwood 72,76,25

Psoriasis 32, 94-700, L04


pustulosa 124,199

Siringoma 267,272
Sirsinar 5,9,94

senear usher 191.

Stevens Johnson 141, \44


Sezary 236

324

Saripati Penyakit Kulit

Skabiasis 83,764
Skabies 165,167,769

Skin
bridges 54
tag 285

Tinea
barbae 16,17,704
fasialis 21,230
favosa 14, 15

imbrikata 22
kapitis 1.3, 704,244

Skleroderma

linier 220
sirkumskripta 220
sistemik

korporis 17, 19,101,


kruris 29,57
manus 27

221

Skrofuloderma 35, 37, 43, 54, 748-15A

nigra palmaris

Skuama 3,4,729

pedis 23,24
sirsinata 48

Skutula

14

Solitar 5
Spider naevi 8
Spongiosis 775,254
Spora 12,74,34
Sp or o tr

chitnn

che

nckii 34

Sporotrikosis 35,36
Status penyakit penderita 1
Stnplrylococctts skitt scalded syndrome 144, 146,747
Steatosistoma multipleks 266, 267
Stigmata atopik 775, 726
S tr ep tob acilltrs D ucr ey i 307

Sumbatan keratin 215


T
Tabes dorsalis 65

Tanda

Auspitz

130

94

Nikolsky 142,789
Target cell 143,797
Tstto 257,258

unguium 28
versikolor 101
Tipe BB, BT, BL, LL pada kusta 159
Tipe Barber 95

Tolsiklat

12, 34

Treponema pallidum 301


Treponemn pertenue 760
Tricomon ns a aginnlis 177
Trichophy ton
T r i chophy

co nc

nt r ic

Tuberkulosis
kutis vernkosa 7 6, 757, 309
mukokutan 174
verukosa 92

Tnmor 3,4
ganas 291

jinak 259
Tisonitis 299

fermentasi 299
goresan 175

Gunawan 155
ikatan komplemen 306
lepromin 154
Mantoux 148,152

Nikolsky 742,189,797
resistensi 148
serologi unti-rk sifilis 161
Thomson 299
tustrk 175
Tetesan lilin, tanda 94

Tingtura podofilin 90

m 20

t on ment a gr ophy t es 73
Trit'hoplry tott rubrrtnr 13, 26, 29
Trikoepiteli oma 259 , 272
Trigger factor 82
Trikomoniasis 177
Tuber 203

Tes

frei 306

ton ment ag r ophi t n 26, 28

T ri chophy

Tenrdrop uesicle 88

Teleangiekt asi 8,256


Ter (preparat) 95

1.2, 13

uji
gores 109

resisten 59, 67

tempel109
tusuk 109
Ulkus 3,6,35
banal63, 69,71
campuran 307

dekubitus 70
diabetikum 72

durtrm 81,307,307

lndeks 325

gangrenosum6g, 70,
karena jamur 63

7I

83,307,308
piogenik 65,66
roden 287
serpiginosa 301
trofik 65, 77,167
tropikum 64,66,119
varikosus 63
venosum 64
Unilateral 7
Universal T
mole

Vidarabin 83

Virus
DNA 76,77,79,84
pap1lorna76,77

papova92
pox 79
zoster 84
varisela 84
Vitiligo 252,253

von RecklingHausen279

Vulvovaginitis 299
VDRL 301

Uretritis

non-gonoroika777
posterior 299

Urtika 3, 4
Urtikaria 138,774
papular 726,248
_
pigmcntosa 124,125

W
Wheel melnnosis 255

Wire loop 230

Wood,siight pada tinea 72,16,25

variola hemoragika 142


varisela 47,84,88 ,8g

xanthelasmn 202,203
xantomn 202
tendinosum 205-207

zoster

g6

Vaskulitis alergik
Verukosa

228

tuberosum 204,205,256
Xeroderma pigmentosum29\

Veruka

planaTT-79

vulgaris 76,77,285

Vesikel2,3,32

Z
Zumbusch95

Buku Lain Terbitan Kami


S Bedah Kulit Praktis, Susan Burge, Ruth Rayment
S Ilmu Penyakit Kulit, Marwali Harahap
S Fenyakit Jamur Kulit, R.S. Siregar
S Steroid Topikal untuk Penyakit Kulit, Michele Clement
S Terapi Kulit Topikal, Polano
S Tes Diagnostik Bergambar Penyakit Kulit, G.M. Levene

Untuk keterangan lebih lanjut, silakan menghubungi:

BAGIAN PEMASARAN
PENERBIT BUKU KEDOKTERAN EGC
Jl. Agung Timur 4 Blok O/1 No. 39
Sunter Agung Podomoro, Jakarta 14350
Telepon: (021) 6530 6283,6530 6112
Fax: (021) 651 8178

TTOR h,i

ULI R PEVIESANA N

Yang lerhonxat

llagian Pentastralr
Pcncrbi{ I}uku Kedokteran ECC
Jl. AgLrng Tirlur 4 Biok O/l No.39
Sr-ruter Agung Podotloro, iakarta 14350

-lelepon(02i)

6530 6283,6-530 6112. Fax. (021) 651 8178

20 .........

Moiron
UntLrk

clil<ililnkan:

brrku:

E hrlblrnasi br.rkr.r barLr Q


fl I(.,lukt.,'rttt Ulttrtttt fJ
[l
E l(epc**atat

fl

l(anii prin

Duitut harga/ktrralog

K.dokt.nrn Cigi
Ar.n,,

prrr,r

rnerlresan bLrku bcriLrdul

t.
2.
3.

4.

Pernbayalan sebesar 11p ................

Wesel pos, clla CV EGC


Jl. Agr"rng Tirnur 4 Biok O/l No.39
Sr-rnter Agr,rng Podotnoro
.lakarta I4350

F o r nu

c/\

telah krimi kirimkan nrelah-ri

Ii

cl u p u

d ip

r b a ttltak d e n gcm .f bl

okopi

También podría gustarte