Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
SAPIPATI
PENYAKIT KUTIT
l{ufiiraii ?us:tl12t
Slnksi I'clariggarurr Undang-Undirug IIak Cipta
(Undeng-Unclang No. 19 'faltuu 2002)
l.
llarangsiapa dengan sengaja dan ti.Inpa hak rnclakukan perbuatan sebagairnana din'raksud clalanr Pasli2 ayar
(1) dipicluna derrgan piciana peujam masing-r.nasing paling singkat 1 (satu) bLilan dan/atau clerrda paling
scclikii iip.1.000.000,00 (srtu juta lupiah), atar: pidana penjara paling larna 7 (tujLrh.1 tahun danlatau clencla
paling bany,ak ltp.5.000.000.000,00 (linra rnil i ai rupialr).
2. Barangsiapa clengan sengnja nrenyiarkun, mernarnerkatr, mengeclarkun, atau meLrjull kepada urnunr
suatu
ciptaan atau Lrat.rng hrisil pelanggaran FIak Cipta atau FIak Terkait sebagaimana dimal<sucl pacla ayat (1)
clipiclarr clcnglin piclanl penJara lraling larna 5 (lima) tahun dan/atar,r denda plling banyuk ltp.500.000.000.00
(l i nra rltLrs.j r-rta
[]riN'LIn-
c l) rxn
ilr:ncrbit
luprah).
r.t rt r-rt
LrntLrk cliter.bitkan.
Ile rcetakan ldalah per.usiihaan yang nrenriliki nrcsin cetak clan rnenjuul jasa pencetakan. Pcrcetakan tidlk menriliki
hak apt pun dari buku yang dicetaknya kccLrali upah. Pelcetakrn tidak bcrtanogr-rng jarvab atas isi bukLr yang
dicetlknyr.
Pcngarang adalah
pe
ncilttl
br,ii<r"r
vang ditunjuknyu sesulii batas-batas ylng clitentr:kan clalam peljanjiun. Pcngarang berhrk ntendapatkan loyalti atas
k;rryanya dari penerbit. sesuai clengun kete trtuan di clalarn perjan;ian Pcntalang-Penelbit.
PemLx3ak ticlitk rnenlpLrnl'ai hak mencctak. tidrk nrcrniirki hak mengganclakan, mendistrrbusiknn. dun mcnjualbr-rkr-r
yarrg ciiglndakaltn;'a karenlt tidak dilirtdungt crLp.t,rtgltt ltaul)un pcrjrnjian pcnsrr'rLng-pcnclbit. I'ernbljak tidak
peduli rrtas jcrih payah l)engarans. BukLr petrtbllak daplt lebih nrurah karena mcrekr trchk perlu rneinpersiapkan
vr rr.,\.,.\ K,\
gLrrLl.
N l] uKU
zlrll,t
rr Ktrnr rN,tl
Atlas Berwarna
SAPI I
PTNYAKIT KUTIT
tdisi
ffiE
EGC I356
Silegar, R.S.
Atlas bclu,arna saripati pcnyakit kulit / pcnulis. R.S. Sirc-gar
Jakarta : ECC, 2004.
editor. Huliawati Hartanto.
-Ed.2. -
c:,n.
rsBN 979-448-686-8
1. Kulit
Koto Sombuton
Dekon Fokultos Kedokleron
Universitos Sriwijoyo
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya selalu berusaha mendorong dan
membantu tenaga pengajar agar dapat menuliskan penemuan dan pengalaman
mereka selama bertugas, baik berupa makalah dalam majaiah ataupun
ini.
tuki
seperti
Da]am diagnosis penyakit kr-rlit dan kelamin, pengetahuan tentang kelainan yang
timbul di permukaan klli!langat penting. Oleh karena itu menuiut hemat sayi
penulisan buku ATLAS BERWARNA SARIPATI PENYAKIT KULIT ,ungut
membantu mahasiswa kedokteran dan pctr-rgas kesehatan lainnya untuk mengeial
dan mendalami tentang penyakit kulit dan kelamin.
Dalam edisi kedua ini dikemukakan berbagai jenis penyakit kulit baru serta
pengobatan yang terbaru disesuaikan dengan kemajuan dalam bidang ilmu
kedokteran, terutama pada tahun terakhir ini,
Saya ikut bergembira dan menghargai usaha penulis untuk menerbitkan edisi
kedua buku ini, mudah-mudahan dapat berminfaat dan berguna bagi yang
memerlukannya.
Universitas Sriwijaya,
Prof. dr.
Koto Pengontqr
(Edisi Pedqmo)
Dalam buku ini dikemr-rkakan lebih dari 300 jenis penyakit kr,rlit lengkap dengan
gambarnya yang khas, yang berasal dari penderita orang-orang Indonesia. Dengan
melihat gambar saja tidaklah mencukupi untuk sampai pada diagnosis yang tepat.
Oleh karena itu, pada buku ini dicantumkan juga saripati masing-masing penyakit
dimaksud.
Pada bab I dijelaskan tata cara mendiagnosis penyakit dan kclamin dengan gambar
rrlam-rrlam kulit yang khas, dan pada bab-bab berikutnya dije laskan tentang masing-
Kata
Pengantar vii
Kolo Pengonlor
(Edisi Keduo)
kelamin.
ini ada perubahan dan penambahan, terutama dalam bidang diagnosis dan
pengobatan. Dengan c_a1a ini diharapkan para pembaca *emperoleh pengetahuan
dan cakrawala yang lebih luas tentang penyakif kulit.
Selanjutnya penulis mengharapkan saran dan masukan bagi perbaikan buku ini.
Penulis mengharapkan edisi kedua ini bermanfaat bagi kita se-mua.
vilt
Doflor lsi
Kata Sambutan v
Kata Pengantar (Edisi
Pertama) vi
Kedua) viii
Kulit
Sifat-sifatEfloresensi
BAB 2
1O
PENYAKIT
(Panu) 10
Tinea Versikolor
'AMUR
Kandidiasis 31
Sporotrikosis 34
Aktinomikosis 36
Kromomikosis 3B
FikomikosisSubkutis
Misetoma 42
BAB 3
41
PIODERMA 45
lmpetigo Krustosa 45
lmpetigo Bulosa 47
Folikulitis 50
Furunkel 52
Karbunkel 54
Eritrasma 56
Erisipelas 57
Selulitis 59
Abses 59
Ektima 61
Ulkus Tropikum
Ulkus
Ulkus
Trofik
63
65
Piogenik
65
HidradenitisSupurativa 67
Ulkus Dekubitus 69
Ulkus Cangrenosum 70
Daftar lsi
CranulomaPiogenikum 72
KeratolisisBeilubang 74
BAB
PENYAKIT VIRUS 76
Veruka Vulgaris 76
Veruka Plana 77
MoluskumKontagiosum
7g
Herpes Simpleks B0
Herpes Genitalis 82
Herpes Zoster 84
Herpes Zoster Oftalmik 86
Varisela
BB
Kondiloma Akuminata 90
Kondiloma Raksasa 92
BAB
DERMATOSIS ERITROSKUAMOSA 94
Psoriasis 94
Pitiriasis Rosea 100
DermatitisSeboroika 104
BAB
PENYAKIT KULIT
Dermatitis Kontak
Dermatitis Kontak
Dermatitis
Dermatitis
Dermatitis
ALERGI
107
Toksik 107
Alergik 109
Okupasional
Atopik
Stasis
13
15
1 1B
DermatitisNumularis 120
Solaris
Pomfoliks 123
Dermatitis
122
UrtikariaPigmentosa 124
Papular 126
Nodosum 128
Urtikaria
Eritema
DermatitisMedikamentosa 137
Sindrom Stevens
Johnson
141
EritemaMultiformis 143
Skrofuloderma 148
Tuberkulosis Kutis Verukosa
BAKTERI 148
151
BAB
Skabies
INSEKTA 164
Daftar
Trikomoniasis
BAB
177
AkantosisNigrikans
Akne Rosasea 184
BAB
10
183
PemfigusEritematosus 191
Vegetans
Pemfigus
Pemfigoid
Bulosa
193
194
DermatitisHerpetiformis 196
DermatosisPustulosaSubkorneal 199
EpidermolisisBulosa 200
BAB
11
Xantelasma 202
Xantoma Tuberosum 203
Tendinosum
Xantoma
205
lktiosis
207
Nevus Unius Lateralis 211
Kwashiorkor
Hiperkeratosis
Pelagra 216
Amiloidosis
212
Folikularis
Kutis
215
218
Skleroderma 220
Dermatomiositis 223
Purpura Non-Trombositopenik 226
PurpuraTrombositopenik 228
Lupus Eritematosus Diskoid 230
Lupus Eritematosus Sistemik (LES) 232
Eritroderma 236
Pitiriasis Rubra
Pilaris
Areata
Progeria 245
Alopesia
Miliaria
BAB
12
239
Klimakterium
Keratoderma
241
243
247
Melasma
Vitiligo
25O
252
lnkontinensiaPigmentosis 253
Efelid
255
Anetoderma 256
Tato
257
Isi
xi
xii
Daftar lsi
BAB 13
TUMOR ,|INAK
KULIT
259
Trikoepitelioma 259
Hemangiom
261
Dermatofibroma 263
Kista Epidermal 265
Kista
Dermoid
265
SteatosistomaMultipleks 266
Milia
267
268
Lipoma
Kutaneus 269
Kornu
Keloid
270
Siringoma
272
KeratosisSeboroika 273
Nevus Pigmentosus 275
Verukosus 278
NeurofibromatosisMultipel 279
Nevus
BAB 14
Keratoakantoma 283
Keratosis Senilis 285
Karsinoma Sel Basal 286
Karsinoma Sel Cepeng 289
Melanoma Maligna 291
293
Limfosarkom
XerodermaPigmentosum 295
Mikosis
BAB 15
Fungoides 296
KELAMIN 299
PENYAKIT
Conore
Sifilis
299
301
LimfogranulomaVenereum 305
Ukus
Mole
Cranuloma
BAB 16
307
lngunale
308
KEPUSTAKAAN 316
INDEKS
318
(ArDS)
310
Pendahuluan
Untuk menegakkan diagnosis penyakit kulit, beberapa faktor perlu dilihat secara
komprehensif, karena penyebab penyakit kulit bukan hanya terletak pada satu faktor.
Walaupun kelainan kulit dapat dilihat dengan mata telanjang, namun di balik
kelainan tersebut banyak hal tersembunyi yang perlu mendapat perhatian. Untuk
itu, perlu dilakukan pemeriksaan yang cermat dan teliti. Selain harus mengetahui
anatomi, fisiologi, histopatologi dan imunologi kulit, pengetahuan tentang
epidemiologi dan jenis-jenis efloresensi kulit sangat diperlukan untuk mendapatkan
diagnosis yang tepat.
Cara pendekatan yang komprehensif ini dikumpulkan dalam suatu himpunan
data tentang riwayat perjalanan penyakit yang difenal sebagai status penyakit
penderita (SPP).
SPP mencakup anamnesis, pemeriksaan fisik (umum dan spesifik), pemeriksaan
laboratorium (umum dan spesifik), tes-tes khusus, resume (ringkasan), anjuran
pemeriksaan, diagnosis kerja, diagnosis banding, prognosis dan pengawasan
perjalanan penyakit. Secara lengkap SPP dibuat sebagai berikut.
Anamnesis
luka, dsb.),
r di mana kelainan
o obat yang telah digunakan, bagaimana pengaruh obat tersebut, apakah penyakit
EFLORESENSI KULIT
makula eritema
makula hiperpigmentasi
makula hipopigmentasi
nodula lentikular
Pemeriksaan fisik
Kulit
Pemeriksaan keadaan umum adalah penting, dan perlu dicari hubungannya dengan
penyakit kulit yang sedang diderita. Pemeriksaan kulit sendiri harus dikerjakan di
tempat terang, jika perlu dengan bantuan kaca pembesar. Pertama-tama harus
ditentukan lokalisasi kelainan, yaitu secara:
a. Regional: r. fasialis, r. torakalis, r. abdominalis
b. Dengan regio relatif: 1/3 proksimal ekstremitas inferior kiri, 1/3 tengah lengan
kanan, dll.
Di atas lokalisasi tersebut dicari efloresensi atau ruam kulitnva.
1 cm.
gigitan serangga.
atas permukaan
. Kista
2.
sisik halus (TV), sedang (dermatitis) atau kasar (psoriasis). Skuama dapat
berwarna putih (psoriasis), coklat (TV), atau seperti sisik ikan (iktiosis).
. Krusta adalah onggokan cairan darah, kotoran, nanah, dan obat yang sudah
mengering di atas permukaan kulit, misalnya pada impetigo krustosa, dermatitis kontak. Krusta dapat berwama hitam (pada jaringan nekrosis), merah (asal
darah) atau coklat (asal darah, nanah, serum).
o Erosi adalah kerusakan kulit sampai stratum spinosum. Kulit tampak menjadi
merah dan keluar cairan serosa, misalnya pada dermatitis kontak.
' Ekskoriasi adalah kerusakan kulit sampai ujung stratum papilaris sehingga kulit
tampak merah disertai bintik-bintik perdarahan. Ditemukan pada dermatitis
kontak dan ektima.
. Ulkus adalah kerusakan kulit (epidermis dan dermis) yang memiliki dasar,
dinding, tepi dan isi. Misai, ulkus tropikum, ulkus durum.
r Rhagaden
EFLORESENSI KULIT
kista semisolid
kista cair
krusta
erosl
ekskoriasi
Kulit
(sikatriks) adalah jaringan ikat yang menggantikan epidermis dan dermis yang sudah hilang. |aringan ikat ini dapat lebih cekung dari kulit sekitamya
(sikatriks atrofi), dapat lebih menonjol (sikatriks hipertrofi), dan dapat normal
(eutrofi/luka sayat). Sikatriks tampak licin, garis kulit dan adneksa hilang.
. Keloid: hipertrofi yang pertumbuhannya melampaui batas.
. Abses adalah efloresensi sekunder berupa kantong berisi nanah di dalam
jaringan. Misahlya abses Bartholini dan abses banal.
. Likenifikasi adalah penebalan kulit sehingga garis-garis lipatan/relif kulit
tampak lebih jelas, seperti pada prurigo, neurodermatitis.
. Guma adalah efloresensi sekunder berupa kerusakan kulit yang destruktif,
kronik, dengan penyebaran serpiginosa. Misal, pada sifilis gumosa.
. Hiperpigmentasi adalah penimbunan pigmenberlebihan sehingga kulit tampak
lebih hitam dari sekitarnya. Misal, pada melasma dan pascainflamasi.
. Hipopigmentasi adalah kelainan yang menyebabkan kulit menjadi lebih putih
dari sekitarnya, misal, pada skleroderma dan vitiligo.
e Parut
r Komedo
.
Sifat-sifat
ef loresensi
1.
demam berdarah.
Roseola ialah eksantema lentikular berwarna merah tembaga seperti pada sifilis
dan frambusia.
Purpura yaitu perdarahan di dalam/di bawah kulit yang tampak kemerahan,
dan tidak hilang pada penekanan kulit, seperti pada dermatitis medikamentosa.
Ukuran
2. Gambaran
: Miliar (sebesar kepala jarum penlul); lentikular (sebesar kacang hijaujagung); numular (sebesar uang logam seratus rupiah; dan plakat
(lebih besar dari uang logam seratus rupiah).
EFLORESENSI KULIT
sikatriks normal
ulkus
fisura = rhagaden
guma
abses
atrofik
purpura
Kulit
titis medikamentosa.
Bilateral, menyerang kedua belahan badan seperti pada varisela,
variola.
pada eritroderma,
Pemeriksaan
laboratorik/spesifik
Ringkasan
Diagnosis banding
Diagnosis kerja
Pemeriksaan
anjuran
Penatalaksanaan
Prognosis
Pengawasan
Memperhatikan perjalanan penyakit serta hasil pengobatan atau tindakan yang telah
dilakukan.
lanjutan
SIFAT.SIFAT EFLORESENSI
multipel
diskrit
konfluen
regional
telangiektasi
spider naevi
{olikular
dif us
SIFAT-SIFAT EFLORESENSI
lentikular
plakat
liniar
lonjong
serpiginosa
herpetiformis
Kulit
PENYAKIT JAMUR
Definisi
Tinea versikolor adalah infeksi jamur superfisial yang ditandai dengan adanya makula
di kulit, skuama halus disertai rasa gatal.
Penyebab dan
epidemiologi
Penyebab
o Umur
o Jenis kelamin
o Bangsa/ras
o Daerah
o Kebersihan/higiene
Malassezia
furftrr /P ity
r o sp
orum orbicul ar e.
sikolor.
o Lingkungan
furfur.
Gejala singkat
penyakit
Pemeriksaan kulit
o Loknlisssi
Pemeriksaan
pembantui
laboratorium
Diagnosis banding
'coral red'.
2.Pitiriqsis rosea. Gambaran efloresensi sejajar dengan garis-garis kulit, ada 'medallion' atau hernld patch. Kerokan kulit: hifa, spora negatif; sinar Wood negatif.
10
Penyakit
Tani p
ak
Jamur
m aku I a li ipopi g m
11
entasi
Gambar
folikular.
2.2
12
Penatalaksanaan r Umum
o Khusus (topikal)
Bentuk makular : salep \44ritfield atati larutan natrium tiosulfit 20% dioleskan setiap
hari.
Prognosis
Baik.
Definisi
Tinea nigra palmaris adalah penyakit infeksi jamur superfisial yang menyerang
telapak kaki dan tangan, menimblrlkan gambaran khas berupa warna coklatkehitaman pada kulit.
dan
epidemiOlOgi
Penyebab
Penyebab
Umur
o Jenis kelamin
o
yang o Bangsa
memengaruhi r Daerah
timbulnya
.1 ,1 , .
o Kebersihan/higiene
penyakit:
o Lingkungan
Faktor-faktor
Gejala
singkat
penvakit:
: Clndosporirtmzuerneckii.
: Biasanya menyerang anak-anak.
: Pria sama dengan wanita.
:
:
:
:
*'in*"J:iliilii;llTil#x[ff]':m#:J;1::::12::l#-ff^-#,ffi?
nyeri atau sedikit gatal.
Pemeriksaan
kulit
Pemeriksaan
pembantu/
Iaboratorium
Diagnosis
banding
Lokslisasi
. Efloresensi
:
:
pada epidermis.
1. Sifilis stadiunt Il : pada telapak kaki/tangan tampak makula hiperpigmentasi dengan
skuama yang jelas.
2. Melanoma: biasanya memberi warna coklat kehitaman yang lebih dalam.
3.Tineqztersikolor: makula lebih putih dan skuama lebih halus, berwarna putih sampai
cokiat.
Penyakit
lamur
13
Penatalaksanaan
Salep yang mengandung asam salisilat 3-5% dan asam benzoat 5-\0% banyak
menolong. Preparat imidazol 1-2% dalam krim atau salep berkhasiat baik.
Prognosis
Baik.
TINEA KAPITIS
Definisi
Tinea kapitis adalah infeksi jarnur superfisial yang menyerang kulit kepala dan
rambut.
Penyebab dan
. Penyebab
o Umur
o Jenis kelamin
o Bangsa
epidemiologi
Faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit
o Daerah
o Kebersihan/higiene
o Lingkungan
Gejala singkat
penyakit:
14
Pemeriksaan
kulit
oLokqlisasi
. Efloresensi
miliar sekitar
muara rambut, rambut mudah putus, meninggalkan
alopesia yang berwarna coklat.
2. Black dot ring u)orm: infeksi jamur dalam rambut
(endotriks) atau di luar rambut (ektotriks), rambut putus
tepat pada permukaan kulit, meninggalkan makula
coklat berbintik-hitam, dan warna rambut sekitarnya
menjadi suram.
3. Kerion: pada kulit kepala tampak bisul-bisul kecil
dengan skuamasi akibat radang lokal, rambut putus dan
mudah dicabut.
'
Pemeriksaan
laboratorium
1. Sinar
banding:
Penatalaksanaan
c Sistemik: Griseofulvin 10-25 rng/ke BB; dewasa 500 mglhari. Ketokonazol 5-10
mg/kg BB; dewasa 200 rng/hari selama 7-74hari.
Diagnosis
b enzoat,
obat derivat imidazol 1-2oh dalam krim atau larutan dapat menyembuhkary demikian pula ketokonazol krim atau larutan 27o.
Prognosis
jika penyembuhan telah dicapai dan faktor-faktor infeksi dapat dihindari, prognosis
umumnyabaik.
Penyakit
Jamur
15
Gambar 2.5 Gray patch ring worm. Makula coklat, rambut-rambut putus tepat
pada pangkalnya.
Gambar 2.6 Kerion. Abses-abses pada permukaan kulit kepala dan rambu!
Iepas.
Penyebab dan
epidemiologi
o
o
Penyebab
Umur
jenis kelamin
o Bangsa/ras
putih.
o Daerah
. Kebersihan
r Lingkungan
Gejala singkat
penyakit
Pemeriksaan kulit:
o Loknlisasi
Cambaran
histopatologi
Pada batang dan folikel rambut terkadang tampak organisme, tetapi jarang pada lesi
yang lebih dalam. Pada keadaan kronik terlihat nanah, sel raksasa dan infiltrasi sel-
Pemeriksaan
pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding
Penatalaksanaan
1.
Kerokan kuiit atau rambut jenggot yang terkena (terputus-putus, tidak mengkilap)
dengan larutan KOH 10-20%, dilihat langsung di bawah mikroskop untuk mencari
Umum
Khusus
: Sistemik'.
mg-1 gram/hari
Penyakit
Prognosis:
Jamur 17
Umumnya baik
TINEA KORPORIS
Definisi
Penyebab dan
epidemiologi
Penyebab
. ljmur
r
Jenis kelamin
o Bangsa/ras
o Daerah
Musim/iklim
Kebersihan
penyakit ini.
o Keturunan
Lingkungan
Tak berpengaruh.
Gejala singkat
penyakit
Pemeriksaan kulit
o Loknlisnsi
o Ell o r e s ats i/sifa t - sifatny a
Cambaran
histopatologi
Tidak khas.
Pemeriksaan
pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding
l.Morbus Hansen: makula eritematosa dengan tepi sedikit aktif, terutama MH tipe
tuberkuloid.
2.Pitiriasis rosea'. gambaran makula eritematosa dengan tepi sedikit meninggi, ada
papula, skuama. Diameter panjang lesi menuruti garis kulit.
3,Neurodermatitis sirkumskripta: makula eritematosa berbatas tegas terutama pada
daerah tengkuk, lipat lutut dan lipat siku.
Penatalaksanaan
dewasa
ng/kg BB/hari.
Penyakit
Ke?#ffi
Jamur 19
2o
Topikal:
' Salep \,Vhitfield.
. Campttran asam
sp iril.
u s.
o Castellgni's psint,
. Tolnaftat.
o Imidazol.
o
o
Prognosis
Ketokonazol.
Piroksolamin siklik.
Baik.
TINEA IMBRIKATA
Definisi
dan
epidemiologi
Penyebab
penyebab
r lJmur
T r i chophtl t o n co n c e nt r icum.
Semua Llmlrr.
o Jenis kelamin
o Bangsa/ras
r Daerah
r Musim/iklim
Kebersihan
o Keturunan
.
Gejala singkat
penyakit
Pemeriksaan
kulit
Lingkungan
Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan: Tinea imbrikata
biasanya menyerang seluruh permukaan kulit berupa lingkaran-lingkaran yang
bersisik kasar dan tampak menyerupai lingkaran-lingkaran bermata salu (polisiklik).
Sisik-sisik melingkar yang satu menutup yang lain seperti lapisan genting, dapat
disertai perasaan yang sangat gatal.
o
Lokslisssi
Pemeriksaan
pembantu/
labofatOrium
Diagnosis
banding
PenatalakSanaan
l.Kerokan kulit dengan KOH 10%, dipanasi sebentar tidak sampai mendidih. Dapat
ditemukan hifa, miselium dan spora.
2.Biakan skuama pada media Sabouraud, menghasilkan koloni ragi.
Gambaran klinik yang khas
memudahkan diagnosis pasti.
Sistemik
. Topiksl
o
sehingga
5olo
57o.
5%,
Penyakit
lamur
21
A.
Makula eritematosa,
22
Gambar 2.15 Tinea imbrikata. A. Ruam kulit berupa eritema melingkar, skuama kasar. B. Ruam kulit berbatas tegas
melingkar, tersusun menyerupai atap genting.
Penyakit
lamur
23
o Castellnnis's pnint
o Salep \{hitfield 2 kali sehari.
o Itrakonazol 100
Prognosis
Definisi
Penyebab
Adalah infeksi jamur superfisial pada pergelangan kaki, telapak dan sela-sela jari
kaki.
dan
o Penyebab
o Umur
Semua umur.
o Jenis kelamin
epidemiologi
o Bangsa/ras
o Daerah
o Musim/iklim
o Lingkungan
singkat
penyakit
Gejala
Ep
Bentukktinik:
1. Tipe papulo-skuamosa
hiperkeratotik kronik:
Jarang didapati vesikel dan pustula, sering pada tumit dan tepi kaki dan kadangkadang sampai ke punggung kaki. Eritema dan plak hiperkeratotik di atas daerah
lesi yang mengalami likenifikasi. Biasanya simetris, jarang dikeluhkan dan kadang-
Manifestasi klinis berupa fisura pada jari-jari, tersering pada sela jari kaki ke-4 dan
5, basah dan maserasi disertai bau yang tidak enak.
3. Tipe subakut:
Lesi intertriginosa berupa vesikel atau pustula. Dapat sampai ke punggung kaki
dan tumit dengan eksudat yang jernih, kecuali jika mengalami infeksi sekunder.
Proses subakut dapat diikuti selulitis, Iimfangitis, limfadenitis dan erisipelas.
4. Tipe akut:
Gambaran lesi akut, eritema, edema, berbau. Lebih sering menyerang pria. Kondisi
hiperhidrosis dan maserasi pada kaki, stasis vaskular, dan bentuk sepatu yang
kurang baik terutama merupakan predisposisi untuk mengalami infeksi.
Pemeriksaan
kulit
Loknlisasi
: Interdigitalis,antarajari-jarike-3,4dan5;sertatelapakkaki.
kaki, beberapa milimeter sampai 0,5 cm.
o Sisik halus putih kecoklatan.
o Vesikula miliar dan dalam.
r Vesikopustula miliar sampai lentikular pada telapak kaki
dan sela jari.
. Hiperkeratotik biasanya pada telapak kaki.
24
Pcnyakit
Gambaran
histopatologi
Pemeriksaan
pembantu/
laboratorium
Diagnosis bandlng
lamur
25
Keadaan akr:t, pada epidermis tampak migrasi leukosit, edema intraselular, spongio-
1.
Ksndidiasis
2. Akr
derm s
tititis
pe
r stn
'Pustular-bacterid'
ns
Penatalaksanaan
Prognosis
Profilaksis sangat penting, mengeringkan kaki dengan baik setiap habis mandi,
kaus kaki yang selalu bersih dan bentuk sepatu yang baik
o Griseofulvin 500 mg sehari selama 1-2 bulan.
r Salep Whitfield I atar-r II, tolnaftat dan toksiklat berkhasiat baik.
o Obat-obat golongan Azol dan Terbinafin memberi hasii yang baik dan preparat
triazol baik dalam bentuk tablet, krim, atau larutan memberi hasil yang baik.
@ii'lr:
26
TINEA MANUS
Definisi
dan
epidemiologi
o Penyebab
Penyebab
o lJmur
o jenis kelamin
o Bangsa,/ras
Daerah
o Musim/iklim
o Kebersihan
o Lingkungan
Gejala singkat
penyakit
Pemeriksaan
kulit
Pemeriksaan
pembantu |
laboratorium
Diagnosis
banding
predisposisi infeksi.
Lingkungan rawa-rawa yang selalu basah mempermudah infeksi
jamur.
Ada 2 tipe, yaitu vesikular meradang dan skuamosa tak meradang; gambaran
penyakit dapat berupa vesikel-vesikel atau skuama dengan eritema yang berbatas
tegas disertai rasa gatal.
o
Lokslisasi
: Mulai pergelangan
'Dyshidrotic dermatitis': pada pemeriksaan dengan KOH, tidak ditemukan elemenelemen jamur.
3. D er mn titis numul ar is.
2.
Penatalaksanaan
Dapat diberikan preparat haloprogin, tolnaftat, asam salisilat, dan preparat triazol
baik dalam bentuk tablet, krim maupun larutan.
Prognosis
Baik.
Penyakit
lamur
27
28
dan
epidemiologi
o Dapat
Penyebab
o Penyebab
. ljmur
o Jenis kelamin
o Bangsa/ras
o Daerah
r Musim/iklim
o Kebersihan
o Keturunan
o Lingkungan
singkat
penyakit
Gejala
Pemeriksaan
kulit
Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan. Keluhan utama
berupa kerusakan kuku. Kuku menjadi suram,lapuk dan rapuh, dapat dimulai dari
arah distal (perimarginal) atau proksimal. Bagian yang bebas tampak menebal.
. Lokttlisasi
permukaan kuku menebal, di bawah kuku tampak detritus yang mengandung elemen-elemen jamur. Pada infeksi
ringan hanya dijumpai bercak-bercak putih dan kasar di
Gambaran
Tidak khas.
histopatologi
Pemeriksaan
pembantu |
laboratorik
Diagnosis
banding
Penatalaksanaan Umum:
Meningkatkankebersihan/higienependerita
Topiknl
'
.
.
Prognosis
Baik.
Penyakit
lamur
29
Gambar 2.21 Onikomikosis. Kuku meniadi suram mulai dari uiung kuku'
Penyebab dan
o Penyebab
epidemiologi
o lJmur
Jenis kelamin
o Sa1g53/ras
o Daerah
o Musim/iklim
o Kebersihan
o Keturunan
o Lingkungan
langsung.
Kebanyakan pada dewasa.
Pria lebih sering daripada wanita.
Terdapat di seluruh dunia.
Paling banyak di daerah tropis.
Musim panas, banyak berkbringat.
Kebersihan yang kurang diperhatikan.
Tak berpengaruh.
Yang kotor dan lembap.
Gejala singkat
penyakit
Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan: rasa gatal hebat
pada daerah kruris (lipat paha), lipat perineum, bokong dan dapat ke genitalia; ruam
kulit berbatas tegas, eritematosa dan bersisik, semakin hebat jika banyak berkeringat.
Pemeriksaan kulit
o Lofuilisasi
o Efloresensi/sifat-sifatnya
Gambaran
histopatologi
Pemeriksaan
pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding
Tidak khas.
Penatalaksanaan
.
.
Prognosis
Kerokan kulit daerah lesi dengan KOH 10%: tampak elemen jamur seperti hifa, spora
danmiselium.
l.Eritrasma: batas lesi tegas, jarang disertai infeksi, fluoresensi merah bata yang khas
dengan sinar Wood.
2.Kandidiasis; lesi relatif lebih basah, berbatas jelas disertai lesilesi satelit.
3.Psoriasis intertriginosa: skuama lebih tebal dan berlapis-lapis.
Seperti pengobatan jamur lainnya.
Topiksl: salep atau krim antimikotik. Lokasi ini sangat peka nyeri, jadi konsentrasi
obat harus lebih rendah dibandingkan lokasi lain, misahrya asam salisilat, asam
benzoal, sulfur dan sebagainya.
o Sistemik: diberikan jika lesi meluas dan kronik; griseofulvin 500-1.000 mg selama
2-3 minggu atau ketokonazol l00 mglhari selama l bulan.
Penyakit
lamur
31
KANDIDIASIS
Definisi
Suatu penyakit kulit akut atau subakut, disebabkan jamur intermediat yang
menyerang kulit, subkutan, kuku, selaput lendir dan alat-alat dalam.
32
Penyebab
dan
epidemiologi
o Jenis kelamin
o Bangsa/ras
Gejala singkat
penyakit
Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan: Predileksi pada:
oKttlit
Gatalhebatdisertaipanassepertiterbakar,terkadangnyerijikaada
rnfeksi sekunder.
: Sedikit gatal
Kuku
Mukosa :
Pemeriksaan
kulit
o Lokalisssi:
Kulit: Bokong sekitar anus, lipat ketiak, lipat paha, bawah payudara, sekitar pusat,
Gambaran
Sel ragi pseudohifa dengan blastospora, serta sebukan sel-sel radang pada dermis.
histopatologi
Pemeriksaan
pembantu
laboratorium
Diagnosis
banding
1.
Kulit:
1. D
ermgtitis seboroika.
2. D erma
r Kuku:
Dapat dibedakan dari biakan skuama yaitu
T.Pqronikia.
2. O nikomiko sis/tin ea ung
uium.
Penyakit
lamur
33
34
Gambar 2.31 Kandidiasis. Plak berwarna putih dan daerah erosi di mukosa
bibit.
Penatalaksanaan
r Hindari
obesitas.
o Hindari bekerja pada tempat-tempat yang lembap/banyak air.
Sistemik:
o Amfoterisin B 0,5-1 rng/kgBB intravena.
o Tablet nistatin 3 x 100.000 U selama 1-4 minggu.
o Ketokonazol400 mglhari selama 5 hari atau flukonazol 150
Topiknl :
Prognosis
Baik.
SPOROTRIKOSIS
Definisi
Penyebab dan
epidemiologi
o ljmur
o Jenis kelamin
Penyebab
o Distribusi
o Faktor lain
Gejala singkat
penyakit
Sp or otrichum
chenkii.
Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan: Spora masuk
melalui luka, mula-mula timbul papula atau nodula subkutan, disusul pembengkakan
proksimal dari lesi (sesuai aliran getah beffig). Papula atau nodula tersebut kemudian
pecah membentuk ulkus granulomatosa disertai peradangan pembuluh limfe yang
menyebar mengikuti aliran pembuluh limfe.
Penyakit
Pemeriksaan kulit
Loknlisasi
Efloresensi/sifat-sifatnya
lamur
35
Gambaran
histopatologi
Pemeriksaan
pembantu/
laboratorik
Diagnosis banding
Dari granuloma yang terinfeksi, pada dinding lesi ditemukan sel polimorfonuklear,
dan sel
eosinofil dan makrofag. Pada bagian perifer ditemukan banyak sel epiteloid
kronik'
radang
tanda
dengan
epidermis
raksasa Langhans. Edema
l.Preparat langsung: tampak granula sulfirr'
2.Dengan fOA fOy": tampak hifa bercabang dan bersepta'
37"C: bentuk
3.Bialian pada media Sabouraud: koloni camp.,tao. Pada temperatur
koloni ragi. Pada temperatur kamar: koloni filamen
T.Skrofuloderma
2.Ulkus tropikum
3.Sifilis stadium
Penatalaksanaan
l.Imumr
II
@'
Memelihara kebersihan'
Khusus: Sistemik:
o Kalium yodida jenuh per oral; dimulai
hingga 30-40 tetes/hari'
oKetokonazol100-200mg/hariselamalbulanberhasilbaik.
o Itrakonazol 100 mg/hari selama l bulan'
o Flukonazol 150 mglhari selama 2 bulan'
2%'
Topiknl:ulkus. Kompres terb"uka dengan kalium yodida 2o/o dNtyodium
Prognosis
Baik.
36
AKTINOMIKOSIS
Definisi
Penyebab dan
o Penyebab
o ljmur
c Jenis kelamin
o Distribusi
epidemiologi
Gejala singkat
penyakit
Faktor lain
Actinomyces israelii.
Semua umur.
Pria:wanita = 2:1.
Kosmopolit.
Higiene yang kurang.
Penyakit
Pemeriksaan kulit
Loknlisasi
Jamur 37
Gambaran
histopatologi
Tampak jaringan granular, sel epiteloid, sel plasma dan sel raksasa dengan perubahanperubahan degeneratif. Massa berlobulasi yang terdiri dari filamen, dan terdapat
jamur berupa miselium yang sedikit bercabang.
Pemeriksaan
pembantu/
Pada sediaan apus eksudat/jaringan tepi dapat ditemukan granula sulfur berwarna
kuning dengan diameter 1-5 mm, yangbanyak mengandung elemen-elemen jamur.
laboratorium
Pewarnaan Gram pada granula sulfur yang dihancurkan, didapat miselium yang
bersifat Gram positif.
Diagnosis banding
Penatalaksanaan
Prognosis
Baik.
38
",-"."'<?i
KROMOMIKOSIS
Definisi
Adalah mikosis profunda yang biasanya menyerang kulit dengan gambaran nodular dan verukosa
Penyebab dan
Penyebab
ljmur
epidemiologi
o Jenis kelamin
Bangsa
o Daerah
iklim panas.
o Kebersihan
dan higiene
o Lingkungan
Gejala singkat
penyakit
Pe4alanan
o Lokslisasi
.
Gambaran
histopatologi
Efloresensi
penyakit : Jamur
Penyakit
Jamur 39
Pemeriksaan
1. Preparat langsung
pembantu/
laboratorium
2.
Diagnosis banding
7. Tuberkulosis kutis aerukosa: secara klinis memberikan gambaran yang sama, hanya
pada TBC kulit terdapat basil tahan asam dan gambaran histopatologi yang khas.
Penatalaksanaan
o Larutan kalium yodida jenuh 30-50 tetes sehari selama 1-2 bulan.
o Suntikan amfoterisin B intralesi.
o Tindakan operatif dengan eksisi luas dan pencangkokan merupakan alternatif
1ain.
o Preparat-preparat azol seperti Ketokonazol 100-200 mg/hari selama 2 bulan.
o 5 fluorositosin dengan dosis 100-150 mg/hr dibagi dalam 4 dosis selama 1-2 bu1an.
Prognosis
Penyakit Jamur 41
FIKOMIKOSIS SUBKUTIS
Definisi
Adalah infeksi jamur profunda dengan gejala pembengkakan di bawah kulit. Kenyal
pada perabaan, berbatas tegas dan nyeri.
Penyebab dan
o Penyebab
epidemiologi
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit
Gejala singkat
penyakit
Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan tambahan : Jamur masuk ke dalam
kulit melalui luka-luka kecil atau gigitan serangga, selanjuhnya menimbulkan benjolanbenjolan subkutis, terkadang timbul fistula yang mengeluarkan cairan serosanguineus.
Pemeriksaan kulit
Gambaran
histopatologi
Preparat dengan pewamaan HE, Giemsa, atau PAS memberi gambaran reaksi radang
kronik, terutama sel eosinofil. Dalam infiltrasi dapat dijumpai hifa-hifa lebar bersekat
dengan ukuran bervariasi dari 3-30 p.
lJmur
r Jenis kelamin
Daerah
o Kebersihan
o Keturunan
o Lingkungan
Lokslisosi
Pemeriksaan
pembantu/
laboratorium
2.
Diagnosis banding
Penatalaksanaan
Larutan kalium yodida jenuh 3-50 tetes/hari selama 10-14 hari memberi hasil yang
baik. Eksisi tumor juga dapat berhasil baik. Amfoterisin B 1,2rng/kgBB efektif pula
Itrakonazol 100-200 mglhari selama 2 bulan.
Prognosis
Umumnyabaik.
42
MISETOMA
Definisi
Adalah infeksi jamur profunda kronik pada jaringan bawah kulit yang dapat meluas
ke otot dan tulang, sehingga menimbulkan kelainanbentuk.
Penyebab dan
o Penyebab
Actinomycetes, termasuk genus Nocardia danStreptomyces (tipe aktiG enrs Ma dur ell a, AII es cher ia, Cephal o sp or ium dan P hial o -
nomikotik).
epidemiologi
phor a (tip e
ljmur
o Jenis kelamin
Bangsa
eumikotik).
Penyakit
lamur
43
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
Gejala singkat
penyakit
Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan tambahan: Jamur masuk ke dalam
kulit melalui abrasi atau luka lecet di kaki, selanjuh-rya berkembang menjadi tumor
di bawah kulit, menyebabkan kelainan bentuk (deformitas) pada kaki yang disebut
misetoma, Tumor kemudian mengalami perlunakan, terbentr-rk fistula atau ulkus yang
mengeiuarkan sekret mengandung butir-butir kuning kehijauan disebut granula,.sulfur. Penderita mengeluh nyeri dan selalu disertai pembengkakan kelenjar limfe re-
Kebersihan/higiene : Lebih sering pada higiene yang kurang, yaitu melalui lukaluka atau abrasi kulit yang kotor.
o Lingkungan
gional.
Pemeriksaan kulit
Lokslisssi
Efloresensi
;
:
Gambaran
histopatologi
Pemeriksaan
pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding
jamur.
Biakan granula sulfur dalam agar Sabar,rraud; sesudah 1-2 minggu tampak
pertumbuhan koloni berwarna krem sampai coklat.
3. Pemeriksaan radiologik. Untuk menilai derajat kerusakan.
2.
pinggir
Penatalaksanaan
Misetoma aktinomikotik diobati dengan penisilin prokain 2,4_.4.,8juta unit selama 2minggu. Preparat sulfa seperti sulzadiazin 3-8 g/hariselama 2-4 minggu. Misetoma
eumikotik dengan amfoterisin B intravena, kadar dalam darah 1,,2-2 1tg/n\ dapat
membunuh jamur, tetapi umumnya sangat resisten. Jika dengan pengobatan ini tidak
menolong, dianjurkan amputasi.
4
Prognosis
44
Gambar
2.47
Misetoma pada
lutut. Tampak beberapa fistel de-
nuloma.
PIODERMA
IMPETIGO KRUSTOSA
(impetigo kontagiosa)
Definisi
Penyebab dan
o Penyebab
epidemiologi
S t aphyllo co cc
us
aLLr
positif dan
tr
ep to
co
ccus
betahemolyticus.
o ljmur
o Jenis kelamin
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
o Bangsa
o Daerah
o Musim
o Kebersihan/higiene
Semua bangsa.
Gejala singkat
penyakit
Pemeriksaan kulit
o Lokelisasi
o Efloresensi/sifat-sfotnyn
Gambaran
histopato!ogi:
Berupa peradangan superfisial folikel pilosebasea bagian atas. Terbentuk bula atau
vesikopustula subkornea yang berisi kokus serta debris berupa leukosit dan sel epidermis. Pada lapisan dermis didapatkan reaksi peradangan ringan berupa dilatasi
pembuluh darah, edema dan infiltrasi PMN.
Perneriksaan
Biakan bakteriologis eksudat lesi; biakan sekret dalam media agar darah, dilanjutkan
dengan les resistensi.
pembantu/
laboratorium
45
46
-'rTTTr\ffi.s
Pioderma 47
Diagnosis banding
Ditutupi krusta
penyakit dasarnya.
Penatalaksanaan
Menjaga kebersihan kulit dengan mandi pakai sabun 2 kali sehari. Jika krusta banyak,
dilepas dengan mencuci dengan HrO, dalam air, lalu diberi salep antibiotik seperti
kloramfenikol2ok dan teramisin 3%.lrka lesi banyak dan disertai gejala konstitusi
(demam, dll), berikan antibiotik sistemik, misalnya penisilin, kioksasilin, atau
sefalosporin.
Prognosis
Baik. Namun, dapat timbul komplikasi sistemik seperti glomerulonefritis, dan lain-
lain.
IMPETIGO BULOSA
Definisi
Impetigo bulosa adalah suatu bentuk impetigo dengan gejala utama berupa lepuhlepuh berisi cairan kekuningan dengan dinding tegang, terkadang tampak hipopion.
Penyebab dan
epidemiologi
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit seperti:
Penyebab
r ljmur
Daerah
Musim/iklim
Kebersihan/Higiene
Higiene kurang.
Cizi
Lebih sering dan lebih berat pada keadaan kurang gizi dan
anemia.
Yang kotor dan berdebu akan lebih sering dan lebih hebat.
Lingkungan
48
Gejala singkat
penyakit
Pemeriksaan kulit
c Loknlisasi
: Ketiak, dada, punggung dan ekstremitas atas dan bawah.
o Efloresensi/sifut-sfatnya : Tampakbula dengan dinding tebal dan tipis, miliarhingga
lentikular, kulit sekitarnya tak menunjukkan peradangan,
kadang-kadang tampak hipopion.
Garnbaran
histopatologi:
Pada epidermis tampak vesikel subkornea berisi sel-sel radang yaitu leukosit. Pada
dermis tampak sebukan sel-sel radang ringan dan pelebaran ujung-ujung pembuluh
darah.
Pemeriksaan
1. Preparat
pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding
Penatalaksanaan
Umumnyabaik.
Pioderma 49
50
FOLIKULITIS
Definisi
Penyebab dan
epidemiologi
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit seperti:
Gejala singkat
penyakit
o Daerah
r Musim/iklim
:
:
o Kebersihan/higiene :
o Lain-lain
:
papula atau pustula yang ditembus oleh rambut. Pertumbuhan rambut sendiri tidak
terganggu. Kadang-kadang penyakit ini ditimbulkan oleh dls charge (sekret) dari luka
dan abses.
Pemeriksaan
kulit
o Loknlisasi
ekstremitas.
Efloresmsi/sifat-sifa'tnya
tumbuhan rambut.
Gambaran
histopatologi:
Pioderma 51
Pemeriksaan
pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding
1.
Aknertulgaris ;
Bockhart :
2. Impetigo
Terutamadiwajah,punggung.
Daerah yang terkena adalah ekstremitas, dengan dasar
eritematosa dan tampak pustula miliar.
Penatalaksanaan
Menjaga kebersihan umum terutama kulit; makanan tinggi protein dan tinggi kalori.
Antibiotik sistemik jika luas: eritromisin 3 x 250 mg selama 7_I4hari; atau penisilin
600.000-1,5 juta IU intramuskular selama 7-14 hari. Antibiotik topikal, misah-Lya
kemicetin 2%; jlka eksudasi kompres PK 1/5.000.
Obat-obat antibiotik yang masih sensitif dapat dicoba.
Prognosis
Baik.
A
Gambar 3.11 Folikulitis. A. Tampak pustula di sekitar muara pangkal rambut. B. Banyak pustula miliar sekitar pangkat rambut.
52
Gambar 3.12 Folikulitis. A. Peradangan folikel rambut ketiak. B. Peradangan folikel rambut kepala
FURUNKEL
Definisi
Penyebab dan
o Penyebab
o l-Jmur
o jenis kelamin
epidemiologi
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit seperti:
. Musim/iklim
e Kebersihan/higiene
. Lingkungan
o Lain-lain
hi.
Gejala singkat
penyakit
Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan: Sakit dan nyeri
pada daerah lesi. Lesi mula-mula berupa infiltrat kecil, dalam waktu singkat membesar
Pemeriksaan kulit
o Loknlisasi
wajah.
Efloresensi/sifat-sifatnya ;
Mula-mula berupa makula eritematosa lentikularnumular setempat, kemtidiarlmenjadi podula lentikularnumular berbentuk kerucut.
Pioderma 53
Gambar 3.16 Furunkel. Jaringan nekrosis hitam menempel erat di atas ulkus.
54
Gambaran
histopatologi:
Berupa abses yang dibentuk oleh limfosit dan leukosit PMN, mula-mula pada folikel
rambut. Pada bagian bawah folikel rambut (dalam jaringan subkutis), abses dapat
Pemeriksaan
pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding
1..
melunak.
3.
Penatalaksanaan
Prognosis
Baik sepanjang faktor penyebab dapat dihilangkan, dan prognosis menjadi kurang
baik jika terjadi rekurensi.
KARBUNKEL
Definisi
Penyebab dan
Penyebab
: Staphylococcus aureus.
: Anak-anak dan dewasa.
: Frekuensi sama pada pria dan wanita.
epidemiologi
o ljmur
. Tenis kelamin
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
Gejala singkat
penyakit
nyakit.
Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan: Keluhan berupa
nyeri pada daerah lesi dan malaise. Lesi mula-mula berupa infiltrat kecil, dalam waktu
singkat membesar menjadi nodus-nodus eritematosa berbentuk kerucut. Kemudian
pada tempat rambut keluar tampak bintik putih sebagai mata bisul, nodus-nodus
tadi akan melunak menjadi abses yang akan memecah melalui lokus minoris
resistensie yaitu muara folikei.
rtooerma 55
Gambar 317 Karbunkel. A. Tampak beberapa furunkel bergabung menjadi satu. B. Beberapa furunkel
konfluen, dengan beberapa muara perlunakan.
Pemeriksaan kulit
Loknlisgsi
Efloresensi/sifat-
sfatnya
Gambaran
histopatologi:
Pemeriksaan
pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding
Berupa abses yang dalam, dibentuk oleh limfosit dan leukosit PMN, mula-mula pada
folikel rambut. Pada bagian folikel rambut yang terdapat di jaringan subkutan, abses
dapat mengandung stafilokok.
1. Pemeriksaan darah: leukositosis.
Penatalaksanaan
o lJmum:
hiperhidrosis.
o Khusus:
Topiknl; jika masih infiltrat diberi salep iktiol I0%; jika lesi matang,
lakukan insisi dan aspirasi, dipasang drainase, lalu dikompres.
o Antibiotik sistemik; eritromisin 4 x 250 mg selama 7-74hari; penisilin
600.000 IU selama 5-10 hari.
Antibiotik yang masih sensitif memberi hasil yang memuaskan seperti
sefalosporin atau golongan kuinolon.
Prognosis
Baik, jika faktor predisposisi dapat diatasi. Prognosis menjadi kurang baik jika terjadi
rekurensi.
56
ERITRASMA
Definisi
Eritrasma adalah suatu infeksi dangkal kronik yang biasanya menyerang daerah yang
banyak keringat.
Penyebab dan
epidemiologi
o lJmur
o Jenis kelamin
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit seperti:
Bangsa/ras
Lingkungan
Penyebab
: Corynebacterium minutissimum,
: Dewasa muda.
: Frekuenslrya
nyakit.
Gejala singkat
penyakit
Pemeriksaan kulit
o Lokslisnsi
Efloresmsi/sifat-sifatnyn : Eritema luas berbatas tegas, dengan skuama halus dan ter-
kadang erosif.
Gambaran
histopatologi:
Gambar 3.18 Eritrasma. Makula eritematosa berbatas tegas, tidak ada |esi satelit.
rrooerma 5 /
Pemeriksaan
pembantu/
laboratorik
Diagnosis banding
Penatalaksanaan
Prognosis
Baik.
ERISIPEIAS
Definisi
Adalah peradangan akut pada kulit yang disebabkan streptokok dengan gejala utama
kemerahan kulit.
Penyebab dan
epidemiologi
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit seperti:
o Bangsa
o Daerah
o Kebersihan/higiene
Gejala singkat
penyakit
Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan: Badan panas
dan malaise. Lesi dimulai dengan luka-luka kecil di kulit selanjutnya menjadi merah
cerah, berbatas tegas, edema dan nyeri tekan. Terasa panas pada perabaan, di bagian
tengah terkadang ditemukan vesikel atau bula, pada tempat masuk kuman.
Pemeriksaan kulit
o Faktor predisposisi
Loknlisnsi
Seluruh bangsa.
Lebih sering pada daerah tropis dan subtropis.
Orang-orang dengan kebersihan dan higiene yang kurang
lebih mudah terkena.
Diabetes melitus, infeksi saluran napas atas, gizikurang
lebih mudah diserang.
lentikular.
Gambaran
histopatologi:
Pemeriksaan
1. Pemeriksaan darah
pembantu/
laboratorium:
2.
didapatkan leukositosis.
Biakan darah, usapan tenggorok dan hidung dapat diisolasi streptokok beta
hemolitik.
58
'' '':
ril ri
:rl :r'5
: ;;g4$,
Diagnosis banding
Penatalaksanaan
o Sistemik:
o Antipiretik dan analgetik.
o Penisilin 0,6-1,5 mega unit selama 5-10 hari.
o Sefalosporin 4 x 400 mg selama 5 hari memberi hasil yang baik.
. Topiknl:
Prognosis
Baik.
37o.
Pioderma 59
SELULITIS
Def inisi
Selulitis adalah radang kulit dan subkutis yang cenderung meluas ke arah samping
dan ke dalam.
Penyebab dan
epidemiologi
o Penyebab
o Umur
o Jenis kelamin
r Daerah
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit
Gejala singkat
penyakit
Perjalanan penyakit termasuk keluhan ntama dan keluhan tambahan: Demam dan
malaise. Lesi bermula sebagai makula eritematosa yang terasa panas, selanjutnya
meluas ke samping dan ke bawah sehingga terbentuk benjolan berwarna merah dan
hitam yang mengeluarkan sekret seropurulen
\
Pemeriksaan kulit
Lokrtlisosi
kulit, ukurannya besar dan dapat mencapai plakat. Diatasnya terdapat fistel-fistel yang mengeluarkan sekret seropurulen.
Pemeriksaan
pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding
didapatkan leukositosis.
uji resistensi.
Penatalaksanaan
%.
Baik.
ABSES
Definisi
Adalah infeksi kulit dan subkutis dengan gejala berupa kantong berisi nanah.
Penyebab dan
epidemiologi
60
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
Gejala singkat
penyakit
Biasanya mengeluh demam dan malaise. Dimulai dengan benjolan kecil yang
selanjutnya meluas ke samping dan ke bawah, menimbulkan benjolan merah berisi
nanah.
Pemeriksaan kulit
|,oknlisasi
Eflor esensi / sifat - sifa tny n
:
:
Gambar
histopatologi:
Pemeriksaan
pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding
1.
spiroketa.
Penatalaksanaan
o Sistemik
o Topiknl
Prognosis
Antibiotik; penisilin prokain 1,2 sampai 2,4 juta unit selama 14-21
hari; eritromisin 4 x 500 mg/hari selama 74-27hari. Pengobatan
pada umumnya hampir sama dengan selulitis.
; Kompres dengan KMnO4.
Baik.
Pioderma 61
EKTIMA
Definisi
Adalah pioderma yang menyerang epidermis dan dermis, membentuk ulkus dangkal
yang ditutupi oleh krusta berlapis.
Penyebab dan
epidemiologi
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
Daerah
Tropis.
Musim/iklim
: Panas dan lembap.
Kebersihan/higiene : Kebersihan yang kurang dan higiene yang buruk, serta
malnutrisi.
o Lingkungan
: Kotor.
Gejala singkat
penyakit
Pemeriksaan kulit
o Loknlisnsi
: Ekstremitas bawah, wajah dan ketiak.
o EJloresensi/sifat-sifatnya : Makula eritematosa lentikular hingga numular, vesikel dan
pustula miliar hingga numular, difus, simetris serta krusta
kehijauan yang sukar dilepas.
Gambaran
histopatologi:
Peradangan dalam yang diinfeksi kokus, dengan infiltrasi PMN dan pembentukan
abses mulai dari folikel pilosebasea. Pada dermis, ujung pembuluh darah melebar
dan terdapat sebukan sel PMN.
Pemeriksaan
pembantu/
laboratorium
62
Diagnosis banding
l.Impetigo krustosa
2. Folikulitis
; Krusta
Penatalaksanaan
Prognosis
Dubia.
Pioderma 63
ULKUS TROPIKUM
Definisi
Adalah suatu ulkus dengan ciri-ciri khas sering terdapat di daerah tropik,'berbentuk
khas, berbau busuk dan disebabkan oleh berbagai mikroorganisme.
Penyebab dan
epidemiologi
Penyebab
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
o Daerah
r Musim
r Kebersihan/higiene
Gejala singkat
penyakit
o Lingkungan
tropis.
Hujan.
: Higiene yang buruk dan grzi kurang. Terkadang dapat
timbul akibat gigitan serangga.
: Lingkungan yang kurang baik mempermudah timbulnya
penyakit ini.
:
tropikum.
Pemeriksaan kulit
o Loknlisasi
: Tungkai bawah, lengan.
o Efloresensi/sifursifatnya : Ulkus solitar, numular, kadang-kadang ada lesi satelit
akibat autoinokulasi. Pinggir ulkus meninggi, dinding
menggaung, dasar kotor, cekung berbenjol-benjol, tepi
teratur, sekret produktif berwama kuning coklat kehijauan
dan berbau.
Gambar
histopatologi
Pemeriksaan
pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding
Ulkus dengan sebukan sel radang akut PMN serta sel darah merah. Pada dermis
ditemukan pelebaran ujung-ujung pembuluh darah disertai sebukan sel plasma.
1. Pemeriksaan
2. Pemeriksaan khusus: mikroskop lapangan gelap mencari Borrelia aincenti atauBacillus fusiformis.
3. Pewarnaan Burry untuk melihat Borrelia aincenti.
1.
Ulkus banal.
2. Ulkus varikosus.
3. Ulkus karena jamur, tuberkulosis.
Penatalaksanaan
Prognosis
Baik.
64
Pioderma 65
ULKUS TROFIK
Definisi
Suatu ulkus kronik yang disebabkan gangguan trofik, biasanya dijumpai pada
penderita lepra, diabetes melitus dan tabes dorsalis. Gangguan trofik di sini adalah
akibat neuropati perifer. Ulkus timbul di daerah kulit yang sering mendapat tekanan
anestetik.
Penyebab
dan
epidemiologi
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
Daerah
penyakit:
Geiala singkat
penyakit
Pemeriksaan
kulit
Loknlisasi
Efloresensi
ilffi :xff5$"^x"ii:1n:iili,$::#:siJiUlkusdapatdiGambaran
histopatologi:
Pemeriksaan
pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding
Ukus dengan
Lltkuspiogenlk:bentukoval,pinggirmeninggi,dasarberbenjol-benjol,sekretproduktif,
daerah sekitar reda, perabaan nyeri, indurasi positif.
Penatalaksanaan
o ljmum:Istirahat.
o Khusus : Terapi terhadap etiologi primernya.
Sistemik: penisilin 900000 IU selama 7 hari; antibiotik lain yang sensitif.
Topikal : kompres KMnO41/10000.
Prognosis
inisi
Adalah infeksi kulit yang menimbulkan ulkus tidak khas, disebabkan oleh streptokok
atau stafilokok.
66
Penyebab dan
epidemiologi
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
Gejala singkat
penyakit
a
a
Penyebab
Umur
Daerah
Musim/iklim
Kebersihan/higiene
Lingkungan
Pemeriksaan kulit
.
.
Loknlisasi
Efl or es
:Ekstremitas.
berukuran kecil, pinggir tidak meninggi, teratur,
dinding tidak menggaung, sekitar ulkus ada tanda radang,
sekret serosa kekuningan.
tny a : Ulkus
Cambaran
histopatologi:
Tampak reaksi sel di jaringan dengan sel plasma, dan sel limfoid.
Pemeriksaan
tes resistensi.
pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding
Ulkus tropikum dan ulkus karena penyebab lain seperti antraks, tuberkulosis atau
frambusia.
rtooerma 6/
Penatalaksanaan
Prognosis
Baik.
H I DRADEN
Definisi
Adalah infeksi kelenjar apokrin yang umumnya bersifat supuratif kronik, dan
cenderung menimbulkan sikatriks.
dan
epidemiologi
r Penyebab
o Umur
yang
memengaruhi
timbulnya
o
o
o
Penyebab
Faktor-faktor
penvakit:
:Sumbatansalurankelenjarapokrindaninfeksi
Stnphylococcusaurer$.
Usia dewasa'
o Jenis kelamin : Wanita lebih banyak dari pria. Pada wanita lebih sering di aksiia;
sedang pria di daerah perianal.
:
Bangsa/ras
Daerah
Musim
: fffffiftr/higiene ;5i:il:TilJnf,JH:l?iilfi#,*ff:il3i:,*,untuk
timbulnya penyakit ini.
singkat
penyakit
Gejala
Pemeriksaan
kulit
Loknlisasi
Efloresensi/sifut-sifutnyn
Gambaran
histopatologi:
Tampak obstruksi saluran kelenjar apokrin oleh keratin, dilatasi duktus dan tubulus
kelenjar, infiltrasi PMN intraglandular. Pada fase akhir: hiperplasia pseudoepitelioma.
Pemeriksaan
pembantu/
2. BioPsi kelenjar.
uji resistensi.
laboratorium
Diagnosis
banding
Skrofttloderma
Limfadenitis
68
Gambar 3.32 Hidradenitis. A. Tampak nodul-nodul dan jaringan ikat akibat penyembuhan apokrinitis yang latu.
B. Beberapa kelenjar apokrin meradang dan mengeluarkan nanah.
Penatalaksanaan
o Penggunaan deodoran.
o Memakai baju terlampau sempit.
o
Hiperhidrosis.
Pioderma 69
Khusus:
Sistemik; Terapi antibiotik: eritromisin 1-2 g/hari selama 7-10 hari: sefalosporin
7-I,5 g/hari selama 7-10 hari; penisilin 7,2-7,8 juta unit selama 7-14
hari. Dapat dibeii terapi steroid sistemik rintuk kasus yang resisten,
prednison 40-60 mglhari; amoksilin 4 x 500 mg per hari atau antibiotik
berspektrum luas. Pemberian steroid intralesi dapat dilakukan terutama
pada kasus baru dan dini, tetapi tidak untuk kasus yang sudah rekuren
dan kronik.
Topikal; jika masih infiltrat, kompres panas dengan KMnO, 1/5000-1/10000.
Jika sudah pecah, ada ulkus/sedikit basah kompres dengan KMnO..
Insisi dan drainase jika sudah berbentuk abses.
ULKUS DEKUBITUS
Definsi
Adalah ulkus yang timbul karena tekanan berat badan pada tempat tidur.
Penyebab dan
. Penyebab
o Umur
epidemiologi
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
o Daerah
Gejala singkat
penyakit
Pemeriksaan
kulit
. Musim/iklim
o Kebersihan/higiene
o Faktor predisposisi
Tropis.
Lebih banyak pada daerah beriklim panas.
Berpengaruh terhadap timbulnya penyakit.
Ulkus dimulai dengan eritema pada daerah yang tertekan. Ulkus mengeluarkan
jaringannekrosis berwama kecoklatan. Sebagian ulkus ditutupi oleh jaringannekrosis
berwarna hitam yang menyerupai membran.
o Lokrtlisasi
: Pinggang,
mengalami tekanan.
o Efloresensi/sifat-sifatnya: Ulkus plakat, ditutupi oleh jaringan nekrosis yang berwama
coklat sampai hitam yang berbentuk tidak teratur.
Gambaran
histopatologi:
Ulkus dengan dinding rata atau bergaung. Pada dasamya ditemukan sebukan selsel radang akut. Pada subkutis didapatkan pelebaran pembuluh darah dan sebukan
Pemeriksaan
pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding
sel-sel radang.
tes resistensi.
L.Lllkus gangrenosa oleh karena diabetes melitus, biasanya berbau busuk dengan
jaringan nekrosis yang produktif.
2. l,ltkus banal: seringberbentuk tidak teratur dan bersifat akut.
70
Penatalaksanaan
o Mengusahakan agar ventilasi antara badan dan tempat tidur berjalan lancar.
o Sistemik: Antibiotik spektrum luas seperti amoksisilin 4 x 500 mg selama 15-30
hari. Siklosporin 1-2 g/hari selama 3 sampai 10 hari atau golongan kuinolon 4 x
500 mglhari selama 14 hari.
. Topikttl: Salep antibiotik seperti.salep kloramfenikol 2%.
Prognosis
ULKUS GANGRENOSUM
Definisi
Adalah ulkus yang tlmbul pada penderita-penderita dengan keadaan umum buruk
atau penderita penyakit kronik.
Penyebab dan
epidemiologi
Pioderma 71
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
o Predisposisi
o Kebersihan/higiene
o Keturunan
Lingkungan
Gejala singkat
penyakit
Pemeriksaan kulit
o Loknlisasi
Gambaran
histopatologi:
Ulkus tidak khas, ditutupi oleh jaringan nekrosis dan sel-sel polinuklear, sel plasma
dan limfosit. Pada dermis/subkutis terdapat pelebaran pembuluh darah.
Pemeriksaan
pembantu/
laboratorium
:
:
Diagnosis banding
7, Ulktts banal
2. Ulktts trofik
Penatalaksanaan
Prognosis
72
pada dasarnya.
GRANULOMA PIOGENIKUM
Definisi
Penyebab dan
Penyebab
epidemiologi
Umur
Jenis kelamin
Faktor-faktor yang
memengaruhi
Bangsa
timbulnya
penyakit:
Kebersihan/higiene
Lingkungan
Gejala singkat
penyakit
Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan: Dimulai dengan
abrasi atau luka lecet di kulit, selanjutnya terjadi pertumbuhan jaringan ikat berupa
: Semua bangsa.
: Yang kurang, lebih mudah terkena penyakit.
: Tempat-tempat dengan kemungkinan abrasi yang tinggi.
tumor bertangkai, berwarna merah dan mudah berdarah kalau terkena trauma.
Pemeriksaan kulit
o
o
Loknlisasi
Efloresensi
Cambaran
histopatologi:
Pemeriksaan
pembantu/
laboratorium
penyebab.
Diagnosis banding
lesi.
2. Melanoma: biasanya berwarna hitam dan
Pioclerrna 73
Penatalaksanaan
Prognosis
Baik.
;,"!#
Gambar 3.37 Granuloma piogenikum. A. Nodula di kepala, mudah berdarah. B. Granuloma di pusar, warna merah, erosif. C.
nodula bertangkai di ujung jari. D. Granuloma piogenikum pada kedua sisi ibu jari kaki.
74
KERATOLISIS BERLUBANC
Definisi
Adalah infeksi superfisial kulit yang memberi/menyebabkan timbulnya lubanglubang pada stratum korneum dan biasanya timbul pada telapak tangan dan telapak
kaki.
Sinonim:
Castelani (1910) menyebut "Keratoma plantera sulkatum"
Achton dan McGuere (1930) menyebut "Keratolisis plantare sulkatum"
Zaias (1965) memberi nama "Pitted keratolysis"
Penyebab/
epidemiologi
Faktor-faktor yang
memengaruhi
tirnbulnya
penyakit
Gejala-gejala
singkat penyakit
Pemeriksaan kulit
Lokalisnsi:
-sfotny
rtooetm.l
Pemeriksaan
pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding
,/
Komplikasi
Penatalaksanaan
d11.
Salep-salep topikal; dapat diberikan salep fusidat alau golongan azol seperti imidazol,
Prognosis
Baik.
iS'::'-'t'
.:i
.s
q
c
.r.'.r,$
;.:li
',ll:l#
rjlffi
.s
'q
'tI
,f,
fl
Gambar 3.38 A. Keratolisis berlubang tampak "pits" (lubang-lubang)
di atas dasar yang hiperkeratosis.
Ga
lokalisasi
luba
kecokla
PENYAKIT VIRUS
Definisi
Penyebab dan
: Virus papiloma,
rt",
berinti
o Umur
: Paling banyak pada anak-anak.
o jenis kelamin : Insiden pada pria dan wanita sama.
Gejala singkat
penyakit
Pemeriksaan
Penyebab
DNA.
epidemiologi
kulit
Loknlisasi
o Efloresmsi/sifat-sifatnya
Gambaran
histopatologi:
Diagnosis banding
Penatalaksanaan
Prognosis
Epidermis
o Dermis
; Hiperkeratosis, parakeratosis,
;
papilomatosis, akantosis.
Penvakit
Virus 77
VERUKA PLANA
Definisi
Adalah kutil yang berwarna seperti kulit atau kehitaman, lunak, berbentuk papulapapula datar berdiameter 1-3 mm, terutama timbul di wajah, leher, permtikaan
ekstensor lengan bawah dan tangan.
Penyebab
Penyebab dan
epidemiologi
Umur
pr,
berinti
DNA.
:
o Lingkungan :
Gejala singkat
penyakit
Pemeriksaan kulit
o Loknlisasi
EJloresarci/sifat
Gambaran
histopatologi:
Perubahan terutama di rete ridge. Pada stratum korneum terdapat gambaran seperti
anyaman keranjang.
Pemeriksaan
pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding
78
Penatalaksanaan
Prognosis
Baik.
Penyakit Virus 79
MOLUSKUM KONTAGIOSUM
Definisi
Penyebab
Adalah sejenis tumor virus yang terbatas pada manusia dan kera, d.isebabkan oleh
virus DNA yang tergolong pox virus.
dan
o penyebab
o lJmur
Kebersihan
o Lain-lain
Gejala singkat
penyakit
Pemeriksaan
DNA.
epidemiologi
kulit
o Loknlisasi
perut, genitalia.
Gambaran
histopatologi:
Pemeriksaan
pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding
Potong papula, oleskan isinya antara 2 gelas objek, diwarnai dengan Wright, Giemsa
atau Gram. Lihat di bawah mikroskop, 'badan moluskum'berbentuk telur, berdinding
licin homogen, diameter sampai 25 p.
7. Karsinoma sel bascil: pada orang tua, sering
mengalami ulserasi.
Penatalaksanaan
Prognosis
80
.-:'
HERPES SIMPLEKS
Definisi
Suatu lesi akut berupa vesikel berkelompok di atas daerah yang eritema, dapat satu
atau beberapa kelompok terutama pada atau dekat sambungan mukokutan.
Penyebab dan
epidemiologi
Penyebab
o Umur
r Jenis kelamin
Penyakit Virus 81
Keturunan
r Lingkungan
o
o Faktor
Gejala singkat
penyakit
Pemeriksaan
kulit
pencetus
Lokalisasi
Efloresensi/sifat-sifatnya
kitarnya.
Cambaran
histopatologi:
Pemeriksaan
pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding
dikelilingi halo.
1. Pemeriksaan sel raksasa dengan percobaan Tzanck.
Penatalaksanaan
400
mg/hari.
.
.
Prognosis
Cenderung rekuren.
82
dele.
HERPES GENITATIS
Definisi
Adalah infeksi akut pada genitalia dengan gaqrbaran khas berupa vesikel
berkelompok pada dasar eritema, dan cenderung bersifat rekuren.
Penyebab dan
epidemiologi
simpleks virus tipe 2 (herpes virus hominis tipe2), tetapi sebagian kecil dapat pula oleh tipe 1.
o Umur
: Dewasa muda/masa seksual aktif.
o Jenis kelamin : Insidens yang sama pada pria dan wanita.
o Faktor yang memengaruhi rekurensi penyakit atau faktor pencetus, antara iain:
menstruasi, koifus, gangguan pencemaan, stres emosi, kecapaian, dan obat-obatan.
Gejala singkat
penyakit
Pemeriksaan kulit
Loknlisasi
\
Gambaran
histopatologi:
Parut'
Penyakit
Virus 83
Pemeriksaan
pembantu/
laboratorium
1.
Menemukan badan inklusi pada sediaan apus cairan vesikel yang dicat dengan
Giemsa (percobaan Tzanck).
kultur jaringan.
6. Pemeriksaan histopatologik
Diagnosis banding
inguinal.
4. Balanoposfifis; biasanya disertai tanda-tanda radang yang jelas.
5. Sksbies: rasa gatal lebih berat, kebanyakan pada anak-anak.
6. Lesi septik dan troumo: didahului riwayat trauma.
Penatalaksanaan
Sampai sekarang belum ada obat yang memuaskan untuk terapi herpes genitalis,
namun pengobatan secara umum perlu diperhatikan.
o Menjaga kebersihan lokal
o Menghindari trauma atau faktor pencetus.
Obat-obat topikal yang sering dipakai adalah: povidon yodium, idoksuridin (IDU),
sitosin arabinosida/sitarabin, adenin arabinosida/vidarabin, pelarut organik: alkohol
70oh, eter, timol 40% dalam kloroform. Dapat pula dengan inaktivasi fotodinamik
dan larutan zatwarna seperti biru metilen, merah netral atau flavin.
Lesi inisial
: Asiklovir 5 x 200 mg selama 7 hari.
Valasiklovir 2 x 500 mg selama 7 hari.
Famsiklovir 3 x 500 mg selama 7 hari.
Lesi rekuren : Asiklovir 5 x 200 mglhari selama 5 hari atau
Valasiklovir 2 x 500 mg/hari selama 5 hari.
84
Pengobatan
selama 7
har|
Prognosis
7 lnari.
7 hari.
Cukup baik meskipun tak ada pengobatan yang memuaskan untuk mencegah
kekambuhan
HERPES ZOSTER
Definisi
Adalah radang kulit akut, mempunyai sifat khas yaitu vesikel-vesikel yang tersusun
berkelompok sepanjang persarafan sensorik kulit sesuai dermatom.
Penyebab dan
. Penyebab
epidemiologi
o fJmur
: Biasanya pada dewasa, kadang-kadang juga pada anak-anak.
o Jenis kelamin : Insiden pada pria dan wanita sama banyaknya.
. Musim/ik1im : Tidak tergantung musim.
Gejala singkat
penyakit
Pemeriksaan kulit
Loknlisasi
Efloresensi/sifat-sifatnya
lumbal II.
Lesi biasanya berupa kelompok-kelompok vesikel sampai
bula di atas daerah yang eritematosa. Lesi yang khas
bersifat unilateral pada dermatom yang sesuai dengan
letak saraf yang terinfeksi virus.
Gambaran
histopatologi:
o Tampak vesikula bersifat unilokular, biasanya pada stratum granulosum, kadangkadang subepidermal. Yang penting adalah temuan "sel balon" yaitu sel stratum
spinosum yang mengalami degenerasi dan membesar, juga badan inklusi
('lipschutz') yang tersebar dalam inti sel epidermis, dalam jaringan ikat dan endotel
pembuluh darah. Dermis: dilatasi pembuluh darah dan sebukan limfosit.
r Jika menyerang wajah, daerah yang dipersarafi N. V cabang atas disebut herpes
zoster frontalis.
o jika menyerang cabang oftalmikus N. V disebut herpes zoster oftalmik.
o Jika menyerang saraf interkostal disebut herpes zoster torakalis.
I Jika menyerang daerah lumbal disebut herpes zoster abdominalis/lumbalis.
Diagnosis banding
1. Herpes simpleks: hanya dapat dibedakan dengan mencari virus herpes simpleks
dalam embrio ayam, kelinci, tikus.
2. Vnrisela: biasanya lesi menyebar sentrifugal, selalu disertai demam.
3. Impetigo aesikobulosn:lebih sering pada anak-anak, dengan gambaran vesikel dan
bula yang cepat pecah dan menjadi krusta.
PenyakitVirus 85
c
Gambar 4.8 Herpes zoster. A. Vesiket-vesikel berketompok dengan daerah eritematosa.'g. Vesikelvesikel berkelompok dengan edema. C. Herpes zoster di genital.
Penatalaksanaan
a
a
Istirahat.
Untuk mengurangineuralgia dapat diberikan analgetik.
Usahakan supaya vesikel tidak pecah untuk menghindari infeksi sekunder, yaitu
dengan bedak salisil2%. jika terjadi infeksi sekunder dapat diberikan antibiotik
lokal misal, salep kloramfenikol 2%.
Pengobatan spesifik belum ada. Beberapa penulis menganjurkan vitamin B,,
suntikan hipofisis 0,5-1 cc/hari, antibiotik spektrum luas misalnya kloramfenikol,
tetrasiklin untuk mengurangi infeksi sekunder. Untuk mengurangi neuralgia
pascaherpetika dapat diberikan kortikosteroid seperti prednison dan deksametason.
86
Prognosis
Definisi
Penyebab
Infeksi virus herpes zoster yang mengenai bagian ganglion gasseri yang menerima
serabut saraf dari cabang oftalmikus saraf trigeminus (N. V), ditandai dengan erupsi
herpetik unilateral pada kulit.
dan
epidemiologi
Gejala singkat
penyakit
rrmur
o
,3:1f,il'#l?il1;""
o Insiden pada pria dan wanita sama
Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
Infeksi diawali dengan nyeri kulit pada satu sisi kepala dan wajah disertai gejala
konstitusi seperti lesu, demam ringan. Gejala prodromal berlangsung 1{ hari sebelum
kelainan kulit timbul. Fotofobia, banyak keluar air mata, kelopak mata bengkak dan
sukar dibuka.
Pemeriksaan
kulit
Loknlisasi
Elloresensi/sifat-sifatnya
N.trigeminus.
vesikel, pustula, krusta kekuningan dan jaringan parut.
Gambaran
histopatologi:
Reaksi peradangan pada ganglion gasseri. Infiltrasi limfosit. Kerusakan sel ganglion.
Degenerasi cabang oftalmikus N. trigeminus.
Pemeriksaan
I
laboratorium
Diagnosis banding
1. Biakan jaringan
2' Imunofluoresensi
3. Apusan Tzanck
pembantu
Impetigo aesikobulosa: tidak begitu nyeri dan banyak pada anak- anak, vesikel mudah
Penatalaksanaan
Penderita harus dirawat di rumah sakit dengan pengawasan yang hati-hati terutama
Penyakit Virus 87
Prognosis
Baik pada anak dan orang muda. Pada orang tua dapat menimbulkan sekuele neuralgia pascaherpetika.
Gambar 4.9 Herpes zoster oftalmik- Vesikelvesikel pada kelopak mata atas dan bawah.
88
VARISELA
(cacar air)
Definisi
Adalah penyakit yang disebabkan virus varisela dengan gejala di kulit dan selaput
lendir berupa vesikula dan disertai gejala konstitusi.
Penyebab dan
o Penyebab : Virus varisela-zoster, yaitu kelompok virus herpes berukuran 140200 m berinti DNA.
o Umur
: Sangat menular, terutama menyerang anak- anak. Jika menyerang
epidemiologi
.
. Lingkungan
Gejala singkat
penyakit
dengan demikian pada suatu saat akan tampak bermacam-macam ruam kulit
(polimorf). Vesikel biasanya beratap tipis, bentuknya bulat/lonjong menyerupai
setetes air sehingga disebut teardrop aesicle.
Pemeriksaan
kulit
o Loknlisasi
Gambaran
histopatologi:
Diagnosis banding
Penatalaksanaan
antibiotik.
Terapi varisela
o Imunokompeten
Anak-anak : Asiklovir 20 mg/kg BB IV selama7 hari.
Dewasa : Asiklovir
5 x 800
Prognosis
Baik.
Penyakit
Virus 89
Gainbar 4.11 Varisela. A. Vesiket-vesikel di wajah. B. Bentuk vesikel yang khas, terdapat dele. C'
vesikel dikelilingi daerah eritematosa.
90
KONDILOMA AKUMINATA
Definisi
dan
epidemiologi
Penyebab
o
o
umur
: Hanya menyerang orang dewasa.
r Jenis kelanrin : Frekuensi yang sama pada pria dan wanita.
yang . Bangsa/ras : Semua bangsa dapat diserang penyakit ini, banyak pada
wanita hamil'
memengaruhi
r
: Memegang peranan penting untuk timbulnya penyakit,
Kebersihan/higiene
timbulnya
albus dan kandidiasis sering menvertai
penyakii:
:::93i',iiuor
penyaKlr mr.
o Lingkungan :Yanglembapdanbasahmempermrldahtimbulnyapenyakit.
Faktor-faktor
singkat
penyakit
Gejala
Pemeriksaan
kulit
o Lokslisasi : Vulva,
penls.
Efloresensi : Tumor
kol, warna merah dan konsistensi lunak, dapat berbentuk hiperpiasia, sesil atau tak rata.
Gambaran
histopatologi:
. Epidermis
Pemeriksaan
Dermis
pembantu/
laboratorium
Diagnosis
banding
7, Kondiloma lata pada sifilis, biasanya dengan permukaan rata dan STS positif.
Ditemukan spiroketa dengan mikroskop lapangan gelap.
2. Moluskum kontagiosum; biasanya bentuk rata, dapat dikeluarkan badan-badan
moluskum.
Penatalaksanaan r
o
o
o
o
Prognosis
Elektrokauterisasi.
Bedahbeku dengannitrogencair.
Pada yang tidak dikhitan dapat dilakukan eksisi dan khitan.
Baik.
['enyakit
Virui
-(
Gambar4.13 Kondilomaakumi1ata.A.Papula-papulabeftangkai,filiformisdi
labiamayora.B.Kondiloma
dengan permukaan menyerupai kembang kol. C. Kondiloma akuminata tumbuh di muara uretra eksterna.
91
92
KONDILOMA RAKSASA
Definisi
Adalah pertumbuhan yang bersifat jinak, superfisial disebabkan oleh virus papova.
Biasanya tumbuh pada anus dan genitalia pada pria maupun wanita, dan ditandai
denganpertumbuhan yang sangat cepat, vegetatif membenluk massa seperti kembang
kol dan dapat menyebar ke jaringan yang lebih dalam secara kompresif.
dan
epidemiologi
o Penyebab
o Keturunan
Penyebab
Gejala
singkat
penvakit
f"xffi"r'iIiTJ1il:?i",r1',trf,hyfilI*'J":':JJ"";f}frT#fi*#*13;:*
kembang kol.
Pemeriksaan
kulit
Loknlisasi
: Padapriadiprepusium,glanspenis;padawanitadivulva,
sekitar anus.
o Efloresensi/sifafsifatnya : Vegetasi jengger ayam, merah muda, lunak, permukaan
tidak rata.
Gambaran
histopatologi:
Pemeriksaan
lis intak.
pembantu/
laboratorium
Diagnosis
banding
2.TBC
aerukosa
Penatalaksanaan Umum : .
r
Khusus : o
o
o
o
o
Prognosis
Baik.
Penyakit Virus g3
DE RMATOSIS
RITROS
KUAMOSA
PSORIASIS
Definisi
Adalah penyakit kulit kronik residif dengan lesi yang khas berupa bercak-bercak
eritema berbatas tegas, ditutupi oleh skuama tebal berlapis-lapis berwarna putih
mengkilat.
Penyebab dan
epidemiologi
Penyebab
Umur
o Jenis kelamin
Faktor'faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
o Bangsa
o Daerah
. Iklim
o Keturunan
o Lain-lain
Gejala singkat
penyakit
Pemeriksaan kulit
o Lokllisasi
o Elloresensi/sifat-sifatnyn
Gambaran
histopatologi:
94
Dermatosis Eritroskuamosa 95
Pemeriksaan
pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding
Komplikasi
Penatalaksanaan
Oleh karena penyebab pasti beh-rm jelas, maka diberikan pengobatan simtomatis
sambil berusaha mencari/mengeliminasi faktor pencetus.
Sistemik:
o "tr
Metotreksat (MTX): diberikan pada psoriasis yang resisten dengan obat lain. Dosis
2,5-5 mg/hari selama 14 hari dengan istirahat yang cukup. Dapat dicoba dengan
dosis tunggal25 mg/minggu dan 50 mg tiap minggu berikutnya. Dapat pula
diberikan intramuskular 25 mg/minggu, dan 50 mg pada tiap minggu berikutnya.
o DDS: dipakai pada psoriasis pustulosa tipe Barber dengan dosis 2 x 100 g/hari.
Topiknl:
o Preparat ter (ter kayu, fosil atau batu bara) dengan konsentrasi 2-5'k. Untuk
mempercepat, ter dapat dikombinasi dengan asam salisilat 2-70% dan sulfur
presipitatum 3-5%.
o Antralin 0,24,8o/o dalam pasta atau salep; kesembuhan tampak sesudah 3 minggu,
dan dapat bertahan beberapa bulan.
o Kortikosteroid, biasanya dikombinasi dengan asam salisilat 3"k; kortikosteroid
fluorinasi mempunyai daya kerja lebih baik, misalnya triamsinolon asetonida 17o,
betametason valerat 0,1olo, fluosinolon asetonida 0,025ok atau betametason benzoat
Prognosis
0,025o/o.
PUVA yaitu kombihasi psoralen dan sinar ultraviolet 0,6 mglkg berat badan.
Diberikan oral 2 jam sebelum disinar dengan sinar ultraviolet. Pengobatan
dilakukan 2 x seminggu; kesembuhan terjadi setelah 2-4 kali pengobatan.
Selanjulnya dilakukan pengobatan rumatan (mnintainance) tiap 2 bulan.
96
Gambar 5.2 Psoriasis. A. Tampak makula eritematosa yang ditutupi skuama kasar. B, Morlologi
psoriasis yang khas. C. Skuama khas psoriasis, kasar, mengkilat, berlapis-lapis.
DermatosisEritroskuamosa 97
Gambar 5.3 A. Predileksi psoriasis di lutut. B. Psoriasis di tangan, skuama kasar menyerupai mika
Gambar
kepala-
8.4
psoriasis.
A,
98
Dermatosis Eritroskuamosa 99
KOMPLIKASI PSORIASIS
PITIRIASIS ROSEA
Definisi
Erupsi papuloskuamosa akut yang agak sering dijumpai. Morfologi khas berupa
makula eritematosa lonjong dengan diameter terpanjang sesuai dengan lipatan kulit
serta ditutupi oleh skuama halus.
Penyebab dan
Penyebab
Tidak diketahui.
epidemiologi
Umur
jenis kelamin
Bangsa
Musim/iklim
Kebersihan/higiene
Keturunan
Lingkungan
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
Gejala singkat
penyakit
Pemeriksaan kulit
Loknlisasi
i /s ifa
t-
sfa t ny a
Gambaran
histopatologi:
Tidak spesifik. Pada epidermis ditemukan spongiosis dan vesikel di atas lapisan
malpigi dan subkomea, di samping itu terdapat juga parakeratosis.
Pemeriksaan
1.
pembantu/
laboratorium
2. Pemeriksaan kerokan
Diagnosis banding
7. D ermstitis
Karena dapat menyerupai sifilis stadium II, perlu dilakukan pemeriksaan serologis.
eb o r o
2. Tinea korporis
3. Sifilis stadium
II
10%.
Penatalaksanaan
.
Prognosis
Sistemik
Topiksl
Gambar
5j3
DERMATITIS SEBOROIKA
Definisi
Adalah peradangan kulit pada daerah yang banyak mengandung kelenjar sebasea.
Penyebab dan
o Penyebab
o Umur
o ]enis kelamin
o Bangsa/ras
o Makanan
Semua bangsa.
Lebih sering pada orang-orang yang banyak memakan lemak dan
epidemiologi
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
o Iklim
o Keturunan
o Lingkungan
minum alkohol.
Insiden meningkat pada iklim dingin.
Tidak berpengaruh tetapi cenderung meningkat pada orang-orang
yang stres emosional.
Yang menyebabkan kulit menjadi lembap dan maserasi akan lebih
Gejala singkat
penyakit
Pemeriksaan
kulit
o Loknlisasi
suprapubis.
Makula eritematosa yang ditutupi oleh papula-papula
Pada epidermis dapat ditemukan parakeratosis fokal dengan abses Munro. Pada
dermis terdapat pelebaran ujung pembuluh darah di puncak stratum papilaris disertai
sebukan sel-sel neutrofil dan monosit.
Pemeriksaan
pembantui
laboratorium
Diagnosis banding
1. Pemeriksaanmikroflora dari
3. Tinea knpitis (fauus)hiasanya tampak bercak-bercak botak dengan abses yang dalam;
Dermatosis Eritroskuamosa
1OS
':.
Gambar 5.17 Dermatitis seboroika. A. Di tengkuk tampak papula-papula dan likenifikasi. B. Pada
dagu tampak papula-papula dengan kulit yang berminyak. C. Pada rahang bawah tampak papulapapula, likenifikasi dan kulit berminyak. D. Pada punggung tampak papula dan daerah yang eritemaE. Di belakang telinga terdapat daerah-daerah yang eritema dan skuama.
o Khusus
Sistemik:
o
o
o
o
Cuci rambut dengan selenium sulfida atau dengan larutan salisil 1% atau larutan
belerang 24"k atau dalam bentuk krim.
o Kortikosteroid topikai atau krim dapat memberi kesembuhan sementara.
Prognosis
Definisi
Adalah suatu dermatitis yang timbul setelah kontak dengan kontaktan eksterna
melalui proses toksis.
Penyebab dan
epidemiologi
Penyebab : Iritan primer seperti asam dan basa kuat, serta pelarut organik.
r lJmur
: Semua umur.
r Jenis kelamin : Frekuensi yang sama pada pria dan wanita.
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
Gejala singkat
penyakit
Pemeriksaan kulit
Lokslisctsi
Efloresensi/sfnt-sifatnya
Gambaran
histopatologi:
Tidak khas.
Diagnosis banding
L.
Penatalaksanaan
Prognosis
Biasanya baik.
108
Penyakit Kulit
Alergi
109
Definisi
Adalah suatu dermatitis (peradangan kulit) yang timbul setelah kontak dengan
alergen melalui proses sensitisasi.
Penyebab dan
o Penyebab :
epidemiologi
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
Bangsa/ras
e Daerah
o Kebersihan/higiene
o Lingkungan
Semua bangsa.
Tak berpengaruh.
Gejala singkat
penyakit
Pemeriksaan kulit
Lokalisasi
Efloresensi/sifursifatnya
Gambaran
histopatologi:
Tidak khas.
Pemeriksaan
1. Pemeriksaan
pembantu/
laboratorium
2. Pemeriksaan imunoglobulin E:
o uji tempel (patch test)
. uji gores (scratch test)
o uji tusuk (prick test)
Diagnosis banding
Dermatofifosls: biasanya berbatas tegas; pinggir aktif dan bagian tengah agak
menyembuh.
2. Dermatitis seboroikn: biasanya pada tempat seboroik dengan kelainan khas berupa
skuama berminyak, warna kekuningan.
3. Kqndidinsis: biasanyadengan lokalisasi yang khas. Efloresensi berupa eritema, erosi
dan ada lesi satelit.
1..
110
Penyakit Kulit
Alergi
111
(sejenis rumput).
112
'e@"Bk,
Penyakit Kulit
Penatalaksanaan
Alergi
13
r Antihistamin
r Kortikosteroid:
Topikal:
o Jika lesi basah diberi kompres KMnO4 1/5000. ]ika sudah mengering diberi kortikosteroid topikal seperti hidrokortison 1-2o/o, triamsinolon 0,7o/o, fluosinolon
0,025o/o, desoksimetason 2-2,Soh dan betametason-dipropionat 0,05%.
Prognosis
Umumnyabaik.
Definisi
Penyebab
dan
epidemiologi I jjilli."o**
di lingkungan kerja.
o Musim/iklim : Tidakmemengaruhi.
o Kebersihan : Dapat memengaruhi.
o Keturunan : Tidak memengaruhi.
o Lingkungan : Lingkungan industri akan memengaruhi insidens penyakit.
Gejala
singkat
penvakit
::fiiff1x":*,Hi:li:*:,:i';ff11:n*fi,,:1#ffii1i*?f#liif,:l.il;
atas dasar ini penyakit ini dapat bersifat toksik atau sensitis asi/ alergi.
Pemeriksaan
kulit
o Lokslisssi
Efloresensi
Predileksipadakeduatangan,kakidandaerah-daerahyangterpajan
(berkontak)'
Gambaran
histopatologi:
Pemeriksaan
pembantu/
.
o
terutama eosinofil.
1. Pemeriksaan
2.
laboratorium
Diagnosis
banding
114
Penatalaksanaan
Umum
Khusus
Sistemik
Topiknl
:
;
Prognosis
Baik. Yang terpenting ialah menghindari kontak dengan bahan-bahan yang dicurigai
percetakan.
Penyakit Kulit
Alergi
15
DERMATITIS ATOPIK
Definisi
Penyebab
Adalah dermatitis yang timbul pada individu dengan riwayat atopi pada dirinya
sendiri ataupun keluarganya, yaitu riwayat asma bronkial, rinitis alergi dan reaksi
alergi terhadap serbuk-serbuk tanaman.
dan
epidemiologi
o Penyebab
o umur
o jenis kelamin
yang
memengaruhi
timbulnya
Faktor-faktor
penyakit:
o Bangsa/ras
o Daerah
o Musim/iklim
: f:ffnffiI/higiene
o Lingkungan
singkat
penyakit
Gejala
Pemeriksaan
kulit
Loknlisasi
eksudatif .
Bentuk dewass ; biasanya hiperpigmentasi, kering dan
likenifikasi.
Gambaran
Tidak khas.
histopatologi:
Pemeriksaan
pembantu/
laboratorium
Diagnosis
banding
l..Dermqtitiskontak(dengantipebayi):biasanyalokalisasisesuaidengantempat
kontaktan, lesi berupa papula miliar dan erosif.
2.Dermatitis numuloris; biasanya pada orang dewasa, eksudatif; lokalisasi di
ekstremitas inferior, tidak'ada stigmata atopik.
116
Penyakit Kulit
Penatalaksanaan
Alergi
117
o Pada bentuk bayi diberi kortikosteroid ringan dengan efek samping sedikit,
misahya krim hidrokortison 7-7,5o/o.
o Pada bentuk anak dan dewasa dengan likenifikasi dapat diberi kortikosteroid kuat
seperti betametason dipropionat 0,05% atau desoksimetason 0,25%. Untuk efek
yang lebih kuat, dapat dikombinasi dengan asam salisilatll% dalam salep.
Prognosis
Baik.
Gambar 6,25 Dermatitis atopik tipe anak. A, Kedua lipat lutut tampak eritema, erosi. B. Pada kedua lipat siku tampak erosi dan
skuama.
118
Gambar 6.26 Dermatitis atopik tipe dewasa. Kedua lipat lutut hiperpigmentasi dan
Iikenifikasi.
DERMATITIS STASIS
(dermatitis varikosa)
Definisi
Penyebab dan
epidemiologi
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
Sering pada wanita hamil; orang yang banyak berdiri; atau adanya trombus atau
emboli atau tumor yang menekan vena.
Gejala singkat
penyakit
darah terbendung pula dalam jaringan, dan terjadi hemosiderosis di bawah kulit
sehingga kulit terlihat berwarna hitam. Penderita akan mengeluh gatal dan nyeri.
Pemeriksaan
kulit
o Loknlisnsi
Efloresensi/sifat-sifutnya
Cambaran
histopatologi:
Pemeriksaan
pembantu/
laboratorium
Penyakit Kulit
Diagnosis banding
Alergi
119
L. Dermatitis kontak alergik: biasanya jelas ada kontak; berbatas tegas serta tidak ada
hemosiderin.
2. Ulkus tropikum: harus dibedakan dengan ulkus varikosa. Bentuk bundar, tepi
meninggi dan dasar yang kotor serta sekret yang kuning kehijau-hijauan.
Penatalaksanaan
Umum
Topiknl
Sistemik
Prognosis
120
DERMATITIS NUMULARIS
Def
inisi
dan
epidemiologi
Penyebab
yang o Bangsa/ras
: Dengan kebiasaan minum alkohol lebih mudah terkena
memengaruhi
PenYakit.
o Daerah,/musim/iklim : Lebih sering pada iklim panas.
timbulnya
r Lingkungan : Ketegangan jiwa mempermudah terjadinya penyakit.
penyakit:
Gejala singkat
Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
Faktor-faktor
penvakit
ilS*1,i:il1;:,"J'TiT:,'#;:SJl3lil1H"iHlTnff*ili:HiltTf,
Penderita mengeluh gatal yang hebat disertai nyeri.
Pemeriksaan
kulit
. Loknlisasi
o Efloresensi/sifat-sifatnya :
Gambaran
histopatologi:
Pemeriksaan
Kultur dan uji resistensi sekret (untuk melihat mikroorganisme penyebab /penyerta).
pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding
Tinea pedis : pinggir aktif, bagian tengah agak menyembuh, dapat dicari hifa dari
sediaan langsung.
2. Psorissis; skuama putih tebal mengkilat dan ada fenomena Koebner.
1..
Penatalaksanaan
Prognosis
Baik.
Penyakit Kulit
Alergi
121
Gambar 6.28 Dermatitis numularis. A. Tampak beberapa makula erosif dan krusta numular. B. Makula
eksklusif numular dengan skuama
122
DERMATITIS SOLARIS
(fotodermatitis)
Definisi
Adalah suatu penyakit kulit berupa proses peradangan pada epidermis dan dermis,
timbul akibat pajanan pada sinar matahari yang lama.
Penyebab dan
. Penyebab
r Umur
epidemiologi
Faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
Sinar matahari yang terik di daerah tropis merupakan faktor utama timbulnya
penyakit ini. Riwayat atopi juga merupakan faktor predisposisi, serta keadaanbanyak
berkeringat.
Cejala singkat
penyakit
hiperpigmentasi.
Pemeriksaan
kulit . Loknlisasi
Gambaran
histopatologi:
Tidak khas.
Diagnosis banding
7. Dermatitis seboroika: pada daerah seboroik; lesi yang menonjol adalah eritema dan
skuama.
o lJmum
o Khusus
Topiknl
:
;
0,r%..
Prognosis
Baik.
Penyakit Kulit
Alergi
123
POMFOLIKS
(ekzema dishidrotik)
Definisi
Suatu kondisi dengan vesikel-vesikel pada tangan dan/ atau kaki yang bersifat
rekuren, akut atau kronik.
Penyebab dan
epidemiologi
a
a
Penyebab
Umur
]enis kelamin
:
:
atau obat-obatan.
Banyak pada orang dewasa.
Frekuensi yang sama pada pria dan wanita.
Faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
Gejala singkat
penyakit
Sering pada orang-orang yang banyak berkeringat pada tangan dan kaki, dan pada
orang yang cenderung mempunyai stigmata atopik.
Pemeriksaan kulit
o Loknlisasi
: Telapak tangan dan kaki.
o Efloresensi/sifnt-sifatnya : Vesikel-vesikel bilateral simetris. Kadang-kadang terdapat
pustula dan bula yang kemudian lebih sering sembuh dengan mengering daripada memecah.
124
Gambaran
histopatologi:
Tak tampak perubahan pada kelenjar keringat. Pada epidermis ditemukan vesikelvesikel dan tidak terlihat tanda-tanda radang.
Diagnosis banding
1. Psoriasis pttstulosa:
tempat lain.
2. Akrodermatitis kontintLa; biasanya gatal.
3. Ptrstular bakterid: biasanya pada biakan pus dapat ditemukan mikroorganisme.
Penatalaksanaan
o Krim kortikosteroid
e Asam salisilat 5% dalam alkohol
r Krim vioform 3% memberi hasil yang baik.
o Jika madidans: kompres KMnO* 1:5000.
o Pada kasus-kasus yang berat diberikan kortikosteroid sistemik seperti: prednison,
prednisolon, atau triamsinolon.
Prognosis
URTIKARIA PICMENTOSA
Definisi
Suatu erupsi pada kulit berupa hiperpigmentasi yang berlangsung sementara, kadangkadang disertai pembengkakan dan rasa gatal.
Penyebab dan
o Penyebab
o ljmur
e Insidens
o Bangsa/ras
e Keturunan
epidemiologi
Penyakit Kulit
Alergi
125
Cejala singkat
penyakit
Pemeriksaan kulit
o Loknlisqsi
: Makula coklat-kemerahan
tersebar pada seluruh tubuh, dapat juga berupa nodulanodula atau bahkan vesikel.
Gambaran
histopatologi:
Pemeriksaan
1.
pembantu/
laboratorium
Imunoglobulin
Diagnosis banding
meningkat.
Gambar 6.33 lJtlikaria pigmentosa. A. Tampak makula hiperpigmentasi di punggung. B. Tampak makula hiperpigmentasi
di dada.
126
Penatalaksanaan
Prognosis
Gambar 6.34 Urtikaria. A & B. Tampak urlika dengan beraneka ragam gambaran.
URTIKARIA PAPULAR
(prurigo simpleks)
Definisi
Adalah suatu bentuk prurigo yang seringkali terjadi pada bayi. Kelainan khas berupa
urtikaria papular yaitu urtikaria yangberbentuk papula-papula berwama kemerahan.
Penyebab dan
o Penyebab
epidemiologi
o lJmur
o Jenis kelamin
o Bangsa/ras
o Kebersihan
o Keturunan
o Lingkungan
Penyakit Kulit
Gejala singkat
penyakit
Pemeriksaan
kulit
Alergi
127
o Loknlisasi
: Biasanya pada bagian ekstensor lengan dan tungkai.
o Efloresensi/sifnt-sfatnya : Urtika berbentuk papuia berwarna kemerahan, tersebar
diskrit dan tidak teratur.
Gambaran
histopatologi:
Diagnosis banding
Prurigo mitis : Papula keci1, bulat, warna kemerahan; lebih mudah diketahui dengan
rabaan daripada dilihat, dan efloresensinya simetris. Urtikaria biasanya
teraba sebagai eritema yang lebar dan edema kulit.
Penatalaksanaan
Eradikasi serangga (DDT 5%, benzil benzoat) dan memelihara kebersihan lingkungan.
loratadin yang memberi hasil yang baik dalam mengobati urtikaria akut;
kortikosteroid dipakai untuk mengobati urtikaria kronis.
S is t emik : antihis tamin sebagai antipruritus.
Topiknl
Prognosis
Baik.
128
ERITEMA NODOSUM
Definisi
Sindrom yang disebabkan reaksi hipersensitivitas tipe lambat terha- dap infeksi atau
sebab-sebab lain ftukan infeksi).
Penyebab dan
o Penyebab
epidemiologi
o lJmur
o Jenis kelamin
o Daerah
o Tklim
Di seluruh dunia.
Tropis, subtropis.
Gejala singkat
penyakit
Pemeriksaan kulit
Lokalisssi
Efloresensi/sifut-sfatnya
Gambaran
histopatologi:
Tidak khas, perubahan terutama pada septa kolagen di bagian bawah dermis berupa
edema, inflamasi vena dengan proliferasi endotel, dan infiltrasi sel mononukleus,
neutrofil dan sel raksasa. Dilatasi pembuluh pada dermis bagian atas disertai roset
histiosit dan iimfosit yang kecil-kecil di sekitarnya.
Pemeriksaan
1. Tes
pembantu/
laboratorium
2. Pemeriksaan mikrobiologi.
3. Pemeriksaan histopatologi.
Diagnosis banding
tuberkulin.
induratum.
Nodular vaskulitis.
1. Eritema
2.
Penatalaksanaan
Prognosis
Penvakit Kulit
Alergi
gelangan kaki.
129
NEURODERMATITIS SIRKUMSKRIPTA
(liken simpleks kronik)
Definisi
Penyebab dan
epidemiologi
Gejala singkat
penyakit
Pemeriksaan kulit
Loknlisasi
. Efloresensi
: Punggung, leherdanekstremitas,terutamapergelangantangandan
kaki, serta bokong.
: Papuia miliar, likenifikasi dan hiperpigmentasi, skuama dan
kadang-kadang ekskoriasi.
130
Gambaran
histopatologi:
Diagnosis banding
Penatalaksanaan
o Umum
o Khusus
Prognosis
Baik.
:
:
Penyakit Kulit
Alergi
131
GRANULOMA ANULARE
Definisi
Adalah kelainan kulit yang khas dengan bentuk makula yang bundat, yang paling
banyak mengenai anak-anak.
Penyebab/
o Penyebab
o ljmur
o jenis kelamin
o Bangsa/ras
o Kebersihan
epidemiologi
Belum diketahui
Anak-anak dan dewasa muda
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
Sinar matahari, gigitan serangga, dan pukulan keras dapat merupakan faktor
pencetus /memperberat penyakit.
Makanan yang banyak mengandung protern seperti daging, telur, dan ikan sering
menjadi faktor pencetus.
Gefala-gejala
penyakit
Pemeriksaan kulit
Pemeriksaan
pembantu
Pemeriksaan gula darah, pemeriksaan darah lengkap, fungsi hepar dan fungsi ginial.
Histopatologi
132
Diagnosis banding
Dermatomitosis oleh karena ada lesi-lesi makular yang eritematosus, dengan atrofi
bagian tengah disertai rasa gatal.
Liken planus harus dipikirkan karena ada rasa gatal, dan skuama halus.
Psoriasis perlu dipikirkan karena lesi-lesi bundar, batas-batas tegas, tetapi tidak ada
skuama yang tebal-tebal.
Penatalaksanaan
Prognosis
Baik.
Penyakit Kulit
Alergi
133
PRURIGO HEBRA
Definisi
Adalah reaksi kulit yang bersifat kronik residif dengan efloresensi beraneka ragam.
Penyebab dan
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
Bangsa,/ras
Cejala singkat
penyakit
Pemeriksaan kulit
epidemiologi
a
Penyebab
o Daerah
o Faktor pencetus
o Kebersihan/higiene
o Keturunan
o Hormonal
Semua bangsa.
kulit.
2.
Prurigo feroks (bersifat berat): efloresensi lebih banyak, papula-papula lebih besar,
keras menonjol di atas kulit, hiperpigmentasi dan likenifikasi tampak lebih luas
dan menonjol. Lokalisasi lebih luas sampai belakang telinga, dan sekitar pusar.
Selalu disertai adenopatia (prurigo bubo).
Gambaran
histopatologi
Epidermis : hiperkeratosis, parakeratosis dan akantosis, serta edema sel-sel epidermis. Dermis: pelebaran ujung-ujung pembuluh darah dan sebukan sel-sel radang
Pemeriksaan
|ll::"r,-raan
pembantu/
laboratorium
2.
3.
4.
5.
Diagnosis banding
134
Gambar 6.43 Prurigo hebra. A. Predileksi. g. Papula-papula pada daerah ekstensor ekstremitas.
Gambar 6.44 A & B. Prurigo hebra pada anak-anak. Lengan dan kaki terkena
Pcnyakit Kulit
Alergi
135
Penatalaksanaan
Umum
Sistemik : Antihistamin untuk menghilangkan rasa gatai dan unluk penenang seperti
klorfeniramin, siproheptadin. Antibiotik jika ada infeksi sekunder.
Topiknl
: Antipruritus baik dalam bentuk salep atau bedak. Kortikosteroid krim/
parut.
Prognosis
PRURIGO NODULARIS
Definisi
Adalah reaksi kulit yang bersifat kronik dengan gejala utama berupa nodus yang
menyebar di ekstremitas.
Penyebab dan
r Penyebab : Penyebabyangpastibelumdiketahui.
o Umur
: Dewasa.
epidemiologi
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
Bangsa/ras
Musim/iklim
Kebersihan/higiene
Makanan
Semua bangsa.
Musim panas memperberat penyakit.
: Yang kurang akan memperberat penyakit.
: Seperti ikan asin, makanan laut, dan alkohol sering menye,
Emosi
136
Gejala singkat
penyakit
gatal dan kadang-kadang terjadi infeksi sekunder. jika ada infeksi timbul
limfadenopati.
Pemeriksaan kulit
o Lokalisasi
: Ekstremitas bagian ekstensor.
o Efloresmsi/sifulsifatnya: Nodula lentikular berwarna hitam tersebar sepanjang
tungkai bagian ekstensor. Nodula dikelilingi daerah
hiperpigmentasi.
Gambaran
histopatologi:
. Epidermis :
o Dermis :
Pemeriksaan
pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding
I.
Dermstitis atopik tipe dewasa: perbedaan pada iokalisasi di punggung kaki, dan
efloresensi biasanya berupa likenifikasi.
2. Liken simpleks kronik: biasanya di punggung kaki/tangan, hiperpigmentasi,
likenifikasi numular sampai plakat.
Penyakit
sangat gatal.
Penatalaksanaan
Sistemik:
ml. Dosis 0,1.-0,2 ml pada tiap tempat suntikan dengan jarak suntikan 1 kali
seminggu.
Prognosis
Baik.
Definisi
Merupakan penyakit yang terjadi karena penggunaan obat kulit dan selaput lendir.
Penyebab dan
o Penyebab
epidemiologi
a
Umur
Jenis kelamin
Bangsa/ras
Daerah/musim
: Tidak berpengaruh.
Kebersihan/lingkungan : Tidak berpengaruh.
Keturunan
: Akan berpengaruh jika ada sifat hipeisensitivitas.
a
a
Gejala singkat
penyakit
Pemeriksaan kulit
o Loknlisasi
; Seluruh tubuh. Simetris.
o Efloresensi/sifat-sifntnya : Makulo-papular (morbiliformis) urtikaria, vesikobulosa
dan purpura (polimorf) atau berupa eritema multiforme.
Pemeriksaan
1. Hitung eosinofil.
2. Uji kulit dan tes provokasi oral terhadap obat-obat yang dicurigai.
pembantu/
laboratorium
138
Diagnosis banding
Tergantung lokalisasi, jenis dan sifat e{loresensi, yaitu dengan ttrtiknrin,pentfigtrs, alau
d
Penatalaksanaan
Prognosis
Umumnyabaik.
,-
,:'
.
t.
ti.frj'
,s
Gambar 6.5'l
hiperpigmentasi.
papula-papula miliar.
D e rm atiti
Penyakit Kulit
Alergi
139
140
B.
Gambar 6.57 A & B. Erupsi tetap. Salah satu bentuk dermatitis medikamentosa, tampak makula hiperpigmentasi menetap.
Penyakit Kulit
Alergi
141
Adalah penyakit kulit akut dan berat, terdiri dari erupsi kulit, kelainan mukosa dan
lesi pada mata.
Penyebab dan
o Penvebab
epidemiologi
o lJmur
o Jenis kelamin
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
o Musim/iklim
o Lingkungan
Gejala singkat
penyakit
Pemeriksaan
kulit
o Loknlisasi
: Biasanyageneralisata,kecualipadakepalayangberambut.
e Efloresmsi/sifat-sfotnya : Eritema berbentuk cincin (pinggir eritema, tengah relatif
hiperpigmentasi), yang berkembang menjadi urtikaria
atau lesi papular berbentuk target dengan pusat ungu, atau
lesi sejenis dengan vesikel kecil. Purpura (petekie), vesikel
dan bula, numular sampai dengan plakat. Erosi, ekskoriasi,
Gambaran
histopatologi:
Peradangan pada bagian atas kulit dan dilatasi pembuluh darah, infiltrasi
perivaskular, ekstravasasi eritrosit serta edema pada stratum korneum. Epidermis
mengalami perubahan sedang sampai berat, terjadi spongiosis dan edema intraselular,
pembentukan vesikel'dan bula yang mengandung serum dan sel polimorfonuklear,
sebagian eosinofil.
Pemeriksaan
pembantui
laboratorium
142
Diagnosis banding
LNekrolisis e.pidermnl toksik: yang khas di sini adalatL epidermis terlepas dari dasamya
(epidermolisis).
2. Pemfigus: biasanya ada akantolisis dan tes Nikolski positif.
3. Vrtriolo henoragika: efloresensi kulit berupa r.esikel/br"rla dalam stadium yang sama
(monomorf).
Penatalaksanaan
Umum
Sistemik:
r
I
r
Topiknl: I
:[:fjT#,il*::'Jt53"1$*Ti'ifl-trJ::3i;ilH1t13,11
dan kortikosteroid.
Prognosis
Umumnya baik, dapat sembuh sempurna bergantung pada perawatan dan cepaLnya
mendapat terapi yang tepat. Jika terdapat purpura, prognosis lebih buruk. Angka
kematian
*#itr*;
*f*rI
rdtr'**
*,4
5-15%.
Penyakit Kulit
Alergi
143
ERITEMA MULTIFORMIS
Definisi
Adalah reaksi mendadak di kulit dan selaput lendir dengan efloresensi yang khas
berupa gambaran iris.
Penyebab dan
Penyebab
Umur
|enis kelamin
: Biasanya dewasa
: Frekuensi yang sama pada pria dan wanita.
epidemiologi
a
a
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
Gejala singkat
penyakit
Bangsa/ras
Musim/iklim
Kebersihan/higiene
Keturunan
Lingkungan
Semua bangsa.
Panas atau dingin, sering merupakan faktor pencetus.
Pemeriksaan kulit
Loknlisasi
i / sfa
t -s
ifa
tny a
1. Pemeriksaan
pembantu/
laboratorium
2. Pemeriksaan kemih
Diagnosis banding
1. Pemfigus:
makula eritematosa dengan bula yang tegang, tak gatal. Keadaan umum
menurun dan terjadi epidermolisis.
Penatalaksanaan
Prognosis
Menuju baik.
g/hari IV.
144
ji;:.i
Gambar 6.59 Eritema multiforme. Tampak efloresensi berbentuk iris (target cell).
Definisi
Adalah suatu penyakit kulit akut yang ditandai dengan epidermolisis menyeluruh.
Penyebab dan
epidemiologi
Gejala singkat
penyakit
Pemeriksaan kulit
mukosa. Epidermolisis numular sampai plakat, dan purpura yang tersebar di seluruh tubuh.
Gambaran
histopatologi:
Pada stadium dini tampak vakuoiisasi dan nekrosis sel-se1 stratum basalis sepanjang
perbatasan dermis-epidermis. Pada lesi lanjut tampak nekrosis eosinofilik sel-sel
Pemeriksaan
pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding
I. Sindrom
epidermolisis.
3. Staphylococctts scalded skin syndrome: biasanya timbul pada anak-anak dengan
lokalisasi tertentu. Berupa buia numular di leher, ketiak dan wajah.
Penyakit Kulit
Penatalaksanaan
145
Umum : Keseimbangan cairan dan elektrolit. Diet rendah garam tinggi protein.
Khusus : o Kortikosteroid: deksametason 4-6x5 mg/hari selama 3-5 hari kemudian
diturunkan secara cepat.
o Antibiotik: gentamisin 2 x 80
Prognosis
Alergi
Tergantung luas kelainan. Jika meliputi lebih dari 50%, prognosis buruk.
146
(SSSS)
Definisi
Adalah suatu penyakit kulit dengan epidermolisis yang disebabkan oleh eksotoksin
atau protein ekstraselular stafilokok.
Penyebabdan
epidemiologi
'
Etiologi
: StaphylococcltsaureLrsgroup 2tipefaga52,53dan7l
Epidemiologi : Banyak menyerang anak-anak dan bayi, tetapi dapat juga
menyerang orang dewasa.
singkat
penyakit
Ceiala
5:1.
Penyakit ini sangat mirip dengan nekrolisis epidermal toksik, dan sering dikelirukan.
Tetapi menurut beberapa ahli kedua penyakit ini sangat berbeda baik dalam
patogenesis, penyebab, patoiogi anatomi maupun prognosisnya. ssss memberi gejala
panas mendadak, serta menimbulkan skuamasi yang lebar dalam bentuk lembaran-
lembaran.
Pemeriksaan
kulit
o Loknlisssi :
o Efloresensi :
Biasanyamenyeluruh(generalisata).
Vesikel, bula dengan ukuran bervariasi dari numular sampai
Pemeriksaan
histopatologi:
Diagnosis segera dapat ditegakkan dengan pemeriksaan sediaan irisan beku; pada
bagian atas/atap bula tidak terdapat proses nekrosis.
Pemeriksaan
pembantu/
Biakan cairan bula, usapan selaput lendir mulut, hidung dan telinga dapat
menghasilkan pertumbuhan stafilokok.
laboratorium
Diagnosis
banding
7. Nekrolisis epiclermnl foksik: lesi kulit iebih dalam dan pada pemeriksaan sediaan
irisan beku terdapat nekrolisis epidermis. Keadaan umum penderita lebih buruk.
2. sindrom sterten-lohnsorr; biasanva memberi gejala sistemik yang berat, lesi
mukokutan yang berat, tes Nikolsky dan pemeriksaan sel Tzank positif.
Penatalaksanaan Topiknl
Prognosis
Penyakit Kulit
Alergi
147
Mffi'{
parut'
Gambar 6.63 A & B. Erosi pada kedua kaki, pada penyembuhan tidak meninggalkan iaringan
PENYAKIT KULIT
KARENA INFEKSI BAKTERI
SKROFULODERMA
Definisi
i
Penyebab dan
epidemiologi
Adalah tuberkulosis kutis mumi sekunder yang terjadi secara per kontinuitatum dari
jaringan di bawahnya, misalnya kelenjar getah bening, otot dan tulang.
24
ukuran
x 0,3-15 mikron.
: Biasanya pada anak-anak dan dewasa muda; dapat terjadi pada
o lJmur
r
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
Penyebab
semua umul.
Jenis kelamin : Perbedaan antara pria dan wanita tidak bermakna.
Gejala singkat
penyakit
kantong kelenjar 'klier pakket'. Pada stadium selanjutnya terjadi perkijuan dan
Pemeriksaan kulit
o Loknlisasi
EJI or es en
i /sifu t - sifatny n
Gambaran
histopatologi:
Tampak radang kronik,dan jaringan nekrotik mulai dari lapisan dermis sampai
Pemeriksaan
pembantu/
laboratorium
148
subkutis tempat ulkus terbentuk. Jaringan yang mengalami nekrosis kaseosa dikelilingi
oleh sel-sel epitel dan sel-sel datia Langhans.
Diagnosis banding
Penatalaksanaan
Bakteri 149
Tergantung lokalisasi:
o Leher
o Ketiak
o Lipat paha
Umum
Khusus
40 mglkg BB
2. INH 20 mg,/kg,BB/hari
3. Etambutol25 mg/kg BBlhari
4. Vitamin 86 10 mglkg BBlhari
5. Altematif lain:
o Rifampisin 15 mglkgBB/hari
Umumnyabaik.
150
Gambar 7.3 A, B & C. Skrofuloderma. Tampak ulkus, fistel, sikatriks, dan jembatan kulit (skin bridges).
Bakteri
151
Definisi
Penyebab dan
epidemiologi
o ljmur
o Jenis kelamin
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
o Pekerjaan /lingkungar-r
Penyebab
yang mungkin berkontak langsung dengan jaringanjaringan yang mengandr,rng M. ttfu er culosis seperti pekerja
laboratorium.
Gejala singkat
penyakit
limfe regional.
Pemeriksaan
kulit
o Loknlisasi
: Infiltrat/tuber verukosa, permukaan eritematosa kadangkadang livide, berbentuk ginjal/bulan sabit akibat
Gambaran
histopatologi:
Pada epidermis tampak hiperkeratosis, akantosis. Pada reaksi radang yang akut sering
dengan gambaran abses di lapisan ini. Pada dermis tampak nekrosis kaseosa.
1.
Lupus vulgaris
Predileksi
Efloresensi : o Infiltrat yang eritematosa dengan batas tegas, jika ditekan akan
berwarna kekuningan.
Sikatriks pada arah yang berlawanan, sebagai bagian yang sudah
menyembuh.
Sering terbentuk setengah lingkaran atau polisiklis.
2. Papulonekrotik
Predileksi
paha.
152
Pemeriksaan
pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding
1. Tes Mantoux.
2. Biakan bakteriologik dan tes resistensi.
3. Pemeriksaan darah: hitung jenis dan laju endap darah.
3.Frambusin stadium 11: lesi biasanya banyak di atas kulit, permukaan seperti buah
seri dan lebih menonjol.
Penatalaksanaan
Umum :
Khusus :
Topikal
mg/kg BB/hari.
Prognosis
Baik, penyakit dapat sembuh spontan walaupun membutuhkan waktu lama (beberapa
Bakteri
153
.:i
.].:
rita
t ub e
rk u I osi s.
154
KUSTA
(lepra)
Definisi
Merupakan penyakit infeksi mikobakterium yang bersifat kronik progresif, mulamula menyerang saraf tepi, dan kemudian terdapat manifestasi kulit.
Penyebab dan
epidemiologi
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
Bangsa/ras
Pada ras kulit hitam insidens bentuk tuberkuloid lebih tinggi. Pada
o Sosioekonomi
o Kebersihan
o Turunan
ekonomi rendah.
Lingkungan yang kurang memenuhi kebersihan.
Gejala singkat
penyakit
Pembagian lepra:
Menurut kongres intemasional Madrid 1953,lepra dibagi atas tipe Indeterminan (I),
tipe tuberkuloid (T), tipe lepromatosa, dan tipe borderline (B). Ridley Jopling (1960)
membaginya menjadi: I,TT,BT,BB,BL, dan LL. Pembagian Madrid sering untuk
segi praktis di lapangan, sedang pembagian Ridley jopling terutama dipakai untuk
penelitian dan pengobatan di pusat penelitian dan leprosaria.
Pemeriksaan kulit
Lesi diawali dengan bercak putih bersisik halus pada bagian tubuh, tidak gatal,
kemudian membesar dan meluas. jika saraf sudah terkena, penderita mengeluh
kesemutan/baal pada bagian tertentu, ataupun kesukaran menggerakkan anggota
badan yang berlanjut dengan kekakuan sendi. Rambut alispun dapat rontok.
Loknlisnsi
Efloresensi/sifalsifutny a
: Seluruh tubuh.
: Tipe I: makulahipopigmentasiberbatas
Bakteri
155
Pemeriksaan
pembantu
2. Tes keringat dengan pinsil tinta; pada lesi akan hilang, sedang pada kulit normal
ada bekas tinta (tes Gunawan).
3. Pemeriksaan histopatologi: perlu untuk klasifikasi penyakit.
4. Tes lepromin untuk klasifikasi penyakit.
5. Pemeriksaan bakteriologi untuk menentukan indeks bakteriologi (IB) dan indeks
morfologi (IM). Pemeriksaan ini penting untuk menilai hasil pengobatan dan
menentukan adanya resistensi pengobatan.
Diagnosis banding
o
o
o
o
Penatalaksanaan
Prognosis
Dengan adanya obat-obat kombinasi, pengobatan menjadi lebih sederhana dan lebih
singkat, serta prognosis menjadi lebih baik, jika sudah ada kontraktur dan ulkus
kronik, prognosis menjadi kurang baik.
Gambar 7.13 Kusta tipe tuberkuloid (TT). A & B. Tampak bagian tengah agak tenang dan bagian
tepi aktif.
Gambar 7.14 A & 8. Tampak pembesaran saraf pada kusta tipe tuberkuloid (TT).
Bakteri
157
Gambar 7.15 Kusta tipe lepromatosa. A. Beberapa infiltrat di pipi. B. Nodula-nodula di seluruh wajah.
Bakteri
159
REAKSI KUSTA
Definisi
Adalah episode akut dari penyakit kusta dengan gejala konstitusi, aktivasi dan atau
timbul efloresensi baru di kulit.
Klasifikasi
Eritema Nodosum
Leprosum
Umumnya terjadi pada lepra tipe BL atau LL. Yang berperan penting adalah sistem
imunologis humoral.
Gejala klinis:
Gejala konstitusional berupa demam, menggigil, mual, nyeri sendi, sakit pada saraf
dan otot. Pada kulit timbul: eritema, nodus, dan jika nodus pecah menimbulkan ulkus.
Penatalaksanaan
Reaksi Pembalikan
Umumnya pada lepra tipe BT, BB, dan BL. Yang memegang peranan penting adalah
sistem imunologis selular.
Gejala klinis
Gejala konstitusi lebih ringan dari ENL. Gejala kulit: lesi-lesi lepra menjadi lebih
banyak dan lebih aktif secara mendadak. Tidak timbul nodus dan terkadang ada
jejak neuritis.
Penatalaksanaan
]ika timbul neuritis berikan kortikosteroid, prednison 30-60 mglhari. Obat-obat kusta
yang lain diteruskan. Penderita tidak perlu dirawat di rumah sakit. Analgetik dan
antipiretik jika perlu.
160
Gambar 7.19 A & B. Reaksi kusta bentuk ENL. Tampak nodus-nodus tanpa ulkus dan nyeri.
PATEK
(frambusia = puru)
Definisi
Penyebab dan
Penyebab
Umur
epidemiologi
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
o
o
o
o
o
Jenis
kelamin
Bangsa/ras
Daerah
0,5
Gejala singkat
penyakit
Bakteri
161
Stadium II: sesudah beberapa bulan induk patek hilang sendid, timbul lesi patek
kedua yang hampir sama dengan induk patek, tetapi lebih kecil dan tersebar di
seluruh tubuh. Nodula-nodula permukaan seperti buah seri ditutupi oleh krusta
kuning coklat yang disebut anak patek.
o Stadium III: stadium destruktif, menyerang kulit, tulang dan sendi. Pada kulit
dapat timbul nodus atau guma yang destruktif; pada tulang terjadi periostitis atau
osteitis. Dekstruksi tulang rawan hidung dapat menimbulkan gangosa atau gondou.
Pemeriksaan kulit
Stadium /: tungkai bawah dan daerah yang terpajan. Stadium II: seluruh tubuh, sesudah beberapa saat predileksi
menetap di lipatan-lipatan sekitar lubang hidung, anus.
Loknlisasi
o Efloresensi/sfat-sifatnya
mengeluarkan jaringan
nekrosis, serum dan darah berwarna kuning kehitaman.
Hiperkeratosis palmaris dan plantaris.
Stadium
Gambaran
histopatologi:
Epidermis
o Dermis
Pemeriksaan
pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding
1. Pemeriksaan serologik, yaitu tes serologi untuk sifilis seperti WR dan VDRL.
2. Pemeriksaan mikroskop lapangan gelap dari induk patek dan anak patek.
3. Pemeriksaan radiografi untuk melihat destruksi tulang.
Stadium
kuning
1. Ulkus tropik
2. Furunkel
kehijauan.
: Biasanya menonjol, daerah sekitar meradang dan
Ektima
2.Impetigo
nyeri.
Penatalaksanaan
Stadium
II
Stadium
lll
Prognosis
1,.
Baik.
762
Gambar 7.22 Bentuk khas puru. A. Papulapapula tertutup krusta. B. Permukaan berbenjol
menyerupai buah frambus. C. Salah satu lesi
menyerupai buah frambus (murbei).
Bakteri
163
Adalah penyakit kulit akibat infestasi dan sensitisasi tungau Sarcoptes Scnbiei jenis
manusia dan produknya pada tubuh.
Penyebab dan
o Penyebab
epidemiologi
o Umur
o Jenis kelamin
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
o Bangsa/ras
o Penularan
o Lingkungan
penyakit.
o Daerah
Gejala singkat
penyakit
Penderita selalu mengeluh gatal, terutama pada malam hari. Kelainan kulit mulamula berupa papula, vesikel. Akibat garukan timbul infeksi sekunder sehingga terjadi
pustula.
c Loknlisosi
lnsekta
165
Pemeriksaan
Mencari
pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding
papular
S.lolikutitis: nyeri, efloresensi berupa pustula miliar dikelilingi daerah yang eritema'
Penatalaksanaan
Umum:
Khusus
Prognosis
Meningkatkan kebersihan perorangan dan lingkungan; menghindari orang-orang yang terkena; mencuci/menjemur alat-alat tidur dan jangan
memakai pakaian / handuk bersama-sama.
o Sulfur presipitatum 2-5o/o dalambentuk salep atau krim. Obat ini lebih
efektif jika dicampur dengan asam salisilat2ok. Dioleskan di seluruh
tubuh sesudah mandi dan dipakai 3-4 hari berturut-turut.
o Emulsi benzilbenzoat 20-25% selama 24 jam.
o Gama benzen heksaklorida (Gameksan) 0,5-1% dalam salep atau krim,
dioleskan selama 24 jam.
o Krotamiton 10% dalam bentuk salep atau krim dipakai selama 24 jam.
o Krim permetrin 5"h dapat memberi hasil yang baik'
Baik.
_/,\
+r*t
$i
/\
l\
lr.,z \
ffi)/
, Y.v'
Gambar 8.4 Skabies. A & B. Tampak papula dan pustul pada tempat predileksi.
Insekta
167
PEDIKULOSIS KAPITIS
(tuma kepala)
Def
inisi
Adalah infeksi kulit dan rambut kepala yang disebabkanPediculushumanus aar. capitis.
dan
epidemiologi
Penyebab
. Penyebab
yang r Bangsa/ras
memengaruhi o Kebersihan
timbulnya
Faktor-faktor
: Semua bangsa.
: Anak-anakyangbelummengerti tentangkebersihandanhigiene
penyakit:
singkat
penyakit
Gejala
Pemeriksaan
kulit
Pemeriksaan
Loknlisasi
EJloresensi/sifat-sifatnyn
pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding Diagnosis tidak sulit, namun perlu didiagnosis banding dengan dermatitis seboroika
atau pioderma primer.
PenatalakSanaan Umum :
dengan baik.
o Gama benzen heksaklorida 1% dalam bentuk shampoo; dapat diulang
beberapa kali.
Khusus
o Jika ada
eritromisin.
Prognosis
Baik.
insekta
169
PEDTKULOSTS KORPORTS
(tuma badan)
Definisi
Adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh Pediculus humanus aar. corporis.
Penyebab dan
epidemiologi
Gejala singkat
penyakit
Pemeriksaan kulit
c Lokalisnsi
. Efloresensi
:
:
Pemeriksaan
pembantu
Diagnosis banding
1. Sknbies: biasanya gatal pada malam hari; ada anggota atau tetangga yang sakit;
predileksi pada sela-sela jari dan pergelangan tangan.
2. Gigitnn serangga'. terutama pada daerah yang tidak ditutupi pakaian; efloresensi
urtikaria papular.
3. Folikulitis: biasanya nyeri; efloresensi berupa pustula
miliar.
170
Penatalaksanaan
Umum
Khusus
Prognosis
Baik.
Gambar 8'8 A & B. Gigitan Pediculus humanus var. corporis (tuma badan) di sekitar ikat pinggang, depan dan
belakang.
PEDIKUIOSIS PUBIS
(phthiriasis pubis)
Definisi
Adalah infeksi tuma pada rambut dan kulit di daerah pubis dan sekitarnya.
Penyebab dan
Penyebab
Penyebaran
epidemiologi
Umur
Kosmopolit.
Umumnya orang dewasa, pria maupun wanita.
Gejala singkat
penyakit
Perasaan gatal di daerah pubis dan sekitarnya terutama jika banyak keringat. Pada
daerah pubis dan perut bagian bawah ditemukan bercak-bercak merah abu-ibu yang
disebut makula serulae. Tidak hanya menyerang pubis, dapat meluas ke ketiak dan
daerah lain.
Pemeriksaan kulit
Loknlisasi
' Efloresensi : Papuia miliar dengan urtika yang disebut sebagai makula serulae.
Pemeriksaan
pembantu/
laboratorium
Mencari tuma dewasa yang melekat erat di pangkal rambut, dan telur pada rambut.
Insekta
171
Diagnosis banding
Karena menimbulkan rasa gatal di daerah pubis, dapat didiagnosis banding dengan
dermatitis seboroika dan tinea kruris.
Penatalaksanaan
Umum : Rambutkemaluan/ketiak/jenggotdicukur.
Khusus : o Gamabenzenheksaklorida 1% dalambentukkrim atau lotion, dioleskan
sekali sehari, dapat diulang sesudah 1 minggu.
o Krotamiton 1% krim atau iotion, dioleskan sekali sehari dan dapat
diulang sesudah 1 minggu.
o lnfeksi sekunder diobati dengan antibiotik seperti penisiiin atau
eritromisin.
Prognosis
Baik.
Gambar 810 Pedikulosis pubis. A. Tampak telur (nits) tuma melekat pada rambut kemaluan. B. Tuma
menempel pada kulit di sekitar pangkal rambut.
CREEPING ERUPTION
(ruam menjalar
Definisi
Adalah kelainan kulit khas berupa garis lurus atau berkelok- kelok, progresif, akibat
larva yang kesasar.
Penyebab
Umur
Jenis kelamin
:
:
Penyebab dan
epidemiologi
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
o Bangsa,/ras
o Daerah
:
:
o Kebersihan/higiene
Gejala singkat
penyakit
Pemeriksaan kulit
Bersifat kosmopolit.
Larva menembus kulit tetapi tidak mencapai pembuluh darah dan menyebar di
subkutis. Pada tempat masuk larva tampak papula yang selanjutnya menjalar
berkelok-kelok, polisiklis sehingga tampak merupakan garis liniar atau berkelok-kelok
di kulit. Penderita akan merasa gatal dan nyeri.
Lokalisasi
Pemeriksaan
pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding
Penyakit ini mudah dikenali, sekali lihat tidak akan lupa, tetapi harus didiagnosis
banding dengan granulomn snulsre atauherpes zoster pada stadium permulaan.
Penatalaksanaan
Umum
Khusus
Prognosis
Baik.
AMEBIASIS KUTIS
Def inisi
Penyebab dan
epidemiologi
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
o Umumnya didahului infeksi amuba di tempat lain terutama di saluran cerna dan
abses hati.
. Kebersihan: orang-orang yang kurang mengerti kebersihan lebih mudah terkena
penyakit.
Gejala singkat
penyakit
Pemeriksaan kulit
Gambaran
histopatologi:
Epidermis: hiperkeratosis, dapat pula sebukan jaringan nekrosis dengan sel plasma,
limfosit dan sel-sel polinuklear. E. histolytica dapat ditemukan dalam jaringan kulit.
Pemeriksaan
pembantu/
laboratorium
174
Diagnosis banding
Penatalaksanaan
Prognosis
Baik.
GIGITAN SERANGGA
(insecf bife)
Definisi
Adalah kelainan akibat gigitan atau tusukan serangga yang disebabkan reaksi
terhadap toksin atau alergen yang dikeluarkan artropoda penyerang.
Penyebab dan
epidemiologi
lnsekta 175
Faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
Cejala singkat
penyakit
Pemeriksaan kulit
c Lokslisnsi
Gambaran
histopatologi:
Pemeriksaan
pembantu/
Edema antara sel-sel epidermis, spongiosis, serta sebukan sel polimorfonuklear. Pada
dermis ditemukan pelebaran ujung pembuluh darah dan sebukan sel radang akut.
1. Pemeriksaan darah
melihat eosinofil.
laboratorium
Diagnosis banding
Prurigo
2. Urtiknrin
tempat kontak.
Penatalaksanaan
Prognosis
Baik.
Topiknl: Jika reaksi lokal ringan, dikompres dengan larutan asam borat 3oh, alau
kortikosteroid topikal seperti krim hidrokortison 7-2'k. Jlka reaksi berat dengan
gejala sistemik, lakukan pemasangan torniket proksimal dari tempat gigitan, dan
diberi obat sistemik.
o Sistemik: Injeksi antihistamin seperti klorfeniramin 10 mg atau difenhidramin 50
mg. Adrenalin 1% 0,3-0,5 ml subkutan. Kortikosteroid sistemik diberikan pada
penderita yang tak tertolong dengan antihistamin atau adrenalin.
176
&8,
lnsekta
177
TRIKOMONIASIS
Definisi
a n
ginalis.
Penyebab :
dan
epidemiologi
o
o
yang
memengaruhi
Banyak dipengaruhi oleh kebersihan yang kurang pada orang-orang dalam usia aktif
seksual'
Penyebab
Faktor-faktor
lJmur
Trichomonasuaginalis.
timbulnya
penyakit:
Gejala
singkat
-
penyakit
keputihan.
Pemeriksaan
kulit
Loknlisasi
Efloresensi/sifat-sifatnyn
:
:
Daerahkemaluanbagianluarmaupunbagiandalam.
Ditemukan daerah eritematosa dengan sedikit erosi;
besamya bervariasi mulai numular sampai plakat. Pada
bagian dalam kemaluan tampak eritema mukosa disertai
fluor albus.
Pemeriksaan
pembantu I
laboratorium
Diagnosis
banding
Kandidiasisuaginalisatauuretritisnon-gonoroika,ltgamenghasilkansekrettidakkhas.
Penatalaksanaan Umum :
Khusus :
Prognosis
Umumnya baik.
Definisi
Adalah peradangan kronik dari folikel pilosebasea yang disebabkan oleh beberapa
faktor dengan gambaran klinis yang khas.
Penyebab dan
Penvebab
epidemiologi
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
Umur
|enis
kelamin :
o Bangsa/ras
o Makanan
o Musim/iklim
o Kebersihan/higiene
o Faktor keturunan
o Infeksi
Hormonal
o Kosmetik
Kejiwaan/kelelahan
Gejala singkat
penyakit:
Pemeriksaan kulit
Loknlisasi
'
Klasifikasi
Berdasarkan penyebab:
o
o
o
o
o
o
o
e
Pemeriksaan
pembantu |
laboratorium
Diagnosis banding
Akne tropika.
Akne mekanik.
Akne neonatorum.
Akne kosmetika.
Akne klor.
Akne jabatan.
Akne minyak.
Akne seniiis.
Akne radiasi.
T.Erupsiakneformis:biasanyaberupapapula,vesikelberkelompok;lokalisasiseluruh
tubuh.
2. Akne rlsasea: lebih merah dan khas; daerah hidung dan pipi.
3. Folikulitis; biasanya nyeri, tidak ada komedo tetapi terlihat pustula miliar.
Penatalaksanaan Umum :
Perawatan kebersihan kulit. Hindari makanan yang banyak mees krim, kacang-kacangan, coklat dan goreng-
Khusus :
Sorengan.
damisin 1%.
Prognosis
182
pengobatan akne.
AKANTOSIS NIGRIKANS
Definisi
Klasifikasi:
Dibedakan menjadi
1.
4 bentuk:
Akantosis nigrikans ganas
: Biasanya
2.
: Biasanya bersama-sama
dengan kegemukan,
gangguan endokrin.
Gejala singkat
penyakit
o Loknlisssi
.
Gambaran
histopatologi:
Diagnosis banding
Efloresensi
Hiperpigmentasi dan keratosis harus didiagnosis banding dengan penyakit dermatitis kontak kronik, neurodermatitis, amiloidosis dan liken nitidus.
Penatalaksanaan
Prognosis
Jenis ganas buruk;1'enis yang lain bergantung hasil pengobatan penyakitnya, biasanya
AKNE ROSASEA
Definisi
dan
epidemiologi
Faktor yang
memengaruhi
timb'ulnya
penyakit:
singkat
penyakit
Penyebab
Gejala
Pemeriksaan
kulit
oUmur
o Jenis kelamin
:Dewasa'
: Wanita lebih banyak daripada pria.
Loknlisasi
Efloresensi/sifnt-sfatnyn
Diagnosis
banding
Penatalaksanaan Umum :
Khusus :
Prognosis
Baik.
PEMFIGUS VULGARIS
Definisi
Adalah salah satu penyakit berlepuh dengan pembentukan bula di atas kulit normal
dan selaput lendir.
Penyebab dan
o Penyebab
o Umur
o Jenis kelamin
Banyak pada dasawarsa ke-5 dan ke-6; dapat juga semua umur.
Frekuensi yang sama pada pria dan wanita.
epidemiologi
autoimun.
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
o Bangsa/ras
Semua bangsa.
o Daerah
Seluruh dunia.
o Musim/iklim Tidak berpengaruh.
r Obat seperti D-penisilamin dapat menginduksi penyakit ini.
Gejala singkat
penyakit
diserang: mata, hidung, laring, faring, serviks, vulva dan uretra. Bula berdinding
kendur, jika pecah timbul krusta yang dapat bertahan lama. Eritema, hipo-/
hiperpigmentasi. Tanda Nikolsky selalu positif; penderita mengeluh gatal dan nyeri.
Pemeriksaan kulit
o Loknlisnsi
: Generalisata.
o Efloresensi/sifat-sifutnya : Bula berdinding kendur, eritema, krusta, erosi, dan
hipo- /hiperpigmentasi.
Gambaran
histopatologi:
Pada epidermis ditemukan bula suprabasal, akantolisis epitel pada dasar bula. Dengan
Pemeriksaan
1.
Imunologi: o
pembantu/
laboratorium
2. Tes
Penyakit Kulit
Berlepuh
dan badan.
187
188 Saripati
Penyakit Kulit
Diagnosis banding
Penatalaksanaan
Prognosis
Penyakit Kulit
Berlepuh 189
PEMFICUS FOLIASEUS
Def in isi
Adalah salah satu bentuk pemfigus yang memberi gejala klinik berupa vesikel-vesikel
berdinding tipis yang mudah pecah.
dan
epidemiologi
. Penyebab
r lJmur
Penyebab
penyakit:
singkat
penyakit
Gejala
il:lffi
\
Pemeriksaan
kulit
3::iffi'*'[:\T,l;lrf*il]:Til;if
Loknlisqsi
il-"$J,lrakendurhanva
o Efloresensi/sifat-sifatnyn
Cambaran
histopatologi:
Pemeriksaan
pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding
Epidermis : Ditemukan
l.Eritroderma:seluruhpermukaantubuhmenjadimerahtanpaadaeksudasi;skuama
halus sampai sedang. Penderita selalu mengeluh kedinginan.
2. Sindroma Steuens-Johnson: ada trias konjungtivitis, stomatitis dan erosi di daerah
genital.
3. Pemfigus aulgaris: biasanya bula berdinding tegang (tense) dan bertahan lama;
keadaan umum buruk.
Penatalaksanaan
Prognosis
PEMFIGUS ERITEMATOSUS
(sind roma Senear-Usher)
Definisi
Adalah salah satu bentuk pemfigus dengan gejala klinis yang lebih jinak, serta tidak
memengaruhi keadaan umum.
Penyebab dan
epidemiologi
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
Gejala singkat
penyakit
Pemeriksaan kulit
Gambaran
histopatologi:
Lokalisasi
hidung dan pipi, mirip gambar kupukupu; juga dada, punggung, kulit kepala dan ekstremitas.
Efloressnsi/sifat-sifatnya : Eritema berbatas tegas dengan skuama tebal disertai
eksudasi dan krusta yang berwarna kuning coklat.
o Epidermis
o Dermis
:
:
Pemeriksaan
1.
pembantu/
laboratorium
2. Test Nikolsky.
3. Pemeriksaan sel Tzanck.
Diagnosis banding
T.Lupus eritematosus: biasanya tidak ada bula, hanya eritema dengan skuama dan
atrofi kulit. Pada bagian tepi ditemukan telangiektasia; terdapat sumbatan kera-
tin.
2. Dermatitis herpetiformls:
Penatalaksanaan
o Kortikosteroid seperti pada pengobatan pemfigus vulgaris, tetapi dosis lebih rendah.
Dosis permulaan 40-60 mg prednison/hari sampai lesi-lesi berkurang. Setelah
penyembuhan klinis, dosis diturunkan.
o Kortikosteroid topikal, misalnya fluosinolon asetonida 0,25"/", klobetason 0,01%
berkhasiat baik.
Prognosis
dileksi.
hidung, skuama.
Gambar 10.12 Pemfigus eritematosus. A & B. Tampak eritema dan skuama basah pada kedua pipi
PEMFIGUS VEGETANS
Definisi
Merupakan bentuk jinak dari pemfigus vulgaris dan sangat jarang ditemukan.
Penyebab dan
Penyebab
epidemiologi
o Umur
o jenis kelamin
Gejala singkat
penyakit
o Tipe Neumann
Pemeriksaan kulit
Loknlisasi
Eflor esensi/sifat-sifatny
Pemeriksaan
histopatologi:
Pemeriksaan
pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding
Karena tergolong penyakit kulit berlepuh maka harus didiagnosis banding dengan
pemfigus vulgaris, dermatitis herpetiformis dan pemfigus bulosa.
Penatalaksanaan
Prognosis
Baik.
194
PEMFIGOID BULOSA
Definisi
Adalah penyakit kronik yang ditandai dengan bula besar berdinding tegang di atas
epidemiologi
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
r Bangsa,/ras
Gejala singkat
penyakit
Pemeriksaan kulit
o Lokalisnsi
: Ketiak, lengan bagian fleksor, lipat paha dan mulut.
o Efloresensi/sifat-sifatnya : Bula numular sampai plakat berisi cairan jernih dengan
dinding tegang, terkadang hemoragik. |ika bula pecah
terlihat daerah erosif numular hingga plakat, bentuk tak
teratur.
Gambaran
histopatologi:
196
Pemeriksaan
1.
pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding
Penatalaksanaan
zone).
perlahan-lahan.
Definisi
Adalah penyakit residif menahun dengan ruam polimorfik, terutama berupa vesikel
yang tersusun berkelompok dan simetris, yang disertai rasa gatal yang hebat.
Penyebab dan
epidemiologi
Faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
Gejala singkat
penyakit
Pemeriksaan kulit
Loknlisgsi
Eflor esensi/sifnt-sifatny a
Gambaran
histopatologi:
Ditemukan vesikel atau bula subepidermal disertai eksudasi di papila dermis dan
terbentuk mikro abses neutrofilik. Pada lesi-lesi yang agak lanjut didapati sebukan
sel eosinofil dan neutrofil di dermis,
Pemeriksaan
1.
pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding
tes
Penatalaksanaan
Sistemik
'
Topikal
dalam penyelidikan.
Prognosis
Sebagian besar penderita mengalami perjalanan penyakit yang kronik dan residif.
l98
Gambar
Ves iket
Definisi
Tergolong penyakit kulit berlepuh dengan gejala timbulnya pustula di atas daerah
yang eritematosa.
. Penyebab :
. Epidemiologi :
Penyebab dan
epidemiologi
Gejala singkat
penyakit
Pustula terletak superfisial seperti pada impetigo bulosa, berbentuk anular dan
menjalar secara serpiginosa. Kadang-kadang terdapat vesikel yang kemudian menjadi
pustulosa.
Pemeriksaan kulit
c Loknlisqsi : Daerah perut, ketiak dan lipatan-lipatan. Lesi di mukosa jarang dan
biasanya ringan.
Efloresensi: Pustula miliar sampai lentikular, dengan gambaran anular atau
serpiginosa.
Cambaran
histopatologi:
Pada epidermis didapati pustula subkorneal dengan infiltrasi neutrofil. Pada dermis
ditemukan spongiosis dan sebukanneutrofil dan eosinofil di sekitar pembuluh darah.
Pemeriksaan
pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding
Penatalaksanaan
Prognosis
Umumnyabaik.
EPIDERMOLISIS BULOSA
Definisi
Adalah suatu penyakit kulit herediter, yang ditandai dengan timbulnya bula baik
secara spontan maupun akibat trauma.
Penyebab dan
epidemiologi
r ljmur
Klasifikasi
1.
Patogenesis yang pasti belum diketahui. Diduga oleh karena pembentukan enzim
sitolisis dan mutasi protein yang sensitif terhadap perubahan panas.
Gejala singkat
penyakit
Bula akan timbul pada tempat yang mengalami tekanan mulai sejak lahir hingga
dewasa. Bula berisi cairan jernih dengan dinding yang tegang dan terkadang
hemoragik. Bula dapat juga timbul di selaput lendir; pada kuku menyebabkan distrofi
kuku. Pada tipe distrofik resesif terdapat retardasi mental dan pertumbuhan tubuh
yang terhambat.
Gambaran
histopatologi:
Diagnosis banding
Karena tergolong penyakit kulit berlepuh, maka harus didiagnosis banding dengan
pemfigoid bulosa, pemfigus foliaseus atau dermatitis herpetiformis.
Penatalaksanaan
Umum : Hindari
Kulit tampak
sepatu yang keras, mengawasi anak- anak yang merangkak agar jangan
terkena trauma.
Khustrs :
GANGGUAN METABOLISME,
KEKURANGAN GIZL AUTOIMUN,
DAN MILIARIA
XANTELASMA
Def inisi
Adalah salah satu bentuk xantoma planum, merupakan jenis yang paling sering
dijumpai dari beberapa tipe klinik xantoma yang dikenal.
Penyebab dan
. Penyebab
epidemiologi
lipo
protein darah.
o ljmur
: Semua umur.
r Jenis kelamin : Pada wanita lebih banyak daripada pria.
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
Gejala singkat
penyakit
Pemeriksaan kulit
Lokgliscrsi
Efloresensi/sifat-sifatnya
Pemeriksaan
pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding
Gambaran klinis sangat jelas, sekali melihat biasanya tidak mudah lupa; kadangkadang harus dipikirkan lipoma atau fibroma.
Penatalaksanaan
Eksisi total atau kauterisasi dengan risiko menimbulkan sikatriks dengan akibat
ektropion.
Prognosis
Baik.
202
MiIiaria 203
XANTOMA TUBEROSUM
Definisi
Adalah suatu xantoma berbentuk tuber kenyal dengan ukuran bervariasi, dari kecil
hingga lebih besar dari duku.
Penyebab dan
o Penyebab
epidemiologi
Semua umur.
o Kelainan ini dapat diturunkan secara autosomal'resesif.
Gejala singkat
penyakit
r lJmur
:
:
204
Pemeriksaan kulit
Pemeriksaan
Lokalisasi
pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding
Xanioma [endinosum.
Penatalaksanaan
Prognosis
Baik.
Miliaria 205
XANTOMA TENDINOSUM
Definisi
Adalah suatu xantoma yang terdapat di tendon, berupa nodula yang keras, iregular
dengan pertumbuhan lambat.
Penyebab dan
epidemiologi
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
Gejala singkat
penyakit
Pemeriksaan kulit
Keturunan
Timbul benjolan, mula-mula sebesar kacang ijo, makin lama makin besar hingga
sebesar kelereng/duku, perabaan agak keras tanpa rasa sakit.
o Lokalisasi
maleoli.
Pemeriksaan
pembantu/
laboratorium
206
Diagnosis banding
Biasanya sangat khas, tetapi jika meragukanharus dipikirkan tumor jinak kulit seperti
Penatalaksanaan
Prognosis
o
o
o
o
Dubia.
Miliaria
207
IKTIOSIS
Definisi
Adalah suatu gangguan pembentukan keratin; pada gangguan ini sekresi kelenjar
minyak dan keringat berkurang.
Gambaran klinis
Secara praktis iktiosis dibedakan menjadi 4 bentuk; iktiosis vulgaris, iktiosis terkait
lktiosis Vulgaris
lktiosis Terkait X
baby).
lktiosis Lamelar
208
Epidermolitik
Hiperkeratosis
o
o
o
o
o
lktiosis histriks
a
a
a
Miliaria 209
'Collodion baby'
'Harlequin fetus'
Prognosis buruk.
a
a
Penatalaksanaan
a
a
a
a
Prognosis
Kurang baik.
210
Gambar 11.10 /ktiosis histriks. A.Bercak-bercak papula, skuama, permukaan kasar. B. Bercak
verukosa pada kedua tungkai bawah.
Miliaria 211
Definisi
Adalah suatu bentuk nevus epidermis yang terdapat pada satu sisi tubuh, berbentuk
linear, putus-putus seperti pita, atau bercak-bercak.
Penyebab
Biasanya ada hubungan dengan tumor otak dan sindroma diensefalik yang terjadi
pada anak kecil. Menurut Solomon, insidens tinggi berhubungan dengan kelainan
tuiang dan susunan saraf pusat.
Gambaran klinis
Lesi verukosa berwarna merah muda, abu-abu kotor, atar-r cokiat tersusun dalam
bentuk bercak; dapat disertai pertandukan atau komedo. Gambaran longitudinal pada
ekstremitas, transversal pada batang tubuh dan tidak pemah melampaui garis tengah
tubuh.
Pemeriksaan kulit
Pemeriksaan
Histopatologi:
Diagnosis banding
Penatalaksanaan
o Fulgurasi.
Kauterisasi.
Kurang baik.
& B. Papula-papula
yang berjajar; permukaan kasar, sepanjang sisi lengan.
C. Papula-papula
::.::
212
KWASHIORKOR
Definisi
Adalah penyakit yang terjadi karena defisiensi kalori, menimbulkan kelainan pada
kulit, rambut dan mukosa.
Penyebab dan
epidemiologi
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
Gejala singkat
penyakit
o Bangsa/ras
o Daerah
: Semua bangsa.
: Lebih banyak di daerah tropis dan
Lingkungan
negara-negara
ekonomi lemah.
Kulit mula-mula tampak kering dengan gambaran lebih jelas dan lebar, selanjutnya
timbul hiperpigmentasi dan deskuamasi yang disebut uazy psaement dermstosis.Pada
lesi yang berat dapat timbul ekskoriasi dan ulserasi. Rambut menjadi halus dan lurus,
mudah lepas dan berwarna seperti rambut jagung (flng sign). Pada mukosa mulut
dapat timbr,rl stomatitis dan mudah terkena infeksi. Jika kena infeksi basil fusiformis
dapat timbul noma pada sudut mulut.
Pemeriksaan kulit
c Lokslisasi
: Generalisata.
Efloresensidansfafsifntnya:Hrperpigmentasi, likenifikasi dan deskuamasi. Ekskoriasi ulkus dan edema. Pada mukosa mulut timbul
erosi; dapat timbul noma. Rambut tampak haius, lurus,
wama seperti rambut jagung. Pada perabaan lembut dan
mudah patah.
Pemeriksaan
pembantu
jamur,
Penatalaksanaan
Umum : Memperbaiki
Prognosis
Gambar
11
Miliaria 213
.14 Kwashiorkor. A. Anak cengeng, kulit kering dan skuamasi. B. Tampak depigmentasi pada telinga
C. Tanda khas crazy pavement dermatosis: kulit tipis, bercelah-celah, berskuama dan depigmentasi.
214
Gambar 11.15 Kwashiorkor. A. Rambut halus, jarang, berwarna merah muda. B. Depigmentasi, fisura.
C. Kulit kering, edematosa, betskuama dan depigmentasi. D. Noma, pada mulut tampak ulkus kotor.
Miliaria 215
Definisi
Etiologi
Defisiensi vitamin A.
Gambaran klinis
Perubahan pertama pada defisiensi vitamin A ialah pada mata, saluran napas bagian
atas, dan pelvis renalis, sedangkan perubahan terakhir ialah pada kulit.
Pada
Pemeriksaan kulit
Pemeriksaan
Lokalisasi
histopatologi:
Pada epidermis didapat sumbatan-sumbatan keratin dan parakeratosis. Pada dermis didapat sebukan sel-sel radang dan sel-sel raksasa.
Pemeriksaan
1t"g/L00 cc serum.
pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding
Gambar
1.1
6A. Hiperkeratosis
216
Gambar.I1.16 Hiperkeratosis
folikularis. B. Pada siku, tampak
papula miliar, kasar. C. Tampak
bercak yang terdiri dari papula miliar
pada lengan bawah.
PELAGRA
Definisi
Adalah sualu penyakit kronik yang mengenai kulit, saraf dan saluran cerna, timbul
karena kekurangan niasin.
Penyebab dan
epidemiologi
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
o Daerah
: Lebih sering pada negara miskin dan daerah pedesaan.
o Lingkungan : Berhubungan dengan kebiasaan makan.
Gejala singkat
penyakit
Mula-mula timbul bercak merah dengan tepi yang berbatas tegas seperti garis.
Beberapa minggu kemudian kulit terkelupas meninggalkan pigmentasi yang jelas
sehingga terbentuk krusta tebal.
Pemeriksaan kulit
c Lokalisasi
Efloresensi/sfat-sifntnya
Miliaria 217
Gambaran
histopatologi:
Pemeriksaan
pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding
Penatalaksanaan
Umum
Khusus
: o Nikotinamid4 x 100mg/hari.
Prognosis
Umumnya baik.
Gambar
skuama kasar.
218
AMILOIDOSIS KUTIS
Definisi
Penyakit
beberapa fase kehidupan. Secara klinis penyebabnya sangat sedikit diketahui sampai
sekarang.
Etiologi
Konsep Saltzer: semua kasus amiloidosis disebabkan oleh proliferasi sel-sel yang
mensintesis protein. Hasil sintesis berupa protein akan ikut sirkulasi darah kemudian
Gambaran klinis
Loknlisasi
. Efloresensi
ditemukan hiperkeratosis.
2. AmiI oid o sis si st emik s ekun iler.
3.
Pemeriksaan kulit
Amiloidosis mskulnr
o Tampak pigmen melanin sampai ke stratum korneum, dan massa amiloid pada
papila dermis. Terdapat purpura pungtata. Makula sirkular hitam dengan diameter
0,3-0,6 mm.
Liken amiloidosis
o Loknlisssi
Efloresensi
;
;
ambar an histopatolo gi :
Miliaria
219
Amiloidosis nodular
o Loknlisasi
Efloresensi
;
;
Diagnosis banding
Milia koloidal; liken planus hipertrofik; liken spinolosis dan hiperkeratosis folikularis.
Penatalaksanaan
Gambar
220
SKLERODERMA
Definisi
bentuk:
sirkumskripta
2. Skleroderma difus progresiva.
1. Skleroderma
Skleroderma
Sirkumskripta
Etiologi
Patogenesis
Belum jelas.
a. Kemungkinan ada trofonerosis sebagai faktor yang mendasari, sebab penyakit dapat
timbul sesudah terdapat kelainan kelenjar tiroid atau penyakit Raynaud.
b. Penyakit dapat timbul setelah terdapat faktor provokatif, yakni trauma di kepala,
penyakit infeksi dan intoksikasi.
Gambaran klinis
Dapat berupa suatu bercak sklerotik atau plak solitar (tersering) atau bercak multipel;
sebagai morfea gutata (terjarang) atau sebagai skleroderma liniar.
Pemeriksaan kulit
o Morfea solitar:
Lesi berupa suatu bercak sklerotik numular atau sebesar telapak tangan. Bercak
biasanya berbentuk bulat, berbatas jelas, dan berkilat seperti lilin. Warnanya bercak
merah kebiru-biruan, kadang-kadang seperti gading dengan halo ungu. Hal tersebut
berarti lesi masih inflamatorik. Bagian tengah bercak berwarna putih kuning seperti
gading. Di dalam lesi rambut berkurang, begitu juga respons keringat. Bercak
Miliaria
221
ataupun plak tersebut keras dan berindurasi tetapi tidak melekat erat pada jaringan
di bawahnya.
o Morfea gutata:
Lesi terdiri dari bercak kecil dan bulat yang atrofik. Di sekitarnya terdapat halo
ungu kebiru-biruan. Beberapa lesi berkelompok. Lokasi lesi biasanya di dada atau
leher.
o Skleroderma liniar:
Lesi solitar dan unilateral. Lokalisasi di kepala, dahi atau ekstremitas. Pada lesi
terdapat atrofi dan depresi. Lesi menyerang lapisan kulit dalam.
o Morfea segmental:
Bentuk ini dapat dijumpai pada wajah dan memberi hemiatrofi. Jika berada di
ekstremitas, di samping indurasi terdapat pula atrofi lemak subkutis dan otot.
Akibatnya ialah kontraktur otot dan tendo, serta ankilosis sendi tangan dan kaki.
o Morfea generalisata:
Merupakan kombinasi dari 4 benluk di atas. Morfea tersebar luas dan disertai atrofi
otot-otot, sehingga timbul disabilitas. Lokalisasi terutama di badan bagian atas,
abdomen, bokong dan tungkai.
Skleroderma
Difusa Progresiva
Etiologi/
patogenesis
Gejala klinis
Penyakit ini melalui 3 stadium, yakni (1) stadium menyerupai morbus Raynaud, (2)
mukosa terserang dan (3) alat-alat dalam terkena pula.
o Stadium I
hialinisasi.
222
Diagnosis banding
Kelainan kulit mula-mula dapat menyerupai mikosis atau lupus eriLematosus diskoid.
Sklerodaktili harus dibedakan dari lesi pada lepra, siringomielia dan penyakit
Raynaud. Varian difusa harus didiagnosis banding dengan penyakit Raynaud dan
miksedema.
Penatalaksanaan
Hingga kini belum ada obat spesifik unhrk skleroderma. Terapi harus ditujukan pada
alat-alat yang terkena, penderita harus dilindungi terhadap kedinginan bilamana
terdapat fenomena Raynaud. Vasodilatasi diberikan jika terdapat gangguan
vasomotorik. Efektivitas obat sulit dinilai karena penyakit cenderung membaik secara
spontan.
k
ffillr'l
s-t
#;l
&t
wt
"'i:;w'
i;
lg
Miliaria
223
DERMATOMIOSITIS
Definisi
Dermatomiositis adalah salah satu penyakit kulit yang mengenai jaringan kulit,
subkutis dan otot-otot dengan disertai tanda-tanda edema, dermatitis, peradangan
dan degenerasi otot.
Penyebab dan
epidemiologi
Etiologi belum diketahui. Ada yang mengatakan disebabkan oleh virus dan ada yang
memperkirakan ada hubungan dengan keganasan.
Penyakit ini jarang dijumpai dan wanita lebih sering daripada laki-laki
Dapat ditemukan pada semua umur
Faktor yang
memengaruhi
Lingkungan yang panas, sedangkan faktor rasial, geografis, musim, dan kebersihan
tidak berpengaruh.
timbulnya
penyakit:
Gejala-gejala
penyakit
224
Pemeriksaan
kulit
Loknlisasi
Efloresensi/sifut-sifotnya: -
Gambaran
histopatologi
Pemeriksaan
pembantu/
laboratorium
r
r
r
Diagnosis
banding
meningkat
Elektromiografi
Pemeriksaan darah: laju endapan darah meningkat, anemia, eosinofilia dan
kreatinuria serta pemeriksaan albuminuria
Pemeriksaan Rontgen
Lupuseritematosissistemik,sklerodermia,penyakitiniseringdibedakanolehkarena
memberi gejala-gejala klinis yang hampir sama, untuk itu harus didiagnosis banding
dengan pemeriksaan histopatologi.
Komplikasi
Penatalaksanaan
e Penderita harus istirahat penuh dan usahakan mencari penyebab, seperti tumor
ganas dan infeksi vokal.
o Penderita harus memakai proteksi terhadap sinar matahari dengan memakai tabir
surya.
Prognosis
Buruk.
Miliaria
225
Gambar
11
.27 B.
ermatomiositis;
tampak atrofi kulit
disertai skuama
D
tampak bercak-bercak
makula hipopigmentasi
dan skuamasi.
226
PURPURA NON.TROMBOSITOPEN
Definisi
Adalah ekstravasasi sel darah merah ke kulit dan selaput lendir tanpa ada hubungan
dengan jumlah trombosit dalam darah.
Penyebab dan
epidemiologi
o Jenis kelamin
Gejala singkat
penyakit
Pemeriksaan kulit
Loknlisasi
Efloresensi/sfot-sfotnya
sepatu.
Gambaran
histopatologi:
Pemeriksaan
pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding
Penatalaksanaan
Prognosis
Dubia.
Miliaria
227
Gambar 11.29 purpura nontrombositopenik. A. Tampak petekie pada lengan bawah. B. Tampak L:ercak-bercak petekie dan mengenai
kedua ekstremitas inferior.
c.
228
PURPURA TROMBOSITOPEN I K
Definisi
Adalah ekstravasasi sel darah merah ke kulit dan selaput lendir dengan manifestasi
berupa makula kemerahan yang tak hilang dengan penekanan^ Disebabkan jumlah
trombosit dalam darah kurang dari normal.
Penyebair dan
r Penyebab
epidemiologi
Gejala singkat
penyakit
Ditandai dengan ekimdsis dan petekie akut di kulit dan mukosa, terutama mukosa
mulut. Dapat terjadi epistaksis dan perdarahan konjungtiva.
Pemeriksaan kulit
o Lokslisssi
: Ekstremitas inferior terutama bagian ekstensor.
o Efloresensi/sifut-sfotnya : Ekimosis dan petekie numular sampai dengan plakat.
Gambaran
histopatologi:
Didapatkan ekstravasasi eritrosit tanpa inflamasi serta presipitasi fibrin pada dinding
dan lumen pembuluh darah.
Pemeriksaan
pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding
Penatalaksanaan
Prognosis
Buruk.
1. Vnskulitis alergik:biasanya
't
Miliaria 229
Definisi
Adalah suatu penyakit kolagen atau autoimun yang menyerang kulit; relatif ringan
dengan gambaran klinis yang khas di wajah, dada, kepala dan ekstremitas.
Penyebab dan
epidemiologi
o lJmur
o Jenis kelamin
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
o Bangsa/ras
o Trauma
Gejala singkat
penyakit
Pemeriksaan kulit
Penyebab
o Keturunan
o Lingkungan
Lokalisasi
Gambaran
histopatologi:
Pemeriksaan
pembantu/
laboratorium
A/
G), laju endap darah dan leukositosis, serta melihat sel LE (dengan pewarnaan
Romanovsky).
2. Urinalisis.
Diagnosis banding
L. Psoriasis: penyakit ini kronik residif dengan skuama tebal berwama putih mengkilat.
2. Dermstitis seboroik: biasanya menyerang daerah kepala yang berambut dengan
skuama berminyak serta gatal.
3, Tinea fasialis: dibedakan dengan pemeriksaan kerokan kulit dengan KoH serta
biopsi.
Penatalaksanaan
o Topiknl
o sistemik
Prognosis
Miliaria 231
Kurang baik.
Predileksi.
Gambar 11.34 Lupus eritematosus diskoid. A. Kulit wajah, pipi, Ieher, atrofi dan hipopigmentasi.
B. Predileksi dan morlologi khas LED.
232
Definisi
LES adalah penyakit sistemik yang menyerang sistem jaringan ikat dan vaskular
dengan karakteristik adanya antinuklear antibodi (AAN).
Penyebab/
epidemiologi
Faktor-faktor yang
memengaruhi
penyakit
Gejala-gejala
penyakit
Miliaria 233
sindrom nefrotik.
o Kelainan pada kardiovaskular dapat terjadi berupa endokarditis akut, subakut serta
fenomena Rayrauld.
o Pada paru-paru dapat timbul pneumonia dan pleuritis.
o Gangguan-gangguan pada saluran pencemaan dapat memberi gejala-gejala berupa
mual, diare, disertai nyeri pada daerah perut atas.
o Kelainan pada sistem kelenjar limfe dapat bermanifestasi berupa hepatosplenomegali dan kelainan pada sistem saraf dapat timbul berupa psikosis
terutama pada masa-masa eksaserbasi.
c Loknlisnsi
o Efloresensi/sfot-sifatnya:
- Eritema pada kedua pipi dan batang hidung sehingga memberi gambaran
menyerupai kupu-kupu " butterfly appereance" .
- Eritema terdapat pada lengan, dada, punggung telapak tangan yang besarnya
mulai dari miliar sampai numular, berbatas tegas dan pada bagian tepinya tampak
hiperpigmentasi dan teleangiektasi.
- Eritema dapat juga terjadi pada pangkal kuku ("periungual erythema").
dipertimbangkan.
Gambaran
histopatologi
234
Pemeriksaan
pembantu
ikutinya.
Penderita perlu dimintakan konsultasi ke bagian-bagian penyakit dalam, penyakit
mata dan kesehatan jiwa.
Diagnosis banding
subkutis.
ditemukan lesi-lesi petekie dan ekimosis
di daerah lengan bawah.
3. Artritis reumntika, oleh karena sering terjadi artritis dan artralgia.
2. Pttrpura trombosilopenla oleh karena sering
Komplikasi
Yang paling sering ditakutkan adalah jika pada ginjal dan jantung terjadi kelainan
sistemik.
Penatalaksanaan
Kurang baik.
'i-
Miliaria 235
Garnbar
11
236
ERITRODERMA
Definisi
Etiologi
Gambaran klinis
Dahulu eritroderma dibagi menjadi primer dan sekunder. Pendapat sekarang semua
eritroderma ada penyebabnya, jadi eritroderma selalu sekunder.
Eritroderms akibat alergi obat secars sistemik:
Diperlukan anamnesis yang teliti untuk mencari obat penyebabnya. Umumnya
alergi timbul akut dalam waktu 10 hari. Pada mulanya kulit hanya eritema saja,
setelah penyembuhan barulah timbul skuama.
Eritroderma akibat perluasan penyakit kulit:
Seringkali pada psoriasis dan dermatitis seboroik bayi. Psoriasis dapat menjadi
eritroderma karena 2 hal:
. Karena penyakitnya sendiri atau
o Karena pengobatan yang terlalu kuat.
Psoriasis bersifat kronik residif, kelainan kulit berupa sisik-sisik berlapis dan kasar
di atas kulit eritematosa yang berbatas tegas. Umumnya didapati eritema yang tidak
merata.
Dermatitis seboroik pada bayi (penyakit Leiner). Usia penderita berkisar 4-20 minggu.
Kelainan berupa skuama berminyak dan kekuningan di kepala. Eritema dapat pada
seluruh tubuh disertai skuama yang kasar.
E r itr o d er m
:
:
Pemeriksaan kulit
c Loknlisnsi
. Efloresensi
Penatalaksanaan
Prognosis
A
Gambar 11.38 A. Eritroderma. Hampir seluruh tubuh berwarna merah
ditutupi oleh skuama halus sampai kasar.
Miliaria
237
238
P.
&
ffi
F*;
: {ti
iF,'
:"i:
Miliaria 239
Definisi
Adalah kelainan kulit berupa erupsi papuloskuamosa yaitu sisik- sisik di atas kulit
eritematosa , jarang dijumpai dan bersifat herediter.
Penyebab dan
epidemiologi
Gejala singkat
penyakit
Pemeriksaan
kulit
Loknlisasi
Efloresensi/sfat-sifatnya
mengkilat.
Gambaran
histopatologi:
Pada daerah lesi terdapat hiperkeratosis dan parakeratosis fokal, akantosis ringan,
infiltrasi perifolikular, degenerasiliquefaction pada stratum basalis, tidak ditemukan
abses munro.
Pemeriksaan
pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding
Penatalaksanaan
Sistemik
: 1. Vitamin A y*g
unit/
hari.
Topiknl
Prognosis
Tipe dewasa mempunyai prognosis lebih baik dibanding tipe juvenilis (remaja).
24o
Miliaria
241
KERATODERMA KLIMAKTERI UM
Definisi
Hiperkeratosis pada telapak tangan dan telapak kaki yang timbul pada wanita menopause atau pada umur sebelumnya.
Penyebab/
epidemiologi
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
Cejala-gejala
singkat penyakit
Pemeriksaan kulit
Loknlisasi
Gambaran
histopatologi
Pemeriksaan
pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding
Komplikasi
Jika ada infeksi sekunder dapat terjadi erisipelas atau ulkus di kaki'
Penatalaksanaan
Prognosis
Baik
1. Penderita harus
242
B.
..:=.
JC*,
:ca-
:.:.:;1
':l:
. j:i.
:.:: i:'i;i.>-.;:: _.:::1...:::
r . :: ;-r:i .. r .::-i,:::..::i::i+i::i r:.::::r:
-ari l: :;,:;
-: .':::l-::::i::_:_:i: :_.:
I:
.:!-:
_:: :::.,
Miliarla 243
ALOPESIA AREATA
Definisi
Adalah kelainan yang ditandai dengan bercak/daerah pada kulit, tempat rambut
menghilang secara komplit dan cepat.
Penyebab dan
o Penyebab
o Faktor predisposisi
epidemiologi
: Tidak diketahui.
: Infeksi fokal, gangguan endokrin,
faktor distrofi.
o lJmur
: Semua umur.
o Faktor yang paling berpengaruh terhadap timbulnya penyakit adalah gangguan
emosi, di samping infeksi fokal, gangguan hormonal dan penyakit sistemik.
Gejala singkat
penyakit
Pemeriksaan kulit
o Loknlisasi
: Kulit kepala yang berambut, alis dan bulu mata.
o Efloresensi/sifat-sifntnya: Suatu bercak bulat atau oval dan tidak lagi berambut.
Pada tepi bercak yang berbatasan dengan daerah yang
masih berambut, didapatkan rambut yang putus-putus.
jika rambut dicabut tampak folikel rambut yang atrofi.
Gambaran
histopatologi:
Pada potongan kulit dari daerah yang tidak berambut, didapatkan rambut dalam
fase anagen. Folikel rambut kecil dan imatur, Bulbus rambut dalam dermis dikelilingi
sebukan sel radang kronik, terutama limfosit.
Pemeriksaan
Sebaiknya diperiksa kerokan kulit untuk melihat adakah infeksi jamur atau tidak.
pembantu/
laboratorium
244
Diagnosis banding
Tinea knpitis: terutama pada anak. Penyebabnya adalah jamur (Miuosporum dan
Trichophyton). Rambut dikelilingi oleh spora yang susunannya tidak teratur.
2. Lupus eritematosus diskoid: j:ugamenimbulkan alopesia areata, tapi dapat ditemukan
1-.
Penatalaksanaan
Prognosis
Miliaria
245
Gambar 11.43 Alopesia areata A. Rambut lepas, kulit mengkilat. B. Kulit mengkilat, pada bagian tepi
tampak rambut halus.
PROGERIA
Definisi
Penyebab dan
epidemiologi
. Penyebab : Penyebabyangpastibelumdiketahui.
o ljmur
: Biasanya timbul pada bayi umur 1 tahun.
o Jenis kelamin : Frekuensi yang sama pada pria dan wanita.
r Faktor-faktor yang memengaruhi timbulnya penyakit belum diketahui.
Gejala singkat
penyakit
Pemeriksaan kulit
Loknlisnsi
; Generalisata.
Efloresensi/sifat- sfotnya :
246
Pemeriksaan
pembantu/
laboratorium
Penatalaksanaan
Prognosis
Buruk.
.44 Progeria. A. Anak umur 16 tahun, peftumbuhan tubuh tidak sesuai dengan umur.
kulit atrofi.C. Hidung menjadi mancung menyerupai paruh burung, alopesia.
D. Kulit atrofi, vena menonjol, sendi-sendi jari kontnktur.
Gambar
11
B. Jari-jari kontraktur,
Miliaria
247
MILIARIA
(keringat buntet)
Definisi
Penyebab dan
o Penyebab
epidemiologi
Umur
fenis kelamin
Semua umur.
Bangsa/ras
Tidak berpengaruh.
Daerah
Musim/iklim
Kebersihan
a
a
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
Lingkungan
panas.
Gejala singkat
penyakit
Pemeriksaan kulit
Miliaria kristalina
2.
Miliaria rubra
3.
Miliaria profunda
Loknlisssi
lain
Gambaran
histopatologi:
Pada miliaria kristalina tidak ada perubahan histopatologi. Pada miliaria rubra tampak
248
Pemeriksaan
Pemeriksaan pH kulit.
pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding
Penatalaksanaan
Umum
; r Jangan minum
Klrusus
Prognosis
Umumnyabaik.
Gambar 11.45 Miliaria kristalina. A. tampak vesikel miliar. B. vesikel miliar putih
Miliaria 249
GANGGUAN PIGMENTASI
MELASMA
Definisi
Penyebab dan
o Penyebab
epidemiologi
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
o Umur
o Jenis kelamin
: Dapat timbul
:
:
Umumnya dewasa.
Lebih sering pada wanita.
melasma.
Obat-obat sistemik seperti klorokuin, klorpromazin, sitostatik, dan minosiklin dapat
merangsang melanogenesis. Bahan-bahan kosmetik yang bersifat fotosensitif dapat
merangsang melanogenesis jika terpajan sinar matahari.
Gejala singkat
penyakit
seluruh wajah.
Pemeriksaan kulit
Loknlisnsi
'
Dimulai sebagai bercak-bercak hitam dan coklat di pipi yang selanjutnya meluas ke
bawah.
Gambaran
histopatologi:
Epidermis hiperkeratosis ringan. Pada sel-sel basal dan suprabasal ditemukan deposit melanin. Kadang-kadang melanin ditemukan dalam keratinosit di seluruh
lapisan epidermis.
Diagnosis banding
Hiperpigmentasi pascaperadangan, dermatitis fotokontak dan efelid. Dengan anamnesis yang jelas dan pemeriksaan histopatologi, penyakit-penyakit ini dapat
dipastikan.
Penatalaksanaan
250
Sistemik:
252
VITILIGO
Definisi
Adalah kelainan kulit akibat gangguan pigmentasi dengan gambaran berupa bercakbercak putih yang berbatas tegas,
Penyebab dan
o Penyebab
o Umur
o jenis kelamin
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
o Bangsa
o Daerah
Gejala singkat
penyakit
Pemeriksaan kulit
o Lokalisasi
epidemiologi
Efloresensi/sfat-sifatnya
dijumpai hiperpigmentasi.
Gambaran
histopatologi:
Pemeriksaan
Perlu diperiksa gula darah, sebab sering berhubungan dengan penyakit diabetes
pembantu/
laboratorium
melitus.
Diagnosis banding
1,. Morbus Hansen: biasanya bercak anestesia dan dapat ditemukan basil tahan asam.
2. Lupus eritematosus tipe diskoid: dibedakan melalui perjalanan penyakit, gambaran
Penatalaksanaan
1.
2. Dapat
CangguanPigrnentasi 253
Definisi
Adalah penyakit kulit yang ditandai denganbintik hitam yangmenyebar pada tubuh,
sebelumnya didahului oleh urtika, vesikula, peradangan verukosa pada bayi-bayi
waniLa yang baru lahir.
Penyebab dan
epidemiologi
Gejala singkat
penyakit
Lesi dimulai dengan urtika atau vesikula yang segera berubah menjadi bercak-bercak
hitam. Bercak-bercak hitam ini tampak aneh menyerupai laba-laba dengan tepi tak
teratur. Sesudah beberapa bulan/tahun bercak-bercak hitam menghilang, berubah
Pemeriksaan kulit
o Loknlisasi
o Efloresensi/sifufsifntnyn
254
Gambaran
histopatologi:
Pemeriksaan
Dapat ditemukan antibodi antisitoplasmik dalam darah penderita dan ibunya serta
peningkatan IgE.
pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding
Penyakit ini harus didiagnosis banding dengan epidermolisis bulosa dan pemfigoid
bulosa pada bayi, karena sama-sama timbul pada awal kelahiran dan dapat dipastikan
Penatalaksanaan
Prognosis
Kurang baik, stadium akhir umumnya berakhir dengan kematian pada usia 2 tahun
atau menjelang remaja.
EFELID
(freckles)
Definisi
Adalah suatu kelainan kulit berupa bercak-bercak hitam atau coklat pada daerahdaerah yang terpajan sinar matahari.
Penyebab dan
epidemiologi
o ljmur
o Jenis kelamin
Faktor-faktor yang
memengaruhi
o Musim
Penyebab
Bangsa
timbulnya
penyakit:
Cejala singkat
penyakit
Timbul bercak-bercak hitam atau coklat di daerah tubuh yang terpajan sinar matahari,
terasa nyeri dan panas.
Pemeriksaan kulit
Gambaran
histopatologi:
Terdapat banyak pigmen melanin di stratum basalis tanpa peningkatan jumlah sel
Diagnosis banding
Melasma, fotodermatitis kontak, hiperpigmentasi pascaperadangan, Wheel melanosis. Dengan anamnesis yang cermat dan pemeriksaan histopatologi, diagnosis dapat
melanosit.
dipastikan.
Gambar 12.5 Efelid. A. Bercak-bercak hiperpigmentasi pada pipi akibat terpajan sinar matahari.
B. Bercak hitam sesudah terpaian dengan sinar matahari.
256
Penatalaksanaan
Prognosis
Baik.
ANETODERMA
(macular atrophy)
Definisi
Adalah atrofi dan hilangnya elastisitas kulit setempat tanpa perubahan kulit
sekitarnya.
Cambaran klinis
Penyebab
Kedua tipe di atas tidak diketahui penyebabnya. Reaksi radang pada tipe Jadassohn
belum dapat diterangkan, sedangkan pada tipe SchweningeyBuzzttidakada infiltrat
reaksi radang.
Pemeriksaan kulit
Gambaran
histopatologi:
Diagnosis banding
Penyakit ini dapat didiagnosis banding dengan atrofi makuiar sekunder akibat sifilis
stadium II, cacar rnonyet, lupus eritematosus tipe diskoid, lepra atau xantoma
Penatalaksanaan
Prognosis
Kurangbaik.
Gambar 12.6
TATO
Definisi
Adalah kelainan kulit yang timbul akibat pigmen yang tak larut dimasukkan ke dalam
kulit.
Penyebab dan
o Penyebab
epidemiologi
Gejala singkat
penyakit
Tampak gambar atau tulisan di kulit dengan berbagai warna, ada yang hitam (tinta
cina), biru (tinta), atau merah.
L+
t{
I]
258
Pemeriksaan kulit
o Loknlisasi
: Lengary dad.a,,paha,punggung.
o Efloresensi/sifut-sifatnya: Makula bermacam-macam warna, atau berupa tulisan
atau lukisan di tubuh.
Gambaran
histopatologi:
Epidermis dan dermis: tampak kumpulan pigmen di seluruh kulit, dengan reaksi
Diagnosis banding
Penatalaksanaan
Prognosis
Baik.
radang di sekitarnya.
Gambar 12.7 Tato. A. Gambar gadis di lengan dengan memasukkan pigmen ke dalam kutit.
B. Tato berbentuk huruf-huruf.
TRIKOEPITELIOMA
Definisi
Penyebab dan
epidemiologi
o Penyebab
: Tidak diketahui, diduga ada faktor herediter.
o Umur
: Anak-anak sampai dewasa muda.
o Jenis kelamin
: Lebih sering pada wanita.
r Diduga ada faktor herediter yang bersifat autosomal dominan.
Gejala singkat
penyakit
Mula-mula timbul bintik bulat, keras, kecil, multipel dengan permukaan licin
Pemeriksaan kulit
o Loknlisasi
leher.
Elloresensi/sifnt-sifatnya
Gambaran
histopatologi:
Berupa kista keratinosa dan massa sel embrional yang sama dengan sel-sel stratum
basalis atau selubung keras akar rambut. Massa sel ini membentuk kista yang berisi
zat tanduk dan sel-sel stratum basalis bentuk kecil-kecil dan m atang,kadang-kadang
berada dalam stadium mitosis.
Diagnosis banding
Penyakit ini harus didiagnosis banding dengan siringoma yang berbentuk lebih kecil,
dan berwama kekuningan; dan dengan adenoma sebasea atau silindroma. Dengan
pemeriksaan histopatologi ketiga penyakit dapat dibedakan.
Penatalaksanaan
Prognosis
Baik.
259
260
,..
|t$ffiil
Tumor Jinak
Kulit
261
HEMANGIOMA
Definisi
Adalah tumor jinak kulit yang terjadi akibat gangguan perkembangan sistem
pembuluh darah di dermis dan subkutis.
Penyebab dan
epidemiologi
Gejala singkat
penyakit
. Penyebab
o lJmur
o jenis kelamin
:
:
:
Tidak diketahui.
Sejak lahir, masa anak-anak.
Frekuensi yang sama pada pria dan wanita.
o Nevus flameus: tampak berupa makula berivarna merah jambu sampai keunguan.
o Hemangioma simpleks: mulai dengan papula kecil yang makin lama makin besar
membentuk nodus berbatas tegas, wama merah dan perabaan lunak.
Loknlisasi
Efloresensi/sifat-sifutnyn
Gambaran
histopatologis:
Diagnosis banding
Penatalaksanaan
Konservatif
Aktif
: o Bedah
o
o
o
o
Prognosis
eksisi.
Radiasi.
Baik. Tergantung pada letak tumor, komplikasi serta penanganan yang baik'
262
Tumor Jinak
Kulit
263
&
Gambar 13.6 Hemangioma kavernosa. A. Tonjolan tak teratur, kistik. B. Nodula berbatas kurang
jelas, lobular, polipoid dan tampak Iebih dalam.
DERMATOFIBROMA
Definisi
Adalah tumor jinak kulit berupa nodula yang rata, dengan perabaan keras di atas
permukaan kulit.
Penyebab dan
Penyebab
lJmur
a
a
Gejala singkat
penyakit
darah.
epidemiologi
multipel dengan konsistensi keras, warna mulai dari coklat sampai kekuningkuningan.
Pemeriksaan kulit
c Loknlisasi : Tungkai,
.
Gambaran
histopatologi:
Efloresensi
Epidermis: hiperkeratosis dan akantosis. Dermis: tampak jejas-jejas tumor yang terdiri
dari serabut-serabut kolagen muda, kapiler, histiosit dan terbanyak fibroblas. Secara
histologik terdapat dua bentuk; fibrosa dan campuran.
264
Diagnosis banding
Penyakit ini dapat menyerupai histiositoma dan kista epidermal. Untuk diagnosis
pasti dapat dilakukan pemeriksaan his topatologi.
Penatalaksanaan
Bedah eksisi.
Prognosis
Baik.
Tumor linak
Kulit
265
KISTA EPIDERMAL
Def
inisi
Adalah tumor jinak kulit yang berasal dari proliferasi sel epidermis di dalam dermis.
Penyebab
dan
epidemiologi
singkat
penyakit
Timbul benjolan kulit yang mudah digerakkan dari dasar tetapi melekat pada kulit
di atasnya. Pada bagian atas tampak titik hitam yang merupakan perlengketan sisa
saluran kelenjar. Warna pucat kekuningary konsistensi kenyal dan biasanya tidak
berfluktuasi.
Gejala
Pemeriksaan
kulit
Loknlisasi
Efloresensi/sifat-sifatnya
:
:
Gambaran
histopatologi:
Diagnosis
banding
Kista terletak subkutis dengan dinding terdiri dari sel-sel yang sama dengan sel epidermis. Kista berisi bahan keratin yang tersusun berlapis-lapis.
1. Lipoma: biasanya
Penatalaksanaan
Prognosis
Baik.
KISTA DERMOID
Definisi
Adalah tumor jinak yang sudah tampak pada waktu lahir atau masa anak-anak.
Timbul sebagai akibat gangguan embriologis.
dan
epidemiologi
singkat
penyakit
Berupa tumor tunggal yang mudah digerakkan baik dari kulit di atasnya maupun
dari dasamya. Konsistensi lunak dan perabaan lembut.
Penyebab
Gejala
Pemeriksaan
kulit
Penyebab
r lJmur
r Jenis kelamin
Gangguan embriologis.
Sejak lahir sampai masa kanak-kanak.
: Frekuensi yang sama pada pria dan wanita.
:
Loknlisasi
Efloresensi/srfarstfatnya
266
Gambaran
histopatologi:
Diagnosis banding
sehingga kadang-kadang terlihat folikel rambut di dalam rongga kista. Dermis yang
mengelilingi kista mengandung kelenjar sebasea, ekrin dan apokrin.
bintikhitam.
Penatalaksanaan
Eksisi total.
Prognosis
Baik.
Definisi
Termasuk tumor jinak kulit dengan gambaran banyak kista berwarna kekuningan.
Penyebab dan
o Penyebab
epidemiologi
Gejala singkat
penyakit
Secara objektif terlihat nodula-nodula kecil berukuran 2-5 mm, konsistensi lunak,
warna mengkilat kekuning-kuningan. Kista berisi cairan seperti krim berwarna
kuning.
Pemeriksaan kulit
Loknlisasi
Tumor linak
Kulit
267
Gambaran
histopatologi:
Dinding kista terdiri dari beberapa lapis sel epidermis. Kadang-kadang dalam kista
dapat ditemukan folikel rambut dengan lanugo.
Diagnosis banding
Penatalaksanaan
Prognosis
Baik.
MILIA
Definisi
Adalah kista epitelial yang berasal dari penyumbatan saluran kelenjar ekrin.
Penyebab dan
epidemiologi
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
Gejala singkat
penyakit
Kista tampak berupa bintik-bintik kecil berwarna putih, sering kali berkelompok.
Pemeriksaan kulit
Efloresensi
Gambaran
histopatologi:
Berupa suatu retensi kista, dengan dinding terdiri dari sel-sel epidermis dan berisi
cairan putih kuning.
Diagnosis banding
Harus didiagnosis banding dengan siringoma dan kista epidermal lainnya. Kondisi
ini dapat didiagnosis dengan pemeriksaan histopatologi.
268
Penatalaksanaan
r
r
Bedah listrik
Elektroiisis atau
o Elektrofulgurasi
Prognosis
Baik.
LIPOMA
Definisi
Penyebab dan
epidemiologi
Gejala singkat
penyakit
Muia-mr-rla timbr-rl benjolan di bawah kulit dengan konsistensi lunak, makin lama
makin besar dan bertambah banyak, tanpa nyeri.
Pemeriksaan kulit
. Loknlisasi
o Jenis kelamin
: lebih
EJloresensi/sifnt sifatnyn
lobus.
Gambaran
histopatologi:
Tampak lobulus dengan kapsul berisi sel lemak normal yang berikatan dengan
jaringan ikat.
Diagnosis banding
1.
Neurofibrontstosis: biasanya multipel, pada penekanan terasa lunak dan tidak dapat
Penatalaksanaan
Eksisi.
Prognosis
Baik.
Tumor linak
Kulit
269
Tu-
morberukuranSx3cm,
konsistensi lunak. berlobuslobus.
KORNU KUTANEUS
Definisi
Penyebab dan
. Penyebab :
r Umur
:
r Jenis kelamin :
epidemiologi
:
:
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
o Lingkungan
o Bangsa
Gejala singkat
penyakit
Tampak tonjolan keratin di atas permukaan kulit menyerupai tanduk. Dasar tanduk
Pemeriksaan kulit
Loknlisssi
Efloresensi/sifat-sifatnya
:
:
Gambaran
histopatologi:
Diagnosis banding
Penatalaksanaan
Prognosis
Baik.
KELOID
Definisi
Adalah tumor jinak jaringan ikat kuiit yang umumnya timbul akibat trauma atau
bakat.
Penyebab dan
epidemiologi
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
Cambaran singkat
penyakit
o Penyebab : Yangpastibelumjelas.
o lJmur
: Lebih sering pada orang muda.
o jenis kelamin : Lebih sering pada wanita.
Tegangan memegang peranan penting dalam menimbulkan keloid.
Endokrin: lebih sering timbul pada orang dewasa dan orang hamil, dan akan
mengalami regresi pada menopause dan masa tua.
Lesi keras, tidak teratur, berbatas tegas, menebal, hipertrofik, padat dan berwarna
coklat atau merah muda. Pertumbuhan keloid biasanya dimulai dari bekas luka,
terbakar, lecet, akne pustulosa. Permukaan tumor licin seperti karet, kadang dikelilingi
Pemeriksaan kulit
Gambaran
histopatologi:
Diagnosis banding
Loknlisasi
Efloresensi
Pada dermis banyak jaringan kolagen padat, bagian atas tersusun sejajar permukaan
kulit sedang bagian bawah saling terikat ke semua jurusan. Kadang terdapat berkasberkas hialin.
Secara histologis keloid harus dibedakan dengan neuroma, fibroma, leiomioma atau
parut hipertrofik.
Tumor Jinak
Kulit
271
Penatalaksanaan
Dapat diberi suntikan triamsinolon asetonida intralesi; nitrogen cair; radiasi; tindakan
bedah dan steroid intralesi.
Prognosis
Jika kecil prognosisbaik. jika menyerang sebagian permukaan tubuh prognosis kurang
baik.
Gambar 13.15 Keloid. A. Toniolan di atas kulit, Iuas, keras, pinggir tegas, warna coklat. B,
Pasien yang sama, dilihat dari depan.
272
SIRINGOMA
Def inrsi
Adalah tumor jinak adneksa kulit yang berasal dari saluran kelenjar apokrin.
Penyebab dan
epidemiologi
. umur
: Masa pubertas atau usia lanjut.
r Jenis kelamin : Lebih sering pada wanita.
Cejala singkat
penyakit
Mula-mula timbr-rl bintik-bintik kecil kekr"rningan yang makin lama makin banyak di
daerah bawah mata.
Pemeriksaan kulit
Loknlisosi
Efloresensi/sifat sifntnya
Gambaran
histopatologi:
Pada dermis ditemukan kista-kista yang berasal dari saluran kelenjar. Dinding saluran
terdiri dari 2 lapis sel epitel. Lumen kista berisi materi yang bersifat koloidai. Sekitar
Diagnosis banding
r. Milia: kista retensi berwarna putih agak keras, berasal dari folikel rambut.
2. Trikoepitelioma'. ktsta berukuran lebih besar, multipel, simetris, dengan perabaan
keras.
Penatalaksanaan
Prognosis
Baik.
#
i
t.
'11',.
Tumor Jinak
Kultt
273
KERATOSIS SEBOROIKA
Definisi
Penyebab dan
epidemiologi
tr-ra
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
o Bangsa
o Infeksi
Gejala singkat
penyakit
Penderita sering mengeluh gatal. Mula-mula timbul bercak berwarna coklat kehitaman
Pemeriksaan kulit
yang makin lama makin membesar menjadi papula dengan permukaan verukosa,
konsistensi agak lunak dengan sumbat keratosis. Kadang-kadang bertangkai
menyerupai fibroma.
Gambaran
histopatologi:
Diagnosis banding
Penatalaksanaan
Prognosis
Sinar
o Keturunan
Lokglisasi
r
.
r
Baik.
274
:'#
:s
e-# u *
#
9
Gambar 13.19 Keratosis seboroika A. Papula konfluen, warna coklat, kasar. B. Noduta
hitam, lembek, tidak rata.
,..
Tumor linak
Kulit
275
NEVUS PIGMENTOSUS
Definisi
Penyebab dan
epidemiologi
Gejala singkat
penyakit
Mula-mula timbul bintik hitam rata atau sedikit menonjol di atas permukaan kulit
yang kemudian dapat membesar. Secara histologis dapat dibagi menjadi nevus intradermal; nevus junctionnl; dan nevus campuran. Secara klinis bentuk-bentuk ini
agak susah dibedakan. Lesi-lesi di atas, berwarna coklat kehitaman biasanya berbentuk
nevus junctional atau lentigo simpleks. Lesi yang sedikit menonjol, warna coklat
berambut sesuai dengan nevtts campuran, sedang yang mempunyai tangkai hampir
selalu sesuai dengan nevus intradermal.
Pemeriksaan kulit
t Loknlisnsi
:
. Efloresensi/sifat-sifotnyn :
Gambaran
histopatologi:
Pada nevus junctiannl didapatkan sarang-sarang sel nevus pada epidermis bagian
bawah atau menonjol ke dermis. Sel nevus berbentuk kuboid, tersebar difus. Pada
nevus campuran, terdapat sel nevus sedikit pada epidermis dan beberapa sel nevus
sudah mulai turun ke dalam dermis (dropping ofr).Pada nevlls intradermal, sel-sel
nevus tampak kompak di dalam dermis, bergerombol membentuk pulau-pulau sel
nevus.
Diagnosis banding
276
Penatalaksanaan
Prognosis
Baik.
Tumor Jinak
Gambar 13.28 Nevus campuran. A. Nodula, bagian atas hitam. B. Seluruh nodula bervvarna
hitam. agak lembek.
Kulit
277
278
NEVUS VERUKOSUS
Definisi
Adalah salah satu bentuk nevus epidermis yang membentuk lesi-lesi verukosus
bentrarna coklat.
Penyebab dan
epidemiologi
dewasa muda.
o Jenis kelamin : Frekuensi yang sama pada pria dan wanita.
Gejala singkat
penyakit
Tampak benjolan tak teratur dengan permukaan kasar, warna coklat abu-abu.
Pemeriksaan kulit
Lokalisgsi
Gambaran
histopatologi:
Diagnosis banding
Penatalaksanaan
o Eksisi total.
o Bedah listrik dengan elektrokauterisasi atau elektrokoagulasi.
Prognosis
Baik.
pemeriksaan
Tumor linak
N EUROFIBROMATOSIS MULTI
(penyakit von Reckling Hausen)
Kulit
279
PEL
Definisi
Adalah penyakit kulit dengan gejala bernpa tumor multipel yang pada perabaan
lunak dan disertai gejala lain.
Penyebab dan
epidemiologi
Gejala singkat
penyakit
Secara objektif terlihat beberapa nodula di kulit, lunak, warna agak kehitaman dan
kasar. Tumor ini jika ditekandapatmengalami invaginasi, dal cekungan akankembali
jika tekanan dilepas. Dapat terlihat tumor-tumor sepanjang saraf perifer (fibroma
moluskum). Pada kulit yang sehat tampak berwarna kehitaman akibat perubahan
melanin di bagian bawah epidermis (cafe nu laif). Makula ini tidak teratur, diameter
bervariasi antara 1-10 cm. Kadang- kadang sebelum ada tumor, sudah ada cafe au
lait;halini sangat penting sebagai petunjuk ke arah diagposis. Selain tanda-tanda di
atau
miksedema. Perubahan tulang dapat menimbulkan lordosis, kifosis, bahkan dapat
timbul spina bifida. Saraf dapat tertekan menimbulkan paralisis pada beberapa
tempat. Gangguan mental seperti demensia, epilepsi, tumor otak sering terdapat pada
penyakit ini.
Pemeriksaan kulit
o Lokalisasi
: Seluruh tubuh dapat terkena.
o Efloresensi/sifarsifatnyn : Nodula lentikular sampai numular dengan permukaan
licin, warna coklat, perabaan lunak. jika ditekan dapat
terjadi cekungan ke dalam tumor, yang akan hilang jika
tekanan dilepas. Nodula hiperpigmentasi, makula sampai
plakat tak teratur, batas tidak tegas dan kadang-kadang
sedikit menonjol di atas kulit.
Pemeriksaan
Epidermis: hiperkeratosis dan akantosis. Dermis: didapat massa tumor terdiri dari
massa fibrilar kolagen padat, di dalamnya terdapat sel-sel bulat dan sel-sel kumparan.
Dengan pewarnaan khusus terlihat serabut-serabut saraf yang terselubung dan tak
histopatologi:
terselubung.
Diagnosis banding
Penatalaksanaan
Sampai sekarang belum ada pengobatan yang berhasil memuaskan. Jika lesi hanya
sedikit dapat dilakukan bedah eksisi dengan hasil lumayan.
Prognosis
Kurang baik.
Gambar 13.30 Neurofibromatosis multipel. A. Tumor berukuran 5x3 cm, lunak, batas tak tegas,
ada caf6 au lait. B. Tumor lobular dikelilingi daerah hiperpigmentasi, lembut, jika ditekan ada
invaginasi.
KEGANASAN KULIT
PENYAKIT BOWEN
Definisi
Adalah suatu karsinoma sel gepeng intraepidermal yang mengenai kulit dan mukosa
mulut.
Penyebab dan
epidemiologi
a
Umur
Jenis kelamin
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
Infeksi
Gejala singkat
penyakit
Tampak bercak eritematosa dengan krusta halus berukuran beberapa mm-cm, dapat
mengenai seluruh kulit tubuh. Lesi berbatas tegas dan jika krustanya lepas tampak
permukaan eritematosa, dapat berpapila dan lunak, tanpa perdarahan. Lesi akan
membesar perlahan-lahan dan timbul sikatrisasi spontan; pertumbuhan intraepitelial
akan invasif . Lesi dapat juga mengenai mukosa.
Pemeriksaan
kulit
Penyebab
Loknlisasi
sedang.
Gambaran
histopatologi:
Diagnosis banding
282
Penatalaksanaan
r
r
Prognosis
Definisi
Penyebab dan
epidemiologi
Gejala singkat
penyakit
Pemeriksaan kulit
Lokalisasi
Kulit 2Bj
fa sfatny
t-
Gambaran
histopatologi:
Khas adanya sel Paget, benhrk bundar, sel tampak jelas dengan inti besar. Tak dijumpai
jembatan interselular. Selalu ada akantosis dan selalu tidak ada parakeratosis. Pada
dermis selalu terdapat reaksi radang.
Diagnosis banding
Penyakit ini harus didiagnosis banding dengan penyakit Bowen, dengan mencari
sel-sel Paget. Juga dengan karsinoma sel basal, serta keganasan di mukosa. Dapat
dipastikan dengan pemeriksaan histopatologi.
Penatalaksanaan
Penyakit Paget di papila mamae dilakukan mastektomi, atau dengan salep 5fluorourasil. Penyakit Paget di luar mamae dapat dilakukan eksisi luas, atau dengan
salep S-fluorourasil atau Bleomisin 3-5%.
Prognosis
Jika belum sampai ke nodus limfatikus, prognosisnya lebih baik. Prognosis penderita
KERATOAKANTOMA
Definisi
Adalah suatu tumor jinak kulit yang berasal dari sel skuamosa.
Penyebab dan
epidemiologi
284
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
Gejala singkat
penyakit
o Bangsa
o Musim/iklim
o Infeksi
o Pengobatan
Ada2bentuk:
nodula.
Pemeriksaan kulit
Loknlisasi
Efi
res e n s i
/ s ifa t
itu t ny
a,
$il1 J xx*
J:i,jxHi:l
j,i:lJiiillr,?. ff Ttr;x:
Gambaran
histopatologi:
Pada epidermis tampak invaginasi berisi keratin, pada dasarnya tampak akantosis
dan hiperplasia, sel epidermis tampak hiperkeratinisasi, memberi gambaran kaca
yang merah.
Diagnosis banding
1..
Kqrsinoma sel gepeng: lesi lebih cepat membesar dan membentuk ulkus; dengan
pemeriksaan histopatologi dapat dibedakan adanya sel-sel hiperkromatik dengan
polimorfi.
2. Keratosis seboroikn: permukaan kasar, warna coklat atau kehitaman.
Penatalaksanaan
Jenis solitar dapat diobati dengan suntikan triamsinolon asetonida intralesi atau eksisi
dan kuretase.
Pada keratoakantoma raksasa, setelah eksisi atau bedah listrik dilanjutkan dengan
radioterapi.
Metotreksat 2-5 mg/hari selama
Prognosis
Baik.
Kulit
285
KERATOSIS SENILIS
(keratosis aktinik)
Definisi
Adalah kelainan kulit yang ditandai lesi hiperkeratotik akibat perubahan sel epidermis.
Penyebab dan
epidemiologi
o Penyebab
o ]enis kelamin
r ljmur
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
o Bangsa/ras
o Daerah
Gejala singkat
penyakit
Mula-mula timbul makula atau plak hitam kecoklatan yang berbentuk bulat atau
iregular dengan permukaan kasar. Lama-kelamaan berkembang menjadi papula
keratotik. Karena disebabkan pajanan sinar matahari, maka disebut'kulit pelaut atau
petani' (sailor or farmer skin).
Pemeriksaan
kulit
. Musim/iklim
o Lokslisasi
tegas,
Gambaran
histopatologi:
degenerasi elastik dengan infiltrat sel-sel radang kronik terutama limfosit dan sel
plasma. Secara histopatologi dibedakan 3 tipe, yaitu tipe hipertrofik, atrofik, dan tipe
Bowen.
Diagnosis banding
Penatalaksanaan
Prognosis
Baik.
286
Gambar 14.4 Keratosis senills. A. Makula hiperpigmentasi, iregular, kasar. B. Makula hiperpigmentasi
skuamosa.
:g#
Adalah salah satu tumor ganas kulit yang berkembang lambat, invasif dan
mengadakan destruksi lokal.
epidemiologi
o Penyebab
o lJmur
o Jenis kelamin
: Belum pasti
: Semua umur, tetapi terbanyak umur 40 tahun.
: Lebih banyak pada pria.
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
o Peke4aan
o Sinar matahari
o Keturunan
o Lingkungan
: Petani, nelayan.
: Atau sinar ultraviolet dapat merangsang timbulnya penyakit.
: Genetik misalnya pada xeroderma pigmentosum.
: Radiasi, arsen, sinar matahari, trauma, ulkus sikatriks.
Gefala singkat
penyakit
Penyakit mulai dengan papula kecil, warna kuning abu-abu mengkilat, meninggi di
atas permukaan kulit, jika kena trauma mudah berdarah. Papula makin lama
membesar menjadi makula dan pada bagian tengah dapat timbul ulkus atau tidak
ada ulkus. Secara klinis dibagi menjadi: bentuk nodular, kistik, superfisial, darr bentuk
morfea.
Penyebab dan
Pemerikaan
kulit
o Loknlisast
iin:*:i:,f
Ben
terjadi perdarahan.
Kulit
287
2. Bentuk
Gambaran
histopatologi:
Tampak sel-sel tumor berkelompok padat dengan inti biru tua atau ungu dapat
mencapai subkutis. Kelompok sel-sel tumor ini tampak seperti pulau-pulau. Pada
ulkus roden tampak epidermis tidak intak lagi, terjadi ulkus, tetapi sebukan sel tu-
Diagnosis banding
1.
Karsinoms sel gepeng: biasanya dengan membedakan lokasi yaitu tumor ini terletak
berkrusta.
3. Penyakit Bowen: lesi berupa makula eritematosa erosif dan pada pemeriksaan
histopatologi tampak permulaan metastasis melewati epidermis.
Penatalaksanaan
Dengan bedah eksisi, bedah listrik atau bedah kimia. Dapat pula bedah beku dengan
nitrogen cair.
Radiasi atau bedah laser.
Prognosis
288
Gambar 14.6 Karsinoma sel basal. A. Tipe nodular. B. Tipe superfisial. C. Berpigmen-kistik.
ulkus roden.
D.
Kulit
289
Adalah suatu tumor ganas kulit dan selaput lendir yang berasal dari epidermis dan
menyebar dengan cara metastasis.
Penyebab dan
Penyebab
epidemiologi
o ljmur
o ]enis kelamin
Faktor-faktor yang
dapat
menimbulkan
penyakit:
o Iritasi
o Bahan kimia
o Sinar
o Jaringan parut
o Keturunan
o Bangsa
Gejala singkat
penyakit
Dimulai dengan nodula berwarna kulit normal, atau ulkus dengan tepi yang tak
Pemeriksaan kulit
o Loknlisasi
: Tersering di tungkai bawah, bibir, anus, vulva, penis,
o Efloresensi/sifnt-sifutnya : Bentuk intraepidermal: berupa keratosis, komu kutaneus
atau berupa penyakit bawaan, atau eritroplasia.
Bentuk invasif: nodus atau ulkus dengan pinggir tak
teratur, permukaan berbenjol-benjol ditutupi oleh krusta
dan mudahberdarah.
Gambaran
histopatologi:
Sel
teratur. Permukaan nodula berbenjol menyerupai kembang kol, pada perabaan keras
dan mudahberdarah. Yangberasal dari ulkus, permukaan dan tepi meninggi, wama
kekuningan. Dalam perkembangannya membentuk tumor menyerupai kembang kol.
Tumor menyebar melalui saluran getah bening ke alat-alat lain.
tumor mirip dengan sel stratum spinosum, besar, poligonal, berada dalam proses
mitosis, dan jembatan-jembatan sel menghilang. Pada bagian tepi dikelilingi oleh
sel-sel tipe embrionik dan primitif; bagian tengah terdiri dari sel-sel epitel yang sudah
mengalami pertandukan (kornifikasi).
Jenis adenoid: memberi gambaran struktur menyerupai sel-sel kelenjar dengan
akantolisis.
Jenis kumparan: sel-sel yang paling banyak ialah sel epitel yang menyerupai
kumparan (spindle cell).
Diagnosis banding
1. Keratoakantoma
basal
2. Karsinoma sel
3. Lesi menyerupai guma
4. Hiperplasia pseudokarsinoma
Penatalaksanaan
o Pada dasamya sama dengan basalioma, yaitu bedah eksisi, bedah listrik, bedah
kimia dan radiasi.
o Pada bedah eksisi, harus dilakukan pengangkatan kelenjar regional jika sudah ada
metastasis.
290
Prognosis
Palingburuk jika tumor tumbuh di atas kulitnormal. Lebihbaik pada tumor di kepala
dan leher. Tumor di ekstremitas bawah mempunyai prognoiis yang lebih buruk
dibandingkan ekstremitas atas.
Kulit
291
MELANOMA MALIGNA
Definisi
Adalah tumor ganas kulit yang berasal dari melanosit dengan gambaran berupa lesi
kehitam-hitaman pada kulit.
Penyebab dan
epidemiologi
o Penyebab
o Umur
o jenis kelamin
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
Cejala singkat
penyakit
:
:
:
Belum diketahui.
Sering pada usia 30-60 tahun. Jarang pada anak.
Frekuensi yang sama pada pria dan wanita.
bentuk klinik:
berbagai warna yaitu kehitaman, kecoklatan, putih atau biru; tak teratur, batas
tegas dengan sedikit penonjolan di permukaan kulit.
2. Bentuk nodular: berupa nodus hitam kebiruan, batas tegas. Dapat mengalami
ulserasi.
Lentigo maligna melanoma: biasanya berupa plak berbatas tegas, warna coklat
kehitaman tidak homogen. Dapat berkembang menjadi nodula kehitaman yang
invasif. Agak hiperkeratotik.
4. Melanoma subungual: tampak berupa nodula atau papula yang mengalami
ulserasi pada ujung jari kaki dan tangan.
3.
292
Pemeriksaan kulit
o Loknlisnsi
Gambaran
histopatologi:
Efloresensi
dium:
L
II.
III.
iV.
V.
Sel
Sel
Sel
Sel
Sel
melanoma
melanoma
melanoma
melanoma
melanoma
Gambar 14.13 Melanoma maligna. A. Nodula hitam gelap, batas tegas, lobular.
B. makula coklat, skuamosa, kasar. C. Eritema, bagian tengah hiperpigmentasi.
Kulit
293
Diagnosis banding
Penatalaksanaan
o Yang terbaik adalah dengan eksisi luas serta pengangkatan kelenjar limfe regional
yang membesar.
Bedah dengan teknik Mohs (Mohs technique).
o Kemoterapi sistemik diberikan pada stadium 3 dengan dimetil triazon imidazol
karboksamida dekarbazin.
Prognosis
Ditentukan oleh banyak faktor, seperti jenis tumor, stadium klinis, lokalisasi dan umur
penderita. Biasanya kurang baik.
LIMFOSARKOMA
Definisi
Penyebab dan
o Penyebab
o lJmur
o Jenis kelamin
epidemiologi
Faktor-faktor yang
dapat
menimbulkan
penyakit:
:
:
:
294
Gejala singkat
penyakit
Biasanya berupa benjolan kenyal dengan permukaan licin, warna coklat sampai
Pemeriksaan kulit
o Loknlisnsi
o EJloresensi/sfat-sifatnya
Gambaran
histopatologi:
Diagnosis banding
Penatalaksanaan
:
:
Dermis
: Tampak kelompok infiltrat yang terdiri dari sel limfosit dan limfoblas
pleomorfi. Inti sel besar dengan kromatin kasar.
o Electronbeam.
o Kemoterapi dengan siklofosfamid 40-50 mglkg BBlhari dengan dosis rumatan 13 mglkg BB /hari.
o Metotreksat mulai dengan dosis 50 mg/minggu.
Prognosis
Kurang baik.
Kulit
295
XERODERMA PIGMENTOSUM
Definisi
Adalah suatu penyakit atrofi berpigmen yang mulai pada masa kanak-kanak dan
berlangsung hingga awal senilitas pada kulit yang terpajan sinar matahari. Terdiri
dari: efelid, teieangiektasis, keratosis, papiloma, karsinoma dan melanoma.
Penyebab dan
o Penyebab :
epidemiologi
Gejala singkat
penyakit
ultraviolet.
o ljmur
: pada anak-anak sampai awal senilitas.
o Jenis kelamin : perbedaan antara pria dan wanita tidak
o Diturunkan secara autosomal resesif.
bermakna.
namun dapat mengenai bagian tubuh lain. Bintik pigmentasi bervariasi, dapat
berwarna coklat hingga bercak atrofi berwarna putih dengan telangiektasia. Tumor
selalr.r mengalami ulserasi atau berkrusta. Pada mata dapat terjadi fotofobia dan
lakrimasi. Sebagian kasus dapat disertai retardasi mental, arefleksia dan kelainan
neurologik lainnya.
Pemeriksaan kulit
Loknlisasi
Efloresensi/sifnt-sifntnya
coklat hitam.
:,
II
a '-{i
keratosis solaris.
Gambar 14.18 Xeroderma pigmentosum. A & B. Pada kepala, mata dan dada tampak
karsinoma sel gepeng. Pada punggung: keratosis solaris.
296
Diagnosis banding
Penatalaksanaan
Prognosis
Dari ringan sampai berat. Yang berat dapat timbul kematian pada masa anak-anak.
MIKOSIS FUNGOIDES
(granuloma fungoides)
Definisi
Penyebab dan
o Penyebab
o ljmur
o Jenis kelamin
o Bangsa/ras
epidemiologi
Tidak diketahui.
Biasanya mengenai orang dewasa usia 30-70 tahun.
Gejala singkat
penyakit
Pemeriksaan kulit:
o Loknlisasi
: Generalisata.
o Efloresensi/sifat-sifutnya : Stadium pramikotik: makula eritematosa ditutupi oleh
skuama yang warnanya bervariasi mulai dari merah,
merah muda atau merah coklat. Kadang-kadang berupa
makula yang dikelilingi oleh teleangiektasia, atau berupa
eritrodermia dengan skuama halus.
Stadium infiltrat: granuloma berukuran plakat, menonjol
di atas kulit, warna merah coklat.
Stadium tumor: nodula-nodula lentikular sampai
numular, perabaan lunak dan pada bagian atasnya
terdapat ukus bulat ditutupi krusta coklat kehitaman.
Gambalan
histopatologi:
Pada dermis ditemukan sebukan sel radang yang terdiri dari sel-sel kecil, bulat dan
histiosit.
Stadium premikotik: pada dermis ditemukan sebukan sel radang yang terdiri darisel
kecil bulat dan histiosit.
Stadium infiltrat: pada epidermis ditemukan abses kecil Pautrier (Pautrier's microabscess) yaitu rongga berisi sel-sel dengan inti kecil padat dan sitoplasma bening
(abses Pautrier khas pada mikosis fungoides).
stadium tumor: epidermis tampak menjadi ulkus yang luas sampai di dermis/
subkutis. Infiltrat terdiri dari sel polimorf dan sel retikulum muda, padat memenuhi
seluruh lapisan kulit.
Kulit
297
Diagnosis banding
Bentuk premikotik harus didiagnosis banding dengan psoriasis, pitiriasis rubra pilaris
atau eritrodermiakarena psoriasis. Untuk itu harus dipastikan dengan pemeriksaan
histopatologi.
Bentuk infiltrat dan tumor didiagnosis banding dengan:
7. Limfoma maligna: memberikan gejala yang hampir sama dan harus dibedakan
dengan pemeriksaan histopatologi.
2. Penyakit Hodgkin: biasanya juga ada gejala-gejala kulit. Menimbulkan pembesaran
kelenjar leher, ketiak, inguinal yang progresif.
Penatalaksanaan
Electron beam.
a
a
Prognosis
Radioterapi mulai dengan dosis 200 Rad 5x/minggu sampai dosis total3.000 Rad.
Buruk.
....
.!:ifl;.'
:.
A
1,
Gambar 14.19 Mikosis fungoides. A & B. Pada kepala dan leher tampak infiltrat dan granuloma
298
Gambar 14.20 A&8. Mikosis fungoides pada punggung dan pundak. Tampak infiltrat dan utkus
dengan erosi.
PENYAKIT KELAMIN
GONORE
Definisi
Adalah penyakit kelamin yang pada permulaan keluar nanah dari OUE (orifisium
uretra eksternum) sesudah melakukan hubungan kelamin.
Penyebab dan
o Penyebab
o lJmur
o Jenis kelamin
;
:
:
Neisseria gonorrhoeae.
o Bangsa/ras
o Daerah
o Pengawasan
:
:
:
Semua bangsa.
o Keturunan
o Pengobatan
:
:
o Ekonomi
epidemiologi
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
timbul.
Gejala singkat
penyakit
Pemeriksaan fisik
sesudah lewat masa tunas 3-5 hari, penderita mengeluh nyeri dan panas pada waktu
kencing. Kemudian keluar nanah yang berwarna putih susu dari uretra, dan muara
uretra membengkak. Pada wanita dapat timbul fluor albus.
Predileksi
dan uretra.
Efl or e s en s i /s ifa
t - sifu t ny a
Komplikasi
Pemeriksaan
pembantu dan
laboratorium
o Pada pria: balanitis, tisonitis, uretritis posterior, prostatitis, epididimitis dan orkitis.
o Pada wanita: parauretritis, bartolinitis, vulvovaginitis dan proktitis.
1. Pemeriksaan sediaan langsung dengan
299
Diagnosis banding
1. Uretritis non spesifrki biasanya OUE tidak merah dan tidak edema; sekret seropumlen.
2. Knndidiasis: OUE merah disertai rasa gatal dan sekret serosa.
Penatalaksanaan
Prognosis
Baik.
Penyakit Kelamin
301
SIFILIS
Definisi
Penyebab dan
epidemiologi
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
Adalah salah satu penyakit kelamin menahun dengan remisi dan eksaserbasi, dapat
mengenai semua alat tubuh, mempunyai masa laten dan dapat ditularkan dari ibu
ke janin.
Penyebab
Treponetna pallidum.
o ljmur
Dewasa dan bayi baru lahir.
o Jenis kelamin Frekuensi yang sama pada pria dan wanita.
a
Bangsa/ras
Semua bangsa.
Pengetahuan
Ekonomi
a
a
Keturunan
Urbanisasi
Gejala singkat
penyakit
Pemeriksaan fisik
o Lokqlisasi:
Stadium I
perineum.
Stadium II
Stadium III
Elloresensi:
Ulkus durum
Kecil, tidak nyeri, dasar bersih, tepi tidak menggaung, dan ada
indurasi.
Kondilomalata
Guma
Pemeriksaan
1. Tes
pembantu/
laboratorium
Penyakit Kelamin
Diagnosis banding
Ulkus dtrrum hams didiagnosis banding dengan ulkus pada herpes simpleks, skabies,
dan ulkus piogenik. Penyakit ini dapat didiagnosis dengan anamnesis, pemeriksaan
klinis (morfologis) dan pemeriksaan histopatologi yang lengkap.
Sifilis Stadium II, hams didiagnosis banding dengan psoriasis, morbili, dan pitiriasis
rosea.
c Penisillin proknin
o Penisilin kerjn
Stadium I
Stadium II
Stadium III
Prognosis
12
:2,4 jtrla unit satu kali seminggu, selama 2 minggu; total 4,8 juta unit.
:2,4 jttta ttnit saLu kali seminggu, selama 3 minggu; total 7,2 juta unit.
: Total g juta unit, satu kali seminggtt selama 4 minggu'
dan skuama.
Penyakit
Kelamin
305
Gambar 1 5.11 Sifilis stadium l/. B & C. Mengenai perut dan punggung. Tampak makula eritematosa
dan skuama (menyerupai psoriasis).
LI
Definisi
Penyebab dan
o Penyebab
o Umur
o Jenis kelamin
epidemiologi
:
:
:
Chlamydia trochomatrs.
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
. Bangsa/ras
r Daerah
o Musim/iklim
Gejala singkat
penyakit
Gejala konstitusi berupa malaise, nyeri kepala, artralgia, anoreksia, nausea, dan
demam. Kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening inguinal medial dengan
Pemeriksaan
fisik
:
:
:
o Kebersihan/higiene :
Kurang.
o Loknlisnsi
: Daerah inguinal.
o Efloresensi/sifat-sfatnya : Tumor multipel dengan konsistensi kenyal dan lunak,
merah, nyeri tekan.
306
Komplikasi
Pada pria: elefantiasis penis, skrotum dan striktura ureter. Pada wanita: elefantiasis
vulva, striktura rektum, fistula rektovagina atau ulserasi anorektal.
Pemeriksaan
1. Tes
pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding
7. Skrofuloderma
Penatalaksanaan
Prognosis
: Biasanya kelenjar
Penyakit
Kelamin
3O7
ULKUS MOLE
Definisi
Adalah salah satu penyakit kelamin yang memberi gambaran berupa ulkus yang
nyeri di daerah kemaluan.
dan
epidemiologi
o Penyebab
o lJmur
r jenis kelamin
Penyebab
yang o Bangsa/ras
memengaruhi 'r Iklim
Kebersihan/higiene
timbulnya
Faktor-faktor
tr ep t ob n c illu s du u ey i)
Hanya mengenai orang dewasa yang aktif.
Lebih banyak pada pria.
H a emophillus du
cr
ey
(S
penyakit:
Gejala singkat
penyakit
Pemeriksaan
fisik
Sesudah lewat masa tunas 3-5 hari, mulai dengan papula yang berkembang menjadi
ulkus dangkal, tepi merah, dasamya kotor, dan mudah berdarah. Pada penekanan
sakit dan indurasi tidak ada.
Loknlisasi
Efloresensi/sifat-sifatnya
Gambaran
histopatologi:
Bagian atas ulkus dijumpai neutrofil, fibrin, dan eritrosit. Bagian tengah dijumpai
pembuluh kapiler baru dengan proliferasi endotel. Bagian bawah terdapat sel-sel
radang yang terdiri dari sel plasma dan limfosit.
Pemeriksaan
pembantu |
Diagnosis
banding
Penatalaksanaan
Prognosis
Baik.
hari.
GRANULOMA INGUNALE
Definisi
Adalah penyakit yang timbul akibat proses granulomatosis pada daerah anogenital
dan inguinal.
Penyebab dan
epidemiologi
o Umur
r |enis kelamin
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
r Bangsa/ras
r Daerah
Gejala singkat
penyakit
Pemeriksaan fisik
Penyebab
:
:
o Kebersihan/higiene :
Lokslisosi
Efloresensi/sifat-sifatnyn
Gambaran
histopatologi:
Epidermis di tengah lesi hilang, sedangkan pada tepi lesi terjadi akantosis yang
menunjukkan gambaran hiperplasia pseudokarsinomatosa. Pada dermis terlihat
infiltrat padat terutama terdiri dari histiosit dan sel piasma. Sitoplasma histiosit
rnengandring badan Donovan yang patognomonik pada granuloma inguinale.
Penyakit Kelamin
Pemeriksaan
pembantu/
laboratorium
309
Diagnosis banding
Penatalaksanaan
Sistemik:
Prognosis
,j',/ I
?t,,,
ACQUIRED IMMUNODEFICIENCY
SYNDROME (AIDS)
Definisi
AIDS ini bukan suatu penyakit saja, tetapi merupakan gejala-gejala penyakit yang
disebabkan oleh infeksi berbagai jenis mikroorganisme seperti, infeksi bakteri, virus,
jamur, bahkan timbulnya keganasan akibat menurunnya daya tahan tubuh penderita.
Penyebab dan
patogenesis
AIDS disebabkan oleh m asuknya Human Immunodeficiency Virus (HfQ ke dalam tubuh
manusia. jika sudah masuk ke dalam tubuh, Hrv akan menyerang sel-sel darah putih
yang mengatur sistem kekebalan tubuh, yaifu sel-sel limfosit penolong, "sel r He1per,,
atau yang disebut juga sel T4.
Selain sel T4, sel-sel lain seperti monosit, makrofag, dan sel-sel glia di otak juga
ikut
diserang.
HIV yang sudah masuk ke dalam sel T4 akan mengadakan multiplikasi dengan cara
menumpang dalam proses pertumbuhan sel T4 tersebut. Di dalam sel T4, HIV
mengadakan replikasi dan merusak sel tersebut, dan apabila sudah matang virusvirus baru/muda keluar dan selanjutnya masuk ke dalam sel 14 yang lain,
berkembang biak dan selanjutnya merusak sel tersebut.
Apabila sudah banyak sel 14 yang hancur, terjadi gangguan imunitas selular, daya
kekebalan penderita menjadi terganggu/cacat sehingga kuman yang tadinya tidak
berbahaya atau dapat dihancurkan oleh tubuh sendiri (infeksi oportunistik) akan
berkembang lebih leluasa dan menimbulkan penyakit yang serius yang pada akhirnya
pada tingkai kelumpuhan tertentu full blown) penyakit ini dapal menyebabkan
kematian.
dalam beberapa minggu sampai 3 bulan, dan antibodi ini dapat diperiksa
keberadaannya di laboratorium. Cara pemeriksaanyangumum dipakii ialatrdengan
pemeriksaan imunologis penapisan dengan cara "ELISA" dan cara pemeriksian
penentu dengan teknik "westem-Blot". Apabila dengan cara ELISA 2 kali berturutturut memberi hasil positif, dan Western-Blot +, penderita disebut sero positif atau
HIV
+. Orang-orang yang sudah HIV + ini sangat potensial untuk menularkan kepada
orang lain.
Periode sejak seseorang kemasukan HIV sampai terbentuk antibodi disebut periode
jendela. Periode jendela ini sangat penting diketahui oleh karena sebelum antibodi
terbentuk di dalam tubuh, HIV sudah ada dalam darah penderita dan keadaan ini
juga sudah dapat menularkan kepada orang lain.
Epidemiologi
Menurut beberapa peneliti, penyakit ini pertama kali muncul di Afrika tahun 1981,
dan selanjutnya dibawa oleh orang-orang Perancis dan orang Belgia ke Eropa Barat.
Oleh orang-orang Haiti dan Afrika dibawa ke Karibia, dan oleh orang Amerika yang
berlibur ke sana dibawa ke negerinya.
Kasus pertama di Amerika Serikat dilaporkan oleh Gottlieb dkk tahun 1981, dan
mulai saat itu masyarakat Amerika Serikat menjadi panik oleh karena penyakitpenyakit menular dengan tingkat fatalitas yang tinggi sudah sangat jarang timbul di
sana.
Pada tahun 1983 sudahditemukan2.500 penderita AIDS diAmerika Serikat. Demikian
cepatnya penyakit ini menyebar terlihat dari laporan WHO tahun L988 yang telah
menemukan 141.000 kasus AIDS di 145 negara dari 5 benua. Tahun 1990, AIDS sudah
melanda 153 negara dari177 negara dengan 345.000 kasus AIDS. Penyakit ini begitu
cepat menyebar. WHO (1994) sudah mencatat 1.025.073 kasus AIDS. Dalam laporan
WHO ini lebih dipercaya bahwa angka sesungguhnya adalah sekitar 4,5 jfia kasus.
Lebih mengerikan lagi jika dilihat bahwa diperkirakan ada sekitar 5.000 kasus infeksi
HIV setiap hari, maka pada waklu 10 tahun mendatang diperkirakan akan ada sekitar
30-40 juta penderita AIDS dan satu juta di antaranya kasus anak-anak.
Keadaan di Indonesia
AIDS pertama kali ditemukan di Indonesia pada tahun 1987 di Bali, penderita adalah
seorang wisatawan asal Belanda. Setiap tahun jumlah penderita bertambah tertts.
Pada tahun 1991 sudah ditemukan 47 penderita (AIDS26, HIV + 2l)yangditemukan
di 4 provinsi,DKI2T (AIDS 14, HIV + 13), Jawa Barat 3 (AIDS 1, HIV + 2), Jawa Timur
6 (AIDS 3, HIV + 3), dan Bali 11 (AIDS 3, HIV + 8). Pada tahun 1994 dilaporkan sudah
meningkat-menjadi 274 penderita (AIDS 40, HIV + 235) dan sudah menyerang 15
provinsi dari27 provinsi yang ada di seluruh Indonesia.
Angka kumulatif sampai akhir tahun 2000, sudah 1.500 kasus (HIV + dan AIDS).
Oleh para ahli diperkirakan sudah ada kurang lebih 500.000 penderita infeksi HIV+
dan AIDS di seluruh Indonesia.
]ika pada 10 tahun yang lalu penyakit ini banyak ditemukan hanya pada pelaku
homoseksual, sekarang sudah banyak ditemukan pada pelaku heteroseksual, dan
jika dulu banyak ditemukan hanya terbatas pada kelompok risiko tinggi (WTS, PTS,
Faktor-faktor yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit
HIV sangat mudah berubah-ubah sesuai dengan lingkungannya, oleh karena itu
obat dan vaksin susah untuk dibuat.
2.Bagiantubuhyang diserang HiV adalah sistem yang menyerang kekebalan tubuh,
yang menyebabkan kekebalan tubuh manusia menjadi lumpuh, dengan segala
1.
akibatnya.
3. Mortalitas penyakit sangat tinggi. |ika sudah dinyatakan AIDS positif, dalam wakhr
312
(narkoba)-banyak pengaruh.
Cara penularan
Perjalanan
penyakit
Secara
Kelompok I
Sejak HIV masuk ke dalam tubuh akan menimbulkan gejala yang sangat sulit dikenal
karena menyerupai gejala influenzasaja: demam, lesu, ngantuk, sakit otot, sakit kepala
dan timbul bercak merah di kulit. Perjalanan penyakit saat ini sesuai dengan masa
induksi yang dapat berlangsung sampai 3 bulan.
Kelompok II
Stadium penyakit ini tidak menunjukkan gejala klinik yang khas. Penderita tampak
sehat tetapi jika diperiksa darahnya akan menunjukkan seropositif. Kelompok ini
sangat berbahaya karena dapat menularkan lawan jenisnya.
Kelompok III
Stadium ini menunjukkan pembesaran kelenjar getah bening seluruh tubuh yang
menetap (lebih dari tiga bulan) dan biasanya disertai demam, diare, berkeringat pada
malam hari, lesu, berat badan rnenurun. Pada kelompok ini sering disertai infeksi
jamur kandida sekitar mulut dan herpes zoster.
Kelompok IV
A. Penyakit dengan gejala konstitusi ynng mengalaffii paling sedikit dua gejala klinis yang
menetap selsma tiga bulan stau lebih.
Stadium ini memberikan gejala neurologik yang beraneka ragam seperti kelemahan
otot, kesulitan berbicara, gangguan keseimbangan, disorientasi, halusinasi, mudah
lupa, psikosis, dan dapat sampai koma (gejala radang otak).
C. Dengan gejala-gejaln infeksi oportunistik
Infeksi oportunistik inilah yang merupakan akhir dari kehidupan penderita AIDS.
Pada saat daya tahan tubuh penderita sudah lemah, tubuh tidak memberikan respons
lagi terhadap pengobatan yang diberikan. Infeksi oportunistik yang sering ditemukan
adalah:
1. Radang paru oleh Pneumocystic carinii (PPC)
PPC ini disebabkan oleh parasit sejenis protozoa yang pada keadaan tanpa infeksi
HIV tidak menimbulkan keadaan berat, tetapi pada penderita AIDS dengan daya
tahan tubuh sudah lemah, protozoa ini merajalela menyerang sampai paru yang
akibatnya menyebabkan kematian penderita.
2. Penyakit tuberkulosis (TBC)
mukokutan
sampai ke tenggorokan, esofagus, usus halus, dan usus besar, serta akan
menyebabkan diare yang terus menerus. Keadaan ini akan menyebabkan kematian.
Infeksi herpes zoster yang menyertai AIDS mula-mula berupa lesi unilateral sebeiah
badan, tetapi jika sudah lanjut akan mengenai seluruh tubuh dan menjadi herpes
zoster generalisata. Herper zoster ini juga dapat meluas sampai menyerang alat
dalam seperti hati, paru, dan otak. Infeksi ini mengakibatkan kematian.
Infeksi Salmonela dan virus lain seperti cytomegaloairus pada saluran cerna
memberikan gejala diare yang lama dan sulit diobati. Diare yang terus menerus
akan mengakibatkan berat badan turun, dehidrasi, dan apabila disertai penyakit
lain dapat menyebabkan kematian.
D. Dengan
Kanker yang sering menyertai penderita AIDS adalah sarkoma kaposi (SK) dan
limfoma maligna (LM) non-Hodgkin yang menyerang otak. Di antara kedua
keganasan ini, yang paling sering ditemukan adalah sarkoma kaposi. Gambaran klinik
314
yang bersifat progresif. Akibat daya tahan tubuh yang rendah disertai infeksi
oportunistik yang lain, SK ini dapat menyebabkan kematian.
Kriteria diagnosis
Oleh karena banyak negara, terutama negara berkembang yang belum mempunyai
fasilitas laboratorium yang memadai, maka dalam lokakarya di Bangui Afrika Tengah
bulan Oktober 1985, WHO menetapkan kriteria diagnosis AIDS sebagai berikut.
Seseorang dewasa dicurigai menderita AIDS jika paling sedikit mempunyai 2 gejala
mayor dan 1 gejala minor dan tidak terdapat sebab-sebab penekanan imun yang lain
yang diketahui seperti kanker, malnutrisi berat atau sebab-sebab lain.
Gejala mayor:
1. Penurunan berat badan atau
2. Kandidiasis orofaring
3. Infeksi umum yang rekuren (otitis, faringitis)
4. Batuk-batuk yang persisten
5. Dermatitis umum
6. Infeksi HIV yang maternal
Selain kriteria di atas, hendaknya dilakukan pemeriksaan darah dengan tes ELISA
sebagai tes penyaring, dan pastikan dengan tes Western-Blot sebagai tes penentu.
didapat.
Pemeriksaan
pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding
AIDS harus didiagnosis banding sesuai dengan manifestasi klinik infeksi oportunistik.
Pencegahan
Oleh karena obat untuk pencegahan HIV sampai sekarang belum adalbelum ditemukan dan vaksin yang dapat mencegah AIDS juga belum ada, usaha untuk
menangkal penyakit ini ialah dengan cara penyuluhan pendidikan kesehatan melalui
program KIE (Komunikasi Informasi Edukasi) yaitu usaha membantu seseorang unluk
melangkah dan mengerti kepada "berbuat" . Program ini bertujuan untuk mengubah
P ence
l.
Melakukan hubungan seks hanya dengan seorang mitra seksual yang setia dan
tidak mengidap HIV (monogami).
2. Jangan mengadakan hubungan seksual dengan kelompok risiko tinggi seperti WTS,
PTS, pelanggan-pelanggannya, kaum homoseksual, dan wisatawan asing dari
negara tempat insiden AIDS-nya tinggi.
3. Melakukan hubungan seks yang aman (safe sex) yaitu dengan menggunakan
kondom (pro t ectia e s e x).
Pencegahan melalui d0r0h.
Ibu yang mengidap HIV dan menderita AIDS dapat menularkan virus pada bayi
yang dikandungnya baik pada saat bayi berada dalam kandungan, maupun pada
saat ibu melahirkan atau pada saat bayi dilahirkan. Usaha-usaha pencegahan meliputi
anjuran agar ibu pengidap HIV jangan hamil dan apabila sudah hamil segera
menghubungi dokter ahli kebidanan untuk membantu mengatasinya.
Prognosis
KEPUSTAKAAN
Diseostt,
Arnoid FIL, odom RB, James wD. .l990. Andreru's Diseose of The skin, Clinical Dennstology, 8t1' edition. Philadelphia: WB Saunders Company.
Barran R, Maibach IHl.1994. Cosmetic Darmntology, Ttl,editiott.London: Kyodo printing
Co.
Bondi EE, Jegasothy BV, Lizams GS. 1995. Dermntology Diagnosis nnd rhernpy.Irhiladelphia: Prentice Ha11 Inc.
BrannFo,Plewigc,wolf HH,winheln-ranRK. 1991. Dernntologrl.Newyork: springer
Verlag Berlin.
Conan, Nauman F, srnith DT, Bccher RD, collanway JL. 1971. Mnrnutl of Clinicnt
Micology. 3tlt aditiort.Toronto: WII Sar.rnders Company.
Elsner P, Maibach IJJ. 1995. Ctrrent Problem in Dermntotogy,'ttoltmte 23.Ilrussei: Kurger.
Farthing CF, Brown SE, Staughton RCD. 1988.,4 Color Atlns of AIDS ontl HIV Inft:ctiort,
2"'1 editiott. Wolfe Medical Pubiication Limited.
Fitzpattrick TB, Eisen AZ,woTff KK, Frcedberg IM and Austen KF (eds). 1993. Dermntology in Generttl Medicine,4th edition. New york: McGraw Ilill-Inc.
Fleshtrnd JH, Unguarchi PJ. 1995. I{IV/AIDS Gtiided to Nursittg Cnre, 3tlt edition.
Montreal: WB Saunders Company.
Frozies CA.7969.Lnsect Allcrgy. St. Lor_ris: Warren Green Inc.
FIay RJ. T-he Trentment onyclronycosis. Boceeding Dermatotherapic Update,
Interna tional Symposir,rm, Bali, 7992.
Holgate sr, church MK. 1993. Allergy. London: Goovcr Medical publisher.
Flolmes KK, N{arcll PE, Sparling PF, Weisner Pi. 1984. ScxrLally Trnnsmitted Disense.
New York: \1. Craw i-lill Book Co.
Hnnter AA, savin JA, Dahl MV. 1995. Clinical Dernnrology,2,'d eclitiott. London:
Blackwcll Scientific Pr-rblica tion.
Iluri,vitz S. i993. Clinicd Pcdintric Dernntology,2,,r edition. London: wB Saunders Company.
Jopling WFI. i995. Ifandbook of Leprosy. London: Reedwoods press.
Ktrby J. 1.992. Immtrnol ogy. Irreeman Co.
Liver, schumbuth, Liver. rgS3.Ilistopnthology of Tht: skirt, 6th edition. JB Lippincott.
Lenresuries. \996. Don't 7'rant Me Like I Hnae L,eprosy.l-ondon: Takmi lrubliiher.
Lookingbill DP, Mark JR, JG. 1993. Principle of Derntntotogy,2th editiorr. Philadelphia:
WB Saundcrs Company.
Montagira w, Billinghand BE. 7997. ImnnLnology of The skin. New york: Appleton
Century Croff.
Moschella sL, Hurley LrJ.7992. Dermntology, 3tt' edition. Philadelphia: wB saunders
Company.
ofman CIl, stedles R, Gullimik. 7987. Dermntology.IJcrlin: springer verrag.
316
Kcpustakaan 317
Orkin M, Maibach HI, and Dahl N{V. 1995. Dermatology,l't editiott. California: Appleton
& Lange.
Patterson R. 1997. Allergic Disease, Diagnosis nnd Mnnngement, Stt'. editlon. New York:
Lippincott Raven Publisher,
Rippon J, Wilbert L. 7982. Medicnl Micology, 2'd edition. Philadelphia: WB Saunders
Company.
Rook, Wilkinson, Ebling. 7992. Textbook of Dermatology, Stt' edition, aolLtme 1,2,3. London: Blackwell Scientific Publication.
Rott ], Brostaff J, Male D. 1998.ImmtLnology, 4't' edition. London: Mosby Publisher.
Schachner LA, Hansen RC.1995. Pedistric Dermatology,2"d edition,New York: Churchill
Livingsl.one.
Vulberding P, Jacobs'on MA.1992. AIDS, Clinicttl Rertieu. New York: Marcel Dekken
Inc.
INDEKS
A
Abses 5,6,38,59,60
Anhidrosis
munro 94
multipefkelenjar apokrin
67
Pautrier 296
Actinomyces israelli 36
Adenoma sebasea 259
AIDS 310
Akantolisis BL, 186, 189
Akantosis 38,254,283
nigrikans 183
Akne
konglobata 55,178
kosmetika 778,182
papulosa 178,180
pustulosa 178,181
sikatrisial 17B,7Bl
vulgaris 51",\78,180
Aktinik keratosis 281
Aktinomikosis 36
Albinisme parsial2S2
Alergi, penyakit kulit 107-1.46
Alergen 109
Alopesia
areata 243,245
totalis 244
Amfoterisin 834,4L
Amiloidosis
kutis 218, 219,220
makular 218,219
sistemik 219
Amebiasis kutis
Anak patek 161
65
Antralin 95
Antraks 107
Anular 5, 101
Apokrinitis 67,68
Arsinar 5,8,94, 197
Artritis psoriasis 99
Artropoda 174
Asam trikloraselat 7 6, 92
Asiklovir 81,83
Ateroma 206
Atopi stigmata 115
Atopik dermatitis 115
Atrofi 245
Autoinokul asi 63, 77
Autoimun 186
B
Basilus fusiformis 63
Balanopostitis 83
Barber Type 95
Bartholinitis 300
Basal ceII carcinoma 286
Basalioma 286
Basidiobolus 41
Bedah
beku.79,90,285
kimia 293
17 3, 17 4
listrik 92,285
Moh's 293
Bedak kocok 701,127
Ancylostoma
braziliense 172
caninum 772
Bilateral
Anetoderma
Jadassohn 256
Schwening er -Bttz zi
318
25 6
Blastospora 32
Blastomikosis 54,55
Borrelia aincenti 35, 63
/ndeks 319
Dermatofita 76,26
Dermatomiositis 223
Bula
kendur
186
subkomeal l89
tense 796
Dermatosis
eritroskuam osa94
pustulosa subkomeal 199, 200
Diabetes melitus 32,50,5 7, 60
Discharge 50
Difus 8,67
Donovania granulomatis 308
Cacar
air
88
monyet 256
Cafe au lait 279
D y shid
ro
Candida albicans 32
Castellani' s paint 20, 28
Ecoulement 299
Cladosporium
Efelid 255,296
12
Efloresensi
carcionii38
werneckii 12
Coryneb act er ium minutissimum 70
Cornl red, pada sinar Wood 57
Creeping eruption 172
Crazy pauement dermatosis 2I2
primer
sekunder 3
Ekonazol 12,34
Eksantema 5
Eksfoliativa-eritroderma 239
Eksisi 282,284
Ekskoriasi 3,4,5,164
Ektima 62
Ektotrik 14
Elekrokauter-lesi 73
Elektrokauterisasi 7 8, 90, 282
DDS 155
Defisiensi
Elektrodesikasi 76
Emulsi benzil benzoat 165
Endotriks
Deformitas 43
Dermatitis
atopik I15,716,117
herpetiformis 133, 138,
kontak 11.5,775
alergik 109,110,719
toksik 107,108,744
kronik
188
129
madidans 124
medikamentosa 138,228
varikosa
118
14
ENL159
Epidermolisis bulosa 200, 207, 254
Epidermofit osis. Lihat dermofita
Ep i d er m ophy t on
fl
occo
sum 29
Epididimitis 299
Erisipelas 8, 57, 58, 107
Eritema 3, 15
induratum 128
multifurme 144
multiformis 143,197
nodosum 128,129
leprosum 159
Eritrasma I0,30,32,56
Eritroderma 236,297
eksfoliativa 239
Erosif 32
320
Erupsi
obat
184
akneformis 179
Etage bulto 306
Haloprogin
26
Hemangioma 261
kavernosa 261,263
simpleks 267,262
FakLor pencetus 82
Favus 104
Fcnomena
Koabner 77,94
Auspitz
94
Fermentasi 32
Fibroma 206,265,279
Fibrosarkoma 279
Fikomikosis subkutis 41, 42
Filiformis
90
Fistel 67
Fired ernnthemn 725
l0I
genitalis 82
simpleks 80,82,84
zoster 81,84,85, 88
oftalmikus 84, 86
Flerpetiformis, dermati tis 133
Hibernoma 268
Hidradcnitis supurativa 67, 68
Frambusia 160
scbasea 287
Freckles 255
Fulgurasi 282
Hiperpigmentasi 250
Hipopion 47
Histiositoma 264
I
ftmgoides 296
nnulnre 772
Idoksuridin 81
Imunologi 189
Imunoglobulin (Ig)
IgA 189,197,196
IgE 125,253
IgC 196
IgM 796
Iktiosis 207
histrik 209,2I7
vulgaris 208
Imidazol 73,14,20
fisuratium
Impetigenisasi 47
Gar-rgosa 161
Ceografis 94
Gigitan serangga
174
Conore 299
Gondou
161
Granuioma
72
inguinale 174,308,309
piogenikum 72,73,293
Gray pntch ringzuorm 74
Criseofulvin 14, 16
Gudik 164
Guma 5,6,767
pada sifilis 301
bnlosa 47,48,199
kontagiosa 45 .
raksasa 50
vesikobulos a 84, 86
Imunofluoresensi 86
lndeks 321
morfologis 155
Induk patek 160
Indurasi 65
Infeksi pingpong. Lihat gonote
Inkontinensia pigmentosis 253
lnse.ct bite 774
lnterleron29T
Irisformis 5,8, L43
Isomorfik 94
Klofazimin 159
Kloretil 172
Kloroform 83
Kiotrimazol 12
Koloni
jamur 28
ragi 32
Komedo 5,6,l7B
Kontaktan
K
Kalium yodida jenuh 35, 39
Kanalikuli 5, 164
77
Karbunkel 54, 55
Karsinoma
epidermis 38
epidermoid
Knretase 282,284
Kusta 156,757,759
Kutil76
Kwashiorkor 212-214
L
92
Keloid 5,6,270,27I
Keratin, sumbatan 215
Keratoakantoma solitar 284
multipel284
Keratolitik 76
Kerato plantera sulkatan 74
Keratolisis berlubang 74
Keratosis
aktinik 285,296
seboroika 273,274,285
senilis 273,285,286
solaris 295
Keringat bvntet247
Kerion 14
Ketokonazol
199
91
Ketombe 104
Kista 3,4
dermoid 266
epidermal265
epidermoid 268
Klier pakket 148
Lampren 155
Larva kesasar 772
Lentigo simpleks 275
Lentikular 5,9
Lepra 65, 154
Limfadenitis 67
piogenik 306
Limfangioma267,262
Limfogranuloma veneretrrn
Limfoma maligna297
Lipoma 265,268
Limfosarkoma 293
17
Liniar 5,9
Liquefaction 239
Lipschttltz bodies 84
4, 305, 306
322
N
N eisseria gonorrhoeae 299
M
Macular atrophy 256
Madurella 42
Makula 2,3
Malasezzia
furfur
10
junctional2TS
keratosis 275
pigmentosu s 27 3, 27 5, 278
verukosus 77,278
maligna 291,292
subungual 291
Melanosit 252,255
Nistatin 34
Melasma 250,251,255
Merah bala,pada sinar wood 57
Mel.otreksat (MTX) 95
Nocardia 42
Mikonazol12,34
Mikosis
27
Nevus
campuran 275,276
flameus 267,262
Nodula 34,36
Nodular vaskulitis 128
Noma 272,274
Numular 5,9
fungoides 294,296
profunda 59,60,67
superfisial 12
Mikroabses
Milier 7,8
Miliaria24T
kristalina 247,248
proftnda24T
rubra247,249
Mtsetoma42,44
aktinomikotik 42
eumikotik 42
Moluskum kontagiosum 79, B0
Morfea
o
Obesitas 34
Onikomikos is
Panu 10
Papilomatosis 76
Papula 3,34
Papula nekrotik 151
Parakeratosis 76,704
Parauretritis 299
Paronikia 32
Patek 160
gutata22l
segmental22l
solitar 220
P autrier'
Multipel5
Mycobacterium
leprae 754
tuberculosis 751
, 32
generalisata 221
Mousy odor L4
Mucor 41
29
Osteomielitls 47,43
Orkitis 300
s micr o absce ss 29 6
Pedikulosis
kapitis 168
korporis 169,170
pttbis 770,771
Peeling dengan fenol 256
Pe7agra276
9, 280
Indeks 323
eritematosu s 191,,
Purpura
1,92
nontromb
foliaseus 189,190,20I
vegetans 193
vulgaris 186-788,791
Pustula 2, 3
Pustular bakterid 124
Penyakit
Bowen 281,282,287
duhring 196
Hodgkin 294,297
infeksi bakteri 148
jamur 70-44
kulit berlepuh 186
PUVA 95
Leiner 236
Reaksi
Paget28L,282
alergi
kusta 159
virts
os
trombositopenik 228
Puru 160
115
Regional5
Release from control (RFC) 155
Release from treatment (RFT) 155
76-93
Percobaan
asetil kolin 115
tempel109
Rhagaden 3,
Thomson 299
Tzsnck 81,83,789
Rifarnpisin
tusuk
109
Petekiae 141
Phialophora compncta 38
pedrosoi 38
Salabrasi 258
149
Roseola 5,301
verukosa 38
Satelit, lesl292
Pioderma 45, 46
kronik 59
Pitted keratolysis 74
Pitiriasis
Sel
rosea 100,102,703
Serpiginosa 66,799
Preparat ter 95
Progeria 245,246
ionib a c t erium ncnes
Proses sensitisasi 109
Selulitis 59
Sensitisasi, proses 109
Sensitizer 175
Plakat 5, 60
P r op
17
Silindroma 259
Sinar Wood 30
pada tinea 12,16,25
Prostatitis 299
Sinar X 289
Prurigo
Sindrom
bubo 133
feroks 133
hebra 133-135
Pseudohifa 32
Sinarwood 72,76,25
Siringoma 267,272
Sirsinar 5,9,94
324
Skabiasis 83,764
Skabies 165,167,769
Skin
bridges 54
tag 285
Tinea
barbae 16,17,704
fasialis 21,230
favosa 14, 15
imbrikata 22
kapitis 1.3, 704,244
Skleroderma
linier 220
sirkumskripta 220
sistemik
221
nigra palmaris
Skuama 3,4,729
pedis 23,24
sirsinata 48
Skutula
14
Solitar 5
Spider naevi 8
Spongiosis 775,254
Spora 12,74,34
Sp or o tr
chitnn
che
nckii 34
Sporotrikosis 35,36
Status penyakit penderita 1
Stnplrylococctts skitt scalded syndrome 144, 146,747
Steatosistoma multipleks 266, 267
Stigmata atopik 775, 726
S tr ep tob acilltrs D ucr ey i 307
Tanda
Auspitz
130
94
Nikolsky 142,789
Target cell 143,797
Tstto 257,258
unguium 28
versikolor 101
Tipe BB, BT, BL, LL pada kusta 159
Tipe Barber 95
Tolsiklat
12, 34
co nc
nt r ic
Tuberkulosis
kutis vernkosa 7 6, 757, 309
mukokutan 174
verukosa 92
Tnmor 3,4
ganas 291
jinak 259
Tisonitis 299
fermentasi 299
goresan 175
Gunawan 155
ikatan komplemen 306
lepromin 154
Mantoux 148,152
Nikolsky 742,189,797
resistensi 148
serologi unti-rk sifilis 161
Thomson 299
tustrk 175
Tetesan lilin, tanda 94
Tingtura podofilin 90
m 20
t on ment a gr ophy t es 73
Trit'hoplry tott rubrrtnr 13, 26, 29
Trikoepiteli oma 259 , 272
Trigger factor 82
Trikomoniasis 177
Tuber 203
Tes
frei 306
T ri chophy
Tenrdrop uesicle 88
1.2, 13
uji
gores 109
resisten 59, 67
tempel109
tusuk 109
Ulkus 3,6,35
banal63, 69,71
campuran 307
dekubitus 70
diabetikum 72
durtrm 81,307,307
lndeks 325
gangrenosum6g, 70,
karena jamur 63
7I
83,307,308
piogenik 65,66
roden 287
serpiginosa 301
trofik 65, 77,167
tropikum 64,66,119
varikosus 63
venosum 64
Unilateral 7
Universal T
mole
Vidarabin 83
Virus
DNA 76,77,79,84
pap1lorna76,77
papova92
pox 79
zoster 84
varisela 84
Vitiligo 252,253
von RecklingHausen279
Vulvovaginitis 299
VDRL 301
Uretritis
non-gonoroika777
posterior 299
Urtika 3, 4
Urtikaria 138,774
papular 726,248
_
pigmcntosa 124,125
W
Wheel melnnosis 255
xanthelasmn 202,203
xantomn 202
tendinosum 205-207
zoster
g6
Vaskulitis alergik
Verukosa
228
tuberosum 204,205,256
Xeroderma pigmentosum29\
Veruka
planaTT-79
vulgaris 76,77,285
Vesikel2,3,32
Z
Zumbusch95
BAGIAN PEMASARAN
PENERBIT BUKU KEDOKTERAN EGC
Jl. Agung Timur 4 Blok O/1 No. 39
Sunter Agung Podomoro, Jakarta 14350
Telepon: (021) 6530 6283,6530 6112
Fax: (021) 651 8178
TTOR h,i
ULI R PEVIESANA N
Yang lerhonxat
llagian Pentastralr
Pcncrbi{ I}uku Kedokteran ECC
Jl. AgLrng Tirlur 4 Biok O/l No.39
Sr-ruter Agung Podotloro, iakarta 14350
-lelepon(02i)
20 .........
Moiron
UntLrk
clil<ililnkan:
brrku:
fl
l(anii prin
Duitut harga/ktrralog
K.dokt.nrn Cigi
Ar.n,,
prrr,r
t.
2.
3.
4.
F o r nu
c/\
Ii
cl u p u
d ip
r b a ttltak d e n gcm .f bl
okopi