Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Sasaran pemelajaran:
1. Menentukan perawakan pendek yang tidak memerlukan rujukan (misal Familial Short
Stature; Constitutional Delay of Growth and Puberty, Idiopathic Short Stature)
2. Merencanakan tata laksana pada anak pendek varian normal
Pendahuluan
Perawakan pendek semakin hari semakin sering ditemukan pada praktek
sehari-hari. Keluhan perawakan pendek selain didasarkan pada kekhawatiran
apakah perawakan pendek merupakan gejala suatu penyakit, juga apakah
perawakan pendek akan menetap. Kita semua menyadari etiologi perawakan
pendek sangat beragam sehingga diperlukan pendekatan yang sistematis agar
efektif dan efisien.
Seorang anak dikatakan pendek apabila tinggi badannya berada kurang dari
persentil-3 atau 2 SD dari rerata untuk usia, jenis kelamin dan etniknya.
Dengan definisi tersebut jelas sekali bahwa pendek merupakan suatu definisi
statistik, sehingga setiap etnik (bangsa) harus mempunyai norma tinggi badan
tersendiri untuk menegakkan kriteria atau diagnosis perawakan pendek.
Untuk negara yang tidak memiliki kurva pertumbuhan sendiri badan maka
WHO, dengan menyadari segala kelemahannya, mempersilahkan penggunaan
kurva pertumbuhan NCHS sebagai acuan. Penggunaan kurva pertumbuhan
NCHS sendiri harus digunakan secara bijak. Pendek pada kurva NCHS tidak
selalu berarti pendek pada suatu kelompok masyarakat tertentu. Untuk usia
balita WHO sudah memiliki Growth Chart WHO yang merupakan kurva
pertumbuhan standar, karena sampel yang digunakan adalah sampel yang
UK ENDOKRINOLOGI IDAI JAYA
hidup dalam lingkungan yang ideal (ASI eksklusif atau predominan hingga
usia 4 bulan, ibu tidak merokok, MPASI dimulai sejak usia 6 bulan)
anak
dengan
keluhan
dan
intrauterin
atau
pada
pasca-natal,
karena
faktor-faktor
yang
mempengaruhi pertumbuhan pada kedua fase sangat berbeda. Pada fase intrauterin faktor nutrisi ibu dan nutrisi ke janin (faktor plasenta) sangat berperan
UK ENDOKRINOLOGI IDAI JAYA
PELATIHAN PERTUMBUHAN
selain growth factors (IGF-I dan IGF-II). Hormon pada fase intra uterin tidak
signifikan perannya terbukti bayi dengan hipotiroid kongenital dan defisiensi
growth hormon kongenital mempunyai panjang lahir normal. Dua belas sampai
18% bayi yang lahir Kecil untuk Masa Kehamilan (KMK) tidak akan mencapai
potensi pertumbuhan genetiknya dan dapat tumbuh menjadi dewasa pendek.
Langkah berikut adalah menanyakan data-data pengukuran sebelumnya (bila
ada) untuk menggambarkan kecepatan tumbuh. Arti dari adanya kecepatan
pertumbuhan yang sesuai dengan fase pertumbuhan pasca natal sangat
memperkecil kemungkinan adanya kelainan patologis (hormonal atau kelainan
organik berat). Pola kecepatan pertumbuhan normal akan sangat nyata tergambar pada kurva
pertumbuhan apabila dilakukan pengukuran yang baik dan benar secara teratur berupa
kanalisasi pertumbuhan.
Fase pertumbuhan anak terbagi tiga yaitu fase bayi (usia 0-2 tahun), fase anak
(usia 2 hingga awal pubertas), dan fase pubertas.
Pada fase bayi (0-2 tahun) kecepatan tumbuh adalah 50% dari panjang lahir
dan pada tahun kedua adalah 50% dari kecepatan tumbuh tahun pertama.
Pada fase ini terjadi fenomena catch-up atau catch down yang dapat terjadi
pada 40% hingga 60% bayi. Fenomena ini merupakan fenomena normal karena
setiap anak pada fase ini akan berupaya tumbuh pada lajur (channel) potensi
genetiknya. Petunjuk adanya fenomena ini adalah pola pergerakan yang seiring
dari berat badan, panjang badan dan lingkaran kepala. Pada fase ini kita harus
hati-hati apabila melihat seorang bayi melintasi persentile, karena belum tentu
abnormal.
Pada fase anak rata-rata kecepatan pertumbuhan adalah 6 cm hingga 8 cm per
tahun. Dengan adanya kecepatan yang konstan ini, maka selama fase anak
pergerakan pertumbuhan linier umumnya akan berada pada satu jalur kurva
pertumbuhan. Apabila kecepatan < 4 cm/ tahun pada fase ini maka dianggap
abnormal. Perlu diingat bahwa menjelang pubertas dapat terjadi pubertal dip
atau perlambatan kecepatan pertumbuhan sehingga tampak seolah-olah ada
gender
pada
pola
pertumbuhan
lebih
nyata
pada
fase
ini
PELATIHAN PERTUMBUHAN
Psikososial
Endokrin
Displasia Tulang
Kemungkinan penyebab
Anamnesis
Sakit kepala, muntah, diplopia
Poliuria, polidipsia
Sindrom Cushing
Infeksi berulang
Hipotiroid kongenital
Riwayat Kelahiran
Berat lahir rendah
Letak sungsang, hipoglikemia
prolonged jaundice
mikropenis,
Growth
Hormone
hipopituitarism
Riwayat Nutrisi
Asupan (kualitas dan kuantitas)
Malnutrisi, Rickets
Riwayat Keluarga
Deficiency
dengan
6
Perawakan pendek pada saudara kandung, orang tua,
saudara lainnya
Pubertas terlambat
Psikosial/ Emosional
Psychosocial dwarfism
Pemeriksaan Fisis
Peningkatan laju nafas
Hipertensi
Pucat
Rickets
Malnutrisi
Pemeriksaan Klinis
Frontal bossing, midfacial crowding, mikropenis, truncal
obesity
Kemungkinan penyebab
Growth hormone deficiency
Hipotiroidism
Tumor- kraniofaringioma
Sindrom Cushing
Sindrom
Perempuan dengan webbed neck, cubitus valgus, shield
chest
Sindrom Turner
Sindrom Seckel
Sindrom Down
Pemeriksaan Penunjang
Rutin: darah tepi lengkap, urin dan feces rutin, LED,
elektrolit serum
Khusus (atas indikasi): kromosom, metabolit, analisis
DNA, elektrolit urin dsb
Berat
badan
merupakan
pemeriksaan
fisik
penting
karena
membantu
PELATIHAN PERTUMBUHAN
menurun
(anak
terlihat
kekurangan
gizi).
Apabila
kombinasi
perawakan pendek dan obesitas juga disertai retardasi mental atau gangguan
perkembangan, maka pikirkan sindrom sebagai penyebab perawakan pendek
(misal Sindrom Prader Willi, Sindrom Albright dll).
Penetapan stadium pubertas
pada
perawakan pendek
juga
membantu
yang
dapat
menyebabkan
defisiensi
Growth
Hormone
dapat
Rasionalisasi
Usia tulang
Proses inflamasi
Kimia
Fungsi Tiroid
Hipotiroidism, hipopituitarism
Growth-hormone deficiency
Gonadotropin (FSH,LH
dan seks steroid)
Gangguan pubertas
Kromosom
PELATIHAN PERTUMBUHAN
bentuk
FSS
CDGP
Normal
Normal
< - 2SD
> -2SD
Sesuai usia
kronologis
Usia Tulang
10
Parameter
Riwayat Pubertas
orang tua
Tinggi dewasa
Terlambat
pada
FSS
CDGP
< -2SD
Anak yang tumbuh normal, pada kurva pertumbuhan akan bergerak pada lajur
persentil yang sama (channelling) sampai pertumbuhan berhenti. Pertumbuhan
yang melintasi persentil pada fase anak merupakan petanda dini adanya suatu
gangguan pertumbuhan. Pada fase pertumbuhan bayi dan pubertas,
perpindahan persentil tidak selalu berarti adanya gangguan pertumbuhan.
Perawakan pendek yang patologis perlu dirujuk ke dokter spesialis endokrin
anak atau subspesialis yang relevan.
Tatalaksana
PELATIHAN PERTUMBUHAN
11
Constitutional Delay of
Growth & Puberty
Tinggi Badan
Tinggi Badan
Berat Badan
Berat Badan
Usia (tahun)
Usia (tahun)
Pada kasus CDGP (usia 14 tahun, tanpa tanda-tanda pubertas, usia tulang
lebih lambat minimal 2.5 tahun dibanding usia kronologis) perawakan pendek
merupakan salah satu gejala utama selain pubertas terlambat. Pemberian
vitamin A 6000 IU/minggu dengan preparat besi 12 mg/hari selama 12 bulan
berhasil memicu pubertas dan sekaligus meningkatkan kecepatan tumbuh
pada populasi sampel.
Seperti diketahui, pada kasus CDGP sebenarnya tidak diperlukan terapi karena
prognosisnya yang baik. (dengan taksiran tinggi akhir normal sesuai potensi
genetik). Pemberitahuan kepada orang tua perihal prognosis yang baik sudah
cukup, namun kadangkala pada anak terjadi depresi sehingga perlu intervensi.
Intervensi yang umumnya dilakukan terapi hormonal seperti oxandrolone
(2.5mg/hari), testosterone undecanoate (40mg/hari) atau testosteron depot
intramuskular (50-100 mg/bulan).
Dari berbagai kepustakaan didapatkan rerata tinggi akhir alamiah anak dengan
ISS antara 0.7 SDS ddan 2.7 SDS pada anak lelaki sedangkan pada anak
perempuan adalah 0.6 dan 2.5 SDS. Kelompok ini diperkirakan responsif
terhadap GH dan sebagian besar ternyata tidak mencapai tinggi potensi
UK ENDOKRINOLOGI IDAI JAYA
12
Kesimpulan
1. Data dasar yang menentukan perawakan pendek varian normal atau tidak
normal pada sebagian kasus perawakan pendek adalah adalah kecepatan
tumbuh dan potensi genetik anak.
2. Sebagian besar perawakan pendek pada anak termasuk varian normal
sehingga tidak perlu dirujuk.
3. Curigai perawakan pendek yang patologis apabila ditemukan
a. Kecepatan tumbuh abnormal (< 4cm/tahun pada masa anak) yang
menyebabkan pola pertumbuhan linier akan melintasi jalur pada kurva
pertumbuhan anak.
b. Perawakan pendek yang tidak berada dalam rentang potensi genetik.
c. Dismorfisme atau proporsi tubuh yang abnormal.
3. Pemeriksaan klinis dasar sudah dapat menentukan sebagian besar etiologi
perawakan pendek.
Daftar Bacaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.