Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Disusun Oleh:
Abdul Mutalib Lesnussa
(G3A011118)
Rahadyan Ariyanti
(G3A011098)
Winengku Suryo
(G3A011116)
Latar Belakang
B.
Tujuan
Tujuan umum :
Mahasiswa mampu memahami Asuhan Keperawatan pada klien dengan
penyakit
Akut Miokard Infark / AMI.
Tujuan khusus:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Dapat melakukan asuhan keperawatan dari pengkajian sampai dengan
evaluasi pada penyakit Akut Miokard Infark.
C.
Metode penulisan
Wawancara
Dalam hal ini penulis mengumpulkan data dengan melaksanakan tanya jawab
secara langsung pada pasien dan keluarga pasien untuk mendapatkan data
subyektif yang dapat mendukung diagnosa.
2.
Partisipatif
Dalam hal ini penulis melakukan pengawasan dan berpartisipasi aktif dalam
memberikan asuhan keperawatan untuk memantau perkembangan dan
kesehatan dengan teknik inspeksi, palpas, perkusi, dan auskultasi dan hasilnya
data bersifat subyektif.
3.
Studi Kepustakan
Dalam hal ini berguna untuk mendapatkan referensi yang digunakan dan
mendukung data-data lain serta metode kepustakaan yang mendukung
pelaksanaan dari studi kasus karya tulis ilmiah.
D.
Sitematika penulisan:
BAB I : Pendahuluan
Bab ini merupakan pendahuluan yang memberikan permasalahan yang akan
diuraikan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan,
manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II : Konsep Dasar
Merupakan laporan kasus pada pasien gagal jantung di ruang Sakura RSUD Tidar
Magelang sistematika mulai dari Konsep penyakit :definisi, etiologi, tanda
gejalah, patofiologi, pemeriksaan penunjang dam hasilnya, pathways dan Konsep
Asuhan Keperawatan Kegawatdaruratan meliputu pengkajian pengkajian primer
dan sekunder, diagnosa keperawatan, dan Intervensi dan Rasional
BAB III : Pembahasan
Merupakan pembahasan kasus pada pasien AMI, guna melihat adanya
penyimpangan antara kasus nyata dengan Konsep teori pada BAB II.
BAB IV : Kesimpulan dan Saran
1.
BAB II
KONSEP DASAR
A.
1.
KONSEP PENYAKIT
Pengertian
2.
Etiologi
3.
Nyeri :
a.
Nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus-menerus tidak
mereda, biasanya diatas region sternal bawah dan abdomen bagian atas, ini
merupakan gejala utama.
b.
Keparahan nyeri dapat meningkat secaara menetap sampai nyeri tidak
tertahankan lagi.
c.
Nyeri tersebut sangat sakit, seperti tertusuk-tusuk yang dapat menjalar ke
bahu dan terus ke bawah menuju lengan (biasanya lengan kiri).
d.
Nyeri mulai secara spontan (tidak terjadi setelah kegiatan atau gangguan
emosional), menetap selama beberapa jam atau hari, dan tidak hilang dengan
bantuan istirahat atau nitrogliserin (NTG).
e.
f.
Nyeri sering disertai dengan sesak nafas, pucat, dingin, diaforesis berat,
pening atau kepala terasa melayang dan mual muntah.
g.
Pasien dengan diabetes melitus tidak akan mengalami nyeri yang hebat
karena neuropati yang menyertai diabetes dapat mengganggu neuroreseptor
(mengumpulkan pengalaman nyeri).
2.
Laboratorium
Pemeriksaan Enzim jantung :
a.
CPK-MB/CPK
Isoenzim yang ditemukan pada otot jantung meningkat antara 4-6 jam,
memuncak dalam 12-24 jam, kembali normal dalam 36-48 jam.
b.
LDH/HBDH
Meningkat dalam 12-24 jam dam memakan waktu lama untuk kembali normal
c.
AST/SGOT
EKG
Perubahan EKG yang terjadi pada fase awal adanya gelombang T tinggi
dan simetris. Setelah ini terdapat elevasi segmen ST.Perubahan yang terjadi
kemudian ialah adanya gelombang Q/QS yang menandakan adanya nekrosis.
Skor nyeri menurut White :
2=
4.
0=
1=
a.
EKG
Untuk mengetahui fungsi jantung : T. Inverted, ST depresi, Q. patologis
b.
Enzim Jantung.
CPKMB, LDH, AST
c.
Elektrolit.
Leukosit ( 10.000 20.000 ) biasanya tampak pada hari ke-2 setelah IMA
berhubungan dengan proses inflamasi
e.
Kecepatan sedimentasi
Kimia
Mungkin normal, tergantung abnormalitas fungsi atau perfusi organ akut atau
kronis
g.
GDA
Dapat menunjukkan hypoksia atau proses penyakit paru akut atau kronis.
h.
i.
j.
Foto dada
Ekokardiogram
Talium : mengevaluasi aliran darah miocardia dan status sel miocardia missal
lokasi atau luasnya IMA
Technetium : terkumpul dalam sel iskemi di sekitar area nekrotik
m.
Angiografi koroner
B.
1.
Pengkajian Primer
a.
Airways
Breathing
Ronchi, krekles
Ekspansi dada tidak penuh
Penggunaan otot bantu nafas
c.
Circulation
Pengkajian Sekunder
Pemeriksaan fisik
Aktifitas
Gejala : Kelemahan, Kelelahan, Tidak dapat tidur, Pola hidup menetap, Jadwal
olah raga tidak teratur
Tanda :
Takikardi
Dispnea pada istirahat atau aktifitas
2.
Sirkulasi
Gejala :
riwayat IMA sebelumnya, penyakit arteri koroner, masalah tekanan
darah, diabetes mellitus.
Tanda :
Tekanan darah, Dapat normal / naik / turun, Perubahan postural dicatat dari
tidur sampai duduk atau berdiri
Nadi: Dapat normal , penuh atau tidak kuat atau lemah / kuat kualitasnya
dengan pengisian kapiler lambat, tidak teratus (disritmia)
Bunyi jantung: Bunyi jantung ekstra : S3 atau S4 mungkin menunjukkan gagal
jantung atau penurunan konraktilits atau komplain ventrikel
Murmur: Bila ada menunjukkan gagal katup atau disfungsi otot jantung
Friksi ; dicurigai Perikarditis
Irama jantung dapat teratur atau tidak teratur
Edema
Distensi vena juguler, edema dependent , perifer, edema umum,krekles
mungkin ada dengan gagal jantung atau ventrikel
Warna :Pucat atau sianosis, kuku datar , pada membran mukossa atau bibir
3.
Integritas ego
Eliminasi
Tanda :
5.
Tanda :
penurunan turgor kulit, kulit kering, berkeringat, muntah,
perubahan berat badan
Gejala :
6.
Hygiene
Neurosensori
Gejala :
Nyeri dada yang timbulnya mendadak (dapat atau tidak berhubungan dengan
aktifitas ), tidak hilang dengan istirahat atau nitrogliserin (meskipun kebanyakan
nyeri dalam dan viseral)
Lokasi: Tipikal pada dada anterior, substernal , prekordial, dapat menyebar ke
tangan, ranhang, wajah. Tidak tertentu lokasinya seperti epigastrium, siku,
rahang, abdomen, punggung, leher.
Pernafasan:
Tanda :
peningkatan frekuensi pernafasan
nafas sesak / kuat
pucat, sianosis
bunyi nafas ( bersih, krekles, mengi ), sputum
Gejala :
dispnea tanpa atau dengan kerja
dispnea nocturnal
batuk dengan atau tanpa produksi sputum
riwayat merokok, penyakit pernafasan kronis.
10. Interkasi social
Tanda :
Kesulitan istirahat dengan tenang
Respon terlalu emosi ( marah terus-menerus, takut )
Menarik diri
Gejala :
Stress
Kesulitan koping dengan stressor yang ada missal : penyakit, perawatan di RS
b.
Interpretasi Hasil
Pemeriksaan
EKG
Laboratoriu
m:
Enzim/Isoen
zim Jantung
Radiologi
Ekokardiogr
afi
Radioisotop
3.
RASIONAL
(Prokardia).
RASIONAL
1.
Pantau HR, irama, dan
perubahan TD sebelum, selama dan
sesudah aktivitas sesuai indikasi.
2.
Tingkatkan istirahat, batasi
aktivitas
3.
Anjurkan klien untuk
menghindari peningkatan tekanan
abdominal.
4.
Batasi pengunjung sesuai
dengan keadaan klinis klien.
5.
Bantu aktivitas sesuai dengan
keadaan klien dan jelaskan pola
peningkatan aktivitas bertahap.
6.
Kolaborasi pelaksanaan program
rehabilitasi pasca serangan IMA.
RASIONAL
4. (Risiko tinggi) Penurunan curah jantung b/d perubahan frekuensi, irama dan
konduksi listrik jantung; penurunan preload/peningkatan tahanan vaskuler
sistemik; infark/diskinetik miokard, kerusakan struktuaral seperti aneurisma
ventrikel dan kerusakan septum.
INTERVENSI KEPERAWATAN
RASIONAL
meningkat.
7. Bantu
pemasangan/pertahankan paten-si
pacu jantung bila digunakan.
INTERVENSI KEPERAWATAN
RASIONAL
1. Pantau perubahan
kesadaran/keadaan mental yang
tiba-tiba seperti bingung, letargi,
gelisah, syok.
6. Kolaborasi pemeriksaan
laboratorium (gas darah, BUN,
kretinin, elektrolit)
Menurunkan/menetralkan asam
lambung, mencegah
ketidaknyamanan akibat iritasi gaster
khususnya karena adanya penurunan
sirkulasi mukosa.
RASIONAL
RASIONAL
BAB III
PEMBAHASAN
1.
Pengkajian
B.
RIWAYAT KESEHATAN
1.
Keluhan Utama
: Tn. N
: 64 tahun
: Tamat SD/sederajad
: buruh
: Kawin
: keringan Rt 3/1, magelang
: 12 03 27 99
: AMI / STEMI
: Tn P
:: Tamat SLTP / sederajad
: Buruh
: suami klien
3 jam sebelum masuk RS, klien tiba tiba merasakan nyeri dada kiri dan nyeri
ulu hati, lalu oleh keluarganya klien dibawa ke UGD RSUD TIDAR.
3.
Klien mengatakan pernah di okname di Sumah Sakit dank klien tidak mempenyai
riwayat penyakit menular seperti DM, Hepatitis,Asma dan lain-lain .
4.
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit DM, TBC, jantung
C.
1.
PENGKAJIAN PRIMER
Airway
Jalan nafas bersih, tidak ada sumbatan jalan nafas, tidak ada sekret
2.
Breathing
RR 24 x/menit, irama teratur, dalam, suara nafas vesikuler, tidak ada tarikan
otot intercosta, tidak ada nafas cuping hidung, tidak ada wheezing maupun
ronkhi, reflek batuk ada, terpasang O2 3 Liter / menit dengan nasal kanul
3.
Sirkulasi
Tekanan darah 166/95 mmHg, nadi 97 x/menit, teratur, kuat, suhu 36,4 0 C, akral
hangat, tidak gelisah, tidak ada sianosis, kulit tidak pucat, capillary refill < 3
detik, terdapat nyeri dada kiri dan nyeri ulu hati, nyeri menetap, seperti ditusuktusuk.
D.
1.
PENGKAJIAN SEKUNDER
Keadaan umum
Klien tampak lemah
2.
Kesadaran
Kompos mentis, GCS 15 ( E4M6V5 )
3.
Tanda-tanda vital
TD
: 156 / 90
mmHg
HR
: 96
x / menit
RR
: 24
x / menit
Suhu : 36,2
oC
SaO2 : 100%
4.
BB
5.
Kepala
: 50 kg
TB
: 155 cm
Bentuk mesochepal, rambut hitam dan ada sedikit uban, lurus, tidak mudah
dicabut, kulit kepala bersih, tidak ada ketombe
6.
Mata
Telinga
Simetris antara telinga kanan dan telinga kiri, tidak ada discharge, tidak ada
serumen, pendengaran baik
8.
Hidung
Tidak terdapat secret, bersih, tidak hiperemis, tidak ada septum deviasi,
terpasang O2 3 Liter / menit dengan nasal kanul.
9.
Leher
Tidak ada kaku kuduk, tidak ada pembesaran kelenjar limpha dan tiroid, tidak
ada peningkatan JVP, JVP = R 2 cmH2O
10. Dada
Paru - paru
I
: Bentuk simetris, gerakan dada simetris, tidak ada tarikan otot intercosta
Pa
Pe
Au
Pa
Pe
Au
: Datar
Au
Pa
Pe
: Timpani
11. Ekstremitas
Ekstremitas atas dan bawah tidak ada edema, tidak ada sianosis, akral hangat,
tonus otot baik, nilai kekuatan otot 5, pergerakan terbatas, terpasang infus RL 20
tetes / menit dan dopamine ( 0.75 ml / jam ) di tangan kiri.
12. Genitalia
Bersih, tidak ada hemoroid.
E.
1.
Klien selama dirawat di ICU makan dengan diit cair 1700 kkal, selalu
menghabikan 1 porsi makanan yang dihidangkan sesuai diitnya. Saat ini klien
sudah tidak mual, tidak muntah, tidak ada anoreksia. Minum 3 4 gelas / hari,
terpasang infus RL 20 tetes / menit dan dopamine ( 0.75 ml / jam ).
2.
Eliminasi
Pola BAB di rumah maupun di ICU tidak ada perubahan, BAB setiap hari,
konsistensi lembek. Pola BAK di rumah maupun di ICU tidak ada perubahan, 4
5 kali / hari.
3.
Kenyamanan
Terdapat nyeri dada sebelah kiri dan nyeri ulu hati. Nyeri bertambah berat bila
melakukan aktifitas, skala nyeri 6.
4.
Oksigenasi
F.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan
Hasil
Satuan
Harga Normal
WBC
14.53
uL
4.8-10.8
RBC
36,7
uL
M: 4.7-6.1, F: 4.25.4
HGB
4,17
g/dL
M: 14-18, F:12-16
HCT
29,6
M: 42-52, F: 37-47
MCV
88,9
fL
79.0-99.0
MCH
33,1
Pg
27.0-31.0
b.
MCHC
14,1
g/dL
150-450
PLT
276
uL
11.5-14.5
RDW-DV
107
fL
35-47
PDW
29
fL
9.0-13.0
MPV
1,13
Fl
7.2-11.1
P-LCR
138
15.0-25.0
Kimia Klinik
Profile Lemak
CK-MB : 97*
Kolestrol total
Gula Darah
GDS
Trigeserida
: 76
AST (SGOT)
: 24
Kratinin
ALT (SGPT)
: 1.35
Elektrolit
Natrium (Na): 134*
Kalium (K)
: 4.5
Klorida (Cl) : 97
c.
: 92
Fungsi Liver
Fungsi Ginjal
Ureum
: 154
Elektrolit
Natrium (Na): 132*
kalium (K) : 3.2*
Klorida (Cl) : 93*
d. Pemeriksaan Radiologi 28 april 2012
Kesan : Cardiomegali dengan tanda tanda oedema pulmonal.
e. Terapi
Terapi obat tanggal 4 april 2012
Aspelet
: 1x1
Methioson : 3x1
KSR
: 4x1
Laxadin
: 3x1c
Vaclon
:1x1
Clopomin
: drip 0.9 6mcg.
Diqosin
: 1x1
Azp
: 3x5mg
:446*
188*:
ANALISA DATA
No
Data Fokus
Etiologi
Problem
1.
Ds:
Nyeri
Penurunan
kontraktilitas miokard
Penurunan curah
jantung
Nadi : 97 x/menit
Ds :
Klien mengatakan
badannya terasa
lemes dan mudah
capek
Do:
EKG : ST elevasi
dan Q patologis
Klien tampak
lemah
-
TD : 146 / 95
mmHg
Nadi : 97
x/menit
-
3.
Cardiomegali
Ds:
Klien mengatakan
dada kiri terasa sakit
dan badannya terasa
lemah
Ketidakseimbangan
antara suplai oksigen
miokard dan
kebutuhan tubuh
Intoleransi
aktifitas
Do:
Klien tampak
lemah
TD : 146 / 95
mmHg
-
Nadi : 97 x/menit
ADL dibantu
keluarga dan perawat
2.
Diagnosa
2.
Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidak seimbangan antara suplai
oksigen miokard dan kebutuhan tubuh
3.
Resiko tinggi Penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan
kontraktilitas dan pembesaran jantung atau penurunan COP
PERENCANAAN
NO
DP
INTERVENSI
1.
Pasien mengatakan
nyeri hilang / berkurang
TD : 120/ 80 mmHg
RR : 16 24 x/menit
Suhu : 36-37 oC
2.
Klien mampu
mendemonstrasikan
peningkatan toleransi
aktifitas setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 2 x 24 jam dengan
kriteria hasil :
RR : 16 24 x/menit
Suhu : 36-37 oC
akral hangat
melaporkan tidak
adanya nyeri dada / nyeri
dada terkontrol
3.
EKG : NSR
TD : 120/ 80 mmHg
RR : 16 24 x/menit
Akral hangat
CATATAN KEPERAWATAN
NO
DX
TGL /JAM
IMPLEMENTASI-RESPON
EVALUASI
4/4/2012
Jam 13.30
8.00
Respon :
Memonitor TTV
HR : 97 x/menit
S : Klien
mengatakan nyeri
berkurang dengan
skala nyeri 4
RR : 20 x/menit
O:
Suhu : 36,4 oC
Ekspresi
wajah rileks
TD : 146/95 mmHg
8.05
Klien tidak
TTD
8.10
8.15
Respon :
merintih kesakitan
TD : 148/90
mmHg
A: masalah teratasi
sebagian
P : Lanjutkan
intervensi
Observasi TTV
tiap jam
8.20
8.30
4/4/2012
8.50
Berikan obat
sesuai indikasi
9.00
Ajarkan tehnik
relaksasi
8.55
N : 88 x/menit
10.00
jam 13.30 :
S : klien
mengatakan lemes
badannya berkurang
O:
Klien tampak
lebih segar
Terpasang O2
3 L/m
Terpasang
infus RL di tangan
Klien bedrest
9.05
9.10
12.00
3
4/4/2012
8.30
klien
A: Masalah teratasi
sebagian
Bantu klien
dalam AKS
Memonitor TTV
Monitor TTV
tiap jam
Jam 13.30
S:
klien mengatakan
lemes badannya
berkurang
Respon :
O:
TD : 150/124 mmHg
- Klien tampak
lebih segar
RR : 18 x/menit
12.00
Nadi 88 x /
menit
P: Lanjutkan
intervensi
HR : 92 x/menit
9.15
TD 148/90
mmHg
kiri
Klien bedrest
Suhu : 36,3 oC
- EKG : ST elevasi,
Q patologis
TD : 148/90
mmHg
N : 88 x/menit
- Sesak nafas
berkurang
-
RR 24x/mnt
mg,
12.05
teratur
- TD 140 / 90
mmHg
-
Nadi 120x/menit
A : masalah teratasi
sebagian
P : lanjutkan
intervensi :
observasi TTV tiap
jam
1
5/4/2012
07.00
07.05
07.10
07.15
S: Klien mengatakan
sudah tidak nyeri
lagi
O:
Ekspresi
wajah rileks
Klien tidak
merintih kesakitan
TD: 120/80
mmHg
N : 80 x
/menit
A: masalah teratasi
P: Pertahankan
intervensi
Memonitor TTV
Respon :
08.00
Jam 13.30
TD : 130/90 mmHg
HR : 84 x /menit
RR : 18 x /menit
Suhu : 36,1 oC
-
Memberikan Diazepam 1 c
Observasi TTV
tiap jam
Ajarkan tehnik
relaksasi
Berikan obat
sesuai indikasi
08.15
5/4/2012
Memonitor TTV
8.00
Respon :
TD : 130/90 mmHg
S: klien mengatakan
badannya sudah
tidak lemes lagi
HR : 84 x/menit
O:
RR : 18 x/menit
Klien tampak
segar
Suhu : 36,3 oC
8.15
8.30
12.00
Jam 13.30
Klien bedrest
EKG : ST
elevasi, Q patologis
TD : 120/80
mmHg
N : 80
x/menit
A : masalah teratasi
Tidak terjadi
penurunan curah
jantung
P: pertahankan
intervensi :
- observasi TTV
tiap jam
5/4/2012
07.00
jam 13.30 :
S: klien mengatakan
8.00
badannya tidak
lemas lagi
O:
9.00
10.00
Klien bedrest
Terpasang O2
3 L/m
Terpasang
infus RL di tangan
kiri
TD 120/80
mmHg
9.15
Klien tampak
segar
Nadi 80 x /
menit
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan
intervensi
Bantu klien
dalam AKS
Monitor TTV
tiap jam
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
berat sampai tidak tertahankan, rasa nyeri yang tajam dan berat, biasa
menyebar kebahu dan lengan dan biasanya lengan kiri. Dan menetap selama
berjam - jam sampai beberapa hari dan tidak akan hilang dengan istirahat
maupun nitrogliserin, nyeri biasanya sering diserai napas pendek, pucat,
berkeringat dingin, pusing kepala,mual dan muntah muntah, dan kebanyakan
dari penderita AMI/STEMI akan mengalami kematian.
B.
Saran
DAFTAR PUSTAKA