Está en la página 1de 4

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No.

1, (2012) 1-4

Model Bisnis SMS Lelang Produk Pertanian


Faishal Mufied Al-Anshary1, Bekti Cahyo Hidayanto2, Tony Dwi Susanto3

Sistem Informasi FakultasTeknik Informasi (FTIf) - ITS


Gedung FTiF Tc 213, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
Telpon: (031) 596 4965,592 2949, 593 9214
E-mail: tonydwisusanto@is.its.ac.id

Abstrak Mayoritas petani di Indonesia kini dirugikan


oleh permainan tengkulak. Tengkulak yang menjadi bagian dari
rantai penjualan, membeli dari petani dengan harga yang sangat
murah. Di sisi lain harga pupuk dan bibit kian melonjak.
Akibatnya di masa tanam berikutnya, petani tidak membeli
bibit, pupuk dan biaya lainnya seekonomis mungkin dan bahkan
meminjam modal dari tengkulak. Untuk mengatasi masalah
tersebut diperlukan sistem yang mampu mempertemukan antara
petani dan pembeli tanpa perantara.. Model bisnis yang akan
dibuat dalam tugas akhir ini adalah model bisnis lelang berbasis
SMS yang memudahkan petani untuk melelang hasil
pertaniannya langsung kepada pembeli.
Model bisnis sistem SMS lelang ini dirancang dengan
menggunakan notasi Business Process Modelling Notation
(BPMN). Metode penelitian pada tugas akhir ini dimulai dengan
melakukan studi literatur, identifikasi masalah, analisis
kebutuhan, membuat sistem dengan standar Business Process
Modelling Notation (BPMN), dan dilanjutkan dengan fase uji
penerimaan target pengguna dengan variabel TAM (Technology
Acceptance Model).
Hasil dari tugas akhir ini adalah Model bisnis SMS
lelang hasil pertanian yang disajikan dalam bentuk Business
process Modelling Notation.
Kata KunciE-Agribisnis, model bisnis SMS lelang, TAM.

I. PENDAHULUAN
LUR pemasaran hasil pertanian yang ada saat ini
melalui mata rantai sangat panjang. Mulai dari Petani,
berikutnya petani menyetorkan hasil sawahnya
kepada pengumpul desa, berikutnya ke pengumpul
tingkat kecamatan, berikutnya ke pengumpul tingkat
kabupaten, selanjutnya ke pengumpul tingkat propinsi
berikutnya baru dibeli oleh eksportir hingga produk sampai ke
tangan konsumen.
Padahal kini, Teknologi Informasi dapat memotong
alur distribusi. Perusahaan Dell misalnya, perusahaan tersebut
melakukan revolusi cara penjualan laptop dengan
menggunakan website. Dengan cara ini DELL dapat
melakukan penjualan langsung kepada end user tanpa
perantaraan wholesaler maupun toko. Bahkan kini, seorang
penjual dapat dengan mudah menjual barang-barangnya
dengan menggunakan website toko online miliknya.
Pemerintah India juga telah berhasil memotong rantai
tengkulak dengan menggunakan teknologi e-choupal. Sebuah
sistem berbasis komunitas, petani di india dapat menjual hasil

pertanian menggunakan kios internet yang dibangun di desadesa. Komoditas pertanian yang diperdagangkan adalah
Jagung, Kopi, Gula dan lain-lain. Dengan cara ini, maka
petani di India dapat langsung menjual hasil pertaniannya
dengan cara lelang tanpa perantaraan tengkulak. Akibatnya
petani akan diuntungkan karena income yang akan diterima
jauh lebih besar. Jika di India bisa diberlakukan sistem seperti
itu, maka tidak mustahil sistem lelang produk pertanian juga
dapat diterapkan di Indonesia.
Tugas akhir ini membahas teknologi lelang via SMS
yang diharapkan menjadi salah satu solusi yang dapat
digunakan oleh petani di Indonesia untuk menjual hasil
pertaniannya dengan sistem lelang. Namun, sampai saat ini
belum ada sistem/layanan sms lelang yang terpercaya di
Indonesia apalagi untuk produk pertanian.
Permasalahan yang akan diselesaikan dalam tugas
akhir ini antara lain:
1.
Bagaimana merancang model bisnis sms lelang produk
pertanian yang dapat lebih menguntungkan petani
dibandingkan dengan cara tradisional.
2.
Bagimana membuat model bisnis sms lelang produk
pertanian menggunakan layanan SMS yang dapat
dipercaya di Indonesia.
3.
Bagimana membuat model bisnis SMS lelang produk
pertanian yang dapat diterima oleh petani dan pembeli
produk pertanian di Indonesia dan benar-benar dapat
diimplementasikan di Indonesia.
II. LANDASAN TEORI
A. Penelitian Sebelumnya
Penelitian serupa sebelumnya yang pernah dilakukan di
Jurusan Sistem Informasi ITS yaitu mengenai PENERAPAN
TEKNOLOGI WEB MOBILE UNTUK SISTEM
INFORMASI PEMASARAN AGRIBISNIS DI JAWA
TIMUR yang diterbitkan pada bulan juli 2011[6]. Penelitian
tersebut merancang bangun sebuah sistem SMS gateway hasil
pertanian yang bertujuan agar pengguna dapat mendapatkan
informasi mengenai hal-hal yang diperlukan terkait dengan
pemasaran produk pertanian. Penelitian kali ini bertujuan
untuk merancang model bisnis SMS lelang produk pertanian.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-4

B. Technology Acceptance Model


Technology Acceptance Model (TAM)[1] adalah sebuah
teori yang menjelaskan faktor-faktor pengguna dalam
menerima sebuah teknologi informasi. TAM pertama kali
diperkenalkan oleh Fred Davis (1989) yang diadopsi dari teori
sebelumnya yaitu TRA (Theory of Reasoned Action) yang
dikembangkan oleh Fishbe dan Ajzen (1975).
Model TAM memiliki beberapa variabel yang
mempengaruhi pengguna dalam menerima sebuah teknologi
informasi. Seperti pada gambar 1 berikut:

B. Melakukan Tinjauan Pustaka


Sistem yang akan dibangun mengadopsi dari sistem yang
telah berjalan. Tahapan ini mengivestigasi praktek-praktek
terbaik sistem lelang online dan sistem sms lelang yang telah
berjalan di Indonesia maupun di seluruh dunia. Hasil dari bab
ini digunakan sebagai dasar dalam merancang sistem SMS
lelang produk pertanian. Sistem lelang yang ditinjau meliputi:
eBay, bid and win, AgroMaret. Sistem pembayaran yang
ditinjau meliputi PayPal, Rekening Bersama, Like to Pay.
Sistem distribusi barang yang ditinjau meliputi: Cara
Tradisional, PT Pos Logistik Indonesia, JNE/TIKI. Sistem
Penyelesaian Sengketa yang ditinjau meliputi: eBay dan
PayPal. Sistem Pendukung kredibilitas Peserta yang ditinjau
meliputi: eBay dan AgroMaret.

Gambar 1. Model Technology Acceptance Model (TAM)

C. Perancangan Model Bisnis


Sistem lelang produk pertanian produk pertanian ini akan
memanfaatkan teknologi yang relatif mudah digunakan oleh
petani, yakni SMS. Sistem lelang ini akan diberi nama SMS
AGRO LELANG. SMS AGRO LELANG (SAL) membantu
proses penjualan hasil pertanian. Tujuan dari sistem ini adalah
untuk memberikan kemudahan bagi seluruh petani di
Indonesia agar mendapat keuntungan yang lebih besar
dibanding menjual hasil pertaniannya kepada tengkulak atau
pengepul. Keberadaan sistem AGRO LELANG ini diharapkan
juga bisa meningkatkan pendapatan dari petani karena dapat
menjual produk hasil pertaniannya langsung kepada pembeli.
Sistem AGRO LELANG memiliki beberapa alur proses
bisnis yang dirancang, yaitu:
1. Sistem pendaftaran peserta lelang, meliputi:
a. Alur proses pendaftaran penjual (Petani)
b. Alur proses pendaftaran Pembeli
2. Sistem Proses SMS lelang, meliputi :
a. Alur Proses Bisnis Lelang
b. Alur Proses Bisnis jual langsung
3. Sistem Pembayaran dan pengiriman meliputi:
a. Langsung bayar di tempat (Cash on Delivery)
b. Jasa Ekspedisi maupun Sistem
4. Sistem penyelesaian sengketa
a. Sengketa Pembeli : Barang belum diterima
b. Pembeli Pembeli : Barang tidak sesuai
c. Sengketa Penjual : Pembeli tidak mau membayar
d. Sengketa Penjual : Barang tidak jadi di jual
5. Sistem pendukung kredibilitas peserta

TAM menjelaskan bahwa teknologi, khususnya teknologi


informasi, akan digunakan apabila ada sebuah faktor yang
mempengaruhinya, yaitu variabel:
1. Intention to use (Niat untuk menggunakan sebuah
teknologi)
2. Attitude toward using (nilai sikap terhadap sebuh
teknologi)
3. Perceived usefulness (nilai kemanfaatan yang diperoleh
dari sebuah teknologi)
4. Perceived ease of use (kemudahan dalam menggunakan
sebuah teknologi)
Selain itu faktor penerimaan sebuah teknologi juga
dipengaruhi oleh variabel-variabel eksternal lain. Namun
menurut teori TAM, variabel eksternal tersebut pada dasarnya
akan kembali kepada dua faktor. Yaitu faktor kemudahan dan
faktor kemanfaatan.
III. METODE
A. Metode Penelitian
Metodologi atau tahapan pengerjaan merupakan hal yang
sangat diperlukan dalam melakukan suatu penelitian, hal ini
berlaku juga dalam pengerjaan tugas akhir. Metodologi
diperlukan sebagai kerangka dan panduan proses pengerjaan
tugas akhir, sehingga rangkaian pengerjaan tugas akhir dapat
dilakukan secara terarah, teratur, dan sistematis. Metodologi
pelaksanaan tugas akhir ini dibagi menjadi lima proses utama
seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.

D. Uji Penerimaan Target Pengguna


Untuk mengukur seberapa jauh rancangan model
bisnis SMS lelang produk pertanian dapat dierima oleh target
pengguna, penelitian ini mengukur dengan variabel-variabel
model TAM (Technology Acceptance Model) yang meliputi:
variabel Kemudahan penggunaan(Perceived ease of use),
Kemanfaatan (Perceived usefuness), Nilai Sikap terhadap
sistem (Attitude toward using), dan Niat untuk menggunakan
Sistem (Intention to use)[2].
Gambar. 2. Flowchart pelaksanaan tugas akhir

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-4

loading < 0,40, maka indikator tersebut harus dikeluarkan atau


dibuang.

PU
ATU

ITU

PEOU
Gambar. 2. Model TAM (Technology Acceptance Model)

Teori sampling kuota digunakan untuk menguji


sistem. Responden berjumlah 30 orang diantaranya adalah 16
orang petani (meliputi pelaku petani, keluarga petani dan
petani pengusaha) dan 14 orang pembeli(Pemilik toko, rumah
tangga, mahasiswa, guru dan pengusaha batubara). Quesioner
yang dirancang mengacu pada model TAM yang
menggunakan skala likert 1 hingga 7 yang disarankan oleh
Ajzen dan Fishbein(1980)[3].
Metode pengumpulan data quesioner dengan
menjelaskan sistem SMS Agro Lelang per sub sistem dengan
bagan yang mudah dibaca oleh orang awam sekalipun.
IV. HASIL UJI PENERIMAAN TARGET PENGGUNA
A. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah sebuah pengujian untuk
mengukur konsistensi dari responden[4]. Suatu kuesioner
dikatakan reliabilitas bila jawaban responden konsisten dari
waktu ke waktu. Dan memberikan nilai cronbachs alpha >
0.6, semakin tinggi nilai cronbachs alpha maka semakin
tinggi pula reliabilitas suatu jawaban responden
Dari semua hasil analisa, nilai Cronbach Alpha
menunjukkan angka diatas 0,6. Artinya data kuesioner tersebut
reliabel.
Tabel 1.
Nilai Cronbachs Alpha untuk Uji Reliabilitas
Variabel

Cronbachs Alpha

Semua
0,753
PEOU
0,865
PU
0,713
ATU
0,821
ITU
0,931
Nilai Cronbachs Alpha di atas 0,6 artinya lolos uji reliabilitas

B. Uji Validitas
Validitas ialah alat untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuesioner . Suatu kuesioner dikatakan valid
bila, jawaban responden merepresentasikan apa yang
ditanyakan oleh soal kuesioner dan memiliki nilai KaiserMeiyer-Oikin Measore of Sampling adequacy (KMO MSA) >
0.5.
Dari semua uji Validitas(semua variabel maupun tiap
variabel) menunjukan Nilai KMO > 0,5 dan pada tabel
Rotated Component Matrix, Setiap indikator kuesioner
menunjukkan nilai >0,40 di salah satu komponen dan
mengelompok di satu kelompok (kelompok 1 atau 2) maka
menunjukkan bahwa pertanyaan-pertanyaan dalam suatu
variabel adalah valid. Jika terdapat indikator yang tidak
mengelompok pada salah satu kelompok, dan memiliki factor

C. Rata-Rata Variabel TAM


Seperti yang ditunjukan dari tabel 2, dari skala 1
hingga 7 nilai rata-rata di tiap variabel menunjukkan angka
lebih dari sama dengan 4,5. Dalam kuesioner yang telah
dirancang, nilai 4 adalah nilai tengah skala 1 hingga 7.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa model bisnis yang telah
dibangun relatif dapat diterima oleh target pengguna sistem.
Tabel 2.
Nilai Rata-rata Semua Variabel
Variabel

Nilai rata-rata

PEOU
PU
ATU
ITU

4,5
4.86
4,96
4,71

D. Uji Regresi model-model TAM


Berdasarkan Duncan (1975) dan Land (1973)[5]
Analisa menggunakan Uji Regresi dilakukan untuk
mengetahui hubungan antara variabel dari model. Quesioner
di kelompokkan sesuai dengan variabel yang sesuai lalu
dilakukan pembobotan.
Tabel 3.
Uji Regresi Model TAM
Variabel
Dependen
PU
ATU
ITU
ITU

Variabel
Independen
PEOU
PEOU
PU
ATU
ATU
PU

0,706
0,326
0,491
0,256
0,511
0,686

Signifikansi
0,000
0,077
0,010
0,071
0,013
0,196

Keterangan:
Sig p>0,05 Tidak Signifikan
Sig p < 0,05 Signifikansi lemah (*)
Sig p < 0,01signifikansi menengah (**)
Sig p < 0,001 signifikansi kuat (***)

Tabel 3 menyajikan hasil uji regresi model TAM,


Nilai yang ditampilkan meliputi Kuatnya pengaruh () dan
Signifikansi pengaruh antara variabel. Faktor kemanfaatan
(PU) menunjukkan dampak yang sangat kuat dengan tingkat
signifikasi menengah, terhadap sikap kepada sistem (ATU).
Hal ini bisa jadi karena calon pengguna lebih memperhatikan
nilai kemanfaatan yang didapat (keuntungan yang diperoleh
dari sistem) daripada kemudahan yang diperoleh sistem
(PEOU) yang memiliki efek kuat namun tidak signifikan.
Selain itu, bisa jadi calon pengguna memiliki persepsi bahwa
semakin mudah sebuah sistem, maka resiko yang diperoleh
juga akan semakin besar.
Nilai Sikap (ATU) calon pengguna terhadap sistem
menunjukan dampak yang kuat dengan tingkat signifikan
rendah terhadap niat menggunakan sistem (ITU). Semakin
baik sikap/ respon calon pengguna, maka niat untuk
menggunakan sistem juga akan semakian besar.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-4


Nilai kemudahan dalam menggunakan sistem
(PEOU) memiliki dampak yang sangat besar dan signifikan
terhadap kemanfaatan (PU).
Nilai kemanfaatan (PU) memilki efek yang kecil dan
tidak signifikan terhadap niat menggunakan sistem (ITU).
Bisa jadi ada sebuah faktor lain yang mempengaruhi calon
pengguna untuk mempertimbangkan penggunaan sistem
disamping manfaat yang akan didapat. Seperti faktor
keamanan dan resiko yang tidak dapat ditangkap dari uji
penerimaan target pengguna
E. Uji Regresi bebas variabel TAM
Uji regresi sebelumnya telah menguji variabel TAM
menurut model TAM. Pengujian ini, melakukan pengujian
bebas terhadap variabel TAM dengan menggunakan model
baru. Yaitu menganalisa variabel kemanfaaatan, kemudahan,
nilai sikap terhadap niat untuk menggunakan sistem. Model
digambarkan seperti pada gambar 3. Dari analisa tersebut,
Sikap (ATU) calon pengguna terhadap sistem menunjukan
dampak yang kuat terhadap niat menggunakan sistem (ITU)
dibandingkan dengan variabel lain (PU dan PEOU). Semakin
baik sikap/ respon
calon pengguna, maka niat untuk
menggunakan sistem juga akan semakin besar.

4
Dwi Susanto selaku pembimbing yang telah membimbing
penulis untuk menyelesaikan penelitian ini. Tidak lupa pula
berbagai pihak yang telah bersedia menjadi responden survey
penelitian ini. Terima kasih atas segala bantuan, dukungan,
serta doanya. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan
barokahnya
DAFTAR PUSTAKA
[1]

[2]

[3]

[4]

[5]

PU
[6]

ITU

ATU
PEOU

Gambar. 3. Model bebas menggunakan variabel TAM


Tabel 6.1 Hasil Uji Regresi Model Bebas variabel TAM
Variabel Dependen
Variabel

Sig
Independen
ITU
PU
0,090
0,663
PEOU
0,361
0,071
ATU
0,388
0,058

V. KESIMPULAN/RINGKASAN
Penelitian ini telah berhasil merancang model bisnis
SMS lelang untuk diimplementasikan di Indonesia. Hasil
Pengujian penerimaan target pengguna menunjukan bahwa
target pengguna menerima rancangan model binis dengan
level penerimaan diatas 4,5. Selanjutnya rancangan model
bisnis ini siap untuk diimplementasikan dalam bentuk rancang
bangun software maupun manajemen layanan.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis F.M.A. mengucapkan terima kasih kepada Jurusan
Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya yang memberi
fasilitas dan ilmu pengetahuan untuk menyelesaikan
penelitian, Bapak Bekti Cahyo Hidayanto dan Bapak Tony

Davis, Fred D, User Acceptance of Information Technology:


system characteristics, user perception and behavioral impacts.
Academic press limited. University of Michigan, Business School.
Pp. 475-487, 1991.
Venkatesh, Viswanath and Davis Fred. 2000, A Theoritical
Extension of the technology Acceptance Model: Four
Longitudinal Field Studies. Informs. Vol 46, No 2, February
2000 pp 186-204
Wibowo, Arif. Kajian tentang perilaku pengguna sistem
Informasi dengan pendekatan Technology Acceptance
Model(TAM).
<URL
:
http://peneliti.budiluhur.ac.id/wpcontent/uploads/2008/02/arif+wibowo.pdf>
Wijayanti, Ratih. Analisis Technology Acceptance model (TAM)
terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan
nasabah terhadap layanan internet banking (studi empiris
terhadap perilaku nasabah bank di depok). <URL:
http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/economy/200
9/Artikel_20205981.pdf>
Pittalis, Marios and Christou, Constantinos. Extending the
Technology Acceptance Model to Access Secondary School
teacher intention to use cabri in geometry teaching. <URL:
http://www.cerme7.univ.rzeszow.pl/WG/15a/CERME7-WG15APaper27_Pittalis.pdf>
Atmajaya, Dimas Rendi. 2011. Penerapan Teknologi Web
Mobile Untuk Sistem Informasi Pemasaran Agribisnis Di Jawa
Timur. Jurusan Sistem Informasi Institut Teknologi Sepuluh
Nopember Surabaya.

También podría gustarte